hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan …eprints.unram.ac.id/620/1/skripsi.pdf · 9. bapak/...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS IV DI SDN GUGUS IV PERAMPUAN KECAMATAN LABUAPI
LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi
Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Oleh :
Ni Ketut Sri Shanti Dewi
NIM. E1E213133
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. NAMA : NI KETUT SRI SHANTI DEWI
2. NIM : E1E213133
3. Alamat : Jl. Kelapa Tiga No. 12, Gerisak Kekalik Jaya
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Hubungan
antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN
Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017” adalah asli dan bukan plagiat.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila kelak di kemudian hari pernyataan ini terbukti tidak benar, saya bersedia
diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan menerima segala
konsekwensinya termasuk pencabutan gelar sebagai sarjana pendidikan.
Mataram, Juli 2017
Yang membuat pernyataan
NI KT SRI SHANTI D
NIM. E1E213133
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Tidak ada biografi orang sukses yang tipis, bersemangatlah”
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Kedua orang tuaku tercinta (I Nengah Sudarka, S.Pd dan Ni Ketut Ariani)
Kakakku tersayang (I Made Bagus Armika Jaya)
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah memberikan karunianya kepada penulis sehingga skripsi
dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Kecamatan Labuapi Lombok
Barat Tahun Pelajaran 2016/2017” dapat terselesaikan.
Penulisan skripsi ini adalah sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan studi S1 PGSD pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Mataram, yang tidak mungkin terselesaikan tanpa
ada bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini.
Skripsi ini terdiri dari lima BAB, yang dimana BAB I sampai BAB
III merupakan proposal penelitian yang dirancang untuk melakukan
sebuah penelitian, sedangkan BAB IV sampai BAB V merupakan
pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
BAB I merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional variabel. BAB II merupakan kajian
teori yang berisi tentang deskriptor teori tentang Variabel X (Tingkat
Pendidikan Ibu) dan Variabel Y (Prestasi Belajar). BAB III merupakan
bagian dari Metode Penelitian yang terdiri dari rancangan penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrument pengumpulan
vii
data, dan teknik analisis data. BAB IV merupakan pembahasan hasil
penelitian yang terdiri dari hasil uji analisis data dan pembahasan dari hasil
analisis data penelitian. BAB V merupakan bagian penutup dari skripsi ini,
terdapat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk penelitian yang
lebih baik kedepannya.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan bagi pembaca.
Mataram, Juli 2017
Penyusun
NI KT SRI SHANTI D
NIM. E1E213133
viii
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Dr. H. Wildan, M.Pd Dekan FKIP Universitas Mataram yang telah
memberikan kemudahan dalam mengurus administrasi penulisan skripsi
ini.
2. Ida Ermiana, M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) yang selalu mendukung dan memudahkan mahasiswa untuk
urusan Administrasi.
3. Mohammad Irawan Zain, M.Pd Pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Nurul Hikmah, S.Pd., M.Sc Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Darmiany, M.Pd Dosen Penguji yang telah bersedia menyempurnakan
penyusunan skripsi ini.
6. Drs. L. M. Tauhid, M.Pd Dosen Statistik yang telah bersedia memberikan
bimbingan dalam menyempurnakan penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Staf dan Dosen Pengajar pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) yang telah banyak memberikan ilmu kepada
peneliti.
8. Kepala Sekolah di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi
Lombok Barat (SDN 1 Kuranji, SDN 2 Kuranji, SDN 1 Perampuan, SDN
2 Perampuan, SDN 1 Karang Bongkot, SDN 2 Karang Bongkot, dan SDN
ix
3 Karang Bongkot) yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian.
9. Bapak/ Ibu guru wali kelas IV di di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan
Labuapi Lombok Barat (SDN 1 Kuranji, SDN 2 Kuranji, SDN 1
Perampuan, SDN 2 Perampuan, SDN 1 Karang Bongkot, SDN 2 Karang
Bongkot, dan SDN 3 Karang Bongkot) yang telah memberikan izin serta
bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.
10. Kepala Sekolah dan seluruh guru-guru SDN 11 Ampenan Lokasi PPL
yang selalu memberi doa dan dukungan.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan (Naniq, Wati, Rina, Rety, dhea, Hana, Yuni,
Astri, Nana, Dian, Fani, Tari, Indah, Dewi) yang selalu memberi semangat
untuk bersama-bersama mengejar gelar sarjana.
12. I Gusti Ngurah Bagus Wirayuda yang selalu menemani dan memberi
semangat untuk mengejar gelar sarjana.
13. Dayu Santi yang telah membantu dalam mengolah data penelitian.
14. Kepada keluarga besar yang selalu mendoakan kelancaran skripsi ini.
15. Teman-teman PPL (Dian, Rosma, Zainal, Via, Tika) yang selalu
mendukung untuk terselesaikannya skripsi ini.
16. Kepada sahabat-sahabatku PGSD C Sore angkatan 2013 yang selalu
memberikan dukungan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI ......... ii
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI. .......... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii
ABSTRAK ............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
C. Batasan Masalah............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
G. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori .............................................................................. 9
1) Prestasi Belajar ........................................................................ 9
2) Tingkat Pendidikan Ibu ......................................................... 18
xi
3) Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi
Belajar ................................................................................... 24
B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 26
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 27
D. Hpotesis Penelitian ..................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................. 29
B. Populasi dan Sampel .................................................................. 31
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33
D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 35
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 39
1. Hasil Pengumpulan data .......................................................... 39
1) Tingkat Pendidikan Ibu ...................................................... 39
2) Prestasi Belajar ................................................................. 40
2. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 41
3. Pembahasan ................................................................................ 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 51
B. Saran ........................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 54
LAMPIRAN ........................................................................................... 56
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel................................................... 33
Tabel 4.1 Data Uji Hipotesis ................................................................... 42
Tabel 4.2 Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 42
Tabel 4.3 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan SPSS ................................. 44
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Sekolah Dasar Negeri Gugus IV Perampuan .............. 57
Lampiran 2 Jumlah Populasi Siswa Kelas IV ......................................... 61
Lampiran 3 Menghitung Sampel Siswa Kelas IV ................................... 62
Lampiran 4 Jumlah Sampel Siswa Kelas IV ........................................... 65
Lampiran 5 Jumlah Populasi Tingkat Pendidikan Ibu ........................... 66
Lampiran 6 Menghitung Sampel Tingkat Pendidikan Ibu ..................... 67
Lampiran 7 Jumlah Sampel Tingkat Pendidikan Ibu .............................. 73
Lampiran 8 Data Nilai Ulangan Harian Siswa ........................................ 74
Lampiran 9 Data Penelitian ..................................................................... 75
Lampiran 10 Tabel Data Penelitian ........................................................ 79
Lampiran 11 Tabel Hasil Hitung Manual .............................................. 80
Lampiran 12 Output Hasil Hitung SPSS ................................................ 82
Lampiran 13 Angket Pengumpulan Data ............................................... 84
Lampiran 14 Pedoman Wawancara ........................................................ 85
Lampiran 15 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat .......................................... 91
Lampiran 16 Dokumentasi Wawancara ................................................. 92
Lampiran 17 Surat Keterangan Observasi ............................................. 95
Lampiran 18 Surat Izin Penelitian ........................................................ 102
Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian ........................................... 103
Lampiran 20 Kartu Konsul .................................................................. 111
xiv
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN GUGUS IV
KECAMATAN LABUAPI LOMBOK BARAT TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Ni Ketut Sri Shanti Dewi
NIM. E1E213133
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pendidikan
Ibu Siswa, Gambaran Prestasi Belajar Siswa, dan Korelasi antara Tingkat
Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV
Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian
ini didasari dari permasalahan bahwa diduga tingkat pendidikan ibu
berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Metode dalam penelitian ini
adalah deskriptif korelatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150
orang yang diambil secara random sampling pada siswa kelas IV di SDN
Gugus IV Kecamatan Labuapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
rata tingkat pendidikan ibu siswa adalah sekolah dasar 44% (paling
banyak), diantaranya 18,7% tidak sekolah, 14% memiliki tingkat
pendidikan SMP, 14,6% memiliki tingkat pendidikan SMA, dan 8,7%
memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi. Sedangkan nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 43,33% (cukup baik), diantaranya 8,6%
memiliki prestasi belajar kurang baik, 46,7% memiliki prestasi belajar
cukup baik, 40,7% memiliki prestasi belajar baik, dan 4% memiliki
prestasi belajar sangat baik. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar siswa yang
ditunjukkan oleh koefisien korelasi >
yaitu 46,68 >
21,026. Jadi tingkat pendidikan ibu dan prestasi belajar siswa berkorelasi
secara positif dan signifikan.
Kata Kunci: Tingkat Pendidikan Ibu, Prestasi Belajar Siswa.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi
pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan
jasmani (pancaindera serta keterampilan-keterampilan). Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab.
Meningkat maupun berkembangnya potensi peserta didik dapat dilihat
melalui prestasi.
Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang
meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes atau
instrument yang relevan. Hasil dari tes dapat memperlihatkan tinggi
rendahnya prestasi belajar siswa (Hamdani, 2011 : 138-139). Prestasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor eksternal
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
2
masyarakat (Hamdani, 2011 : 141). Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan
tentang tri pusat pendidikan meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat
yang mempunyai pengaruh dan tanggung jawab yang sama dalam
pendidikan meskipun masing-masing mempunyai peran sendiri-sendiri
(Surya, 2007 : 1.26).
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal,
yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang
bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik
(Hasbullah, 1999 : 33). Hal tersebut menjadikan keluarga sebagai penentu
keberhasilan belajar anak dan memberikan sumbangsih yang besar
terhadap fondasi awal anak dalam menjalani pendidikan. Dalam keluarga
ayah dan ibu memiliki kedudukan yang sama, kedudukannya adalah sama-
sama sebagai orang tua. Akan tetapi peran ibu sebagai lambang kasih
sayang membuat anak lebih dekat kepada ibu, dibandingkan kepada ayah
yang memiliki peran sebagai sumber kekuasaan dan hakim (Abdullah,
2011 : 194). Ibu adalah lingkungan pertama tempat anak bersosialisasi dari
anak lahir hingga dewasa menjadikan ibu sebagai sumber pendidikan bagi
anak-anaknya.
Setiap orang membutuhkan ilmu sebagai bekal untuk menjalankan
setiap kegiatannya. Dengan ilmu yang dimiliki seorang ibu dan kebiasaan
meniru pada anak, ibu akan mampu menjadi tauladan baik, memberi
wacana berperilaku, budi pekerti, dan adat kebiasaan sehari-hari yang baik
3
dalam kehidupan anak. Melalui pribadi anak yang terbina dan terdidik, ibu
mampu menciptakan anak menjadi pribadi yang berhasil dalam
memperoleh prestasi belajar di sekolah.
Seorang ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan
menyadari pentingnya pendidikan, sehingga akan lebih memperhatikan
pendidikan anaknya. Sedangkan seorang ibu yang telah merasa sukses
dengan hasil yang dicapainya tanpa bekal ilmu yang diperoleh melalui
pendidikan, akan cenderung mengabaikan pendidikan bagi anaknya karena
kurang menyadari pentingnya pendidikan. Sehingga perbedaan tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing ibu siswa berpengaruh pada
perolehan prestasi belajar oleh masing-masing siswa.
Seorang ibu perlu mengenyam pendidikan yang tinggi. Hal ini
dikarenakan bahwa pendidikan itu merupakan hak dasar setiap manusia.
Seorang ibu bagi keluarga merupakan madrasah pertama bagi anak-
anaknya. Seorang ibu dengan memiliki pengetahuan yang luas, tingkat
pendidikan bagus, dan keshalehan yang tinggi tentu akan berbeda cara
memberikan pendidikan kepada anak dibandingkan dengan seorang
perempuan lain yang tidak mengenyam pendidikan. Sehingga pendidikan
wajib diperoleh setiap wanita yang akan menjadi ibu dalam kehidupan
keluarganya (Azis, 2015 : 39).
Namun kini salah satu kesalah pahaman dari para orang tua dalam
dunia pendidikan sekarang ini adalah adanya anggapan bahwa hanya
sekolah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya,
4
sehingga orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya kepada
guru di sekolah (Hasbullah, 1999 : 21). Banyak ibu yang cenderung
beranggapan bahwa prestasi anaknya di tingkat sekolah dasar tidak terlalu
penting, sehingga ibu jarang memperhatikan bahkan membimbing anak-
anaknya untuk belajar di rumah. Padahal dalam kenyataannya materi dasar
yang dipelajari ketika sekolah dasar akan tetap memberikan sumbangsih
yang besar terhadap materi-materi lanjutan pada tingkatan SMP, SMA,
dan perguruan tinggi.
Melalui observasi pada tanggal 13 Desember 2016 di SDN gugus
IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat peneliti mendapatkan
data latar belakang pendidikan ibu siswa sebagai berikut ; tidak sekolah
sebanyak 18,5%, SD sebanyak 46,3%, SMP sebanyak 14,5%, SMA
sebanyak 14,5%, dan sebanyak 6,2% yang memiliki tingkat pendidikan
akhir perguruan tinggi. Dari data tersebut terlihat bahwa pendidikan akhir
ibu yang terbanyak adalah pada tingkat sekolah dasar yaitu sebesar 46,3%,
sedangkan tingkat pendidikan akhir ibu yang paling sedikit adalah pada
tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu sebesar 6,2%. Kemudian melalui
obesrvasi pada tanggal 27 April 2017 di SDN gugus IV Perampuan
Kecamatan Labuapi Lombok Barat peneliti melihat sebagian besar murid-
murid asik bermain ketika guru sedang mengajar di depan kelas, begitu
pula pada saat jam istirahat sebagian besar murid-murid terlihat hanya asik
bermain tidak ada terjadi diskusi antar siswa membahas tentang pelajaran.
Hal ini juga diperkuat dengan data yang peneliti peroleh yaitu sebanyak
5
37,4% siswa memiliki prestasi yang rendah dan mendapat nilai dibawah
KKM 70.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk
mencari hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar
siswa, dan mengadakan penelitian yang berjudul, “Hubungan antara
Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN
Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat
diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut “Adanya perbedaan tingkat
pendidikan ibu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa”.
C. Batasan Masalah
Agar pelaksanaan penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup
penelitian ini perlu ditegaskan. Sesuai dengan judul yang penulis angkat,
maka batasan masalah pada penelitian ini adalah tentang tingkat
pendidikan ibu dan prestasi belajar siswa. Tingkat pendidikan ibu yang
dimaksud adalah tidak sekolah, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
Sedangkan prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah prestasi
belajar yang berhasil dicapai siswa selama belajar di sekolah ketika duduk
di kelas IV semester gasal pada mata pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, dan IPS. Nilai pada lima mata pelajaran tersebut akan
diakumulasikan dan dicari rata-ratanya.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV
Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017?
2. Bagaimana Tingkat Pendidikan Ibu Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV
Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017?
3. Bagaimana Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan
Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalahan yang ada diatas dapat dirumuskan
tujuan penelitian adalah untuk mengetahui :
1. Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan
Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017
2. Tingkat Pendidikan Ibu Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan
Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017
3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi
Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017
7
F. Manfaat Penelitian
Informasi yang diperoleh dari kajian ini diharapkan bermanfaat
baik secara teoritis maupun praktis diantaranya :
1. Teoritis
a) Pengembangan Konsep Keilmuan
Artinya penelitian ini dapat menemukan konsep adanya hubungan
yang signifikan atau tidak antara tingkat pendidikan ibu dengan
prestasi belajar.
b) Penerapan Metodologi
Artinya penelitian ini dapat mengarah pada pengembangan konsep
analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
2. Praktis
a) Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau bahan pembanding
bagi penelitian berikutnya.
b) Memberikan informasi tentang hubungan antara tingkat pendidikan
ibu dengan prestasi belajar siswa.
G. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi.
Variabel penelitian juga merupakan sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal terbukti kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam
penelitian ini ada dua, yaitu Variabel bebas (x) yaitu tingkat pendidikan
ibu dan Variabel terikat (y) yaitu prestasi belajar siswa.
8
1. Tingkat pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan menurut jenjang
pendidikan yang telah ditempuh, melalui pendidikan formal di sekolah
berjenjang dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling
tinggi yaitu dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Tingkat
Pendidikan Ibu yang peneliti teliti meliputi Tidak Sekolah, SD, SMP,
SMA dan Perguruan Tinggi.
2. Prestasi belajar adalah prestasi yang berhasil dicapai siswa kelas IV
pada semester gasal tahun 2016 yang telah terkaper pada rapot siswa,
data yang peneliti gunakan yaitu nilai rapot siswa pada mata pelajaran
PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Nilai tersebut
akan diakumulasikan dan dicari rata-ratanya dari masing-masing rapot
siswa kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi
Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.
Dari kedua variabel tersebut kemudian dicari ada tidaknya
hubungan antara variabel X dan Y.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu
kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan
ketrampilan (Gagne, 1985 : 40). Prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya (Winkel,
1996 : 162).
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari
pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur
dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang relevan.
Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha
belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat
yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada
periode tertentu.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya
prestasi belajar siswa (Hamdani, 2011 : 138-139).
10
Kemampuan berprestasi merupakan sesuatu puncak proses
belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar.
Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-
tugas belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui
bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik,
karena kemampuan berprestasi itu dipengaruhi oleh beberapa
aspek, antara lain :
1. Penerimaan, dalam proses penerimaan ini bagaimana siswa-
siswa itu bisa menerima atau menyerap materi-materi pelajaran
yang diberikan oleh guru.
2. Pengaktifan, dalam proses belajar mengajar biasanya
kemampuan dari masing-masing siswa itu berbeda-beda,
sehingga tidak semuanya siswa tersebut bisa aktif dalam proses
belajar mengajar, dalam proses pengaktifan itu sudah bisa
terlihat apakah siswa itu berprestasi atau tidak.
3. Pra pengolahan, disini sebelum guru itu memberikan materi,
mereka sudah bisa memikirkan apakah materi tersebut bisa
diterima atau diolah pemikiran peserta didik atau tidak.
4. Pengolahan, dalam proses ini sudah terlihat siswa itu bisa atau
tidak dalam menerima atau mengolah materi-materi yang
disampaikan, hal ini bisa dibuktikan dengan cara evaluasi yang
akhirnya nanti akan terlihat pada prestasi peserta didik.
11
5. Penyimpulan, proses penyimpulan inilah kita bisa mengatakan
mana siswa yang berprestasi dan mana yang tidak berprestasi.
Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung bermacam-
macam faktor. Adapun faktor-faktor itu digolongkan menjadi dua
bagian, yaitu faktor dari dalam (Intern) dan faktor dari luar
(ekstern) (Hamdani, 2011 : 139-144).
1. Faktor internal
Faktor intern adalah faktor yang yang berasal dari siswa.
Faktor ini antara lain sebagai berikut. :
a) Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang
dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi-
rendahnya intelengensi yang normal selalu menunjukan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Adakalanya perkembangan ini ditandai dengan kemajuan-
kemajuan yang berbeda antara satu anak dan anak yang lainnya
sehingga pada anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat
kecerdasan lebih tinggi daripada dengan kawan sebayanya. Oleh
karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal
yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dari pendapat diatas, jelaslah bahwa intelegensi yang
baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat
12
penting bagi anak dalam usaha belajar. Intelegensi pada
umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk
merekasi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan
hanya persoalan kualitas otak, melainkan juga kualitas organ-
organ tubuh lainnya.
Tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang
siswa, maka semakin tinggi juga peluang untuk memperoleh
prestasi yang tinggi.
b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya
sagat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.
Uzer dan Lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu
pancaindra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya
seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan
yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa
kelainan tingkah laku.
c) Sikap
Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi
terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak
suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi
oleh faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan.
13
Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif
(menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya. Sikap
positif ini akan menggerakkannya untuk belajar. Adapun
siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada sesama siswa
atau gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar.
d) Minat
Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat
sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya
dengan perasaan, terutama perasaan senang, dapat dikatakan
minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu.
Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap
pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa
akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban. Minat
memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar atau kegiatan.
Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan
belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam
menerima pelajaran di sekolahnya, siswa diharapkan dapat
mmengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.
Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan
salah satu faktor yang dapat memengaruhi hasil belajarnya.
Apabila seseorang mempunnyai minat yang tinggi terhadap
14
sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa
yang diinginkannya dapat tercapai.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti yang
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu
sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat
ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat memengaruhi
tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi
tertentu. Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan,
bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil
akan prestasi yang baik.
f) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
sesorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat
menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga
semakin besar kesuksesan belajarnya.
Kuatnya motivasi belajar turut memengaruhi
keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu
diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan
15
cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan
harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting
karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong
keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai
motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula, dalam kegiatan
belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika
mempunyai motivasi untuk belajar.
Dengan adanya dorongan dalam diri siswa, akan
timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran
untuk membangkitkan motivasi kepada mereka supaya dapat
melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan
belajar secara aktif.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu
lingkungan sisoal dan lingkungan nonsosial.
Lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf
administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa,
alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam
lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal dan
waktu belajar.
a) Keadaan keluarga
16
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
Sebagaimana yang dijelaskan Slameto, bahwa keluarga
adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga
yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi
bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu penddikan
bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam belajar.
Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar
secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan
pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari
bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah
merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan
informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama
yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam
usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerja sama yang
perlu ditingkatkan, ketika orang tua harus menaruh perhatian
yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian
orang tua dapat memberikan motivasi sehingga anak dapat
belajar dengan tekun. Hal ini karena anak memerlukan
waktu, tempat, dan keadaan yang baik untuk belajar.
17
b) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik
dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan
sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru
dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil
belajarnya.
c) Lingkungan masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan
alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan
pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan
lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.
Dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian
anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan
selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan
lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa
bertempat tinggal disuatu lingkungan temannya yang rajin
belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa
pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar
sebagaimana temannya.
18
Menetapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa
berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar. Ada beberapa
alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar, yaitu (Hamdani, 2011 : 146) :
a. Norma skala angka dari 0 – 10;
b. Norma skala angka dari 0 – 100.
Angka terendah menyatakan kelulusan atau keberhasilan
belajar (passing grade) skala 0 – 10 adalah 5,5 sedangkan untuk
skala 0 – 100 adalah 55 atau 60. Pada prinsipnya, jika seorang
siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat
menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi dengan benar, ia
dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa
dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang
diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang
sesuai dengan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapot setiap
bidang studi setelah mengalamai proses belajar mengajar.
2. Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan atau jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang akan
19
dikembangkan (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 Ayat (8)). Dalam
Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yakni disebutkan mengenai jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Pada pasal 14 jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah (Pasal 17 Ayat (1)).
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau
bentuk lain yang sederajat (Pasal 17 Ayat (2)).
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar
(Pasal 18 Ayat (1)). Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan (Pasal 18 Ayat
(2)). Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang
sederajat (Pasal 18 Ayat (3)).
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesiallis, dan doktor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi (Pasal 19 Ayat (1)). Pendidikan tinggi
20
diselenggarakan dengan sistem terbuka (Pasal 19 Ayat (2)) (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003).
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat
informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga
pendidikan yang bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh
dan berkembang dengan baik (Hasbullah, 1999 : 33):
1. Fungsi pendidikan keluarga :
a. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak.
b. Menjamin kehidupan emosional anak.
c. Menanamkan dasar pendidikan moral.
d. Memberikan dasar pendidikan sosial.
e. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2. Aspek keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak (Surya,
2007 : 6.10):
a. Jumlah anak dalam keluarga
Jumlah anak dalam keluarga ditemukan oleh para pakar
punya pengaruh dalam perkembangan anak. Salah satu
penelitian menunjukkan bahwa jumlah anak berpengaruh pada
pencapaian akademik. Makin besar jumlah anak dalam satu
keluarga, makin rendah pencapaian akademik dari anak-anak
tersebut. Hal ini dapat kita pahami karena dengan jumlah anak
yang besar, perhatian orang tua harus terbagi.
21
b. Nomor kelahiran
Anak pertama dalam keluarga menunjukkan
perkembangan kemampuan akademik dan fisik, sebagaimana
yang ditemukan oleh Belmont dan Marolla. Namun demikian,
ada juga yang menemukan bahwa urutan kelahiran tidak punya
pengaruh dalam perkembangan anak.
c. Perubahan struktur keluarga
Perubahan struktur keluarga, misalnya adanya
perceraian, adanya bapak/ibu tiri juga dapat mempengaruhi
perkembangan anak. hal ini dapat kita pahami karena perubahan
keluarga, lebih-lebih yang berupa perceraian akan
mengakibatkan munculnya masalah dalam keluarga.
d. Latar belakang pendidikan orang tua
Latar belakang pendidikan orang tua mempengaruhi
perkembangan anak terutama dalam perkembangan bahasa. Hal
ini dapat kita pahami karena anak belajar bahasa dari orang yang
selalu dekat dengannya, apakah itu ibunya atau pengasuhnya.
Jenis dan jumlah kosakata yang dikuasai anak sangat tergantung
dari jenis dan jumlah kosakata yang dikuasai orang-orang yang
dekat dengannya.
e. Status sosial ekonomi
Para pakar di negeri barat menemukan bahwa ada
hubungan langsung antara kecerdasan dan status sosial ekonomi.
22
Anak yang berasal dari tingkat status sosial ekonomi yang
berbeda-beda dapat ditandai dari jenis mainan dan bahasa yang
mereka gunakan. Secara logika kita dapat memahami hal ini
karena anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial
ekonomi tinggi akan mendapatkan segala kebutuhannya
sehingga jika ia tergolong berkemampuan normal saja, ia akan
mampu belajar dengan baik. Bandingkan dengan anak yang
harus membantu orang tua mencari nafkah. Kesempatan untuk
belajar dan menikmati mainan atau kebutuhan lain akan sangat
terbatas.
Ibu sama hal nya orang tua yang merupakan pendidik pertama,
utama dan kodrati. Dialah yang banyak memberikan pengaruh dan
warna kepribadian seorang anak (Hasbullah, 1999 : 21).
1. Orang tua berperan untuk membantu anak agar dapat berhasil
dalam mencapai penyesuaian kehidupan dewasa yang meliputi
penyesuaian berikut ini (Surya, 2007 : 2.8):
a. Personal, yaitu penyesuaian untuk menjadi orang dewasa
dengan pribadi mandiri.
b. Sosial, yaitu penyesuaian dengan tuntutan kehidupan interaksi
sosial.
c. Edukasional, yaitu tuntutan pendidikan yang diperlukan untuk
mencapai kehidupan dewasa yang bahagia.
23
d. Vokasional, yaitu penyesuaian dengan tuntutan pekerjaan yang
diperlukan untuk menunjang kehidupan.
e. Marital, yaitu penyesuaian dengan tuntutan persiapan dan
kehidupan pernikahan dengan berbagai aspek-aspeknya.
f. Moral dan spiritual, yaitu penyesuaian terhadap tugas-tugas
kehidupan moral dan agama.
2. Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh
kedua orang tua terhadap anak antara lain, adalah (Hasbullah, 1999
: 89) :
a. Memelihara dan membesarkannya, tanggungjawab ini
merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena si anak
memerlukan makan, minum dan perawatan, agar ia dapat hidup
secara berkelanjutan.
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah
maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya
lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak, sehingga
bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan membantu orang
lain.
d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan
memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah
SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim.
24
Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa
pengertian tingkat pendidikan ibu adalah jenjang ataupun tahap
pendidikan formal yang ditempuh ibu (pendidikan dasar (SD/MI,
SMP/MTs), pendidikan menengah (SMA/MA, SMK/MAK), dan
pendidikan tinggi), dalam usahanya meningkatkan kepribadiannya
dengan jalan membina potensi-potensi dalam diri, yaitu mengatur
keuangan, mendidik anak, dan memanage seluruh aktivitas rumah
tangga.
3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi
Belajar Siswa
Keberhasilan belajar yang dicapai anak di sekolah tidak dapat
dilepaskan dari peran pendidikan dalam keluarga yaitu ayah dan ibu
siswa (Surya, 2007 : 1.26). Seorang ibu bagi keluarga merupakan
madrasah pertama bagi anak-anaknya (Azis, 2015 : 39). Asuhan dan
pendidikan yang didapatkan anak dalam keluarga akan berperan
sebagai fondasi utama bagi pendidikan-pendidikan selanjutnya.
Fondasi utama tersebut akan mempengaruhi minat anak sebagai siswa
dalam belajar di sekolah, dan melahirkan anak yang berprestasi
sebagai wujud tolak ukur hasil belajar yang telah ia peroleh.
Menurut Surya (2007 : 6.10) mengemukakan beberapa aspek
keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak, dan salah satu
aspek tersebut adalah latar belakang pendidikan orang tua
mempengaruhi perkembangan anak terutama dalam perkembangan
25
bahasa. Hal ini dapat kita pahami karena anak belajar bahasa dari
orang yang selalu dekat dengannya, apakah itu ibunya atau
pengasuhnya. Jenis dan jumlah kosakata yang dikuasai anak sangat
tergantung dari jenis dan jumlah kosakata yang dikuasai orang-orang
yang dekat dengannya.
Dari ulasan tersebut dapat terlihat bahwa ibu mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap anak, selain pola asuh dan cara
mendidiknya ternyata sejak dini bahasa ibu juga mempengaruhi
perkembangan bahasa anak. Mendasarkan perihal tersebut
mengharuskan seorang ibu menguasai pengetahuan secara
komprehensif sehingga mampu memahami setiap kebutuhan yang
diperlukan bagi keluarganya.
Kemudian dengan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
ibu, maka akan cenderung bertambah ilmu pengetahuan yang
dimilikinya. Seorang ibu dengan memiliki pengetahuan yang luas,
tingkat pendidikan bagus, dan keshalehan yang tinggi tentu akan
berbeda cara memberikan pendidikan kepada anak dibandingkan
dengan seorang perempuan lain yang tidak mengenyam pendidikan.
Sehingga pendidikan wajib diperoleh setiap wanita yang akan menjadi
ibu dalam kehidupan keluarganya (Azis, 2015 : 39).
Dapat disimpulkan, bahwa bagaimana kepribadian anak di
kemudian hari bergantung dari bagaimana seorang ibu mendidik
anaknya. Begitu pula dengan prestasi sehingga semakin tinggi tingkat
26
pendidikan seorang ibu, akan semakin mampu menciptakan anak yang
memiliki pribadi terbina dan terdidik diantaranya dalam
keberhasilannya memperoleh prestasi di sekolah.
B. Penelitian yang Relevan
Untuk mempermudah penyusunan skripsi maka peneliti akan
mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relevansi dengan judul
skripsi ini. Adapun karya-karya tersebut adalah:
1. Skripsi yang ditulis oleh Septi Wulandari, Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta 2014, dengan judul Hubungan Tingkat Pendidikan
Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V di SDN Rejondani
Madurejo Prambanan Sleman Yogyakarta Semester 1 Tahun Pelajaran
2012/2013. Penelitian ini mengemukakan hasil yang diperoleh dari
korelasi product moment sebesar 0.395 atau 39.5%, dengan tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
artinya ada hubungan yang positif antara tingkat pendidikan orang tua
terhadap prestasi belajar siswa kelas V di SDN Rejondani Madurejo
Prambanan Sleman Yogyakarta semester 1 tahun pelajaran 2012/2013.
2. Skripsi yang ditulis oleh Widia Lestari, Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mataram, dengan judul Hubungan Tinggat Pendidikan Orang Tua
dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD di Gugus IV Sandubaya
Tahun 2016. Penelitian ini mengemukakan hasil yang diperoleh dari
27
korelasi product moment dimana r hitung > r table pada taraf
signifikansi 5% yakni 0.752 > 0.224 maka Ho ditolak dan Ha diterima
artinya ada hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa V SD di Gugus IV Sandubaya tahun
2016.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan Keluarga adalah fundamental atau dasar pendidikan
anak selanjutnya. Hasil pendidikan anak dalam keluarga akan menentukan
pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam
masyarakat, tidak dapat disangkal lagi betapa pentingnya pendidikan
lingkungan bagi perkembangan dan sumber belajar anak menjadi manusia
yang berpartisipasi dan berprestasi di sekolah. Dalam penelitian ini,
peneliti hanya fokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar yaitu faktor eksternal keluarga yaitu ibu meninjau dari segi tingkat
pendidikan. Dari kerangka diatas, tingkat pendidikan ibu menyangkut
sebagian faktor eksternal keluarga yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Hal ini dikarenakan bahwa pendidikan itu merupakan hak
dasar setiap manusia. Seorang ibu dengan memiliki pengetahuan yang
Tingkat
Pendidikan Ibu
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Prestasi Belajar
28
luas, tingkat pendidikan bagus, dan keshalehan yang tinggi tentu akan
mampu memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya, sehingga ibu
dapat menciptakan anak menjadi pribadi terbina dan terdidik. Serta ibu
akan lebih memperhatikan pendidikan anaknya dalam menciptakan
prestasi dalam belajar.
D. Hipotesis
Berdasarkan dari kajian pustaka diatas maka, hipotesis yang
digunakan pada penelitian ini adalah :
: Ada Hubungan Positif antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan
Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan
Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.
: Tidak Ada Hubungan Positif antara Tingkat Pendidikan Ibu
dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV
Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017.
Berdasarkan dua hipotesis di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk menguji Ho atau Hipotesis Nihil.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan pada dasarnya merupakan penggambaran mengenai
keseluruhan aktivitas peneliti selama kerja penelitian mulai dan persiapan
sampai dengan pelaksanaan penelitian. Adapun rancangan atau pendekatan
yang dipilih untuk melukiskan pelaksanaan penelitian ini adalah studi
korelasi.
Penelitian korelasional adalah untuk menyelidiki sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Narbuko, 2007 :
48). Dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan
statistik (Sugiyono, 2013 : 11). Statistik yang digunakankan pada
penelitian ini adalah statistik nonparametrik karena data yang digunakan
bersifat nominal, yaitu data-data yang dapat diklasifikasikan dalam
kategori dan dihitung frekuensinya (Hasan, 2003 : 301).
Statistitik nonparametrik termasuk salah satu bagian dari statistik
inferensi atau statistik induktif dan disebut juga statistik bebas distribusi.
Statistik nonparametrik adalah bagian statistik yang tidak memerlukan
30
asumsi-asumsi tertentu, misalnya mengenai bentuk distribusi dan
hipotesis-hipotesis yang berkaitan dengan nilai-nilai parameter tertentu
(Hasan, 2003 : 301).
Penelitan korelasi merupakan bentuk penelitian untuk memeriksa
hubungan diantara dua konsep. Secara umum ada dua jenis pernyataan
yang menyatakan hubungan, yaitu: (1) gabungan antara dua konsep, ada
semacam pengaruh dari suatu konsep terhadap konsep yang lain, (2)
hubungan kausal, ada hubungan sebab akibat direferensikan sebagai
variabel terikat. Pada penelitian korelasi tidak ada kontrol atau manipulasi
terhadap variabel.
Adapun langkah-langkah pokok dalam studi korelasi antara lain
(Narbuko, 2007 : 48):
1. Mendefinisikan masalah
2. Melakukan telaah pustaka
3. Merancang cara pendekatannya
a. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang relevan
b. Menentukan subyeknya yang sebaik-baiknya
c. Memilih atau menyusun alat pengukur yang cocok
d. Memilih metode korelasional yang cocok untuk masalah yang
sedang digarap
4. Mengumpulkan data
5. Menganalisis data yang telah terkumpul dan buat interpretasinya
6. Menuliskan laporan
31
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek /
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013 : 117). Sedangkan menurut Suharsimi
(2013 : 108) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Selanjutnya Sutrisno Hadi (2015 : 190) juga menyatakan
bahwa populasi merupakan sejumlah penduduk atau individu yang
paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.
Dari kutipan-kutipan teori di atas, maka populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri
Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat tahun
pelajaran 2016/2017 sebanyak 227 orang.
2. Sampel
Secara teoritis, sampel diartikan sebagai “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2013 : 118).
Besaran sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Taro
Yamane :
n =
[ ]
Keterangan :
n = Besar Sampel
32
N = Besar Popolasi
D = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
(0,05)
Dari rumus diatas dengan jumlah populasi 227 orang siswa kelas
4 SDN di wilayah Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi, maka
didapatkan sampel 150 orang siswa kelas 4 di tujuh SDN di Gugus IV
Perampuan Kecamatan Labuapi.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan penelitian ini adalah teknik
Simple Random Sampling yang dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013 :
122).
Dengan menggunakan Simple Random Sampling didapatkan
jumlah sampel sebanyak sebanyak 150 orang siswa. Adapun besar atau
jumlah pembagian sampel untuk masing-masing SD dengan
menggunakan rumus Sugiyono.
n =
Keterangan :
n : Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata
N : Jumlah seluruh populasi Siswa kelas IV SDN di Gugus IV Perampuan
Kecamatan Labuapi
X : Jumlah populasi pada setiap strata
33
N1 : Sampel
Untuk lebih jelasnya, jumlah sampel pada masing-masing
SD dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel
No SD Jumlah Populasi Sampel
1 SDN 1 Kuranji 30 orang 19 orang
2 SDN 2 Kuranji 29 orang 19 orang
3 SDN 1 Perampuan 35 orang 26 orang
4 SDN 2 Perampuan 37 orang 24 orang
5 SDN 1 Karang Bongkot 26 orang 17 orang
6 SDN 2 Karang Bongkot 33 orang 21 orang
7 SDN 3 Karang Bongkot 37 orang 24 orang
Jumlah 227 Orang 150 orang
Sumber : Data Lapor Bulan Sekolah
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, data, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya (Suharsimi, 2013 : 274).
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
mengetahui berapa jumlah Sekolah Dasar Negeri di Gugus IV
34
Perampuan Kecamatan Labuapi dan berapa jumlah siswa kelas 4 SD
Tahun Pelajaran 2016-2017 di masing-masing sekolah dasar, untuk
mencari data tingkat pendidikan ibu siswa serta untuk mencari data
prestasi belajar pada raport siswa kelas IV di masing-masing sekolah
dasar.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014 : 199).
Dalam penelitian ini angket yang digunakan memiliki isi dan
tujuan pertanyaan bukan sebagai pengukuran, melainkan untuk
mendapatkan informasi atau data tentang tingkat pendidikan ibu.
Berdasarkan jenis angket peneliti menggunakan kuesioner terbuka,
yaitu responden diharapkan untuk menuliskan jawabannya. Sedangkan
dilihat dari jawaban yang diberikan merupakan kuesioner langsung,
yaitu responden menjawab tentang dirinya.
3. Interview (Wawancara)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit (Sugiyono, 2014 : 194).
35
Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah teknik
wawancara terstruktur yaitu wawancara yang digunakan bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara
peneliti telah menyiapkan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Responden
dalam wawancara ini adalah beberapa ibu siswa kelas IV yang memiliki
pendidikan rendah dan pendidikan tinggi.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang ditulis dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, angket, dan wawancara. Data yang peneliti kumpulkan
dalam tiga tahap observasi meliputi ; data jumlah seluruh siswa kelas
IV dan data tingkat pendidikan ibu siswa kelas IV di SDN gugus IV
Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat pada tanggal 09
Desember 2016. Namum pada observasi tersebut tidak semua sekolah
memiliki data tingkat pendidikan ibu siswa, sehingga peneliti
menggunakan angket sebagai alat bantu. Kemudian pada observasi
kedua tangggal 13 Desember 2016 peneliti mengambil kembali angket
tersebut dan mengumpulkan data tingkat pendidika ibu siswa kelas IV
di SDN gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat. Pada
36
tanggal 27 April 2017 peneliti melakukan observasi ketiga untuk
mengumpulkan data nilai ulangan harian siswa kelas kelas IV di SDN
gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat pada mata
pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS.
Kemudian pengumpulan data dengan teknik wawancara kepada
beberapa ibu siswa kelas IV dilakukan pada saat penelitian.
E. Teknik Analisis Data
1. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang penulis
ajukan yaitu dengan cara perhitungan lebih lanjut dengan analisis
statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis hubungan
yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat. Analisis tersebut digunakan peneliti untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar siswa
kelas 4 di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok
Barat tahun Pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini uji hipotesis juga
dihitung menggunakan bantuan program SPSS 19 for windows. Dengan
menggunakan model chi-square.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji hipotesis adalah sebagai
berikut:
a. Mencari hubungan variabel X dengan variabel Y menggunakan
rumus hubungan chi kuadrat sebagai berikut (Hadi, 2015 : 280):
37
= ( )
Keterangan :
= chi kuadrat
= frekuensi yang diperoleh dari sampel
= frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai
pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam
populasi
b. Adapun rumus mengisi sel pada data sub-sampel berupa kategori
dan golongan sebagai berikut (Hadi, 2015 : 293):
= ( ) ( )
atau disingkat:
= ( ) ( )
c. Mencari drajat kebebasan menggunakan rumus sebagai berikut
(Hadi, 2015 : 292):
d.b. = ( ) ( )
Ho :Hubungan antara variabel X dan Y tidak signifikan
Ha :Hubungan antara variabel X dan Y signifikan.
Analisis ini digunakan dengan jalan mengkonsultasikan nilai
dengan
pada taraf signifikan 5% dengan
kemungkinan:
1. Apabila nilai yang diperoleh lebih besar atau sama dengan
nilai maka Ha diterima Ho ditolak, sehingga ada hubungan
38
yang signifikan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi
Belajar Siswa kelas 4 di Sekolah Dasar Negeri Gugus IV Perampuan
Kecamatan Labupai Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Sedangkan apabila
yang diperoleh lebih kecil dari nilai
maka Ha ditolak dan Ho diterima, sehingga tidak ada
hubungan yang signifikan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan
Prestasi Belajar Siswa kelas 4 di Sekolah Dasar Negeri Gugus IV
Perampuan Kecamatan Labupai Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pengumpulan Data Tingkat Pendidikan Ibu dan Prestasi
Belajar
1) Data Tingkat Pendidikan Ibu
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
tentang tingkat pendidikan ibu siswa kelas IV di SDN Gugus IV
Perampuan Kecamatan Labuapi. Untuk mengumpulkan data tentang
tingkat pendidikan ibu peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data yaitu dokumentasi dan angket untuk melengkapi. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan bersifat terbuka
yang mengandung arti respondens diharuskan untuk mengisi jawaban
sendiri.
Diagram 4.1 Rincian Data Tingkat Pendidikan Ibu Siswa Kelas IV
0
20
40
60
80
Tidak Sekolah SD SMP SMA PerguruanTinggi
Tingkat Pendidikan Ibu
40
Dari data tingkat pendidikan ibu yang terkumpul, diperoleh
data sebagian besar tingkat pendidikan ibu siswa kelas IV adalah
sekolah dasar sebanyak 44% yaitu sebanyak 66 orang.
Diagram diatas merupakan gambaran Tingkat Pendidikan Ibu
yang dimiliki siswa kelas IV di SDN Gugus IV Kecamatan Labuapi
Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017. Terlihat dari diagram
diatas bahwa Tingkat Pendidikan Ibu siswa yang tidak sekolah
sebanyak 28 orang, pada tingkat SD sebanyak 66 orang, pada tingkat
SMP sebanyak 21 orang, pada tingkat SMA sebanyak 22 orang, dan
pada tingkat perguruan tinggi sebanyak 13 orang.
2) Data Prestasi Belajar
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
tentang prestasi belajar siswa kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan
Kecamatan Labuapi. Untuk mengumpulkan data tentang prestasi
belajar, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi alas raport kelas IV pada semester ganjil di SDN Gugus
IV Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.
Dari data hasil prestasi belajar yang terkumpul, diperoleh data
sebanyak 70 orang siswa mendapatkan nilai dengan kategori cukup
baik.
41
Diagram 4.2 Rincian Data Prestasi Belajar Siswa Kelas IV
Diagram diatas merupakan gambaran Prestasi Belajar yang
dimiliki siswa kelas IV di SDN Gugus IV Kecamatan Labuapi
Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017. Terlihat dari diagram
diatas bahwa sebanyak 13 orang siswa memiliki nilai dengan kategori
kurang baik, 70 orang siswa memiliki nilai dengan kategori cukup
baik, 61 orang siswa memiliki nilai dengan kategori baik, dan
sebanyak 6 orang siswa memiliki nilai dengan kategori sangat baik.
2. Hasil Uji Hipotesis
Dengan menggunakan pengujian Hipotesa dapat diketahui
mengenai ada atau tidak ada hubungan antara Tngkat Pendidikan Ibu
dengan Prestasi Belajar siswa kelas IV SDN Gugus IV Perampuan
Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/107. Dalam
melakukan pengujian untuk mengetahui korelasi kedua variabel tersebut
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kurang Baik (56-65) Cukup Baik (66-75) Baik (76-85) Sangat Baik (86-95)
Prestasi Belajar
42
peneliti menggunakan analisa korelasi chi kuadrat dengan memastikan
kembali menggunakan program SPSS 19 for Windows dan dengan
melihat hubungan signifikansi dari tabel interpretasi koefisien korelasi
nilai dibawah ini :
Tabel 4. 1 Data Uji Hipotesis
Tabel 4. 2 Hasil Uji Hipotesis
Sampel Kategori ( )
( )
Tidak Sekolah
Kurang Baik 5 2.43 2.57 6.62 2.73
Cukup Baik 18 13.07 4.93 24.34 1.86
Baik 5 11.39 -6.39 40.79 3.58
Sangat Baik 0 1.12 -1.12 1.25 1.12
Jumlah Golongan 28 28.00 0 - 9.29
SD
Kurang Baik 7 5.72 1.28 1.64 0.29
Cukup Baik 33 30.80 2.20 4.84 0.16
Baik 26 26.84 -0.84 0.71 0.03
Sangat Baik 0 2.64 -2.64 6.97 2.64
Jumlah Golongan 66 66.00 0 - 3.11
SMP
Kurang Baik 1 1.82 -0.82 0.67 0.37
Prestasi Siswa
Tingkat Pendidikan Ibu Jumlah
Golongan Tidak
Sekolah SD SMP SMA
Perguruan
Tinggi
Kurang baik (56-65) 5 7 1 0 0 13
Cukup baik (66-75) 18 33 10 6 3 70
Baik (76-85) 5 26 9 15 6 61
Sangat baik (86-95) 0 0 1 1 4 6
Jumlah Kategori 28 66 21 22 13 150
43
Cukup Baik 10 9.80 0.20 0.04 0.00
Baik 9 8.54 0.46 0.21 0.02
Sangat Baik 1 0.84 0.16 0.03 0.03
Jumlah Golongan 21 21.00 0 - 0.43
SMA
Kurang Baik 0 1.91 -1.91 3.64 1.91
Cukup Baik 6 10.27 -4.27 18.20 1.77
Baik 15 8.95 6.05 36.64 4.10
Sangat Baik 1 0.88 0.12 0.01 0.02
Jumlah Golongan 22 22.00 0 - 7.79
Perguruan Tinggi
Kurang Baik 0 1.13 -1.13 1.27 1.13
Cukup Baik 3 6.07 -3.07 9.40 1.55
Baik 6 5.29 0.71 0.51 0.10
Sangat Baik 4 0.52 3.48 12.11 23.29
Jumlah Golongan 13 13.00 0 - 26.06
Jumlah Total 150 150.00 0 = 46.68
Berdasarkan hasil analisis data di atas, untuk melihat seberapa
besar hubungan tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar. Maka
didapatkan sebesar 46,68 selanjutnya nilai tersebut
dibandingkan dengan nilai drajat kebebasan chi kuadrat pada taraf
signifikansi 5% dengan d.b. = 12, batas angka penerimaan hipotesis nihil
(Ho) pada taraf signifikansi 5% adalah 21,026. Kenyataan ini
menunjukan bahawa nilai hasil analisis data berada di atas
batas angka penerimaan hipotesis nihil (Ho) yaitu >
sebesar 46,68 > 21,026, sehingga dapat dikatakan hasil penelitian ini
adalah signifikan.
44
Hipotesis alternatif (Ha) akan diterima dan hipotesis nol (H0)
ditolak jika >
taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel
di atas diperoleh hasil >
yaitu 46,68 > 21,026 sehingga
dapat disimpulkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “Ada
Hubungan Positif antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi
Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017” diterima.
Tabel 4. 3 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan SPSS
45
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan bantuan
program SPSS 19 for windows terlihat tidak ada perbedaan hasil analisi
yang di dapat antara menghitung manual dengan menggunakan SPSS,
berikut penjelesan singkat tentang hasil analisis dalam output SPSS ;
Analisis output bagian pertama (case processing summary)
terlihat bahwa ada 150 data yang semuanya diproses (tidak ada data
missing), sehingga tingkat validitasnya 100%. Kemudian pada analisis
output bagian kedua (crosstab antara prestasi dan tingkat) terlihat tabel
silang yang memuat hubungan diantara kedua variabel. Misalnya, pada
baris-1 kolom-1, terdapat angka 5. Hal ini berarti ada 5 siswa yang
mendapat nilai kurang baik (variabel prestasi) pada ibu yang memiliki
tingkat pendidikan tidak sekolah (variabel tingkat). Demikian pula untuk
data yang lainnya. Selanjutnya pada analisis output bagian ketiga (uji chi-
square) dapat dilihat bahwa nilai chi-square yang di dapat adalah 46,687.
Sedangkan chi-square tabel, dapat dilihat pada tabel uji-statistik untuk
chi-square. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tingkat signifikasi
5% dan drajat kebebasannya (d.b.) = 12 adalah 21,026. Kemudian karena
shi-square hitung (46,687) > chi-square tabel (21,026), maka Ho ditolak.
Demikian disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan
ibu dengan prestasi belajar. Menguji hipotesis dengan membandingkan
nilai probabilitas yang nilainya dapat dilihat pada bagian asymp. Sig. (2-
sided), yang dalam kasus ini sebesar 0,000. Jika nilai probabilitas > 0,05
maka Ho diterima. Tetapi bila nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.
46
Pada hasil analisis ini nilai probabilitas sebesar (0,000) < nilai tingkat
signifikansi (0,05) itu artinya Ho ditolak dan Ha yang berbunyi “Ada
Hubungan Positif antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi
Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017” diterima.
B. Pembahasan Hasil Penelitan
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 8 Mei – 10 Mei 2017
di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat.
Penelitian ini dimulai pada tanggal 8 Mei di SDN 1 Kuranji, SDN 2
Kuranji sekaligus melakukan wawancara dengan beberapa ibu siswa kelas
IV di lingkungan padang reak dan gunung pesong, kemudian dilanjutkan 9
Mei di SDN 1 Perampuan, SDN 2 Perampuan, dan SDN 1 Karang
Bongkot, kemudian yang terakhir pada tanggal 10 Mei di SDN 2 Karang
Bongkot dan SDN 3 Karang Bongkot.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pendidikan ibu dan prestasi belajar siswa, serta sejauh mana hubungan
antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar siswa kelas IV di
SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun
Pelajaran 2016/2017. Untuk mengetahui tujuan tersebut, peneliti
mengumpulkan data dengan menggunakan dokumentasi yaitu data tentang
tingkat pendidikan ibu siswa dan prestasi belajar siswa yang masing-
masing dilihat dari data absen siswa dan data alas raport siswa kelas IV di
SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat.
47
Hasil data tingkat pendidikan ibu siswa kelas IV dari 150 jumlah
sampel yang diperoleh peneliti, sebanyak 28 orang ibu siswa (18,7%) yang
memiliki tingkat pendidikan tidak sekolah, terdapat prestasi belajar siswa
dengan kategori kurang baik sebanyak 5 orang siswa. Kategori cukup baik
sebanyak 18 orang siswa. Kategori baik sebanyak 5 orang siswa.
Kemudian sebanyak 66 orang ibu siswa (44%) yang memiliki tingkat
pendidikan SD, terdapat prestasi belajar siswa dengan kategori kurang
baik sebanyak 7 orang siswa. Kategori cukup baik sebanyak 33 orang
siswa. Kategori baik sebanyak 26 orang. Selanjutnya sebanyak 21 orang
ibu siswa (14%) yang memiliki tingkat pendidikan SMP, terdapat prestasi
belajar siswa dengan kategori kurang baik sebanyak 1 orang siswa.
Kategori cukup baik sebanyak 10 orang siswa. Kategori baik sebanyak 9
orang siswa. Kategori sangat baik sebanyak 1 orang siswa. Selanjutnya
sebanyak 22 orang ibu siswa (14,6%) yang memiliki tingkat pendidikan
SMA, terdapat prestasi belajar siswa dengan kategori cukup baik sebanyak
6 orang siswa. Kategori baik sebanyak 15 orang siswa. Kategori sangat
baik sebanyak 1 orang siswa. Terakhir sebanyak 13 orang ibu siswa
(8,7%) yang memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi, terdapat
prestasi belajar siswa dengan kategori cukup baik sebanyak 3 orang siswa.
Kategori baik sebanyak 6 orang siswa. Kategori sangat baik sebanyak 4
orang siswa.
Hal tersebut kemudian diperkuat dengan hasil wawancara yang
peneliti lakukan dengan 10 orang ibu siswa kelas IV, menurut
48
Notoatmodjo (84 : 2003) tingkat pendidikan dapat dibedakan berdasarkan
tingkatan-tingkatan tertentu seperti ; pendidikan dasar awal selama 9 tahun
(SD/sederajat, SLTP/sederajat) dan pendidikan lanjut yaitu pendidikan
menegah minimal 3 tahun (SMA/sederajat), dan perguruan tinggi
(diploma, sarjana, magister, doktor, spesialis) yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi.
Berdasarkan paparan tersebut peneliti membagi responden dalam
dua bagian yaitu responden tingkat pendidikan dasar dan responden
tingkat pendidikan lanjut. Melalui hasil wawancara terlihat bahwa ibu
pada tingkat pendidikan dasar maupun tingkat pendidikan lanjutan sama-
sama melakukan interaksi dengan anak, dan juga sama-sama sadar akan
pentingnya pendidikan. Perbedaannya terlihat pada waktu luang untuk
menemani anak, monitoring di rumah, disiplin yang ditanamkan, serta
pemenuhan sarana belajar. Ibu pada tingkat pendidikan dasar cenderung
memiliki banyak waktu luang untuk anak namun sayangnya mereka
terbatas pada pemahaman mengenai materi-materi pelajaran, sehingga
mereka hanya dapat melakukan monitoring dengan mengingatkan untuk
mengerjakan PR dan belajar, kemudian terlihat bahwa disiplin yang ibu-
ibu pada tingkat pendidikan dasar masih kendor hanya terbatas pada bagun
tepat waktu untuk sekolah. Selanjutnya untuk pemenuhan sarana ibu yang
memiliki tingkat pendidikan rendah hanya mampu memenuhi sarana
belajar dasar, sehingga cenderung ketika kondisinya seragam, sepatu, dan
tas terkena hujan anak-anak mereka tidak ke sekolah.
49
Berbeda dengan ibu-ibu pada tingkat pendidikan lanjutan, mereka
cenderung sangat tegas dan disiplin. Sebagian besar ibu-ibu yang bekerja
tetap meluangkan waktu mereka untuk anak baik dalam membimbing
belajar untuk esok hari maupun membantu mengerjakan PR. Para ibu juga
rutin melakukan monitoring kepada anak-anaknya, bahkan ada ibu yang
sudah tidak perlu lagi melakukan monitoring pada anak karena anak-anak
mereka telah biasa disiplin dalam mengerjakan PR dan belajar di rumah.
Kemudian untuk pemenuhan sarana belajar ibu-ibu pada tingkat
pendidikan lanjutan lebih mampu dalam memenuhi sarana belajar anak,
karena menurut mereka penunjang seperti buku paket, dan LKS wajib
anak mereka miliki.
Dari paparan hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa ibu pada tingkat pendidikan lanjutan lebih menjanjikan, menjadi
lingkungan bagi terciptanya anak-anak berprestasi.
Selanjutnya Untuk mengetahui seberapa besar korelasi atau
hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar, peneliti
melakukan perhitungan menggunakan rumus chi kuadrat seperti yang
telah dijelaskan pada bab III. Peneliti sudah melakukan perhitungan untuk
melihat seberapa besar hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
prestasi belajar. Maka didapatkan sebesar 46,68 selanjutnya nilai
tersebut dibandingkan dengan nilai drajat kebebasan table chi kuadrat pada
taraf signifikansi 5% dengan d.b. = 12, batas angka penerimaan hipotesis
nihil (Ho) pada tabel chi kuadrat d.b. 12 adalah 21,026. Kenyataan ini
50
menunjukan bahawa nilai hasil analisis data berada di atas batas
angka penerimaan hipotesis nihil (Ho) yaitu >
sebesar
46,68 > 21,026 sehingga dapat dikatakan hasil penelitian ini adalah
signifikan.
Karena hasil analisis data dalam penelitian ini signifikan, maka
hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan: “Ada Hubungan Positif antara
Tingkat Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN
Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017” diterima. Sedangkan hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan
“Tidak Ada Hubungan Positif antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan
Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan
Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017” ditolak.
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah dibahas sebelumnya
dapat disumpulkan :
1. Sebagian besar tingkat pendidikan ibu siswa kelas IV di SDN Gugus IV
Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017 adalah pada tingkat sekolah dasar. Dengan gambaran
sebesar 18,7% tidak sekolah, 44% memiliki tingkat pendidikan SD,
14% memiliki tingkat pendidikan SMP, 14,6% memiliki tingkat
pendidikan SMA, dan sebesar 8,7% memiliki tingkat pendidikan
perguruan tinggi.
2. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa kelas IV di SDN Gugus IV
Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017 memiliki prestasi belajar yang cukup baik dengan nilai rata-
rata sebesar 43,33%. Dengan gambaran sebesar 8,6% memiliki prestasi
belajar kurang baik, 46,7% memiliki prestasi belajar cukup baik, 40,7%
memiliki prestasi belajar baik, dan sebesar 4% memiliki prestasi belajar
sangat baik.
3. Nilai korelasi tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar
berdasarkan hasil analisis data pada bab IV maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan ibu
52
dengan prestasi belajar siswa kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan
Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017
dinyatakan diterima dengan hasil analisis data yakni nilai
yang diperoleh dalam penelitian sebesar 46,68 berada di atas angka dari
drajat kebebasan 12 sebesar 21,026, atau dengan kata lain bahwa nilai
>
yaitu 46,68 > 21,026 pada taraf signifikansi 5%
sehingga korelasi antara tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar
dapat dinyatakan signifikan, maka hipotesis alternatif (Ha) yang
menyatakan: “Ada Hubungan Positif antara Tingkat Pendidikan Ibu
dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus IV Perampuan
Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017”
diterima.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
peneliti memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat,
yaitu:
1. Bagi Guru, dapat membantu menumbuhkan kembali pendidikan
dalam keluarga pada diri ibu siswa dengan mengadakan
pertemuan-pertemuan bersama wali murid untuk
mengkomunikasikan perkembangan anak-anak di sekolah sehingga
dapat menjadikan ibu siswa untuk bisa menjalankan perannya
sebagai pendidik utama dalam keluarga. dengan mengerahkan
segenap ilmu, kemampuan dan potensi dalam dirinya sehingga
53
diharapkan dapat menciptakan anak yang berprestasi dan
berkarakter baik.
2. Bagi ibu karena kepribadian seorang siswa tidak terlepas dari pihak
keluarga peneliti berharap ibu memiliki peran penting dalam
menciptakan suasana lingkungan yang baik bagi anak di rumah
dalam belajar dengan mengerahkan segenap ilmu, kemampuan dan
potensi dalam diri ibu sehingga diharapkan mampu menciptakan
anak yang berprestasi dan berkarakter baik.
54
Daftar Pustaka
Abdullah, Idi., Safrina HD. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan
Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azis, Safrudin. 2015. Pendidikan Keluarga Konsep dan Strategi. Yogyakarta:
Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Gagne. 1985. The Cognitive Psychology of School Learning. Boston: Little
Brown.
Hadi, Sutrisno. 2015. Statistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hasbullah. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
Lestari, Widia. 2016. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas V SD di Gugus IV Sandubaya. Skripsi Program
Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.
Narbuko, Cholid., Abu Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syam, Noor. dkk. 1980. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
55
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Surya, H.M. dkk. 2007. Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Wulandari, Septi. 2014. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan
Prestasi Belajar Siswa Kelas V di SDN Rejondani Madurejo Prambanan
Sleman Yogyakarta. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
56
LAMPIRAN
57
Lampiran 1
DATA SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS IV PERAMPUAN
KECAMATAN LABUAPI LOMBOK BARAT
1. SD Negeri : 1 Kuranji
Desa : Kuranji
Kecamatan : Labuapi
Kabupaten : Lombok Barat
Data Siswa:
Kelas Kelas
Bagian
Jenis Kelamin Jumlah
L P
I 1 Kls bgn 20 19 39
II 1 Kls bgn 20 10 30
III 1 Kls bgn 6 16 22
IV 1 Kls bgn 16 14 30
V 1 Kls bgn 19 10 29
VI 1 Kls bgn 9 14 23
Jumlah 6 Kls bgn 90 83 173
2. SD Negeri : 2 Kuranji
Desa : Kuranji
Kecamatan : Labuapi
Kabupaten : Lombok Barat
Data Siswa:
Kelas Kelas
Bagian
Jenis Kelamin Jumlah
L P
I 2 Kls bgn 27 16 43
II 1 Kls bgn 25 9 34
III 1 Kls bgn 22 12 34
IV 1 Kls bgn 16 13 29
V 1 Kls bgn 10 22 32
VI 1 Kls bgn 21 14 35
Jumlah 7 Kls bgn 121 86 207
58
3. SD Negeri : 1 Perampuan
Desa : Perampuan
Kecamatan : Labuapi
Kabupaten : Lombok Barat
Data Siswa:
Kelas Kelas
Bagian
Jenis Kelamin Jumlah
L P
I 1 Kls bgn 18 24 42
II 1 Kls bgn 25 22 47
III 1 Kls bgn 20 19 39
IV 1 Kls bgn 21 14 35
V 2 Kls bgn 18 16 34
VI 1 Kls bgn 20 31 51
Jumlah 7 Kls bgn 122 126 248
4. SD Negeri : 2 Perampuan
Desa : Perampuan
Kecamatan : Labuapi
Kabupaten : Lombok Barat
Data Siswa:
Kelas Kelas
Bagian
Jenis Kelamin Jumlah
L P
I 2 Kls bgn 29 18 47
II 1 Kls bgn 13 15 28
III 1 Kls bgn 26 14 40
IV 1 Kls bgn 21 16 37
V 2 Kls bgn 20 29 49
VI 1 Kls bgn 22 19 41
Jumlah 8 Kls bgn 131 111 242
59
5. SD Negeri : 1 Karang Bongkot
Desa : Karang Bongkot
Kecamatan : Labuapi
Kabupaten : Lombok Barat
Data Siswa:
Kelas Kelas
Bagian
Jenis Kelamin Jumlah
L P
I 1 Kls bgn 9 10 19
II 1 Kls bgn 9 10 19
III 1 Kls bgn 18 9 27
IV 1 Kls bgn 16 10 26
V 1 Kls bgn 6 18 24
VI 1 Kls bgn 17 16 33
Jumlah 6 Kls bgn 75 73 148
6. SD Negeri : 2 Karang Bongkot
Desa : Karang Bongkot
Kecamatan : Labuapi
Kabupaten : Lombok Barat
Data Siswa:
Kelas Kelas
Bagian
Jenis Kelamin Jumlah
L P
I 1 Kls bgn 14 9 23
II 1 Kls bgn 14 11 25
III 1 Kls bgn 9 13 22
IV 1 Kls bgn 25 8 33
V 1 Kls bgn 13 13 26
VI 1 Kls bgn 8 9 17
Jumlah 6 Kls bgn 83 63 146
7. SD Negeri : 3 Karang Bongkot
Desa : Karang Bongkot
Kecamatan : Labuapi
Kabupaten : Lombok Barat
60
Data Siswa:
Kelas Kelas
Bagian
Jenis Kelamin Jumlah
L P
I 2 Kls bgn 22 20 42
II 2 Kls bgn 21 19 40
III 1 Kls bgn 18 17 35
IV 1 Kls bgn 22 15 37
V 1 Kls bgn 19 18 37
VI 2 Kls bgn 19 19 38
Jumlah 9 Kls bgn 121 108 229
61
Lampiran 2 Jumlah Populasi Siswa Kelas IV
No SD Jumlah Populasi
1 SDN 1 Kuranji 30 orang
2 SDN 2 Kuranji 29 orang
3 SDN 1 Perampuan 35 orang
4 SDN 2 Perampuan 37 orang
5 SDN 1 Karang Bongkot 26 orang
6 SDN 2 Karang Bongkot 33 orang
7 SDN 3 Karang Bongkot 37 Orang
Jumlah 227 orang
62
Lampiran 3 Menghitung Sampel Siswa Kelas 4
Besaran sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Taro
Yamane :
n =
[ ( )]
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Popolasi
D = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)
n =
[ ( )]
n =
[ ( )]
n =
[ ]
n =
n = 144,82 dibulatkan menjadi 150 orang
Dari rumus diatas dengan jumlah populasi 227 orang siswa kelas 4
SD di wilayah Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi, maka
didapatkan sampel 150 orang siswa kelas 4 di tujuh SD di Gugus IV
Perampuan Kecamatan Labuapi.
Dengan menggunakan Proportional Random Sampling didpatkan
jumlah sampel sebanyak 150 orang siswa. Adapun besar atau jumlah
pembagian sampel untuk masing-masing SD dengan menggunakan rumus
Sugiyono.
63
n =
Keterangan :
n : Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata
N : Jumlah seluruh populasi Siswa kelas IV di SDN Gugus IV
nPerampuan Kecamatan Labuapi
X : Jumlah populasi pada setiap strata
N1 : Sampel
Berdasarkan rumus, jumlah sampel dari masing-masing SD
tersebut yaitu :
SDN 1 Kuranji : n =
n =
n = 19,03 dibulatkan menjadi 19 orang.
SDN 2 Kuranji : n =
n =
n = 18,40 dibulatkan menjadi 18 orang.
SDN 1 Perampuan : n =
n =
n = 22,20 dibulatkan menjadi 22 orang.
SDN 2 Perampuan : n =
n =
n = 23,47 dibulatkan menjadi 23 orang.
SDN 1 Karang Bongkot: n =
n =
n = 16,49 dibulatkan menjadi 16 orang.
SDN 2 Karang Bongkot: n =
n =
n = 20,93 dibulatkan menjadi 21 orang.
64
SDN 3 Karang Bongkot: n =
n =
n = 23,47 dibulatkan menjadi 23 orang.
Setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel yang dibutuhkan
sebesar 150 orang. Sehingga dilakukan penambahan jumlah sampel pada
SDN 1 Kuranji, SDN 2 Kuranji, SDN 1 Perampuan, SDN 2 Perampuan,
SDN 2 Karang Bongkot dan SDN 3 Karang Bongkot dengan masing-
masing sampel menjadi 21 orang, 19 orang, 23 orang, 24 orang, 22 orang,
dan 25 orang siswa. Adapun jumlah sampel lainnya pada SDN 1 Karang
Bongkot sebanyak 16 orang siswa.
65
Lampiran 4 Jumlah Sampel Siswa Kelas IV
No SD Jumlah Populasi
1 SDN 1 Kuranji 21 orang
2 SDN 2 Kuranji 19 orang
3 SDN 1 Perampuan 23 orang
4 SDN 2 Perampuan 24 orang
5 SDN 1 Karang Bongkot 16 orang
6 SDN 2 Karang Bongkot 22 orang
7 SDN 3 Karang Bongkot 25 Orang
Jumlah 150 orang
66
Lampiran 5 Jumlah Populasi Tingkat Pendidikan Ibu Siswa Kelas IV
NO SD
Tingkat Pendidikan Ibu Jumlah
Populasi Tidak
Sekolah SD SMP SMA PT
1. SDN 1 KURANJI 12 12 3 3 0 30
2. SDN 2 KURANJI 9 14 3 2 1 29
3. SDN 1 PERAMPUAN 3 10 8 9 5 35
4. SDN 2 PERAMPUAN 2 30 2 1 2 37
5. SDN 1 KARANG BONGKOT 1 15 5 4 1 26
6. SDN 2 KARANG BONGKOT 6 14 9 2 2 33
7. SDN 3 KARANG BONGKOT 9 10 3 12 3 37
JUMLAH 42 105 33 33 14 227
67
Lampiran 6 Menghitung Sampel Tingkat Pendidikan Ibu
Dengan menggunakan rumus didpatkan jumlah sampel dari masing-
masing SD sebanyak 19 orang siswa di SDN 1 Kuranji, 18 orang siswa
di SDN 2 Kuranji, 22 orang siswa di SDN 1 Perampuan, 23 orang
siswa di SDN 2 Perampuan, 16 orang siswa di SDN 1 Karang
Bongkot, 21 orang siswa di SDN 2 Karang Bongkot, dan 23 orang
siswa di SDN 3 Karang Bongkot. Adapun besar atau jumlah
pembagian sampel tingkat pendidikan ibu dari masing-masing SD
dengan menggunakan rumus Sugiyono.
n =
Keterangan :
n : Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata
N : Jumlah seluruh populasi Tingkat Pendidikan Ibu Siswa kelas IV
di masing-masing SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi
X : Jumlah populasi pada setiap strata
N1 : Sampel dari masing-masing SD
Berdasarkan rumus, jumlah sampel tingkat pendidikan ibu dari
masing-masing SD tersebut yaitu :
SDN 1 Kuranji :
TS n =
n =
n = 7,6 dibulatkan menjadi 8 orang.
SD n =
n =
n = 7,6 dibulatkan menjadi 8 orang.
68
SMP n =
n =
n = 1,9 dibulatkan menjadi 2 orang.
SMA n =
n =
n = 1,9 dibulatkan menjadi 2 orang.
PT n =
n =
n = 0 orang.
SDN 2 Kuranji :
TS n =
n =
n = 5,59 dibulatkan menjadi 6 orang.
SD n =
n =
n = 8,69 dibulatkan menjadi 9 orang.
SMP n =
n =
n = 1,86 dibulatkan menjadi 2 orang.
SMA n =
n =
n = 1,24 dibulatkan menjadi 1 orang.
PT n =
n =
n = 0,62 dibulatkan menjadi 1 orang.
SDN 1 Perampuan :
TS n =
69
n =
n = 1,89 dibulatkan menjadi 2 orang.
SD n =
n =
n = 6,29 dibulatkan menjadi 6 orang.
SMP n =
n =
n = 5,03 dibulatkan menjadi 5 orang.
SMA n =
n =
n = 5,66 dibulatkan menjadi 6 orang.
PT n =
n =
n = 3,14 dibulatkan menjadi 3 orang.
SDN 2 Perampuan :
TS n =
n =
n = 1,24 dibulatkan menjadi 1 orang.
SD n =
n =
n = 18,65 dibulatkan menjadi 19
orang.
SMP n =
n =
n = 1,24 dibulatkan menjadi 1 orang.
SMA n =
n =
70
n = 0,62 dibulatkan menjadi 1 orang.
PT n =
n =
n = 1,24 dibulatkan menjadi 1 orang.
SDN 1 Karang Bongkot :
TS n =
n =
n = 0,62 dibulatkan menjadi 1 orang.
SD n =
n =
n = 9,23 dibulatkan menjadi 9 orang
SMP n =
n =
n = 3,08 dibulatkan menjadi 3 orang.
SMA n =
n =
n = 2,46 dibulatkan menjadi 2 orang.
PT n =
n =
n = 0,65 dibulatkan menjadi 1 orang.
SDN 2 Karang Bongkot :
TS n =
n =
n = 3,82 dibulatkan menjadi 4 orang.
SD n =
n =
n = 8,91 dibulatkan menjadi 9 orang.
71
SMP n =
n =
n = 5,73 dibulatkan menjadi 6 orang.
SMA n =
n =
n = 1,27 dibulatkan menjadi 1 orang.
PT n =
n =
n = 1,27 dibulatkan menjadi 1 orang.
SDN 3 Karang Bongkot :
TS n =
n =
n = 5,59 dibulatkan menjadi 6 orang.
SD n =
n =
n = 6,22 dibulatkan menjadi 6 orang.
SMP n =
n =
n = 1,86 dibulatkan menjadi 2 orang.
SMA n =
n =
n = 7,46 dibulatkan menjadi 7 orang.
PT n =
n =
n = 1,86 dibulatkan menjadi 2 orang.
72
Setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel yang dibutuhkan
sebesar 150 orang. Sehingga dilakukan penambahan jumlah sampel
pada tingkat pendidikan ibu SMA dan perguruan tinggi dengan
masing-masing sampel menjadi 22 dan 13 orang. Adapun jumlah
sampel lainnya pada tingkat tidak sekolah sebanyak 28 orang, SD
sebanyak 66 orang dan SMP sebanyak 21 orang.
73
Lampiran 7 Jumlah Sampel Tingkat Pendidikan Ibu
NO SD
Tingkat Pendidikan Ibu Jumlah
Sampel Tidak
Sekolah SD SMP SMA PT
1. SDN 1 KURANJI 8 8 2 3 0 21
2. SDN 2 KURANJI 6 9 2 1 1 19
3. SDN 1 PERAMPUAN 2 6 5 6 4 23
4. SDN 2 PERAMPUAN 1 19 1 1 2 24
5. SDN 1 KARANG BONGKOT 1 9 3 2 1 16
6. SDN 2 KARANG BONGKOT 4 9 6 1 2 22
7. SDN 3 KARANG BONGKOT 6 6 2 8 3 25
JUMLAH 28 66 21 22 13 150
74
Lampiran 8 Data Nilai Ulangan Harian Siswa
Data Nilai Ulangan
Harian Siswa
Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu
Jumlah
Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi
PPKN
50-69 13 24 4 8 3
70-89 29 77 25 27 8
90-100 0 4 4 1 3
Bahasa 50-69 14 31 3 4 2
Indonesia 70-89 28 70 23 27 8
90-100 0 4 7 2 4
Matematika
50-69 16 37 6 1 2
70-89 24 64 22 31 8
90-100 2 4 5 1 4
IPA
50-69 15 27 5 3 1
70-89 25 73 22 29 10
90-100 2 5 6 1 3
IPS
50-69 21 29 5 5 3
70-89 21 73 26 28 1
90-100 0 2 2 0 10
Jumlah 42 105 33 33 14 227
75
Lampiran 9 Data Penelitian
No. Nama Asal Sekolah
Tingkat Pendidikan
Ibu Nilai Raport
(x) (y)
1 BXY1 SDN 1 KURANJI Tidak Sekolah 72
2 BXY4 SDN 1 KURANJI Tidak Sekolah 70
3 BXY8 SDN 1 KURANJI Tidak Sekolah 71
4 BXY15 SDN 1 KURANJI Tidak Sekolah 75
5 BXY16 SDN 1 KURANJI Tidak Sekolah 71
6 BXY19 SDN 1 KURANJI Tidak Sekolah 74
7 BXY22 SDN 1 KURANJI Tidak Sekolah 70
8 BXY30 SDN 1 KURANJI Tidak Sekolah 70
9 YAX31 SDN 2 KURANJI Tidak Sekolah 60
10 YAX33 SDN 2 KURANJI Tidak Sekolah 72
11 YAX41 SDN 2 KURANJI Tidak Sekolah 60
12 YAX42 SDN 2 KURANJI Tidak Sekolah 62
13 YAX43 SDN 2 KURANJI Tidak Sekolah 60
14 YAX56 SDN 2 KURANJI Tidak Sekolah 60
15 AXY61 SDN 1 PERAMPUAN Tidak Sekolah 75
16 AXY72 SDN 1 PERAMPUAN Tidak Sekolah 73
17 CXY114 SDN 2 PERAMPUAN Tidak Sekolah 77
18 XAY139 SDN 1 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 69
19 YXB171 SDN 2 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 80
20 YXB180 SDN 2 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 76
21 YXB184 SDN 2 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 78
22 YXB190 SDN 2 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 76
23 XBY194 SDN 3 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 71
24 XBY197 SDN 3 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 71
25 XBY198 SDN 3 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 71
26 XBY204 SDN 3 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 69
27 XBY209 SDN 3 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 72
28 XBY227 SDN 3 Kr. BONGKOT Tidak Sekolah 71
29 BXY3 SDN 1 KURANJI SD 73
30 BXY9 SDN 1 KURANJI SD 70
31 BXY11 SDN 1 KURANJI SD 84
32 BXY14 SDN 1 KURANJI SD 70
33 BXY18 SDN 1 KURANJI SD 70
76
34 BXY20 SDN 1 KURANJI SD 70
35 BXY28 SDN 1 KURANJI SD 71
36 BXY29 SDN 1 KURANJI SD 82
37 YAX32 SDN 2 KURANJI SD 62
38 YAX36 SDN 2 KURANJI SD 72
39 YAX38 SDN 2 KURANJI SD 72
40 YAX39 SDN 2 KURANJI SD 58
41 YAX45 SDN 2 KURANJI SD 70
42 YAX53 SDN 2 KURANJI SD 60
43 YAX55 SDN 2 KURANJI SD 58
44 YAX57 SDN 2 KURANJI SD 60
45 YAX59 SDN 2 KURANJI SD 60
46 AXY60 SDN 1 PERAMPUAN SD 74
47 AXY65 SDN 1 PERAMPUAN SD 74
48 AXY67 SDN 1 PERAMPUAN SD 74
49 AXY73 SDN 1 PERAMPUAN SD 73
50 AXY82 SDN 1 PERAMPUAN SD 73
51 AXY84 SDN 1 PERAMPUAN SD 72
52 CXY99 SDN 2 PERAMPUAN SD 76
53 CXY100 SDN 2 PERAMPUAN SD 72
54 CXY102 SDN 2 PERAMPUAN SD 78
55 CXY106 SDN 2 PERAMPUAN SD 75
56 CXY111 SDN 2 PERAMPUAN SD 79
57 CXY112 SDN 2 PERAMPUAN SD 77
58 CXY113 SDN 2 PERAMPUAN SD 77
59 CXY116 SDN 2 PERAMPUAN SD 82
60 CXY117 SDN 2 PERAMPUAN SD 77
61 CXY118 SDN 2 PERAMPUAN SD 78
62 CXY119 SDN 2 PERAMPUAN SD 80
63 CXY120 SDN 2 PERAMPUAN SD 77
64 CXY121 SDN 2 PERAMPUAN SD 81
65 CXY122 SDN 2 PERAMPUAN SD 76
66 CXY124 SDN 2 PERAMPUAN SD 78
67 CXY125 SDN 2 PERAMPUAN SD 79
68 CXY126 SDN 2 PERAMPUAN SD 72
69 CXY127 SDN 2 PERAMPUAN SD 78
70 CXY128 SDN 2 PERAMPUAN SD 79
71 XAY132 SDN 1 Kr. BONGKOT SD 74
72 XAY133 SDN 1 Kr. BONGKOT SD 75
77
73 XAY143 SDN 1 Kr. BONGKOT SD 78
74 XAY144 SDN 1 Kr. BONGKOT SD 71
75 XAY146 SDN 1 Kr. BONGKOT SD 77
76 XAY149 SDN 1 Kr. BONGKOT SD 76
77 XAY150 SDN 1 Kr. BONGKOT SD 77
78 XAY151 SDN 1 Kr. BONGKOT SD 77
79 XAY155 SDN 1 Kr. BONGKOT SD 72
80 YXB158 SDN 2 Kr. BONGKOT SD 70
81 YXB163 SDN 2 Kr. BONGKOT SD 74
82 YXB167 SDN 2 Kr. BONGKOT SD 74
83 YXB168 SDN 2 Kr. BONGKOT SD 78
84 YXB172 SDN 2 Kr. BONGKOT SD 74
85 YXB175 SDN 2 Kr. BONGKOT SD 76
86 YXB182 SDN 2 Kr. BONGKOT SD 80
87 YXB186 SDN 2 Kr. BONGKOT SD 74
88 YXB189 SDN 2 Kr. BONGKOT SD 60
89 XBY191 SDN 3 Kr. BONGKOT SD 71
90 XBY192 SDN 3 Kr. BONGKOT SD 74
91 XBY193 SDN 3 Kr. BONGKOT SD 74
92 XBY208 SDN 3 Kr. BONGKOT SD 74
93 XBY222 SDN 3 Kr. BONGKOT SD 74
94 XBY225 SDN 3 Kr. BONGKOT SD 73
95 BXY12 SDN 1 KURANJI SMP 70
96 BXY27 SDN 1 KURANJI SMP 72
97 YAX47 SDN 2 KURANJI SMP 84
98 YAX49 SDN 2 KURANJI SMP 72
99 AXY79 SDN 1 PERAMPUAN SMP 75
100 AXY83 SDN 1 PERAMPUAN SMP 73
101 AXY86 SDN 1 PERAMPUAN SMP 73
102 AXY87 SDN 1 PERAMPUAN SMP 77
103 AXY92 SDN 1 PERAMPUAN SMP 72
104 CXY105 SDN 2 PERAMPUAN SMP 79
105 XAY135 SDN 1 Kr. BONGKOT SMP 85
106 XAY145 SDN 1 Kr. BONGKOT SMP 78
107 XAY148 SDN 1 Kr. BONGKOT SMP 93
108 YXB166 SDN 2 Kr. BONGKOT SMP 78
109 YXB173 SDN 2 Kr. BONGKOT SMP 74
110 YXB179 SDN 2 Kr. BONGKOT SMP 68
111 YXB181 SDN 2 Kr. BONGKOT SMP 64
78
112 YXB183 SDN 2 Kr. BONGKOT SMP 80
113 YXB185 SDN 2 Kr. BONGKOT SMP 76
114 XBY207 SDN 3 Kr. BONGKOT SMP 72
115 XBY214 SDN 3 Kr. BONGKOT SMP 74
116 BXY2 SDN 1 KURANJI SMA 77
117 BXY7 SDN 1 KURANJI SMA 88
118 BXY10 SDN 1 KURANJI SMA 82
119 YAX52 SDN 2 KURANJI SMA 68
120 AXY63 SDN 1 PERAMPUAN SMA 72
121 AXY66 SDN 1 PERAMPUAN SMA 73
122 AXY69 SDN 1 PERAMPUAN SMA 74
123 AXY70 SDN 1 PERAMPUAN SMA 76
124 AXY89 SDN 1 PERAMPUAN SMA 77
125 AXY93 SDN 1 PERAMPUAN SMA 78
126 CXY110 SDN 2 PERAMPUAN SMA 81
127 XAY140 SDN 1 Kr. BONGKOT SMA 79
128 XAT156 SDN 1 Kr. BONGKOT SMA 77
129 YXB161 SDN 2 Kr. BONGKOT SMA 80
130 XBY200 SDN 3 Kr. BONGKOT SMA 77
131 XBY201 SDN 3 Kr. BONGKOT SMA 80
132 XBY206 SDN 3 Kr. BONGKOT SMA 82
133 XBY213 SDN 3 Kr. BONGKOT SMA 76
134 XBY217 SDN 3 Kr. BONGKOT SMA 74
135 XBY218 SDN 3 Kr. BONGKOT SMA 78
136 XBY219 SDN 3 Kr. BONGKOT SMA 77
137 XBY221 SDN 3 Kr. BONGKOT SMA 75
138 YAX37 SDN 2 KURANJI Perguruan Tinggi 80
139 AXY62 SDN 1 PERAMPUAN Perguruan Tinggi 82
140 AXY68 SDN 1 PERAMPUAN Perguruan Tinggi 79
141 AXY77 SDN 1 PERAMPUAN Perguruan Tinggi 75
142 AXY80 SDN 1 PERAMPUAN Perguruan Tinggi 88
143 CXY108 SDN 2 PERAMPUAN Perguruan Tinggi 88
144 CXY109 SDN 2 PERAMPUAN Perguruan Tinggi 80
145 XAY137 SDN 1 Kr. BONGKOT Perguruan Tinggi 91
146 YXB170 SDN 2 Kr. BONGKOT Perguruan Tinggi 86
147 YXB174 SDN 2 Kr. BONGKOT Perguruan Tinggi 82
148 XBY195 SDN 3 Kr. BONGKOT Perguruan Tinggi 79
149 XBY216 SDN 3 Kr. BONGKOT Perguruan Tinggi 74
150 XBY226 SDN 3 Kr. BONGKOT Perguruan Tinggi 70
79
Lampiran 10 Tabel Data Penelitian
Keterangan :
Kurang Baik : Interval nilai dari 56-65
Cukup Baik : Interval nilai dari 66-75
Baik : Interval nilai dari 76-85
Sangat Baik : Interval nilai dari 86-95
Prestasi Siswa
Tingkat Pendidikan Ibu Jumlah
Golongan Tidak
Sekolah SD SMP SMA
Perguruan
Tinggi
Kurang baik 3,33% 4,67% 0,67% 0% 0% 8,67%
Cukup baik 12% 20,67% 4,67% 4% 2% 43,33%
Baik 3,33% 18,67% 8% 10% 4% 44%
Sangat baik 0% 0% 0,67% 0,67% 2,67% 4%
Jumlah Kategori 18,67% 44% 14% 14,67% 8,67% 100%
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70
80
Lampiran 11 Tabel Hitung Manual
Sampel Kategori ( ) ( )
Tidak Sekolah
Kurang Baik 5 2.43 2.57 6.62 2.73
Cukup Baik 18 13.07 4.93 24.34 1.86
Baik 5 11.39 -6.39 40.79 3.58
Sangat Baik 0 1.12 -1.12 1.25 1.12
Jumlah Golongan 28 28.00 0 - 9.29
SD
Kurang Baik 7 5.72 1.28 1.64 0.29
Cukup Baik 33 30.80 2.20 4.84 0.16
Baik 26 26.84 -0.84 0.71 0.03
Sangat Baik 0 2.64 -2.64 6.97 2.64
Jumlah Golongan 66 66.00 0 - 3.11
SMP
Kurang Baik 1 1.82 -0.82 0.67 0.37
Cukup Baik 10 9.80 0.20 0.04 0.00
Baik 9 8.54 0.46 0.21 0.02
Sangat Baik 1 0.84 0.16 0.03 0.03
Jumlah Golongan 21 21.00 0 - 0.43
SMA
Kurang Baik 0 1.91 -1.91 3.64 1.91
Cukup Baik 6 10.27 -4.27 18.20 1.77
Baik 15 8.95 6.05 36.64 4.10
Sangat Baik 1 0.88 0.12 0.01 0.02
Jumlah Golongan 22 22.00 0 - 7.79
Perguruan Tinggi
Kurang Baik 0 1.13 -1.13 1.27 1.13
Cukup Baik 3 6.07 -3.07 9.40 1.55
Baik 6 5.29 0.71 0.51 0.10
Sangat Baik 4 0.52 3.48 12.11 23.29
Jumlah Golongan 13 13.00 0 - 26.06
Jumlah Total 150 150.00 0 = 46.68
81
Berdasarkan hasil analisis data di atas, untuk melihat seberapa besar
hubungan tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar. Maka didapatkan
sebesar 46,68 selanjutnya nilai tersebut dibandingkan dengan nilai
drajat kebebasan chi kuadrat pada taraf signifikansi 5% dengan d.b. = 12, batas
angka penerimaan hipotesis nihil (Ho) pada taraf signifikansi 5% adalah
21,026. Kenyataan ini menunjukan bahawa nilai hasil analisis data
berada di atas batas angka penerimaan hipotesis nihil (Ho) yaitu 46,68 > 21,026 ,
sehingga dapat dikatakan hasil penelitian ini adalah signifikan.
82
Lampiran 12 Output Hasil Hitung SPSS
83
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan bantuan program
SPSS 19 for windows terlihat tidak ada perbedaan hasil analisi yang di dapat
antara menghitung manual dengan menggunakan SPSS, berikut penjelesan singkat
tentang hasil analisis dalam output SPSS ;
Analisis output bagian pertama (case processing summary) terlihat bahwa ada 150
data yang semuanya diproses (tidak ada data missing), sehingga tingkat
validitasnya 100%. Kemudian pada analisis output bagian kedua (crosstab antara
prestasi dan tingkat) terlihat tabel silang yang memuat hubungan diantara kedua
variabel. Misalnya, pada baris-1 kolom-1, terdapat angka 5. Hal ini berarti ada 5
siswa yang mendapat nilai kurang baik (variabel prestasi) pada ibu yang memiliki
tingkat pendidikan tidak sekolah (variabel tingkat). Demikian pula untuk data
yang lainnya. Selanjutnya pada analisis output bagian ketiga (uji chi-square) dapat
dilihat bahwa nilai chi-square yang di dapat adalah 46,687. Sedangkan chi-square
tabel, dapat dilihat pada tabel uji-statistik untuk chi-square. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan tingkat signifikasi 5% dan drajat kebebasannya (d.b.) = 12
adalah 21,026. Kemudian karena shi-square hitung (46,687) > chi-square tabel
(21,026), maka Ho ditolak. Demikian disimpulkan bahwa ada hubungan antara
tingkat pendidikan ibu dengan prestasi belajar. Menguji hipotesis dengan
membandingkan nilai probabilitas yang nilainya dapat dilihat pada bagian asymp.
Sig. (2-sided), yang dalam kasus ini sebesar 0,000. Jika nilai probabilitas > 0,05
maka Ho diterima. Tetapi bila nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Pada
hasil analisis ini nilai probabilitas sebesar (0,000) < nilai tingkat signifikansi
(0,05) itu artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
84
Lampiran 13 Angket Pengumpulan Data
Nama :
No. Absen :
Nama Ayah :
Pendidikan Akhir :
Nama Ibu :
Pendidikan Akhir
85
Lampiran 14 Pedoman Wawancara
Tingkat Pendidikan Dasar
No. Garis Besar Permasalahan Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
1. Interaksi antara ibu dan anak
Sering berbincang-bincang
dengan anak
2.
Waktu luang untuk menemani
anak
Membantu serta
mendampingi mengerjakan
tugas
Mengajarkan sekilas materi
belajar untuk esok hari di
rumah
3.
Kesadaran pentingnya
pendidikan
Keinginan agar anak mampu
mengenyam pendidikan
hingga perguruan tinggi
4.
Monitoring di rumah
Menanyakan sudahkah
mengerjakan PR pada anak
Mengingatkan untuk
86
menyiapkan buku pelajaran
esok
Memantau kembali pekerjaan
anak
Menanyakan nilai harian
yang didapat anak di sekolah
5.
Disiplin yang ditanamkan
Bangun tepat waktu
Selalu mendahulukan
mengerjakan tugas sebelum
bermain
Belajar dahulu di rumah
untuk bahan pelajaran esok
hari
6.
Pemenuhan sarana belajar
Kemampuan memenuhi
sarana belajar dasar (buku
tulis, pensil, bolpoint,
penggaris, penghapus)
Kemampuan memenuhi
sarana belajar penunjang
(buku LKS, buku paket, tabel
perkalian, dll)
Kemampuan memenuhi
sarana penunjang cadangan
(sepatu cadangan, kaos kaki,
tas, dll)
87
Tingkat Pendidikan Lanjutan
No. Garis Besar Permasalahan Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
1. Interaksi antara ibu dan anak
Sering berbincang-bincang
dengan anak
2.
Waktu luang untuk menemani
anak
Membantu serta
mendampingi mengerjakan
tugas
Mengajarkan sekilas materi
belajar untuk esok hari di
rumah
3.
Kesadaran pentingnya
pendidikan
Keinginan agar anak mampu
mengenyam pendidikan
hingga perguruan tinggi
4.
Monitoring di rumah
Menanyakan sudahkah
mengerjakan PR kepada anak
Mengingatkan untuk
menyiapkan buku pelajaran
esok
Memantau kembali pekerjaan
anak
.
.
88
Menanyakan nilai harian
yang didapat anak di sekolah
5.
Disiplin yang ditanamkan
Bangun tepat waktu
Selalu mendahulukan
mengerjakan tugas sebelum
bermain
Belajar dahulu di rumah
untuk bahan pelajaran esok
hari
6.
Pemenuhan sarana belajar
Kemampuan memenuhi
sarana belajar dasar (buku
tulis, pensil, bolpoint,
penggaris, penghapus)
Kemampuan memenuhi
sarana belajar penunjang
(buku LKS, buku paket, table
perkalian, dll)
Kemampuan memenuhi
sarana penunjang cadangan
(sepatu cadangan, kaos kaki,
tas, dll)
89
Menurut Notoatmodjo (84 : 2003) tingkat pendidikan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu seperti
; pendidikan dasar awal selama 9 tahun (SD/sederajat, SLTP/sederajat) dan pendidikan lanjut yaitu pendidikan menegah
minimal 3 tahun (SMA/sederajat), dan perguruan tinggi (diploma, sarjana, magister, doktor, spesialis) yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi.
Berdasarkan paparan tersebut peneliti membagi responden dalam dua bagian yaitu responden tingkat pendidikan dasar
dan responden tingkat pendidikan lanjut. Melalui hasil wawancara terlihat bahwa ibu pada tingkat pendidikan dasar maupun
tingkat pendidikan lanjutan sama-sama melakukan interaksi dengan anak, dan juga sama-sama sadar akan pentingnya
pendidikan. Perbedaannya terlihat pada waktu luang untuk menemani anak, monitoring di rumah, disiplin yang ditanamkan,
serta pemenuhan sarana belajar. Ibu pada tingkat pendidikan dasar cenderung memiliki banyak waktu luang untuk anak
namun sayangnya mereka terbatas pada pemahaman mengenai materi-materi pelajaran, sehingga mereka hanya dapat
melakukan monitoring dengan mengingatkan untuk mengerjakan PR dan belajar, kemudian terlihat bahwa disiplin yang ibu-
ibu pada tingkat pendidikan dasar masih kendor hanya terbatas pada bagun tepat waktu untuk sekolah. Selanjutnya untuk
pemenuhan sarana ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah hanya mampu memenuhi sarana belajar dasar, sehingga
cenderung ketika kondisinya seragam, sepatu, dan tas terkena hujan anak-anak mereka tidak ke sekolah.
90
Berbeda dengan ibu-ibu pada tingkat pendidikan lanjutan, mereka cenderung sangat tegas dan disiplin. Sebagian besar
ibu-ibu yang bekerja tetap meluangkan waktu mereka untuk anak baik dalam membimbing belajar untuk esok hari maupun
membantu mengerjakan PR. Para ibu juga rutin melakukan monitoring kepada anak-anaknya, bahkan ada ibu yang sudah
tidak perlu lagi melakukan monitoring pada anak karena anak-anak mereka telah biasa disiplin dalam mengerjakan PR dan
belajar di rumah. Kemudian untuk pemenuhan sarana belajar ibu-ibu pada tingkat pendidikan lanjutan lebih mampu dalam
memenuhi sarana belajar anak, karena menurut mereka penunjang seperti buku paket, dan LKS wajib anak mereka miliki.
Dari paparan hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa ibu pada tingkat pendidikan lanjutan lebih
menjanjikan, menjadi lingkungan bagi terciptanya anak-anak berprestasi.
91
Lampiran 15 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat
92
Lampiran 16 Dokumentasi Wanwancara
93
94
95
Lampiran 17 Surat Keterangan Observasi
96
97
98
99
100
101
102
Lampiran 18 Surat Izin Penelitian
103
Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian
104
105
106
107
108
109
110
111
Lampiran 20 Kartu Konsul
112