hubungan pelaksanaan program k3 …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20354930-s-arlin riantiwi.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PADA DIVISI OPERASIONAL PT SURVEYOR INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Adminitrasi
ARLIN RIANTIWI
1006815966
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI
PEMINATAN ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
JUNI 2012
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Arlin Riantiwi
NPM : 1006815966
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga
Judul Skripsi : Hubungan Pelaksanaan Program K3 dengan
Produktivitas Kerja Karyawan pada Divisi Operasional
PT Surveyor Indonesia Jakarta.
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekstensi
pada Program Studi Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang : Drs. Heri Faturrahman, M.Si (……………………….)
Penguji Ahli : Drs. Pantius D. Soeling M.Si (………………………)
Pembimbing : Drs. Kusnar Budi, M. Bus (………………………)
Sekretaris Sidang : Nurul Safitri S.Sos, MA (………………………)
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 20 Juni 2012
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Arlin Riantiwi
NPM : 1006815966
Tanda Tangan :
Tanggal : 20 Juni 2012
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana jurusan Administrasi Niaga pada Departemen Ilmu Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada:
1) Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;
2) Drs. Asrori, MA, FLMI, selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi
Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia;
3) Fibria Indriati S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Ekstensi
Administrasi Niaga Universitas Indonesia;
4) Drs. Kusnar Budi, M. Bus, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini;
5) Drs. Heri Faturrahman, M. Si, selaku Ketua Sidang skripsi;
6) Drs. Pantius D. Soeling, M. Si, selaku penguji ahli dalam sidang skripsi;
7) Nurul Safitri, S.Sos, M. A, selaku sekretaris sidang skripsi;
8) Bapak Firmansyah selaku Kepala Bidang K3 PT Surveyor Indonesia yang
telah memberikan bantuan dan dukungan;
9) Rekan-rekan pada Divisi Operasional yang telah membantu penulis untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan;
10) Pihak sekretariat Program Ekstensi Administrasi Niaga Universitas
Indonesia;
11) Keluarga tercinta; Mama, Papa, serta kakak-kakak yang selalu memberikan
dukungan, bantuan, semangat baik moril maupun materil;
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
v
12) Rifky Ananta, yang selalu memberikan semangat dan membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini;
13) Yesung Oppa, terima kasih telah memberikan semangat melalui harmonisasi
nada, lagu dan suara yang indah;
14) Teman-teman Administrasi Niaga, atas kebersamaan dan suasana
kekeluargaan yang tercipta selama ini; dan
15) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, Juni 2012
Penulis
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademis Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Arlin Riantiwi
NPM : 1006815966
Program Studi : Administrasi Niaga
Departemen : Ilmu Administrasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksekutif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Hubungan Pelaksanaan Program K3 dengan Produktivitas Kerja Karyawan
pada Divisi Operasional PT Surveyor Indonesia Jakarta.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalty
Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan semestinya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 20 Juni 2012
Yang Menyatakan
( Arlin Riantiwi )
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
vii
ABSTRAK
Nama : Arlin Riantiwi
Program Studi : Administrasi Niaga
Judul : Hubungan Pelaksanaan Program K3 dengan Produktivitas
Kerja Karyawan pada Divisi Operasional PT Surveyor
Indonesia Jakarta
Penelitian ini difokuskan untuk melihat hubungan antara pelaksanaan
program K3 dengan produktivitas kerja karyawan pada divisi operasional PT
Surveyor Indonesia, Jakarta. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif. Data
dikumpulkan dengan cara survey, yang menggunakan kuesioner. Terdapat 5
dimensi untuk program K3 yang merupakan teori dari Mathis & Jackson dan 2
dimensi untuk produktivitas kerja karyawan dari teori Stephen P. Robbin. Adapun
sampel yang digunakan adalah karyawan PT Surveyor Indonesia pada divisi
operasional yang berjumlah 50 orang. Peneliti menggunakan factor analisis untuk
mengukur validitas dan Cronbach’s alpha untuk realibilitas. Untuk mengetahui
ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut, maka digunakan
teknik analisis spearman. Hasil dari pengukuran tersebut ditemukan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara pelaksanaan program K3 dengan
produktivitas kerja karyawan. Saran yang diusulkan dalam penelitian ini agar
perusahaan lebih meningkatkan komitmen dan kebijakan K3, untuk dapat
meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.
Kata kunci:
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Produktivitas Kerja Karyawan.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
viii
ABSTRACT
Name : Arlin Riantiwi
Study Programme : Business Administration
Tittle : Reltionship between Occupational Health and Safety
Programme with Employee Productivity at the Operational
Division of PT Surveyor Indonesia.
This study focused on the relationship between occupational health and
safety programme with employee productivity at the operational division of PT
Surveyor Indonesia, Jakarta. This study use the quantitative method. Data were
collected by survey, using questionnaires. There are five dimensions to
occupational health and safety program that is the theory of Mathis & Jackson and
two dimensions to the work productivity of employees of the theory of Stephen P.
Robbin. Samples used the employees of PT Surveyor Indonesia on the operational
divisions, amounted to 50 people. Researchers used factor analysis to measure the
validity and Cronbach's alpha for reliability. To find out whether there is any
relationship between two variables, the analytical technique used spearman. The
results of these measurements found that there is a strong enough relationship
between occupational health and safety program with employee productivity.
Suggestions proposed in this study in order to further enhance the company's
commitments and policies occupational health and safety, to be able to increase
employee productivity.
Key word:
Occupational Health and Safety, Employee Productivity
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2 Pokok Permasalahan ............................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 6
1.5 Batasan Penlitian .................................................................... 7
1.6 Sistematika Penelitian ........................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 9
2.1.1 Perbedaan Penelitian .................................................... 13
2.2 Konstruksi Model Teoritis ....................................................... 14
2.2.1 Produktivitas Kerja Karyawan
2.2.1.1 Pengertian Produktivitas .................................. 14
2.2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.2.2.1 Pengertian Keselamatan .................................... 17
2.2.2.2 Pengertian Kesehatan ........................................ 18
2.2.2.3 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 18
2.2.2.4 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........ 18
2.2.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2.2.3.1 Pengertian Sistem Manajemen K3 ................... 19
2.2.3.2 Tujuan Sistem Manajemen K3 ......................... 20
2.2.3.3 Proses Sistem Manajemen K3 .......................... 20
2.2.3.4 Manfaat Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 .. 21
2.2.4 Hubungan K3 Dengan Produktivitas Kerja Karyawan .. 22
2.3 Model Analisis ......................................................................... 22
2.4 Hipotesis ................................................................................. 23
2.5 Operasionalisasi Konsep ........................................................ 24
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
x
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................. 30
3.2 Jenis Penelitian ....................................................................... 30
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 31
3.4 Populasi dan Sampel .............................................................. 32
3.5 Metode Analisis Data ............................................................. 32
3.6 Teknik Analisis Data. ............................................................. 35
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................ 39
4.1.1 Sejarah PT Surveyor Indonesia ..................................... 39
4.1.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Surveyor Indonesia 40
4.1.3 Panitia Pembinaan K3 ................................................... 41
4.1.3.1 Tugas dan Tanggung Jawab Kelompok ............ 42
4.1.4 Tanggung Jawab Perusahaan ......................................... 44
4.1.5 Kewajiban Perusahaan ................................................. 45
4.1.6 PT Surveyor Indonesia Sebagai Badan Auditor SMK3 . 47
4.1.7 Struktur Perusahaan PT Surveyor Indonesia ................. 49
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................. 50
4.2.1 Uji Validitas ................................................................. 50
4.2.2 Uji Reliabilitas ............................................................. 56
4.3 Karakteristik Responden ......................................................... 57
4.3.1 Jenis Kelamin Responden ............................................. 57
4.3.2 Usia Responden ............................................................. 58
4.3.3 Pendidikan Terakhir Responden .................................. 59
4.3.4 Masa Kerja Responden ................................................. 60
4.4 Analisis Deskriptif ................................................................. 60
4.5 Analisis Korelasi .................................................................... 81
4.5.1 Korelasi Rank Spearman .............................................. 81
4.5.2 Uji Signifikansi Korelasi Rank Spearman .................... 83
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................. 85
5.2 Saran ...................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86
LAMPIRAN ................................................................................................... 90
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Segitiga Produktivitas dan K3 ………………………………………. 4
Gambar 2.2 Siklus Manajemen ………………………………………………….. 21
Gambar 2.4 Model Analisis …………………………………………………….. 23
Gambar 4.1 Strutur P2K3 PT Surveyor Indonesia ………………………………. 42
Gambar 4.2 Struktur Perusahaan PT Surveyor Indonesia ………………............. 49
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……………… 57
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ……….. 59
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ………………... 60
Gambar 4.6 Grafik Uji Hipotesis ………………………………………………... 84
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………………………………………………... 11
Tabel 2.5 Operasionalisasi Konsep …………………………………………… 26
Tabel 3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………... 31
Tabel 3.2 Ukuran KMO ……………………………………………………….. 34
Tabel 3.7 Nilai Koefisien Korelasi Rank Spearman ………………………….. 37
Tabel 4.1 Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure Sampling Adequacy, Barlett’s Test
of Sphericity pada Pre-test …………………………………………. 51
Tabel 4.2 Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Komitmen Perusahaan
............................................................................................................. 52
Tabel 4.3 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Kebijakan dan Disiplin
K3 ....................................................................................................... 52
Tabel 4.4 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Komunikasi dan Pelatihan
K3 ....................................................................................................... 53
Tabel 4.5 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Inspeksi dan Penyelidikan
K3 ....................................................................................................... 54
Tabel 4.6 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Evaluasi K3 ................ 54
Tabel 4.7 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Efektivitas .................. 55
Tabel 4.8 Nilai Anti Image Correlation untuk Dimensi Efisiensi ...................... 56
Tabel 4.9 Reabilitas Dimensi Variabel Program K3 .......................................... 56
Tabel 4.10 Reabilitas Variabel Produktivitas Kerja Karyawan ............................ 57
Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ....................................... 58
Tabel 4.12 Pegawai merasa adanya komitmen pimpinan dalam melaksanakan
program K3 …………………………………………………………. 61
Tabel 4.13 Perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk melaksanakan
program K3 …………………………………………………………. 62
Tabel 4.14 Perusahaan menyediakan fasilitas K3 yang sesuai dengan standar ... 62
Tabel 4.15 Perusahaan menempatkan personel yang memiliki tanggung jawab
menangani K3 ………………………………………………………. 63
Tabel 4.16 Perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas kerja (mesin&peralatan)
secara rutin ......................................................................................... 64
Tabel 4.17 Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai secara rutin
............................................................................................................. 64
Tabel 4.18 Perusahaan memiliki kebijakan di bidang K3 ……………………… 65
Tabel 4.19 Kebijakan dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil
tenaga kerja …………………………………………………………. 65
Tabel 4.20 Kebijakan memuat ketentuan-ketentuan yang meliputi hak, tujuan serta
kewajiban pegawai dalam melaksanakan K3 ……………………… 66
Tabel 4.21 Pegawai mematuhi setiap kebijakan yang dibuat perusahaan ............ 66
Tebel 4.22 Pegawai selalu menggunakan peralatan K3 yang sesuai saat melakukan
pekerjaan …………………………………………………………… 67
Tabel 4.23 Perusahan selalu melakukan sosialisasi program-program K3
………………………………………………………………………. 68
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
xiii
Tabel 4.24 Perusahaan memasang rambu-rambu K3 di lingkungan kerja
………………………………………………………………………. 68
Tabel 4.25 Perusahaan memberikan pelatihan K3 yang berkualitas kepada
pegawai secara rutin ………………………………………………... 69
Tabel 4.26 Pegawai dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan petugas K3
………………………………………………………………………. 69
Tabel 4.27 Perusahan selalu melakukan inspeksi kecelakaan secara rutin
………………..................................................................................... 70
Tabel 4.28 Hasil inspeksi yang dilakukan selalu disosialisasikan
………………………………………………………………………. 71
Tabel 4.29 Perusahaan menempatkan petugas keadaan darurat yang sudah ahli di
lingkungan kerja ……………………………………………………. 71
Tabel 4.30 Setiap terjadi kecelakaan kerja selalu dilaporkan kepada petugas K3
……………………………………………………………………… 72
Tabel 4.31 Penyelidikan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas ahli
………………………………………………………………………. 72
Tabel 4.32 Perusahaan melakukan evaluasi (audit) Sistem Manajemen K3 secara
rutin ………………………………………………………………… 73
Tabel 4.33 Perusahaan melakukan pengawasan terhadap penerapan SMK3
………………………………………………………………………. 74
Tabel 4.34 Perusahaan melakukan perbaikan usaha-usaha K3 ………………… 74
Tabel 4.35 Perusahaan memiliki data statistik kecelakaan kerja ………………. 75
Tabel 4.36 Peninjauan terhadap SMK3 dilakukan kembali setelah audit ……… 75
Tabel 4.37 Pegawai memahami dengan baik deskripsi pekerjaannya …………. 76
Tabel 4.38 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas
yang ditetapkan perusahaan ………………………………………… 77
Tabel 4.39 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target jumlah yang
ditetapkan perusahaan ……………………………………………… 77
Tabel 4.40 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
diberikan ……………………………………………………………. 78
Tabel 4.41 Pegawai menggunakan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan …………………………………………………………… 79
Tabel 4.42 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu ……………… 79
Tabel 4.43 Pegawai selalu menggunakan jam kerja sesuai dengan peraturan
perusahaan .......................................................................................... 80
Tabel 4.44 Pegawai dapat menghemat penggunaan bahan perusahaan ............... 80
Tabel 4.45 Pegawai dapat mencapai target kerja yang ditetapkan perusahaan
sebelum deadline ................................................................................ 81
Tabel 4.46 Korelasi Rank Spearman …………………………………………… 82
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Skripsi ……………………………………….. 91
Lampiran 2 Tabel Frekuensi (SPSS 17) Indikator Program K3 ………………… 97
Lampiran 3 Tabel Frekuensi (SPSS 17) Indikator Produktivitas Kerja Karyawan
……………………………………………………………………... 104
Lampiran 4 Validitas dan Realibiltas Variabel Program K3…………………… 107
Lampiran 5 Validitas dan Realibilitas Variabel Produktivitas Kerja Karyawan
…………………………………………………………………… 119
Lampiran 6 Korelasi Spearman (SPSS 17) …………………………………….. 124
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
1
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh yang
ditujukan pada pembentukan, peningkatan dan pengembangan tenaga kerja yang
berkualitas, produktif, efisien, efektif dan berkompetensi tinggi. Dalam
pembangunan ketenagakerjaan perlu dibina dan dikembangkan perbaikan syarat-
syarat kerja serta perlindungan tenaga kerja dalam menuju peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja, sesuai dengan Undang-undang no.13 tahun 2003 pada
pasal 86 dan 87, tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
tenaga kerja. Dan setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja diatas
seratus orang atau memiliki resiko besar terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja wajib memiliki ahli K3.
Tenaga kerja merupakan asset perusahaan yang harus diberi perlindungan
terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengingat ancaman bahaya
potensial yang berhubungan dengan kerja. Untuk dapat selalu meningkatkan
produktivitas yang tinggi, sangat tergantung kepada manajemen yang diterapkan
dan kualitas dari pekerja. Kualitas pekerja dapat dipengaruhi oleh salah satunya
yaitu dengan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, karena
kecelakaan kerja langsung menyangkut masalah produktivitas, oleh sebab itu
pencegahan kecelakaan kerja merupakan persoalan yang tidak dapat diabaikan.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan perlindungan tenaga kerja terhadap aspek
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui peraturan perundangan. Peraturan
perundangan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu upaya
dalam pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran,
dan pencemaran lingkungan kerja yang penerapannya menurut jenis dan sifat atau
kegiatan pekerjaan serta kondisi lingkungan kerja. (Silaban, 2008:35).
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
2
Universitas Indonesia
Karena setiap kecelakaan tentulah ada penyebabnya dan dengan
mengetahui penyebab suatu kecelakaan dapat dicegah sebelum terjadi. Pada
hakekatnya kecelakaan akibat kerja itu dapat diramalkan, sehingga dapat dicegah
dan ditekan angka kesakitannya. Banyak sekali faktor yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan. Secara umum faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan
terjadinya kecelakaan adalah faktor manusia atau pekerja, faktor mesin atau alat
dan lingkungan kerja yang mana ketiga faktor tersebut dapat dikendalikan oleh
suatu sistem manajemen. Semakin banyak perusahaan menggunakan mesin-
mesin, penambahan instalasi-instalasi modern, serta bahan-bahan berbahaya
lainnya, selain mempermudah proses produksi, tetapi juga menambah jumlah dan
ragam sumber bahaya di tempat kerja. Ini dapat menimbulkan lingkungan kerja
yang kurang memenuhi syarat keamanan, proses dan sifat pekerjaan yang
berbahaya, serta meningkatkan intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah
tersebut di atas akan mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun
tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran
lingkungan. Sehingga dianggap perlu untuk meningkatkan kualitas dan
kedisiplinan untuk melaksanakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja. (Achmadi, 1989:21).
Manajemen sebagai salah satu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial
tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik dari segi
perencanaan, maupun pengambilan keputusan dan organisasi. Baik kecelakaan
kerja, gangguan kesehatan, maupun pencemaran lingkungan harus merupakan
barisan dari biaya produksi. Sekalipun sifatnya sosial, setiap kecelakaan atau
tingkat keparahannya tidak dapat dilepaskan dari faktor ekonomi dalam suatu
lingkungan kerja. Kebersihan dan kesehatan kerja tidak saja di nilai dari segi
biaya pencegahannya, tetapi juga dari segi manusianya. Antara biaya kecelakaan
dan biaya pencegahan terdapat beberapa pokok yang berakar pada manajemen.
(Silalahi, 1991:36)
Masalah lemahnya manajemen K3 yang ada di perusahaan dan industri
merupakan cikal bakal terjadinya kecelakaan akibat kerja. Disebabkan karena
perusahaan tidak menyediakan alat-alat pengaman yang seringkali dianggap
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
3
Universitas Indonesia
sebagai suatu yang tidak perlu dan/atau kurang alat kerja atau alat produksi yang
digunakan dalam keadaan tidak baik atau tidak layak pakai. Karena itulah
penyebab utama kecelakaan adalah adanya ketimpangan pada sistem manajemen.
(Mendikbud, 1995:22).
Perhatian Pemerintah terhadap manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja diundangkan dalam Undang-undang RI No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pada paragraf 5 pasal 87. Dengan diundangkannya pasal 87
Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, mengikat
perusahaan yang belum melaksanakan SMK3 untuk segera melaksanakan
ketentuan ini. Unsur kejiwaan dari desain pekerjaan memberikan pengetahuan
mengenai faktor-faktor yang mungkin memberikan kontribusi terhadap
produktivitas karyawan tersebut. Selain faktor-faktor kejiwaan ini, faktor
mengenai keselamatan dan keamana kerja juga mempengaruhi. Perusahaan yang
baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan
karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan.
Setiap organisasi baik berbentuk perusahaan maupun lainnya akan selalu
berupaya agar karyawan yang terlibat dalam kegiatan organisasi dapat
memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja yang tinggi untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas kerja merupakan suatu
istilah yang sering digunakan dalam perencanaan pengembangan industri pada
khususnya dan perencanaan pengembangan ekonomi social pada umumnya.
Pengertian produktivitas pada umumnya lebih dikaitkan dengan pandangan
produksi dan ekonomi, sering pula dikaitkan dengan pandangan sosiologi. Tidak
dapat diingkari bahwa pada akhirnya apapun yang dihasilkan melalui kegiatan
organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk
di dalamnya karyawan itu sendiri.
Keselamatan dan kesehatan kerja mempengaruhi produktivitas perusahaan.
Di dalam produksi, produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama yaitu Kuantitas
(Quantity), Kualitas (Quality), dan Keselamatan (Safety). Produktvitas hanya
dapat dicapai jika ketiga unsur produktivitas di atas berjalan secara seimbang.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
4
Universitas Indonesia
Setiap pekerjaan, proses dan produk memiliki persyaratan kualitas (mutu) dan
kuantitas yang ditetapkan baik dala spesifikasi teknis, ukuran, volume, kapasitas
produksi atau waktu yang diperlukan. Keselamatan dan kesehatan kerja berperan
menjamin keamanan proses produksi sehingga produktivitas dapat tercapai.
Kinerja K3 organisasi yang baik akan membantu meningkatkan daya saing
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan kelas dunia yang peduli K3 memiliki
prinsip “good safety is good businesss”. (Ramli, 2010:42)
Gambar 1.1 : Segitiga produktivitas dan K3
Kewajiban untuk menyelenggarakan manajemen K3 pada perusahaan-
perusahaan besar melalui UU Ketenagakerjaan, baru menghasilkan 2,1 % saja dari
15.000 lebih perusahaan berskala besar di Indonesia yang sudah menerapkan
manajemen K3. Minimnya jumlah tersebut sebagian besar disebabkan oleh masih
adanya anggapan bahwa program K3 hanya akan menjadi tambahan biaya
perusahaan.
PT Surveyor Indonesia didirikan pada tanggal 1 Agustus 1991. Pada
awalnya misi dari perusahaan ini adalah untuk membantu Pemerintah Republik
Indonesia dalam memperlancar aliran barang modal dan peralatan ke Indonesia
dari seluruh dunia melalui jasa pemeriksaan pra-pengapalan yang bertaraf
internasional. Sejak bulan April 1997, perusahaan ini telah merumuskan misi
sebagai perusahaan jasa surveyor dalam arti luas. Dengan rumusan misi yang
Produktivitas
Keselamatan
Kuantitas Kualitas
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
5
Universitas Indonesia
baru, PT Surveyor Indonesia memberikan beberapa layanan berupa pemeriksaan
teknis, survei, pengkajian, penilaian pengawasan, auditing serta konsultasi. PT
Surveyor Indonesia berhasil memperoleh Surat Penunjukkan dari Departemen
Tenaga Kerja (Depnaker) sebagai Badan Audit Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penunjukkan tersebut diraih setelah sebelumnya
PT Surveyor Indonesia melaksanakan Training Audit Eksternal SMK3 di Batam
pada tanggal 24-26 Juli 2008 dengan para instruktur dari Depnaker. Semua
peserta yang mengikuti training ini dinyatakan lulus ujian kualifikasi Auditor
Eksternal SMK3 sehingga PT Surveyor Indonesia mendapatkan ijin untuk
melakukan audit SMK3. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang survey,
konsultasi dan inspeksi, PT Surveyor Indonesia menyadari bahwa Kesehatan dan
Keselamatan Kerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
perusahaan dan menjadi tanggung jawab seluruh tingkat organisasi. Komitmen
inilah yang melatar-belakangi PT Surveyor membentuk suatu tim yang diberi
nama Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( P2K3 ). Tim ini
akan membantu Departemen Tenaga Kerja dalam melakukan pengawasan
mengenai Kesehatan dan Keselamtan dari setiap tenaga kerja yang ada di
perusahaan. Secara khusus bertujuan melindungi pekerja dari kasus kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, terutama bagi mereka yang berada di lapangan.
http://www.ptsi.co.id
1.2 Pokok Permasalahan
Pelaksanaan program K3 disamping memberikan perlindungan terhadap
kecelakaan kerja dan mencegah kerugian yang besar bagi perusahaan, juga akan
meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja. Karyawan akan merasa
diperhatikan oleh perusahaan, sehingga sebagai imbalannya mereka pun akan
bekerja dengan lebih baik.
Atas dasar latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka pokok
permasalahan yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana hubungan
antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan PT Surveyor Indonesia?
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
6
Universitas Indonesia
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah ditetapkan penulis, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara program K3
dengan produktivitas kerja karyawan pada PT Surveyor Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1) Manfaat akademis :
Melalui penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan informasi bagi kalangan akademis dalam Bidang
Ilmu Administrasi Niaga pada khususnya terkait dengan manfaat dan
tujuan program K3 pada perusahaan. Secara akademis, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program K3 pada
PT Surveyor Indonesia sehingga dapat memberikan perlindungan dan
meningkatkan produktivitas karyawan, serta untuk mengetahui
hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan PT
Surveyor Indonesia.
2) Manfaat praktisi :
- Untuk perusahaan : gambaran kepada pihak manajemen
perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam
memebrikan perlindungan bagi karyawan.
- Untuk karyawan : gamabaran mengenai hubungan antara
pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja kasryawan.
- Penelitia lainnya : acuan dalam penelitian selanjutnya.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
7
Universitas Indonesia
1.5 Batasan Penelitian
Beberapa keterbatasan penelitian ini adalah :
1. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dalam
bulan Maret-Juni 2012 di PT Surveyor Indonesia, Jakarta.
2. Populasi maupun sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT
Surveyor Indonesia di bagian Operasional yang total berjumlah 50
orang.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka akan diberikan gambaran
secara ringkas mengenai uraian dari bab ke bab yang berkaitan satu dengan yang
lainnya.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini digambarkan secara umum tentang latar
belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
yang berkenaan dengan pemasalahan yang akan dibahas
dalam skripsi ini.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan mengenai tinjauan literatur terhadap
penelitian-penelitian teoritis dan empiris yang pernah
dilakukan sebelumnya dengan topik yang terkait dengan
program K3 dan produktivitas ataupun teori yang
berhubungan dengan keduanya.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
8
Universitas Indonesia
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan tentang metode penelitian
secara keseluruhan, mencakup pendekatan yang digunakan,
jenis penelitian berdasarkan tujuan, manfaat, waktu dan
lokasi, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
BAB 4 PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penelitian yang
memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti
secara langsung maupun tidak langsung, dan secara
mendalam.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang simpulan dan saran dari seluruh
uraian dari hasil analisa bab-bab sebelumnya.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
9
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, penulis mengambil rujukan dari beberapa penelitian
sebelumnya yang mempunyai bahasan penelitian yang kurang lebih sama dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Hal dimaksudkan untuk memberikan
informasi yang lebih mengenai topik penelitian yang akan dilakukan.
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan hasil
penelitian terdahulu oleh peneliti :
Mahardika (2005) dengan judul skripsi Pengaruh Keselamatan dan
Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Bisnis
Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UBS P3B) region Jawa Timur
dan Bali. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program K3 mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, sehingga penerapan program K3
yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan.
Trisna Lestari (2007) dengan judul skripsi Hubungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi kasus :
Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Metode pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan pengisian kuesioner. Metode
pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dan analisis hubungan. Analisis
hubungan antara penerapan K3 dengan produktivitas kerja karyawan dilakukan
dengan metode uji korelasi Rank Spearman dengan menggunakan software SPSS
13.0 for window. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor K3 yang
diuji memiliki hubungan yang positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat dengan
produktivitas kerja karyawan.
Nor Azimah Chew Abdulah, Jeffery T. Spickett, Krassi B. Rumchev and
Satvinder S. Dhaliwalb (2009) dengan judul jurnal Assesing Employees
Perception On Health and Safety Management In Public Hospitals. Analisis data
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
10
Universitas Indonesia
dilakukan dengan menggunakan analisis statistik SPSS 12. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif untuk menyederhanakan dan
mengkarakterisasi data. Analisis lebih lanjut mencakup pengujian korelasi, satu
arah ANOVA, t-test, dan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan positif antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Sehingga dapat dilihat perbandingan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian yang peneliti lakukan pada tabel berikut.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
11
Universitas Indonesia
Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Tujuan Sampel Metode
Penelitian
Teknik
Pengumpulan
Data
Hasil
Mahardika
(Skripsi, 2005)
Pengaruh K3 terhadap
Kinerja Karyawan
Pengaruh Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
terhadap Kinerja
Karyawan di PT. PLN
(Persero) Unit Bisnis
Strategis Penyaluran
dan Pusat Pengatur
Beban (UBS P3B)
region Jawa Timur
dan Bali.
Untuk mengetahui
pengaruh program K3
terhadap kinerja
karyawan
Karyawan PT.
PLN Unit
Bisnis Strategis
Penyaluran dan
Pusat Pengatur
Beban region
Jawa Timur dan
Bali
Kuantitatif Kuesioner Menunjukkan bahwa
program K3
mempunyai pengaruh
positif terhadap
kinerja karyawan,
sehingga penerapan
program K3 yang
baik akan
meningkatkan kinerja
karyawan.
Trisna Lestari
(Skripsi, 2007)
Hubungan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
(K3)
dengan Produktivitas
Kerja Karyawan (Studi
kasus : Bagian
Pengolahan PTPN
VIII Gunung Mas,
Bogor).
Mengkaji penerapan
program K3,
Mengkaji
produktivitas kerja
karyawan,
Menganalisis
hubungan antara
program K3 dengan
produktivitas kerja
karyawan.
Karyawan
Bagian
Pengolahan
PTPN VIII
Gunung Mas,
Bogor
Kuantitatif Kuesioner,
Wawancara dan
Pengamatan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
semua faktor K3
yang diuji memiliki
hubungan yang
positif, sangat nyata
dan berkorelasi kuat
dengan produktivitas
kerja karyawan.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
12
Universitas Indonesia
Peneliti Judul Tujuan Sampel Metode
Penelitian
Teknik
Pengumpulan
Data
Hasil
Nor Azimah
Chew Abdullah,
Jeffery T.
Spickett, Krassi
B.
Rumchev, and
Satvinder S.
Dhaliwal
(Jurnal, 2009)
Assesing Employees
Perception On Health
and Safety
Management in Public
Hospital
Untuk mengetahui
persepsi karyawan
mengenai manajemen
kesehatan dan
keselamatan kerja di
rumah sakit umum.
Karyawan dari
tiga rumah
sakit umum
bagian utara
Malaysia
Kauntitatif Kuesioner Hail penelitian
menunjukkan ada
hubungan positif
yang signifikan
antara
variabel dependen
dan semua variabel
independen.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
13
Universitas Indonesia
2.1.1 Perbedaan Penelitian
Berdasarkan tabel penelitian terdahulu diatas dapat dilihat bahwa, pada
penelitian pertama yang dilakukan Mahardika pada tahun 2005 di PT PLN Unit
Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban, dengan judul Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dalam
menganalisis datanya peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Hasilnya
pun menunjukkan bahwa program K3 mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja karyawan, sehingga penerapan program K3 yang baik akan meningkatkan
kinerja karyawan. Berbeda dengan penelitian kedua yang dilakukan oleh Trisna
Lestari tahun 2007 yang berjudul Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Pengolahan PTPN VIII
Gunung Mas Bogor, metode yang dilakukan dalam mengolah data peneliti
menggunakan analisis deskriptif dan analisis hubungan dan dengan metode uji
korelasi rank spearman dengan menggunakan software SPSS 13.0 for windows.
Pada penelitian ini hasil yang didapat menunjukkan bahwa semua faktor K3 yang
diuji memiliki hubungan positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat dengan
produktivitas kerja karyawan. Dan yang terakhir penelitian yang dilakukan oleh
Nor Azimah Chew Abdulah, Jeffery T. Spickett, Krassi B. Rumchev and
Satvinder S. Dhaliwalb (2009) dengan judul jurnal Assesing Employees
Perception On Health and Safety Management In Public Hospitals, analisis data
pada penelitian ini menggunakan software SPSS 12, dengan metode deskripstif
untuk menyederhanakan dan mengkarakterisasi data.
Sedangkan jika dibandingkan dengan penelitian yang peneliti lakukan
sekarang adanya perbedaan, dimana pada penelitian ini peneliti melaukan uji
pretest terlebih dahulu terhadap kuesioner yang akan disebar. Pretest dilakukan
dan disebar kepada responden yang memiliki kesamaan karakteristik dengan
responden yang sesungguhnya. Setelah dilakukan uji pretest, selanjutnya peneliti
melaukan uji validitas dan realibilitas dengan menggunakan rumus KMO. Untuk
melihat korelasi antara variabel terikat dan variabel bebas, peneliti menggunakan
uji korelasi rank spearman. Seluruh perhitungan dan pengolahan data statistik
tesebut menggunakan SPPS versi 17.0
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
14
Universitas Indonesia
2.2 Konstruksi Model Teoritis
Dalam penelitian ini ada beberapa konsep yang digunakan, yaitu
Produktivitas Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
2.2.1 Produktivitas
2.2.1.1 Pengertian Produktivitas
Produktivitas kerja menurut Gibson, Ivanevich, dan Donnely (1998:71)
“kriteria efektivitas yang ditujukan pada kemampuan organisasi guna memberikan
keluaran yang diminta oleh lingkungan”. Produktivitas mengandung pengertian
sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini.
(Ravianto, 1985:32).
Secara umum produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
(input). Produktivitas kerja merupakan hal yang sangat menarik karena mengukur
hasil kerja manusia dengan segala masalahnya. Pengukuran produktivitas kerja
menurut sistem pemasukan fisik perorangan atau per orang per jam kerja diterima
secara luas, namun dari sudut pandang atau pengawasan harian, pengukuran
tersebut pada umumnya tidaklah memuaskan, karena adanya variasi dalam jumlah
yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena
itu digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun),
pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai
jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya
yang bekerja menurut pelaksanaan standar.
Bernadine and Russel (1998:335), mendefinisikan produktivitas sebagai
berikut: “Generally, productivity refers to a ratio of output to input. Inputs may
include labor hour of cost, production cost, and equipment cost. Outputs may
consist of sales, earnings, market share, and mistakes made”.
Selain ratio output dengan input, beberapa ahli lain mengartikan produktivitas
dengan melihatnya dari dimensi lain, yaitu efektivitas dan efisiensi. Dalam
kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas, Robbin (1998:22) mengartikan
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
15
Universitas Indonesia
produktivitas sebagai berikut : “An organization is productive if it achieves its
goals and does so by transferring inputs to outputs at the lowest cost. As such,
productivity implies a concern for both effectiveness and efficiency”. Robbin
mengatakan suatu organisasi dikatakan produktif jika organisasi itu mencapai
tujuan-tujuannya, dan mencapainya dengan melakukan upaya transformasi input
menjadi output dengan biaya paling rendah.
Definisi produktivitas kerja memiliki dua dimensi, yaitu efektivitas dan
efisiensi.
a. Efektivitas
Dimensi efektivitas berkaitan dengan optimalisasi ketercapaian rencana
(target) kerja, baik dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, durasi
penyelesaian pekerjaan, dan ketepatan pangalokasian sumber daya.
b. Efisiensi
Pada dimensi ini, pengukuran produktivitas berpusat pada realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan,
apakah terjadi pemborosan, penyalahgunaan atau penyimpangan alokasi
sumber daya yang menimbulkan ketidaktercapaian target produk.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu:
1. Kualitas dan kemampuan fisik pekerja.
Yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja,
mental dan kemampuan fisik pekerja yang bersangkutan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan, semakin tinggi produktivitas kerja. Latihan kerja
melengkapi karyawan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk
menggunakan peralatan kerja. Pada dasarnya latihan melengkapi pendidikan.
2. Sarana pendukung kerja.
Sarana pendukung untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan
mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan karyawan.
1. Mencakup lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, sarana
dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan
kerja serta suasana dalam lingkungan kerja sendiri.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
16
Universitas Indonesia
2. Mencakup kesejahteraan karyawan, yang terjamin dalam sistem
pengupahan dan jaminan social, serta jaminan kelangsungan kerja.
3. Supra sarana.
Kemampuan manajemen menggunakan sumber-sumber secara maksimal dan
menciptakan sistem kerja yang optimal, akan menentukan tinggi rendahnya
produktivitas kerja karyawan. Peranan manajemen sangat strategis untuk
peningkatan produktivitas, yaitu dengan mengkombinasikan dan
mendayagunakan semua sarana produktivitas, menerapkan fungsi-fungsi
manajemen, menciptakan sistem kerja dan pembagian produksi,
menempatkan orang yang tepat dan pekerjaan yang tepat, serta menciptakan
kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. (Simanjuntak,
2003:30)
Menurut Sinungan (2005:15), produktivitas kerja dipengaruhi oleh
beberapa faktor dan dapat dilihat dari faktor-faktor berikut ini:
1. Kemauan kerja.
Kemauan kerja adalah dorongan yang ada dalam diri tenaga kerja
untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Kemauan kerja dari
seorang karyawan dapat dilihat dari besarnya kontribusi yang diberikn
kepada perusahaan, yaitu dengan bekerja sungguh-sungguh, adanya
kesadaran dari dalam diri karyawan untuk mengikuti peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan mengikuti setiap
kegiatan yang diadakan perusahaan.
2. Kemampuan kerja.
Pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki karyawan. Produktivitas akan meningkat,
bil karyawan mampu menjalankan pekerjaan mereka dengan baik. Hal
ini juga harus didukung oleh keterampilan kerja karyawan.
Kemampuan kerja karyawan dapat dilihat dari datang ke tempat kerja
tepat waktu dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat
waktu.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
17
Universitas Indonesia
3. Lingkungan kerja.
Lingkungan kerja mendukung pekerjaan yang dilakukan karyawan.
Adanya tanda peringatan dan tanda bahaya di tempat kerja membuat
karyawan bekerja dengan lebih berhati-hati karena lingkungan kerja
yang aman dan sehat akan akan meningkatkan motivasi kerja
karyawan, sehingga produktivitas kerja akan meningkat.
4. Kompensasi
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti
kontribusi jasa yang telah diberikan pada perusahaan. Kompensasi
merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan baik secara langsung
(financial) maupun tidak langsung (non financial).
5. Jaminan sosial yang memadai
Adanya jaminan sosial yang diberikan perusahaan membuat karyawan
bekerja lebih produktif karena karyawan merasa perusahaan sangat
memperhatikan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja.
6. Hubungan kerja yang harmonis.
Hubungan kerja yang terjalin baik antara atasan, bawahan dan rekan
kerja sangat penting untuk menciptakan situasi kerja yang nyaman.
2.2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.2.2.1 Pengertian Keselamatan
Keselamatan berasal dari bahasa inggris yaitu kata “safety” dan biasanya
selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka
(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan
sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis
mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan
berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil
resiko terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk
pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja.
(Suma‟mur P.K, 1984:46)
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
18
Universitas Indonesia
2.2.2.2 Pengertian Kesehatan
Kesehatan kerja adalah suatu usaha yang bertujuan agar pekerja atau
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik
atau mental maupun social dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
(Suma‟mur P.K, 1984:62)
2.2.2.3 Pegertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Secara filosofi keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan kondisi-
kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis-fisikal
meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan nyawa
atau anggota badan. Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan
dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan,
sikap menarik diri, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan
kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh. (Rivai,
2006:46)
2.2.2.4 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan dan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi :
1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang.
2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.
3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah
karena menurunnya pengajuan klaim.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
19
Universitas Indonesia
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan.
Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-
kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stress serta
mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, maka
perusahaan tersebut akan semakin efektif. (Rivai, 2006:50)
2.2.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
2.2.3.1 Pengertian Sistem Manajemen K3
Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman dan produktif.
Sistem Manajemen K3 merupakan konsep pengelolaan K3 secara sistematis dan
komprehensif dalam suatu sistem manajemen yang utuh melalui proses
perencanaan, penerapan, pengukuran, dan pengawasan. (Ramli, 2010)
Talcott Parson, mengatakan bahwa properti yang paling umum dan
mendasar dari sebuah sistem adalah saling ketergantungan bagian-bagian atau
variabel. Sistem teori menunjukkan bahwa harus ada empat persyaratan umum
untuk sistem manajemen K3, meskipun dalam praktek memungkinkan memiliki
keragaman yang cukup besar.
Keempat persyaratan umum tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Sistem (untuk SMK3 mungkin ini etika, ekonomi, hukum dan tujuan
organisasi; tidak semua sistem perlu memiliki tujuan yang sama).
2. Spesifikasi elemen sistem dan hubungan antar elemen; tidak semua sistem
perlu memiliki elemen yang sama.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
20
Universitas Indonesia
3. Menentukan hubungan antara OHSMS ke sistem lain (termasuk sistem
manajemen secara luas, dan sistem regulasi, tetapi juga teknologi dan kerja
organisasi).
4. Persyaratan untuk pemeliharaan sistem (internal, terkait dengan tinjauan fase,
atau eksternal, misalnya terkait dengan kebijakan industri yang mendukung
praktek terbaik OHS; pemeliharaan sistem dapat bervariasi).
Bottomley (1999) mencatat apa yang membuat sebuah OHSMS, sistem
adalah menghubungkan dan sequencing dari proses untuk mencapai tujuan
tertentu dan untuk menciptakan cara berulang yang dapat diidentifikasi dari
mengelola keselamatan dan kesehatan kerja, perbaikan tindakan dan juga pusat
untuk pendekatan sistematis.
2.2.3.2 Tujuan Sistem Manajemen K3
Semua sistem manajemen K3 memiliki kesamaan yaitu berdasarkan proses
dan fungsi manajemen modern. Yang berbeda adalah elemen implementasinya
yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Berbagai sistem manajemen K3 dapat digolongkan sebagai berikut.
Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi.
Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi.
Sebagai dasar penghargaan (awards).
Sebagai sertifikasi.
2.2.3.3 Proses Sistem Manajemen K3
Proses sistem manajemen K3 menggunakan pendekatan PDCA (plan-do-
check-action) yaitu mulai dari perencanaan, penerapan, pemeriksaan, dan tindakan
perbaikan. Dengan demikian, sistem manajemen K3 akan berjalan terus menerus
secara berkelanjutan selama aktivitas organisasi masih berlangsung.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
21
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 : Siklus Manajemen.
Sistem Manajemen K3 dimulai dengan penetapan kebijakan K3 oleh
manajemen puncak sebagai perwujudan komitmen manajemen dalam mendukung
penerapan K3. Kebijakan K3 selanjutnya dikembangkan dalam perencanaan.
Berdasarkan hasil perencanaan tersebut dilanjutkan dengan penerapan dan
operasional, melalui pengerahan semua sumber daya yang ada, serta melakukan
berbagai program dan langkah pendukung untuk mencapai keberhasilan. Secara
keseluruhan, hasil penerapan K3 harus ditinjau ulang secara berkala oleh
manajemen puncak untuk memastikan bahwa SMK3 telah berjalan sesuai dengan
kebijakan dan strategi bisnis serta untuk mengetahui kendala yang dapat
mempengaruhi pelaksanaannya. Dengan demikian, organisasi dapat segera
melakukan perbaikan dan langkah korelasi lainnya. (Ramli, 2010:57)
2.2.3.4 Manfaat Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Manfaat pelaksanaan Sistem Manajemen K3 adalah :
1. Gambar pelaksanaan perbaikan, komitmen perusahaan untuk pencegahan
risiko di perusahaan-perusahaan.
2. Peningkatan profitabilitas dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.
PLAN
DO
ACTION
CHECK
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
22
Universitas Indonesia
3. Peningkatan daya saing dengan memenuhi persyaratan otoritas public dan
pelanggan, memberikan keuntungan melalui kompetisi.
2.2.4 Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas
Kerja Karyawan
Menurut Simamora (1995:56), sumber daya manusia merupakan sumber
daya paling penting bagi organisasi karena (1) mempengaruhi efisiensi dan
efektivitas organisasi, dan (2) SDM juga merupakan pengeluaran pokok
perusahaan dalam menjalankan bisnis. Oleh karena itu, SDM harus dikelola
dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Untuk
kepentingan dalam mengatur SDM, dibutuhkan Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan
dukungan sumber daya manusia dalam usaha meningkatkan efektivitas organisasi
dalam rangka mencapai tujuan. Untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi,
perusahaan harus mampu mendapatkan, mengembangkan, mengevaluasi, dan
memelihara kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang tepat. Salah satu cara
memelihara kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di lingkungan perusahaan. Karyawan yang tejamin
keselamatan dan kesehatan kerjanya akan bekerja lebih produktif dibandingkan
mereka yang tidak terjamin keselamatan dan kesehatannya (Suardi, 2007:50)
Dari susunan diatas dapat dilihat bahwa keselamatan (safety) merupakan
faktor yang berhubungan langsung dengan produktivitas. Hal ini serupa dengan
penjelasan dari Jackson (2005) bahwa apabila perusahaan melaksanakan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan dengan baik, maka perusahaan akan
memperoleh banyak manfaatnya, salah satunya adalah meningkatkan
produktivitas kerja karena menurunnya jumlah hari yang hilang akibat kecelakaan
kerja.
2.3 Model Analisis
Model analisis merupakan suatu model yang menggambarkan hubungan
antar variabel penelitian dalam bentuk skematis. Dengan adanya model analisis
diharapkan dapat memudahkan pembaca untuk memahami hasil penelitian.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
23
Universitas Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara program K3
dengan produktivitas kerja karyawan PT Surveyor Indonesia. Dengan adanya
program K3, karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan
pekerjaannya, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka model analisis serta kerangka
pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar 2.4: Model Analisis
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2012
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu pelaksanaan program K3
sebagai variabel independen dimana variabel ini sebagai penyebab terhadap
variabel lainnya, dan produktivitas kerja sebagai variabel dependen dimana
variabel ini tergantung pada variabel lainnya atau variabel akibat.
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar
dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan
pesoalan maupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis Nol (Ho)
Ho : Tidak ada hubungan antara pelaksanaan Program K3 dengan
Produktivitas Kerja Karyawan.
b. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ha : Terdapat hubungan antara pelaksanaan Program K3 dengan
Produktivitas Kerja Karyawan.
Pelaksanaan
Program K3
(variabel bebas)
Produktivitas
Kerja Karyawan
(variabel terikat)
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
24
Universitas Indonesia
2.5 Operasionalisasi Konsep
Operasionalisasi merupakan bentuk definisi operasionalisasi dari konsep-
konsep penelitian yang akan diukur. Konsep yang masih abstrak dalam penelitian
ini selanjutnya dioperasionalisasikan, sehingga dapat diukur dan dibedakan tinggi
rendahnya. Konsep-konsep ini memiliki dimensi yang kemudian diturunkan ke
dalam variabel yang akan diukur dengan indikator-indikator yang selanjutnya
dijabarkan kedalam pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan dalam
bentuk kuesioner.
1. Variabel pelaksanaan Program K3
Untuk mengukur penerapan program K3, berdasarkan penjelasan Mathis
& Jackson (2002) yang mengemukakan bahwa sistem manajemen yang efektif,
terdiri dari :
a) Komitmen Perusahaan.
b) Kebijakan dan disiplin K3.
c) Komunikasi dan Pelatihan K3.
d) Inspeksi dan Penyelidikan Kecelakaan.
e) Evaluasi K3
2. Variabel Produktivitas Kerja Karyawan
Pada variabel ini dimensi-dimensi yang yang dipakai berdasarkan Stephen
P. Robbin (1998:22), sebagai berikut :
1. Efektivitas
Dimensi efektivitas berkaitan dengan optimalisasi ketercapaian
rencana (target) kerja, baik dilihat dari aspek kualitas, kuantitas,
durasi penyelesaian pekerjaan, dan ketepatan pengalokasian
sumber daya.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
25
Universitas Indonesia
2. Efisiensi
Dimensi ini pengukuran produktivitas merujuk pada realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan, apakah terjadi pemborosan, penyalahgunaan atau
penyimpangan alokasi sumber daya yang menimbulkan
ketidaktercapaian target produk.
Berikut adalah tabel operasionalisasi konsep dari Program K3 dan
Produktivitas Kerja Karyawan.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Tabel 2.5: Operasionalisasi Konsep
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Program K3
Pelaksanaan Program K3
1. Komitmen Perusahaan
2. Kebijakan dan Disiplin K3
3. Komunikasi dan Pelatihan
K3
Komitmen
Anggaran khusus K3
Fasilitas K3
Personel K3
Pemeliharaan fasilitas
Pemeriksaan kesehatan
Kebijakan K3
Keterlibatan pegawai dalam
pembuatan kebijakan
Isi kebijakan K3
Kepatuhan terhadap kebijakan
perusahaan
Penggunaan peralatan K3
Sanksi bagi pelanggaran
Pelatihan K3
Pertemuan petugas K3
Keterlibatan pegawai dalam
pertemuan petugas K3
Ordinal
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
27
Universitas Indonesia
4. Inspeksi dan Penyelidikan
Kecelakaan
5. Evaluasi K3
Sosialisasi K3
Pemasangan rambu-rambu K3
Inspeksi
Petugas ahli K3
Pemeriksaan kecelakaan kerja
tepat waktu
Penyelidikan kecelakaan kerja
oleh ahli
Pelaporan kecelakaan kerja
Evaluasi (audit) SMK3
Tindakan perbaikan
Data statistik kecelakaan
Pengawasan SMK3
Peninjauan SMK3
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
28
Universitas Indonesia
Sumber: Robert L. Mathis & John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia. Buku Kedua Edisi Pertama (Jakarta; Salemba 4, 2002)
Stephen P. Robbin, Organizational Behaviour (New Jersey; Prentice Hall Inc), hal. 22
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Produkivitas Kerja
Karyawan
Produktivitas Kerja
Efektivitas
Efisiensi
1. Deskripsi pekerjaan
2. Pencapaian target berdasarkan
kualitas
3. Pencapaian target berdasarkan
kuantitas
4. Durasi penyelesaian pekerjaan
5. Ketepatan pengalokasian
sumber daya
1. Ketepatan waktu
penyelesaian pekerjaan
2. Penggunaan jam kerja sesuai
peraturan perusahaan
3. Penghematan bahan dan
peralatan
4. Pencapaian target sebelum
deadline
Ordinal
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
29
Universitas Indonesia
Tabel operasionalisasi konsep diatas menggambarkan dimensi maupun
indikator yang akan dipakai dalam pembuatan kuesioner dalam penelitian ini.
Dimensi-dimensi yang digunakan diambil dari teori-teori yang sudah ada
sebelumnya. Seperti dimensi yang digunakan untuk mengukur program K3. Teori
yang dipakai menurut Mathis & Jackson. Hanya saja untuk indikator
dikembangkan atau disesuaikan dengan kebijakan yang ada pada PT Surveyor
Indonesia itu sendiri. Karena kebijakan dalam program K3 di setiap perusahaan
pasti bebeda. Ini dimaksudkan agar penilaian bersifat obyektif dan tidak terlalu
jauh dalam menerapkannya. Sehingga hasil yang nantinya diterima sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan. Sedangkan untuk mengukur produktivitas kerja
karyawan, digunakan teori yang dijelaskan oleh Stephen P. Robbin. Karena
dimensi yang digunakan merupakan dimensi yang memang dibutuhkan untuk
mengukur penilaian tentang produktivitas kerja karyawan. Sehingga diharapkan
kedua variabel tersebut dapat saling berhubungan.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
30
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengukur fakta-fakta yang obyektif
dengan memfokuskan pada variabel-variabel penelitian. Oleh sebab itu reliabilitas
ayau konsistensi merupakan kunci dari penelitian kuantitatif, selain harus bebas
nilai (value free) atau obyektif dan bebas dari konteks situasional (uncontrained
situtionally) (Newman, 1997: 66).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif peneliti melakukan suatu rangkaian
penelitian yang berawal dari sejumlah teori, yang kemudian didedukasikan
menjadi suatu hipotesa dan asumsi-asumsi suatu kerangka pemikiran yang
terjabarkan dalam sebuah model analisa, yang terdiri dari variabel-variabel yang
akan mengarah kepada operasionalisasi konsep.
3.2 Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk penelitian
eksplanatif. Penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan
hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel lain. Penelitian
eksplanatif dinilai memiliki kreadibilitas untuk mengukur, menguji hubungan
sebab akibat dari dua atau beberapa variabel (Bungin, 2006).
Berdasarkan manfaat penelitian, penelitian ini termasuk penelitian terapan.
Penelitian terapan berarti melakukan penelitian dimana suatu tema atau bahasan
yang sudah ada sebelumnya.
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini merupakan penelitian cross
sectional, dimana penelitian ini mengambil satu bagian dari gejala (populasi) pada
satu waktu tertentu dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 yang
bertempat di PT Surveyor Indonesia Jakarta.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
31
Universitas Indonesia
Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini merupakan penelitian
survey. Penelitian survey berarti peneliti mengajukan pertanyaan tertulis yang
telah tersusun dalam kuesioner.
Secara ringkas uraian tersebut diatas dapat disimpulkan seperti yang
tercantum dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Jenis Penelitian
Tujuan
Penelitian
Manfaat
Penelitian Dimensi Waktu
Teknik
Pengumpulan
Data
Eksplanatif Terapan Cross Sectional Data Kuantitatif:
Survey
Sumber: Diolah kembali oleh peneliti
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian dan sebagai bahan kelengkapan
penelitian, peneliti memperoleh data, petunjuk dan bahan-bahan lainnya dengan
menggunakan data primer dan data sekunder dalam teknik pengambilan data,
sebagai berikut.
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama, seperti hasil
pengisian kuesioner. Peneliti mengamati secara langsung di perusahaan,
menyebarkan kuesioner. Kuesioner diberikan kepada karyawan tetap bagian
operasional PT Surveyor Indonesia (*lihat lampiran 1).
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi literatur, baik dari tulisan, referensi
yang relevan, jurnal-jurnal yang berkaitan, data dari perusahaan maupun sumber-
sumber lain yang menunjang penelitian. Data sekunder yang dimaksud misalnya,
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
32
Universitas Indonesia
meliputi gambaran umum PT Surveyor Indonesia, struktur organisasi dan
sebagainya.
3.4 Populasi dan Sampel
a. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran akhir
generalisasi (Irawan, 2006:34). Target populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan tetap PT Surveyor Indonesia pada divisi operasional. Peneliti
mengambil divisi tersebut dikarenakan resiko kecelakaan kerja maupun penyakit
kerja sangat besar dibandingkan dengan karyawan tetap pada divisi lain. Populasi
pada divisi ini berjumlah 75 orang, dimana 25 orang dijadikan sample untuk
pretest dan sisanya yang berjumlah 50 orang dijadikan sample sesungguhnya.
b. Sampel Penelitian
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Total Sampling atau jumlah sampel sama dengan jumlah populasinya, sehingga
total sampel berjumlah 50 orang. Dikarenakan pada divisi operasional PT
Surveyor Indonesia, jumlah karyawannya tidak terlalu banyak, oleh sebab itu
peneliti menggunakan teknik penelitian total sampling.
3.5 Analisis Data
Uji Validitas dan Reliabilitas
Suatu instrumen dikatakan baik apabila memenuhi dua syarat yaitu
reliabel dan valid. Instrumen dikatakan reliabel bila hasil pengukuran tetap
konsisten dari waktu ke waktu. Instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur secara akurat objek yang akan diukur.
(∑Populasi = ∑Sampel)
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
33
Universitas Indonesia
Uji validitas dilakukan dengan tujuan mengetahui ketepatan dan
kehandalan kuesioner yang mempunyai arti bahwa kuesioner mampu mengukur
apa yang seharusnya diukur, sesuai dengan harapan peneliti. Hasil dari uji ini
cukup mencerminkan topik yang sedang diteliti. Uji validitas dapat diuji dengan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.0 guna
mempermudah perhitungan.
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan factor analisis dimana akan
dicari seminimal mungkin faktor dengan prinsip sederhana yang mampu
menghasilkan korelasi antara indikator-indikator yang diobservasi (Widarjono,
2010; 240). Dalam melakukan perhitungan dengan factor analisis, hal pertama
yang dilakukan adalah menganalisis data yang cukup memenuhi syarat dalam
faktor analisis. Metode yang digunakan dalam faktor analisis ini yaitu Kaiser-
Meyer Olkin (KMO). Metode ini paling banyak digunakan untuk melihat syarat
kecukupan data untuk faktor analisis. Metode Kaiser-Meyer Olkin (KMO) ini
mengukur kecukupan sampling secara menyeluruh dan mengukur kecukupan
sampling untuk setiap indikatornya.
KMO =
Keterangan :
rij = Koefisien Korelasi
aij = Koefisien Korelasi Persial
Setelah angka KMO diperoleh, kita dapat mengetahui besaran ukuran
KMO sesuai dengan tafsiran yang dikemukakan oleh Kaiser (dalam Widarjono,
2010; 241). Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana indikator
tersebut dapat digunakan, namun angka tersebut harus dikonsultasikan dengan
klasifikasi berdasarkan ukuran KMO sebagai berikut:
Tabel 3.2
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
34
Universitas Indonesia
Ukuran KMO
Ukuran KMO Tafsiran
≥ 0.90
0.80 – 0.89
0.70 - 0.79
0.60 – 0.69
0.50 – 0.59
≤ 0.50
Sangat Baik (Marvelous)
Berguna (Meritorious)
Biasa ( Middling)
Cukup (Mediocre)
Kurang Baik (Miserable)
Tidak diterima (Unacceptable)
Sumber: (Kaiser, dalam Widarjono, 2010; 242).
Setelah melakukan uji validitas, perlu dilakukan uji reliabilitas. Keandalan
(realibility) pengukuran dibuktikan dengan menguji konsistensi dan stabilitas
(Sekaran, 2006; 40). Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau
keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran (Malhotra, 2007; 95).
Dengan kata lain uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kehandalan yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah alat ukur dapat dihandalkan
atau dipercaya. Apabila suatu alat ukur digunakan berulang dan hasil yang
diperoleh relatif konsisten maka alat ukur tersebut dianggap handal. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan uji reliabilitas dengan alpha cronbach yaitu
koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan
secara positif berkorelasi satu sama lain. Alpha memiliki nilai antara 0 sampai 1.
Semakin alpha mendekati 1 (satu) maka akan semakin reliabel, namun jika
semakin mendekati 0 (nol) maka menunjukkan tidak reliabel (Sekaran, 2006;
182).
Keterangan:
r11 : Realibilitas Instrumen
n : Banyak Butir Pernyataan
: Jumlah Varians Butir
: Varians Total
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien alpha
cronbach, karena koefisien keandalan ini menunjukkan seberapa baik item dalam
suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain (Sekaran, 2006; 177). Uji
reliabilitas untuk alternatif jawaban yang lebih dari dua akan menggunakan uji
alpha cronbach, dimana semakin tinggi koefisien maka instrumen pengukurannya
semakin baik. Semakin dekat koefisien reliabilitas dengan 1,0, maka pengukuran
yang digunakan semakin baik, namun secara umum keandalan kurang dari 0,60
dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 bisa diterima dan lebih dari 0,80
adalah baik. (Sekaran, 2006; 182).
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah data kuesioner dikembalikan dari responden dan telah terkumpul,
kemudian dilakukan langkah dalam membuat analisis atas jawaban dari responden
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan kemudian dilakukan
pengolahan data melalui SPSS. Teknik analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner.
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan peneliti adalah
skala ordinal. Skala ordinal membantu peneliti untuk menentukan persentase
responden yang dibedakan dalam bentuk berbagai kategori (Sekaran, 2006; 17).
Kuesioner yang disebar kepada responden terbagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama mengukur tentang pelaksanaan program K3 di PT Surveyor Indonesia
pada divisi operasional dan bagian yang kedua mengukur tingkat produktivitas
kerja dari karyawan divisi operasional PT Surveyor Indonesia. Sama halnya
dengan uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis dalam penelitian ini juga
menggunakan skala Likert. Menurut Sekaran (2006; 31), skala Likert didesain
untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan
pada skala 5 titik. Pada variabel motivasi kerja dan komitmen organisasi, peneliti
menggunakan skala Likert dengan nilai yang diberikan berupa angka 1 sampai
dengan 5, dimana tiap angka memiliki kualitas yang berbeda. Alternatif jawaban
yang tersedia dalam kuesioner:
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
36
Universitas Indonesia
- sangat tidak setuju (STS), bobot nilai 1
- tidak setuju (TS), bobot nilai 2
- netral (N), bobot nilai 3
- setuju (S), bobot nilai 4
- sangat setuju (SS), bobot nilai 5
Analisis data yang digunakan untuk menguji kekuatan hubungan antara
pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja karyawan tetap divisi
operasional PT Surveyor Indonesia adalah dengan menggunakan analisis korelasi
rank spearman:
Keterangan :
rs = Koefisien korelasi spearman
d = selisih peringkat untuk masing-masing pasangan
n = jumlah pengamatan
Uji korelasi spearman digunakan untuk melihat kekuatan dari hubungan
antara dua variabel. Kedua variabel tersebut yaitu variabel bebas (motivasi kerja)
dan variabel terikat (komitmen keorganisasian). Nilai koefisien korelasi Rank
Spearman (rs) berkisar antara -1 < rs < 1 tanda negatif atau positif yang diartikan
sebagai berikut:
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
37
Universitas Indonesia
Tabel 3.3
Nilai Koefisien Korelasi Rank Spearman
Interval Koefisien Koefisien Korelasi Tafsiran
0.00 – 0.199 + dan - Sangat rendah
0.20 – 0.399 + dan - Rendah
0.40 – 0.599 + dan - Cukup kuat
0.60 – 0.799 + dan - Kuat
0.80 – 1.000 + dan - Sangat kuat
Sumber: (Sugiono 2004; 183)
Dari analisis akan diperoleh besaran r. Jika koefisien korelasi (r) positif (r
> 0) berarti terdapat hubungan yang positif atau searah. Artinya, jika terjadi
kenaikan pada variabel X maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y.
Koefisien korelasi (r) negatif (r < 0) berarti apabila terjadi kenaikan pada variabel
X maka akan diikuti oleh penurunan pada variabel Y atau sebaliknya. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji korelasi spearman ini yaitu:
Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut
signifikan secara statistik maka dilakukan uji Z. Adapun perhitungan uji Z
tersebut adalah sebagai berikut:
Z=
= 0
=
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Keterangan:
= simpangan baku pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada
korelasi
= rata-rata pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada korelasi
= jumlah sampel yang diobservasi.
= nilai koefisien korelasi Rank Spearman.
Setelah didapatkan nilai z hitung melalui rumus diatas, maka untuk
menginterpretasikan hasilnya, berlaku ketentuan sebagai berikut:
Jika z hitung > z tabel, maka Ho ditolak (ada hubungan yang signifikan).
Jika z tabel < z hitung, maka Ho diterima (tidak ada hubungan yang
signifikan).
Uji dilakukan 2 tailed (2 sisi) karena yang akan dicari dalam analisis data
ini adalah ada atau tidaknya hubungan di antara dua variabel yang diteliti dengan
nilai Sig (2-tailed) atau probabilitas = 0,000 atau < 0,050. Dengan melakukan
teknik ini, peneliti dapat menemukan hasil akhir dari proses analisis data yang
menyatakan apakah variabel-variabel yang diteliti memiliki hubungan yang
signifikan atau tidak.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
39
Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT Surveyor Indonesia
Memantapkan diri dengan visi sebagai mitra terdepan dalam bidang survey
inspeksi dan konsultasi dan jasa terkait dengan kompetensi tinggi adalah orientasi
yang bukan tanpa pijakan yang kokoh. Pengalaman dalam melayani pasar jasa
survey inspeksi dan konsultasi yang dilakukan selama ini merupakan pembenaran
bahwa mencapai visi tersebut adalah keberhasilan yang rasional. Inovasi yang
dilakukan terus menerus dalam proses kerja pengembangan SDM penerapan
sistem manajemen mutu yang ketat dan komitmen untuk melaksanakan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten, tidak diragukan
menjadikan PT Surveyor Indonesia mampu bersaing dengan bekal kekuatan
organisasi yang efektif, efesien dan kompetitif.
PT Surveyor Indonesia didirikan pada tanggal 1 Agustus 1991. Pada
awalnya misi PT Surveyor Indonesia adalah membantu Pemerintah Republlik
Indonesia dalam mempelancar aliran barang modal dan peralatan ke Indonesia
dari seluruh dunia melalui jasa pemeriksaan pra-pengapalan yang bertaraf
international.
Sejak bulan April 1997 PT Surveyor Indonesia merumuskan sebagai
perusahaan jasa survey dalam arti luas. Dengan rumusan misi yang baru PT
Surveyor Indonesia memulai beberapa usaha baru berupa penyelenggaraan
pemeriksaan teknis, survei, pengkajian, penilaian, dan pengendalian atas
komoditas serta unit usaha independen dalam kaitan dengan kondisi, kualitas dan
kuntitas. Pasar yang dilayani mencakup berbagai sektor termaksud minyak dan
gas, penambangan, pengelolahan telekomunikasi, perbankan dan pemerintahan.
Surveyor Indonesia berkantor pusat di Jakarta dan memiliki 7 kantor
cabang, diantaranya : Cabang Jakarta, Cabang Balikpapan, Cabang Makasar,
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Cabang Pekanbaru, Cabang Palembang, Cabang Medan dan Surabaya, juga
beberapa unit kerja di seluruh indonesia, menyediakan pelayanan bagi pasar
dalam negeri dan luar negeri. http://www.ptsi.co.id
4.1.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT Surveyor Indonesia
PT Surveyor Indonesia membentuk suatu kepanitian yang menangani
segala macam kegiatan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Kepanitiaan
ini di beri nama P2K3 (Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Kegiatan utama dari P2K3 adalah memastikan bahwa segala macam keadaan
perusahaan baik di dalam gedung maupun di lokasi proyek memiliki kualitas
keamanan yang telah disesuikan berdasarkan pedoman keselamatan dan kesehatan
kerja juga sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yaitu peraturan Menteri
Tenaga kerja No.Per.05/MEN/1996. Isi peraturan tersebut yaitu, sistem
keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistim manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur, organisasi, perencanaan, tanggung-jawab,
pelaksanaan prosedur,dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna tercapainya tempat kerja yang aman.
Dapat ditemukan oleh penulis, bahwa PTSI telah menerapkan peraturan.
seperti dengan menerapkan SMK3 dengan dibentuknya P2K3. Di mana segala
aspek mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja akan dilaksanakan
oleh panitia tersebut, mengingat klien PTSI tidak hanya perusahaan nasional, tapi
juga perusahaan-perusahaan internasional, PTSI juga berupaya untuk memperoleh
sertifikat internasional. Hal itu diwujudkan dengan diraihnya sertifikat OHSAS
180012007 yang merupakan standar internasional tentang SMK3 yang telah
diterapkan di berbagai negara. Sertifikat tersebut diserahkan langsung oleh
Executive Vice President Asia Zone.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
41
Universitas Indonesia
4.1.3 Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Pemerintah menyadari bahwa penerapan K3 di perusahaan-peerusahaan
tidak dapat dilaksanakan hanya mengandalkan para pengawas dari Departemenn
Tenaga Kerja, minimnya jumlah pengawas bisa menjadi kendala pelaksanaan
pengawasan. Sehingga perusahaan-perusahaan harus berperan aktif dalam
penanganan masalah K3 dengan menyediakan rencana yang baik,yang dikenal
dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Untuk itu
lah diperlukan suatu kelompok organisasi yang akan membantu DEPNAKER
dalam menjalankan kegiatan SMK3 ini. Menjadi perpanjangan tangan dalam
melaksanakan pengawasan dan pengelolaan K3 di perusahaan. Atas alasan ini PT
Surveyor Indonesia membentuk P2K3, yaitu Panitia Pelaksana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
P2K3 adalah singkatan dari Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. P2K3 kantor pusat PTSI diajukan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi DKI Jakarta, lalu disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta dengan Keputusan No. 5519/2008 pada
tanggal 7 Oktober 2008. Anggota P2K3 adalah wakil dari tiap unit kerja, pada
unit yang besar perwakilannya bisa lebih dari satu orang. Sesuai dengan masa
berlakunya maka setiap 2 tahun akan ditinjau lagi kembali keanggotaan P2K3.
Berdasarkan peraturan perundangan yang dipatuhi, tujuan dari P2K3 ini
adalah untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja dengan
melibatkan tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sebelumnya anggota dari P2K3 ini diikutkan dalam pelatihan-pelatihan
mengenai SMK3. Hasil dari mengikuti pelatihan inilah yang nantinya akan
diterapkan di lingkungan perusahan. Tujuan pelatihan agar personel dari P2K3 ini
memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja,
mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya keselamatan dan kesehatan
kerja, memahami ancaman bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
42
Universitas Indonesia
langkah pencegahan kecelakaan kerja. Tiap bulan dilakukan rapat P2K3
membahas ketidaksesuaian, kondisi tidak aman yang ada di tempat kerja,
kesehatan tempat kerja, atau kemajuan program kerja. Tiap tahun ada yang
mengikuti pelatihan K3 seperti pelatihan Pertolongan pertama, K3 listrik, K3
umum, audit SMK3.
Gambar 4.1: Struktur P2K3 PT Surveyor Indonesia
4.1.3.1 Tugas dan Tanggungjawab Kelompok
1.Tugas dan tanggung-jawab kelompok Inspeksi & Audit :
Melakukan inspeksi tempat kerja, kantin, toilet, kendaraan, penggunaan
listrik, peralatan penanggulangan kebakaran
Memastikan ruang kerja aman dan sehat, alat kerja masih berfungsi
dengan baik dan aman digunakan
Memastikan potensi bahaya risiko non accepted telah dikendalikan.
Melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan, jika terjadi insiden atau
kecelakaan
Membuat program audit SMK3 tahunan
Ketua Tim
P2K3
Tanggap Darurat Inspeksi & Audit Komunikasi Sekretariat
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
43
Universitas Indonesia
Melaksanakan audit SMK3 untuk dilihat kesesuaiannya terhadap peraturan
Permenakar No. Per.05/Men/1996 dan Standar OHSAS 18001:2007
Membuat laporan audit
Memastikan temuan audit dari auditor internal atau eksternal telah ditutup.
2.Tugas dan tanggung-jawab kelompok Komunikasi:
Memastikan semua karyawan telah memahami K3, potensi bahaya yang
ada dikegiatan serta cara penanganannya, serta prosedur-prosedur K3 yang
terkait.
Memberi Taklimat K3 atau Safety Induction serta Kebijakan K3 kepada
pegawai baru, tamu yang melakukan aktivitas di kantor PTSI serta
subkontraktor.
Mensosialisasikan tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi keadaan
darurat dan memberitahu cara melakukan evakuasi serta menghadapi
keadaan darurat.
Mensosialisasikan isi peraturan-peraturan K3, dan melakukan komunikasi
dengan instansi terkait untuk mengetahui peraturan-peraturan mengenai
K3 yang terbaru berkaitan dengan kegiatan dan potensi bahaya yang ada di
kantor pusat.
Melakukan angket atau penyebaran kuesioner untuk mengetahui
pemahaman karyawan mengenai K3, kenyamanan, keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja, serta menangkap apa keinginan karyawan untuk
perbaikan kinerja K3.
3.Tugas dan tanggung-jawab kelompok Sekretariat:
Mengendalikan dokumen SMK3
Menyimpan catatan K3
Memproses penerbitan dokumen K3 yang diperlukan hingga disahkan
Membuat notulen rapat dan tinjauan manajemen
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
44
Universitas Indonesia
Merespon masukkan atau keluhan dari unit kerja atau pihak luar terkait
dengan masalah K3
Merangkum kegiatan K3 untuk disampaikan ke manajemen atau pihak
luar.
4.Tugas dan tanggung-jawab Kelompok Tanggap Darurat:
Melakukan identifikasi potensi bahaya darurat yang mungki terjadi,
membuat dan menguji prosedur serta memperbaikinya.
Memastikan personil dan peralatan penanggulangan bahaya keadaan
darurat selalu dalam keadaan siaga
Denah dan tanda jalur evakuasi dipasang di tempat yang mudah terlihat
dan komunikatif, serta pastikan jalan jalur evakuasi bebas dari rintangan.
Memastikan nama tim tanggap darurat lantai dan nomor-nomor telepon
penting dari instansi yang terkait untuk penangganan keadaaan darurat
masih berlaku dan diletakkan di tempat yang mudah dilihat.
4.1.4 Tanggung Jawab Perusahaan
Tingginya perhatian perusahaan mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terhadap pegawainya PT Surveyor Indonesia terlihat dengan membuat
ruang kesehatan yang akan digunakan apabila ada pegawai yang sedang sakit.
Memastikan bahwa setiap lantai dan ruangan terdapat alat pemadam kebakaran
yang mudah ditemukan atau dijangkau oleh orang dewasa. Membuat denah zona
aman untuk evakuasi bila terjadi bencana seperti kebakaran dan gempa bumi.
Yang ditempel di lokasi-lokasi yang mudah di amati oleh pegawai, seperti di
tangga atau lift. Gambar zona evakuasi ini di pajang di setiap lantai dan di
informasikan kepada seluruh pegawai. Anggota P2K3 melakukan kegiatan
pemeriksaan keamanan kerja yang dilaksanakan sebulan sekali, seperi adakah
mesin-mesin yang mengalami gangguan, kabel-kabel penghubung arus listrik
yang tidak tertata rapi sehingga bisa menimbulkan masalah atau sekadar
memastikan bahwa segala bentuk publikasi yang bertujuan memberikan informasi
kepada seluruh pegawai masih berada pada tempatnya. Setiap hasil pemeriksaan
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
45
Universitas Indonesia
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing P2K3 akan
melaporkannya ke dalam rapat bulanan yang rutin dilakukan.
Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT Surveyor Indonesia
dengan Serikat Pegawai Surveyor Indonesia ( SPASI ), terdapat beberapa
ketentuan mengenai fasilitas kesehatan yang di berikan perusahaan terhadap
pegawai. Diantaranya adalah :
a. Biaya kesehatan adalah biaya perawatan dan pengobatan medis yang
dilakukan di wilayah Indonesia. Perusahaan tidak akan menanggung
biaya perobatan jika dilakukan di luar Indonesia, misalnya melakukan
pengobatan medis ke rumah sakit di luar negeri.
b. Jenis fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut :
bantuan pengobatan rawat jalan. bantuan rawat jalan yang
ditanggung perusahaan adalah : Konsultasi dokter umum atau
spesialis untuk pemeriksaan suatu penyakit, pembelian obat
berdasarkan resep dokter, imunisasi bagi keluarga pegawai,
perawatan gigi dan pengobatan alternative untuk patah tulang.
c. Bantuan pengobatan rawat inap. Salah satunya bantuan biaya inap
rumah sakit.
d. Bantuan biaya operasi.
Selain itu, pegawai yang mengalami gangguan kesehatan dan memerlukan
pengobatan medis, segala biaya yang dikeluarkan seperti biaya check-up,
penebusan obat, check laboratorium dll akan ditanggung oleh perusahaan.
4.1.5 Kewajiban Perusahaan.
a. Pengusaha wajib memenuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan tentang
Hygiene Perusahaan dan Kesehatan pegawai.
b. Pengusaha wajib mengadakan pemeriksaan kesehatan bagi pegawai
(general check-up) minimal 2 tahun sekali untuk pegawai yang berusia
kurang dari 40 tahun dan 1 tahun sekali untuk pegawai yang berusia lebih
dari 40 tahun.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
46
Universitas Indonesia
c. Bila dianggap perlu pengusaha wajib mengadakan imunisasi dan tindakan
lainnya terhadap pegawai untuk mencegah berjangkitnya wabah penyakit
menular.
Sama halnya dengan tanggung jawab perusahaaan, penulis juga
mengamati sejauh mana kewajiban perusahaan telah berjalan sesuai dengan
perjanjian kerja sama yang telah sepakati. Seperti melaksanakan general check-up
yang dilakukan rutin setiap 2 tahun sekali. Pegawai secara terjadwal di berikan
waktu 1 hari untuk melaksanakan pemeriksanaan ke rumah sakit yang menjadi
rujukan perusahaan. Hasil dari general check-up tersebut menjadi pertimbangan
perusahaan selanjutnya. Adakah pegawai yang perlu mendapat pemeriksaan lebih
lanjut dikarenakan kondisi kesehatan yang mulai memburuk (misalnya, kadar
kolesterol meningkat) atau adakah pegawai yang memang perlu perawatan khusus
karena diketahui menderita penyakit yang dianggap parah (jantung,
tumor,kangker dll).
Selain mengenai kesehatan, di dalam perjanjian tersebut juga mengatur
mengenai Perlengkapan Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Diantaranya :
1. Setiap pegawai mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja
2. untuk mengurangi dan mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja pengusaha wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dengan membentuk Panitia Pembina Keselamtan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
3. P2K3 yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur pengusaha dan serikat
pekerja akan menyusun menyempurnakan lebih lanjut peraturan
mengenai K3
4. Pengusaha mengadakan pemeriksaan secara periodik atas alat pelindung
diri dan alat-alat K3 lainnya yang digunakan oleh pegawai di lokasi kerja
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
47
Universitas Indonesia
5. Setiap pegawai diwajibkan menaati peraturan K3 di perusahaan serta
menggunakan alat pelindung diri yang ditetapkan sesuai dengan tugasnya
masing-masing
6. Pegawai berhak menolak pekerjaan apabila peralatan dan tempat kerja
yang aman tidak disediakan oleh pengusaha. Pengusaha tidak berhak
memberikan sanksi kepada pegawai tersebut.
Sesuai dengan perjanjian perusahaan telah memberikan aturan pakaian
keselamatan kerja terhadap para pegawai yang melakukan kegiatan survey seperti
wajib menggunakan helm, masker dan penutup telinga selama berada dilokasi
proyek.
4.1.6 PT Surveyor Indonesia Dipercaya Depnaker Sebagai Badan Auditor
SMK3
PT Surveyor Indonesia (PTSI) berhasil memperoleh Surat Penunjukkan
dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) sebagai Badan Audit Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penunjukkan tersebut
diraih setelah sebelumnya PTSI melaksanakan Training Audit Eksternal SMK3 di
Batam pada tanggal 24-26 Juli 2008 dengan para instruktur dari Depnaker. Semua
peserta yang mengikuti training ini dinyatakan lulus ujian kualifikasi Auditor
Eksternal SMK3 sehingga PTSI mendapatkan ijin untuk melakukan audit SMK3.
Adapun salah satu persyaratan menjadi Badan Audit SMK3 adalah
memiliki minimal 15 tenaga auditor yang kompeten. Di mana persyaratan untuk
menjadi auditor adalah memiliki pengetahuan mengenai K3 umum dan audit
eksternal SMK3. Selain persyaratan jumlah auditor, perusahaan juga harus
memiliki minimal lima cabang di kota-kota besar Indonesia. Tahap selanjutnya
adalah mempresentasikan kemampuan yang dimiliki kepada Dewan Evaluasi di
Depnaker sebelum dianggap layak menjadi auditor Badan audit SMK3 sesuai
mengikuti Permenaker No.05/MEN/1996.
PTSI memiliki tenaga-tenaga fungsional yang telah lulus Ahli K3 Umum
dan Audit Eksternal SMK3 yang tersebar di semua cabang. Selain itu, perusahaan
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
48
Universitas Indonesia
telah diaudit oleh Depnaker sebagai tindak lanjut dalam proses kepesertaan PTSI
untuk melakukan audit eksternal SMK3.
Sebelumnya, PTSI telah dipercaya oleh Depnaker dalam membantu
pemeriksaan dan pengujian teknis peralatan operasi di industri, untuk memastikan
bahwa peralatan kerja seperti pesawat angkat angkut (lift, crane, forklift), bejana
tekan, boiler, peralatan instalasi proteksi kebakaran, dan peralatan listrik masih
berada dalam kondisi layak operasi serta memastikan agar operatornya memiliki
kompetensi dalam mengoperasikannya.
Dalam perkembangannya, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
tidak cukup hanya dengan memastikan peralatan yang layak operasi, namun perlu
adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang baik
dengan komitmen yang kuat dari Top Manajemennya. Komitmen yang
dimaksudkan penulis adalah, bahwa perusahaan dapat menerapkan perjanjian
yang telah di sepakati, sehingga hal tersebut tidak hanya menjadi perjanjian
tertulis namun akan terus diterapkan sebagai bentuk tanggung-jawab dan
perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan pegawai.
Untuk memastikan bahwa suatu perusahaan telah memiliki SMK3 yang
melindungi para tenaga kerja dan proses bisnisnya, maka perlu dilakukan audit
SMK3. Sertifikat Auditor SMK3 dan penunjukkan sebagai auditor SMK3
diserahkan secara simbolis kepada perwakilan pegawai setiap cabang PTSI yang
telah dinyatakan lulus. Adanya Surat Keputusan Penunjukkan Badan Audit SMK3
ini menambah kompetensi PTSI sebagai badan usaha milik negara yang bergerak
dalam bidang jasa survey, inspeksi, dan konsultasi. Dengan demikian, PTSI telah
dianggap layak dan terpercaya sebagai Badan Auditor SMK3. Sebagai bagian dari
dunia usaha, PTSI memang selalu berupaya meningkatkan kinerja, daya saing,
dan pelayanannya melalui inovasi, kompetensi, integritas dan kepedulian dalam
menghasilkan solusi optimal sehingga menjadi perusahaan yang terpercaya dan
terkemuka.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
49
Universitas Indonesia
4.1.7 Struktur Perusahaan PT Surveyor Indonesia
Gambar 4.2: Struktur Perusahaan PT Surveyor Indonesia
Divisi Keuangan Dan
Akuntansi
Unit PKBL
PT. SURVEYOR
INDONESIA
SSTTRRUUKKTTUURR OORRGGAANNIISSAASSII
PPTT SSUURRVVEEYYOORR IINNDDOONNEESSIIAA 22001100
Direktur Utama
Dewan
Komisaris
Direktorat
Pengembangan
Usaha
Direktorat
Komersial
Direktorat
Keuangan
Satuan Pengawasan
Intern
Sekretaris
Perusahaan
Unit Manajemen Resiko
UUS
Pemberda
yaan
Dan
Pengemb
angan
Industri
Dalam
Negeri
Unit
Usaha
Startegis
Jasa
Dukungan
Perindustr
ian
Unit
Usaha
Startegis
Jasa
Dukunga
n
Perdagan
gan
Unit
Usaha
Startegis
Pertamb
angan
& Energi
Unit
Usaha
Startegis
Industri
Pertamb
angan
& Energi
Anak
Perusa
haan
Anak
Perusa
haan
Anak
Perus
ahaan
Unit
Manaj
emen
Proyek
Jasa
Miner
al
SBU
Pemberd
ayaan
Dan
Pengem
bangan
Industri
Dalam
Negeri
SBU
Pemberd
ayaan
Dan
Pengem
bangan
Industri
Dalam
Negeri
SISUB
SIMED
SIPKU
SIBPP
SIJAK
SIPAL
Unit Teknologi Informasi
Divisi Manajemen
Fasilitas Divisi Sumber Daya
Manusia
Divisi Pengembangan &
Pengelolaan Produk Jasa
Divisi Manajemen
Strategi
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
50
Universitas Indonesia
4.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Pretest digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa
responden memiliki pemahaman terhadap pernyataan-pernyataan dalam kuesioner.
Pemahaman yang dimiliki oleh responden mengenai pernyataan-pernyataan dalam
kuesioner (*lihat lampiran 1, hal 81) merupakan aspek penting bagi penelitian. Adapun
pre-test dimaksudkan untuk memudahkan identifikasi konstruk dan mengeliminasi
masalah-masalah yang timbul dari kuesioner tersebut (Malhotra, 2004:45).
4.2.1 Uji Validitas
Pre-test dalam penelitian ini dilakukan kepada 25 responden yang
merupakan karyawan bagian Operasional PT Surveyor Indonesia, Jakarta.
Pernyataan dalam kuesioner terdiri dari 34 butir, dimana 25 pernyataan untuk
variabel bebas yaitu variabel program K3 yang memiliki 5 dimensi dan 9
pernyataan merupakan variabel terikat yaitu variabel produktivitas kerja karyawan
yang memiliki 2 dimensi. Hasil dari data pre-test ini dihitung dengan
menggunakan SPSS versi 17.0.
Dalam penelitian ini pengukuran validitas tiap dimensi penelitian
dilakukan dengan menggunakan Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy (KMO). Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO)
MSA adalah statistik yang mengindikasikan proporsi variansi dalam variabel yang
merupakan variansi umum (common variance), yakni variansi yang disebabkan
oleh faktor-faktor dalam penelitian (Ghozali, 2005; 45). Nilai KMO dikatakan
valid apabila nilainya sama dengan atau melebihi 0,5 (≥ 0.5) dan untuk Barlett
Test of Sphericity dikatakan valid apabila nilainya sesuai dengan atau kurang dari
0.05 (≤ 0.05) (Ghozali, 2005; 45).
Dari hasil pengolahan kuesioner melalui SPSS versi 17.0, diperoleh hasil
berdasarkan dimensi dari Sistem Manajemen K3 dan dimensi dari Produktivitas
Kerja Karyawan, sebagai berkut:
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
51
Universitas Indonesia
Tabel 4.1
Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure Sampling Adequacy, Barlett’s
Test of Sphericity pada Pre-test
n=25
Kode Dimensi Sistem Manajemen
Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Produktivitas
Kerja
KMO Barlett’s
Test of
Sphericity
Keterangan
X1 Komitmen Perusahaan .744 .000 Valid
X2 Kebijakan dan Disiplin K3 .759 .000 Valid
X3 Komunikasi dan Pelatihan K3 .696 .000 Valid
X4 Inspeksi dan Penyelidikan K3 .794 .000 Valid
X5 Evaluasi K3 .771 .000 Valid
Y1 Efektifitas .752 .000 Valid
Y2 Efisiensi .713 .000 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Dari hasil uji KMO per dimensi diperoleh nilai KMO rata-rata variabel X
sebesar 0.752 dan rata-rata variabel Y sebesar 0.732 ,sehingga hasil
tersebut menunjukkan bahwa KMO > 0.50. Dengan demikian, sampel
dinyatakan memiliki kecukupan dan masuk ke dalam kategori memuaskan
atau variabel tersebut dapat diprediksi, dengan kata lain sampel ini layak
untuk diuji dan dapat dianalisis lebih lanjut.
Adapun nilai Bartlett’s test of Sphericity per dimensi dengan probabilitas
(Sig.) masing-masing sebesar 0.000, sehingga hasil tersebut menunjukkan
Sig < 0.05. Dengan demikian di antara variabel tidak berkorelasi
signifikan satu sama lain sehingga dapat dianalisis lebih lanjut.
Dari hasil uji validitas tersebut, akan diketahui pula nilai Anti-image pada
masing-masing indikator yang dibagi ke dalam bentuk beberapa pernyataan, hasil
tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini:
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
52
Universitas Indonesia
A. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X)
Tabel 4.2
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Komitmen Perusahaan
No Indikator KMO Keterangan
A Dimensi Komitmen Perusahaan
1. Pegawai merasa adanya komitmen pimpinan dalam menerapkan
SMK3 di perusahaan .
.819 Valid
2. Perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk menerapkan
SMK3.
.736 Valid
3. Perusahaan menyediakan fasilitas K3 yang sesuai dengan standar. .775 Valid
4. Perusahaan menempatkan personil yang memiliki tanggung jawab
menangani K3.
.804 Valid
5. Perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas kerja (mesin dan
peralatan) secara rutin.
.671 Valid
6. Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai secara
rutin.
.690 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.
Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah dihitung
oleh peneliti.
Tabel 4.3
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Kebijakan dan Disiplin K3
B Dimensi Kebijakan dan Disiplin K3
7. Perusahaan memiliki kebijakan dibidang K3. .836 Valid
8. Kebijakan dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan
wakil tenaga kerja.
.716 Valid
9. Kebijakan memuat ketentuan-ketentuan yang meliputi hak, tujuan
serta kewajiban pegawai dalam melaksanakan K3.
.706 Valid
10. Pegawai mematuhi setiap kebijakan yang dibuat perusahaan. .802 Valid
11. Pegawai selalu menggunakan peralatan K3 yang sesuai saat
melakukan pekerjaan.
.761 Valid
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
53
Universitas Indonesia
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.
Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah dihitung
oleh peneliti.
Tabel 4.4
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Komunikasi dan Pelatihan K3
C Dimensi Komunikasi dan Pelatihan K3
12. Perusahaan selalu melakukan sosialisasi program-program K3. .730 Valid
13. Perusahaan memasang rambu-rambu K3 di lingkungan kerja. .672 Valid
14. Perusahaan memberikan pelatihan K3 yang berkualitas kepada
pegawai secara rutin.
.723 Valid
15. Pegawai dilibatkan dalam pertemuan petugas K3. .676 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.
Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah dihitung
oleh peneliti.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Tabel 4.5
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Inspeksi dan Penyelidikan K3
D Dimensi Inspeksi dan Penyelidikan K3
16. Perusahaan selalu melakukan inspeksi kecelakaan secara rutin. .793 Valid
17. Hasil inspeksi yang dilakukan perusahaan selalu disosialisasikan. .777 Vald
18. Perusahaan menempatkan petugas keadaan darurat yang sudah ahli
dilingkungan kerja.
.771 Valid
19 Setiap terjadi kecelakaan kerja selalu dilaporkan kepada petugas
K3.
.780 Vald
20 Penyelidikan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas ahli. .856 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.
Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah dihitung
oleh peneliti.
Tabel 4.6
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Evaluasi K3
E Dimensi Evaluasi K3
21 Perusahaan melakukan evaluasi (audit) SMK3 secara rutin. .731 Valid
22 Perusahaan melakukan pengawasan terhadap penerapan SMK3. .786 Vald
23 Perusahaan melakukan perbaikan usaha-usaha K3. .783 Valid
24 Perusahaan memiliki data statistik kecelakaan kerja. .733 Vald
25 Peninjauan terhadap SMK3 dilakukan kembali setelah audit. .850 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
55
Universitas Indonesia
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.
Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah
dihitung oleh peneliti.
B. Produktivitas Kerja Karyawan (Y)
Tabel 4.7
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Efektivitas
No Indikator KMO Keterangan
A Dimensi Efektivitas
1. Saya memahami dengan baik deskrpsi pekerjaannya. .870 Valid
2. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar
kualitas yang ditetapkan perusahaan.
.679 Valid
3. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target jumlah
yang ditetapkan perusahaan.
.718 Valid
4. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
diberikan.
.765 Valid
5. Saya menggunakan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan.
.735 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.
Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah dihitung
oleh peneliti.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
56
Universitas Indonesia
Tabel 4.8
Nilai Anti-Image Correlation untuk Dimensi Efisiensi
B Dimensi Efisiensi
6. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. .735 Valid
7. Saya selalu menggunakan jam kerja sesuai dengan peraturan
perusahaan.
.788 Valid
8. Saya dapat menghemat penggunaan bahan perusahaan. .698 Valid
9. Saya dapat mencapai target kerja yang ditetapkan perusahaan
sebelum deadline.
.668 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Dari hasil perhitungan nilai MSA (yang bertanda “a”), nilai Anti Image
Matrices dari seluruh pernyataan dari keenam indikator dimensi komitmen
perusahaan memiliki nilai korelasi > 0.50, yang artinya telah memiliki
ukuran kecukupan sampel sehingga semua indikator dari masing-masing
dimensi ini dapat digunakan kembali untuk dianalisis lebih lanjut.
Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid
sesuai dengan hasil nilai KMO dan anti image matrices yang telah
dihitung oleh peneliti.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Setelah menguji validitas, peneliti selanjutnya melakukan uji reliabilitas.
Hasil uji reliabilitas digambarkan dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel 4.9
Reliabilitas Dimensi Variabel Program K3
No Dimensi Cronbach Alpha
1. Komitmen Perusahaan .879
2. Kebijakan dan Disiplin K3 .836
3. Komunikasi dan Pelatihan K3 .793
4. Inspeksi dan Penyelidikan K3 .845
5. Evaluasi K3 .839
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
57
Universitas Indonesia
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai reliabilitas dimensi
dari variabel program K3 memiliki nilai reliabilitas yang tinggi, yaitu diatas 0,6.
Tabel 4.10
Reliabilitas Dimensi Variabel Produktivitas Kerja Karywan
No Dimensi Cronbach Alpha
1. Efektivitas .837
2. Efisiensi .844
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai reliabilitas dimensi
dari variabel produktivitas kerja karywan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi,
yaitu diatas 0,6. Dengan demikian, seluruh dimensi tersebut dapat digunakan
dalam penelitian yang selanjutnya.
4.3 Karakteristik Responden
4.3.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 orang responden yang menjadi
karyawan bagian operasional di PT Surveyor Indonesia, diketahui bahwa
sebanyak 31 orang atau 62% responden adalah laki-laki dan 19 orang atau sebesar
38% responden adalah perempuan.
31; 62%
19; 38%
Laki-laki
Perempuan
Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Gambar 4.3: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil kuesioner didapat bahwa jumlah karyawan bagian
operasional yang berjenis kelamin laki-laki lebih besar dari perempuan. Hal ini
disebabkan karena bagian operasional ini lebih banyak berhubungan langsung ke
lapangan, sehingga banyak tenaga maupun keahlian khusus yang dibutuhkan
untuk divisi ini adalah laki-laki.
4.3.2 Usia Responden
Dari perhitungan data kuesioner maka diketahui jumlah dan presentasi usia
responden yang berusia <20 tahun sebanyak 10 responden atau 20%, responden
yang berusia 21–30 tahun sebanyak 25 responden atau 50%, responden yang
berusia 31-50 tahun sebanyak 10 responden atau 20% dan responden yang berusia
>50 tahun ada 5 orang atau sekitar 10%.
Tabel 4.11
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
n = 50
0
5
10
15
20
25
< 20 tahun 21 - 30
tahun
31 - 50
tahun
> 50 tahun
< 20 tahun
21 - 30 tahun
31 - 50 tahun
> 50 tahun
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat bahwa jumlah karyawan
berdasarkan faktor usia lebih banyak didominasi oleh umur 21-30 tahun. Hal ini
disebabkan umur-umur tersebut merupakan umur dalam masa produktif, yang
dimana tenaga serta ide-ide yang dapat diberikan lebih besar.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
59
Universitas Indonesia
4.3.3 Pendidikan Terakhir
Beberapa pilihan tentang tingkat pendidikan responden yaitu SMA, D3, S1
dan S2. Dari kuesioner yang ada, jumlah responden yang berpendidikan SMU
sebanyak 8 responden atau 18%, jumlah responden yang berpendidikan D3
sebanyak 13 responden atau sebanyak 26%, S1 sebanyak 20 responden atau 40%
dan yang berpendidikan S2 sejumlah 9 orang atau 18%.
8; 16%
13; 26%
20; 40%
9; 18%
SMA
D3
S1
S2
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Gambar 4.4: Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan hasil kuisioner yang didapat bahwa jumlah karyawan
berdasarkan status tingkat pendidikan lebih banyak didominasi oleh responden
dengan tingkat pendidikan S1. Hal ini disebabkan objek dan fasilitas untuk bidang
operasional, tentunya yang berhubungan dengan pertambangan dan hal-hal yang
sifatnya memonitor di lapangan.
4.3.4 Masa Kerja Responden
Dari data kuisioner pada tabel diatas, jumlah karyawan masa kerja 1-5
tahun sebanyak 14 responden atau 28%, karyawan yang masa kerjanya 6-10 tahun
sebanyak 20 responden atau 40%, jumlah karyawan yang masa kerjanya 11-15
tahun sebanyak 11 responden atau 22%, dan karyawana yang masa kerjanya >15
tahun sebanyak 5 responden atau 10%.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
60
Universitas Indonesia
14; 28%
20; 40%
11; 22%
5; 10%
1 - 5 tahun
6 - 10 tahun
11 - 15 tahun
> 15 tahun
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Gambar 4.5: Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat bahwa jumlah karyawan
berdasarkan masa kerja responden lebih banyak didominasi oleh responden
dengan masa kerja 6-10 tahun. Hal ini disebabkan karena karyawan yang masih
bekerja aktif berada pada posisi masa kerja produktif.
4.4 Analisis Deskriptif
Analisis statistik yaitu dilakukan untuk menganalisis data yang terkumpul
dan dipergunakan untuk mengidentifikasi karakteristik dari masing–masing
responden dan tanggapan responden atas variabel penelitian, dideskripsikan
dengan menggunakan rata-rata hitung.
Analisis sistem manajemen K3 terhadap produktivitas kerja karyawan
merupakan suatu analisis yang diambil dari data kuesioner yang disebarkan
kepada karyawan divisi operasional PT Surveyor Indonesia. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui sistem manajemen K3 dengan produktivitas kerja
karyawan. Oleh karena itu diberi pembobotan dengan menggunakan skala Likert
dengan memberi skor setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam
kuesioner. Skor untuk jawaban adalah sebagai berikut :
a. Sangat Setuju = (5) c. Cukup Setuju = (3) e. Sangat Tidak Setuju = (1)
b. Setuju = (4) d. Tidak Setuju = (2)
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
61
Universitas Indonesia
Dari pernyataaan yang ada pada kuisioner yang telah diajukan kepada
responden diperoleh berbagi macam tanggapan terhadap variabel sistem
manajemen K3 (X), dan produktivitas kerja karyawan (Y). Berbagai tanggapan
responden tersebut diringkas dan disajikan dibawah ini.
Program K3 (X)
Di dalam variabel Program K3 tersebut pernyataan yang ada pada
kuesioner sebanyak 25 (dua puluh lima) butir, yang hasil outputnya sebagai
berikut:
Tabel 4.12 Pegawai merasa adanya komitmen pimpinan dalam melaksanakan
program K3 di perusahaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 11 22
Setuju 29 58
Netral 8 16
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.12 dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden menyatakan
sangat setuju, dan 29 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 8
responden menyatakan cukup setuju, dan 1 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pemimpin memiliki komitmen dalam
melaksanakan program K3 di dalam perusahaan.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
62
Universitas Indonesia
Tabel 4.13 Perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk melaksanakan
program K3.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 12 24
Setuju 27 54
Netral 6 12
Tidak Setuju 5 10
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.13 dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden menyatakan
sangat setuju, dan 27 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 6
responden menyatakan cukup setuju, dan 5 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan menyediakan anggaran khusus
untuk menerapkan program K3.
Tabel 4.14 Perusahaan menyediakan fasilitas K3 yang sesuai dengan standar.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 1 2
Setuju 22 44
Netral 17 34
Tidak Setuju 10 20
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.14 dapat dilihat bahwa sebanyak 1 responden menyatakan
sangat setuju, dan 22 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 17
responden menyatakan cukup setuju, dan 10 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
63
Universitas Indonesia
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan menyediakan fasilitas K3 yang
sesuai standar.
Tabel 4.15 Perusahaan menempatkan personel yang memiliki tanggung jawab
menangani K3
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20
Setuju 11 22
Netral 14 28
Tidak Setuju 15 30
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.15 dapat dilihat bahwa sebanyak 110 responden menyatakan
sangat setuju, dan 11 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 14
responden menyatakan cukup setuju, dan 15 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa perusahan menempatkan personel yang
memiliki tanggung jawab menangani K3.
Tabel 4.16 Perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas kerja (mesin &
peralatan) secara rutin.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 8 16
Setuju 28 56
Netral 7 14
Tidak Setuju 6 12
Sangat Tidak Setuju 1 2
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
64
Universitas Indonesia
Dari table 4.16 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden menyatakan
sangat setuju, dan 28 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 7
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas
kerja seperti mesin dan peralatan secara rutin.
Tabel 4.17 Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai secara rutin.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 16 32
Setuju 22 44
Netral 5 10
Tidak Setuju 3 6
Sangat Tidak Setuju 4 8
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa sebanyak 16 responden menyatakan
sangat setuju, dan 22 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 5
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 4 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan melakukan pemeriksan
kesehatan pegawai secara rutin.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
65
Universitas Indonesia
Tabel 4.18 Perusahaan memiliki kebijakan di bidang K3.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 15 30
Setuju 23 46
Netral 6 12
Tidak Setuju 4 8
Sangat Tidak Setuju 2 4
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.18 dapat dilihat bahwa sebanyak 15 responden menyatakan
sangat setuju, dan 23 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 6
responden menyatakan cukup setuju, dan 4 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan memiliki kebijakan di bidang
K3.
Tabel 4.19 Kebijakan dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan
wakil tenaga kerja.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 12 24
Setuju 23 46
Netral 6 12
Tidak Setuju 5 10
Sangat Tidak Setuju 4 8
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.19 dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden menyatakan
sangat setuju, dan 23 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 6
responden menyatakan cukup setuju, dan 5 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 4 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
66
Universitas Indonesia
responden menyatakan setuju adanya proses konsultasi antara pengurus dan wakil
tenaga kerja mengenai kebijakan K3.
Tabel 4.20 Kebijakan memuat ketentuan-ketentuan yang meliputi tujuan, hak,
serta kewajiban pegawai dalam melaksanakan K3.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 11 22
Setuju 14 28
Netral 18 36
Tidak Setuju 6 12
Sangat Tidak Setuju 1 2
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.20 dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden menyatakan
sangat setuju, dan 14 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 18
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa kebijakan memuat ketentuan-ketentuan
dalam melaksanakan K3.
Tabel 4.21 Pegawai mematuhi setiap kebijakan, yang dibuat perusahaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 8 16
Setuju 16 32
Netral 18 36
Tidak Setuju 6 12
Sangat Tidak Setuju 2 4
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
67
Universitas Indonesia
Dari table 4.21 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden menyatakan
sangat setuju, dan 16 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 18
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan cukup setuju bahwa pegawai mematuhi setiap kebijakan
yang dibuat perusahaan.
Tabel 4.22 Pegawai selalu menggunakan peralatan K3 yang sesuai saat
melakukan pekerjaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 6 12
Setuju 20 40
Netral 14 28
Tidak Setuju 10 20
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa sebanyak 6 responden menyatakan
sangat setuju, dan 20 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 14
responden menyatakan cukup setuju, dan 10 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai menggunakan peralatan K3 saat
melakukan pekerjaan.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
68
Universitas Indonesia
Tabel 4.23 Perusahaan selalu melakukan sosialisasi program-program K3.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20
Setuju 18 36
Netral 14 28
Tidak Setuju 7 14
Sangat Tidak Setuju 1 2
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.23 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan
sangat setuju, dan 18 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 14
responden menyatakan cukup setuju, dan 7 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan selalu melakukan sosialisasi
program-program K3 di dalam perusahaan.
Tabel 4.24 Perusahaan memasang rambu-rambu K3 di lingkungan kerja.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 8 16
Setuju 15 30
Netral 19 38
Tidak Setuju 7 14
Sangat Tidak Setuju 1 2
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.24 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden menyatakan
sangat setuju, dan 15 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 19
responden menyatakan cukup setuju, dan 7 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
69
Universitas Indonesia
responden menyatakan setuju bahwa ada pemasangan rambu-rambu K3 di
lingkungan kerja oleh perusahaan.
Tabel 4.25 Perusahaan memberikan pelatihan K3 yang berkualitas kepada
pegawai secara rutin.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20
Setuju 14 28
Netral 22 44
Tidak Setuju 3 6
Sangat Tidak Setuju 1 2
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.25 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan
sangat setuju, dan 14 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 22
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan cukup setuju bahwa perusahaan memberikan pelatihan K3
yang berkualitas kepada pegawai secara rutin.
Tabel 4.26 Pegawai dilibatkan dalam pertemuan petugas K3.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 12 24
Setuju 8 16
Netral 13 26
Tidak Setuju 17 34
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
70
Universitas Indonesia
Dari table 4.26 dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden menyatakan
sangat setuju, dan 8 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 13
responden menyatakan cukup setuju, dan 17 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa pegawai dilibatkan dalam pertemuan
petugas K3.
Tabel 4.27 Perusahaan selalu melakukan inspeksi kecelakaan secara rutin.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 9 18
Setuju 8 16
Netral 11 22
Tidak Setuju 13 26
Sangat Tidak Setuju 9 18
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.27 dapat dilihat bahwa sebanyak 9 responden menyatakan
sangat setuju, dan 8 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 11
responden menyatakan cukup setuju, dan 13 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 9 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa perusahaan selalu melakukan inspeksi
kecelakaan secara rutin.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
71
Universitas Indonesia
Tabel 4.28 Hasil inspeksi yang dilakukan perusahaan selalu disosialisasikan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 7 14
Setuju 16 32
Netral 10 20
Tidak Setuju 17 34
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.28 dapat dilihat bahwa sebanyak 7 responden menyatakan
sangat setuju, dan 16 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 17 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa hasil inspeksi yang dilakukan selalu
disosialisasikan.
Tabel 4.29 Perusahaan menempatkan petugas keadaan darurat yang sudah ahli di
lingkungan kerja.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20
Setuju 10 20
Netral 14 28
Tidak Setuju 15 30
Sangat Tidak Setuju 1 2
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.29 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan
sangat setuju, dan 10 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 14
responden menyatakan cukup setuju, dan 15 responden yang menyatakan tidak
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
72
Universitas Indonesia
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa perusahaan menempatkan petugas
keadaan darurat yang sudah ahli di lingkungan kerja.
Tabel 4.30 Setiap terjadi kecelakaan kerja selalu dilaporkan kepada petugas K3.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 12 24
Setuju 8 16
Netral 11 22
Tidak Setuju 19 38
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.30 dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden menyatakan
sangat setuju, dan 8 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 11
responden menyatakan cukup setuju, dan 19 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan tidak setuju bahwa setiap terjadi kecelakaan kerja selalu
dilaporkan kepada petugas K3..
Tabel 4.31 Penyelidikan kecelakaan kerja dilakukan oleh petugas ahli.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 8 16
Setuju 25 50
Netral 10 20
Tidak Setuju 5 10
Sangat Tidak Setuju 2 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
73
Universitas Indonesia
Dari table 4.31 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden menyatakan
sangat setuju, dan 25 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 5 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa penyelidikan kecelakaan kerja dilakukan
oleh petugas ahli.
Tabel 4.32 Perusahaan melakukan evaluasi (audit) Sistem Manajemen K3
(SMK3) secara rutin.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 11 22
Setuju 25 50
Netral 7 14
Tidak Setuju 6 12
Sangat Tidak Setuju 1 2
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.32 dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden menyatakan
sangat setuju, dan 25 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 7
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan melakukan evaluasi (audit)
SMK3 secara rutin.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
74
Universitas Indonesia
Tabel 4.33 Perusahaan melakukan pengawasan terhadap penerapan SMK3.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 9 18
Setuju 16 32
Netral 16 32
Tidak Setuju 7 14
Sangat Tidak Setuju 2 4
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.33 dapat dilihat bahwa sebanyak 9 responden menyatakan
sangat setuju, dan 16 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 16
responden menyatakan cukup setuju, dan 7 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
jawaban responden seimbang antara yang menjawab setuju dan cukup setuju
bahwa perusahaan melakukan pengawasan terhadap penerapan SMK3.
Tabel 4.34 Perusahaan melakukan perbaikan usaha-usaha K3.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 7 14
Setuju 23 46
Netral 12 24
Tidak Setuju 3 6
Sangat Tidak Setuju 5 10
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa sebanyak 7 responden menyatakan
sangat setuju, dan 23 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 12
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 5 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
75
Universitas Indonesia
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan melakukan perbaikan usaha-
usaha K3.
Tabel 4.35 Perusahaan memiliki data statistik kecelakaan kerja.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 9 18
Setuju 22 44
Netral 10 20
Tidak Setuju 6 12
Sangat Tidak Setuju 3 6
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.35 dapat dilihat bahwa sebanyak 9 responden menyatakan
sangat setuju, dan 22 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 3 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan memiliki data statistik
kecelakaan kerja.
Tabel 4.36 Peninjauan terhadap SMK3 dilakukan kembali setelah diaudit.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 5 10
Setuju 21 42
Netral 17 34
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 5 10
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
76
Universitas Indonesia
Dari tabel 4.36 dapat dilihat bahwa sebanyak 5 responden menyatakan
sangat setuju, dan 24 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 18
responden menyatakan cukup setuju, dan 1 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa perusahaan melakukan peninjauan kembali
terhadap SMK3 setelah diaudit.
Produktivitas Kerja Karyawan (Y)
Tabel 4.37 Pegawai memahami dengan baik deskripsi pekerjaannya.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 7 14
Setuju 26 52
Netral 14 28
Tidak Setuju 3 6
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari tabel 4.37 dapat dilihat bahwa sebanyak 7 responden menyatakan
sangat setuju, dan 26 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 14
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai sudah memahami dengan baik
mengenai deskripsi pekerjaannya.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
77
Universitas Indonesia
Tabel 4.38 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar
kualitas yang ditetapkan perusahaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20
Setuju 22 44
Netral 10 20
Tidak Setuju 8 16
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.38 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan
sangat setuju, dan 22 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 8 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan perusahaan.
Tabel 4.39 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target jumlah
yang ditetapkan perusahaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 5 10
Setuju 11 22
Netral 23 46
Tidak Setuju 11 22
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
78
Universitas Indonesia
Dari table 4.39 dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden menyatakan
sangat setuju, dan 23 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 11
responden menyatakan cukup setuju, dan 5 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan cukup setuju bahwa pegawai dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai denga target jumlah yang ditetapkan perusahaan.
Tabel 4.40 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
diberikan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20
Setuju 22 44
Netral 10 20
Tidak Setuju 6 12
Sangat Tidak Setuju 2 2
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.40 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan
sangat setuju, dan 22 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 6 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 2 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang diberikan.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
79
Universitas Indonesia
Tabel 4.41 Pegawai menggunakan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 8 16
Setuju 19 38
Cukup Setuju 15 30
Tidak Setuju 8 16
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.41 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden menyatakan
sangat setuju, dan 19 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 15
responden menyatakan cukup setuju, dan 8 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai menggunakan peralatan yang sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan.
Tabel 4.42 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 7 14
Setuju 15 30
Netral 21 42
Tidak Setuju 7 14
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.42 dapat dilihat bahwa sebanyak 7 responden menyatakan
sangat setuju, dan 15 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 21
responden menyatakan cukup setuju, dan 7 responden yang menyatakan tidak
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
80
Universitas Indonesia
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan cukup setuju bahwa pegawai dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu.
Tabel 4.43 Pegawai selalu menggunakan jam kerja sesuai dengan peraturan
perusahaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 20 40
Setuju 19 38
Netral 6 12
Tidak Setuju 5 10
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.43 dapat dilihat bahwa sebanyak 20 responden menyatakan
sangat setuju, dan 19 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 6
responden menyatakan cukup setuju, dan 5 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan sangat setuju bahwa pegawai selalu menggunakan jam
kerja sesuai dengan peraturan perusahaan.
Tabel 4.44 Pegawai dapat menghemat penggunaan bahan perusahaan.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 11 22
Setuju 29 58
Netral 7 14
Tidak Setuju 3 6
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
81
Universitas Indonesia
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.44 dapat dilihat bahwa sebanyak 11 responden menyatakan
sangat setuju, dan 29 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 7
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai dapat menghemat penggunan bahan
perusahaan.
Tabel 4.45 Pegawai dapat mencapai target kerja yang ditetapkan perusahaan
sebelum deadline.
Penilaian Frekuensi Presentase %
Sangat Setuju 10 20
Setuju 27 54
Netral 10 20
Tidak Setuju 3 6
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Dari table 4.45 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 responden menyatakan
sangat setuju, dan 27 responden menyatakan setuju. Sedangkan sebanyak 10
responden menyatakan cukup setuju, dan 3 responden yang menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, yang artinya
responden menyatakan setuju bahwa pegawai dapat mencapai target kerja yang
ditetapkan perusahaan sebelum deadline.
4.5 Analisis Korelasi
4.5.1 Korelasi Rank Spearman
Uji korelasi dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara dua
variable serta seberapa kuat tingkat hubungan yang ada. Uji korelasi yang
digunakan oleh peneliti adalah Rank Spearman Correlation. Arah korelasi,
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
82
Universitas Indonesia
dinyatakan dalam tanda + (plus) dan – (minus). Tanda + menunjukan arah
korelasi sejajar, dan tanda – menunjukan korelasi sejajar berlawanan arah.
Analisis korelasi antara Variabel Sistem Manajemen K3 dengan
Produktivitas Kerja Karyawan ditunjukan pada tabel di bawah ini:
Tabel : 4.46
Tabel Korelasi Rank Spearman
Nonparametric Correlations
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang terbentuk
adalah sebesar 0.633. Nilai 0.633 merupakan nilai r hitung, dimana angka ini
menunjukkan korelasi atau hubungan yang kuat antara pelaksanaan program K3
dengan produktivitas kerja karyawan sebesar 63,3%. Hubungan yang terjadi
antara pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja karyawan adalah
hubungan positif. Hubungan positif ini ditandakan dengan nilai koefisien korelasi
rank spearman (Spearman‟s rho /Correlation Coefficient) antara variabel program
K3 dengan variabel produktivitas kerja karyawan yang diperoleh yaitu +0,633
(tanda „+‟ disertakan karena tidak ada tanda „-„ pada ouput, yang berarti positif)
tanda ‟+‟ tersebut mendandakan hubungan positif.
Correlations
1.000 .633 ** . .000
50 50 .633 ** 1.000 .000 .
50 50
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Pelaksanaan Program K3
Produktivitas Kerja Karyawan
Spearman's rho
Pelaksanaan Program K3
Produktivitas Kerja
Karyawan
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
83
Universitas Indonesia
4.5.2 Uji Signifikansi Korelasi Rank Spearman
Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut
signifikan secara statistik maka dilakukan melalui uji Z. Adapun perhitungan uji
Z tersebut adalah sebagai berikut:
Zhitung = rs 1)n(
= 0,633 x 49
= 0,633 x 7
= 4,431
Pada tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (0.05) maka nilai dari Z tabel
untuk uji dua sisi (two-tailed) :
Ztabel = 50% - α / 2
Ztabel = 0.5 – 0.05 / 2
Ztabel = 0.5 – 0.025
Ztabel = 0.475
Berdasarkan tabel kurva normal didapatkan Ztabel sebesar 1.96.
Untuk menguji hipotesis nol (Ho), kriterianya adalah:
Tolak Ho jika : Zhitung > Ztabel
Terima Ho jika : Zhitung < Ztabel
Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai Zhitung sebesar 4.431 dan nilai
Ztable sebesar 1,96. Dengan hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai ZHitung = 4.431
lebih besar daripada nilai ZTabel = 1,96 maka H0 ditolak dan artinya Ha diterima.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan kuat
antara Program K3 dengan Produktivitas Kerja Karyawan
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
84
Universitas Indonesia
0 +1,96 4,431
Ho ditolak
Ho diterima
Gambar 4.6
Grafik Uji Hipotesis
Dari penjelasan diatas maka hasil penelitian di interpretasikan bahwa ada
hubungan yang kuat antara pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja
karyawan divisi operasional PT Surveyor Indonesia. Dimana jenis hubungan yang
kuat tersebut antara pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja
karyawan adalah hubungan positif.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
85
Universitas Indonesia
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Berdasarkan pada tujuan dan hasil analisis pada pembahasan penelitian,
maka dapat ditarik simpulan penelitian ini bahwa ada hubungan yang kuat antara
pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan
produktivitas kerja karyawan divisi operasional PT Surveyor Indonesia. Uji Z
juga menunjukan bahwa Ho ditolak , yang menandakan terdapat hubungan antara
pelaksanaan program K3 dengan produktivitas kerja karyawan pada divisi
operasional PT Surveyor Indonesia.
b. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, maka dapat diajukan saran
dalam penelitian ini yaitu perusahaan harus lebih meningkatkan komitmennya
dalam membuat kebijakan K3. Selain dalam meningkatkan komitmennya,
perusahaan juga harus lebih sering dan aktif dalam hal mensosialisasikan K3 baik
dalam komunikasi maupun pelatihan. Karena dengan mengsosialisasikan
komunikasi dan pelatihan K3 dengan maksimal dapat meningkatkan produktivitas
kerja karyawan. Disamping kedua hal tersebut, yang terpenting adalah,
perusahaan harus lebih memperhatikan kesejahteraan serta menjamin kesehatan
para karyawannya, agar mereka dapat bekerja lebih baik lagi.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
86
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Achmadi, UF. (1990). Analisis Resiko Kecelakaan Kerja, Studi Kasus Industri X
Di Cakung Jakarta. Jakarta, LPUI.
Bernardin, John H., & Russel, Joyce (1993). Human Resources Management: an
Exprerimental Approach. Singapura: Mc Graw-Hill.Inc.
Creswell, John, W. (2010). Research Design Pendekatan Kualittif, Kuantitatif dan Mixed
(Achmad Fawaid, Penerjemah.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dessler, G. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Gerry Silaban. (2008). Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja dan Pengusaha atau
Pengurus yang ditetapkan dalam Peraturan Perundangan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja. Medan: USU Press.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Semarang: Badan penerbit Diponegoro.
Gomes, Faustino, Cardoso. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Andi Offset.
Heinrich, Herbert William. (1980). Industrial Accident Prevention. New York:
Mc Graw-Hill.
Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu
Sosial. Depok: DIA Fisip UI.
Ivancevich, John M. (1995). Human Resource Management (6th
ed). USA:
Richard D. Irwin, Inc.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
87
Universitas Indonesia
Malhotra, Naresh. K. (1993). Marketing Research: An Applied Orientation,
Fourth Edition, International Edition. New Jersey: Pearson Education,
Inc, Upper Saddle River.
Mathis, Robert L. & Jackson, John H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia
Buku Kedua Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Mejia, Luis F. Gomez, et. al. (2001). Managing Human Resources 2nd
edition.
New Jersey: Prentice Hall.
Mendikbud RI. (1995). Peranan Departemen P&K Dalam Upaya
Memasyarakatkan dan Membudayakan K3. Majalah K3 Edisi No. 4.
Neuman, W. Lawrence. (2003). Social Research Methods: Qualitative and
Quantitative Approaches. Boston: Ally and Bacon.
Raharjo Damansyah N. (1995). Peranan P2K3 Dalam Pengendalian Resiko.
Majalah K3 Edisi No. 4.
Ridley, John. (2008). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Rivai, V. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari
Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 2 Edisi 4. Jakarta:
Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 1 Edisi 4. Jakarta:
Salemba Empat.
Silalahi, Bennet N. B & Rumondang B. (1991). Management Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Edisi II. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Simamora, Henry. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama.
Yogyakarta: STIE YKPN.
Simanjuntak, Payaman J. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Jakarta: LPFE UI.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
88
Universitas Indonesia
Sinungan, Muchdarsyah. (2005). Produktivitas Apa dan Bagaimana? Edisi Kedua
Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugeng A. M. (2005). Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua. Semarang:
Badan Penerbit Univesitas Diponegoro.
Suma‟mur, P.K. (1984). Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT.
Gunung Agung.
Umar, Husein. (2005). Riset SDM dalam Organisasi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
89
Universitas Indonesia
JURNAL & KARYA ILMIAH :
Nor Azimah Chew Abdulah, Jeffery T. Spickett, Krassi B. Rumchev and
Satvinder S. Dhaliwalb (2009) “Assesing Employees Perception On
Health and Safety Management In Public Hospitals”.
Lynda S. Robson, Judith A. Clarke, Kimberley Cullen, Amber Bielecky, Colette
Severin, Philip L. Bigelow, Emma Irvin, Anthony Culyer, and Quenby
Mahood (2007) “The Effectiveness of Occupational Health and Safety
Management System Internentions: A Systematic Review”.
Emmanuel I. Akpan (Ph.D) (2011) “Effective Safety and Health Management
Policy for Improved Performance of Organizations in Africa”.
Subha Imtiaz & Shakil Ahmad (2009) “Impact Of Stress On Employee
Producivity And Turnover: An Important Managerial Issue”
Mahardika (2005). Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran
dan Pusat Pengatur Beban (UBS P3B) Region Jawa Timur dan Bali.
Trisna Larasati (2007). Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan
Produktivitas Kerja Karyawan (Srudi kasus: Bagian Pengolahan PTPN
VIII Gunung Mas, Bogor).
INTERNET :
http://www.ptsi.co.id
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
90
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
91
Universitas Indonesia
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
No :
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM K3
DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
(Studi Kasus: Divisi Operasional PT Surveyor Indonesia, Jakarta)
Pengantar
Kuesioner ini disusun untuk melihat dan mengetahui hubungan antara
Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan
Produktivitas Kerja Karyawan Divisi Operasional PT Surveyor Indonesia.
Kuesioner ini semata-mata ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian
tugas akhir studi, oleh karena itu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan
tidak akan berkaitan dengan penilaian kinerja Anda.
Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner
ini dengan lengkap, jujur dan sesuai dengan keadaan sebenarnya agar
informasi ilmiah yang disajikan nantinya dapat dipertanggungjawabkan.
Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terimakasih.
Nama : Arlin Riantiwi
NPM : 1006815966
Jurusan: Adm. Niaga
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
92
Universitas Indonesia
Karakteristik Responden
1. Jenis kelamin : � Laki-laki
� Perempuan
2. Usia : � < 20 tahun
� 21 - 30 tahun
� 31 - 50 tahun
� > 50 tahun
3. Pendidikan terakhir : � SMA
� D3
� S1
� S2
4. Masa kerja : � 1 - 5 tahun
� 6 - 10 tahun
� 11 -15 tahun
� > 15 tahun
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
93
Universitas Indonesia
Lanjutan Lampiran 1.
Daftar Pernyataan
Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Pelaksanaan Program K3
Dimensi: Komitmen Perusahaan STS TS N S SS
1. Pegawai merasa adanya komitmen
pimpinan dalam menerapkan Sistem
Manajemen K3 di perusahaan.
2. Perusahaan menyediakan anggaran
khusus untuk menerapkan Sistem
Manajemen K3.
3. Perusahaan menyediakan fasilitas
K3 yang sesuai dengan standar.
4, Perusahaan menempatkan personel
yang memiliki tanggung jawab
menangani K3.
5. Perusahaan melakukan
pemeliharaan fasilitas kerja (mesin
& peralatan) secara rutin.
6. Perusahaan melakukan pemeriksaan
kesehatan pegawai secara rutin.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
94
Universitas Indonesia
Dimensi: Kebijakan dan Disiplin K3 STS TS N S SS
7. Perusahaan memiliki kebijakan di
bidang K3.
8. Kebijakan dibuat melalui proses
konsultasi antara pengurus dan
wakil tenaga kerja.
9. Kebijakan memuat ketentuan-
ketentuan yang meliputi tujuan, hak,
serta kewajiban pegawai dalam
melaksanakan K3.
10. Pegawai mematuhi setiap kebijakan,
yang dibuat perusahaan.
11. Pegawai selalu menggunakan
peralatan K3 yang sesuai saat
melakukan pekerjaan.
Dimensi: Komunikasi dan Pelatihan K3 STS TS N S SS
12. Perusahaan selalu melakukan
sosialisasi program-program K3.
13. Perusahaan memasang rambu-
rambu K3 di lingkungan kerja.
14. Perusahaan memberikan pelatihan
K3 yang berkualitas kepada
pegawai secara rutin.
15. Pegawai dilibatkan dalam
pertemuan petugas K3.
Dimensi: Inspeksi dan Penyelidikan
Kecelakaan K3
STS TS N S SS
16. Perusahaan selalu melakukan
inspeksi kecelakaan secara rutin.
17. Hasil inspeksi yang dilakukan
perusahaan selalu disosialisasikan.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
95
Universitas Indonesia
18. Perusahaan menempatkan petugas
keadaan darurat yang sudah ahli di
lingkungan kerja.
19. Setiap terjadi kecelakaan kerja
selalu dilaporkan kepada petugas
K3.
20. Penyelidikan kecelakaan kerja
dilakukan oleh petugas ahli.
Dimensi: Evaluasi K3 STS TS N S SS
21. Perusahaan melakukan evaluasi
(audit) Sistem Manajemen K3
(SMK3) secara rutin.
22. Perusahaan melakukan pengawasan
terhadap penerapan SMK3.
23. Perusahaan melakukan perbaikan
usaha-usaha K3.
24. Perusahaan memiliki data statistik
kecelakaan kerja.
25. Peninjauan terhadap SMK3
dilakukan kembali setelah audit.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
96
Universitas Indonesia
Produktivitas Kerja Karyawan
Dimensi: Efektivitas STS TS N S SS
1. Saya memahami dengan baik
deskripsi pekerjaannya.
2. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan standar kualitas yang
ditetapkan perusahaan.
3. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan target jumlah yang
ditetapkan perusahaan.
4. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang diberikan.
5. Saya menggunakan peralatan yang
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
Dimensi: Efisiensi STS TS N S SS
6. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu
7. Saya selalu menggunakan jam kerja
sesuai dengan peraturan perusahaan.
8. Saya dapat menghemat penggunaan
bahan perusahaan.
9. Saya dapat mencapai target kerja
yang ditetapkan perusahaan sebelum
deadline.
--- TERIMA KASIH ---
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
97
Universitas Indonesia
Lampiran 2. Tabel Frekuensi Variabel X
Frequency Table Pelaksanaan Program K3
Pegawai merasa adanya komitmen pimpinan dalam menerapkan Sistem
Manajemen K3 di perusahaan.
2 4.0 4.0 4.08 16.0 16.0 20.0
29 58.0 58.0 78.011 22.0 22.0 100.050 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk menerapkan Sistem
Manajemen K3.
5 10.0 10.0 10.06 12.0 12.0 22.0
27 54.0 54.0 76.012 24.0 24.0 100.050 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan menyediakan fasil itas K3 yang sesuai dengan standar.
10 20.0 20.0 20.017 34.0 34.0 54.022 44.0 44.0 98.01 2.0 2.0 100.0
50 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
98
Universitas Indonesia
Perusahaan menempatkan personel yang memiliki tanggung jawab menangani
K3.
15 30.0 30.0 30.014 28.0 28.0 58.011 22.0 22.0 80.010 20.0 20.0 100.050 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan melakukan pemeliharaan fasili tas kerja (mesin & peralatan) secara rutin.
1 2.0 2.0 2.06 12.0 12.0 14.07 14.0 14.0 28.0
28 56.0 56.0 84.08 16.0 16.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan pegawai secara rutin.
4 8.0 8.0 8.03 6.0 6.0 14.05 10.0 10.0 24.0
22 44.0 44.0 68.016 32.0 32.0 100.050 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan memiliki kebijakan di bidang K3.
2 4.0 4.0 4.04 8.0 8.0 12.06 12.0 12.0 24.0
23 46.0 46.0 70.015 30.0 30.0 100.050 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
99
Universitas Indonesia
Kebijakan dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja.
4 8.0 8.0 8.05 10.0 10.0 18.06 12.0 12.0 30.0
23 46.0 46.0 76.012 24.0 24.0 100.050 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Kebijakan memuat ketentuan-ketentuan yang meliputi tujuan, hak, serta kewajiban
pegawai dalam melaksanakan K3.
1 2.0 2.0 2.06 12.0 12.0 14.0
18 36.0 36.0 50.014 28.0 28.0 78.011 22.0 22.0 100.050 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Pegawai mematuhi setiap kebijakan, yang dibuat perusahaan.
2 4.0 4.0 4.06 12.0 12.0 16.0
18 36.0 36.0 52.016 32.0 32.0 84.08 16.0 16.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Pegawai selalu menggunakan peralatan K3 yang sesuai saat melakukan
pekerjaan.
10 20.0 20.0 20.014 28.0 28.0 48.020 40.0 40.0 88.06 12.0 12.0 100.0
50 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
100
Universitas Indonesia
Perusahaan selalu melakukan sosialisasi program-program K3.
1 2.0 2.0 2.07 14.0 14.0 16.0
14 28.0 28.0 44.018 36.0 36.0 80.010 20.0 20.0 100.050 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan memasang rambu-rambu K3 di l ingkungan kerja.
1 2.0 2.0 2.07 14.0 14.0 16.0
19 38.0 38.0 54.015 30.0 30.0 84.08 16.0 16.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan memberikan pelatihan K3 yang berkualitas kepada pegawai secara rutin.
1 2.0 2.0 2.03 6.0 6.0 8.0
22 44.0 44.0 52.014 28.0 28.0 80.010 20.0 20.0 100.050 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Pegawai dilibatkan dalam pertemuan petugas K3.
17 34.0 34.0 34.013 26.0 26.0 60.08 16.0 16.0 76.0
12 24.0 24.0 100.050 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
101
Universitas Indonesia
Perusahaan selalu melakukan inspeksi kecelakaan secara rutin.
9 18.0 18.0 18.013 26.0 26.0 44.011 22.0 22.0 66.08 16.0 16.0 82.09 18.0 18.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hasil inspeksi yang dilakukan perusahaan selalu disosialisasikan.
17 34.0 34.0 34.010 20.0 20.0 54.016 32.0 32.0 86.07 14.0 14.0 100.0
50 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan menempatkan petugas keadaan darurat yang sudah ahli di lingkungan
kerja.
1 2.0 2.0 2.015 30.0 30.0 32.014 28.0 28.0 60.010 20.0 20.0 80.010 20.0 20.0 100.050 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Setiap terjadi kecelakaan kerja selalu dilaporkan kepada petugas K3.
19 38.0 38.0 38.011 22.0 22.0 60.08 16.0 16.0 76.0
12 24.0 24.0 100.050 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
102
Universitas Indonesia
Penyelidikan kecelakaan kerja di lakukan oleh petugas ahli.
2 4.0 4.0 4.05 10.0 10.0 14.0
10 20.0 20.0 34.025 50.0 50.0 84.08 16.0 16.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan melakukan evaluasi (audit) Sistem Manajemen K3 (SMK3) secara rutin.
1 2.0 2.0 2.06 12.0 12.0 14.07 14.0 14.0 28.0
25 50.0 50.0 78.011 22.0 22.0 100.050 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan melakukan pengawasan terhadap penerapan SMK3.
2 4.0 4.0 4.07 14.0 14.0 18.0
16 32.0 32.0 50.016 32.0 32.0 82.09 18.0 18.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Perusahaan melakukan perbaikan usaha-usaha K3.
5 10.0 10.0 10.03 6.0 6.0 16.0
12 24.0 24.0 40.023 46.0 46.0 86.07 14.0 14.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
103
Universitas Indonesia
Perusahaan memiliki data statistic kecelakaan kerja.
3 6.0 6.0 6.06 12.0 12.0 18.0
10 20.0 20.0 38.022 44.0 44.0 82.09 18.0 18.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Peninjauan terhadap SMK3 dilakukan kembali setelah audit.
5 10.0 10.0 10.02 4.0 4.0 14.0
17 34.0 34.0 48.021 42.0 42.0 90.05 10.0 10.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
104
Universitas Indonesia
Lampiran 3. Tabel Frekuensi Variabel Y
Frequency Table Produktivitas Kerja Karyawan
Pegawai memahami dengan baik deskripsi pekerjaannya.
3 6.0 6.0 6.014 28.0 28.0 34.026 52.0 52.0 86.07 14.0 14.0 100.0
50 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas yang
ditetapkan perusahaan.
8 16.0 16.0 16.010 20.0 20.0 36.022 44.0 44.0 80.010 20.0 20.0 100.050 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai denga target jumlah yang
ditetapkan perusahaan.
5 10.0 10.0 10.011 22.0 22.0 32.023 46.0 46.0 78.011 22.0 22.0 100.050 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
105
Universitas Indonesia
Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang diberikan.
2 4.0 4.0 4.06 12.0 12.0 16.0
10 20.0 20.0 36.022 44.0 44.0 80.010 20.0 20.0 100.050 100.0 100.0
Sangat Tidak SetujuTidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Pegawai menggunakan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
8 16.0 16.0 16.015 30.0 30.0 46.019 38.0 38.0 84.08 16.0 16.0 100.0
50 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
7 14.0 14.0 14.021 42.0 42.0 56.015 30.0 30.0 86.07 14.0 14.0 100.0
50 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Pegawai selalu menggunakan jam kerja sesuai dengan peraturan perusahaan.
5 10.0 10.0 10.06 12.0 12.0 22.0
19 38.0 38.0 60.020 40.0 40.0 100.050 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
106
Universitas Indonesia
Pegawai dapat menghemat penggunaan bahan perusahaan.
3 6.0 6.0 6.07 14.0 14.0 20.0
29 58.0 58.0 78.011 22.0 22.0 100.050 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Pegawai dapat mencapai target kerja yang ditetapkan perusahaan sebelum
deadline.
3 6.0 6.0 6.010 20.0 20.0 26.027 54.0 54.0 80.010 20.0 20.0 100.050 100.0 100.0
Tidak SetujuCukup SetujuSetujuSangat SetujuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulativ ePercent
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
107
Universitas Indonesia
Lampiran 4. Validitas dan Reliabilitas Variabel X
Variabel Program K3
Factor Analysis Komitmen Perusahaan
KMO and Bartlett's Test
.744
73.78815
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bart let t's Test ofSphericity
Anti-image Matrices
.499 -.005 -.168 -.143 .092 -.092-.005 .296 -.102 -.142 .098 -.170-.168 -.102 .561 -.009 -.165 .099-.143 -.142 -.009 .355 -.137 .044.092 .098 -.165 -.137 .395 -.193
-.092 -.170 .099 .044 -.193 .285.819a -.013 -.317 -.339 .207 -.243
-.013 .736a -.251 -.439 .286 -.585-.317 -.251 .775a -.021 -.351 .248-.339 -.439 -.021 .804a -.365 .137.207 .286 -.351 -.365 .671a -.576
-.243 -.585 .248 .137 -.576 .690a
Q1Q2Q3Q4Q5Q6Q1Q2Q3Q4Q5Q6
Anti-image Cov ariance
Anti-image Correlation
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6
Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.
Communalities
1.000 .5781.000 .7291.000 .4971.000 .7321.000 .5791.000 .696
Q1Q2Q3Q4Q5Q6
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
108
Universitas Indonesia
Total Variance Explained
3.811 63.515 63.515 3.811 63.515 63.515.704 11.737 75.252.606 10.105 85.357.384 6.400 91.757.357 5.958 97.715.137 2.285 100.000
Component123456
Total% of
VarianceCumulat iv e
% Total% of
VarianceCumulat iv e
%
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
Component Matrixa
.760
.854
.705
.856
.761
.834
Q1Q2Q3Q4Q5Q6
1Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.1 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
Only one component was extracted.The solution cannot be rotated.
a.
Reliability Komitmen Perusahaan
Scale Statistics
22.52 20.343 4.510 6Mean Variance Std. Deviation N of Items
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
109
Universitas Indonesia
Reliability Statistics
.879 6
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
18.40 14.833 .651 .86318.64 14.490 .757 .84718.88 14.110 .597 .87718.68 14.310 .769 .84419.04 14.373 .651 .86418.96 14.707 .731 .851
Q1Q2Q3Q4Q5Q6
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
25 100.00 .0
25 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
110
Universitas Indonesia
Factor Analysis Kebijakan dan Disiplin
KMO and Bartlett's Test
.759
44.81310
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bart lett 's Test ofSphericity
Anti-image Matrices
.572 .006 -.109 -.184 -.100
.006 .443 -.251 .001 -.170-.109 -.251 .407 -.124 .086-.184 .001 -.124 .492 -.173-.100 -.170 .086 -.173 .630.836a .013 -.225 -.347 -.166.013 .716a -.591 .002 -.322
-.225 -.591 .706a -.276 .170-.347 .002 -.276 .802a -.310-.166 -.322 .170 -.310 .761a
Q7Q8Q9Q10Q11Q7Q8Q9Q10Q11
Anti-image Cov ariance
Anti-image Correlation
Q7 Q8 Q9 Q10 Q11
Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.
Communalities
1.000 .5881.000 .6361.000 .6671.000 .6681.000 .488
Q7Q8Q9Q10Q11
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
3.046 60.925 60.925 3.046 60.925 60.925.714 14.285 75.210.610 12.202 87.412.388 7.754 95.166.242 4.834 100.000
Component12345
Total% of
VarianceCumulat iv e
% Total% of
VarianceCumulat iv e
%
Initial Eigenvalues Extract ion Sums of Squared Loadings
Extract ion Method: Principal Component Analysis.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
111
Universitas Indonesia
Reliability Statistics
.836 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Component Matrixa
.767
.798
.816
.817
.699
Q7Q8Q9Q10Q11
1Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.1 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
Only one component was extracted.The solution cannot be rotated.
a.
Reliability Kebijakan dan Disiplin
Scale Statistics
20.64 11.573 3.402 5Mean Variance Std. Deviation N of Items
Item-Total Statistics
16.68 7.310 .625 .80816.68 7.977 .667 .79616.60 7.083 .679 .79116.32 7.810 .696 .78816.28 8.377 .541 .827
Q7Q8Q9Q10Q11
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
25 100.00 .0
25 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
112
Universitas Indonesia
Factor Analysis Komunikasi dan Pelatihan K3
KMO and Bartlett's Test
.696
30.3186
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bart let t's Test ofSphericity
Anti-image Matrices
.654 -.046 -.280 -.031-.046 .456 -.146 -.292-.280 -.146 .563 -.027-.031 -.292 -.027 .528.730a -.084 -.462 -.053
-.084 .672a -.289 -.595-.462 -.289 .723a -.049-.053 -.595 -.049 .676a
Q12Q13Q14Q15Q12Q13Q14Q15
Anti-image Cov ariance
Anti-image Correlation
Q12 Q13 Q14 Q15
Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.
Communalities
1.000 .5161.000 .7121.000 .6411.000 .605
Q12Q13Q14Q15
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
2.474 61.851 61.851 2.474 61.851 61.851.810 20.253 82.103.418 10.462 92.565.297 7.435 100.000
Component1234
Total% of
VarianceCumulat iv e
% Total% of
VarianceCumulat iv e
%
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
113
Universitas Indonesia
Reliability Statistics
.793 4
Cronbach'sAlpha N of Items
Component Matrixa
.719
.844
.800
.778
Q12Q13Q14Q15
1Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.1 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
Only one component was extracted.The solution cannot be rotated.
a.
Reliability Komunikasi dan Pelatihan K3
Scale Statistics
16.96 6.707 2.590 4Mean Variance Std. Deviation N of Items
Item-Total Statistics
12.84 4.390 .521 .78012.72 3.793 .687 .69912.56 4.007 .622 .73312.76 3.940 .587 .751
Q12Q13Q14Q15
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
25 100.00 .0
25 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
114
Universitas Indonesia
Factor Analysis Inspeksi dan Penyelidikan Kecelakaan
KMO and Bartlett's Test
.794
45.19810
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bart let t's Test ofSphericity
Anti-image Matrices
.615 .037 -.089 -.235 -.050
.037 .477 -.233 -.121 -.066-.089 -.233 .458 .011 -.142-.235 -.121 .011 .484 -.150-.050 -.066 -.142 -.150 .526.793a .069 -.168 -.431 -.088.069 .777a -.499 -.252 -.131
-.168 -.499 .771a .023 -.290-.431 -.252 .023 .780a -.297-.088 -.131 -.290 -.297 .856a
Q16Q17Q18Q19Q20Q16Q17Q18Q19Q20
Anti-image Cov ariance
Anti-image Correlation
Q16 Q17 Q18 Q19 Q20
Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.
Communalities
1.000 .4961.000 .6351.000 .6601.000 .6561.000 .652
Q16Q17Q18Q19Q20
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
3.099 61.989 61.989 3.099 61.989 61.989.752 15.033 77.023.462 9.234 86.257.410 8.208 94.464.277 5.536 100.000
Component12345
Total% of
VarianceCumulativ e
% Total% of
VarianceCumulativ e
%
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
115
Universitas Indonesia
Reliability Statistics
.845 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Component Matrixa
.705
.797
.813
.810
.808
Q16Q17Q18Q19Q20
1Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.1 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
Only one component was extracted.The solution cannot be rotated.
a.
Reliability Inspeksi dan Penyelidikan Kecelakaan
Scale Statistics
21.20 10.417 3.227 5Mean Variance Std. Deviation N of Items
Item-Total Statistics
16.92 7.577 .566 .83516.76 7.107 .664 .81116.96 6.790 .678 .80617.04 6.290 .684 .80717.12 6.860 .681 .806
Q16Q17Q18Q19Q20
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
25 100.00 .0
25 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
116
Universitas Indonesia
Factor Analysis Evaluasi K3
KMO and Bartlett's Test
.771
46.13410
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bart let t's Test ofSphericity
Anti-image Matrices
.402 -.145 .044 -.229 -.060-.145 .643 -.224 .036 -.038.044 -.224 .594 -.079 -.165
-.229 .036 -.079 .374 -.135-.060 -.038 -.165 -.135 .517.731a -.284 .089 -.591 -.133
-.284 .786a -.362 .074 -.067.089 -.362 .783a -.168 -.297
-.591 .074 -.168 .733a -.308-.133 -.067 -.297 -.308 .850a
Q21Q22Q23Q24Q25Q21Q22Q23Q24Q25
Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
Q21 Q22 Q23 Q24 Q25
Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.
Communalities
1.000 .6751.000 .4841.000 .5361.000 .7071.000 .654
Q21Q22Q23Q24Q25
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
117
Universitas Indonesia
Total Variance Explained
3.057 61.141 61.141 3.057 61.141 61.141.760 15.205 76.346.570 11.393 87.739.381 7.627 95.366.232 4.634 100.000
Component12345
Total% of
VarianceCumulat iv e
% Total% of
VarianceCumulat iv e
%
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
Component Matrixa
.822
.696
.732
.841
.809
Q21Q22Q23Q24Q25
1Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.1 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
Only one component was extracted.The solution cannot be rotated.
a.
Reliability Evaluasi K3
Scale Statistics
19.32 15.393 3.923 5Mean Variance Std. Deviation N of Items
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
118
Universitas Indonesia
Reliability Statistics
.839 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
15.56 9.757 .689 .79315.24 10.607 .549 .83315.28 10.877 .591 .82015.60 10.000 .715 .78715.60 10.000 .673 .798
Q21Q22Q23Q24Q25
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
25 100.00 .0
25 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
119
Universitas Indonesia
Lampiran 5. Validitas dan Reliabilitas Variabel Y
Variabel Produktivitas Kerja Karyawan
Factor Analysis Efektivitas
KMO and Bartlett's Test
.752
47.62310
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bart let t's Test ofSphericity
Anti-image Matrices
.540 -.080 -.089 -.148 -.071-.080 .482 .105 -.078 -.271-.089 .105 .500 -.237 -.108-.148 -.078 -.237 .437 -.008-.071 -.271 -.108 -.008 .438.870a -.156 -.171 -.305 -.146
-.156 .679a .213 -.171 -.591-.171 .213 .718a -.507 -.230-.305 -.171 -.507 .765a -.019-.146 -.591 -.230 -.019 .735a
Q1Q2Q3Q4Q5Q1Q2Q3Q4Q5
Anti-image Cov ariance
Anti-image Correlation
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.
Communalities
1.000 .6451.000 .5241.000 .5491.000 .6781.000 .647
Q1Q2Q3Q4Q5
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
120
Universitas Indonesia
Reliability Statistics
.837 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Total Variance Explained
3.044 60.875 60.875 3.044 60.875 60.875.901 18.027 78.902.456 9.120 88.022.349 6.973 94.995.250 5.005 100.000
Component12345
Total% of
VarianceCumulativ e
% Total% of
VarianceCumulativ e
%
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
.803
.724
.741
.824
.805
Q1Q2Q3Q4Q5
1Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.1 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
Only one component was extracted.The solution cannot be rotated.
a.
Reliability Efektivitas
Scale Statistics
20.44 9.673 3.110 5Mean Variance Std. Deviation N of Items
Item-Total Statistics
16.40 6.167 .671 .79616.32 6.560 .567 .82516.44 6.757 .588 .81816.44 6.173 .698 .78816.16 6.557 .682 .794
Q1Q2Q3Q4Q5
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
121
Universitas Indonesia
Case Processing Summary
25 100.00 .0
25 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
122
Universitas Indonesia
Factor Analysis Efisiensi
KMO and Bartlett's Test
.713
43.0356
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bart let t's Test ofSphericity
Anti-image Matrices
.460 -.224 .028 -.169-.224 .608 -.097 .009.028 -.097 .393 -.230
-.169 .009 -.230 .314.735a -.423 .065 -.446
-.423 .788a -.198 .022.065 -.198 .698a -.654
-.446 .022 -.654 .668a
Q6Q7Q8Q9Q6Q7Q8Q9
Anti-image Cov ariance
Anti-image Correlation
Q6 Q7 Q8 Q9
Measures of Sampling Adequacy(MSA)a.
Communalities
1.000 .7011.000 .5671.000 .7031.000 .789
Q6Q7Q8Q9
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
2.760 68.994 68.994 2.760 68.994 68.994.635 15.884 84.878.412 10.303 95.180.193 4.820 100.000
Component1234
Total% of
VarianceCumulat iv e
% Total% of
VarianceCumulat iv e
%
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
123
Universitas Indonesia
Reliability Statistics
.844 4
Cronbach'sAlpha N of Items
Component Matrixa
.837
.753
.839
.888
Q6Q7Q8Q9
1Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.1 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
Only one component was extracted.The solution cannot be rotated.
a.
Reliability Efisiensi
Scale Statistics
16.52 8.843 2.974 4Mean Variance Std. Deviation N of Items
Item-Total Statistics
12.32 4.810 .692 .80012.44 5.840 .597 .83612.56 4.923 .683 .80312.24 5.357 .780 .767
Q6Q7Q8Q9
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Case Processing Summary
25 100.00 .0
25 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
124
Universitas Indonesia
Lampiran 6. Korelasi Spearman
Nonparametric Correlations
Correlations
1.000 .633 ** . .000
50 50 .633 ** 1.000 .000 .
50 50
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Pelaksanaan Program K3
Produktivitas Kerja Karyawan
Spearman's rho
Pelaksanaan Program
K3
Produktivitas Kerja
Karyawan
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
Nama : Arlin Riantiwi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Depok/ 15 April 1989
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Pondok Sukmajaya Permai Blok F3 no 13
Depok
Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1995 - 2001 : SD Pemuda Bangsa
2001 - 2004 : SLTP N 6 Depok
2004 – 2007 : SMA Bintara
2007 - 2010 : Program D3 Administrasi Perkantoran dan Sekretari
FISIP Universitas Indonesia
2010 - 2012 : Program S1 Ekstensi Administrasi Niaga FISIP
Universitas Indonesia
Hubungan pelaksanaan..., Arlin Riantiwi, FISIP UI, 2012