hubungan pengetahuan, sikap, pola makan dengan …
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN
KADAR KOLESTEROL WANITA USIA SUBUR (WUS) DI DESA
BANGUN SARI BARU KECAMATAN TANJUNG MORAWA
SKRIPSI
PERMATA MULONI.Z
P01031212058
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
2018
2
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN
KADAR KOLESTEROL WANITA USIA SUBUR (WUS) DI DESA
BANGUN SARI BARU KECAMATAN TANJUNG MORAWA
Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Studi Diploma IV di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan
PERMATA MULONI. Z
P01031212058
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
2018
3
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul : Hubungan Pengetahuan, Sikap, Pola Makan
Dengan Kadar Kolesterol Wanita Usia Subur Di
Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung
Morawa
Nama : Permata Muloni. Z
Nomor Induk Mahasiswa : P01031214045
Program studi : Diploma IV
Menyetujui :
Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M. Kes
Pembimbing Utama
Berlin Sitanggang, SST, M.Kes Riris Oppusunggu S.Pd, M.Kes
penguji I penguji II
Mengetahui :
Ketua Jurusan,
Dr. Oslida Martoni, SKM, M.Kes
NIP : 196403121987031003
4
ABSTRAK
PERMATA MULONI Z “HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, POLA MAKAN DENGAN KADAR KOLESTEROL WANITA USIA SUBUR DI DESA BANGUN SARI BARU KECAMATAN TANJUNG MORAWA” (DIBAWAH BIMBINGAN ZURAIDAH NASUTION)
Wanita usia subur sebagai ibu rumah tangga, merupakan kelompok rawan yang harus diperhatikan status kesehatannya. Pengetahuan mengenai pola makan yang baik menyumbangkan pengaruh yang cukup besar terhadap status gizi seseorang. Monica II (1994) kejadian kolesterol didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria. Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat pedesaan, mencapai 200-248 mg/dL atau mencapai 10,9 persen dari total populasi pada tahun 2004. Penderita pada generasi muda, yakni usia 25-34 tahun, mencapai 9,3 persen. Wanita menjadi kelompok paling banyak menderita masalah ini, yakni 14,5 persen, atau hampir dua kali lipat kelompok laki-laki. Sedangkan sikap yang mengambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap bahan pangan yang di konsumsi.
Desain Penelitian yang digunakan adalah potong lintang atau cross sectional. Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi WUS di Desa Bangun Sari. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 08 Juni 2018, dengan menganalisa data menggunakan Uji chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 81,5% WUS memiliki kadar kolesterol tinggi. Berdasarkan hasil uji univariat Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kadar kolesterol WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,287; p>0,05). Namun ada hubungan sikap dengan kadar kolesterol WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,011; p>0,05). Dan ada hubungan pola makan dengan kadar kolesterol WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,021; p>0,05).
Kata Kunci : Kadar Kolesterol WUS, Pengetahuan, Sikap, dan Pola Makan
5
ABSTRACT
PERMATA MULONI Z "RELATED KNOWLEDGE, ATTITUDE, EATING WITH CHOLESTEROL LEVELS IN FERTILE AGE WOMEN WAKE VILLAGE SARI NEW DISTRICT Tanjung Morawa" (Zuraidah NASUTION GUIDANCE BELOW)
Women of childbearing age as a housewife, a vulnerable group to be aware of their health status. Knowledge of a good diet contributes a considerable influence on nutritional status of a person. Monica II (1994) found the incidence cholesterol increased to 16.2% for women and 14% men. The prevalence of hypercholesterolemia rural communities, reaching 200-248 mg / dL or reached 10.9 percent of the total population in 2004. Patients in the younger generation, namely the age of 25-34 years, at 9.3 percent. Women become the most numerous group suffer from this problem, which is 14.5 percent, or almost double the male group. While the attitude of a portrait of a person's like or dislike of the foodstuffs consumed.
The study design used is A cross-sectional or cross sectional.The sample in this studya part of the population to be studied or partial amount of the characteristics possessed by the population WUS in Bangun Sari. The research was conducted on June 8, 2018, by analyzing the data using chi-square test.
The results showed 81.5% of WUS have high cholesterol levels. Based on the results of univariate No association with cholesterol levels WUS knowledge in Bangun Sari Baru district of Tanjung Morawa (p = 0.287; p> 0.05). However, no association with cholesterol levels WUS attitude in Bangun Sari Baru district of Tanjung Morawa (p = 0.011; p> 0.05). And there is a link diet with cholesterol levels in Bangun Sari WUS New District of Tanjung Morawa (p = 0.021; p> 0.05).
Keywords: Cholesterol WUS, Knowledge, Attitude, and Diet
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi, yang berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Pola Makan Dengan
Kadar Kolesterol Wanita Usia Subur Di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan
Tanjung Morawa”
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Oslida Martoni, SKM, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Medan (Periode 2018 s/d 2022) sekaligu yang turut
membantu dalam memberikan saran kepada penulis.
2. Bernike Doloksaribu S.ST, M.Kes . selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Medan (Periode 2014 s/d 2018 ) memberikan saran kepada
penulis
3. Ir. Dr. Zuraidah Nasution, M.Kes selaku dosen pembimbing yang selalu
memberi bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Berlin Sitanggang, S,ST, M.Kes. selaku dosen penguji I yang memberikan
saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
5. Riris Oppusunggu, S.Pd, M.Kes selaku dosen penguji II yang
memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
6. Kepada kedua Orang Tua, dan Keluarga penulis yang selalu memberi
doa, semangat, dukungan, dan dorongan kepada penulis.
7. Rekan-rekan yang turut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan
dan penyempurnaan skripsi ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
7
BAB I
PEN DAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi yang terjadi saat ini membawa perubahan dalam
kehidupan manusia. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan
manusia dapat terjadi dalam bentuk perubahan gaya hidup dan
perubahan pola konsumsi pangan, sehingga menyebabkan peningkatan
kadar kolesterol dalam tubuh hal ini sering terjadi pada wanita usia subur
(WUS), dari umur 15-49 tahun (Wiardani, 2011).
Kolesterol adalah lemak yang berwarna kekuningan, menyerupai lilin
yang penting sekali bagi tubuh, asal tidak berlebihan. Tubuh
menggunakan kolesterol untuk pembentukan hormone seks, hormone
adrenal, penyusun otak, vitamin D, serta asam empedu. Asupan yang
dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan peningkatan
kolesterol dalam darah yang disebut hiperkolesterolemia, bahkan dalam
jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kematian (Anies, 2015).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyatakan
penduduk di Indonesia tahun 2013 dengan kisaran umur ≥ 15 tahun
memiliki kadar kolesterol total di atas nilai normal sebesar 35,9%, kadar
HDL dibawah normal 22,9%, kadar LDL diatas nilai normal dengan
kategori near optimal dan bordeline 60,3%, kategori tinggi dan sangat
tinggi 15,9% (Kemenkes RI, 2013).
Tingginya kadar kolesterol dapat mengakibatkan penyakit
degeneratif dimana penyakit ini muncul akibat proses kemunduran fungsi
sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Jenis penyakit
tidak menular, seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, obesitas,
kardiovaskuler, osteoporosis, dan stroke (Suiraoka, 2012).
Menurut Riskesdas 2013, prevalensi penyakit jantung koroner
secara Nasional sebanyak 1,5% dan di Sumatera Utara sebesar 1,1%
sedangkan prevalensi stroke secara Nasional sebesar 12,1% dan di
Sumatera Utara sebesar 10,3%.
8
Pembentukan aterosklerosis berhubungan dengan profil lipid dalam
darah. Profil lipid adalah keadaan lemak darah yang ditinjau dari
kandungan total kolesterol dalam darah, LDL, HDL, dan Trigliserida
(Imam, 2005).
Kadar kolesterol total darah sebaiknya adalah <200 mg/dl, bila ≥ 200
mg/dl berarti beresiko untuk terjadinya penyakit jantung, tinggi kadar
kolesterol dalam darah yang menyebabkan hiperkolesterolemia yang
lama kelamaan akan berdampak pada timbulnya berbagai penyakit
diantaranya tekanan darah tinggi, arterosklerosis (penyempitan
pembuluh darah), penyakit jantung koroner dan stroke. Kolesterol yang
menempel pada permukaan dinding pembuluh darah semakin lama akan
menyumbat pembuluh darah jantung sehingga menyebabkan jantung
koroner (Nurrahmani, 2014).
Wanita usia subur sebagai ibu rumah tangga, merupakan kelompok
rawan yang harus diperhatikan status kesehatannya. Kesehatan sangat
penting diperhatikan termasuk sehat dari segala penyakit, salah satunya
yaitu penyakit yang di sebabkan oleh kadar kolestelor, terutama dalam
upaya menjaga kesetabilan kadar kolesterol dalam tubuh (Peristyowati,
2014).
Pengetahuan mengenai pola makan yang baik menyumbangkan
pengaruh yang cukup besar terhadap status gizi seseorang. Tingkat
pengetahuan pola makan seseorang akan mempengaruhi sikap dan
perilaku. Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan yang baik
akan mengurangi kemampuan seseorang dalam menerapkan informasi
gizi dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan kata lain, pengetahuan
merupakan komponen dan prasyarat penting terjadinya perubahan sikap
dan perilaku pola makan bergizi untuk menurunkan masalah gizi
(Supariasa, 2014).
Pada Monica II (1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk
wanita dan 14 % pria. Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat
pedesaan, mencapai 200-248 mg/dL atau mencapai 10,9 persen dari
total populasi pada tahun 2004. Penderita pada generasi muda, yakni
9
usia 25-34 tahun, mencapai 9,3 persen. Wanita menjadi kelompok paling
banyak menderita masalah ini, yakni 14,5 persen, atau hampir dua kali
lipat kelompok laki-laki (Anwar, 2004).
Sikap yang mengambarkan suka atau tidak suka seseorang
terhadap bahan pangan yang di konsumsi. Sikap bisa didapat dari
pengetahuan, kebiasaan dan kepercayaan terhadap suatu makanan.
Sikap positif terhadap nilai-nilai makanan yang bergizi baik dan batasan
mengkonsumsi serta pola makan yang baik akan terwujud dalam suatu
tindakan nyata terhadap asupan yang tidak mengakibatkan kenaikan
kadar kolesterol dalam tubuh. (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan penelitian Sunarti, dkk tahun 2010 dengan judul
pengetahuan gizi, sikap dan pola makan dengan profil lipid darah pada
pegawai rumah sakit mata cicendo Bandung didapatkan hasil bahwa
tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan profil
kolesterol total dengan nilai p = 0,200 (nilai p > 0,05) namun analisa
keeratan menunjukkan nilai rasio prevalens sebesar 1,36 yang
menunjukkan responden dengan pengetahuan gizi yang baik memiliki
kecenderungan profil kolesterol total yang normal 1,36 kali lebih besar
dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan yang kurang
baik. Sedangkan hubungan sikap dengan profil kolesterol total
menunjukkan hubungan bermakna dengan nilai p = 0,012 (nilai p ≤0,05).
Pola makan yang mengandung karbohidrat yang tinggi merupakan
salah satu faktor penyebab meningkatnya kadar trigliserida dalam darah.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Karena
sebagian karbohidrat berada dalam sirkulasi darah. Kelebihan
karbohidrat disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk
glikogen, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan
sebagai cadangan energi di dalam jaringan adiposa. Asupan lemak yang
tinggi akan meningkatkan kadar kolesterol. Semakin banyak konsumsi
makanan berlemak, akan semakin besar peluangnya untuk menaikkan
kadar kolesterol total sumber lemak tinggi berasal dari lauk hewani (NH,
dkk 2012).
10
Pencegahan yang dapat dilakukan dengan Diet REST (Rendah
Energi Seimbang Teratur) diharapkan dapat mengatur pola makan yang
bergizi seimbang, dan aktivitas fisik. Salah satu keunggulan diet rest
adalah tidak mengubah kebiasaan makan seseorang dalam hal jumlah
tetapi menggantinya dengan bahan makanan yang tinggi serat. Makna
dari REST adalah beristirahat dari makanan tinggi gula, garam dan
lemak jenuh serta rendah serat, beristirahat dari kegiatan bermalas
malasan, dan beristirahat dari pola istirahat yang tidak beraturan
(Ramayulis, 2014).
Upaya untuk peningkatan kesehatan sesungguhnya dapat dilakukan
oleh setiap orang melalui kegiatan pengaturan lemak di dalam tubuh
dengan baik. Disamping pengaturan pola makan, aktivitas fisik dan
asupan yang baik merupakan usaha sederhana dan murah untuk
meningkatkan kesehatan, asalkan disertai pengetahuan dan pengertian
tentang kesehatan yang benar (Budiyono 2015).
Jumlah penderita Hipertensi yang di sebabkan oleh kolesterol salah
satunya di Sumatra utara pada tahun 2016 ternyata masih cukup tinggi.
Berdasarkan data yang di terima sumut pos dari Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara, tercatat 5016 orang menderita
Hiperkolestrolemia. Bahkan, jumlah itu belum seluruhnya karena 10
Kabupaten/Kota yakni Medan, Deli serdang, Labuhan Batu Selatan,
Tanjung Balai, Tapanuli Utara, Samosir, Tapanuli Selatan Nias dan Nias
Utara yang belum menyerahkan data ke Dinkes Sumut.
Desa Bangun Sari Baru merupakan desa dengan penduduk
mayoritas petani bunga, salah satunya kelompok ibu rumah tangga.
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 20 Oktober dari 313
sampel WUS di Desa Bangun Sari Baru, hasil yang di dapat dari bidan
150 orang ibu rumah tangga dengan kadar kolestrol tinggi (46,6%). Bila
dibandingkan dengan data riskesdes 2013 dengan kisaran umur ≥ 15
tahun memiliki kadar kolesterol total di atas nilai normal sebesar 35,9%.
sehingga peneliti tertarik menjadikan WUS di desa tersebut sebagai
sampel dalam penelitian ini.
11
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Pola Makan
dengan Kadar Kolesterol Wanita Usia Subur Di Desa Bangun Sari Baru
Kecamatan Tanjung Morawa”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di rumuskan
masalah dalam penelitian ini “Apakah Terdapat Hubungan Pengetahuan,
sikap, dan pola makan dengan kadar kolesterol pada Wanita Usia Subur
di desa bangun sari baru kecamatan tanjung morawa?ˮ.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan pola makan
dengan kadar kolesterol pada wanita usia subur di desa bangun sari
baru kecamatan tanjung morawa.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai kadar kolesterol WUS di desa bangun sari
b. Menilai Pengetahuan WUS mengenai kolesterol di Desa Bangun Sari
Baru Kecamatan Tanjung Morawa.
c. Menilai Sikap WUS mengenai kolesterol di Desa Bangun Sari Baru.
d. Menilai pola makan WUS mengenai kadar kolesterol di Desa bangun
sari Baru.
e. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan kadar kolesterol WUS
di Desa Bangun Sari Baru
f. Menganalisa hubungan sikap dengan kadar kolesterol WUS di desa
bangun sari baru kecamatan tanjung morawa.
g. Menganalisis hubungan pola makan dengan kadar kolesterol WUS di
Desa Bangun Sari Baru
12
D. Manfaat Penelitian
a. Sebagai informasi tentang Kadar Kolesterol WUS di desa bangun sari
baru kecamatan tanjung morawa.
b. Sebagai masukan bagi Ibu-ibu agar dapat merubah kebiasaan makan
menjadi lebih baik sehingga diharapkan dapat menjaga Kadar
Kolesterol, tetap normal.
c. Sebagai masukan bagi WUS di Desa Bagun Sari Baru Kecamatan
Tanjung Morawa.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Wanita usia subur
1. Pengertian
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita dengan usia yang produktif
yang berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin maupun belum kawin
atau janda. Status gizi Wanita Usia Subur perlu di perhatikan terutama
makanan yang baik tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan, maka
perlu di perhatikan asupan dan pola konsumsi sehingga akan
memutuskan siklus masalah gizi pada generasi muda berikutnya. Oleh
karna itu program gizi sebaiknya di lakukan untuk WUS sejak dini
(Fatharani, 2016).
Wanita Usia Subur rentan mengalami gangguan pada organ
reproduksi yang berujung pada infertilitas. Beberapa gaya hidup dapat
mempengaruhi tingkat kesuburan wanita. Narkoba, alkohol, dan rokok
ternyata juga dapat mengurangi kesuburan. Wanita penggemar berat kopi
juga perlu waspada. Konsumsi kopi yang berlebihan (2-3 cangkir/hari)
dapat mengurangi kesuburan wanita sampai 74%.
Perempuan yang berolahraga secara berlebihan memiliki risiko 3 kali
lebih besar mengalami gangguan kesuburan. disebutkan tadi, ternyata
nutrisi juga menjadi faktor penting dalam memelihara kesuburan wanita.
Wanita yang kebutuhan nutrisinya tidak tercukupi, produksi hormonnya
akan terganggu. Produksi hormon yang tidak mencukupi dapat
mengganggu kesuburan (Nurhayati & Mariyam, 2013).
B. Kolesterol
1. Pengertian
Kolesterol adalah komponen lemak atau lipid yang terdapat pada
pembuluh darah dan di sintesis di dalam hati (liver) bahkan, sekitar 70%
kolesterol dalam darah merupakan hasil sintesis di dalam hati,
sedangkan sisanya berasal dari asupan makanan. Oleh karena itu, tidak
14
benar anggapan bahwa sumber utama kolesterol justru berasal dari
makanan. Kolesterol merupakan bahan dasar membuat hormon dan
pembentukan sel. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal
di produksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Namun,
kolesterol dapat meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang
berasal dari lemak hewani, atau makanan junk food atau disebut sebagai
makanan sampah (K. Graha, 2010).
Setelah kita makan bahan-bahan yang mengandung kolesterol, hati
akan menyaring kilomikron yang berada dalam sirkulasi darah. Diantara
waktu makan, hati akan mengeluarkan kembali kolesterol yang sudah di
serap tersebut kembali keperedaran darah. Disini hati memegang
peranan untuk menjaga keseimbangan kolesterol dalam sirkulasi darah.
Peranan hati sangat besar dalam proses ini dan bila hati mengalami
kerusakan maka proses ini juga akan ikut terganggu (Sunaryati, 2014).
2. Metabolisme Kolesterol
Kolesterol merupakan sumber untuk sintesa hormon streroid,
kemudian dieksresikan ke dalam empedu sebagai asam folat atau asam
kenodeooksikolat, kolesterol dipertahankan dalam bentuk sintesa dalam
bentuk larutan didalam empedu oleh garam-garam empedu dan
fosfolipid. Kolesterol yang dilepaskan dari jaringan tepi di esterifikasikan
di dalam plasma dengan asam lemak yang berasal dari lesitin oleh lesitin
kolesterol asiltransferase di angkut sebagai High Density Lipoprotein
(HDL) ke hepar (Subinarto, 2015).
3. Batasan Kolesterol
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang 80% dihasilkan
dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
makanan). Berarti kolesterol berada dalam zat makanan yang kita
konsumsi dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Jika
seseorang mengkonsumsi makanan yang sepenuhnya bebas kolesterol,
tubuh sendiri akan memproduksi sekitar 1000 mg kolesterol yang
15
dibutuhkan agar berfungsi dengan baik. Tubuh memiliki kemampuan
untuk mengatur jumlah kolesterol dalam darah dengan memproduksinya
lebih banyak ketika makanan tidak menyediakan jumlah cukup.
Pengaturan sintesis atau pembentukan kolesterol adalah suatu proses
yang cerdas yang dikendalikan secara baik oleh tubuh (Nurrahmani,
2014).
Pada hasil pemeriksaan yang diberikan laboratorium atau rumah
sakit biasanya disajikan informasi tentang 4 komponen lemak utama
dalam darah yakni kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida.
Kolesterol LDL yaitu kolesterol jahat yang mengangkut kolesterol
paling banyak di dalam darah dan tingginya kadar LDL menyebabkan
pengendapan kolesterol dalam arteri. Sementara HDL mengangkut
kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena
membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali
ke hati, untuk diproses dan dibuang. Pegelompokan kadar kolesterol
darah adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Pengelompokan Kadar Kolesterol Darah
Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total
Kurang dari 200 mg/Dl
200 - 239 mg/Dl
Normal
Tinggi
Kadar Kolesterol LDL Kategori Kolesterol LDL
Kurang dari 100 mg/Dl
100-129 mg/dL
130-159 mg/dL
160-189mg/dL
190 mg/dL dan lebih
Optimal
Hampir optimal/ di atas optimal
Ambang batas atas
Tinggi
Sangat tinggi
Kadar Kolesterol HDL Kategori Kolesterol HDL
Kurang dari 40 mg/Dl
60 mg/dL dan lebih
Rendah (berisiko)
Tinggi (melindungi jantung)
16
Sumber : National Institutes of Health, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult
Treatment Panel III), September 2002, hlm. II-7.
4. Fungsi Kolesterol
Kolesterol merupakan unsur utama dari lipid plasma. Kolesterol
dalam darah mempunyai fungsi utama yaitu (Mason, 2008) :
a. Kolesterol membantu membentuk selubung luar sel.
b. Kolesterol membentuk asam empedu yang mencerna ma kanan
di usus.
c. Kolesterol memungkinkan tubuh membentuk vitamin D dan
hormon-hormon, seperti esterogen pada wanita dan testosterone
pada pria.
5. Klasifikasi/Jenis Kolesterol
Jenis kolesterol dibedakan menjadi (Lingga, 2012) :
a. Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat, karena tingginya kadar
LDL akan berpotensi menumpuk atau menempel pada dinding pembuluh
nadi koroner yang dapat menyebabkan penyempitan dan penyumbatan
aliran darah. Akibatnya jantung kesulitan memompakan darah dan
akhirnya berkelanjutan ke gejala serangan jantung mendadak.
b. High Desinty Lipoprotein (HDL)
HDL dikenal sebagai kolesterol baik. Peran kolesterol HDL adalah
membawa kembali kolesterol buruk ke organ hati untuk pemprosesan
lebih lanjut. HDL mengambil kolesterol dan fosfolipida yang ada di dalam
aliran darah. HDL menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk
diangkut kembali ke hati atau dikeluarkan dari tubuh.
c. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
VLDL adalah lipoprotein yang dibentuk dalam hati. Yaitu lipoprotein
dengan densitas sangat rendah yang terutama terdiri atas trigliserida.
17
6. Faktor risiko
Faktor risiko ialah faktor yang mendorong peningkatan terbentuknya
aterosklerosis atau disebut juga atherogenic faktor (Lingga, 2012).
Menurut Harrison‟s dalam bukunya : Principle of Internal Medicine faktor
risiko peningkatan kadar kolesterol darah dibedakan menjadi :
a. Non Reversible
1) Umur : Risiko paling tinggi pada umur 40 tahun keatas
2) Jenis kelamin : Pria mempunyai risiko lebih tinggi dari pada wanita.
3) Wanita Keturunan : Hiperkolesterolemia merupakan faktor genetik.
b. Reversible
1) Perokok
Dari seluruh faktor risiko merokok merupakan peringkat pertama
dalam urutan terjadinya pembentukan arteriklerosis.
2) Tekanan Darah Tinggi
Merupakan peringatan kedua dalam tingkatan pembentukan
erteriklerosis (penelitian di Filiphina)
3) Kegemukan
Menumpuk lemak pada jaringan tubuh memerlukan penggunaan
kolesterol yang lebih tinggi pula.
c. Potensial atau patial-reversible
1) Hiperlipidemia.
Kenaikan kadar lipid dalam darah dalam hal ini termasuk juga
kolesterol dan jenis lemak lainnya.
2) Hiperglikemia dan penyakit gula.
Kenaikan kadar gula dalam darah disertai juga penyakit gula.
3) Kadar rendah dari High Desinty Lipoprotein (HDL).
Penurunan HDL, menyebabkan kolesterol akan meningkat di dalam
darah menyebabkan hiperkolesterolemia.
d. Kemungkinan faktor lainnya
1) Physical-inactivity (kurang bergerak)
2) Emotional stess dan type personality
18
Menurut Sir Stanley Davidson, dalam buku Human Nutrition and
Dietetics, faktor risiko meningkatnya kadar kolesterol darah dibedakan
menjadi :
a) Faktor meningkatkan risiko, tetapi tidak dapat diubah : Jenis
Kelamin, Umur, Turunan, Bentuk Badan, Type Personality.
b) Faktor meningkatkan risiko, tetapi dapat diubah : Hiperlipidemia,
Hipertensi, Diabetes Mellitus, Kegemukan, Hiperuremia dan penyakit
gout, adanya Kelainan Elektrokardiograf.
c) Faktor meningkatnya risiko : sehubungan dengan kebiasaan dan
lingkungan, emosional, peminum, minum kopi yang banyak,
merokok, makan enak, stress, kurang bergerak, lingkungan.
7. Alat ukur kolesterol
Kebanyakan laboratorium mempunyai alat untuk mengukur kadar
kolesterol. Sekarang ini bahkan banyak alat pengukur kolesterol yang di
perjual belikan scara bebas. Beberapa optik besar menjual alat pengukur
kadar kolesterol ini dengan harga yang relatif murah sehingga
kebanyakan orang sanggup membelinya. Seseorang dikatakan
mempunyai kadar kolesterol tinggi bila total kolesterolnya lebih tinggi dari
200 mm/dl. Angka 200 mm/dl masih dapat di tolerir, namun bila melebihi
angka tersebut maka harus segera dicari solusinya. Informasi akurat
tentang kolestrol dai pengukuran yang kita dapat memberi gambaran
mengenai kondisi tubuh kita (Soeryoko 2011).
Berikut ini tabel skala kolesterol menurut (National Cholesterol
Education Program, Adult Treatment Panel III, 2002 (NCEP ATP III))
Tabel 2. Penilaian Kadar Kolesterol Darah
Kadar Kolesterol (mg/dl) Penilaian
< 200 Normal
200 – 239 Tinggi
19
8. Kadar Kolesterol total dengan Peranannya pada Beberapa
Penyakit
Kolesterol merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon
steroid. Tubuh memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah kolesterol
dalam darah dengan memproduksinya lebih banyak ketika makanan tidak
menyediakan jumlah cukup. Sebagian besar kolesterol yang ada di dalam
tubuh kita dihasilkan sendiri oleh tubuh. Sekitar 75-80% kolesterol di
sintesis oleh tubuh sedangkan 20-25% sisanya berasal dari luar tubuh.
Tubuh orang dewasa rata-rata menghasilkan 2000-3000 mg kolesterol per
hari (Lingga, 2012).
Diperkirakan dua pertiga dari seluruh kolesterol yang ada dalam tubuh
diproduksi oleh hati. Sepertiga dari seluruh kolesterol dalam tubuh diserap
oleh sistem pencernaan dari makanan yang kita makan. Makanan yang
mengandung kolesterol adalah makanan yang berasal dari hewani antara
lain ayam, telur, daging sapi dan makanan produk susu. Makanan yang
mengandung lemak jenuh tinggi, dapat mempengaruhi kadar total
kolesterol (Wulandari, 2011).
Penelitian (Hariadi, 2005) terhadap 270 sampel menunjukkan bahwa
prevalensi penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya umur seseorang. Hal ini disebabkan semakin
bertambahnya umur seseorang biasanya disertai dengan penyakit
degenerative, Komplikasi kolesterol seperti Penyakit jantung, Stroke,
Hipertensi.
9. LDL dan HDL
Ada 4 jenis kolesterol yang sering diperiksa, yakni kolesterol total,
kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida. Tes kolesterol darah tidak
dilakukan untuk mendiagnosis atau memantau penyakit. Kadar kolesterol
tinggi biasanya bukan pertanda bahwa seseorang memiliki penyakit
tertentu, tetapi mengindikasikan bahwa sesorang berisiko lebih tinggi
untuk mendapatkan penyakit-penyakit kardiovaskuler.
20
Tingkat kolesterol yang tinggi berkaitan dengan risiko aterosklerosis,
yang berisiko menyebabkan penyempitan atau penyumbatan arteri di
seluruh tubuh, sehingga memicu penyakit jantung, stroke dan penyakit
arteri perifer. Tes kolesterol adalah bagian dari upaya untuk mencegah
masalah-masalah tersebut, karena dengan mengetahui kadar kolesterol
dalam tubuh kita, memberikan sebuah new pressure untuk memperbaiki
life style dan modifikasi lainnya. Kolesterol diperoleh dari makanan dan
disintesis di dalam sebagian besar sel tubuh. Kolesterol adalah komponen
membran sel dan precursor hormon steroid serta garam-garam empedu
yang digunakan untuk menyerap lemak.
Konsentrasi kolesterol dalam darah yang tinggi, terutama koleterol
dalam partikel lipoprotein yang disebut lipoprotein densitas rendah (low
density lipoprotein) LDL, berperan menyebabkan terbentuknya plak
aterosklerotik. Plak-plak ini (endapan lemak pada dinding arteri) dikaitkan
dengan serangan jantung dan stroke.
Kadar lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cenderung
meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah dan berperan
menyebabkan terbentuknya aterosklerosis (Suhardjo, 2003).
a. LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL merupakan kolesterol yang dapat menyebabkan terjadinya
penimbunan plak di dalam saluran pembuluh darah.LDL mempunyai tugas
yang berlawanan dengan HDL. Jika kadar LDL meninggi maka
diperkirakan banyak kolesterol yang berasal dari makanan yang tidak
terangkut ke hati. Hal ini disebabkan ulah LDL yang menahan kolesterol.
Kolesterol ini sering dinyatakan sebagai Kolesterol Total. Jika mempunyai
penyakit hipertensi dan kencing manis, apabila disetai dengan kenaikan
salah satu atau keseluruhan kolesterol maka akan beresiko untuk
terjadinya penyumbatan di dalam pembuluh darah. Penyakit yang akan
timbul jika terjadi sumbatan akibat kenaikan kolesterol adalah stroke
(Badriayah, 2013).
21
b. HDL (High Desinty Lipoprotein)
HDL merupakan jenis kolesterol yang berfungsi membawa seluruh
kolesterol ke „pabrik‟ pengolahan yakni hati. HDL juga berfungsi
membawa kolesterol yang telah diolah untuk didistribusikan ke otak,
jantung dan seluruh organ tubuh yang lain. Oleh karena itu, HDL
dikatakan sebagai kolesterol baik. Jika mengonsumsi daging kambing
atau telur (mengandung kolesterol tinggi) maka setelah makanan itu tiba
di usus dan diserap oleh pembuluh darah, HDL akan bertugas mengikat
zat-zat makanan tersebut ke hati untuk diolah. Jika kadar HDL rendah
maka akan banyak kolesterol yang menempel pada pembuluh darah.
Kejadian ini adalah cikal bakal terjadinya tekanan darah tinggi karena
banyak penyumbatan pada pembuluh darah (Bintanah, 2010).
C. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa
dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu
terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya, sehingga
menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek
yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan yang telah diketahui dan disadari
sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu
berupa tindakan (Notoatmodjo, 2010).
22
2. Tingkat pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2007), pengetahuan seseorang terhadap
objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis
besarnya dibagi dalam tingkat pengetahuan yaitu.
a. Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatau materi yang telah di
pelajari sebelumnya.
b. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secatra benar objek yang diketahui.
c. Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk
mempergunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
yang sebenarnya.
d. Analisis (Analysis) diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan
materi suatu objek terhadap komponen-komponennya.
e. Sintesis (Syintesis) menunju kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation) hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek
pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara yang menyatakan
tentang isi materi yang di ukur dari objek penelitian. Kedalaman
pengetahuan yang ingin di ketahui atau di ukur dapat kita sesuaikan
dengan tingkatan tersebut diatas.
3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
(Rianto dan Budiman, 2013) :
a. Pendidikan
b. Informasi atau media masa
c. Sosial
d. Budaya
e. Ekonomi
23
f. Lingkungkan
g. Pengalaman
h. Umur, umur adalah rentang kehidupan yang di ukur dengan tahun
sejak manusia dilahirkan dan merupakan prameter untuk mengetahui
umur seseorang (Depkes, 2019).
4. Pengetahuan mengenai kolesterol
Pengetahuan mereka yang mengalami kolesterol tinggi biasanya akan
menimbulkan gejala, seperti pegal pada bagian tengkuk leher belakang,
migrain (sakit kepala sebelah), kesemutan, dan persendian terasa nyeri.
Setelah mengetahui kadar kolesterol darah tinggi maka kita perlu
mencegah, menurunkan, dan menstabilka kembali kadar kolesterol
dalam posisi normal. Cara terbaik dalam menurunkan, mencegah dan
menjaga kesetabilan kolesterol dalam tubuh, hal pertama yang kita
lakukan ialah dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung
lemak jenuh yang banyak yang berasal dari sumber produk hewani.
Penyakit kolestrol membawa dampak buruk bagi tubuh dan menjadi salah
satu media penghantar dari timbulnya penyakit lain, seperti diabetes
mellitus, hipertensi , serangan jantung, stroke, dan penyempitan pembuluh
darah. Ada beberapa tips untuk menurunkan kadar kolestrol tinggi di
antaranya sebagai berikut (Anies, 2015).
a. Makan havermurt saat sarapan pagi dapat menurunkan kolestrol
tinggi
b. Diperbolehkan mengkonsmsi telur, tetapi hanya bagian putih telur.
c. Susu rendah lemak.
d. Mengubah cara masak yang tadinya mengunakan minyak goreng
diganti dengan minyak zaitun atau dengan cara direbus.
D. Sikap
1. Pengertian
Menurut (Azwar, 2007) adalah suatu respon evaluatif. Respon hanya
akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang
24
menghendaki adanya reaksi individu. Menurut (Notoatmodjo, 2007)
dalam hal sikap, dapat di bagi dalam berbagai tingkatan, antara lain :
a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberika (objek).
b. Merespon (responding) yaitu memberi jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Menghargai (valuating), yaitu mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu
masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala risiko.
2. Komponen Sikap
Menurut (Alpert, 1954 dalam Notoatmodjo, 2010) sikap itu terdiri dari
3 komponen pokok yaitu:
a. Kepercayaan atau keyakinan ide, dan konsep terhadap objek.
Artinya, bagai mana keyakinan dan pendapat atau pemikiran
seseorang terhadap ojek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek. Artinya
bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang
tersebut terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (jend to behave). Artinya sikap
adalah merupakan komponen mendahului tindakan atau prilaku
terbuka. Sikakap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau
berperilaku terbuka (tindakan).
3. Tingkatan Sikap
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat
berdasarkan intensitanya, yaitu.
a. Menerima (Recerving)
Menerima di artikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima
stimulus yang di berikan (objek).
25
b. Menanggapi (Responding)
Menengapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek, yang di hadapi(Notoatmodjo, 2010).
E. Pola Makan
1. Pengertian Pola Makan
Pola konsumsi pangan adalah jenis dan frekuensi beragam pangan
yang biasa dikonsumsi, biasanya berkembang dari pangan setempat
atau dari pangan yang telah ditanam di tempat tersebut untuk jangka
waktu yang panjang (Suhardjo,1996). Menurut Santoso (2004),
Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan
gambaran mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang
dimakan tiap hari oleh satu orang atau merupakan ciri khas untuk
sesuatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan atau pola konsumsi
pangan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang di konsumsi
seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Mahdiah, 2004
dalam Anggraeni, 2014).
Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor risiko yang
meningkatkan penyakit kolesterol, kelebihan asupan lemak
mengakibatkan kadar lemak dalam tubuh meningkat, terutama kolestrol
yang menyebabkan kenaikan berat badan
sehingga volume darah mengalami peningkatan tekanan yang lebih
besar (Ramayulis, 2014)
2. Faktor yang Mempengaruhi
a. Makanan Sehari-hari
Kolesterol umumnya berasal dari lemak hewani semisal daging
kambing, daging babi, atau jeroan. Bahkan telurpun mengandung
kolesterol tinggi. Jadi, sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih
makanan. kita juga disarankan untuk makan tidak berlebihan karena
pola makan yang berlebihan atau bahkan tidak mencukupi kandungan
zat gizinya akan menimbulkan suatu penyakit (Fahad, 2013).
26
Makanan cepat saji seperti burger, ayam goreng dan kentang
goreng dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas secara cepat, hal
ini disebabkan jenis-jenis makanan tersebut mengandung tinggi lemak,
garam, dan juga kalori secara keseluruhan. Ukuran atau porsi makan
yang terlalu berlebihan juga dapat memiliki banyak kalori dalam jumlah
banyak dibandingkan dengan apa yang dianjurkan untuk orang normal
untuk konsumsi sehari-harinya. Makanan cepat saji cenderung
mengandung sedikit serat, tetapi tinggi gula, sehingga kadar gula darah
akan naik dengan cepat (Yatim, 2010).
Karbohidrat merupakan sumber energi terbesar dalam tubuh dan
merupakan komponen nutrient (zat gizi) terbesar dalam kehidupan
sehari-hari. Karbohidrat menyediakan 50-65% dari total energi yang
dibutuhkan. Asupan karbohidrat mempengaruhi metabolisme lemak. Jika
energi dari karbohidrat cukup tersedia atau lebih, lemak tidak dipakai
untuk energi tetapi disintesis dan disimpan (Devi,2010). Karbohidrat
yang tidak mencukupi di dalam tubuh akan digantikan dengan protein
untuk memenuhi kecukupan energi. Apabila karbohidrat tercukupi, maka
protein akan tetap berfungsi sebagai zat pembangun (Almatsier, 2001
dalam Siregar, 2012 ).
a. Sumber energi.
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.Satu
gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Sebagian karbohidrat di dalam
tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan
energi segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan
jaringan otot, dan sebagian di ubah menjadi lemak untuk kemudian
disimpan sebagai cadangan energi.
b. Pemberi rasa manis pada makanan.
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya
monosakarida dan disakarida.
c. Penghemat protein.
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan
27
fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat
makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat
pembangun.
d. Pengatur metabolisme lemak.
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna.
e. Membantu pengeluaran feses.
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur
peristaltik usus dan membentuk pada feses. Selulosa dalam serat
makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan
pectin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga
memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.
(Almatsier, 2009)
Kebutuhan lemak untuk tubuh sekitar 20-30% dari total energi sehari
dengan pembatasan lemak jenuh kurang dari 10% dari total energi.
Asupan lemak jenuh dalam jumlah banyak dapat meningkatkan
kolesterol LDL dan kolesterol total. Asupan lemak dapat dipengaruhi
oleh asupan serat. Serat dapat membantu menghambat absorbsi lemak
yang secara tidak langsung dapat menurunkan kadar kolesterol dalam
darah. Jika asupan serat rendah, maka absorbsi lemak akan meningkat.
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah.
Konsumsi lemak yang dianjurkan sebanyak 25-35% dari energi total.
Energi yang berasal dari lemak sebanyak 9 kkal/gram. Asupan lemak
yang berlebih dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas,
penyumbatan pembuluh darah karena banyak lemak yang menumpuk
dalam pembuluh darah. Lemak yang menumpuk tersebut bisa dalam
bentuk kolesterol. Akibatnya kolesterol akan tinggi, hipertensi dan dapat
menyebabkan jantung koroner dan stroke (Devi, 2010).
Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh – tumbuhan (minyak
kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan
sebagainya), mentega, margarin, dan lemak hewan (lemak daging dan
ayam). Sumber lemak lain adalah kacang- kancangan, biji – bijian, daging
dan ayam, krim, susu, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak
28
dengan lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alpukat) sangat
sedikit mengandung lem ak Lemak hewani, Lemak nabati (Almatsier,
2009).
Dan juga di lihat dari tingkat perekonomian yang meningkat
menjadikan masyarakat cenderung memilih makanan yang cepat saji
(fast food) yang memang enak, dikemas dalam kemasan yang menarik,
yang ternyata kadar kolesterolnya tinggi (Anwar, 2004).
3. Cara Mengukur Pola Makan
Angka kecukupan gizi hanya digunakan untukk berbagai keperluan
yang sifatnya menyangkut populasi seperti perencanaan dan
menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk
Sehingga digunakan untuk penaksiran angka kecukupan individu
(Almatsir, 2001).
Tabel 3. Angka Kecukupan Gizi
Umur Jk BB (km)
TB (cm)
Energi (Kkal)
Proterin (g)
Lemak (g)
Kh (g)
Serat (g)
Air (ml)
13-15 Pr 40 155 2125 69 71 292 30 2000
16-18 Pr 50 158 2125 59 71 292 30 2100
19-20 Pr 54 159 2250 56 75 309 32 2300
30-49 Pr 55 159 2150 57 60 323 30 2300
Sumber : Angka Kecukupan Gizi 2013
Penilaian untuk mengetahuai tingkat konsumsi zat gizi dilakukan
dengan membandingkan antara konsumsi pangan (nyata) dengan
kecukupan gizi yang di anjukan. Hasil perhitungan kemudian dinyatakan
dalam persen. Secara umum tingkat konsumsi dirumuskan sebagai
berikut. (Hardiansyah dan Briawan, 1994 dalam Wardani, 2008).
29
Konsumsi pangan ( aktual ) Tingkat konsumsi pangan : = ------------------------------------ x 100%
Angka kecukupan gizi
F. Metode Food Frekuensi
Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang
frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama
priode tertentu seperti hari, minggu, bulau dan tahun. Selain itu dengan
metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi
bahan makanan secara kualitatif. Kuesioner frekuensi makanan memuat
tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi pengunaan
makanan tersebut pada priode tertentu. Langkah-langkah membuat food
frekuensi yaitu (Supariasa, 2008):
a. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang
tersedia pada kuisioner mengenai frekuensi penggunaannya dan
ukuran porsinya.
b. Lakukan rekapitulasi tentang prekuensi penggunaan jenis-jenis bahan
makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber
zat gizi tertentu selama priode tertentu pula.
Adapun kelebihan dari metode food frekuensi yaitu :
1. Relative murah dan sederhana
2. Dapat di lakukan sendiri oleh responden
3. Tidak membutuhkan latihan khusus
4. Dapat membantu menjelaskan hubungan antara penyakit
dan kebiasaan makan.
30
G. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori
Sumber : Notoatmojo, 2005
Faktor intrinsik :
Usia, JK, Keyakinan,
Metabolisme tubuh SIKAP
POLA MAKAN
Faktor ekstrinsik :
Sosial ekonomi, Budaya, Pendidikan
Karbidrat, protein, lemak
angka kecukupan/ ambang
batas
Obesitas
Faktor resiko :
a. JK b. Usia c. Aktivitas fisik d. Peny.
Penyerta dan degenerative
e. Perokok f. Genetik g. Obat-obatan
Atherosklerosis KADAR KOLESTEROL
Penyakit jantung koroner
PENGETAHUAN
31
H. Kerangka Konsep
Penelitian ini digunakan dengan menggunkan variable bebas
(independent) yaitu pengetahuan, sikap, pola makan dan variable terikat
(dependent) yaitu kadar kolesterol. Kerangka konsep pada penelitian ini
yaitu :
Gambar 2. Kerangka Konsep
Kadar
kolesterol
Pengetahuan
Sikap
Pola Makan
32
I. Definisi Operasional
Tabel 2. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala
1. Pengetahuan Suatu pemahaman wanita usia subur tentang penggetahuan kolesterol yang diukur dengan kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 soal. Jawaban benar diberi nilai 1 Jawaban salah diberi nilai 0
Kuesioner
nilai maksimal
adalah 15 dan
minimal adalah
0.
Kemudian di
kelompokan
menjadi
(Arikunto,
2006)
Baik = 76-
100%
Cukup = 56-
76%
Kurang= <56%
Rasio
2. Sikap Suatu reaksi atau respon wanita usia subur yang diukur dengan kuesioner pernyataan baik dan kurang sebanyak 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Penilaian pernyataan baik : Sangat Setuju : 4 Setuju : 3 Tidak Setuju : 2 Sangat Tidak Setuju : 1 Penilaian pernyataan cukup : Sangat Setuju : 1 Setuju : 2 Tidak Setuju : 3 Cukup Setuju : 4 Sangat Tidak Setuju : 5
Kemudian di
kelompokan
menjadi
(Arikunto,
2006)
Baik =
76 – 100 %
Cukup=
<75,9%.
Rasio
33
Kemudian skor dijumlahkan
3. Kadar kolesterol
Jumlah Kadar Kolesterol Wanita usia subur di Desa Bagun Sari Baru di peroleh dengan pengambilan darah Kadar Kolesterol Darah: < 200mg/dL (Normal) 200 >239 mg/dL dan lebih (Tinggi)
Alat
Easy touch
Nominal
4. Pola makan Jumlah rata-rata zat gizi (karbohidrat, protein, lemak) dari makanan yang sering dikonsumsi, baik makanan rumah maupun makanan diluar rumah, dikumpulkan dengan menggunakan metode food frequency quasioner dan penilain setiap quasioner, >1/hari = 50 1x/hari = 25 4-6x/ minggu = 15 1-3x/minggu = 10 1x/bulan = 1 1x/tahun = 0
Kuesioner
Kemudian di
kelompokan
menjadi
Baik : > 15
Kurang : <15
Rasio
J. Hipotesis
Ha 1 = Ada hubungan pengetahuan dengan kadar kolesterol WUS di
Desa Bangun sari.
Ha 2 = Ada hubungan sikap dengan kadar kolestrol WUS di Desa
Bangun sari.
Ha 3 = Ada hubungan pola makan dengan kadra kolestrol WUS di desa
bangun sari baru.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Wanita Usia Subur di Desa Bagun Sari
Baru Kecamata Tanjung Morawa. Peninjauan lokasi serta izin penelitian
dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2016 sampai mei 2018.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian obsevasional dengan
rancangan cross sectional karna variabel bebas (Penggetahuan, sikap
dan pola makan) dengan variabel terikat (kadar kolesterol) di kumpulkan
dengan priode yang bersamaan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek penelitian yang memiliki kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulan (Gunawan, 2013). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh wanita usia subur di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan
Tanjung Morawa berjumlah 313 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah bagian dari populasi wanita usia subur di Desa
Bagun Sari Baru (Fajar, 2009) :
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi. Penentuan
sampel dilaksanakan dengan kriteria inklusi sebagai berikut
a. Umur 15 – 49 tahun
b. Sukarela menjadi sampel dan bersedia diteliti
c. Dapat diajak berkomunikasi dengan baik
Setelah dilakukan screening, diperoleh sampel yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak 54 orang.
35
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung
dari objek penelitian meliputi : data identitas sampel (nama, umur,
pekerjaan, alamat dan pendidikan), (pengetahuan, sikap, dan pola
makan meliputi kuesioner) FFQ (Food Frequency Quesioner) (nilai kadar
kolesterol total)
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan meliputi : gambaran
umum lokasi penelitian.
2. Cara Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti, baik itu data
primer maupun data sekunder maka dilakukan prosedur penelitian yang
akan mempermudah pengambilan data meliputi :
1. Pra Penelitian
1) Mencari lokasi penelitian
2) Melakukan survey pendahuluan dengan melihat lokasi penelitian
3) Meminta izin kepada kepala desa bangun sari
4) Penetuan sampel
5) Menetukan jadwal penelitian
2. Penelitian
1) Data Primer
a) Data Identitas Sampel
Identitas sampel meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidkan Data
identitas diperoleh dengan wawancara.
1. Data pengetahuan diperoleh dari hasil kuesioner pengetahuan yang
diberikan dan langsung dijawab oleh sampel. Kuesioner akan
diberikan sebanyak 1 kali yaitu sebelum pengecekan kolestrol
36
2. Data sikap diperoleh dari hasil kuesioner sikap yang diberikan dan
langsung dijawab oleh sampel. Kuesioner akan diberikan sebanyak
1 kali pemberian.
3. Data kolesterol
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan .
b. Mensterilkan tanggan mengunakan alcohol 70%
c. Mengambil sempel darah
d. Menggukur sempel menggunakan easytouch multi check
e. Melihat nilai kadar kolestrol pada layar hingga anggka di
layar berhenti.
4. Data pola konsumsi
Data pola konsumsi responden diperoleh dengan wawancara.
Pengumpulan data dibantu oleh 4 orang enumerator yang berasal dari
mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Medan selama 1 hari penuh. Data
dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner FFQ.
Langkah-langkah pelaksanaan FFQ :
a. Subyek diwawancarai mengenai frekuensi mengkonsumsi jenis
makanan sumber zat gizi yang ingin diketahui, apakah harian,
mingguan, bulanan atau tahunan.
b. Subyek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan
porsinya. Untuk memudahkan subyek menjawab, pewawancara
menggunakan alat bantu photo ukuran bahan makanan.
c. Mengestimasi ukuran porsi yang dikonsumsi subyek ke dalam
ukuran berat (gram).
d. Mengkonversi semua frekuensi daftar bahan makanan untuk
perhari.
E. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang sudah dikumpulkan melalui form pengumpulan data
kemudian diolah secara manual.
37
Adapun data yang akan diolah meliputi :
1) Data pengetahuan dengan menggunakan 15 pertanyaan
pengetahuan. Hasil kuesioner dientri dan diolah program komputer,
jika jawaban benar diberikan nilai 1 dan salah nilai 0. Maka
didapatkan total skor tertinggi adalah 10.
2) Data sikap dengan menggunakan 10 pernyataan sikap yaitu 5
pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif dengan kategori sangat
setuju, setuju, tidak setuju, cukup setuju dan sangat tidak setuju.
Hasil kuesioner dientri dan diolah program komputer, jika
pernyataan positif maka nilai untuk pilihan sangat setuju adalah 4,
setuju 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju bernilai 1 sedangkan
pada pernyataan negatif maka nilai untuk pilihan sangat setuju
adalah 1, setuju 2, tidak setuju 3 dan sangat tidak setuju bernilai 4.
Total skor tertinggi adalah 40 dan terendah 10.
3) Data pola konsumsi
Dikumpulkan dengan metode FFQ selama 1 hari penuh, dengan
kuesoner >1/hari 1x/hari 4-6x/ minggu 1-3x/minggu 1x/bulan
1x/tahun sumber konsumsi, setelah terkumpul data maka diperiksa
ulang sebelum data diolah di SPSS.
4) Kadar kolesterol
Hasil pemeriksaan kolesterol diukur dengan metode cek
mengunakan alat Easytouch digital
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi dari
masing-masing variabel yang diteliti baik variabel yang dependent
(pengetahuan, sikap dan pola makan). maupun variabel independent
(kadar kolesterol).
38
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
pendidikan, sikap dan pola makan terkait kadar kolesterol pada
Wanita Usia Subur yang mengunakan uji statistik uji Chi Square.
Hasil uji di analisa berdasarkan nilai p, jika nlai p < 0,05 maka Ho
ditolak, Namun jika nilai p > 0,05 maka Ha diterima, artinya ada
hubungan kadar kolesterol wanita usia subur dengan pengetahuan,
sikap dan pola makan di Desa Bagun Sari Baru.
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum
Jalan Bt. Kuis Gg Rotan Dusun 12 Desa Bangun Sari Baru
merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Tanjung Morawa,
Kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Secara
keseluruhan desa bangun sari baru mayoritas penduduk bekerja tani dan
buruh pabrik. Batasan – batasan wilayah desa bagun sari baru
Sebelah Utara : Desa Bangun Sari
Sebelah Timur : Madirsan
Sebelah Barat : Jalan. Batang Kuis, Gg. Rotan
Sebelah Selatan : Perkebunan Nusantara
2. Gambaran Karakteristik Sampel
a. Umur
Umur adalah lamanya waktu menjalani kehidupan yang dimulai sejak
lahir hingga sekarang yang diukur dengan patokan skala tahun. Pada
penelitian ini kelompok umur yang dijadikan sebagai sampel yaitu
umur<49 tahun. Distribusi frekuensi Wanita Usia Subur (WUS)
berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden
Kategori Usia (Tahun) n %
19-29 1 1,9
30-49 53 98,1
Total 54 100.0
Penggolongan usia pada tabel diatas dibagi berdasarkan
penggolongan usia menurut AKG. Pada penelitian ini dapat diketahui
bahwa responden dengan usia 19-29 tahun ada 1 orang (1,9%), dan pada
usia 30-49 tahun ada 53 orang (98,1%). Dilihat dari rentang umur,
masalah gizi sering terjadi pada remaja cenderung berlanjut hingga
40
dewasa dan lansia. Berkaitan dengan pertumbuhan fisik, bentuk tubuh
yang ideal dan wajah yang menarik merupakan hal yang didam-idamkan
oleh hampir semua orang. Apalagi bagi banyak remaja yang mulai
mengembangkan konsep diri dan juga ketertarikan dengan lawan jenis.
Untuk itu kecenderungan gemuk atau obesitas dapat mengganggu
sebagian anak pada masa puber dan menjadi sumber keprihatinan
selama bertahun-tahun selama masa remaja (Utomo, 2012).
3. Gambaran Status Kolesterol
Distribusi status kolesterol normal dan tinggi berdasarkan Adult
Treatment Panel III pada tabel berikut ini :
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kadar Kolesterol
Status n %
Normal < 200 10 18,5
Tinggi >200 44 81,5
Total 54 100.0
Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa sebanyak 18,5 % memiliki
kolestrol normal, namun terdapat 81,5 % dengan kadar kolesterol tinggi
4. Gambaran Pengetahuan, sikap dan pola makan terhadap kadar
kolesterol.
a. Gambaran Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan menentukan kadar kolestrol, semakin tinggi
tingkat pengetahuan semakin rendah risiko terkena kolesterol bisa kita
lihat dari tabel berikikut :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Pengetahuan
Nilai Pengetahuan n %
Baik 7 13,0
Cukup 5 9,3
Kurang 42 77,8
Total 54 100.0
41
Dari tabel 6. Di atas kita dapat menyimpulkan bahwa nilai
pengetahuan yang baik hanya 13,0 % responden, untuk kategori cukup
sebanyak 9,3 % dan sedangkan kategori kurang sebanyak 77,8
pengetahuan.
b. Gambaran Sikap
Dalam penelitian ini, sikap dikategorikan berdasarkan hasil penelitian
Gambaran distribusi frekuensi sipat WUS dapat dilihat dari tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Sikap
Nilai Sikap n %
Baik 18 33,3
Kurang 36 66,7
Total 54 100.0
Tabel 7 Menunjukkan bahwa sebanyak 33,3% responden sudah
menerapkan sikap yang baik terhadap makanan yang di konsusmsi, dan
66,7% responden belum menerapkan sikap yang baik terhadap konsumsi
makanan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Gambaran Pola Makan
Dalam penelitian ini, pola makan dikategorikan berdasarkan nilai food
frequensi dalam satu minggu. Gambaran distribusi frekuensi pola makan
pada Wanita Usia Subur dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pola Makan
Nilai Pola makan n %
Baik 43 79,6
Cukup 11 20,4
Total 54 100.0
Tabel 8 Menunjukkan bahwa sebanyak 79,6% responden sering
dikonsumsi makanan penyebab naiknya kadar kolesterol konsumsi,
42
sebanyak 20,4% responden kadang menkonsumsi penyebab naiknya
kadar kolesterol.
4. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Pola Makan Terhadap Kadar
Kolesterol
a. Hubungan Pengetahun Dengan Kadar Kolesterol
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan kadar kolestrol
pada WUS disajikan pada tabel 11.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan dengan kadar kolesterol
Pengetahuan Kadar Kolesterol Total p-value
Tinggi
Normal
n % n % n %
Baik 5 71,4 2 1,3 7 100,0 0,287
Cukup 3 60,0 2 9 5 100,0
Kurang 36 85,7 6 14,3 42 100,0
Total 44 271 10 24,6 54 100.0
Berdasarkan tabel 10 hasil analisis hubungan antara pengetahuan
dengan kadar kolesterol WUS di Desa Bangun Sari Baru diperoleh bahwa
antara 7 WUS yang bepengetahuan baik (nilai 76-100%) terdapat 5
WUS (71,4%) yang memiliki kadar kolestrol tinggi dan 2 WUS (1,3%)
memiliki kadar kolesterol normal. Sedangkan diantara 5 WUS memiliki
pengetahuan yang cukup (nilai 56-76%) terdapat 3 WUS (60%) yang
meiliki kadar kolesterpl tinggi, namun 2 WUS (9%) memiliki kadar
kolesterol normal, dan diantara 42 WUS memiliki pengetahuan kurang
(>56%) terdapat 36 WUS (85,7%) memiliki kadar kolesterol tinggi dan 6
WUS yang memiliki kadar kolesterol normal. Berdasarkan hasil uji statistik
p=0,287 <0,05, artinya Ha ditolak maka dapat di simpulkan tidak ada
hubungan antara pengetahuan dengan kadar kolesterol.
b. Hubungan Sikap Dengan Kadar Kolesterol
43
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan kadar kolestrol pada
WUS disajikan pada tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi hubungan sikap dan kadar kolesterol
Sikap Kadar Kolesterol Total p-value
Tinggi Normal
n % n % n %
Baik 11 61,1 7 38,9 18 100,0 0,011
Kurang 33 91,7 3 8,3 36 100,0
Total 44 100 10 47,2 54 100.0
Berdasarkan tabel 11 hasil analisis hubungan antara Sikap dengan
kadar kolesterol WUS di Desa Bangun Sari Baru diperoleh bahwa antara
18 WUS yang sikap yang baik (nilai >76 %) terdapat 11 WUS (61,1%)
yang memiliki kadar kolestrol tinggi dan 7 WUS (38,9%) memiliki kadar
kolesterol normal. Sedangkan diantara 36 WUS memiliki sikap yang
kurang (nilai <76%) terdapat 33 WUS (91,7%) yang meiliki kadar
kolesterpl tinggi, namun 3 WUS (8,3%) memiliki kadar kolesterol normal.
Berdasarkan hasil uji statistik p=0,011 <0,05, artinya Ha diterima maka
dapat di simpulkan ada hubungan antara sikap dengan kadar kolesterol.
c. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Kolesterol
Hasil analisis hubungan antara pola makan dengan kadar kolestrol
pada WUS disajikan pada tabel 1.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Hubungan Pola Makan dan Kadar Kolesterol
Pola Makan Kadar Kolesterol Total p-value
Tinggi
Normal
n % n % n %
Baik 38 88,4 6 54,5 43 100,0 0,021
Cukup 6 54,5 5 45,5 11 100,0
Total 44 142 11 100 54 100.0
44
Berdasarkan tabel 12 mengenai pola makan WUS di Desa Bangun
Sari Baru diperoleh bahwa antara 43 WUS kurang baik dalam
mengkonsumsi makanan (nilai >15%) terdapat 38 WUS (88,4%) yang
memiliki kadar kolestrol tinggi, dan 6 WUS (54,5%) memiliki kadar
kolesterol normal. Sedangkan diantara 11 WUS memiliki pola makan
yang baik (nilai <15%) terdapat 6 WUS ( 54,5%) yang memiliki kadar
kolester tinggi, dan 5 WUS (45,5%) memiliki kadar kolesterol normal.
Jika di lihat dari tabel 13 mengenai pengolahan makanan hasil
analisis hubungan antara pola makan dengan kadar kolesterol WUS di
Desa Bangun Sari Baru diperoleh bahwa antara 42 WUS kurang baik
dalam mengolah bahan makanan (nilai >15%) terdapat 38 WUS (88,4%)
yang kadar kolestrol tinggi dan 6 WUS (54,5%) memiliki kadar kolesterol
normal. Sedangkan diantara 11 WUS melakukan pengolahan makanan
yang baik (nilai <15%) terdapat 6 WUS ( 50,0%) yang memiiki kadar
kolester tinggi, dan 6 WUS ( 50,0%) memiliki kadar kolesterol normal.
Berdasarkan hasil uji statistik p=0,021 dan p=0,005 <0,05, artinya Ha
diterima maka dapat di simpulkan ada hubungan antara sikap dengan
kadar kolesterol.
B. Pembahasan
1. Gambaran kadar kolestrol
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 81,5 % tinggi kadar
koleterol dan 18,5% kadar kolesterol normal. Tingginya kadar kolesterol
dapat mengakibatkan penyakit degeneratif dimana penyakit ini muncul
akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal
menjadi lebih buruk. Jenis penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung,
diabetes mellitus, obesitas, kardiovaskuler, osteoporosis, dan stroke
(Suiraoka, 2012).
Tubuh menggunakan kolesterol untuk pembentukan hormone seks,
hormone adrenal, penyusun otak, vitamin D, serta asam empedu. Asupan
yang dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan peningkatan
45
kolesterol dalam darah yang disebut hiperkolesterolemia, bahkan dalam
jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kematian (Anies, 2015).
Kadar kolesterol total darah sebaiknya adalah <200 mg/dl, bila ≥ 200
mg/dl berarti beresiko untuk terjadinya penyakit jantung, tinggi kadar
kolesterol dalam darah yang menyebabkan hiperkolesterolemia yang lama
kelamaan akan berdampak pada timbulnya berbagai penyakit diantaranya
tekanan darah tinggi, arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah),
penyakit jantung koroner dan stroke.
Kolesterol yang Penelitian (Hariadi, 2005) terhadap 270 sampel
menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung koroner semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Hal ini
disebabkan semakin bertambahnya umur seseorang biasanya disertai
dengan penyakit degenerative, Komplikasi kolesterol seperti Penyakit
jantung, Stroke, Hipertensi.
Mengkonsumsi makanan yang sumber kolestrolnya rendah seperti
mengkonsumsi serat dan memperbanyak buah dan sayur, dapat membuat
kadar kolsetrol tetap normal, Menurut Emilia (2009), pemenuhan sumber
energi dan protein serta lemak berkaitan dengan berat badan dan tinggi
badan yang normal. Jika asupan terpenuhi, dan mengkonsumsi lemak
berlebihan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi namun tidak
ada persdiaan untuk sintesis jaringan baru atau untuk perbaikan jaringan
yang rusak. Keadaan ini dapat menyebabkan penurunan tingkat
pertumbuhan dan massa otot meskipun konsumsi protein cukup. Pada usia
subur kekurangan asupan energi dapat dinilai melalui Indeks Masa.
menempel pada permukaan dinding pembuluh darah semakin lama akan
menyumbat pembuluh darah jantung sehingga menyebabkan jantung
koroner (Nurrahmani, 2014).
Penelitian (Hariadi, 2005) terhadap 270 sampel menunjukkan bahwa
prevalensi penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya umur seseorang. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya
umur seseorang biasanya disertai dengan penyakit degenerative,
Komplikasi kolesterol seperti Penyakit jantung, Stroke, Hipertensi.
46
Banyak penelitian menemukan fakta bahwa seseorang yang berpengetahuan
baik belum tentu memiliki cara pandang yang sama dengan orang yang
berpengetahuan cukup, makanan yang mahal belum tentu sehat dan makanan
yang murah belum tentu tidak sehat, banyak faktor lain yang mempengaruhi
pengetahuan salah satunya lingkungan, ekonomi, gaya hidup kepercayaa,
mengakibatkan pengetahuan tersebut terhambat untuk menerapkan atau tidak
sejalan dengan pengetahuan yang telah di ketahui. Penelitian dari Sunarti,dkk
(2010).
Menjelaskan bahwa kebiasaan makan seseorang di pengaruhi oleh wawasan
atau cara pandang seseorang terhadap masalah gizi, pegawai rumah sakit
Cicendo Bandung cenderung memiliki wawasan yang baik, namun untuk
menerapkan pola makan yang baik kurang untuk menerapkannya, faktor antara
lain lingkungan dan kesukaan.
2. Hubungan antara pengetahuan dan kadar kolesterol
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 13,0% menunjukan
pengetahuan WUS baik sebesar 9,3% pengetahuan cukup dan 77,8%
pengetahuan kurang. Hasil penggisian kuisioner menujukan sebagian
besar WUS kurang memahami tentang makanan yang sering
dikonsumsi seperti goreng – gorengan dan makanan cepat saji.
Penelitian (Sunarti, 2010) menunjukan nilai pengetahuan gizi
responden yang tertinggi adalah 94,12% dan terendah adalah 58,82%
hasil pengisian kuesioner menunjukan sebagian besar responden
kurang memahamitentang kolesterol sumber kolestrol dan akibat yang di
timbulkannya dari mengkonsumsi kolestrol dan minyak secara
berlebihan serta bahayanya terhadap penyakit jantung.
Pengetahuan WUS yang mengalami kolesterol tinggi biasanya akan
menimbulkan gejala, seperti pegal pada bagian tengkuk leher belakang,
migrain (sakit kepala sebelah), kesemutan, dan persendian terasa nyeri.
47
Setelah mengetahui kadar kolesterol darah tinggi maka kita perlu
mencegah, menurunkan, dan menstabilka kembali kadar kolesterol
dalam posisi normal.
Berdasarkan hasil uji statistik p=0,287 <0,05, artinya Ha ditolak
maka dapat di simpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuan
dengan kadar kolesterol, sejalan dengan penelitian (Sunarti 2010)
menunjukan p=0,200 (nilai p>0,05) Ha ditolak maka dapat di simpulkan
tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kadar kolesterol.
Pengetahuan mengenai pola makan yang baik menyumbangkan
pengaruh yang cukup besar terhadap status gizi seseorang. Tingkat
pengetahuan pola makan seseorang akan mempengaruhi sikap dan
perilaku. Kurangnya pengetahuan mengenai pola makan yang baik
akan mengurangi kemampuan seseorang dalam menerapkan informasi
gizi dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan kata lain, pengetahuan
merupakan komponen dan prasyarat penting terjadinya perubahan sikap
dan perilaku pola makan bergizi untuk menurunkan masalah gizi
(Supariasa, 2014).
3. Hubungan Sikap Dengan Kadar Kolesterol
Sikap yang mengambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap
bahan pangan yang di konsumsi. Sikap bisa didapat dari pengetahuan,
kebiasaan dan kepercayaan terhadap suatu makanan. Sikap positif
terhadap nilai-nilai makanan yang bergizi baik dan batasan
mengkonsumsi serta pola makan yang baik akan terwujud dalam suatu
tindakan nyata terhadap asupan yang tidak mengakibatkan kenaikan
kadar kolesterol dalam tubuh. (Notoatmodjo, 2012).
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 33,3% menunjukan sikap
WUS baik dan sebesar 66,7% sikap kurang. Hasil penggisian kuisioner
menujukan sebagian besar WUS kurang memahami tentang pemilihan
makanan yang tepat untuk dikonsumsi seperti ayam dengan kulitnya dan
telur puyuh.
48
Sementara penelitian (Sunarti, 2010) memiliki rata-rata sikap sebesar
65,10% dan sebagian besar responden dengan sikap positif sebanyak 38
orang (55,0%) serta masih terdapat responden dengan sikap negatif yaitu
44,9%.
Berdasarkan hasil uji statistik p=0,011 <0,05, artinya Ha diterima maka
dapat di simpulkan ada hubungan antara sikap dengan kadar kolesterol,
penelitian sejalan dengan hasil penelitian (Sunarti, 2010)
Menunjukan terdapat hubungan bermakna antar sikap dan pola makan
terhadap kadar kolesterol p=0,001 (nilai p≤0,05) artinya Ha diterima maka
dapat di simpulkan ada hubungan antara sikap dengan kadar kolesterol.
4. Hubungan pola makan dengan kadar kolesterol
Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan
jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau selompok orang
pada waktu tertentu (Soedirman 2015).
Umumnya WUS yang berada di desa bagun sari baru mengkonsumsi
makanan sumber kolestrol seperti ayam dengan kulitnya dan pengunaan
santan pada olahan makanan. Hal ini di tandai dengan 79,6% WUS
mengkonsumsi makanan sumber kolesterol tinggi 20,4% WUS
mengkonsumsi makanan yang tidak bersumber kolestrol tinggi.
Umumnya WUS sering (77,8%) mengolah makanan dengan cara di
goreng 1 kali sehari. Namun sebanyak (22,2%) WUS kadang mengolah
bahan makanan dengan cara dibakar dan di rendang dengan frekuensi 1
sampai 3 kali seminggu. Berdasarkan hasil uji statistik p=0,021 dan
p=0,005 <0,05, artinya Ha diterima maka dapat di simpulkan ada
hubungan antara sikap dengan kadar kolesterol. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian Yoeantafara, (2017) Menggunakan uji statistik chi
square diperoleh p=0,285 (p>0,05) hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara pola makan tinggi lemak dengan kadar kolesterol total,
hal ini di mungkinkan karna cara pengukuran yang berbeda.
Seringnya mengkonsumsi makanan tinggi lemak menjadi penyebab
utama meningkatnya kadar kolesterol total di dalam darah. Terutama
49
lemak jenuh yang berasal dari lauk hewnai dan makanan cepat saji, kadar
kolesterol akan berkurang seiring dengan rendahnya asupan makanan
berlemak. Penelitian dari Yoeantafara, (2017) Pola makan tinggi lemak
dalam penelitian ini adalah frekuensi responden dalam mengkonsumsi
makanan yang tinggi akan kandungan lemak. Makanan tinggi lemak pada
penelitian ini meliputi sumber makanan lemak hewani (daging sapi, ayam
goreng, daging kambing, ikan mujair, jeroan sapi, ayam, telur ayam dan
telur bebek), serta produk olahan lainnya.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai hubungan
pengetahuan, sikap, dan pola makan terhadap kadar kolesterol pada
Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan
Tanjung Morawa diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebesar 81,5% WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan
Tanjung Morawa memiliki kadar kolsterol tinggi
2. Sebesar 87,1% WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan
Tanjung Morawa memiliki penegtahuan yang cukup dan
3. Sebesar 66,7% WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan
Tanjung Morawa memiliki sikap yang kurang.
4. Sebesar 79,6% WUS di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan
Tanjung Morawa memiliki sering mengonsumi makanan tinggi
kolesterol dan sebesar 77,8% sering mengolah makanan dengan
digoreng.
5. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kadar kolesterol WUS
di Desa Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,287;
p>0,05).
6. Ada hubungan sikap dengan kadar kolesterol WUS di Desa
Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,011; p>0,05).
7. Ada hubungan pola makan dengan kadar kolesterol WUS di Desa
Bangun Sari Baru Kecamatan Tanjung Morawa (p=0,021; p=0,005
p>0,05).
B. Saran
1. Perlu adanya penyuluhan gizi mengenai kadar kolesterol dan
pengecekan langsung upaya menurunkan kadar kolesterol.
2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi terutama
kepada WUS tentang pentingnya asupan serat dalam mencegah
hiperkolesterolemia dan mencegah terjadinya PJK.
51
3. Kurangi mengkonsumsi makanan yang manis dan berlemak serta
perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah.
52
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta. Alpert, 1954 dalam Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
PT. Rineka Cipta. Jakarta
Anies. 2015. Kolesterol Dan Penyakit Jantung Koroner: Solusi Pencegahan Dari
Anwar TB. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung
Koroner. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran USU. Hal: 1-15 Bintanah, 2010 Bintanah, Sufiati dan Hapsari Sulistya Kusuma. (2010).
Pengaruh Pemberian Bekatul Dan Tepung Tempe TerhadapProfil Gula Darah Pada Tikus Yang Diberi Alloxan, Jurnal Pangan dan Gizi, 1(2).
Chairinniza K. Graha 2010, 100 Questions Dan Answers Kolestrol Pt Alex
Media Komputindo, Jakarta. Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food. PT. Kompas Media Nusantara,
Jakarta Djuwita, Ratna. 2013. Asupan Gizi dan Kadar Low Density Lipoprotein
Kolesterol Darah pada Kalangan Eksklusif. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.
Hariadi, 2005 Hariadi, Arsad R. 2005. Hubungan Obesitas dengan
Beberapa Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di Laboratorium Klinik Prodia Makassar.[Jurnal].Klinik Prodia Makassar. Hal: 1-14.
Imam, S. 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan.
[Jurnal]. Universitas Sumatera Utara. Medan Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Direktur Jendral
Bina Gizi dan KIA. Kemenkes. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional
2007.Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.JakartaKualitas Hidup.Penerbit buku Kompas. Halaman 94-99 Kesehatan Masyarakat. Ar-Ruzz Media, Jogjakarta.
53
Lingga, Lanny. 2012. Sehat dan Sembuh dengan Lemak. PT. Elex Media Computindo. Jakarta
Mahmudah, Solehatul Dkk. 2015, Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan Sawangan Baru. Jakarta
Mason W. Freeman, M.D. and Christine Junge. 2008. Kolesterol Rendah
Jantung Sehat. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rieneka Cipta :
Jakarta. Notoatmodjo, S.2007.Promosi Kesehatan dan ilmu Perilaku.Rieneka Cipta
: Jakarta.
Nurrahmani, Ulfa, dkk. 2014. Stop Diabetes, Hipertensi, Kolesterol Tinggi,
Jantung koroner. Istana Media. Yogyakarta
Peristyowati, Yuly, dkk. 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Obesitas. Nuha
Medika. Yogyakarta Ramayulis, R. (2014), 101 Tips Berhasil Diet REST ala Rita Ramayulis.
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ramayulis, R. 2014. Slim is Easy. PENEBAR SWADAYA GRUP, Jakarta
Timur Rianto dan Budiman, 2013. Lipid, Lipoproteins, Apolipoprotein and Other
Cardiovascular Risk Factors. In Tietz Fundamental of Clinical Chemistry 6th Ed., USA, Saunders Elsevier. Page: 30-402
Soeryoko, Hery. 2011. Tanaman obat terpopuler untuk prlangsing dan dan
penurun kolestrol. Yogyakarta Subinarto, Djoko (2015). Bebas Kolesterol Kiat Jitu Sehat Tanpa
Kolesterol. Bandung Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor: Bumi Aksara Suharjana, 2013 Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor:
Bumi Aksara
54
Suiraoka, IP. 2012. Penyakit Degeneratif. Nuha Medika. Yogyakarta Sunaryati, Shinta Septi. 2014. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang Dan
Sangat Mematikan. Jogjakarta Supariasa, dkk.Penilaian Status Gizi, Jakarta, Buku Kedokteran EGC
2008 Wiardani, Ni Komang, I Wayan Juni Arsana. (2011), Kejadian Sindroma
Metabolik Berdasarkan Status Obesitas pada Masyarakat Perkotaan di Denpasar, Jurnal Ilmu Gizi, 2(2): 129-138.
Wulandari, Mita dan Erma Handarsari. (2010), Pengaruh Penambahan
Bekatul Terhadap Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Biskuit, Jurnal Pangan dan Gizi, 1(2).
55
Lampiran. 2 Output Univariat
Frequensi
kat_penget
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 7 13,0 13,0 13,0
Cukup 5 9,3 9,3 22,2
Kurang 42 77,8 77,8 100,0
Total 54 100,0 100,0
kategori sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 18 33,3 33,3 33,3
Cukup 36 66,7 66,7 100,0
Total 54 100,0 100,0
Kat_Polmak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sering dikonsumsi 43 79,6 79,6 79,6
Kadang dikonsumsi 11 20,4 20,4 100,0
Total 54 100,0 100,0
56
Lampiran. 7 Output Bivariat
Kategori pengetahuan uji
Crosstab
kategori kolestrol
Total Tinggi Normal
kat_penget Baik Count 5 2 7
Expected Count 5,7 1,3 7,0
% within kat_penget 71,4% 28,6% 100,0%
Cukup Count 3 2 5
Expected Count 4,1 ,9 5,0
% within kat_penget 60,0% 40,0% 100,0%
Kurang Count 36 6 42
Expected Count 34,2 7,8 42,0
% within kat_penget 85,7% 14,3% 100,0%
Total Count 44 10 54
Expected Count 44,0 10,0 54,0
% within kat_penget 81,5% 18,5% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2,497a 2 ,287
Likelihood Ratio 2,194 2 ,334
Linear-by-Linear Association 1,522 1 ,217
N of Valid Cases 54
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,93.
57
Kotegori sikap
Crosstab
kategori kolestrol
Total Tinggi Normal
kategori sikap Baik Count 11 7 18
Expected Count 14,7 3,3 18,0
% within kategori sikap 61,1% 38,9% 100,0%
Cukup Count 33 3 36
Expected Count 29,3 6,7 36,0
% within kategori sikap 91,7% 8,3% 100,0%
Total Count 44 10 54
Expected Count 44,0 10,0 54,0
% within kategori sikap 81,5% 18,5% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7,425a 1 ,006
Continuity Correctionb 5,538 1 ,019
Likelihood Ratio 7,041 1 ,008
Fisher's Exact Test ,011 ,011
Linear-by-Linear Association 7,287 1 ,007
N of Valid Casesb 54
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,33.
b. Computed only for a 2x2 table
58
Kategori pola makan
Crosstab
kategori kolestrol
Total Tinggi Normal
Kat_Polmak Sering dikonsumsi Count 38 5 43
Expected Count 35,0 8,0 43,0
% within Kat_Polmak 88,4% 11,6% 100,0%
Kadang dikonsumsi Count 6 5 11
Expected Count 9,0 2,0 11,0
% within Kat_Polmak 54,5% 45,5% 100,0%
Total Count 44 10 54
Expected Count 44,0 10,0 54,0
% within Kat_Polmak 81,5% 18,5% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6,642a 1 ,010
Continuity Correctionb 4,590 1 ,032
Likelihood Ratio 5,679 1 ,017
Fisher's Exact Test ,021 ,021
Linear-by-Linear Association 6,519 1 ,011
N of Valid Casesb 54
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,04.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 3.
59
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBJEK PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Ibu :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Dengan sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut
berpartisipasi menjadi subjek penelitian yang akan dilakukan oleh
Permata Muloni dari Program Studi Diploma IV Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakaan
seperlunya
Lubuk Pakam, Januari 2017
Mengetahui,
Peneliti Responden
(Permata Muloni) ( )
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
60
Pertanyaan Pengetahuan
1. Apakah yang di maksud dengan kolestrol ?
a. Menyerupai lemak hasil metabolisme tubuh
b. Lemak
c. Pecahan dari lemak
d. A dan c benar
2. Apa guna dari mengetahui kadar kolesterol?
a. Sarana kesehatan
b. Dapat mencegah penyakit yang sekiranya akan terserang
c. Sekedar tau
d. Waspada terhadap berbagai penyakit
3. Gejala terkena kolesterol ?
a. Migran, sakit pesendian
b. Mingran, kesemutan, tekuk leher belakang
c. Sakit persendian
d. Tekuk leher belakang
4. Ibu sering mengolah makanan dengan cara di?
a. Di goreng
b. Di tumis
c. Rendang
d. Di bakar
5. Barapakah normal total kadar kolestrol dalam tubuh?
a. Kurang 200
b. Lebih dari 200
6. Manakah makanan yang tidak menimbulkan kadar kolestrol
naik?
a. Minum susu
b. Telur puyuh
c. Daging tanpa kulit
d. Seafood
7. Apakah sering mengkonsumsi goreng-gorengan?
61
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah dalam seminggu ibu sering mengkonsumsi telur atau
lauk
hewani lainya ?
a. Ya
b. Tidak
9. Kolesterol di sebabkan oleh ?
a. Keturunan
b. Lemak
c. Kegemukan
d. Kegemukan dan keturunan
10. Apa cara ibu untuk menurunkan kolestrol?
a. Mengurangi makanan berlemak baik lauk hewani ataupun
nabati
b. Berolaraga
c. Mengurangi makan gorengan
d. Mengunrangi makanan berlemekak lauk hewani
11. Seberapa penting menurut ibu pemeriksaan kadar
kolestelor?
a. Sangat penting
b. Penting
c. Tidak terlalu penting
d. Tidak mau tau
12. Sebaiknya bagaima cara mengurangi gaya hidup dalam
menurunkan kadar kolesterol?
a. Makanan yang di goreng
b. Makanan cepat saji
c. Mengkonsumsi garam
d. Mengurangi berat badan dan memperbanyak aktifirtas fisik
13. Apakah ibu pernah mendengar kata kolestrol jahat (LDL)
dan
62
kolestrol baik ( HDL) di dalam tubuh?
a. Ya
b. Tidak
14. Makanan yang mengandung lemak jenuh adalah ?
a. Daging
b. Minyak jagung
c. Mayones
d. Minyak kedelai
15. Buah dan sayuran apa yang dapat di konsumsi untuk
menurunkan kadar koleterol?
a. Bit dan nanas
b. Jambu dan wortel
c. Apel dan wortel
d. Jeruk dan belimbing
63
Pertanyaan Pola Makan
No Nama
makanan
Frekuensi Konsumsi Ket
>1x/
h
1x/h 4-
6x/
m
1-
3x/
m
1x/
bln
1x/
Thn
Hewani
1 Daging ayam
+ kulit
2 Daging Sapi
3 Burger
4 Daging
kambing
5 Jeroan
6 Telur ayam +
kuningnya
7 Udang
8 Kepiting
9 Sosis daging
Produk susu
10 Susu segar
sapi
11 Susu full krim
Karbohidtar / lemak jenuh
12 Santan
13 Produk yang
bersantan
14
Makanan
cepat saji
15 Nasi
16 Bakso
64
Frekuensi berdasarkan pengolahan
No Nama
makanan
Frekuensi Konsumsi Ket
>1x/h 1x/h 4-
6x/m
1-
3x/m
1x/
Bln
1x/
Thn
1 Di goreng
2 Di gulai
3 Di rendang
4 Di kalio
5 Di bakar
17 Soto
18 Mie
19 Mentega
20 Telur puyuh
65
Pertanyaan Sikap
No Pernyataan Sangat setuju
Setuju Tidak setuju
Cukup Setuju
Sangat tidak setuju
1 Mengurangi makanan yang berlemak dapat menurunkan resiko kolestrol tinggi
2 Mengkonsumsi makanan gorengan sehat bagi tubuh
3 Telur lebih baik di makan kuningnya
4 Makanan cepat saji menyebabkan kolestrol
5 Melakukan pengecekan kolesterol 1 tahun sekali
6 Telur puyuh baik di konsumsi untuk penderita kolesterol
7 Daging ayam dan kulitnya dapat di makan dan baik untuk di makan sehari hari
8 Makanan yang berkuah atau bening itu lebih sehat
9 Kolestrol dapat membahayakan kesehatan
10 koestrol berasal dari makanan lauk hewani
Lampiran 8
66
67
68