hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL
TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA
KEHAMILAN DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG
SELATAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Keperawatan (S.Kep)
Nurul Muthmainnah
NIM : 1112104000003
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
TAHUN 1437 H/2016M
ii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL
TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN DI
PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN
Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan pembimbing skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
DISUSUN OLEH
NURUL MUTHMAINNAH
1112104000003
Pembimbing I
Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D
NIP. 19720608 200604 2001
Pembimbing II
Ratna Pelawati, S. Kp., M.
BiomedNIP. 19780215 200901 2 005
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP
KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS
CIPUTAT TANGERANG SELATAN
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :
Nurul Muthmainnah
1112104000003
Jakarta, Juni 2016
Pembimbing I
Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D
NIP. 19720608 200604 2001
Pembimbing II
Ratna Pelawati, S. Kp., M.
BiomedNIP. 19780215 200901 2 005
Penguji I
Karyadi, SKp.,M.Kep.,PhD
NIP. 19710903 200501 1 007
Penguji II
Ns. Uswatun Khasanah. S.Kep.,MNS
NIP. 19770401 200912 2 003
Penguji III
Ratna Pelawati, S. Kp., M. Biomed
NIP. 19780215 200901 2 005
Peguji IV
Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D
NIP. 19720608 200604 2001
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP
KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS
CIPUTAT TANGERANG SELATAN
Disusun oleh :
Nurul Muthmainnah
1112104000003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Maulina Handayani, S.Kp.,MSc
NIP. 19790210 200501 2 002
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr. H.Arif Sumantri, SKM, M.Kes
NIP. 19650808 198803 1 002
v
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar starta 1 (S1) di Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan Universitan Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitan Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitan
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2016
Nurul Muthmainnah
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Nurul Muthmainnah
Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 23 Februari 1995
Agama Islam
Alamat Jl. KH. Mu’min Rt. 004 Rw. 009 Kel.
Belendung, Kec. Benda, Kota. Tangerang-
BANTEN 15124
Telepon 085813378689
Email [email protected]
RiwayatPendidikan:
1. TKIslam YayasanIslamAl-Ayaniyah
2. SDIT Al-Ayaniyah 2005-2006
3. MTs Dai’l Khairaat Jakarta-Barat 2008-2009
4. SMA Al-HudaIslamic Education CenterMetropolitan (IECM) Jakarta-Barat
2011-2012
5. Sarjana Ilmu Keperawatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta2012-2016
Pengalaman Organisasi :
1. Anggota PRAMUKA MTs Dai’l Khairaat Jakarta-Barat
2. Anggota PASKIBRA SMA Al-HudaIslamic Education
CenterMetropolitan (IECM) Jakarta-Barat
3. Anggota LKMM Nasional ILMIKI VII Bali 2016
4. Anggota TIM AD-HOCK Pengkawal RUUK-UU Keperawatan ILMIKI
2014-2018
5. Anggota Bidang Kajian dan Strategi Dewan Eksekutif Mahasiswa
(DEMA) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2014 – 2015
vii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juni 2016
NurulMuthmainnah, NIM : 1112104000003
Hubungan Tingkat PengetahuanIbuHamilTerhadapKesehatan Gigi Dan
MulutSelamaKehamilan Di PuskesmasCiputatTangerang Selatan
Xviii+96 halaman+10 tabel+10 Lampiran
ABSTRAK
Proses kehamilan menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis pada ibu
hamil antaranya di rongga mulut. Perubahan di rongga mulut dipengaruhi oleh sistem
hormonal karena peningkatan hormon estrogen dan progesterone bersamaan dengan
faktor iritasi lokal di dalam rongga mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut
selama kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan Tahun 2016. Jenis
penelitian ini adalah cross sectional. Sampel berjumlah 45 responden ibu hamil
trimester I, II, dan III. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling.
Penelitian dilakukan di Puskesmas Ciputat pada bulan April 2016. Penelitian ini
menggunakan instrument berupa kuesioner Tingkat Pengetahuan dan OHI-S
(Simplified Oral Hygiene Index). Analisa data yang digunakan adalah Chi Square(α :
0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di Puskesmas
Ciputat mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 24 (53.3%) dan tingkat
kesehatan gigi dan mulut kurang 25 responden (55.6%). Berdasarkananalisa data
menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kesehatan
gigi dan mulut, didapatkan nilai pvalue= 1,000 (P value > 0,05). Saran peneliti
puskesmas ciputat harus membuat kebijakan bahwa tenaga kesehatan harus
memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi
dan mulut selama kehamilan dan untuk penelitian selanjutnya mengadakan penelitian
berkelanjutan pada faktor penyebab yang menyebabkan kurangnya kesehatan gigi dan
mulut selama kehamilan.
Kata kunci : Tingkat pengetahuan, ibuhamil, kesehatan gigi dan mulut selama
kehamilan
Daftar bacaan : 53 (2009-2015)
viii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA
Thesis, June 2016
Nurul Muthmainnah, NIM: 1112104000003
Relationship Of The Level Of Knowledge Of Pregnant Women Against Oral Health
During Pregnancy At Clinics Ciputat Tangerang
Xviii + 96 pages + 10 tables+ 10 Appendix
ABSTRACT
The process of pregnancy causes physiological changes in pregnant mother
betwixt in the oral cavity. Changes in the oral cavity is affected by hormonal system
because of increase in estrogen and progesterone hormones concurrently with local
irritation factor in the oral cavity. The aim of research wash to determine the
relationships of the pregnant mother knowledge level towardsdental and oral health
during pregnancy at Puskesmas Ciputat South Tangerang 2016. This study was a
cross sectional study design. The purposive samples are 45 respondens of trimester I,
II, and III pregnant women. This study use purposive sampling as a sampling
tehnique. The study was conducted on April of 2016 at Puskesmas Ciputat. This
study use knowledge level questionnaire and OHI-S (Simplified Oral Hygiene Index)
as an instrument research. The study used Chi Square (α : 0,05) as data analysis
approach. The result of this study showed that almost the pregnant mother at
Puskesmas Ciputat has not good enough for knowledge level, 24 respondents (53.3%)
and has not good enough for dental and oral health level, 25 respondents (55.6%).
Based on the data analysis show that no corellation between knowledge level to
dental and oral health, p value= 1,000 (P value > 0,05). The researcher suggest to
Puskesmas Ciputat must create a policy that health workers should provide education
to the pregnant mothers about the importance for maintaining of dental and oral
health during pregnancy and to conduct further research on the factors causing the
continuous research which supports dental and oral health during pregnancy.
Keyword: Knowledge Level, Pregnant Women, Oral Health During Pregnancy
Refrence : 53 (2009-2015)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW,
sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama
Kehamilan Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan”.
Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat
gunamencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah
Jakartaserta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh
selamakuliah. Melalui penyusunan skripsi ini, banyak hal yang telah penulis
perolehterutama dalam menambah pengetahuan penulis yang berhubungan
denganaplikasi mata kuliah.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan
yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikantepat pada
waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc selaku Ketua Program Studi dan Ibu
Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D, Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini,
S.Kep., MSc, dan Ibu Ratna Pelawati, S. Kp., M. Biomed selaku Dosen
Pembimbing Skripsi, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada
penulis selama proses pembuatan proposal skripsi ini.
4. Bpk. Karyadi, SKp.,M.Kep.,PhD dan Ibu Ns. Uswatun Khasanah,
S.Kep.,MNS selaku Dosen Penguji, terimakasih sebesar-besarnya untuk
beliau yang sudah memberikan kritik serta saran yang membangun untuk
penelitian ini.
5. Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat., selaku Dosen
Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang
telah membimbing, menjadi tempat curhat, dan memberi motivasi selama 4
tahun duduk di bangku kuliah.
6. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada
saya selama duduk di bangku kuliah.
xi
7. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta PerpustakaanFakultas
yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai
bahan rujukan skripsi.
8. Staff karyawan Puskesmas Ciputat dan Puskesmas Pisangan Tangerang
Selatan yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan
penelitian.
9. Orang tuaku, Bpk. Edi Ahmad Junaedi ABD. S.Pd dan Ibu Siti Halifah yang
telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan
keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil
kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa, Adikku,
Siti Syaidah Fatimah Tuzzahra dan Muhammad Halwatur Rizqy dan seluruh
keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.
10. Teman-teman FKIK 2012, PSIK 2012, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA)
FKIK 2015, teman-teman sepembimbing Muhimatul Khafidhoh dan Ulfah
Fathuh Rahmah. Sahabat-sahabat terbaikku, Istiqomah Aprilaz, Sri Esti
Wulandari, Aninda. Sahabat tak pernah lekang oleh waktu, Luky Surya Dewi,
Dini Fauziah, Desi Wahyuni, Muyaroh, Fuji Astuti Dewi, dan Rizeka
Yustinah, yang selalu menghibur, memberi semangat, dan selalu
mengingatkan ketika saya sudah lelah dalam menggarap proposal ini.
Jakarta, Juni 2016
Nurul Muthmainnah
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTARTABEL....................................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................... xvii
DAFTARLAMPIRAN ........................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
C. Pertanyaan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
1. Tujuan Umum ................................................................................................. 7
2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7
1. Bagi Peneliti ................................................................................................... 7
2. Bagi Tenaga Kesehatan .................................................................................. 8
3. Bagi Masyarakat ............................................................................................. 8
4. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................................... 8
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 10
A. Konsep Pengetahuan ............................................................................................ 10
1. Pengertian Pengetahuan ................................................................................... 10
2. Tingkat Pengetahuan ........................................................................................ 12
3. Pengukuran pengetahuan ................................................................................. 14
xiii
4. Kriteria pengetahuan ........................................................................................ 14
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ............................................. 15
6. Cara memperoleh pengetahuan ........................................................................ 17
B. KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN ........................ 23
1. Kesehatan Gigi Dan Mulut .............................................................................. 23
2. Kehamilan ........................................................................................................ 24
3. Ciri-Ciri Gigi Sehat .......................................................................................... 28
4. Perawatan Gigi Pada Kehamilan ...................................................................... 29
5. Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama Kehamilan ........................ 30
6. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut ........................................ 34
7. Pengaruh Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Kehamilan ................................... 41
8. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Bagi Ibu Hamil ........... 44
C. Penelitian Terkait ................................................................................................. 46
D. Kerangka Teori .................................................................................................... 48
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS ....... 49
1. Kerangka Konsep ................................................................................................. 49
2. Definisi Operasional ............................................................................................ 50
3. Hipotesis .................................................................................................................. 51
BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................................... 52
A. DesainPenelitian .................................................................................................. 52
B. Lokasi Dan WaktuPenelitian ............................................................................... 52
C. Populasi Dan Sampel ........................................................................................... 53
D. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 55
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................................... 57
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data................................................................. 61
G. Pengolahan Data .................................................................................................. 62
H. Analisa Data ......................................................................................................... 63
I. Etika Penelitian .................................................................................................... 64
BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................................. 66
A. Gambaran Umum Puskesmas Ciputat ................................................................. 66
xiv
1. Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan............................................................. 66
2. Posyandu Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan ............................................ 67
B. Hasil Analisa Univariat ........................................................................................ 69
1. Karakteristik Responden .................................................................................. 69
2. Tingkat Pengetahuan Responden ..................................................................... 74
3. Kesehatan gigi dan mulut responden ............................................................... 75
C. Hasil Analisa Bivariat .......................................................................................... 76
1. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan
mulut selama kehamilan .......................................................................................... 77
BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 79
A. Hasil Analisa Univariat ........................................................................................ 79
1. Karakteristik Responden .................................................................................. 79
2. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut .......................... 85
3. Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Selama Kehamilan .............................. 86
B. Analisa Bivariat ................................................................................................... 87
1. Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut .......... 87
C. Keterbatasan Penelitian........................................................................................ 92
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 94
A. KESIMPULAN .................................................................................................... 94
B. SARAN ................................................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTARTABEL
Halaman
3.1 Definisi Operasional 51
4.1 Uraian Kuesioner 57
4.2 Uraian Hasil Uji Validitas Kuesioner 59
4.3 Uraian Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner 61
5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
69
5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
70
5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
71
5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Trimester Di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
72
5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kelahiran
Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
73
5.6 Gambar Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Responden 74
5.7 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap
Kesehatan Gigi Dan Mulut
75
5.8 Gambaran Rata-Rata Skor Kesehatan Gigi Dan Mulut
Ibu Hamil Selama Kehamilan
75
5.9 Gambaran Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil
Selama Kehamilan
76
5.10 Analisa Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut
77
xvi
DAFTAR BAGAN
2.1 Kerangka Teori ----------------------------------------------------------------- 49
3.1 Kerangka Konsep --------------------------------------------------------------- 50
xvii
DAFTAR SINGKATAN
1. AAP : American Academyof Periodontology
2. BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah
3. DEPKES : Departemen Kesehatan
4. DHE : Dental Health Education
5. FOGI : Federasi Obstetri Ginekologi Internasional
6. ISMKI :Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia
7. KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
8. KB : Keluarga Berencana
9. MDGs : Millenium Development Goals
10. OHI-S : Oral Hygiene IndexSimplified
11. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
12. SDGs : Substainable Development Goals
13. THT : Telinga Hidung dan Tenggorokan
14. UKGM : Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
15. UKGS : Unit Kesehatan Gigi Sekolah
xviii
DAFTARLAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Dan Dokumen Perizinan
Lampiran 2 Inform Consent
Lampiran 3 Kuesioner
Lampiran 4 Surat Pengantar Validasi
Lampiran 5 Surat Keterangan Validasi Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Lampiran 6 Hasil Analisa Univariat
Lampiran 7 Hasil Analisa Bivariat
Lampiran 8 Data Analisa Penelitian
Lampiran 9 Hasil Uji Validitasn Dan Uji Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 10 Data Hasil Penyebaran Kuesioner Tingkat Pengetahuan
xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan akan penyakit
gigi dan mulut. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan,
sikap, dan perilaku ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.
Adapun efek kehamilan pada kesehatan rongga mulut, antara lain: gingivitis
kehamilan, periodintitis kehamilan, tumor kehamilan, erosi gigi, karies gigi
dan mobilitas gigi.Beberapa budaya yang menganggap bahwa kehamilan
adalah sakit, tetapi ada juga yang mengganggap bahwa kehamilan adalah
kejadian alamiah (Susanti, 2013).
Kehamilan adalah suatu proses alamiah yang melibatkan perubahan
fisiologis, anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal mempengaruhi
hampir semua sistem organ, termasuk rongga mulut, keadaan ini terjadi
karena adanya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron selama
kehamilan yang menimbulkan peningkatan respon inflamasi yang berlebihan
terhadap penumpukan plak (Hajekazemi, 2008).
Indonesia telah gagal mencapai target MDGs point 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu , untuk
mewujudkan tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen
2
dan usaha keras yang terus menerus maka di tahun 2016 ini dilanjutkan
dengan Substainable Development Goals (SDGs), sebuah program yang
memiliki maksud dan tujuan yang sama salah satunya yaitu peningkatan
masalah kesehatan pada ibu hamil. Masalah kesehatan ibu harus diperhatikan
dalam keadaan hamil karena Penyebab kematian Ibu hamil secara global
termasuk di Indonesia masih didominasi oleh banyak penyebab utama, yaitu
perdarahan (28%), hipertensi yang diinduksi kehamilan (24%), dan infeksi
(11%) akan tetapi infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu
(http://storage.jak-stik.ac.id , RISKESDAS, 2013 ).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, yaitu 359 per 100.000
kelahiran hidup. Jika dihitung berdasarkan angka tersebut, maka ada 16.155
orang ibu yang meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas pada tahun
2012. Di samping itu, Angka Kematian Bayi (AKB) juga masih tinggi di
Indonesia. Pada tahun 2012, angkanya adalah 32 per 1000 kelahiran
hidup.Tingginya angka kematian maternal dipengaruhi oleh banyak faktor dan
sangat kompleks. Secara garis besar faktor determinan kematian maternal
digolongkan menjadi dua faktor besar yaitu faktor medis atau lansgung dan
faktor non-media atau tidak langsung. Faktor medis atau langsung disebabkan
oleh komplikasi obstetri atau penyakit kronik yang menjadi lebih berat selama
masa kehamilan, sehingga berakhir pada kematian, penyebab kematian ibu
terbanyak masih didominasi perdarahan (32%), disusul hipertensi dalam
kehamilan (25%), infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%).
3
Penyebab lain-lain (32%) cukup besar, termasuk didalamnya penyebab
penyakit nonobstetrik (ISMKI, 2015; PMKI, 2009).
Meningkatkan kesehatan ibu hamil yang diupayakan dapat mencapai
pada tahun 2030 merupakan tantangan utama dalam pembangunan kesehatan
di seluruh dunia yaitu memperbaiki dan meningkatkan kesehatan ibu hamil
dengan cara memperbaiki gizi seimbang selama kehamilan.Disamping itu
menjaga kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan sangat
pentingdikarenakan kebersihan gigi dan mulut yang buruk pada ibu hamil
dapat memberi efek terhadap janin seperti bayi premature dan berat bada lahir
rendah( ISMKI, 2015 ).
Tingkat pravalensi pengguna pelayanan kesehatan gigi selama
kehamilan dilaporkan berkisar 23-43% dari ibu hamil, dan 58% tidak
melakukan perawatan gigi selama masa kehamilan (Sumidarti, 2011).
Kebersihan gigi dan mulut yang buruk pada saat kehamilan dapat
mengakibatkan berbagai macam penyakit lokal maupun sistemik dikarenakan
pada saat kehamilan terjadi perubahan hormonal yaitu hormon estrogen dan
progesterone.
Perubahan hormonal pada ibu hamil menimbulkan berbagai keluhan
seperti mual, muntah, dan termasuk keluhan sakit gigi dan mulut akibat dari
kebiasaan mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Menurut RISKESDAS
(2013) penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut
4
sebesar 25,9% yaitu karies dan periodontal, yang salah satu nya adalah
diderita oleh ibu dalam masa kehamilannya (RISKESDAS,2013).
Pada penelitian Sarifakioglu (2006), yang dilakukan terhadap 100 ibu
hamil dan 100 wanita tidak hamil menunjukkan 29% ibu hamil mengalami
gingivitis dan 10% mengalami granuloma pyogenik. Hal ini menunjukkan
bahwa pada ibu hamil ditemukan terdapat lesi mukosa oral pada, karena pada
saat kehamilan terjadi perubahan hormonal dan vaskular yang diperberat oleh
respon gingiva terhadap plak bakteri. Namun, jika kebersihan mulut dan gigi
selama kehamilan dijaga akan mengurangi insiden masalah gigi dan mulut
selama kehamilan.
Penelitian Habashneh (2005) melaporkan bahwa kurangnya
pengetahuan mengenai hubungan kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut,
di mana hanya 49 % responden yang melakukan kunjungan ke dokter gigi.
Perilaku kunjungan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor
personal, status ekonomi dan pengetahuan.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, sikap
dan perilaku ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Yang
dilakukan oleh Al-Attas (2008) di Arab Saudi menemukan bahwa ibu hamil
mempunyai kepercayaan beberapa masalah kesehatan selamakehamilan
disebabkanoleh kehamilan tetapi mereka masih kurang memperhatikan
kesehatan rongga mulut dan tidak melakukan kunjungan ke dokter gigi.
Beberapa penelitian mengenai pengetahuan dan sikap yang harus
dimiliki ibu hamil oleh Natalie J Thomas (2008) menemukan bahwa, ibu
5
hamil dengan pendidikan kurang dan status sosial-ekonomi rendah lebih
berisiko tinggi terhadap kesehatan periodontal yang buruk dibandingkan
dengan wanita yang pendidikan dan status sosial ekonomi yang lebih tinggi.
Banyak wanita yang masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang
kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan hasil pada studi pendahuluan yang dilakukan di
Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan pada tanggal 17 dan 18 Desember
2015 pada 10 orang ibu hamil, 8 diantaranya belum mengetahui dampak dari
kebersihan gigi dan mulut terhadap janin yang dikandungnya. Dan 2 ibu hamil
mengetahui bagaimana sikap dan tindakan yang dilakukan untuk menjaga
kebersihan dengan cara sikat gigi 2 kali sehari. Disamping itu, berdasarkan
hasil wawancara dengan penanggung jawab bagian kesehatan ibu anak
(KIA)di Puskesemas Ciputat dinyatakan bahwa tidak ada pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut yang khusus. Hal tersebut dikarenakan selama
kehamilantenaga kesehatan dan ibu hamil lebih berfokus terhadap
perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami
keluhan dengan gigi dan mulut maka akan disarankan oleh dokter kandungan
untuk memeriksakan ke dokter gigi.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian mengenai pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut
selama kehamilan pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan.
6
B. Rumusan Masalah
Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu yang harus dijaga
selama kehamilan, karena kebersihan gigi dan mulut selama kehamilan
mempunyai dampak yang besar bagi ibu ataupun janin nya.Kesadaran ibu
hamil akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting.
Selain itu, tingkat pengetahuan dan sikap kesehatan ibu hamil juga memiliki
pengaruh yang sangat besar bagi dirinya sendiri dan janin (Dewi Diana,
2009).
Saat ini upaya tenaga kesehatan untuk memberikan informasi
mengenai kebersihan gigi dan mulut selama kehamilan masih kurang, masing-
masing ibu hamil memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang berbeda
mengenai kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan. Disamping itu,
kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut, akan menyebabkan terjadinya penyakit gigi dan
mulut. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat Hubungan
Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama
Kehamilan Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana karakteristik ibu hamil tentang kesehatan gigi dan mulut di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
2. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan dan
kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut.
7
3. Bagaimana gambaran status kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.
4. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan
mulut ibu hamil selama kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang
Selatan.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan pengetahuanterhadap kesehatan gigi dan
mulut pada ibu hamil di Puskemas Ciputat Tangerang Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu hamil di Puskesmas Ciputat Tangerang
Selatan.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan gigi dan
mulut selama kehamilan.
c. Mengetahui gambaran status kesehatan ibu hamil tentang kesehatan
gigi dan mulut selama kehamilan.
d. Mengetahui hubungan pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut
ibu hamil selama kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini, penulis akan mengetahui sejauh mana
pemahaman dan sikap ibu hamil tentang penting nya menjaga kebersihan
8
gigi dan mulut selama kehamilan terhadap kesehatan gigi dan mulut pada
masa kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatandan hasil
penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi peneliti
selanjutnya.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi petugas kesehatan di Puskesmas Ciputat Tangerang
Selatandiharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk
mensosialisasikan mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
selama masa kehamilan dengan cara menambahkan pemeriksaan gigi dan
mulut selama kehamilan ke daftar pemeriksaan rutin ibu hamil.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pelajaran serta
masukan kepada ibu hamil akan pentingnya memiliki pengetahuan yang
baik, sikap yang positif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut selama
kehamilan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menjadi data awal bagi peneliti-peneliti lain untuk menelaah
lebih untuk menelaah lebih lanjut pengetahuan dengan sikap, ataupun
akan menambah vaiabel lain nya.
9
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode analitik kuantitatif dengan
menggunakan desain penelitiancross sectional yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan
mulut selama kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. Penelitian
dilakukan pada bulan Maret 2016. Objek yang akan diteliti adalah ibu hamil
yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. Pengumpulan data
ini akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwodarminta
(1985), kata “pengetahuan” mempunysai dua pengertian. Pertama,
pengetahuan adalah segala apa yang diketahui, kepandaian. Kedua,
pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berkenaan dengan suatu
hal. Kesimpulannya, pengetahuan yaitu segala apa yang diketahui
berkenaan dengan suatu hal.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setalah
seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penghidu, perasa dan peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Efendi, 2009).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena perilaku
yang di dasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian oleh Roger (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku yang
11
baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yaitu AIETA :
a. Timbul kesadaran (awareness), yakni orang tersebut
menyadari (mengetahui) stimulus terlebih dahulu.
b. Ketertarikan (interest), yakni orang tersebut mulai tertarik
kepada stimulasi.
c. Mempertimbangkan baik tidaknya stimulus (evaluation),
yakni sikap orang tersebut sudah lebih baik lagi.
d. Mulai mencoba (trial), yakni orang tersebut memutuskan
untuk mulai mencoba perilaku baru.
e. Mengadaptasi (adoption), yakni orang tersebut telah
berperilaku sesuai dengan pengetahuan kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus.
Namun, Rogers menyimpulkan dari penelitian selanjutnya
bahwasanya perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses ini
didasari oleh penegtahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut akan bertahan lama (long lasting). Sebaliknya, apabila
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
positif maka tidak akan berlangsung lama.
12
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, 2011, pengetahuan mempunyai enam
tingkatan, yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat akan suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan,
dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagia suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
13
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi dna masih ada kaitanya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengguanaan kata kerja
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthetic)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
Contohnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan,
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian
tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Contohnya dapat
membandingkan anatra berat badan normal dan berat badan kurang.
14
Jadi , pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa dan peraba (Efendi,
2009).
3. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan
diatas (Notoatmodjo, 2007)
4. Kriteria pengetahuan
Penilaian-penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Menurut
Nursalam (2008), kriteria untuk menilai tingkat pengetahuan dibagi
menjadi tiga kategori :
a. Tingkat pengetahuan baik apabila skor atau nilai : (76-100%)
b. Tingkat pengetahuan cukup apabila skor atau nilai : (56-75%).
c. Tingkat pengetahuan kurang apabila skor atau nilai : (<56%).
15
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut para ahli faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
antara lain (Notoatmodjo 2005, Lukman 2008) :
a. Umur
Bahwa semakin tua umur seseorang maka proses-proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur
tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat ketika berumur belasan tahun. Maka dapat disimpulkan
dari para ahli bahwasannya bertambahnya umur dapat berpengaruh
pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh nya, akan tetapi
pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan
penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
b. Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar
dan berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam
situasi baru. Kemampuan untuk mengkombinasikan obyek,
abstrak, menentukan kemungkinan dalam perjuangan hidup.
Intelegensi juga menggambarkan kemampuan peserta didik dalam
menyesuaikan diri pada situasi yang baru secara cepat dan efektif
serta memahami konsep abstrak ( Aisyah, 2015 ).
Menurut Gardner, kriteria intelegensi meliputi suatu
kemampuan seseorang, baik dalam unsur pengetahuan maupun
keahlian yang menunjukkan kemahiran dan keterampilan untuk
16
memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam
hidupnya ( Sulung Nofrianto, 2008)
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh
pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-
hal yang baik dna juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat
kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh
pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.
d. Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang
mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu
pengetahuan.
e. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran
untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu
sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
baik pula pengetahuannya.
17
f. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu
hal serta memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut. Pendekatan ini biasanya dilakukan
untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi
yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku, biasanya
digunakan melalui media masa.
g. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang
(Azwar, 2009 ) mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman
sama sekali, suatu objek psikologis cenderung akan bersikap
negatif terhadap akan bersikap negatif terhadap objek tersebut.
Untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam
situasi yang melibatkan emosi, penghayatan, dan pengalaman,
sehingga akan lebih mendalam dan lama membekas.
6. Cara memperoleh pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan menurut W. Gulo (2010). Ada
beberapa cara yang digunakan oleh manusia untuk memperoleh
pengetahuan, antara lain :
18
a. Metode Keteguhan (Tenacity)
Dengan metode ini orang menerima suatu kebenaran karena
merasa yakin akan kebenarannya. Unsur keyakinan berperan
dalam metode ini. Bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah,
dan bukan berasal dari monyet, diterima sebagai kebenaran
keyakinan agama.
b. Metode otoritas
Sesuatu diterima sebagai kebenaran karena sumbernya
mempunyai otoritas untuk itu. Bahwa alam semesta adalah ciptaan
Allah diterima sebagai suatu kebenaran karena sumbernya adalah
Al-kitab. Pernyataan dari seorang tokoh tertentu juga diterima
sebagai kebenaran karen aia mempunyai keahlian di bidang itu.
c. Metode A Priori Atau Intuisi
Sesuatu diterima sebagai kebenaran semata-mata berdasarkan
intuisi.
d. Metode Tradisi
Seseorang menerima suatu kebenaran dari tradisi yang berlaku
di dalam lingkungannya. Cara kuno atau tradisional ini dipakai
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya
metode ilmiah, atau metode penemuan statistik dan logis. Cara-
cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi :
19
1) Cara Coba Salah (Trial And Eror)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabla kemungkinan tersebut tidak
bisa dicoba kemungkinan yang lain.
2) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk
memperolah kebenaran pengetahuan.
3) Melalui Jalan Fikiran
Untuk memperoleh pengetahuan serta kebenarannya manusia
harus menggunakan jalan fikirannya serta penalarannya.
4) Cara Kekuasaan Atau Otoritas
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan
turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan-
kebiasaan ini diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang
mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli
agama, dan pemegang pemerintahan. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau
kekuasaan. (Notoatmodjo, 2005)
20
e. Metode Trial And Error
Pengetahuan dengan cara ini diperoleh melalui pengalaman
langsung. Sesuatu yang dianggap benar diperoleh sebagai hasil
dari serangkaian percobaan yang tidak sistematis. Mula-mula
dicoba , hasilnya salah lagi, dicoba lagi, salah lagi, dicoba lagi
sampai akhirnya ditemukan yang benar.
f. Metode Metafisik
Suatu pengetahuan yang dianggap benar diperoleh secara
metafisik. Jawaban terhadap masalah yang ditemukan dalam dunia
empiris dicari di dalam dunia supernatural, di dalam dunia
transeden. Pengetahuan yang diperoleh dari ajaran agama atau
kepercayaan atau mistik termasuk dalam golongan ini.
g. Metode Ilmiah
Metode ini dilakukan melalui proses dedukasi dan induksi.
Permasalahan ditemukan di dalam dunia empiris, dan jawabannya
juga di cari di dalam dunia empiris melalui proses dedukasi dan
induksi yang dilakukan secara sistematis. Moh, Nazir
menyebutkan 6 kriteria pada metode ini, yaitu :
1) Berdasarkan fakta,
2) Bebas dari prasangka,
3) Menggunakan prinsip-prinsip analisis,
4) Menggunakan hipotesis,
5) Menggunakan ukuran obyektif, dan
21
6) Menggunakan teknik kuantitatif
Tanpa mengabaikan cara-cara lain, perhatian kita terpusat pada metode
ilmiah ini, yang sering dikacaukan dengan apa yang disebut metode akal
sehat. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu perbedaan metode
ilmiah dengan metode akal sehat. Kita memperoleh pengetahuan dengan
dua cara (W.Gulo, 2010) :
a. Melalui Orang Lain
Orang lain memberitahukan kepada kita, baik secara langsung
maupun melalui media, dan apa yang diberitahukan itu ke kita
terima sebagai sesuatu yang kita anggap benar. Di keluarga, kita
banyak memperoleh pengetahuan dari orangtua, sejak bayi hingga
dewasa. Di sekolah, kita banyak memperoleh pengetahuan dari
guru dan bacaan-bacaan yang ada di perpustakaan. Dalam
pergaulan di masyarakat, kita banyak memperoleh pengetahuan
dari teman atau orang-orang yang lain yang kita jumpai. Melalui
buku-buku, kita mendapat banyak pengetahuan yang memperkaya
diri kita. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara ini disebut
agreement reality.
b. Pengalaman Diri Sendiri Secara Langsung
Orang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang baik.
Pengetahuan drai pengalaman diperoleh dengan mempelajari
pengalaman kita sendiri. Pengalaman kita setiap hari,
22
jikadirenungkan kambali, akan memberikan banyak pengetahuan.
Oleh karena itu, janganlah langsung tidur malam sebelum
merenungkan kembali pengalaman hari itu untuk disyukuri dalam
doa. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara ini disebut
experiental reality.
Pengetahuan ibu hamil tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dalam kehamilan mempengaruhi adanya gejala timbul nya kerusakan di
rongga mulut yang akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan pada
gigi dan mulut pada saat kehamilan. Keperluan akan pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan untuk diperhatikan.
Adanya kerusakan gigi atau perdarahan dan pembengkakan gusi atau
gejala lainnya di rongga mulut akan menimbulkan berbagai gangguan
terutama pada waktu makan.
Mencegah timbulnya gangguan di rongga mulut selama masa
kehamilan, perlu diciptakan tingkat kebersihan mulut yang optimal.
Pelaksanaan program kontrol plak pentimg dilakukan untuk mencegah
peradangan pada ginggiva akibat iritasi lokal, gangguan keseimbangan
hormonal dan kelainan-kelainan di rongga mulut selama masa kehamilan.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu hamil dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi
dan mulut selama masa kehamilan, yaitu ( Sayuti Hasibuan, 2005) :
23
a. Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah, setelah ini segara
dibersihkan mulut dengan berkumur-kumur atau menyikat gigi.
b. Mengatur pola makanan 4 sehat 5 sempurna dan menghindari
makanan yang bersifat kariogenik.
c. Menyikat gigi secara teratur.
d. Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi. Kunjungan
ke dokter gigi pada masa kehamilan bukanlah merupakan hal yang
kontraindikasi.
Pada umumnya, seorang ibu hamil perlu meningkatkan sumber
informasi mengenai kesehatan rongga mulut. Oleh karena itu promosi
kesehatan rongga mulut seharusnya diberikan dan diperoleh para ibu
hamil sebelum dan selama masa kehamuilan untuk meningkatkan
kesehatan rongga mulut. Untuk itu diperlukan partisipasi dari tenaga
kesehatan dalam promosi kesehatan gigi dan mulut ibu hamil baik oleh
dokter igi dan dokter kandungan (Novitha Sri, 2014)
B. KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN
1. Kesehatan Gigi Dan Mulut
Kebersihan mulut mempunyai peran penting di bidang kesehatan gigi,
karena kebersihan mulut yang buruk dapat mengakibatkan timbulnya berbagai
penyakit baik lokal maupun sistemik. Secara klinis tingkat kebersihan mulut
dinilai dengan criteria Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) dari Greene
24
dan Vermillion. Criteria ini dinilai berdasarkan keadaan endapan lunak atau
debris dan karang gigi atau kalkulus. Parameter tersebut dipengaruhi oleh pola
makan dan kebiasaan mengosok gigi secara benar dan teratur, serta faktor lain
seperti malposisi dan maloklusi gigi, komposisi dan sekresi (Oedijani
Santoso, 2009).
Perawatan kesehatan gigi selama kehamilan merupakan bagian penting
dari perawatan kesehatan secara keseluruhan. Setiap tenaga kesehatan dapat
memainkan peranan penting dalam mendorong calon ibu untuk memeriksakan
kondisi gigi dfan mulut ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi. Selian itu juga
meningkatkan kesadaran calon ibu tentang pentingnya kesehatan gigi dan
mulut dan meluruskan kesalah pahaman seperti keyakinan bahwa kehilangan
gigi dan perdarahan di mulut adalah “normal” selama kehamilan. Semikian
juga nyeri selama perawatan gigi tidak dapat dihindari dan menunda
pengobatan sampai setelah kehamilan lebih aman untuk ibu dan janin
(Kementrian Kesehatan RI, 2012)
2. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang melibatkan perubahan anatomi
dan hormonal. Banyak ibu hamil yang beranggapan bahwa kehamilan tidak
berhubungan dengan keadaan rongga mulut.Ternyata kebersihan rongga
mulut yang tidak diperhatikan selama periode kehamilan dapat
mengakibatkan kelainan-kelainan di rongga mulut diakibatikan oleh
25
ketidakseimbangan hormon seks wanita dan adanya faktor-faktor iritasi lokal
dalam rongga mulut selama periode kehamilan ( Terpak, C, 2008).
kehamilan adalah kejadian yang membahagiakan dalam budaya yang
memberi nilai terhadap anak. Ada budaya yang mengganggap kehamilan
adalah sakit, ada yang mengganggap bahwa kehamilan adalah kejadian ilmiah
(Ni Nengah, 2006).Selama masa kehamilan, pada umumnya sering terjadi
perubahan fisiologis, seperti rasa mulas, manja dan nausea sehingga
mengakibatkan kebersihan gigi dan mulut yang dapat mengakibatkan karies
gigi dan penyakit periodontal. Ibu hamil umumnya akan mengalami refleks
muntah karena perubahan sistem gastrointesrtinal akibat perubahan hormonal
dan perubahan pembesaran uterus karena ibu hamil akan mengalami
perubahan hormonal dan fisiologis selama kehamilan maka dari itu ibu hamil
harus mempunyai sikap waspada atas perubahan-perubahan yang terjadi
selama kehamilan (Al-Attas, 2007).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan adalah
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
niadsi atau implantasi. Bila dihitun dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kelahiran normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3
trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester 2
15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawiharjo, 2009).
26
Pembagian trimester kehamilan menurut Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia (2012) :
a. Trimester I (masa kehamilan 0-3 bulan )
Pada ssat ini ibu hamil biasanya merasa lesu, mual dan kaang-kadang
sampai muntah. Lesu, mual dan muntah ini menyebabkan terjadinya
peningkatan suasana asam dalam mulut. Adanya peningkatan plak
karena malas memelihara kebersihan, akan mempercepat terjadinya
kerusakan gigi.
b. Trimester II (masa kehamilan 4-6 bulan )
Pada masa ini, ibu hamil kadang-kadang masih merasakan hal yang
sama seperti pada trimester I kehamilan. Karena itu tetap harus
diperhatikan aspek-aspek yang ada di trimester I.
Selain itu, pada masa ini biasanya merupakan saat terjadinya
perubahan hormonal dan faktor lokal (plak) dapat menimbulkan
kelainan dalam rongga mulut, antara lain :
1. Peradangan pada gusi, warnanya merah kemerahan dan
mudah berdarah terutama pada waktu meyikat gigi. Bila
timbul pembngkakan mka dapat disertai dengan rasa sakit.
2. Timbulnya benjolan pada gusi antara 2 gigi yang disebut
Epulis Gravidarum, terutama pada ssi yang berhadapan
dengan pipi. Pada keadaan ini, warna gusi menjadi merah
leunguan sampai kebiruan, mudah berdarah dan gigi terasa
goyang. Benjolan ini dapat membesar hingga menutupi gigi.
27
Bila terjadi hal-hal seperti ini sebaiknya segera
menghubungi tenaga pelayanan kesehatan gigi untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut.
c. Trimester III (masa kehamilan 7-9 bulan)
Benolan pada gusi antara 2 gigi (Epulis Gravidarum) diatas mencapai
puncaknya pada bulan ketujuh atau kedelapan. Meskipun keadaan ini
akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan, kesehatan gigi dan
mulut tetap harus diperhatikan dan dipelihara. Setalah persalinan
hendaknya ibu tetap memelihara dan memperhatikan kesehatan rongga
mulut, baik untuk ibunya sendiri maupun bayinya. Jika terjadi hal-hal
yang tidak biasa dalam rongga mulut, hubungilah tenaga pelayanan
kesehatan gigi.
Seluruh tenaga pelayanan kesehatan harus menyarankan kepada ibu hamil bahwa:
1. Perawatan gigi dan mulut aman dan efektif dilakukan selama kehamilan. Perawatan gigi dan
mulut harus dikoordinasikan di antara penyedia pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan
dokter kandungannya
2. Pada trimester I, x-ray hanya dilakukan pada keadaan sangat daryrat untuk mendukung diagnosis
dan pengobatan. Jika akan dilakukan harus disertai proteksi dan pengobatan. Jika akan dilakukan
harus disertai proteksi yang maksimal (menggunakan apron dan dosis radiasi yang rendah)
3. Pengobatan yang diperlukan dapat diberikan selama kehamilan, namun periode waktu yang
sangat ideal antara minggu ke-14 dan 20
4. Tindakan pembedahan dapat ditunda sampai setelah melahirkan.
5. Keterlambatan dalam pengobatan yang diperlukan dapat mengakibatkan pengaruh signifikan
untuk ibu hamil dan pengaruh tidak langsung ke janin
28
Gambar. Perintah untuk tenaga kesehatan dari Kementrian
Kesehatan RI
3. Ciri-Ciri Gigi Sehat
Gigi merupakan salah satu organ tubuh manusia yang mempunyai fungsi
yaitu (hrsjd-surakarta.jatengprov, 2016) :
a. Mengunyah
b. Untuk berbicara
c. Kecantikan atau estetika atau keindahan
Kerusakan pada gigi akan berakibat penurunan fungsi gigi dan bisa
berdampak lebih buruk. Oleh karena itu tindakan pencegahanlebih baik dari
pada pengobatan. Ciri- ciri gigi yang sehat adalah :
a. Tidak terasa sakit
b. Tidak ada karies
c. Saat mengunyang tidak terasa nyeri
d. Leher gigi tidak kelihatan
e. Tidak goyang
f. Tidak terdapat plak
g. Warna puting kekuningan
h. Tidak terdapat karang
i. Mahkoto gigi utuh.
29
4. Perawatan Gigi Pada Kehamilan
Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari
pembangunan kesehatan pada umumnya dan meli[uti beberapa hal penting,
khususnya saat kehamilan, yaitu :
a. Kebersihan gigi dan mulut, dan
b. Karies gigi
Perawatan kedua hal tersebut di atas dapat dikerjakan di Puskesmas
bersamaan dngan pemeriksaan hamil dengan tujuan untuk :
a. Melakukan perawatan gigi akut, khususnya kena radang
b. Perawatan dan pengawasan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dan
anak-anak
Menurut beberapa penelitian, seperti Sularko (1973) dan Imam Oeyoyo
(1984), kejadian radang gusi saat hamil cukup tinggi, yaitu sekitar 40-80%.
Dikemukakan pula bahwa penyebab utama radang gusi dan penyangga gigi
lainnaya adalah :
a. Kurangnya kebersihan mulut dan sekitarnya, terutama pada tirimester
pertama yang berkaitan dengan emesis, hiperemesis gravidarum,
malas, dan kurangya perhatian untuk membersihkannya setelah makan.
b. Pembentukan plak yang dapat terjadi dengan lebih cepat.
Kesehatan gigi dan mulut perlu mendapatkan perhatian, terutama saat
hamil karena dapat menjadi sumber infeksi atau fokal infeksi terhadap organ
30
lainnya.Organ yang besar kemungkianya terkena oinfeksi adalah ginjal,
terutama ginjal kanan.
Dengan memperhatikan kenyataan tersebut, seyogianya pelaksanaan
antenatal care dapat dikuti atau dapat dianjutkan agar dilakukan pemeriksaan
gigi dan mulut, terutama pada trimester pertama kehamilan. Dan selalu
menjaga kesehatan gigi, agar terhindar dari infeksi gigi pada saat kehamilan
karena infeksi pada rongga mulut akan mudah menyebar ke bagian lain.
Lakukan pencegahan dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari dan
sesudah makan ( Erryga Yogasmara, 2010 ).
Anjuran untuk melakukan sikat gigi yang lebih sering dapat dinasihati
pada ibu hamil, sehingga kebersihan mulut dan gigi dari sisa makanan dapat
terjamin. Kebersihan mulut dan gigi serta jaringan penyangganya akan
mengurangi kemungkinan pembentukkan plak yang secara berantai akan
menimbulkan peradangan dan dapat menjadi sumber infski (fokal infeksi)
karena kerusakan ini dapat maiki meningkat karena kekurangan kalsium yang
sangat penting bagi pertumbuhan tulang dan termasuk gigi-geligi janin dala
kandungan. Sengan demikian, pemberian kalsium sangat penting bagi ibu
hamil (Manuaba, Ida Bgus Gde, 2004).
5. Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama Kehamilan
Ketika hamil, tidak jarang gusi ibu hamil akan bengkak akibat
pembesaran pembuluh darahh, bahkan sampai berdarah. Gusi pun akan
31
mendapatkan peningkatan suplai darah. Gosok gigi merupakan salah satu cara
untuk menjaga keseharan gigi dan mulut. Namun, ibu hamil harus lebih hati-
hati ketika sedang menggosok gigi agar tidak menyebabkan perdarahan pada
gusi.Perdarahan yang dikhawatirkan dari perdarahan ini adalah terjadinya
infeksi pada gusi saat kehamilan (Deri, 2013).
Ibu hamil yang menderita gangguan ,mulut dan gigi seperti infeksi
pada gusi berisiko melahirkan bayi premature. Risiko ini bisa mencapai 6 kali
dibanding ibu yang giginya sehat tanpa terinfeksi.Sedangkan gigi dan mulut
ibu hamil yang terawat dapat menurunkan resiko bayi premature dan pre-
eklamsia (keracunan kehamilan) hingga 5-8%. Kiat-kiat untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut yaitu :
a) Gunakan sikat gigi yang bulu sikat nya lebih lembut.
b) Gosok gigi sebanyak dua kali sehari.
c) Gunakan pasta gigi yang mengandung floride.
d) Kumurlah atau kompreslah dengan air es jika gusi berdarah.
e) Tingkatkan konsumsi buah, sayur, dan air mineral
untukmemenuhi kebutuhan vitamin dan mineral (Rizki, 2013).
f) Mengunjungi Dokter Gigi Selama Kehamilan
Banyak wanita menghindari dokter gigi selama kehamilan.
Mereka percaya bahwa aspek-aspek tertentu dari pengobatan dapat
membahayakan janin. Tapi perawatan gigi selama kehamilan
merupakan bagian penting dari menjaga diri sendiri, bayi nya,
dankesehatan kedua nya. Memiliki mulut yang sehat selama
32
kehamilan dapat mengurangi risiko melahirkan prematur atau bayi
berat lahir rendah.
Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan
meningkatkan kemungkinan mengembangkan "kehamilan gingivitis"
dan penyakit periodontal. Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh
terganggu. Oleh karena itu, tidak dapat melindungi tubuh dari bakteri
yang menyebabkan penyakit gusi. Membersihkan permukaan gigi
sering membantu untuk meringankan gejala "kehamilan gingivitis"
dan meningkatkan kesehatan mulut secara keseluruhan.Pengobatan
kadang periodontal seperti scaling dan root planing diperlukan
selama kehamilan. American Academy of Periodontology (AAoP)
merekomendasikan penjadwalan itu di awal trimester kedua.Hal ini
umumnya sepakat bahwa pengobatan selama kehamilan aman.
Namun, dokter gigi merekomendasikan perawatan non-mendesak
penjadwalan untuk trimester kedua atau awal trimester ketiga
kehamilan.
Trimester pertama bukan waktu yang lebih disukai untuk
perawatan gigi. Selama ini, sistem organ janin berkembang. Juga,
selama trimester pertama janin lebih mungkin terkena paparan ibu
untuk obat-obatan, bahan kimia, kafein, alkohol dan
tembakau.Trimester ketiga menyajikan risiko lainnya. Di paruh
terakhir trimester ketiga, rahim menjadi sensitif terhadap pengaruh
seperti stres atau infeksi pada ibu. Situasi ini dapat menyebabkan
33
peningkatan risiko kelahiran prematur.Pada beberapa wanita yang
berada di trimester kedua dan ketiga kehamilan, rahim tumbuh akan
memberikan tekanan pada pembuluh darah besar yang disebut vena
cava inferior. Hal ini dapat menyebabkan penurunan sirkulasi darah.
Masalah ini telah dilaporkan dalam sebanyak 8% dari seluruh
kehamilan. Wanita dengan kondisi ini dapat memiliki peningkatan
denyut jantung. Mereka mungkin merasa pusing.
Seorang dokter gigi yang memperlakukan seorang ibu hamil
dengan kondisi ini harus memastikan bahwa dia bisa mendapatkan
posisi yang nyaman selama prosedur gigi. Ini juga ide yang baik
untuk membatasi panjang kunjungan. Terlepas dari trimester,
pengobatan gigi yang mendesak tidak harus menunggu. Contoh
masalah gigi mendesak termasuk gigi patah, infeksi atau masalah lain
yang menyebabkan rasa sakit.Cara terbaik adalah untuk menghindari
menggunakan obat-obatan selama kehamilan. Dalam situasi di mana
mereka benar-benar diperlukan, antibiotik umum dan obat nyeri
dapat digunakan. Mereka harus digunakan dalam jumlah terkecil
yang mungkin untuk mencapai hasil. Dokter gigi dapat berkonsultasi
dengan dokter kandungan sebelum meresepkan antibiotik atau obat
nyeri.
Sinar-X harus dihindari selama kehamilan. Namun, jika
mereka dibutuhkan untuk mengobati gigi darurat, dokter gigi akan
mengambil langkah-langkah untuk melindungi ibu hamil dan janin
34
nya. Ibu hamilakan ditutupi dengan apron timbal, dengan itu, ibu
hamil akan terpapar sinar X hanya yang diperlukan saja. Jika ibu
hamil mengalami gigi berdarah, gusi berdarah, gusi bengkak, nyeri
gusi atau sakit gigi, segeralah mengunjungi dokter gigisehinggadapat
mendiagnosa masalah. Ketikamengunjungi, pastikan untuk
memberitahu dokter gigi bahwa ibu sedang dalam kehamilan.
Anestesi lokal dan nitrous oxide sedasi untuk prosedur yang
diperlukan dapat digunakan selama kehamilan (Aetna, 2002-2016 ).
6. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut
Kelainan-kelainan yang sering terjadi pada gigi dan mulut ibu hamil
diantaranya adalah gigi berlubang dan pembengkakan gusi :
a. Gigi berlubang (karies gigi) terjadi akibat malasnya ibu hamil untuk
memelihara kebersihan gigi dan mulut ketika masa kehamilan dapat
menimbulkan kerusakan pada gigi dengan ditandai adanya gigi
berlubang (karies gigi) dan ditambah juga dengan kesenangan untuk
makan buah-buahan yang asam yang akan mempermudah terjadinya
kerusakan pada gigi.
b. Pembengkakan pada gusi (gingivitis) sering terjadi pada masa
kehamilan akibat gangguan keseimbangan hormonal yang
menyebabkan pembengkakan pada gusi. Bila kebersihan gigi dan
mulut ibu hamil kurang terpelihara dengan baik akan timbul
peradangan pada gusi, gusi akan membengkak dan mudah berdarah
35
sehingga menyebabkan gangguan pada waktu mengunyah (Depkes
RI., 2008; Dodoh, 2006).
Jenis-jenis penyakit gigi dan mulut yang sering dialami oleh ibu hamil
diantaranya adalah ( Better, 2015 ) :
a. Gingivitis
Gingivitis biasanya tidak akan timbul pada masa kehamilan
bila rongga mulut dapat dipertahankan dalam keadaan bersih.
Inflamasi gingival yang disebabkan karena kebersihan mulut yang
buruk, jaringan memberi respon yang berlebihan terhadap perubahan
hormonal yang berhubungan dengan kehamilan.
Gingival akan menjadi bengkak, berwarna merah terang,
sensitif dan mudah berdarah secara spontan, terlihat adanya
peningkatan eksudatgingival dan mobilitas gigi. Perubahan ini dimulai
sejak bulan kedua kehamilan. Setelah melahirkan akan berkurang.
36
b. Penyakit Periodontal
1) Pengertian penyakit jaringan periodontal
Penyakit jaringan periodontal adalah penyakit yang
mengenai jaringan periodontal.
2) Penyebab penyakit periodontal
i. Bersifat lokal, yaitu penyebab yang bersumber di
dalam rongga mulut disebut jaringan periodontal efek
langsung (faktor ini meurpakan penyebab utama yaitu
plak dan kalkulus).
ii. Bersifat sistimatik, yaitu penyebab yang bersumber di
tempat lain di dalam merupakan faktor yang
mempunyai pengaruh terhadap jalannya penyakit,
penyebab tidak langsung.
3) Macam-macam penyakit periodontal dan akibatnya
i. Penyakit periodontal yang dapat timbul karena
adanya rangsangan plak dan kalkulus yaitu 1)
gingivitis, radang gusi; 2) periodontitis, radang gusi
dan jaringan periodontal lainnya: yaitu serat-serat
periodontal dan tulang alveolus.
ii. Akibat lanjut dari penyakit periodontal yang tidak di
rawat mengakibatkan:
(a) gusi mudah berdarah,
(b) napas yang berbau,
37
(c) goyangnya gigi,
(d) rasa sakit waktu mengunyah,
(e) gusi bengkak dan keluar nanah dari leher gigi,
(f) terlepasnya gigi.
4) Cara pencegahan dan perawatan penyakit periodontal
i. Koordinasi dan kooperatif (kerjasama) yang baik dan
erat antara dokter gigi, pembantu dokter gigi, dan
pasien.
ii. DHE (Dental Health Education) pada pasien, di
mana pasien diberi petunjuk tentang cara-cara
memelihara gigi dan jaringan pendukungnya
(penggunaan sikat gigi atau alat sejenisnya)
c. Halitosis (Bau Mulut)
Ibu hamil juga seringkali tidak memperhatikan bahwa bau
mulutnya tidak sedap. Itu juga mitos, akan tetapi karena kurang
menjaga kebersihan mulutnya. Bau mulut yang tidak sedap bisa
disebabkan dari mulut sendiri atau dari bagian lain mulut lewat
pernafasan menyebabkan bau mulut tidak enak juga.
Bila bau mulut yang tidak enak itu berasal dari mulut sendiri
disebut odor vetor ex ore. Kalau berasal dari bagian lain dari mulut,
disebut halitosis. Keadaan gigi yang buruk, seperti kerowok dan
meradang, bisa radang benak gigi (sumsum gigi/pulpa gigi), bisa juga
radang gusi, radang jaringan mukosa mulut lainnya. Apalagi banyak
38
karang gigi, menyebabkan bau mulut tidak sedap. Disamping itu
keadaan tubuh yang tidaks sehat, seperti kelainan pencernaan juga
dapat menyebabkan bau mulut tidaks sedap. Terhembuskan waktu
berbicara bersama nafas.
Kekurangan vitamin B6 juga menyebabkan bau mulut tidak
enak. Juga orang menderita beberapa jenis penyakit khas seperti
diabetes mellitus menyebarkan bau khas, yang kurang sedap. Apalagi
penyakit yang berhubungan dengan jalan nafas, seperti penyakit pada
paru-paru, jalan nafas sendiri, tenggorokan dll. Kelainan pada daerah
telinga, hidung, tenggorok, juga bisa menyebabkan bau mulut tak
sedap ini.Bau mulut yang tidak sedap sangat erat juga berkaitan
dengan bau badan yang tidak sedap. Mungkin ada orang mengeluh,
“ibu itu lagi hamil, mana keringat tak sedap, apa lagi bau nafasnya”.
Oleh karena itu beberapa serat untuk menjaga bau mulut yang tidak
sedap bagi ibu hamil adalah sebagai berikut:
a) Jagalah kesehatan gigi dan mulut sebaik-baiknya.
b) Olahraga ringan dan rutin sesuai petunjuk bidan untuk senam
hamil.
c) Bila terjadi keadaan bau mulut benar-benar mencolok tidak
enak dan mengganggu, periksalah pada dokter gigi dan
dokter Ahli THT. Bila belum berhasil lakukan check
kesehatan secara menyeluruh, melalui dokter kebidanan.
39
d) Jangan lupa sering memakai obat kumur untuk menjaga
kesehatan mulut. Obat kumur sangat baik dalam
memusnahkan kuman, meskipun kuman dalam mulut tidak
dapat dimusnahkan secara total. Obat kumur sangat baik
dalam memusnahkan kuman dalam mulut sebanyak 75%.
Sedangkan berkumur dengan air biasa dapat menurunkan
kuman sebanyak 20%. Obat kumur yang murah adalah air
garam hangat, karena air garam mengandung khlor yang
dapat membunuh kuman. Atau rebusan daun sirih. Daun sirih
mengandung antiseptis yang khas kuat untuk bakteri mulut.
d. Stomatitis (Sariawan)
Seorang ibu hamil mengeluh kesakitan, jengkel tak habis-
habisnya, karena sariawan menyerang mukosa mulutnya, dibagian
lidah, gusi dan lainnya, padahal semasa tidak hamil, amat jarang
terserang penyakit ini. Memang, ada kalanya amat jarang terserang
penyakit ini. Memang, ada kalanya semasa tidak hamil pun, bahkan
kaum pria ada yang mempunyai bakat terkena sariawan terus menerus,
Orang Jawa menyebutnya lumpangen. Lumpangen ini kalau dibiarkan
dalam tempo sekitar 7 – 10 hari mungkin akan sembuh sendiri.
Sebenarnya tergantung daya tahan tubuhnya. Ini juga bukan mitos,
kalau ibu hamil suka terserang penyakit sariawan atau stomatitis ini.
Tetapi memang sakitnya menjengkelkan sekali. Kadang-kadang
bahkan dapat menyebabkan kelenjar limfe di bagian bawah tulang
40
rahang bawah meradang, sehingga terjadi pembengkakan. Bahkan bisa
mengenai syaraf dinagian bagian dalam dari pipi, sehingga terjadi
komplikasi (penyulut) migrain kambuh, sebelah dari kepala ikut terasa
sakit.
Mula-mula sariawan ini kecil saja, tetapi makin lama makin
besar. Luka yang membulat memutih dikelilingi oleh keadaan selaput
lendir yang memerah. Sebab-sebab yang lazim adalah keadaan
tertekan (stress), alergi, keadaan hormon tubuh yang tiad seimbang
terutama pada ibu hamil, bisa mempermudah terjadinya sariawan ini.
Demikian juga kekurangan vitamin C, sangat lazim. Kekurangan
vitamin C yang berat mengakibatkan penyakit skorbut pada mulut,
dengan ciri-ciri sariawan yang berat. Pada penyakit skorbut yang
disebut juga penyakit Moller Barrow, disamping sariawan berat, akan
disertai bintik-bintik merah pada kulit, terutama sekitar panggul, paha,
dada dan tangan. Hal ini disebabkan rapuhnya pembuluh darah perifer
atau tepian tubuh.
Kondisi-kondisi seperti disebutkan di atas, termasuk
kekurangan vitamin C, tersebut menyebabkan daya tahan tubuh
menurun, sehingga bibit penyakit menyerang jaringan mukosa mulut,
terjadilah sariawan (stomatitis). Karena itu beberapa nasehat dibawah
ini perlu diperhatikan:
41
1) Periksalah ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan mulut,
seterusnya jagalah kesehatan mulut dan gigi sebaik
mungkin.
2) Biasakan berkumur dengan obat kumur setiap bangun tidur.
Juga hendak tidur bila mau, sangat baik. Obat kumur yang
murah adalah air garam hangat atau rebusan daun sirih.
3) Makanan harus dijaga nilai gizinya yang lengkap seimbang
seperti diutarakan di atas bagi ibu hamil.
7. Pengaruh Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Kehamilan
Gigi berlubang yang tidak dirawat akan menyebabkan masalah
sistemik selama kehamila dan dapat menyebabkan kelahiran prematur dan
berat bayi lahi rendah (BBLR). Gigi berlubang yang tidak dirawat tersebut
dapat menyebabkan indikasi pencabutan yang dilakukan pada saat kehamilan.
Tindaka pencabutan gigi pada saat kehamilan harus dihindari karena dapat
membahaykan janin akibat penggunaan obat anastesi atau timbulnya stress
pada ibu hamil saat pencabutan gigi ( Kementrian Kesehatan RI,2012) .
Perubahan hormonal pada saat kehamilan yang disertai adanya faktor
lokal seperti plak atau karang gigi akan menimbulkan pembesaran dan atau
peradangan pada gusi. Keadaan ini akan diperberat oleh kondisi gigi dan
mulut sebelum kehamilan yang sudah buruk (DepKes RI, 2012) .
Studi epidemiologi baru-baru ini sebagian besar mendukung hubungan
yang kuat antara kesehatan mulut dan hasil kehamilan yang merugikan,
42
sementara beberapa kontroversi masih tetap. Dalam sebuah studi casecontrol
terdiri dari 161 wanita Kaukasia sistemik sehat di Hungaria, hubungan yang
signifikan yang ditemukan antara kelahiran prematur dan awal periodontitis
kronis lokal (Radnai et al., 2006). Kriteria untuk mendiagnosis periodontitis
digunakan dalam penelitian ini adalah: pendarahan pada ≥ 50% dari gigi
diperiksa, dan setidaknya satu situs menyelidik kedalaman ≥ 4 mm. Dua
kasus-kontrol studie melibatkan ibu hamil India dan Yordania, masing-
masing, melaporkan temuan yang konsisten (Kushtagi et al, 2008;. Khader et
al, 2009.). Sebuah studi terpisah yang dilakukan di Australia melaporkan
bahwa penyakit periodontal secara signifikan berhubungan dengan kematian
perinatal (Shub et al., 2009). Hubungan seperti itu tidak didukung oleh sebuah
penelitian di Amerika Serikat atau lain yang melibatkan perempuan Thailand
(Durand et al, 2009;. Lohsoonthorn et al, 2009.). Dalam penelitian di AS,
bagaimanapun, meskipun penyakit periodontal tidak ditemukan terkait dengan
kelahiran prematur, rendahnya tingkat Lactobacilli dalam saliva dikaitkan
dengan kelahiran prematur (Durand et al., 2009). Sebuah studi sebelumnya
juga melaporkan bahwa saliva Actinomyces naeslundii genospecies 2 dan
tingkat Lactobacillus casei dapat digunakan untuk memprediksi hasil
kelahiran (Dasanayake et al., 2005). Temuan ini mewakili pergeseran dari
penyakit periodontal ke bakteri mulut, yang dapat digunakan untuk diagnosis
dini dan prediksi hasil kelahiran ( Y. W. Han, 2011).
Di dalam rongga mulut terdapat beberapa barier untuk mencegah
penetrasi bakteri dari plak gigi ke jaringan
43
a. Barier fisik pada permukaan epitel mukosa
b. Peptide pada epitel mukosa mulut
c. Barier elektrik dimana terdapat beda muatan pada dinding sel antara
pejamu dan mikroba
d. Barier imunologi dari sel-sel pembentuk antibody
e. Sistem retikuloendotelial (barier fagosit).
Pada keadaan normal, sistem barier ini akan bekerja bersama-sama untuk
mencegah dan mengurangi penetrasi bakteri. Penurunan daya tahan tubuh
secara sistemik atau gangguan microbial loka, misalnya kebersihan mulut
buruk, maka bekteri dan produk nya yang merupakan antigen dan faktorn
viulen (lipopolisakarida=LPS) mengadakan interkasi dengan epitel saki gusi,
dengan mekanisme invasi, eksotoksin, endotoksin dan enzim. Tubuh
mengadakan respons imunologis dengan aktivasi sel B, sel T dan
polimorfonuklear leukosit (PMN). Sel epitel yang teraktivasi akan melepaskan
mediator inflamasi IL-1, IL-8, prostaglandin E2 (PGE2),
matrismetaloproteinase (MMP) dan tumornecrotic faktor (TNF), yang
merupakan respons paling awal terhadap stimuli bakteri dan meyebabkan
gangguan metabolism jaringan ikat dan tulang yang tampak sebagai tanda
klinis awal radang jaringan gingival atau gingivitis.
Proses inflamasi dapat menjalar ke jaringan di bawahnya, terjadi
peningkatan permeabilitas vascular dan pembebasan agen aktivasi leukosit
spesifik. Hal ini menyebabkan peningkatan kerudakan komponen plasma
44
dalam cairan saku gusi dan terjadi ekstravasasi leukosit. Adanyan LPS atau
IL-1 dan TNF , sel endotel mikrosirkulasi teraktivasi, pembuluh mengalamu
inflamasi, vasodilatasi dan aliran darah menjadi lambat. Hubungan sel endotel
terbuka dan cairan kaya protein keluar, tertimbun pada matriks ekstraselluler.
Peningkatan leukosit, monosit dan aktivasi makrofag menghasilkan mediator
respon imun dan respons radang jaringan penyangga gigi, serta substansi
kemotaktik, dan selamjutnya proses radang ini akan menyebar secara sistemuk
ke seluruh tubuh. Pada ibu hamil, proses penyebaran infeksi dengan
peningkatan mediator proinflamasi pada sirkulasi secara imunologik dapat
melewati barier plasenta, menyebabkan meningkatnya kadar IL-1β, TNF-
α,IL-6, PGE2 dalam cairan amnion, dapat menyebabkan bayi lahir kurang
bulan atau bayi BBLR (Oedijani Santoso, 2009) .
8. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Bagi Ibu Hamil
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bermanfaat untuk menjaga
kondisi janin agar tetap tumbuh dan berkembang secara sehat dan sempruna,
serta mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan berat badan tidak normal
atau kelahiran prematur. Selama kehamilan sangat penitng untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut sehingga fungsi pengunyahan tetap baik dan asupan
gigi tetap baik dan ibu hamil tetap sehat, serta mencegah penyakit gigi dan
mulut menjadi lebih parah.
Makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan kesehatan tubuh secara
keseluruhan ialah makanan yang banyak megandung serat, seperti buah-
45
buahan dan sayuran. Selain baik untuk pencernaan, makanan yang berserat
juga secara tidak langsung dapat membersihkan sisa makanan yang lengekt
dan menempel pada gigi.
Untuk mencegah timbulnya gangguan di rongga mulut selama masa
kehamlan, perlu diciptakan tingakt kebersihan mulut yang optimal.
Pelaksanaan program kontrol plak penting dilakukan untuk mencegah
terjadinya karties gigi dan peradangan gusi akibat iritasi lokal.
Ada bebrapa al yang pelru ditekankan kepada ibu hamil dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama
masa kehamilan, yaitu :
a) Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah, segera bersihkan mulut
dengan berkumur-kumur dengan secangkir air ditambah 1 sendok teh
soda kue (sodium bikarbonat) dan menyikat gigi 1 jam setelah muntah.
b) Mengatur pola makan sesuai dengan pedoman gizi seimbang atau
angka kecukupan gizi dan membatasi makanan yang mengandung
gula.
c) Menyikat gigi secara teratur dan benar minimal 2 kali sehari, pagi
setelah sarapan dan malam sbelum tidur.
d) Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi karena kunjungan
ke dokter gigi pada masa kehamilan bukanlah hal yang kontraindikasi
(Kementrian Kesehatan RI, 2012).
46
C. Penelitian Terkait
Berikut ini adalah beberapa penelitain terkait pengetahuan dengan sikap ibu
hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Diana (2010) di Medan
menunjukkan bahwa ibu hamil belum memiliki pengetahuan, sikap dan
perilaku yang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.
Responden sebanyak 100 ibu hamil yang berkunjung ke Poliklinik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hanya 5% ibu hamil mengetahui
kehamilan dapat mempengaruhi gusi dan gigi, dan hanya 3% responden
yang mengetahui penyakit mulut dapat mempengaruhi kesehatan janin.
Sebesar 79% responden berpendapat bahwa kehamilan tidak
menyebabkan kehilangan kalsium gigi ibu. Hanya 4% responden yang
menerima promosi kesehatan gigi dan mulut, dan hanya 8% responden
yang berkunjung ke dokter gigi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Natalie J Thomas di Australia (2008)
dengan responden semuawanitayang melahirkanbayi hidupyang
lahirdiRumah Sakit Anak, Adelaide, selama periode limabulan. Hasil
penelitian nya adalah Kebanyakan wanita yang memiliki pengetahuan
tentang kesehatan gigi dan mulut. Kurangnya pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut itu sangat terkait dengan wanita dengan prestasi
pendidikan yang lebih rendah dan latar belakang sosial ekonomi rendah.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wulan PJ dengan responden 50 ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pemeliharaan
47
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Bahu Manado tergolong
baik, dengan perolehan skor 473 (78,8%), sikap pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Bahu Manado tergolong baik,
dengan perolehan skor 558 (93%), dan tindakan pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Bahu Manado tergolong baik,
dengan perolehan skor 502 (83,7%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah
pengetahuan, sikap, tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu
hamil di Puskesmas Bahu Manado tergolong baik.
48
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Modifikasi Lawrence Green dalam Teori Notoatmodjo, 2010,
Notoatmodjo, 2010, Azwar, Saifuddin. (2009), Kementrian Kesehatan RI (2012),
Hajekazemi, 2008).
Kesehatan gigi dan mulut
terjaga selama masa kehamilan
IBU HAMIL
Mengalami perubahan
anatomi dan fisiologi meliputi
:
Sistem Pencernaan
Masalah yang timbul :
1. Gusi berdarah
2. Gusi bengkak
3. Gigi berlubang
4. Kerusakan gigi lainnya
Pengetahuan ibu hamil terthadap kesehatan gigi dan
mulut , meliputi :
1. Ciri-Ciri Gigi Sehat
2. Perawatan Gigi Pada
Kehamilan
3. Cara Menjaga
Kesehatan Gigi Dan
Mulut Selama
Kehamilan
4. Pengaruh Kesehatan
Gigi Dan Mulut Pada
Kehamilan
5. Pentingnya
Pemeliharaan
Kesehatan Gigi Dan
Mulut Bagi Ibu Hamil
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan : • Umur
• Intelegensi
• Lingkungan
• Sosial budaya
• Pendidikan
• Informasi
• Pengalaman
49
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Dalam
kerangka konsep tersebut dilakukan dengan dua pendekatan yaitu dengan
melihat hubungan variable independen (Tingkat pengetahuan) dengan
dependent (Kesehatan gigi dan mulut) dan melalui pendekatan input-output
(Wasis, 2008).
Variable independen (variable bebas) merupakan variable yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependen (variable
terikat).Variable dependen (variable terikat) merupakan variable yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena variable bebas (Hidayat, 2007).,
maka kerangka konsep penelitian ini adalah :
Variabel Independen
Kesehatan gigi dan mulut selama
kehamilan.
Variabel Dependen
Tingkat pengetahuan ibu hamil
terhadap kesehatan gigi dan mulut
selama kehamilan.
Bagan3.1 Kerangka Konsep Penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap
Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Kehamilan di Puskesmas CiputatTangerang Selatan.
50
2. Definisi Operasional
Table 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Pengetahuan Hal-hal yang diketahui responden berkaitan dengan terhadap
kesehatan gigi dan mulut , meliputi :
1. Ciri-Ciri Gigi Sehat
2. Perawatan Gigi Pada Kehamilan
3. Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama
Kehamilan
4. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut
5. Pengaruh Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada
Kehamilan
6. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan
Mulut Bagi Ibu Hamil
Menghitung skor pada
pertanyaan yang sudah
dijawab responden
Skala Kuesioner
Guttman
Hasil uji distribusi
ditemukan distribusi normal
makan hasil ukur nya
menggunakan mean yaitu
15.38
a. Dikatakan baik
≥15.38
b. Dikatakan buruk
<15.38
(Sutanto Priyono,
2007)
Ordinal
Kesehatan gigi
dan mulut
Penilaian kesebardaan debris dan kalkulus dalam rongga
mulut ibu hamil
Menghitung skor
pada pertanyaan yang
sudah dijawab
responden
OHI-S
(Oral Hygine
Index-
Simplified)
Hasil uji distribusi
ditemukan distribusi normal
makan hasil ukur nya
menggunakan mean yaitu
4.17
a. Dikatakan baik
≥4.17
b. Dikatakan buruk
<4.17
(Sutanto Priyono, 2007)
Ordinal
51
3. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep dan tujuan maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. H1 = Tidak Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan
Gigi dan Mulut Selama Kehamilan Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
52
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. DesainPenelitian
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan menggunakan desain cross
sectional (potong lintang) yakni melakukan penelitian pada waktu yang bersamaan
untuk menghubungkan antara variabel independent (bebas) dan variabel dependent
(terikat) yang diteliti terhadap sampel dan populasi yang ditentukan. Variabel
independen ini adalah tingkat pengetahuan, dan variabel dependent dalam penelitian
ini adalah kesehatan gigi dan mulut.
Tujuannya untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil
terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan dengan cara mengajukan
pertanyaan melalui kuesioner yang akan dijawab oleh ibu hamil di
PuskesmasCiputat-Tangerang Selatan.
B. Lokasi Dan WaktuPenelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
yang terletak di Jl. Ki Hajar Dewantara NO.7, Kecamatan Ciputat. Waktu penelitian
akan dilakukan pada bulan April 2015.
53
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Populasi
dirumuskan sebagai populasi finite (terbatas) dan populasi infinite
(tidakterbatas) (Wasis, 2008). Populasi penelitian ini terdiri dari ibu yang
melakukan kunjungan di bulan Desember 2015 di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang
dianggap bias mewakili populasi. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam
sampel disebut unit sampel.
Teknik pengambilam sampel pada penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sesuai dengan
masalah dan tujuan peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal (Nursalam, 2008).
a. Kriteria sampel
Pengambilan sampel menggunakan kriteria inklusi dan tidak termasuk
kriteria ekskulusi sebagai berikut :
54
1. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian pada
populasi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
a) Kesadaran baik
b) Ibu hamil trimester I, II dan III yang berkunjung ke
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
c) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden
b. Jumlah sampel
Pada penelitian ini, penentuan besar sampel minimum yang
diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
{ √ ( ) √ ( ) ( )}
( )
Keterangan:
N = besar sampel yang diharapkan
Z1-α/ = nilai Z pada derajat kepercayaan 1-α/2 atau derajat kemaknaan
α pada uji dua sisi, derajat kemaknaan α yang digunakan adalah
5% sehingga nilai Z= 1,96
Z1-β = nilai Z pada kekuatan uji (power) 1-β, kekuatan uji yang
digunakan adalah 5% yaitu dengan nilai Z= 1,96
P = (P1+P2)/2
P1 = proporsi pengetahuan baik 4% (Gan Xia Shin, 2013)
P2 = proporsi pengetahuan tidak baik 40% (Gan Xia Shin, 2013)
55
n = 38
tambahan 10% sebagai cadangan sampel 38 x 3.8 = 41.8 (dibulatkan 42)
Setelah dilakukan pehitungan maka besar sampel (n)= 38 responden.
Selanjutnya ditambah 10% untuk mengantisipasi adanya kemungkinan hilangnya
data atau ketidaklengkapan kuesioner. Maka 38 x 10% = 3,8. Maka total sampel
dalam penelitian adalah 38 + 4 (pembulatan dari 3,8) = 42 responden.
D. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang akan dilakukan dalam penelitian
untuk pengambilan data (Notoatmodjo, 2010). Jenis instrument yang digunakan
pada penelitian ini adalah berupa kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner yang
terdiri dari tiga bagian, antaralain :
1. Kuesioner Demografi
Kuesioner demografi bertujuan untuk mengetahui karakteristik
responden, kuesioner demografi ini meliputi pertanyaan
umur,pendidikan, pekerjaan, umur kehamilan dan jumlah paritas.
2. Kuesioner Pengetahuan
Kuesioner pengetahuan berisi pertanyaan mengenai pengetahuan
tentang pengertian kesehatan gigi dan mulut, manfaat menjaga kesehatan
gigi dan mulut, akibat yang terjadi bila tidak menjaga kesehatan gigi dan
mulut, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.
56
Kuesioner ini menggunakan skala guttman dinilai dengan skor meliputi :
pertanyaan posistif 0 = Salah, 1 = Benar, Pertanyaan Negatif 0 = Benar,
1 = salah. Masing-masing aspek memiliki nilai terendah dan tertinggi.
Pengetahuan dikelompokan menjadi baikdan buruk. Cara untuk
menentukan data ini menggunakan teori dari Sutanto Priyono Hastono
(2007) yaitu Jika nilai distribusi normal maka menggunakan nilai mean
yaitu
a. Dikatakan pengetahuan baik jika nilai ≥ nilai mean
b. Dikatakan pengetahuan buruk jika nilai <nilai mean
3. Oral Hygiene Index Simplified
Kuesioner OHI-S berisi penilaian debris dan kalkulus.Masing-
masing pertanyaan mempunyai 4 pertanyaan dan masing-masing
mempunyai nilai.Kuesioner ini menggunakan penilaian nya
sendiri.Untuk penilaian debris dan calculus sama-sama menggunakan
rumus “jumlah debris atau kalkulus dibagi jumlah gigi yang diperiksa”.
Oral Hygiena Index Simplified (OHI-S) oleh Greene dan Vermillion
dikelompokkan menjadi baik, sedang, dan buruk. Cara untuk
menentukan data ini menggunakan teori dari Sutanto Priyono Hastono
(2007) yaitu Jika nilai distribusi normal maka menggunakan nilai mean
yaitu
57
a. Dikatakan kesehatan gigi dan mulut baik jika nilai> nilai
mean
b. Dikatakan kesehatan gigi dan mulut buruk jika nilai <nilai
mean
Table 4.1
Uraian Kuesioner Penelitian
Variabel Parameter Jumlah
Pernyataan Nomer kuesioner
Data demografi
(kuesioner I)
Nama, umur, suku bangsa,
usia kehamilan, pendidikan,
pekerjaan, dan jumlah paritas.
7 1,2,3,4,5,6,7
Pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut
selama kehamilan
Ciri-Ciri Gigi Sehat
1 9
Perawatan Gigi Pada
Kehamilan 8 2,3,5,7,8,18,19
Cara Menjaga Kesehatan Gigi
Dan Mulut Selama Kehamilan
10 2,3,5,6,7,9,10,11,12,13,14
15,16,17,18,19,20,21
Akibat Tidak Menjaga
Kebersihan Gigi Dan Mulut
2 1,4.
Pengaruh Kesehatan Gigi Dan
Mulut Pada Kehamilan
2 1,4
Pentingnya Pemeliharaan
Kesehatan Gigi Dan Mulut
Bagi Ibu Hamil
3 5,6,10
Kesehatan gigi dan
mulut
Debris 1 1
Kalkulus 1 2
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum pengumpulan data penelitian, peneliti telah melakukan uji validitas dan
reliabilitas terhadap instrument yang akan digunakan.
58
1. Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan apakah alat ukur yang
digunakan dalam penelitian benar-benar mengukur apa yang diukur
(Notoatmodjo, 2010). Untuk dapat melakukan uji validitas yaitu menggunakan
kolerasi pearson product moment, sebagai berikut (Raharjo, 2013
danRiwidikdo, 2009) :
(∑ ) (∑ )(∑ )
√* ∑ ( ∑ ) + * ∑ ( ∑ ) +
Keterangan :
r = koefisien korelasi
N = jumlah responden
X= skortiap item pertanyaan
Y= skor total
Uji validitas yang dilakukan adalah ujivaliditas item, validitas item
ditunjukkan dengan adanya kolerasi atau dukungan terhadap item total (skor
total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkolerasikan antara skor item
dengan skor total item, sehingga diperoleh suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk
menentukan apakah suatu item dalam instrument atau kuesioner layak
digunakan atau tidak (Riwidikdo, 2009).
59
Uji validitas kuesioner tingkat pengetahuan dan OHI-S (Oral
Hygiene Index Simplified) dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
pada bulan Maret 2016. Jumlah responden yang digunakan dalam uji
validitas adalah 34 responden Ibu Hamil trimester I, II, dan III. Lokasi
tersebut berbeda dengan lokasi penelitian, sehingga responden tidak akan
sama dengan responden penelitian. Metode uji validitas menggunakan
Korelasi Pearson Product Moment dengan kekuatan kevalidan instrument
apablia nilai rhitung>rtabel (0,291) pada N=34 atau nilai signifikan 5%dan pada
pertanyaan yang tidak valid maka di lakukan modifikasi uji Judgement
Expert oleh seseorang yang expert dalam keperawatan maternitas. Lampiran
hasil uji validitas pada keusioner pengetahuan dan OHI-S sebagai berikut :
Table 4.2
Uraian Hasil Uji Vaiditas Kuesioner Penelitian
Pernyataan rtabel Hasil uji Valid/tidak valid
KUESIONER PENGETAHUAN
P1 (0,291) .097
tidak valid
P2 (0,291) .295
Valid
P3 (0,291) .187 tidak valid
P4 (0,291) .253 tidak valid
P5 (0,291) .061 tidak valid
P6 (0,291) .319 Valid
P7 (0,291) A tidak valid
P8 (0,291) A tidak valid
P9 (0,291) A tidak valid
P10 (0,291) .296 Valid
P11 (0,291) .574 Valid
P12 (0,291) .563 Valid
P13 (0,291) .674 Valid
P14 (0,291) .033 tidak valid
P15 (0,291) .403* Valid
P16 (0,291) .071 tidak valid
P17 (0,291) .650 Valid
60
P18 (0,291) .300 Valid
P19 (0,291) .502 Valid
P20 (0,291) .633 Valid
P21 (0,291) .388**
Valid
KUESIONER OHIS
P1 (0,291) .856**
Valid
P2 (0,291) .911**
Valid
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan apakah suatu alat
pengukur dalam penelitian dapat dipercaya (Notoatmodjo, 2010). Hal ini
berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dari instrument tersebut
tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Kuesioner sebagai alat ukur gejala-gejala social (nonfisik) harus
memiliki reliabilitas yang tinggi (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas untuk
instrument sikap menggunakan bantuan software computer dengan rumus
Alpha Cronbach, suatu variable dikatakan reliabel jika Alpha Cronbach> 0,6
(Hidayat, 2008).
Kualitas data penelitian ditentukan oleh hasil pengukuran
realiabilitas instrument. Uji coba kuesioner ini dilakukan pada 34 orang
responden ibu hamil di Puskesmas Pisangan-Ciputat pada bulan Maret 2016.
Uji reliabilitas kuesioner Tingkat Pengetahuan menggunakan croanbach
alpha. Hasil uji reliabilitas di dapatkan cronbach alpha (0,675) dan uji
reliabilitas untuk kuesioner Oral Hygiene Index Simplified (OHI-
61
S)didapatkan cronbach alpha(0,883). Berdasarkan hasil tersebut maka item
pernyataan yang merupakan dimensi variabel dukungan dinyatakan reliabel
karena cronbach alpha>0,6, sebagai berikut :
Table 4.2
Uraian Hasil Uji Vaiditas Kuesioner Penelitian
Kuesioner cronbach alpha Hasil uji Keterangan
Pengetahuan >0,6 .675 Reliabel
OHI-S >0,6 .883 Reliabel
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data
1. Langkah pertama, peneliti mengajukan surat izin dari fakultas untuk diberikan
kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mengenai izin
mengambil data dan melakukan penelitian di Puskesmas Ciputat Tangerang
Selatan.
2. Langkah kedua, peneliti memberikan surat atas izin yang sudah diberikan oleh
Dinas Kesehatan untuk dilaporkan ke Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
3. Peneliti mengambil data dari pihak penanggungjawab bagian Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) berupa data akumulasi yaitu data mengenai jumlah kunjungan ibu
hamil K1 dan K4 selama Januari-Desember 2015 ke Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan.
4. Peneliti mendapatkan pelatihan tata cara pemeriksaan gigi dan mulut oleh
Dokter Gigi dan Perawat Gigi di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
62
5. Setelah responden penelitian didapatkan, langkah selanjutnya adalah
memberikan lembar persetujuan (informed consent) dengan tanpa paksaan.
Setelah itu peneliti memberikan kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas
dan reliabilitas.
6. Setelah kuesioner diisi, peneliti memeriksa kembali kuisioner yang sudah diisi
oleh Ibu Hamil di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan yang menjadi
responden.
7. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut oleh peneliti yang
sudah mendapatkan pelatihan tata cara pemeriksaan oleh Dokter Gigi dan
Perawat gigi. Penilaian dengan kuesioner OHI-S pemeriksaan debris dan
kalkulus dan diisi penilaiannya.
8. Setelah lembar kuesioner terkumpul lengkap, selanjutnya dilakukan pengolahan
data menggunakan program computer.
G. Pengolahan Data
Menurut Hasan, 2006, pengolahan data adalah suatu proses dalam
memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara
atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data mentah
dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah
untuk pengkajian lebih lanjut. Selanjutnya tahap-tahap dalam proses pengolahan
data penelitian menurut (Notoatmodjo, 2010):
63
1. Editing
Editing merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuesioner. Apabila ada jawaban yang belum lengkap, jika memungkinkan perlu
pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut. Tetapi
apabila tidak lengkap memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya tidak
lengkap tersebut tidak diolah.
2. Coding
Coding merupakan proses mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data berbentuk angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010).
3. Data Entry
Data Entry yakni memasukkan jawaban-jawaban dari responden yang dalam
bentuk angka atau huruf kedalam program software computer. Program untuk
entry data pada penelitian ini menggunakan software statistic.
4. Cleaning
Proses cleansing (pembersihan data) yakni dilakukan setelah semua data dari
responden selesai dimasukkan, kemudian perlu dicek kembali kemungkinan
adanya kesalahan kode dan ketidaklengkapan selanjutnya dilakukan koreksi atau
pembetulan (Notoatmodjo, 2010).
H. Analisa Data
1. Analisa Univariat
64
Tujuan analisa univariat adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variable penelitian (Notoatmodjo, 2010).
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variable yang diduga mempunyai
hubungan atau kolerasi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini analisa bivariat
dilakukan terhadap variable independent dan dependent. Analisa data yang
digunakan yaitu menggunakan uji chi-square (Fisher Exact) karena variabel
independent dan variabel dependent berskala ordinal,tabel 3x3 dan nilai
Expected (harapan) >0,05.
I. Etika Penelitian
Penelitian ini menerapkan prinsip etis dalam penelitian (Nursalam, 2008),
sebagaiberikut :
1. Prinsip manfaat
a. Penelitian ini dilaksanakan tidak menimbulkan penderitaan bagi subjek
penelitian.
b. Informasi yang telah diberikan oleh subjek, tidak akan dipergunakan untuk
hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia
a. Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi
subjek ataupun tidak, tanpa adanya sanksi apapun.
65
b. Subjek mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian
yang akan dilakukan.
3. Prinsip Keadilan
a. Subjek diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah ke
ikut sertaannya dalam penelitian tanpa adanya deksriminasi.
b. Penelitian ini akan dijaga kerahasiaanya dengan tidak mengikutsertakan
nama dari subjek.
66
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan hasil penelitian tentang hubungan tingkat
pengetahuan ibu terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan. Penelitian dilakukan
pada bulan April 2016 pada 45 responden ibu hamil. Sebanyak 47 kuesioner di
distribusikan, dan hanya 45 kuesioner yang dianalisis.
A. Gambaran Umum Puskesmas Ciputat
1. Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
Sejarah berdirinya Puseksmas Ciputat berawal dari balai pengobatan
yang dipimpin oleh H. Kamsaru Kadri tamatan Sekolah Perawat RSUP
Jakarta tahun 1935. Puskesmas ciputat terletak ±6 Km sebelah utara Kota
Tangerang Selatan yakni di Jalan Ki Hajar Dewantara No.07 Kelurahan
Ciputat, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten.
Puskesmas Ciputat dibangun diatas tanah seluas 693 m2.
Wilayah kerja puskesmas Ciputat terdiri dari 2 kelurahan yakni
kelurahan Ciputat dan kelurahanCipayung. Kegiatan pelayanan di pusatkan
di lantai 1 (satu) sedangkan lantai 2 (dua) difungsikan sebagai ruang
pimpinan, staff, data, dan ruang rapat. Di lantai 2 (dua) juga terdapat ruang
67
pelayanan pengobatan TB Paru, klinik sanitasi, klinik Pusat Terapi Rumatan
Metadon ( PTRM ) dan laboratorium.
Menurut (DEPKES, 2014) Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas
atua posyandu ditunjukan kepada masyarakat atau penderita yang
berkunjung ke puskemas. Tujuan umum upaya kesehatan gigi dan mulut di
puskesmas yaitu tercapainya derajat kesehata gigi yang layak. Tujuan khusus
upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas yaitu :
1. Meningkatkan keadaan, sikap, dan perilaku masyakarat dalam
kemampuan pelihara diri (self care) di biang kesehatan gigi dan
mulut serta mencari pengobatan sedini mungkin.
2. Menurunya pravelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak
diderita masyakarat dengan upaya perlindungan atau pencegahan
tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan terutama
pada kelompok masyarakat yang rawan seperti ibu hamil dan
anak-anak.
3. Terhindarnya atau berkurangnya gangguan fungsi pengunyahan
akibat kerusakan gigi dan mulut.
2. Posyandu Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas ciputat yaitu di
beberapa posyandu sekitar puskesmas ciputat. Posyandu sekitar puskesmas
68
terdapat 2 wilayah yaitu kelurahan ciputat dan kelurahan cipayung.
Posyandu yang ada pada wilayah Kecamatan Ciputat berjumlah 35 posyandu
tersebar di kelurahan ciputat dan kelutahan cipayung (Assegaf, 2016).
Jumlah tenaga di posyandu dari puskesmas ada 3 sampai 4 tenaga
kesehatan terdiri dari 1 bidan coordinator, 1 tenaga pelaksanaan gizi,1 bidan
yang bertanggung jawab di kelas ibu hamil, dan 1 bidan yang melakukan
pemeriksaan untuk anak dan ibu hamil. Disetiap posyandu dibantu oleh para
ibu PKK (Kader) yang ada di masing-masing daerah dan jumlah kader yang
aktif 247 orang (Assegaf, 2016).
Dalam pelaksananya posyandu terkait dengan beberapa program
puskesmas yaitu Program Gizi, Imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak, KB dan
Promosi Kesehatan. Tempat pengambilan data di beberapa posyandu yaitu
posyandu salak II, dukuh II, belimbing, rambutan, delima, pisang ciputat,
pisang cipayung, sawo ciputat dan manggis.
Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas atau posyandu ditunjukan
kepada masyarakat atau penderita yang berkunjung ke puskemas. Salah satu
program upaya kesehatan pengembangan di puskesmas yang berkembang di
posyandu adalah program kesehatan gigi dan mulut. Program upaya
kesehatan gigi dan mulut di puskesmas atau posyandu terdiri atas pelayanan
kesehatan gigi di balai pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah
(UKGS), dan usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM) yang mana di
69
dalam UKGM terdapat pemeriksaa kesehatan gigi mulut dasar bagi ibu
hamil (Depkes, 2014).
B. Hasil Analisa Univariat
Analisaunivariatdilakukan
untukmendapatkangambarandistribusifrekuensiresponden sebanyak 45 orang.
Data univariatiniberkaitandengan variable bebas(independent variable)
berupatingkatpengetahuandan variable terikat(dependent variable)
yaknikesehatangigidanmulut yang masing-masingakan di
gambarkansecaraberturut-turut.
1. Karakteristik Responden
Karakterisrik responden penelitian ini meliputi usia, pendidikan terakhir,
status pekerjaan, jumlah kelahiran, dan usia kehamilan.Penelitian ini dilakukan
pada 45 responden yang memenuhi criteria inklusi penelitian. Hasil pengolahan
data akan ditampilkan dalam bentuk tabel-tabel. Adapun tabel karakteristik
responden sebagai berikut :
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Table 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan
Usia Frequensi Persen (%)
17-25 tahun 10 22.2
70
26-35 tahun 26 57.8
36-45 tahun 9 20.0
Total 45 100
Berdasarkan hasil tabel 5.1 mayoritas kelompok
responden berada pada usia dewasa awal (26-35 tahun)
sebanyak 26 responden (57.8 %), remaja akhir (17-25 tahun)
sebanyak 10 responden (22.2 %), dan dewasa akhir (36-45
tahun) sebanyak 9 responden (20%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Table 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
Tingkat Pendidikan Frequensi Persen (%)
Tidak Sekolah 0 0
SD 5 11.1
SMP 9 20.0
SMA 20 44.4
Perguruan Tinggi 11 24.4
Total 45 100
71
Berdasarkan tabel 5.2 tidak ada responden yang tidak sekolah
yaitu 0 responden (0 %). Sedangkan responden yang pendidikan
terakhir SD sebanyak 5 responden (11.1 %), pendidikan terakhir
SMP yaitu 9 responden (20 %), pendidikan terakhir SMA yaitu 20
responden (44.4%) dan yang pendidikan terakhir perguruan tinggi
yaitu 11 responden (24.4 %).
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Table 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas
Ciputat Tangerang Selatan
Pekerjaan Frequensi Persen (%)
Bekerja 4 8.9
Tidak bekerja 41 91.1
Total 45 100
Berdasarkan tabel.53. menggambarkan mayoritas responden
tidak bekerja. Jumlah responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak
41 responden (91.9 %). Sedangkan responden yang bekerja sebanyak
4 responden (8.9 %).
72
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Trimester Kehamilan
Table 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Trimester Kehamilan
di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
Berdasarkan tabel 5.4 Menggambarkan mayoritas responden
yaitu 22 responden pada trimester II (kehamilan 4-6 bulan). Jumlah
responden trimester I yaitu sebanyak 8 responden (17.8 %).
Sedangkan responden trimester III sebanyak 15 responden (33.3 %).
Dan kesehatan gigi dan mulut di masing-masing trimester berbeda,
trimester 1 sebanyak 3 responden (37.5%) dalam kondisi kesehatan
gigi dan mulut baik, 5 responden (62.5%) dalam kondisi kesehatan
gigi dan mulut buruk. Trimester 2 sebanyak 14 responden (67.6%)
Trimester
Kehamilan
Kesehatan Gigi Dan Mulut (Ohi-
S) frekuensi total
Baik Buruk
45 100.0
N % N % N %
Trimester 1 3 37.5 5 62.5 8 17.8
Trimester 2 14 63.6 8 36.4 22 48.9
Trimester 3 8 53.5 7 46.7 15 33.3
Total 25 55.6 20 44.4 45 100
73
dalam kondisi baik, 8 responden (36.4%) dalam kondisi kesehatan
gigi dan mulut buruk. Dan di trimester 3 sebanyak 8 responden
(53.3%) dalam kondisi kesehatan gigi dan mulut baik, 7 responden
(46.7%) dalam kondisi kesehatan gigi dan mulut buruk.
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kelahiran
Table 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kelahiran di
Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
Jumlah Kelahiran Frequensi Persen (%)
1 15 33.3
2 17 37.8
3 5 11.1
4 5 11.1
5 3 6.7
Total 45 100
Berdasarkan tabel.5.5. Menggambarkan mayoritas responden
pada jumlah paritas 2 yaitu 17 responden (37.8 %), jumlah paritas 1
yaitu 15 responden (33.3%), jumlah paritas 3 dan 4 sama yaitu 5
responden (11.1 %) dan jumlah paritas yang sedikit ada 3 responden
yaitu pada jumlah paritas 5 (6.7 %).
74
2. Tingkat Pengetahuan Responden
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan Gigi dan
Mulut Selama Kehamilan
Table 5.6
Gambaran Rata-Rata Skor Tingkat Pengetahuan Responden
Tingkat Pengetahuan Mean Median
Standart Deviasi Min-Max
15.38 16.00 2.648 10-21
Berdasarkan tabel 5.6 rata-rata skor pengetahuan pada ibu hamil
terhadap kesehatan gigi dan mulut adalah 15.38, sedangkan standar
deviasi nya 2.648 dengan nilai minimum 10 dan maximum 21.
Analisa univariat pada penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan hasil dari pengambilan data responden. Hal yang
dianalisa dalan penelitian ini yaitu mengenai tingkat pengetahuan ibu
terhadap kesehatan gigi dan mulut. Dalam menentukan kategori pada
variable tingkat pengetahuan ibu dilakukan uji distribusi normalitas,
dimana rumus yang digunakan yaitu uji Shapiro-Wilk dimana hasil
didapatkan yaitu 0.027 dan distribusi dinyatakan normal sehingga
menggunakan mean (Santoso, 2005). Nilai mean dalam penelitian ini
yaitu 15.38. Kategori tingkat pengetahuan menggunakan teori
75
(Arikunto,2006) dikatakan baik jika nilai 75-100, dikatakan cukup jika
nilai 56-75, dan jika dikatakan buruk dibawah 55.
Gambaran tingkat pengetahuan responden terhadap kesehatan gigi
dan mulut ibu hamil selama kehamilan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.7
Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Kesehatan
Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Selama Kehamilan
Tingkat Pengetahuan Frequensi Persen (%)
Baik 21 46.7
Kurang 24 53.3
Total 45 100
Berdasarkan tabel 5.7 jumlah responden dengan tingkat
pengetahuan baik berjumlah 21 responden (46.7%) , jumlah
responden yang tingkat pengetahuan kurang24 responden (53.3%).
3. Kesehatan gigi dan mulut responden
Gambaran Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil Selama Kehamilan
Table 5.8
Gambaran Rata-Rata Skor Tingkat Pengetahuan Responden
OHI-S Mean Median
Standart
Deviasi
Min-Max
4.17 5.00 1.761 0-6
76
Berdasarkan tabel 5.8 rata-rata skor OHI-S (Oral Health Implified
Simple) adalah 4.17, sedangkan standar deviasi 1.761 dengan nilai
minimum 0 dan maximum 6.
Gambaran kesehatan gigi dan mulut ibu hamil selama kehamilan
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.9
Gambaran kesehatan gigi dan mulut ibu hamil selama kehamilan
Kesehatan gigi dan mulut Frequensi Persen (%)
Baik 20 44.4
Kurang 25 55.6
Total 45 100
Berdasarkan tabel 5.9 jumlah responden dengan tingkat
kesehatan gigi dan mulut baik berjumlah 20 responden (44.4%),
jumlah responden yang tingkat kesehatan gigi dan mulut kurang baik
yaitu 25 responden (55.6%).
C. Hasil Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variable.
Uji bivariat ini menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%.
77
1. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi
dan mulut selama kehamilan
Untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak maka diperlukan uji
statistic menggunakan chi square, karena kedua variable merupakan data
ordinal (kategorik). Nilai P value yang diharapkan <0.05 sehingga uji
statitistik bermakna.
Tabel 5.10
Tabulasi Silang Responden Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama Kehamilan Di
Puskesmas Ciputat April 2016 (n=45)
Berdasarkan analisa diatas diketahui ibu hamil yang tingkat pengetahuan
baik dan kesehatan gigi dan mulut baik sebanyak 13.3 dari 21 responden
(54.2%). Kemudian ibu hamil yang tingkat pengetahuan baik dan kesehatan gigi
dan mulut buruk sebanyak 10.7 dari 21 responden (45.8%). Sedangkan ibu
hamil yang tingkat pengetahuan buruk dan kesehatan gigi dan mulut baik
sebanyak 11.7 dari 25 responden (57.1%) dan ibu hamil yang tingkat
Tingkat pengetahuan
OHI-S
(Oral Health Index Simplefied) Total
P value
Baik Buruk
1.000
N % N % N %
Baik 13.3 54.2 10.7 45.8 21 100,0
Buruk 11.7 57.1 9.3 42.9 24 100,0
Total 25 55.6 20 44.4 45 100,0
78
penegtahuan buruk dan kesehatan gigi dan mulut buruk sebanyak 9.3 dari 25
responden (44.4%).
Pada penelitian ini menggunakan uji Continuity Correction karena menurut
Sopiyudin (2011) dan Sutanto (2007) dalam buku statistic untuk kedokteran dan
kesehatan , salah satu syarat untuk melakukan uji chi- square adalah jika 2x2
dan tidak ada nilai Expected E<5 makauji yang dipakai sebaiknyaContinuity
Correction (a). Setelah dilakukan uji Chi Squaredidapatkan nilai p value= 1.000
dan melebihi nilai P value maksimal yakni 0,05 yang berarti hitungan statistik
tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel tingkat pengetahuan ibu
hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan .
79
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan di Wilayah
Kerja Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan april
2016. Penelitian ini dilakukan dengan sampel sebanyak 45 responden ibu hamil pada
Trimester I, II, dan III ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
Pengumpulan menggunakan satu data demografi dan dua jrnis kuesioner yang terdiri dari
kuesioner tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan gigi dan mulut dan kuesioner
penilaian kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan. Berikut ini dijelaskna mengenai hasil
penelitian yang terdiri dari analisa univariat, bivariat. Pada akhir pembahasan, peneliti juga
menyertakan keterbatasan dari penelitian ini.
A. Hasil Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden di wilayah puskesmas ciputat tangerang selatan
a. Usia
80
Pada kategori usia dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu dimulai dari
usia remaja ahir (17-25 tahun), dewasa awal (26-35 tahun) dan dewasa ahir
(36-45 ahir) (Depkes RI,2009). Pada penelitian ini ada 10 responden remaja
ahir (17-25 tahun). Secara fisiologis yang ideal untuk hamil adalah 20-35
tahun. Pada usia remaja akhir ini masih rentan untuk mempersiapkan untuk
hamil dan melahirkan (mempunyai anak) karena dikatakan siap secara fisik
jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, misalkan, kehamilan pada
usia ini masih belum mengetahui apa pentingnya kesehatan gigi dan mulut
saat kehamilan karena belum ada pengalaman, ini yang mengakibatkan ada
nya masalah kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan contoh nya
kehamilan premature atau kelahiran dini pada janin (Effendy, 2009).
Semakin bertambah usia dapat mempengaruhi cara befikir dan
mempunyai pengalaman yang lebih banyak. Sehingga pengetahuan yang
diperoleh semakin banyak (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Asiah et,al., (2010) dan Suwanti & Wahyuni, (2012) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia dengan
pengetahuan. Tetapi belum tentu usia lebih matang memiliki pengetahuan
yang lebih baik daripada pengalaman yang lebih banyak. Sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin banyak karena ada faktor lain seperti
pengalaman, pekerjaan, pendidikan dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2010).
81
b. Paritas (Pengalaman Kehamilan dan Melahirkan)
Masalah kehamilan yang paling sering terjadi pada ibu primipara
karena mereka belum mempunyai pengalaman dalam kehamilan. Oleh
karena itu, ibu primipara perlu diberi penjelasan yang lebih dalam tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan. Karena
menurut Richard (2009) menyatakan fubsobacterium fusiformis adalah
bakteri yang normalnya ada dalam mulut, namun bila dibiarkan berkembang
biak, dapat menyebabkan radang gusi dalam kehamilan.
Menurut Von Glasersfeld, pengetahuan itu dibentuk oleh struktur
konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya.
Lingkungan dapat berarti dua macam. Pertama, bila kita berbicara tentang
diri kita sendiri, lingkungan menunjuk pada keseluruhan objek dan semua
relasinya yang kita abstraksikan dari pengalaman. Kedua, bila kita
memfokuskan diri pada suatu hal tertentu, lingkungan menunjuk pada
sekeliling hal itu yang telah kita isolasikan (Von, Glasesfeld 1996 dalam
Suparno, 2001).
Hasil penelitian ini ibu primipara lebih banyak dengan 15 responden
(33.3%) daripada kelima. Hal ini harus diketahui oleh petugas kesehatan
karena ibu primipara lebih resiko tinggi yang akan mempengaruhi hasil
kelahiran yang disebabkan oleh ketidaksehataan gigi dan mulut selama
kehamilan misalkan, ibu hamil dengan radang gusi saat kehamilan memiliki
82
faktor resiko terjadinya bayi lahir rendah dengan berat badan rendah
(Hartati, 2011). Seperti penelitian yang dilakukan Retnoningrum pada tahun
2006 di rumah sakit Dr. Kariadi Semarang, melaporkan bahwa radang gusi
saat kehamilan pada ibu hamil mempunyai resiko bayi lahir dengan berat
badan rendah sebesar 8,75 kali dibandingkan ibu yang tidak mengalami
radang gusi saat kehamilan. Maka dari itu ibu primipara harus dalam
pengawasan tenaga kesehatan agar menghindari akibat dari ketidak tahuan
nya tentang pentingnya kesehatan gigidan mulut selama kehamilan.
c. Pendidikan
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan manusia adalah
tingkat pendidikan. Secara teori semakin tinggi pendidikan individu maka
semakin mudah mendapatkan informasi dan tingkat pengetahuan seseorang
semakin baik (Arikunto,2006). Suatu penelitian menunjukkan ada hubungan
antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan, karena pendidikan seseorang
mempengaruhi sikap atau respon yang diberikan terhadap informasi yang ia
peroleh (Suwanti & Wahyuni, 2012).
Hasil penelitian ini menunjukkan responden yang tingkat pendidikan
nya perguruan tinggi yaitu sebanyak 11 responden (24.4%). Tetapi dalam
hal ini perlu diteliti kembali, karena banyak faktor untuk mendukung tingkat
pengetahuan misalnya pengalaman dalam kehamilan, jika tingkat pendidikan
tinggi tetapi dalam status kehamilan primipara yang belum mendapatkan
83
pengalaman dalam kehamilan, maka sebagai tugas kesehatan harus
memberikan edukasi atau pengetahuan tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan agar ibu hamil tidak memiliki
banyak resiko untuk melahirkan bayi kurang bulan atau kematian bayi
(Hartati, 2011).
d. Pekerjaan
Pekerjaan dikelompokkan menjadi 2 yaitu bekerja dan tidak bekerja.
Hasil dari penelitian ini didapatkan mayoritas responden tidak bekerja yaitu
41 responden (91.9). Pekerjaan responden berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan. Karena seseorang yang bekerja di luar rumah cenderung
memiliki akses yang baik terhadap informasi dibandingkan seseorang yang
sehari-hari berada di rumah (Arikunto,2006 dalam Malikatul, 2011)
e. Trimester
Pengetahuan pada ibu hamil tidak dilihat dari berapa usia kehamilan
nya tetapi dilihat dari beberapa faktor misal usia ibu ataupun pengalaman
dalam kehamilan, karena menurut (Notoatmodjo,2010) semakin bertambah
usia dapat mempengaruhi cara berfikir dan mempunyai pengalaman yang
lebih banyak. Tetapi belum tentu usia yang lebih matang memliki
pengetahuan yang lebih baik dari pada pengalaman yang lebih banyak.
Sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin banyak (Notoatmodjo, 2010
dalam Malikatul, 2012).
84
Hasil penelitian ini menunjukkan responden Trimester I sebanyak 8
responden (17.8%) dan Trimester III sebanyak 15 responden (33.3%).
Hasibuan (2007) menyatakan bahwa istilah gingivitis atau radang gusi saat
kehamilan dibuat untuk menggambarkan keadaan klinis peradangan
ginggiva yang terjadi pada kebanyakan ibu hamil. Perubahan gingiva atau
radang gusi biasanya mulai terlihat pada kehamilan usia dua bulan atau pada
puncak nya pada bulan kedelapan. Menurt penelitian (Bedjo, 2014) hasil
yang didapatkan bahwa keadaan kesehatan jaringan gingiva pada ibu hamil
trimester I sebagian besar dalam kriteria baik (73%), sedangkan pada ibu
hamil trimester II sebagian besar pada kriteria buruk (64%), dan pada ibu
hamil trimester III pada kriteria buruk (58%). Hal ini disebabkan oleh karena
adanya peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama periode
kehamilan, serta adanya vaskularisasi yang menyebabkan respon berlebih
terhadap faktor iritasi lokal (Hartati, 2011). Oleh karena itu saat sebelum
kehamilan terjadinya sebagai calon ibu kita harus perhatikan diri sendiri
dalam mempersiapkan proses kehamilan agar nanti saat kehamilan tidak
adanya resiko tinggi untuk mengalami kejadian yang tidak dinginkan misal,
kejadian kelahiran bayi premature akibat dari tidak menjaga kesehatan gig
dan mulut selama kehamilan (Hartati, 2011). Menurut peneliti pada trimester
II membuktikan pada tahap ini perubahan hormon yang terjadi sedang dalam
kondisi dominan. Sehingga jelaslan bahwa pada usia kehamilan trimester II
85
dengan adanya prubahan hormonal yang lebih dominan maka menjadikan
kasus kerusakan gigi dan mulut atau tingkat kesehatan gigi dan mulut
menjad lebih parah dari trimester I, dan III.
2. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut
Menurut Notoatmodjo (2011) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan
hasil tau yang didapatkan dari lima penginderaan individu seperti indera
penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman dan perasa terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan disini mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan cirri-ciri
gigi sehat, perawatan gigi selama kehamilan, cara menjaga kesehatan gigi dan
mulut selama kehamilan, akibat tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut,
pengaruh kesehatan gigi dan mulut pada kehamilan dan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bagi ibu hamil.
Hasil penelitian didapatkan bahwa hamper sebagian besar ibu hamil
memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang kesehatan gigi dan mulut
selama kehamilan yaitu sebanyak 30 responden (66.7%). Hasil penelitian ini
sejalan dengan Gan Xiao Shin (2013) yang menunjukkan hanya 4% responden
yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut yang baik, 34%
responden berpengetahuan cukup, 22% responden berpengetahuan kuranng dan
40% responden yang berpengetahuan buruk. Dan hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian Hajikazemi dkk (2008) di Iran yang menunjukkan
hanya 5,6% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan penelitian
86
Tang dkk yang menunjukkan sebesar 44,62% responden memiliki pengetahuan
yang cukup tentang kesehatan mulut. Hasil penelitian ini mungkin disebabkan
sebagian besar ibu hamil hanya focus pada kehamilannya dan kurang
memperhatikan kesehatan gigi dan mulut.
3. Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Selama Kehamilan
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bermanfaat untuk menjaga kondisi
janin agar tetap tumbuh dan berkembang secara sehat dan sempurna, serta
mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan berat badan tidak normal atau
kelahiran premature. Selama kehamilan sangat penting untuk menjaga kesehatan
gigi dan mulut sehingga fungsi pengunyahan tetap baik dan asupan gigi tetap
baik dan ibu hamil tetap sehat, serta mencegah penyakit gigi dan mulut menjadi
lebih parah.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa tingkat kebersihan rongga
mulut ibu hamil sebagian besar adalah baik. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian (Wardhani, 2012) yaitu tingkat kebersihan rongga mulut ibu
sebagian besar pada semua trimester adalah sedang, untuk status kesehatan gigi
dan mulut pada trimester 1 sebagian besar mengalami inflamasi ringan 2
sedangkan pada trimester 2 dan 3 sebagian besar mengalamu inflamasi sedang.
Hasil penelitian (Wardhani, 2012) ini juga menunjukkan adanya hubungan
antara tingkat kebersihan mulut dan status gingival pada ibu hamil yaitu
semakin buruk tingkat kebersihan mulut makan status ginggivanya juga semakin
87
buruk meskipun kekuatan hubungannya berbeda pada tiap trimester. Pada
trimester 1 dan 3 tingkat kebersihan mulut dan status ginggiva ibu hamil
memiliki hubungan yang kuat, sedangkan pada trimester 2 tingkat kebersihan
mulut dan status ginggiva ibu hamil memiliki hubungan yang sedang.
Pada permukaan gigi yang kebersihan mulutnya sedang dan buruk, terdapat
banyak debris dan kalkulus yang menumpuk pada area tersebut. Hal ini
memungkinkan materi dalam debris menjadi makanan bagi bakteri plak sehinga
dapat tumbuh dan berkembang. Bakteri plak memang menggunakan nutrient
yang dapat berdifusi ke dalam akumulasi plak, seperti larutan gula, sukrosa,
fruktosa, maltose, glukosa dan laktosa.
B. Analisa Bivariat
1. Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut
Kehamilan merupakan keadaan fisioligi yang diikuti dengan perubahan
hormonal, di mana tidak hanya dapat mempengaruhi kesehatan umum tetapi
juga kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, sebagaimana kesehatan umum
ibu hamil sangat penting untuk diperhatikan selama masa kehamilan, maka
sebaiknya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil juga diperhatikan
(Hajikazemi, 2008 ; Hasibuan, 2014)
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan sangat
penting untuk kepentingan kesehatan ibu hamil dan juga untuk kesehatan janin.
88
Hal ini disebabkan karena ibu hamil dengan kondisi rongga mulut yang buruk
lebih berpotensi resiko terjadinya bayi premature (Pirie, 2007 ; Sil, 2008)
Pada umumnya, kehamilan berhubungan dengan keadaan rongga mulut,
sebab apabila kebersihan rongga mulut tidak diperhatikan pada masa kehamilan
maka akan terjadi kelainan-kelainan rongga mulut akibat terjadinya
ketidakseimbangan hormon wanita dan adanya faktor-faktor iritasi lokal dalam
rongga mulut. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil tegantung
pada pengetahuan dan sikap ibu hamil mengenai kesehata gigi dan mulut selama
masa kehamilan, sebab tingkat pengetahuan dan sikap merupakan faktor
predisposisi dalam sebuah perilaku (Green, 1980) (Notoatmodjo, 2011)
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tidak ada hubungan yang bermakna
antara tingkat pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut, hal ini terlihat
hasil perhitungan statistic (chi square) p-value = 1.000. Hasil penelitian ini juga
didukung oleh teori dari Sarwono (1993) yang mengatakan bahwa pengetahuan
yang positif tidak selamanya akan diikuti dengan praktek yang sesuai pula. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Gan Xia Shin bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara tingkat pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut
pada ibu hamil. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Diana, 2009 bahwa
hanya sedikit (38%) ibu hamil yang mengetahui hubungan antara kehamilan
dengan kesehatan gigi dan mulut. Selebihnya (43%) ibu hamil menjawab tidak
89
ada hubungan antara kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut (Diana,2009;
Muhsinah, 2014)
Rogers (1974, dalam Effendy 2009) menyimpulkan dari penelitian
selanjutnya bahwasanya perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di
atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku
tersebut akan bertahan lama (long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak
didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka tidak akan
berlangsung lama. Jadi pengetahuan hanya merupakan dasar atau domain
terendah untuk membentuk suatu perilaku yang berkaitan dengan upaya
pemeliharaan kesehatan.
Tetapi teori ini tidak sejalan dengan penelitian (Muhsinah, 2014) bahwa
pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan ibu hamil dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut di Poli
Kandungan RSUD Banjarbaru. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori
yang dipaparkan oleh (Notoatmodjo, 2007) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seseorang. Penelitian Hajikazemi
2008, juga menunjukkan adanya kolerasi antara pengetahuan dengan perilaku
kesehatan gigi dan mulut.
Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2011) memiliki enam tingkat
pengetahuan, dalam penelitian ini responden dapat dikatakan baru sampai pada
90
tingkat memahami (comprehention) belum sampai tingkat Evaluasi (evaluation)
dan seterusnya. Sehingga responden baru sekedar tahu dan paham mengenai
kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan. Seperti ciri-ciri gigi sehat,
perawatan kesehatan dan cara menjaga kesehatan gigi dna mulut selama
kehamilan namun mereka belum dapat mengaplikasikannya yaitu dengan cara
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut sebelum kehamilan atau bahkan saat
kehamilan.
Hasil dari penelitian ini tidak adanya hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan
karena banyak yang keliru memilih cara pengobatan yang tepat, disebabkan
mereka tidak tahu tentang penyebab penyakit dan upaya pencegahannya.
Pengetahuan yang rendah terhadap kesehatan gigi dan mulut dapat menjadi
faktor predisposisi timbulnya penyakit gigi dan mulut. Pada kenyataannya,
informasi yang diterima subjek dapat langsung menimbulkan tindakan terhadap
rangsangan itu. Artinya ibu hamil tidak harus mengetahui makna dari
rangsangan itu berlebih dahulu untuk melakukan suatu tindakan. Perilaku
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil merupakan respon terhadap stimulus yang
berhubungan dengan konsep sehat, sakit dan penyakit (Notoatmodjo, 2010 ;
Hasibuan, 2004).
Pada penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Hartati (2011) bahwa
adanya hubungan antara usia kehamilan dengan terjadinya gingivitis atau radang
91
gusi selama kehamilan nilai p (0,00) <a (0,05). Menurut Hamilton (1995)
selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh, perubahan
ini meliputi peningkatan jumlah hormon estrogen dan progesterone dalam darah.
Hasibuan (2007) menyatakan bahwa kenaikan jumlah hormon estrogen dan
progesterone pada masa kehamilan mempengaruhi rongga mulut yang secara
misroskopis terlihat adanya peningkatan proliferasi kapiler, dilatasi pembuluh
darah, kenaikan permiebilitas vaskuler, edema, infiltrasi leukosit, degenerasi
jaringan ikat sekitar serta poliferasi dan degenerasi sel-sel epitelitum. Noerdin
(2001), pembengkakan yang terjadi pada gusi mencapai puncaknya pada bulan
ke-7 dan ke-8. Meskipun setelah kelahiran akan hilang dengan sendirinya tetapi
tetap akan merupakan sumber peradangan bila kesehatan gigi dan mulut tidak
dipelihara.
Menurut peneliti banyak faktor selain tingkat pengetahuan, seperti plak,
menurut penelitian (Hartati, 2011) plak adalah faktor yang paling dominan
berhubungan denga kejadian gingivitis (radang gigi) selama kehamilan di
Wilayah kerja Puskesmas Talang Tegal yaitu (p=0,00, wald = 14,20, dan OR =
24,24). Karena kaumulasi plak yang berlebihan pada gigi ibu hamil dapat
m,enyebabkan kerusakan gigi yang mempunyai akibat pada kehamilannya yaitu
resiko 8,75 kali terjadinya kelahiran bayi dengan berat badan lahi rendah.
Perubahan kondisi tubuh saat kehamilan yang menyebabkan mual muntah
sehingga ibu hamil malah menggosok gigi dapat memperbanyak plak pada
92
giginya. Hal ini dapat memperburuk kondisi rongga mulut ibu hamil yang
disebebakn oleh bakteri karie dan sisia makanan yang susah dibersihkan
(Setiono, 2004). Selain itu pelepasan ion kalcium, menurut penelitian (Eka
Diah, 2014) menjelaskan bahwa sebagian besar responden mempunyai
kesehatan gigi kurang sejumlah 15 orang (60 responden). Hal ini disebabkan
oleh terjadi pelepasan ion calcium dan phosphate dari enamel prisma. Pada
keadaan ini permukaan gigi masih terlihat utuh. Hal ini sering ditemukan pada
area yang mudah tertimbun plak seperti area pit dan fissure serta dibawah kotak
point diantara gigi geligi. Oleh sebab itu diharapkan petugas kesehatan di
Puskesams atau posyandu dapat memberikan informasi dan konseling dalam
mengkonsumsi kalsium pada ibu hamil selama masa kehamilan terutama
yangmemiliki pengetahuan kurang dalam mengkonsumsi kalsium.
C. Keterbatasan Penelitian
Dari pembahasan hasil penelitian ini akan dikemukakan beberapa
keterbatsan dalam penelitian ini.
1. Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam jumlah responden yang
kemungkinan dapat mempengaruhi hasil hipotesis.
2. Waktu dalam pengisian kuesioner juga tidak efisiensi dikarenakan
responden terkadang sibuk dengan aktivitasnya sehingga menjawab
pertanyaan nya jadi lebih cepat dan tanpa pemikiran panjang. Hal ini
kemungkinan terdapat bias dalam pengisian kuesioner
93
3. Adanya kemungkinan bias pada hasil penelitian ini bahwa kesehatan gigi
dan mulut selama kehamilan bukan hanya dapat dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan ibu terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan,
akan tetapi ada faktor-faktor lain, seperti pengalaman ibu hamil, usia ibu
hamil, usia kandungan tenaga kesehatan, dan kepercayaan.
4. Instrument penelitian tingkat pengetahuan belum baku akan tetapi di
adopsi darijournalguidline maternitry dan dikembangkan sendiri oleh
peneliti sehingga hasil nya masih belum dapat mewakili secara
keseluruhan.
94
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dan
dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian
ini adalah Gambaran karakteristik ibu hamil Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan
yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu : Usia berkisar 26-35 tahun,
Pendidikan terakhir SMA, Status Pekerjaan tidak bekerja, Trimester II dan Jumlah
Paritas terbanyak 2 anak. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan memilki tingkat pengetahuan buruk mengenai kesehatan gigi dan
mulut selama kehamilan sebesar 24 responden (53.3%). Tingkat pengetahuan
responden yang baik dapat dijadikan sebagai dasar dalam mengetahui kesehatan
gigi dan mulut selama kehamilan karena pengetahuan merupakan domain terendah
dalam pembentukan perilaku seseorang. Tingkat kesehatan gigi dan mulut selama
kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan dimana
sebagian besartingkat kesehatan gigi dan mulut kurang 25 responden (55.6%). Pada
umumnya, kehamilan berhubungan dengan keadaan rongga mulut, sebab apabila
kebersihan rongga mulut tidak diperhatikan pada masa kehamilan maka akan terjadi
kelainan-kelainan rongga mulut akibat terjadinya ketidakseimbangan hormon
wanita dan adanya faktor-faktor iritasi lokal dalam rongga mulut. Pemeliharaan
95
kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil tegantung pada pengetahuan dan sikap ibu
hamil mengenai kesehata gigi dan mulut selama masa kehamilan, sebab tingkat
pengetahuan dan sikap merupakan faktor predisposisi dala sebuah perilaku. Hasil
uji statistic menunjukkan tidak ada hubungan antara variable Tingkat Pengetahuan
dengan variabel Kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan (p=1.000).
B. SARAN
1. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan harus menyadari bahwasannya kesehatan gigi dan mulut
selama kehamilan adalah penting adanya untuk dijaga, seta mengatui akan
pentingnya dan akibat nya jika tidak menjaga kesehatan gigi dan mult selama
kehamilan bagi ibu yang mengandung dan janin yang dikandungnya agar dapat
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
supaya membantu pemerintah dalam mewujudkan kesehatan ibu hamil dan bayi.
2. Bagi Puskesmas Ciputat
Puskesmas ciputat harus membuat kebijakan untuk menjadikan pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut menjadi protab dalam pemeriksaan ibu hamil di
Puskesmas Ciputat agar kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dapat di perhatikan
oleh tenaga kesehatan agar dapat membantu upaya pemerintah dalam
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Tenaga kesehatan lain perlu melakukan penyuluhan tentang pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil selama kehamilan supaya tahu akan
96
risiko dari penyakit rongga mulut terhadap kesehatan kandungannya serta diri
sendiri, sehingga ibu hamil dapat melakukan tindakan yang benar dan
memahami hubungan antara kehamilan dan kesehatan rongga mulut.
3. Ibu hamil
Ibu hamil harus membekali dirinya dengan pengetahuan dari internet (Buku dan
Jurnal kesehatan tentang kehamilan) dan majalah maternal yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan saat ini untukmeningkatkan kualitas kesehatan
umum dan kesehatan gigi masyarakat.
4. Bagi peneliti selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan
mendalami mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kesehatan
gigi dan mulut seperti, pengalaman kehamilan, trimester kehamilan, usia
kehamilan sehingga hasil penelitian yang didapatkan menjadi lebih baik.
b. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji mengenai tingkat pengetahuan
tentangkesehatan gigi dan mulut selama kehamilan dan manfaat menjaga
kebersihan gigi dan mulut selama kehamilan dari tenaga kesehatan
ataupunkader posyandu, karena hal ini sangat penting untuk memberikan
motivasi dan pengetahuan oleh tenaga kesehatan atau kader posyandu
kepada ibu tentang kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Aetna “Pregnancy Oral Health And Your Baby” http://www.colgate.com/en/us/oc/oral-health/life-stages/oral-care-during-
pregnancy/article/pregnancy-oral-health-and-your-baby( dilihat 11 januari
pukul 04:58). 2016
Aisyah, Siti. Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar. Yogyakarta
Deepublish. 2015
Al-Attas, SA. The effect of socio-demographic factors on the oral health knowledge,
attitudw and behavior in gfemale population. SDJ. 2007
Andayani. Problema dan aksioma : dalam metodologi pembelajaran bahasa
indonesia. Yogyakarta : Deepublish. 2015
Arikunto S. Prosedur Peenelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
2006
Asiah, Siti et al. Pengaruh Edukasi Kelompok Sebaya Terhadap Perubahan Perilaku
Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada Wanita Usia Subur Di Kota
Semarang. http://jurnal.unimus.ac.id. 2010
Assegaf, Abdillah. Profil Puskesmas Ciputat 2015. Ciputat : Februari 2016
Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. 2009
Bilson Simamora. Panduan riset perilaku. Jakarta : Anggota IKAPI. 2008
Coltage Oral Care and The University Of Adelaide. Pregnancy and oral health.
Coltage caries control program.
http://www.arcpoh.adelaide.edu.au/dperu/caries/cariesinfo/cariesinfo9.pdf
Council on Clinical Affairs, Committee on the Adolescent. Guideline on oral health
care for the pregnant adolescent. Clinical Guidelines, 2007.
Depatemen Kesehatan RI. Sistem kesehatan nasional. Jakarta : 2009
Departemen Kesehatan. “Presentasi Angka Kematian Ibu Melahirkan”. http://storage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/MenPAN/index.php-
option=com_docman&task=doc_download&gid=290&Itemid=111.pdf
(Dilihat pada Tanggal 26 Januari 2016, pkl 11:25 WIB). 2010
Departemen Kesehatan. “Rencana Strategis 2015”
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-2015.pdf
(diakses pada tanggal 31 Desember 2015 pukul 13:53 WIB ).2015
Dewi Diana. Pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil pengunjung poliklinik
ibu hamil (PIH) RSU Dr. Pirngadi Medan. Departemen Ilmu Penyakit
Mulut. 2010
Efendi, Ferry Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktik
Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 2009
Eka, Diah Kartiningrum. Kesehatan gigi ibu hamil di puskesmas kedungsari
kabupaten mojokerto. Medica Majapahit. Vol.6. No. 1, Maret 2014.
Erryga Yogasmara. Buku pintar keluarga sehat: panduan praktis hidup sehat bagi
seluruh anggota keluarga. Jakrat : Gramedia Pustaka Utama. 2010.
Habashneh dkk. Factor related to utilization of dental services during pregnancy. J
Clin Periodental. 2005
Hajikazemi. E. dkk. The relationship between knowledge, attitude, and practice of
pregnanct women about oral and dental care. Euro J. 2008 hal.56-61
Hasibuan, S. Perawatan dan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Masa
Kehamilan. Medan-USU Digital Library. 2014 Hal. 1-6
Heri D.J. Maulana. Promosi kesehatan. Jakarta : EGC. 2009
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu
hamil dan anak usia balita bagi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. 2012
Ladda Tayanin, Ladda. “Simplified Oral Hygiene Index”
https://www.mah.se/CAPP/Methods-and-Indices/Oral-Hygiene-
Indices/Simplified-Oral-Hygiene-Index--OHI-S/
Ma’munah Malikatul. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Booklet Terhadap
Pengetahuan Nutrisi Ibu Laktasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat
Timur. Program Studi Ilmu Keperwatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2015
Manuaba, Ida, Gde. Penuntun kepaniteraan klinik obstetric dan ginekologi. Jakarta :
EGC. 2004
Notoatmodjo, S.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. 2007
Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. 2011
Notoatmodjo, S dalam Budiharto. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan
Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : EGC. 2010
Novitha Sri Anas. Pengaruh tingkat pengetahuan dan perilaku ibu hamil terhadap
terjadinya periodontitis di wilayah kerja puskesmas balocci kabupaten
pangkep. UNHAS : Fakultas Kedokteran Gigi. 2015
Nursalam.Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta
: Salemba Medika. 2008
Oral Health During Pregnancy and Early Childhood: Evidence‑Based Guidelines
for Health Professionals was supported through a generous grant from the
California Health Care Foundation and support from First 5 California,Sierra
Health Foundation and Anthem Blue Cross Foundation. February, 2010
Pirie M, Cooke I, Linden G, Irwin C. Review dental manifestations of pregnancy. The
obstetrician & Gynecologist, 2007
Prawirohardjo, S. Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru. Lahir.
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2009
Priyono, Hastono Susanto. Analisa Data Kesehatan. Basic Data Analysis For Health
Research Training. Fakultas Kesehatan Masyarakat Uiniversitas Indonesia.
Depok. 2007
Puskesmas Ciputat. “profil puskesmas ciputat.
http://dinkes.tangerangselatankota.go.id/2013-03-12-08-17-10/puskesmas-
ciputat
Rizki, Deri. Kupas tuntas seputar kehamilan. Jakarta : Agro Media Pustaka. 2013
Santoso, Bedjo., dkk. Perbedaan status kesehatan jaringan gingiva pada tiap-tiap
trimester usia kehamilan pada ibu hamil di puskesmas bumiayu brebes.
Jurnal Kebidanan. Vol.3 No.7. Oktober 2014
Sarifakioglu E, Gunduz C, Gorpelioglu. Oral mucosa manifestations in 100 pregnant
versus non-pregnant patients: an epidemiological observational study
(abstract). EDJ. 2005
Sayuti Hasibuan. Perawatan dan pemeliharaan kesehatan gigi mulut pada masa
kehamilan. USU : Bagian Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi.
2005
Shin, Gan Xia. 2013. Pengetahuan dan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit Ibu Anak Stella Maris Medan.
Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan 2013
Silik. H. Douglass JMM, Silk Laura. Oral health during pregnancy. Am Fam
Physian, 2008.
Sulung Nofrianto. The golden teacher. Depom : PT. Lingkar Pena Kreativa. 2008
Suwanti, Endang dan Sri Wahyuni. Karakteristik Ibu Kaitannya Pengetahuan Ibu
Tentang Posyandu. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November
2012 Hal. 1-94
Tang Y, Zhu YQ, Wang Y, He Y. A Survey About Knowledge, Attitude, Practice Of
Oral Health In Pregnant Women Of One Hospital In Shanghai
Municipality. Department Of General Dent. 2011
Victoria. “Better Health Healty Living Pregnancy”.
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/pregnancy-and-
teeth (di lihat 11 januari jam 04:46 PM ). 2015
Wardhani Dika Fitria. Hubungan Tingkat Kebersihan Rongga Mulut Dengan Status
Gingival Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari
Kabupaten Jember. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. 2012
Wasis. Pedoman riset praktis untuk profesi perawat. Jakarta : EGC. 2008
W. Gulo. Metodologi penelitian. Penerbit : GRASINDO. 2010
Y. W. Han. Oral Health and Adverse Pregnancy Outcomes – What’s Next?.USA:
Departement of Periodontics. 2011
Lampiran 1
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
Saya Nurul Muthmainnah, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan
Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidyatullah Jakarta. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “HUBUNGAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP KESEHATAN GIGI
DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS CIPUTAT
TANGERANG SELATAN” yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu
hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan. Dalam penelitian
ini, saya akan meminta Ibu untuk mengisi kuesioner dengan memilih jawaban yang
telah disediakan. Setelah pengisian kuesioner selesai, Ibu mengembalikan kuesioner
kepada saya. Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela.
Pada penelitian ini identitas Ibu akan disamarkan. Hanya peneliti, dosen
pembimbing dan dosen penguji yang bisa melihat datanya. Kerahasiaan data Ibu akan
dijamin sepenuhnya. Bila data Ibu dipublikasikan kerahasiaan tetap dijaga. Jika
selama menjalankan penelitian ini terjadi keluhan pada Ibu, silahkan menghubungi
saya Nurul Muthmainnah (Hp: 085775776416)
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan
kesediaan waktu Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.
LAMPIRAN 2
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini ibu dari :
Nama (Inisial Nama) :
Umur :
Suku Bangsa :
Usia kehamilan ibu :
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya dan menyadari manfaat dari
penelitian tersebut. Dengan sukarela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian
diatas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun,
berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.
Tangerang, 2016
Mengetahui (Peneliti)
( Nurul Muthmainnah)
Menyetujui (Responden)
( )
Ibu dapat memilih jawaban dengan cara mencentang
A. Identitas Responden
a. Umur : tahun
b. Pendidikan:
c. Pekerjaan :
,
d. Umur kehamilan :
e. Kehamilan ke :
DAFTAR PERNYATAAN (KUESIONER)
B. Pengetahuan kehamilan dan kaitannya dengan rongga mulut
No Pernyataan Benar Salah
1 Kehamilan dapat mengakibatkan gigi berlubang dan gusi berdarah √
2 Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, terutama sebelum
tidur, dan membersihkan gigi dengan benang setiap hari dapat mengurangi risiko
terjadinya penyakit gigi dan mulut √
3 Berkumur-kumur setelah muntah dapat mengurangi risiko kerusakan pada gigi √
4 Gigi berlubang pada kehamilan terjadi karena makan dan minum yang
mengandung gula √
5 Pemeriksaan gigi selama kehamilan secara rutin membantu meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil √
6 perawatan gigi selama kehamilan sangat aman dan mengatasi masalah yang
spesifik √
7 Untuk mencegah kerusakan gigi pada ibu hamil sebaiknya sikat gigi dua kali sehari √
8 Fluor dapat mencegah gigi berlubang karena gigi tahan terhadap serangan asam
yang berasal dari kuman plak √
PerguruanTinggi SMP
SMA
BEKERJA
TDK SEKOLAH
SD
TDK BEKERJA
√
LAMPIRAN 3
9 Sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang √
10 Pengendalian penyakit mulut pada ibu hamil memiliki potensi untuk mengurangi
penularan bakteri mulut dari ibu ke anak √
11 Perawatan kesehatan mulut atau prosedur gigi pada trimester pertama tidak
berdampak pada kelahiran dini √
12 Tekanan darah tinggi selama kehamilan bukan merupakan kontraindikasi untuk
melakukan perawatan gigi saat kehamilan √
13 Perawatan kesehatan gigi dan mulut tidak berpengaruh pada hasil kelahiran
persalinan premature atau berat bayi lahir rendah dan aman untuk ibu hamil √
14 Perawatan gigi dan mulut selama kehamilan terbukti aman dan efektif dalam
mengurangi penyakit kesehata gigi dan mulut √
15 Periode waktu yang sangat ideal untuk pengobatan masalah kesehatan gigi dan
mulut selama kehamilan adalah pada periode waktu antara minggu ke-14 dan 20
dapat diberikan. √
16 Pengobatan masalah gigi dan mulut pada saat kehamilan tidak pengaruh langsung
ke janin √
17 Selama kehamilan pengobatan penyakit mulut dengan radiografi (sinar-X) dan
anastesi lokal (suntik bius) dapat dilakukan kecuali pada trimester I (kehamilan 1-3
bulan) . √
18 Memakan permen karet yang mengandung xylitol empat sampai lima kali sehari
setelah makan, akan mengurangi kadar asam di rongga mulut √
19 Menggunakan satu sendok teh baking soda untuk berkumur-kumur setelah muntah √
20 Menghindari menyikat gigi langsung setelah muntah karena akan memberikan efek
erosi (pengroposan gigi) pada permukaan gigi yang sudah demineral (lepasnya ion-
ion mineral) √
21 Menggunakan kumur yang mengandung fluoride segera sebelum tidur untuk
membantu remineralisasi (pengembalian mineral gigi) √
C. Pemeriksaan OHI-S (Simplified Oral Hygiene Index)
Dalam pemeriksaan debris kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris
No KRITERIA NILAI
1. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris atau
pewarnaan ekstrinsik.
0
2. a. Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak yang
menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau
kurang dari 1/3 permukaan.
b. Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debrislunak
tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan
gigi sebagian atau seluruhnya.
1
3. Pada permukaan gigi yang terlihat pada debris lunak yang
menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3
permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi.
2
4. Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang
menutupi permukaan tersebut seluas lebih 2/3 permukaan
atau seluruh permukaan gigi.
3
Debris Index = Jumlah penilaian debris
Jumlah gigi yang diperiksa
Dalam pemeriksaan calculus kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Kriteria Penilaian Pemeriksaan Kalkulus
No KRITERIA NILAI
1. Tidak ada karang gigi 0
2. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigi
supragingival menutupi permukaan gigi kurang dari 1/3
permukaan gigi.
1
3. a. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang gigi
supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 1/3
permukaan gigi.
b. Sekitar bagian cervikal gigi terdapat sedikit subgingival.
2
4. a. Pada permukaan gigi yang terlihat adanya karang gigi
supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 2/3 nya
atau seluruh permukaan gigi.
b. Pada permukaan gigi ada karang gigi subgingival yang
menutupi dan melingkari seluruh cervikal (A. Continous
Band of Subgingival Calculus).
3
Calculus index =
I. Penilaian debrisscore dan calculus score adalah sebagai berikut :
a. Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-0,6.
b. Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 0,7-1,8.
c. Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 1,9-3,0.
OHI-S atau Oral Hygiene Index Simplified merupakan hasil penjumlahan Debris
Index (DI) dan Calculus Index (CI).
Rumus OHI-S = Debris Index + Calculus Index
Atau
OHI-S = DI + CI
I. Penilaian OHI-S adalah sebagai berikut :
a. Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-1,2.
b. Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3-3,0.
c. Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1-6,0.
Sekian Dan Terimakasih Atas Bantuannya....
SURAT PENGANTAR VALIDASI
Kepada Yth.
.....
Dosen Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan hormat,
Yang bertandatangan dibawah ini selaku dosen pembimbing dari
mahasiswa :
Nama : Nurul Muthmainnah
NIM : 1112104000003
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Memohon kesediaan Ibu sebagai judgement expert dalam
mempertimbangkan dan menilai validitasi pada instrument penelitian skripsi yang
berjudul “ Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan Gigi dan
Mulut Selama Kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan ”
Demikian surat pengantar ini dibuat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, saya
mengucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Ciputat, 2016
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
( )
Peneliti
Nurul Muthmainnah
1112104000003
LAMPIRAN 4
SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ................
NIP : ................
Setelah membaca, menelaah dan mencermati instrument penelitian
berupa kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian yang berjudul, “ Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama
Kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan ” yang dibuat oleh :
Nama : Nurul Muthmainnah
NIM : 1112104000003
Prodi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Dengan ini menyatakan instrument tersebut (√)
( ) Layak digunakan untuk mengambil data tanpa revisi
( ) Layak digunakan untuk mengambil data dengan revisi sesuai saran
( ) Tidak layak
Catatan bila perlu
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Demikian keterangan ini dibuat dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Ciputat, 2016
Validator
( )
LAMPIRAN 5
HASIL UJI ANALISA UNIVARIAT SPSS
1. Uji Normalitas Data
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
skrtpngt 45 100.0% 0 0.0% 45 100.0%
Descriptives
Statistic
Std.
Error
skrtpngt Mean 15.38 .395
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 14.58
Upper
Bound 16.17
5% Trimmed Mean 15.36
Median 16.00
Variance 7.013
Std. Deviation 2.648
Minimum 10
Maximum 21
Range 11
Interquartile Range 4
Skewness .047 .354
Kurtosis -.423 .695
Tests of Normality
LAMPIRAN 6
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Skrtpngt .126 45 .070 .966 45 .207
a. Lilliefors Significance Correction
2. Frequencies Pengetahuan
Statistics
skrtpngt
N Valid 45
Missing 0
Mean 15.38
Std. Deviation 2.648
Minimum 10
Maximum 21
3. Frequencies Karakteristik Responden
Statistics
kat_age pend paritas trimester usia_hamil work
N Valid 45 45 45 45 45 45
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1.98 2.20 2.16 5.44
Median 2.00 2.00 2.00 6.00
Std. Deviation .657 1.217 .706 2.073
Minimum 1 1 1 2
Maximum 3 5 3 9
4. Usia Responden
kat_age
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 17-25 tahun 10 22.2 22.2 22.2
26-35 tahun 26 57.8 57.8 80.0
36-45 tahun 9 20.0 20.0 100.0
Total 45 100.0 100.0
5. Tingkat Pendidikan Responden
Pend
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 5 11.1 11.1 11.1
SMP 9 20.0 20.0 31.1
SMA 20 44.4 44.4 75.6
PT 11 24.4 24.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
6. Jumlah Kelahiran Responden
Paritas
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 15 33.3 33.3 33.3
2 17 37.8 37.8 71.1
3 5 11.1 11.1 82.2
4 5 11.1 11.1 93.3
5 3 6.7 6.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
7. Trimester Responden
Trimester
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 8 17.8 17.8 17.8
2 22 48.9 48.9 66.7
3 15 33.3 33.3 100.0
Total 45 100.0 100.0
8. Usia Kehamilan Responden
usia_hamil
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 4 8.9 8.9 8.9
3 4 8.9 8.9 17.8
4 11 24.4 24.4 42.2
5 3 6.7 6.7 48.9
6 8 17.8 17.8 66.7
7 3 6.7 6.7 73.3
8 11 24.4 24.4 97.8
9 1 2.2 2.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
9. Status Pekerjaan Responden
Work
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid BKRJ 4 8.9 8.9 8.9
TDK 41 91.1 91.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
10. Tingkat Pengetahuan
FREQUENSI
Statistics
skrtpngt N Valid 45
Missing 0 Mean 15.38
Median 16.00
Std. Deviation 2.648
Minimum 10
Maximum 21
ktg_pngth
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid BURUK 21 46.7 46.7 46.7
BAIK 24 53.3 53.3 100.0
Total 45 100.0 100.0
11. Oral Hygienes Index Simplified
Statistics
skrohis N Valid 45
Missing 0 Mean 4.17 Median 5.00 Std. Deviation 1.761 Minimum 0 Maximum 6
kat_ohis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid BURUK 20 44.4 44.4 44.4
BAIK 25 55.6 55.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
HASIL ANALISA UJI BIVARIAT SPSS
Crosstabs
Notes
Output Created 11-JUN-2016 05:51:42
Comments
Input Data C:\Users\SAMSUNG\Desktop\SIDANG SKRIPSI\entry data.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
45
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=ktg_pngth BY kat_ohis
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=EXPECTED ROW
/COUNT ROUND CELL
/METHOD=EXACT TIMER(5).
Resources Processor Time 00:00:00.08
Elapsed Time 00:00:00.09
Dimensions Requested 2
Cells Available 174734
Time for Exact Statistics 0:00:00.04
LAMPIRAN 7
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ktg_pngth * kat_ohis 45 100.0% 0 0.0% 45 100.0%
ktg_pngth * kat_ohis Crosstabulation
kat_ohis
Total BURUK BAIK
ktg_pngth BURUK Expected Count 9.3 11.7 21.0
% within ktg_pngth 42.9% 57.1% 100.0%
BAIK Expected Count 10.7 13.3 24.0
% within ktg_pngth 45.8% 54.2% 100.0%
Total Expected Count 20.0 25.0 45.0
% within ktg_pngth 44.4% 55.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .040a 1 .841 1.000 .540
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .040 1 .841 1.000 .540
Fisher's Exact Test 1.000 .540
Linear-by-Linear Association .039c 1 .843 1.000 .540
N of Valid Cases 45
Chi-Square Tests
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .231
N of Valid Cases
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.33.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -.198.
DATA ANALISA HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT SEMALAM
KEHAMILAN DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN
NO KODE USIA
IBU
USIA
KEHAMILAN
TRIMESTER STATUS
PEKERJAAN
PENDIDIKAN PARITAS TINGKAT
PENGETAHUAN
KET
PENGETAHUAN
SKOR
OHIS
KET
OHIS
1 1 41 7 3 TIDAK PT 2 12 BURUK 6 BAIK
2 2 28 4 2 TIDAK SMA 2 16 BAIK 2 BURUK
3 3 36 8 3 TIDAK SMA 3 26 BURUK 5 BAIK
4 4 28 8 3 TIDAK SMA 3 28 BAIK 2 BURUK
5 5 34 5 2 TIDAK SMA 2 13 BURUK 3 BURUK
6 6 30 8 3 TIDAK SMP 2 17 BAIK 6 BAIK
7 7 27 8 3 TIDAK SD 1 20 BAIK 5 BAIK
8 8 22 4 2 TIDAK SD 2 14 BURUK 6 BAIK
9 9 36 2 1 TIDAK SMA 2 16 BAIK 5 BAIK
10 10 25 6 2 TIDAK SMA 2 16 BAIK 5 BAIK
11 11 35 9 3 TIDAK PT 4 12 BURUK 5 BAIK
12 12 27 7 3 BEKERJA PT 1 14 BURUK 1 BURUK
13 13 33 8 3 TIDAK PT 5 17 BAIK 3 BURUK
14 14 30 8 3 TIDAK SMP 4 11 BURUK 4 BURUK
LAMPIRAN 8
15 15 29 8 3 TIDAK SMA 2 20 BAIK 1.6 BURUK
16 16 36 4 2 TIDAK SD 5 16 BAIK 5 BAIK
17 17 28 8 3 BEKERJA SMA 3 14 BURUK 6 BAIK
18 18 42 5 2 TIDAK SMP 1 15 BURUK 6 BAIK
19 19 25 8 3 TIDAK PT 1 12 BURUK 3 BURUK
20 20 26 2 1 BEKERJA PT 2 13 BURUK 1 BURUK
21 21 26 6 2 TIDAK SD 2 11 BURUK 6 BAIK
22 22 30 8 3 TIDAK PT 2 18 BAIK 6 BAIK
23 23 36 6 2 TIDAK SMA 3 12 BURUK 5 BAIK
24 24 27 6 2 TIDAK PT 1 16 BAIK 6 BAIK
25 25 22 2 1 TIDAK SMP 1 21 BAIK 2 BURUK
26 26 23 8 3 TIDAK SMA 1 12 BURUK 4 BURUK
27 27 20 4 2 TIDAK SD 1 15 BURUK 6 BAIK
28 28 26 2 1 TIDAK SMA 2 16 BAIK 3 BURUK
29 29 28 6 2 TIDAK PT 2 16 BAIK 1 BURUK
30 30 33 6 2 TIDAK SMA 4 10 BURUK 6 BAIK
31 31 36 4 2 TIDAK SMP 4 15 BURUK 5 BAIK
32 32 27 4 2 TIDAK SMA 2 14 BURUK 5 BAIK
33 33 27 3 1 TIDAK SMP 2 20 BAIK 5 BAIK
34 34 32 4 2 TIDAK PT 2 19 BAIK 4 BURUK
35 35 30 4 2 TIDAK SMA 1 18 BAIK 6 BAIK
36 36 23 6 2 TIDAK SMA 1 16 BAIK 6 BAIK
37 37 21 5 2 TIDAK SMP 1 15 BURUK 4 BURUK
38 38 26 4 2 TIDAK SMA 1 17 BAIK 5 BAIK
39 39 30 6 2 TIDAK SMA 2 16 BAIK 4 BURUK
40 40 29 4 2 TIDAK SMA 1 17 BAIK 2 BURUK
41 41 38 6 2 TIDAK SMP 4 16 BAIK 6 BAIK
42 42 19 3 1 TIDAK SMP 1 19 BAIK 5 BAIK
43 43 24 4 2 TIDAK SMA 1 12 BURUK 3 BURUK
44 44 42 3 1 BEKERJA PT 5 16 BAIK 0 BURUK
45 45 34 3 1 TIDAK SMA 3 15 BURUK 2 BURUK
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner
CORRELATIONS
/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 total
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 total
p1 Pearson
Correlation
1 .127 .161 .164 .086 -
.185 .a .a .a
-
.122
-
.297
-
.049
-
.104
-
.015 -.167
-
.107
-
.230 .118 .172 .000 -.033 .097
Sig. (2-
tailed) .473 .362 .354 .630 .296 . . . .491 .088 .782 .559 .934 .344 .547 .191 .507 .332 1.000 .854 .586
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p2 Pearson Correlat
ion
.127 1 .070 -
.081 .128
.376*
.a .a .a .128 .209 -
.231 .175
-
.116 .040 .112 .010 -.309 .075 .463** -.075 .295
Lampiran 9
Sig. (2-tailed)
.473 .692 .651 .471 .028 . . . .471 .235 .190 .323 .515 .823 .528 .957 .076 .674 .006 .674 .090
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p3 Pearson
Correlation
.161 .070 1 -
.064
.530**
.477**
.a .a .a -
.114
-
.035 .251 .138
-
.091 -.236
-
.287
-
.057 .000 -.013 .000 .013 .187
Sig. (2-tailed)
.362 .692 .721 .001 .004 . . . .522 .843 .152 .437 .608 .180 .099 .747 1.000 .943 1.000 .943 .291
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p4 Pearson
Correlation
.164 -
.081
-
.064 1
-
.054
-
.030 .a .a .a
-
.054 .270 .208 .252
-
.044 .270
-
.137 .252 .174 -.314 .174 -.097 .253
Sig. (2-tailed)
.354 .651 .721 .761 .865 . . . .761 .123 .238 .151 .807 .123 .440 .151 .325 .071 .325 .587 .148
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p5 Pearson
Correlation
.086 .128 .530
**
-
.054 1
.560**
.a .a .a -
.097 .027
-
.050 .007
-
.078 -.201
-
.245 .007 -.104 -.072 -.104 -.173 .061
Sig. (2-tailed)
.630 .471 .001 .761 .001 . . . .586 .881 .781 .971 .662 .255 .163 .971 .559 .686 .559 .329 .732
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p6 Pearson
Correlation
-.185 .376
*
.477**
-
.030
.560**
1 .a .a .a -
.054 .270 .208 .252
-
.044 -.112
-
.137 .252 -.174 .097 .174 -.097 .319
Sig. (2-tailed)
.296 .028 .004 .865 .001 . . . .761 .123 .238 .151 .807 .527 .440 .151 .325 .587 .325 .587 .066
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p7 Pearson
Correlation
.a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a
Sig. (2-tailed)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p8 Pearson
Correlation
.a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a
Sig. (2-tailed)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p9 Pearson
Correlation
.a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a
Sig. (2-tailed)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p10 Pearson
Correlation
-.122 .128 -
.114
-
.054
-
.097
-
.054 .a .a .a 1 .027 .161 .228
-
.078 .482**
-
.245
.450**
-.104 .173 .104 .072 .296
Sig. (2-tailed)
.491 .471 .522 .761 .586 .761 . . . .881 .363 .194 .662 .004 .163 .008 .559 .329 .559 .686 .089
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p11 Pearson
Correlation
-.297 .209 -
.035 .270 .027 .270 .a .a .a .027 1 .247
.519**
-
.161 .150 .289
.381*
.129 .206 .387* -.054 .574**
Sig. (2-tailed)
.088 .235 .843 .123 .881 .123 . . . .881 .159 .002 .362 .397 .097 .026 .467 .243 .024 .763 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p12 Pearson
Correlation
-.049 -
.231 .251 .208
-
.050 .208 .a .a .a .161 .247 1 .316 .299 .247
-
.043
.443**
.120 .182 .120 .240 .563**
Sig. (2-tailed)
.782 .190 .152 .238 .781 .238 . . . .363 .159 .069 .086 .159 .807 .009 .501 .302 .501 .171 .001
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p13 Pearson
Correlation
-.104 .175 .138 .252 .007 .252 .a .a .a .228 .519
** .316 1
-
.173 .243
-
.027 .328 .063 .235 .566** .209 .674**
Sig. (2-tailed)
.559 .323 .437 .151 .971 .151 . . . .194 .002 .069 .328 .165 .881 .058 .724 .180 .000 .235 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p14 Pearson
Correlation
-.015 -
.116
-
.091
-
.044
-
.078
-
.044 .a .a .a
-
.078
-
.161 .299
-
.173 1 .113
-
.197 .094 -.250 .139 .000 .156 .033
Sig. (2-tailed)
.934 .515 .608 .807 .662 .807 . . . .662 .362 .086 .328 .525 .265 .596 .154 .434 1.000 .378 .852
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p15 Pearson
Correlation
-.167 .040 -
.236 .270
-
.201
-
.112 .a .a .a
.482**
.150 .247 .243 .113 1 -
.242
.657**
.000 -.098 .258 .098 .403*
Sig. (2-tailed)
.344 .823 .180 .123 .255 .527 . . . .004 .397 .159 .165 .525 .168 .000 1.000 .580 .140 .580 .018
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p16 Pearson
Correlation
-.107 .112 -
.287
-
.137
-
.245
-
.137 .a .a .a
-
.245 .289
-
.043
-
.027
-
.197 -.242 1
-
.156 .061 .151 .061 -.008 .071
Sig. (2-tailed)
.547 .528 .099 .440 .163 .440 . . . .163 .097 .807 .881 .265 .168 .378 .734 .394 .734 .962 .692
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p17 Pearson
Correlation
-.230 .010 -
.057 .252 .007 .252 .a .a .a
.450**
.381*
.443**
.328 .094 .657** -
.156 1 .189 .235 .189 .209 .650**
Sig. (2-tailed)
.191 .957 .747 .151 .971 .151 . . . .008 .026 .009 .058 .596 .000 .378 .285 .180 .285 .235 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p18 Pearson
Correlation
.118 -
.309 .000 .174
-
.104
-
.174 .a .a .a
-
.104 .129 .120 .063
-
.250 .000 .061 .189 1 .277 .059 .139 .300
Sig. (2-tailed)
.507 .076 1.00
0 .325 .559 .325 . . . .559 .467 .501 .724 .154 1.000 .734 .285 .112 .741 .434 .085
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p19 Pearson
Correlation
.172 .075 -
.013
-
.314
-
.072 .097 .a .a .a .173 .206 .182 .235 .139 -.098 .151 .235 .277 1 .139 .308 .502**
Sig. (2-tailed)
.332 .674 .943 .071 .686 .587 . . . .329 .243 .302 .180 .434 .580 .394 .180 .112 .434 .077 .002
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p20 Pearson
Correlation
.000 .463
** .000 .174
-
.104 .174 .a .a .a .104
.387*
.120 .566
** .000 .258 .061 .189 .059 .139 1 .277 .633**
Sig. (2-tailed)
1.000 .006 1.00
0 .325 .559 .325 . . . .559 .024 .501 .000
1.000
.140 .734 .285 .741 .434 .112 .000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
p21 Pearson
Correlation
-.033 -
.075 .013
-
.097
-
.173
-
.097 .a .a .a .072
-
.054 .240 .209 .156 .098
-
.008 .209 .139 .308 .277 1 .388*
Sig. (2-tailed)
.854 .674 .943 .587 .329 .587 . . . .686 .763 .171 .235 .378 .580 .962 .235 .434 .077 .112 .023
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
Total Pearson Correlat
ion
.097 .295 .187 .253 .061 .319 .a .a .a .296 .574
**
.563**
.674**
.033 .403* .071 .650
** .300 .502** .633** .388* 1
Sig. (2-tailed)
.586 .090 .291 .148 .732 .066 . . . .089 .000 .001 .000 .852 .018 .692 .000 .085 .002 .000 .023
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
RELIABILITY
/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17
p18 p19 p20 p21 Skortotal
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 34 100.0
Excludeda 0 .0
Total 34 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.675 22
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
p1 31.24 28.610 .003 .682 p2 30.88 27.804 .227 .668 p3 30.82 28.332 .127 .673 p4 30.74 28.443 .223 .672 p5 30.79 28.775 .008 .678 p6 30.74 28.322 .290 .670 p7 30.71 28.881 .000 .677 p8 30.71 28.881 .000 .677 p9 30.71 28.881 .000 .677 p10 30.79 28.047 .246 .669 p11 31.00 26.242 .512 .648 p12 31.12 26.107 .494 .647 p13 31.03 25.666 .621 .639 p14 30.76 28.852 -.011 .678 p15 31.00 27.091 .327 .660 p16 31.09 28.750 -.021 .684 p17 31.03 25.787 .595 .641 p18 31.21 27.502 .211 .668 p19 31.47 26.742 .439 .654 p20 31.21 25.684 .571 .641 p21 30.94 27.269 .317 .662 Skortotal 15.85 7.220 1.000 .606
CORRELATIONS
/VARIABLES=P1 P2 SKOROHIS
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Notes
Output Created 30-MAR-2016 21:00:03
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
34
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=P1 P2 SKOROHIS
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 00:00:00.05
Elapsed Time 00:00:00.09
[DataSet0]
Correlations
P1 P2 SKOROHIS
P1 Pearson Correlation 1 .566** .856
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 34 34 34
P2 Pearson Correlation .566** 1 .911
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 34 34 34
SKOROHIS Pearson Correlation .856** .911
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 SKOROHIS
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created 30-MAR-2016 21:00:38
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
34
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 SKOROHIS
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00.03
Elapsed Time 00:00:00.03
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 34 100.0
Excludeda 0 .0
Total 34 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.883 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
P1 5.12 9.258 .760 .901
P2 5.21 7.684 .823 .813
SKOROHIS 3.44 3.648 1.000 .711
SAVE OUTFILE='F:\SKRIPSI WISUDA 2016\FIXSKRPS\UJI VALID OHIS.sav'
/COMPRESSED.
DATA HASIL PENYEBARAN KUESIONER
TINGKAT PENGETAHUAN DAN ORAL HYGIENE INDEX SIMPLIFIED
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 OHI-
S1
OHI-
S2
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 3
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 2 3
4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
5 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 2 1
6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 3 3
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 3 2
8 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 3 3
9 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 2 3
10 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3
11 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 2 3
12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0
13 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 2
14 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 2 2
15 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 3 2
17 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 3 3
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 3 3
19 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 2
20 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0
21 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 3 3
Lampiran 10
22 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 3 3
23 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 2 3
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 3 3
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 2 2
27 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3
28 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 2
29 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
30 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 3 3
31 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 2
32 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 3 2
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 2
34 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 2
35 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 3 3
36 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 3 3
37 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 2 2
38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 3 2
39 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 2
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
41 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3
42 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 2
43 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2 1
44 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0
45 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1