identifikasi metabolit sekunder pada daun mengkudu
TRANSCRIPT
I. TOPIK
“ISOLASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU”
II. TUJUAN
Untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kandungan senyawa alkaloid,
steroid, saponin, tanin, flavonoid, dan antrakuinon dalam sampel daun mengkudu.
III. DASAR TEORI
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam
organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) molekul organik kompleks. Sedangkan senyawa-senyawa organik
yang dihasilkan dan terlibat dalam metabolisme itu disebut sebagai metabolit.
Beberapa metabolit penting dalam metabolisme tersebut adalah senyawa senyawa:
karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat; yang kesemuanya (kecuali lemak)
berupa senyawa berbentuk polimerik; yaitu senyawa karbohidrat tersusun dari
unit-unit gula, protein tersusun dari asam-asam amino, dan asam nukleat
terdiri dari nukleotid-nukleotid.
Makhluk hidup mempunyai kemampuan yang bervariatif dalam melakukan
sintesis dan transformasi senyawa organik tersebut. Misalnya tanaman sangat
efektif menggunakan proses fotosintesis untuk sintesis karbohidrat; sedangkan
organisme lain seperti mikroba dan hewan melakukan sintesis dari senyawa
anorganik yang dikonsumsinya. Jadi jalur-jalur metabolik secara garis besar
dapat dibagi ke dalam dua macam jalur, yaitu jalur yang bertanggung jawab
terhadap degradasi material yang dikonsumsi, dan jalur yang bertanggung jawab
terhadap sintesis senyawa-senyawa organik tertentu (yang dibutuhkan) dari
senyawa dasar yang didapatnya.
Meskipun karakteristik makhluk hidup sangatlah bervariasi, akan tetapi
jalur metabolik yang secara umum mensintesis dan memodifikasi senyawa-
senyawa karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat ternyata secara esensial
sama pada semua makhluk (bersifat universal); walaupun ada sedikit
penyimpangan. Kesamaan ini menunjukkan adanya keseragaman proses yang
fundamental pada semua mahluk hidup, yang secara kolektif disebut sebagai
metabolisme primer, dan segala senyawa yang terlibat didalam jalur metabolisme
tersebut disebut sebagai metabolit primer (Dewick, 1999, Strohl, 1997).
Beberapa contoh proses metabolisme primer adalah (Dewick, 1999):
1. Katabolisme senyawa karbohidrat dan gula, biasanya terjadi melalui jalur
glikolisis dan siklus Krebs asam sitrat trikarboksilat yang menghasilkan
energi dari reaksi oksidasi,
2. Katabolisme lemak melalui reaksi J3-oksidasiyang juga menghasilkan energi
3. Optimasi pembentukan energi melalui proses oksidasi fosforilasi pada
organisme aerobik, dl1.
Metabolit dan metabolisme primer dibutuhkan untuk menunjang terjadinya
pertumbuhan pada setiap organisme; oleh karena itu bersifat growth link.
Berlawanan dengan jalur metabolisme primer terdapat jalur metabolisme lain yang
melibatkan senyawa senyawa organik spesifik dan terjadi sangat terbatas di
alam. Metabolisme itu disebut metabolisme sekunder, dan senyawa yang dihasilkan
disebut sebagai metabolit sekunder. Metabolit sekunder tertentu hanya ditemukan
pada organisme spesifik, atau bahkan strain (galur) yang spesifik, dan hanya
diproduksi pada kondisi-kondisi tertentu (Dewick 1999). Sampai dengan saat ini
telah diidentifikasi lebih dari 100.000 senyawa metabolit sekunder yang. dapat
digolongkan ke dalam: a). senyawa tanpa atom nitrogen dalam struktumya (seperti
golongan terpen, poliketid, saponin, poliasetilen, dU., dan b). senyawa mengandung
nitrogen (golongan alkaloid, amina, glikosida sianogenik, asam amino non protein,
proteinlenzim tertentu, dU.) (Wink, 1999). Pada kenyataannya di alam terdapat
beberapa senyawa organik yang secara tegas tidak dapat digolongkan sebagai
metabolit primer atau sekunder, contohnya asam-asam lemak dan gula-gula.
Sekitar seratus tahun yang lalu Stahl menyatakan bahwa metabolit sekunder
memang tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan, akan tetapi sangat dibutuhkan untuk
kelangsungan hidupnya, yaitu merupakan senyawa yang berguna untuk menangkal
serangan dari predator dan untuk bertahan terhadap lingkungan. (Wink,1999).
Metabolit sekunder di alam dihasilkan dalam jumlah sangat kecil, dan dalam
kondisi tertentu (kondisi stressing), serta tidak diproduksi secara universal tetapi
hanya pada spesies atau bahkan strain spesifik.
1. Macam- macam metabolit sekunder
Ada beberapa cara klasifikasi bisa dibuat, seperti berdasarkan sifat struktur, asal-
usul biosintesis, atau lainnya. Berdasarkan sifat strukturnya, Hanson (2011) membagi
Metabolit Sekunder ke dalam 6 golongan, yaitu 1) poliketida dan asam lemak, 2)
terpenoid dan steroid, 3) fenilpropanoid, 4) alkaloid, 5) asam amino khusus dan peptida,
dan 6) karbohidrat khusus.
Berdasarkan asal-usul biosintesisnya, Springob dan Kutchan (2009) membagi
Metabolit Sekunder menjadi empat kelompok, yaitu 1) alkaloid, 2) fenilpropanoid, 3)
poliketida, dan 4) terpenoid. Berdasarkan kandungan N, Wink (2010) membagi MS ke
dalam dua kelompok besar, yaitu1) Metabolit Sekunder yang mengandung N dan 2)
Meetbolit Sekunder yang tidak mengandung N. Kelompok pertama dibagi lagi menjadi
7 anak kelompok, dan kelompok kedua dibagi lagi menjadi 10 anak kelompok.
2. Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder
Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari goIongan
senyawa yang bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit
sekunder ada tiga jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asam
mevalonat.Sebelum mengetahui jalur tersebut, berikut merupakan hubungan metabolit
primer menjadi metabolit sekunder :
a. Jalur asam asetat
b. Jalur asam shikimat
Jalur asam sikimat merupakan jafur alternatif menuju senyawa aromatik,
utamanya L-fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam
mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga
asam amino aromatik merupakan asam amino esensial yang harus terdapat dalam diet
manusia maupun hewan. Zantara pusat adalah asam sikimat, suatu asam yang
ditemukan dalam tanaman IlIicium sp. beberapa tahun sebelum perannya dalam
metabolisme ditemukan. Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu dari
Escherichia coli. Adapun contoh reaksi yang terjadi dalam biosintesis asam
polifenolat. Dalam biosintesis L-triptofan dan asam 4-hidroksibenzoat juga terjadi
zantara asam korismat.
3. Contoh senyawa metabolit sekunder
a. Terpenoid
Terpenoida adalah merupakan komponen-komponen tumbuhan yang
mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan
disebut sebagai minyak atsiri. Minyak atsiri yang berasal dari bunga pada
awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu dengan
perbandingan aton hidrogen dan atom karbon dari suatu senyawa terpenoid
yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa
tersebut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah senyawa murni
akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang kadangkala terdiri dari
lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagaian besar
komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan
hidrogen atau karbon, hidrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatik yang
secara umum disebut terpenoid. Sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka
karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut unit isopren.
Unit C-5 ini dinamakan demikian karena kerangka karbonnya sama seperti
senyawa isoprene.
b. Steroid
Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan
ini didasarkan pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-masing
senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol, asam- asam empedu, hormon
seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak dan sapogenin. Ditinjau dari
segi struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok steroid ini
ditentukan oleh jenis substituen R1, R2, R3 yang terikat pada kerangka dasar
karbon. sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada
suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R1, gugus fungsi
yang terdapat pada substituen R1, R2, R3, jumlah serta posisi gugus fungsi
oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada
kerangka dasar karbon tersebut.
Percobaan-percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang
terdapat dialam berasal dari triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan
hewan beasal dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam
jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini
mengalami serentetan perubahan tertentu. tahap- tahap awal dari biosintesa
steroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam asetat
melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosterol
dan sikloartenol.
c. Alkaloida
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan dialam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida
mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan
dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin
heterosiklik.
Hampir semua alkaloida yang ditemukan dialam mempunyai keaktifan
biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna
dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yang
terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan psikologis. Alakaloida dapat
ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit
batang. Alakloida umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus
dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan
tumbuhan. Alkaloida tidak mempunyai tatanam sistematik, oleh karena itu,
suatu alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan
stiknin. Hampir semua nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan
alkaloida.
d. Flavonoid
Senyawa flavonoida adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar
yang ditemukan dialam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah,
ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemuykan dalam tumbuh-
tumbuhan. Flavonoida mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15
atom karbon, dimana dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantaipropana
(C3) sehingga membentuk suatu susnan C6 – C3 – C6. Susunan ini dapat
menghasilkan tiga jenis struktur senyawa flavonoida. Contoh senyawa
flavonoida, diantaranya isoflavonoida.
e. SaponinSaponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam
tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada
bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap
pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin
sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product dari
metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung
terhadap serangan serangga.
Sifat-sifat Saponin adalah:
1) Mempunyai rasa pahit
2) Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3) Menghemolisa eritrosit
4) Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5) Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksisteroid lainnya
6) Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7) Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula
empiris yang mendekati.
Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan
(surface tension). Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin
(aglikon) dan karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid).
Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dapat dibagi dalam dua kelompok:
1) Steroids dengan 27 C atom.
2) Triterpenoids, dengan 30 C atom.
Macam-macam saponin berbeda sekali komposisi kimiawinya, yaitu
berbeda pada aglikon (sapogenin) dan juga karbohidratnya, sehingga tumbuh-
tumbuhan tertentu dapat mempunyai macam-macam saponin yang berlainan,
seperti:
·Quillage saponin : campuran dari 3 atau 4 saponin
·Alfalfa saponin : campuran dari paling sedikit 5 saponin
·Soy bean saponin : terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dalam sapogenin, atau
karbohidratnya, atau dalam kedua-duanya
1. Mengkudu
Mengkudu (Morinda citrifolia) tumbuh di dataran rendah hingga pada
ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga
bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda
berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna
putih dengan bintik-bintik hitam.
Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai
sayur dan rujak. Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah
peugaga yang sering muncul sebagai menu wajib buka puasa. Karena itu, mengkudu
sering ditanam di dekat rumah di pedesaan di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering
digunakan sebagai bahan obat-obatan.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Asterids
Ordo: Gentianales
Famili: Rubiaceae
Genus: Morinda
Spesies: M. citrifolia
Nama binomial
Morinda citrifolia
Ciri-ciri umum :
1. Pohon
Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang
bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang
tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-
kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat.
Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah
setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.
2. Daun
Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan.
Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran
15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk
pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun
pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. Ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk
segitiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi
karena banyak mengandung vitamin A. yg katanya bisa menyembuhkan ambein.
3. Bunga
Bunga tersusun majemuk, perbungaan bertipe bongkol bulat, bertangkai 1-
4 cm, tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang
tumbuh normal. Bunga banci, mahkota bunga putih, berbentuk corong,
panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota.
Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti
tandan. Bunganya putih, harum.
4. Buah
Buah majemuk, terbentuk dari bakal-bakal buah yang menyatu dan
bongkol di bagian dalamnya; perkembangan buah bertahap mengikuti proses
pemekaran bunga yang dimulai dari bagian ujung bongkol menuju ke pangkal;
diameter 7,5-10 cm. Permukaan buah majemuk seperti terbagi dalam sekat-sekat
poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil, yang berasal dari sisa
bakal buah tunggalnya. Warna hijau ketika mengkal, menjelang masak menjadi
putih kekuningan, dan akhirnya putih pucat ketika masak. Daging buah lunak,
tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida dengan daging buah berwarna
putih, terbentuk dari mesokarp. Daging buah banyak mengandung air yang
aromanya seperti keju busuk atau bau kambing yang timbul karena pencampuran
antara asam kaprat (asam lemak dengan sepuluh atom karbon), C10), asam
kaproat(C6), dan asam kaprilat (C8). Diduga kedua senyawa terakhir
bersifat antibiotik aktif.
5. Kandungan mengkudu
Zat nutrisi secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap.
Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting,
tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu
mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai
jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin,
lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens,
phenylalanine, magnesium, dll.
Terpenoid Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel
tubuh.
Zat anti bakteri. Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat
mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens
morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti
bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella
montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S .
pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-
alergi.
Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif
melawan sel-sel abnormal.
Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah
mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi
banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam
jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya.
Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif,
mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
6. Tanin
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa
polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan
dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam
amino dan alkaloid.
Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang
berarti “pohon ek” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan
bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan
agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas,
mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak
gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai (misalnya karboksil) untuk membentuk
perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul yang lain.
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; pelbagai
senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh
herbivora dan hama, serta dalam pengaturan pertumbuhan[1]. Tanin yang terkandung
dalam buah muda menimbulkan rasa kelat (sepat)[2]; perubahan-perubahan yang
terjadi pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses
pemasakan buah.
Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang terlarut
dalam air hujan (bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang tergenang di
rawa-rawa dan rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh, yang dikenal
sebagai air hitam (black water). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam ini
berasa kesat dan agak pahit.
IV. ALAT DAN BAHAN
A.Alat
Nama Alat Ukuran Jumlah
1.Corong
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung
4. Gelas kimia
5. spatula
6. Lumpang dan alu
7. Penjepit tabung
8. Pipet tetes
9. Gunting
10. Lampu spiritus
11. Plat tetes
12. Neraca analitik
13. Pipet volum
14. Pipet gondok
-
-
-
50 ml
-
-
-
-
-
-
-
-
1 ml
5 ml dan 10 ml
2buah
8 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
B. Bahan
No Nama Bahan Rumus Kimia Jumlah
1. Serbuk daun mengkudu - 10,5 gram
2. Etanol C2H2OH 14 ml
3. Asam Klorida HCl 5 tetes
4. Besi III Klorida FeCl3 1 ml
5. Amoniak NH3 12 ml
6. Aquades H2O 13 ml
7. Kloroform CHCL3 12 ml
8. Asam Sulfat H2SO4 5 ml
9. Pereaksi Meyer K2HgI4 6 tetes
10. Pereaksi Liberman-Bourchard
CH3COOH + H2SO4 6 tetes
11. Pita Mg - Secukupnya
V. PROSEDUR KERJA
a. Uji Alkaloid
1. Rajang halus dan digerus 4 gram sampel.
2. Tambahkan kloroform sedikit demi sedikit, dan gerus lagi. Amati hingga
membentuk pasta.
3. Kemudian tambahkan 10 mL larutan amoniak-kloroform 0,05 N serta digerus lagi.
4. Di saring larutan tersebut dengan kertas saring ke dalam tabung reaksi, sehingga
didapatkan filtrate dari penyaringan tersebut.
5. Tambahkan filtrate tersebut dengan 5 mL H2SO4, kocok. Diamkan larutan.
6. Digunakan pipet tetes untuk memisakan larutan.
7. Ambillah lapisan asam sulfat, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi.
Ditetesi 5 tetes pereaksi Mayer, hingga terbentuk endapan putih.
b. Uji Steroid / Terpenoid
1. Diteteskan 3 tetes lapisan kloroform pada uji alkaloid pada plat tetes,
2. Ditambahka 3 tetes pereaksi lieberman-bourchard pada uji alkaloid lainnya pada
plat tetes.
3. Jika larutan berwarna merah/jingga, mengandung triterpenoid.
4. Jika larutan berwarna biru, mengandung steroid.
c. Uji Flavanoid
1. Diambil 0,3 gram sampel daun mengkudu dan dimasukan ke tabung reaksi,
ditambahkan 3 ml etanol dan dipanaskan di dalam tabung reaksi di atas penangas.
2. Disaring larutan tersebut seingga filtrat terpisah dengan larutan, lalu filtrat tersebut
ditambakan 5 tetes Hclpekat dan ditambahkan lagi pita magnesium.
3. Dikocok dan diamati filtrat tersebut bila terjadi perubahan warna merah/ pink atau
kuning menunjukan sampel mengandung flavanoid.
d. Uji Tanin
1. Ditimbang 1 gram sampel dimasukan ke dalam gelas kimia.
2. Ditambahkan 10 ml etanol, 1 ml air dan 1 ml FeCl3.
3. Diamati dan di catat perubahan warna yang terjadi.
e. Uji Antarkuinon
1. Diambil 0,1 gram sampel.
2. Diekstrak dengan 1 ml etanol.
3. Disaring ekstrak tersebut dengan menggunakan kertas saring.
4. Diambil 1 ml larutan amonia.
5. Dikocok lalu diamati perubahannya, positif jika terbentuk warna merah.
f. Uji Saponin
1. Sampel daun mengkudu kering dirajang halus.
2. Sebanyak 0,57 gram sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan
air sebanyak 1 ml.
3. Didihkan sampai 3 menit. Didinginkan dan di kocok dengan kuat.
4. Jika terdapat busa yang stabil selama 5 menit, maka sampel mengandung saponin.
VI. HASIL PENGAMATAN
Perlakuan Hasil
A. Uji Flavanoid
1. Diambil 0,3 gram sampel+
3ml etanol, lalu dipanaskan
pada pembakar spiritus.
2. Larutan disaring sehingga
filtrate terpisah dari larutan
lalu filtrate ditambah 5 tetes
HCl + pita Mg lalu dikocok
dan diamati perubahannya.
1. Larutan berwarna hijau tua.
2. Larutan berwarna kuning yang
menandakan positif mengandung
flavanoid.
B. Uji Tanin
1. 1 gram sampel dimasukkan
kedalam gelas kimia + 10 ml
etanol lalu didiamkan.
2. Larutaan disaring, diambil 1 ml
filtrate + 1 ml air + 1 ml FeCl3.
1. Berwarna hijau dan terdapat
endapan.
2. Berwarna coklat yang menandakan
positif mengandung tanin.
C. Uji Antrakuinon
1. 0,10 gram sampel diestrak
dengan 1 ml etanol, lalu
disaring, filtrat yang
dihasilkan + 1 ml larutan
amoniak dikocok.
1. - Warna filtrate hijau
- Filtrate + NH3 berwarna bening,
menandakan negative
mengandung Antrakuinon.
D. Uji Saponin
1. 0,57 gram sampel,
dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan
1 ml air.
1. Larutan berwarna hijau
2. Menguap dan berbusa menandakan
2. Dididihkan 2-3 menit dan
didinginkan sambil dikocok
dengan kuat.
positif mengandung saponim.
E. Uji Alkaloid
1. Digerus 4 gram sampel dan
ditambahkan sedikit
demisedikit sampai
membentuk pasta
2. Kemudian ditambahkan 10 ml
larutan amoniak kloroform
0,05 N serta digerus lagi.
1. Sampel membentuk pasta.
2. Larutan berwarna hitam
F. Uji Alkaloid
1. Digerus 4 gram sampel dan
ditambahkan sedikit demisedikit
sampai membentuk pasta
2. Kemudian ditambahkan 10 ml
larutan amoniak kloroform 0,05
N serta digerus lagi.
3. Disaring larutan tersebut hingga
didapatkan filtrat.
4. Ditambahkan filtrate tersebut
dengan 5 ml H2SO4, dikocok dan
didiamkan.
5. Diambil lapisan atas dan lapisan
bawahnya dimasukkan ke dalam
masing – masing tabung.
Pada lapisan atas ditambahkan 5
tetes pereaksi mayer sampai
terbentuk endapan putih.
1. Filtrate berwarna hitam
2. Terbentuk 3 fasa
3. Lapisan atas H2SO4, Lapisan bawah
kloroform
4. Terbentuknya endapan berwarna
putih menandakan positif
mengandung Alkaloid
G. Uji Steroid / Terpenoid
Diteteskan 3 tetes lapisan atas
pada uji alkaloid pada plat tetes
serta 3 tetes lapisan bawah pada
plat tetes. Kemudian masing –
masing ditambahkan 2 tetes
pereaksi Lieberman Brourchard.
Jika warna larutan berubah
menjadi jingga atau merah, maka
positif terpenoid. Positif Steroid
apabila berubah warna menjadi
biru.
1. Larutan berubah putih, negative
mengandung terpenoid. Lapisan
bawah + 3 tetes pereaksi
Lieberman – Brourchard larutan
berwarna merah, positif
mengandung steroid.
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kandungan
senyawa alkanoid, steroid, saponin, tanin, flavonoid, dan antrakuinon dalm sampel daun
mengkudu. Sampel yang akan digunakan diblender sampai halus, tujuannya untuk
menghancurkan dinding sel yang sifatnya kaku sehingga senyawa target (metabolit
sekunder) yang berada dalam vakuola mudah diambil.
1. Uji Flavanoid
Pada uji flavanoid digunakan 0,3 gram sampel lalu ditambahkan dengan 3 ml
etanol maserasi dilakukan dengan pelarut etanol karena etanol dapat melarutkan hampir
semua senyawa organik dalam tumbuhan baik yang bersifat polar maupun non polar.
dipanaskan sehingga menghasilkan larutan berwarna hijau tua. disamping itu etanol juga
memiliki titik didih yang rendah sehingga etanol mudah menguap saat dipanaskan.
setelah itu larutan yang ada disaring supaya filtrat terpisah dari larutan lalu ditambahkan
5 tetes HCl dan pita Mg menghasilkan larutan berwarna kuning yang menandakan positif
terdapatnya flavanoid. Larutan berubah menjadi kuning karena Flavonoida berupa
senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambahkan asam.
2. Uji Tanin
Pada uji tanin digunakan 1 gram sampel ditambahkan dengan 10 ml
etanol karena etanol dapat melarutkan hampir semua senyawa organik dalam
tumbuhan baik yang bersifat polar maupun non polar. Kemudian larutan disaring,
bertujuan untuk memisahkan filtrat dari larutan. Selanjutnya filtrat diambil 1 ml
filtrat lalu ditambahkan dengan 1 ml air dan 1 ml FeCl3. Pada penambahan
larutan FeCl3 diperkirakan larutan ini bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil
yang ada pada senyawa tanin. Sehingga larutan yang dihasilkan berwarna coklat
yang menandakan positif adanya tanin.
3. Uji antrakuinon
Pada uji antrakuinon ini digunakan 0,10 gram sampel lalu diekstrak dengan 1 ml
etanol dan disaring. Filtrat yang dihasilkan berwarna hijau lalu ditambahkan dengan 1 ml
larutan amonia lalu dikocok.warna larutan menjadi berwarna bening. Jika sampel positif
mengandung antrakuinon maka larutan berwana merah. Antrakuinon berupa senyawa
fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambahkan basa atau amonia. Pada percobaan
ini larutan tidak berubah menjadi warna merah karena sampel tidak mengandung
antrakuinon.
4. Uji Saponin
Pada uji saponin ini digunakan 0,57 gram sampel dan ditambahkan 1 ml air
menghasilkan larutan berwarna hijau. Lalu didihkan selama 2-3 menit dan dikocok
sehingga terdapat adanya uap pada dinding tabung reaksi dan berbusa yang menandakan
adanya saponin. Hal ini dikarenakan Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan
membentuk busa jika dikocok.
5. Uji Alkaloid
pada uji alkaloid ini digunakan 0,4gram sampel dan ditambahkan kloroform
sebanyak 12 ml sedikit demi sedikit sampai membentuk pasta. Kemudian pasta
ditambahkan amoniak kloroform 0,05 N serta digerus lagi, tujuannya untuk
menghancurkan dinding sel yang sifatnya kaku sehingga senyawa target (metabolit
sekunder) yang berada dalam vakuola mudah diambil. Kemudian sampel diekstraksi
dengan penambahan kloroform dan diaduk perlahan-lahan. Ekstraksi dengan
penambahan kloroform bertujuan untuk memutuskan ikatan antara asam tannin dan
alkaloid yang terikatsecara ionic dimana atom N dari alkaloid berikatan saling stabil
dengan gugus hidroksil genolik dari asamtannin. Dengan terputusnya ikatan ini alkaloid
akan bebas, sedangkan asam tannin akan terikat oleh kloroform. Setelah diekstraksi,
larutan ini disaring dan larutannya ditambahkan asam sulfat dan dikocok. Penambahan
asam sulfat ini berfungsi untuk mengikat kembali alkaloid menjadi garam alkaloid agar
dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi logam berat yaitu spesifik untuk alkaloid yang
menghasilkan kompleks garam anorganik yang tidak larut sehingga terpisah dengan
metabolik sekundernya. Penambahan asam sulfat mengakibatkan larutan terbentuk
menjadi tiga fase karena adanya perbedaan tingkat kepolaran antara fase aqueous yang
polar dan kloroform yang relative kurang polar. Garam alkaloid akan larut pada lapisan
atas,sedangkan pada lapisan tengah adalah sampel dan lapisan kloroform berada pada
lapisan paling bawah karena memiliki massa jenis yang lebih besar. Sedangkan
pengocokan dengan kuat bertujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa pada tiap-tiap
lapisan secara tepat dan sempurna. Lapisan atas (lapisan atas sulfat) diuji dengan
pereaksi meyer. Pada uji dengan peeaksi meyer larutan menghasilkan endapan putih
yang menandakan (+) alkaloid. Pereaksi meyer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid,
dimana pereaksi ini berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N
alkaloid dan Hg pereaksi meyer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang
nonpolar mengendap berwarna putih. Reaksi pada uji alkaloid ini dengan pereaksi meyer
adalah : N + KHgI4 Hg-N PutihAtom N menyumbangkan pasangan electron bebas dan
atom Hg sehingga membentuk senyawa kompleks yang mengandung atom N sebagai
ligannya.
6. Uji Steroid/Terpenoid
Pada uji steroid digunakan 3 tetes lapisan atas pada uji alkaloid dan 3 tetes lapisan
bawah. Kemudian ditambahkan masing-masing pereaksi lieberman brourchard. Jika
warna larutan berubah menjadi jingga atau merah maka positif terpenoid. Positif steroid
apabila berubah warna menjadi biru. Pada lapisan atas menghasilkan warna putih
sehingga menandakan tidak mengandung terpenoid. Sedangkan pada lapisan bawah
menghasilkan warna merah yang menandakan positif mengandung terpenoid, dan negatif
mengandung steroid. Uji yang banyak digunakan adalah reaksi Liebermann-Burchard
yang dengan kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau-biru.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dan hasil pengamatan yang telah kami dapatkan,disimpulkan
bahwa :
1. Dalam sampel daun mengkudu terdapat flavanoid ditandai dengan larutan berwarna
kuning. Jadi sampel daun memgkudu positif terdapat flavanoid.
2. Dalam sampel daun mengkudu terdapat tanin ditandai dengan larutan berwarna
coklat. Sampel daun mengkudu positif terdapat tanin.
3. Dalam sampel daun mengkudu tidak terdapat antrakuinon, ditandai dengan larutan
berwarna bening. Jadi sampel daun mengkudu negatif terdapat antrakuinon.
4. Dalam sampel daun mengkudu terdapat saponin, dintandai dengan larutan berwarna
hijau,menguap dan berbusa. Jadi sampel daun mengkudu positif terdapat saponin.
5. Dalam sampel daun mengkudu terdapat alkaloid, ditandai dengan larutan berwarna
hitam,terbentuk tiga fasa larutan dan terdapat endapan berwarna putih. Jadi sampel
daun mengkudu positif terdapat alkaloid.
6. Dalam sampel daun mengkudu terdapat steroid, ditandai dengan larutan berwarna
merah. Jadi sampel daun mengkudu positif terdapat steroid.
7. Dalam sampel daun mengkudu tidak terdapat terpenoid, ditandai dengan larutan
berwarna bening. Jadi sampel daun mengkudu negatif terdapat terpenoid.
B. SARAN
Dalam pelaksanaan praktikum yang berjudul”isolasi metabolit sekunder pada
daun mengkudu” diharapkan praktikan telah memahami dan mempelajari penuntun
dalam praktikum.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Carlasabandar, 2010. Senyawa Metabolit Sekunder dari Spesies Jatropha.
http://www.carlasabandar.wordpress.com. Diakses pada tanggal 4 Desember 2014.
Meta, 2011. Senyawa Metabolit Sekunder. http://www.vieblogspot.com. Diakses pada
tanggal 4 Desember 2014.
Miftahuljannah, E. A., 2010. Flavonoid. http://www.miftahchemistry.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 4 Desember 2014.
Musa, Selviana, 2010. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol
Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Nangka Buah (Artocarpus heterophylla, Lmk).
http://www.ilmukimia.webs.com. Diakses pada tanggal 4 Desember 2014.
Putri, D. U., 2011. Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam pada Tumbuhan Urang-aring
(Tridax procumbens L.). http://www.tarmiziblog.blogspot.com. Diakses pada tanggal
4 Desember 2014
Rizal, S., 2011. Metabolit Sekunder. http://www.kutipanbuku.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 7 Juni 2011.
http://zaharapiyu.blogspot.com/2011/08/metabolit-sekunder-pada-tumbuhan.html, 4 diakses
pada tanggal Desember 2014
LAMPIRAN
1. Sampel daun mengkudu
2. Sampel 0,1 gram
3. Sampel 0,5 gram
4. Sampel 0,3 gram
5. Sampel 1 gram
6. Sampel 4 gram
7. Uji Flavanoid
8. Uji Tanin
9. Uji Antrakuinon
10. Uji saponin
11. Uji Alkaloid
12. Uji Steroid / Terpenoid