mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel ilmiah... · web...
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 7 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015
ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
Nama : MARWOTO
NPM : 4009093
Program Studi : Pendidikan Matematika
Dosen Pembimbing : 1. Anna Fauziah, M.Pd
2. Amiruddin Z G, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU2015
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015.
Marwoto1, Anna Fauziah2, Amiruddin3,Email : [email protected]
ABSTRACT
This thesis entitled "Application of Model Cooperative Type Numbered Head Together For learning out comes Mathematics eight grade student of SMP N 7 Lubuklinggau academic 2014/2015”. Problem this Research is yield study mathematic eighth grade student of SMP N 7 Lubuklinggau after application of cooperative learning model type Numbered Heads Together has been completed?. The purpose of the research is to find out the result of student learning after the application of stad model. The research method used is a quasi- experiment. The population is the entire eighth graders student of SMP N 7 Lubuklinggau academic year 2014/2015, amounting to 228 students. As the sample is VIII.5 class with 38 students given type of cooperative learning models Numbered Heads Together with a random sampling technique (random sampling). collection was done by using with technique tes. The data were analyzed using t-test at significance level α pseudo = 0.05. From the calculation of the t-test post- test obtained t > t table is 3.26 > 1.68, it can be concluded that the mathematics learning outcomes eighth grade students of SMP N 7 Lubuklinggau of Academic Year 2014/2015 after the model adequate for the type coopartife Numbered Heads Together completed. Average return study Mathematic highest 78,40 and presentation student completed (84,21%).
Keywords : Cooperative learning, Numbered Heads Together, Mathematics
PENDAHULUAN
Pendidikan tidak terlepas dari sebuah pembelajaran dan pengajaran.Pendidikan yang
berkualitas tidak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Guru di
tuntut mampu menciptakan situasi dalam proses belajar mengajar di dalam kelas tindakan
seorang guru harus meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya serta membantu
terciptanya hubungan interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun antar sesama
siswa, dan cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi siswa untuk
dapat belajar dengan baik. Salah satunya guru harus memilih model pembelajaran yang
dapat disesuaikan pada materi tiap pelajaran yang akan disampaikan agar mutu pengajaran
lebih baik dari sebelumnya, agar siswa tidak bosan pada saat belajar dan lebih termotivasi
untuk belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru studi matamatika kelas VIII SMP Negeri
7 Lubuklinggau mengatakan sering dihadapkan masalah tentang hasil belajar yang belum
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.
sesuai dengan apa yang diharapkan, karena hasil belajar sebagian besar siswa rata-rata
dibawah KKM. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian siswa yang belum mencapai
Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah sebesar 75. Dari seluruh
siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015, siswa yang
tuntas hanya 98 siswa (42,98%) dan yang belum tuntas sebanyak 130 siswa (57,02%). Hal
ini menunjukan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7
Lubuklinggau tergolong rendah.
Menurut Lie (2008:59), model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together adalah teknik pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Specer Kagan
(1993), teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide
dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, serta mendorong siswa untuk
meningkatkan semangat kerja siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah hasil belajar matematika
siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau setelah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together secara signifikan tuntas?”
Adapun tujuan penelitain ini adalah untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a) Bagi siswa, Sebagai pengalaman belajar
berkelompok, dan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa khususnya terhadap
pembelajaran matematika; b) Bagi guru, sebagai pengetahuan dan pemahaman mengenai
berbagai macam model pembelajaran dalam matematika, serta membantu guru
meningkatkan hasil belajar siswa; c) Bagi sekolah, sebagai suatu langkah dalam
membangun sekolah dan meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan semua pihak; d)
Bagi peneliti, menambah pengalaman dan pengetahuan sebagai calon guru dan dapat
menjadi pembelajaran dan pengalaman dalam melakukan penelitian;
LANDASAN TEORI
Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together.
Menurut Trianto (2009:82), Numbered Heads Together “merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interksi siswa dan
sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisonal”. dan menurut Lundgren model
pembelajaran Numbered Heads Together adalah model pembelajaran yang lebih
mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah dan melaporkan
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.
informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan didepan kelas, sedangkan
menurut Lie (2008:59), teknik belajar Numbered Heads Together pertama kali
dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993), teknik ini juga memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang
paling tepat. selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat
kerja siswa antar anggota kelompok.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together atau penomoran berpikir bersama adalah model
pembelajaran yang melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi dalam suatu
pelajaran, dan lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari informasi dari
berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan didepan kelas, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat serta mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja
siswa antar anggota kelompok.
Langkah-langkah Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
Langkah-langkah pembelajaran model kooperatif tipe NHT Menurut Trianto
(2009:82), yaitu:
a) Fase 1: Penomoran, Dalam fase ini, guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang
dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5; b) Fase 2:
Mengajukan pertanyaan, Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dan pertanyaannya
dapat bervariasi; c) Fase 3: Berfikir bersama, Siswa menyatukan pendapatnya terhadap
jawaban pertanyaan itu dan menyakinkan tiap anggota dalam tiap timnya mengetahui
jawaban tim; d) Fase 4: Menjawab, Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa
yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan
untuk seluruh kelas;
Langkah-langkah pembelajaran model kooperatif tipe NHT menurut Lie (2008:60),
yaitu:
a) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam tiap kelompok mendapat nomor; b)
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya; c) Kelompok
memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota
kelompok mengetahui jawaban ini; d) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan
nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka;
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa langkah-langkah
dalam proses pembelajaran koooperatif tipe Numbered Heads Together yang akan
diterapkan adalah:
a) Penomoran, guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil 3-5 siswa secara heterogen
setiap siswa dalam setiap kelompok diberikan nomor; b) Guru memberikan tugas dan
masing-masing setiap kelompok mengerjakannya; c) Berpikir bersama, seluruh siswa
dalam kelompoknya masing-masing menyatukan pendapat memutuskan jawaban yang
paling dianggap benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban
tersebut; d) Guru memanggil satu nomor dari salah satu kelompok. Kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan
untuk seluruh kelas; e) Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk
menanggapi jawaban temannya, jika kemudian guru menunjuk nomor yang lain;
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen yaitu
penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok atau kelas pembanding. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat
(Y). Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model kooperatif
tipe Numbered Heads Together, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau.
Populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau Tahun
Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 228 siswa. Sebagai sampel adalah kelas VIII.5
dengan 38 siswa yang diberikan pembelajaran model kooperatif tipe Numbered Heads
Together.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk uraian sebanyak enam soal, dengan tes
uraian akan terlihat kemampuan siswa dalam mempresentasikan setiap soal yang diberikan
di samping langkah-langkah pengerjaan soal materi sistem persamaan linear dua variabel.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2014 sampai dengan
29 November 2014 di kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015.
Sesuai dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau Tahun pelajaran
2014/2015”. Data hasil penelitian diperoleh dari data hasil kemampuan kognitif siswa yang
berbentuk uraian sebanyak enam soal. Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan awal
(Pre-test) dan tes kemampuan akhir (Post-test). Penelitian ini akan dilaksanakan sebanyak
lima kali pertemuan. Sebelum melakukan penelitian diadakan uji coba instrumen terlebih
dahulu pada tanggal 03 November 2014 yang dilakukan di kelas IX.6 dengan siswa
sebanyak 32 dengan materi sistem persamaan linear dua variabel.
Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dengan
rincian satu kali pre-test pada awal penelitian, tiga kali proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan satu kali post-test
diakhir pembelajaran. Sebelum pertemuan pertama dilaksanakan, peneliti mengadakan
sosialisasi tentang model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ini
belum pernah diterapkan sebelumnya. Peneliti juga menginformasikan materi yang akan
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ini
dengan materi sistem persamaan linear dua variabel.
Kemampuan Pre-test
Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yaitu pada tanggal 10
November 2014 dan diikuti oleh 38 siswa pada kelas VIII.5. Pelaksanaan pre-test ini
digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan dengan
model kooperatif tipe Numbered Heads Together pada suatu materi yang belum mereka
pelajari materi sistem persamaan linear dua variabel. Soal yang digunakan adalah bentuk
essay sebanyak enam soal, dimana soal tersebut sudah diketahui validitas, realibilitas, daya
pembeda dan tingkat kesukaran.
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VIII.5 adalah 29,76. Tidak ada siswa yang
mendapat nilai lebih dari 75. Sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 adalah
38 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pre-test siswa sebelum diterapkan model
pembelajaran Numbered Heads Together ini adalah belum tuntas.
Rekapitulasi rata-rata dan simpangan baku dari pre-test dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Awal (pre-test)
SkorRata-Rata
NilaiRata-Rata
Simpangan Baku
TuntasTidak Tuntas
17,26 29,76 7,46 0 (tidak ada) 38 orang
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.
Kemampuan Post-Test
Pelaksanaan post-test dilakukan diakhir pembelajaran yaitu pada tanggal 27
November 2014 dan diikuti oleh 38 siswa pada kelas VIII 5. Pemberian post-test berfungsi
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together.
Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 78,40. Siswa yang mendapat
nilai lebih dari 75 atau diatas kriteria ketuntasan minimal sebanyak 32 siswa, sedangkan
siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 atau dibawah kriteria ketuntasan minimal 6
siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil post-test siswa setelah diterapkan model
pembelajaran ini Numbered Heads Together secara signifikan sudah tuntas.
Rekapitulasi skor rata-rata dan simpangan baku dari hasil post-test dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Akhir (post-test)
SkorRata-Rata
Nilai Rata-Rata
Simpangan Baku
TuntasTidakTuntas
45,47 78,40 6,42 32 orang 6 orang
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar
siswa setelah diberikan perlakuan pembelajaran pada tes akhir. Pada tabel 1 nilai rata-rata
tes awal adalah 29,76 sedangkan tes akhir 78,40. Terjadi peningkatan rata-rata nilai sebesar
48,64.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dilihat gambaran data lebih jelas, nilai rata-
rata tes awal dan tes akhir sebagai berikut:
Pre-Test Post-Test0
10
20
30
40
50
60
70
80
Grafik Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa selisih nilai rata-rata pre-test dengan
post-test adalah 48,64. Adapun ketuntasan siswa dapat dilihat pada grafik berikut:
Pre-Test Post-Test0
5
10
15
20
25
30
35
40
TuntasTidak Tuntas
Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Pre-test dan Post-test
Berdasarkan grafik diatas dapat di lihat bahwa pada Pre-test semua siswa tidak ada
yang tuntas hal ini disebabkan karena siswa belum mempelajari tentang materi yang di
berikan dan pada hasil Post-test siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Dapat dilihat
dari hasil yang tuntas setelah diterapkan pembelajaran Numbered Heads Together
menyatakan 32 siswa yang tuntas dan 6 siswa yang tidak tuntas.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi
normal atau tidak. Rumus yang digunakan untuk menghitung uji normalitas adalah chi
kuadrat¿2). Berdasarkan perhitungan mengenai uji normalitas data dengan taraf
kepercayaan α = 0,05. Dan dk = k – 1, dimana k adalah banyak kelas interval, Jika χ2hitung <
χ2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Berdasarkan perhitungan statistik hasil uji normalitas tes akhir dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel. 3Hasil Uji Normalitas Skor Tes Akhir
Tes χ2 hitung Dk χ2
tabel Kesimpulan
Post-test 7,9697 5 11,070 Normal
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.
Pada tes akhir diperoleh χ2hitung tes akhir adalah 7,9697 dan nilai χ2
tabel adalah
11,070. Hal ini berarti χ2hitung < χ2
tabel. Dengan demikian pengujian normalitas dengan rumus
Chi-kuadrat (χ2) dapat disimpulkan bahwa data data tes akhir berdistribusi normal dengan
taraf kepercayaan α = 0,05.
Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah “Hasil belajar matematika siswa
kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015 setelah diterapkan
model Numbered Heads Together secara signifikan tuntas.
Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:
H0 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah penerapan model Numbered Heads
Together kurang dari 75 (μ < 75).
Ha = Rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah penerapan model Numbered Heads
Together lebih dari atau sama dengan 75 (μ ≥ 75).
Rekapitulasi hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel. 4Hasil uji Hipotesis Tes Akhir
Tes thitung Dk ttabel Kesimpulan
Post-test 3,26 37 1,68thitung > ttabel
Ha diterima, H0 ditolak
Hasil tes akhir diperoleh thitung = 3,26 dengan derajat kebebasan dk = n – 1 = 38 – 1 =
37, α = 0,05 maka diperoleh ttabel = 1,68 sehingga thitung > ttabel yaitu 3,26 > 1,68. Hal ini
berarti terima Ha dan tolak H0.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa
setelah penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together lebih dari atau sama
dengan 75 (μ0 ≥ 75).
PEMBAHASAN
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pertemuan, dengan rincian
satu kali pre-test diawal pertemuan, peneliti melakukan pembelajaran dengan penerapan
model kooperatif tipe Numbered Heads Together. Pembelajaran dilakukan sebanyak tiga
kali pertemuan, pada pertemuan pertama siswa mengalami kesulitan dalam penerapan
model pembelajaran, tetapi pada pertemuan kedua dan ketiga siswa mulai memahami dan
aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Numbered Heads Together,
terlebih dahulu peneliti mengadakan uji coba instrumen dan sosialisasi tentang
pembelajaran matematika dengan menggunakan model Numbered Heads Together.
Peneliti juga menginformasikan materi yang akan diajarkan dengan model Numbered
Heads Together yaitu materi sistem persamaan linear dua variabel. Kemudian peneliti
memberi pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa dengan dilanjutkan
pembelajaran dengan model Numbered Heads Together. Setelah pembelajaran selesai,
siswa diberikan post-test untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.
Pertemuan pertama pada tanggal 14 November 2014 dalam Treatment model
pembelajaran Numbered Heads Together diawali dengan apersepsi yaitu membuka
pelajaran dengan melihat kesiapan siswa, kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan
judul materi yaitu “Sistem persamaan linear dua variabel”.
Pada pertemuan pertama ini, peneliti mengacak nomor sebanyak 3 kali. Acak nomor
yang yang pertama peneliti memanggil siswa yang bernomor kepala 2, siswa yang
bernomor kepala 2 yang dapat mempresentasikan hasil diskusi yang benar berjumlah 4
orang dari 8 kelompok. Acak nomor yang kedua peneliti memanggil siswa yang bernomor
kepala 4, siswa yang bernomor kepala 4 yang dapat mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan benar berjumlah 4 orang dari 8 kelompok. Acak nomor yang ketiga
peneliti memanggil siswa yang bernomor kepala 5, siswa yang bernomor kepala 5 yang
dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan benar berjumlah 4 orang dari 8
kelompok. Kemudian siswa mengerjakan soal latihan. Mengakhiri kegiatan, siswa
didampingi peneliti membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari pada proses tanya
jawab yang berlangsung.
Pada pertemuan kedua pada tanggal 20 November 2014 tidak jauh berbeda dari
pertemuan pertama dimana apersepsi diawali dengan pertanyaan-pertanyaan singkat, pada
perlakuan kedua siswa mengalami perkembangan yaitu siswa tampak aktif dan berantusias
untuk mengeluarkan masing-masing pendapat mereka saat diskusi kelompok berlangsung.
Hal ini dapat dilihat ketika siswa yang ditunjuk nomornya oleh peneliti langsung
melaporkan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dan kelompook lain
menanggapinya. Dari sinilah siswa dapat mengeluarkan aspirasi atau bertukar pendapat.
Peneliti mengacak nomor sebanyak 2 kali, acak pertama peneliti memanggil siswa
yang bernomor kepala 1, siswa yang bernomor kepala 1 yang dapat mempresentasikan
hasil diskusi kelompok dengan benar berjumlah 5 orang dari 8 kelompok. Acak nomor
yang kedua peneliti memanggil siswa yang bernomor berkepala 6, siswa yang bernomr
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.
kepala 6 yang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan benar berjumlah 6
dari 8 kelompook. Kemudian kegiatan belajar siswa selesai dengan didampingi peneliti
membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari pada proses tanya jawab yang
berlangsung.
Pertemuan ketiga pada tanggal 21 November 2014 dalam Treatment model
Numbered Heads Together diawali dengan apersepsi melalui pertanyaan-pertanyaan ringan
yang berkaitan dengan materi. Pada pertemuan ketiga siswa tampak aktif dan bersemangat
mengikuti pelajaran. Siswa sangat bersemangat pembelajaran dan proses pembelajaran
dengan menggunakan model Numbered Heads Together.
Peneliti mengacak nomor sebanyak dua kali, acak nomor yang pertama peneliti
memanggil siswa yang bernomor kepala 2. Siswa yang bernomor kepala 2 yang dapat
mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang benar berjumlaj 7 orang dari 8 kelompok.
Acak nomor kedua peneliti memanggil siswa yang bernomor kepala 3, siswa yang
bernomor kepala 3 yang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan benar
berjumlah 8 orang dari 8 kelompok. Mengakhiri kegiatan, siswa didampingi peneliti
membuat kesimpulan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Silberman (2009:xxii) yang mengatakan
bahwa perlunya kegiatan belajar aktif, dikarenakan untuk mempelajari sesuatu yang baik,
belajar aktif membantu peserta didik untuk mendengarkannya, melihatnya, mengajukan
pertanyaan tentang pelajaran tertentu, dan mendiskusikannya dengan orang lain. Yang
paling penting, peserta didik perlu melakukannya memecahkan masalah sendiri,
menentukan contoh-contoh, mencoba keterampilan-keterampilan, dan melakukan tugas-
tugas yang telah mereka miliki atau yang harus mereka capai.
Demikian juga penelitian yang dilakukan ini, masih banyak terdapat keterbatasan
yang ditemui oleh peneliti antara lain:
a) Terbatasnya waktu dan kesempatan untuk mengembangkan model pembelajaran dalam
proses belajar mengajar. Karena model pembelajaran ini menekankan pada kelompok
secara tim berfikir dan berbagi; b) Dari segi referensi pada penyusunan skripsi ini peneliti
mengalami keterbatasan referensi yang digunakan untuk literatur penyusunan landasan
teori;
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.
2014/2015 setelah diterapkan model Numbered Heads Together secara signifikan sudah
tuntas. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang diperoleh bahwa thitung = 3,26
lebih besar dari pada ttabel = 1,68 (thitung = 3,26 > ttabel = 1,68) dengan rata-rata hasil belajar
matematika siswa sebesar 78,40. persentase jumlah siswa yang tuntas sebanyak 84,21 %.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini maka disarankan beberapa
hal sebagai berikut:
a) Siswa, diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar secara berkelompok dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran matematika; b) Guru,
diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi guru mengenai berbagai macam model
pembelajaran, serta membantu guru meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam
pelajaran matematika; c) Sekolah, diharapkan dapat dijadikan informasi dalam upaya
meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam proses pembelajaran, serta literatur yang
berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah; d) Peneliti, diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengalaman peneliti tentang pembelajaran matematika dengan
model Numbered Heads Together;
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia
Silberman, Mel. 2009. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Suherman dan Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evalusi Pendidikan Matematika. Bandung : Wacana Prima
Suprijono, Agus. 2009.Cooperatif Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi STIK. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2009. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi
Pustaka Publisher
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Matematika.