implementasi manajemen keuangan...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN
DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH JAKARTA
TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Wahidin
NIM 1112018200053
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1438 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah Jakarta Timur disusun oleh Wahidin NIM
1112018200053. Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada
sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 25 November 2016
Yang mengesahkan
Dosen Pembimbing Skripsi I Dosen Pembimbing Skripsi II
Dr.Sita Ratnaningsih,M.Pd Tri Harjawati,M.Si
NIP.- NIDN. 2014118001
LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skrips berjudul Implementasi
Manajemen Keuangan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jakarta
Timur disusun oleh Wahidin NIM 1112018200053. Jurusan Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 25
November 2016
Jakarta, 25 November 2016
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing Skripsi I Dosen Pembimbing Skripsi II
Dr.Sita Ratnaningsih,M.Pd Tri Harjawati,M.Si
NIP. - NIDN. 2014118001
i
ABSTRAK
Wahidin (NIM 1112018200053). Implementasi Manajemen Keuangan
Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jakarta Timur, Jurusan
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui Implementasi Manajemen
Keuangan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah, (2) untuk mengetahui
hambatan-hambatan dalam manajemen keuangan, (3) untuk mengetahui cara
mengatasi kendala-kendala dalam manajemen keuangan pondok pesantren.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
deskriptif dimana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan
studi document.Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai beberapa narasumber
diantaranya: Pimpinan Pondok Pesantren, Bendahara, dan Kepala Sekolah di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Manajemen Keuangan
pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah belum berjalan dengan baik, yaitu
belum adanya Petunjuk teknis dalam penyusunan RAPBP, Pelaksanaan keuangan
yang belum sesuai dengan aturan dan petunjuk teknis penggunaan dan pelaksanaan
dengan realisasinya.. Fakta ini menunjukkan bahwa Pondok Pesantren belum
sepenuhnya melakukan proses pengelolaan keuangan sesuai dengan aturan
pemerintah atau petunjuk teknis dalam pengelolaanya. Kurangnya tenaga professional
terkait pengelolaan keuangan pondok pesantren, sistem keuangan pondok pesantren
dan madrasah yang masih digabung antara pondok, Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah
menjadi hambatan-hambatan pada sistem akuntansi pondok pesantren.
Kata Kunci: Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan, Pondok Pesantren
ii
ABSTRACT
Wahidin (NIM 1112018200053). Implementation of Financial Management
Education in Boarding School Nurul Hijrah East Jakarta. Education
Management Department, Department of Management of Education, Faculty of
Science and Teaching State Islamic University Syarif Hidayatullah, Jakarta.
The purpose of this study is: (1) to know the Implementation of Financial
Management Education in Islamic Boarding School Nurul Hijrah, (2) to identify any
obstacles in financial management, (3) to know how to overcome the obstacles to the
financial management of the boarding school.
The method used in this research is descriptive qualitative research method, data
collection using the techniques of interview, observation and document study. In this
study, the authors interviewed several speakers including: Head of Boarding Schools,
Treasurer and Principal
The results showed that the implementation of Financial Management education in
Islamic Boarding School Nurul Hijrah has not gone well, namely the lack of technical
instructions for preparing RAPBP, Financial performance that has not been in
accordance with the rules and technical instructions of use and implementation with
the realization. This fact shows that the boarding school has not fully carry out the
process of financial management in accordance with government regulations or
technical guidelines in its management. The lack of professionals related to the
financial management of the boarding school, financial system Islamic school that
was merged between the lodge, Senior high school and junior high school become
obstacles to the accounting system of the boarding school
Keywords: Implementation of Financial Management Education, Islamic
Boarding School
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada junjungan kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan
sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan di
Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jakarta Timur” disusun sebagai persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingannya kepada penulis.
3. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd, Dosen Pembimbing I skripsi yang dengan penuh
kesabaran dan ketulusan hati telah membimbing saya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
4. Tri Harjawati, M.Si, Dosen Pembimbing II skripsi yang dengan penuh kesabaran
dan ketulusan hati telah membimbing saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
iv
5. KH.Abu Hanifah Thoyyib, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hijrah yang telah
menerima saya untuk melaksanakan penelitian dan juga atas bimbingan serta
arahannya selama penelitian ini berlangsung.
6. Dra. Nurhayati., Kepala MA Nurul Nurul Hijrah yang telah menerima saya untuk
melaksanakan penelitian dan juga atas bimbingan serta arahannya selama
penelitian ini berlangsung.
7. Ahmad Sodiqun, S.Pdi, Kepala MTs Nurul Hijrah yang telah menerima saya
untuk melaksanakan penelitian dan juga atas bimbingan serta arahannya selama
penelitian ini berlangsung.
8. Orang tua tercinta yang senantiasa memberikan segala bentuk dukungan baik
moril maupun materiil, serta doa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan dan
tercapainya cita-cita penulis.
9. Teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012 yang telah
memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis.
10. Keluarga besar Semut Ranger yang senantiasa memberikan semangat dan hiburan
disaat mengerjakan skripsi
11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan di sini yang telah memberikan
bantuan dan dukungan sehingga skripsi ini dapatdiselesaikan dengan baik,
semoga Allah membalas semua kebaikan kalian.
Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis menyadari betul bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan.
Jakarta, 25 November 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................................. v
DAFTAR ISI .................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah........................................................................ ......... 8
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Manajemen .................................................................................... 12
1. Pengertian Manajemen ........................................................................ 12
2. Fungsi Manajemen ............................................................................... 15
B. Konsep Manajemen Keuangan Sekolah ..................................................... 17
1. Pengertian Manajemen Keuangan .......................................................... 17
2. Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah ............................................ 18
3. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah ................................................. 20
vi
4. Fungsi Manajemen Keuangan Sekolah .................................................. 22
5. Manajemen Pembayaran SPP ................................................................ 22
6. Siklus Manajemen Keuangan Sekolah ................................................... 22
C. Manajemen Pondok Pesantren .................................................................... 25
1. Pengertian Pondok Pesantren .................................................................. 25
2. Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan ................................................... 26
3. Realisasi Manajemen Keuangan di Pesantren ......................................... 26
4. RAPBPP .................................................................................................. 27
5. Langkah-langkah penyusunan RAPBP ................................................... 29
6. Pendapatan Pondok Pesantren ................................................................. 30
7. Pengeluaran Pondok Pesantren ............................................................... 30
8. Pertanggungjawaban Keuangan Pondok Pesantren ................................ 31
D. Manajemen Keuangan Madrasah ................................................................ 34
1. Penyusunan RAPBM............................................................................... 35
2. Pengembangan RAPBM ......................................................................... 36
E. Hasil Penelitian yang relevan...................................................................... 39
F. Kerangka Berfikir ....................................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 47
B. Metode Penelitian....................................................................................... 48
C. Sumber Data ............................................................................................... 49
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 51
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Nurul Hijrah .................................... 58
1. Sejarah singkat Pondok Pesantren Nurul Hijrah .................................. 58
vii
2. Profil Sekolah ...................................................................................... 59
3. Visi dan Misi Pondok Pesantren .......................................................... 60
4. Struktur Organisasi Pondok ..................................................... ........... 61
5. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................................ 61
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Keuangan Pondok Secara Umum......................................................... 62
2. Realisasi RAPBP 2015-2016 ............................................................... 69
3. Hasil Observasi .................................................................................... 72
4. Analisis Penelitian ................................................................................ 75
C. Pembahasan..................................................................... ........................... 75
1. Perencanaan Keuangan Pondok Pesantren .......................................... 75
2. Pelaksanaan Keuangan Pondok Pesantren ........................................... 78
3. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan ........................................ 80
4. Aspek-Aspek Perencanaan Usaha Unit Produksi ................................ 62
D. Temuan Hasil Penelitian ............................................................................ 82
E. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 89
B. Saran .......................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 94
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 35
Tabel 3.1 Rencana penyusunan skripsi ................................................................. 44
Tabel 3.2 Lembar Observasi ................................................................................. 45
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Studi Dokumentasi ................................................ 48
Tabel 4.1 RAPBP Penerimaan Dana 2015-2016 .................................................. 60
Tabel 4.2 RAPBP Pengeluaran Dana 2015-2016 ................................................. 61
Tabel 4.3 Realisasi Rencana dan Penggunaan Dana ............................................. 62
Tabel 4.4 Hasil Observasi ..................................................................................... 69
Tabel 4.5 Analisis Rencana dan Realisasi Penggunaan Dana ............................... 71
ix
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.1 Kerangka Berfikir.................................................................................. 55
Tabel 3.1 Model Analisis ...................................................................................... 46
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Intrumen Pedoman Studi Dokumen
Lampiran 2: Instrumen Pedoman Observasi
Lampiran 3: Instrumen Pedoman Wawancara
Lampiran 4: Rekap Hasil Studi Dokumen
Lampiran 5: Hasil Observasi
Lampiran 6: Hasil Wawancara
Lampiran 7: Data Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Lampiran 8: Data Rombongan Belajar
Lampiran 9: RAPBP Pondok Pesantren Nurul Hijrah 2015-2016
Lampiran 10:RKAM Madrasah Aliyah Tahun 2015-2016
Lampiran 11 : RKAM Madrasah Tsanawiyah Tahun 2015-2016
Lampiran 12: Laporan PertanggungJawaban Pondok Pesantren Tahun 2015-2016
Lampiran 13: Foto Pondok Pesantren
Lampiran 14: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 15: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 16: Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 17: Lembar Uji Referensi
Lampiran 18: Biodata Penulis
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh
komponen bangsa. Dalam prakteknya masyarakat ikut terlibat pada upaya
mencerdaskan bangsa ini, tidak hanya dari segi materi dan moril, namun telah
pula ikut serta memberikan sumbangsih yang cukup signifikan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Dengan munculnya berbagai lembaga
pendidikan atau perguruan swasta yang merupakan bentuk dari
penyelenggaraan pendidikan masyarakat, termasuk pendidikan dipondok
pesantren. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 (16) “ Pendidikan berbasis
masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama,
sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan
pendidikan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Setiap bangsa di dunia, tidak terkecuali Indonesia, meletakkan pendidikan
sebagai upaya strategis untuk meninggkatkan mutu kebudayaan dan
peradabannya sebagai dua hal yang saling berkaitan. Pendidikan tanpa
orientasi budaya akan menjadi gersang dari nilai-nilai luhur. Sebaliknya
kebudayaan tanpa pendukung-pendukungnya yang sadar dan terdidik pada
akhirnya akan memudar sebagai sumber nilai dan akhirnya menjadi “tak
terhitungkan” dalam perjalanan sejarah. Pondok pesantren merupakan
lembaga pendidikan dan memiliki akar budaya yang kuat di masyarakat.1
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang memberikan
layanan dalam kajian agama Islam (tafaqquh fid dien). Dengan begitu pada
1 Subhan, Peranan kyai dalam manajemen pembiyaan pendidikan di Pondok Pesantren
As’ma Chusna, Journal of Economic Education, Vol. 1, 2012, h.79
2
awalnya orientasi dan model penyelenggaraan pendidikan pesantren diarahkan
untuk menciptakan ahli ilmu agama Islam (kyai) yang mengemban misi unutk
memberi penerangan atau guide tentang ajaran agama Islam kepada
masyarakat.
Pada perjalanan berikutnya Pondok Pesantren memberikan respon terhadap
tuntutan kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, pesantren tidak hanya
mengajarkan agama tapi juga umum terbukti banyak pesantren
menyelenggarakan pendidikan sekolah disamping pendidikan madrasah. Kita
temukan beberapa pesantren yang membuka madrasah (Tsanawiyah dan
Aliyah, dan juga membuka sekolah umum (SMP dan SMA) atau bahkan
mendirikan perguruan tinggi agama atau umum.2
Pembiayaan pendidikan adalah faktor penting dalam menjamin mutu dan
kualitas proses pendidikan. Meskipun pembiayaan bukan satu-satunya faktor
keberhasilan, tanpa adanya pembiayaan yang mencukupi, maka pendidikan
berkualitas hanya dalam angan-angan. Pemerintah menyadari betul hal ini.
Ditetapkan dana pendidikan sebesar 20% dari APBN/APBD adalah terbukti
keseriusan pemerintah dalam memajukan mutu pendidikan Indonesia.3
Pembangunan pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan
nasional. Karena pada dasarnya proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari
proses pembangunan nasional itu sendiri. Pembangunan nasional yang
dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia diarahkan dan bertujuan untuk
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan
sector ekonomi, serta sector-sektor lainnya yang satu dengan lainnya saling
berkaitan dan berlangsung secara bersamaan.4
2 Husni Rahim, Madrasah dalam politik pendidikan di Indonesia (Ciputat :Logos wanaca
ilmu,2013), h.190 3 Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010), h.5
4 Darwyan Syah, Supardi, Nurdin Ali, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta: Faza Media, 2006), h. 1
3
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
menigkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk
mengingkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah.5
Selain sekolah, lembaga pendidikan nasional yang juga memiliki peran
penting dalam menyelenggarakan pendidikan adalah pondok pesantren.
Pesantren adalah lembaga pendidikan agama Islam dengan system asrama atau
pondok, di mana kyai sebagai figure sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan
yang menjiwainya, dan pengajaran agama islam di bawah bimbingan kyai
yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.6Sedangkan menurut Nara,
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan islam tertua di
Indonesia. Ia memiliki hubungan fungsional simbiotik dengan ajaran Islam.
Yaitu, dari satu sisi keberadaan pesantren diwarnai oleh corak dan dinamika
ajaran Islam yang dianut oleh para pendiri dan kiai pesantren yang
mengasuhnya; sedangkan pada sisi lain, ia menjadi jembatan utama (main
bridger) bagi proses internalisasi dan transmisi ajaran Islam kepada
masyarakat.7 Dan Menurut M.Arifin, pondok pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar dengan
sistem asrama.8
Sebagai lembaga pendidikan, pesantren tentu saja memiliki tujuan yang
ingin dicapainya. Untuk mengidentifikasi tujuan pendidikan pesantren tersebut
diperlukan identifikasi terhadap pesantren itu sendiri. Semakin lengkap
elemen suatu pesantren, semakin luas pula tujuan yang ingin dicapai oleh
pesantren tersebut, secara umum, elemen yang dipakai untuk mengukur
5 Jasmani, Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan, ( Jogjakarta; Ar-ruzz media, 2013),
h.15 6Abdullah Syukri Z, Gontor & Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Jakarta :
PT.RajaGrafindo Persada,2005, Cet. Ke-1,h.4 7 Abuddin Nata, Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusi Pendidikannya, Jakarta :
PT.RajaGrafindo Persada , 2012, Cet. Ke-1,h.307 8 Irhamni, Rahman, Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung Jawab Barat, Skripsi
Universitas Indonesia, 2010
4
kredibilitas suatu pesantren dapat mengacu pada teori yang di kemukakan
Mulyono, yaitu terpenuhinya elemen pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab
Islam klasik, santri, dan kiai.9
Sejalan dengan penyelenggaraan pendidikan formal, memang beberapa
pesantren mengalami perkembangan pada aspek manajemen, organisasi, dan
administrasi pengelolaan keuangan. Dari beberapa kasus, perkembangan ini
dimulai dari perubahan gaya kepemimpinan pesantren; dari kharismatik ke
rasionalistik, dari otoriter-paternalistik ke diplomatic-partisipatif, atau dari
laissez faire ke demokratik. Sebagai contoh kasus, kedudukan “Dewan Kiai”
di Pesantren Teru Ireng menjadi bagian atau salah satu unit kerja kesatuan
administrasi pengelolaan penyelenggaraan pesantren, sehingga pusat
kekuasaan sedikit terdistribusi di kalangan elit pesantren, sehingga pusat
kekuasaan sedikit terdistribusi di kalangan elit pesantren dan tidak terlalu
terpusat pada kiai. Pengaruh system pendidikan formal menuntut kejelasan
pola hubungan dan pembagian kerja di antara unit-unit kerja.10
Salah satu sumber yang mendukung keberhasilan pondok pesantren dalam
melakukan pembangunan adalah keuangan, dikarenakan bidang keuangan
merupakan salah satu penunjang dalam pengelolaan pendidikan. Untuk itu
diperlukan pengelolaan keuangan yang baik dan transparan, agar kelemahan
dan kekurangan pesantren dapat diketahui oleh pihak-pihak lain, termasuk
orang tua santri.
Pengelolaan keuangan yang baik ini sebenarnya juga merupakan bagian
dari upaya melindungi personil pengelolaan pesantren ( kiai, ustadz/ustadzah,
atau pengelola lainnya) terhadap pendangan yang kurang baik dari luar
pesantren. Selama ini banyak pesantren yang tidak memisahkan antara harta
kekayaan pesantren individu, walaupun disadari bahwa pembiayaan pesantren
9 Muljono Damopolii, Pesantren Modern IMMIM Pencetak Muslim Modern, Jakarta :
PT.RajaGrafindo Persada, 2011, Cet.Ke-1,h.80 10
Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta : Dewi Putaka, 2005,
Cet.Ke-5.h.15
5
justru lebih banyak bersumber dari kekayaan individu sebab sumber-sumber
lain penopang pesantren kurang memadai.11
Manajemen sekolah dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang
memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar
kepada sekolah), memberikan fleksibilitas/keluwesan kepada sekolah,
mendorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah (guru,siswa,kepala
sekolah, karyawan) dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh masyarakat,
ilmuwan, pengusaha), dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perunfangan yang berlaku.10
Namun faktanya masih banyak sekolah yang belum secara efektif
menjalankan sistem manajemen keuangan pendidikan sesuai dengan prinsip-
prinsip manajemen keuangan, penganggaran, dan perencanaan keuangan
sekolah. Hal itu terlihat dari data yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) per 15 Desember 2011. Dari 497
kabupaten/kota di Indonesia, untuk triwulan II (April-Juni) baru 493 (99,2
persen) kabupaten/kota yang melaporkan sistem keuangan sekolah,
sementara untuk triwulan III (Juli- September) baru 439(88,3 persen)
kabupaten/kota, dan untuk triwulan IV (Oktober-Desember) hanya108
(21,7 persen) kabupaten/kota yang tuntas menjalankan sistem
manajemen keuangan yang sesuai.11
Permasalahan yang terjadi di Pondok Pesantren Nurul Hijrah diantaranya
terkait dengan keterbatasan dana yang dimiliki sekolah. Sekolah hanya
mengandalkan bantuan dari dana BOS dari pemerintah, beasiswa dari Bank
Rakyat Indonesia (BRI), dan juga Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP)
dan tidak ada sumber dana lain selain dana tersebut. Akibatnya sering
terlambatnya dana BOS cair, pembanyaran SPP yang berbeda-beda
berdasarkan kemampuan siswa, dan juga besar beasiswa yang diberikan tidak
sesuai dengan pembayaran SPP santri tiap bulannya, hal ini mengakibatkan
11 Indra Akuntono, Utak-Atik Mekanisme Penyaluran Dana BOS,
2011, (http://edukasi.kompas.com/utakatik.mekanisme.penyaluran.dana.bos).
6
pembayaran gaji guru menunggak. Peneliti juga mengambil beberapa sampel
terkait dengan keuangan sekolah yaitu dari tingkat Tsanawiyah dan Aliyah,
karena pondok pesantren nurul hijrah menggabungankan penggunaan dana
SPP dari kedua jenjang tersebut untuk keperluan pondok pesantren.
Sistem manajemen keuangan yang belum terkoordinir dengan rapih,
program yang meleset dari perencanaan, serta pengelolaan anggaran yang
belum maksimal disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan perhatian
pimpinan pondok dalam mengelola dana yang dimiliki.
Bukan hanya permasalahan dana saja terlebih masih banyak guru yang
tidak mengajar sesuai dengan bidang keahliannya sehingga tidak optimalnya
proses pembelajaran. Ditambah lagi dengan pembayaran gaji guru yang
tersendat dikarenakan keterlambatan dana BOS mengakibatkan guru yang
mengajar menjadi tidak semangat dan berimbas pada siswa. Siswa merasa
malas untuk belajar dikarenakan guru-gurunya tidak bersemangat dalam
mengajar. Dengan demikian pencapaian prestasi siswa disekolah akan
menurun dan cenderung lemah dalam prestasi.
Masalah selanjutnya adalah sarana dan prasarana sekolah yang kurang
memadai dikarenakan luas tanah yang kurang luas hanya sekitar 1000 m2 dan
dana yang minim untuk operasional sekolah, sehingga penerimaan siswa
yang dapat diterima hanya sedikit saja, setiap jenjang kelas hanya ada satu
lokal kelas saja, dengan jumlah 54 siswa untuk tingkat menengah pertama,
dan 42 siswa untuk tingkat menengah keatas pada tahun 2016.
Masalah lain juga timbul dari kekurangan tenaga ahli tentang
pembendaharaan madrasah/pondok pesantren disekolah ini, di Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Nurul Hijrah memiliki hanya satu orang bendahara
tetap, yang mana bendahara tersebut memilik kekurangan tentang
pengetahuan pembuatan proposal keuangan untuk diajukan kepada
pemerintah, sehingga dana pemasukan untuk operasional sekolah kurang
maksimal.
Siswa/ santri pondok pesantren nurul hijrah mayoritas berasal dari
keluarga yang perekonomiannya kebawah dan banyak juga mereka yang
7
yatim dan piatu, bagi siswa/santri yang yatim/piatu pimpinan pondok
pesantren nurul hijrah yaitu KH.Abu Hanifah Thoyyib memberikan
keringanan berupa biaya gratis full sampai selesai tamat sekolah dari pondok
tersebut, dan bagi mereka yang perekonomiannya kurang diberikan
keringanan berupa pemotongan biaya SPP perbulan sesuai kemampuan dari
siswa/santri tersebut, hal ini yang menyebabkan biaya SPP dipondok tersebut
berbeda-beda.
Penulis tertarik untuk membahas tentang manajemen keuangan pondok
pesantren, khususnya pondok pesantren Nurul Hijrah yang terletak di
Jl.Penggilingan III, kelurahan Kampung Dukuh, Kecamatan Kramat Jati
Jakarta Timur yang mana merupakan pondok pesantren modern, karena
system pendidikan tidak hanya menekankan pada keagamaan saja, juga
melainkan kepengetahuan umum . Dalam beberapa tahun ini, pondok
pesantren Nurul Hijrah telah menerapkan manajemen keuangan yang kurang
transparan dan cekatan dalam mengatur kondisi keuangan pondok. Selain itu,
pondok pesantren Nurul Hijrah merupakan salah satu pondok pesantren
bertahap yang bertahan cukup lama, dan cukup dikenal dikalangan
masyarakat, namun dari segi bagunanan sekolah tersebut belum memadai
untuk menampung kapasitas banyak santri dikarenakan minim biaya dan lahan
untuk memperluas bangunan tersebut, sehingga pondok pesantren tersebut
kurang untuk berkembang dikarenakan letaknya yang kurang strategis.
Pemasukan pondok pesantren didapat dari berbagai sumber yaitu Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), Beasiswa Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan
bayaran iuran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Selain itu sosok Kyai
Sebagai figur pondok pesantren tersebut juga sibuk dengan dakwahnya keluar
daerah setiap harinya, sehingga peran pimpinan pondok pesantren belum
sepenuhnya berkontribusi langsung dalam pelaksanaan manajemen
keuangan.12
Hal ini menarik perhatian penulis, karena bukanlah hal yang
mudah untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan yang
sedemikian.
12
Hasil wawancara oleh Liza fairuz, Bendahara Pondok, tanggal 20 april 2015, pukul 16.00
8
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
implementasi keuangan pondok pesantren. Dengan judul “Implementasi
Manajemen Keuangan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah “
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan
masalah- masalah yang relevan dengan penelitian ini yaitu implementasi
pengelolaan manajemen keuangan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Jakarta Timur. Penjabaran dari hal tersebut adalah :
1. Proses manajemen keuangan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah
yang belum terkoordinir dengan rapi.
2. Kurangnya pengetahuan bendahara pondok tentang pembuatan
proposal keuangan dari pemerintah
3. Minimnya sumber pemasukan keuangan pondok pesantren.
4. Adanya keterlambatan penyaluran dana BOS, pembayaran
SPP, yang menyebabkan terhambatnya pemberian gaji bagi
guru.
5. Masih terdapat guru yang tidak professional dibidangnya.
6. Belum terorganisir dan terkomunikasikan dengan baik perencanaan
dan penganggaran keuangan di Pondok Pesantren.
7. Belum terdapat prosedur pelaksanaan dan pertanggungjawaban
keuangan di Pondok Pesantren.
8. Belum terbentuk mekanisme pengawasan keuangan di Pondok
Pesantren.
9. Pembayaran SPP yang berbeda-beda berdasarkan kemampuan
santri.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu meluas, maka
peneliti membatasi masalah tersebut yaitu Proses manajemen keuangan di
9
Pondok Pesantren Nurul Hijrah yang belum terkoordinir dengan rapi serta
minimnya pemasukan pondok pesantren.
D. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam peneliti ini adalah :
1. Bagaimana Implementasi manajemen keuangan di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah ?
2. Apa saja Hambatan-hambatan dalam manajemen keuangan di
Pondok Pesantren Nurul Hijrah ?
3. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala manajemen keuangan
di pondok pesantren Nurul Hijrah ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki
tujuan untuk mendeskripsikan :
1. Mengetahui implementasi manajemen keuangan di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah.
2. Mengetahui hambatan-hambatan keuangan di pondok pesantren
Nurul Hijrah.
3. Mengetahui cara mengatasi kendala-kendala dalam manajemen
keuangan pondok pesantren Nurul Hijrah.
F. Keguanaan / manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, antara lain :
1. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khazanah kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Manajemen Pendidikan serta menjadi bahan masukan bagi mahasiswa
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan untuk
penelitian yang terkait atau sebagai contoh untuk penelitian dimasa
yang akan datang, khususnya mengenai pelaksanaan manajemen
keuangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Pondok
Pesantren.
10
2. Secara Praktis, hasil penelitian memberikan masukan
1. Peneliti :
Sebagai bahan masukan dalam menambah informasi pengetahuan
mengenai perencanaan dan pengganggaran, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban, system akuntansi dan pelaporan. Sistem dan
prosedur pengawasan keuangan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah.
2. Pimpinan Pondok Pesantren :
Agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan guna membantu
penyusunan kebijakan terkait dengan perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban, sistem
akuntansi dan pelaporan, sistem dan prosedur pengawasan
keuangan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah.
3. Warga Pondok Pesanten :
Sebagai alat evaluasi dan peningkatan kinerja bidang perencanaan
dan penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban, sistem
akuntansi dan pelaporan, sistem dan prosedur pengawasan di
Pondok Pesantren Nurul Hijrah.
4. Masyarakat :
Sebagai alat pertanggungjawaban dan akuntabilitas pelaksanaan
manajemen keuangan yang meliputi perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban, sistem
akuntansi dan pelaporan, sistem dan prosedur pengawasan
keuangan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah.
5. Bagi penelitian lainnya:
Adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan terkait
dengan manajemen keuangan yang meliputi perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban, sistem
akuntansi dan pelaporan, sistem dan prosedur pengawasan
keuangan.
11
11
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Hakikat Manajemen
1.Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa inggris to manage yang berarti
mengatur, mengurus, atau mengelola. Menurut Malayu S.P. Hasibuan,
manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen, terdapat dua
system, yaitu organisasi dan system administrasi.
Ramayulis (2008;362) menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan
hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan
derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-Quran
seperti firman Allah SWT,:
يدبر الأمر مه السماء إلى الأرض ثم يعرج إليو في يوم كان مقداره ألف
سنة مما تعدون )السجدة:5(
Artinya :
“Dia mangatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudia (urusan) itu
naik kepada-Nya dalam suatu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu
tahun menurut perhitunganmu.”(As-Sajadah : 5)
Dari ayat diatas diketahui bahwa Allah SWT, merupakan pengatur alam.
Akan tetapi, sebagai khalifah di bumi ini, manusia harus mengatur dan
mengelola bumi dengan sebaik- baiknya sebagaimana Allah SWT, mengatur
alam raya ini.
Manajemen menurut istilah adalah proses mengoordinasikan aktivitas-
aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan
12
melaluioranglain. Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah
manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program
sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/madrasah, kepemimpinan
kepala sekolah/madrasah, pengawasan evaluasi, dan system informasi
sekolah/madrasah.1
Dalam praktiknya, melakukan manajerial dapat menggunakan
kemampuan atau keahlian dengan mengikuti suatu alur/prosedur keilmuan
secara ilmuah dan ada juga karena berdasarkan pengalaman dengan lebih
menonjolkan kekahsan atau gaya manajer dalam mendayagunakan
kemampuan orang lain. Dengan demikian terdapat tiga focus untuk
mengartikan manajemen yaitu :
a. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang
selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu
profesi. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian
pada keterampilan dan kemampuan manajerial yang
diklasifikasikan menjadi kemampuan/keterampilan teknikal,
manusiawi dan konseptual.
b. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah
yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.
c. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style)
seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain
untuk mencapai tujuan.2
Menurut Mulyono, Manajemen adalah suatu pekerjaan melalui orang lain
(Management is getting done through other people). Definisi tersebut
kelihatannya
1 Husaini usman, Manajemen teori, praktik, dan riset pendidikan ( Jakarta : Remaja
Rosdakarya,2014) h.5 2 Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2012), h.85
12
3 masih belum lengkap, karena manajemen sebagai penggerak dalam organisasi
itu untuk mencapai tujuan. Di samping itu, perlu juga dijelaskan bagaimana
orang-orang lain itu mencapai tujuan melalui kerja sama. Oleh karena itu,
definisi yang kemudian berkembang adalah bahwa “ manajemen adalah proses
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan dan kerja sama orang-orang lain”4
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan (Hasibuan, 2007:2).5
Menurut Ricky W.Griffin dikutip oleh Suparlan (2013), manajemen tidak
lain adalah “satu proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
Pelaksanaan (actuating), pengoordinasian (coordinating), dan pengontrolan
(controlling)sumber daya untuk mencapai sasaran (goal’s)secara efektif dan
efesien”6
Menurut George R.Terry dikutip oleh Uhar(2010) , manajemen merupakan
sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan : Perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan, yang telah dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain.”7
Menurut Mery Parker Follet (Stoner, 1989) manajemen sebagai seni untuk
melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang”. (The art of getting thing done
through people)8
3 Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam. (Bandung : CV Pustaka Setia, 2012), h.1
4 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi pendidikan, (Yogyakarta : Ar-ruzz media,
2008), h.15 5Badrudin, Manajemen peserta didik, (Jakarta : PT.Indeks, 2014), h.2
6 Suparlan, Manajemen berbasis sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), h.41
7 Uhar, Administrasi Pendidikan, (Bandung : PT.Refika Aditama, 2010), h.6
8 Nanang Fatah, Landasan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)h.13
13
Menurut Millet (1954) management is the process of directing and
facilitating in the work of people toward organizational in formal group to
achieve a desired goal9
Menurut Dalf (2010:5) Management is attainment of organizational goals in
an effective and efficient manner through planning, organizing, leading, and
controlling organizational resources.”.10
Berdasarkan kutipan diatas, maka manajemen adalah praktek dalam
mengarahkan, mengorganisasikan, dan mengembangkan seseorang, teknologi,
dan keuangan, sumber keuangan dalam tugas mengorientasikan system
pelayanan pengadaan dan produk yang lain.
Jadi dapat diambil kesimpulan pengertian manajemen menurut beberapa para
ahli diatas adalah suatu seni dalam proses perencanaan, pengawasan,
pengendalian, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian anggota
organisasi untuk mencapai suatu tujuan bersama.
2. Fungsi Manajemen
Ada tiga belas pakar manajemen yang mengutarakan fungsi-fungsi
manajemen. Dari semua fungsi tersebut, secara garis besar dapat dipahami
bahwa seluruh kegiatan manajemen tidak dapat dari proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi. Penjelasan
mengenai fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
a. Planning
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan unutk mencapai hasil
yang diinginkan.
9 Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung : PT.Alfabeta CV, 2012), h.25
10 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Manajemen, (Depok : PT Rajagrafindo Persada,
2013), h.34
14
b. Organizing
Organizing (Organisasi) adalah kerja sama antara dua orang atau lebih
dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah
sasaran.
c. Leading
Leading meliputi lima kegiatan, yaitu : mengambil keputusan,
mengadakan komunikasi agar saling pengertian, memberi semangat,
inspirasi, dan dorongan, memilih orang-orang yang menjadi anggota
kelompokknya..
d. Directing/Commanding
Directing/Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan
dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah atau instruksi kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing.
e. Motivating
Motivating atau pemberian inspirasi, semangat, dan dorongan kepada
bawahan agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarela sesuai dengan
keinginan atasan.
f. Coordinating
Coordinating atau pengoordinasian merupakan salah satu fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi
kekacauan dan percekcokan.
g. Controlling
Controling atau pengawasan dan pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilian, mengadakan koreksi
terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh bawahan.
h. Evaluating
15
Mengevaluasi artinya menilai semua kegiatan untuk menemukan indicator
yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan, sehingga
dapat dijadikan bahan kajian berikutnya.11
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari Planning
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), leading (terkemuka),
directing/commanding (Penggerak), motivating (motivasi), coordinating
(koordinasi), controlling (pengawasan), evaluating (evaluasi).
B.Konsep Manajemen Keuangan Sekolah
1. Pengertian Manajemen Keuangan `
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, pengganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian, dan penyimpanan dana
yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.12
Manajemen keuangan (financial management ) adalah segala aktivitas
organisasi yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan
dana, dan mengelola aset sesuai tujuan organisasi secara menyeluruh.13
Manajemen keuangan merupakan pengendalian atas fungsi-fungsi keuangan
di mana kemudian fungsi-fungsi ini diterjemahkan dalam kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi.14
11
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung : CV.Pustaka Setia, 2012),h.21 12
Muhammad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Rajawali, 2014), h.163 13
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi pendidikan, (Yogyakarta : Ar-ruzz
media, 2008), h.180 14
Johannes, Peningkatan Manajemen melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di
Sekolah/Madrasah, 2011, h.162
16
Menurut Suad Husna (1992:4) yang dikutip oleh Dadang, mengatakan
manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan
oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu.15
Manajemen keuangan secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu proses
melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan tenaga orang
lain, dengan mempertimbangkan aspek efektivitas dan efisiensi yang berkaitan
dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan
menyeluruh yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
sampai dengan pengawasan.16
Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan
oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu.17
Manajemen keuangan merupakan bagian dari system manajemen secara
keseluruhan, yang mencakup juga manajemen personlia/kepegawaiaan,
manajemen produksi, manajemen pemasaran.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
keuangan menyangkut pada unsur perencanaan keuangan, menganalisis
penggunaan keuangan dan mengendalikan pengeluaran atau penggunaan uang
suatu lembaga atau organisasi.
2. Pengertian Manajemen Keuangan Sekolah
Keuangan sekolah, merupakan sesuatu simbol yang sangat menarik bagi
seluruh warga sekolah. Banyak warga sekolah yang berkeinginan untuk terlibat
15
Dadang, suhardan, Manajemen Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2011), h.256 16
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2011),h.212 17
Dadang Suhardan, Dkk. Manajemen Pendidikan, (Bandung : Alfabeta,2009)h.255
17
dalam pengelolaan keuangan sekolah, bahkan tidak sedikit juga yang selalu
ingin tahu mengenai pemakaian dana-dana sekolah.18
Manajemen keuangan sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan sungguh-
sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadapa biaya operasional sekolah
sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien serta membantu
pencapaian tujuan pendidikan.19
Menurut H.M. Levin (1987:426) yang dikutip oleh Uhar mengatakan,
“School finance refers to the process by which tax revenues and other resources
are derived for the information and operation of elementary and secondary
schools as well as the process by which those resources are allocated to school
in different geographical area and to types and levels of education”.20
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat penulis simpulkan bahwa
manajemen keuangan sekolah adalah bagian dari pembiyaan pendidikan yang
tercermin dari anggaran yang ditetapkan oleh sekolah, serta bagaimana
memperoleh dana dan mengalokasikan dana dalam lingkungan yang berbeda
dengan tingkat pendidikan yang berbeda pula.
3. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah
Dengan adanya kegiatan manajemen keuangan sekolah, maka kebutuhan
pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya,
dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan
program sekolah secara efektif dan efisien.
Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah adalah :
18
Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta : Surayajaya Press,
2007),h.90 19
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media,
2010),h.181 20
Uhar, Administrasi Pendidikan,(Bandung: PT.Refika Aditama, 2010), h.270
18
1) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2) Meningkatkan akuntabilitas dan transparasi keuangan sekolah; dan
3) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativiatas kepala
sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menepatkan bendaharawan yang
menguasai dalam pembukuan dan pertanggungjawaban keuangan serta
memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.21
Menurut Mulyono, tujuan utama manajemen keuangan sekolah adalah :
1) Menjamin agar dana tersedia dipergunakan untuk harian sekolah dan
menggunakan kelebihan dana diinvestasikan kembali
2) Memelihara barang (aset) sekolah
3) Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan, dan
pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.22
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan Sekolah menurut
pendapat para ahli diatas adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi
lebih baik lagi berdasarkan penggunaan dana sekolah yang efektif dan efisien.
4.Fungsi Manajemen Keuangan Sekolah
1. Fungsi Manajemen Keuangan Sekolah
Manajemen atau pengelolaan keuangan tidak luput dari fungsi manajemen
yaitu adanya perencanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban yang
dialokasikan untuk penyelenggaraan keuangan pendidikan.
Dalam pelaksanaan manajemen keuangan sekolah terdiri dari beberapa
fungsi antara lain :
a. Perencanaan
21
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), h.168 22
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010), h.172
19
Perencanaan dalam manajemen keuangan adalah kegiatan merencanakan
sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan
pendidikan.23
Perencanaan dalam keuangan adalah merencanakan sumber dana untuk
menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.24
b.Ketatausahaan Keuangan
Dalam pengaturan keuangan terdapat dua bagian, yaitu penerimaan dan
pengeluaran. Setiap penerimaan dan pengeluaran dilakukan transaksi dan
pencatatan dalam pembukuan.
Setiap transaksi keuangan yang berpengaruh terhadap pengeluaran atau
pembayaran uang oleh bendaharawan harus dicatat dalam buku kas umum dan
kas pembantu.
c. Pertanggungjawaban
Menurut E. Mulyasa dalam buku Manajemen Berbasis Sekolah,
Pertanggungjawaban keuangan sekolah menyangkut seluruh dana sekolah
dalam kaitannya dengan apa yang telah dicapai sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Proses ini disebut evaluasi (evaluation involves auditing).25
d.Pengawasan
Pertanggungjawaban sebagaimana yang telah diuraikan diatas dapat
mempermudah pengawasan, baik dalam mencegah terjadinya penyimpangan
terhadap kebijakan keuangan maupun penindakan terhadap penyimpan.
Pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah dan secara eksternal oleh
badan lain yang ditentukan oleh pemerintah yaitu berupa berita acara.
23
Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah,(Semarang:PT.Pustaka
Rizki Putra,2011), h.113 24
E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Pt. Remaja Rosdakarya, 2003), h.174-
175 25
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Pt. Remaja Rosdakarya, 2003), h.178.
20
Jadi dapat disimpulkan fungsi manajemen keuangan sekolah menurut
penulis adalah perencanaan, ketatausahaan keuangan, pertanggungjawaban,
serta pengawasan.
5. Manajemen Pembayaran SPP
Dasar hukum penyusunan SPP adalah keputusan bersama tiga menteri yaitu:
1. Menteri P&K (No.0257/K/1974).
2. Menteri dalam Negeri (No.221 Tahun 1974)
3. Menteri Keuangan (No. Kep.1606/MK/II/1974).
SPP dimaksudkan untuk membantu pembinaan pendidikan seperti yang
ditunjukkan pada pasal 12 keputusan tersebut yakni membantu
penyelenggaraan sekolah, kesejahteraan personel, perbaikan sarana dan
kegiatan supervise.
Yang dimaksud untuk membantu penyelenggaraan sekolah ialah:
1) Pengadaan alat atau bahan manajemen
2) Pengadaan alat atau bahan pelajaran
3) Peyelenggaraan ulangan, evaluasi belajar, kartu pribadi, rapor dan
STTB
4) Pengadaan perpustakaan sekolah
5) Prakarya dan pelajaran praktik.
6. Manajemen keuangan yang berasal dari negara (Pemerintah)
Yang dimaksud keuangan dari negara ialah meliputi pembayaran gaji
pegawai atau guru dan belanja barang. Unutk pertanggungjawaban uang
tersebut diperlukan beberapa format sebagai berikut:
1. Lager gaji (daftar permintaan gaji)
2. Buku catatan SPMU ( Surat Perintah Mengambil Uang)26
26
M.Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 2014), h.169
21
Siklus Manajemen
Keuangan Sekolah
Costing and Pricing
Jasa
Pola Subdisi
pendidikan
Audit Kinerja Pendidikan
Audit Keuangan
Pendidikan
Anggaran
Pendidikan
Pengukuran dan Pelaporan
Kinerja Pendidikan
6. Siklus Manajemen Keuangan Sekolah
Bastian (2007) menjelaskan siklus manajemen keuangan sekolah di dalam
perspektif akuntansi seperti terdapat pada gambar 2.1.
Adapun tahapan manajemen keuangan sekolah sesuai gambar 4 sebagai
berikut.
Anggaran
Gambar 2.1 : Siklus Manajemen Keuangan Sekolah
1) Anggaran Pendidikan
Anggaran merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif
dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu (Fattah, 2002).
2) Pola Subsidi Pendidikan
Subsidi pendidikan merupakan sumber pendanaan dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah, pengusaha, dan masyarakat untuk membiayai aktivitas
investasi fisik dan nonfisik dalam rangka menignkatkan kapasistas dan mutu
layanan sekolah.
3) Pengukuran dan Pelaporan Kinerja pendidikan
Dengan adanya laporan kinerja pendidikan, maka stakeholders sekolah dapat
mengetahui secara jelas tentang organisasi sekolah sehingga akan menjadi
22
bahan masukan bagi proses perencanaan kinerja pendidikan selanjutnya. Salah
satu tujuan diadakannya pelaporan kinerja pendidikan adalah dalam rangka
pelaksanaan akuntabilitas pada sektor publik (Akdon, 2007).
4) Cost dan pricing jasa pendidikan
Menurut James dan Philips (1995), unsur-unsur biaya dan penetapan harga
pendidikan meliputi pertama ialah pembiayaan (costing) jasa pendidikan,
yaitu membandingkan pengeluran sekolah dengan manfaatnya bagi pelanggan
jasa pendidikan. Kedua penetapan harga (pricing)jasa pendidikan, yaitu
penerima jasa pendidikan, yaitu penerima jasa pendidikan akan dikenakan
harga jasa pendidikan tertentu sesuai dengan tujuan sekolah. Ada tiga aspek
penetapan harga jasa pendidikan : diferensiasi jasa pendidikan, faktor-faktor
penentu jasa pendidikan, serta biaya pengembangan produk jasa pendidikan.
5) Audit Keuangan Pendidikan
Audit keuangan pendidikan bertujuan untuk menetukan apakah laporan
keuangan sekolah secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.
6) Audit kinerja pendidikan
Audit kinerja merupakan upaya sistematis untuk mengumpulkan, menyusun,
mengolah, dan menafsirkan informasi, dengan tujuan menyimpulkan
peringkat kompetensi seseorang dalam satu jenis keahlian profesi pendidikan
berdasarkan norma kriteria tertentu, serta menggunakan kesimpulan tersebut
di dalam proses pengambilan keputusan kinerja yang direkomendasikan
(Sagala, 2007)27
27
David wijaya, Implementasi Manajemen Keuangan sekolah terhadap kualitas pendidikan,
Jurnal pendidikan penabur, 13, 2009, h.87
23
Jadi dapat disimpulkan bahwa siklus manajemen keuangan sekolah terdiri
dari anggaran pendidikan, pola subsidi pendidikan, pengukuran dan pelaporan
kinerja pendidikan, cost dan pricing jasa pendidikan, audit keuangan
pendidikan, audit kinerja pendidikan.
C. Manajemen Pondok Pesantren
a. Pengertian Pondok Pesantren
Secara terminology, pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan
tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan
sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Perlu dijelaskan bahwa pengertian
“tradisional” dalam definisi ini bukan berarti kolot atau ketinggalan zaman,
tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan
yang lalu.28
Menurut Yacub, pesantren berarti lembaga pendidikan Islam yang umumnya
dengan cara non-klasikal, pengajarnya seorang yang mempunyai ilmu agama
Islam melalui kitab-kitab agama Islam Klasik (kitab kuning) dengan tulisan
Arab dalam Bahasa melayu kuno dalam Baharasa arab.
Sedangkan (almarhum)K.H. Imam Zarkasyi mendefinisikan pondok
pesantren sebagai “lembaga pendidikan agama Islam dengan system asrama
atau pondok, di mana kyai sebagai figure sentralnya, masjid sebagai pusat
28
Muljono Damopolii, Pesantren Modern IMMIM Pencetak muslim modern (Jakarta :
Rajagrafindo Persada, 2011)h.56
24
kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama islam di bawah bimbingan
kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamnya.29
Jadi dari beberapa pengertian pondok pesantren diatas, penulis dapat menarik
kesimpulan, yaitu pondok pesantren adalah lembaga pendidikan modern atau
tradisional dengan system asrama, untuk memahami, mengamalkan,
mendalamkan, serta mengahayati ajaran islam, dimana kyai sebagai figure
utamanya, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran
agama islam dibawah bimbingan kyai dan santri sebagai kegiatan utamanya.
b.Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Pendidikan Pondok Pesantren
Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, apakah dari
pemerintah ataupun masyarakat perlu didasarkan pada prinsip-prinsip umum
pengelolaan keuangan sebagai berikut :
1. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan
3. Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan
lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggungjawabkan disertai
penggunaannya.
4. Sedapat mungkin menggunakan kemampuan/hasil produksi dalam negeri
sejauh hal ini dimungkinkan.30
29
Abdullah syukri zarkasyi, Gontor & Pembaharuan Pendidikan pesantren, (Jakarta :
RajaGrafindo Persada, 2005)h.3 30
Shulton Masyhud dan Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka,
2003), Cet.I, h.187
25
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa prinsip-prinsip manajemen keuangan
pondok terdiri dari hemat, efisien, sesuai kebutuhan, terarah dan terkendali
sesuai rencana, terbuka, terkendali dan transparan.
c. Realisasi Manajemen Keuangan di Pesantren
Implementasi prinsip-prinsip di atas pada lembaga pendidikan, khususnya di
lingkungan pesantren dan keserasian antara pendidikan dalam keluarga,
sekolah, pesantren dan masyarakat, maka untuk sumber dana sekolah, pesantren
tidak hanya memperoleh anggaran dan fasilitas dari pemerintah atau
penyandang dana tetap saja, tetapi dari sumber dana dari ketiga komponen
diatas.
Untuk itu di pesantren sebenarnya juga perlu dibentuk organisasi orang tua
santri yang identic dengan BP3 atau kalau perlu disesuikan denga keadaan
sekarang dengan membentuk Komite Pesantren, yang beranggotakan wakil wali
santri, tokoh masyarakat, pengelola, wakil pemerintah, dan wakil
ilmuwan/ulama di luar pesantren.
Selanjutnya pihak pesantren bersama Komite Pesantren pada setiap tahun
anggaran perlu bersama-sama merumuskan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Pesantren (RAPBP) sebagai acuan bagi pengelola pesantren dalam
melaksanakan manajemen keuangan yang baik.31
Dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah yang direalisasikan bisa terjadi tidak
sama dengan rencana anggarannya, bisa kurang atau lebih dari jumlah yang
telah dianggarkan. Menurut Rahimi Hadi dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Keuangan hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab, yakni :
a. Adanya efesiensi atau inefisiensi pengeluaran
b. Terjadinya penghematan atau pemborosan
31
Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka, 2005), h.188
26
c. Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan yang telah diprogramkan
d. Adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi, dan
e. Penyusunan anggaran yang kurang tepat
d. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Pondok Pesantren
(RAPBPP)
Implementasi prinsip-prinsip di atas pada lembaga pendidikan, khususnya
di lingkungan pesantren dan keserasian antara pendidikan dalam keluarga,
sekolah, pesantren dan masyarakat, maka untuk sumber dana sekolah, pesantren
tidak hanya memperoleh anggaran dan fasilitas dari pemerintah atau
penyandang dana tetap saja, tetapi dari sumber dana dari ketiga komponen di
atas.
Untuk itu di pesantren sebenarnya juga perlu dibentuk organisasi orang tua
santri yang identic denga BP3 atau kalua perlu disesuaikan dengan keadaan
sekarang dengan membentuk Komite Pesantren, yang beranggotakan wakil wali
santri, tokoh masyarakat, pengelola, wakil pemerintah, dan wakil
ilmuwan/ulama di luar pesantren. Komite pesantren ini dapat memberikan
pertimbangan dan sekaligus membantu mengontrol kebijakan program
pesantren, termasuk penggalian dan penggunaan keuangan pesantren.
Selanjutnya pihak pesantren bersama Komite Pesantren pada setiap tahun
anggaran perlu bersama-sama merumuskan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Pesantren (RAPBP) sebagai acuan bagi pengelola pesantren dalam
melaksanakan manajemen keuangan yang baik. Hal –hal yang perlu dimuat
dalam RAPBP tersebut antara lain:
1) Rencana sumber pendapatan dalam satu tahun yang bersangkutan,
termasuk di dalamnya keuangan bersumber dari: (a) kontribusi santri, (b)
sumbangan dari individu atau organisasi, (c) sumbangan dari pemerintah
27
bila ada, (d) dari hasil usaha, misalnya koperasi (syirkah)pesantren,
kerjasama dengan pihak luar, hasil penanaman modal, dan sumber-
sumber lainnya yang sah dan halal.
2) Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang
bersangkutan.semua penggunaan keuangan pesanten dalam satu tahun
anggaran perlu direncanakan dengan baik agar kehidupan pesantren dapat
berjalan dengan baik. Pengguanaan keuangan pesantren tersebut
menyangkut seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan kebutuhan
pengelolaan pesantren, termasuk dana operasional harian, pengembangan
sarana-prasarana pesantren, honorarium atau gaji, atau infaq semua
petugas atau pelaksana di pesantren (pengelola, ustadz/ustadzah sampai
pembantu pesantren), pengembangan profesionalitas ustadz/ustadzah,
dana kerjasama, pengabdian masyarakat dan bahkan dana taktis dan lain-
lain semuanya perlu direncanakan dengan baik.
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pesantren adalah menerapkan prinsip
anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran harus
berimbang, diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus.
d. Langkah-langkah Penyusunan RAPBPP
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun RAPBPP adalah harus
menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan
pengeluaran harus berimbang, diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan
minus. Dengan anggaran berimbang tersebut, maka kehidupan pesantren akan
menjadi solid dan kokoh dalam hal keuangan. Oleh karena itu, sentralisasi
pengelolaan keuangan perlu difokuskan pada bendaharawan pesantren, dalam
28
rangka untuk mempertanggungjawabkan keuangan. Penyusunan RAPBPP
hendaknya mengikuti langkah sebagai berikut.32
a. Mengintervertarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b. Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya.
c. Menentukan program kerja dan rincian program.
d. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program.
e. Menghitung dana yang dibutuhkan.
f. Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.
e. Pendapatan Pondok Pesantren
Masalah keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar baik di sekolah
maupun pondok pesantren, karena keuangan merupakan salah sastu komponen
masukan instrumental yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan,
dan sangat berpengaruh secara terhadap pondok pesantren yang berkaitan
dengan sarana, prasarana dan sumber belajar. Meskipun tuntutan reformasi
bahwa pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang
berkualitas senantiasa memerlukan dana yang cukup banyak.
Manajemen keuangan pondok pesantren juga merupakan bagian dari kegiatan
pembiayaan yang secara keseluruhan menuntut kemampuan pimpinan pondok
pesantren untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan. Dalam
penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren, manajemen keuangan
32
Rahmini Hadi. Parno. Manajemen Keuangan Konsep, Teori, dan Praktiknya di sekolah dan
Pondok Pesantren. (Purwokerto: STAIN Press, 2011) hal.148
29
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.33
f. Pengeluaran Pondok Pesantren
Setiap penggunaan keuangan perlu melalui pengajuan secara tertulis dan
sedapat mungkin hanya program-program yang termasuk dalam perencanaan
keuangan saja yang didanai, agar mudah pengawasannya.
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan secara efektif dan
efisien. Setiap perolehan dana dalam pengeluarannya harus didasarkan pada
kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan perencanaan pembiayaan
pendidikan di pondok pesantren.
Pengeluaran pondok pesantren berhubungan dengan pembayaran keuangan
pondok pesantren untuk pembelian beberapa sumber atau input dari proses
pendidikan seperti tenaga administrasi, guru, saran dan prasarana.
Dalam manajemen keuangan pondok pesantren, pengeluaran keuangan harus
dibukukan sesuai dengan pola yang ditetapkan oleh peraturan. Beberapa hal
yang harus dijadikan patokan bendahara dalam pertanggungjawaban
pembukuan, meliputi:”buku kas umum, buku persekot atau uang muka, daftar
potongan-potongan, daftar gaji atau honorium, buku tabungan, buku iuran atau
kontribusi santri (SPP), dan buku catatan lainnya”.34
Pengeluaran anggaran
harus dicatat sesuai dengan waktu dan peruntukannya.
Anggaran dasar pengeluaran adalah jumlah yang dibelanjakan setiap tahun
untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan. Pengeluaran sekolah atau pondok
pesantren dapat dikategori dalam beberapa item, yaitu:
33
Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2004). Cet. Ke-2.h.23. 34
Sulthon Masyhud Et. All, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003),
h.190
30
a. Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran
b. Pengeluaran tata usaha sekolah
c. Pemeliharaan saran dan prasarana sekolah
d. Kesejahteraan pegawai
e. Administrasi
f. Pembinaan teknis educative, dan
g. Pendataan.35
g. Pertanggungjawaban Keuangan Pondok Pesantren
Semua pengeluaran keuangan pondok pesantren dari sumber manapun harus
dipertanggung jawabkan. Hal tersebut merupakan bentuk transparasi dalam
pengelolaan keuangan. Namun demikian, prinsip transparasi dan kejujuran
dalam pertanggung jawaban tersebut harus tetap dijunjung tinggi. Dalam kaitan
dengan pengelolaan keuangan tersebut, yang perlu diperhatikan oleh
bendaharawan adalah bahwa pada setiap akhir tahun anggaran, bendahara harus
membuat laporan keuangan kepada komite atau majelis pesantren untuk
dicocokan dengan RAPBP. Laporan keuangan tersebut harus dilampiri bukti-
bukti pengeluraan yang ada (Kuintasi atau bukti-bukti pembelian atau bukti
penerimaan) serta neraca keuangan. . selain buku neraca keuangan yang erat
hubungannya dengan pengelolaan keuangan, ada juga beberapa buku lain yang
penting bagi bendaharawan pondok pesantren ,yaitu36
:
35
Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2002), cet.ke-2, h.24. 36
Rahmini Hadi. Parno. Manajemen Keuangan Konsep, Teori, dan Praktiknya di sekolah dan
Pondok Pesantren. (Purwokerto: STAIN Press, 2011) hal.150
31
1. Buku kas umum
2. Buku persekit uang muka
3. Daftar potongan-potongan
4. Daftar gaji/honorium
32
5. Buku tabungan
6. Buku iuran/kontribusi santri (SPP/Infaq); dan
33
7. Buku catatan lain-lain yang tidak termasuk diatas, seperti catatan
pengeluaran insidentil.
Buku –buku tersebut perlu diadakan, agar manajemen keuangan pondok
pesantren dapat berjalan dengan baik, transparan, memudahkan dilakukan
pengawasan terhadap penggunaan anggaran yang ditetapkan, serta tidak
menimbulkan kecurigaan atau fitnah.
D. Manajemen Keuangan Madrasah
Pola manajemen keuangan madrasah terbatas pada pengelolaan dana tingkat
operasional. Salah satu kebijaksanaan manajemen keuangan madrasah adalah
adanya pencarian tambahana dana dari partisipasi masyarakat. Selanjutnya cara
pengelolaannya dipadukan sesuai tatanan yang lazim dengan peraturan yang
berlaku. Pada umumnya di setiap madrasah telah ditetapkan bendahara sesuai
dengan peran dan fungsinya dan sebagai atasannya langsung adalah kepala
madrasah. Uang yang dibukukan merupakan aliran masuk dan keluar sekolah
mendapat perintah dari atasan langsung.
Perencanaan keuangan madrasah setidaknya mencakup 2 kegiatan, yakni :
1. Penyusunan anggaran atau anggaran belanja madrasah (RAPBM)
Biasanya dikembangkan dalam format-format yang meliputi :
a. Sumber pendapatan antara lain DPP (Dana Pembinaan Pendidikan, OPF
(Operasi Pembangunan dan Fasilitas, dan BP3 (Badan Pembantu
Penyelenggara Pendidikan).
b. Pengeluran untuk kegiatan belajar mengajar, pengadaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana, bahan-bahan dan alat pelajaran,
honorarium dan kesejahteraan.37
Dalam kaitannya dengan proses penyusunan anggaran ini, Lipham
(1985) mengungkapkan 4 fase kegiatan pokok sebagai berikut :
37
Ibid, h.114
34
a. Merencanakan Anggaran yaitu, kegiatan mengindetifikasikan tujuan,
menentukan prioritas, menyebarkan tujuan ke dalam penampilan
operasional yang dapat diukur menganalisis alternative pencapaian
tujuan dengan analisis cost effectiveness, membuat rekomendasi
alternative pendekatan mencapai sarana.
b. Mempersiapkan anggaran, yaitu menyesuaikan kegiatan dengan
mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusinya, dan
sasaran program pengajaran perlu dirumuskan dengan jelas. Melakukan
inventarisasi kelengkapan peralatan dan bahan-bahan yang telah
tersedia.
c. Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu mempersiapkan pembukaan,
melakukan pembelajaan dan membuat transaksi, membuat perhitungan,
mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja berlaku, serta
membuat laporan dan pertanggung jawaban keuangan.
d. Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai pelaksanaan proses
belajar-mengajar, menilai bagaimana pencapaian sasaran program, serta
membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan datang.38
Jadi penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penyusunan anggaran
belanja madrasah harus meliputi perencanaan anggaran, persiapan anggaran,
pengelolaan anggaran, dan evaluasi pelaksanaan anggaran.
2. Pengembangan Rencana Anggaran Belanja Madrasah (RAPBM)
Proses pengembangan RAPBM pada umumnya menempuh langkah-
langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pada tingkat kelompok kerja
Kelompok kerja yang dibentuk madrasah memiliki tugas antara lain
melakukan identifikasi kebutuhan-kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan,
38
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, strategi, dan Implementasi, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2004), h. 174
35
selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan perhitungan sesuai dengan
kebutuhan.
b. Pada tingkat kerjasama dengan komite madrasah
Hal ini perlu dilakukan unutk mengadakan rapat pengurus dan rapat
anggota dalam rangka mengembangkan kegiatan yang harus dilakukan
sehubungan dengan pengembangan RAPBM.
c. Sosialisasi dan legalitas
Pada tahap ini kelompok kerja melakukan konsultasi dan laporan pada
pihak pengawas serta mengajukan usulan RAPBM kepada Kanwil
Departemen Agama untuk mendapat pertimbangan dan pengesahan.39
1) Pelaksanaan keuangan madrasah
Dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam kegiatan, yakni
penerimaan dan pengeluaran.
1. Penerimaan
Madrasah sebagai suatu lembaga pendidikan dalam melaksanakan
tuganya menerima dana dari beberapa sumber.
a. Penerimaan dari masyarakat
Banyak tuntutan masyarakat terhadap madrasah, adakalanya
tuntutan/harapan itu tidak sejalan dengan tujuan madrasah yang telah
ditetapkan sebagai suatu kebijaksanaan.
b. Penerimaan dari siswa/orang tua murid
Bantuan dari siswa atau orang tua murid adalah berbentuk bantuan
yang bersifat wajib kecuali bagi mereka atas pertimbangan khusus
dibebaskan dari sumbangan ini. Adapun sumbagan dari orang tua dan
siswa dipungut setiap bulan atau setengah tahun sekali.
2. Pengeluaran
39
Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan berbasis madrasah, (Semarang : Pustaka Rizki
Putra, 2011), h.117-118
36
Dana yang diperoleh dari berbagai sumbe perlu digunakan secara
efektif dan efisien. Artinya, setiap perolehan dana dalam
pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang
telah disesuaikan dengan perencanaan keuangan pendidikan di
Madrasah.
Penentuan pengeluaran biaya pendidikan melibatkan
pertimbangan tentang tiap kategori anggaran belanja berikut:
a. Pengawasan umum
b. Pengajaran
c. Pelayanan bantuan
d. Pemeliharaan gedung
e. Operasi
f. Pengeluaran tetap.
2) Evaluasi dan pertanggungjawaban
Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan madrasah dapat
diidentifikasikan ke dalam tiga hal:
a) Pendekatan pengendalian penggunaan alokasi dana
b) Pertanggungjwaban dana pendidikan tingkat madrasah
Hal ini dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan triwulan
kepada :
a. Kepala Kanwil Departemen Agama
b. Kepala Bidang Mapenda Islam
c. Kepala Departemen Agama setempat.
c) Keterlibatan pengawasan pihak eksternal madrasah.
Hal ini dilaksanakan oleh petugas dari Baswada, dan Departemen Agama
baik dari bersumber dari pemerintah maupun dana dari masyarakat dilakukan
secara rutin satu tahun sekali melalui pemeriksaan pembukuan keuangan
madrasah.
37
Format berikut merupakan contoh laporan pertanggungjawaban
keuangan sekolah.40
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN SEKOLAH
I. Pemasukan
1. ………………… Rp. …………………
2. ………………… Rp. …………………
3. ………………… Rp. …………………
4. Dan seterusnya Rp. …………………
Jumlah Pemasukan Rp. …………………
II. Pengeluaran
1. ………………… Rp. …………………
2. ………………… Rp. …………………
3. ………………… Rp. …………………
4. Dan seterusnya Rp. …………………
Jumlah Pengeluaran Rp. …………………
Saldo lebih/kurang Rp. ………………….
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa pengembangan rencana anggaran
belanja madrasah harus menempuh langkah-langkah prosedur yaitu pada tingkat
kelompok kerja, tingkat kerjasama dengan komite sekolah, sosialisasi dan
legalitas.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian yang
memiliki relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis yaitu Penelitian
dilakukan oleh Muhibbah (2008) dalam skripsi yang berjudul :” Aplikasi
Manajemen Keuangan di Pondok Pesantren Madinnatunajah Jombang”,
program Manajemen Pendidikan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
Deskriptif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelaksanaan Manajemen
40
Ibid, h.120-122
38
keuangan di pondok pesantren madinatunnajah sudah baik berdasarkan fungsi
manajemen yaitu bagaimana seorang manajer atau pimpinan pondok pesantren
bisa merencanakan, mengorganisasikan, memberi pengawasan, mengevaluasi,
dan mempertanggungjawabkan keuangan pondok pesantren kepada semua
pihak yang ada dilingkungan pondok pesantren. Dari penelitian yang dilakukan
oleh Muhibbah memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan
yaitu meneliti mengenai implementasi manajemen keuangan, serta jenis sekolah
yang diteliti adalah lingkup pondok pesantren. Perbedaannya ialah lokasi
sekolah yang diteliti.
Penelitian lain dilakukan oleh M.Abid Dzulfikar (2015) dalam skripsi yang
berjudul: “Analisis Pengelolaan Keuangan Sekolah di SMAN Se-Kabupaten
Kendal”, jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantatif. Dari penelitian
tersebut diperoleh bahwa perencanaan dalam pengelolaan keuangan sekolah
yang diimplementasikan melalui RABSMA Negeri se-Kabupaten Kendal
dilakukan dengan adil dan mematuhi peraturan yang berlaku. Penelitian ini
memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu meneliti
tentang pengelolaan keuangan sekolah. Perbedaannya metode yang digunakan
adalah kuantatif dan peneliti menggunakan kualitatif dengan pendekatan
deskriptif.
Penelitian lain dilakukan oleh Nurul Hidayatullah (2013) dalam skripsi yang
berjudul “Pelaksanaan Manajemen Keuangan Sekolah di SMP An-
Nurmaniyah”, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah &
Keguruan, UIN Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif mix
kuantitatif dengan metode deskripsi analisis. Dari penelitian tersebut diperoleh
bahwa pelaksanaan manajemen keuangan sekolah di SMP An-Nurmaniyah
sudah berjalan dengan baik seperti menyusun perencanaan sekolah,
pengelolaan, pelaksanaan program kegiatan, pembukuan, dan evaluasi,
penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu
39
meneliti mengenai implementasi manajemen keuangan. Perbedaannya ialah
lokasi sekolah yang diteliti dan jenis sekolah yang diteliti adalah tingkat
Sekolah Menengah Pertama bukan jenis pondok pesantren.
Penelitian lain dilakukan oleh Ummu Salamah (2013) dalam skripsi yang
berjudul “Studi mengenai system pengelolaan keuangan sekolah di Pondok
Pesantren Al-Kholidin terhadap penguatan manajemen keuangan”, Jurusan
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan, UIN Jakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Dari penelitian tersebut diperoleh bahwa perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,
dan pengawasan manajemen keuangan sekolah di pondok pesantren Al-
Kholidin sudah cukup baik, semua itu terlihat dengan adanya beberapa
pelaksanaan program kegiatannya kurang sesuai dengan teori yang ada.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu
pada jenis sekolah yang diteliti yaitu pondok pesantren dan terkait dengan
manajemen keuangan. Perbedaannya pada lokasi sekolah yang diteliti.
lain dilakukan oleh Dewi Arianti dalam skripsi yang berjudul “ Penerapan
Manajemen Keuangan di Man Insan Cendekia Serpong”. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa penerapan keuangan pada MAN Insan
Cendekia Serpong sudah berjalan dengan baik dan sistematis. Hal ini dibuktikan
dengan proses penerapan manajemen keuangan dilaksanakan sesuai dengan
teori-teori yang berkaitan dengan proses pelaksanaan keuangan. Penelitian ini
memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu sama-sama
meneliti tentang penerapan manajemen keuangan. Perbedaannya pada lokasi
sekolah yang diteliti dan juga jenis sekolah diteliti adalah Madrasah Aliyah
Negeri bukan Pondok Pesantren.
40
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama
Peneliti/
Tahun
Judul Penelitian
Hasil Persamaan/ perbedaan
1. Muhibbah
(2008)
Aplikasi Manajemen
Keuangan di Pondok
Pesantren
Madinnatunajah
Jombang 41
Pelaksanaan Manajemen
keuangan di pondok
pesantren madinatunnajah
sudah baik.
Persamaan: Variabel penelitian
tentang implementasi
manajemen keuangan dan jenis
sekolah yang diteliti.
Perbedaan : Lokasi sekolah
2. M.Abid
Dzulfikar,
(2015)
Analisis Pengelolaan
Keuangan Sekolah di
SMAN Se-Kabupaten
Kendal42
Perencanaan dalam
pengelolaan keuangan
sekolah yang
diimplementasikan
melalui RABSMA
Negeri se-Kabupaten
Kendal dilakukan
dengan adil dan
mematuhi peraturan
yang berlaku
Persamaan : Variabel
penelitian tentang manajemen
keuangan
Perbedaann : metode yang
digunakan peneliti yaitu
kuantitatif.
3. Nurul
Hidayatulla
h(2013)
Pelaksanaan Manajemen
Keuangan Sekolah di
SMP An-Nurmaniyah.43
Pelaksanaan manajemen
keuangan sekolah di
SMP An-Nurmaniyah
sudah berjalan dengan
Persamaan :
Variabel Pembahasan
1. Pelaksanaan
manajemen keuangan
41Muhibbah, Aplikasi Manajemen Keuangan di Pondok Pesantren Madinnatunajah
Jombang,2008 42
M.Abid Dzulfikat, Analisis Pengelolaan Keuangan Sekolah di SMAN se-Kabupaten
Kendal, 2015 43
Nurul Hidayatullah, Pelaksanaan Manajemen Keuangan Sekolah di SMP An-Nurmaniyah,
2013.
41
baik seperti menyusun
perencanaan sekolah,
pengelolaan,
pelaksanaan program
kegiatan, pembukuan,
dan evaluasi.
sekolah
Perbedaan : Lokasi sekolah dan
Jumlah sekolah yang diteliti.
4. Ummu
Salamah
(2013)
Studi mengenai system
pengelolaan keuangan
sekolah di Pondok
Pesantren Al-Kholidin
terhadap penguatan
manajemen keuangan.44
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan, dan pengawasan
manajemen keuangan
sekolah di pondok
pesantren Al-Kholidin
sudah cukup baik, semua
itu terlihat dengan adanya
beberapa pelaksanaan
program kegiatannya
kurang sesuai dengan teori
yang ada.
Persamaan : Variabel
penelitian tentang pengelolaan
dana BOS.
Perbedaan : lokasi sekolah.
5 Dewi
Arianti
(2014)
Penerapan Manajemen
Keuangan di Man Insan
Cendekia Serpong 45
Partisipasi pengelolaan
anggaran dana BOS
dalam program RKAS,
banyak pihak yang
berpartisipasi. Hal
tersebut dapat dilihat
dari terlibatnya
masyarakat. Pengelolaan
anggaran dana BOS
dalam program RKAS
dapat dilihat dengan
laporan
Persamaan : Variabel
penelitian tentang pengelolaan
dana BOS dan Jenis sekolah.
Perbedaan : lokasi sekolah dan
variabel penelitian tentang
manajemen keuangan dan
penentuan.
44 Ummu Salamah, Study mengenai system pengelolaan keuangan sekolah di Pondok Pesantren
Al-Kholidin terhadap penguatan manajemen keuangan,2013
45
Dewi Arianti, Penerapan Manajemen Keuangan di Man Insan Cendekia Serpong, 2014
42
pertanggungjawaban
penggunaan dana BOS
berupa lampiran
formulir BOS.
F. Kerangka Berfikir
Sekolah adalah tempat utama dimana individu mengikuti proses pendidikan
formal untuk menambah pengetahuan dan mengasah keterampilan sebagai bekal
kehidupannya di kemudian hari. Jenis sekolah formal untuk saat ini berbagai
macam, ada yang dikemas dalam bentuk pembelajaran di alam yang biasa di
sebut sebagai sekolah alam, atau ada yang dikemas dalam balutan agama yang
biasa disebut sebagai sekolah pesantren atau pondok pesantren.
Pondok pesantren dewasa ini merupakan lembaga gabungan antara sistem
lembaga pondok pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama
islam, serta menyelenggarakan pendidikan formal berbentuk madrasah dan
bahkan sekolah umum dalam berbagai tingkatan dan aneka kejuruan menurut
kebutuhan masyarakat masing-masing.46
Saat ini Pondok Pesantren memberikan respon terhadap tuntutan kebutuhan
masyarakat. Dengan begitu, pesantren tidak hanya mengajarkan agama tapi juga
umum terbukti banyak pesantren menyelenggarakan pendidikan sekolah
disamping pendidikan madrasah. Kita temukan beberapa pesantren yang
membuka madrasah (Tsanawiyah dan Aliyah, dan juga membuka sekolah
umum (SMP dan SMA) atau bahkan mendirikan perguruan tinggi agama atau
umum.47
Pondok pesantren sama halnya dengan Sekolah lain yaitu sebuah aktivitas
besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat
46
Nur Inayah, “Sistem Pendidikan Formal di Pondok Pesantren”, Junal Sociologie, Vol. 1,
2011, h.215 47
Husni Rahim, Madrasah dalam politik pendidikan di Indonesia (Ciputat :Logos wanaca
ilmu,2013), h.190
43
komponen yang dimaksud adalah Staf Tata Laksana Administrasi, Staf Teknis
pendidikan di dalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru, Komite Sekolah sebagai
badan independen yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan
siswa sebagai peserta didik yang bisa ditempatkan sebagai konsumen dengan
tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis,
karena keberlangsungan operasional sekolah terbentuk dari hubungan “
simbiosis mutualis” keempat komponen tersebut, karena kebutuhan akan
pendidikan demikian tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang
optimal semata-mata demi kebutuhan anak didik. Salah satu unsur yang penting
dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak
didik yang baik adalah dari segi keuangan.48
Pengelolaan keuangan sekolah/madrasah perlu memperhatikan sejumlah
prinsip Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparasi, dan akuntabilitas public.49
Dalam implementasinya di sekolah, manajemen keuangan merupakan salah
satu substansi manajemen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya
kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi
manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan
dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengoordinasian, pengawasan, atau pengendalian.50
Setiap sekolah dan satuan pendidikan lainnya ( madrasah dan pondok
pesantren) seyogianya memiliki rencana strategis unutk periode waktu tertentu
yang didalamnya mencakup visi, misi, dan program serta sasaran tahunan. Oleh
karena itu, pembiayaan pendidikan yang terintegritas dan komprehensif dengan
48
Bambang Ismaya, Pengelolaan Pendidikan (Bandung: PT.Refika Aditama, 2015), h.135 49
Siswandari, Pengelolaan Keuangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: LPPKS, 2013), h.5 50
M.Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT.Rajagrafindo, 2014), cet.1, h.163
44
renstra di sekolah diarahkan unutk ketercapaian tujugan lembaga sebagaimana
sudah didokumentasikan.51
Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan
dan pertanggungjawaban anggaran berasal dari orangtua siswa dan masyarakat
dilakukan secara rinci dan trasparan sesuai dengan sumber dananya.52
Cost dan princing jasa pendidikan membandingkan pengeluaran keuangan
sekolah dengan melihat manfaat yang didapat bagi para stakeholder pendidikan,
dan juga penetapan jasa pendidikan yaitu penerima jasa pendidikan akan
dikenakan harga jasa pendidikan sesuai dengan apa yang telah didapat sesuai
dengan tujuan sekolah.
Sedangkan audit keuangan pendidikan ditujukan untuk mengetahui apakah
laporan keuangan sekolah secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.
Audit kinerja pendidikan merupakan upaya sistematis untuk mengumpulkan,
mengolah, dan menafsirkan informasi, dengan tujuan menyimpulkan
kemampuan seseorang dalam satu jenis keahlian pada profesi pendidikan
berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh norma yang ada, serta
menggunakan kesimpulan dari hasil pengumpulan informasi tersebut dalam
proses pengambilan keputusan kinerja sebagai bahan rekomendasi .
51
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h.171 52
Op.cit, h.205
45
Bagan 2.1
Kerangka Berfikir
Sekolah
Pondok Pesantren
Pengelolaan
Keuangan
Pengukuran &
Pelaporan Kinerja
Pola Subsidi
Pendidikan
Manajemen Keuangan
Sekolah
Anggaran
Pendidikan
Cost &
Pricing
Jasa
Audit
Keuangan
Pengembangan Keuangan Pondok Pesantren
Pelaksanaan RAPBPP RAPBPP
Laporan Keuangan Sekolah
Audit
Kinerja
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah yang beralamat
di Jl.Penggilingan Baru III Rt011/004, Kelurahan Kampung Dukuh, Kecamatan
Kramat Jati, Jakarta Timur. Adapun waktu penelitian direncanakan 9 bulan mulai
dari bulan Januari 2016 sampai dengan Desember 2016. Dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Rencana Penelitian
No Kegiatan Bulan
sept Okt Feb Mar Apr Mei Jun Des Jan Feb
1 Penyusunan
Proposal
2 Pengumpulan
Proposal
3 Seminar Proposal
4 Revisi proposal
5 Bimbingan Bab 1-3
6 Penyusunan surat
izin ke lapangan
7 Penelitian ke
lapangan
8 Pengolahan data
9 Penyusunan Bab 4-5
10 Sidang munaqosah
47
11 Revisi Skripsi
12 Wisuda
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan deskriptif
analisis, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang terjadi dalam sebuah situasi,
lapangan atau wilayah tertentu.1 Penelitian deskriptif ini digunakan untuk
mengetahui gambaran mengenai “Implementasi Manajemen Keuangan
Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah.”
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, karena berupaya mengkaji
fenomena atau peristiwa, orang, objek, atau proses yang terkait dengan
implementasi manajemen keuangan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Jakarta Timur. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-
fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-
orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data,
pendapat, pemikiran dan persepsinya.
Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah mengamati, dan
melihat bagaimana implementasi manajemen keuangan pendidikan di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah. Dengan demikian penelitian ini dapat dikategorikan
sebagai penelitian kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat
diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna,
kenyataan, dan fakta yang relevan. Dalam penelitian ini, sasaran yang hendak
dicapai adalah untuk mendeskripsikan, memahami dan memaknai Implementasi
Manajemen keuangan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jakarta
Timur.
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) melalui
1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT Rineka
Cipta,2010),h. 198
48
pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen.2 Sedangkan menurut Bogdan
dan Taylor, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkandata deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
atau pelaku yang dapat diamati.3 Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori
dan kerangka berfikir yang telah dipaparkan didepan, untuk mendapatkan data
yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan, maka jenis penelitian
yang dianggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif analisis.
C. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.4 Terdapat 3 macam
sumber data, yaitu:
1. Person, yaitu sumber dana yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan
melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. 5Adapun sumber
data yang berupa person dalam penelitian ini yakni Pimpinan Pondok
Pesantren, bendahara Pondok dan sekolah, dan kepala sekolah.
2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan
bergerak.6 Sumber data ini berasal pada tempat penelitan yakni Pondok
Pesantren Nurul Hijrah.
Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka,
gambar, atau symbol-simbol lain.7
Sumber data ini meliputi dokumen
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAM) Tahun 2015/2016,
Rencana Anggaran dan Pendapatan Pondok (RAPBP) Tahun 2015-2016, SPP
bulanan, Beasiswa BRI Tahun 2015, dan Bantuan dana BOS Tahun 2015,
2Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
Bandung: Alfabeta, 2010, h.15
3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: RinekaCipta, 1998,
h. 231.
4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: RinekaCipta, 1998,
h. 172
5 Ibid, h. 172
6 ibid, h. 172
7 Ibid , h. 172
49
dan dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Adapun dalam penelitan ini menggunakan sumber data seperti person dan
paper untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data
dalam penelitian ini yakni
1. Data primer
Data primer adalah data yang bersumber dari informan secara langsung yang
ditemui di lapangan atau lokasi penelitian.8 Dalam penelitian ini, sumber data
berasal dari key information berupa dokumen-dokumen dan wawancara di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah, yakni sebagai berikut.
a. Dokumen-dokumen sekolah (data tenaga pendidik dan kependidikan, ,
dokumen keuangan).
b.Hasil wawancara dari:
1) Pimpinan Pondok/Yayasan
2) Bendahara Pondok Pesantren dan Madrasah
3) Kepala Sekolah
c.Lembar observasi (buku kas umum, buku persekit uang muka, daftar
potongan-potongan, daftar gaji, buku tabungan, buku iuran).
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari sumber data ketiga yakni paper dengan
menggunakan teknik dokumentasi. Data sekunder adalah sumber yang tidak
langsung memberikan data/informasi kepada peneliti yang diperoleh dari
pihak lain selain dari sumber primer, dan berfungsi sebagai data pendukung
8 Sugiyono, Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&d, (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 225.
50
penelitian.9Data sekunder yang dibutuhkan adalah data gaji guru, dan laporan
keuangan.
D.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat tentang penelitian ini maka peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Tehnik Observasi
Observasi adalah kemampuan seorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya.10
Dalam pelaksanaan observasi yang dilakukan peneliti, berpedoman pada
lembar pengamatan (observation sheet). Teknik observasi digunakan untuk
mengamati dan mencatat seluruh kegiatan manajemen keuangan di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah Jakarta Timur. Kegiatan yang menjadi objek observasi
yaitu: Mengamati daftar buku keuangan yang dipergunakan oleh pondok
pesantren dalam mengelola keuangan.
Tabel 3.2
Lembar Observasi
No. Indikator Ada Tidak Ada
1. Buku Kas umum
2. Buku Persekit uang muka
3. Daftar potongan-potongan
4. Daftar Gaji/Honorarium
5. Buku Tabungan
6. Buku iuran/kontribusi santri (SPP/Infaq)
9 Ibid.
10 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan public, dan
ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009), cet.3, h.115
51
2.Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari
wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pemcari
informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee).11 Wawancara
digunakan untuk memperoleh data tentang berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh Pimpinan Pondok Pesantren dalam mengelolah manajemen keuangan dan
pemanfaatannya untuk mencapai keberhasilan pendidikan.. Dalam pelaksanaan
wawancara yang dilakukan oleh peniliti berpedoman pada pedoman wawancara
(Interview guide) mengenai:
a. Perencanaan keuangan yang dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah
b. Pelaksanaan keuangan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul
Hijrah.
c. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan di Pondok Pesantren Nurul
Hijrah.
Teknik wawancara diharapkan mendapat informasi dan data mengenai
penerapan manajemen keuangan diPondok Pesantren Nurul Hijrah, adapun
pihak-pihak tersebut adalah Pimpinan Pondok/yayasan, bendahara pondok dan
madrasah.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen pengumpulan data
No. Indikator Nara Sumber
11 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Kualitatif : Komunikasi, ekonomi, kebijakan
public, dan ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana prenada media group, 2009), cet.3, h.
115
52
1. - Pengelolaan Keuangan Pondok
Pesantren
- Perencanaan Keuangan Pondok
Pesantren
Pimpinan Pondok
Pesantren dan
Kepala Sekolah
2. - Mengidentifikasi sumber dana
- Menyusun RAPB Pondok
Pesantren
- Merealisasikan dana sesuai
RAPBP dan pengelolaan dana
secara Transparan.
- Kendala yang dihadapi dalam
mengelola keuangan pondok
pesantren
Bendahara Sekolah
3. - Pelaksanaan pengawasan keuangan
- Proses evaluasi terhadap
pencapaian tujuan
- Mengadakan kegiatan setelah
evaluasi
- Pelaksanaan Pertanggungjawaban
Pimpinan Pondok
Tabel 3.4
Instrumen Pedoman Wawancara
No. Nara Sumber Pertanyaan
1.
Pimpinan Pondok 1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan
pondok?
53
2. Kapan dilakukan perencanaan keuangan?
3. Siapa saja yang terlibat dalam
perencanaan keuangan tersebut?
4. Bagaimana proses perencanaan
keuangan?
5. Apa bentuk dari hasil perencanaan
keuangan?
6. Bagaimana penyusunan keuangan
dilaksanakan?
7. Apa pertimbangan dalam penyusunan
keuangan?
8. Kendala yang dihadapi dalam proses
penyusunan?
9. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
10. Berpedoman pada apakah penyusunan
dilakukan?
2. Bendahara Pondok 11. Darimana sumber keuangan di Pondok
Pesantren?
12. Bagaimana prosedur pengelolaan
penerimaan keuangan Pondok pesantren ?
13. Seperti apa bentuk pembukuan pada
penerimaan keuangan Pondok Pesantren ?
14. Bagaimana pengalokasian sumber
keuangan tersebut ?
15. Apakah ada sumber penerimaan lain yang
bersumber dari masyarakat (dalam hal
dukungan komite sekolah)?
54
16. Bagaimana penyusunan penerimaan
keuangan?
17. Siapa saja yang terlibat dalam
penanganan pembukuan?
18. Apakah pengeluaran sesuai dengan tujuan
program Pondok Pesantren ?
19. Apakah pihak pondok membentuk
penggungjawab dalam setiap kegiatan
program pondok?siapa?
20. Siapa saja pihak yang diperbolehkan
dalam penggunaan keuangan pondok?
21. Apa saja kendala terkait pelaksanaan
keuangan pondok?
22. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
23. Bagaimana sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan pondok pesantren?
3 Pimpinan Pondok 24. Bagaimana Pimpinan Pondok melakukan
pengendalian pengeluaran sesuai dengan
RAPBP yang sudah dibuat ?
25. Bagaimana bentuk evaluasi yang
dilakukan?
26. Siapa saja yang melakukan evaluasi?
27. Kapan evaluasi dilakukan?
28. Apakah setiap penyelenggaraan program
pondok selalu dilakukan evaluasi ?
29. Apa tindak lanjut dari evaluasi yang
dilakukan?
30. Bagaimana peran pimpinan pondok
55
dalam hal mengevaluasi?
31. Apakah ada evaluator yang berasal dari
eksternal pondok pesantren?
32. Siapa saja pihak eksternal tersebut?
33. Seperti apa pelaksanaan atau prosedur
yang dilakukan pihak eksternal ?
34. Kapan saja pihak eksternal melaksanakan
evaluator?
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Studi Dokumen
No. Dimensi Sumber Dokumen Keterangan
Ada Tidak ada
1. Organisasi Profil Pondok Pesantren
Sejarah berdirinya Pondok
Visi, misi, tujuan, dan sasaran
Pondok
Struktur organisasi Pondok
2. Ketenagaan Data tenaga pendidik
Data tenaga kependidikan
Data peserta didik
3. RAPBP Laporan Keuangan dan SPJ
Pondok Pesantren
RKAM Madrasah Aliyah
RKAM Madrasah Tsanawiyah
RAPBP
Beasiswa BRI
56
3.Teknik Dokumentasi
Studi Dokumen merupakan pencarian data awal untuk melihat keadaan/ sutau
kondisi. Studi dokumen adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen. Adapun data dari studi ini
berkaitan dengan visi, misi yayasan, data jumlah warga belajar, data jumlah
pengajar, jadwal kegiatan keseharian warga belajar di Pondok Pesantren Nurul
Hijrah, serta data lainnya yang relevan dengan penelitian. Data yang diperoleh
melalui tekhnik di atas dianalisis dengan analisis kulaitatif.
F.Teknis Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif adalah
analisis data yaitu dengan analisis data model Milles dan Huberman, yang
meliputi: (1) reduksi data, (2) display/penyajian data, dan (3) mengambil
kesimpulan lalu verifikasi. Apabila digambarkan dapat dilihat seperti gambar
berikut ini.12
12
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah upaya mendukung penggunaan penelitian
kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu,(Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada, 2015), h.180
Pengumpulan
data
Penyajian data
Reduksi data Kesimpulan :
penarikan/ verifikasi
57
Gambar 3.1 Model Analisis Miles dan Huberman
a) Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan yang terkait
dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.
b) Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaan seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yakni dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Setelah dibaca, dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi
data. Langkah ini berkait erat dengan proses menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstraksikan dan mentransformasikan data mentah yang
diperoleh dari hasil penelitian. Reduksi data dilakukan selama penelitian
berlangsung. Langkah ini dilakukan sebelum data benar-benar dikumpulkan.
Peneliti sudah megetahui data-data apa saja yang dilakukan terkait penelitian.
c)Penyajian Data
Penyajian data atau kumpulan informasi yang memungkinkan peneliti
melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data yang mudah dilakukan
dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang
lebar temuan penelitian.
a) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan atau verikfikasi merupakan langkah selanjutnya.
Analisisnya menggunakan analisis model interaktif. Artinya analisis ini
dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama tersebut. Data
yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang
terkait dengan penelitian direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk
disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan pada data yang mengarah
dengan penelitian direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk
disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan pada data yang mengarah
58
untuk pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, atau untuk menjawab
pertanyaan penelitian.13
13 Ayu Nur Azizah, Skripsi: Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Anak
Terlantar di Panti Asuhan Nurul Qur’an Bekasi, Jakarta: nn, 2014, h. 37-38.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum objek penelitan
1. Sejarah singkat Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Sebagai salah satu lembaga pendidikan, Pondok Pesantren Modern Nurul
Hijrah Jakarta Timur secara tidak langsung telah ikut andil dalam
pembangunan skill pemuda Indonesia melalui lembaga yang di naunginya
yakni Pondok Pesantren Modern Nurul Hijrah. Skill merupakan salah satu
hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembentukan mental pemuda
Indonesia. Hl ini terbukti di bawah naungan Yayasan Nurul Hijrah Jakarta
Timur dalam berbagai lini dan aspek kehidupan masyarakat, baik di bidang
politik, ekonomi, sosial budaya pendidikan sampai seni dan lain sebagainya.
Pondok Pesantren Modern Nurul Hirah yang dinaungi oleh Yayasan ini
berdiri tepat pada tahun 2000, semua keberhasilan itu tentunya tidak lepas
dari Rahmat Allah SWT yang dikaruiakan pada hambanya yang mau
berusah. Manusia pun harus sesuai denga nilai-nilai luhur Islam, dan hal ini
di wujudkan Pendiri Yayasan Nurul Hijrah Jakarta dalam Panca Jiwa
Pondok Modern yang berisi tentang jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan,
jiwa kemandirian, jiwa ukhuah islamiyah dan jiwa kebebasan.
Pondok Pesantren Modern Nurul Hijrah ini berakibat kepada Al-Quran
dan Al-Hadist. Melalui Pondok Pesantren tersebut, akan dididik putra-putri
sebagai generasi penerus yang diharapkan akan dapt melaksanak ajaran
normatif dala Islam yaitu “Amar Ma’ruf Nahi Munkar” berakhlak mulia,
berbudi luhur, berfikiran bebas dan luas berpihak pada keadilan dan
kebenaran, seingga dapatlah kiranya menjadi sumbangan dalam
pembangunan khususnya Sumber Daya Manusia dan berguna bagi
masyarakat, Bangsa dan Negara. Amin
Yayasan Nurul Hijrah adalah lembaga pendidikan yang berada di bawah
naungan yayasan Nurul Hijrah. Sebuah Yayasan pembina pendidikan, sosial
60
dan Dakwah yang berdiri sejak tahun 1995, Pondok Pesantren Modern
Nurul Hijrah sebagai lembaga pendidikan non formal berfungsi sebagai
tempat penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan kebudayaan,
sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan Pondok
Pesantren Modern Nurul Hijrah melaksanakan proses belajar mengajar di
mana guru-guru berupaya mendidik siswa untuk mengembangkan
kemampuan intelektual dan emosional hingga menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi, terbina sikap mental dan spiritualnya sesuai dengan nilai-nilai
luhur serta memiliki bekal untuk hidup.
2. Profil Sekolah
I. IDENTITAS PESANTREN
1. Nama Pesantren : Pesantren MODERN NURUL HIJRAH
2. Tahun Berdiri : 2000
3. Pimpinan Yayasan : KH.Abu Hanifah Thoyyib
4. Pimpinan Pesantren : KH. Abu Hanifah Thoyyib
5. Alamat : Jl.Penggilingan baru III No.81 Rt. 011/04
Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati Kota Jakarta Timur
6. No. Telp : (021)87780218 / 0877877504293
II. IDENTITAS MADRASAH
1. Nama Madrasah : MA Nurul Hijrah
2. Nama Kepala Madrasah : Dra. Nurhayati
3. Alamat :
a. Jalan : Penggilingan Baru III
b. Desa/ Kelurahan : Dukuh
c. Kecamatan : Kramat Jati
d. Kabupaten/ Kodya : Jakarta Timur
e. Propinsi : DKI Jakarta
f. Kode Pos : 13550
g. Telephon :021- 87780218
h. E- mail Madrasah : [email protected]
61
4. Status Madrasah : B
5. SK Akreditasi :
a. Nomor :KW.09.4/4/KP.07/2962/2012
b. Tanggal : 8 April 2011
6. Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 131231375004
7. Tahun Bediri : 2005
3. Visi dan Misi Pondok Pesantren
Visi
“Menciptakan Sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlakul
karimah, berwawasan yang luas, berbekal kualitas ilmu yang memadai, mandiri
dan berdisplin yang tinggi”.
Misi
1. Menanamkan nilai-nilai Islam.
2. Membentuk kepribadian yang berakhlaqul karimah.
3. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif.
4. Memberdayakan semua potensi tenaga pendidik, sarana dan prasarana.
5. Melaksanakan sistem pembelajaran dan bimbingan secara aktif, tertib,
disiplin dan efisien.
6. Menumbuhkan sikap mandiri, disiplin serta berwawasan luas.
7. Membentuk kemampuan siswa dengan bahasa asing.
Dapat dilihat bahwa visi dan misi Pondok Nurul HIjrah bertujuan untuk
meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
yang berpegang teguh kepada ajaran islam dan menumbuhkan kepribadian
dan akhlak mulia dari hasil proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan.
62
4. Struktur organisasi Pondok Pesantren
Pembina : KH.Misbahul Munir Hadnah
Ketua I : KH.Abu Hanifah Thoyyib
Ketua II : Hamid Fahmi
Sekretaris I : drg.Hayati Kamelia
Sekretaris II : Haidar Zulkarnain
Bendahara I : Hasbiyalloh Syukri, S.Pd.I
Bendahara II : Liza Fairuz, S.S
Pengawas
Ketua : Ahmad Syauqibik, S.IP
Anggota : Siti Cholifah
Hidayatullah, S.Pd.i
5. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Guru di Pondok Pesantren Nurul Hijrah Kampung Dukuh yang meliputi
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah berjumlah 19 orang yang
terdiri dari 8 orang berjenis kelamin laki-laki dan 11 orang berjenis kelamin
perempuang. Saat ini tenaga pendidik yang memiliki NUPTK (Nomor Unik
Pendidik dan Tenaga Kependidikan) berjumlah 14. Guru tetap yayasan
berjumlah 13 orang dan guru honor berjumlah 1 orang. Guru yang memiliki
pendidikan terakhir S2 berjumlah 2 orang, pendidikan terakhir S1 berjumlah
12 orang . Rincian data pendidik dan tenaga kependidikan untuk lebih
jelasnya terdapat pada lampiran no.3 dan 4. Sumber: Laporan Sekolah,
Tahun 2016
6. Data Rombongan Belajar (Rombel)
Madrasah Aliyah Nurul Hijrah memiliki 3 rombongan belajar, yang
terdiri dari 1 rombongan belajar kelas X, 1 rombongan belajar kelas XI, dan
1 rombongan belajar kelas XII. Jumlah seluruh siswanya sebanyak 45 anak,
yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 24 siswa percempuan. Sedangkan
untuk Madrasah Tsanawiyah memiliki 3 rombongan belajar, yang terdiri
dari 1 rombongan kelas VII, 1 rombongan belajar kelas VIII, dan 1
63
rombongan belajar kelas IX. Jumlah seluruh siswanya sebanyak 57 anak,
yang terdiri dari 37 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan. Rincian data
rombongan belajar untuk lebih jelasnya terdapat pada lampiran no.8.
Sumber: Laporan Sekolah Tahun 2016.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Keuangan Pondok secara umum
a. Penerimaan Dana Pondok Pesantren
1. RAPBP Penerimaan Dana Pondok Pesantren
Tabel 4.1
RAPBP Penerimaan Dana
No
Urut
No Kode Uraian Jumlah
1 2 3 4
I 1 Sisa Tahun Lalu Rp.-
II 2 PENDAPATAN RUTIN
2.1 SPP Siswa -
SPP Siswa MTs Rp.331.500.000
SPP Siswa MA Rp.284.700.000
2.2 Gaji pegawai tidak tetap -
2.3 Belanja barang dan jasa -
2.4 Belanja pemeliharaan -
2.5 Belanja lain-lain -
III 3 BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH
3.1 Bantuan BOS Pusat
Bantuan BOS MA Rp.45.600.000
Bantuan BOS MTs Rp.50.000.000
3.2 Bantuan BOS Provinsi -
3.3 Bantuan BOS Kabupaten -
3.4 Dana Alokasi Khusus -
3.5 Dana Komite Sekolah -
IV 4 SUMBER PENDAPATAN
LAINNYA
4.1 Pendapatan Asli Pondok -
64
4.2 Beasiswa BRI
Beasiswa BRI MTs Rp.72.000.000
Beasiswa BRI MA Rp.67.200.000
4.2 Dana tugas pembantuan -
4.3 Dana alokasi khusus -
4.4 Lain-lain (bantuan luar
Negeri/hibah)
-
Jumlah Penerimaan Rp. 851.000.000
(Sumber RAPBP Tahun Ajaran 2015/2016 Pondok Pesantren Nurul Hijrah)
Penerimaan dana Pondok Pesantren Nurul Hijrah pada tahun ajaran
2015/2016 terdiri dari 5 sumber dana, yaitu (a) Dana sisa tahun ajaran
2014/2015 berjumlah Rp.-, (b) Dana pendapatan rutin yang terdiri dari : SPP
siswa dibayarkan per bulan sebesar Rp.650.000 sebanyak 35 siswa =
Rp.22.750.000/bulan , dan Rp.325.000 sebanyak 15 siswa =
Rp.4.875.000/bulan untuk tingkat MTs, jadi total bayaran SPP dalam 1
tahun adalah Rp.22.750.000 + Rp.4.875.000 = Rp.27.625.000 x 12 bulan =
Rp.331.500.000 dan Rp.650.000 sebanyak 30 siswa = Rp.19.500.000/bulan
dan Rp.325.000 sebanyak 13 siswa = Rp.4.225.000/bulan untuk tingkat
MA, jadi total bayaran SPP dalam 1 tahun adalah Rp.19.500.000 +
Rp.4.225.000 = Rp.23.725.000 x 12 bulan = Rp.284.700.000/tahun (c)
Bantuan dari pemerintah yaitu BOS pusat besaran dana yang diterima
Rp.250.000 per triwulan per siswa untuk jenjang MTs dan Rp.300.000 per
triwulan per siswa untuk jenjang MA, (d) Sumber Pendapatan Asli Pondok
Rp.-, (e) Bantuan dari Beasiswa Bank BRI besaran dana yang diterima
@Rp.1.200.000 per triwulan x 15 siswa = Rp.18.000.000 x 4 =
Rp.72.000.000/tahun untuk jenjang MTs dan @Rp.1.400.000 per triwulan x
12 siswa = Rp.16.800.000 x 4 = Rp.67.200.000/tahun.
Dapat disimpulkan bahwa penerimaan dana pondok pesantren nurul
hijrah secara keseluruhan berjumlah Rp.851.000.000, dengan melihat
RAPBP penerimaan dana Pondok Pesantren Nurul Hijrah Pada tahun ajaran
2015/2016 bahwa penerimaan dana pondok pesantren Nurul Hijrah terdiri
dari 4 sumber dana, yaitu (a) Dana sisa tahun ajaran 2014/2015 Rp.-, (b)
65
SPP siswa Rp.650.000 bagi yang membayar penuh dan Rp.350.000 bagi
siswa yang membayar setengahnya, (c) Bantuan Operasional Sekolah dari
BOS Pusat Rp.45.600.000 untuk jenjang MA dan Rp.50.000.000 untuk
jenjang MA, (d) Sumber pendapat asli pondok Rp.-, (e) Bantuan Beasiswa
BRI Rp.72.000.000 per tahun untuk jenjang MTs dan Rp.67.200.000 untuk
tingkat MA per tahunnya.
b. Pengeluaran Dana/ Belanja Pondok Pesantren
1. Dana Pengeluaran/Belanja
Tabel 4.2
Pengeluaran Dana
No
Urut
No
Kode
Uraian Jumlah
I 1 PROGRAM SEKOLAH MA
1.1 Pengembangan Kompetensi Lulusan Rp. 2.560.000
1.2 Pengembangan Standar Isi Rp. 5.500.000
1.3 Pengembangan Proses Pembelajaran Rp. 8.700.000
1.4 Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Rp. 10.500.000
1.5 Pengembangan sarana dan prasarana
sekolah
Rp. 6.290.000
1.6 Pengembangan Pengelolaan Rp. 6.000.000
1.7 Pengembangan Pembiayaan Rp. 3.050.000
1.8 Pengembangan dan Implementasi
Sistem Penilaian
Rp. 3.000.000
TOTAL Rp.45.600.000
II 2 PROGRAM SEKOLAH MTs
2.1 Pengembangan Kompetensi lulusan Rp.1.600.000
2.2 Pengembangan Standar Isi Rp.4.200.000
2.3 Pengembangan Standar proses Rp.1.110.000
2.4 Pengembangan Pendidik dan tenaga
kependidikan
Rp.2.000.000
2.5 Pengembangan sarana dan prasarana Rp.5.100.000
2.6 Pengembangan standar pengelolaan Rp.1.2.60.000
2.7 Pengembangan standar Pembiayaan Rp.33.680.000
2.8 Pengembangan dan Implementasi
sistem penilaian
Rp.1.040.000
TOTAL Rp.50.000.000
III 3 PROGRAM PONDOK
3.1 Belanja Barang dan Jasa Rp.-
3.2 Makan Santri Rp.620.400.000
66
3.3 Beasiswa BRI Rp.139.200.000
Jumlah pengeluaran Rp. 779.600.000
III 3 Saldo akhir tahun ajaran Rp. -
Jumlah Rp. 851.000.000
(Sumber RABPP Tahun Ajaran 2015/2016 Pondok Pesantren Nurul Hijrah)
Pengeluaran dana Pondok Pesantren Nurul Hijrah pada Tahun Ajaran
2015/2016 terdiri dari 3 kelompok pengeluaran, yaitu 8 standar pendidikan
yang terealisasi ke dalam (a) program sekolah (pengembangan kompetensi
kelulusan, pengembangan standar isi, pengembangan proses, pengembangan
peserta didik, pengembangan sarana dan prasarana sekolah, pengembangan
standar pengelolaan, pengembangan standar pembiayaan, dan
pengembangan implementasi sistem penilaian) untuk jenjang Madrasah
Aliyah, (b) program sekolah madrasah Tsanawiyah (pengembangan
perpustakaan, kegiatan penerimaan siswa baru, kegiatan pembelajaran dan
eskul, kegiatan ulangan dan ujian, pembelian barang habis pakai, langganan
barang dan jasa, perawatan madrasah, pembayaran honorarium, membantu
siswa miskin, pembiayaan pengelolaan BOS, pembeliaan perangkat
komputer, biaya lainnya), (c)belanja ( barang dan jasa, makan santri,
honorarium guru)
Anggaran yang diperoleh oleh pihak Pondok Pesantren Nurul Hijrah baik
dari orang tua santri ataupun dari pihak yayasan dan dan BOS dialokasikan
untuk peningkatan kualitan pendidikan agar tercapainya keberhasilan
pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah dalam bentuk kegiatan yang
menunjang proses pendidikan, yaitu :
1. Program pengembangan kompetensi lulusan terdiri dari sub program
pencapaian akademis peserta didik, yaitu pelaksanaan uji coba UN tingkat
kecamatam, ujian sekolah dan ujian nasional dengan rencana pengeluaran
biaya sebesar Rp. 2.560.000.
2. Program pengembangan standar isi terdiri dari sub program relevansi dan
kesesuaian kurikulum, yaitu penyusunan program tahunan dan semester
dengan rencana pengeluaran biaya sebesar Rp. 5.500.000
67
3. Program pengembangan standar proses terdiri dari sub program rencana
pembelajaran yang efektif, yaitu ekstrakulikuler, kepramukaan. Sub
program penyediaan sumber belajar terdiri dari pengadaan sarana
penunjang proses pembelajaran, alat pembelajaran, dan buku
perpustakaan. Rencana pengeluaran program pengembangan standar
proses sebesar Rp. 8.700.000
4. Program pendidik dan tenaga kependidikan yang terdiri dari program
kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan (peningkatan kualitas guru
kelas, mata pelajaran, dengan rencana pengeluaran dana sebesar Rp.
10.500.000
5. Program pengembangan sarana dan prasarana terdiri dari 2 sub program
yaitu sub program kecukupan pengadaan sarana sekolah (pengadaan
printer dan adaptor keyboard, papan tulis, dan pembuatan rak sepatu). Dan
sub program pemeliharaan sekolah (ruang kelas, dan pengecetan gedung)
dengan rencana pengeluaran biaya sebesar Rp. 6.290.000
6. Program pengembangan standar pengelolaan terdiri dari 2 sub program
yaitu sub program pengelolaan berbasis kerja tim (pelaksanaan rapat kerja
kepala sekolah), sub program pengumpulan dan penggunaan data sekolah
(updating data kesiswaan, guru dan karyawan, dan penyusunan laporan)
dengan pengeluaran dana sebesar Rp.6.000.000
7. Program pengembangan standar pembiayaan terdiri dari sub program
pengelolaan keuangan, operasional, pembayaran rekening listrik,
penggunaan internet dan pengadaan kebersihan dengan rencana
pengeluaran dana sebesar Rp. 3.050.000
8. Program pengembangan implementasi sistem penilaian terdiri dari sub
program ketersediaan penilaian bidang akademik dan non akademik, yaitu
ujian akhir sekolah (UAS), rapot, dan ijazah. Dengan rencana pengeluaran
dana sebesar Rp. 3.000.000
9. Program Pengembangan Kompetensi Lulusan Madrasah Tsanawiyah
untuk pelaksanaan kegiatan TryOut kelas XII sebesar Rp.800.000, dan
intensive pendalaman materi sebesar Rp. 800.000
68
10. Pengembangan kurikulum/KTSP (Standar isi) untuk penyusunan buku
kurikulum (buku 1 dan 2) sebesar Rp.3.600.000, pelaksanaan Rapat
pembahasan struktur kurikulum sebesar Rp.600.000
11. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan untuk pelatihan
peningkatan metode pembelajaran sebesar Rp.2.000.000
12. Pengembangan proses pembelajaran (Standar Proses) untuk pembelian
ATK sebesar Rp.660.000 dan pelaksanaan PPDB sebesar Rp.450.000
13. Pengembangan sarana dan prasarana sekolah untuk pengedaan alat
kebersihan sekolah sebesar Rp.550.000, pengadaan sarana komputer
sebesar Rp.3.460.000, pengadaan Hardisk eksternal sebesar Rp.500.000,
perawatan komputer sebesar Rp.600.000
14. Pengembangan dan implementasi manajemen sekolah (standar
pengelolaan) untuk pembayaran rekening listrik sebesar Rp.1.800.000,
honorarium guru honor sebesar Rp.22.680.000, honorarium tenaga
kependidikan sebesar Rp.7.200.000, pembayaran rekening telepon sebesar
Rp.1.200.000, pengelolaan dana BOS sebesar Rp.800.000
15. Pengembangan dan implementasi sistem penilaian untuk penyusunan soal
ujian akhir semester sebesar Rp.440.000, koreksi ujian akhir semester
sebesar Rp.300.000, insentif penyusunan rapot sebesar Rp.300.000
16. Makan Santri, yaitu belanja sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, daging, dll.
Dengan rencana pengeluaran dana sebesar Rp.620.400.000
17. Beasiswa Bank BRI sebesar Rp.139.200.000/tahun
Dana yang telah diperoleh oleh Pondok Pesantren Nurul Hijrah dari
berbagai pihak salah satunya sudah dialokasikan untuk proses Kegiatan
Belajar Mengajar dikelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4.2
yang telah diuraikan sebelumnya.
Dapat disimpulkan pengeluaran dana Pondok Pesantren Nurul Hijrah
digunakan untuk program pengembangan kompetensi lulusan yakni ujian
nasional dengan jumlah Rp.2.560.000, untuk program standar isi yakni
penyusunan PROTA dan PROMES sebesar Rp.5.500.000, program standar
69
proses yakni esktrakurikuler, pembelajaran efektif sebesar Rp.8.700.000,
program pendidik dan tenaga kependidikan sebesar Rp.10.500.000, program
sarana dan prasarana untuk pengecatan gedung, rak sepatu, papan tulis
sebesar Rp.6.290.000, selanjutnya untuk program standar pengelolaan yakni
pembuatan laporan dan pengelolaan rapat kerja kepala sekolah sebesar
Rp.6.000.000, selanjutnya untuk standar pembiayaan sebesar Rp.3.050.000
dan pengembangan sistem penilaian sebesar Rp.3.000.000, selanjutnya pada
tingkat Tsanawiyah untuk kompetensi lulusan sebesar Rp.1.600.000,
pengembangan kurikulum sebesar Rp.4.200.000, pengembangan proses
pembelajaran sebesar Rp.1.110.000, pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan sebesar Rp.2.000.000, pengembangan sarana dan prasarana
sebesar Rp.5.110.000, pengembangan dan implementasi manajemen sekolah
sebesar Rp.1.260.000, pengembangan dan penggalian sumber dana
pendamping sebesar Rp.33.680.000, pengembangan dan implementasi
sistem penilain sebesar Rp.1.040.000, selanjutnya untuk makan santri
sebesar Rp.620.400.000,. dan beasiswa BRI sebesar Rp.139.200.000/tahun
untuk jenjang MA dan MTs
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pondok Pesantren Tahun
Ajaran 2015/2016
Tabel 4.3
Realisasi Rencana dan Penggunaan Dana
Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Tahun Ajaran 2015/2016
No Rencana Rencana Pengeluaran
dana
I PROGRAM SEKOLAH MA
Pengembangan Kompetensi Lulusan Rp. 2.560.000 Rp. 2.560.000
Pengembangan Standar Isi Rp. 5.500.000 Rp. 5.500.000
Pengembangan Proses Pembelajaran Rp. 8.700.000 Rp. 8.700.000
Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Rp. 10.500.000 Rp. 10.500.000
Pengembangan sarana dan prasarana
sekolah
Rp. 6.290.000 Rp. 6.290.000
Pengembangan Pengelolaan Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000
70
Pengembangan Pembiayaan Rp. 3.050.000 Rp. 3.050.000
Pengembangan dan Implementasi
Sistem Penilaian
Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000
TOTAL Rp.45.600.000 Rp.45.600.000
II PROGRAM SEKOLAH MTs
Pengembangan Kompetensi lulusan Rp.1.600.000 Rp.1.600.000
Pengembangan Standar Isi Rp.4.200.000 Rp.4.200.000
Pengembangan Standar proses Rp.1.110.000 Rp.1.110.000
Pengembangan Pendidik dan tenaga
kependidikan
Rp.2.000.000 Rp.2.000.000
Pengembangan sarana dan prasarana Rp.5.100.000 Rp.5.100.000
Pengembangan standar pengelolaan Rp.1.2.60.000 Rp.1.2.60.000
Pengembangan standar Pembiayaan Rp.33.680.000 Rp.33.680.000
Pengembangan Implementasi sistem
penilaian
Rp.1.040.000 Rp.1.040.000
TOTAL Rp.50.000.000 Rp.50.000.000
III Program Pondok Pesantren
Belanja Barang dan Jasa - -
Makan Santri Rp.616.200.000 Rp.620.400.000
Beasiswa BRI Rp.139.200.000 Rp.139.200.000
TOTAL Rp.755.400.000 Rp.759.600.000
Jumlah pengeluaran Rp.851..000.000 Rp.855.200.000
Saldo akhir tahun ajaran
Jumlah -Rp.4.200.000
Realisasi pengeluaran dana Tahun Ajaran 2015/2016 pada post
pengeluaran yaitu : (1) Pengembangan kompetensi lususan Rp.2.560.000,
(2) Pengembangan standar isi sebesar Rp.5.500.000, (3) Pengembangan
proses pembelajaran sebesar Rp.8.700.000, (4) Pengembangan Pendidikan
dan Tenaga kependidikan sebesar Rp.10.500.000, (5) Pengembangan
pengelolaan sebesar Rp.6.000.000, (6) Pengembangan standar pembiyaan
sebesar Rp.3.050.000, (7) Pengembangan Implementasi sistem penilaian
sebesar Rp.3.000.000, (8) Belanja Pegawai Rp.48.000.000, (9) Belanja
Barang dan Jasa sebesar Rp.-, (10) Makan Santri sebesar Rp.620.400.000,
(11) Beasiswa BRI Rp.139.200.000
Dari data diatas pada table 4.3 mengenai realisasi penggunaan dana di
Pondok Pesantren Nurul Hijrah tahun 2015/2106 dapat ditarik kesimpulan
bahwa jumlah penggunaan dana/belanja lebih besar dari rencana
71
pengeluaran/belanjanya. Dengan selisih pengeluaran dana/belanja pada
tahun 2015/2016 berjumlah sebesar Rp.4.200.000.
2. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi di Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jakarta
Timur, Kamis, 06 Oktober 2016, Pukul 10.00-11.30 menunjukkan bahwa
buku kas umum ada, buku persekit uang muka tidak ada, daftar potongan-
potongan tidak ada, daftar gaji/honorarium ada, buku tabungan tidak ada,
buku iuran SPP ada.
Buku kas umum ini dipergunakan untuk menulis uang masuk ke
bendahara pondok secara global yang bersumber dari pembayaran SPP, dll,
sedangkan Buku persekit uang muka tidak dipergunakan dalam pembukuan
keuangan pondok. Daftar potongan-potongan tidak dipergunakan dalam
pembukuan keuangan pondok, karena di pondok tidak ada potongan-
potongan harga, Daftar gaji dipergunakan untuk mencatat gaji para guru-
guru pondok pesantren, Pondok Pesantren Nurul Hijrah tidak memiliki buku
tabungan khusus, karena pemasukan keuangan pondok diterima secara cash
dan untuk dana bos menggunakan cek untuk pencairan dana. Buku iuran
SPP dipergunakan untuk bendahara mencatat pembayaran santri tiap
bulannya, dan juga sebagai bukti bahwa santri sudah melakukan pembayaran
SPP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4
LEMBAR OBSERVASI
No Uraian Pengamatan Ada Tidak Ada Keterangan
1. Buku Kas Umum
Buku kas umum ini
dipergunakan untuk
menulis uang masuk
ke bendahara pondok
secara global yang
72
bersumber dari
pembayaran SPP, dll.
2. Buku persekit uang
muka
Buku persekit uang
muka tidak
dipergunakan dalam
pembukuan keuangan
pondok
3. Daftar Potongan-
Potongan
Daftar potongan-
potongan tidak
dipergunakan dalam
pembukuan keuangan
pondok, karena di
pondok tidak ada
potongan-potongan
harga
4. Daftar
Gaji/Honorarium
Daftar gaji ini
dipergunakan untuk
mencatat gaji para
guru-guru pondok
pesantren
5. Buku Tabungan
Pondok Pesantren
Nurul Hijrah tidak
memiliki buku
tabungan khusus,
karena pemasukan
keuangan pondok
diterima secara cash
dan untuk dana bos
menggunakan cek
untuk pencairan dana.
73
6. Buku iuran SPP Buku iuran SPP
dipergunakan untuk
bendahara mencatat
pembayaran santri
tiap bulannya, dan
juga sebagai bukti
bahwa santri sudah
melakukan
pembayaran SPP.
3. Analisis Penelitian
1. Analisis Rencana dan Realisasi Anggaran dan Pendapatan Belanja
Pondok Pesantren Tahun Ajaran 2015/2016
Setelah membuat rencana anggaran dana dan menggunakan dana untuk
belanja keperluan yang dibutuhkan, pondok pesantren akan mengetahui
berapa jumlah keseluruhan dana yang dikeluarkan, dan pondok pesantren
dapat melihat pengeluaran yang sesuai dengan rencana, pengeluaran yang
lebih rendah dari rencana, dan pengeluaran yang lebih besar dari rencana.
Untuk dapat mengetahui pengeluaran sekolah seperti yang disebutkan diatas,
maka dilakukan analisis rencana dan realisasi anggaran dan pendapatan
belanja sekolah seperti yang terdapat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Analisis Rencana dan Realisasi Penggunaan Dana
Pondok Pesantren Nurul Hijrah Tahun Ajaran 2015/2016
No Uraian Rencana Realisasi
Pengeluaran Keterangan
Naik
(+)
Turun
(-)
PROGRAM
SEKOLAH MA
74
1 Pengembangan
Kompetensi
Lulusan
Rp. 2.560.000 Rp. 2.560.000
2 Pengembangan
Standar Isi
Rp. 5.500.000 Rp. 5.500.000
3 Pengembangan
Proses
Pembelajaran
Rp. 8.700.000 Rp. 8.700.000
4 Pengembangan
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Rp. 10.500.000 Rp.
10.500.000
5 Pengembangan
sarana dan
prasarana sekolah
Rp. 6.290.000 Rp. 6.290.000
6 Pengembangan
Pengelolaan
Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000
7 Pengembangan
Pembiayaan
Rp. 3.050.000 Rp. 3.050.000
8 Pengembangan dan
Implementasi
Sistem Penilaian
Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000
TOTAL Rp.45.600.000 Rp.45.600.000
9 Pengembangan
Kompetensi lulusan
Rp.1.600.000 Rp.1.600.000
10 Pengembangan
Standar Isi
Rp.4.200.000 Rp.4.200.000
11 Pengembangan
Standar proses
Rp.1.110.000 Rp.1.110.000
12 Pengembangan
Pendidik dan
tenaga
kependidikan
Rp.2.000.000 Rp.2.000.000
13 Pengembangan
sarana dan
prasarana
Rp.5.100.000 Rp.5.100.000
14 Pengembangan
standar pengelolaan
Rp.1.2.60.000 Rp.1.2.60.000
15 Pengembangan
standar Pembiayaan
Rp.33.680.000 Rp.33.680.000
16 Pengembangan
Implementasi
sistem penilaian
Rp.1.040.000 Rp.1.040.000
TOTAL Rp.50.000.000 Rp.50.000.000
75
Dari tabel diatas mengenai analisis rencana dan realisasi dana anggaran
Pondok Pesantren Nurul Hijrah dapat diketahui bahwa rencana dan realisasi
dana secara keseluruhan mengalami perbedaan dari rencana yang telah
dibuat sebelumnya oleh pondok pesantren. Dalam analisis yang peneliti
lakukan bahwa ada satu kegiatan yang mengalami dana pengeluaran yang
lebih besar dibandingkan dengan rencana yang telah dibuat yakni,makan
santri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis rencana dan
realisasi penggunaan dana mengalami jumlah yang lebih besar dari rencana
yang dibuat pondok pesantren yakni dengan kenaikan jumlah Rp.4.200.000.
C. Pembahasan
Sistem Implementasi manajemen keuangan di Pondok Pesantren Nurul
Hijrah dapat melalui beberapa tahapan, yakni tahap perencanaan keuangan
Pondok Pesantren, tahap Pelaksanaan Keuangan Pondok Pesantren, dan
tahap evaluasi serta pertanggungjawaban pelaporan keuangan pondok
pesantren. Berikut adalah tahapan dalam implementasi manajemen keuangan
di Pondok Pesantren Nurul Hijrah:
1. Perencanaan Keuangan Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Perencanaan merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi segala
kebutuhan organisasi . perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan
dan berapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya.
Program Pondok
Pesantren
17 Belanja Barang dan
Jasa
Rp.- Rp.-
18 Makan Santri Rp.616.200.000 Rp.620.400.000 (+)
19 Beasiswa BRI Rp.139.200.000 Rp.139.200.000
TOTAL Rp.755.400.000 Rp.759.600.000
Jumlah pengeluaran Rp.851..000.000 Rp.855.200.000
Saldo akhir tahun ajaran
Jumlah -Rp.4.200.000
76
Perencanaan keuangan pondok pesantren ialah kegiatan merencanakan
sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan
pendidikan di pondok pesantren. Perencanaan sebagai kegiatan yang
sistematis, berarti perencanaan meliputi beberapa tahapan kegiatan.
Kegiatan yang satu menjadi landasan tahapan berikutnya. Tahapan kegaitan
tersebut dapat dijadikan panduan sehingga penyimpangan dapat segera
diketahui dan diatasi. Sedangkan tujuan perencanaan itu sendiri arahnya agar
kegiatan yang dilaksanakan tidak menyimpang dari arah yang ditentukan.
Untuk mengetahui perencanaan keuangan di Pondok Pesantren Nurul
Hijrah, peneliti melakukan metode wawancara dan studi dokumen dalam
menggali informasi yang berkaitan. Informasi ini didapatkan dari informan
yang terlibat langsung dalam implementasi manajemen keuangan Pondok
Pesantren, yaitu Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hijrah dan Bendahara
Pondok Pesantren.
Dalam pembuatan perencanaan keuangan Pondok Pesantren, Pondok
membuat Rencana Anggaran Belanja Pondok Pesantren (RAPBP) sebagai
rencana yang dirumuskan oleh satuan pendidikan sesuai wewenangnya.
Dilaksanakan oleh tim yang secara khusus dibentuk pondok dengan
diketahui komite sekolah dan juga orang tua santri. Dalam pembuatan
RAPBP dilakukan bersamaan dengan pembuatan RABPM dengan sistem
bottom up, yaitu usulan anggaran kegiatan dari bawah (guru dan karyawan)
dan disetujui oleh atasan yaitu Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hijrah.
Sesuai dengan penuturan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jakarta
Timur :
“Proses perencanaan keuangan Pondok Pesantren Nurul Hijrah dilakukan
oleh kepala sekolah masing-masing berikut jajarannya, walaupun pada
prosesnya diikuti, diawasi dan disahkan oleh Kyai Pondok Pesantren
Nurul Hijrah. Segala kegiatan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah tidak
terlepas dari satu sama lainnya, misalnya seperti kegiatan belajar mengajar
disekolah, itu juga tidak terlepas dari rangkaian pondok lainnya, seperti
kegiatan di asrama, di masjid, di lapangan, dan kebutuhan di dapur umum
dan lain-lainnya, sehingga keadaan ini jadi sangat mempengaruhi proses
perencanaan keuangan yang mana pada pelaksanaan perencanaan
77
keuangan untuk Pondok Pesantren dilakukan bersama dengan perencanaan
keuangan di sekolah/madrasah.”1
Dalam kegiatan perencanaan keuangan Pondok Pesantren Nurul Hijrah
melakukan dua kegiatan yaitu :
a. Memilih program. Dalam memilih program yang akan dilakukan dalam
setahun kedepan berpedoman pada tujuan yang ingin dicapai dengan
memperhatikan perkiraan besarnya sumber dana yang dapat diperoleh dan
sumber daya lainnya, serta sumber daya manusia yang ada.
b.Identifikasi dan pengerahan sumber daya yang ada. Identifikasi dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari berbagai pihak, yang
kemudian diidentifikasi oleh Kyai dan Kepala Madrasah. Data dan
informasi ini berupa sumber daya manusia, sarana maupun dana atau
biaya.
Perencanaan keuangan pada dasarnya dilakukan setahun sekali, yaitu
setiap akhir tahun ajaran setelah semua laporan diterima dan dibahas dalam
rapat akhir tahun, akan tetapi dalam prosesnya ada perencanaan setiap bulan
dan setiap akhir semester, hal ini karena keuangan di Pondok Pesantren
Nurul Hijrah tidak stabil dan belum berjalan lancer pada kenyataannya, hal
ini dikarenakan Pondok Pesantren Nurul Hijrah tidak mempunyai donator
tetap. Sesuai dengan penuturan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hijrah :
“perencanaan keuangan pondok pesantren dilakukan setiap setahun sekali,
akan tetapi pada pelaksanaannya sering terjadi perubahan rencana, karena
ketidak stabilan keuangan pondok.”2
Dalam proses perencanaan keuangan yang utama dilakukan adalah
mengindetifikasi sumber pemasukan keuangan bagi Pondok Pesantren Nurul
Hijrah, diantaranya :
1. Sumbangan Pendidikan dari Masyarakat :
a. SPP
1 Hasil wawancara dengan Abu Hanifah sebagai Pimpinan Pondok. Pada hari Selasa, 4
Oktober 2016 2 Hasil wawancara dengan Abu Hanifah sebagai Pimpinan Pondok. Pada hari Rabu, 27
September 2016, Pukul 10.00-10.30 WIB
78
b.Uang Bangunan
2. Bantuan dari Pemerintah
a. BOS
3. Bantuan dari Lembaga
a. Beasiswa Bank BRI
Hal ini dikatakan oleh Abu Hanifah Thoyyid selaku Pimpinan Pondok
Pesantren Nurul Hijrah :
“Pendapatan pondok Pesantren bersumber dari SPP, uang bangunan, BOS
dari pemerintah, dan Beasiswa Bank BRI untuk beberapa santri, yang
mana hasil dari pendapatan tersebut akan dikelolah untuk kegiatan pondok
pesantren dan Madrasah.”3
Dari hasil penelitian di atas dan teori mengenai penyusunan RAPBP,
pemasukan, dan pengeluaran keuangan Pondok Pesantren, peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa perencanaan yang dibuat oleh Pondok Pesantren
Nurul Hijrah belum sepenuhnya tersusun sesuai dengan teori yang ada, hal
ini dikarenakan pondok pesantren hanya melakukan dua kegiatan saja dalam
perencanaan yaitu memilih program, identifikasi dan pengerahan sumber
daya yang ada saja.
2.Pelaksanaan Keuangan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Pelaksanaan keuangan ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah
dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan. Pelaksanaan
dalam manajemen keuangan terbagi atas proses pengelolaan dan
penerimaan.
Dalam memperoleh informasi yang berkaitan dengan proses pelaksanaan
keuangan Pondok Pesantren penulis melakukan wawacara dan dokumentasi.
Informasi dan data diperoleh bersumber dari informan yang terlibat dalam
proses manajemen keuangan. Informan tersebut yaitu Pimpinan Pondok
3 Hasil wawancara dengan Abu Hanifah, sebagai Pimpinan Pondok. Pada hari Rabu, 27
September 2016, Pukul 10.00-10.30 WIB
79
Pesantren, Bendahara Pondok, dan Kepala Sekolah yang bertugas dalam
mengelola pelaksanaan keuangan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Dalam pelaksanaan manajemen keuangan Kyai Pondok Pesantren Nurul
Hijrah merupakan tanggungjawab penuh terhadap pengeluaran keuangan.
Setiap dana yang keluar harus disetujui oleh Kyai Pondok Pesantren Nurul
Hijrah, proses pelaksanaan keuangan untuk melakukan setiap kegiatan yang
telah tercantum dalam anggaran harus membuat proposal kegiatan beserta
rincian dana yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut, setelah disetujui oleh
Kepala Sekolah baru kemudian Kyai Pondok Pesantren Nurul Hijrah
menandatangi proposal tersebut dan Bendahara Pondok baru bisa
mengeluarkan uang sesuai dengan yang ada diproposal, akan tetapi
bendahara terlebih dahulu memilih dana yang lebih terpenting terlebih
dahulu untuk diberikan, karena Kyai Pondok Pesantren Nurul Hijrah kurang
mengerti tentang keadaan keuangan yang ada di Pondok
Pesantren.Pelaksanaan manajemen keuangan mempunyai dua jenis kegiatan
penerimaan dan pengeluaran.
a. Penerimaan
Penerimaan yang diterima oleh Pondok Pesantren Nurul Hijrah berasal
dari pendapatan rutin. Pendapatan rutin berasal dari pembayaran santri
(SPP), uang kegiatan selama 1 tahun, bantuan BOS Pemerintah, dan
Beasiswa Bank BRI dan lain-lain yang digunakan untuk membiayai semua
kegiatan ekstrakurikuler dan operasional kegiatan sekolah dan Pondok
Pesantren.
b.Pengeluaran
Pelaksanaan pengeluaran di Pondok Pesantren Nurul Hijrah meliputi
pengeluaran rutin dan pengeluaran non rutin. Pengeluaran rutin meliputi
biaya pengeluaran rutin setiap bulan dikeluarkan setiap bulan. Pengeluaran
non rutin ini dilaksanakan jika ada kebutuhan mendadak atau kebutuhan
yang dilaksanakan setiap tahun sekali dan juga kebutuhan yang sebelumnya
80
direncanakan pada RAPBP. Dalam sistem pengeluaran dana di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah proses pengajuan dana sampai pada pencairan dana
tidaklah melalui proses yang sulit, dikarenakan hanya melalui persetujuan
dari Pimpinan Pondok dan Bendahara Pusat asalkan dana yang diajukan
sesuai dengan rencana yang telah dibuat bersama.
Secara Teoritik, langkah-langkah dalam penyusunan RABPP hendaknya
mengikuti langkah sebagai berikut : a)Mengintervertarisasi rencana yang
akan dilaksanakan, b)Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas,
c)Menentukan program krja dan rincian program, d)menetapkan kebutuhan
untuk pelaksanaan rincian program, e)menghitung dana yang dibutuhkan,
f)Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana. Dan untuk
pengeluran Pondok Pesantren dapat dikategorikan dalam beberapa item,
yaitu: pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran, pengeluaran untuk tata
usaha sekolah, pemeliharaan sarana dan prasarana, kesejahteraan pegawai,
administrasi, pembinaan teknis pendidikan, dan pendataan.
Secara teoritik, pengelolaan anggaran dan keuangan dari sumber
manapun, baik dari pemerintah ataupun masyarakat perlu didasarkan pada
prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan, yaitu : a) hemat, tidak mewah,
efisien dan sesuai dengan kebutuhan, b) terarah dan terkendali sesuai dengan
rencana, c) terbuka dan transparan, d) sedapat mungkin menggunakan hasil
buatan sendiri.4
Dengan demikian dari hasil penelitian diatas dan teori mengenai
pengelolaan keuangan maka pelaksanaan keuangan di Pondok Pesantren
belum sepenuhnya sesuai dengan teori yang ada, masih banyak program
yang direncakan belum terealisasikan dengan baik, dan pengeluaran
keuangan belum bisa sesuai dengan target yang diinginkan.
4 Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka, 2005), h.187
81
3.Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pondok Pesantren Nurul
Hijrah
Pertanggungjawaban keuangan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah dalam
bentuk laporan bulanan dan tahunan yang dilaporkan kepada pimpinan,
pengawasan bulanan khususnya dilakukan bendahara kepada Kyai.
Bendahara melaporakan setiap laporan kegiatan yang menyangkut
keuangan dari setiap kegiatan dan bagian, yang dilaporkan berupa
pembuktian penerimaan, penyimpanan dan pembayaran kepada pihak-pihak
yang bersangkutan yang kemudian dilaporkan bendahara kepada Pimpinan
Pondok Pesantren Nurul Hijrah. Sedangkan untuk operasional yang berasal
dari pemerintah seperti dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dikoreksi
oleh masing-masing Kepala Sekolah Madrasah baik jenjang Aliyah maupun
Tsanawiyah tanpa melibatkan Pimpinan Pondok Pesantren dalam hal
pengoreksian BOS dan langsung diserahkan kepada pemerintah. Menurut
penuturan Ibu Liza Fairuz selaku Bendahara Pondok mengatakan :
“sistem akuntansi dan pelaporan keuangan di pondok pesantren nurul
hijrah di buat dalam bentuk Laporan pertanggungjawaban yang diserahkan
kepada Pimpinan Pondok Pesantren sebagai pembuktian penerimaaan
maupun pembayaran yang sudah dilakukan, sedangkan pada operasional
madrasah pelaporan dana dari pemerintah melibatkan kepala sekolah
langsung berserta Tata Usaha dan bendahara untuk melaporkannya ke
Pemerintah tanpa melibatkan Pimpinan Pondok Pesantren.”5
maka Bendahara Pondok yang lebih selektif untuk mencairkan uang
tersebut. Setiap kegiatan yang dilakukan langkah selanjutnya adalah
membuat Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). Membuat LPJ merupakan
suatu keharusan bagi setiap bagian yang ada di Pondok Pesantren dan
Madrasah, setiap LPJ dari masing-masing bagian nantinya akan di audit oleh
bendahara, dan hasilnya kemudian diserahkan kepada Kyai Pondok
Pesantren Nurul Hijrah, dan disimpan sebagai dokumentasi bendahara. Akan
tetapi hasil dari audit untuk dana Pondok Pesantren jarang dilakukan
evaluasi oleh Kyai Pondok Pesantren Nurul Hijrah, melainkan hanya pihak
5 Hasil wawancara dengan Liza Fairuz, sebagai Kepala Keuangan dan Bendahara Pondok.
Pada hari Kamis, 6 Oktober 2016
82
Kepala Madrasah saja yang mengevaluasi hasil audit yang berkenaan
dengan dana Madrasah. Hal ini dituturkan oleh Pimpinan Pondok Pesantaren
KH.Abu Hanifah :
“Untuk evaluasi keuangan pondok dilakukan dengan diadakannya rapat
masalah keuangan dengan pihak yayasan, wakasek, dan para wali kelas
setiap tiga bulan sekali.”6
Dalam membuat pembukuan keuangan, Pondok Pesantren Nurul Hijrah
dapat dikatakan belum cukup modern. Karena belum semua laporan
keuangan yang dibuat oleh bendahara dengan menggunakan komputer tetapi
masih ada yang tulis tangan. Bagian bendahara Pondok Pesantren Nurul
Hijrah belum bisa memanfaatkan teknologi yang sudah ada pada saat ini.
dikarena kan kurangnya tenaga bendahara dalam menginput data semua
keuangan di Pondok Pesantren dan juga Madrasah. Hal ini dituturkan oleh
Bendahara Pondok pesantren :
“Pembukuan keuangan di Pondok Pesantren belum sepenuhnya
menggunakan komputerisasi, tetapi masih beberapa laporan yang ditulis
dengan tangan, dikarenakan begitu banyaknya laporan keuangan yang ada
sehingga bendahara belum sempet mengetiknya dikomputer, dan tenaga
bendahara di Pondok Pesantren Nurul Hijrah cuma ada satu orang saja,
sehingga tidak maksimal dalam pembukuan keuangan Pondok Pesantren
Nurul Hijrah.7”
Setiap laporan yang dibuat merupakan sebagai alat ukur apakah rencana
dan tujuan Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Hijrah telah dicapai dengan
efektif dan efisien sesuai dengan acuan yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam RAPBP, dan juga berguna untuk mencegah dan meminimalisir
terjadinya penyimpangan terhadap kegaitan yang telah direncanakan dan
penggunaan dana di Pondok Pesantren Nurul Hijrah, hasil tersebut menjadi
bahan evaluasi dan menghasilkan temuan-temuan untuk perencanaan di
tahun selanjutnya.
6 Hasil wawancara dengan Abu Hanifah, sebagai Pimpinan Pondok Pesantren. Pada hari,
Senin, 10 Oktober 2016 7 Hasil wawancara dengan Liza Fairuz, sebagai Kepala Keuangan dan Bendahara Pondok.
Pada hari Kamis, 6 Oktober 2016
83
Secara teoritik, semua pengeluaran keuangan pondok pesantren dari
sumber manapun harus dipertanggungjawabkan. Hal tersebut bentuk
transparasi dalam pengelolaan keuangan, bendaharawan harus
memperhatikan bahwa setiap akhir tahun anggaran, bendahara harus
melaporannya kepada komite atau majelis pesantrenuntuk dicocokan dengan
RAPBPP. Dan dengan dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada seperti
(Kuitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan).
Dengan demikian dari hasil penelitian diatas dan teori mengenai
pertanggungjawaban keuangan Pondok Pesantren maka peneliti
menyimpulkan bahwa proses akuntansi dan pelaporan keuangan di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah belum sepenuhnya sesuai dengan teori, hal ini
dikarenakan bendahara belum melaporakan hasil laporan keuangan kepada
pihak komite sekolah, hal ini dikarenakan kurang transparasinya bendahara
pondok kepada pihak komite sekolah.
D. Temuan Hasil Penelitian
Terdapat beberapa temuan hasil penelitian mengenai Implementasi
manajemen keuangan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Kampung Dukuh Jakarta Timur. Temuan hasil penelitian mengenai
implementasi keuangan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan Pertanggungjawaban, pada aspek
perencanaan keuangan pondok pesantren menggunakan penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pondok Pesantren (RAPBP), menurut
Sulthon :
“Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Pesantren adalah menerapkan prinsip anggaran
berimbang, diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus. Dengan
RAPBP berimbang maka kehidupan pesantren akan menjadi solid, dan
benar-benar kokoh dalam hal keuangan.”8
8 Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka, 2005), h.189
84
Menurut Gamer (2004) yang dikutip oleh KEMENDIKBUD :
Merumuskan sikuensi perencanaan keuangan yang strategis
sebagai berikut : 1) misi (mission), 2) tujuan jangka panjang (goal), 3)
tujuan jangka pendek (objectives), 4) program, layanan, aktivitas
(programs, services, activities), tujuan jangka panjang, tujuan jangka
pendek berdasarkan kondisi riil unit sekolah (site-based unit goals &
objectives), 5) target: baik outcomes maupun outputs, 6) anggaran
(budget), dan 7) perencanaan keuangan yang strategis (strategic financial
plan).9
Dari teori diatas dikaitkan dengan hasil penelitian di Pondok Pesantren
Nurul Hijrah Jakarta Timur sudah menggunakan penyusunan Rencana
Belanja dan Pendapatan Pesantren (RAPBP), yaitu dengan adanya RAPBP
yang dimiliki pondok pesantran Nurul Hijrah, akan tetapi Pondok Pesantren
Nurul Hijrah belum menggunakan prinsip berimbang, yaitu masih adanya
anggaran pendapatan yang minus keluar dari rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya, hal ini dibuktikan dengan tabel Realisasi penggunaan dana
pada tahun ajaran 2015-2016.
Dapat disimpulkan bahwa perencanaan belum sepenuh dikatakan baik,
hal itu terbukti dengan adanya anggaran pendapatan yang minus keluar dari
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan juga pondok pesantren belum
merumuskan perencanaan keuangan yang strategis.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ummu Salamah, bahwa
proses perencanaan keuangan di Pondok Pesantren Al-Kholidin dilakukan
oleh Kepala Sekolah masing-masing berikut jajarannya, walaupun pada
prosesnya diikuti, diawasi dan disahkan oleh Kyai Pondok Pesantren Al-
Kholidin, dalam perencanaan keuangan Pondok Pesantren Al-Kholidin perlu
memperhatikan berbagai hal melalui data dan informasi yang dikumpulkan
9 Johannes Manggar, Bahan Pembelajaran Pengelolaan Keuangan Sekolah, (Indonesia :
LPPKS, 2013), h.14
85
kemudian data dan informasi tersebut dikaji yang pada akhirnya nanti
disusun sebagai bahan masukan dalam penyusunan RAPBS. Hal tersebut
memiliki kesamaan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Jakarta Timur, bahwa perencanaan keuangan di pondok pesantren dilakukan
oleh kepala sekolah masing-masing jenjang baik jenjang MA maupun MTs
berikut jajarannya, yang kemudian dari hasil informasi data tersebut
dimasukan kedalam RAPBP.
Hal serupa penelitian yang dilakukan oleh Muhibbah, bahwa sistem
perencanaan dalam keuangan di SMP Bantar Jati Yayasan Indocement,
diformulasikan dalam bentuk rancangan anggaran untuk setiap komponen
kegiatan-kegiatan tersebut membuat berbagai penerimaan dan pengeluaran
yang biasa disebut RAPBS atau Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah, hal tersebut juga memiliki kesamaan yang dilakukan oleh Pondok
Pesantren Nurul Hijrah, bahwa bentuk rancangan anggaran untuk setiap
komponen kegiatan-kegiatan tersebut membuat berbagai penerimaan dan
pengeluaran, tetapi pada rancangan pondok pesantren biasa disebut RAPBP
atau Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Pondok.
Sedangkan hasil penelitian Dewi Arianti mengemukakan bahwa pada
proses perencanaan yang dilakukan di MAN Cendikia Serpong dilakukan
beberapa tahap, hal ini dilakukan agar segala bentuk perencanaan yang
dibuat sesuai dengan kebutuhan masa yang akan datang. Tahapan tersebut
dimulai dengan menganalisa kebutuhan yang diperlukan serta kegiatan yang
akan dilaksanakan dan melakukan penyusunan keuangan dalam waktu satu
tahun anggaran dan juga dalam perencanaan keuangan MAN Cendikia
Serpong menggunakan pendekatan yang umum digunakan yaitu planning
Programming Budgeting Evaluation System yaitu penganggaran yang
berorientasi pada rencana dan sasaran program secara khusus dan umum,
pendekatan ini menganalisis kebutuhan dana untuk pelaksanaannya. Namun
di Pondok Pesantren Nurul Hijrah belum menggunakan pendekatan PPBS
tersebut dalam penyusunan RAPBP di Pondok Pesantren.
86
Selanjutnya mengenai pelaksanaan keuangan yang terdapat di Pondok
Pesantren dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah yang direalisasikan bisa
terjadi tidak sama dengan rencana anggarannya, bisa kurang atau lebih dari
jumlah yang telah dianggarkan, Menurut Mohamad Mustari :
“Hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab, yakni : adanya efesiensi atau
inefisiensi pengeluaran, terjadinya penghematan atau pemborosan,
pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan yang diprogramkan, adanya
perubahan harga yang tidak terantisipasi, dan penyusunan anggaran yang
kurang tepat.”10
Dari teori diatas dikaitkan dengan hasil penelitian di Pondok Pesantren
Nurul Hijrah Jakarta Timur, Dalam pelaksanaan manajemen keuangan Kyai
Pondok Pesantren Nurul Hijrah merupakan penanggungjawab penuh
terhadap pengeluaran keuangan. Setiap dana yang keluar harus disetujui oleh
Kyai Pondok Pesantren Nurul Hijrah, proses pelaksanaan keuangan untuk
melakukan setiap kegiatan yang telah tercantum dalam anggaran harus
membuat proposal kegiatan beserta rincian dana yang dibutuhkan dalam
kegiatan tersebut, setelah disetujui oleh Kepala Sekolah baru kemudian Kyai
Pondok Pesantren Nurul Hijrah menandatangi proposal tersebut dan
Bendahara Pondok baru bisa mengeluarkan uang sesuai dengan yang ada
diproposal.
Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan keuangan pondok pesantren
Nurul Hijrah belum berjalan dengan baik sesuai dengan teori yang ada, hal
ini dibuktikan dengan adanya kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah
diprogramkan, dan penyusunan anggaran yang kurang tepat, semua itu
dijelaskan pada tabel 4.5 tentang analisis dan realisasi pengelolaan dana
pondok pesantren Nurul Hijrah.
Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Muhibbah, bahwa dalam
pelaksanaan manajemen keuangan Kyai Pondok Pesantren Al-Khlidin
merupakan otorisator penuh terhadap pengeluaran keuangan. Setiap dana
10
M.Mustari. Maanajemen Pendidikan, (Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada, 2014), h.192
87
yang keluar harus disetujui oleh Kyai Pondok Pesantren Al-Kholidin, proses
pelaksanaan keuangan untuk melakukan setiap kegiatan yang telah
tercantum dalam anggaran harus membuat proposal kegiatan beserta rincian
dana yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. Hal tersebut memiliki
kesamaan yang dilakukan oleh Pondok pesantren Nurul Hijrah yaitu
pelaksaan manajemen keuangan pondok yang harus melalui persetujuan
pimpinan pondok untuk pencairan dana yang diperlukan.
Hal berbeda dengan hasil penelitian Dewi Arianti, yang mengatakan
pada proses pelaksanaan keuangan madrasah sebagai pedoman disesuaikan
dengan rencana awal yang sudah dibuat. DIPA yang telah disetujui oleh
Kementerian Keuangan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
.RKA-AL yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan. Pada proses
pelaksanaan keuangan dibagi pada aspek penerimaan dan pengeluaran.
Selanjutnya pada aspek Akuntansi dan pelaporan keuangan Pondok
Pesantren menurut Rahmini Hadi :
“Laporan keuangan harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang
ada (kwitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan)
serta neraca keuangan, selain buku neraca keuangan yang erat
hubungannya dengan pengelolaan keuangan, ada juga beberapa
buku lain yang penting bagi bendaharawan pondok pesantren.”11
Menurut Johannes, mengemukakan bahwa Penerimaan dan pengeluaran
keuangan sekolah harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan secara rutin
sesuai peratuaran yang berlaku. Pelaporan dan pertanggungjawaban
anggaran yang berasal dari orang tua siswa dan masyarakat dilakukan secara
rinci dan transparan sesuai dengan sumber dana. Pelaporan dan
11
Rahmini Hadi, Parno, Manajemen Keuangan Konsep, Teori, dan Praktiknya di sekolah
dan Pondok Pesantren. (Purwokerto : STAIN Press, 2011), h.150
88
pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri sekolah
dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf sekolah.12
Dari teori diatas dikaitkan dengan hasil penelitian di Pondok Pesantren
Nurul Hijrah Jakarta Timur, dalam sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
Pondok Pesantren Nurul hijrah belum sepenuhnya dikatakan baik, hal
tersebut karena tidak lengkapnya bukti-bukti pengeluaran yang ada dan juga
buku yang penting bagi bendaharawan pondok pesantren seperti, buku kas
umum, buku persekit uang muka, daftar potongan-potongan, daftar
gaji/honorarium, buku tabungan, dan buku iuran/kontribusi santri, hal ini
dibuktikan dengan hasil observasi lapangan pada tabel 4.4.
Dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
pondok pesantren Nurul Hijrah belum sepenuhnya berjalan dengan baik, hal
ini dibuktikan dengan hasil observasi lapangan tentang kelengkapkan buku
bagi bendaharawan yang kurang lengkap dan juga belum transparannya
laporan bendahara kepada dewan guru dan staff sekolah.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muhibbah mengemukakan
bahwa semua pertanggung jawaban di Pondok Pesantren Madinatunnajah
dilakukan secara transparasi dan tertulis dalam bentuk jurnal atau buku kas,
kemudia diserahkan kepada pimpinan pondok pesantren. Dalam
pertanggungjawaban, pondok pesantren Madinatunnajah membutuhkan
adannya standar pembukuan, inventarisasi sarana dan prasarana, pendataan
santri, guru dan karyawan yang harus benar-benar dilakukan untuk
mengantisipasi kesalahan. Hal tersebut memiliki kesamaan yang dilakukan
di Pondok Pesantren Nurul Hijrah yaitu Bendahara melaporkan setiap
laporan kegiatan yang menyangkut keuangan dari setiap kegiatan dan
bagian, yang dilaporkan berupa pembuktian penerimaan, pengeluaran,
penyimpanan dan pembayaran kepada pihak- pihak yang bersangkutan yang
12
Johannes, Bahan Pembelajaran Diklat Calon Kepala Sekolah, (Indonesia : LPPKS,
2013),h.22
89
kemudian dilaporkan bendahara kepada pimpinan pondok Pesantren Nurul
Hijrah.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Arianti
mengemukakan bahwa penerapan evaluasi yang dilakukan di MAN
Cendikia Serpong terdapat dalam bentuk evaluasi lisan dan tulisan serta
terdapat evaluator internal dan eksternal dalam melakukan evaluasi. Namun
di Pondok Pesantren Nurul Hijrah tidak dilakukan evaluasi lisan, dan juga
evaluator eskternal dalam mengaudit keuangan pondok pesantren.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini tidak ada sesuatu yang sempurna, pastinya memiliki
keterbatasan, salah satunya adalah kesulitan yang penulis alami pada saat
melakukan penelitian ini, salah satunya yakni sebagai berikut :
1. Bendahara Pondok Pesantren dan Madrasah masih terpusat oleh satu orang
saja, sehingga data keuangan di Pondok dan Madrasah masih belum
terkoodinir dengan rapih.
2. Bendahara pondok yang belum transparan terhadap rincian pengeluaran
keuangan pondok pesantren.
3. Pembukuan keuangan di Pondok Pesantren masih ada yang berupa tulis tangan,
sehingga peneliti membutuhkan waktu lama untuk menulis ulang data
keuangan yang masih ditulis tangan tersebut, untuk keperluan data penelitian.
4. Saat pelaksanaan penelitian, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hijrah sedang
sibuk dakwah keluar kota, sehingga peneliti pengalami kesulitan untuk
mewawancarai pimpinan Pondok Pesantren.
90
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Bab IV, dapat penulis simpulkan bahwa
Implementasi Keuangan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah
belum berjalan dengan baik dan tidak sistematis, hal ini dibuktikan dengan
proses implementasi manajemen keuangan belum sesuai dengan teori-teori
yang berkaitan dengan proses pelaksanaan keuangan.
Selanjutnya hambatan-hambatan dalam manajemen keuangan di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah yaitu kurangnya tenaga professional terkait
pengelolaan keuangan, sistem keuangan Pondok Pesantren dan Madrasah
yang masih digabung antara keuangan Pondok, Madrasah Tsanawiyah, dan
Madrasah Aliyah.
Cara mengatasi kendala-kendala manajemen keuangan di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah adalah dengan memfungsikan kembali bendahara I
pada struktur organisasi yang ada, bendahara Madrasah Tsanawiyah, dan
bendahara Madrasah Aliyah harus dipisahkan, sehingga bendahara dengan
mudah mengelolah data keuangan dengan baik dan sistematis.
B. Saran
Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa saran yang dapat dijadikan
pertimbangan sekolah dalam kegiatan bantuan operasional sekolah , yaitu
sebagai berikut:
1.Bagi Yayasan
Melakukan pengawasan secara intensif langsung kepada sekolah dan
bendahara agar masalah mengenai implementasi manajemen keuangan
pendidikan di Pondok Pesantren dapat langsung dengan cepat ditanggulangi.
91
2.Bagi Bendahara
1) Sebaiknya laporan, disusun oleh bendahara yang berbeda yang
menangani keuangan Pondok dan Madrasah, tidak merangkap antara
bendahara keuangan Pondok Pesantren dengan bendahara Madrasah.
2) Ditunjuk satu orang sebagai penanggungjawab untuk administrasi
Keuangan Pondok Pesantren agar dokumen bukti transaksi tidak
tercecer dan hilang.
3) Membuat Pola Sistem Informasi Keuangan Pondok Pesantren.
4) Mengadakan Pelatihan terkait pengelolaan keuangan pondok
pesantren.
3. Bagi orang tua siswa
Agar memperhatikan dan peduli dengan biaya pembayaran SPP Santri,
karena saat keterlambatan pembayaran SPP akan menghambat kegiatan di
Pondok Pesantren.
4. Bagi peneliti lain
Agar melakukan penelitian berkaitan dengan Implementasi manajemen
keuangan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah disarankan
mengambil masalah penelitian pada aspek Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pondok Pesantren, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam
segi kemampuan, dan waktu untuk melakukan penelitian berkaitan dengan
hal tersebut.
92
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif : Sebuah upaya mendukung penggunaan
penelitian kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu, Jakarta :
PT.Rajagrafindo Persada, 2015
Arianti, Dewi, Penerapan Manajemen Keuangan di Man Insan Cendekia
Serpong, 2014
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT
Rineka Cipta,2010.
Azizah Nur Ayu, Skripsi: Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Anak
Terlantar
Badrudin, Manajemen peserta didik, Jakarta : PT.Indeks, 2014.
Bambang Ismaya, Pengelolaan Pendidikan . Bandung: PT.Refika Aditama, 2015
Bungin M. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
public, dan ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2009), cet.3
Damopolii Muljono, Pesantren Modern IMMIM Pencetak muslim modern .Jakarta
: Rajagrafindo Persada, 2011
Dzulfikar M.Abid, Analisis Pengelolaan Keuangan Sekolah di SMAN se-
Kabupaten Kendal, 2015
E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Pt. Remaja Rosdakarya, 2003
Engkoswara, Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta, 2012
Fatah ,Nanang, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2004.
Fatah ,Nanang, Landasan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah.
Semarang:PT.Pustaka Rizki Putra,2011
Hadi Rahmini. Parno. Manajemen Keuangan Konsep, Teori, dan Praktiknya di
sekolah dan Pondok Pesantren. Purwokerto: STAIN Press, 2011
93
Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta : Surayajaya Press,
2007.
Hidayatullah Nurul, Pelaksanaan Manajemen Keuangan Sekolah di SMP An-
Nurmaniyah, 2013.
Inayah ,Nur, “Sistem Pendidikan Formal di Pondok Pesantren”, Junal Sociologie,
Vol. 1, 2011
Indra Akuntono, Utak-Atik Mekanisme Penyaluran Dana BOS, 2011.
(http://edukasi.kompas.com/utakatik.mekanismepenyaluran.dana.bos)
Jasmani, Mustofa, Syaiful, Supervisi Pendidikan. Jogjakarta; Ar-ruzz media, 2013
Johannes, Peningkatan Manajemen melalui Penguatan Tata Kelola dan
Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah, 2011
Masyhud Sulthon, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta : Dewi Putaka, 2005,
Cet.Ke-3
Muhibbah, Aplikasi Manajemen Keuangan di Pondok Pesantren Madinnatunajah
Jombang,2008
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi pendidikan. Yogyakarta : Ar-
ruzz media, 2008
Mustari Muhammad, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajawali, 2014
Nata, Abuddin , Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusi Pendidikannya,
Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada , 2012, Cet. Ke-1
Putra Nusa, Metode Penelitian Kualitatif Manajemen, (Depok : PT Rajagrafindo
Persada, 2013
Rahim, Husni, Madrasah dalam politik pendidikan di Indonesia . Ciputat :Logos
wanaca ilmu,2013
Rahman, Irhamni Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung Jawab Barat,
Skripsi Universitas Indonesia, 2010
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam..Bandung : CV Pustaka Setia, 2012.
94
Salamah,Ummu ,Study mengenai system pengelolaan keuangan sekolah di
Pondok Pesantren Al-Kholidin terhadap penguatan manajemen
keuangan,2013
Siswandari, Pengelolaan Keuangan Sekolah/Madrasah.Jakarta: LPPKS, 2013
Sri Minarti, Manajemen Sekolah. Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2011.
Subhan, Peranan kyai dalam manajemen pembiyaan pendidikan di Pondok
Pesantren As’ma Chusna, Journal of Economic Education, Vol. 1,
2012
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & D, Bandung: Alfabeta, 2010
Suhardan, Dadang , Manajemen Pendidikan. Bandung:Alfabeta, 2011
Suparlan, Manajemen berbasis sekolah,Jakarta : Bumi Aksara, 2013.
Syah Darwyan , Supardi, DKK, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Faza Media, 2006
Syukri Z, Abdullah , Gontor & Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Jakarta :
PT.RajaGrafindo Persada,2005, Cet. Ke-1,h.4
Uhar, Administrasi Pendidikan. Bandung : PT.Refika Aditama, 2010
Usman, Husaini, Manajemen teori, praktik, dan riset pendidikan. Jakarta : Remaja
Rosdakarya,2014
Wijaya David, Implementasi Manajemen Keuangan sekolah terhadap kualitas
pendidikan, Jurnal pendidikan penabur, 13, 2009.
Zuriah Nurul, Metodologi Penelitian Kualitatif : Komunikasi, ekonomi, kebijakan
public, dan ilmu social lainnya, Jakarta: Kencana prenada media group,
2009.
95
Lampiran-lampiran
96
Lampiran 1
PEDOMAN DOKUMENTASI
Nama Sekolah : Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Alamat Sekolah :Jl.Penggilingan Baru III Kel.Kampung Dukuh,
Kec.Kramatjati
No. Dimensi Sumber Dokumen Keterangan
Ada Tidak ada
1. Organisasi Profil Pondok Pesantren
Sejarah berdirinya Pondok
Visi, misi, tujuan, dan sasaran
Pondok
Struktur organisasi Pondok
2. Ketenagaan Data tenaga pendidik
Data tenaga kependidikan
Data peserta didik
3. RAPBP Laporan Keuangan dan SPJ
Pondok Pesantren
RKAM Madrasah Aliyah
RKAM Madrasah Tsanawiyah
Pembukuan BOS
Beasiswa BRI
97
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Lembar Observasi
No. Indikator Ada Tidak
Ada
Deskripsi
Hasil
Pengamatan
1. Buku Kas umum
2. Buku Persekit uang muka
3. Daftar potongan-potongan
4. Daftar Gaji/Honorarium
5. Buku Tabungan
6. Buku iuran/kontribusi santri
(SPP/Infaq)
98
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
PERENCANAAN
1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan pondok?
2. Kapan dilakukan perencanaan keuangan?
3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan keuangan tersebut?
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan?
5. Apa bentuk dari hasil perencanaan keuangan?
6. Bagaimana penyusunan keuangan dilaksanakan?
7. Apa pertimbangan dalam penyusunan keuangan?
8. Kendala yang dihadapi dalam proses penyusunan?
9. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
10. Berpedoman pada apakah penyusunan dilakukan?
PELAKSANAAN
1. Darimana sumber keuangan di Pondok Pesantren?
2. Bagaimana prosedur pengelolaan penerimaan keuangan Pondok pesantren ?
3. Seperti apa bentuk pembukuan pada penerimaan keuangan Pondok Pesantren
?
4. Bagaimana pengalokasian sumber keuangan tersebut ?
5. Apakah ada sumber penerimaan lain yang bersumber dari masyarakat (dalam
hal dukungan komite sekolah)?
6. Bagaimana penyusunan penerimaan keuangan?
7. Siapa saja yang terlibat dalam penanganan pembukuan?
8. Apakah pengeluaran sesuai dengan tujuan program Pondok Pesantren ?
9. Apakah pihak pondok membentuk penggungjawab dalam setiap kegiatan
program pondok?siapa?
10. Siapa saja pihak yang diperbolehkan dalam penggunaan keuangan pondok?
11. Apa saja kendala terkait pelaksanaan keuangan pondok?
99
12. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
13. Bagaimana sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pondok pesantren?
EVALUASI & PERTANGGUNGJAWABAN
1. Bagaimana Pimpinan Pondok melakukan pengendalian pengeluaran
sesuai dengan RAPBP yang sudah dibuat ?
2. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan?
3. Siapa saja yang melakukan evaluasi?
4. Kapan evaluasi dilakukan?
5. Apakah setiap penyelenggaraan program pondok selalu dilakukan
evaluasi ?
6. Apa tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan?
7. Bagaimana peran pimpinan pondok dalam hal mengevaluasi?
8. Apakah ada evaluator yang berasal dari eksternal pondok pesantren?
9. Siapa saja pihak eksternal tersebut?
10. Seperti apa pelaksanaan atau prosedur yang dilakukan pihak eksternal ?
11. Kapan saja pihak eksternal melaksanakan evaluator?
100
Lampiran 4
REKAP HASIL DOKUMENTASI
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN
DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH TAHUN 2016
Nama Sekolah : Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Alamat Sekolah : Jl. Penggilingan Baru III Rt.14/04 Kel.Kampung Dukuh,
Kec.Kramat Jati, Jakarta Timur.
No. Dimensi Sumber Dokumen Keterangan
Ada Tidak ada
1. Organisasi Profil Pondok Pesantren -
Sejarah berdirinya Pondok -
Visi, misi, tujuan, dan sasaran
Pondok
-
Struktur organisasi Pondok -
2. Ketenagaan Data tenaga pendidik -
Data tenaga kependidikan -
Data peserta didik -
3. RAPBP Laporan Keuangan dan SPJ
Pondok Pesantren
-
RKAM Madrasah Aliyah -
RKAM Madrasah Tsanawiyah -
Pembukuan BOS -
Beasiswa BRI -
101
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Pelaksanaan observasi : Berlangsung Januari-Maret 2016
No Uraian Pengamatan Ada Tidak Ada Keterangan
1. Buku Kas Umum
Buku kas umum ini
dipergunakan untuk
menulis uang masuk
ke bendahara pondok
secara global yang
bersumber dari
pembayaran SPP, dll.
2. Buku persekit uang muka Buku persekit uang
muka tidak
dipergunakan dalam
pembukuan keuangan
pondok
3. Daftar Potongan-Potongan Daftar potongan-
potongan tidak
dipergunakan dalam
pembukuan keuangan
pondok, karena di
pondok tidak ada
potongan-potongan
harga
4. Daftar Gaji/Honorarium Daftar gaji ini
dipergunakan untuk
mencatat gaji para
guru-guru pondok
pesantren
102
5. Buku Tabungan
Pondok Pesantren
Nurul Hijrah tidak
memiliki buku
tabungan khusus,
karena pemasukan
keuangan pondok
diterima secara cash
dan untuk dana bos
menggunakan cek
untuk pencairan dana.
6. Buku iuran SPP Buku iuran SPP
dipergunakan untuk
bendahara mencatat
pembayaran santri
tiap bulannya, dan
juga sebagai bukti
bahwa santri sudah
melakukan
pembayaran SPP.
103
LAMPIRAN 6
Hasil Wawancara
Informan : KH.Abu Hanifah Thoyyib
Jabatan : Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hijrah
Hari/tanggal : Rabu, 27 September 2016
Waktu : 10.00 – 11.15 WIB
Tempat : Ruang Pimpinan Pondok Pesantren
1. Bagaimana sistem perencanaan pondok pesantren?
Jawaban :
Proses perencanaan keuangan Pondok Pesantren Nurul Hijrah
dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing berikut jajarannya,
walaupun pada prosesnya diikuti, diawasi dan disahkan oleh Kyai Pondok
Pesantren Nurul Hijrah. Segala kegiatan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah
tidak terlepas dari satu sama lainnya, misalnya seperti kegiatan belajar
mengajar disekolah, itu juga tidak terlepas dari rangkaian pondok lainnya,
seperti kegiatan di asrama, di masjid, di lapangan, dan kebutuhan di dapur
umum dan lain-lainnya, sehingga keadaan ini jadi sangat mempengaruhi
proses perencanaan keuangan yang mana pada pelaksanaan perencanaan
keuangan untuk Pondok Pesantren dilakukan bersama dengan perencanaan
keuangan di sekolah/madrasah.
2. Kapan dilakukan perencanaan keuangan?
Jawaban :
Perencanaan keuangan pondok pesantren dilakukan setiap setahun
sekali, akan tetapi pada pelaksanaannya sering terjadi perubahan
rencana, karena ketidak stabilan keuangan pondok
3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan keuangan?
Jawaban :
Melibatkan seluruh Stakeholder yang ada, mulai dari guru-guru,
komite madrasah, pimpinan-pimpinan madrasah, dan wakil-wakil
bidang
104
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan?
Jawaban :
Mengidentifikasi sumber pemasukan keuangan bagi Pondok
Pesantren Nurul Hijrah, yaitu : SPP santri, uang bangunan, BOS,
dan Beasiswa BRI.
5. Apa pertimbangan dalam penyusunan keuangan?
Jawaban :
Pertimbangan berasal dari Rencana Strategis, dan usulan-usulan
dari guru yang kemudian diolah oleh wakil-wakil bidang setelah
itu menjadi rumusan perencanaan madrasah dan Pondok Pesantren.
6. Kendala yang dihadapi dalam proses penyusunan ?
Jawaban :
Kendala terjadi ketika banyaknya lomba-lomba kegiatan eskul
meningkat,seperti pramuka, marawis, dll, sehingga rencana yang
sudah dibuat tidak sesuai dengan keadaan yang ada.
7. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
Jawaban :
Bendahara pondok harus menganggarkan kebutuhan eskul sesuai
dengan perencanaan di RAPBP pondok pesantren.
8. Berpedoman pada apakah penyusunan dilakukan ?
Jawaban :
Berpedoman pada tujuan yang ingin dicapai dengan
memperhatikan perkiraan besarnya sumber dana yang dapat
diperoleh dan sumber daya lainnya, serta sumber daya
manusia yang ada.
9. Bagaimana kepala sekolah melakukan pengendalian pengeluaran pondok
sesuai dengan RAPBP yang sudah dilihat?
Jawaban :
105
Disesuaikan dengan kebutuhan pondok apabila terdapat
kekurangan biaya di ambil dari kegiatan lain yang memiliki dana
lebih.
10. Apa saja kendala terkait pelaksanaan keuangan pondok ?
Jawaban :
Antara RAPBP dengan pelaksanaannya sering terjadi tidak
sinkron, ada kegiatan-kegiatan tambahan yang tidak ada di RAPBP
tetapi harus dilaksanakan contoh : PORSENI, Lomba Pramuka, dll
11. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
Jawaban :
Mencari dana dari siswa dan diambil dari kelebihan dana kegiatan.
12. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan?
Jawaban :
Mengadakan rapat terkait masalah keuangan
13. Siapa saja yang melakukan evaluasi?
Jawaban :
Yayasan, Wakasek, dan para wali santri.
14. Kapan evaluasi dilakukan ?
Jawaban :
Setiap tiga bulan sekali
15. Apakah setiap penyelenggaraan program pondok selalu dilakukan
evaluasi?
Jawaban :
Ya, setiap penyelenggaran program pondok selalu diadakan
evaluasi.
16. Apa tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan ?
Jawaban :
Pembenahan dan penyesuaian kegiatan dengan RAPBP
17. Bagaimana peran kepala sekolah dalam hal mengevaluasi?
Jawaban :
106
Memberikan petunjuk dan pengarahan tentang pemilihan kegiatan-
kegiatan sekolah.
18. Apakah ada evaluator yang berasal dari eksternal pondok?
Jawaban :
Ada, komite sekolah
19. Siapa saja pihak eksternal tersebut?
Jawaban :
Para orang tua murid dan pengurus komite sekolah
20. Seperti apa pelaksanaan atau prosedur yang dilakukan pihak eksternal?
Jawaban :
Melihat RAPBP, memiliki kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kemampuan santri, dan memberi solusi tentang pendanaan.
21. Kapan saja pihak eksternal melaksanakan evaluator?
Jawaban :
Setiap tiga bulan sekali.
Jakarta, 01 Oktober 2016
(KH.Abu Hanifah Thoyyib)
107
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara Informan : Liza Fairuz S.S
Jabatan : Bendahara Pondok Pesantren dan Madrasah
Hari/tanggal : Rabu, 30 September 2016
Waktu : 09.00 – 10.20 WIB
Tempat : Ruang Guru
1. Darimana sumber keuangan di Pondok Pesantren ?
Jawaban :
Pendapatan rutin berasal dari pembayaran santri (SPP), uang
kegiatan selama 1 tahun, bantuan BOS Pemerintah, dan Beasiswa
Bank BRI
2. Bagaimana prosedur pengelolaan penerimaan keuangan pondok ?
Jawaban :
Dalam pelaksanaan pengelolaan penerimaan keuangan, pondok
melakukan pencatatan terhadap setiap uang yang masuk dari pembayaran
SPP, dan donator dll, setiap penggunaan keuangan pondok harus dengan
sesuai prosedur yang ada.
3. Seperti apa bentuk pembukuan pada penerimaan keuangan pondok ?
Jawaban :
Pembukuan keuangan di Pondok Pesantren belum sepenuhnya
menggunakan komputerisasi, tetapi masih beberapa laporan yang
ditulis dengan tangan, dikarenakan begitu banyaknya laporan
keuangan yang ada sehingga bendahara belum sempet
mengetiknya dikomputer, dan tenaga bendahara di Pondok
Pesantren Nurul Hijrah cuma ada satu orang saja, sehingga tidak
maksimal dalam pembukuan keuangan Pondok Pesantren Nurul
Hijrah
4. Bagaimana pengalokasian sumber keuangan tersebut ?
Jawaban :
108
Pengalokasian sumber keuangan tersebut sesuai dengan rencana
yang telah dibuat sebelumnya,
5. Apakah ada sumber penerimaan lain yang bersumber dari masyarakat
(dalam hal dukungan komite sekolah)?
Jawaban :
Ada, dari beberapa donatur tidak tetap
6. Bagaimana penyusunan penerimaan keuangan?
Penyusunan penerimaan keuangan berdasarkan dana yang masuk pertiap
bulan yang kemudian ditulis dibuku kas umum secara keseluruhan.
7. Siapa saja yang terlibat dalam penanganan pembukuan?
Jawaban :
Hanya bendahara pondok saja
8. Apakah pengeluaran sesuai dengan tujuan program pondok ?
Jawaban :
Pengeluaran terkadang tidak sesuai dengan tujuan program
pondok, dikarenakan banyaknya kegiatan yang tidak diduga
sehingga budget yang dikeluarkan lebih banyak dari apa yang
sudah dianggarkan.
9. Apakah pihak Pondok Pesantren membentuk penggungjawab dalam
setiap kegiatan program pondok?siapa?
Jawaban :
Ya, pihak pondok membentuk penangungjawab dalam setiap
kegiatan program pondok, yaitu ketua kegiatan yang ditunjuk oleh
pimpinan pondok pesantren.
10. Siapa saja pihak yang diperbolehkan dalam penggunaan keuangan
Pondok?
Jawaban :
Pihak yang diperbolehkan dalam penggunaan keuangan ialah bagi
mereka yang disudah mengajukan anggaran pada proses
penyusunan RAPBP
11. Apa saja kendala terkait pelaksanaan keuangan pondok pesantren?
109
Jawaban :
Masih banyaknya kegiatan yang tidak sesuai dengan anggaran
yang telah dibuat, penerimaan keuangan pondok tidak sesuai
dengan pengeluaran yang terjadi.
12. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
Jawaban :
Cara mengatasinya dengan mengajukan proposal terkait dengan
kegiatan yang membutuhkan dana lebih besar.
13. Bagaimana sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pondok pesantren?
Jawaban :
Sistem akuntansi dan pelaporan keuangan di pondok pesantren
nurul hijrah di buat dalam bentuk Laporan pertanggungjawaban
yang diserahkan kepada Pimpinan Pondok Pesantren sebagai
pembuktian penerimaaan maupun pembayaran yang sudah
dilakukan, sedangkan pada operasional madrasah pelaporan dana
dari pemerintah melibatkan kepala sekolah langsung beserta Tata
Usaha dan bendahara untuk melaporkannya ke Pemerintah tanpa
melibatkan Pimpinan Pondok Pesantren
Jakarta, 01 Oktober 2016
(Liza Fairuz S.S)
110
Hasil Wawancara
Hasil Wawancara Informan : Dra.Nurhayati
Jabatan : Kepala Sekolah Madrasah Aliyah
Hari/tanggal : Kamis, 01 Oktober 2016
Waktu : 09.00 – 10.20 WIB
Tempat : Ruang Guru
1. Bagaimana sistem perencanaan pondok pesantren?
Jawaban :
Pada proses perencanaan keuangan pondok pesantren nurul hijrah
kepala sekolah tidak terlibat langsung, karena kepala sekolah hanya focus
pada pembuatan perencanaan anggaran kegiatan madrasah saja
2. Kapan dilakukan perencanaan keuangan?
Jawaban :
Perencanaan keuangan pondok pesantren dilakukan setiap setahun
sekali bersamaan dengan pembuatan RAPBM untuk sekolah.
3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan keuangan?
Jawaban :
Melibatkan seluruh Stakeholder yang ada, mulai dari guru-guru, komite
madrasah, pimpinan-pimpinan madrasah, dan wakil-wakil bidang
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan?
Jawaban :
Mengidentifikasi sumber pemasukan keuangan bagi madrasah
Nurul Hijrah, yaitu : BOS, dan Beasiswa BRI.
5. Apa pertimbangan dalam penyusunan keuangan?
Jawaban :
111
Pertimbangan berasal dari Rencana Strategis, dan usulan-usulan
dari guru yang kemudian diolah oleh wakil-wakil bidang setelah
itu menjadi rumusan perencanaan madrasah .
6. Kendala yang dihadapi dalam proses penyusunan ?
Jawaban :
Kendala terjadi ketika banyaknya lomba-lomba kegiatan eskul
meningkat,seperti pramuka, marawis, dll, sehingga rencana yang
sudah dibuat tidak sesuai dengan keadaan yang ada.
7. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
Jawaban :
Bendahara madrasah harus menganggarkan kebutuhan eskul sesuai
dengan perencanaan di RAPBM
8. Berpedoman pada apakah penyusunan dilakukan ?
Jawaban :
Berpedoman pada buku petunjuk teknis penggunaan dana BOS
untuk tingkat Madrasah.
9. Bagaimana kepala sekolah melakukan pengendalian pengeluaran pondok
sesuai dengan RAPBP yang sudah dilihat?
Jawaban :
Disesuaikan dengan kebutuhan pondok apabila terdapat
kekurangan biaya di ambil dari kegiatan lain yang memiliki dana
lebih.
10. Apa saja kendala terkait pelaksanaan keuangan pondok ?
Jawaban :
Antara RAPBP dengan pelaksanaannya sering terjadi tidak
sinkron, ada kegiatan-kegiatan tambahan yang tidak ada di RAPBP
tetapi harus dilaksanakan contoh : PORSENI, Lomba Pramuka, dll
11. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?
Jawaban :
Mencari dana dari siswa dan diambil dari kelebihan dana kegiatan.
12. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan?
112
Jawaban :
Mengadakan rapat terkait masalah keuangan
13. Siapa saja yang melakukan evaluasi?
Jawaban :
Yayasan, Wakasek, Pembina osis, dan para wali santri.
14. Kapan evaluasi dilakukan ?
Jawaban :
Setiap tiga bulan sekali
15. Apakah setiap penyelenggaraan program pondok selalu dilakukan
evaluasi?
Jawaban :
Ya, setiap penyelenggaran program pondok selalu diadakan
evaluasi.
16. Apa tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan ?
Jawaban :
Pembenahan dan penyesuaian kegiatan dengan RAPBM
17. Bagaimana peran kepala sekolah dalam hal mengevaluasi?
Jawaban :
Memberikan petunjuk dan pengarahan tentang pemilihan kegiatan-
kegiatan sekolah.
18. Apakah ada evaluator yang berasal dari eksternal pondok?
Jawaban :
Ada, yaitu Komite Sekolah
19. Siapa saja pihak eksternal tersebut?
Jawaban :
Para orang tua murid dan pengurus komite sekolah
20. Seperti apa pelaksanaan atau prosedur yang dilakukan pihak eksternal?
Jawaban :
Melihat RAPBM, memiliki kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kemampuan santri, dan memberi solusi tentang pendanaan.
21. Kapan saja pihak eksternal melaksanakan evaluator?
113
Jawaban :
Setiap tiga bulan sekali.
Jakarta, 15 Oktober 2016
(Dra.Nurhayati)
114
Lampiran 7
DATA GURU MADRASAH NURUL HIJRAH 2016/2017
NO NAMA KETERANGAN
1 Dra. Nurhayati
2 H.Sodikun,S.Pd.I
3 Karunia Akbar,M.Pd.I
4 Arum Umiyati,S.Ag
5 Puput Riyani,S.Pd
6 Khairiyyah,S.Ag
7 Hj.Zakia,S.Ag
8 Hidayatullah,S.Pd.I
9 Hari Prasetio,S.Kom
10 Kiftia Nurdini,S.Pd
11 Sugiastuti,S.E
12 Liza Fairus,S.S
13 Innaki Rohmati
14 Komaru Sobar
15 Devi Nur Indah Sari,S.Pd
16 Ahmad Firdaus,S.H.I
17 Irfan Maulana
18 Fajar Adnan Hawari
19 Fauziah Anovita Rizki,
S.Pd
115
DATA GURU PENGABDIAN PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH 2016/2017
NO NAMA KETERANGAN
1 Hidayatullah, S.Pd.I
2 Liza Fairus S.S
3 Innaki Rohmati
4 Komaru Sobar
5 Ahmad Firdaus, S.H.I
6 Irfan Maulana
7 Fajar Adnan Hawari
8 Ahmad Syatari
9 Abdullah Metboki
10 Haidar Zurlkainaen
11 Syauqi Bik
12 Denti
13 Rizki Hidayatullah
116
Lampiran 8
DATA ROMBONGAN BELAJAR MTs Nurul Hijrah 2015/2016
No Kelas
Jenis Kelamin
L P Total
1. VII 11 5 16
2. VIII 10 8 18
3. IX 9 2 11
Jumlah Total 30 15 45
DATA ROMBONGAN BELAJAR MA Nurul Hijrah 2015/2016
No Kelas
Jenis Kelamin
L P Total
1. X 5 9 14
2. XI 7 3 10
3. XII 9 10 19
Jumlah Total 21 22 43
117
DATA ROMBONGAN BELAJAR MTs Nurul Hijrah 2016/2017
No Kelas
Jenis Kelamin
L P Total
1. VII 13 7 20
2. VIII 11 11 22
3. IX 13 2 15
Jumlah Total 37 20 57
DATA ROMBONGAN BELAJAR MA Nurul Hijrah 2016/2017
No Kelas
Jenis Kelamin
L P Total
1. X 5 9 14
2. XI 7 3 10
3. XII 9 12 21
Jumlah Total 21 24 45
118
Lampiran 9
Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Pondok (RAPBP) 2015-2016
No
Urut
No Kode Uraian Jumlah
1 2 3 4
I 1 Sisa Tahun Lalu Rp.-
II 2 PENDAPATAN RUTIN
2.1 SPP Siswa -
SPP Siswa MTs Rp.331.500.000
SPP Siswa MA Rp.284.700.000
2.2 Gaji pegawai tidak tetap -
2.3 Belanja barang dan jasa -
2.4 Belanja pemeliharaan -
2.5 Belanja lain-lain -
III 3 BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH
3.1 Bantuan BOS Pusat
Bantuan BOS MA Rp.45.600.000
Bantuan BOS MTs Rp.50.000.000
3.2 Bantuan BOS Provinsi -
3.3 Bantuan BOS Kabupaten -
3.4 Dana Alokasi Khusus -
3.5 Dana Komite Sekolah -
IV 4 SUMBER PENDAPATAN
LAINNYA
4.1 Pendapatan Asli Pondok -
4.2 Beasiswa BRI
Beasiswa BRI MTs Rp.72.000.000
Beasiswa BRI MA Rp.67.200.000
4.2 Dana tugas pembantuan -
4.3 Dana alokasi khusus -
4.4 Lain-lain (bantuan luar
Negeri/hibah)
-
Jumlah Penerimaan Rp. 851.000.000
119
Lampiran 10
Rencana Kegiatan Anggaran Madrasah (RKAM) Aliyah Tahun 2015-2016
120
121
122
123
124
125
126
127
128
Lampiran 11
Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM) MTs Tahun 2015-2016
129
130
Lampiran 12
Laporan Pertanggung Jawaban Pondok Pesantren
131
132
Lampiran 13
FOTO PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH
GEDUNG PONDOK PESANTREN
133
RUANG KELAS
134
RUANG GURU
135
KAMAR SANTRI
136
Lampiran 14 :
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
137
Lampiran 15
Surat Permohonan Izin Penelitian
138
Lampiran 16
Surat Keterangan Penelitian
139
Lampiran 17
Lembar Uji Referensi
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
Lampiran 18
BIODATA PENULIS
Wahidin NIM 1112018200053 Program Studi
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Penulis lahir di Jakarta, 01 Mei 1991.
Bertempat tinggal di Jl.Pondok Sari Raya Rt.10/10
Kel.Kalisari, Kec.Pasar Rebo. Penulis merupakan
anak ke lima dari 6 bersaudara. Orang tua penulis
ialah H.Sahrin, dan HJ.Dinah.
Riwayat pendidikan di SDN 01 Pagi Kalisari tahun 1997-2003, Mts Nurul
Hijrah tahun 2003-2006, Pondok Pesantren Darussalam Gontor tahun 2006-2010,
dan perguruan Tinggi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Tahun 2012-2016.
Organisasi yang pernah diikuti selama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), IMMAPSI (Ikatan Mahasiswa
Manajemen Pendidikan/Administrasi Pendidikan Seluruh Indonesia. Senat
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah (2015-2016). Alamat Email :