implementasi program area traffic control …digilib.unila.ac.id/37351/8/3. skripsi tanpa...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PROGRAM AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM DI KOTA
BANDAR LAMPUNG
(SKRIPSI)
Oleh
ANGGI SETIAWAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF PROGRAMS (ATCS) AREA TRAFFIC
CONTROL SYSTEM IN BANDARLAMPUNG CITY
By
Anggi Setiawan
The density of motorized traffic on the roads in Bandar Lampung City has
recently increased, so that it often causes traffic congestion, especially in protocol
roads and other major roads. The increase in the number of motorized vehicles
can be caused by two things, namely the increasing production of motorized
vehicles, and the more insufficient, uncomfortable and insecure existing urban
transport. This condition encourages people to prefer to have private vehicles
which even more potentially cause congestion especially traffic jams affect
traffic violations. Based on this background, the formulation of the problem in
this study is, how is the implementation of the ATCS program in Bandar
Lampung City?
The type of this research used study is the type of descriptive research with a
qualitative approach. Techniques data collection used in this study there are three
techniques, namely interviews, observation, and documentation. The data that has
been collected is then analyzed. After being analyzed then a conclusion is drawn.
Based on the results of the study it is known that the implementation of the
ATCS program in Bandar Lampung in implementing the ATCS program has not
run optimally because of the high level of congestion in the city of Bandar
Lampung. Based on Jones' opinion, these three activities can affect the
implementation of the program, namely: 1) Organizational Phase, the
organizational structure made effective as a guideline for implementation in
running the ATCS program. It is shown that the executor or ATCS officer who
runs the ATCS program also shows good ability so that he can work optimally to
run this ATCS program. 2) Interpretation Stage, this is indicated by the training
provided to ATCS officers, ATCS officers also have a clear understanding of
their work procedures and run this ATCS program well and responsively. 3)
Application Phase (application), there are constraints in terms of facilities and
infrastructure implementation of the ATCS program implementation in Bandar
Lampung City is also not very adequate. This can be indicated by the cctv camera
supervisors crossing which is prone to congestion not yet fully installed and also
the number of motorized vehicle units is still lacking because this motor vehicle
as an employee operational vehicle is needed because if there is damage to the
technical equipment at a number of points at the same time can be handled
quickly.
Keywords: Implementation, public policy, Program Area Traffic Control System
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PROGRAM (ATCS) AREA TRAFFIC CONTROL
SYSTEM DI KOTA BANDARLAMPUNG
Oleh
Anggi Setiawan
Kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor di jalan-jalan dalam Kota Bandar
Lampung, akhir-akhir ini telah semakin bertambah, sehingga sering menimbulkan
kemacetan lalu lintas, terutama di jalan-jalan protokol dan jalan-jalan utama
lainnya. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor bisa disebabkan oleh dua hal,
yaitu semakin banyaknya produksi kendaraan bermotor, dan semakin tidak
mencukupi, tidak nyaman dan tidak amannya angkutan perkotaan yang ada.
Kondisi ini mendorong masyarakat lebih memilih untuk memiliki kendaraan
pribadi yang malah lebih berpotensi menimbulkan kemacetan terlebih kemacetan
berdampak pada pelanggaran lalu lintas. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah, bagaimanakah implementasi
program ATCS di Kota Bandar Lampung?
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tipe penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini terdapat tiga teknik yaitu wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisis.
Setelah dianalisis kemudian ditarik sebuah kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Implementasi program ATCS di
Kota Bandar Lampung dalam pelaksanakan program ATCS belum berjalan
dengan optimal hal tersebut dikarenakan masih tingginya tingkat kemacetan yang
ada di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan pendapat Jones ketiga aktivitas
tersebut dapat mempengaruhi implementasi program yaitu : 1) Tahap Organisasi,
struktur organisasi yang dibuat sudah efektif sebagai pedoman untuk pelaksanaan
dalam menjalankan program Area Trafic Control Syteam (ATCS). Hal ini
ditunjukkan bahwa pelaksana atau petugas ATCS yang menjalankan program
ATCS juga menunjukkan kemampuan yang baik sehingga dapat bekerja dengan
maksimal menjalankan program ATCS ini. 2) Tahap Interpretasi, hal ini
ditunjukkan dengan adanya pelatihan yang diberikan kepada petugas ATCS,
petugas ATCS pun sudah memahami betul apa prosedur kerja mereka dan
menjalankan program ATCS ini dengan baik dan responsiv. 3) Tahap Aplikasi
(penerapan), adanya kendala dari segi sarana dan prasarana pelaksanaan
Implementasi program ATCS di Kota Bandar Lampung ini juga belum sangat
memadai. Hal ini dapat ditunjukkan dengan camera cctv pengawas persimpangan
yang menjadi rawan kemacetan belum sepenuhnya terpasang dan juga jumlah unit
kendaraan bermotor masih kurang karna kendaraan bermotor ini sebagai
kendaraan operasional pegawai hal tersebut diperlukan karena jika terjadi
kerusakan alat yang bersifat teknis di sejumlah titik pada waktu yang bersamaan
dapat di tanggulangi secara cepat.
Kata kunci: Implementasi, kebijakan publik, Program Area Traffic Control
System
IMPLEMENTASI PROGRAM AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM DI
KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
ANGGI SETIAWAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA ADMIISTRASI NEGARA
pada
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Judul Skripsi :IMPLEMENTASI PROGRAM AREA TRAFFIC
CONTROL SYSTEM DI KOTA BANDAR
LAMPUNG
Nama Mahasiswa : ANGGI SETIAWAN
Nomor Pokok Mahasiswa : 1416041010
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dra. Dian Kagungan, M. H.
NIP. 196908151997032001
2. Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Dr. Noverman Duadji, M.Si
NIP. 19691103 200112 1 002
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dra. Dian Kagungan, M.H __________________
Penguji Utama : Intan Fitri Meutia,M.A., Ph.D. __________________
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dr. Syarief Makhya
NIP. 19590803 198603 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 18 Oktober 2018
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Karya tulis saya, Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar Akademik (Master/Sarjana/Ahli Madya), baik di
Universitas Lampung maupun di Perguruan Tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, 18 Oktober 2018
Yang membuat pernyataan,
Anggi Setiawan
NPM 1416041010
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Anggi Setiawan, lahir di Bandar
Lampung, pada tanggal 29 Juni 1995. Penulis merupakan
anak keempat dari empat saudara, dari pasangan Bapak Ali
Imron dan Ibu Maryopiyanti. Pendidikan yang ditempuh
oleh penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) di TK
Dwi Tunggal Bandar Lampung, yang diselesaikan pada
tahun 2001. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Madrasah
Ibtidaiyah 2 Jagabaya (MIN) yang diselesaikan pada tahun 2007, kemudian
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 21
Bandar Lampungyang diselesaikan pada tahun 2010, dan melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 12 Bandar
Lampung yang diselesaikan pada tahun 2013.
Selanjutnya pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung, melalui jalur SBMPTN. Pada tahun 2017, penulis melaksanakan
KKN di Desa Sidomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah
selama 40 hari. Selama menjadi mahasiswa pernah mengikuti Organisasi Intra
Kampus, yaitu Organisasi Himpunan mahasiswa Ilmu Administrasi Negara
sebagai Anggota Bidang Pendapatan Negara (PENDAGRA).
MOTTO
“Kau tak akan pernah mampu menyeberangi lautan sampai kau berani berpisah dengan daratan”
(Christopher Colombus)
“Saat kita memperbaiki hubungan dengan Allah niscaya Allah akanmemperbaiki segala sesuatunya
untuk kita ”
(Dr. Bilal Phillips)
“Jika hidup hanya sekedar hidup seekor semut pun bisa hidup”
(Anggi Setiawan)
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan
kesempatan sehingga dapat kuselesaikan sebuah karya ilmiah
ini dan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
selalu kita harapkan Syafaatnya di hari akhir kelak.
Aku persembahkan karya ini kepada:
Kedua rang tuaku:
Ayahanda Ali Imron dan Ibunda Maryopiyanti
Yang selalu mencintai, menyayangi, mengasihi, medoakanku
dengan tulus serta mengajarkanku dan sebagai penyemangat
dalam hidupku.
Kakak - Kakak tersayangUsat , Uantika , Kiyay yang selalu
mendukungku serta memberiku kasih sayang dan segala doa
untukku.
Untuk keluarga besarku, sahabat-sahabatku dan juga teman-
teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi serta menemaniku dalam suka maupun duka dalam
mencapai keberhasilanku.
Para pendidik dan Almamater tercinta
UNIVERSITAS LAMPUNG
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Implementasi Area Traffic Control Syteam Di Kota
Bandar Lampung)”, Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Administrasi Negara (S.A.N) di Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain:
1. Bapak Dr. Syarif Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Noverman Duadji, M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M. S. selaku dosen pembimbing akademik.
Terimakasih bu atas nasehat, arahan, motivasi dan ilmu yang diberikan
selama proses pendidikan hingga saat ini.
4. Ibu Dian Kagungan, M. H. Terima kasih banyak atas bimbingan,arahan,
nasehat, saran, motivasi serta semangat.Terimakasih atas pelajaran berharga
yang telah ibu berikan sehingga penulis mampu menjadi pribadi yang lebih
kuat dan ikhlas dalam menghadapi segala rintangan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan penulis yang sekiranya kurang berkenan.
5. Ibu Selvi Diana Meilinda S.AN, M.PA selaku dosen pembimbing kedua.
Penulis mengucapkan terima kasih atas motivasi, saran dan bimbingannya
yang sangat banyak membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi.
Penulis juga memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan penulis
yang sekiranya kurang berkenan.
6. Ibu Intan Fitri Meutia, M.A., Ph. D. selaku dosen penguji. Penulis
mengucapkan terima kasih atas segala ilmu yang diberikan serta masukan,
saran, kritikan, nasihat dan bimbingannya yang sangat bermanfaat dan juga
banyak membantu sehingga penulis mampu menyelesaikan menyelesaikan
proses penyusunan skripsi.
7. Kepada seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Pak Bambang, Pak
Syamsul, Ibu Novita , Ibu Rahayu, Pak Eko, Pak Nana, Pak Dedy, Ibu
Meiliyana, Pak Simon, Ibu Devi,Ibu Dewi, Ibu Selvi, Ibu Ita, dan Ibu Anisa ,
terimakasih banyak untuk semua ilmu yang telah diajarkan kepada penulis.
8. Pak Azhari dan Pak Johari selaku staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara
yang selalu membantu dalam hal administratif. Terimakasih atas kesabaran
dan kesediaannya selama ini.
9. Terimakasih untuk kedua orang tuaku, Ayahanda Ali Imron dan Ibunda
Marsopiyanti. Terima kasih atas kasih sayang yang telah Mamah dan Papi
berikan kepada mulya selama ini, terimakasih atas semua do’a, motivasi,
pengorbanan, pelajaran yang selama ini kalian berikan sehingga Anggi bisa
menjadi seperti sekarang ini. Terimakasih atas kepercayaan dan amanat yang
selama ini diberikan untuk menyelesaikan studiku sehingga aku bisa
mencapai gelar Sarjana Administrasi Negara. Semoga dengan mendapatkan
gelar S.AN ini aku bisa membahagiakan Papi dan MamahAamiin.
10. Kakak – Kakak ku Usat , Uantika , Kiyay yang telah memberi semangat, doa
dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita bisa menjadi
orang yang berguna bagi orang lain dan selalu membanggakan kedua orang
tua, aamiin.
11. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani selama 4 tahun di jurusan Ilmu
Administrasi Negara yaituAhmad Febrian Arahafterimakasih bai sudah
menjadi yang setia nemenin kemana-mana, yang selalu semangat pantang
menyerah, yang udah mau mendengar keluh kesah selama ini, yang selalu
berfikir positif, yang gak bisa tahan laper, kelincahan suka rewel ,semangat
ya jadi pengusaha sukses semoga cita-citanya tercapai amain .Ferry Andrian
terimakasih ya fer udah jadi sahabat saudara cerewet yang baik dalam
pertemanan ini, yang selalu tersenyum banyak arti dalam setiap keadaan,
selalu sabar dan ngotot banget dalam berbagai keadaan, suka duka selama ini
tidak akan dilupakan, terimakasih sudah menjadi pooh kami fer. Holil
terimakasih ya lil udah nemenin selama 4 tahun ini suka duka sudah kita
jalanin bersama tingkah konyol holil gak akan pernah aku lupaian terima
kasih. Cepet nyusul yak jangan main terus . Julian Handiko terima kasih ya
ko sudah nemenin selama 4 tahun ini suka duka julian akann anggi kenang
tingkah konyol selama ini gak akan di lupakan makasih ya ko. Ferdian
anugrah makasih ya fer udah nemenin selama 4 tahunn ini yang selalau suport
dari layar tancep makasih fer.
12. Squad Time Hore; Ahmad kharisma nihan , orang yang selalu kepo dan mau
tau urusan orang tingakh laku nihan akan di kenang terus. Trias Chininta
,wanita yag selalu memberi solusi dikala tugas kampus yang selalu dan
memecah segala kebuntuan di kala tugas kampus , makasih ya yas udah jadi
penyelamat selama 4 tahun ini . anisa utami , yang dari dulu jadi tempat
diskusi tugas. Intan destrilia, yang selalu jadi tempat curhat tugas dan keluh
kecah masalah tugas di kampus Dwi Muharini Yunitasari, si tukang live
instagram terimakasih sari udah nemenin selama 4 tahun ini. Dhito Nugraha
si Bagong yang cerewet gak bisa berenti dan gak bisa diem. Nuriwidi
makasih ya sudah nemmenin selama 4 tahun ini . Thanica aprilia kalau
ngomong suka bener dan kalau berkata suka bikin ngakak. Faiz jamal
makasih ya yang sudah nemenin selama 4 tahun ini tingkah konyol faiz gak
bakal saya lupakan.Adek andi novrizal , Naura , karina , vebby , ade rahma
makasih ya sudah nemenin selama perkuliahan maaf kalo selama ini
ngeropotin masalah perkuliahan. Terimakasih atas canda tawa kalian semua
yang nantinya bakal bikin kangen, kalian adalah sahabat terbaik. Semoga kita
sukses bareng, Aamiin.
13. Gelas Antik (Adi kurniawan, Alvin Agus, Andra, Andriyanto, Anggi Lestari,
Annisa Yurida, Ari Novita, Arizal, Bella, Binter, Deni, Desriyanto, Dian,
Dinda, Dira,, Dwi Septi, Anung, Ely, Ernada, Fatra, Fatwa, Ferdian, Ferry,
Gusty, Heni, Herwan, Hiro, Idris, Intan, Istiqomah,Istie R, Fungki, Marselin
Daiska, Martiana, Maya, Megita, Meli, Arif Suhada, Fadly, Fazry, Ma’ruf,
Reza, Wahyu Syawaldi, Mutiara, Nabila Aisyah, Nabila Cho, Nadya,
Ni’mah, Nihan, Niza, Nur Arifah, Asih, Nur Muharani, Hasan, Nuridin,
Nurlaila, Oci, Okta, Pranita, Rani, Refi, Regi, Rifki, Ririn, Robi, Roi, Rydho,
Sandi, Sangga, Satria Adi, Satria Sakti, Septika, Sintong, Suci, Tanicha,
Taufik, Tengku, Tiyasz, Tuti, Wahyu Hidayat, Yumas, Yunia) Serta keluarga
besar Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara terutama untuk Gelas Antik yang
tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas segala kebersamaan dan
dukungannya selama proses perkuliahan. Semoga kita sukses semua, Amin.
14. Sahabat seperjuanganku dari bayi sampai tua, Naufal akram. Terima kasih
sudah mau aku repotkan selama ini.
15. Teman-teman KKN Sidomulyo Kec Punggur yang tercinta Bang aditcalon
S.T, endah , heppy , yudi , heni. Ribka Terimakasih banyak sudah menjadi
keluarga kecil bahagia selama lebih dari 40hari bersama.
16. Segenap Informan Penelitian di Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung
penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Iskandar Z, ATD, SH M.T
selaku Kepala Bidang Lalu Lintas , Bapak Nirman Thano.SS.IT.,M.M selaku
Kepala satuan Oprasional Area Traffic Contol Syteam , Bapak David Imam s
selaku Administrasi Oprasional , Bapak muklis selakau Kor Umum,dan
Pegawai Dina Perhubungan Kota Bandar Lampung. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada bapak dan ibu atas informasi dan juga data-data, bantuan,
dan juga waktu luang yang telah diberikan kepada penulis, penulis merasa
sangat terbantu dengan bantuan-bantuannya dalam proses penelitian,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
17. Seluruh pihak yang membantu penulis selama perkuliahan dan penyusunan
skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis ucapkan
terimakasih untuk semuanya.
Semoga sebuah karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandarlampung, 18 Oktober 2018
Penulis
Anggi Setiawan
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik ............................................................ 9
1. Pengertian Kebijakan Publik .................................................................. 9
2. Ciri-Ciri Kebijakan Publik ...................................................................... 9
3. Tahap-Tahap Kebijakan Publik .............................................................. 10
B. Tinjauan Implementasi Program ................................................................. 12
1. Pengertian Implementasi Program .......................................................... 12
2. Model Implementasi Program ................................................................ 14
C. Tinjauan tentang Area Trafiic Control System di Kota Bandarlampung
(ATCS) ........................................................................................................ 21
1. Area Traffic Control System (ATCS) ..................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe dan Pendekatan Penelitian .................................................................. 25
B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 26
C. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 27
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 28
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 31
F. Teknik Keabsahan Data ............................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung ................................................... 34
B. Hasil Penelitan ............................................................................................. 45
1. Organisasi ...................................................................................... 46
2. Interpretasi .............................................................................................. 53
3. Aplikasi (Penerapan) .............................................................................. 56
C. Pembahasan ................................................................................................. 59
2. Interpretasi .............................................................................................. 64
3. Aplikasi (Penerapan) .............................................................................. 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 73
B. Saran ......................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Angka kecelakaan Lalu Lintas Kota Bandar Lampung ...................... 3
2. Daftar Informan Penelitian ........................................................................... 30
3. Pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK) Kota Bandar Lampung .............. 37
4. Persebaran Penduduk Kota Bandar Lampung.............................................. 40
5. Jumlah Titik Pemasangan ATCS di Kota Bandar Lampung ....................... 71
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Menurut Charles O Jones .......................................................................... 16
2. Strukur organisasi satuan tugas ATCS Kota Bandar Lampung ............... 48
3. Pemantauan oleh anggota SATGAS ATCS .............................................. 56
4. Layar pemantau yang langsung terinput dari camera cctv ........................ 59
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepadatan lalu lintas kendaraan bermotor di jalan-jalan dalam Kota Bandar
Lampung, akhir-akhir ini telah semakin bertambah, sehingga sering menimbulkan
kemacetan lalu lintas, terutama di jalan-jalan protokol dan jalan - jalan utama
lainnya. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor bisa disebabkan oleh dua hal,
yaitu semakin banyaknya produksi kendaraan bermotor, dan semakin tidak
mencukupi, tidak nyaman dan tidak amannya angkutan perkotaan yang ada.
Kondisi ini mendorong masyarakat lebih memilih untuk memiliki kendaraan
pribadi yang malah lebih berpotensi menimbulkan kemacetan terlebih kemacetan
berdampak pada pelanggaran lalu lintas (Debbie, 2017:1).
Berita tentang kecelakaan akibat mengabaikan lalu lintas hampir tidak pernah
absen dari media-media di Indonesia. Setiap harinya, berita selalu tersaji
mengenai kecelakaan lalu lintas dan mengabarkan beberapa nyawa melayang serta
korban luka - luka akibat kecelakaan. Keadaan ini membuktikan perwujudan dari
perkembangan teknologi masa kini. Dapat berpengaruh buruk (negatif).
2
Akan tetapi masih banyaknya pengguna jalan yang sering kali melakukan
pelanggaran dan memerlukan penanganan serius mengingat besarnya kerugian
yang diakibatkanya. Apabila masalah kecelakaan di jalan raya tidak diperhatikan
dengan baik, dikhawatirkan akan terjadi peningkatan jumlah korban kecelakaan
dari tahun ke tahun. Kecelakaan lalu lintas sendiri merupakan salah satu penyebab
kematian terbesar di Indonesia. Jumlah korban yang cukup besar akan
memberikan dampak ekonomi (kerugian material) dan sosial yang tidak sedikit.
Provinsi Lampung adalah sebuah provinsi yang terletak di ujung Pulau Sumatera
dan menjadi pintu gerbang kendaraan dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera.
Provinsi Lampung memiliki empat jalur lintas utama kendaraan yang akan
menuju ke Provinsi lainnya di Pulau Sumatera. Padatnya kendaraan yang
melintasi Provinsi Lampung membuat Provinsi Lampung rawan terhadap kejadian
kecelakaan, terutama di ibu kota Provinsi Lampung yaitu ibu kota Bandar
Lampung.
Sebagai sebuah kota yang menuju kota metropolitan, Kota Bandar Lampung
disesaki oleh kendaraan bermotor yang sangat banyak. Kota dengan 1 juta
penduduk ini memiliki karakteristik yang sangat padat. Kepadatan lalu lintas di
Kota Bandar Lampung menyebabkan timbulnya masalah-masalah baru seperti
kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada
tabel berikut:
3
Tabel 1. Data Angka kecelakaan Lalu Lintas Kota Bandar Lampung
No Korban Kecelakaan Jumlah Korban
Tahun 2015 Tahun 2016
1 Meninggal Dunia 131 95
2 Luka Berat 120 57
3 Luka Ringan 296 510
4 Kerugian Materi (Rp) 1.249.900.000 937.500.00
5 Jumlah Kejadian Kecelakaan 362 323
Sumber: Polresta B.Lampung tahun 2017
Berdasarkan tabel diatas jumlah kejadian kecelakaan di Bandar Lampung tahun
2015 sejumlah 362 dan tahun 2016 sejumlah 323. Apabila dibandingkan dengan
laka lantas kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran masing-masing sejumlah
338 dan 405.
Data tersebut diakses dari (http://www.kaliandanews.com/2016/12/data-satlantas-
polres-lamsel-109-jiwa.html). Artinya jika dibandingkan dua Kebupaten tersebut
angka kecelakaan bandar Lampung masih tergolong tinggi, mengingat Bandar
Lampung adalah Kota Administrasi yang seharusnya lebih ramah terhadap
kejadian kecelakaan lalu lintas.
Banyaknya kejadian kecelakaan sebagaimana yang telah disampaikan diatas juga
diakibatkan oleh banyaknya pengguna jalan yang tidak mematuhi peraturan lalu
lintas. kemudian diakibatkan juga oleh kendaraan - kendaraan besar yang melalui
jalan di Bandar Lampung dan kendaran umun, hal tersebut menyebabkan
kemacetan di titik - titik persimpangan. Banyaknya jumlah petugas dilapangan
guna menggurai kemacetan sering kali tidak mencukupi, terkadang dibeberapa
titik kemacetan sering kali tidak adanya petugas yang mengatur jalanya lalu lintas.
4
Kemudian kondisi ini juga diperparah oleh petugas yang tidak bisa berada
dilapangan selama 24 jam, hal tersebut lah yang menyebabkan proses penguraian
kemacetan tidak efektif serta terjadinya pelanggaran lalu lintas tidak terpantau.
Pemerintah mengerti akan hal tersebut. Berbagai kebijakan yang telah di tempuh
oleh pemerintah kota Bandar Lampung untuk mengatasi kemacetan seperti
pembangunan 4 flyover dan 2 flyover yang sedang di kerjakan dan penutupan
beberapa lampu merah Jl. Sultan Agung Wayhalim yang bersimpangan dengan
arif rahman hakim atau perempatan Jl. Arif Rahman Hakim bersimpangan dengan
jalan Antasari dan beberapa lampu merah lainnya, dan pemerintah Bandar
Lampung telah memperluas juga badan jalan namun hal tersebut belum cukup
efektif untuk mengatasi kemacetan karna di jam-jam sibuk terutama pada pagi
hari dan sore hari kemacetan masih terlihat di beberapa ruas jalan Bandar
Lampung.
Salah satu inovasi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam mengatasi
kemacetan di Kota Bandar Lampung adalah dengan menerapkan pengaturan lalu-
lintas menggunakan teknologi Area Traffic Control System (ATCS). Teknologi
ATCS di bentuk di Indonesia pada tahun 1990-an dan di terapkan pertama kali di
kota Malang, dimana kota tersebut yang menerapkan sistem ATCS, barulah kota-
kota lain mengikuti dan menerapkan juga terutama di Kota Bandar Lampung.
ATCS di Bandar Lampung diterapkan pertama kali pada tanggal 6 Januari 2015
yang di sahkan oleh Wali Kota Bandar Lampung. Herman H.N
.(Sumber:http://www.skyscrapercity.com di akses pada 25 November 2017).
Menurut website resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan Republik Indonesia, ATCS adalah sebuah sistem pengaturan lalu
5
lintas bersinyal terkoordinasi yang diatur mencakup satu wilayah secara terpusat.
Dengan ATCS, maka dapat dilakukan upaya manajemen rekayasa lalu lintas yang
mengkoordinasikan semua titik - titik persimpangan bersinyal melalui pusat
kontrol ATCS, sehingga diperoleh suatu kondisi pergerakan lalu lintas secara
efisien.(Sumber: http://hubdat. dephub.go.id /berita/ 1222 -atcs-di-beberapa-
provinsi-dan-kota-di-indonesia, di akses pada tanggal 16 agustus 2017 pukul
15.18 wib).
Pengendalian simpang dengan sistem ATCS terkoordinasi dapat dilakukan paling
sedikit memenuhi persyaratan :
1. Jumlah simpang yang dikoordinasikan sekurang-kurangnya 3 simpang.
2. Jarak antar simpang tidak lebih dari 1 km.
Adapun dengan pengendalian simpang dengan sistem ATCS dapat juga
dilengkapi dengan :
1. Kamera pemantau lalu lintas
2. Display information system (DIS)
3. Variable messsage sign (VMS)
4. Alat pendekat kendaraan angkutan umum massal berbasis jalan
5. Fase pengaturan khusus untuk angkutan umum massal berbasis jalan (bus
priority)
6. Alat pemantau kecepatan dan volume lalu lintas
Kebijakan ini didukung dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
LLAJ hal tersebut pada pasal 1 ayat 29, Manajemen dan Rekayasa lalu lintas
adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi Perencanaan, Pengadaan,
6
Pemasangan, Pengaturan, dan pemeliharan fasilitas perlengkapan jalan dalam
rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.
Undang- Undang diatas mengenai Manajemen dan Rekayasa lalu lintas diperkuat
dengan adanya PP Nomer 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
analisis dampak, serta manajemen kebeutuhan lalu lintas, kemudian dengan
pelaksaannya didukung oleh peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomer PM 96 Tahun 2015
Dengan adanya Area Traffic Control System ATCS, penataan siklus lampu lalu
lintas dilakukan berdasar input data lalu lintas yang diperoleh secara real time
melalui kamera CCTV pemantau lalu lintas pada titik-titik persimpangan.
Penentuan waktu siklus lampu persimpangan dapat diubah berkali-kali dalam satu
hari sesuai kebutuhan lalu lintas paling efisien yang mencakup keseluruhan
wilayah tersebut. Dewasa kini, fungsi Area Traffic Control System ATCS belum
terasa bermanfaat. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Rifai
(Kepala Dishub Kota Bandar Lampung), beliau mengatakan bahwa memang
manfaat dari ACTS di Bandar Lampung masih belum maksimal. Menurutnya, hal
itu dipengaruhi juga dengan kurang disiplinnya pengguna jalan dengan tetap
menerabas lampu merah yang telah diatur.
(Sumber: http://lampungnewspaper.com/v2/economicdevelopment-/6147-herman-
hn-tinjau-ruang-kendali-pengontrol-atcs, diakses pada tanggal 16 Agustus 2017
Pukul 16.41 WIB).
7
Studi yang dilakukan tentang dampak kepadatan lalu lintas terhadap udara Kota
Surabaya. Menurut Boediningsih (2011:122) mengatakan bahwa kemacetan lalu
lintas terjadi karena beberapa faktor, seperti banyak pengguna jalan yang tidak
tertib, pemakai jalan melawan arus, kurangnya petugas lalu lintas yang
mengawasi, adanya mobil yang parkir di badan jalan, permukaan jalan tidak rata,
tidak ada jembatan penyeberangan, dan tidak ada pembatasan jenis kendaraan.
Beberapa permasalahan tersebut adalah penyebab kemacetan yang tiap kali di
jumpai di kota-kota besar di Indonesia. Study lain yang telah dilakukan di Bandar
Lampung oleh Sigit Prasetiyo, hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja
SATGAS ATCS dalam pelaksanakan program ATCS belum berjalan dengan
optimal hal tersebut dikarenakan masih tingginya tingkat kemacetan yang ada di
Kota Bandar Lampung. Hal tersebut dikarenakan masih ditemukan kendala yang
ada pada SATGAS ATCS yang peneliti nilai dari sisi kinerja.
Akan tetapi penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya. Dalam penelitian
ini peneliti ingin melihat dari sudut pandang Implementasi, karena setelah
penerapan selama 3 tahun sistem ATCS tersebut akan tetapi masalah lalu lintas
masih banyak ditemukan di Bandar Lampung. Maka dari itu Permasalahan-
permasalahan dalam implementasi program ATCS di Kota Bandar Lampung perlu
dicarikan solusi terbaiknya guna mencapai tujuan dilaksanakannya ATCS, yaitu
untuk mengurangi kemacetan di Kota Bandar Lampung.
Untuk itu, peneliti tertarik untuk melihat Implementasi ATCS secara lebih
spesifik melalui penelitian dengan judul: ‘’Implementasi Program (ATCS) Area
Traffic Control System di Kota Bandar Lampung”
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah, bagaimanakah implementasi program ATCS di Kota Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan oleh
Pemerintah Kota Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara akademis, peneliti ini dapat memperkaya kajian keilmuan
Administrasi Negara khususnya di bidang implementasi program.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini mampu memberikan masukan dan saran
kepada Pemerintah Kota Bandarlampung dan Dinas Perhubungan Kota
Bandar Lampung dalam pelaksanan program ATCS, agar implementasi
kebijakan dapat berjalan efektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik
1. Pengertian Kebijakan Publik
Menurut Singadilaga dalam Sahya (2012:499) mendefinisikan bahwa kebijakan
publik merupakan keputusan atas sejumlah atau serangkaian pilihan (set of
choosing) yang berhubungan suatu sama lain yang dimaksud untuk mencapai
sasaran/tujuan tertentu. Sedangkan menurut Islamy dalam sahya (2012:501)
Kebijakan publik merupakan serangkaian tindakan yang ditetapkan dan
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah dengan berorintasi pada
tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat.
a. Menurut Anderson dalam Subarsono (2016:2) mendefinisikan kebijakan publik
sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah.
Walupun disadari bahwa kebijakan publik dapat dipengaruhi oleh para aktor
dan faktor dari luar pemerintah.
b. Menurut Dunn dalam Syafiie (2010:106) Kebijakan publik adalah suatu
rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga
atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas
pemerintahan, seperti pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan.
10
c. Menurut Dye dalam Waluyo (2007:42) menegaskan bahwa kebijakan publik
adalah apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk melakukanatau tidak
melakukan sesuatu.
Berdasarkan pendapat berbagai ahlidi atas, penulis menyimpulkan bahwa
kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
dalam upaya menyesejahterakan masyarakat, atau segala upaya yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan publik.
2. Ciri-Ciri Kebijakan Publik
Menurut Suharno (2013:14-15), ciri-ciri khusus yang melekat pada kebijakan
publik bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu dirumuskan. Ciri-ciri
kebijakan publik antaralain:
a. Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan dari
pada sebagai perilaku atau tindakan yang serba acak dan kebetulan.
Kebijakan-kebijakan publik dalam sistem politik modern merupakan suatu
tindakan yang direncanakan.
b. Kebijakan pada hakekatnya terdiri atas tindakan-tindakan yang saling berkait
dan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh pejabat-
pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusan yang berdiri sendiri.
Kebijakan tidak cukup mencakup keputusan untuk membuat undang-undang
dalam bidang tertentu , melainkan diikuti pula dengan keputusan-keputusan
yang bersangkut-paut dengan implementasi dan pemaksaan pemberlakuan.
c. Kebijakan terkait dengan apa yang senya tanya dilakukan pemerintah dalam
bidang tertentu.
11
Kebijakan publik pada dasarnya merupakan sarana sekaligus pembingkaian
pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan. Dengan itu kebijakan publik merupakan
gambaran dari arah dan isi pelaksanaan fungsi dalam pemerintahan tersebut dan
merupakan produk dari lingkungan pemerintahan, pada gilirannya juga memberi
pengaruh terhadap perkembangan lingkungan pemerintah tersebut.
3. Tahap-Tahap Kebijakan Publik
Tahap-tahap kebijakan publik menurut Dunn dalam Nugroho (2014:269) adalah
sebagai berikut:
a. Tahapan penyusunan agenda
Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda
publik. Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk
dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk keagenda
kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini mungkin suatu masalah tidak
disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus
pembahasan , atau ada pula masalah karena alasan - alasan tertentu ditunda untuk
waktu yang lama.
b. Tahap formulasi kebijakan
Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para
pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari
pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai
alternatif atau pilihan kebijakan (policyalternatives/policy options) yang ada.
Dalam perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat
dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap
12
ini masing-masing actor akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan
pemecahan masalah terbaik.
c. Tahap adopsi kebijakan
Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus
kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi
dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga
atau putusan peradilan.
d. Tahap Implementasi Kebijakan
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika program
tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena itu , keputusan program kebijakan
yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus
diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan - badan administratif maupun
agen-agen pemerintah ditingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil
dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumberdaya
finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan
saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para
pelaksana, namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para
pelaksana.
e. Tahap evaluasi kebijakan
Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi,
untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih dampak yang
diinginkan, yaitu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat .
13
Oleh karena itu ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria - kriteria yang menjadi
dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang telah dilaksanakan sudah
mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau belum.
A. Tinjauan Implementasi Program
1. Pengertian Implementasi Program
Implementasi merupakan tahap yang paling sangat menentukan dalam proses
kebijakan karena tanpa implementasi yang efektif maka keputusan pembuat
kebijakan tidak akan berhasil dilaksanakan.
a. Menurut Wahab dalam Sahya (2012:530) Implementasi kebijakan suatu proses
melaksanakan keputusan kebijakan, yang biasanya dalam bentuk undang-
undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif, atau
dekrit presiden. Selanjutnya Wahab juga mengemukakan beberapa pandangan
dari Pressman dan
b. Menurut Jones (1996:166) mengatakan bahwa Implementasi kebijakan adalah
suau kegiatan yang dimaksud untuk mengoperasikan sebuah program dengan
memperhatikan tiga aktovitas utama kegiatan.
c. Menurut Solichin dalam Sahya (2012:531) Implementasi kebijakan merupakan
batu sandungan dalam mewujudkan efektivitas organisasi birokrasi, adalah
birokrasi pemerintah belum merupakan kesatuan yang efektif, efisien, dan
berorientasi pada tujuan.
d. Dalam Suharno (2013:169) Implementasi kebijakan publik secara
konvensional dilakukan oleh negara melalui badan-badan pemerintahan. Sebab
pada dasarnya merupakan upaya pemerintah untuk melaksanakan salah satu
14
tugas pokoknya, yakni memberikan pelayanan publik (public service).
Kebijakan yang baik tidak memiliki arti apa-apa jika tidak dapat
diimplementasikan. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari
sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.Implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap sempurna. Apabila
sebuah kebijakan telah ditetapkan, maka proses perumusan kebijakan
menginjak tahapan implementasi. Tahap ini melibatkan serangkaian kebijakan
yang meliputi pemberitahuan kepada publik mengenai pilihan kebijakan yang
diambil, instrumen kebijakan yang digunakan, staf yang akan melaksanakan
program pelayanan-pelayanan yang akan diberikan anggaran yang telah
disiapkan, dan laporan-laporan yang akan dievaluasi.
Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan
implementasi adalah salah satu proses dalam sebuah kebijakan publik yang
berisikan pencapaian dari kebijakan tersebut, implementasi juga merupakan
aspek utama dalam proses kebijakan publik dan memliki peran yang penting
dalam keberhasilan dari kebijakan publik.
2. Model Implementasi Program
Perkembangan implementasi program, terdapat dua pendekatan guna memahami
implementasi program, yakni pendekatan Top-Down dan Bottom Up . Pendekatan
yang bersifat top-down dipakai untuk mengklasifikasikan para peneliti yang
menggunakan logika berfikir dari ‘atas’ kemudian melakukan pemetaan ‘ke
bawah’ untuk melihat keberhasilan atau kegagalan implementasi suatu kebijakan.
Menurut Nugroho (2014:680) model “top-downer” mudahnya ialah berupa pola
yang dikerjakan oleh pemerintah untuk rakyat, dimana partisipasi lebih berbentuk
15
mobilisasi . Sedangkan pendekatan bottom-up menggunakan logika berfikir dari
‘bawah keatas’ dan menekankan pentingnya memperhatikandua aspekpenting
dalam implementasi suatu kebijakan, yaitu birokrat pada level bawah (streetlevel
bureaucrat), dan kelompok sasaran kebijakan . Model“bottom-upper” bermakna
meski kebijakan dibuat oleh pemerintah, namun pelaksaan oleh rakyat. Beberapa
model implementasi kebijakan dari beberapa para ahli:
a. Model Charles O.Jones
Menurut Jones (1996:296) ketiga aktivitas tersebut dapat mempengaruhi
implementasi kebijakan yaitu :
1) Organisasi
Setiap organisasi harus memiliki struktur organisasi, adanya sumber daya manusia
yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat-alat kerja
serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas.
2) Interpretasi
Mereka yang bertanggungjawab dapat melaksanakan tugasnya dan bertanggung
jawab sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku, harus dilihat apakah
pelaksanaannya telah sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku begitu
dengan pelaksanaannya, apakah telah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
3) Aplikasi (penerapan)
Peraturan/kebijakan berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah berjalan
sesuai dengan ketentuan untuk dapat melihat ini harus pula dilengkapi dengan
adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta jadwal kegiatan disiplin.
16
O
Gambar 1 Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Sumber: Charles O. Jones dalam Jones (1996:296)
b. Model Edwards III
Menurut Edwards dalam (Subarsono 2013:90) implementasi kebijakan
dipengaruhi oleh empat variabel yaitu:
1) Komunikasi
Agar dapat menjamin keberhasilan implementasi kebijakan, pelaksana harus
mengetahui betul apa yang harus dilakukannya berkaitan dengan pelaksanaan
kebijakan tersebut. Selain itu kelompok sasaran juga harus diinformasikan
mengenai apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan. Hal ini penting untuk
menghindari adanya resistensi dari kelompok sasaran.
2) Faktor sumberdaya
Tanpa sumberdaya yang memadai, tentunya implementasi kebijakan tidakakan
berjalan secara optimal. Sumberdaya dapat berupa sumberdaya manusia, yaitu
kompetisi implementator dan sumberdaya finansial.
3) Faktor disposisi
Disposisi yang dimaksud adalah watak dan karakter yang dimiliki implementator,
seperti kejujuran dan komitmen. Disposisi implementator menjadi variabel
penting dalam implementasi kebijakan. Apabila implementator memiliki disposisi
yang baik, maka akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik, sebagaimana
Organisasi
Implementasi
Aplikasi
Implementasi
Kebijakan
17
diharapkan oleh pembuat kebijakan.
4) Struktur birokrasi
Birokrasi merupakan struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan
kebijakan. Birokrasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi
kebijakan. Untuk mendukung keberhasilan implementasi kebijakan diperlukan
standardoperational procedur (SOP). Sebagai pedoman bagi setiap
implementator kebijakan.
Gambar2 FaktorYangMempengaruhiImplementasiKebijakan
MenurutEdwadsIII
Sumber: Edward III dalam Subarsono (2013:91)
c. Model Implementasi Kebijakan Donal S. van Meter dan Carl E. van
Horn
Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Subarsono (2013:99) terdapat 5 variabel
yang mempengaruhi implementasi kebiajakan yaitu:
1) Standar dan sasaran kebijakan.
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur karena ketidak jelasan
standar dan sasaran kebijakan berpotensi untuk menimbulkan multi interpretasi
yang akhirnya akan berimplikasi pada sulitnya implementasi kebijakan.
18
2) Sumberdaya
Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya yang memadai, baik
sumberdaya manusia maupun sumber daya non-manusia. Kurangnya sumberdaya
akan menyulitkan implementasi kebijakan
3) Hubungan antar organisasi
Jalinan hubungan kerja sama yang sinergis diperlukan antar instansi terkait untuk
mendukung keberhasilan implementasi kebijakan.
4) Kondisi sosial, politik dan ekonomi.
Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung
keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok
kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan, karakteristik
para partisipasan, yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini publik
yang ada di lingkungan; dan apakah elit politik mendukung implementasi
kebijakan.
5) Disposisi implementor.
Disposisi implementor ini mencakup tiga hal penting yaitu;
1) Respon implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemauan
untuk melaksanakan kebijakan.
2) Kognisi, yaitu pemahaman terhadap kebijkan, dan
3) Intensitas disposisi implementor yaitu, preferensi nilai yang dimiliki oleh
implementor.
19
Gambar 3 Faktor Yang Mempengaruh Implementasi Kebijakan Menurut
Van Meter dan Van Horn
Sumber: Van Meter dalamSubarsono(2013:91)
d. Model MerileeS. Grindle
Menurut Merilee S. Grindle dalam Subarsono (2013:93) terdapat dua variabel
besar yang mempengaruhi implementasi kebijakan, yaitu isi kebijakan (contentof
policy) dan lingkungan implementasi (contextofimplementation. Variabelisi
kebijakan ini mencakup:
1) Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam
isi kebijakan
2) Jenis manfaat yang diterima oleh target group
3) Sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan;
4) Apakah letak sebuah program sudah tepat
5) Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementor dengan rinci
6) Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai.
Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup:(1) seberapa besar
kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat
dalam implementasi kebijakan;(2) karakteristik institusi dan rezim yang sedang
20
berkuasa; (3) tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.
e. Model Mazmanian dan Sabatier
Menurut Mazmanian dan Sabastier dalam Subarsono (2013:94) ada tiga
kelompok variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi yaitu:
1) Mudah tidak nyama salah dikendalikan
Kategori tractability of the problem mencakup variabel - variabel yang disebutkan
oleh Subarsono (2013:95) :
a) Tingkat kesulitan teknis dari maslah yang bersangkutan
b) Tingkat kemajemukan kelompok sasaran
c) Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi
d) Cakupan perubahan prilaku yang diharapkan.
2) Kemampuan kebijakan untuk menstrukturisasi proses implementasi (ability of
statue to structure implementation). Kategori ability of statue to structure
implementation mencakup variabel-variabel antara lain :
a) Menjelaskan isu kebijakan
b) Seberapa jauh kebijakantersebut memiliki dukungan teoritis
c) Besarnya alokasi sumberdaya fianansial terhadap kebijakan tersebut
d) Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar instansi pelaksana
e) Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana
f) Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan
g) Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk berpartisipasi dalam
implementasi kebijakan.
21
3) Variabel di luar kebijakan
Kategori nonstatutory variables affecting implementation mencakup variabel
yang terdiri dari :
1) Kondisi sosial masyarakat dan tingkat kemajuan ekonomi
2) Dukungan publik terhadap kebijkan
3) Sikap dari kelompok pemilih
4) Tingkat komitmen dan ketrampilan dari aparat dan implementator
f. Model Hoogwooddan Gunn
Menurut Hoogwood dan Gun dalam Nugroho (2014:668) untuk melakukan
implementasi kebijakan memerlukan beberapa syarat.
1) Syarat yang pertama berkenaan dengan jaminan bahwa kondisi eksternal yang
dihadapi oleh lembaga atau badan pelaksana tidak akan menimbulkan
masalahyang besar.
2) Syarat yang kedua adalah apakah untuk melaksanakannya tersedia sumberdaya
yang memadai, termasuk sumberdaya waktu.
3) Syarat ketiga, apakah perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-
benarada.
4) Syarat keempat yaitu apakah kebijakan yang akan diimplementasikan didasari
hubungan kausal yang andal.
5) Syarat kelima, seberapa banyak hubungan kausalitas yang terjadi.
6) Syarat keenam apakah hubungan saling ketergantungan kecil.
7) Syarat ketujuh adalah pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap
tujuan.
22
8) Syarat kedelapan adalah bahwa tugas-tugas telah dirinci dan ditempatkan
dalam urutan yang benar.
Model ini mendasarkan kepada konsep manajemen strategi yang mengarah
kepada praktek manajemen yang sistematis dan tidak meninggalkan kaidah-
kaidah pokok. Dari beberapa model implementasi yang berbeda-beda diatas,
dapat disimpulkan bahwa terdapat dua model pendekatan yaitu model top down
dan model bottom up. Menurut Erwan (2015:37) Pendekatan yang bersifat top-
down dipakai untuk mengklasifikasikan para peneliti yang menggunakan logika
berfikir dari ‘atas’ kemudian melakukan pemetaan ‘ke bawah’ untuk melihat
keberhasilan atau kegagalan implementasi suatu kebijakan. Sedangkan
pendekatan bottom-up menggunakan logika berfikir dari ‘bawah ke atas’ dan
menekankan pentingnya memperhatikan dua aspek penting dalam implementasi
suatu kebijakan, yaitu birokrat pada level bawah (street level bureaucrat), dan
kelompok sasaran kebijakan.
Peneliti menggunakan model implementasi dari Charles O Jones karena
Implementasi Program ATCS di Kota Bandar Lampung tersebut mempunyai
karakteristik yang sesuai dengan tipe Charles O.Jones.
B. Tinjauan tentang Area Trafiic Control System di Kota Bandar Lampung
(ATCS)
1. Area Traffic Control System (ATCS)
ATCS adalah gabungan sistem Closed Circuit Television (CCTV) dan kontrol
lampu lintas di sejumlah titik. Alat ini berfungsi sebagai pusat data lalu lintas
23
yang berguna merekam, mengontrol lalu lintas, hingga mengetahui secara cepat
di lapangan (Sumber: http://harianlampung.com, diakses 25 November 2017).
Area Traffic Control System atau yang lebih dikenal dengan istilah ATCS adalah
suatu sistem pengendalian lalu lintas berbasis teknologi informasi pada suatu
kawasan yang bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja jaringan jalan melalui
optimasi dan koordinasi pengaturan lampu lalu lintas disetiap persimpangan.
(Hasil wawancara dengan Bapak Nirman Thano. Kepala Satuan Tugas Urusan
Operasional ATCS di Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung 25 November
2017).
a.) Fungsi Area Traffic Control System (ATCS)
Fungsi Area Traffic Control System ATCS adalah sebagai berikut:
1) Mengatur waktu sinyal di persimpangan secara responsif dan terkoordinasi
dalam keadaan tertentu.
2) Memberikan waktu hijau pada kendaraan yang memiliki prioritas (Pemadam
Kendaraan, Ambulance, VVIP, Konvoi, Dll).
3) Menyampaikan informasi kondisi lalu lintas dan alternatif lintasan.
4) Menyediakan rekaman data lalu lintas, kejadian kecelakaan, dan kejadian
lainnya di persimpangan. (Sumber: http://atcsbali.com, diakses tanggal 25
November 2017) .
b.) Manfaat Area Traffic Control System ATCS
Manfaat Area Traffic Control System (ATCS) adalah sebagai berikut:
1) Terciptanya optimasi kinerja jaringan jalan.
24
2) Mewujudkan sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat dan
berwawan lingkungan.
3) Mengurangi jumlah dan beban petugas pengatur lali lintas dipersimpangan.
(Sumber: http://atcsbali.com, diakses tanggal 25 November 2017)
c.) Pengoperasian Area Traffic Control System (ATCS)
Pengoperasian ATCS diatur dengan sebuah sistem kontrol yang melibatkan
beberapa komponen berupa :
1) Pengatur arus persimpangan berupa lampu lalu lintas.
2) Penginput data lalu lintas berupa kamera CCTV pemantau.
3) Pengirim data berupa jaringan kabel data atau pemancar gelombang.
4) Software sistem ATCS.
5) Ruang kontrol (Central Control Room) ATCS plus Operatornya.
6) Website untuk informasi kepada masyarakat.
d.) Sistem Area Traffic Control System (ATCS)
ATCS terdiri dari beberapa sistem utama yaitu :
1) Server Workstation, yang berfungsi sebagai pusat operasional untuk
memonitor dan mengontrol kondisi lalu lintas dari seluruh persimpangan dalam
satu area.
2) Wall map, yang berfungsi menyediakan informasi status dan kondisi dari Local
Controller.
3) Controll Local er (pengontrol persimpangan).
4) Video Surveilance (CCTV).
5) Vehicle Detector (Kendaraan Detector)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe dan Pendekatan Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tipe penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Moleong mendefinisikan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain – lain secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2012:4), adapun
data yang dikumpulkan tersebut berupa kata – kata, dokumen tertulis dan gambar.
Selanjutnya Bogdan dan Taylor dalam moleong (2012: 4) mendefinisikan
metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku
yang diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam moleong
(2012: 4) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan
manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Kemudian David
Williams dalam moleong (2012: 5) menulis bahwa penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode
26
alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.
Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln dalam moleong (2012: 5) menyatakan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada. Terakhir menurut Jane Richie dalam
moleong (2012:6) penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia
sosial, dan persepektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan
persoalan tentang manusia yang di teliti.
Alasan penulis menggunakan tipe penelitian tersebut adalah karena penulis
melakukan deskripsi dan analisis dalam hal aktivitas dan kegiatan implementasi
program Area Traffic Control Syteam di Kota Bandar Lampung
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dimaksudkan untuk segala hal yang dijadikan sebagai pusat
perhatian peneliti agar memudahkan dalam menentukan data yang diperlukan
dalam suatu penelitian. Penentuan fokus penelitian dalam metode kualitatif
mempunyai dua tujuan. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi, jadi
peneliti tidak perlu kesana kemari untuk mencari subyek penelitian, sudah dengan
sendirinya dibatasi oleh fokusnya. Kedua, penetapan fokus itu berfungsi untuk
memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau kriteria masuk-keluar (inclusion-exclusion
criteria) suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan. Jadi peneliti dapat
membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang akan diambil dan data
mana yang akan dibuang. Fokus dari penelitian ini menggunakan
27
Charles O.Jones.
Menurut Jones (1996:296) ketiga aktivitas tersebut dapat mempengaruh
iimplementasi kebijakan yaitu :
1) Organisasi
Setiap organisasi harus memiliki struktur organisasi, adanya sumber daya manusia
yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat-alat kerja
serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas.
2) Interpretasi
Mereka yang bertanggungjawab dapat melaksanakan tugasnya dan
bertanggungjawab sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku, harus
dilihat apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang
berlaku begitu dengan pelaksanaannya, apakah telah sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
3) Aplikasi (penerapan)
Peraturan/kebijakan berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah berjalan
sesuai dengan ketentuan untuk dapat melihat ini harus pula dilengkapi dengan
adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta jadwal kegiatan disiplin.
C. Lokasi Penelitian
Dalam menentukan lokasi penelitian, Moleong (2004: 128) mengungkapkan cara
yang terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian adalah
dengan jalan mempertimbangkan teori subtantif dan dengan mempelajari serta
mendalami fokus serta rumusan masalah penelitian. Sementara itu, keterbatasan
geografis dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga, perlu dipertimbangka dalam
penentuan lokasi penelitian.
28
Lokasi penelitian ini bertempat di Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung
yang beralamat di jalan Basuki Rahmat No. 34, Kota Bandar Lampung. Penelitian
tempat tersebut sebagai lokasi penelitian didasari karena instansi tersebut adalah
instansi yang diberikan kewenangan untuk melakukan pelaksanaan Implementasi
Kebijakan Area Traffic Control Syteam (ATCS) salah satunya di bidang lalu lintas
jalan yang menjalankan program ATCS ini.
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai
data. Menurut Loftland (1984:47) dalam Basrowi dan Suwandi (2008:169)
sumber data utama pada penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti sumber data tertulis. Berdasarkan
sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data Primer yaitu kata-kata dan tindakan informan serta peristiwa-peristiwa
tertentu yang berkaitan dengan fokus penelitian dan merupakan hasil
pengumpulan peneliti sendiri selama berada di lokasi penelitian. Data-data primer
ini merupakan inti analisis utama yang digunakan dalam kegiatan analisis data.
Data primer ini contohnya hasil wawancara dan observasi diperoleh peneliti
selama proses pengumpulan data terhadap proses implementasi program Area
Traffic Control Syteam di Kota Bandar Lampung.
b. Data Sekunder
29
Sumber data sekunder ialah data yang diperoleh penelitian dari orang lain atau
sumber sekunder jadi bukan asli. Data sekunder ini dapat disebut dengan data
tambahan, dalam penelitian ini data sekundernya adalah peraturan perundang-
undangan yang digunakan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung
sebagai landasan konstitusional dalam pelaksanaan dokumentasi kegiatan Dinas
Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan program, laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan foto-foto kegiatan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat tiga
teknik yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik-teknik tersebut
diharapkan dapat memperoleh data dan informasi yang diperlukan oleh peneliti
dalam penelitian ini.
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu.Proses wawancara ini, peneliti melakukan wawancara langsung dari
narasumber utama atau informan yang diperkirakan menguasai dan memahami
data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitan. Berikut daftar informan
dalam penelitian ini adalah :
30
Tabel 2. Daftar Informan Penelitian
No Nama Informan Jabatan Waktu
1 Iskandar Z ATD
SH.MT
Kepala Bidang Lalu
LintasDinas Perhubungan
Kota Bandar Lampung dan
Kepala Satuan Tugas ATCS
25 Maret 2018
2 Nirman
Thano,SS.IT,M.M
Kepala Satuan Oprasional
Area Traffic Control
Syteam Kota Bandar
Lampung
25 Maret 2018
3 Muklis Kepala Umum Oprasional
Area Traffic Control
Syteam Kota Bandar
Lampung
15 April 2018
4 Imam S Kepala Administrasi
Oprasional Area Traffic
Control Syteam Kota
Bandar Lampung
15 April 2018
5 Wahyudi Masyakrakat 19 April 2018
Sumber : Diolah oleh Penulis, Tahun 2018
b. Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Melalui
observasi, penulis melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk
memperoleh data-data yang akurat mengenai implementasi program Area Traffic
Control Syteam di kota Bandar Lampung.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data sekunder yang memuat informasi tertentu yang
bersumber dari dokumen - dokumen seperti surat menyurat, peraturan pemerintah,
Perundang-undangan, foto-foto kegiatan dan lain sebagainya. Dokumentasi
tersebut merupakan pelengkap yang berfungsi sebagai penguat penelitian yang
berkaitan dengan implementasi program Area Traffic Control Syteam di Kota
Bandar Lampung.
31
E. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisis. Menurut Patton
dalam Moleong, analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar.Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang
merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis
kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu. Sedangkan Moleong mendefinisikan
analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.Secara umum proses
analisis data mencakup :
a. Reduksi Data
Hal yang perlu diperhatikan untuk memperjelas data yang didapatkan dan
mempermudah penelitian maka dilakukan reduksi data. Reduksi data dapat
diartikan sebagai proses pemilahan, pemisahan, perhatian pada penyerdeharnaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis dilapangan. Secara sederhana, mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Reduksi data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu diantaranya:
merekap hasil wawancara dengan informan, melakukan pengamatandokumen-
dokumen yang berkaitan dengan implementasi program Area Traffic Control
Syteam di Kota Bandar Lampung.
32
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Pada
penelitian kualitatif, penyajian data disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart atau sejenisnya. Dalam penelitian ini,
penyajian data berupa teks naratif, tabel, foto dan bagan
c. Penarikan Kesimpulan
Tahap selanjutnya dari analisis data yaitu penarikan kesimpulan. Dalam penelitian
kualitatif, penarikan kesimpulan menjawab masalah yang dirumuskan sejak awal
yang disimpulkan setelah penelitian di lapangan. Pada penelitian ini, penarikan
kesimpulannya berupa teks naratif yang mendeskripsikan tentang implementasi
ProgramArea Traffic Control System di Kota Bandar Lampung. Serta kendala-
kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan juga akan disajikan.
F. Teknik Keabsahan Data
Untuk mentapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan
teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria
yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
Adapun kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan (credibility).
Penjaminan keabsahan data melalui derajat kepercayaan data yang sesuai dengan
penelitian ini, dapat dilakukan dengan beberapa teknik pemeriksaan data,
diantaranya:
33
a. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, jika
perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup maka ketekunan pengamatan
menyediakan kedalaman.
b. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Denzim dalam Moleong membedakan empat macam triangulasi
sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model triangulasi
sumber yaitu dengan membandingkan data hasil wawancara dengan hasil
observasi serta dokumentasi yang penulis peroleh selama penelitian.
c. Kecukupan Referensi
Kecukupan referensi yaitu mengumpulkan data berupa rekaman-rekaman, catatan-
catatan dalam wawancara dan foto-foto dokumentasi yang digunakan sebagai
patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Penulis
mengumpulkan referensi berupa rekaman hasil wawancara (transkrip) dengan
para informan, foto-foto dokumentasi guna menjadi salah satu acuan dalam
menganalisis data.
d. Pemeriksaan Sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir
yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Dalam
penelitian ini, penulis melakukan diskusi dengan dosen pembimbing dan rekan-
34
rekan sejawat yang sedang melakukan penelitian dengan tema yang serupa guna
menunjang kebenaran dari penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa
Implementasi program ATCS (Area Traffic Control System) Di Kota Bandar
Lampung dalam pelaksanakan program ATCS (Area Traffic Control System)
belum berjalan dengan optimal hal tersebut dikarenakan masih tingginya tingkat
kemacetan yang ada Di Kota Bandar Lampung.
Menurut Jones (1996:296) ketiga aktivitas tersebut dapat mempengaruh
iimplementasi program yaitu :
1) Tahap Organisasi
Setiap organisasi harus memiliki struktur organisasi, adanya sumberdaya
manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat-
alat kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas. Pelaksana atau
petugas ATCS (Area Traffic Control System) yang menjalankan program
ATCS (Area Traffic Control System) juga menunjukkan kemampuan yang baik
sehingga dapat bekerja dengan maksimal menjalankan program ATCS (Area
Traffic Control System) ini. Hal ini ditunjukkan bahwa struktur organisasi yang
dibuat sudah efektif sebagai pedoman untuk pelaksanaan dalam menjalankan
program ATCS (Area Traffic Control System) tersebut.
74
2) Tahap Interpretasi
Petugas yang bertanggungjawab dapa terlaksanakan tugasnya dan
bertanggungjawab sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku,
harus dilihat apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan peraturan atau
ketentuan yang berlaku begitu dengan pelaksanaannya, apakah telah sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang. Selain itu, prosedur kerja yang dilaksanakan selama
proses pengimplementasian program ATCS (Area Traffic Control System) di
Kota Bandar Lampung ini sudah dijalankan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya pelatihan yang diberikan
kepada petugas ATCS (Area Traffic Control System), petugas ATCS (Area
Traffic Control System) pun sudah memahami betul apa prosedur kerja
mereka dan menjalankan program ATCS (Area Traffic Control System) ini
dengan baik dan responsiv.
3) Tahap Aplikasi (penerapan)
Peraturan atau kebijakan berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah
berjalan sesuai dengan ketentuan untuk dapat melihat ini harus pula
dilengkapi dengan adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta
jadwal kegiatan disiplin. Namun, program ATCS (Area Traffic Control
System) masih belum terlaksana secaramaksimal karena berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa belum adanya perubahan yang terlihat khusunya
pengurangan tingkat kemacetan di Kota Bandar Lampung baik sebelum
maupun sesudah bergulirnya program ATCS (Area Traffic Control System)
tersebut dan didukung dari tanggapan masyarakat yang menyatakan bahwa
75
pelaksanaan program ini belum terlihat manfaatnya karena masih tingginya
tingkat kemacetandi Kota Bandar Lampung. Hal ini disimpulkan adanya
kendala dari segi sarana dan prasarana pelaksanaan Implementasi program
ATCS (Area Traffic Control System) di Kota Bandar Lampung ini juga belum
sangat memadai. Hal ini dapat ditunjukkan dengan camera cctv pengawas
persimpangan yang menjadi rawan kemacetan belum sepenuhnya terpasang
dan juga jumlah unit kendaraan bermotor masih kurang karna kendaraan
bermotor ini sebagai kendaraan operasional pegawai hal tersebut diperlukan
karena jika terjadi kerusakan alat yang bersifat teknis di sejumlah titik pada
waktu yang bersamaan dapat di tanggulangi secara cepat.
2. Saran
1. Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung seharusnya menambahkan jumlah
Pegawai yang bertugas mengawasi persimpangan jalan sesuai yang terpasang
alat ATCS (Area Traffic Control System) Di Kota Bandar Lampung agar
pengawasan atau monitoring dapat berjalan optimal dan meningkatkan
kordinasi dengan petugas Kepolisian di lapangan dengan cara membina
hubungan lebih baik ataupun merekomendasikan kepada Dinas Perhubungan
Kota Bandar Lampung untuk memasukan petugas Kepolisianke dalam bagain
struktur SATGAS ATCS.
2. Diperlukan adanya penambahan jumlah unit kendaraan bermotor sebagai
kendaraan operasional pegawai hal tersebut diperlukan karena jika terjadi
kerusakan alat yang bersifat teknis di sejumlah titik pada waktu yang
bersamaan dapat di tanggulangi secara cepat.serta perlunya penambahan
jumlah pemasangan alat ATCS (Area Traffic Control System), hal tersebut
76
dikarenakan belum terpasangnya alat ATCS(Area Traffic Control System) di
beberapa persimpangan yang rawan kemacetan.
3. Penambahan camera cctv karna masih banyaknya persimpangan jalan di Kota
Bandar Lampung yang belum terpasang camera pengawas dan terakses langsug
oleh petugas ATCS (Area Traffic Control System).
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Erwan, Agus Purwanto .2015.ImplementasiKebijakanPublik.Yogyakarta:Gava
Media.
Nugroho, Riant.2014.Public Policy.Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Jones, Charles O.1996.Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy)
Terjemahan Ricky Ismanto. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. Moleong. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sahya, Anggara.2012.Ilmu Administrasi Negara (Kajian Konsep, Teori, dan
Fakta dalam Upaya Menciptakan Good Governance). Bandung: CV
Pustaka Setia.
Subarsono. 2016.AnalisisKebijakan Publik: Konsep Teori dan Aplikasi
.Yogyakarta: PustakaPelajar.
Syafiie,Inu K. 2006. Ilmu Administrasi Publik .Jakarta: PT. RinekaCipta.
Suharno. 2013. Dasar-Dasar Kebijakan Publik: kajian proses dan analisa
kebijakan. UNYPress.
Waluyo. 2007.ManajemenPublik (Konsep, Aplikasi dan Implementasinya Dalam
Pelaksanaan Otonomi Daerah). Bandung:MandarMaju.
SumberJurnal :
Boediningsih.2011.Dampak Kepadatan LaluLintas Terhadap Udara Kota
Surabaya. Jurnal, h. 122-132. Di unduh dari http://ejournal.narotama.ac.id.
Maharani, Debbie. 2017 Pemilihan Strategi Kebijakan Transportasi Di Bandar
Lampung Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process.
Universitas Lampung: Skripsi
Prasetyo, Sigit. 2016. Kinerja Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Dalam
Pelaksanaan Program Atcs (Area Traffic Control Sytem) Di Kota Bandar
Lampung. Universitas Lampung: Skripsi
Peraturan :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang
Manajemen Dan Rekayasa, Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM Tahun 2015
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lints
SumberInternet :
http://hubdat. dephub.go.id /berita/ 1222 -atcs-di-beberapa-provinsi-dan-kota-di-
indonesia, di akses pada tanggal 16 agustus 2017 pukul 15.18 wib
http://lampungnewspaper.com/v2/economicdevelopment-/6147-herman-hn-tinjau-
ruang-kendali-pengontrol-atcs, diakses pada tanggal 16 Agustus 2017 Pukul
16.41 WIB
http://www.skyscrapercity.com di akses pada 25 November 2017
http://www.kaliandanews.com/2016/12/data-satlantas-polres-lamsel-109-
jiwa.html