insulinoma - meducine.storage.googleapis.com
TRANSCRIPT
Islet cells adenoma
• rare neuroendocrine tumor pancreas• usually benign and solitary
(90%)• ~ Multiple Endocrine Neoplasia
Type 1 • oversecretion of insulin
hypoglycemia
Diagnosis
• Documentation of blood glucose <50 mg/dl with hypoglycemic symptoms
• Relief of symptoms after eating
• Increased plasma insulin level (≥6 μU/ml) U/ml)
• Increased C peptide level (≥0.2 nmol/l)
• Increased proinsulin level (≥5 pmol/l)
• Absence of plasma sulfonylurea
Diagnosis• trans-abdominal ultrasonography
• computed tomography (CT)
• MRI
• pancreatic angiography gold standard
Suppression Test :
1. Penderita berpuasa cek GD tiap 4 jam s.d GD 60 mg/dL. Lalu cek GD tiap 1 jam s.d GD 49 mg/dL. cek tanda hipoglikemi tes dihentikan (pasien boleh makan atau infus dextrose)
2. Saat GD tsb atau klinis tanda hipoglikemi cek kadar GD, insulin, proinsulin, C-peptide
metastatic disease and identifying large malignant tumors
Planning
Treatment• Surgical
• Dietary modification
• Diazoxide (nondiuretic benzothiadiazine derivative) induced hyperglicemia (drug of choice)• directly inhibits insulin release from the β-cells through stimulation of α-adrenergic
receptors and also has an extra-hepatic, hyperglycemic effect via enhanced glycogenolysis
• 150–200 mg in two or three divided doses per day, which can be titrated to a maximum dose 400 mg/day
• Long acting somatistatin (Sandostatin) Produce insulin ↓• CCB (Verapamil) Inhibit insulin secretion• Glucagon induced hyperglycemia but also stimulus insulin secretion• Dextrose • Streptozotocin karsinoma
Latihan Soal
Wanita, 43 tahun, datang ke IGD dengan keluhan tidak sadar, saat dilakukan pemeriksaan glukosa darah didapatkan hasil 30 mg/dL, pasien sering datang ke IGD dengan keluhan seperti ini. Riwayat penyakit diabetes mellitus disangkal dan tidak pernah mengkonsumsi terapi obat hipoglikemik oral. Riwayat penyakit terdahulu: pankreatektomi bagian distal, namun selanjutnya pasien tidak pernah kontrol lagi.
Diagnosis yang anda usulkan adalah…A. TirotoksikosisB. Cushing DiseaseC. InsulinomaD. AkromegaliE. Defisiensi Gastrin
Setelah pembedahan pasien dapat diberikan obat berikut :
A. StreptozotosinB. DakarbazinC. Analog somatostatinD. DiazoksidaE. Ocreotide
Insulinoma seringkali dihubungkan dengan kondisi Multiple Endocrine Neoplasia Type 1 (MEN-1) yang diturunkan secara…
a. X-linked Resesifb. Y-linked Resesifc. Autosomal Dominantd. Autosomal Resesife. X-linked Dominant
Granulomatous Thyroiditis
• Inflammation thyroid gland
• the most common cause of thyroid/neck pain
• Subacute
• occurs a few weeks after a viral infection (mumps, measles, influenza)
• Women : Men = 4 : 1 (20-50 y.o)
• high temperature and pain in the neck, jaw or ear. • Fatigue, weakness, difficul swallowing• The thyroid gland can also release too much thyroid hormone
into the blood (thyrotoxicosis)• Enlargement thyroid gland (diffuse)• Hyper/hypothroid clinical manifestationEvaluation :clinical context, physical findings, and laboratory testing (TSH, FT4, ESR, CRP), including the presence or absence of neck pain/ tenderness, and autoantibodies.
Treatment•ASA •NSAID : mild or moderate disease•Steroid : advanced cases (15 to 20 mg a day tapered over 4 to 6 weeks)•Symptom hyperthroid : propranolol or atenolol•Hypothiroid phase : Levothyroxin
Latihan SoalWanita, 40 tahun, datang dengan keluhan pembengkakan di leher. Riwayat melahirkan anak pertama 8 bulan yang lalu. Seminggu yang lalu, dia menderita sakit flu dan mengobati diri sendiri dengan antihistamin. Awalnya dijumpai perbaikan, tetapi saat ini dia mengalami demam dan nyeri pada leher dan menjalar ke telinga sebelah kiri. Pada pemeriksaan, dijumpai kelenjar tiroid teraba tidak keras. Laboratorium dijumpai leukosit 7500 dan TSH <0.01. Diagnosis paling tepat adalah…
A. Tiroiditis de Quarvein
B. Hashimoto tiroiditis
C. Silent (post partum tiroiditis)
D. Tiroiditis bacterial akut
E. Onset akut penyakit Grave
Pernyataan berikut ini sesuai untuk De Quervain’s Thyroiditis, kecuali…
A. Termasuk dalam tiroiditis subakutB. Termasuk dalam tiroiditis akutC. Disebabkan oleh infeksi virusD. Regimen terapi berupa: NSAID, Steroid, AspirinE. Disebut juga dengan Subacute Granulomatous
Thyroiditis atau Subacute Painful Thyroiditis
Definisi
Penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya(Perkeni, 2019)
Komplikasi kronis ini berkaitan dengan gangguan vascular :
• Komplikasi mikrovaskular
(Nefropati, Retinopati, Neuropati)
• Komplikasi makrovaskular
(Penyakit kardiovaskuler/ Stroke/ Dislipidemia, Penyakit pembuluh darah perifer, Hipertensi)
• Komplikasi neurologis (neuropati)
TatalaksanaTerapi Non Farmakologi
1. Aktivitas Fisik (aerobic, intensitas sedang, 150 menit/minggu)
Jalan cepat, bersepeda santai, berenang
cek GD sebelumnya (<100 konsumsi KBH, >250 tunda)
2. Terapi Nutrisi (KBH 45-65%; Lemak 20-25% kebutuhan kalori;
Protein 0,8 atau 1-1,2 g/kg BB per hari)
diet rendah kalori, buah-buahan dan sayuran, biji- bijian,
ikan dan daging tanpa lemak)
Terapi Farmakologi
Terapi Farmakologi
Petunjuk Gaya Hidup Sehat (sumber : Formula Klinik Praktis – Prof. Askandar, 2014)
Diet penderita DM :1. Diet B : penderita DM yang tidak tahan lapar, diabetes dengan
dislipidemia, DM >10 th2. Diet B fasting : Penderita DM berpuasa di bulan Ramadhan3. Diet B1 : yang memerlukan protein tinggi4. Diet B1 fasting : Penderita DM yg memerlukan protein tinggi yang
berpuasa bulan Ramadhan5. Diet B2 : DM dengan CKD stage 2 (pra HD)6. Diet B3 : DM dengan CKD stage 3 dan 4 (pra HD)7. Diet Be : DM dengan HD regular dan dengan BUN terkendali8. Diet G : DM dengan Gangren9. Diet KV : DM dengan penyulit kardiovaskular10. Diet M : Diabetes malnutrisi11. Diet M Fasting : Malnutrisi berpuasa12. Diet GL : DM dengan CKD 3-4 dengan SRMD13. Diet H : DM dengan gangguan fungsi hati14. Diet KV-T1-T3 : DM pre gest trimester 1,2,315. Diet KV-L : DM pre gest dengan masa laktasi16. Diet B1- T1-T3 : DM Gestational trimester 1,2,317. Diet B1-L : DM Gestational dengan masa laktasi
G : Glucosa U : Uric acidL : LipidO : ObesityH : HypertensionC : CigaretteI : InactivityS : StressA : AlcoholR : Regular check up
Indikasi diet DM-B adalah di bawah ini, kecuali …a. Penderita dengan riwayat PJKb. Diabetisi dengan dislipidemiac. Memiliki retinopati diabeticd. Tidak tahan lapare. Disertai komplikasi sirosis hepatis
Berikut ini adalah yang termasuk sepuluh petunjuk pola hidup sehat yang termasuk pada GULOH -SISAR, kecuali
a. Batasi asupan gulab. Batasi konsumsi makanan yang mengandung asam
uratc. Batasi konsumsi makanan tinggi proteind. Turunkan berat badane. Stop alkohol
Latihan fisik intensif tidak dianjurkan pada kondisi berikut ini
a. Pasien DM Tipe 2 dengan HbA1c 6.5%b. Pasien dislipidemia dan DM tipe 2c. Pasien gagal ginjal diabetik dengan HbA1c 5.5%d. Pasien DM Tipe 2 dengan retinopatie. Pasien DM tipe 1 dengan KAD
• kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan dari fraksi lipoprotein dalam plasma.
• kolesterol total (≥ 200 mg/dl)
• TG (≥ 150 mg/dl)
• kadar LDL-c (≥ 100 mg/dl)
• kadar HDL-c (<40 mg/dl).
• Usia (Laki ≥ 45 tahun ; Wanita ≥ 55 tahun atau menopause yang premature tanpa terapi estrogen
• Riwayat keluarga CHD (miokardial infark atau kematian mendadak sebelum 55 tahun)
• Merokok
• Hipertensi (≥ 140/90 mmHg atau menggunakan obat antihipertensi)
• Rendahnya kadar HDL ( < 40 mg/dL)
Faktor risiko ASCVD
Pooled Cohort Equation
TatalaksanaTerapi Non Farmakologi
1. Aktivitas Fisik (30 menit sehari, 4-6x seminggu)
Jalan cepat, bersepeda, berenang
2. Terapi Nutrisi (diet rendah kalori, buah-buahan dan sayuran, biji- bijian, ikan dan daging tanpa lemak)
3. Stop Merokok
Latihan Soal
Wanita, 59 tahun, datang ke poliklinik dengan nyeri dada sejak 5 jam sebelumnya, seperti ditindih benda berat, menjalar ke lengan kiri, selama 5 menit, hilang saat istirahat. Pasien datang ke poli karena takut nyeri dada kambuh lagi. Pasien memiliki riwayat diabetes sejak 10 tahun yang lalu dengan kadar glukosa darah tertinggi 360 mg/dl. Pasien pernah nyeri dada sebelumnya dan dinyatakan Penyakit Jantung Koroner. Pasien rutin minum obat glimepiride 1x2 mg, metformin 3x500 mg.
Pemeriksaan fisik: tekanan darah 150/80 mmHg, Nadi 90 kali/menit, RR 20 kali/menit. Hasil laboratorium: LDL 170 mg/dl, HDL 40 mg/dl.
Bagaimanakah penatalaksanaan dislipidemia pada pada pasien tersebut?A. Olah raga teratur, pengaturan diet ketat, diberikan statin dengan target LDL < 130 mg/dlB. Terapi gaya hidup sehat, diberikan statin dengan target LDL<70 mg/dlC. Terapi gaya hidup sehat, diberikan statin dengan target LDL <100 mg/dl.D. Terapi gaya hidup sehat, diberikan statin dengan target LDL < 150 mg/dLE. Terapi gaya hidup sehat tanpa target LDL
Laki-laki, 57 tahun, yang baru didiagnosis diabetes tipe 2 datang untuk penanganan lebih lanjut setelah didiagnosis infark miokard akut yang memerlukan pemasangan stent. HbA1c-nya 8,9%, dan profil lipidnya menunjukkan trigliserida 260 mg/dL, HDL kolesterol 40 mg/dL, dan LDL kolesterol 125 mg/dL. Tekanan darah 120/70 mmHg.Pasien rutin mengkonsumsi lisinopril 5 mg sehari, dan ia tidak memiliki bukti proteinuria. Dia sudah mengkonsumsi atorvastatin 80 mg per hari.
Tatalaksana yang anda usulkan selanjutnya adalah…A. Tambahkan gemfibrozil untuk mengobati trigliseridanyaB. Mengganti atorvastatin dengan simvastatin dosis tinggiC. Tambah ezetimibe atau resin pengikat asam empedu untuk membantu menurunkan LDL kolesterol lebih lanjutD. Lanjutkan terapi saat ini tanpa perubahanE. Meningkatkan dosis atorvastatin menjadi 160 mg per hari
Laki-laki, 53 tahun, datang untuk melakukan general check-up tahunan. Pasien tidak merokok. Tekanan darah 120/71 mmHg dengan hydrochlorothiazide. Total kolesterol 200 mg/dL, HDL 25 mg/dL. Ayah pasien menderita infark miokard pada usia 75 tahun baru-baru ini, dan ibu pasien sehat pada usia 74 tahun.Risiko 10 tahun pasien mendapatkan penyakit jantung aterosklerotik, berdasarkan Pooled Cohort Equations, adalah 11.9%.
Tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah…A. Rekomendasi perubahan gaya hidup, follow up dalam
6 bulanB. Nilai Coronary Calcium ScoreC. Mulai terapi statinD. Lakukan pemeriksaan cardiac stress testE. Rujuk untuk kateterisasi jantung
Komplikasi kronik DM Neuropati perifer, gangguan vascular, infeksi, perubahan tekanan pada plantar
kaki
Klasifikasi Wagner
Pencegahan
Kontrol GD, Antibiotik
Kontrol GD,Debridemant,
Antibiotik
Debridemant,Amputasi kecil
Debridemant,Amputasi luas
Amputasi bawah lutut
Faktor risiko Kaki diabetik
• Usia dan jenis kelamin• Lamanya menderita DM• Dislipidemia dan obesitas• Hipertensi• Merokok• Neuropati• Pola makan dan diet• Penyakit Arteri Perifer• Kontrol glikemik buruk• Perawatan kaki• Penggunaan alas kaki tidak tepat
Pengelolaan Kaki Diabetes
• Pencegahan Primer Penyuluhan untuk pencegahan kaki diabetes
• Pencegahan SekunderMechanical control-pressure controlMetabolic controlVascular controlEducational controlWound controlMicrobiological control-infection control
Mechanical control-pressure control
• mengurangi kecepatan saat berjalan kaki, istirahat (bed rest), kursi roda, alas kaki, removable cast walker, total contact cast, walker, sepatu boot ambulatory. Total contact cast
Wound control prinsip : moist wound healing
1. Debridemant bila ada jaringan nekrotik (debridemen mekanik, enzimatik, autolitik, biologik, dan debridement bedah)
2. Irigasi dengan cairan fisiologis3. Dressing
Komponen zat penyerap :carbonated dressingalginate dressinghydrophilic fibersilver impregnated
Luka yang masih produktif
Luka yang masih produktif dan terinfeksi
Dalam tatalaksana holistik kaki diabetis, dibutuhkan penanganan aspek-aspek di bawah ini adalah
a. Wound controlb. Mechanical control-pressure controlc. Vascular controld. Metabolic controle. Semua Benar
Pada luka kaki diabetes yang masih produktif, pilihan dressing yang tepat adalah
a. Dressing alginateb. Silver dressingc. Lead dressingd. Kompres basahe. Alcohol 70%
Salah satu terapi dari kaki diabetes adalah dengan pressure control. Hal ini dapat dilakukan dengan pemakaian alat-alat berikut, kecuali
a. Removable cast walkerb. Soccer shoesc. Temporary shoesd. Felt paddinge. Crutches
• Infeksi mikroba yang menyebabkan lesi nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir terbentuk kavitas berisi pus/nekrotik debris dalam parenkim paru Air fluid level
• Gejala :• Onset lambat atau akut
(<4-6 minggu)• Gejala awal : badan
lemah, tidak nafsu makan, BB turun, batuk (sputum bau amis dan berwarna anchovy putrid abscesses), nyeri dada, keringat malam, demam
EtiologiAbses paru primer (pneumonia aspirasi atau Bronkogenik) kuman anaerob yang terdapat di daerah orofaring predominan kuman anaerob (89%) terutama pada immunocompetent, seperti :
•Clostridium perfringens • Prevotella melanninogenica
• Clostridium barati• Fusobacterium nucletum
•Bacilus intermedius • Peptosraptococcus
•Fusobacterium nucleatum
Abses paru sekunder (penyebaran infeksi dari tempat lain) kuman aerob, predominan pada immunocompromised, seperti :
• Staphilococcus aereus
• Streptococcus pneumoniae
• Klebsiella pneumoniae
• Haemophillus influenza
Gram positif
Gram negatif
Faktor predisposisi terjadinya abses paru1. Kondisi yang memudahkan terjadinya aspirasi
2. Defisiensi atau stasis transport sekresi melalui saluran napas
3. Iatrogenik
4. Penyakit periodontal
5. Oral hiegenis buruk
6. Pencabutan gigi
7. Pneumonia akut
8. Imunosupresi
9. Bronkiektasis
10. Kanker paru
11. Infeksi saluran napas atas dan bawah yang belum teratasi
Laboratorium
Leukositosis (Neutrofilia), LED ↑
Radiologis
kaviti berbentuk oval dan bulan dengan dinding tebal,
gambaran Air Fluid Level didalam kaviti tersebut.
Mikrobiologis
• Pewarnaan gram sputum
• Biakan kuman anaerob perlu dilakukan dengan
• media khusus
• Bahan biakan didapat dari
• Aspirat trans trakeal
• Cairan pleura (empiema)
• Aspirasi paru perkutaneus dengan panduan CT-scan,
• USG, Fluoroskopi
BronkoskopiDiagnostik terbaik (BAL)Pada AIDS perlu dilakukan banyak kuman dan sulit diprediksi
Aspirasi Jarum PerkutanAkurasi tinggi
Tatalaksana
• Tujuan : Eradikasi secepatnya, drainase, dan cegah komplikasi
• Antibiotik :
Klindamisin 3x600 mg iv
Klindamisin 4x300 mg oral/hari atau amoxiclav 2x875 mg
Alternatif
Penisilin G 2-1 jt unit/hari
Penisilin oral 4x500-750 mg/hari
Kombinasi
Penisilin (amoksisilin 500 mg 3x/hari atau penicillin G 1-2 juta unit 4-6x/hari)
dan metronidazole 2 gram/hari
• Drainase dengan Tindakan operasi gagal medikamentosa, kavitas besar (> 4cm), obstruksi airway
• Operasi Tidak mengalami perbaikan, komplikasi, mengatasi penyebab dasar, gangrene paru
Latihan SoalSeorang laki-laki 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam tinggi sejak 1 minggu SMRS. Penderita juga mengeluh adanya batuk-batuk dengan dahak berwarna hijau, badan terasa lemah, nafsu makan menurun. Nyeri dada kanan atas dirasakan hilang timbul. Empat minggu sebelumnya penderita cabut gigi karena gigi berlubang. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 100/70 mmHg, T: 39,4 C, pernafasan 24 kali/menit. Laboratorium menunjukkan Hb : 9,8 mg/dl, leukosit 21.000, LED: 19 mm/jam. Pemeriksaan Ro thoraks PA memperlihatkan cavitas irregular dengan gambaran air fluid levelEtiologi paling sering dari kasus di atas adalah
A. Staphylococcus aureusB. Haemophilus influenzaC. Streptococcus pneumoniaD. Streptococcus viridans E. Bacillus intermedius
Abses paru akibat aspirasi paling terjadi padaa. Segmen posterior lobus atas kananb. Segmen posterior lobus atas kiric. Apeksd. Segmen media lobus kanane. Segmen anterior lobus atas kiri
Pemeriksaan bronskoskopi pada abses paru terutama diindikasikan untuk pasien
a. Hamilb. AIDSc. Usia lanjutd. Riwayat keganasan parue. Riwayat akalasia
Terapi antibiotika pilihan pertama untuk abses paru adalah
a. Klindamisinb. Ampicilinc. Ciprofloxacind. Amikasine. Sulfamethozazole
Tek. Rongga pleura(-)Insipirasi : 4-8 cmH20Ekspirasi : 2-4 cmH20
• Kumpulan udara atau gas dalam rongga pleura
• Spontan (Primer dan Sekunder), trauma, tension (nafas cepat, sianosis, hipotensi)
• Gejala : Sesak nafas, nyeri dada
Diagnosis Tatalaksana
• Rontgen
• CT scan
• Bronkoskopi
• USG FAST USG
• BAL
• Thoracoscopy
• Konservatif :
ukuran kecil (<20%), tidak ada sesak nafas, tidak ada penyakit paru yg mendasari umumnya menghilang spontan
Pneumonia sekunder (<1 cm)
• WSD Indikasi :• Pneumothoraks• Efusi pleura• Chylothorax• Empiema• Hematothorax• Hydrothorax
Pneumotoraks yang terjadi pada wanita dan muncul pada awal menstruasi adalah
a. Pneumothoraks campakb. Pneumothoraks echinococcosisc. Pneumothoraks Hogg-Dubed. Pneumothoraks Catameniale. Pneumothoraks Fiborofolliculomas
Pemeriksaan lavage brochoalveolar, terutama diindikasikan untuk etiologi pneumothorkas yang disebabkan oleh
a. Autoimun dan Alergib. Keganasan dan Infeksic. Iatrogenik dan benda asingd. A dan B Benar e. A, B dan C Benar
Pneumocystis carinii pneumonia (PCP)• Pneumocystis carinii pneumonia (PCP)
atau Pneumocystis jirovecii pneumonia merupakan infeksi oportunistik yang dapat terjadi pada pasien immunocompromised (CD4 < 200 sel/ul)
• Pemeriksaan Penunjang :• Rontgen : Infiltrat interstitial bilateral di
daerah perihilar• CT scan : ground glass atau lesi kistik• AaDO meningkat, pO2 <70 mmHg• LED >50 mm/jam• Leukositosis ringan• Serum (1-3) beta D- glucan positif• Sputum : kista Pneumocystis jirovecii
Latihan Soal
Seorang laki-laki usia 42 tahun datang ke instalasi gawat darurat diantar keluarganya dengan keluhan sesak nafas yang semakin memberat dalam 3 hari. Pasien demam selama 1 minggu terakhir, batuk tidak berdahak sejak 1 bulan, tidak ada batuk darah. Sebelumnya pasien sudah berobat ke Puskesmas namun keluhan tidak membaik. Pasien tampak kurus, mengaku berat badan turun 15 kg dalam 3 bulan. Istri kedua pasien telah meninggal 5 tahun lalu akibat komplikasi penyakit paru. Pasien juga mengeluh seringkali sulit menelan makanan akibat sariawan yang muncul hilang timbul. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 110/60 mmHg, Nadi 104 x/menit, pernafasan 32 x/menit, ditemukan oral thrush, tidak ditemukan ronkhi, wheezing, maupun experium memanjang. Pada hasil pemeriksaan lab didapatkan HIV reaktif, CD4 : 190 sel dan pemeriksaan beta-D-glucan (+). Hasil pemeriksaan X foto thorax sebagai berikut…