ip address, cidr dan vlsm

Upload: saras-mareta-ratri

Post on 17-Jul-2015

272 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER IP ADDRESS, CIDR dan VLSM(Laporan ini dapat di akses di jarkomblog.weebly.com)

Dosen Pengampu: Dr. Eko Marpanaji

Disusun oleh: Saras Mareta Ratri Panggih Tribowo Sigit Mardiyanto Fatonah Dwi Putri 11520241040 11520241041 11520241042 11520241043

Pendidikan Teknik Informatika (F1) Semester 2

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan. 2. Memahami konsep teknik subnetting menggunakan metode VLSM. 3. Memahami teknik penggunaan subnet mask.

B. SKENARIO PRAKTIKUM 1. Hitunglah subnet dari 210.103.45.0/28. Buatlah simulasi dengan Packet Tracer dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer. (Teknik CIDR) 2. Misalkan ada sebuah perusahaan terbagi dalam 5 buah divisi yaitu A, B, C, D dan E. Divisi A terdiri dari 300 komputer, divisi B terdiri dari 250 komputer, divisi C terdiri dari 200 komputer, divisi D terdiri dari 140 komputer dan divisi E terdiri dari 140 komputer. Setting IP Address 5 buah komputer dengan network atau nomor jaringan awal adalah 172.200.0.0. Bagaimana hasilnya dan sertakan perhitungan secara detail. Buatlah simulasi dengan Packet Tracer dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 komputer.

C. DASAR TEORI 1. VLSM (Variable Length Subnet Mask) VLSM adalah pengembangan mekanisme subnetting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subnetting classic, yang mana dalam classic subnetting, subnet zeroes dan subnet-ones tidak bisa digunakan. Selain itu dalam subnet classic nomor IP tidak efisien.

Proses subnetting pada VLSM dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama.

D. ALAT DAN BAHAN 1. Software simulasi Cisco Packet Tracer 5.3

E. LANGKAH KERJA Skenario praktikum 1 1. Mula-mula, lakukan perhitungan terlebih dahulu. Perhitungan meliputi jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet dan penentuan alamat host dan alamat broadcast. Hitungan: IP : 210.103.45.0/ 28 (termasuk dalam kelas C) /28 menunjukkan bahwa subnet mask yang digunakan adalah 255.255.255.240 atau jika dibinerkan maka akan menunjukkan angka 11111111. 11111111. 11111111. 1111000. Menghitung jumlah subnet: Jumlah subnet = 2x (x = banyaknya biner 1 pada oktet terakhir subnet mask) = 24 = 16 subnet Menghitung jumlah host per subnet: Jumlah host = 2y 2 (y = banyaknya biner 0 pada oktet terakhir subnet mask) = 24 2 = 16 2 = 14 host per subnet Menghitung blok subnet: Blok subnet = 256 nilai oktet terakhir pada subnet mask = 256 240 = 16 Penentuan alamat host dan broadcastSubnet 1

netID

210.103.45.0

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast

210.103.45.1 - 14 210.103.45.15 210.103.45.16 210.103.45.17 - 30 210.103.45.31 210.103.45.32 210.103.45.33 - 46 210.103.45.47 210.103.45.48 210.103.45.49 - 62 210.103.45.63 210.103.45.64 210.103.45.65 - 78 210.103.45.79 210.103.45.80 210.103.45.81 - 94 210.103.45.95 210.103.45.96 210.103.45.97 - 110 210.103.45.111 210.103.45.112 210.103.45.113 - 126 210.103.45.127 210.103.45.128 210.103.45.129 - 142 210.103.45.143 210.103.45.144 210.103.45.145 - 158 210.103.45.159 210.103.45.160 210.103.45.161 - 174 210.103.45.175 210.103.45.176 210.103.45.177 - 190 210.103.45.191 210.103.45.192 210.103.45.193 - 206 210.103.45.207 210.103.45.208 210.103.45.209 - 222 210.103.45.223

15

16

netID IP Subnet broadcast netID IP Subnet broadcast

210.103.45.224 210.103.45.225 - 238 210.103.45.239 210.103.45.240 210.103.45.241 - 254 210.103.45.255

2. Bukalah simulator jaringan Cisco Packet Tracer pada PC. 3. Sesuai skenario yang ada, kita akan membuat simulasi dengan masing-masing subnet diwakili oleh 5 komputer. Maka gambarnya seperti berikut:

4. Dalam gambar tersebut masing-masing switch terdiri dari 2 subnet. Masing-masing subnet diwakili oleh 5 komputer.

5. Kita akan coba apakah simulasi ini sudah benar atau belum. Pedomannya, komputer bisa berhubungan jika berada dalam subnet yang sama. Sebaliknya, komputer tidak bisa berhubungan jika terletak pada subnet yang berbeda. 6. Misalkan kita coba ping dari komputer yang memiliki IP address 210.103.45.97 (subnet 7) ke komputer dengan IP address 210.103.45.113 (subnet 8).

Hasilnya akan tampak seperti command prompt di atas karena kedua komputer yang diuji coba berada di subnet yang berbeda. 7. Untuk meyakinkan, kita akan menguji coba komputer yang terletak pada subnet yang sama, apakah tersambung atau tidak. Misalkan kita akan mencoba pc dengan IP 210.103.45.97 dan 210.103.45.98 (Subnet 7).

Kedua komputer tersebut bisa terhubung, terbukti dengan tulisan pada command prompt di atas.

Skenario praktikum 2 1. Pertama lakukan perhitungan subnet terlebih dahulu. IP Address yang digunakan adalah 172.200.0.0 (termasuk dalam kelas B).

-

Divisi A Host = 300 komputer Host = 2y 2 (ambil nilai y yang kira-kira lebih dari atau mendekati 300) Host = 29 2 510 = 512 2 (jumlah host maksimal dalam divisi ini menjadi 510 komputer)

Subnet mask: Nilai y menunjukkan jumlah biner 0 pada 2 oktet terakhir. 11111111.11111111.11111110.00000000 255 255 254 0 (subnet mask)

Jumlah network: Jumlah network = 2x (x menunjukkan jumlah biner 1 pada 2 oktet terakhir)

Jumlah network = 27 Jumlah network = 128

Maksimal host: 510 host

-

Divisi B Host = 250 komputer Host = 2y 2 (ambil nilai y yang jika dimasukkan kira-kira nilainya mendekati 250) Host = 28 2 254 = 256 2 (jumlah host maksimal dalam divisi ini adalah 254 komputer)

Subnet mask: Nilai y menunjukkan jumlah biner 0 pada 2 oktet terakhir. 11111111.11111111.11111111.00000000 255 255 255 0 (subnet mask)

Jumlah network: Jumlah network = 2x (x menunjukkan jumlah biner 1 pada 2 oktet terakhir) Jumlah network = 28 Jumlah network = 256

Maksimal host: 254 host

-

Divisi C Host = 200 komputer Host = 2y 2 (ambil nilai y yang jika dimasukkan kira-kira nilainya mendekati 200) Host = 28 2 254 = 256 2 (jumlah host maksimal dalam divisi ini adalah 254 komputer)

Subnet mask: Nilai y menunjukkan jumlah biner 0 pada 2 oktet terakhir. 11111111.11111111.11111111.00000000 255 255 255 0 (subnet mask)

Jumlah network: Jumlah network = 2x (x menunjukkan jumlah biner 1 pada 2 oktet terakhir) Jumlah network = 28 Jumlah network = 256

Maksimal host: 254 host

-

Divisi D Host = 140 komputer Host = 2y 2 (ambil nilai y yang jika dimasukkan kira-kira nilainya mendekati 140) Host = 28 2 254 = 256 2 (jumlah host maksimal dalam divisi ini adalah 254 komputer)

Subnet mask: Nilai y menunjukkan jumlah biner 0 pada 2 oktet terakhir. 11111111.11111111.11111111.00000000 255 255 255 0 (subnet mask)

Jumlah network: Jumlah network = 2x (x menunjukkan jumlah biner 1 pada 2 oktet terakhir) Jumlah network = 28 Jumlah network = 256

Maksimal host: 254 host

-

Divisi E Host = 200 komputer Host = 2y 2 (ambil nilai y yang jika dimasukkan kira-kira nilainya mendekati 140) Host = 28 2 254 = 256 2 (jumlah host maksimal dalam divisi ini adalah 254 komputer)

Subnet mask: Nilai y menunjukkan jumlah biner 0 pada 2 oktet terakhir. 11111111.11111111.11111111.00000000 255 255 255 0 (subnet mask)

Jumlah network: Jumlah network = 2x (x menunjukkan jumlah biner 1 pada 2 oktet terakhir) Jumlah network = 28 Jumlah network = 256

Maksimal host: 254 host 2. Jika sudah selesai melakukan perhitungan, buat tabel untuk menentukan IP address host dan broadcast.Blok Subnet 0.0 2.0 3.0 4.0 5.0 Host Pertama 172.200.0.1 172.200.2.1 172.200.3.1 172.200.4.1 172.200.5.1

Divisi A B C D E

Subnet Mask 255.255.254.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0

netID 172.200.0.0 172.200.2.0 172.200.3.0 172.200.4.0 172.200.5.0

Host Terakhir 172.200.1.254 172.200.2.254 172.200.3.254 172.200.4.254 172.200.5.254

Broadcast 172.200.1.255 172.200.2.255 172.200.3.255 172.200.4.255 172.200.5.255

3. Jika perhitungan selesai, bukalah software Cisco Packet Tracer pada PC. Buatlah simulasi jaringan sesuai dengan skenario yang ada. Berikut hasilnya:

4. Dalam gambar tersebut masing-masing switch terdiri dari 2 subnet (kecuali switch 3 yang hanya terdiri dari 1 subnet berisi 5 komputer). Masing-masing subnet diwakili oleh 5 komputer. 5. Kita akan coba apakah simulasi ini sudah benar atau belum. Pedomannya, komputer bisa berhubungan jika berada dalam subnet yang sama. Sebaliknya, komputer tidak bisa berhubungan jika terletak pada subnet yang berbeda. 6. Misalkan kita akan ping dari PC ber-IP Address 172.200.0.1 ke 172.200.0.2 (dalam 1 subnet divisi A). Hasilnya sebagai berikut:

7. Lalu kita akan uji dengan komputer pada subnet yang berbeda. Misalkan dari PC berIP Address 172.200.0.1 (divisi A) ke 172.200.3.3 (divisi C). Hasilnya sebagai berikut:

F. PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTING Pada saat melakukan pengecekan dengan ping,ada 2 respon jika responnya berupa kata kata seperti di bawah ini:

Reply from 192.168.1.101: bytes=32 time