ipi4766

9
JURNAL KESEHATAN AKTIFITAS HEMATOPOIESIS AKIBAT STIPLEMENTASI TAWAS DAN SENG PADA TIKUS (Rattus nun:egicus) Budi Santosa' Analis Kesehatan FIKKES UNIMUS ABSTRACT Background: Aluminum in Tawas cause cell damage kidney epithel tubulus and interference process hematopoiesis. Heauy metals, including aluminum bound protein metalotionin obtained through suplementation zinc. Objective of this study inJlubnce of suplementation zinc 0.2 mg, 0.4 mg, 0.8 mg of obstacles activity hematopoiesis in tawas white rat Rattus nurvegicus. Method: Design research is experimental Randimized Post-test Control Group Only. Twenty-four rats Rattus nurvegigus age of 15 days normal body weight, from the Animal Experiment Unit Development, Gadjah Mada University, Yoglakarta divided the 4 gtoups: group I, II, Iil and IV. All groups were given Tawas 4ok, group II, III and IY plus zinc supplements respectively 0.2 mg / day / head, 0.4 mg / day / head and 0.8 mg / day / head for 30 doys. End of the treatment of blood serum was taken for the interference process hematopoiesis. The statistical analysis using Ano,va test to find the differences between the four groups and followed by the Bonferroni test for lcnowing the significance level in each group is dffirent when compared with the control group. Results: There are meaningful dffirences in supplementation zinc 0.2 mg, 0.4 mg and 0.8 mg of Hb, Ht, the number of eryffocyte and retyculocyte. Conclusion: Suplementation zinc 0.2 mg, 0.4 mg and 0.8 mg give affect process of hematopoiesis. Keywords : Tawas, Zinc, Hematopoiesis, ABSTRAK Latar Belakang: Alumunium dalam tawas menimbulkan kerusakan sel epitel tubulus ginjal dan gangguan proses hematopoiesis. Alumunium termasuk logam berat diikat protein metalotionin diperoleh melalui suplementasi seng. Penelitian bertujuan membuldikan pengaruh suplementasi seng 0,2 mg, 0,4 mg, 0,8 mg terhadap hambatan gangguan aktifitas hematopoiesis qkibat pemberian tawas dalam pakan tikus putih Rattus nurvegicus . Metode: Desain penelitian elcsperimental laboratorium menggunakan Rondomized Post test Control-Grotrp Only. Duapuluh empat tikus Rattus nurvegigus umur 15 minggu berat badan normal, dari Unit Pengembangan Hewan Percobaan, Universitas Gadjah Mada, Yog,,akqrta dibagi 4 kelompok yaitu: kelompok I,II,ill dan IV. Semua kelompok diberi tawas 494, kelompok II,III dan IV ditombah suplemen seng berturut-turut 0,2 mg/hari/ekor, 0,4 mg/hari/ekor dan 0,8 mg/hari/ekor selama 30 hari. Akhir perlahtan diambil serum darah untuk mengetahui gangguan proses hematopoiesis. Analisis uji statistik menggunakan uji Anova untuk mengetahui perbedaan keempat kelompok dan dilanjutkan uji Bonferuoni untuk mengetahui tingkat kemaknaan pada masing-masing kelompokyang berbeda bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian: Terdapat perbedaan bermaloru suplemen seng 0,2 mg, 0,4 mg dan 0,8 mg terhadap Hb, Ht, jumlah eritrosit dan retikulosit. Simpulan: pemberian suplementasi seng 0,2 mg, 0,4 mg dan 0,8 mg berpengaruh terhadap proses hematopoiesis. Kata kunci : Tawas, Seng, Hematopoiesis. ' Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang 4l

Upload: safira-tsaqifiani-lathifa

Post on 29-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

xssdfr

TRANSCRIPT

Page 1: ipi4766

JURNAL

KESEHATAN

AKTIFITAS HEMATOPOIESIS AKIBAT STIPLEMENTASITAWAS DAN SENG PADA TIKUS (Rattus nun:egicus)

Budi Santosa'

Analis Kesehatan FIKKES UNIMUS

ABSTRACTBackground: Aluminum in Tawas cause cell damage kidney epithel tubulus and interference

process hematopoiesis. Heauy metals, including aluminum bound protein metalotionin obtainedthrough suplementation zinc. Objective of this study inJlubnce of suplementation zinc 0.2 mg, 0.4mg, 0.8 mg of obstacles activity hematopoiesis in tawas white rat Rattus nurvegicus.Method: Design research is experimental Randimized Post-test Control Group Only. Twenty-fourrats Rattus nurvegigus age of 15 days normal body weight, from the Animal Experiment UnitDevelopment, Gadjah Mada University, Yoglakarta divided the 4 gtoups: group I, II, Iil and IV.All groups were given Tawas 4ok, group II, III and IY plus zinc supplements respectively 0.2 mg /day / head, 0.4 mg / day / head and 0.8 mg / day / head for 30 doys. End of the treatment of bloodserum was taken for the interference process hematopoiesis. The statistical analysis using Ano,va

test to find the differences between the four groups and followed by the Bonferroni test for lcnowingthe significance level in each group is dffirent when compared with the control group.

Results: There are meaningful dffirences in supplementation zinc 0.2 mg, 0.4 mg and 0.8 mg ofHb, Ht, the number of eryffocyte and retyculocyte.Conclusion: Suplementation zinc 0.2 mg, 0.4 mg and 0.8 mg give affect process of hematopoiesis.

Keywords : Tawas, Zinc, Hematopoiesis,

ABSTRAKLatar Belakang: Alumunium dalam tawas menimbulkan kerusakan sel epitel tubulus ginjal dangangguan proses hematopoiesis. Alumunium termasuk logam berat diikat protein metalotionindiperoleh melalui suplementasi seng. Penelitian bertujuan membuldikan pengaruh suplementasi

seng 0,2 mg, 0,4 mg, 0,8 mg terhadap hambatan gangguan aktifitas hematopoiesis qkibat

pemberian tawas dalam pakan tikus putih Rattus nurvegicus .

Metode: Desain penelitian elcsperimental laboratorium menggunakan Rondomized Post test

Control-Grotrp Only. Duapuluh empat tikus Rattus nurvegigus umur 15 minggu berat badan

normal, dari Unit Pengembangan Hewan Percobaan, Universitas Gadjah Mada, Yog,,akqrta

dibagi 4 kelompok yaitu: kelompok I,II,ill dan IV. Semua kelompok diberi tawas 494, kelompokII,III dan IV ditombah suplemen seng berturut-turut 0,2 mg/hari/ekor, 0,4 mg/hari/ekor dan 0,8

mg/hari/ekor selama 30 hari. Akhir perlahtan diambil serum darah untuk mengetahui gangguanproses hematopoiesis. Analisis uji statistik menggunakan uji Anova untuk mengetahui perbedaan

keempat kelompok dan dilanjutkan uji Bonferuoni untuk mengetahui tingkat kemaknaan padamasing-masing kelompokyang berbeda bila dibandingkan dengan kelompok kontrol.Hasil penelitian: Terdapat perbedaan bermaloru suplemen seng 0,2 mg, 0,4 mg dan 0,8 mgterhadap Hb, Ht, jumlah eritrosit dan retikulosit.Simpulan: pemberian suplementasi seng 0,2 mg, 0,4 mg dan 0,8 mg berpengaruh terhadap proses

hematopoiesis.

Kata kunci : Tawas, Seng, Hematopoiesis.

' Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang

4l

Page 2: ipi4766

Jurnal Kesehatan

Aktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurvegicus).Akibat Suplementasi Tawas dan Seng

PENDAHULUANTawas merupakan bahan koagulan yang

paling banyak digunakan karena bahan inipaling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran serta mudah penyimpanannya.

Biasanya tawas dipakai untuk menjernihkanair, mengawetkan makanan termasuk

menjadikan tekstur makanan menjadi lebihbaik yaitu putih dan kenyal.r'2 Tawas

mempunyai rumus molekul alumuniumsulfat (AI2(SO+): l4 HzO). Salah satu unsur

dari senyawa tersebut adalah Alumunium(AI).Jumlah pemakaian tawas tergantung darikebutuhan, misalnya untuk menjernihkanair tergantung kekeruhan air yang

dijernihkan. Semakin keruh air jumlah

tawas yang dibutuhkan semakin besar.

Untuk mengawetkan makanan misalnyaikan, hasil penelitian yang dilakukan olehNurrahman dan Isworo, membuktikanbahwa ikan tongkol yang direndam dalamlarutan tawas sebelum diasap, teksturnyamenjadi lebih kompak, kesat dan keras.

Ikan yang direndam terlebih dahulu pada

larutan tawas l0oZ selama I jam sebelum

diasap, warnanya lebih putih, konsentrasi

senyawa nitrogen volatilnya menurunsehingga mengurangi bau amis dan rasa

pahit, dan tidak berkurang kadar

proteinnya. Adanya interaksi dengan tawas,

maka nilai total volatil nitrogen yangberkaitan dengan bau amis ikan akan

menurun, l

Aluminium (Al) merupakan unsur yang

terdapat dalam senyawa tawas dan

termasuk salah satu macam logam berat.

Logam berat dalam bentuk ion sangat

toksik dapat menyebabkan kerusakan organ

detoksifikasi yaitu hati dan ginjal. Logamberat menyebabkan nekosis sel-sel epitel

tubulus ginjal. Hal ini dapat dinilaiberdarasarkan jumlah sel epitel tubulusginjal yang mengalami degenerasi dan

nekrosis akibat paparan logam berat.

Menurut Haribi dkk, suplementsi tawasdalam pakan dengan konsentrasi zyo, 4oh,

6%0, \Yo selama paparan 2, 4, 6 dan 8

minggu pada tikus Rattus nurvegicusmengakibatkan kerusakan jaringan pada

organ hati dan ginjal. Kerusakan jaringandan perdarahan khususnya pada ginjalakan menyebabkan produksi eritropoeitinterganggu yang berakibat pada aktifitasproses hematopoiesis. Hematopoiesismerupakan proses pembentukan sel-seldarah, termasuk di dalamnya adalaheritropoiesis, granulopoiesis, leukopoiesisdan trombopoiesis. Eritropoiesis adalahproses pembentukan eritrosit yang dimulaidari eritroblas, proeritroblas, basofilikeritroblas, polikromatik eritroblas,ortokromatik eritroblas, retikulosit hinggasampai eritrosit yang beredar pada darahperifere. Proses ini dirangsang olehhormon eritropoeitin yang secara normalnrcrangsang sumsum tulang untukmeningkatkan produksi dan pelepasan

eritrosit. Ginjal mempunyai peranan yang

dominan dalam produksi eritropoeitin.sUntuk mengurangi gangguan aktifitashematopoiesis akibat paparan logam beratdiperlukan bahan yang dapat mengikatlogam berat tersebut.

Logam berat dalam jaringan berikatandengan protein pengikat logam yaitu"metalotionin" pada gugus sulfidril dariprotein tersebut.3 "Metalotionin" dapat

disintesis di hati maupun dinding salurancerna melalui absorpsi seng dalam jumlahyang tinggi.aAbsorpsi seng dari makanan yang

dikonsumsi atau suplementasi berkisarantara 15-60%. Dosis seng antara 5-20mg per hari banyak diberikan pada

penelitian tentang efek seng terhadappertumbuhan. Pada percobaan metaanalisis suplementasi yang diberikanberkisar antara 1,5-50 mg per hari. Denganpertimbangan bahwa "efficacy" absorpsi

Vol.2,No. I Jwri2009 {)

Page 3: ipi4766

Jurnal Kesehatan

Aktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurvegicus\Akibat Suplementasi Tawas dan Seng

seng adalah 60% untuk 5 *9, 50% untukl0 mg dan 40% untuk 15 mgr6.

Suplementasi seng secara bertingkat untukmelihat tingkat efektifitas dosis perlu

dipertimbangkan misalnya l0 mg per hari,

20 mg per hari dan 40 mg per hari. Dosis

ini dapat dikonversi pada hewan coba

apabila penelitian dilakukan pada hewan

percobaan. Kelebihan seng akibat absorpsi

dapat disimpan di hati dalam bentuk

"metalotionin", sebagian ke pankreas danjaringan tubuh yang lain seperti rambut dan

kulita.Adanya protein "metalotionin" akibatsuplementasi seng diharapkan dapat

menetralisir tawas yang mengandung

aiumunium sebagai logam berat, sehingga

kerusakan hati dan ginjal dapat dihindari.

Sampai saat ini belum diketahui

bagaimanakah suplementasi seng dapat

menghasilkan "metalotionin" dalam

menetralisir tawas yang mengandung logam

berat alumunium terhadap aktifrtas proses

hematopoiesis yang ditandai dengan kadar

hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit

dan retikulosit. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui pengaruh suplementasi

seng terhadap aktifrtas proses

hematopoiesis akibat pemberian tawas pada

tikus putih Rattus nurvegicus.

METODEPenelitian dilaksanakan di UnitPengembangan Hewan Percobaan

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,

Laboratorium Patologi anatomi

RS.Karyadi/FK Undip Semarang dan

Laboratorium Patologi Klinik Unimus

antara bulan April sampai Juni 2009. Jenis

penelitian ini adalah eksperimental

laboratorik menggunakan rancangan post

test dengan kelompok kontrol (Randomized

posl test control-group only design),

dengan rancangan penelitian terdiri dari

empat kelompok yaitu satu kelompok

kontrol dan tiga kelompok perlakuan.

Pada kelompok kontrol dan perlakuan 1,2

dan 3 diberi tawas 4o/olharlekor Pada

kelompok perlakuan diberi suplemen seng

dosis 0,2 mg/hari/ekor, 0,4 mg/hari/ekor,0,8 mg lhari/ekor selama 30 hari.

Sampel yang digunakan diambil secara

acak dari populasi terjangkau yaitu tikusputih strain rattus nuruegicus yang berusia15 minggu (sesuai usia eksperimental)yang berada di Unit Pengembangan

Hewan Percobaan, Universitas GadjahMada, Yogyakarta, dengan syarat sesuai

kriteria inklusi yaitu berusia 15 minggu,berat badan 180 - 220 gram, sehat, lincahdan kriteria eksklusi yaitu tikus mati pada

saat perlakuan, perilaku berubah (tidakdoyan makan, lemas, tidak lincah) selamapenelitian. Besar sampel menggunakan

rumus Federer sebanyak 24 tikus Rattusnurttegicus yang terbagi dalam 4

kelompok yaitu kelompok kontrol dan 3

kelompok perlakuan.

Variabel bebas adalah Pemberian

suplemen seng pada Ratus nurtegicusyang diberi tawas 4% dalam pakan.

Variabel terikat adalah degenerasi dan

nekrosis sel epitel tubulus ginjal, aktifrtashematopoiesis yang diukur menggunakan

kadar Hb, Ht, jumlah eritrosit dan

retikulosit. Bahan yang dipakai untukpemeriksaan laboratorium adalah jaringan

ginjal pada keempat kelompokmenggunakan pengecatan Hematoxylineosin dan darah yang diambil melaluiplexus retro orbital pada Rattus

nuntegicus.

Metode analisis data menggunakan

analisis statistik dengan programkomputer SPS^S. Teknik analisis datauntuk mengetahui aktifrtas proses

hematopoiesis menggunakan analisisANOVA.

Penelitian ini dimintakan kajian

etik pemeliharaan binatang (animal ethic\

Vol.2, No. I Juni 2009 z[]

Page 4: ipi4766

Jurnal Kesehatan

Aktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurvegicus).Akibat Suplementasi Tawas dan Seng

dari komisi etik pemeliharaan kesehatan FKLINDIP/RS DR. Kariadi Semarang.

HASILPemberian suplemen seng pada

tikus putih Rattus nurvegicus yang diberipakan standar (AIN-93) dicampur dengan

tawas 4% terhadap pemeriksaan

laboratorium aktifrtas proses hematopoiesisyang berupa kadar hemoglobin, hematokrit,jumlah eritrosit dan jumlah retikulosit,hasilnya dapat dilihat pada masing-masingrerata kelompok kontrol, perlakuan 1,2 dan

3 yang pada tabel berikut:

Tabel l. Rerata kadar Hb (C/dl), Ht(%), jumlalterihosit dan retikulosit darah tikus Rattasnurvegicus pada kelompok kontol,

percobaan dapat dilihat pada gambar Iberikut,

II

K P2

K6lornpok

Gambar l. Boxplot sebaran kadar hemoglobin (g/dl)daratr tikus Raltw nwvegicus pada ketompok kontrol,

perlakuan l, 2 dan 3

Jumlah rata-rara hematokrit pada

kelompok kontrol (K) 33,73 *3,22 oh,

kelompok perlakuan I (Pl), kelompokperlakuan 2 (P2\, kelompok perlakuan 3

(P3), berturut-turut adalah 36,58 i.1,85 yo,

39,73 + 2,91 Yo, 40,22 * 2,16 Yo. Jumlahrata-rata hematokit pada kelompokkontrol (K) lebih rendah jikadabandingkan dengan jumlah rata-ratahematokrit kelompok perlakuan l,kelompok perlakuan 2 dan kelompokperlakuan 3. Sebaran hematokrit pada

keempat kelompok tikus percobaan dapatdilihat pada gambar 6 berikut.

t6

l5

1a

t2

€(,l!I

P3

Jumlah

Krrompok Eb(s/dD &(%)

,,111'5 -Jffiflfd(Jrra/m[r)

Pl 12,t2 0,65 36,J8 1,8' 611 0,32 1,23 0,S

P2 13,40 1,15 39,13 2,91 6,97 0,5' 0,95 0,25

P3 13,68 0J9 40,22 2,16 ?,16 0,4? 0J0 0;21

perlakuan 1,2 dan 3

Berdasarkan tabel 1, jumlah rata-

rara kadar hemoglobin pada kelompokkontrol (K) 11,33 tl,Z grldl, kelompokperlakuan I (P1), kelompok perlakuan 2

(P2), kelompok perlakuan 3 (P3), berturut-

turut adalah 12,12 * 0,65 grldl, 13,40 +1,15 grldl, 13,68 + 0,79 grldl. Jumlah rata-

rata kadar hemoglobin pada kelompokkontrol (K) lebih rendah jika dabandingkan

dengan jumlah rata-rata kadar hemoglobin

kelompok perlakuan l, kelompok perlakuan

2 dan kelompok perlakuan 3. Sebaran kadar

hemoglobin pada keempat kelompok tikus

xI

20

K

a

P1

Kelompok

Gambar 2. Boxplot sebaran kadar hematokrit (%) darah

tilors Rallra numegicus pada kelompok kontrol,perlaluan 1,2 dan 3

P3

r-i'

Vol.2, No. I Juni 2009 {{

Page 5: ipi4766

Jurnal Kesehatan

Aktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurve gicus\Akibat Suplementasi Tawas dan Seng

Jumlah rata'rara eritrosit Pada

kelompok kontrol (K) 6,02 * 0,50

juta/mm3, kelompok perlakuan I (Pl),kelompok perlakuan 2 (PZ), kelompok

perlakuan 3 (P3), berturut-turut adalah 6,47

* 0,32 juta/mm3, 6,97 * 0,59 juta/mm3,

7,16 *. 0,47 juta/mm3. Jumlah rata'rata

eritrosit pada kelompok kontrol (K) lebih

rendah jika dabandingkan dengan jumlah

rata-rata eritrosit kelompok perlakuan l,kelompok perlakuan 2 dan kelomPok

perlakuan 3. Sebaran jumlah eritrosit pada

Cambar 3. Boxplot sebaran jumlah eritrosit (uta/mm)

darah tikus Rattus nurvegicas pada kelompok kontrol,

perlakuan 1,2 dan 3

Jumlah rata-rara retikulosit pada

kelompok kontrol (K) 1,45 * 0,23 oA,

kelompok perlakuan I (Pl), kelompok

perlakuan 2 (P2\, kelompok perlakuan 3

(P3), berturut-turut adalah 1.23 *.0,30 yo,

0,95 + 0,25 Yo,0,70 + 0,21 o/o. Jumlah rata'

rata retikulosit pada kelompok kontrol (K)

lebih tinggi jika dabandingkan dengan

jumlah rata-rata retikulosit kelompok

perlakuan l, kelompok perlakuan 2 dan

kelompok perlakuan 3. Sebaran jumlah

retikulosit pada keempat kelompok tikus

percobaan dapat dilihat pada gambar 4

berikut.

2

1.8

't.6

1.4

P2

K8lompok

Gambar 4. Boxplot sebaran jumlah retikulosit (%) darah

tikus narr6 nurvegicus pada kelompok kontrol,perlakuan 1,2 dan 3

Berdasarkan gambar 4 tersebut,

sebaran jumlah retikulosit terendah

dijumpai pada kelompok perlakuan ketiga

dan sebaran jumlah retikulosit tertinggidijumpai pada kelompok kontrol.

Morfologi sel-sel retikulosit tikusRattus nuvegicus diperiksa dengan

menggunakan pengecatan supravital (BCB

dalam methanol) dapat dilihat pada

gambar 5 berikut:

Gambar 5. Morfologi sel-sel retikulosit ditunjukkan anak

panah. Menggunakan pengecatan BCB dalam methanol

Untuk mengetahui Perbedaankeempat kelompok perlakuan Yaitukelompok kontrol (K), perlakuan I (Pl),perlakuan 2 (P2) dan perlakuan 3 (P3)

pada kadar Hb, Ht, jumlah eritrosit dan

retikulosit dilakukan uji ANOVA.

P3P1

EEc

==o

AJ

sE

Vol.2, No. I Juni 2009 {J

Page 6: ipi4766

Jurnal Kesehatan

Aktifrtas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurttegicus)Akibat SuplementasiTawas dan Seng

HbHt

JumlaheritrositJumlah

retikulosit

7,4858,1056,775

9,872

0,0020,0010,002

0,000

Berdasarkan analisis satistik ujiANOVA kadar Hb, Ht, jumlah eritrosit dan

retikulosit terdapat perbedaan pada

keempat kelompok perlakuan Yaitu

kelompok kontrol (K), perlakuan I (Pl),perlakuan 2 (PZ) dan perlakuan 3 (P3)

dengan nilai dengan nilai F berturur-turut

adalah F=7,485 (p=0,002), F=8,105 (0,001,

F=6,775 (0,002), F:9,875 (0,000). Untuk

mengetahui tingkat kemaknaan pada

kelompok kontrol (K) terhadap perlakuan I

(Pl), perlakuan 2 (P2) dan perlakuan 3 (P3)

pada kadar Hb, Ht, jumlah eritrosit dan

retikulqsit dapat dilihat pada uji.

Bonfetoni berikut:

Apabila terdapat perbedaan pada keempat

kelompok maka dilanjutkan menggunakan

uji Bonfewoni untuk mengetahui tingkat

kemaknaan pada kelompok kontrol (K)

terhadap perlakuan I (Pl), perlakuan 2 (P2)

dan perlakuan 3 (P3). Rekapitulasi analisis

uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi uji ANOVA kadar Hb, Ht,jumlah eritrosit dan retikulosit pada

kelompok kontrol (K) perlakuan I (Pl), 2(P2) dan 3 (P3)

Parameter F hinurg SiPifikanANOVA

Tabel 3. Rekapitulasi uji Bonferroni kadar Hb, Ht,jumlah eritrosit dan retikulosit pada

kelompok kontrol (K) perlakuan I (Pl), 2(P2) dan 3 (P3).

Parameter Rata-rataperbedaan

P value

Hb K dengan PtHb K dengan P2Hb K dengan P3

Ht K dengan PlHt K dengan P2Ht K deng;an P3

Jumlah eritositK. PI

Jumlah eriuositK. P2

Jumlah erirositK. P3

Retikulosit Kdengan Pl

Retikulosit Kdengan P2

Rctikulosit Kdensan P3

-0,79-2,07-2,35-2,85-6,00-6,48-0,44

-0,95

-1, l4

0,2t

0,50

0,75

1,0000,0t00,0030,4320,0040,0020,748

0,017

0,003

0,943

0,017

0,000

Analisis statistik pada tabel 3

menunjukkan perbedaan bermakna kadar

Hb antara kelompok kontrol (K) dengan

kelompok perlakuan 2 (p:0,010), dan

kelompok kontrol (K) dengan kelompokperlakuan 3 (P) (p:0,003). Terdapatperbedaan bermakna hematokrit antara

kelompok kontrol (K) dengan kelompokperlakuan 2 (p=0,004), dan kelompok

kontrol (K) dengan kelompok perlakuan 3(P) (p=0,002). Terdapat perbedaan

bermakna jumlah eritrosit antara

kelompok kontrol (K) dengan kelompokperlakuan 2 (p=0,017), dan kelompokkontrol (K) dengan kelompok perlakuan 3

(P) (p=0,003). Terdapat perbedaan

bermakna jumlah retikulosit antara

kelompok kontrol (K) dengan kelompokperlakuan 2 (p=0,017), dan kelompokkontrol (K) dengan kelompok perlakuan 3

(P) (p=0,000).

PEMBAHASANHasil pemeriksaan laboratorium dan

analisis uji statistik, pemberian tawas 404

pada kelompok kontrol dan perlakuan

Vol.2, No. I Juni 2009 {S

Page 7: ipi4766

Jurnal Kesehatan

Aktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurvegicus)Akibat Suplementasi Tawas dan Seng

serta suplernentasi !;nji C.? fl$, C,f rng dan0,8 mg berturut turut pada pada perlakuan1,2 dan 3 secara laboratorik menunjukkanperbedaan. Berdasarkan analisis uj i statistikperbedaan :qlqett{l rid+S E,:,riri}an},ri

signifikan atau bermdkna. :

Suplementasi seng 0,2 mg, 0,4 mg,0,8 mgpada tikus putih Rattus nurvegicus yangditambah tawas 4%o terhadap pemeriksaankadar Hb, Ht, jumlah eritrosit danretikulosit secara statistik menujukkanperbedaan bermakna pada kelompokkontrol, perlakuan 2 dan 3. Adanyaperbedaan tidak bermakna pada perlakuankelompok I diperkirakan karena dosissuplementasi seng pada perlakuan 1 (0,2nrg) belum mampu secara maksimalmenghasilkan metalotionin yang dapat

mengikat alumunium dalam tawas.Terjadinya ikatan ini menghindarikerusakan sel epitel tubulus ginjal yangberperan dalam produksi hormoneritropoeitin. Hormon eritropoeitinmengatur proses eritropoiesis di dalamsumsum tulang. Hormon ini meningkatkanjumlah sel progenitor yang terikat untukeritropoiesis sehingga proses hematopoiesistidak mengalami gangguan'. Adanyaperbedaan bermakna pada kelompokperlakuan 7 dan 3 dimungkinkan olehkarena suplementasi seng dosis 0,4 mg, dan

0,8 mg mampu menghasilkan metalotioninyang dapat mengikat alumunium sehinggagangguan hematopoiesis dapat dihindari.Selain itu menurut penelitian yangdilakukan Sus Derti W (2003)suplementasi seng mampu meningkatkankadar hemoglobin dan hematokrit setelahkelahiran36. Sesuai juga dengan penelitianyang dilakukan oleh Fathul J, 2006) bahwasuplementasi seng dapat meningkatkankadar hemoglobin anak sekolah dasar37.

SIMPULANAktifitas proses hematopoiesis akibatpemberian suplementasi seng 0,2mg/hari/ekor, 0,4 mg/hari/ekor, 0,9r1g,/;iil.1_lekcr pada tikus putih Rattusntivegiuts " yang diberi pakan tawasselama 30 hari sebagai berikut:l. Tidak terdapat perbedaan bermakna

pemberian suplementasi seng padadosis 0,2 mg terhadap aktifitasproses hematopoiesis

2. Terdapat perbedaan bermaknapemberian suplementasi seng padadosis 0,4 mg dan 0,8 mg terhadapaktifitas proses hematopoiesis.

SARANSaran yang dapat dikemukakan mengacupada hasil penelitian ini adalah:l. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

terhadap dosis suplementasi sengdiatas 0,8 mg untuk melihat toksisitasdari suplemen seng.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjutterhadap penggunaan suplementasiseng pada manusia dengan dosis l0mg,20 mg dan 40 mg ( setara dengan0,2 m9,0,4 mg dan 0,8 mg/ekor/hari)untuk melihat apakah memberikanefek yang sama seperti pada tikuspercobaan.

KEPUSTAKAAN

l. Nurrahman dan Isworo J. pengaruh LamaPerendaman dan Konsentrasi Tawasterhadap Sifat Fisik, Kimia danOrganoleptik Ikan Tongkol Asap.Dalam Proseding Seminar TeknotogiPangan PATPI. Malang,2002

2. Haribi R, Yusrin. Konsentrasi Aluminiumpada Ikan Asap yahg Direndam dalamLarutan Tawas. Penelitian Dasar.Dirjen DikTi. Departemen PendidikanNasional. Jakarta, 2005.

3. Cheung RCK, Chan MHM,CWK and Lau ELK.

Ho CS, LamHeavy metal

Vol.2, No. I Juni 2009 {l

Page 8: ipi4766

Jurnal Kesehatan

Aktifitas Hematopoiesis Tikus (Rattus nurttegicus)Akibat SuplementasiTawas dan Seng

5.

7.

poisoning clinical sigrificance and

laboratory investigation.Asia pasificAnalyte Notes. BD Indispensable toHuman Health. Hong Kong.200l7(t):22-34

4. Pamungkasiwi E. Mikromineral seng dalamkehidupan manusia' Dinas Kesehatan

Provinsi Yogyakarta, 2006. Availablefrom: httP://www.dinkes-diy.ore.Diunduh lYlA2008.

Guyton AC, Hall JE, Textbook of MedicalPhysiology. WB. Saunders ComPanY

Philadelpia, PennsYlvania. I 996.

Lehninger AL. Principles of Biochemistry.Worth Publisher, Inc Sparks, Maryland,I 995.

Andra. Kurangi Kebutuhan akan Tetes-tetes

Darah. Medikamentosa, Vol 6.No 7.

2007. Available from:http; //www. maj alah'farmacia. com.Diunduh 2/1112008.

Hoffbrand AV, Pettit JE and Moss PAH.Essensial Haematology. 4.Ed, BlackwellScience, Ltd. Oxford, 2005.

Sacher A, McPherson & Alih bahasa Pendit

BU, Wulandari D. Tinjauan Klinis HasilPemeriksaan Laboratorium. PenerbitBuku Kedokteran, EGC,ed.ll, Jakart42004:22-54.

10. Dijkhuizen MA, Wieringa FT. Vitamin A, ironand zinc deficiencY in Indonesia.

Micronutrient interactions and effects ofsuplementation. Wageningen University,Thesis,200l.

I l. Berdanier CD. Advanced nuhicionmicronutients. New York: CRC Press;

I 998: I 83-203.

12. Almatsier S. Prinsip Dasar llmu Gizi. PT

Gramedia Pustaka Utama" Jakarta'

2001;247-50

13. Hidayat A. Seng: Esensial Bagi Kesehatan.Bagian Ilrnu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran UniversitasTrisakti. Maj. Ilm. Kedol:teran,

USAKTLI999:18.

14. Brown KH, Peerson Jm, Rivera J, Allen LH'Effect of Suplementation zinc on thegrowth and serum zinc concentration ofpre pubertal ctrildren: a meta analysis ofrandomized controlled tials. Am J Clin

Nur. 2002;75:1062'71.

15. Elsa CH, Jorge LR, Paticia L,Linsay H A, Iron

supplementation improves indicators ofvitamin A status of Mexicanpreschoolers. Am J ClinNut.2000:71:789-94.

16. Allen LH. Zinc and Micronutient Suplementfor Children. Am J Clin Nut.1998:68:495S-8S

17. Sutanto BL. Tabel Angka Kecukupur Gizi .

Widya karya pangan dan gizi VI: LIPI.lakarta.2004

18. WHO. Trace Element In Human Nufrition andHealt. Geneva:Macmillar/Ceuterick; I 996: 72- I 0 I .

19. Reviana CH. Peranan Mineral Seng BagiKesehatan Tubuh. Pusat penelitian dan

Pengembangan Gizi, DepartemenKesehatan zu, Bogor, Indonesia.Cermin Dunia Kedokteran:2004: 143:53

20. Hambidge M. Human zinc deficiency.American Society for NutritionSciences.2000; 1 3,14S-49S

21. Brown K. Effect of infections plasmaconcentration and implications for zincstatus assessment in low-incomecounties. Am J

1998;68:425S-29S.Clin Nutr.

22. Yoga GP. Toksisitas beberapa logam beratterhadap ikan Gapi (Poiciliareticulatus). Limnotek Perairan DaratTropis di Indonesia. Pusat Penelitiandan Pengembangan Limnologi LIPI,Vol. V. Cibinong,l998

23. Sumiwi YA, Sosrosuseno W, Soesatyo M. Ujihipersensitivitas kontak dan spesifrkasiterhadap merkuri (Hg) pada tikusWistar. Berkala Ilmu Kedokteran. Fak.Kedokteran UGM Yogyakarta. Vol 30,

1998.

24. Darmono. Logam dalam Sistem BiologiMakhluk Hidup. Penerbit UniversitasIndonesia. Jakarta, 1995:,7 5-96.

25. Sumirat J. Toksikologi Lingkungan. GadjaltMada University Press, Yogyakart42003;107-36.

26. WHO Alih bahasa Suyono J. Deteksi DiniPenyakit Akibat Kerja. Penerbit BukuKedokteran. EGC. Jakart4 1995;256-59

27. Hanafiah KA. Rancangan Percobaan: Teoridan Aplikasi. Rajawali Pres.

Jakarta.200 l:4

28. Donatus, I. A. Petunjuk PraktikumToksikologi. Edisi I. Yogyakarta: Lab,

E.

9.

Harol CF,and zinc

Vol.2, No. I Juni 2009 {g

Page 9: ipi4766

Jurnal Kesehatan

Akt ifitas Hematopo ies is T ikus (Rattus nurve gi cus)Akibat Suplementas i Tawas dan Seng

29

30.

Fannakologi dan Toksikologi. FakultasFarrnasi Universitas Gadjah Mada.1994:21-22.

Ensniinger AH, Konlande SE, RobsonJRK. The Concise Encyclopedia of Food& Nutrition. CRC Press. Boca RotonLondon Tokyo.l995

Torbjorn Lind, Lonerdal. A Community-baseRandomized Controlled Trial of Iron and

Zinc Suplementation in IndonesianInfants:lnteractions between Iron and

Zinc.Am J Clin Nutr.2O03:77:4: 883-90

Alarcon C, Patrick WK, Ana MP. Effects ofseparate delifery of zinc or zinc and

vitamin A on hemoglobin resPonse,

growth and diarrhea in young Peruvianchildren receiving iron therapy foranemia. Am J

2004:80:5:1276-82Clin Nutr.

32. Krebs NF. Overview of Zinc Absorption and

Excretion in the Human GastrointestinalTracct. The American SocietY forNutritional Sciences.2000: I 30: I 374S-7S

33. Chung CS, Stookey J. Current dietary zincintake has a greater effect on tactionalzinc absorption in healthy adult men.AmJ Clin Nutr: 200887 5:1224-9

34. Richard N,Michel MD,Ramzi S, Cotran. Jejas,

Adaptasi dan Kematian Sel. In: RobinsPathologic Basic of Disease. 7'h ed.AlihBahasa: Prasetiyo A, Pendit UB, PrilionoT. Vol l.Jakarta:EGC:2003:3-28

35. Abbott Diagnostics. Cell-Dyn 3700 TrainingManual. Abbort Park. USA, 2003

36. Sus Derthi W. Peranan Suplementasi Seng

Dalarn Pakan Terhadap Aktifitas EnzimDalarn Upaya Peningkatan Produktifitas.Penelitian Dasar. Dirjen DikTi'Departemen Pendidikan Nasional.Jakafta 2005.

37. Fathul J, Endang P, Apoina K, EfekSuplementasi Besi-Seng dan Vitamin CTerhadap Kadar Hemoglobin AnakSekolah Dasar Yang Anemia DiKecamatan Sayung Demak. Jurnal

NIMI.2006:41:2.

38. Haribi R, Kelainan Fungsi dan Histopatclc-::Hati aa-n Gintal Tr^:s P.::ih -?::;r-'\:t., ! ?,iri .:.1;::: S-:-:f.::.:a.. lZ'i-1-- =- )--- --- :" - ' :- - -:- l--l-- - --

l':- l'.- l.:'-..-t' J=-:.:.,---

Cell. New York and London,2008:12:08.

31.

:. l. \: ,'urr lrrC9 -19