isi iklim kerja
DESCRIPTION
iklim kerjaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam teori yang diuraikan oleh H.L. Blum, status kesehatan seseorang
sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan
keadaan lingkungan. Hal tersebut berlaku juga dalam penentuan status
kesehatan tenaga kerja. Didalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan
menghadapi tekanan lingkungan yang berasal dari aspek kimiawi, fisika,
biologis dan psikis. Tekanan fisik yang kerap terjadi dalam suatu lingkungan
kerja dapat berupa kebisingan, suhu yang ekstrim, radiasi bahan kimiawi,
getaran, dan lain-lain. Selain itu, pekerja akan berhadapan dengan iklim kerja.
Iklim kerja sangat erat kaitannya dengan masalah suhu di tempat kerja.
Seorang pekerja dapat bekerja secara efisien dan produktif bila lingkungan
kerja nyaman. Banyak faktor yang mempengaruhi kenyamanan lingkungan
kerja diantaranya adalah tekanan panas.
Iklim kerja merupakan salah satu unsur dari pekerjaan yang mempunyai
peran penting dan tidak boleh kita acuhkan. Pekerjaan dengan suhu tinggi
memerlukan penerapan teknologi baik dalam proses produksi maupun
distribusinya, diharapkan penerapan teknologi dapat mengendalikan
pemakaian energi dan energi yang terlepas.
Dengan lingkungan kerja yang nyaman maka gairah kerja akan meningkat
bagitu juga produktivitas. Panas merupakan sumber penting dalam proses
produksi maka tidak menutup kemungkinan pekerja terpapar langsung, dalam
1
jangka waktu yang lama pekerja yang terpapar panas dapat mengalami
penyakit akibat kerja yaitu menurunnya daya tahan tubuh dan berpengaruh
pada timbulnya gangguan kesehatan sehingga berpengaruh terhadap
produktivitas dan efisiensi kerja (Suma’mur,1996).
Menurut hasil penelitian suhu udara yang dirasakan nyaman bagi pekerja
Indonesia adalah antara 24-26oC dan kelembaban relatif antara 30-70 % dan
kecepatan udara sekitar 0,005-0,2 meter per detik. Banyak negara industri
yang pekerjanya terpaksa bekerja di lingkungan kerja yang tingkat tekanan
panasnya diatas nilai ambang batas (Agati, 2003).
Suhu panas berakibat menurunnya prestasi kerja pikir dan penurunan
sangat hebat sesudah 32oC. Suhu panas mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, mengganggu
kecermatan otak, mengganggu koordinasi saraf perasa dan motoris
(Suma’mur, 1996).
Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Indo Acitama Tbk oleh
Siswantiningsih (2010) berupa beberapa lokasi kerja di perusahaan tersebut
memiliki iklim kerja yang melebihi nilai ambang batas. Pekerja yang bekerja
dilokasi tersebut memiliki denyut nadi yang mengalami peningkatan setelah
bekerja. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Soemarko (2002) yang
memperoleh prevalensi terjadinya kristalisasi asam urat sebesar 45,2% pada
pekerja.
Penelitian-penelitian tersebut menginterpretasikan bahwa masalah iklim
kerja yang ada di lingkungan kerja memberikan dampak yang besar bagi
2
perkerja, terpajan oleh suhu yang tidak sebanding dengan nilai ambang batas
yang tidak diperkenankan makan akan menimbulkan pekerjaan terganggu
yang berujung pada bahaya kesehatan dan keselamatan kerja, menurunnya
efisiensi dan efektifitas pekerja hingga berujung pada tingkat produktivitas
yang menurun.
Oleh karena itu, suatu upaya pengenalan dan pengukuran tingkat
kebisingan yang cermat dalam lingkungan kerja merupakan cerminan tonggak
awal peningkatan upaya perlindungan bagi pekerja sebagaimana esensi
kesehatan dan keselamatan kerja yakni melindungi pekerja dari gangguan
kesehatan dan keselamatan agar pekerja dapat bekerja secara efektif dan
efisien untuk semata-mata meningkatkan produktivitas kerja.
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui bagaimana menggunakan alat pengukur dalam
percobaan pengukuran iklim kerja
2. Untuk membandingkan nilai percobaan pengukuran dengan nilai ambang
batas iklim kerja.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjuan Umum tentang Iklim Kerja
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerkan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh
tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya (Permenaker No 13,2011). Jadi
dapat disimpulkan bahwa iklim kerja adalah kombinasi dari suhu, kelembaban
udara, kecepatan gerakan angin, dan radiasi suhu.
Berikut ini akan dijelaskan komponen-komponen yang menpengaruhi
iklim kerja, antara lain :
1. Suhu Udara
Suhu udara yang dianggap nyaman oleh orang Indonesia adalah
berkisar 24oC sampai dengan 26oC dengan selisih udara diluar dan didalam
ruangan tidak boleh lebih dari 5oC. Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak
sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat menurunkan kapasitas kerja
yang berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja.
2. Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer.
Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air.
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air
selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara
hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin.
Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun
4
dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah
menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat
dikandungnya disebut udara jenuh. Beberapa cara untuk menyatakan
jumlah uap air yaitu :
a. Tekanan uap adalah tekanan parsial dari uap air. Dalam fase gas maka
uap air di dalam atmosfer seperti gas sempurna (ideal).
b. Kelembaban mutlak yaitu massa air yang terkandung dalam satu
satuan volume udara lengas.
c. Nisbah percampuran (mixing ratio) yaitu nisbah massa uap air
terhadap massa udara kering.
d. Kelembaban spesifik didefinisikan sebagai massa uap air persatuan
massa udara basah.
e. Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan nisbah percampuran
dengan nilai jenuhnya dan dinyatakan dalam persen (%).
Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara
adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer.
Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari
kelembaban nisbi berangsur–angsur turun kemudian pada sore hari sampai
menjelang pagi bertambah besar.
Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut,
kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur
kelembapan disebut higrometer. Kelembaban udara menggambarkan
kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban
5
mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air.
Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan
massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi
membandingkan antara kandungan dengan tekanan uap air aktual dengan
keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.
Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh)
ditentukan oleh suhu udara.
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.
Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair ke keadaan gas. Pada
proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada
pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya
terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi
langsung dari tanah dan tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu
disebut dengan evaporasi (Inayah,2001).
1) Kecepatan Angin
Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara
horizontal pada ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan
udara antara asal dan tujuan angin merupakan faktor yang menentukan
kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada permukaan yang
tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman
padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin
dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya
(Suma’mur,1996).
6
2) Radiasi Panas
Radiasi suhu/termal adalah proses dimana permukaan benda
memancarkan energi panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
radiasi infra merah dari radiator rumah tangga biasa atau pemanas
listrik adalah contoh radiasi termal, seperti panas dan cahaya yang
dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya. Radiasi termal
dihasilkan ketika panas dari pergerakan partikel bermuatan dalam atom
diubah menjadi radiasi elektromagnetik
Bila seseorang sedang bekerja, tubuh pekerja akan berinteraksi
dengan kondisi lingkungan yang terdiri dari suhu udara, kelembaban,
dan gerakan aliran udara atau kecepatan angin, dengan
cara(Wahyu,2003) :
a) Konduksi.
Konduksi adalah pertukaran panas diantara tubuh dan benda-benda
sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Tubuh pekerja dapat
kehilangan panas apabila terjadi kontak dengan benda yang suhunya
lebih rendah dari suhu kulit. Konduksi dapat menghilangkan panas dari
tubuh apabila benda-benda sekitar lebih dingin daripada suhu tubuh
dan sebaliknya. Akan tetapi kehilangan panas tubuh lewat konduksi
sangat sedikit. Pertukaran panas lewat konduksi sangat bergantung
pada kemamuan menghantarkan panas dari benda yang bersentuhan
dengan kulit
b) Konveksi
7
Konveksi adalah proses pemindahan panas dari suatu tempat ke
tempat lain melalui pantaran gas atau zat cair. Gerakan atau aliran
udara merupakan faktor penting dalam membantu penurunan suhu
tubuh. Adanya aliran udara menyebabkan udara udara yang terdapat
dilapisan dekat kulit dapat diganti oleh udara yang suhunya lebih
rendah dan kering. Kecepatan aliran udara mempengaruhi proses
pertukaran panas. Kulit yang tidak terlindung pakaian akan
berhubungan lansung dengan udara dan pertukaran panas lebih cepat
terjadi. pertukaran panas melalui konveksi bergantung pada gradien
suhu antara kulit dan lingkungan dan dipengaruhi oleh gerakan udara.
Pada keadaan normal, suhu lingkungan dibawah suhu tubuh akan
mendinginkan badan dan sebaliknya.
c) Evaporasi
Evaporasi atau penguapan adalah proses pelepasan panas dan
lembab uang berada dipermukaan kulit diganti dengan suhu yang lebih
dingin. Evaporasi merupakan proses perubahan sifat dari bentuk air
menjadi gas (uap). Pada tubuh manusia, penguapan terjadi melalui
proses pernapasan dan keringat. Keringat yang keluar akan lebih
banyak cepat menguap bila kelembaban udara rendah. Jika
kelembaban udara tingggi, pengeluaran keringat tidak akan
menghilangkan panas tubuh karena keringat tidak menguap namun
menetes atau mengalir. Pertukaran panas melalui penguapan
bergantung pada jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapakan
8
keringat. Untuk menguapkan 1 gram air dibutuhkan kalori sebanyak
0,85 Kkal.
d) Radiasi
Radiasi adalah proses pemancaran panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Setiap benda termasuk tubuh manusia selalu
memancarkan gelombang panas. Tergantung suhu benda-benda
sekitar, tubuh menerima atau kehilangan panas lewat mekanisme
radiasi. pertukaran panas dengan mekanisme radiasi terjadi antara
tubuh dengan dan dinding atau objek yang mengelilinginya (Wahyu,
2003).
Kemampuan manusia beradaptasi dengan temperatur lingkungan
secara umum dilihat dari perubahan suhu tubuh. Manusia dianggap
mampu beradaptasi dengan perubahan temperatur lingkungan bila
tidak perubahan suhu tubuh tidak terjadi atau perubahan suhu tubuh
yang terjadi masih pada rentang yang aman. Sebagaimana diketahui
bahwa suhu tubuh (suhu inti tubuh) atau core body temperature harus
berkisar antara 37o-38oC. Apabila suhu lingkungan tinggi (lebih tinggi
daripada suhu tubuh normal), maka akan menyebabkan terjadinya
peningkatan suhu tubuh karena tubuh menerima panas dari
lingkungan. Sedangkan hal yang sebaliknya terjadi, yaitu bila suhu
lingkungan rendah (lebih rendah daripada suhu tubuh normal), maka
panas tubuh akan keluar melalui evaporasi dan ekspirasi sehingga
tubuh dapat mengalami kehilangan panas.
9
B. Tinjauan Umum Pengukuran Iklim Kerja dan Nilai Ambang Batas
Pengukuran untuk setiap komponen temperatur lingkungan dilakukan
dengan menggunakan alat sebagai berikut (Hendra,2012):
1. Suhu kering (dry bulb/air temperature)
Pengukuran suhu kering dilakukan dengan menggunakan termometer
yang terdiri dari termometer yang berisi cairan (liquid-in-glass
thermometer), thermocouples, termometer resisten (resistance
thermometer).
2. Suhu basah (wet bulb)
Pengukuran suhu basah alami dilakukan dengan menggunakan
termometer yang dilengkapi dengan kain katun yang basah. Untuk
mendapatkan pengukuran yang akurat, maka sebaiknya menggunakan kain
katun yang bersih serta air yang sudah disuling (aquades).
3. Suhu Radian (Radiant/globe temperature)
Suhu radian diukur dengan menggunakan black globe thermometer.
Termometer dilengkapi dengan bola tembaga diameter 15 cm yang dicat
berwarna hitam untuk menyerap radiasi infra merah. Jenis termometer
untuk mengukur suhu radian yang paling sering digunakan adalah Vernon
Globe Thermometer yang mendapat rekomendasi dari NIOSH. Dalam
pengukuran diperlukan waktu untuk adaptasi bergantung pada ukuran bola
tembaga yang digunakan. Untuk termometer yang menggunakan bola
tembaga dengan ukuran 15 cm diperlukan waktu adaptasi selama 15-20
10
menit. Sedangkan untuk alat ukur yang banyak menggunakan ukuran bola
tembaga sebesar 4,2 cm diperlukan waktu adaptasi selama 5 menit.
Gambar 1.Heat Stress Monitor
Sumber : Hendra,2012
Ada 3 jenis rumus perhitungan ISBB, yaitu:
a. Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari,
yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung:
b. Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar
matahari:
c. Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerja.
11
ISBB = 0,7 Suhu Basah + 0,2 Radiasi Suhu + 0,1 Suhu Kering
ISBB = 0,7 Suhu Basah + 0,3 Radiasi Suhu
Dalam hal pemaparan ISBB yang berbeda-beda karena lokasi kerja
yang berpindah-pindah menurut waktu, maka berlaku ISBB rata-rata
dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 1 NAB Iklim KerjaIndeks Suhu Basah dan Bola ( ISBB ) Yang Diperkenankan
Sumber : Permenaker No.13 Tahun 2011
Catatan :
a. Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100-200 kilokalori/jam
b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori >200-350 kilokalori/jam
c. Beban kerja berat membutuhkan kalori >350-500 kilo kalori/jam
Setelah Pengukuran ISBB dengan menggunakan alat Heat Stress
Monitor, adapun dua pengukuran selanjutnya yaitu:
12
ISBB rata-rata = (ISBB 1 ) (t )+ ( ISBB 2 ) (t )+…+( ISBBN )(t )
t 1+ t 2+…+tn
1) Kecepatan Angin
Kecepatan angin sangat penting perannya dalam proses pertukaran
panas antara tubuh dan lingkungan khususnya melalui proses konveksi
dan evaporasi. Kecepatan angin umumnya dinyatakan dalam feet per
minute (fpm) atau meter per second (m/sec). Kecepatan angin diukur
dengan menggunakan anemometer. Terdapat dua jenis anemometer
yaitu: a) vane anemometer dan b) thermoanemometer.
Gambar 2. Anemometer
2) Kelembaban relatif (Relative humidity)
Pengukuran kelembaban udara penting dilakukan karena
merupakan salah satu faktor kunci dari iklim yang mempengaruhi
proses perpindahan panas dari tubuh dengan lingkungan melalui
evaporasi. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan evaporasi
menjadi rendah. Alat yang umum digunakan untuk mengukur
kelembaban udara adalah hygrometer atau psychrometer yang bersifat
direct reading. Alat ini mempunyai sensitivitas yang rendah khususnya
pada suhu diatas 50o C dan kelembaban relatif di bawah 20%.
13
Gambar 3. Alat Pengukur Kelembaban Udara
C. Tinjauan Umum Respon Pekerja Terhadap Iklim Kerja
Respon pekerja terhadap suhu dalam iklim kerja berbeda-beda.
Menurut WHO dalam Atjo Wahyu ( 2003 ), hal ini dikarenakan terdapat
perbedaan kondisi fisiologi antara pekerja misalnya :
1. Aklimiatisasi
Aklimatisasi terhadap suhu tinggi merupakan hasil penyesuaian
seseorang terhadap lingkungannya yang ditandai dengan penurunan
frekuensi denyut nadi dan suhu badan sebagai akibat pembentukan
keringat.
2. Umur
Daya tahan tubuh terhadap panas akan menurun pada umur yang
lebih tua. Orang yang lebih tua akan lebih lambat keluar keringatnya
dibandingkan dengan umur muda. Orang yang lebih tua akan
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengembalikan suhu badan
menjadi normal, demikian pula maksimal denyut jantung dan
14
maksimal kapasitas kerja berangsur-angsur menurun sesuai dengan
bertambahnya umur.
3. Jenis kelamin
Terdapat perbedaan kecil dalam kapasitas laki-laki dan perempuan
untuk berkeringat secara cukup dalam iklim panas. Perempuan tidak
dapat beraklimatisasi secara baik seperti laki-laki. Hal ini mungkin
disebabkan karena kapasitas kardiovaskular perempuan lebih kecil.
4. Kesegaran jasmani
Orang dengan kesegaran jasmani yang baik biasanya mempunyai
kapasitas kardivaskuler yang baik pula.
5. Ukuran badan
Perbedaan ukuran badan akan mempengaruhi reaksi fisiologis
badan terhadap panas. Orang gemuk mudah meninggal karena tekanan
panas bila dibandingkan dengan orang yang keci badannyakarena
orang yang kecil badannya mempunyai rasio luas permukaan badan
yang lebih kecil dn panas yang ditimbulkan lebih sedikit.
Pada pekerja yang terpapar suhu yang tinggi dalam waktu yang
cukup lama, maka akan terjadi gangguan pada fisiologis tubuh.
beberapa gangguan akibat tekanan panas antara lain (Wahyu,2003):
a. Heat Rash
Yang paling umum adalah pricly heat yang terlihat sebagai papula
merah. hal ini terjadi akibat sumbatan kelenjar keringat dan retensi
15
keringat. Gejala bisa berupa lecet terus menerus dan panas disertai
gatal.
b. Heat Cramps
Kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida smpai
pada titik terbawamh.
c. Heat Exhaustion
Dikarenakan kekurangan cairan tubuh atau elektrolit (dehidrasi).
Keadaan ini bisa diperparah pada pekerja yang kurang minum,
muntah-muntah, mual, diare, atau berada dalam kondisi kurang
cairan.
d. Heat Stroke
Tekanan panas (heat stroke) adalah keseluruhan beban panas yang
diterima tubuh yang merupakan kombinasi dari kerja fisik, gaktor
lingkungan (suhu udara, tekanan uap air, pergerakan udara, perubahan
panas, dan radiasi) dan faktor pakaian.
Sengatan panas adalah suatu kedaduratan medik dengan angka
kematian yang tinggi. Pada kelelahan panas, mekanisme pengatur
suhu bekerja berlebihan tetapi masih berfungsi sedangkan pada
sengatan panas, mekanisme pengatur suhu sudah tidak berfungsi lagi
disertai pula dengan terhambatnya proses evaporasi secara total
(Wahyu, 2003).
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Percobaaan
1. Lokasi : Laboratorium lantai 3 gedung FKM Unhas
2. Waktu : Rabu, 1 Mei 2013 pukul 14.00 WITA
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pada pengukuran iklim kerja adapun alat yang digunakan adalah Heat
Stress Monitor merk The Wibget tipe RSS 214 (untuk pengukuran ISBB).
Gambar 4.Heat Stress Monitor
17
b. Pada pengukuran kecepatan angin, alat yang digunakan adalah
Anemometer merk Lutron YK 80 AM (untuk pengukuran kecepatan
angin).
Gambar 5. Anemometer
c. Pada pengukuran kelembaban udara adapun alat yang digunakan adalah
Precision Humidity Meter merk Lutron HT-3009 (untuk pengukuran
kelembaban udara)
Gambar 6. Anemometer
Precision Humidity Meter
d. Dan stopwatch untuk menghitung waktu ketiga alat pengukur tersebut.
2. Bahan
18
a. Deminelazier
b. Aquades
c. Gabus
C. Prinsip Kerja
1. Heat Stress Monitor
Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang
ditentukan pada titik sesuai dengan waktu yang ditentukan, suhu basah
alami, suhu kering, dan suhu bola dibaca pada alat ukur, dan indeks suhu
basah dan bola diperhitungkan dengan rumus.
2. Anemometer
Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang
ditentukan yang menjadi sumber arah angin.
3. Higrometer
Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang
ditentukan yang dilakukan pada saat bersamaan dengan pengukuran
kecepatan angin. Posisi peletakan tepat di belakang anemometer
D. Prosedur Kerja
19
1. Heat Stress Monitor
a. Untuk mengukur ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) dan kelembaban
udara kita menggunakan Heat Stress Monitor.Sebelum
mengaktifkannya,terlebih dahulu kita masukkan gabus yang telah
dibasahi dengan Deminalazier dan sebanyak 1 sendok the terlebih
dahulu pada Hidrometer.
b. Setalah itu,pasang hidrometer (pengukur kelembaban udara),Globe
Meter (pengukur suhu bola) dan Dry Meter (pengukur suhu kering)
pada Heat Stress Monitor.Ketiga alat ini dapat dipasang secara
bersamaan dan dapat pula secara satu-persatu.
c. Tekan tombol Power untuk mengaktifkan Heat Stress Monitor dan
tunggu sampai normal.
d. Untuk memindahkan dari Web Get Out (mengukur luar ruangan),tekan
tombol View.Demikian pula untuk memindahkan pengukuran ke suhu
kering (DB) dan pengukuran ke suhu radiasi (GT),tekan kembali
View.Namun jika pengukuran dilakukan di luar ruangan,maka tidak ada
nilai DB.
e. Setelah melakukan pengukuran tekan kembali tombol Power untuk
non-aktifkan.
2. Anemometer
a. Sebelum digunakan pasang alat pada monitor
b. Tekan tombol Powe untuk mengaktifkan lalu tunggu sampai angka
normal.
20
c. Angka (bagian atas) pada layar Anemometer adalah untuk menghitung
kecepatan angin (satuan,m/s), sedangkan angka pada bawah layar
Anemometer adalah untuk menghitung suhu (satuan,0C).
3. Higrometer/Precission Humidity Meter
a. Pasang alat pada Precission Humidity Meter.
b. Tekan tombol Power untuk mengaktifkan dan tunggu sampai angka
pada layar normal.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
21
A. Hasil
1. ISBB ( Indeks Suhu Bola Basah )
Tabel 2.Hasil Pengamatan ISBB Dalam Laboratorium FKM Unhas
PengukuranPercobaan (0C)
WB DB GT WBGT
Indoor 25,9 31,3 32,3 27,8
Outdoor 26,9 32,4 34,6 28,9
Sumber : data primer, 2013
Nilai ISBB di dalam ruangan juga bisa didapat dari perhitungan:
= 0,7 x Suhu Basah + 0,3 x Suhu Radiasi
= 0,7 x 25,9 oC + 0,3 x 32,3o C
= 27,820C
= 27,82 o
Nilai ISBB di luar ruangan juga bisa didapat dari perhitungan:
= 0,7 x Suhu Basah + 0,2 x Suhu Radiasi + 0,1 Suhu Kering
= 0,7 x 26,9 oC + 0,3 x 34,6 0C + 0,1 x 32,4 oC
=32,45
2. Kecepatan Angin
Tabel 3.
22
Hasil Pengamatan Kecepatan Angin
No Pengukuran
Dalam RuanganLuar
RuanganDepan AC Depan Kipas
Depan
Pintu
1Kecepatan
Angin Max(m/s)1,06 1,22 1,01 1,92
2Kecepatan
Angin Min(m/s)0,74 0,75 0,68 1,12
3Suhu Max
(0C)31,3 1,53 32,0 36,5
4Suhu Min
(0C)30,7 31,4 31,8 36,2
Sumber : Data primer , 2013
3) Kelembaban Udara
Tabel 4.
23
Hasil Pengamatan Kelembaban Udara
No
.Pengukuran
Di Dalam ruanganLuar
ruanganDepan
AC
Depan
Kipas
Depan
pintu
1 Kelembaban
Max(RH)69,35 69,35 65,76 62,99
2 Kelembaban
Min(RH)60,73 60,73 63,65 57,86
3 Suhu Max
(0C)27,22 30,80 32,17 35,0
4 Suhu Min
(0C)27,10 30,50 32,18 34,8
Sumber : data primer, 2013
B. Pembahasan
24
1. ISBB
Dari hasil percobaan, didapat perbedaan antara nilai ISBB dalam ruang
dengan di luar ruangan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Nilai suhu sering tidak dipakai dalam pengukuran ISBB sebab nilai suhu
kering dipengaruhi oleh paparan terhadap cahaya matahari.
b. ISBB dalam ruang lebih rendah disbanding luar ruang karena didalam
ruang terdapat pending udara (AC) sedangkan luar ruang terpapar sinar
matahari.
Jika di dalam ruang terdapat AC maka perbedaan suhu antara dalam dan
luar.Jika didalam ruang terdapat AC maka perbedaan suhu antara dalam dan
luar tidak lebih dari 4-50C sehingga tidak mengganggu kenyamanan pekerja
yang memiliki mobilitas keluar masuk ruang yang sering.
Jika memasuki ruangan (datang dari luar gedung) maka rasa tak nyaman
ada karena terlalu dingin. Sebaliknya bila keluar dari gedung aka nada
perasaan lesu atau habis tenaga (Wahyu,2003).
Dari hasi pengukuran, hanya terdapat perbedaan suhu kurang lebih 2oC
antara suhu dalam dan luar ruangan sehingga perasaan yang tidak nyaman
tidak dirasakan pada mahasiswa yang keluar masuk laoratorium. Jika
dibandingkan dengan nilai ambang batas hasil ISBB yang telah dilakukan
menyatakan bahwa pekerja yang ada di dalam ruangan termasuk kategori
sedang dan diperkenankan 50% bekerja dan 50% istirahat. Kemudian di luar
ruangan termasuk kategori pekerja berat.
25
Namun sesuai dengan peraturan Kepmenkes nomor 1405 tahun 2002
tetang persyaratan dan tata cara penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja
perkantoran yakni ada pada rentang 18-280C.
2. Kecepatan Angin
Kecepatan angin didalam ruang relatif lebih tinggi baik nilai maksimal
dan nilai minimal dibandingkan kecepatan angin diluar ruang disebabkan
pengukuran didalam dilakukan didepan AC yang meniupkan angin secara
kontinyu keseluru ruang. Berbeda dengan pengukuran diluar ruang yang
hanya mengukur kecepatan angin alami.
3. Kelembaban Udara
Nilai kelembaban udara baik dalam maupun luar ruang relatif sama.
Dalam Atjo Wahyu (2003), dikatakan bahwa sangat sedikit pengaruh
kelembaban udara terhadap perasaan nyaman pekerja asalkan berada dalam
waktu yang sangat lama. Lebih lanjut, kelembaban tidak berperan dalam
penentuan kenyamanan atas suhu tetapi berperan terhadap menurunnya daya
tahan tubuh terhadap penyakit.
26
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan pada percobaan pengukuran yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yakni:
1. Dalam mengukur iklim kerja, digunakan tiga alat yaitu Heat stress
monitor, anemometer, dan precision humidity. Heat stress adalah alat
yang berfungsi untuk menentukan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)
dan selanjutnya akan dijadikan sebagai nilai ambang batas iklim kerja.
Anemometer adalah alat yang berfungsi mengukur kecepatan angin.
Precision humidity adalah alat yang berfungsi mengukur tingkat
kelembaban udara.
2. Nilai ambang batas iklim kerja ditentukan dari nilai ISBB lokasi dan
diatur dalam Kepmenaker No. 13 Tahun 2011 serta berpedoman pada
Kepmenkes nomor 1405 tahun 2002 tentang persyaratan lingkungan kerja
perkantoran.
3. Intrepretasi pengukuran dapat ditarik kesimpulan bahwa pekerja yang
bekerja pada suhu yang sesuai dengan hasil pengukuran yang telah
dilakukan adalah pekerja dengan kategori sedang dengan jam kerja dan
jam isirahat masing-masing 50%,sesuai dengan NAB yang telah
diperkenankan.
27
B. Saran
1. Sebaiknya bagi pengawas laboratorium agar tetap memperhatikan
perbedaan suhu antara dalam dan luar laboratorium sehingga kenyamanan
dalam praktikum tetap dapat dirasakan.
2. Sebaiknya kelembaban udara dalam laboratotorium tetap dipantau. Hal
ini disebabkan untuk menjaga agar kuman penyakit tidak berkembang
biak dalam laboratorium.
28