isi laporan toksik

5
Isi laporan toksik: 1. kondisi setiap titik sampling Titik Sampling Cipaku dan BNR merupakan kawasan yang padat penduduk, sehingga banyak ditemukan sampah domestik hasil aktivitas penduduk sekitar badan air. Namun pada BNR terdapat pepohonan dan rerumputan di sepanjang pinggiran sungai. Empang juga merupakan lokasi kawasan padat penduduk sehingga air sungai keruh dan banyak sampah domestic ditemukan disana dan sungai pada segmen ini tidak ditumbuhi vegetasi. Gn. Batu merupakan kawasan padat penduduk sehingga sungai memiliki fungsi lain selain digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, yakni penduduk sekitar juga sering menggunakan sungai tersebut untuk mandi dan buang air. Karya Bakti merupakan lokasi ini tidak terdapat pemukiman sehingga hanya terdiri atas pohon dan rumput liar. Pada Jalan Baru, kondisi air sungai agak keruh namun isepanjang sungai pada lokasi ini di tumbuhi vegetasi. IPB Dramaga merupakan kawasan padat penduduk, namun disepanjang pinggiran sungai ditumbuhi pepohonan dan rerumputan. 2. prosedur sampling (di lapangan dan di lab) Praktikum kali ini adalah menentukan nilai Beban Pencemaran dan Indeks Pencemaran BOD dan COD Sungai Cisadane. Sebelumnya dilakukan pengambilan sampling air pada sungai yang telah ditentukan. Kelompok 8 Toksikologi mendapat bagian untuk menentukan Beban Pencemaran pada sungai di daerah Ciampea. Alat dan bahan yang digunakan, yaitu pita ukur, DO meter, current meter, botol sampel, stopwatch, dan alat catat lainnya. Botol sampel diisi air sungai dengan mengambil secara acak pada 3 titik yang berbeda di masing-masing lokasi. Pita ukur dan stopwatch digunakan untuk mengukur lebar sungai dan mencatat waktu dalam pengukuran debit dengan menggunakan current meter. Langkah kerja yang dilakukan berupa pengambilan data di Lapangan dan pengukuran sampel air sungai di Laboratorium. Untuk mengetahui besar laju pemaparan pencemar di sungai tersebut nilai dari debit harus diketahui. Nilai debit didapat dengan memasukkan rumus Q= A.v ………… (1)

Upload: 24061992

Post on 25-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

toksik

TRANSCRIPT

Isi laporan toksik:1. kondisi setiap titik samplingTitik Sampling

Cipaku dan BNR merupakan kawasan yang padat penduduk, sehingga banyak ditemukan sampah domestik hasil aktivitas penduduk sekitar badan air. Namun pada BNR terdapat pepohonan dan rerumputan di sepanjang pinggiran sungai. Empang juga merupakan lokasi kawasan padat penduduk sehingga air sungai keruh dan banyak sampah domestic ditemukan disana dan sungai pada segmen ini tidak ditumbuhi vegetasi. Gn. Batu merupakan kawasan padat penduduk sehingga sungai memiliki fungsi lain selain digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, yakni penduduk sekitar juga sering menggunakan sungai tersebut untuk mandi dan buang air. Karya Bakti merupakan lokasi ini tidak terdapat pemukiman sehingga hanya terdiri atas pohon dan rumput liar. Pada Jalan Baru, kondisi air sungai agak keruh namun isepanjang sungai pada lokasi ini di tumbuhi vegetasi. IPB Dramaga merupakan kawasan padat penduduk, namun disepanjang pinggiran sungai ditumbuhi pepohonan dan rerumputan.

2. prosedur sampling (di lapangan dan di lab)Praktikum kali ini adalah menentukan nilai Beban Pencemaran dan Indeks Pencemaran BOD dan COD Sungai Cisadane. Sebelumnya dilakukan pengambilan sampling air pada sungai yang telah ditentukan. Kelompok 8 Toksikologi mendapat bagian untuk menentukan Beban Pencemaran pada sungai di daerah Ciampea. Alat dan bahan yang digunakan, yaitu pita ukur, DO meter, current meter, botol sampel, stopwatch, dan alat catat lainnya. Botol sampel diisi air sungai dengan mengambil secara acak pada 3 titik yang berbeda di masing-masing lokasi. Pita ukur dan stopwatch digunakan untuk mengukur lebar sungai dan mencatat waktu dalam pengukuran debit dengan menggunakan current meter. Langkah kerja yang dilakukan berupa pengambilan data di Lapangan dan pengukuran sampel air sungai di Laboratorium. Untuk mengetahui besar laju pemaparan pencemar di sungai tersebut nilai dari debit harus diketahui. Nilai debit didapat dengan memasukkan rumus (1)Dimana Q merupakan debit (m3/det) sedangkan A adalah luas penampang sungai (m2). Untuk mendapatkan nilai A diperlukan data lebar sungai(b) dan kedalaman sungai (y). Kedalaman sungai diperoleh dengan merata-ratakan pengukuran secara manual dengan mistar dari 3 titik di sungai secara acak sedangkan lebar didapatkan dengan menggunakan pita ukur yang dibentangkan dari tepi satu sungai ke tepi lainnya. Nilai b dan y kemudian dimasukkan ke dalam rumus (2)Untuk kecepatan aliran sungai didapatkan dengan menggunakan alat Current Meter. Current Meter dimasukkan ke dalam sungai dan dihitung waktu yang diperlukan untuk alat tersebut untuk berbunyi sebanyak 11 kali. Bunyi pertama tidak dianggap sehingga total alat berbunyi hanya 10 kali. Satu bunyi pada alat berarti 10 putaran, oleh karena itu 10 bunyi sama dengan 100 kali putaran. Pengukuran bunyi menggunakan Current Meter dilakukan sebanyak 3 kali di pinggir kiri dan kanan serta bagian tengah sungai. Waktu yang didapatkan kemudian dirata-ratakan dan dianggap sebagai nilai t untuk kemudian dimasukkan ke dalam rumus untuk mendapatkan bilangan N (3)Kecepatan aliran sungai didapatkan dengan memasukkan bilangan N kedalam rumus (4)Setelah nilai kecepatan dan luas penampang sungai didapatkan, maka debit sungai bisa diketahui.Untuk menghitung kadar BOD dari air sungai, maka air sungai perlu dihitung nilai Dissolved Oxygen (DO) mulai dari DO hari ke-nol (DO0) sampai DO hari ke-5 (DO5). DO0 didapatkan dengan menguji air sungai menggunakan DO meter secara langsung di tempat. Untuk kebutuhan DO5, air sungai dari salah satu titik di sungai dipilih secara acak dan kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca yang mempunyai tutup. Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh ada udara yang masuk pada botol kaca agar nilai DO tidak terpengaruh sehingga saat memasukkan air sungai ke dalam botol perlu kehati-hatian tinggi. Setelah air sudah dimasukkan kedalam botol kaca, maka botol kaca tersebut harus segera dimasukkan ke dalam freezer dan didiamkan selama 5 hari. Setelah 5 hari, air pada botol kaca tersebut dituangkan kedalam gelas piala untuk diukur kembali kadar DO-nya setelah hari kelima menggunakan DO meter. Setelah nilai DO0 dan DO5 diketahui, maka nilai BOD dapat diketahui dengan memasukkan 2 variabel tersebut ke dalam rumus (5)Setelah mendapatkan nilai BOD, data yang selanjutnya dicari adalah nilai COD yang bisa didapatkan menggunakan rumus (6)Kb adalah nilai titrasi dari blanko sedangkan kc adalah nilai titrasi dari air sampel. Untuk mendapatkan nilai kc, air sampel dari sungai diambil menggunakan botol plastik dan kemudian ditambahkan 0.5 ml H2SO4 untuk mengawetkan parameter- parameter kimia penting dalam proses perhitungan Laboratorium. Setelah ditambahkan zat tersebut, botol plastik dimasukkan kedalam freezer. Setelah 2 hari, air pada botol plastik dituangkan ke tabung COD sebanyak 10 ml. Tabung tersebut lalu ditambahkan 5 ml K2Cr2O7 dan 15 ml H2SO4 kemudian diaduk-aduk sehingga larutan homogen. Setelah larutan homogen, tabung COD dipanaskan di oven selama 2 jam pada suhu 1500 C.Tahap selanjutnya adalah proses titrasi yang dimulai dengan pendinginan tabung COD setelah proses pemanasan di oven. Cairan kemudian dituangkan ke tabung erlenmeyer sebanyak 15 ml dan ditambahkan 3-5 tetes Ferro Ammonium Sulfat sehingga cairan berwarna kuning. Kemudian labu erlenmeyer tersebut diletakkan pada alat titrasi kemudian dititrasikan dengan Ag2SO4 sampai berwarna merah bata. Tetesan titrasi dihitung volumenya sebagai nilai Kc. Untuk nilai Kb dilakukan perlakuan yang sama hanya larutannya saja yang berbeda karena menggunakan aquades. Nilai N pada rumus COD merupakan konstanta yang bernilai 0.0469.Setelah mengetahui nilai BOD dan COD, maka nilai Indeks Pencemaran dan Beban Pencemaran pada BOD dan COD bisa diketahui dengan menggunakan rumus. (7)BP = C x Q (8)Dimana IP merupakan Indeks Pencemaran, Ci adalah Konsentrasi parameter kualitas air hasil pengukuran (mg/l) dan Li adalah Konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam baku mutu (mg/l). Sedangkan untuk BP merupakan Beban Pencemaran (kg/hari) dengan C adalah konsentrasi parameter yang digunakan (mg/l) dan Q adalah debit aliran (m3/det). Karena satuan dari Beban Pencemaran adalah kg/hari, maka persamaan diatas harus dikonversi terlebih dahulu.

3. prosedur lengkap analisis untuk permodelan tingkat oksigen terlarut.

Perhitungan Model Streeter Phelps Persamaan Streeter Phelps (1925) dalam Chapra (1997) dan Lamb (1985) : (1)Dengan :D = oksigen deficit pada setiap titik D0= oksigen deficit pada titik awal (t=0) L0 = konsentrasi BOD K1= koefisien deoksigenasi K2 = koefisien reaerasi t = waktu tempuh antara dua titik

Thomas (1948) memberikan persamaan di bawah ini (persamaan 2) untuk mendapatkan nilai La: beban BOD maksimum yang mungkin dibuang ke sungai tanpa menyebabkan konsentrasi DO hilir jatuh di bawah standar regulasi (pelanggaran).

persamaan (2)

La = beban BOD maksimum