isolasi dan identifikasi bakteri termofilik penghasil α

Upload: faisal-imam-prasetyo

Post on 29-Oct-2015

322 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mikrobiologi

TRANSCRIPT

  • Sinopsis Penelitian Faisal Imam Prasetyo

    ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI TERMOFILIK PENGHASIL

    AMILASE DARI TANAH VERTISOL PLAYEN KABUPATEN

    GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

    Oleh : Faisal Imam Prasetyo

    I. LATAR BELAKANG

    Kondisi lingkungan yang tercemar maupun rusak akibat banyaknya penggunaan

    bahan dan proses kimia yang tidak ramah lingkungan menjadikan teknologi enzim

    berkembang dengan pesat sebagai salah satu altematif untuk menggantikan berbagai

    bahan maupun proses kimiawi dalam bidang industri maupun bioteknologi. Sampai

    dengan saat ini sebagian besar kebutuhan enzim masih dipenuhi dengan mengimpor dari

    luar negeri sehingga kurang menguntungkan dari segi devisa dan pengembangan

    bioteknologi di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menemukan

    sumber-sumber enzim, sehingga kebutuhan enzim dalam negeri yang semakin meningkat

    segera dapat diatasi

    Alternatif penelitian mengenai sumber enzim tersebut mulai mengarah kepada

    mikroorganisme termofilik penghasil enzim termostabil. Keuntungan utama dari

    penggunaan mikroorganisme termofilik adalah untuk memperoleh enzim dengan protein

    yang tahan panas, sehingga mikroorganisme ini dapat dimanfaatkan di dalam bidang

    industri yang menggunakan suhu tinggi (Sarah., dkk.,2009). Beberapa bakteri termofilik

    isolat lokal telah berhasil diisolasi dari sejumlah tempat (Buditianingsih, 2010). Beberapa

    enzim yang berhasil dihasilkan dari mikroorganisme termofilik antara lain adalah

    selulase (Meriyandini, 2009), protease (Soeka, dkk., 2011), kitinase (Muharni, 2009),

    lipase (Tika, 2007) dan amilase (Sarah., dkk., 2009).

    Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam hayati penghasil pati sangat

    tinggi. Produksi ubi kayu sebagai bahan penghasil pati misalnya pada tahun 2012 tercatat

    mampu dihasilkan sebanyak 23,9 juta ton (BPS, 2013). Salah satu enzim pemecah pati

    yang sering dimanfaatkan dalam proses industri dan proses bioteknologi maupun

    biokimia adalah enzim amilase termostabil (Suarni dan Patong, 2007). Pemanfaatan

    enzim amilase pada industri pangan berfungsi menyediakan gula hidrolisis pati sehingga

    dapat dimanfaatkan untuk produksi sirup glukosa ataupun sirup fruktosa yang mempunyai

    tingkat kemanisan tinggi, pembuatan roti, dan makanan bayi. Pemanfaatan enzim amilase

    pada industri tekstil digunakan untuk membantu proses penghilangan pati, yang

  • Sinopsis Penelitian Faisal Imam Prasetyo

    digunakan sebagai perekat untuk melindungi benang saat ditenun agar lebih lentur

    (Setiasih, dkk., 2006).

    Melimpahnya kekayaan alam dalam bentuk produksi pati yang diimbangi dengan

    teknologi yang tepat dalam bentuk teknologi enzim amilase termostabil secara mandiri,

    diharapkan mampu meningkatkan produktifitas industri maupun pangan tanpa harus

    bergantung pada impor dari negara lain. Pemenuhan kebutuhan enzim secara mandiri

    dapat dilakukan dengan mencari sumber baru penghasil enzim. Umumnya lokasi isolasi

    tentang bakteri termofilik penghasil amilase dilakukan di kawasan sumber air panas

    (Adiguzel, et al., 2011), kompos (Setiasih, dkk., 2006), atau tanah didaerah kering

    maupun pegunungan berapi (Zhang, et al., 2010). Namun, hingga saat ini belum ada

    informasi yang dapat diperoleh mengenai isolasi bakteri termofilik penghasil amilase

    yang terkandung di dalam tanah vertisol khususnya di daerah Playen Kabupaten

    Gunungkidul,Yogyakarta. Umumnya tanah vertisol di daerah Playen sebatas digunakan

    untuk keperluan pertanian atau perkebunan, sedangkan potensi sebagai sumber

    mikrobakteria termofilik belum tergali. Berdasar pada hal tersebut maka perlu diadakan

    suatu penelitian untuk mengisolasi bakteri termofilik penghasil amilase yang terkandung

    di dalam tanah vertisol khususnya di daerah Playen Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

    sebagi salah satu alternatif sumber mikrobakteria penghasil enzim di Indonesia.

    II. TUJUAN PENELITIAN

    Berdasar atas latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya maka

    penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri termofilik

    penghasil amilase yang terdapat di dalam tanah vertisol daerah Playen, Kabupaten

    Gunungkidul, Yogyakarta.

    III. RANCANGAN PERCOBAAN

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian dilakukan di

    area tanah vertisol di daerah Playen Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Tahap yang

    dilakukan ada 5 yaitu: (1) pengambilan sampel, (2) analisis karakter fisik dan kimia dari

    sampel tanah, (3) isolasi bakteri termofilik, (4) seleksi bakteri termofilik penghasil

    amilase, (5) optimalisasi temperatur tumbuh, ph, dan periode inkubasi untuk enzim

    termostabil dari isolat bakteri, (6) identifikasi bakteri penghasil amilase.

  • Sinopsis Penelitian Faisal Imam Prasetyo

    IV. METODE PENELITIAN

    4.1. Pengambilan Sampel

    Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode Haki and Gezmu (2012)

    yaitu sampel tanah diambil secara acak dari area sampling yang telah ditentukan.

    Sampel tanah tersebut diambil dari permukaan tanah vertisol sedalam 10 cm. Sampel

    tanah tersebut kemudian dimasukan ke dalam plastik steril dan ditutup rapat.

    Selanjutnya jika tanah tidak langsung diolah maka dilakukan penyimpanan sampel

    dengan metode Elhadi, et al.(2011) yaitu dengan memanaskan tanah tersebut pada

    suhu 80 oC selama 15 menit.

    4.2. Analisis Karakter Fisik dan Kimia Sampel Tanah

    Sampel tanah dianalisis karakter fisika dan kimianya termasuk kapasitas tahan

    air (Water Holding Capasity / WHC), Kelembaban tanah, tingkat keasaman (pH)

    tanah, Kunduktifitas Listrik (Electric Conductivity / EC), Total Dissolve Solid (TDS),

    Organic Carbon (OC), dan kandungan chloride (Jain, et al. 2012).

    4.3.Isolasi Bakteri Termofilik

    Isolasi bakteri dari tanah yang bersifat termofilik dilakukan dengan

    pengenceran dan metode cawan sebar / spread plate method (Jain, et al. 2012). 1

    gram sampel tanah dihaluskan, dicampur dan diencerkan dengan aquades sehingga

    konsentrasi suspensi dari 10-1

    diencerkan sampai 10-6

    . Sebanyak 0.1 ml dari tiap

    campuran yang diencerkan di tebar merata pada media NA (Nutrient Agar). Isolat

    kemudian diinkubasi sesuai langkah Razaei, et al. (2009) pada suhu 65 o

    C selama 48

    jam. Isolat bakteri kemudian di subkultur dengan metode gores pada media seleksi

    amilase untuk mendapatkan isolat murni penghasil amilase.

    4.4. Seleksi Bakteri Termofilik Penghasil Amilase

    Identifikasi bakteri penghasil amilase dilakukan menggunakan tes hidrolisis

    pati pada media agar pati sesuai dengan metode Fooladi dan Sajjadian (2009).

    Bakteri murni diisolasikan dengan cara digoreskan kedalam media agar yang telah

    dicampur dengan pati, kemudian diinkubasi pada suhu 65C selama 48 jam. Langkah

    selanjutnya setelah diinkubasi sesuai Jain, et al. (2012) adalah meneteskan 1%

    larutan Iodin pada media agar pati. Jika reaksi menunjukan warna biru di sekeliling

    bakteria maka mengindikasikan hasil negatif, sedangkan jika di sekirat koloni bakteri

    menunjukan warna bening maka menunjukan bakteri yang tumbuh pada media

  • Sinopsis Penelitian Faisal Imam Prasetyo

    tersebut mampu menghidrolisis pati (hasil positif) sehingga dapat disimpulkan

    bahwa bekteri tersebut merupakan bakteri penghasil amilase.

    4.5. Optimalisasi Temperatur Tumbuh, pH, dan Periode Inkubasi untuk Enzim

    Termostabil dari Isolat Bakteri

    Pengukuran temperatur optimal untuk pertumbuhan kultur murni penghasil

    dan amilase dilakukan sesuai langkah Khalil (2011) yaitu dengan menginkubasi

    kultur murni penghasil dan amilase yang telah diisolasi pada temperatur yang

    berbeda yaitu 45C, 50C, 55C, 60C, 65C , 70C, 75C dan 80C selama 48 jam

    untuk menemukan temperatur maksimum pertumbuhan bakteri. Temperatur

    pertumbuhan optimal diperoleh dari perbandingan jumlah terbanyak kultur bakteri

    yang tumbuh pada temperatur yang berbeda.

    Pengukuran pH dan periode inkubasi optimal untuk pertumbuhan kultur murni

    penghasil dan amilase dilakukan sesuai langkah Jain, et al (2012) yaitu dengan

    menginkubasi kultur murni penghasil dan amilase yang telah diisolasi pada pH yang

    berbeda ( 4.0, 4.5, 5.0, 5.5, 6.0, 6.5, 7.0, 7.5, 8.0, 8.5, dan 9.0 ) serta pada periode

    inkubasi yang berbeda (24, 48, 72, 96, dan 120 jam).

    4.6. Identifikasi Bakteri Penghasil Amilase

    Karakterisasi isolat bakteri termolik penghasil kitinase sesuai Cappuccino &

    Sherman (1992) meliputi, makroskopis koloni, mikroskopis sel, motilitas dan uji

    biokimia. Identifikasi makroskopis koloni seperti, bentuk , elevasi dan tepian koloni.

    Identifikasi mikroskopis sel seperti, bentuk sel, sifat Gram dan ada tidaknya

    endospora serta sifat motilitas. Uji biokimia meliputi hidrolisis pati, hidrolisis

    kasein, fermentasi glukosa, fermentasi sukrosa, fermantasi laktosa, produksi HS,

    produksi indol, produksi urease, produksi katalase, uji metil merah, uji Voges-

    Prokauer, uji TSIA, uji Simmons sitrat. Langkah selanjutnya sesuai metode Murhani

    (2009) hasil karakterisasi dari masing-masing isolat diidentikasi dengan

    menggunakan Bergeys Manual of Determinative Bakteriology.

    V. DAFTAR PUSTAKA

    Adigzel, A., Inan, K., Sahin, F., Arasoglu, T., Gllce, M., Beldz, A.O., and Baris, .

    2011. Molecular diversity of thermophilic bacteria isolated from Pasinler hot

    spring (Erzurum, Turkey). Turk J Biol 35:267-274.

    Badan Pusat Statistik. 2013. Tanaman pangan. Tabel Luas Panen- Produktivitas-

    Produksi Tanaman Ubi Kayu Seluruh Provinsi. http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.

    php?kat=3. Diakses tanggal 12 April 2013.

  • Sinopsis Penelitian Faisal Imam Prasetyo

    Buditianingsih, Prof. Putra, S.R., dan Putro, H.S. 2010. Isolasi Bakteri Termofilik dari

    Sumber Air Panas di Songgoriti. Prosiding Kimia FMIPA Institut Teknologi

    Sepuluh November.hal:1-7.

    Cappuccino, J.G., and Sherman, N. 1992. Microbiology a Laboratory Manual, 3rd

    Edition. California: The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.

    Elhadi A. I., Elkhalil, and Fatima Y.G. 2011. Biochemical Characterization of

    Thermophilic Amylase Enzyme Isolated from Bacillus Strains. International

    Journal of Science and Nature.2(3):616 - 620

    Fooladi, J., Sajjadian, A. 2009. Screening the Thermophilic and Hyperthermophilic

    Bacterial Population of Three Iranian Hot-Springs to Detect The Thermostable - Amylase Producing Strain. Iranian Journal of Microbiology, 2(1) : 49-53.

    Haki, G.D., and Gezmu, B.T. 2012. Detection of Thermostable Amylases Produced by

    Thermophilic Fungi Isolated from some Ethiopian Hyper-Thermal Springs.

    Greener Journal of Biological Sciences ISSN: 2276-7762 Vol. 2 (3):035-039.

    Jain, P.K., Gaur, D., dan Bajpai, V. 2012. Production of Extracellular -Amylase by Thermophilic Bacillus sp. Isolated from Arid and Semi-arid Region of Rajasthan,

    India. Journal Microbiol. Biotech. Res., 2(5):675-684.

    Khalil, A. 2011. Isolation and characterization of three thermophilic bacterial strains

    (lipase, cellulose and amylase producers) from hot springs in Saudi Arabia.

    African Journal of Biotechnology Vol. 10(44):8834-8839.

    Meryandini, A., Widosari, W., Maranatha, B., Sunarti, T.C., Rachmania, N., dan Satria,

    H., 2009, Isolasi Bakteri Selulolitik dan Karakterisasi Enzimnya, Makara Sains,

    3(1):33-38.

    Muharni. 2009. Isolasi dan Identikasi Bakteri Penghasil Kitinase dari Sumber Air Panas Danau Ranau Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sains. 09 (12):12-15.

    Razaei, P.S., Najafpour, G.D., Shafaghat, H., and Mahjoub, S. 2009. Production of -Amylase from starch using Aspergillus niger NCIM 548. World Applied Sciences

    Journal, 7(3):306-311.

    Sarah, Putra, S.R., dan Putro, H.S. 2009. Isolasi -Amilase Termostabil dari Bakteri Termofilik Bacillus stearothermophilus. Prosiding Kimia FMIPA Institut

    Teknologi Sepuluh November.hal:1-5.

    Setiasih, S., Wahyuntari, B., Trismilah., dan Apriliani, D. 2006. Karakterisasi Enzim -Amilase Ekstraseluler dari Isolat Bakteri Termofil SW2. Jurnal Kimia Indonesia

    Vol. 1 (1):22-27.

    Soeka, Y.S., Rahayu, S.H., Setianingrum, N., dan Naiola, E. 2011. Kemampuan Bacillus

    licheniformis dalam memproduksi enzim protease yang bersifat Alkalin dan

    termofilik. Media Litbang Kesehatan. 21(2):88-95.

    Suarni dan Patong, R. 2007. Potensi Kecambah Kacang Hijau sebagai Sumber Enzim Amilase. Indo. J. Chem., 2007, 7 (3):332-336

    Tika, I.N, Redhana I.W dan Ristiati, N.P, 2007, Isolasi Enzim Lipase Termostabil Dari

    Bakteri Termofilik Isolat Air Panas Banyuwedang Kecamatan Gerogak, Buleleng

    Bali, Akta Kimindo 2(2):109 112.

    Zhang,J., Yu L.Y., Tang, S.K., Klenk, H.P., Zhang, Y.Q., and Li W.J. 2010. Laceyella

    tengchongensis sp. nov., A Thermophile Isolated from Soil of A Volcano.

    International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology 60:22262230.