isolasi dan identifikasi senyawa golongan fenol...

31
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2014 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FENOL DARI KULIT BUAH TAMARILLO (Solanum betaceum Cav.) YANG AKTIF SEBAGAI ANTIOKSIDAN Ida Ayu Raka Astiti Asih1 1) Ni Made Puspawati2 1) Wiwik Susanah Rita3 1) Ni Luh Putu Devi Sintia Dewi 1) 1 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Jl. Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung Bali Telp: 0361701954 ext.255 [email protected] Abstrak Buah tamarillo (Solanum betaceum Cav.) merupakan buah yang kaya akan nutrisi dan dipercaya memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan total fenol dan mengidentifikasi senyawa golongan fenol yang aktif sebagai antioksidan. Kandungan total fenol dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (difenilpikril hidrazil). Identifikasi senyawa aktif menggunakan teknik spektrofotometer UV-Vis dan FTIR. Maserasi 1210g kulit buah tamarillo dengan etanol 70% menghasilkan 126,17g ekstrak pekat etanol. Partisi 50g ekstrak kasar menghasilkan 0,2791g ekstrak n-heksan, 0,2841g ekstrak kloroform, dan 5,2277g ekstrak n-butanol. Ekstrak n-butanol dengan total fenol yang tinggi sebesar 3,37 mg/g eq asam galat (GAE)/g menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 68,14 mg/L. Pemisahan dan pemurnian ekstrak n-butanol dengan kromatografi kolom menggunakan fase gerak n-butanol: etil asetat: asam asetat 10% (2:7:1) menghasilkan enam fraksi (A, B, C, D, E, F). Identifikasi fraksi E yang positif fenol dan flavonoid dengan spektrofotometri FTIR menunjukkan isolat memiliki gugus karakteristik OH terikat, C-H aromatik, C=C aromatik, C=O, C-O, dan C-H alifatik. Analisis spektrofotometri UV-Vis menunjukkan isolat memiliki dua pita serapan maksimum pada panjang gelombang 327,20 (pita I) dan panjang gelombang 245,40 (pita II) yang diduga mengindikasikan rentangan serapan senyawa flavonoid golongan isoflavon dengan letak substituen OH pada posisi C-6, C-7 atau C-7, C-8 dan posisi C-3 , C-4’ setelah ditambah pereaksi geser. Kata kunci : Tamarillo (Solanum betaceum Cav.), total fenol, aktivitas antioksidan, isoflavon Abstract Tamarillo fruits (Solanum betaceum Cav.) are rich in nutrients that are believed to have an antioxidant activity. This research aims to determine phenolic content and to identify invitro antioxidant active compounds in Tamarillo fruits extracts. The total phenolic content was measured using Folin- Ciocalteu method and invitro antioxidant activity was determined using DPPH (diphenilpikril hidrazil) method. Identification of active compounds was conducted by using UV-Vis and FTIR spectrophotometer. Maceration of 1.210g Tamarillo fruit peels with 70% ethanol produced 126.17g crude ethanol extract. Partition of 50g crude ethanol gave 0.2791g n-hexane, 0.2841g chloroform, and 5.2277g n-buthanol extracts respectively. The highest total phenolic content was found in n-buthanol extract with value 3.37 mg gallic acid equivalent (GAE)/g and it also showed the lowest IC50 of 68.14 mg/L indicating the most potent antioxidant activity. Separation and purification of of n-buthanol active extract was done using silica gel column chromatography with n-buthanol: ethyl acetate: 10% acetic acid (2:7:1) as mobile phase and six fractions (A, B, C, D, E, F) were obtained. The active fraction E which was positive phenolic compounds of flavonoid on phytochemical testing was further identified using UV-Vis and FTIR spectrophotometer. FTIR spectra indicated that the active isolate E has the functional characteristic group of O-H bonded, CH aromatic, C=C aromatic, C=O, C-O and CH aliphatic while UV-Vis spectra gave two peaks at wavelengths 327.20 nm for band I and 245.40 for band II suggested that the active antioxidant compounds was isoflavone with hydroxyl groups attached at C-6, C-7 or C-7, C-8 and C-3 , C-4 positions. Keyword : Tamarillo (Solanum betaceum Cav.), total phenolic, invitro antioxidant activity, isoflavone

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2014

    ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FENOL

    DARI KULIT BUAH TAMARILLO (Solanum betaceum Cav.) YANG

    AKTIF SEBAGAI ANTIOKSIDAN

    Ida Ayu Raka Astiti Asih11) Ni Made Puspawati21) Wiwik Susanah Rita31) Ni Luh Putu

    Devi Sintia Dewi1) 1Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

    Jl. Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung – Bali

    Telp: 0361701954 ext.255

    [email protected]

    Abstrak

    Buah tamarillo (Solanum betaceum Cav.) merupakan buah yang kaya akan nutrisi dan dipercaya

    memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan total fenol dan

    mengidentifikasi senyawa golongan fenol yang aktif sebagai antioksidan. Kandungan total fenol

    dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH

    (difenilpikril hidrazil). Identifikasi senyawa aktif menggunakan teknik spektrofotometer UV-Vis dan

    FTIR. Maserasi 1210g kulit buah tamarillo dengan etanol 70% menghasilkan 126,17g ekstrak pekat

    etanol. Partisi 50g ekstrak kasar menghasilkan 0,2791g ekstrak n-heksan, 0,2841g ekstrak kloroform, dan

    5,2277g ekstrak n-butanol. Ekstrak n-butanol dengan total fenol yang tinggi sebesar 3,37 mg/g eq asam

    galat (GAE)/g menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 68,14 mg/L. Pemisahan dan

    pemurnian ekstrak n-butanol dengan kromatografi kolom menggunakan fase gerak n-butanol: etil asetat:

    asam asetat 10% (2:7:1) menghasilkan enam fraksi (A, B, C, D, E, F). Identifikasi fraksi E yang positif

    fenol dan flavonoid dengan spektrofotometri FTIR menunjukkan isolat memiliki gugus karakteristik OH

    terikat, C-H aromatik, C=C aromatik, C=O, C-O, dan C-H alifatik. Analisis spektrofotometri UV-Vis

    menunjukkan isolat memiliki dua pita serapan maksimum pada panjang gelombang 327,20 (pita I) dan

    panjang gelombang 245,40 (pita II) yang diduga mengindikasikan rentangan serapan senyawa flavonoid

    golongan isoflavon dengan letak substituen OH pada posisi C-6, C-7 atau C-7, C-8 dan posisi C-3’, C-4’

    setelah ditambah pereaksi geser.

    Kata kunci : Tamarillo (Solanum betaceum Cav.), total fenol, aktivitas antioksidan,

    isoflavon

    Abstract

    Tamarillo fruits (Solanum betaceum Cav.) are rich in nutrients that are believed to have an

    antioxidant activity. This research aims to determine phenolic content and to identify invitro antioxidant

    active compounds in Tamarillo fruits extracts. The total phenolic content was measured using Folin-

    Ciocalteu method and invitro antioxidant activity was determined using DPPH (diphenilpikril hidrazil)

    method. Identification of active compounds was conducted by using UV-Vis and FTIR

    spectrophotometer. Maceration of 1.210g Tamarillo fruit peels with 70% ethanol produced 126.17g crude

    ethanol extract. Partition of 50g crude ethanol gave 0.2791g n-hexane, 0.2841g chloroform, and 5.2277g

    n-buthanol extracts respectively. The highest total phenolic content was found in n-buthanol extract with

    value 3.37 mg gallic acid equivalent (GAE)/g and it also showed the lowest IC50 of 68.14 mg/L indicating

    the most potent antioxidant activity. Separation and purification of of n-buthanol active extract was done

    using silica gel column chromatography with n-buthanol: ethyl acetate: 10% acetic acid (2:7:1) as mobile

    phase and six fractions (A, B, C, D, E, F) were obtained. The active fraction E which was positive

    phenolic compounds of flavonoid on phytochemical testing was further identified using UV-Vis and

    FTIR spectrophotometer. FTIR spectra indicated that the active isolate E has the functional characteristic

    group of O-H bonded, CH aromatic, C=C aromatic, C=O, C-O and CH aliphatic while UV-Vis spectra

    gave two peaks at wavelengths 327.20 nm for band I and 245.40 for band II suggested that the active

    antioxidant compounds was isoflavone with hydroxyl groups attached at C-6, C-7 or C-7, C-8 and C-3’,

    C-4’ positions.

    Keyword : Tamarillo (Solanum betaceum Cav.), total phenolic, invitro antioxidant activity, isoflavone

    mailto:[email protected]

  • 1. PENDAHULUAN

    Radikal bebas dewasa ini merupakan penyebab utama terhadap munculnya berbagai macam

    penyakit kronis dan akut. Banyaknya polusi, radiasi ultraviolet, stress, rokok, diet tidak sehat,

    makanan berlemak tinggi, bahan makanan tambahan, dan faktor-faktor lainnya, tanpa disadari

    menyebabkan peningkatan produksi radikal bebas (Bast et al,1991). Radikal bebas merupakan

    molekul yang bersifat tidak stabil dikarenakan memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan

    pada orbital luarnya, sehingga sangat reaktif dan berbahaya bagi manusia. Masyarakat sebagian

    besar tidak menyadari akan keberadaan dan pengaruh radikal bebas terhadap kesehatan tubuh

    mereka sehingga untuk melindunginya dari ancaman radikal bebas diperlukan suatu antioksidan

    alami yang teruji aman.

    Antioksidan merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penyumbang elektron (donor) untuk

    melengkapi kekurangan elektron dari radikal bebas sehingga dapat menghambat reaksi oksidasi

    pembentukan senyawa radikal yang dapat menyebabkan stres oksidatif (Prakash A, 2001). Salah

    satu produk alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami adalah buah tamarillo

    (Solanum betaceum Cav.). Tamarillo (Solanum betaceum Cav.) atau sering disebut dengan terong

    belanda merupakan buah yang kaya akan khasiat dan manfaat. Menurut Sinaga (2009), daging dan

    biji buah tamarillo mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, glikosida, serta

    steroid/triterpenoid yang dapat berfungsi sebagai antioksidan.

    Berdasarkan uji pendahuluan, ekstrak etanol kulit buah tamarillo positif mengandung senyawa

    fenolik yang menghasilkan perubahan warna menjadi hitam pekat. Menurut Mertz et al (2009),

    kandungan fenolik yang terdapat pada buah tamarillo berkisar antara 308-570 mg per 100 g sampel.

    Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Siti Hawa dan Mohd Fadzelly (2012) yang

    menunjukkan bahwa kulit buah tamarillo mengandung total fenol yang tinggi dengan nilai sebesar

    4,89 ± 0,04 mg/g eq asam galat (GAE)/g.

    Senyawa golongan fenol diketahui sangat berperan penting pada aktivitas antioksidan.

    Semakin besar kandungan senyawa golongan fenolnya maka semakin besar aktivitas

    antioksidannya (Shahwar et al, 2010). Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan

    penelitian untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa golongan fenol dari kulit buah

    tamarillo (Solanum betaceum Cav.) yang aktif sebagai antioksidan.

    2. BAHAN DAN METODE

    2.1 Bahan

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah tamarillo (Solanum betaceum Cav.) yang

    masih segar dan sudah matang, etanol (CH3CH2OH) 98% dan 70%, etil asetat (EtOAc) p.a., n-

    heksan (C6H14), kloroform (CHCl3), n-butanol (C4H9OH) p.a., kristal difenilpikril hidrazil (DPPH),

    kalium bromida (KBr), akuades, silika gel GF254 dan silika gel 60, asam galat, reagen Folin-

    Ciocalteu, natrium karbonat (Na2CO3) 5%. Alat-alat yang digunakan tediri dari toples kaca, chamber kromatografi, tabung reaksi, corong pisah, beker gelas, gelas ukur, neraca analitik, botol vial, ball filler,

    aluminium foil, pipet volume, batang pengaduk, pipet kapiler, kertas saring, penguap vakum putar (rotatory

    vacuum evaporator), spektrofotometri UV-Vis Double Beam Shimadzu/UV-1800, dan spektrofotometri

    inframerah Shimadzu/IR Prestige-21.

    2.2 Metode

    Penyiapan sampel

    Buah tamarillo (Solanum betaceum Cav.) segar dicuci bersih, kemudian dikupas dan diambil

    bagian kulit buah. Kulit buah yang diperoleh ditimbang dan ditentukan kadar airnya dengan cara

    dioven pada suhu 1500C selama 1 jam dan ditimbang kembali sampai berat sampel konstan. Kulit

    buah sebanyak 1.210 g dihaluskan.

  • 3

    Ekstraksi dan partisi kulit tamarillo

    Sampel halus kulit buah tamarillo dimaserasi dengan etanol dalam toples kaca dan dibiarkan

    selama ± 24 jam. Proses maserasi dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Filtrat yang sudah

    terkumpul langsung diuapkan menggunakan rotary evaporator dan diperoleh 126,17 g ekstrak pekat

    etanol kemudian dilarutkan ke dalam campuran etanol :air (7:3), dan diuapkan hingga tersisa

    ekstrak air. Ektrak air lalu dipartisi bertahap dengan n-heksan, kloroform, dan n-butanol sebanyak

    400 mL kemudian dipekatkan. Masing-masing ekstrak hasil partisi dan ekstrak kasar kemudian

    diuji total fenol dan aktivitas antioksidan.

    Penentuan kandungan total fenol

    Kandungan total fenol pada kulit buah tamarillo ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu.

    Sampel sebanyak 10 mg ditimbang dan dilarutkan dengan etanol 98% dalam labu ukur 10 mL

    kemudian di kocok dan disaring. Filtrat yang diperoleh dipipet 1,0 mL ditambahkan dengan reagen

    folin sebanyak 0,8 mL dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan dengan Na2CO3 5% sampai tanda

    batas. Campuran dikocok dan didiamkan selama 60 menit. Serapannya diukur pada 755,4 nm pada

    spektrofotometer UV-Vis dengan pengulangan 2 kali. Hasilnya diplotkan terhadap kurva standar

    asam galat 100 ppm (1, 2, dan 4 ppm) yang dipersiapkan dengan cara yang sama. Kandungan total

    fenol dinyatakan sebagai mg/g eq asam galat

    Uji aktivitas antioksidan menggunakan DPPH

    Aktivitas antioksidan ditentukan menggunakan metode DPPH (dipenilpikril hidrazil). Sebanyak 10

    mg sampel ditimbang dan dilarutkan dengan etanol 98% pada labu ukur 10 mL, dikocok dan

    disaring sehingga diperoleh larutan induk 1000 ppm. Larutan induk diencerkan kembali untuk

    membuat konsentrasi 10, 25, 50, 75, dan 100 ppm pada labu ukur 10 mL. Sebagai larutan

    pembanding digunakan asam galat 100 ppm yang diencerkan dengan konsentrasi 2,5; 5; 7,5; dan 10

    ppm dalam labu ukur 10 mL. Masing-masing larutan sampel dan pembanding dipipet 1,0 mL,

    dimasukkan dalam tabung reaksi, ditambahkan 2 mL DPPH 0,0040%. Campuran dikocok

    kemudian didiamkan selama 30 menit. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang 518,4 nm

    menggunakan spektrofotometer UV-vis. Kemampuan antioksidan diukur sebagai penurunan

    serapan larutan DPPH akibat adanya penambahan sampel. Aktivitas antioksidan untuk

    menghambat radikal bebas dinyatakan dalam % inhibisi, yang dihitung menggunakan rumus yaitu :

    Nilai IC50 dihitung berdasarkan persentase inhibisi terhadap radikal DPPH dari masing-masing

    konsentrasi larutan sampel.

    Pemisahan dan pemurnian

    Ekstrak aktif yang diperoleh selanjutnya dipisahkan dengan teknik kromatografi yaitu kromatografi

    lapis tipis (KLT) dalam berbagai campuran eluen dan kromatografi kolom. Uji kemurnian

    dilakukan dengan menggunakan KLT pada beberapa campuran fase gerak. Jika isolat menunjukkan

    noda tunggal pada plat KLT dengan fase gerak yang berbeda, maka isolat tersebut sudah relatif

    murni secara KLT.

    Identifikasi isolat aktif

    Identifikasi isolat yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari uji fitokimia dengan pereaksi

    warna dan teknik spektrofotometri UV-Vis dan spektrofotometri FTIR.

    %100% xblangkoabsorbansi

    sampelabsorbansiblangkoabsorbansiinhibisi

  • 4

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Ekstraksi dan Partisi Kulit Buah Tamarillo

    Maserasi 1.210 g kulit buah tamarillo yang sudah halus dengan etanol 70% menghasilkan ekstrak

    pekat etanol yang berwarna coklat kehitaman sebanyak 126,17 g.

    Kandungan total fenol pada ekstrak etanol kulit tamarillo tinggi dengan konsentrasi sebesar 3,564

    mg/g eq asam galat. Analisis ini sesuai dengan hasil uji kualitatif senyawa fenol menggunakan

    pereaksi FeCl3 1% yang telah dilakukan pada ekstrak etanol kulit tamarillo yang memberikan

    perubahan warna hitam yang tajam. Hasil analisis nilai IC50 menunjukkan bahwa ekstrak etanol

    kulit tamarillo memiliki aktivitas antioksidan. Pada konsentrasi 200,84 mg/L ekstrak etanol dari

    kulit sudah mampu mereduksi radikal bebas sebesar 50%. Jika dibandingkan dengan asam galat,

    aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit tamarillo relatif lemah. Asam galat sudah mampu

    mereduksi radikal bebas sebesar 50% pada konsentrasi 7,438 mg/L.

    Ekstrak pekat etanol kulit tamarillo sebanyak 50 g dilarutkan dalam campuran etanol : air (7:3)

    sebanyak 200 mL dan dipartisi sehingga diperoleh ekstrak n-heksan sebesar 0,2791 g (coklat

    pekat); ekstrak kloroform sebesar 0,2841 g (coklat); dan ekstrak n-butanol sebesar 5,2277 g (coklat

    kemerahan). Berat ekstrak n-butanol lebih besar dibandingkan dengan berat ekstrak n-heksan dan

    kloroform. Hal ini menandakan bahwa senyawa yang terkandung pada ekstrak n-butanol kulit

    tamarillo sebagian besar bersifat polar.

    3.2 Penentuan Total Fenol Ekstrak Hasil Partisi

    Kandungan total fenol pada masing-masing ekstrak hasil partisi menunjukkan bahwa ekstrak n-

    butanol memiliki kandungan total fenol yang paling tinggi sebesar 3,37 mg/g eq asam galat. Hal ini

    mungkin disebabkan senyawa yang diisolasi semakin murni akibat pemisahan berdasarkan

    perbedaan sifat kepolaran. Kadar total fenol pada ekstrak hasil partisi ditampilkan pada Tabel 1.

    Menurut Widyastuti (2010), antara total fenol dan aktivitas antioksidan memiliki hubungan korelasi

    yang positif dan kuat. Semakin besar kandungan total fenol dalam suatu sampel, maka semakin

    besar pula aktivitas antioksidannya. Maka dari itu, ekstrak n-butanol dilanjutkan untuk diuji

    aktivitas antioksidan secara spektrofotometri menggunakan senyawa DPPH.

    Tabel 1. Kadar Total Fenol Pada Ekstrak Hasil Partisi

    Ekstrak partisi Berat (g) Konsentrasi Rata-rata Kadar Total Fenol

    (mg/g eq asam galat)

    n-Heksan 0,0117 (7,3332 ± 0,0344) 0,14

    kloroform 0,0116 (3.3092 ± 0,1138) 0,0064

    n-Butanol 0,0120 (9,7726 ± 0,3964) 3,37

    3.3 Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak n-butanol

    Hasil analisis nilai IC50 menunjukkan pada konsentrasi 68,14 mg/L, ekstrak n-butanol sudah

    mampu mereduksi radikal bebas sebesar 50% dibandingkan dengan ekstrak kasar. Hal ini mungkin

    disebabkan senyawa campuran yang terkandung memiliki hubungan sinergis dan antagonis

    sehingga mempengaruhi aktivitas yang dihasilkan. Aktivitas antioksidan ekstrak n-butanol

    tergolong aktif dan kuat karena memiliki nilai IC50 berkisar antara 50-100 g / mL (Sinaga, 2009)

    dan jika dibandingkan dengan asam galat, aktivitas antioksidan yang dimiliki ekstrak n-butanol

    lebih rendah. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak n-butanol dipaparkan pada Tabel 2.

    Tabel 2. Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Butanol

    Konsentrasi (mg/L) % Inhibisi Regresi linier

    0 0 y = 0,7217x + 0,8197

    r = 0,9944

    Nilai IC50 = 68,14 10 5,97

    25 18,58

  • 5

    50 42,52

    75 55,28

    100 70,21

    3.4 Pemisahan dan Pemurnian

    Kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mendapatkan fase

    gerak terbaik untuk pemurnian menggunakan kromatografi kolom. Fase diam yang digunakan pada

    KLT adalah silika Gel GF254 (1x10 cm) dan sebagai penampak noda digunakan radiasi ultraviolet

    pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. Hasil analisis KLT menunjukkan bahwa ekstrak n-

    butanol dapat dipisahkan dengan baik menggunakan fase gerak n-butanol: etil asetat: asam asetat

    10% (2:7:1). Fase gerak ini memberikan pemisahan noda terbanyak yaitu enam noda dan terpisah

    dengan jarak yang baik.

    Pemisahan komponen dari ekstrak n-butanol kulit tamarillo dengan kromatografi kolom

    menghasilkan 61 eluat. Seluruh eluat diamati pola pemisahan nodanya dengan KLT. Eluat yang

    memiliki pola pemisahan noda yang sama pada KLT digabungkan dan diperoleh enam fraksi

    penggabungan (A, B C, D, E, F) yang memiliki pola pemisahan noda yang berbeda. Masing-

    masing fraksi hasil KLT penggabungan diuji fitokimia senyawa fenol menggunakan reagen FeCl3

    1%. Hasil uji fitokimia menunjukkan ada empat fraksi yang positif mengandung senyawa fenol

    yaitu fraksi FB, FD, FE, dan FF. Isolat FE dan FF yang memiliki noda tunggal secara KLT

    dilanjutkan untuk dilakukan uji kemurnian. Hasil uji kemurnian menunjukkan bahwa isolat FE

    hanya menampakkan satu (1) noda pada plat KLT. Hal ini menandakan bahwa isolat FE relatif

    murni secara KLT, sehingga dilanjutkan untuk dianalisis menggunakan spektrofotometer FTIR dan

    UV-Vis.

    3.5 Identifikasi Isolat Aktif

    a. Spektrofotometer FTIR

    Analisis spektrofotometri FTIR dilakukan untuk mengetahui dan memberi informasi mengenai

    gugus-gugus fungsi khas yang terkandung dalam isolat FE. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa

    isolat FE memiliki beberapa gugus fungsi spesifik seperti serapan uluran O-H terikat pada daerah

    bilangan 3321,42 cm-1 yang melebar serta didukung adanya serapan pada daerah sidik jari dengan

    bilangan gelombang 1269,16-1041,56 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus C-O alkohol. Pada

    daerah bilangan gelombang 3126,61 cm-1 menunjukkan adanya serapan uluran C-H aromatik.

    Karakteristik lain yang mengidikasikan adanya cincin aromatik ditunjukkan adanya serapan pada

    daerah bilangan gelombang 1648,30 cm-1 yang merupakan serapan dari regangan cincin C=C

    aromatik. Hasil ini diperkuat dengan munculnya serapan cincin C=C keluar bidang pada panjang

    gelombang 621,08-453,27 cm-1 (Silverstein et al., 1986). Spektra FTIR dari isolat FE ditujukan

    pada Gambar 1.

    Gambar 1. Spektra FTIR Isolat FE

  • 6

    Pita serapan pada daerah bilangan gelombang 2958,80 cm-1, 2933,73 cm-1 dan 2873,94 cm-1

    menunjukkan adanya serapan untuk C-H alifatik (CH3 dan CH2 stretching) yang didukung dengan

    munculnya serapan CH2 bending dan CH3 bending pada daerah bilangan gelombang 1465,90 cm-1

    dan 1379,10 cm-1. Pita serapan yang tajam pada daerah bilangan gelombang 1710,86 cm-1

    menunjukkan adanya serapan gugus C=O (gugus karbonil) (Silverstein et al., 1986). Berdasarkan

    hasil analisis spektra FTIR diduga isolat FE mengandung gugus –gugus fungsi -OH, C-H aromatik,

    C=C aromatik, C-O, C=O dan C-H alifatik.

    b. Spektrofotometer UV-Vis

    Spektra spektrofotometer UV-Vis dari isolat FE dalam metanol ditampilkan pada Gambar 2.

    Panjang Gelombang (nm)

    Ab

    sorb

    ansi

    Pita I

    maks 327,20 nm

    Pita II

    maks 245,40 nm

    Gambar 2. Spektra UV-Vis Isolat FE

    Hasil analisis menunjukkan bahwa isolat FE memberikan dua pita serapan maksimum pada panjang

    gelombang 327,20 untuk pita I dan panjang gelombang 245,40 untuk pita II. Serapan pada panjang

    gelombang 245,40 diduga karena adanya transisi *n dan *n yang menunjukkan adanya

    gugus kromofor C=O dan gugus auksokrom -OH sedangkan serapan yang terjadi pada panjang

    gelombang 327,20 disebabkan adanya transisi * yang menunjukkan adanya kromofor C=C

    terkonjugasi (Fessenden and Fessenden,1995). Serapan spektra UV-Vis pada panjang gelombang

    tersebut diduga menunjukkan rentangan serapan senyawa flavonoid golongan isoflavon dengan

    rentang panjang gelombang 310-330 (pita I) dan 245-275 untuk pita II (Markham, 1988). Hasil

    analisis ini sesuai dengan uji fitokimia flavonoid yang dilakukan menggunakan test Willstater (Mg-

    HCl), penambahan pereaksi H2SO4 pekat dan test dengan NaOH 10% yang memberikan perubahan

    warna (uji positif) menjadi kuning.

    Untuk melihat dan menentukan kemungkinan letak substituen (pola oksigenasi) gugus hidroksi

    (OH) pada kerangka dasar isoflavon, maka digunakan pereaksi geser sebagai pendeteksi. Pereaksi

    geser yang digunakan terdiri dari NaOH, NaOAc, NaOAc - H3BO3, AlCl3, dan AlCl3-HCl. Fungsi

    pereaksi geser adalah menentukan kedudukan gugus hidroksil fenol bebas pada inti flavonoid

    dengan melihat pergeseran puncak serapan yang terjadi. Pergeseran panjang gelombang spektra

    UV-Vis isolat FE setelah penambahan pereaksi geser ditampilkan pada Tabel 3.

    Tabel 3. Pergeseran Panjang Gelombang Spektra UV-Vis Isolat FE.

    Isolat FE Panjang Gelombang maks

    (nm)

    Geseran Panjang

    Gelombang maks (nm)

    Pita I Pita II Pita I Pita II

    metanol 327,20 245,40

    metanol + NaOH 387,20 255,40 + 60 + 10

    metanol + NaOH (5 menit) 387,20 255,40 + 60 + 10

    metanol + NaOAc 387,20 253,20 +60 +7,8

    metanol + NaOAc + H3BO3 334,40 276,20 +7,2 + 30,8

  • 7

    metanol + AlCl3 325,80 243,00 -1,4 -2,4

    metanol + AlCl3 + HCl 326,60 245,20 -0,6 -0,2

    Berdasarkan data pada Tabel 3, menunjukkan setelah penambahan pereaksi geser NaOH terjadi

    pergeseran batokromik pada pita I maupun pita II yang menunjukkan adanya gugus OH pada cincin

    A dan B. Dugaan ini diperkuat dengan adanya pergeseran batokromik pada pita II setelah ditambah

    natrium asetat yang menunjukkan adanya gugus 7-OH pada cincin A. Hal ini terjadi karena natrium

    asetat hanya dapat mengionisasi isoflavon khususnya pada gugus 7-OH. Pergeseran batokromik

    yang terjadi pada pita I dan pita II setelah ditambah NaOH juga menunjukkan adanya 3’,4’-

    dihidroksi isoflavon (Mabry, 1992).

    Penambahan pereaksi geser natrium asetat-asam borat menunjukkan adanya pergeseran batokromik

    pada pita I dan pita II yang mengindikasikan terdapat gugus orto-diOH pada cincin A tepatnya pada

    posisi C-6 ,C-7 atau C-7, C-8 (Astiti Asih,2009). Gugus orto dihidroksi pada cincin B tidak dapat

    dideteksi dengan natrium asetat/asam borat karena kurang efektifnya konjugasi dengan kromofor

    utama (Mabry, 1992). Penambahan pereaksi geser AlCl3 dan AlCl3 yang ditambah HCl

    memperlihatkan adanya pergeseran hipsokromik yang menunjukkan tidak terdapat gugus OH pada

    atom C-5 pada cincin A. Penambahan AlCl3 dan AlCl3/HCl juga tidak dapat mendeteksi adanya

    gugus 3’,4’-dihidroksi isoflavon karena cincin B mempunyai sedikit atau tidak ada konjugasi

    dengan kromofor utama (Mabry, 1992).

    Berdasarkan hasil analisis pergeseran spektra UV-Vis setelah ditambah pereaksi geser

    menunjukkan bahwa isolat FE diduga merupakan senyawa flavonoid golongan isoflavon yang

    memiliki substituen OH pada kerangka dasarnya yaitu pada cincin A dengan posisi atom C-6,C-7

    atau C-7, C-8 dan cincin B pada posisi C-3’, C-4’.

    4. SIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Simpulan

    1. Kandungan total fenol ekstrak kasar sebesar 3,564 mg/g eq asam galat, memiliki kemampuan aktivitas antioksidan terhadap DPPH pada konsentrasi (nilai IC50) sebesar 200,84 mg/L.

    Kandungan total fenol pada ekstrak n-butanol sebesar 3,37 mg/g eq asam galat dan memiliki

    kemampuan aktivitas antioksidan terhadap DPPH pada konsentrasi (nilai IC50) sebesar 68,14

    mg/L.

    2. Identifikasi isolat aktif golongan fenol pada fraksi E dari fraksi n-butanol kulit tamarillo mengandung senyawa flavonoid golongan isoflavon yang mempunyai gugus karakteristik OH

    terikat, C=C aromatik, C-H alifatik, gugus C=O, C=C aromatik, C-O dan C-H aromatik dengan

    substituen gugus hidroksi (OH) pada cincin A dengan posisi atom C-6,C-7 atau C-7, C-8, dan

    cincin B pada posisi C-3’, C-4’.

    4.2 Saran

    Perlu dilakukan analisis yang lebih lengkap misalnya dengan metode 1H-NMR, 13C-NMR,

    dan GC-MS untuk menetapkan struktur senyawa aktif. Selain itu, perlu dilakukan uji secara in vivo

    untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan dari ekstrak n-butanol.

    Ucapan Terimakasih

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada DITJEN DIKTI yang mendanai proyek ini

    melalui LPPM Unud.

  • 8

    DAFTAR PUSTAKA

    Astiti Asih, I.A.R., 2009, Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Isoflavon Dari Kacang Kedelai

    (Glycine max), Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Jurnal Kimia 3

    (1), Januari 2009 : 33-40

    Bast, A., G.R.M.M. Haenen., and C.J.A. Doelman., 1991. Oxidants and Antioxidants: State of Art,

    The American journal of Medicine, Proceedings of a Symposium Oxidants and Antioxidats :

    Pathophysiologic Determinants and Therapeutic Agents.

    Fessenden, R.J., and Fessenden, J.S., 1995, Kimia Organik, Terjemahan Aloysius, H.A., Jilid I,

    Edisi III, Airlangga, Jakarta.

    Mabry T.J., Markham.K.R., dan Thomas M.B., 1970, The Systematic Identification of Flavonoids,

    Springer-Verlag, New York, Heidelberg, Berlin

    Mabry T.J., Markham.K.R., dan Thomas M.B., 1992, The Systematic Identification of Flavonoids,

    Springer-Verlag, New York, Heidelberg, Berlin.

    Markham K. R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Terjemahan Kosasih, P., Edisi I, ITB,

    Bandung.

    Mertz, C., A. Gancel., Z. Gunata., P. Alter., C. Dhuique-Mayer, et al., 2009, Phenolic Compounds,

    Carotenoids and Antioxidant Activity of Three Tropical Fruits, Journal of Food Composition

    and Analysis, Vol. 22, No. 5, PP, 381-387.

    Oktarini Anthonia Candra Dewi, Ni Wayan., 2013, Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid

    Ekstrak Etanol Biji Terong Belanda (Solanum betaceum, syn) dalam Menghambat Reaksi

    Peroksidasi Lemak Pada Plasma darah Tikus Wistar, Tesis, Program Magister, Program Studi

    Kimia Terapan, Universitas Udayana, Denpasar.

    Prakash, A., 2001. Antioxidant Activity, Medallion Laboratories: Analithycal Progres, Vol. 19, No.

    2: 1-4.

    Shahwar D., Shafiq-ur-Rehman., Ahmad N., Ullah S., and Raza M.A., 2010, Antioxidant Activities

    of the Selected Plants from the Family Euphorbiaceae, lauraceae, Malvaceae and

    Balsaminaceae, African Journal of Biotechnology, 9(7): 1086-1096.

    Silverstein., Bassler., and Morrill., 1986, Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik, Edisi IV,

    a.b. Drs. A.J. Hartomo., Dra. Anny Victor Purba, M.Sc.,Erlangga, Jakarta.

    Sinaga, Irma L. H., 2009, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah

    Terong Belanda (Solanum betaceum Cav), Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera

    Utara, Medan.

    Siti Hawa, Ali Hassan., and Fadzelly Abu Bakar., 2012, Antioxidative and Anti-Cholinesterase

    Activity of Cyphomandra Betaceae Fruit, Institute for Tropical Biology and Conservation,

    Universiti Malaysia sabah, Jalan UMS, 88400, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.

    Widyastuti, Niken., 2010, Pengukuran Aktivitas Antioksidan dengan Metode Cuprac, DPPH, dan

    Frap serta Korelasinya dengan Fenol dan Flavonoid Pada Enam Tanaman, Skripsi, FMIPA

    Institut Pertanian Bogor.

  • ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FENOL

    DARI KULIT BUAH TAMARILLO (Solanum betaceum Cav.)

    YANG AKTIF SEBAGAI ANTIOKSIDAN

    Ida Ayu Raka Astiti AsihNi Made Puspawati, Wiwik Susanah Rita

    Ni Luh Putu Devi Sintia Dewi

  • reaktif Merusak komponen

    sel dalam tubuh

    protein

    DNA

    Membran

    lemakPeroksidasi

    Lemak

    Terputusnya

    rantai asamMalondialdehid

    (MDA)

    Menimbulkan

    berbagai penyakit

    seperti kanker,

    jantung, dan

    penyakit

    degeneratif

    lainnya

    Vit.A, C, E, β-karoten,

    asam fenolat, flavonoid

    Berada dalam

    tumbuh-

    tumbuhan

    antioksidan

    Tamarillo(solanum

    betaceum, syn)

    Radikal bebas

  • TAMARILLO

    Secara Tradisional:

    Penyakit rematikMemperlancar air seni

    Menurunkan kadar kolesterol darah Uji Pendahuluan

    Ekstrak etanol kulit buah tamarillo positif

    mengandung senyawa fenolik

    Hasil Penelitian▪ Kandungan fenolik pada

    buah berkisar antara 308-570 mg per 100 g sampel.

    ▪ Kandungan total fenol pada kulit sebesar 4,89 ±0,04 mg/g eq asam galat (GAE)/g

  • Target Penelitian

    Mendapatkan senyawa fenol yang

    terkandung pada kulit buah tamarillo

    (Solanum betaceum Cav.) yang bersifat

    paling aktif sebagai antioksidan.

  • IdentifikasiUV-Vis dan FTIR

    IdentifikasiUV-Vis dan FTIR

    IdentifikasiUV-Vis dan FTIR

    Senyawa golongan Flavanon(substitusi gugus OH pada

    C6,C7 atau C7,C8)

    Isolat FE Isolat FBIsolat FBIsolat FB

    Senyawa golongan Isoflavon(substitusi gugus OH pada C6, C7

    atau C7,C8 dan C3’,C4’)

    Senyawa golongan Flavanon(substitusi gugus OH pada C2’, C5’, C6’ dan gugus O-glikosida pada C7)

    Partisi Partisi Partisi

    Ekstrakn-heksan0,2791 g

    Ekstrakkloroform0,2841 g

    Ekstrakn-butanol5,6277 g

    Ekstrakn-heksan

    0,45 g

    Ekstrakkloroform

    0,37 g

    Ekstrakn-butanol

    3,39 g

    Ekstrakn-heksan

    0,62 g

    Ekstrakkloroform

    3,42 g

    Ekstrakn-butanol

    3,00 g

    Kulit 1.210 g Daging 3.950 g Biji 2.480 g

    Maserasi dengan etanol 70%uji aktifitas antioksidan

    Ekstrak etanol 178,44 gIC50 1365,55 ppm

    Ekstrak etanol 126,17 gIC50 200,84 ppm

    Ekstrak etanol 253,11 gIC50 4212,017 ppm

    Buah terong belanda

    Maserasi dengan etanol 70%uji aktifitas antioksidan

    Maserasi dengan etanol 70%uji aktifitas antioksidan

    Uji fitokimia flavonoiduji aktifitas antioksidan

    Uji fitokimia flavonoiduji aktifitas antioksidan

    Uji fitokimia flavonoiduji aktifitas antioksidan

    Ekstrak n-butanolIC50 68,14 ppm

    Ekstrak n-butanolIC50 621,45 ppm

    Ekstrak n-butanolIC50 2.250,769 ppm

    Kromatografi kolomn-butanol:etil asetat:asam asetat

    10% (2:7:1)

    Kromatografi kolomn-heksan:etil asetat:air (6:4:01)

    Fraksi FA-FF Fraksi FA-FG Fraksi FA-FB

    Uji fitokimia flavonoidUji kemurnian

    Uji fitokimia flavonoidUji kemurnian

    Uji fitokimia flavonoidUji kemurnian

    Kromatografi kolomn-butanol:etil asetat:asam asetat

    10% (2:7:1)

  • HASIL DAN PEMBAHASAN

    Cawan Berat

    konstan

    cawan (g)

    Berat konstan cawan +

    sampel (g)

    Berat basah

    konstan (g)

    Berat

    kering

    konstan (g)

    % Kadar

    air

    Basah Kering

    1 18,28 25,51 20,65 7,23 2,37 67,22%

    2 18,32 25,62 20,71 7,30 2,39 67,26%

    3 18,20 25,54 20,61 7,34 2,41 67,17%

    % Kadar air rata-rata 67,22%

  • Kandungan Total Fenol Ekstrak Kasar

    Standar asam galat

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5

    Abs

    orba

    nsi

    Konsentrasi (ppm)

    Kurva Kalibrasi Asam galat

    y = 0,1195x + 0,00125

    r = 0,9961

    Ekstrak kasarUji Fitokimia

    Berat

    (g)

    Ulangan Konsentrasi Konsentrasi Rata-

    rata

    Kadar Total Fenol

    (mg/g eq asam

    galat)

    0,0173 1

    2

    3

    5,7134

    6,0314

    5,9920

    (5,9123 ± 0,1326) 3,564

  • Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar

    %100% xblangkoabsorbansi

    sampelabsorbansiblangkoabsorbansiinhibisi

    Konsentrasi

    (ppm)

    % Inhibisi Regresi Linier

    0

    10

    25

    50

    75

    100

    0

    3,88

    9,26

    14,52

    19,11

    25,19

    y = 0,2413x + 1,537

    r = 0,9926

    Nilai IC50 = 200,84

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    0 20 40 60 80 100 120

    % In

    hib

    isi

    Konsentrasi Sampel (ppm)

    Kurva Kalibrasi Ekstrak Kasary = 0,2413x + 1,537

    r = 0,9926

  • Partisi

    Pelarut Berat Sampel

    (g)

    Berat Fraksi (g) Warna Fraksi

    n-heksan 400 mL

    kloroform 400 mL

    n-butanol 400 mL

    50

    50

    50

    0,2791

    0,2841

    5,6277

    Coklat pekat

    Coklat

    Coklat kemerahan

  • Penentuan kandungan total fenol

    n-heksan kloroform n-butanol

    Ekstrak

    partisi

    Berat (g) Konsentrasi Konsentrasi Rata-rata Kadar Total Fenol (mg/g

    eq asam galat)

    n-Heksan 0,0117 7,2816

    7,3544

    7,3636

    (7,3332 ± 0,0344) 0,14

    Kloroform 0,0116 3,4799

    3,2958

    3,1518

    (3,3092 ± 0,1138) 0,0064

    n-Butanol 0,0120 10,3674

    9,3632

    9,5874

    (9,7726 ± 0,3964) 3,37

  • Aktivitas Antioksidan

    Konsentrasi

    (ppm)

    % Inhibisi Regresi linier

    0

    10

    25

    50

    75

    100

    0

    5,97

    18,58

    42,52

    55,28

    70,21

    y = 0,7217x + 0,8197

    r = 0,9944

    Nilai IC50 = 68,14

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    0 20 40 60 80 100 120

    % In

    hib

    isi

    Konsentrasi Sampel (ppm)

    Kurva Kalibrasi n-Butanol

    y = 0,7217x + 0,8197

    r = 0,9944

  • Pencarian Eluen Pada KLT

    Fase Gerak Jumlah

    Noda

    Harga Rf

    A n-butanol: air: kloroform

    (3:0,5:1)

    4 0,05; 0,13; 0,33;0,59

    B n-butanol: air: kloroform

    (7:1:2)

    4 0,05; 0,13; 0,32;0,55

    C n-butanol: air: etil asetat

    (1:0,5:3)

    4 0,04; 0,21; 0,4;0,78

    D n-butanol: kloroform: asam

    asetat 10% (7:2:1)

    5 0,04;0,17;0,26;0,51;0,78

    E n-butanol: kloroform: asam

    asetat 10% (8:1:1)

    4 0,06; 0,2; 0,29; 0,51

    F etil asetat: kloroform: asam

    asetat 10% (7:2:1)

    4 0,06; 0,2; 056; 0,81

    G n-butanol: etil asetat: asam

    asetat 10% (2:7:1)

    6 0,04;0,21;0,4;0,57;0,82;

    0,91

    Profil KLT

  • KLT Penggabungan Hasil Kolom

    Botol

    Fraks

    i

    Fraksi Warna Jumlah

    noda

    Harga Rf

    9-12 A Coklat 1 0,83

    13-16 B Coklat 2 0,83; 0,69

    17-20 C Coklat 1 0,69

    21-22 D Coklat 2 0,69; 0,49

    23-37 E Hijau 1 0,49

    38-53 F Hijau

    kekuningan

    1 0,38

  • Uji Fitokimia

    Fraksi Uji fitokimia fenol Perubahan warna

    A - Orange

    B + Coklat kehijauan

    C - Orange

    D + Hitam

    E + Hijau kehitaman

    F + Hijau kehitaman

  • Uji Kemurnian

    Fraksi E

    No Fase gerak Jumlah noda Harga Rf

    1 n-butanol: kloroform:

    asam asetat 10% (7:2:1)

    1 0,58

    2 etil asetat: kloroform:

    asam asetat 10% (7:2:1)

    1 0,04

    3 n-butanol: air: kloroform

    (3:0,5:1)

    1 0,53

    4 n-butanol: air: etil asetat

    (1:0,5:3)

    1 0,55

    5 n-butanol: etil asetat (3:7) 1 0,63

    6 n-heksan: n-butanol (4:6) 1 0,2

    Fraksi F

    Keterangan:

    A = Kloroform : etil asetat (3:7)

    B = n-butanol : etil asetat (3 :7)

    C = n-butanol : air: kloroform (3:0,5:1)

    D = n-butanol: air: etil asetat (1:0,5:3)

  • Identifikasi dengan FTIR

    Bilangan Gelombang

    % T

    ran

    smit

    an

  • Bilangan Gelombang (cm-1) Bentuk Pita Kemungkinan

    Gugus FungsiSpektra isolat Pustaka*

    3321,42 3550-3200 Melebar -OH terikat

    3126,61 3150-3050 Tajam -CH aromatik

    2958,80

    2933,73

    2873,94

    3000-2840 Tajam -CH alifatik

    1710,86 1850-1730 Tajam -C=O

    1648,30 1650-1585 Rendah C=C aromatik

    1465,90

    1379,10

    1475-1300 Rendah -CH alifatik

    1269,16-1041,56 1300-1000 Melebar -C-O

    950,91-738,74 900-675 Tajam -CH aromatik

    621,08

    453,27

    600-400 Rendah C=C aromatik

    Analisis spektra FTIR isolat fraksi E

    Berdasarkan hasil analisis spektra FTIR diduga isolat fraksi Emengandung gugus –gugus fungsi -OH, C-H aromatik, C=Caromatik, C-O, C=O dan C-H alifatik.

  • Identifikasi dengan UV-Vis

    Pita IPita II

    Hasil analisis menunjukkan bahwa isolat fraksi Ememberikan dua (2) pita serapan maksimumpada panjang gelombang 327,20 untuk pita I danpanjang gelombang 245,40 untuk pita II.

    Panjang gelombang

    Ab

    sorb

    ansi

    Struktur Dasar Isoflavon

  • Data pergeseran panjang gelombang spektra UV-Vis isolat

    Panjang Gelombang

    Ab

    sorb

    an

    si

    + NaOH

    + NaoAc

    Panjang Gelombang

    Ab

    sorb

    an

    si

    Panjang Gelombang

    Ab

    sorb

    an

    si

    + NaoAc/H3BO3

    Isolat fraksi E Panjang Gelombang

    (nm)

    Geseran Panjang

    Gelombang

    (nm)

    Pita I Pita II Pita I Pita II

    metanol 327,20 245,40

    metanol + NaOH 387,20 255,40 + 60 + 10

    metanol + NaOH (5

    menit)

    387,20 255,40 + 60 + 10

    metanol + NaOAc 387,20 253,20 +60 +7,8

    metanol + NaOAc +

    H3BO3

    334,40 276,20 +7,2 + 30,8

    metanol + AlCl3 325,80 243,00 -1,4 -2,4

    metanol + AlCl3 + HCl 326,60 245,20 -0,6 -0,2

  • Dugaan Struktur Senyawa Isoflavon

    Atau

  • KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan

    ➢ Kandungan total fenol ekstrak kasar dan fraksi n-butanolsebesar 3,564 mg/g eq asam galat dan 3,37 mg/g eqasam galat serta memiliki kemampuan aktivitasantioksidan terhadap DPPH pada konsentrasi (nilai IC50)sebesar 200,84 ppm dan 68,14 ppm.

    ➢ Identifikasi isolat aktif golongan fenol pada fraksi Ediduga mengandung senyawa flavonoid golonganisoflavon yang mempunyai gugus karakteristik OHterikat, C=C aromatik, C-H alifatik, gugus C=O, C=Caromatik, C-O dan C-H aromatik dengan substituengugus hidroksi (OH) pada cincin A dengan posisiatom C-6,C-7 atau C-7, C-8, dan cincin B pada posisiC-3’, C-4’.

  • 2. Saran

    ➢ Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan

    struktur senyawa dengan teknik analisis yang lebih lengkap,

    misalnya dengan metode 1H-NMR, 13C-NMR, dan GC-MS.

    ➢ Perlu dilakukan uji in vivo untuk mengevaluasi aktivitas

    antioksidan dari ekstrak n- butanol kulit Tamarillo.

  • THANKS

    senastek 2015.pdf (p.1-8)PPT senastek 2015.pdf (p.9-31)