issn 2302-528x magister hukum udayana • desember 2015 · magister hukum udayana • desember 2015...

15

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)

    Magister Hukum UdayanaJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)

  • ��

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)

    Vol. 11 No. 2 : ��

    Susunan Dewan Redaksi Publikasi Karya Ilmiah

    ISSN 2302-528X

    Magister Hukum UdayanaJurnal

    Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum

    Program Pascasarjana

    Universitas Udayana

    Volume 4 Nomor 4 Desember 2015

    PENANGGUNG JAWAB

    Dr. N� Ketut Supast� Dharmawan, SH., M.Hum., LLM.

    PEMIMPIN REDAKSI

    Dr. Ida Bagus Surya Darmajaya, SH., MH.

    SEKERTARIS PEMIMPIN REDAKSI

    Dr. I Ketut Sudantra, SH., MH.

    DEWAN REDAKSI

    Prof. Dr. I Gust� Ngurah Wa�rocana, SH., MH

    Prof. Dr. I Made Arya Utama., SH., M.Hum.

    PENYUNTING AHLI MITRA BESTARI

    Prof. Tom� Suryo Utomo, SH., LLM., Ph.D (UGM)

    Dr. Edmon Makar�m, SH., S.Kom., LLM (UI)

    Prof. Dr. Efa Laela Fakhr�ah, SH., MH.(UNPAD)

    Ar�e Afr�ansyah, SH., M.I.L., Ph.D (UI)

    PENYUNTING AHLI

    Dr. Putu Tun� Cakabawa Landra, SH., M.Hum.

    Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra, SH., M.Hum.

    Dr. I Wayan W�ryawan, SH., MH.

    Dr. I Gust� Ketut Ar�awan, SH., MH.

    Dr. I Gede Yusa, SH., MH.

    Dr. N� Nyoman Sukert�, SH., MH.

    Dr. Desak Putu Dew� Kas�h, SH., M.Hum

    Dr. Gde Made Swardhana, SH., MH.

    Dr. Made Gde Subha Karma Resen, SH., M.Kn

    PENYUNTING TEKNIS

    Cokorde Dalem Dahana, SH., M.Kn

    I Made Dedy Pr�yanto, SH., M.Kn

    I Nyoman Bag�astra, SH., MH.

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)

  • ���

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)

    SEKRETARIAT

    Gust� Ayu Raka W�ratn�

    A.A. Istr� Agung Yun�ana, SE

    Made Must�ana, SE

    Made Dandy Pranajaya, S.Sos., M.AP

    Alamat Penyunt�ng dan Sekretar�at :

    Program Stud� Mag�ster (S2) Ilmu HukumProgram Pascasarjana Un�vers�tas Udayana

    Gedung Pascasarjana Lanta� I, Jl. PB. Sud�rman Denpasar – Bal�Telepon : +62 (361) 246 354

    E-Ma�l: mag�[email protected].�dhttp://ojs.unud.ac.�d/�ndex.php/jmhu

    Gambar Cover: Dew� Saraswat� (Dew� Ilmu Pengetahuan).

    Foto d�amb�l dar� ruang depan gedung Pasca Sarjana Un�vers�tas Udayana

    Journal Policy

    Udayana Master Law Journal (Jurnal Magister Hukum Udayana) adalah Jurnal

    Ilm�ah Hukum yang d�tujukan untuk mempubl�kas�kan naskah has�l kaj�an dan

    penel�t�an d� b�dang hukum dar� para penstud� (dosen, mahas�swa, penel�t� ), ahl�

    hukum dan prakt�s� yang berka�tan dengan Hukum B�sn�s, Hukum Perdata, Hukum

    Pemer�ntahan, Hukum P�dana, Hukum Kepar�w�sataan, HAM serta Hukum &

    Masyarakat dalam l�ngkup lokal, nas�onal dan �nternas�onal yang or�s�nal dan belum

    pernah d�publ�kas�kan. Proses Review d�lakukan dengan Peer Review (Blind Review)

    terka�t substans� dan tekn�s. Udayana Master Law Journal (Jurnal Magister Hukum

    Udayana) d�terb�tkan secara online dan ed�s� cetak dalam empat (4) kal� setahun (Me�,

    Jul�, September dan Desember). Udayana Master Law Journal (Jurnal Magister

    Hukum Udayana) menuju Jurnal Akred�tas� Nas�onal & saat �n� ter�ndex pada DOAJ

    (D�rectory of Open Access Journals), Google Scholar, IPI (Indones�an Publ�cat�on

    Index) dan EBSCO, Journal TOCs, OAJI, ResearchB�b, Academ�c Keys.

  • �v

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)

    KATA PENGANTAR

    Om Swastiastu,

    Atas asung wara nugraha Ida Hyang W�dh� Wasa / Tuhan Yang Maha Esa mengakh�r�

    tahun 2015 �n� kam� dapat menghad�rkan Jurnal �n� kehadapan pembaca. Art�kel-art�kel yang

    kam� had�rkan pada Volume 4 No. 4 �n� terd�r� dar� art�kel para dosen / pengajar Mag�ster (S2),

    Dosen Fakultas Hukum dan para mahas�swa Mag�ster (S2) Ilmu Hukum Un�vers�tas Udayana.

    Mengawal� art�kel Jurnal �n� adalah Izzah Am�la Fa�sal dengan art�kel Faktor-Faktor

    Penyebab Terjadinya Pariwisata Seksual Anak Di Bali. Putr� Kusuma Sanj�wan� membahas

    tentang Kewenangan Pemerintah Provinsi Bali Dalam Pembangunan Pelabuhan Pariwisata

    Sebagai Pendukung Pariwisata Bali.

    Selanjutnya d�bahas Kewenangan Komisi Kejaksaan oleh Putu Indrawan Ariadi.

    Implementasi Nilai-Nilai Agama Hindu Terhadap Penyelesaian Tindak Pidana Adat Di Bali

    d�bahas dalam tul�san Putu R�zky S�traputra. Kemud�an d�susul dengan tul�san Pluralisme

    Hukum Dalam Perbuatan Hukum Pengangkatan Anak Di Bali oleh I Gust� Agung Ayu Sukma

    Sanj�wan�.

    D�lanjutkan dengan tul�san para dosen dar� Fakultas Hukum UNUD, ya�tu dar� Sr� Utar�

    membahas tentang Implementasi Tanggungjawab Negara Terhadap Kewajiban Konstitusional

    Warga Negara Mengikuti Pendidikan Dasar Di Desa Terpencil Kabupaten Bangli. N� Luh Gede

    Astar�yan� membahas Kewenangan Pemer�ntah Dalam Pembentukan Peraturan Keb�jakan dan

    Made Gde Subha Karma Resen mengkaj� terka�t Inovas� Daerah.

    Berturut-turut kam� saj�kan art�kel dar� Made Somya Putra, Indah Permatasar�, Made

    Gede Arthadana, Kadek Putra Ar�k Pesona, Anak Agung Ngurah Agung Satrya D�ana, I Gede

    Pranajaya, I Ketut Ngastawa, I Ketut Purna Astha dan kembal� tul�san dosen FH UNUD yakn�

    Made Suksma Pr�jandh�n� Dev� Sala�n mengamb�l judul Pengaturan City Hotel Berkarakter

    Chain Hotel Sebagai Salah Satu Bentuk Usaha Jasa Pariwisata Di Indonesia (Studi Kasus Di

    Bali).

    Sebaga� pamungkas dar� 18 art�kel Volume 4 No. 4 �n� kam� saj�kan tul�san dar� Kadek

    Agus Sud�arawan yang membahas Transfer Of Undertaking Protection Of Employment (Tupe)

    Dalam Dunia Ketenagakerjaan Indonesia (Diantara Potensi Dan Hambatan).

    Semoga jurnal yang kam� had�rkan kal� �n� semak�n banyak meng�nsp�ras� serta

    men�mbulkan kega�rahan untuk menul�s, terutama bag� pembaca kr�t�s d� kalangan akadem�s�.

    Saran dan kr�t�k tetap d�butuhkan sebaga� upaya penyempurnaan ed�s� jurnal selanjutnya d� tahun

    2016.

    Selamat Tahun Baru 2016 dan selamat membaca.

    Om Shanti Shanti Shanti Om.

    Denpasar, Desember 2015

    Redaks�

    Vol. 4, No. 4 : �v

  • v

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)Vol. 4, No. 4 : v

    KATA PENGANTAR ............................................................................................... �v

    DAFTAR ISI .............................................................................................................. v�

    Pariwisata Seksual Anak : Upaya Perlindungan Anak

    Berkaitan dengan Sex Child Tourism ....................................................................... 626

    Izzah Am�la Fa�sal

    Kewenangan Pemerintah Provinsi Bali dalam Pembangunan Pelabuhan

    Pariwisata sebagai Pendukung Pariwisata Bali ...................................................... 634

    Putr� Kusuma Sanj�wan�

    Kewenangan Komisi Kejaksaan terhadap Tugasnya untuk Melakukan

    Pengawasan Khususnya kepada Kewenangan Penuntut Umum .......................... 645

    Putu Indrawan Ar�ad�

    Implementasi Nilai-nilai Agama Hindu terhadap Penyelesaian

    Tindak Pidana Adat di Bali ...................................................................................... 654

    Putu R�zky S�traputra

    Pluralisme Hukum dalam Perbuatan Hukum Pengangkatan Anak di Bali ........ 661

    I Gust� Agung Ayu Sukma Sanj�wan�

    Implementasi Tanggungjawab Negara Berkaitan Dengan Hak Atas Pendidikan

    Dasar Bagi Warga Negara Di Desa Terpencil Kabupaten Bangli ........................ 669

    N� Ketut Sr� Utar�, I Made Ud�ana

    Inovasi Daerah

    (Releksi dan Pengaturan Inovasi Daerah di Indonesia) ....................................... 680Made Gde Subha Karma Resen

    Kewenangan Pemerintah dalam

    Pembentukan Peraturan Kebijakan ........................................................................ 688

    N� Luh Gede Astar�yan�

    Penyelesaian Wicara Melalui Peradilan oleh Majelis Utama Desa

    Pakraman (MUDP) Provinsi Bali ............................................................................ 700

    I Made Somya Putra

    DAFTAR ISI

  • v�

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)Vol. 4, No. 4 : v�

    Kewenangan Menguji Konstitusionalitas

    Peraturan Daerah terhadap UUD 1945 ................................................................... 713

    Indah Permatasar�

    Peranan Sidik Jari dalam Mengungkap Pelaku Tindak Pidana

    di Tingkat Penyelidikan Polda Bali .......................................................................... 720

    Made Gede Arthadana

    Konstruksi Sanksi Administratif Peraturan Daerah

    Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 .......................................................................... 729

    Kadek Putra Ar�k Persona

    Kewenangan Pemerintah Provinsi Bali dalam Penyelenggaraan Penanaman

    Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

    tentang Penanaman Modal ....................................................................................... 736

    Anak Agung Ngurah Agung Satrya D�ana

    Pengaturan Pengangkatan Sekretaris Daerah untuk Mewujudkan

    Netralitas Pegawai Negeri Sipil Daerah .................................................................. 747

    I Gede Pranajaya

    Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11-017/PUU-I/2003

    terhadap Perlindungan Hukum Hak Dipilih .......................................................... 757

    I Ketut Ngastawa

    Kontradiksi Implementasi Pasal 79A Undang-Undang Nomor 24

    Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan di Kota Denpasar ............... 770

    I Ketut Purna Astha

    Pengaturan City Hotel Berkarakter Chain Hotel sebagai Salah Satu

    Bentuk Usaha Jasa Pariwisata di Indonesia (Studi Kasus di Bali) ....................... 783

    Made Suksma Pr�jandh�n� Dev� Sala�n

    Pengaturan Prinsip Transfer of Undertaking Protection of Employment (TUPE)

    dalam Dunia Ketenagakerjaan Indonesia

    (Diantara Potensi dan Hambatan) ........................................................................... 796

    Kadek Agus Sud�arawan

  • 680

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)Vol. 4, No. 4 : 680 - 687

    I. Pendahuluan

    Indones�a yang leb�h ba�k, kal�mat

    tersebut t�dak jarang terucap dan tersurat

    pada momen nas�onal, pember�taan d�

    med�a, maupun p�dato-p�dato pemer�ntah

    (Pusat/Daerah). Seh�ngga t�mbul pertanyaan,

    apakah Indones�a belum ba�k? Apakah tujuan

    bangsa telah tercapa�? Apakah d�nam�ka

    daerah, nas�onal, reg�onal dan �nternas�onal

    dapat terakomod�r? Apakah aturan hukum

    d� Indones�a telah efekt�f? Apakah k�nerja

    dar� pemer�ntah pusat dan daerah telah

    berjalan dengan ba�k? Leb�h khusus lag�

    yang menjad� fokus utama pada tul�san

    �n�, apakah otonom� dan desentral�sas�

    telah berjalan sebaga�mana d�c�ta-c�takan?

    Menanggap� pertanyaan-pertanyaan tersebut,

    ada baiknya menelusuri dan mereleksi pada event terdahulu untuk d�jad�kan acuan dan

    cerm�nan bag� pelaksanaan otonom� daerah

    d�masa yang akan datang.

    Irfan R�dwan Masum mengungkapkan

    “dar� s�s� ekonom�, otonom� Daerah justru

    seolah menjad� beban. Ekonom� b�aya t�ngg�

    muncul ak�bat penerapan otonom� Daerah.”2

    Semangat otonom� belum berjalan, j�ka

    d�amat� dar� propors� belanja Pusat dan

    Daerah, belanja Pusat mencapa� angka

    Rp.1. 249 tr�l�un mas�h jauh leb�h besar dar�

    pada belanja Daerah yang besarnya Rp.592

    tr�l�un. Iron�snya, separuh dar� belanja Pusat,

    INOVASI DAERAH

    (Releksi dan Pengaturan Inovasi Daerah di Indonesia)

    Oleh:

    Made Gde Subha Karma Resen1

    ABSTRACT

    Regional Innovation is an important factor to encourage competitiveness and prosperity in the region. Innovation is a collaborative process to improve effectiveness and eficiency in the Region. Innovation cannot run sporadically and partially, particularly at the level of regulation and governance. Relection on experience shows, government apprehensive to innovate in the Region. Criminalization of policy, euphoria of corruption eradication causing poor innovation in the Region, so it should be given the rule that provides the lexibility to innovate without diminishing accountability or in formulating innovation policy, should be based on the principles in the running of innovation.. Through the juridical analysis of substance of the Law 23/2014, have been set related to regional innovation. There is the possibility of expanding the activities of government, with narrowing of the risk of criminal prosecution.

    Key Words: Regional Innovation, Local Government, Regional Innovation System

    1 Penul�s adalah Staf Pengajar (Dosen) d� Fakultas

    Hukum Un�vers�tas Udayana. e-ma�l: subhakarma.

    skr@gma�l.com

    2 Irfan R�dwan Masum adalah Ketua Program Pasca

    Sarjana Ilmu Adm�n�stras� Fakultas Ilmu Sos�al dan

    Pol�t�k Un�vers�tas Indones�a. L�hat dalam: Har�an

    Kompas, “Problem Belum Terjawab: Inkonsistensi

    Pemerintah Hambat Undang-Undang Pemerintahan

    Daerah,” Kam�s 24 Apr�l 2014,hlm.2.

  • 681

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)Vol. 4, No. 4 : 680 - 687

    sebesar Rp.637 tr�l�un d�pergunakan untuk

    semua kementer�an dan lembaga d� Pusat.3

    Beberapa surve� menunjukkan belum

    terwujudnya p�l�han ras�onal tujuan bernegara

    dalam kerangka welfare state dan konseps�

    governance d� Indones�a. Berkenaan dengan

    salah satu �su kesejahteraan yang menjad�

    �su publ�k, beberapa t�m penel�t� dar� Power,

    Welfare and Democracy (PWD) Project,4

    member�kan has�l pada penel�t�annya bahwa

    terdapat “ker�nduan” dan kebutuhan terhadap

    gagasan negara kesejahteraan (welfare

    state), Negara yang mengurus� pelayanan

    dasar warganegaranya (sepert� pend�d�kan

    dan kesehatan).

    Dar� aturan hukum terka�t dengan

    otonom� daerah (Undang-Undang

    Pemer�ntahan Daerah), aturan hukum

    yang cepat berubah/ d�amandemen

    d�satu s�s� menunjukkan respons�v�tas

    terhadap ked�nam�kaan tap� s�s� yang la�n

    men�mbulkan prasangka bahwa formulas�

    substans� pengaturannya yang “dangkal” dan

    t�dak futur�st�k. Permasalahan juga terl�hat

    pada d�sharmon� produk-produk hukum

    daerah dengan aturan hukum d� atasnya.

    Dan leb�h fatal lag�, eufor�a pemberantasan

    korups�, men�mbulkan ketakutan bag�

    penyelenggara pemer�ntahan untuk

    melakukan �novas�-�novas� d� daerah dalam

    rangka penyelenggaraan pemer�ntahan

    yang lebih efektif, dan lebih eisien dalam rangka men�ngkatkan dan meramu

    d�ametral kesejahteraan dan pertumbuhan

    pembangunan.5

    Dari penekanan-penekanan releksi pada latarbelakang d� atas, pent�ng

    d�anal�sa dan d�jabarkan pengaturan �novas�

    daerah dalam kerangka penyelenggaraan

    pemer�ntahan daerah d� Indones�a,

    sebaga�mana parad�gma �novas� �n�

    d�jabarkan dalam Undang-Undang Nomor 23

    Tahun 2014 tentang Pemer�ntahan Daerah.

    II. PEMBAHASAN

    2.1 Penguatan Sistem Inovasi Daerah di

    Indonesia

    Gagasan tentang �novas� d� daerah

    nampaknya bukanlah hal yang baru, dan

    telah ada sebelum d�undangkannya Undang-

    Undang No. 23 Tahun 2014. Pada tanggal

    3 Me� 2012 d�undangkannya Peraturan

    Bersama Menter� Negara R�set dan

    Teknolog� Republ�k Indones�a dan Menter�

    Dalam Neger� Republ�k Indones�a Nomor:

    3 Paparan Menter� Dalam Neger� (Gumawam Faus�) dan

    Ketua Kom�s� II DPR (Agun Gunandjar Sudarsa) saat

    sem�nar nas�onal bertajuk “Satu Dekade Implementasi

    Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah,” d� Jakarta, 23 Apr�l 2014.

    L�hat dalam: Ib�d.4 Power, Welfare dan Democracy (PWD) Project

    merupakan kerjasama antara Un�vers�tas Gadjah

    Mada (Jurusan Pol�t�k dan Pemer�ntahan) dan

    Un�vers�ty of Oslo. Pengumpulan data mel�batkan

    117 orang penel�t� lokal, penel�t� mengumpulkan

    data dar� 628 �nforman yang mem�l�k� pengetahuan

    dan keterl�batan mendalam terhadap �su yang d�tel�t�,

    tersebar d� 30 Kabupaten/Kota d� 24 Prov�ns� d�

    Indones�a. Tujuan dar� surve� adalah mengevaluas�

    tantangan dan peluang demokras� d� Indones�a

    berbas�s pada kerangka Dav�d Beetham sebaga�

    pijakan dasar. Beetham mendeinisikan demokrasi sebaga� “control popular terhadap urusan publ�k dan

    pol�t�s berbas�s persamaan hak warga negara”. Surve�

    �n� telah d�lakukan sebanyak 2 (dua) kal� 2003/2004

    dan 2007. L�hat dalam: R�ngkasan Ekseskut�f Power,

    Welfare and Democracy Project, 2014 “Demokrasi

    di Indonesia: Antara Patronase dan Populisme”,

    kerjasama antara Un�vers�tas Gadjah Mada (Jurusan

    Pol�t�k dan Pemer�ntahan) dan Un�vers�ty of Oslo serta

    d�dukung oleh The Royal Norweg�an Embassy, hlm.

    2-3.

    5 Made Gde Subha Karma Resen dan I Ketut Tjukup,

    Planning The Diametrical Growth Of Development

    And Welfare (Legal Aspects Of Human Capital

    Investment Towards Quality Improvement Of

    Indonesian Labor Force), Internat�onal Journal

    of Bus�ness, Econom�cs and Law, Vol. 6, Issue 4

    Apr�l 2015. Dapat d�akses onl�ne pada: http://�jbel.

    com/wp-content/uploads/2015/05/Law39_PAID_

    IJBEL_KARMA_Plann�ng-The-D�ametral-Growth_

    Template-IJBEL-and-SEAJBEL-vol.-6-Apr-2015-

    Subha-Karma-Tjukup_D39.pdf.

  • 682

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)Vol. 4, No. 4 : 680 - 687

    03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012

    tentang Penguatan S�stem Inovas� Daerah.

    Pert�mbangan dar� d�keluarkannya

    peraturan bersama �n� adalah dalam rangka

    pen�ngkatan kapas�tas pemer�ntahan

    daerah, daya sa�ng daerah, dan pelaksanaan

    masterplan percepatan dan perluasan

    pembangunan ekonom� Indones�a 2011-

    2025.

    Dalam peraturan bersama tersebut,

    �novas� d�maksud adalah keg�atan penel�t�an,

    pengembangan, penerapan, pengkaj�an,

    perekayasaan, dan pengoperas�an yang

    selanjutnya d�sebut kel�tbangan yang

    bertujuan mengembangkan penerapan

    prakt�s n�la� dan konteks �lmu pengetahuan

    yang baru atau cara baru untuk menerapkan

    �lmu pengetahuan dan teknolog� yang telah

    ada ke dalam produk atau proses produks�.

    Inovas� merupakan faktor pent�ng

    untuk mendukung daya sa�ng daerah.

    Langkah-langkah �novas� merupakan

    rangka�an elaborat�f guna men�ngkatkan

    efektiitas dan eisiensi di daerah. Inovasi d�sadar� t�dak dapat berjalan secara sporad�s

    dan pars�al, harus merupakan kolaboras�

    antar aktor-aktor yang sal�ng ber�nteraks�

    dalam suatu s�stem yang d�sebut sebaga�

    s�stem �novas�.

    Peraturan bersama tersebut,

    member�kan pengert�an s�stem �novas�

    daerah sebaga�, keseluruhan proses dalam

    satu s�stem untuk menumbuhkembangkan

    �novas� yang d�lakukan antar �nst�tus�

    pemer�ntah, pemer�ntah daerah, lembaga

    kel�tbangan, lembaga pend�d�kan, lembaga

    penunjang �novas�, dun�a usaha, dan

    masyarakat d� daerah.

    Keseluruhan proses tersebut,

    d�tuangkan dalam keb�jakan-keb�jakan

    pengutan s�stem �novas� daerah, dalam

    bentuk keb�jakan nas�onal yang d�prakarsa�

    oleh kementr�an yang d�tuangkan dalam

    rencana strateg�s l�ma tahunan kementr�an.

    Pada prov�ns�, kabupaten dan kota. Gubernur

    menetapkan keb�jakan pengutan s�stem

    �novas� daerah d� prov�ns� dan kabupaten/kota

    d�w�layahnya, sedangkan Bupat�/Wal�kota

    menetapkan keb�jakan pengutan s�stem

    �novas� daerah d� kabupaten/kota. Keb�jakan

    Gubernur, Bupat�/Wal�kota tertuang dalam

    roadmap penguatan s�stem �novas� daerah,

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah (RPJMD) untuk per�ode 5 (l�ma)

    tahun dan Rencana Kerja Pemer�ntah Daerah

    (RKPD) untuk per�ode 1 (satu) tahun.

    Pada tahun pertama d�undangkannya

    peraturan bersama �n�, beberapa daerah telah

    menjalankan roadmap penguatan s�stem

    �novas� daerah, sepert� Kabupaten Sleman.

    Inovas� d�arahkan pada 2 (dua) p�lar ya�tu

    sektor pertan�an �novat�f dan pengembangan

    UMKM berbas�s klaster.6 Beberapa med�a

    juga member�takan, lah�rnya gagasan-

    gagasan �novas� daerah, sepert� d�gagasnya

    konsep kota cerdas, pemer�ntah daerah

    d�dorong untuk melakukan �novas� dan

    pembaharuan dalam pelayanan berbas�s

    teknolog� �nformas�. Menjad� persoalan

    adalah belum terdapatnya landasan hukum

    �novas� daerah dengan menggunakan

    teknolog� �nformas�, sebaga�mana secara

    faktual per�st�wa �n� terjad� d� DKI Jakarta.

    Penerapan e-budgeting yang d�gunakan oleh

    Gubernur DKI Basuk� Tjahaya Purnama

    dalam penyusunan anggaran pendapatan

    dan belanja daerah (APBD) 2015.7

    6 Roadmap Penguatan S�stem Inovas� Daerah (SIDa)

    Kabupaten Sleman, Badan Perencanaan Pembangunan

    Daerah Kabupaten Sleman, 2013.7 Landasan Hukum Inovas� Kota Cerdas, 17 Jun� 2015,

    dapat d�akses pada www.kompas�ana.com/landasan-

    hukum-�novas�-kota-cerdas_552b1588f17e610d6cd6

    23d4 d�akses pukul 12.54 W�ta, M�nggu 03 Januar�

    2016.

  • 683

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)Vol. 4, No. 4 : 680 - 687

    Kekhawat�ran atas kr�m�nal�sas� merupakan

    salah satu faktor penyebab, kecendrungan

    langkah �novas� tersebut t�dak mendapatkan

    dukungan penuh.

    Menjawab persoalan tersebut,

    guna memperkuat s�stem �novas� daerah,

    kementer�an dalam neger� mula� meny�apkan

    rancangan peraturan pemer�ntah yang

    d�targetkan tuntas pada November 2016.

    Empat hal pent�ng yang sampa� saat �n� belum

    tersentuh dalam s�stem �novas� daerah ya�tu;

    tata kelola pemer�ntahan, layanan publ�k,

    pemberdayaan masyarakat, dan daya sa�ng.8

    2.2 Inovasi Daerah Dan Pengaturannya

    Pada Undang-Undang Pemerintahan

    Daerah

    Inovas� daerah, d�atur dalam Pasal

    386, pada ayat 1 d�atur bahwa, �novas� yang

    dapat d�lakukan oleh pemer�ntah daerah

    merupakan dalam rangka men�ngkatkan

    k�nerja penyelenggaraan pemer�ntahan

    daerah. Inovas�-�novas� tersebut merupakan

    semua bentuk pembaharuan dalam

    penyelenggaraan pemer�ntahan daerah.

    Bentuk-bentuk pembaharuan dapat

    d�lakukan dengan penerapan atas has�l-

    has�l �lmu pengetahuan dan teknolog� dan

    temuan-temuan baru dalam penyelenggaraan

    pemer�ntahan. Pengaturan �n� mempertegas

    upaya s�nerg�s�tas antara pemer�ntah daerah

    dengan berbaga� stakeholders dalam rangka

    pen�ngkatan penyelenggaraan pemer�ntahan

    daerah serta daya sa�ng daerah. Pandangan-

    pandangan pembaharuan �n� menjauhkan t�pe

    penyelenggaraan manajer�al yang otokrat�k

    maupun paternal�st�k.9 Adm�n�stras� dan

    manajemen pemer�ntahan adalah keseluruhan

    proses penyelenggaraan tugas-tugas umum

    pemer�ntahan dan pembangunan pada semua

    t�ngkat dan satuan organ�sas�, d��s� dengan

    manus�a dan sumber-sumber daya la�nnya

    yang harus d�manfaatkan secara opt�mal,

    berdaya guna dan berhas�l guna.10 Set�ap

    tahapan pent�ng proses penyelenggaraan

    tugas-tugas tersebut akan adapt�f terhadap

    perkembangan, j�ka terbuka peluang adanya

    pembaharuan dan/atau �novas�.

    Inovas� tersebut terumuskan dalam

    keb�jakan-keb�jakan, dalam merumuskannya

    harus mengacu pada pr�ns�p-pr�ns�p, d�

    antaranya; peningkatan eisiensi, perbaikan efekt�v�tas, perba�kan kual�tas pelayanan,

    tidak ada konlik kepentingan, berorientasi pada kepent�ngan umum, d�lakukan secara

    terbuka, memenuh� n�la�-n�la� kepatutan, dan

    dapat d�pertanggungjawabkan has�lnya t�dak

    untuk kepent�ngan d�r� send�r�. Terdapat 8

    (delapan) pr�ns�p sebaga� langkah-langkah

    merumuskan keb�jakan �novas� daerah.

    Parad�gma Undang-Undang No. 23

    Tahun 2014, semak�n mengedepankan

    part�s�pas� rakyat dalam mengajukan

    �n�s�at�f, usulan terhadap �novas�. Hal

    �n� dapat d�cermat� pengaturannya pada

    Pasal 388, bahwa �n�s�at�f �novas� sela�n

    berasal dar� kepada daerah, anggota DPRD,

    aparatur s�p�l negara, perangkat-perangkat

    daerah, akan tetap� juga �n�s�at�f tersebut

    dapat berasal dar� anggota masyarakat.

    Usulan �novas� yang berasal dar� anggota

    8 Perkuat Inovas� Daerah, Kemendagr� S�apkan RPP

    UU Pemer�ntahan Daerah, 21 Desember 2015, dapat

    d�akses pada http://kom�nfo.jat�mprov.go.�d/read/

    umum/perkuat-�novas�-daerah-kemendagr�-s�apkan-

    rpp-uu-pemer�ntah-daerah D�akses pukul 01.03 W�ta,

    M�nggu 03 Januar� 2016.

    9 Sondang P. S�ag�an, 2014, Filsafat Administrasi, ed�s�

    Revisi, Jakarta, Penerbit Sinar Graika Offset, hlm. 34-35.

    10 C.S.T Kans�l, Cr�st�ne S.T. Kans�l, J Hanny Posumah,

    dan Sa�d Aneke Ruk�ah, 2009, Hukum Administrasi

    Daerah, Jakarta, Penerb�t Jala Permata Aksara,

    hlm.63.

  • 684

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)Vol. 4, No. 4 : 680 - 687

    masyarakat,d�sampa�kan kepada DPRD dan/

    atau kepada pemer�ntah Daerah.

    Berbaga� bentuk atau wujud

    part�s�pas� anggota masyarakat terhadap

    penyelenggaraan pemer�ntahan yang telah

    d�praktekkan beberapa negara, sebaga�mana

    d�rangkum oleh Ahmad Sukard�,11 sepert�;

    pengalaman Negara F�l�p�na pada tahun

    1986 pasca rez�m otor�ter Ferd�nand Marcos.

    Langkah sukses dalam reformas� s�stem

    pemer�ntahan daerah, d� antaranya: (1)

    pel�mpahan kekuasaan kepada daerah dalam

    penyed�aan pelayanan dasar masyarakat,

    (2) pen�ngkatan sumber dana bag� un�t-

    un�t pemer�ntah daerah, dan (3) yang

    terpent�ng adalah pember�an part�s�pas�

    masyarakat dalam berbaga� aspek keg�atan

    daerah. Pengalaman d� Afr�ka Selatan juga

    menunjukkan hal serupa (setelah keruntuhan

    rez�m apartheid), part�s�pas� warga

    menjad� faktor determ�nan dalam mencapa�

    kesuksesan pelaksanaan desentral�sas�. Dar�

    beberapa contoh tersebut menunjukkan

    adanya koherens� antara part�s�pas� anggota

    masyarakakat dengan penyelenggaraan

    pemer�ntahan.

    Selanjutnya usulan �novas� juga

    dapat d�ajukan oleh anggota DPRD, usulan

    tersebut d�tetapkan dalam rapat par�purna,

    usulan tersebut selanjutnya d�sampa�kan

    kepada kepala daerah untuk d�tetapkan dalam

    Peraturan Kepala Daerah (Perkada) sebaga�

    �novas� daerah. Keberadaan Perkada karena,

    d�persyaratkan bahwa, jen�s, prosedur dan

    metode penyelenggaraan pemer�ntahan

    daerah yang bers�fat �novat�f d�tetapkan

    dengan Perkada. Selanjutnya �novas� daerah

    yang akan d�laksanakan oleh keala daerah,

    harus d� laporkan kepada menter�, pelaporan

    tersebut mel�put� cara dalam melakukan

    �novas�, dokumentas� bentuk-bentuk

    �novas� serta has�l �novas� yang kan d�capa�.

    Pelaksanaan �novas� yang d�lakukan oleh

    daerah-daerah selanjutnya akan d�n�la� oleh

    Pemer�ntah Pusat dengan memanfaatkan

    lembaga-lembaga yang berka�tan dengan

    penel�t�an dan pengembangan.

    Guna men�ngkatkan “ga�rah”

    ber�novas� pemer�ntah pusat member�kan

    rewards dan/atau �nsent�f kepada pemer�ntah

    daerah yang berhas�l melaksanakan �novas�.

    Beg�tupun bag� �nd�v�du atau perangkat

    daerah yang berhas�l melakukan �novas�,

    rewards dan/atau �nsent�f d�ber�kan oleh

    pemer�ntah daerah.

    Eufor�a penanganan korups�,

    penyelenggaraan pemer�ntahan yang bers�h

    dan bebas dar� korups�, penyelewengan

    dan berbaga� macam maladm�n�stras�,

    menyebabkan banyak pemer�ntah

    daerah d� Indones�a t�dak “kondus�f”

    menyelenggarakan pemer�ntahan d� tengah

    suasana paradoks, beg�tu juga terka�t dengan

    anggaran daerah, APBD t�dak terserap

    opt�mal, seh�ngga pemerataan kesejahteraan

    dan pertumbuhan pembangunan terhambat.

    Bachrul Am�q dalam penel�t�annya

    menunjukkan bahwa “…ada hubungan yang

    kuat antara banyaknya pengungkapan t�ndak

    p�dana korups� dengan fenomena rendahnya

    penyerapan APBD…Para pejabat pemer�ntah

    daerah t�dak segan-segan mengaku� bahwa

    para pejabat d� l�ngkungannya takut berurusan

    dengan hukum.”12 Pemer�ntah seolah-olah

    menjad� “safety player” menempatkan dana

    daerah dalam bentuk deposito, sertiikat Bank Indones�a (SBI).13

    11 Akhmad Sukard�, 2009, Participatory Governance

    Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah, Yogyakarta,

    Penerb�t LaksBang PRESS�ndo, hlm.3-4.

    12 Bachrul Am�q, 2010, Aspek Hukum Pengawasan

    Pengelolaan Keuangan Daerah, Yogyakarta, Penerb�t

    LaksBang PRESS�ndo, hlm.5.13 Ibid, hlm.6-7.

  • 685

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)Vol. 4, No. 4 : 680 - 687

    Bercermin dan mereleksi dari persoalan tersebut, pengaturan �novas� daerah

    “d�perhalus,” untuk men�ngkatkan �n�s�at�f-

    �n�s�at�f dalam rangka perba�kan kual�tas

    penyelenggaraan pemer�ntahan. Hal tersebut

    tertuang dalam Pasal 389 yang menegaskan

    bahwa “Dalam hal pelaksanaan �novas� yang

    telah menjad� keb�jakan Pemer�ntah Daerah

    dan �novas� tersebut t�dak mencapa� sasaran

    yang telah d�tetapkan, aparatur s�p�l negara

    t�dak dapat d�p�dana.” Jam�nan tersebut tentu

    saja d�dasarkan pada pr�ns�p akuntab�l�tas,

    terka�t dengan perencanaan, tata kelola serta

    output dar� sasaran yang telah d�tetapkan,

    sejauh t�dak bertentangan dengan peraturan

    perundang-undangan, asas-asas umum

    pemer�ntahan yang ba�k, d�dasarkan pada

    itikad baik, tidak terdapat konlik kepentingan serta dapat d�pertanggungjawabkan has�lnya

    t�dak untuk kepent�ngan d�r� send�r�.

    Berlakunya Undang-Undang No.

    23 Tahun 2014 jis Undang-Undang No.

    2 Tahun 2015 dan Undang-Undang No. 9

    Tahun 2015 tentang Pemer�ntahan Daerah

    serta Undang-Undang No. 30 Tahun

    2014 tentang Adm�n�stras� Pemer�ntahan,

    d�satu s�s� telah terjad� perluasan w�layah

    adm�n�stras� dalam keb�jakan penganggaran

    dan d� s�s� la�nnya terjad� penyemp�tan

    w�layah p�dana korups�.14 Terjad� perubahan

    fundamental dengan pendekatan yang t�dak

    hanya terfokus pada kerja atau rut�n�tas

    dalam penyelenggaraan pemer�ntahan, akan

    tetap� nampak juga adanya penghargaan

    serta perl�ndungan terhadap p�on�r-p�on�r

    yang ber�n�s�at�f dengan �novas�-�novas�nya

    kearah perba�kan. Dalam penjelasan Undang-

    Undang Pemer�ntahan Daerah d�jelaskan

    bahwa, “Majunya suatu bangsa sangat

    d�tentukan oleh �novas� yang d�lakukan

    bangsa tersebut. Untuk �tu maka d�perlukan

    adanya perl�ndungan terhadap keg�atan yang

    bers�fat �novat�f yang d�lakukan oleh aparatur

    s�p�l negara d� Daerah dalam memajukan

    Daerahnya. Perlu adanya upaya memacu

    kreat�v�tas Daerah untuk men�ngkatkan

    daya sa�ng Daerah. Untuk �tu perlu adanya

    kr�ter�a yang obyekt�f yang dapat d�jad�kan

    pegangan bag� pejabat Daerah untuk

    melakukan keg�atan yang bers�fat �novat�f.

    Dengan cara tersebut �novas� akan terpacu

    dan berkembang tanpa ada kekhawat�ran

    menjad� obyek pelanggaran hukum.

    Inovas� daerah semak�n mendekatkan

    pemer�ntah daerah untuk mencapa� tujuan

    negara dan tujuan otonom�, pemer�ntah

    daerah leb�h “luwes,” dalam perencanaan

    (planning) sebaga� keseluruhan proses

    pem�k�ran dan penentuan secara akurat

    tentang keg�atan yang akan d�lakukan

    d�masa yang akan datang, untuk pencapa�an

    tujuan yang telah d�tentukan, serta dalam

    tata kelola (governance) dengan pendekatan

    fungs�onal,15 dalam rangka pengelolaan yang

    lebih efektif, eisien dan akuntabel.

    III. PENUTUP

    Inovas� d� daerah sebelumnya

    terganjal oleh aturan hukum yang belum

    mengakomod�r kebutuhan keb�jakan yang

    mengarah pada �novas�, praktek-praktek

    penyelenggaraan pemer�ntah yang mas�h

    rentan adanya paraktek-praktek KKN,

    seh�ngga men�mbulkan kekhawat�ran.

    15 Made Gde Subha Karma Resen, Government As

    An Entrepreneur (Good Governance In Funct�onal

    Approach), South East As�a Journal of Contemporary

    Bus�ness, Econom�cs and Law, Vol.

    14 W. R�awan Tjandra, Inovas�, D�skres�, dan Korups�,

    Selasa 22 September 2015, dapat d�akses pada http:/

    nas�onal.kompas.com/read/2015/09/22/16000041/

    Inovas�.DIskres�.dan.Korups�?page=all d�akses pada

    pukul 02.39 W�ta, M�nggu 03 Januar� 2016.

  • 686

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)Vol. 4, No. 4 : 680 - 687

    Kr�m�nal�sas� keb�jakan, “Safety player”

    menjad� jargon penyebab mat�nya �n�s�at�f

    dan upaya �novas�.

    Berlakunya Undang-Undang

    Pemer�ntahan Daerah serta Undang-Undang

    Adm�n�stras� Pemer�ntahan, memungk�nkan

    memperluas keg�atan pemer�ntah,

    termasuk perluasan w�layah adm�n�stras�

    dalam keb�jakan penganggaran, dengan

    penyemp�tan terhadap r�s�ko pem�danaan

    (sepert� korups� yang terkorelas� dengan

    penyelenggaraan pemer�ntahan).

    DAFTAR PUSTAKA

    Am�q, Bachrul., 2010, Aspek Hukum

    Pengawasan Pengelolaan Keuangan

    Daerah, Yogyakarta, LaksBang

    PRESS�ndo.

    Kans�l, C.S.T., Kans�l, Cr�st�ne S.T.,

    Posumah, J Hanny., dan Ruk�ah, Sa�d

    Aneke., 2009, Hukum Administrasi

    Daerah, Jakarta, Jala Permata Aksara.

    Sukard�, Akhmad., 2009, Participatory

    Governance Dalam Pengelolaan

    Keuangan Daerah, Yogyakarta,

    LaksBang PRESS�ndo.

    S�ag�an, Sondang P., 2014, Filsafat

    Administrasi, ed�s� Rev�s�, Jakarta,

    Penerbit Sinar Graika Offset.Har�an Kompas, “Problem Belum Terjawab:

    Inkonsistensi Pemerintah Hambat

    Undang-Undang Pemerintahan

    Daerah,” Kam�s 24 Apr�l 2014.

    R�ngkasan Eksekut�f Power, Welfare and

    Democracy Project, 2014 “Demokrasi

    di Indonesia: Antara Patronase

    dan Populisme”, kerjasama antara

    Un�vers�tas Gadjah Mada (Jurusan

    Pol�t�k dan Pemer�ntahan) dan

    Un�vers�ty of Oslo serta d�dukung oleh

    The Royal Norweg�an Embassy.

    Made Gde Subha Karma Resen dan I Ketut

    Tjukup, Planning The Diametrical

    Growth Of Development And

    Welfare (Legal Aspects Of Human

    Capital Investment Towards Quality

    Improvement Of Indonesian Labor

    Force), Internat�onal Journal of

    Bus�ness, Econom�cs and Law, Vol.

    6, Issue 4 Apr�l 2015. Dapat d�akses

    onl�ne pada: http://�jbel.com/wp-

    content/uploads/2015/05/Law39_

    PAID_IJBEL_KARMA_Plann�ng-

    The-D�ametral-Growth_Template-

    IJBEL-and-SEAJBEL-vol.-6-Apr-

    2015-Subha-Karma-Tjukup_D39.pdf

    Made Gde Subha Karma Resen, Government

    As An Entrepreneur (Good Governance

    In Functional Approach), South

    East As�a Journal of Contemporary

    Bus�ness, Econom�cs and Law, Vol.

    7, Issue 4 August, hlm, 6-10. Dapat

    d�akses onl�ne pada: http://seajbel.

    com/wp-content/uploads/2015/09/

    KLIBEL7_Law-103.pdf

    Roadmap Penguatan S�stem Inovas� Daerah

    (SIDa) Kabupaten Sleman, Badan

    Perencanaan Pembangunan Daerah

    Kabupaten Sleman, 2013.

    Landasan Hukum Inovas� Kota Cerdas,

    17 Jun� 2015, dapat d�akses pada

    www.kompas�ana.com/landasan-

    h u k u m - � n o v a s � - k o t a - c e r d a s _

    552b1588f17e610d6cd623d4 d�akses

    pukul 12.54 W�ta, M�nggu 03 Januar�

    2016.

    Perkuat Inovas� Daerah, Kemendagr�

    S�apkan RPP UU Pemer�ntahan

    Daerah, 21 Desember 2015, dapat

    d�akses pada http://kom�nfo.jat�mprov.

    go.�d/read/umum/perkuat-�novas�-

    daerah-kemendagr�-s�apkan-rpp-uu-

  • 687

    Magister Hukum Udayana • Desember 2015ISSN 2302-528XJurnal

    (UDAYANA MASTER LAW JOURNAL)Vol. 4, No. 4 : 680 - 687

    pemer�ntah-daerah D�akses pukul

    01.03 W�ta, M�nggu 03 Januar� 2016.

    W. R�awan Tjandra, Inovasi, Diskresi,

    dan Korupsi, Selasa 22

    September 2015, dapat d�akses

    pada http:/nas�onal.kompas.com/

    read/2015/09/22/16000041/Inovas�.

    DIskres � .dan.Korups�?page=al l

    d�akses pada pukul 02.39 W�ta, M�nggu

    03 Januar� 2016.

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

    tentang Pemer�ntahan Daerah

    (Lembaran Negara Republ�k Indones�a

    Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

    Lembaran Negara Republ�k Indones�a

    Nomor 5587).

    Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014

    tentang Adm�n�stras� Pemer�ntahan

    Peraturan Bersama Menter� Negara R�set

    dan Teknolog� Republ�k Indones�a

    dan Menter� Dalam Neger� Republ�k

    Indones�a Nomor: 03 Tahun 2012

    dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang

    Penguatan S�stem Inovas� Daerah.

    Biodata Penulis

    Nama : Dr. Made Gde Subha Karma Resen,

    SH., M.Kn

    Alamat : Jl. Campuhan No. 12 Br. Sas�h,

    Batubulan, Sukawat�, G�anyar

    Pekerjaan : Dosen Fakultas Hukum

    Un�vers�tas Udayana/ Jl. P. Bal� No. 1

    Denpasar

    No Tlp/HP : 081999912339

    e-ma�l: subhakarma.skr@gma�l.com