iterasi jacobi

25
Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN LINIER Bentuk umum dari persamaan linier sebagai berikut: a 11 x 1 + a 12 x 2 + + a 1n x n = b 1 a 21 x 1 + a 22 x 2 + + a 2n x n = b 2 : : a n1 x 1 + a n2 x 2 + + a nn x n = b n dengan a adalah koefisien konstan, b adalah konstan, dan x 1 , x 2 , , x n adalah bilangan tak diketahui, serta n adalah jumlah persamaan. Suatu sistem persamaan linier dapat ditulis dalam bentuk matriks, misalnya: a 11 x 1 + a 12 x 2 + + a 1n x n = b 1 a 21 x 1 + a 22 x 2 + + a 2n x n = b 2 : : a n1 x 1 + a n2 x 2 + + a nn x n = b n dapat ditulis dalam bentuk matriks, menjadi sebagai berikut: atau AX = B dengan: A adalah matriks koefisien nn. X adalah kolom vektor n1 dari bilangan tak diketahui. B adalah kolom vektor n1 dari konstanta. Nilai pada vektor kolom X dapat dicari dengan cara mengalikan kedua ruas persamaan dengan matriks inversi, yaitu A 1 AX = A 1 B, karena A 1 A = I, maka nilai-nilai elemen X = A 1 B. Penyelesaian sistem persamaan linier juga sering digunakan matriks yang ditingkatkan, misalnya matriks (33) akan Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 13

Upload: sakurakeyko

Post on 23-Jun-2015

1.033 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Materi tentang iterasi jacobu

TRANSCRIPT

Page 1: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

BAB 2PENYELESAIAN PERSAMAAN LINIER

Bentuk umum dari persamaan linier sebagai berikut:

a11 x1 + a12 x2 + + a1n xn = b1

a21 x1+ a22 x2 + + a2n xn = b2

:

:

an1 x1+ an2 x2 + + ann xn = bn

dengan a adalah koefisien konstan, b adalah konstan, dan x1, x2, , xn adalah bilangan tak diketahui, serta n adalah jumlah persamaan.Suatu sistem persamaan linier dapat ditulis dalam bentuk matriks, misalnya:

a11 x1 + a12 x2 + + a1n xn = b1

a21 x1+ a22 x2 + + a2n xn = b2

:

:

an1 x1 + an2 x2 + + ann xn = bn

dapat ditulis dalam bentuk matriks, menjadi sebagai berikut:

atau AX = B

dengan: A adalah matriks koefisien nn. X adalah kolom vektor n1 dari bilangan tak diketahui. B adalah kolom vektor n1 dari konstanta.

Nilai pada vektor kolom X dapat dicari dengan cara mengalikan kedua ruas persamaan dengan matriks inversi, yaitu A1AX = A1B, karena A1A = I, maka nilai-nilai elemen X = A1B.Penyelesaian sistem persamaan linier juga sering digunakan matriks yang ditingkatkan, misalnya matriks (33) akan ditingkatkan dengan matriks C (31), sehingga berbentuk

matriks 34 menjadi:

2.1 Metode Eliminasi GaussAdalah metode yang paling awal dikembangkan dan banyak digunakan dalam penyelesaian sistem persamaan linier, prosedur penyelesaian dari metode ini adalah mengurangi sistem persamaan ke dalam bentuk segitiga atas, sehingga salah satu dari persamaan-persamaan tersebut hanya mengandung satu bilangan tak diketahui, dan setiap persamaan berikutnya hanya terdiri dari satu tambahan bilangan tak diketahui baru. Bentuk segitiga diselesaikan dengan penambahan dan pengurangan dari beberapa persamaan, setelah persamaan tersebut dikalikan dengan suatu faktor (konstan).Prosedur hitungan metode eliminasi Gauss, yaitu:

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 13

Page 2: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Lebih jelasnya kita pandang suatu sistem dari 3 persamaan dengan 3 bilangan tak diketahui berikut ini:

a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1 (2.1a)

a21 x1 + a22 x2 + a23 x3 = b2 (2.1b)

a31 x1 + a32 x2 + a33 x3 = b3 (2.1c)

Persamaan pertama dari sistem dibagi koefisien pertama dari persamaan pertama (a11), sehingga menjadi:

x1 + x2 + x3 = (2.2)

Persamaan (2.2) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan kedua:

a21 x1 + a21 x2 + a21 x3 = a21 (2.3)

Persamaan (2.1b) dikurangi persamaan (2.3), sehingga didapat:

(a22 a21 ) x2 + (a23 a21 ) x3 = (b2 a21 ) atau x2 + x3 =

Selanjutnya persamaan yang telah dinormalkan persamaan (2.2) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan ketiga, dan hasilnya dikurangkan dari persamaan ketiga dari sistem persamaan asli (persamaan 2.1c), hasilnya adalah:

x2 + x3 =

Dengan melakukan prosedur diatas, maka didapat sistem persamaan sebagai berikut:

a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1 (2.4a)

x2 + x3 = (2.4b)

x2 + x3 = (2.4c)

Persamaan 2.4, ekivalen dengan persamaan aslinya, tetapi variabel x1 hanya muncul pada persamaan pertama, sedang dua persamaan terakhir hanya mengandung dua bilangan tak diketahui, bila kedua persamaan terakhir dapat diselesaikan untuk nilai x2

dan x3, maka hasilnya dapat disubstitusikan ke dalam persamaan pertama untuk mendapatkan nilai x1. Permasalahan menjadi lebih sederhana, dari menyelesaikan 3 persamaan dengan 3 bilangan tak diketahui menjadi penyelesaian 2 persamaan dengan 2 bilangan tak diketahui.

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 14

Page 3: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Prosedur berikutnya adalah mengeliminasi x2 dari salah satu dua persamaan terakhir, untuk itu persamaan (2.4b) dibagi dengan koefisien pertama dari persamaan (2.4b), yaitu sehingga menjadi:

x2 + x3 = (2.5)

Persamaan 2.5, dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan (2.4c):

x2 + x3 = (2.6)

Persamaan (2.4c) dikurangi persamaan (2.6), sehingga menjadi:

( ) x3 = ( ) atau x3 =

Dengan demikian sistem persamaan menjadi:

a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1 (2.7a)

x2 + x3 = (2.7b)

x3 = (2.7c)

Sistem persamaan diatas mempunyai koefisien matriks yang berbentuk segitiga atas (aij

= 0 untuk i > j), dari persamaan tersebut akan dapat dihitung nilai x1, x2 dan x3, yaitu:

(2.8a)

(2.8b)

(2.8c)

dengan demikian sistem persamaan telah dapat diselesaikan.

Contoh soal:

1) Selesaikan sistem persamaan berikut ini:

3x + y – z = 5 (c1.a)

4x + 7y – 3z = 20 (c1.b)

2x – 2y + 5z = 10 (c1.c)

Penyelesaian:

a) Menormalkan persamaan (c1.a) dengan membagi persamaan tersebut dengan koefisien pertama persamaan (c1.a) yaitu 3, sehingga:

x + 0,3333 y – 0,3333 z = 1,6666 (c2)

b) Persamaan (c2) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c1.b):

4x + 1,3333 y – 1,3333 z = 6,6666 (c3)

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 15

Page 4: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

c) Persamaan (c1.b) dikurangi persamaan (c3), menjadi:

5,6667 y – 1,6666 z = 13,3334 (c4)

d) Persamaan (c2) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c1.c), yaitu 2, sehingga menjadi:

2x + 0,6666 y – 0,6666 z = 3,3333 (c5)

e) Persamaan (c1.c) dikurangi persamaan (c5), menjadi:

–2,6666 y + 5,6666 z = 6,6667 (c6)

f) Sistem persamaan menjadi:

3x + y – z = 5 (c7.a) 5,6667 y – 1,6666 z = 13,3334 (c7.b) – 2,6666 y + 5,6666 z = 6,6667 (c7.c)

g) Berikutnya mengeleminasi variabel x2 dari persamaan (c7.c), untuk itu persamaan (c7.b) dinormalkan dengan membaginya dengan elemen pertama dari persamaan tersebut yaitu 5,6667 sehingga menjadi:

y – 0,2941 z = 2,3529 (c8)

h) Persamaan (c8) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c7.c), yaitu dengan – 2,6666 sehingga menjadi:

–2,6666 y + 0,7842 z = –6,2742 (c9)

i) Persamaan (c7.c) dikurangi persamaan (c9), menjadi:

4,8824 z = 12,9409

j) Setelah dilakukan 3 kali manipulasi sistem persamaan, menjadi:

3x + y – z = 5 (c10.a) 5,6667 y – 1,6666 z = 13,3334 (c10.b) 4,8824 z = 12,9409 (c10.c)

k) Dari persamaan (c10.c), dapat dihitung nilai z, yaitu: z = = 2,6505.

l) Dari persamaan (c10.b) dan nilai z yang didapat, maka nilai y dapat dihitung yaitu:

y = = 3,1325.

m) Dengan persamaan (c10.a) serta nilai y dan z yang didapat, maka nilai x dapat

dihitung, yaitu: x = = = 1,506.

Jadi hasil penyelesaian sistem persamaan adalah:

x = 1,506 ; y = 3,1325 dan z = 2,6505.

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 16

Page 5: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Untuk mengetahui benar tidaknya hasil yang didapat, nilai x, y dan z yang didapat disubstitusikan ke sistem persamaan asli:

3(1,506) + 3,1325 – 2,6505 = 5 (= 5)

4(1,506) + 7(3,1325) – 3(2,6505) = 20 (= 20)

2(1,506) – 2(3,1325) + 5(2,6505) = 9,9995 ( 10)

2) Berapakah nilai x, y, z dari persamaan ini: x + y + 2z = 9 2x + 4y 3z = 13x + 6y 5z = 0

Penyelesaian:

a) Mengubah persamaan ke dalam matriks yang diperbesar:

b) Matriks tersebut dijadikan ke bentuk eselon baris:

c) Sistem yang bersesuaian dengan matriks adalah: x + y + 2z = 9

y z =

z = 3

d) Nilai z telah diketahui, maka elemen y dapat pula diketahui, yaitu:

y (3) = y = + (3) y = + y = y = 2

e) Dengan diketahui nilai z = 3 dan y = 2, maka nilai x dapat pula diketahui, yaitu:

x + y + 2z = 9 x = 9 y 2z x = 9 2 2(3) x = 9 2 6 x = 1

Jadi nilai x, y, z dari persamaan diatas adalah x = 1, y = 2, dan z = 3.

2.2 Metode Gauss-JordanMetode ini hampir sama dengan metode eliminasi Gauss, metode ini selain untuk menyelesaikan sistem persamaan linier, juga dapat digunakan untuk menghitung matriks inversi. Pada metode ini bilangan tak diketahui dieliminasi dari semua persamaan, yang dalam metode Gauss bilangan tersebut dieliminasi dari persamaan berikutnya, dengan demikian langkah-langkah eliminasi menghasilkan matriks identitas.

Prosedur hitungan metode Gauss-Jordan, yaitu:

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 17

Page 6: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Lebih jelasnya kita pandang suatu sistem dari 4 persamaan dengan 4 bilangan tak diketahui berikut ini:

a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 + a14 x4 = b1 (2.9a)a21 x1 + a22 x2 + a23 x3 + a24 x4 = b2 (2.9b)a31 x1 + a32 x2 + a33 x3 + a34 x4 = b3 (2.9c)a41 x1 + a42 x2 + a43 x3 + a44 x4 = b4 (2.9d)

Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk matriks, yaitu:

(2.10)

Pada metode Gauss-Jordan, dipilih secara berurutan elemen pertama tidak 0 dari setiap baris matriks.1) Pertama kali baris pertama dari persamaan (2.10) dibagi dengan elemen pertama

dari persamaan pertama, yaitu a11, sehingga didapat:

Elemen pertama dari semua baris lainnya dihilangkan dengan cara berikut ini:a) Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan kedua (a21) dan

kemudian dikurangkan terhadap persamaan kedua.b) Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan ketiga (a31) dan

kemudian dikurangkan terhadap persamaan ketiga.c) Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan keempat (a41) dan

kemudian dikurangkan terhadap persamaan keempat.Operasi ini menghasilkan sistem persamaan sebagai berikut:

(2.11)

2) Kemudian dipilih elemen pertama tidak 0 dari baris kedua yaitu , dan prosedur diatas diulangi lagi untuk baris kedua.Baris kedua dari persamaan diatas dibagi dengan elemen , sehingga didapat:

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 18

Page 7: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Elemen kedua dari semua baris lainnya dihilangkan dengan cara berikut ini:a) Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan pertama ( ) dan

kemudian dikurangkan terhadap persamaan pertama.b) Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan ketiga ( ) dan

kemudian dikurangkan terhadap persamaan ketiga.c) Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan keempat ( ) dan

kemudian dikurangkan terhadap persamaan keempat.Operasi ini menghasilkan sistem persamaan sebagai berikut:

(2.12)

3) Langkah selanjutnya dipilih elemen pertama tidak 0 dari baris ketiga yaitu , dan prosedur diatas diulangi lagi untuk baris ketiga. Dengan prosedur seperti sebelumnya, akhirnya didapat sistem persamaan sebagai berikut:

(2.13)

Dari sistem persamaan (2.13) dapat dihitung nilai x1, x2, x3 dan x4:

x1 = ; x2 = ; x3 = dan x4 =

Contoh soal:

Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode Gauss-Jordan:

3x + y – z = 5 (c1.a)4x + 7y – 3z = 20 (c1.b)2x – 2y + 5z = 10 (c1.c)

Penyelesaian:Sistem persamaan diatas ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut:

(c2)

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 19

Page 8: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Baris pertama dari persamaan (c2) dibagi dengan elemen pertama dari persamaan (c1.a) yaitu 3, sehingga persamaan menjadi:

(c3)

Persamaan (c1.a) dikalikan elemen pertama dari persamaan (c1.b) yaitu 4, dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan (c1.b), dengan cara yang sama untuk persamaan (c1.c), sehingga didapat:

(c4)

Baris kedua dari persamaan (c4) dibagi dengan elemen pertama tidak 0 dari baris kedua, yaitu 5,6668 sehingga sistem persamaan menjadi:

(c5)

Baris kedua persamaan (c5) dikalikan dengan elemen kedua dari baris pertama, yaitu 0,3333 dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan baris pertama. Kemudian dengan cara yang sama untuk persamaan baris ketiga, sehingga didapat:

(c6)

Baris ketiga persamaan (c6) dibagi dengan elemen pertama tidak 0 dari baris ketiga, yaitu 4,8824 sehingga menjadi:

(c7)

Persamaan baris ketiga dikalikan elemen ketiga dari persamaan (c7) baris pertama kemudian dikurangkan persamaan (c7) baris pertama. Kemudian dengan cara yang sama untuk persamaan (c7) baris kedua, sehingga didapat:

Dari sistem persamaan diatas, didapat nilai x, y dan z berikut ini:

x = 1,5061; y = 3,1324 dan z = 2,6505.

2.3 Matriks Tridiagonal (Metode Sapuan Ganda Choleski)

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 20

Page 9: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Disebut juga metode penyelesaian langsung, karena pemakaiannya mudah dan matriks tridiagonal banyak dijumpai dalam berbagai permasalahan terutama dalam penyelesaian persamaan diferensial order dua.

Dipandang sistem persamaan sebagai berikut:

(2.14)

Baris pertama pada persamaan (2.14) dari sistem memungkinkan untuk menulis bilangan tak diketahui x1 sebagai fungsi bilangan tak diketahui x2 dalam bentuk:

x1 = x2 + atau x1 = P1 x2 + Q1 (2.15)

dengan P1 = dan Q1 = , bila nilai x1 disubstitusikan ke dalam baris kedua

persamaan (2.14), maka didapat:

a2 ( x2 + ) + b2 x2 + c2 x3 = d2 atau ( + b2 ) x2 = c2 x3 + (d2 a2 )

dapat pula ditulis sebagai: x2 = P2 x3 + Q2

dengan P2 = dan Q2 = , persamaan ini menunjukkan bahwa

x2 merupakan fungsi dari x3, langkah seperti tadi dapat diulangi lagi untuk semua baris pada persamaan berikutnya. Dengan demikian setiap bilangan tak diketahui dapat dinyatakan sebagai bilangan tak diketahui berikutnya.Misalnya telah diperoleh persamaan sebagai berikut:

xi – 1 = Pi – 1 xi + Qi – 1

Apabila nilai xi – 1 disubstitusikan ke dalam baris ke i dari sistem persamaan (2.14), maka:

ai (Pi – 1 xi + Qi – 1) + bi xi + ci xi + 1 = di

(ai Pi – 1 + bi ) xi + ci xi + 1 = di (ai Qi – 1)

xi = +

Persamaan tersebut diatas dapat ditulis dalam bentuk:

xi = Pi xi + 1 + Qi (2.16a)

dengan: Pi = dan (2.16b)

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 21

Page 10: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Qi = (2.16c)

Untuk i = 1, maka persamaan (2.16a), menjadi:

x1 = P1x2 + Q1 (2.17a)

dengan: P1 = dan (2.17b)

Q1 = (2.17c)

Perbandingan persamaan (2.17) dan (2.15), menunjukkan bahwa:

P0 = 0 dan Q0 = 0 (2.18)

Persamaan (2.17) dan (2.18), memungkinkan untuk menghitung koefisien Pi serta Qi

dari nilai i = 1 sampai i = n, langkah ini merupakan sapuan pertama. Setelah sampai titik ke n hitungan dilakukan dalam arah kebalikannya, yaitu dari n ke 1, untuk menghitung bilangan tak diketahui xi. Untuk itu persamaan terakhir dari sistem persamaan (2.14) ditulis dalam bentuk:

an xn – 1 + bn xn = dn (2.19)

Pada sistem persamaan (2.16), apabila i = n 1, maka:

xn – 1 = Pn – 1 xn + Qn – 1 (2.20)

Substitusi dari persamaan (2.20) ke dalam persamaan (2.19), akan memberikan:

an(Pn – 1 xn + Qn – 1) + bnxn = dn

(anPn – 1 + bn ) xn = dn an Qn – 1

xn =

Sesuai dengan persamaan (2.16a), maka: xn = Qn.

Nilai xn dapat diperoleh, berdasarkan nilai xn yang didapat maka nilai xn – 1 dapat dihitung pula dengan persamaan sebagai berikut: xn – 1 = Pn – 1 xn + Qn – 1.

Dari nilai xn – 1 kemudian dihitung nilai xn – 2, xn – 3, dan seterusnya hingga ke nilai x1.

Contoh soal:

Selesaikan sistem persamaan berikut ini dengan menggunakan metode sapuan ganda.

(c1)

Penyelesaian:

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 22

Page 11: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Sistem persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks tridiagonal, yang penyelesaiannya dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut:

xi = Pi xi + 1 + Qi (c2)

dengan: Pi = dan (c3)

Qi = (c4)

Skema penyelesaian sistem persamaan dengan metode sapuan ganda sebagai berikut:

Langkah pertama dihitung nilai Pi dan Qi (i = 1, 2, 3, 4) dari kiri ke kanan. Setelah sampai ke titik i = n = 4, dihitung nilai xn = Qn. Berdasarkan nilai xn tersebut, kemudian hitungan dilanjutkan dari kanan ke kiri untuk mendapatkan nilai xi (i = 4, 3, 2, 1).

a) Menghitung koefisien Pi dan Qi (i = 1, 2, 3, 4) Koefisien Pi dan Qi dihitung dengan menggunakan persamaan (c3) dan (c4), berdasarkan sistem persamaan (c1).Untuk i = 1, P0 = 0 dan Q0 = 0.

P1 = = = = 0,5.

Q1 = = = = 3,5.

Untuk i = 2, P1 = 0,5 dan Q1 = 3,5.

P2 = = = 6.

Q2 = = = = 27.

Untuk i = 3, P2 = 6 dan Q2 = 27.

P3 = = = = 0,02941.

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 23

x1

i = 4 i = 3 i = 2 i = 1

P4 , Q4 P3 , Q3 P2 , Q2 P1 , Q1

Pi , Qi (i = 1,2,3,4)

x2 x3 x4

xi (i = 4,3,2,1)

Page 12: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Q3 = = = = 4,97059.

Untuk i = n = 4, Pn = 0 dan Qn = , maka:

x4 = Q4 = = = = 1,00.

Setelah nilai Pi dan Qi (i = 1, 2, 3, 4) didapat, lalu dihitung nilai xi (i = 4, 3, 2, 1).

b) Menghitung xi (i = 4, 3, 2, 1)

Variabel xi (i = 4, 3, 2, 1) dihitung dengan menggunakan persamaan (c2):

xi = Pi xi + 1 + Qi

Untuk i = 4, maka x4 = Q4 = 1,00.Untuk i = 3, maka x3 = P3x4 + Q3 = (0,02941(1,00)) + 4,97059 = 5,00.Untuk i = 2, maka x2 = P2x3 + Q2 = (6(5,00)) + (27) = 3,00.Untuk i = 1, maka x1 = P1x2 + Q1 = (0,5(3,00)) + 3,5 = 2,00.

Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah:

x1 = 2,00; x2 = 3,00; x3 = 5,00; x4 = 1,00.

Untuk mengetahui benar atau tidaknya hasil yang diperoleh, maka nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam persamaan yang telah diselesaikan.

2 (2,00) + 3,00 = 7 (= 7)2,00 + 3,00 3 (5,00) = 10 (= 10) 6 (3,00) 2 (5,00) + (1,00) = 7 (= 7)

2 (5,00) 3 (1,00) = 13 (= 13)

2.4 Matriks InversiPada matriks, operasi pembagian matriks tidak didefinisikan, akan tetapi operasi matriks yang serupa dengan pembagian adalah matriks inversi. Bila A adalah MBS, maka matriks inversinya adalah A1, sedemikian sehingga:

AA1 = A1A = I, dengan I adalah matriks identitas.

Selain itu matriks inversi dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem yang berbentuk:

AX = C atau A-1C (2.21)

Nilai X dapat dihitung dengan mengalikan matriks inversi dari koefisien matriks A dengan ruas kanan dari sistem persamaan yaitu C.Metode Gauss-Jordan dapat digunakan untuk mencari matriks inversi, untuk itu koefisien matriks ditingkatkan dengan matriks identitas. Metode Gauss-Jordan dipakai untuk mereduksi koefisien matriks menjadi matriks identitas, setelah selesai, sisi kanan dari matriks yang ditingkatkan merupakan matriks inversi.Prosedur dari hitungan matriks inversi:

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 24

Page 13: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

A I I A-1

Contoh soal:

Cari matriks inversi dari matriks sebagai berikut: A =

Penyelesaian:Dilakukan dengan menggunakan metode Gauss-Jordan, dengan terlebih dahulu dilakukan peningkatan matriks dengan matriks identitas.

a) Matriks ditingkatkan, menjadi:

b) Baris pertama dibagi 3 (nilai yang akan dijadikan 1), menjadi:

c) Baris kedua dikurangi hasil dari baris pertama dikali 4, dan baris ketiga dikurangi hasil dari baris pertama dikali 2, menjadi:

d) Baris kedua dibagi 5,6667 (nilai yang akan dijadikan 1), menjadi:

e) Baris pertama dikurangi hasil dari baris kedua dikali 0,3333 dan baris ketiga ditambah hasil dari baris kedua dikali 2,6667 menjadi:

f) Baris ketiga dibagi 4,8824 (nilai yang akan dijadikan 1), menjadi:

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 25

Page 14: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

g) Baris pertama ditambah hasil dari baris ketiga dikali 0,2353 dan baris kedua ditambah hasil dari baris ketiga dikali 0,2941 menjadi:

maka matriks inversnya adalah =

2.5 Metode IterasiMetode ini lebih baik dibanding dengan metode langsung, misalnya untuk matriks yang tersebar yaitu matriks dengan banyak elemen nol dan juga dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan tidak linier.

1. Metode Jacobi Dipandang sistem dengan 3 persamaan dan 3 bilangan tak diketahui:

a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1

a21 x1 + a22 x2 + a23 x3 = b2 (2.22) a31 x1 + a32 x2 + a33 x3 = b3

Persamaan pertama dari sistem diatas dapat digunakan untuk menghitung x1 sebagai fungsi dari x2 dan x3. Demikian juga persamaan kedua dan ketiga untuk menghitung x2 dan x3 sehingga didapat:

(2.23)

Hitungan dimulai dengan nilai perkiraan awal sembarang untuk variabel yang dicari (biasanya semua variabel diambil sama dengan nol). Nilai perkiraan awal disubstitusikan ke dalam ruas kanan dari sistem persamaan (2.23). Selanjutnya nilai variabel yang didapat tersebut disubstitusikan ke ruas kanan dari sistem (2.23) lagi untuk mendapatkan nilai perkiraan kedua. Prosedur tersebut diulangi lagi sampai nilai setiap variabel pada iterasi ke n mendekati nilai pada iterasi ke n 1. Apabila indeks n menunjukkan jumlah iterasi, maka persamaan (2.23) dapat ditulis menjadi:

(2.24)

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 26

Page 15: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Iterasi hitungan berakhir setelah:

dan

atau telah dipenuhi kriteria berikut:

dengan adalah batasan ketelitian yang dikehendaki.

Contoh soal:

Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode iterasi Jacobi:

3x + y – z = 54x + 7y – 3z = 20 (c1)2x – 2y + 5z = 10

Penyelesaian:Sistem persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk:

(c2)

Langkah pertama dicoba nilai x = y = z = 0 dan dihitung nilai x', y', dan z'.

Nilai x', y', dan z' yang diperoleh tidak sama dengan nilai pemisalan. Iterasi dilanjutkan dengan memasukkan nilai x', y', dan z' kedalam persamaan (c2) untuk menghitung x'', y'', dan z'' dan kesalahan yang terjadi.

Hitungan dilanjutkan dengan prosedur diatas, sampai akhirnya diperoleh kesalahan yang relatif kecil (terhadap ketelitian yang diharapkan). Untuk mempercepat dan memudahkan hitungan, dibuat program untuk menghitung sistem persamaan linier dengan menggunakan metode Jacobi. Dengan tingkat ketelitian sebesar 0,1%, maka hasil hitungan adalah x1 = 1,5063; x2 = 3,1328; x3 = 2,6504.

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 27

Page 16: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

2. Metode Gauss-Seidel Didalam metode Jacobi, nilai x1 yang dihitung dari persamaan pertama tidak digunakan untuk menghitung nilai x2 dengan persamaan kedua. Demikian juga nilai x2 tidak digunakan untuk mencari x3, sehingga nilai-nilai tersebut tidak dimanfaatkan. Sebenarnya nilai-nilai baru tersebut lebih baik dari nilai-nilai yang lama. Di dalam metode Gauss-Seidel nilai-nilai tersebut dimanfaatkan untuk menghitung variabel berikutnya.

Seperti dalam metode Jacobi sistem persamaan (2.22) diubah menjadi sistem persamaan (2.23). Kemudian ke dalam persamaan pertama dari sistem, disubstitusikan nilai sembarang (biasanya diambil nol ), sehingga:

(2.25a)

Nilai baru dari tersebut kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan kedua dari sistem (2.23), sehingga:

(2.25b)

Demikian juga ke dalam persamaan ketiga dari sistem (2.23) disubstitusikan nilai baru dan , sehingga didapat:

(2.25c)

Dengan cara seperti ini nilai x1, x2, x3 akan diperoleh lebih cepat dari pada metode Jacobi.

Contoh soal:

Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode iterasi Gauss Seidel:

3x + y – z = 54x + 7y – 3z = 20 (c1)2x – 2y + 5z = 10

Penyelesaian:Langkah pertama dicoba nilai y = z = 0 dan dihitung x' dengan menggunakan persamaan (2.25a).

Persamaan (2.25b) digunakan untuk menghitung nilai y':

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 28

Page 17: Iterasi jacobi

Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO

Nilai z' dihitung dengan persamaan (2.25c):

Nilai x', y', dan z' yang diperoleh tidak sama dengan nilai pemisalan. Iterasi dilanjutkan dengan prosedur diatas untuk menghitung x'', y'', dan z'' serta kesalahan yang terjadi.

Hitungan dilanjutkan dengan prosedur diatas, sampai akhirnya diperoleh kesalahan yang relatif kecil (terhadap yang diharapkan). Untuk mempercepat dan memudahkan hitungan, dibuat program komputer untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dengan menggunakan metode Jacobi dengan tingkat ketelitian yaitu sebesar 0,1%, maka hasil hitungan diperoleh yaitu x1 = 1,5066; x2 = 3,1311; x3 = 2,6498.

Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 29