jamur2
TRANSCRIPT
5/17/2018 jamur2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jamur2-55ab5958bea2e 1/10
I. Pembuatan Kumbung
A. Penentuan Lokasi :
1. Sumber jerami
2. Sumber air3. Jalan
B. Persyaratan Kumbung :
* Dinding dalam dan atas menggunakan plastik polyetilen.
* Dinding luar menggunakan sterofoam.* Kumbung lebih baik ditempat
C. Perbedaan kumbung :
* Kumbung atas lancip : bila panas maka uap akan mengalir ke samping. Digunakan untuk kumbung yang memiliki satu rak ditengah.
* Kumbung atas datar : uap air akan jatuh ketengah-tengah kumbung. Digunakan untuk kumbung yang memiliki dua rak.
Sketsa Kumbung Jamur Merang
5/17/2018 jamur2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jamur2-55ab5958bea2e 2/10
Foto Kumbung Jamur Merang
II. Media
1. Jerami
2. Kapur CaCO3
3. Dedak 4. Limbah kapas
a) Jerami mengandung :
* Lignin
* Selulosa
* Silicca
b) Alternatif jerami :
* Alang-alang
5/17/2018 jamur2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jamur2-55ab5958bea2e 3/10
* Eceng gondok
* Batang jagung* Kelaras pisang
c) Alternatif limbah kapas :
* Hampas sagu
* Hampas tahu
* Hampas tempe* Hampas kapuk
III. Pembuatan Kompos
1. Lapisan atas : kompos kapas
2. Lapisan bawah : kompos jerami
IV. Memasukkan Kompos
1. ±10 hari kompos jerami masuk kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak.
2. Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.3. Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam.
4. Penanaman dilakukan bila suhu
V. Pasteurisasi/Steam
1. Lantai kumbung dibersihkan.
2. Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.3. Semua ruang tertutup.
4. Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
5. Setelah mencapai 70°C (biasanya setelah 7-8 jam). Suhu dipertahankan selama 4-5 jam6. Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari.
Catatan :- bila penyeteaman tidak matang, maka jendela harus dibuka agar amoniak keluar.
- bila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja.
VI. Penanaman Bibit
1. pH diusahakan mencapai 7/netral.2. Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
3. Bibit log dihancurkan agar lembut (1 log untuk 1m2).
4. Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media/tengahnya tidak di tabur.
5/17/2018 jamur2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jamur2-55ab5958bea2e 4/10
5. Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam.
6. Bisa juga dibuat bantalan di tiang danditanami bibit.7. Hari I : penanaman dilakukan sore hari.
8. Hari II : pertumbuhan miselium diperhatikan.
9. Hari III :
- Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram.- Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
- Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
10. Hari IV : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.11. Hari V : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
12. Hari VI : jendela di buka 30°.
13. Hari VII : jendela di buka 45°.14. Hari VIII : jendela di buka 60-90°/bila jamur tumbuh besar.
15. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai.
Penebaran Bibit Jamur
VII. Pemeliharaan Media
1. Penyiraman dilakukan 3 atau 4 hari setelah tanam.* untuk mengubah masa vegetatif menjadi masa generatif. Karena penyiraman dilakukan pada
siang hari sehingga jamur menjadi stress dan mengubah fase tanam.
2. Temperatur ruangan 34-36°C.
3. Temperatur media 34- 38°C.4. Bila temperatur media mencapai 38°C atau lebih maka akan tumbuh cendawan Monilia,
5/17/2018 jamur2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jamur2-55ab5958bea2e 5/10
Jamur berumur 7 hari setelah tanam
VIII. Panen
1. Ciri jamur siap tanam :
* Bila masih ada tonjolan, panen dilakukan keesokan harinya.
* Bila bulat sudah merata, jamur siap panen.
2. Cara panen jamur :
* Lebih baik tidak menggunakan kuku tangan, tetapi menggunakan pisau yang telah disterilkan.
* Tinggalkan/sisakan sedikit pangkal buah jamur yang di panen.
* Media tidak boleh terangkat.
3. Penyebab menurunnya kualitas jamur merang (bercak-bercak):
5/17/2018 jamur2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jamur2-55ab5958bea2e 6/10
* Pasteurisasi tidak matang.
* Dedak tidak matang.
4. Penyebab jamur pecah :
* Suhu terlalu tinggi
* Terlambat waktu panen.
Bingung agribisnis mana yang akan dipilih? Tak ada salahnya bila Anda mencoba usaha tani
jamur konsumsi. Menurut H.M Kudrat Slamet, Ketua Umum Masyarakat Agribisnis Jamur
Indonesia (MAJI), jenis jamur yang diminati konsumen, yaitu jamur merang (Volvariella
volvaceae), jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha),
champignon (Agaricus bisporus), dan shiitake (Lentinus edodes).
Dari kelima jenis jamur tersebut, jamur meranglah yang banyak diusahakan petani. Sebab,
dibandingkan jenis jamur lainnya, jamur merang lebih mudah dibudidayakan, dan siklus
hidupnya pendek, hanya satu bulan. “Jamur merang mendominasi 55%— 60% dari total produksi
jamur nasional,” ungkap Kudrat.
Peringkat berikutnya adalah jamur tiram putih. Produksi jamur yang pengembangannya mulai
dirintis sejak 1997-an itu, sekitar 30% dari total produksi jamur Indonesia. Jamur kayu yang
banyak dibudidayakan di daerah berketinggian 800 — 1.300 m di atas permukaan laut ini
mempunyai siklus hidup 5 bulan dengan masa panen 4 bulan.
Tinggal Pilih
Petani jamur merang banyak dijumpai di daerah dataran rendah, seperti di pantai utara Jawa
(Pantura). Khususnya di Jabar, sentra produksi jamur merang dapat ditemui di Bekasi,
Karawang, Subang, dan Cirebon.
Sementara sentra jamur tiram putih berada di Kabupaten Bandung (Cisarua, Lembang, Ciwidey,Pangalengan), Bogor, Sukabumi, Garut, dan Tasikmalaya. Di luar Jabar terdapat di Sleman,
Yogyakarta, dan Solo. Untuk jamur kuping, bisa dijumpai di Jateng (Ambarawa dan
Yogyakarta), serta di Ciwidey (Kab. Bandung).
Walaupun belum banyak, pelaku usaha jamur champignon, alias jamur kancing, dapat dijumpai
di Bumiayu (Jateng) dan Randutatah, Malang (Jatim). Pun untuk jamur shiitake, contoh pelaku
5/17/2018 jamur2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jamur2-55ab5958bea2e 7/10
usahanya berada di Cibodas, Lembang, dan Malang.
Champignon dan shiitake lebih banyak dihasilkan oleh perusahaan besar lantaran diproduksi
untuk olahan (kalengan). Sementara jamur merang, jamur tiram putih, dan jamur kuping, lebih
merakyat, sehingga banyak dipilih untuk diusahakan.
Bernilai Plus
Menurut MAJI, dalam tiga tahun terakhir, minat masyarakat untuk mengonsumsi jamur terus
meningkat. Salah satunya dapat dilihat dari kreativitas para pedagang, yang sebelumnya hanya
menjajakan jamur segar, sekarang sudah merambah ke olahan, seperti memproduksi keripik
jamur.
Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi jamur berpengaruh positif terhadap permintaan pasokan. “Permintaan jamur terus meningkat, berapa pun yang diproduksi oleh petani habis
terserap. Kenaikannya sekitar 20% —25%/tahun,” papar Ir. N.S Adiyuwono, pemilik perusahaan
Jamur Sinapeul di Ciwidey, yang mengusahakan jamur tiram dan jamur kuping.
Konsumen, lanjut Adi, menyadari bahwa jamur bukan sekadar makanan, tapi juga mengandung
khasiat obat. “Dulu, banyak orang kalau ditawari jamur takut ker acunan. Sekarang ada
perubahan paradigma, ketika disodori jamur akan bertanya tentang khasiatnya,” imbuhnya.
Selain lezat, dewasa ini orang makan jamur lantaran pertimbangan kesehatan. Jamur mudah
dicerna dan dilaporkan berguna bagi para penderita penyakit tertentu. Jamur merang misalnya,
berguna bagi penderita diabetes dan penyakit kekurangan darah. Memang, setiap jenis jamur
mengandung khasiat obat tertentu (baca: Khasiat Jamur).
Jamur mempunyai nilai gizi tinggi, terutama kandungan proteinnya sekitar 15% — 20% (bobot
kering). Daya cernanya pun tinggi, 34% — 89%.
Kelengkapan asam amino yang dimiliki jamur lebih menentukan mutu gizinya. Kandungan
lemak cukup rendah, antara 1,1% — 9,4% (bobot kering), berupa asam lemak bebas mono
ditriglieserida, sterol, dan fosfolipida.
Jamur juga merupakan sumber vitamin antara lain thiamin, niacin, biotin, dan asam askorbat.
Umumnya, jamur kaya akan mineral terutama fosfor, kalsium, dan zat besi.
Belum Terpenuhi
5/17/2018 jamur2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jamur2-55ab5958bea2e 8/10
Sampai saat ini jamur lebih banyak diproduksi di Jawa. Berdasar data MAJI, setiap hari Jabar
memproduksi 15 — 20 ton jamur merang dan 10 ton jamur tiram. Sementara jamur kuping,
dengan sentra utama Jateng, setiap hari memproduksi 1 ton. Disusul jamur shiitake dengan
produksi 500 kg/hari.
Sebagian besar produksi jamur dipasarkan dalam bentuk segar. Kota-kota besar menjadi tujuan
pasar utama jamur selama ini. Pasar Jakarta misalnya, dipasok dari Karawang, Bandung, Bogor,
dan Sukabumi. Dari Cisarua-Bandung saja, setiap hari, tidak kurang dari 3 ton jamur tiram
masuk Jakarta. Ir. Misa, M.Sc., petani jamur merang di Karawang, memprediksi, kebutuhan
pasar Jakarta terhadap jamur merang sekitar 15 ton/hari. Sementara Karawang baru mampu
memasok 3 ton.
Untuk jamur kuping terutama diserap pasar Jateng lantaran banyak dibutuhkan industri jamu.
Walau demikian, jamur kuping dari Jateng pun masuk Bandung, sehari tidak kurang dari 200 kg.
Selain dijual segar, sebagian pelaku usaha melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi
keripik dan tepung. Rina di Bandung misalnya, setiap hari memproduksi 50 — 100 kg keripik
jamur tiram. Sampai saat ini dia mengaku belum mampu memenuhi permintaan yang mencapai
500 kg — 2 ton. Sementara tepung banyak dibutuhkan industri untuk memenuhi kebutuhan
kelompok vegetarian.
Walau banyak dibutuhkan, “Seluruh produksi jamur baru memenuhi 50% dari permintaan
pasar,” ucap Kudrat. Belum lagi ditambah permintaan pasar luar negeri, seperti Singapura,
Jepang, Korea Selatan, China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa (Tabel 1). “Sampai saat ini
permintaan itu belum bisa dipenuhi,” imbuh Basuki Rachmat, Sekjen MAJI. Misa yang juga
Kepala Pusdiklat Budidaya Jamur Merang Indonesia, pun membenarkan permintaan pasar
ekspor belum sanggup terpenuhi. “Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri saja masih
kurang,” imbuh lulusan Teknik Kimia ITB ini yang sudah bertani jamur sejak 1990 lalu.
Harga Stabil
Dibandingkan komoditas lain, harga jamur terbilang stabil. Mungkin lantaran jamur bukankomoditas pokok seperti beras, cabai, maupun bawang merah.
Dalam dua minggu pertama September, harga jamur merang di tingkat petani Rp9.000 —
Rp10.000/kg (BEP Rp6.000/kg). Selisih harga di tingkat pengumpul lebih tinggi Rp3.000 —
Rp4.000/kg. Di pasar, harganya menjadi Rp15.000 —Rp20.000/kg. “Karena rantai tataniaganya
cukup panjang, selama ini keuntungan dari bisnis jamur merang lebih banyak dinikmati para
5/17/2018 jamur2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jamur2-55ab5958bea2e 9/10
pengumpul,” tandas Kudrat.
Kalau jamur tiram, keuntungannya lebih banyak dinikmati oleh petani. Pengumpul paling
memperoleh keuntungan Rp1.000 — Rp2.000/kg. Harga jamur tiram di tingkat petani pada kurun
waktu yang sama rata-rata Rp5.300/kg (BEP Rp4.000/kg). Di pasar induk Rp6.000/kg (subuh)
dan di pasar kecil Rp10.000/kg.
Harga jamur kuping basah di tingkat petani rata-rata Rp6.000/kg. Di pasar Rp8.000/kg.
Sedangkan jamur kuping kering berkisar Rp35.000 — Rp50.000/kg. Menurut Adi, untuk
menghasilkan sekilo jamur kuping kering diperlukan 6 kg yang basah. Sementara itu, Desianto
FW, petani jamur kuping di Semarang, Jateng, menyatakan, harga jamur kuping lebih tinggi lagi
pada tingkat pengguna akhir. Kisarannya Rp60.000 — Rp80.000/kg.
Kendati harganya cukup menggiurkan, ada saat tertentu jamur segar kurang laku, yaitu 1 — 2
minggu setelah Lebaran. Setelah itu harganya normal kembali. Oleh sebab itu, diversifikasiproduk menjadi sangat penting.
Stagnan
Dalam dua tahun terakhir, produksi jamur stagnan, bahkan cenderung menurun. Padahal petani
pembudidaya sudah cukup banyak. Petani inti jamur merang sekitar 5.000 orang, jamur tiram
600 petani, jamur kuping 200 petani, dan pengusaha shiitake sekitar 10 pelaku.
Menurut Kudrat, yang mempengaruhi stagnasi produksi lantaran ada sekitar 30% petani jamur
merang maupun tiram yangg kolaps karena mereka tidak mampu lagi untuk berproduksi. Ini
lebih banyak diakibatkan oleh kesulitan memperoleh bahan bakar minyak tanah karena harganya
naik. Padahal, “BBM merupakan 20% dari ongkos produksi,” tandas Adi.
Memang, minyak tanah bisa dikonversi dengan batubara atau kayu bakar. Namun itu bukan hal
mudah. “Dulu, saya pernah menggunakan batubara, tapi ternyata panasnya tidak stabil, dan
asapnya mempengaruhi kualitas media tanam,” aku Misa. Ditambah lagi, bila menggunakan
batubara, selain susah didapat juga menghasilkan limbah debu. Sementara budidaya jamur harus
benar-benar bersih.
Selain itu, para petani juga dihadapkan kepada persoalan akumulasi hama penyakit. Di
Kabupaten Bandung misalnya, petani dipusingkan oleh serangan cendawan Aspergillus sp.
Cendawan ini sangat mengganggu media tanam (baglog) sehingga pertumbuhan jamur tiram
terhambat, bahkan mati. Hal ini terjadi saat kemarau panjang atau hujan berkepanjangan. Di lain
pihak, “Sekitar 50% biaya produksi terdiri dari media tumbuh,” ucap Kudrat.
5/17/2018 jamur2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jamur2-55ab5958bea2e 10/10
Pun di Yogyakarta, para petani jamur kuping kelimpungan oleh serangan hama krepes (tungau).
Pengendalian dengan racun akarisida bukan solusi, lantaran jamur merupakan produk organik.
Usaha Sarana
Selain mengandalkan penjualan jamur segar, beberapa petani jamur memilih menjual bibit
botolan dan baglog. Kudrat, yang juga pemilik perusahaan jamur CV Citi Mandiri di Cisarua-
Bandung, selain memproduksi jamur tiram, pun menjual bibit dan baglog. Dari 15 kumbung
yang diusahakan, setiap hari ia memproduksi 10.000 baglog dan bibit botolan.
Demikian pula Adiyuwono yang mulai merintis usaha sejak 2003. Setiap bulan ia memproduksi
100 ribu baglog, 10% — 40% diantaranya untuk jamur kuping. Sementara produksi bibitnya
sebanyak 30.000 botol/bulan. Bibit ia jual Rp4.000 — Rp5.000/botol. Sedangkan baglog jamurtiram dijual Rp1.600 dan Rp1.400 untuk baglog jamur kuping. Selain diserap petani di Jawa,
bibit itu dilempar sampai ke Sumatera dan Kalimanatan.
Hal serupa dilakukan Jemy Susanto, pemilik perusahaan Jamur Agro Lestari di Solo. Setiap
bulan ia memproduksi bibit F2 1.000 botol dan 20.000 baglog. Bibit dan baglog ini ia pasarkan
hingga ke luar Jawa. Jemy mematok harga bibit Rp59.000 untuk Jawa dan Rp69.000 luar Jawa.
Berdasar data MAJI, omzet perdagangan media tanam mencapai Rp4,4 miliar/tahun. Sedangkan
omzet perdagangan bibit mencapai Rp750 juta setahun. Adapun omzet perdagangan jamur segar
mencapai Rp17,3 miliar/tahun.