journal reading fix

Upload: momoesesha

Post on 09-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

knknk

TRANSCRIPT

Journal Reading

Topikal vs Kombinasi Ciprofloksasin dalam Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronis

OLEH :

DEDE ROSADY GUSTAMAN, S.KedFEBRIMA SAPUTRI, S.KedLIDIA WATI, S.KedMISBAHRI, S.KedNADIA ANNISA, S.KedNORI PURNAMA, S.KedYUNISYA PUTRI, S.Ked

PEMBIMBING :

dr. ARIMAN SYUKRI, Sp.THT-KLdr. ASMAWATI ADNAN, Sp.THT-KLdr. HARIANTO, SpTHT-KL

KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN THT-KLRSUD ARIFIN ACHMADPEKANBARU2014

Topikal vs Kombinasi Ciprofloksasin dalam Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronis

ABSTRAKTujuanUntuk mempelajari flora mikroba dan menentukan efikasi ciprofloksasin tetes telinga topikal dibandingkan dengan kombinasi ciprofloksasin topikal dan oral sebagai penatalaksanaan lini pertama pada pasien yang didiagnosis dengan otitis media supuratif kronis. Bahan dan MetodeCalon intervensi acak, uji klinis pada 100 pasien yang disajikan dengan episode akut dari OMSK ke departemen rawat jalan.HasilDalam penelitian ini, terapi topikal ciprofloksasin menjadi pengobatan yang efektif pada otitis media kronis daripada terapi kombinasi meskipun tingkat kekambuhan ditemukan lebih banyak dalam kelompok.KesimpulanDengan tidak adanya infeksi sistemik atau penyakit yang mendasari, antibiotik topikal saja merupakan pengobatan lini pertama untuk sebagian besar pasien dengan otitis media supuratif kronis, tidak ditemukan adanya bukti bahwa antibiotik sistemik saja atau kombinasi dengan topikal dapat meningkatkan kesembuhan dibandingkan dengan hanya menggunakan antibiotik topikal saja. Kata kunci : Resistensi antibiotik, Otitis Media Supuratif Kronis, CiprofloksasinPENDAHULUANInsiden kejadian otitis media supuratif kronis (OMSK) dipengaruhi oleh faktor-faktor ras dan sosial ekonomi. Faktor-faktor Sosial-Ekonomi seperti kondisi hidup yang buruk, kepadatan penduduk, kebersihan yang buruk dan gizi telah diusulkan sebagai dasar dalam penyebarluasan prevalensi OMSK.1Perubahan flora mikrobiologis setelah munculnya antibiotik sintetis canggih meningkatkan relevansi flora modern di OMSK dan sensitivitas antibiotik in vitro sangat penting bagi dokter dalam merencanakan pengobatan untuk pasien dengan OMSK.2Ada kekawatiran dalam penggunaan antibiotik sistemik dan perkembangan resistensi bakteri. Pertanyaan yang tersisa apakah obat ototopikal juga dapat mengakibatkan resistensi antibiotik pada organisme lokal di telinga. Penelitian ini dilakukan oleh karena terdapatnya peningkatan resistensi antibiotik di negara tempat penelitian ini.Penelitian ini bertujuan untuk menemukan organisme yang bertanggungjawab dalam OMSK dengan cara mengambil swab telinga untuk dilakukan uji kultur dan sensitivitas dan dengan memberikan pasien obat topikal / kombinasi ciprofloksasin. Respon terhadap pengobatan kemudian dipelajari dan dianalisis.BAHAN DAN METODE PENELITIANMetode penelitian cross sectional study yang dilakukan pada 100 pasien Telinga Hidung Tenggorokan (THT) di sebuah pusat kesehatan tersier dari Oktober 2012 sampai September 2013, dengan episode akut OMSK.pasien dipilih dengan kriteria inklusi dan eksklusi selama periode penelitian [Tabel / Gambar-1]. Pasien dengan cairan telinga aktif [Tabel / Gambar-2]. Yang memenuhi syarat untuk penelitian dikonseling tentang kondisi mereka dan dilakukan informed consent.Kriteria inklusi Pasien yang datang ke THT di atas 18 tahun dengan: Cairan mukopurulen atau purulen selama lebih dari 3 minggu dengan perforasi membran timpani. Pasien yang memiliki antibiogram sensitivitas terhadap ciprofloksasin.Kriteria eksklusi Akut ( 7). Pasien yang tidak patuh (sedang dan buruk) diganti dengan kasus baru untuk memenuhi sampel yang dibutuhkan. Rincian penilaian sekret telinga dilakukan secara subjektif dan objektif [Tabel / Gambar-4] pengulangan kultur dan uji sensitivitas dilakukan jika drainase masih ada [Tabel / Gambar-5a, 5b]. "Sembuh" [3] didefinisikan sebagai tidak adanya otorrhea atau otoscopically tidak aktif (tidak ada sekret; tidak ada radang mukosa telinga tengah) atau adanya otorrhea dengan lendir serosa dengan kultur bakteri negatif setelah masa pengobatan.2 minggu setelah pengobatan, pasien pada kelompok A yang tidak sembuh dilanjutkan dengan menggunakan tetes telinga Ciprofloksasin (jika masih sensitif pada Ciprofloksasin) atau diganti dengan antibiotik sistemik (jika tidak sensitif pada Ciprofloksasin) untuk satu minggu lagi dan dievaluasi pada akhir minggu ketiga [Tabel / Gambar 7]. Yang terakhir dinyatakan sebagai Kegagalan Terapi. Pada kunjungan ketiga jika pasien yang menggunakan tetes telinga masih tidak menyembuhkan otorrhea, dapat diklasifikasikan sebagai Kegagalan Terapi dan diganti dengan menggunakan antibiotik sistemik sesuai hasil kultur dan tes sensitivitas. 2 minggu setelah pengobatan, pasien pada kelompok B yang tidak sembuh diminta untuk melanjutkan terapi kombinasi (jika sensitif terhadap ciprofloksasin) atau diganti dengan antibiotik sistemik (jika tidak sensitif terhadap ciprofloksasin) untuk satu minggu lagi dan dievaluasi pada akhir minggu ketiga. Yang terakhir dinyatakan sebagai Kegagalan Terapi. Pada kunjungan ketiga jika pasien yang melanjutkan pengobatan kombinasi ciprofloksasin masih tidak menyembuhkan otorrhea [Tabel / Gambar 8] dapat diklasifikasikan sebagai Kegagalan Terapi dan diganti dengan antibiotik sistemik lainnya berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas. Kecuali pada pasien yang sembuh atau dilakukan operasi, semua pasien akan dievaluasi pada minggu kedelapan untuk penilaian hasil atau kambuhnya gejala [Tabel / Gambar 9]Pada akhir pengobatan klinis dan bakteriologis didapatkan analisis yang tepat. Data kategorik dianalisis dengan X2 test dan Z-test untuk membandingkan antara kedua kelompok. Kriteria withdrawal adalah kegagalan dalam mengevaluasi atau intoleransi terhadap pengobatan.HASILPenelitian ini dilakukan pada pasien dengan usia diatas 18 tahun dan ditemukan pada kelompok usia antara 20 sampai 69 tahun. Pada 100 pasien, 60 (60%) pasien merupakan pria dan 40 (40%) pasien adalah wanita. 67 pasien menderita OMSK unilateral dan 33 pasien menderita OMSK bilateral. Sehingga jumlah total telinga yang diteliti adalah 133. Pada populasi penelitian didapatkan Pseudomonas aeruginosa merupakan organisme yang paling banyak ditemukan (45 pasien) diikuti oleh Klebsiella pada 30 pasien. Semua organisme sensitif terhadap Ciprofloksasin.

DISKUSIPemberian antibiotika topikal sama efektifnya dengan pemberian antibiotika secara oral. Pemberian antibiotika secara topikal dapat mengantarkan konsentrasi antibiotika yang tinggi pada situs infeksi.7 Efek bakterisidal dan kemampuan membunuh bakteri kuinolon meningkat secara progresif dan dapat mengantarkan konsentrasi antibiotika yang melebihi konsentrasi inhibisi minimum. Kemungkinan terjadinya kegawatan lebih rendah pada pemberian secara topikal jika dibandingkan dengan pemberian antibiotik sistemik. Pemberian antibiotika secara topikal juga dapat merubah lingkungan-mikro secara simultan. Pemberian antibiotika pada media asam dapat membantu pengembalian dan memperkuat mekanisme pertahanan tubuh normal, sehingga terjadi peningkatan keefektifan penggunaan antibiotika.8 Karakter lain pemberian secara topikal adalah tidak adanya efek sistemik.9 Karena tidak ada terjadi penyebaran sistemik pada pemberian secara topikal, flora normal pada saluran pernafasan dan saluran pencernaan tidak terganggu oleh antibiotika.3 Antibiotika ototopikal secara umum lebih murah dibandingkan pengobatan sistemik, sehingga menurunkan biaya pengobatan.

Pemberian antibiotika oral dapat digunakan ketika diinginkan adanya efek sistemik seperti pada pasien OMSK dengan rinosinusitis akut atau kronik, adenotonsilitis, faringitis dan infeksi pernafasan atas.14KESIMPULANPada penelitian ini, Pseudomonas aeruginosa merupakan organisme yang paling banyak ditemukan dan diikuti oleh Klebsiella. Pemberian Ciprofloksasin topikal ditemukan sama efektifnya dengan pemberian kombinasi Ciprofloksasin oral dan Ciprofloksasin topikal tetes telinga, tetapi kemungkinan terjadinya rekurensi pada pemberian topikal saja lebih besar. 14

DAFTAR PUSTAKA

1. Kiris M, Berktas M, Egeli E, et al. The efficacy of topical ciprofloxacin in the treatment of chronic suupurative otitis media.Ear Nose Throat J. 1998;20(77): 904-5, 909.2. Wintermeyer SM. Efficacy of ototopical ciprofloxacin in paediatric patients with otorrhea. American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery. 1997;116(4): 450-53.3. Ettehad GH, Refahi S, Neemati A, Pirzadeh A,DaryaniA.Microbialandantimicrobial susceptibility patterns from patients with chronic otitis media in Ardebil. International Journal of Tropical Medicine. 2006; 1(2):62-5.4. LoyAHC,TanAL,LuPKS.MicrobiologyofchronicsuppurativeotitismediainSingapore. Singapore Medical Journal. 2002;43(6):296-99. 5. GulAA,AliL,RahimE,AhmedS.Chronicsuppurativeotitismediafrequencyof pseudomonas aeruginosain patients and its sensitivity to various antibiotics. ProfessionalMedical Journal. 2007;13(3):411-15.6. Poorey VK, Iyer A. Study of bacterial flora in CSOM and its clinical significance.Indian Journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery. 2002;54(2):91-5.7. SupiyaphunP,TonsakulrungruangK,ChochaipanichnonL,etal.Thetreatmentof chronic suppurative otits media and otits externa with 0.3 % ciprofloxacin otic solution: clinicomicrobiological study. J Med Assoc Thai. 1995; 78:18-21.8. Micro N. Controlled multicenter study on chronic suppurative otits media treated with topical applications of ciprofloxacin 0.2% solution in single dose containersor combination of polymyxin B, neomycin and hydrocortisone suspension. Otolaryngol Head Neck Surg. 2000; 123:617-23.9. Dohar, Alper C M, Elizabeth A, Doyle W J. Treatment of Chronic Suppurative Otits Mediawith topical Ciprofloxacin.Ann Otol Rhino Laryngol. 1998;107: 865-71.10. KasemsuwanL,ClongsuesuekP.Adoubleblindprospectivetrialoftopicalciprofloxacin versus normal saline solution in the treatment of otorrhea. ClinOtolaryngol Allied Sci. 1997:22 (1): 44-611. Macfadyen CA, Acuin JM, Gamble et al. Systemic antibiotic versus topical treatments for chronically discharging ears with underlying eardrum perforations. Cochrane Database Syt Rev.2006; 1: CD005608.12. Jay C, Job A, Mathai E, Antonisamy B. Evaluation of topical povidoneiodine inchronic suppurative otitis media. Arch Otolaryngol Head Neck Surg. 2003;129(10):109813. Eposito S, Noviello S, DErrico G, Montanaro C. Topical and oral treatment of chronic otitis media with ciprofloxacin. Arch Otolaryngol Head Neck Surg. 1990;116(5):557.14. Nawabusi C, Ologe FE. Pathogenic agents of chronic suppurative otitis media in Ilorin Nigeria. East African Medical Journal. 2002; 79(4):202-05.