jtptunimus gdl rinolalank 6726 1 babi
DESCRIPTION
Gyjhjkjbjn bnbnTRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia adalah salah
satu penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa
berbagai dampak pada periode neonatal. Menurut National Center For Health
Statistics (NCHS), pada tahun 2002, asfiksia menyebabkan 14 kematian per
100.000 kelahiran hidup di Amerika Serikat. Di dunia, lebih dari 1 juta bayi
mati karena komplikasi asfiksia neonatorum. Di RSU Roemani Semarang
selama tahun 2007, angka kelahiran bayi hidup mencapai 1600 jiwa setahun
dengan angka kejadian bayi baru lahir dengan asfiksia berjumlah 187
kelahiran.
Asfiksia akan menyebabkan keadaan hipoksia dan iskemik pada bayi.
Hal ini berakibat kerusakan pada beberapa jaringan dan organ tubuh. Dari
beberapa penelitian yang dilaporkan oleh Mohan(2000) bahwa kerusakan
organ ini sebagaian besar terjadi pada ginjal(50%), sistem syaraf pusat(28%),
sistem kardiovaskuler(25%), dan paru (23%).
Asfiksia bayi baru lahir dapat dihubungkan dengan beberapa keadaan
kehamilan dan kelahiran. Bayi tersebut dalam keadaan resiko tinggi dan ibu
dalam keadaan hamil resiko tinggi. Pada umur kahamilan 30 minggu, paru
janin sudah menunjukan pematangan baik secara anatomis maupun fungsional,
2
walaupun demikian janin tidak melakukan pergerakan pernapasan kecuali jika
ada gangguan yang dapat menimbulkan hipoksia /anoksia. Pada keadaan
asfiksia bayi mengalami kekurangan O2 dan kelebihan CO2 yang dapat
mengakibatkan asidosis. Keadaan inilah yang menjadi penyebab kegagalan
dalam beradaptasi dan sering berlanjut menjadi sindrom gangguan pernapasan
dan pada hari- hari pertama kelahiran. Insidensi pada bayi premature kulit putih
lebih tinggi daripada bayi kulit hitam dan lebih sering pada bayi laki- laki
daripada perempuan (Nelson, 1999).
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan umum.
Mendapatkan gambaran asuhan keperawatan pada bayi dengan Asfiksia di
ruang BBLR RS Roemani Semarang.
b. Tujuan khusus
Setelah selesai menyelesaikan tugas membuat asuhan keperawatan pada
bayi dengan asfiksia, penulis mampu :
1. Memahami dasar pengkajian dari keperawatan asfiksia diruang
BBLR RS Roemani Semarang.
2. Memahami diagnosa keperawatan asfiksia diruang BBLR RS
Roemani Semarang.
3. Memahami perencanaan asuhan keperawatan asfiksia diruang BBLR
RS Roemani Semarang.
3
4. Memahami implementasi asuhan keperawatan asfiksia siruang
BBLR RS Roemani Semarang.
5. Memahami evaluasi keperawatan asfiksia diruang BBLR RS
Roemani Semarang.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan laporan ini terbagi dalam lima bab dengan urutan sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, insidensi, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN TEORI
Meliputi konsep dasar, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
dan diagnosa.
BAB III: TINJAUAN KASUS
Terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
BAB IV: PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN