jurnal aneurysm

Upload: ella

Post on 07-Jul-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    1/12

     Aneurysmal Subarachnoid Hemorrhage Jose I. Suarez, M.D., Robert W. Tarr, M.D., and Warren R. Selman, M.D.

     Non-traumatic subarachnoid hemorrhage (perdarahan subarachnoid non-traumatik)

    merupakan kondisi gawat darurat neurologis yang ditandai dengan ekstravasasi darah ke

    rongga yang melapisi sistem saraf pusat yang biasanya berisi cairan serebrospinal. Penyebab

    utama dari nontraumatic subarachnoid hemorrhage merupakan ruptur (sobeknya) aneurisa

    intracranial, yang terhitung terjadi pada !" kasus dan mempunyai tingkat komplikasi serta

    kematian yang tergolong tinggi. Nonaneurysmal subarachnoid hemorrhage (perdarahan

    subaraknoid aneurism) , terjadi pada sekitar #!" kasus dan mempunyai prognsosis yang

    lebih baik namun bisa menyebabkan komplikasi neurologis yang tidak khas. $injauan ini

    akan menekankan pembahasan tentang aneursymal subarachnoid hemorrhage.

    %ebanyak &'" dari penyintas (survivororang yang selamat) dari perdarahan subaraknoid

    mengalami gangguan kognitif jangka panjang, dengan efek terhadpa status fungsional dan

    kualitas hidup (uality of life). *angguan ini biasanya dihubungkan dengan beban tertentu

    terhadap sumber pelayanan kesehatan, kebanyakan masalah ini dihubungkan dalam masalah

     perawatan. Perdarahan subaraknoid mempunyai karakteristik demografs, faktor resiko, dan

     pengobatan yang berbeda. +asus terhitung pada #-" dari semua kasus stroke dan mengenai

    #.!!!-.!!! orang setiap tahunnya di /merika %erikat. $ingkat kejadian dari gangguan ini

    tetap stabil hingga ! tahun terakhir, dan walaupun terdapat perbedaan di daerah lainnya,

     peningkatan kejadian kasus di seluruh dunia mencapai !. kasustahun. 0esiko wanita

    mengalami kasus ini .'1 lebih sering dibandingkan pria, dan resiko orang kulit hitam #.1

    lebih tinggi dibandingkan orang berkulit putih. $ingkat case fatality rate untuk perdarahan

    subarachnoid mencapai persen, dimana sekitar penyintas membutuhkan perawatan

     jangka panjang. +ebanyakan kematian terjadi dalam waktu # minggu setelah ictus, dimana

    !" kasus terjadi sebelum pasien mendapatkan perawatan medis dan #" terjadi dalamwaktu #& jam setelah kejadian. %ecara keseluruhan, perdarahan subaraknoid terhitung "

    menyebabkan kematian dari seluruh stroke namun juga terhitung#2" dari semua kasus

    mengancam nyawa setiap tahunnya pada pasien berusia kurang dari '.

    +ebanyakan faktor yang dihubungkan dengan hasil yang buruk (poor outcome) adalah

    tingkat kesadaran pasien pada saat datang, usia, dan jumlah perdarahan yang ditunjukkan

    dalam pemeriksaan computed tomography (3$) kepala. 4eberapa sistem grading digunakan

    untuk menilai gambaran klinis dan radiologis awal untuk perdarahan subaraknoid ($abel ).

    5ua skala yang sering digunakan adalah skala 6unt dan 6ess serta 7orld 8ederation of 

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    2/12

     Neurological %urgeons. %kala kedua lebih sering digunakan karena penilaiannya dilakukan

     berdasarkan skor *lasgow 3oma %cale (metode yang sangat tepat untuk memantau tingkat

    kesadaran) dan tanda-tanda neurologis yang ada. %emakin tinggi skornya, semakin buruk 

     prognosis pasien. 9umlah perdarahan yang terliaht pada 3$ scan kepala dapat dipantau secara

    mudah. Perdarahan subaraknoid yang tebal serta perdarahan ventricular hemorrhage dapat

    dijadikan faktor prediktif untuk hasil prognosis pasien serta penilaian skor untuk 3$ kepala.

    +ebanyakan faktor resiko yang bisa dimodifikasi (modifiable risk factor) termasuk 

    merokok, hipertensi, penggunaan kokain, dan alkohol berat. Pasien dengan riwayat keluarga

    dekat yang mengalami perdarahan subaraknoid juga golongan resiko inggi. *angguan

     jaringan penyambung yang diturunkan juga dihubungkan dengan terjadinya aneurisma dan

     perdarahan subaraknoid termasuk polycystic kidney disease, :hlers-5anlos %yndrome ($ipe

    ;

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    3/12

    yang sangat parah>), disertai nausea, muntah, nyeri leher, fotophobia, dan penurunan

    kesadaran. Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya perdarahan retinal, meningismus,

    gangguan keasadaran, dan tanda neurologis yang terlokalisir. $emua lanjutan termasuk palsy

     pada saraf ketiga (posterior communicating aneurysm), palsy saraf keenam (peningkatan

    tekanan intrakranial), kelemahan ekstremitas inferior bilateral atau abulia (anterior 

    communicating aneurysm), dan kombinasi dari hemiparesis dan aphasia atau visuospatial

    neglect (middle cerebralartery aneurysm). Perdarahan retinal harus dibedakan pada

     perdarahan preretinal pada $erson syndrome, yang menunjukkan adanya gangguan pada

     peningkatan tekanan intrakranial dan peningkatan resiko kematian.

    5engan tidak adanya tanda dan gejala klasik, perdarahan subaraknoid bisa saja salah

    didiagnosa. 8rekuensi kesalahan diagnosa bisa mencapai !" pada saat pasien pertama kali

    mendatangi dokter. +eselahan diagnosis yang paling sering adalah migraine dan tension-type

    headache. +egagalan untuk mendapatkan penelitian radiologis yang sesuai terhitung pada

    2" kasus yang salah didiagnosa, dan kegagalan untuk melakukan atau memperbaiki hasil

    dari hitung nilai punksi lumbal mencapai #". Pasien yang salah didiagnosa tidak terlalu

    sakit dan mempunyai hasil pemeriksaan neurologis yang normal. Namun, apda beberapa

    kasus, komplikasi neurologis terjadi di meudian hari, sekitar pada !" pasien, dimana pasien

    ini mempunyai resiko tinggi yang berhubungan dengan kematian dan cacat. %akit kepala

    merupakan gejala yang paling sering muncul pada lebih &!" pasien dan bisa memburuk 

    dalam waktu menit atau jam hal ini disebut sentinel atau thunderclap headache atau =warning

    leaks>.

    Pemantauan emergency untuk sentinel headache dibutuhkan pad apasien yang mungkin

    saja akan mengalami peradarahan subaraknoik dalam waktu minggu ke depan. 5i banyak 

    instansi, tidak ada gambaran klinis yang bisa membedakan sentinel headache dari benign

    headache. 4eberapa pasien mungkin tidak mengalami nyeri berat, atau gejala lainnya, seperti

    kejang atau status konvulsif yang leibh sering. %emua pasien akan datang dengan nyeri

    kepala pertama kali dan memburuk dapat menunjukkan adanya perdarahan subaraknoid,

    sehingga dibutuhkan pemeriksaan 3$ scan kepala (*ambar ).

    Penegakkan Diagnosis

    3$ %can kepala merupakan pemeriksaan pertama yang harus dilakukan pada semua

     pasien yang dicurigai mengalami perdarahan subaraknoid (*ambar ). *ambaran

    karakteristik dari kasus ini adalah ekstravasasi darah yang hiperdens (*ambar #). +arena

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    4/12

    gambaran pada 3$ scan dengan jumlah darah minimal bisa saja tidak terlihat, semua scan

    harus dilakukan dengan potongan tipis dari bagian basis otak. 3$ scan yang berkualitas bagus

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    5/12

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    6/12

    akan menampilkan perdarahan subaraknoid pada !!" kasus dalam waktu ?# jam setelah

    onset gejala dan lebih dari @" kasus dalam waktu #& jam. 3$ scan kepala juga bsa

    menunjukkan adanya hematoma intraparekinmal, hydrocephalus, dan edema cerebri, serta

    dapat membantu untuk memperkirakan bagian ruptur aneurysma, terutama pad apasien

    dengan aneurysma pada anterior cerebral atau anterior communicating arteries (*ambar #).

    3$ %can kepala juga pemeriksaan yang sangat penting untuk meperkirakan adnaya cerebral

    vasospasm dan prognosis pasien yang buruk. +arena adanya pengeluaran darah yang cepat,

    keterlambatan 3$ scan dapat menyebabkan hasil pemeriksaan normal, sehinggasensitivitas

    menurun hingga !" pada hari ketujuh.

     Punksi lumbal harus dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami perdarahan

    subaraknoid dan hasil 3$ scan yang negatif atau euivocal (*ambar ). 3airan serebrospinal

    harus dikumpulkan dalam empat tabung yang berbeda, dimana penghitung sel darah merah

    ditentukan pada tabung dan &. $emuan yang sesuai dengan perdarahan subaraknoid

    termasuk peningkatan tekanan pada saat penusukan punksi, dan peningkatan hitung sel darah

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    7/12

    merah yang tidak terlalu berbeda pada tabung sampai &, serta 1anthochromia (terjadi karena

     pemecahan sel darah merah yang terlihat pada spectophotometry), yang membutuhkan waktu

    sekitar # jam lebih hingga terlihat. Pada pasien dengan punksi lumbat diagnosis atau

    euivocal, pemeriksaan radiologis, seperti 3$ angiography kepala atau cerebral angiography,

    harus dilakukan sebagai tahap lanjut (*ambar dan #). 5igital subtraction cerebral

    angiography dijadikan baku emas untuk deteksi dari aneurisma cerebral, namun 3$

    angiography lebih sering digunakan karena sifatnya yang non-invasif dan tingkat sensitivitas

    serta spesifisitas yang serupa dengan cerebral angiography.

    5i semua instansi, pemantauan berkala untuk seluruh pemuluh darah cerebral harus

    dilakukan, karena sekitar " biasanya mengalami multiple aneurysm. Pasien dengan hasil

     pemeriksaan radiologis negatif harus melakukan pemeriksaan ulang setelah 2-& hari. 9ika

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    8/12

     pemeriksaan kedua tidak menunjukkan aneurysa, magnetic resonance imaging (A0;) harus

    dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan malformasi vaskular pada otak, batang otak,

    atau medulla spinalis. Pemeriksaan radiologis lain yang bisa digunakan termasuk A0; kepala

    untuk menentukan ukuran dari aneurysma (terutama pada kasus thrombosis partial

    aneurysma) dan three-dimensional digital-subtraction cerebral angiography (yang dapat

    membantu untuk melihat morfologi aneurysm) (*ambar #3). %elain itu, pemeriksaan three-

    dimensional 3$ angiography baru-baru ini bisa mengurangi kebutuhhan invasive cerebral

    angiography dan resiko yang menyertainya.

    Pengobatan

    %emua pasien dengan perdarahan subaraknoid harus dipantau dan diobati pada bagian

    gawat darurat dengan pengaturan jalan nafas serta fungsi cardiovaskular ($abel #). %etelah

    stabilisasi awal, pasien harus dipindahkan ke pusat dengan bagian ekspertise neurovaskular 

    dan akhirnya akan dirawat di neurologic critical care unit untuk penanganan optimal. Pada

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    9/12

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    10/12

    dipeaskan dari kawat. Aultiple coils dengan berbagai panjang dan diameter biasanya

    dimasukkan ke dalam aneursyma untuk mengamankan sirkulasi (*ambar ).

    ;nternational %ubarachnoid /neurysm $rial (;%/$) memeriksa pasien dengan ruptur 

    aneurysm secara prospektif dan mempertimbangkan kegunaan dari endovascular coiling atau

    microsurgical clipping. Penulis menemukan bahwa pada kelompok pasien ini, outcome yang

    lebih baik, yang dijelaskan sebagai tingkat ketahanan dari gangguan selama satu tahun,

    terlihat lebih tinggi pada pasien yang diobati dengna endovascular coiling dibandingkan

    surgical clips. 0esiko terjadinya epilepsi lebih rendah pada pasien yang mendapatkan

    endovascular coiling, namun resiko perdarahan ulang memang lebih tinggi. %elain itu, pada

     pasien yang mendapatkan pemeriksaan lanjutan cerebral angiography, tingkat sumbatan total

    aneursyma lebih hebat pada pasien dengan surgical clipping.

    ;%/$ merupakan penelitian yang melakukan validasiterhadap teknik endovascular coiling. Namun, banyak aneurysma yang tidak bisa diobati dengan microsurgical clipping

    atau endovascular coiling. Pada kasus tertentu, beberapa faktor B seperti usia pasien dan

    kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta lokasi, morfologi dan hubungan aneurysm

    dengan pembuluh darah lainnya B harus dianalisa untuk nenetukan pengobatan yang sesuai.

    Pada umumnya, pasien tua atau pasien dengan kondisi medis yang buruk lebih cocok untuk 

    mendapatkan terapi endovaskular coiling. /neurysma pada sirkulasi vertebrobasiler atau

    aneurysma pada basis cranium, seperti paraophthalmic aneurysm, lebih mudah diatasi dengan

     pendekatan endovascular. /neurysma coli yang luas (dengan rasio diametes leher terbesar 

    mencapai !.) biasanya tidak cocok untuk terapi endovascular coiling. /neurysm yang

    dihubungkan dengan hematoma parenkim luas dan mempunyai cabang pembuluh darah dari

     basis atau pusat lebih cocok untuk dioabti menggunakan microsurgical clipping. %elain itu,

    untuk aneurysm yang disebabkan oleh efek massa lokal, terapi bedah terbukti lebih efisien.

    +arena analisa kompleks terhadap variabel tertentu diantara pasien dan tipe aneurysma harus

    dipastikan untuk menentukan pengobatan yang sesuai untuk setiap pasien, peneliti

    menyarankan evaluasi dilakukan oleh dokter yang mempunyai pengetahuan khusus terhadap

     bedah neurovascular, teknik endovascular, dan neurologic critical care.

    Penanganan Komplikasi

    +omplikasi Neurologis sering terjadi dan termasuk gejala vasospasm (&'" dari pasien),

    hydrocephalus (#!"), dan perdarahan ulang (2"). Pasien dengan perdarahan ulang

    mempunyai resiko tinggi untuk mengalami gangguan neurologis permanen dan tingkat

    kematian sekitar !". Perdarahan ulang bisa dicegah dengan pengobatan awal, karena

    kondisi ini lebih sering terjadi dalam beberapa hari awal (&" di hari pertama dan ." per 

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    11/12

    hari untuk dua minggu selanjutnya) 3erebral vasospasme lebih sering terjadi ($erjadi pada

    # pasien) dibandingkan gejala vasospasm (dengan bukti klinis iskemia cerebral).

    $ranscranial 5oppler ultrasonography dilakukan setiap hari atau setiap hari berikutnya untuk 

    memantau vasospasme, yang dijelaskan dengan tingkat velositas dari aliran darah cerebral

    lebih dari #! cmdetik pada pembuluh darah besar. 5oppler ultrasonography mempunyai

    sensitivitas yang serupa dengan cerebral angiography untuk deteksi penyempitan pembuluh

    darah, terutama pada arteri cerebral media dan internal. %etelah adanya bukti gejala

    vasopasme (dengan tanda neurologis fokal), pasien akan diobati denganhiervolemiadan

    hipertensi terinduksi ($abel #). Pasien yang kondisinya tidak membaik setelah terapi medis

    akan melakukan angiography cerebral emergency dan transluminal angioplasty atau infus

    vasodilator jika terbukti adanya penyempitan pembuluh darah (*ambar #). Pemantauan

    radiologis lainnya, termasuk A0; otak, juga harus dilakukan karena infark cerebral tidak 

    selalu menunjukkan tanda klinis yang khas. *ejala hydrocephalus yang disebabkan oleh

    gangguan absorbsi cairan serebrospinal membutuhkan pengobatan dengan e1ternal

    ventricular drainage temporer atau pemasangan shunt permanen. +ejang sering terjadi pada

    pasien. 7alaupun efektifitas dari obat antikonvulsan profilaksis masih belum diuji secara

    formal, efek potensial dari kejang bisa saja menyebabkan perdarahan ulang, sehingga

     penggunaan anticonvulsant setidaknya minggu setelah perdarahan awal dianjurkan ($abel

    #). Pasien dalam keadaan koma harus dipantau dengna electroencephalography, karena

    frekuensi dari kejang non-convulsive terbilang tinggi, yaitu #!".

    /danya komplikasi medis setelah perdarahan subaraknoid bisa meningkatkan

    morbiditas, lamanya perawatan, dan mortalitas. +ebanyakan pasien mengalami komplikasi

    medis, dimana lebih dari &!" kasus mengalaminya. +ebanyakan komplikasi medis termasuk 

    edema paru pada #" (baik cardiogenic ataupun neurogenik dengan acute respiratory distress

    syndrome), aritmia jantung ", dan gangguan elektrolit pada #" pasien. 6iponaterima

    dapat disebabkan oleh gangguan sekresi antidiuretik hormone (normal atau peningkatantekanan intravaskular) atau pembuangan garam cerebral (menurunkan volume intravaskular).

    Pengobatan hiponaterima termasuk pembatasan cairan untuk kondisi penyerta dan pemberian

    cairan agresif untuk penaganan selanjutnya. Pada umumnya, pasien harus tetap berada dalam

    kondisi euvolimeik, karena hipovolemiadihubungkan dengan kejadian iskemia cerebral dan

     perburukan outcome ($abel #).

    Perawatan Jangka Panjang

    4anyak pasien yang selamat dari perdarahan subaraknoik mengalami gangguan kronik.

    Cebih dari !" penyintas melaporkan adanya masalah terkait ingatan, mood, atau fungsi

  • 8/18/2019 Jurnal Aneurysm

    12/12

    neurofisiologis. 5efisit ini menyebabkan gangguan pada peran sosial, bahkan gangguan fisik 

    yang terlihat jelas. D sampai # penyintas bisa bekerja setelah penanganan tahun dari

     perdarahan subaraknoik. Pemantauan fisik dan neurofisiologis yang rutin serta pengobatan

    harus terus dilakukan ($abel #).