jurnal desa

Upload: fery-r-ramadhan

Post on 03-Mar-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    1/21

    Pendahuluan

    Tanah adalah elemen dari kehidupan manusia yang tidak dapat dilepaskan

    dan sepanjang sejarah selalu menjadi komoditas yang diperebutkan dimanapun.Keberadaan manusia yang semakin padat dan jumlah tanah yang tetap

    menimbulkan berbagai macam pergeseran fungsi tanah, otoritas pengaturan tanah,

    bahkan hak penguasaan dan peradilannya di buat sedimikan rupa untuk mengatur

    pengelolaan tanah di dunia. Salah satu jenis hak tanah yang ada di Indonesia sejak

    zaman sebelum kemerdekaan adalah TanahBengkok. enurut !una"an #iradi

    Tanah Bengkok, yaitu tanah milik desa yang diperuntukkan bagi pejabat

    desaterutama lurah, yang hasilnya dianggap sebagai gaji selama mereka

    menduduki jabatan itu. $ dari definisi tersebut dapat ditarik unsur%unsur yang

    menjadi ciri TanahBengkokitu sendiri yang meliputi&

    $. Tanah yang di miliki oleh desa sebagai satuan masyarakat

    '. Tanah tersebut digarap oleh perangkat desa(Kepala )esa(*urah

    +. asil garapan dari tanah digunakan untuk memenuhi kebutuhan dari

    kepala desa.

    -. enegelolaan tanah dikembalikan kepada desa setelah masa jabatan

    kepala desa habis.

    Tanah bengkok di Indonesia biasanya berupa tanah pertanian dengan

    luasan tertentu. *uasan tanah bengkokdi tiap "ilayah berbeda%beda, perbedaan

    luas tanah bengkok ini didasarkan pada luas "ilayah desa, kepadatan "ilayah,

    kebiasaan masyarakat dan berbagai faktor lain sehingga persebaran luas "ilayah

    dan bagaimana pengelolaan tanah bengkokoleh aparatur desa di satu "ilayah

    berbeda satu sama lainnya. erbedaan pengelolaan "ilayah tanah bengkokdi tiap

    desa menyebabkan permasalahan semenjak munculnya konsep%konsep hak barat

    yang di ba"a oleh pemerintahan india /elanda pada masa setelah dikeluarkan

    Agrarische Wet $012. Kemunculan undang%undang ini menyebabkan

    diharuskannya pendefinisian hak atas tanah secara formal dan di in3entarisir oleh

    pemerintah demi kepentingan kononial pada masa itu.

    $ !una"an #iradi, )ua 4bad enguasaan Tanah, 56akarta& 7ayasan 8bor Indonesia, '2209, hlm.+:+

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    2/21

    4kibat dari proses in3entarisir tersebut memberikan akibat hukum

    munculnya pengakuan formal terhadap hak kepemilikan pribadi dan hak

    kepemilikan komunal, yang sebelumnya tidak dikenal oleh masyarakat ribumi

    pada "aktu itu.' Keberadaan pengakuan formal ini membuat pola berpikir

    pengusaan dan pengelolaan tanah masyarakat pribumi ikut berubah dari bentuk

    yang dinamis dan fleksibel menjadi lebih kaku akibat adanya pengaturan formal

    dan tertulis. engaturan formal dan tertulis ini menyebabkan adanya konflik tanah

    baru di masyarakat mengenai pembedaan antara hak penguasaan dan pengeloaan

    atas suatu tanah yang sebelumnya polanya mekanik 5gemainschaft9 menjadi lebih

    organik atau kompleks 5geischelschaft9.+erubahan pola pemahaman atas tanah

    ini berakibat pula terhadap tanah bengkokyang dulunya diatur berdasarkan adat

    yang rata%rata tidak memilki budaya dokumentasi formal berdasarkan dokumen

    tertulis.

    Keberadaan kebudayaan hukum formal yang di ba"a pemerintah kolonial

    dalam mengatur hak atas tanah dalam 4# $012 memungkinkan adanya relasi hak

    antara hak atas tanah tradisional dengan hak atas tanah ala /elanda seperti hak

    Erfpacht dan hak se"a yang di kenakan pada tanah pribumi yang terikat pada hak%

    hak tradisional termasuk tanah bengkok. Sehingga perkembangannya hingga kini

    banyak tanah bengkokyang tumpang tindih haknya dengan hak%hak atas tanah

    india /elanda yang belum jelas relasinya makin sulit di kembalikan hak asalnya

    karena terkena hak kon3ersi dalam ;ndang%;ndang okok 4graria. erubahan

    relasi tanah ini selain menyebabkan kekacauan dalam hal administrasi pertanahan

    juga berpengaruh terhadap pengelolaan tanah bengkokyang dulunya hanya berupa

    digarap secara proses produksi pertanian di beberapa "ilayah berubah menjadi

    se"a dengan pihak pemerintah kolonial.

    ' !una"an #iradi, ola enguasan Tanah dan

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    3/21

    /erdasarkan tulisan dari )r.6an oesada,A4 terdapat perubahan yang dinamis

    dalam hubungan pemerintahan desa dengan asetnya. Sepanjang sejarah relasi

    desa dengan asetnya berubah seiring pergantian rezim pemerintah yang

    berdampak munculnya aturan mengenai pengelolaan desa yang tidak jarang

    merubah pengelolaan aset desa termasuk pengelolaan tanah bengkok.- )alam

    tulisan tersebut dikutip dari tulisan )r. )idik Sukriono, S.,. mengenai politik

    pemerintahan desa sebagai berikut&

    $. bah"a pada pemerintahan penjajahan /elanda,

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    4/21

    pembentukan daerah tingkat III.

    T4 < IC( berisi rencana memperkuat

    pemerintahan desa agar semakin mampu menggerakkan masyarakat desa

    berpartisipasi dalam pembangunan >K

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    5/21

    mempertegas otonomi desa, mengubah istilah /adan er"akilan )esa

    menjadi /adan ermusya"aratan )esa.1

    )ari penjelasan tersebut ke"enangan desa dalam menjalankan pemerintahannya

    sesuai dengan hakikat a"al pemerintahan desa mengalami surut di mulai pada

    tahun $@1@ dan kembali di akui pada a"al reformasi tahun $@@@.

    erubahan politik pemerintahan desa ini berimbas kepada relasi pengelolaan

    pemerintah desa dengan asetnya. erubahan relasi pengelolaan ini sangat

    berpengaruh terhadap keberadaan hak atas tanah bengkoksebagai hak komunal

    milik masyarakat desa. erubahan ke"enangan pengelolaan aset oleh pemerintah

    desa dalam undang%undang sering menimbulkan kekacauan dan berujung pada

    lepasnya aset desa dari penguasaan masyarakat desa, bahkan terjadi pada aset desa

    berupa tanah yang ada dalam penguasaan hak komunal masyarakat desa.

    ada tahun '2$- dikeluarkan undang%undang baru yang mengatur

    mengenai desa secara tersendiri dalam ;ndang%;ndang >omor : Tahun. ;ndang%

    undang ini mengokohkan kembali keberadaan desa sebagai kesatuan masyarakat

    yang mandiri sesuai hakikat a"alnya sebelum munculnya >egara Kesatuan

    egara

    amun sayangnya keberadaan undang%undang

    ini belum dapat menyelesaikan permasalahan mengenai relasi tanah bengkok

    dengan desa itu sendiri. Karena dalam undang%undang ini tidak mengatur secara

    jelas mengenai aset desa yang berasal dari hak tradisional. engaturan mengenai

    aset desa tersebut masih di buat secara umum dan tidak memperikan ruang

    definisi yang cukup untuk melindungi tanah bengok sebagai aset desa yang secaratradisional berada di ba"ah hak komunal masyarakat untuk lepas dari

    masyarakatnya dengan berbagai bentuk.

    Seperti yang terjadi di asuruan dimana ratusan "arga )esa >ogosari,

    Kecamatan andaan, Kabupaten asuruan nekat menyegel kantor balai desa

    setempat. 4ksi ini dipicu sebagai salah satu bentuk protes "arga, terkait kebijakan

    1 Ibid

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    6/21

    kades setempat yang telah menjual tanah bengkokatau tanah kas desa ke pihak

    lain.0 Selain itu kasus serupa terjadi pula di )esa Aibeusi 6a"a /arat.

    Sejumlah "arga )esa Aibeusi Kecamatan Aiater, Subang, menggeruduk kantor desamereka, tadi siang. Kedatangan "arga, konon, untuk memprotes dugaan penjualan tanah bengkok

    5lahan aset desa9 oleh sang kades.

    #arga ramai%ramai datang ke aula desa untuk mempertanyakan kabar penjualan tanah bengkok

    seluas B22 bata oleh kades,ujar "arga setempat, ;din, saat dihubungi #4I.A8,

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    7/21

    )ari kedua "acana tersebut ada suatu kesamaan dimana keberadaan tanah

    bengkokbagi masyarakat desa memiliki keterikatan yang kuat dimana setiap tanah

    bengkokyang di jual selalu memancing emosi "arga. Keberadaan tanah bengkok

    yang di jual oleh aparatur desa menandakan adanya kekosongan hukum dalam

    mengatur relasi antara "arga desa dengan hak komunalnya.

    Rumusan Masalah

    /erdasarkan latar belakang tersebut maka muncul rumusan masalah yang dapat di

    susun sebagai berikut&

    $. /agaimana hubungan hukum antara masyarakat desa dan aparatur desa

    dengan tanah bengkokG

    '. /agaimana pengaturan mengenai tanah bengkok dalam ;ndang%;ndang

    >omor : Tahun '2$- tentang )esa dan peraturan pelaksanaannyaG

    Pembahasan

    $.$ ubungan TanahBengkokdengan asyarakat dan 4paratur )esa

    ;ntuk membahas mengenai hubungan hukum tanah bengkok

    dengan masyarakat desa tidak dapat di bahas hanya dengan merujuk

    kepada undang%undang desa saja, karena dalam membahas relasi

    masyarakat desa dengan asetnya ada bagian yang tidak di atur secara

    sendiri dan menyeluruh dalam undang%undang desa. ernyataan ini sesuai

    dengan ketentuan penutup dalam undang%undang desa pada pasal $'2 ayat

    5$9 menyatakan Semua peraturan pelaksanaan tentang )esa yang selama

    ini ada dinyatakan tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan

    undang%undang ini.$2 Sehingga di mungkinkan adanya peraturan

    pelaksana lain yang mengatur mengenai relasi aset desa dengan

    masyarakat desa beserta aparaturnya.

    $2 ;ndang%;ndang >omor : Tahun '2$-

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    8/21

    ;ntuk menjelaskan mengenai relasi tanah bengkok dengan desa

    berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh iroyoshi Kano mengenai

    sistem pemilikan tanah dan masyarakat desa di 6a"a pada abad ke HIH

    menyatakan bah"a tanah bengkok adalah sa"ah%sa"ah yang

    diperuntukkan bagi pejabat untuk dimanfaatkan secara pribadi.$$)alam

    prakteknya tanah bengkok secara de facto hampir seperti tanah yang

    dimiliki secara pribadi turun%temurun oleh keluarga kepala desa

    dikarenakan adanya kecenderungan penggarap tanah ini diberikan kepada

    orang%orang yang masih memiliki relasi dengan kepala desa. Sehingga

    pengusaan hak garapan masih tetap ada di ba"ah kepala desa bahkan

    hingga terjadi pergantian. >amun di sisi lain pada masa ini masih

    dimungkinkan bagi "arga desa untuk melakukan pembatalan secara

    formal terhadap kepenggarapan tanah oleh kepala desa dan keluarganya

    untuk dikembalikan haknya kepada hak komunal milik desa.$'

    ;ntuk membuktikan dan mengidentifikasi bentuk%bentuk relasi hak

    komunal masyarakat desa dengan tanahnya menggunakan teori yang di

    susun oleh rof. ishao 8tsuka berjudulyodotai no iso !iron"#dengan

    titik a"al dari karangan a"al yang di tulis oleh Karl ar mengenai titik

    a"al relasi masyarakat dengan tanah berjudul The $orms Which %recedes

    The &apitalistic %roduction'"(dari karangan tersebut menghasilkan skema

    mengenai a"al hubungan masyarakat desa dengan tanah dalam bentuk

    sebagai berikut &$B

    $$ iroyoshi Kano, Sistem emilikan Tanah dan asyarakat )esa di 6a"a pada 4bad ke HIH,56akarta& 7ayasan 8bor Indonesia, '2209, hlm. :0

    $' Ibid, hlm :@

    $+ Terjemah & Teori )asar Tentang ubungan asyarakat

    $- Terjemah & /entuk /entuk 7ang endahului roduksi Kapitalistik

    $B Ibid, hlm @B

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    9/21

    Kriteria /entuk 4sia /entuk Klasik%4ntik /entuk

    6erman

    !emainschaft

    5)asar9

    Suku atau sub

    bagiannya

    Kota( asyarakat

    rajurit

    Kampung

    5Cillage9(

    kelompok

    pemilik tanah

    yg saling

    bertetangga

    ausgemainscha

    ft

    5Keluarga9

    Keluarga besar

    atrialkal

    Keluarga atriarkal

    dengan otoritas kepala

    keluarga yang kuat

    Keluarga

    atriarkal

    dengan

    otoritas

    kepala

    keluarga yang

    lemah

    rinsip

    ersamaan

    Subtantif(berda

    sarkan

    Kemampuan

    dan kebutuhan

    Subtantif(berdasarkan

    Kemampuan dan

    kebutuhan

    ?ormal

    Kelaziman

    emilikan Tanah

    ribadi

    eredium(/ida

    ng tanah

    digunakan

    untuk

    perumahan dan

    kebun

    ?undus( /idang tanah

    untuk erumahan dan

    kebun namun sebagian

    digunakan untuk

    fasilitas umum dan

    pendudukan hak atas

    tanah dengan prinsip

    senioritas 5yg datang

    lebih dulu yg

    menguasai9

    ufe( /idang

    tanah untuk

    perumahan,

    kebun,

    bidang tanah

    pertanian dan

    sebagian dari

    milik desa

    5hak

    komunal9

    )ari teori tersebut iroyoshi Kano melakukan penelitian empiris mengenai

    penguasaan tanah desa berdasarkan catatan 5endresume)milik pemerintah india

    /elanda dan mendapatkan hasil bah"a masyarakat desa di Indonesia khususnya

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    10/21

    6a"a memiliki kesadaran yang khas mengenai kepemilikan tanah dimana

    terbentuk perpaduan antara corak 4sia%6erman dimana pola pengusaan tanah desa%

    desa pada a"alnya memiliki ciri sebagai berikut&

    $. Terbentuk dari Suku(sub bagiannya atau dari kampung 5Cillage9(

    kelompok pemilik tanah yang saling bertetangga.

    '. Keluarga besar atrialkal dengan satuan beberapa keluarga atau

    Keluarga atriarkal dengan otoritas kepala keluarga yang kuat.

    +. Subtantif(berdasarkan Kemampuan dan kebutuhan.

    -. eredium(/idang tanah digunakan untuk perumahan dan kebun atau

    ?undus( /idang tanah untuk erumahan dan kebun namun sebagian

    digunakan untuk fasilitas umum dan pendudukan hak atas tanah

    dengan prinsip senioritas 5yg datang lebih dulu yg menguasai9.$:

    )ari ciri%ciri tersebut relasi tanah bengkok dengan masyarakat desa dapat di

    generalisasi menjadi relasi yang berdasarkan kebututuhan subtantif dan tetap

    terikat kepada kepemilikan komunal oleh masyarakat yang akses pemanfaatannya

    bisa diberikan kepada perseorangan. )engan kata lain tanah bengkok dapat

    dimanfaatkan oleh kepala desa dan perangkatnya dengan syarat kepemilikan tanah

    tidak lepas dari kepemilikan komunal masyarakat desa.

    $.' ubungan ukum Tanah Bengkok dengan asyarkat )esa dalam ukum

    ositif di Indonesia

    )alam menganalisa hubungan positif antara tanah bengkokdengan masyarakat

    desa dalam konteks hubungan hukum postif modern sebelum merujuk

    pengelolaannya di ba"ah pemerintahan desa, perlu diketahui dahulu mengenai

    hak atas tanah yang melekat pada tanah bengkokitu sendiri. ak atas tanah yang

    ada dalam tanah bengkokdalam pengaturan tanah Indonesia. )alam penjelasan

    /oedi arsono dalam tanah ulayat yang menjadi pertimbangan dasar dalam

    membentuk sistem pertanahan nasional dalam ;ndang%;ndang okok 4graria

    $: Ibid, hlm $22

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    11/21

    5;;49,$1 terdapat tiga hierarki yang mengatur hak%hak penguasaan atas tanah

    adat yaitu&

    $. ak ;layat asyarakat ukum 4dat, sebagai hak penguasaan yangtinggi, bersaspek perdata maupun publik.

    '. ak Kepala adat dan para Tetua 4dat, yang bersumber pada ak

    ;layat dan beraspek publik semata.

    +. ak%ak atas Tanah, sebagai hak%hak Indi3idual, yang secara langsung

    maupun tidak langsung bersumber dari hak ulayat dengan aspek

    perdata.$0

    6ika di tinjau dari konsep tersebut yang menyusun pemahaman ;;4 terhadap

    tanah bengkok, maka dapat dikatatakan hak atas tanah bengkok terkait dengan

    aspek milik publik dan tidak bisa lepas dari publik. >amun dalam ketentuan postif

    ;;4 masih mengakomodir perubahan yang terjadi dalam perkembangan

    hubungan ekonomi terhadap tanah termasuk tanah bengkok seperti yang

    dijelaskan dalam penjelasan umum angka III (1) UUPA yang menyatakan

    Dengan sendirinya *ukum Agraria yang baru itu harus sesuai dengan

    kesadaran hukum daripada rakyat banyak' +leh karena rakyat ndonesia

    sebagian besar tunduk pada hukum adat, maka *ukum Agraria baru tersebut

    akan didasarkanpula pada ketentuan-ketentuan hukum adatitu, sebagai hukum

    yang asli, yang disempurnakan dan disesuaikan dengan kepentingan masyarakat

    dalam .egara yang modern dan dalam hubungannya dengan dunia internasional

    serta disesuaikan dengan sosialisme ndonesia' Sebagaimana dimaklumi maka

    hukum adat dalam pertumbuhannya tidak terlepas pula dari pengaruh politik dan

    masyarakat colonial yang kapitalistis dan masyarakat s/apra0a yang feudal".19

    $1 ;ndang%;ndang >omor B Tahun $@:2 tentang okok%okok 4graria

    $0 /oedi arsono, ukum 4graria Indonesia 6ilid $, 56akarta& )jambatan, '2209, hlm. $0+

    $@ enjelasan ;mum angka III ayat 5$9 ;;4

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    12/21

    )ari ketentuan tersebut pada dapat diartikan lebih luas mengenai

    penggunaan tanah bengkoktidak menutup kemungkinan terhadap proses produksi

    lain diluar proses produksi pertanian saja. roses produksi ini muncul akibat

    adanya sistematika penyempurnaan yang tidak bisa di hindari karena adanya

    integrasi dengan sistem >egara modern yang merubah corak produksi di

    Indonesia. anifestasi adanya perubahan kemingkinan proses produksi dalam

    tanah bengkok di tulis dalam bagian kedua mengenai ketentuan%ketentuan

    kon3ersi dalam ;;4 menyatakan dalam pasal CI ketentuan kon3ersi

    menyatakan ak%hak atas tanah yang memberi "e"enang sebagaimana atau

    mirip dengan hak yang dimaksud dalam pasal -$ ayat 5$9 seperti yang disebut

    dengan nama sebagai di ba"ah,yang ada pada mulai berlakunya ;ndang%undang

    ini, yaitu & hak 3ruchtgerbruik, gebruik, grant controleur, bruikleen, ganggam

    bauntuik, anggaduh, bengkok, lungguh, pitu"as, dan hak%hak lain dengan nama

    apapun juga yang akan ditegaskan lebih lanjut oleh enteri 4graria, sejak mulai

    berlakunya ;ndang%undang ini menjadi hak pakai tersebut dalam pasal -$ ayat $,

    yang memberi "e"enang dan ke"ajiban sebagaimana yang dipunyai oleh

    pemegang haknya pada mulai berlakunya ;ndang%undang ini, sepanjang tidak

    bertentangan dengan ji"a dan ketentuan%ketentuan ;ndang%undang ini. )ari

    ketentuan tersebut jika kita merujuk kepada pasal -$ yang menyatakan bah"a&

    %asal ("

    1") *ak pakai adalah hak untuk menggunakan dan2atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai

    langsung oleh .egara atau tanah milik orang lain, yang memberi /e/enang dan ke/a0iban yang

    ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pe0abat yang ber/enang memberikannya atau

    dalam per0an0ian dengan pemilik tanahnya, yang bukan per0an0ian se/a menye/a atau per0an0ian

    pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan 0i/a dan ketentuan-ketentuan

    3ndang-undang ini'

    14) *ak pakai dapat diberikan 5

    a' selama 0angka /aktu yang tertentu atau selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan yang

    tertentu6

    b' dengan cuma-cuma, dengan pembayaran atau pemberian 0asa berupa apapun'

    1#) %emberian hak pakai tidak boleh disertai syarat-syarat yang mengandung unsur-unsur

    pemerasan'

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    13/21

    )ari ketentuan tersebut pada dasarnya ada kebebasan sekaligus pembatasan bagi

    aparatur desa dalam menggunakan tanah bengkokkarena dalam hak pakai tidak

    ada klausul khusus mengenai batasan mekanisme pengelolaanya.

    Selain itu status hak pakai tanah bengkokjuga semakin terancam untuk leps dari

    hak komunalnya semenjak terbitnya eraturan emerintah >omor '- tahun $@@1

    tentang pendaftaran tanah yang memungkinkan adanya perubahan status hak

    terhadap tanah di ba"ah hak pengelolaan(hak pakai.'2

    Kemudian untuk menentukan posisi tanah bengkok dalam pemerintahan

    desa perlu ditelusuri relasi tanah bengkoktersebut sebagai bagian dari aset desa.

    Konsep tanah bengkokmelebur sebagai aset desa berupa tanah kas desa pertama

    muncul dalam peraturan Peraturan Menteri Dalam Negeri

    (Permendagri) No. 1/1982 tentang Sumber Pendapatan dan

    Kekaaan De!a Penguru!an dan Penga#a!anna.Dalam Pa!al $

    Permendagri itu dinatakan ang di!ebut kekaaan de!a adala%

    (1). &ana% ka! de!a terma!uk tana% bengkok (2). Pemandian

    umum ang diuru! ole% de!a ($). Pa!ar de!a ('). bek*obek

    rekrea!i ang diuru! ole% de!a (+). ,angunan milik de!a dan

    (-). ain*lain kekaaan milik pemerinta% de!a.21ang kemudian

    di perkuat dalam 0n!truk!i Menteri Dalam Negeri no. 2- &a%un

    1992. Se%ingga !emenak reim pemerinta%an orde baru

    tepatna dalam ndang*ndang Nomor + ta%un 1939 kon!ep

    tana% bengkokang duluna bediri !endiri dalam kontek! %ak

    ulaat dengan !pe!i4ka!i ter!endiri tela% mengalami peruba%an

    menadi lebi% general dalam rumu!an baru aitu !ebagai tana%

    ka! de!a.

    '. TanahBengkokdalam ;ndang%;ndang )esa

    Setelah mengetahui mengenai posisi tanah bengkokdalam konsep aset desa yaitu

    menjadi tanah kas desa untuk mengetahui mengenai basis ke"enangannya, kita

    '2 /erdasarkan hasil diskusi dengan )r. Imam Koes"ahyono S., ..

    '$ asil diskusi dengan sekertaris desa di salah satu desa di kabupaten malang

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    14/21

    perlu melihat kepada ;ndang%;ndang >omor : Tahun '2$- Tentang )esa beserta

    peraturan turunannya. )alam undang%undang desa pada pasal 1: ayat 5$9 yang

    berbunyi 4set )esa dapat berupa tanah kas )esa, tanah ulayat, pasar )esa, pasar

    he"an, tambatan perahu, bangunan )esa, pelelangan ikan, pelelangan hasil

    pertanian, hutan milik )esa, mata air milik )esa, pemandian umum, dan aset

    lainnya milik )esa. )ari pasal tersebut dapat diketahui bah"a tanah bengkok

    sudah diatur sebagai bagian dari aset desa dengan standar pengelolaan aset diatur

    sebagaimana pasal 11 undang%undang tersebut yang dalam ayat 5+9 menyatakan

    engelolaan kekayaan milik )esa sebagaimana dimaksud pada ayat 5'9 dibahas oleh

    Kepala )esa bersama /adan ermusya"aratan )esa berdasarkan tata cara

    pengelolaan kekayaan milik )esa yang diatur dalam eraturan emerintah.

    /erdasarkan amanat undang%undang desa maka dibentuklah eraturan

    emerintah nomor -1 tahun '2$B tentang perubahan peraturan pemerintah nomor -+

    tahun '2$- tentang peraturan pelaksanaan undang%undang nomor : tahun '2$-

    tentang desa. )alam eraturan pelaksana tersebut mengatur mengenai ke"enangan

    pengelolaan tanah kas desa dalam pasal +- ayat 5$9. 7aitu&

    7Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usulsebagaimana dimaksud dalam %asal ##

    huruf a paling sedikit terdiri atas5

    a' sistem organisasi masyarakat adat6

    b' pembinaan kelembagaan masyarakat6

    c' pembinaan lembaga dan hukum adat6

    d' pengelolaan tanah kas Desa6 dan

    e' pengembangan peran masyarakat Desa'8

    /erdasarkan pasal tersebut pengelolaan tanah kas desa merupakan ke"enanganyang berasal dari hak asal usul. asal ini memperjelas posisi pengelolaan aset

    desa termasuk tanah bengkok yang berada di dalam tanah kas desa dengan

    memberikan kepastian ke"enangan pengelolaan oleh desa secara mandiri.

    >amun di sisi lain pasal ini menimbulkan permasalahan yang pada

    dasarnya belum diatur dalam peraturan ini, yaitu pasal yang mengatur mengenai

    ke"ajiban pemerintah desa dan pemerintah pada umumnya untuk menggali

    kembali konsep hak asal usul tiap desa. adahal hak asal usul setiap desa

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    15/21

    memiliki corak yang berbeda, dimana pasca munculnya konsep hubungan tanah

    modern dalam bentuk hak se"a, hipotek dan berbagai jenis hak lain yang

    memberikan beban hak kepada tanah kas desa dapat mengancam kepemilikan

    tanah kas desa tersebut dari hak komunalnya yang dalam undang%undang desa

    diatur melalui sertifikasi tanah atas nama pemerintah desa dalam pasal 1: ayat 5+9

    dan harus dilanjutkan kembali melalui peraturan "alikota(bupati berdasarkan

    pasal $22 no -1 tahun '2$B. >amun perlu di ingat pula mengenai asas asas

    pengelolaannya.

    Selain itu perlu dilakukan perlu dilakukan pula pembaharuan terhadap

    produk hukum mengenai desa yang mengatur mengenai maslah pengalihan fungsi

    tanah kas desa seperti ermendagri nomor - Tahun '221 pada pasal $B yang

    berbunyi &

    (1)Kekayaan Desa yang berupa tanah Desa tidak

    diperbolehkan dilakukan pelepasan hak kepemilikan

    kepada pihak lain, kecuali diperlukan untuk kepentingan

    umum.

    (2) Pelepasan hak kepemilikan tanah desa sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat ganti rugisesuai harga yang menguntungkan desa dengan memperhatikan

    harga pasar dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

    (3) Penggantian ganti rugi berupa uang harus

    digunakan untuk membeli tanah lain yang lebih baik dan

    berlokasi di Desa setempat.

    () Pelepasan hak kepemilikan tanah desa sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan !eputusan !epala

    Desa.

    (") !eputusan !epala Desa sebagaimana dimaksud

    pada ayat (3) diterbitkan setelah mendapat persetujuan #PD dan

    mendapat ijin tertulis dari #upati$%alikota dan &ubernur

    Terutama mengenai konsep kepentingan umum yang selama ini seringkali

    digunakan sebagai justifikasi pemerintah desa dalam melepaskan tanah bengkok(

    tanah kas desa dari masyarakat desa dan hak komunalnya.

    Kesimpulan

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    16/21

    Tanah bengkok merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

    masyarakat desa sebagai apresiasi masyarakat desa kepada para aparaturnya.

    Keberadaan perubahan pemerintahan yang memiliki relasi dengan desa mulai

    masa pra kolonial hingga pasca reformasi menyebabkan perubahan tata hukum

    mengenai tanah bengkokterus berubah. erubahan ini tidak jarang menyebabkan

    pertentangan dan konflik di masyarakat. ada a"alnya relasi tanah bengkok

    dengan masyarakatnya pada masa pra kolonial berada di ba"ah kepemilikan hak

    komunal namun dengan hak pemanfaatan oleh kepala desa dan aparaturnya.

    >amun setelah kemerdekaan selama orde baru hak kepemilikan komunal ini tidak

    dilindungi secara jelas oleh peraturan perundangan yang ada sehingga seringkali

    kepemilikan tanah komunal ini di lepaskan oleh aparatur desa melalui mekanisme

    penjualan, gadai dan hubungan tanah lainnya secara formal yang diatur dalam

    ;;4. Keberadaan undang%undang desa yang baru merupakan salah satu bentuk

    pengembalian sebagian kedaulatan "arga desa terhadap asetnya termasuk tanah

    bengkok(tanah kas desa namun sayangnya dalam peraturan pelaksanaan undang%

    undang tersebut belum mengatur mengenai perlindungan kepemilikan komunal

    milik masyarakat desa dari relasi hubungan ekonomi dengan pihak luar desa yang

    cenderung mengancam kepemilikan aset desa.

    Saran

    1. perlu di bentuk panduan pembentukan peraturan bupati("alikota mengenai

    pengelolaan aset desa yang memberikan definisi dan pembatasan

    pengelolaan tanah bengkokatau aset desa pada umumnya.

    2. perlu ada peraturan pelaksana yang membatasi definisi hak pakai dalam

    ;;4 yang di dasari oleh hak asal usul dalam pasal CI bab kon3ersi.

    3. pembentukan definisi kepentingan umum peraturan pelaksana undang%

    undang desa dalam pengalihan kepemilikan aset desa demi kepentingan

    umum.

    . elibatan masyarakat desa secara langsung dalam penentuan tataguna

    tanah bengkok, karena adanya iklim politik transaksional dalam

    penggunaan tanah.

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    17/21

    )4?T4< ;ST4K4

    /;K;

    !una"an #iradi, )ua 4bad enguasaan Tanah, 56akarta& 7ayasan 8bor

    Indonesia, '2209

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    18/21

    !una"an #iradi, ola enguasan Tanah dan omor B Tahun $@:2

    ;ndang%;ndang >omor B Tahun $@1@

    eraturan emerintah >omor -1 Tahun '2$B

    ermendagri >omor - Tahun '221

    Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 1/1982

    Peraturan Pemerinta% Nomor 2' &a%un 1993

    I>T==T

    =mile )urkheim, The Division of Labour in Society,5>e" 7ork& ?ree ress,$@@19,

    resume

    )r.6an oesada,A4, )esa, 54rtikel ada KS4.org9, diakses pada

    http&((""".ksap.org(sap(desa(tanggal +2 ei '2$:

    Kabarpas.com, enjualan TanahBengkok,

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    19/21

    !UR"A#

    $AKIKA% &A" P'SISI $UKUM %A"A$ "*K'K MI#IK &SA

    &A#AM $UKUM &I I"&'"SIA &ARI PRAK'#'"IA# $I"**A

    SKARA"*

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    20/21

    '#$

    +R, R RAMA&$A" 13--1-1-/11112/

    KM%RIA" RIS% &A" P"&I&IKA" %I"**I

    U"I0RSI%AS RAI!A,A

    +AKU#%AS $UKUM

    2-1

    AS%RAK

    Tanah bengkokmerupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat

    desa sebagai apresiasi masyarakat desa kepada para aparaturnya. Keberadaan

    perubahan pemerintahan yang memiliki relasi dengan desa mulai masa pra

    kolonial hingga pasca reformasi menyebabkan perubahan tata hukum mengenai

    tanah bengkok terus berubah. ada a"alnya relasi tanah bengkok dengan

    masyarakatnya pada masa pra kolonial berada di ba"ah kepemilikan hak komunal

    namun dengan hak pemanfaatan oleh kepala desa dan aparaturnya. >amun setelah

    kemerdekaan selama orde baru hak kepemilikan komunal ini tidak dilindungi

  • 7/26/2019 Jurnal Desa

    21/21

    secara jelas oleh peraturan perundangan yang ada sehingga seringkali kepemilikan

    tanah komunal ini di lepaskan oleh aparatur desa melalui mekanisme penjualan,

    gadai dan hubungan tanah lainnya secara formal yang diatur dalam ;;4 .

    Keberadaan undang%undang desa yang baru merupakan salah satu bentuk

    pengembalian sebagian kedaulatan "arga desa terhadap asetnya termasuk tanah

    bengkok(tanah kas desa namun sayangnya dalam peraturan pelaksanaan undang%

    undang tersebut belum mengatur mengenai perlindungan kepemilikan komunal

    milik masyarakat desa dari relasi hubungan ekonomi dengan pihak luar desa yang

    cenderung mengancam kepemilikan aset desa.