jurnal desa
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Jurnal Desa
1/21
Pendahuluan
Tanah adalah elemen dari kehidupan manusia yang tidak dapat dilepaskan
dan sepanjang sejarah selalu menjadi komoditas yang diperebutkan dimanapun.Keberadaan manusia yang semakin padat dan jumlah tanah yang tetap
menimbulkan berbagai macam pergeseran fungsi tanah, otoritas pengaturan tanah,
bahkan hak penguasaan dan peradilannya di buat sedimikan rupa untuk mengatur
pengelolaan tanah di dunia. Salah satu jenis hak tanah yang ada di Indonesia sejak
zaman sebelum kemerdekaan adalah TanahBengkok. enurut !una"an #iradi
Tanah Bengkok, yaitu tanah milik desa yang diperuntukkan bagi pejabat
desaterutama lurah, yang hasilnya dianggap sebagai gaji selama mereka
menduduki jabatan itu. $ dari definisi tersebut dapat ditarik unsur%unsur yang
menjadi ciri TanahBengkokitu sendiri yang meliputi&
$. Tanah yang di miliki oleh desa sebagai satuan masyarakat
'. Tanah tersebut digarap oleh perangkat desa(Kepala )esa(*urah
+. asil garapan dari tanah digunakan untuk memenuhi kebutuhan dari
kepala desa.
-. enegelolaan tanah dikembalikan kepada desa setelah masa jabatan
kepala desa habis.
Tanah bengkok di Indonesia biasanya berupa tanah pertanian dengan
luasan tertentu. *uasan tanah bengkokdi tiap "ilayah berbeda%beda, perbedaan
luas tanah bengkok ini didasarkan pada luas "ilayah desa, kepadatan "ilayah,
kebiasaan masyarakat dan berbagai faktor lain sehingga persebaran luas "ilayah
dan bagaimana pengelolaan tanah bengkokoleh aparatur desa di satu "ilayah
berbeda satu sama lainnya. erbedaan pengelolaan "ilayah tanah bengkokdi tiap
desa menyebabkan permasalahan semenjak munculnya konsep%konsep hak barat
yang di ba"a oleh pemerintahan india /elanda pada masa setelah dikeluarkan
Agrarische Wet $012. Kemunculan undang%undang ini menyebabkan
diharuskannya pendefinisian hak atas tanah secara formal dan di in3entarisir oleh
pemerintah demi kepentingan kononial pada masa itu.
$ !una"an #iradi, )ua 4bad enguasaan Tanah, 56akarta& 7ayasan 8bor Indonesia, '2209, hlm.+:+
-
7/26/2019 Jurnal Desa
2/21
4kibat dari proses in3entarisir tersebut memberikan akibat hukum
munculnya pengakuan formal terhadap hak kepemilikan pribadi dan hak
kepemilikan komunal, yang sebelumnya tidak dikenal oleh masyarakat ribumi
pada "aktu itu.' Keberadaan pengakuan formal ini membuat pola berpikir
pengusaan dan pengelolaan tanah masyarakat pribumi ikut berubah dari bentuk
yang dinamis dan fleksibel menjadi lebih kaku akibat adanya pengaturan formal
dan tertulis. engaturan formal dan tertulis ini menyebabkan adanya konflik tanah
baru di masyarakat mengenai pembedaan antara hak penguasaan dan pengeloaan
atas suatu tanah yang sebelumnya polanya mekanik 5gemainschaft9 menjadi lebih
organik atau kompleks 5geischelschaft9.+erubahan pola pemahaman atas tanah
ini berakibat pula terhadap tanah bengkokyang dulunya diatur berdasarkan adat
yang rata%rata tidak memilki budaya dokumentasi formal berdasarkan dokumen
tertulis.
Keberadaan kebudayaan hukum formal yang di ba"a pemerintah kolonial
dalam mengatur hak atas tanah dalam 4# $012 memungkinkan adanya relasi hak
antara hak atas tanah tradisional dengan hak atas tanah ala /elanda seperti hak
Erfpacht dan hak se"a yang di kenakan pada tanah pribumi yang terikat pada hak%
hak tradisional termasuk tanah bengkok. Sehingga perkembangannya hingga kini
banyak tanah bengkokyang tumpang tindih haknya dengan hak%hak atas tanah
india /elanda yang belum jelas relasinya makin sulit di kembalikan hak asalnya
karena terkena hak kon3ersi dalam ;ndang%;ndang okok 4graria. erubahan
relasi tanah ini selain menyebabkan kekacauan dalam hal administrasi pertanahan
juga berpengaruh terhadap pengelolaan tanah bengkokyang dulunya hanya berupa
digarap secara proses produksi pertanian di beberapa "ilayah berubah menjadi
se"a dengan pihak pemerintah kolonial.
' !una"an #iradi, ola enguasan Tanah dan
-
7/26/2019 Jurnal Desa
3/21
/erdasarkan tulisan dari )r.6an oesada,A4 terdapat perubahan yang dinamis
dalam hubungan pemerintahan desa dengan asetnya. Sepanjang sejarah relasi
desa dengan asetnya berubah seiring pergantian rezim pemerintah yang
berdampak munculnya aturan mengenai pengelolaan desa yang tidak jarang
merubah pengelolaan aset desa termasuk pengelolaan tanah bengkok.- )alam
tulisan tersebut dikutip dari tulisan )r. )idik Sukriono, S.,. mengenai politik
pemerintahan desa sebagai berikut&
$. bah"a pada pemerintahan penjajahan /elanda,
-
7/26/2019 Jurnal Desa
4/21
pembentukan daerah tingkat III.
T4 < IC( berisi rencana memperkuat
pemerintahan desa agar semakin mampu menggerakkan masyarakat desa
berpartisipasi dalam pembangunan >K
-
7/26/2019 Jurnal Desa
5/21
mempertegas otonomi desa, mengubah istilah /adan er"akilan )esa
menjadi /adan ermusya"aratan )esa.1
)ari penjelasan tersebut ke"enangan desa dalam menjalankan pemerintahannya
sesuai dengan hakikat a"al pemerintahan desa mengalami surut di mulai pada
tahun $@1@ dan kembali di akui pada a"al reformasi tahun $@@@.
erubahan politik pemerintahan desa ini berimbas kepada relasi pengelolaan
pemerintah desa dengan asetnya. erubahan relasi pengelolaan ini sangat
berpengaruh terhadap keberadaan hak atas tanah bengkoksebagai hak komunal
milik masyarakat desa. erubahan ke"enangan pengelolaan aset oleh pemerintah
desa dalam undang%undang sering menimbulkan kekacauan dan berujung pada
lepasnya aset desa dari penguasaan masyarakat desa, bahkan terjadi pada aset desa
berupa tanah yang ada dalam penguasaan hak komunal masyarakat desa.
ada tahun '2$- dikeluarkan undang%undang baru yang mengatur
mengenai desa secara tersendiri dalam ;ndang%;ndang >omor : Tahun. ;ndang%
undang ini mengokohkan kembali keberadaan desa sebagai kesatuan masyarakat
yang mandiri sesuai hakikat a"alnya sebelum munculnya >egara Kesatuan
egara
amun sayangnya keberadaan undang%undang
ini belum dapat menyelesaikan permasalahan mengenai relasi tanah bengkok
dengan desa itu sendiri. Karena dalam undang%undang ini tidak mengatur secara
jelas mengenai aset desa yang berasal dari hak tradisional. engaturan mengenai
aset desa tersebut masih di buat secara umum dan tidak memperikan ruang
definisi yang cukup untuk melindungi tanah bengok sebagai aset desa yang secaratradisional berada di ba"ah hak komunal masyarakat untuk lepas dari
masyarakatnya dengan berbagai bentuk.
Seperti yang terjadi di asuruan dimana ratusan "arga )esa >ogosari,
Kecamatan andaan, Kabupaten asuruan nekat menyegel kantor balai desa
setempat. 4ksi ini dipicu sebagai salah satu bentuk protes "arga, terkait kebijakan
1 Ibid
-
7/26/2019 Jurnal Desa
6/21
kades setempat yang telah menjual tanah bengkokatau tanah kas desa ke pihak
lain.0 Selain itu kasus serupa terjadi pula di )esa Aibeusi 6a"a /arat.
Sejumlah "arga )esa Aibeusi Kecamatan Aiater, Subang, menggeruduk kantor desamereka, tadi siang. Kedatangan "arga, konon, untuk memprotes dugaan penjualan tanah bengkok
5lahan aset desa9 oleh sang kades.
#arga ramai%ramai datang ke aula desa untuk mempertanyakan kabar penjualan tanah bengkok
seluas B22 bata oleh kades,ujar "arga setempat, ;din, saat dihubungi #4I.A8,
-
7/26/2019 Jurnal Desa
7/21
)ari kedua "acana tersebut ada suatu kesamaan dimana keberadaan tanah
bengkokbagi masyarakat desa memiliki keterikatan yang kuat dimana setiap tanah
bengkokyang di jual selalu memancing emosi "arga. Keberadaan tanah bengkok
yang di jual oleh aparatur desa menandakan adanya kekosongan hukum dalam
mengatur relasi antara "arga desa dengan hak komunalnya.
Rumusan Masalah
/erdasarkan latar belakang tersebut maka muncul rumusan masalah yang dapat di
susun sebagai berikut&
$. /agaimana hubungan hukum antara masyarakat desa dan aparatur desa
dengan tanah bengkokG
'. /agaimana pengaturan mengenai tanah bengkok dalam ;ndang%;ndang
>omor : Tahun '2$- tentang )esa dan peraturan pelaksanaannyaG
Pembahasan
$.$ ubungan TanahBengkokdengan asyarakat dan 4paratur )esa
;ntuk membahas mengenai hubungan hukum tanah bengkok
dengan masyarakat desa tidak dapat di bahas hanya dengan merujuk
kepada undang%undang desa saja, karena dalam membahas relasi
masyarakat desa dengan asetnya ada bagian yang tidak di atur secara
sendiri dan menyeluruh dalam undang%undang desa. ernyataan ini sesuai
dengan ketentuan penutup dalam undang%undang desa pada pasal $'2 ayat
5$9 menyatakan Semua peraturan pelaksanaan tentang )esa yang selama
ini ada dinyatakan tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan
undang%undang ini.$2 Sehingga di mungkinkan adanya peraturan
pelaksana lain yang mengatur mengenai relasi aset desa dengan
masyarakat desa beserta aparaturnya.
$2 ;ndang%;ndang >omor : Tahun '2$-
-
7/26/2019 Jurnal Desa
8/21
;ntuk menjelaskan mengenai relasi tanah bengkok dengan desa
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh iroyoshi Kano mengenai
sistem pemilikan tanah dan masyarakat desa di 6a"a pada abad ke HIH
menyatakan bah"a tanah bengkok adalah sa"ah%sa"ah yang
diperuntukkan bagi pejabat untuk dimanfaatkan secara pribadi.$$)alam
prakteknya tanah bengkok secara de facto hampir seperti tanah yang
dimiliki secara pribadi turun%temurun oleh keluarga kepala desa
dikarenakan adanya kecenderungan penggarap tanah ini diberikan kepada
orang%orang yang masih memiliki relasi dengan kepala desa. Sehingga
pengusaan hak garapan masih tetap ada di ba"ah kepala desa bahkan
hingga terjadi pergantian. >amun di sisi lain pada masa ini masih
dimungkinkan bagi "arga desa untuk melakukan pembatalan secara
formal terhadap kepenggarapan tanah oleh kepala desa dan keluarganya
untuk dikembalikan haknya kepada hak komunal milik desa.$'
;ntuk membuktikan dan mengidentifikasi bentuk%bentuk relasi hak
komunal masyarakat desa dengan tanahnya menggunakan teori yang di
susun oleh rof. ishao 8tsuka berjudulyodotai no iso !iron"#dengan
titik a"al dari karangan a"al yang di tulis oleh Karl ar mengenai titik
a"al relasi masyarakat dengan tanah berjudul The $orms Which %recedes
The &apitalistic %roduction'"(dari karangan tersebut menghasilkan skema
mengenai a"al hubungan masyarakat desa dengan tanah dalam bentuk
sebagai berikut &$B
$$ iroyoshi Kano, Sistem emilikan Tanah dan asyarakat )esa di 6a"a pada 4bad ke HIH,56akarta& 7ayasan 8bor Indonesia, '2209, hlm. :0
$' Ibid, hlm :@
$+ Terjemah & Teori )asar Tentang ubungan asyarakat
$- Terjemah & /entuk /entuk 7ang endahului roduksi Kapitalistik
$B Ibid, hlm @B
-
7/26/2019 Jurnal Desa
9/21
Kriteria /entuk 4sia /entuk Klasik%4ntik /entuk
6erman
!emainschaft
5)asar9
Suku atau sub
bagiannya
Kota( asyarakat
rajurit
Kampung
5Cillage9(
kelompok
pemilik tanah
yg saling
bertetangga
ausgemainscha
ft
5Keluarga9
Keluarga besar
atrialkal
Keluarga atriarkal
dengan otoritas kepala
keluarga yang kuat
Keluarga
atriarkal
dengan
otoritas
kepala
keluarga yang
lemah
rinsip
ersamaan
Subtantif(berda
sarkan
Kemampuan
dan kebutuhan
Subtantif(berdasarkan
Kemampuan dan
kebutuhan
?ormal
Kelaziman
emilikan Tanah
ribadi
eredium(/ida
ng tanah
digunakan
untuk
perumahan dan
kebun
?undus( /idang tanah
untuk erumahan dan
kebun namun sebagian
digunakan untuk
fasilitas umum dan
pendudukan hak atas
tanah dengan prinsip
senioritas 5yg datang
lebih dulu yg
menguasai9
ufe( /idang
tanah untuk
perumahan,
kebun,
bidang tanah
pertanian dan
sebagian dari
milik desa
5hak
komunal9
)ari teori tersebut iroyoshi Kano melakukan penelitian empiris mengenai
penguasaan tanah desa berdasarkan catatan 5endresume)milik pemerintah india
/elanda dan mendapatkan hasil bah"a masyarakat desa di Indonesia khususnya
-
7/26/2019 Jurnal Desa
10/21
6a"a memiliki kesadaran yang khas mengenai kepemilikan tanah dimana
terbentuk perpaduan antara corak 4sia%6erman dimana pola pengusaan tanah desa%
desa pada a"alnya memiliki ciri sebagai berikut&
$. Terbentuk dari Suku(sub bagiannya atau dari kampung 5Cillage9(
kelompok pemilik tanah yang saling bertetangga.
'. Keluarga besar atrialkal dengan satuan beberapa keluarga atau
Keluarga atriarkal dengan otoritas kepala keluarga yang kuat.
+. Subtantif(berdasarkan Kemampuan dan kebutuhan.
-. eredium(/idang tanah digunakan untuk perumahan dan kebun atau
?undus( /idang tanah untuk erumahan dan kebun namun sebagian
digunakan untuk fasilitas umum dan pendudukan hak atas tanah
dengan prinsip senioritas 5yg datang lebih dulu yg menguasai9.$:
)ari ciri%ciri tersebut relasi tanah bengkok dengan masyarakat desa dapat di
generalisasi menjadi relasi yang berdasarkan kebututuhan subtantif dan tetap
terikat kepada kepemilikan komunal oleh masyarakat yang akses pemanfaatannya
bisa diberikan kepada perseorangan. )engan kata lain tanah bengkok dapat
dimanfaatkan oleh kepala desa dan perangkatnya dengan syarat kepemilikan tanah
tidak lepas dari kepemilikan komunal masyarakat desa.
$.' ubungan ukum Tanah Bengkok dengan asyarkat )esa dalam ukum
ositif di Indonesia
)alam menganalisa hubungan positif antara tanah bengkokdengan masyarakat
desa dalam konteks hubungan hukum postif modern sebelum merujuk
pengelolaannya di ba"ah pemerintahan desa, perlu diketahui dahulu mengenai
hak atas tanah yang melekat pada tanah bengkokitu sendiri. ak atas tanah yang
ada dalam tanah bengkokdalam pengaturan tanah Indonesia. )alam penjelasan
/oedi arsono dalam tanah ulayat yang menjadi pertimbangan dasar dalam
membentuk sistem pertanahan nasional dalam ;ndang%;ndang okok 4graria
$: Ibid, hlm $22
-
7/26/2019 Jurnal Desa
11/21
5;;49,$1 terdapat tiga hierarki yang mengatur hak%hak penguasaan atas tanah
adat yaitu&
$. ak ;layat asyarakat ukum 4dat, sebagai hak penguasaan yangtinggi, bersaspek perdata maupun publik.
'. ak Kepala adat dan para Tetua 4dat, yang bersumber pada ak
;layat dan beraspek publik semata.
+. ak%ak atas Tanah, sebagai hak%hak Indi3idual, yang secara langsung
maupun tidak langsung bersumber dari hak ulayat dengan aspek
perdata.$0
6ika di tinjau dari konsep tersebut yang menyusun pemahaman ;;4 terhadap
tanah bengkok, maka dapat dikatatakan hak atas tanah bengkok terkait dengan
aspek milik publik dan tidak bisa lepas dari publik. >amun dalam ketentuan postif
;;4 masih mengakomodir perubahan yang terjadi dalam perkembangan
hubungan ekonomi terhadap tanah termasuk tanah bengkok seperti yang
dijelaskan dalam penjelasan umum angka III (1) UUPA yang menyatakan
Dengan sendirinya *ukum Agraria yang baru itu harus sesuai dengan
kesadaran hukum daripada rakyat banyak' +leh karena rakyat ndonesia
sebagian besar tunduk pada hukum adat, maka *ukum Agraria baru tersebut
akan didasarkanpula pada ketentuan-ketentuan hukum adatitu, sebagai hukum
yang asli, yang disempurnakan dan disesuaikan dengan kepentingan masyarakat
dalam .egara yang modern dan dalam hubungannya dengan dunia internasional
serta disesuaikan dengan sosialisme ndonesia' Sebagaimana dimaklumi maka
hukum adat dalam pertumbuhannya tidak terlepas pula dari pengaruh politik dan
masyarakat colonial yang kapitalistis dan masyarakat s/apra0a yang feudal".19
$1 ;ndang%;ndang >omor B Tahun $@:2 tentang okok%okok 4graria
$0 /oedi arsono, ukum 4graria Indonesia 6ilid $, 56akarta& )jambatan, '2209, hlm. $0+
$@ enjelasan ;mum angka III ayat 5$9 ;;4
-
7/26/2019 Jurnal Desa
12/21
)ari ketentuan tersebut pada dapat diartikan lebih luas mengenai
penggunaan tanah bengkoktidak menutup kemungkinan terhadap proses produksi
lain diluar proses produksi pertanian saja. roses produksi ini muncul akibat
adanya sistematika penyempurnaan yang tidak bisa di hindari karena adanya
integrasi dengan sistem >egara modern yang merubah corak produksi di
Indonesia. anifestasi adanya perubahan kemingkinan proses produksi dalam
tanah bengkok di tulis dalam bagian kedua mengenai ketentuan%ketentuan
kon3ersi dalam ;;4 menyatakan dalam pasal CI ketentuan kon3ersi
menyatakan ak%hak atas tanah yang memberi "e"enang sebagaimana atau
mirip dengan hak yang dimaksud dalam pasal -$ ayat 5$9 seperti yang disebut
dengan nama sebagai di ba"ah,yang ada pada mulai berlakunya ;ndang%undang
ini, yaitu & hak 3ruchtgerbruik, gebruik, grant controleur, bruikleen, ganggam
bauntuik, anggaduh, bengkok, lungguh, pitu"as, dan hak%hak lain dengan nama
apapun juga yang akan ditegaskan lebih lanjut oleh enteri 4graria, sejak mulai
berlakunya ;ndang%undang ini menjadi hak pakai tersebut dalam pasal -$ ayat $,
yang memberi "e"enang dan ke"ajiban sebagaimana yang dipunyai oleh
pemegang haknya pada mulai berlakunya ;ndang%undang ini, sepanjang tidak
bertentangan dengan ji"a dan ketentuan%ketentuan ;ndang%undang ini. )ari
ketentuan tersebut jika kita merujuk kepada pasal -$ yang menyatakan bah"a&
%asal ("
1") *ak pakai adalah hak untuk menggunakan dan2atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh .egara atau tanah milik orang lain, yang memberi /e/enang dan ke/a0iban yang
ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pe0abat yang ber/enang memberikannya atau
dalam per0an0ian dengan pemilik tanahnya, yang bukan per0an0ian se/a menye/a atau per0an0ian
pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan 0i/a dan ketentuan-ketentuan
3ndang-undang ini'
14) *ak pakai dapat diberikan 5
a' selama 0angka /aktu yang tertentu atau selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan yang
tertentu6
b' dengan cuma-cuma, dengan pembayaran atau pemberian 0asa berupa apapun'
1#) %emberian hak pakai tidak boleh disertai syarat-syarat yang mengandung unsur-unsur
pemerasan'
-
7/26/2019 Jurnal Desa
13/21
)ari ketentuan tersebut pada dasarnya ada kebebasan sekaligus pembatasan bagi
aparatur desa dalam menggunakan tanah bengkokkarena dalam hak pakai tidak
ada klausul khusus mengenai batasan mekanisme pengelolaanya.
Selain itu status hak pakai tanah bengkokjuga semakin terancam untuk leps dari
hak komunalnya semenjak terbitnya eraturan emerintah >omor '- tahun $@@1
tentang pendaftaran tanah yang memungkinkan adanya perubahan status hak
terhadap tanah di ba"ah hak pengelolaan(hak pakai.'2
Kemudian untuk menentukan posisi tanah bengkok dalam pemerintahan
desa perlu ditelusuri relasi tanah bengkoktersebut sebagai bagian dari aset desa.
Konsep tanah bengkokmelebur sebagai aset desa berupa tanah kas desa pertama
muncul dalam peraturan Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) No. 1/1982 tentang Sumber Pendapatan dan
Kekaaan De!a Penguru!an dan Penga#a!anna.Dalam Pa!al $
Permendagri itu dinatakan ang di!ebut kekaaan de!a adala%
(1). &ana% ka! de!a terma!uk tana% bengkok (2). Pemandian
umum ang diuru! ole% de!a ($). Pa!ar de!a ('). bek*obek
rekrea!i ang diuru! ole% de!a (+). ,angunan milik de!a dan
(-). ain*lain kekaaan milik pemerinta% de!a.21ang kemudian
di perkuat dalam 0n!truk!i Menteri Dalam Negeri no. 2- &a%un
1992. Se%ingga !emenak reim pemerinta%an orde baru
tepatna dalam ndang*ndang Nomor + ta%un 1939 kon!ep
tana% bengkokang duluna bediri !endiri dalam kontek! %ak
ulaat dengan !pe!i4ka!i ter!endiri tela% mengalami peruba%an
menadi lebi% general dalam rumu!an baru aitu !ebagai tana%
ka! de!a.
'. TanahBengkokdalam ;ndang%;ndang )esa
Setelah mengetahui mengenai posisi tanah bengkokdalam konsep aset desa yaitu
menjadi tanah kas desa untuk mengetahui mengenai basis ke"enangannya, kita
'2 /erdasarkan hasil diskusi dengan )r. Imam Koes"ahyono S., ..
'$ asil diskusi dengan sekertaris desa di salah satu desa di kabupaten malang
-
7/26/2019 Jurnal Desa
14/21
perlu melihat kepada ;ndang%;ndang >omor : Tahun '2$- Tentang )esa beserta
peraturan turunannya. )alam undang%undang desa pada pasal 1: ayat 5$9 yang
berbunyi 4set )esa dapat berupa tanah kas )esa, tanah ulayat, pasar )esa, pasar
he"an, tambatan perahu, bangunan )esa, pelelangan ikan, pelelangan hasil
pertanian, hutan milik )esa, mata air milik )esa, pemandian umum, dan aset
lainnya milik )esa. )ari pasal tersebut dapat diketahui bah"a tanah bengkok
sudah diatur sebagai bagian dari aset desa dengan standar pengelolaan aset diatur
sebagaimana pasal 11 undang%undang tersebut yang dalam ayat 5+9 menyatakan
engelolaan kekayaan milik )esa sebagaimana dimaksud pada ayat 5'9 dibahas oleh
Kepala )esa bersama /adan ermusya"aratan )esa berdasarkan tata cara
pengelolaan kekayaan milik )esa yang diatur dalam eraturan emerintah.
/erdasarkan amanat undang%undang desa maka dibentuklah eraturan
emerintah nomor -1 tahun '2$B tentang perubahan peraturan pemerintah nomor -+
tahun '2$- tentang peraturan pelaksanaan undang%undang nomor : tahun '2$-
tentang desa. )alam eraturan pelaksana tersebut mengatur mengenai ke"enangan
pengelolaan tanah kas desa dalam pasal +- ayat 5$9. 7aitu&
7Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usulsebagaimana dimaksud dalam %asal ##
huruf a paling sedikit terdiri atas5
a' sistem organisasi masyarakat adat6
b' pembinaan kelembagaan masyarakat6
c' pembinaan lembaga dan hukum adat6
d' pengelolaan tanah kas Desa6 dan
e' pengembangan peran masyarakat Desa'8
/erdasarkan pasal tersebut pengelolaan tanah kas desa merupakan ke"enanganyang berasal dari hak asal usul. asal ini memperjelas posisi pengelolaan aset
desa termasuk tanah bengkok yang berada di dalam tanah kas desa dengan
memberikan kepastian ke"enangan pengelolaan oleh desa secara mandiri.
>amun di sisi lain pasal ini menimbulkan permasalahan yang pada
dasarnya belum diatur dalam peraturan ini, yaitu pasal yang mengatur mengenai
ke"ajiban pemerintah desa dan pemerintah pada umumnya untuk menggali
kembali konsep hak asal usul tiap desa. adahal hak asal usul setiap desa
-
7/26/2019 Jurnal Desa
15/21
memiliki corak yang berbeda, dimana pasca munculnya konsep hubungan tanah
modern dalam bentuk hak se"a, hipotek dan berbagai jenis hak lain yang
memberikan beban hak kepada tanah kas desa dapat mengancam kepemilikan
tanah kas desa tersebut dari hak komunalnya yang dalam undang%undang desa
diatur melalui sertifikasi tanah atas nama pemerintah desa dalam pasal 1: ayat 5+9
dan harus dilanjutkan kembali melalui peraturan "alikota(bupati berdasarkan
pasal $22 no -1 tahun '2$B. >amun perlu di ingat pula mengenai asas asas
pengelolaannya.
Selain itu perlu dilakukan perlu dilakukan pula pembaharuan terhadap
produk hukum mengenai desa yang mengatur mengenai maslah pengalihan fungsi
tanah kas desa seperti ermendagri nomor - Tahun '221 pada pasal $B yang
berbunyi &
(1)Kekayaan Desa yang berupa tanah Desa tidak
diperbolehkan dilakukan pelepasan hak kepemilikan
kepada pihak lain, kecuali diperlukan untuk kepentingan
umum.
(2) Pelepasan hak kepemilikan tanah desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat ganti rugisesuai harga yang menguntungkan desa dengan memperhatikan
harga pasar dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
(3) Penggantian ganti rugi berupa uang harus
digunakan untuk membeli tanah lain yang lebih baik dan
berlokasi di Desa setempat.
() Pelepasan hak kepemilikan tanah desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan !eputusan !epala
Desa.
(") !eputusan !epala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diterbitkan setelah mendapat persetujuan #PD dan
mendapat ijin tertulis dari #upati$%alikota dan &ubernur
Terutama mengenai konsep kepentingan umum yang selama ini seringkali
digunakan sebagai justifikasi pemerintah desa dalam melepaskan tanah bengkok(
tanah kas desa dari masyarakat desa dan hak komunalnya.
Kesimpulan
-
7/26/2019 Jurnal Desa
16/21
Tanah bengkok merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat desa sebagai apresiasi masyarakat desa kepada para aparaturnya.
Keberadaan perubahan pemerintahan yang memiliki relasi dengan desa mulai
masa pra kolonial hingga pasca reformasi menyebabkan perubahan tata hukum
mengenai tanah bengkokterus berubah. erubahan ini tidak jarang menyebabkan
pertentangan dan konflik di masyarakat. ada a"alnya relasi tanah bengkok
dengan masyarakatnya pada masa pra kolonial berada di ba"ah kepemilikan hak
komunal namun dengan hak pemanfaatan oleh kepala desa dan aparaturnya.
>amun setelah kemerdekaan selama orde baru hak kepemilikan komunal ini tidak
dilindungi secara jelas oleh peraturan perundangan yang ada sehingga seringkali
kepemilikan tanah komunal ini di lepaskan oleh aparatur desa melalui mekanisme
penjualan, gadai dan hubungan tanah lainnya secara formal yang diatur dalam
;;4. Keberadaan undang%undang desa yang baru merupakan salah satu bentuk
pengembalian sebagian kedaulatan "arga desa terhadap asetnya termasuk tanah
bengkok(tanah kas desa namun sayangnya dalam peraturan pelaksanaan undang%
undang tersebut belum mengatur mengenai perlindungan kepemilikan komunal
milik masyarakat desa dari relasi hubungan ekonomi dengan pihak luar desa yang
cenderung mengancam kepemilikan aset desa.
Saran
1. perlu di bentuk panduan pembentukan peraturan bupati("alikota mengenai
pengelolaan aset desa yang memberikan definisi dan pembatasan
pengelolaan tanah bengkokatau aset desa pada umumnya.
2. perlu ada peraturan pelaksana yang membatasi definisi hak pakai dalam
;;4 yang di dasari oleh hak asal usul dalam pasal CI bab kon3ersi.
3. pembentukan definisi kepentingan umum peraturan pelaksana undang%
undang desa dalam pengalihan kepemilikan aset desa demi kepentingan
umum.
. elibatan masyarakat desa secara langsung dalam penentuan tataguna
tanah bengkok, karena adanya iklim politik transaksional dalam
penggunaan tanah.
-
7/26/2019 Jurnal Desa
17/21
)4?T4< ;ST4K4
/;K;
!una"an #iradi, )ua 4bad enguasaan Tanah, 56akarta& 7ayasan 8bor
Indonesia, '2209
-
7/26/2019 Jurnal Desa
18/21
!una"an #iradi, ola enguasan Tanah dan omor B Tahun $@:2
;ndang%;ndang >omor B Tahun $@1@
eraturan emerintah >omor -1 Tahun '2$B
ermendagri >omor - Tahun '221
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 1/1982
Peraturan Pemerinta% Nomor 2' &a%un 1993
I>T==T
=mile )urkheim, The Division of Labour in Society,5>e" 7ork& ?ree ress,$@@19,
resume
)r.6an oesada,A4, )esa, 54rtikel ada KS4.org9, diakses pada
http&((""".ksap.org(sap(desa(tanggal +2 ei '2$:
Kabarpas.com, enjualan TanahBengkok,
-
7/26/2019 Jurnal Desa
19/21
!UR"A#
$AKIKA% &A" P'SISI $UKUM %A"A$ "*K'K MI#IK &SA
&A#AM $UKUM &I I"&'"SIA &ARI PRAK'#'"IA# $I"**A
SKARA"*
-
7/26/2019 Jurnal Desa
20/21
'#$
+R, R RAMA&$A" 13--1-1-/11112/
KM%RIA" RIS% &A" P"&I&IKA" %I"**I
U"I0RSI%AS RAI!A,A
+AKU#%AS $UKUM
2-1
AS%RAK
Tanah bengkokmerupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
desa sebagai apresiasi masyarakat desa kepada para aparaturnya. Keberadaan
perubahan pemerintahan yang memiliki relasi dengan desa mulai masa pra
kolonial hingga pasca reformasi menyebabkan perubahan tata hukum mengenai
tanah bengkok terus berubah. ada a"alnya relasi tanah bengkok dengan
masyarakatnya pada masa pra kolonial berada di ba"ah kepemilikan hak komunal
namun dengan hak pemanfaatan oleh kepala desa dan aparaturnya. >amun setelah
kemerdekaan selama orde baru hak kepemilikan komunal ini tidak dilindungi
-
7/26/2019 Jurnal Desa
21/21
secara jelas oleh peraturan perundangan yang ada sehingga seringkali kepemilikan
tanah komunal ini di lepaskan oleh aparatur desa melalui mekanisme penjualan,
gadai dan hubungan tanah lainnya secara formal yang diatur dalam ;;4 .
Keberadaan undang%undang desa yang baru merupakan salah satu bentuk
pengembalian sebagian kedaulatan "arga desa terhadap asetnya termasuk tanah
bengkok(tanah kas desa namun sayangnya dalam peraturan pelaksanaan undang%
undang tersebut belum mengatur mengenai perlindungan kepemilikan komunal
milik masyarakat desa dari relasi hubungan ekonomi dengan pihak luar desa yang
cenderung mengancam kepemilikan aset desa.