jurnal informasi dan komunikasi administrasi perkantoran
TRANSCRIPT
Jurnal Informasi Dan Komunikasi
Administrasi Perkantoran
Volume 5, No.1, Februari 2021
Online: http://jurnal.uns.ac.id/JIKAP
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DARING (E-LEARNING) DI
MASA PANDEMI COVID 19 DALAM MATA PELAJARAN HUMAS DAN
KEPROTOKOLAN
(Studi Kasus Di SMK Negeri 1 Sragen)
Inggly Kacanusa1, Cicilia Dyah S. I2, Tri Murwaningsih 3
Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: [email protected], [email protected],
Abstract
This study is a qualitative research using a case study approach. Data from this
study are information consisting of the Head Master of SMK Negeri 1 Sragen,
Public Relations and Protocol Teachers, Class XI OTKP Students, and documents
related to the online learning process. The sampling technique is carried out by
using purposive and snowball sampling techniques. From the data, researcher
conducted an analysis then tested the validity of the data using source
triangulation. The results showed that: (1) The online learning process at SMK
Negeri 1 Sragen can be said to be ineffective . (2) Common obstacles experienced
in online learning are a) limited internet quotas, b) unstable signals, c) students
have difficulty understanding the subject matter. (3) A solution to obstacles a) in
the form of wasteful internet quotas for schools and the government to provide
learning quota assistance ,b) In an unstable signal strength, this can be resolved
by using a provider that has the best signal strength or looking for a spot that has
a good signal, c) To improve student achievement and poor student abilities, some
students make extra efforts by always looking for information about the learning
material in various print and digital media.
Keywords: Online Learning, E-Learning, Public Relations, and Protocols
87 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
I. PENDAHULUAN
Pendidikan di era
globalisasi ini menjadi suatu hal
yang substansial untuk dimiliki
oleh setiap individu dimanapun,
kapanpun, dan dalam kondisi
apapun. Adanya pendidikan
seseorang dapat
mengembangkan diri dengan
pengetahuan dan kemampuan
yang dimilikinya. Selain itu
pendidikan juga dapat
menentukan keterampilan dan
juga tingkat kedewasaan
berpikir seseorang. Hal ini
sejalan dengan fungsi
pendidikan nasional dalam UU
No. 20 Tahun 2003 “Bahwa
Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi menusia
beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang
demoktartis serta bertanggung
jawab”.
Pentingnya pendidikan
bagi individu memicu
kesadaran masyarakat dunia
akan arti penting pendidikan,
oleh karena itu seluruh individu
berlomba-lomba untuk
memperoleh pendidikan yang
layak untuk dirinya. Huda
(2014:2) menjelaskan bahwa
Pembelajaran merupakan hasil
dari memori, kognisi, dan
metakognisi yang
mempengaruhi pemahaman.
Pane dan dasopang (2015: 32)
menerangkan bahwa dalam
pembelajaran terdapat tujuh
komponen pembelajaran yang
saling berkaitan guna mencapai
tujuan. Komponen tersebut
adalah guru, siswa, tujuan
pembelajaran, metode
pembelajaran, alat, dan
evaluasi. Ketujuh komponen
wajib ada dalam setiap
pembelajaran dan tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya.
Guru sebagai kunci
pelaksanaan pembelajaran
karena berperan sebagai pihak
yang melaksanakan,
merancang, mengorganisasikan
segala proses pembelajaran
tersebut. Siswa sebagai objek
pembelajaran dan pihak yang
membutuhkan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran sebagai
pedoman sehingga proses
pembelajaran berjalan lebih
terarah. Metode pembelajaran
yang didalamnya terdapat
strategi dan model
pembelajaran yang diperlukan
agar proses pembelajaran dapat
berjalan efektif dan
meningkatkan motivasi belajar
serta prestasi belajar siswa. Alat
atau sarana prasana sangat
penting guna menunjang proses
pembelajaran. Evaluasi
diperlukan untuk mengatahui
dan menilai prsetasi belajar
siswa serta sebagai umpan balik
dari proses pembelajaran yang
telah dilakukan sebelumnya.
Dewasa ini tahun 2020
menjadi tahun yang amat
88 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
menyedihkan bagi manusia
diseluruh penjuru dunia, karna
mewabahnya virus corona atau
Covid 19. Pandemi Covid 19 ini
membuat kegiatan masyarakat
menjadi terganggu mulai dari
kegiatan ekonomi, sosial
maupun pendidikan.
Masyarakat dunia diharuskan
untuk melakukan jaga jarak
(Physical Distancing) dengan
individu lain, dalam kegiatan
pendidikan pun juga harus
menerapkan Physical
Distancing antar siswa dan juga
guru untuk menjaga keamanan
dan keselamatan seluruh pihak.
Pada era globalisai seperti
saat ini perkembangan dibidang
pendidikan menjadi sangat
pesat mengikuti perkembangan
teknologi dan informasi yang
sudah sangat modern sehingga
memunculkan berbagai variasi
dan inovsi dibidang pendidikan
guna mempermudah individu
untuk mendapatkan pendidikan
dan pengajaran bagi dirinya.
Salah satu bentuk inovasi dalam
bidang pendidikan adalah
munculnya tren pembelajaran
dengan tidak bertatap muka
secara langsung yakni model
pembelajaran secara daring atau
online. Model pembelajaran
secara daring ini yang sangat
memudahkan individu untik
mengakses pendidikan
kapanpun, dimanapun individu
tersebut berada, dan dalam
kondisi apapun hal ini mengacu
pada pendapat dari Darmawan
(2014: 37) yang mengatakan
bahwa “E-Learning tercipta
untuk mengatasi keterbatasan
antara pendidik dan peserta
didik terutama dalam hal waktu,
ruang, kondisi, dan keadaan”.
Penerapan pembelajaran
jarak jauh (E- Learning) ini
dianggap sebagai solusi untuk
melaksanakan pendidikan
dimasa pandemi. Pembelajaran
jarak jauh dapat di laksanakan
secara luring maupun secara
daring, namun pembelajaran
secara daring yang paling baik
untuk dilakukan pada saat ini.
Karena guru dan siswa tidak
perlu bertemu secara langsung
sehingga pelaksanaan proses
pembelajaran masih tetap bisa
dilakukan, siswa masih dapat
mengakses serta memperoleh
pendidikan dimanapun dan
kapanpun tanpa membahayakan
keselamatan dirinya dan seluruh
pihak. Khasanah,
Pramudibyanto, dan
Widuroyekti (2020: 56)
menjelaskan bahwa dalam
kondisi yang tidak terduga
seperti saat ini (Covid 19)
pembelajaran daring (E-
Learning) sangat diperlukan
sehingga peserta didik masih
tetap dapat memperoleh
pengajaran tanpa harus
membahayakan dirinya.
Walaupun proses
pembelajaran dilakukan secara
jarak jauh atau daring proses
pembelajaran tersebut perlu
mempertimbangkan segala
aspek dan komponen
pembelajaran agar
pelaksanaannya dapat berjalan
susuai dengan tujuan awal
pembelajaran serta dapat
89 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
meningkatkan perstasi belajar
dan kemampuan berfikir siswa.
Penelitian ini
dilaksanakan di SMK Negeri 1
Sragen merupakan salah satu
sekolah menengah kejuruan
Negeri yang ada di Kabupaten
Sragen. Dewasa ini SMK
Negeri 1 Sragen merupakan
salah satu sekolah menengah
Kejuruan yang menjadi favorit
bagi siswa yang ingin
bersekolah di sekolah
menengah kejuruan. Setelah
marebaknya Virus Covid 19 di
Indonesia peneliti melakukan
wawancara awal dengan kepala
sekolah SMK Negeri 1 Sragen
dan salah seorang guru program
studi perkantoran di SMK
Negeri 1 Sragen, dari
wawancara tersebut diketahui
bahwa selama masa pandemi
Covid 19 ini sekolah
melaksanakan pembelajaran
dirumah atau dengan
menggunakan model
pembelajaran darimg atau e-
learning. Pembelajaran secara
daring di SMK Negeri 1 Sragen
ini memanfaatkan berbagai
platform pembelajaran daring
mulai dari Edmodo, Zoom,
Microsoft form 365.
Dalam pelaksanaan proses
pembelajaran daring ini,
diperlukan persiapan yang
matang oleh sekolah guna
menunjang segala proses
pembelajaran. Persiapan ini
meliputi mempersiapkan
kompetensi para pengajar,
sarana dan prasarana yang
cukup banyak dan memerlukan
dana yang lebih.
Pada wawancara awal
peneliti mendapatkan data
bahwa sekolah sudah sedikit
mempersiapkan pelaksanaan
pembelajaran daring ini dengan
pemberian pelatihan bagi guru
dalam menggunkan platform
pembelajaran dan komputer.
Sedangkan persiapan sarana dan
prasarana masih belum banyak
dilakukan. Sarana dan prasana
yang ada di SMK Negeri 1
Sragen ini tidak ada perbedaan
yang signifikan dari
sebelumnya.
Dalam pembelajaran
daring pastilah dibutuhkan
kecakapan dalam penggunaan
media komunikasi modern,
serta perlu ditunjang dengan
koneksi internet yang stabil
sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik.
Peran kepala sekolah sebagai
pembuat kebijakan dan peran
guru dalam memberikan
pembelajaran kepada para siswa
pun tak kalah penting, guna
meningkatkan keefektifan
proses pembelajaran pihak
sekolah perlu membuat
kebijakan yang tepat serta
memberikan segala sarana dan
prasarana penunjang yang
dibutuhkan. Guru perlu
memberikan pengajaran secara
mendetail sehingga walau tidak
bertemu langsung, para siswa
tetap menguasi materi yang
diajarkan. Selanjutnya sebagai
sekolah menegah Kejuruan, di
SMK Negeri 1 Sragen tentunya
proses pembelajaran banyak
membutuhkan praktik sehingga
siswa lebih cakap dan siap
90 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
untuk terjun langsung didunia
kerja. Dalam penelitian ini
peneliti memilih untuk
melaksanakan penelitian pada
proses pembelajaran Humas dan
Keprotokolan yang merupakan
salah satu Mata pelajaran
kejuruan yang banyak
membutuhkan praktik sehingga
peneliti dapat mengetahui
bagaimana proses pembelajaran
kejuruan tersebut saat dilakukan
secara jarak jauh atau daring.
II. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini
metode yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif,
dengan pendekatan Studi
Kasus. Sumber data dari
penelitian ini berupa informan
yang terdiri dari Kepala
Sekolah, Guru Pengampu Mata
Pelajaran Humas dan
Keprotokolan, dan Siswa Kelas
XI OTKP serta dokumen yang
berkaitan dengan proses
pembelajaran daring. Teknik
pengambilan sample Purposive
dan Snowball Sampling.
Pengujian validitas data
dilakukan dengan menggunakan
triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan observasi
tersamar tidak tersamar,
wawancara dan analisis
dokumen. Pada proses analisis
data dilakukan dengan beerapa
tahapan yakni tahap ngumpulan
Data (Data Collection),
Reduksi Data (Data Redution),
Penyajian Data (Data Display),
Verifikasi dan Penariakan
Kesimpulan (Conclusion:
Drawing/verifying).
Dalam Prosedur
penelitian terdapat beberapa
tahapan yang harus dilakukan
oleh peneliti sehingga hasil dari
penelitian tersebut kredibel dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Beberapa tahapan dalam
penelitian ini yakni tahap
persiapan yang terdiri dari
pengajuan judul penelitian
hingga perijinan penelitian.
Tahap selanjutnya adalah Tahap
Pelaksanaan Penelitian,
kemudian tahap analisis data,
hingga tahap penyususnan
laporan penelitian.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Demi mewujudkan proses
pembelajaran daring atau E-
Learning yang efektif dalam
pembelajaran daring dimasa
Pendemi Covid 19 saat ini, para
stake holder perlu bijak dalam
segala hal mulai dari persiapan,
pelaksanaan, sarana dan
prasana, Platform penunjang
pembelajaran dan media
pembelajaran yang hendak ia
terapkan.
1. Proses Pelaksanaan
Pembelajaran Daring pada
Mata Pelajaran Humas dan
Keprotokolan di SMKN 1
Sragen a. Persiapan
Sebelum
dilaksanakannya proses
pembelajaran daring ini
hal yang disiapkan oleh
sekolah adalah dengan
memberikan pelatihan
pada para guru untuk
91 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
meningkatkan
kemampuannya dalam
menggunakan teknologi
informasi modern yakni
dengan mengadakan
pelatihan komputer dan
Microsoft 365.
Guru Mata
Pelajaran Humas dan
keprotokolan
mengungkapkan bahwa
hal yang ia siapkan
adalah materi
pembelajaran, RPP, dan
berusaha untuk
meningkatkan
kemampuannya
menggunakan platform
pembelajaran modern
dengan mengikuti
pelatihan yang diberi
sekolah dan membaca
berbai sumber menganai
penggunaan platform
pembelajaran ini.
Hal yang
disiapkan oleh para
siswa adalah
kemampuan dalam
menggunakan platform
pembelajaran yang
dipelajari secara
otodidak berdasarkan
sumber dari internet saja
karena tidak ada
pelatihan khusu untuk
siswa dari sekolah,
selain itu menyiapakan
ruang penyimpanan HP
sehingga siswa dapat
menyimpan segala file
yang dibutuhkan selama
pembelajaran daring,
dan yang paling penting
menurut mereka hal
yang perlu disiapkan
adalah berusa untuk
selalu memiliki Kuota
yang banyak.
Dalam tahap
persiapan ini Kusuma
(2017) menerangakan
bahwa aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam
melaksanakan persiapan
proses pembelajaran
daring adalah mengenai
1) Course Content yang
mencakup isi materi
pembelajaran, 2)
Learner Analysis berupa
latar belakang
pendidikan, usia dan
jenis kelamin, 3)
Learning Contex
Analysis berupa
kompetensi
pembelajaran yang perlu
dibahas serta, 4) State
Instractional Objective
berupa tujuan
instruksional.
Kepala sekolah
sebagai pemegang
kekuasaan dan
pengambil kebijakan di
sekolah perlu
mempersiapkan secara
matang sagala yang
dibutuhkan dalam proses
pembelajaran.
Berdasarakan
wawancara dan
observasi yang peneliti
lakukan kepala sekolah
hanya mempersiapkan
pelatihan untuk para
guru, hal ini dapat
terlihat bahwa sekolah
belum mempersiapkan
92 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
proses pembelajaran
daring ini sacara
matang, persiapan yang
dilakukan sekolah masih
dirasa kurang mendetail
dan mencakup
kebutuhan yang ada dan
berdasarkan teori yang
ada Kepala skolah tidak
memperhatikan semua
asper dalam persiapan
proses pembelajaran
daring.
Dalam UU. RI No.
20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan
Nasional, Bab IV Pasal
29 ayat 1 disebutkan
bahwa “Pendidik
merupakan tenaga
professional yang
bertugas merencanakan
dan melaksanakan
proses pembelajaran,
memiliki hasil
pembelajaran,
melakukan bimbingan
dan pelatihan serta
melakukan penelitian
dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama
pada pendidik di
Perguruan Tinggi”.
Dengan demikian
guru sebagai kunci
dalam pembelajaran
perlu menyiapkan,
merencnakan sera
melaksanakan proses
pembelajaran secara
matang sehingga
pembelajaran tersebut
menjadi efektif
dilakukann dan
meningkatkan
kompetensi dan prestasi
belajar siswa.
Bedasarkan hasil
wawancara dan
observasi yang peneliti
lakukan serta
bedasarkan teori
persiapan pembelajaran
diatas guru pengampu
pembelajaran humas dan
keprotoklan di SMK
Negeri 1 Sragen masih
belum menyiapkan dan
merencanakan secara
metang mengenai proses
pembelajaran ini, guru
masih meraba-raba apa
yang harus ia lakukan
dan pelaksanaan
pembelajaran dilakukan
tidak berbeda jauh dari
pembelajaran
konvensional dikelas
jika dilihat dari Silabus,
RPP, dan materi
pembelajaran yang
diterapkan guru.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran daring
Pelaksanaan
pembelajaran
dilaksanakan secara
terjadwal sehingga
walaupun pembelajaran
dilakukan dirumah
masing-masing siswa
dan guru harus tetap
fokus dalam
melaksanakan
pembelajaran sesuai
jadwal sama seperti
pelaksanaan
pembelajaran normal
disekolah. Berdasarkan
93 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
penuturan siswa prses
pembelajaran memang
benar sudah ada jadwal
pasti namun kadang
guru mengirim materi
dan tugas diluar jadwal
tersebut dan membuat
siswa menjadi bingung
karena harus
mengerjakan dan
mempelajari pembejaran
pada waktu yang
bersamaan hal ini
membuat siswamerasa
terbebani.
Hartanto (2016)
mengungkapkan bahwa
keberhasilan E-Learning
ditunjang oleh adanya
interaksi yang baik
antara siswa denagn
sang guru, siswa dan
siswa lainnya serta
dalam pembelajaran
tersebut terdapat pola
interaksi yang aktif.
Proses pembelajaran
daring ini menurut
Kepala Sekolah dan
Guru mata pelajaran
Humas dan Keprotokal
dirasa cukup baik dan
dapat dikatakan berhasil
karena siswa cukup
disiplin dalam
mengikutu proses
pembelajaran daring
yang dilihat dari absensi
siswa dan tugas yang
selalu dikumpulkan
secara tepat waktu.
Pernyataan
berbeda dilontarkan para
siswa yang menjadi
responden dalam
penelitian ini, mereka
mengungkapkan bahwa
proses pembelajaran
daring ini dirasa sangat
tidak dapat dikatakan
berhasil karena
komunikasi antara siswa
dengan guru, siswa
dengan siswa tidak
berjalan dengan baik.
Komunikasi hanya
berjalan dengan
pemberian tugas.
konten atau materi
pembelajaran dalam
proses pembelajaran
daring adalah hal yang
sangat krusial karean
berhubungan langsung
dengan poses
pembelajaran.
Daniswara dalam Hanun
(2013) mengungkapkan
bahwa dalam E-
Learning konten atau
materi pembelajaran
haruslah menyediakan:
1. Konten yang bersifat
Teacher Centered
Learning, yakni
materi pembelajaran
bersifat procedural,
deklaratif serta
terdefinisi dengan
baik.
2. Konten Learner
Centered, yakni
materi pembelajaran
menyajikan hasil
instruksional yeng
focus pada
pengembangan
kemandirian dan
kreativitas siswa.
94 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
3. Menyediakan contoh
kerja sehingga siswa
menjdai lebih mudah
memahami materi
pembelajaran
4. Menambahkan
konten yang dapat
berupa games atau
permainan edukatif
sebagai media
pembelajaran yang
dapat meningkatkan
motivasi belajar
siswa.
Pada pelaksanaan
pembelajaran Humas
dan Keprotokolan di
SMK Negeri 1 Sragen,
siswa merasa
pembelajarannya
sehari-hari tidak
mengandung konten
seperti pada teori
diatas, karena guru
kurang dalam
memberikan
penejelasan mengenai
materi pembelajaran
dan proses
pembelajaran hanya
dilakukan benyak
memberikan tugas.
Siswa juga merasa
tidak mengusai materi
dengan baik, proses
pembelajaran praktik
yang seharusnya
menjadi modal utama
mereka terjun didunia
kerja juga tidak dapat
dilaksanakan sehingga
mereka merasa bahwa
kecakapannya terhadap
mata pelajaran
kejuruan sangat kurang
yang membuat para
siswa menjadi resah
apakah mereka mampu
apabila mereka terjun
langsung didunia kerja.
Mengenai absensi
siswa yang disiplin,
siswa mengungkapkan
bahwa hal tersebut
tidak dapat menjadi
tidak dapat menjadi
tolak ukur keberhasilan
dan kefektifan proses
pembelajaran. Hal
tersebut dikarenakan
bahwa walaupun
mereka tepat waktu
saat absen namun
seringkali setelah
absen meraka akan
melakukan aktivitas
lain selain belajar
seperti tidur kembali,
mengerjakan pekerjaan
rumah tangga ataupun
hal lain selain kegiatan
pembelajaran.
Hartanto (2016)
mengatakan salah satu
syarat pelaksanaan
pembelajaran daring
adalah adanya
rancangan sistem
pembelajaran yang
dapat membuat siswa
memahami materi
pembelajaran dan
adanya mekanisme
umpan balik. Untuk itu
agar pelakasanaan
pembelajaran aring ini
hendaknya sekolah
membuat rencana yang
matang mengenai
95 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
prosedur dan
standarisasi dalam
melaksanakan proses
pembelajaran sehingga
pembelajaran dapat
bejalan dengan lebih
tersruktur. Selain itu
juga harus adanya
umpan balik dalam
proses pembelajaran
antara sekolah, guru
dan siswa agar
komunikasi antar pihak
dapat berjalan lancar
dan pelaksanaan
pembelajaran efektif
dapat diwujudkan.
Hasil dari
wawancara yang
dilakukan peneliti
dengan para pihak
peneliti belum melihat
adannya perencanaan
yang baik dari pihak
sekolah, kumonikasi
antar pihak belum
terjalin dengan baik
serta dalam proses
pembelajaran belum
ada komunikasi dua
arah yang terjalin
antara guru dan
siswanya karena
pembelajaran hanya
berkutat pada
pemberian tugas.
Berdasarkan
penjelasan diatas dapat
dikatakan bahwa
pelaksanaan
pembelajaran daring di
SMKN 1 Sragen ini
dirasa masih memilki
banyak kekurangan.
Pelaksanaan
pemabalajaran daring
ini pula dirasa masih
belum berhasil dan
efektif meningkatkan
pemahaman serta
kecakapan siswa
terhadap materi yang
disampaikan oleh guru.
Berdasarkan
anailis Dokumen
pembelajaran dan
observasi yang
dilakukan peneliti,
pelaksanaann
pembelajaran
menunjukan hasil yang
berbeda antar hasil
wawancara dengan
guru pengampu mata
pelajaran humas dan
keprotokolan, pada
awal wawancara guru
mengaku banyak
menggunakan platform
pembelajaran yang
variatif namun pada
prakteknya
pembelajaran lebih
banyak dilaksanakan
dengan memanfaatkan
WhatsApp Grup. Pada
sesi wawancara guru
mengungkapkan
bahwa proses
pembelajaran diawali
dengan mengecek
absesnsi siswa,
kemudian pemberian
pokok materi
pembelajaran serta
memberikan
penjelasan secara
mendalam mengenai
mata materi
pembelajaran, namun
96 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
pada pelaksanaannya
setelah memebrikan
materi pokok, siswa
diarahkan untuk
mencari materi dan
mempelajari materi
tersebut sendiri
sebelum guru
memberikan materi
pembelajaran
kemudian proses
pembelajaran diakhiri
dengan pemberian
tugas untuk dikerjakan
siswa pada kurun
waktu tertentu.
Dari Analisi
Dokumen peneliti
dapat mengetahui
bahwa Silabus dan
RPP yang diterapkan
pada pelaksanaan
pembelajaran daring
ini tidak berbeda jauh
dengan proses
pembelajaran secara
konfensional dikelas,
namun telah
disesuiakan dengan
kondisi yang terjadi
saat ini sehingga pross
pembelakaran hanya
dilakukan dengan
pemberian materi
pembelajaran tanpa
adanya pelaksanaan
praktek yang sangat
diperlukan siswa guna
meningkatkan
kompetensi siswa dan
mempersiapkan siswa
untuk siap langsung
pada dunia kerja.
c. Platform Penunjang
Pembelajaran
Dimasa pandemi
Covid 19 yang sedang
dihadapi seluruh umat
manusia dimuka bumi,
media pembelajaran yang
paling baik untuk
diterapkan adalah dengan
Pembelajaran Daring atau
sering disebut dengan
istilah E-Learning.
Rohmah (2016)
mengungkapkan
pengertian E-Learning
adalah sebagai berikut:
“Secara etimologi, e-
learning terdiri dari
dua bagian, yaitu “e”
yang merupakan
singkatan dari
“electronic” dan
“learning” yang
berarti pembelajaran.
Jadi secara
terminologi, e-learning
berarti pembelajaran
dengan menggunakan
jasa bantuan
perangkat elektronika,
khususnya perangkat
komputer”.
Proses E-Learning ini
dilaksanakan dirumah
masing-masing, guru dan
siswa tidak perlu bertemu
secara langsung dan
hanya berkomunikasi
dengan menggunakan
segala kecanggihan
teknologi informasi saat
ini yang sudah sangat
modern. Penerapan
pembelajaran daring ini
97 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
dapat dilakukan dengan
barbagai platform atau
aplikasi yang sudah
sangat banyak macamnya
seperti Zoom Meating,
Google Classroom,
Google Meet, Edmodo,
Microsoft 365 dll.
Kusmana (2017)
mengungkapkan bahwa
teknologi pembelajaran
secara daring
dikelompokan menjadi
dua jenis pembelajaran
yaitu: Technology Based
Learning yang terdiri dari
dua prinsip yakni audio
(Audio Tape, Radio,
Voice Email dan
Telephone) dan video
Information Technologies
(Video Tape, Video Text,
Video Massaging) , dan
Technology Based Web
Learning yang terdiri dari
data Information
Technologies (Bulletin
Board, Internet, Email,
Tele-collaboration).
Di SMK Negeri 1
Sragen sendiri proses
pelaksanaan pembelajaran
dilaksanaakan dengan
sistem daring dengan
menerapkan Technology
Based Web Learning
yakni pembelajaran
dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi
informasi berupa web
atau platform
pembelajaran modern
yang dapat digunakan
utuk mengirim berbagai
macam jenis file mulai
dari text, gambar, suara,
dan video
Proses pelakasanaan
pembelajaran dilakukan
dengan berbagai platform,
berdasarakan penuturan
dari Kepala Prodi OTKP
para guru menggunakan
platform yang berbeda-
beda tergantung pada
kenyamanan dan
kemampuan guru tersebut
dalam menguasai
teknologi komunikasi.
Pada guru yang masih
muda dan sudah terampil
dalam menggunakan
berbagai platform
penunjang pembelajaran,
guru akan menggunakan
berbagai platform
diantaranya adalah
Google Classroom,
Google Meet, dan
Edmodo. Untuk para guru
yang sudah tergolong
lanjut usia atau kurang
menguasai teknologi
informasi hanya dapat
menggunakan platform
WhatsApp Grup hal ini
masih dimaklumi oleh
sekolah karena
kenyamanan para guru
dan siswa menjadi
prioritas sekolah sehingga
kedua belah pihak yakni
guru dan siswa dapat
nyaman dalam
melaksanakan proses
pembelajaran dan tidak
merasa terbebani.
Berdasarkan
wawancara yang peneliti
lakukan dengan Guru
98 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
mata pelajaran Humas
dan Keprotokolan,
peneliti mengatahui
bahwa proses
pembelajaran daring pada
mata pelajaran ini
memanfaatkan platform
Google classroom,
Google Meet, Edmodo
dan WhatsApp Grup,
walaupun sudah diberikan
pelatihan Microsoft 365
guru enggan untuk
menerapkannya dalam
proses pembelajaran
karena merasa belum
begitu memahami
platform tersebut karena
opelatihan hanya
dilakukan satu hari saja
dan hanya sekilas
mengenai dasar-dasar
Microsoft 365. Penuturan
guru ini tidak sejalan
dengan penuturan para
siswa kelas XI OTKP
yang mengatakan bahwa
pembelajaran lebih
banyak dilaksanakan
dengan memanfaatkan
platform WhatsApp Grup
saja, penggunaan Google
Meet dulu pernah
dilakukan namun hal ini
tidak dilanjutkan karena
siswa dan gur merasa
terbenani karena jika
proses pembelajaran
dilakukan dengan Google
Meet akan memakan
kuota yang sangat banyak,
sedang sekolah dan
pemerinta pada saat itu
tidak memberikan
bantuan kuota untyuk
guru dan siswa.
d. Media Pembelajaran
Pembelajaran
dilaksanakan guru dengan
media pembelajaran
berupa materi
pembelajaran dan tugas
berupa file Word, Excel,
ataupun Presentation saja
penggunaan video tutorial
masih jarang dilaksanakan
oleh guru di SMK Negeri
1 Sragen hanya
dilaksanakan oleh
beberapa guru.
Materi ajar yang
diberikan pada saat proses
pembelajaran masih
dirasa efektif untuk
meningkatakan
kompetensi atau
pengetahuan siswa karena
materi pembelajaran yang
diberikan hanya berupa
point-poit saja tanpa ada
penjelasan yang
mendetail, selain itu
materi yang diberikan
tidak setara dengan
pemberian tugas,
sehinnga pembelajaran
lebih banyak pemberian
tugas.
2. Hambatan Pelaksanaan
Pembelajaran Daring pada
Mata Pelajaran Humas
dan Keprotokolan di SMK
Negeri 1 Sragen
Dalam pelaksanaan
pembelajaran daring ini
memiliki beberapa
kekurangan. Kekurangan
99 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
inilah yang sedikit banyak
menjadi hambatan bagi para
guru dan siswa dalam
melaksanakan proses
pembelajaran daring.
Rohmah (2016) yang
menjelaskan bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran
secara daring (E-Learning)
memiliki beberapa
keterbatasan yakni:
a. Budaya, beberapa orang
cenderung merasa tidak
nyaman untuk
menggunakan komputer
dalam pelaksanaan
proses pelatihan atau
pendidikannya.
b. Investasi, untuk
menggunakan
pembelajaran berbasis
daring atau internet ini
pada awal
pelaksnaannya
memerlukan investasi
dana yang cukup besar.
c. Teknologi, beragamnya
jenis teknologi yang ada
memungkinkan
terjadinya konflik
teknologi karena adanya
perbedaan dengan
teknologi yang sudah
berjalan sebelumnya
sehingga pelaksanaan E-
Learning ini menjadi
terhambat.
d. Infrastruktur, internet
belum menjangkau
diseluruh kota di
Indonesia.
e. Materi, tidak semua
materi pembelajaran
dapat diterapkan dalam
pelaksanaan E-Learning.
Dari beberapa point
diatas hal yang relevan dan
menjadi hambatan
pembelajaran daring di
SMK Negeri 1 Sragen adalah
mengenai keterbatasan
fasilitas internet cepat.
Berdasarkan hasil
wawancara dengan para
Responden dan narasumber
penelitian, hambatan yang
paling sering dialamai guru
dan para siswa adalah
keterbatasan internet cepat,
sinyal internet yang kurang
mendukung proses
pembelajaran terkadang
membuat siswa dan guru
merasa terganggu dan sering
terjadi kesalah pahaman
antar pihak, hal ini pula
membuat motivasi belajar
siswa menjadi sedikit
berkurang. Selain hal
tersebut Kepala Prodi OTKP
SMK Negeri 1 Sragen juga
mengungkapkan bahwa ada
beberapa guru yang masih
belum memilki kecakapan
dalam menguasai teknologi
informasi dan sering
kesusahan untuk
melaksanakan pembelajaran
secara daring ini.
Point selanjutnya yang
juga menjadi hambatan
dalam pelaksanaan
pembelajaran daring ini
adalah adanya beberapa
materi pembelajaran yang
tidak dapat diterapkan dalam
pelaksanaan pembelajaran
daring ini. Materi
pembelajaran yang dimaksud
100 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
adalah materi pada
pembelajaran kejuruan yang
banyak memfokuskan
kecakapan siswa dalam
menguasai materi yang biasa
dilakukan dengan
pelaksanaan pembelajaran
praktik. Pembelajaran
praktik selama masa
pandemi ini tidak dapat
dilaksanakan karena dalam
pelasanaan pembelajaran
praktik harus ada instrusksi
dan pendampingan langsung
dari guru.
Selain kekurangan
pembelajaran daring yang
dapat menjadi hambahtan
dalam pelaksanaan
pembelajarang daring,
Kusuma (2017)
mengungkapkan mengenai
hambatan-hambatan yang
sering dialami dalam
pelaksanaan pembelajaran
daring ini. Hambatan
tersebut adalah:
a. Permasalahan
menganai akses untuk
melaksanakan E-
Learning seperti
ketersediaan jaringan
internernet, listrik,
telephon, dan
insfrastruktur lainnya.
b. Permasalahan
mengenai ketersediaan
software penunjang
pembelajaran daring.
c. Permasalahan
mengenai dampak
pembelajaran daring
terhadap kurikulum
yang ada.
d. Permasalahan
mengenai skill dan
knowladge guru dan
siswa dalam
menggunakan
teknologi penunjang
pembelajaran daring.
e. Permasalahan
menganai attitude
terhadap ICT.
Bedasarkan wawancara
yang peneliti lakukan bersama
Kepala Sekolah, Guru
pengampu Humas dan
Keprotokolan, dan para siswa
kelas XI OTKP permasalahan
yang relevan dengan yang
mereka rasakan dalam
melaksanakan pembelajaran
daring ini lebih pada
permasalahan mengenai
kurangnya kestabilan akses
internet siswa maupun guru.
Ketidak stabilan akses ini
mengacu pada sinyal internet
yang kurang baik ditempat
tinggal beberapa siswa dan
guru serta kuota internet yang
sangat boros dan terkadang
para siswa dan guru merasa
terbebani oleh hal tersebut
karena pihak sekolah dan
pemerintah tidak memberikan
subsidi maupun bantuan
secara teratur kepada guru dan
siswa. Permasalahan lainnya
adalah mengenai Skill dan
Knowledge beberapa guru
yang masih belum menguasai
teknogi informasi dengan baik
terutama pada guru yang
sudah memasuki usia lanjut.
Dari para Responden
yang peneliti wawancarai,
101 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
hambatan yang paling
mencolok dari pihak siswa
adalah sinyal internet yang
tidak terlalu baik. Motivasi
belajar siswa juga kurang
dengan pembelajaran daring
ini karena siswa merasa
sedikit terbebani dengan tugas
yang terlalu banyak dan tidak
sebanding dengan memaparan
materi dari guru.
Hambatan lain yang
dialami siswa yakni:
a. Tidak semua siswa
memilki HP yang
dapat mendukung
pelaksanaan
pembelajaran daring
secara baik. Banyak
siswa yang
mengeluhkan bahwa
HP nya memilki ruang
penyimpanan yang
tidak banyak sehingga
siswa kadang
kesusahan dalam
mendownload serta
menyimpan materi
pembelajaran.
b. Suasana rumah siswa
yang kurang
mendukung untuk
melaksanakan
pembelajaran daring,
karena jika dirumah
suasananya bukan
suasana kondusif untuk
belajar berbeda dengan
suasana sekolah.
c. Siswa merasa kurang
memahami materi
pembelajaran karena
siswa dituntut untuk
mencari sumber
belajaranya sendiri, hal
ini sangat
membingungkan siswa
kerena setiap sumber
belajar
mengungkapkan hal
yang berbeda dan
siswa tidak tahu
manakah materi yang
benar.
d. Kuota internet yang
dibutuhkan dalam
pembelajaran daring
ini cukup banyak
sehingga terkadang
membeni orang tua
siswa karena tidak
adanya bantuan dari
pihak sekolah dan
pemerintah secara
terartur.
e. Siswa merasa tidak
memilki motivasi
belajar yang baik
selama pelaksanaan
pembelajaran daring
ini karena merasa
siswa pelaksanaan
pembelajaran daring di
SMKN 1 Sragen masih
belum bisa dikatakan
baik dan efektif untuk
meningkatkan
pemahaman siswa
terhadap materi
pembelajaran.
f. Siswa merasa terbebani
dengan tugas yang
terlalu banyak dengan
waktu pengumpulan
tugas yang hampir
bersamaan pada
beberapa mata
pelajaran dan tidak
sebanding dengan
materi pembelajaran
102 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
ataupun penjelasan
mengenai materi oleh
sang guru.
3. Solusi untuk Mengatsi
Hambatan Yang Dirasakan
Solusi yang
diupayakan sekolah untuk
mengatasi hambatan
pelaksanaan pembelajaran
daring ini adalah dengan
memberikan kuota internet
secara berkala kepada para
guru dan siswa di SMK
Negeri 1 Sragen. Bagi siswa
yang kesulitan sinyal sekolah
memberi toleransi untuk
boleh mengumpulkan
tugasnya secara offline
dengan memberikan kepada
guru langsung di sekolah
namun dengan syarat harus
mengikuti protokol
kesehatan yang ada yakni
dengan tidak mengajak
teman dan harus
menggunakan masker.
Guna meningkatkan
keahlian dan kecakapan guru
dalam pengasaan teknolohi
dan platform pembelajaran,
sekolah memberikan
beberapa pelatihan kepada
para guru yani pelatihan
penggunaan komputer dan
penggunaan Microsoft 365.
Solusi yang dilakuakn
guru dalam mengatasi
permaslaahan atau hambatan
yang dialami adalah:
a. Mengikuti pelatihan
penggunaan Komputer
dan Microsoft 365 yang
sudah difasilitai oleh
sekolah sehingga
kecakapan dan
profesionalitas guru
dapat meningkat.
b. Tidak lagi menggunakan
Google Meet dalam
proses pemebalajaran
karena dengan
melaksanakan
pembelajaran dengan
menggunakan platform
ini akan menghabiskan
banyak kuota dan juga
sering diprotes oleh
siswa karena sisnyal dan
kuota siswa yang juga
terbatas.
c. Sering membeli kuota
agar tidak sampai
kehanisan kuota
sehingga proses
pelaksanaan
pemeblajaran tetap terus
dilakukan
d. Sering memberikan
ulangan harian kepada
siswa sehingga siswa
dapat termotivasi untuk
belajar dan
meningkatkan
pemahaman terhadap
materi pembelajaran.
Solusi yang dilakukan
para siswa untuk
meminimalisir hambatan
yang dialaminya adalah
dengan melaksanakan
beberapa hal berikut,
diantaranya adalaha dengam:
a. Selalu berusaha
menghemat kuota yang
dimiliknya denga tidak
menggunakan kuota
untuk hal yang kurang
penting.
103 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
b. Menghapus dan
memindah file yang
tidak diperlukan lagi
secara berkala sehingga
ruang penyimpanan HP
siswa menjadi sedikit
lebih banyak
c. Selalu berusaha untuk
mencari dan banyak
membaca materi
pemeblajaran dari
berbagai sumber belajar
yang bisa ia gunakan
sehingga siswa
mempunyai banyak
referensi menegnai
materi pembelajaran.
d. Berusaha mencari
tempat belajar yang
kondusif dan memiliki
sisnyal yang cukup baik
didalam rumahnya atau
berusaha menyambung
Wi-Fi dari tetangga
ataupun sanak
saudaranya.
e. Selalu berusaha
membagi waktu dengan
baik untuk mengerjakan
tugas yang diberikan
walaupun siswa merasa
lelah dan terbebani
dengan adanya tugas-
tugas tersebut karena
marasa itu adalah
kewajibannya sebagai
seorang pelajar.
IV. KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan data yang
diperoleh dan analisis yang
telah peneliti lakukan, maka
peneliti dapat merumuskan
kesimpulan yang dapat
menjawab Rumus Masalah
mengenai proses
pelaksanaan pembelajaran
daring di SMK Negeri 1
Sragen khususnya pada mata
pelajaran Humas dan
Keprotokolan. Ada pun
kesimpulan yang peneliti
dapatkan adalah sebagai
berikut:
1. Proses Pembelajaran
Daring
a. Persiapan
1) Sekolah
mempersiapkan
pembelajaran daring
ini dengan
memberikan
pelatihan komputer
dan penggunaan
Mocrosoft 365.
2) Guru hanya
mempersiapkan
materi pembelajaran
RPP.
3) Siswa
mempersiapkan hal
umum seperti
kesiapan dirinya
untuk mengikuti
pembelajaran daring
serta mempersiapkan
kebutuhan umum
seperti kuota dan
memori Handphone
yang cukup.
b. Pelaksanaan
1) Pembelajaran lebih
banyak pemberian
tugas dibandingkan
dengan pemberian
penjelaan secara
mendetail oleh guru.
104 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
2) Kecakapan siswa
dalam mata
pembelajaran Humas
dan Keprotokolan
menjadi kurang
karena proses
pembelajaran praktik
selama pembelajaran
daring ini belum bisa
dilakukan. Hal ini
mengingat praktik
harus
mempertemukan guru
dan siswanya
sedangkan keadaan
saat ini yang tidak
dianjurkan untuk
mengumpulkan
banyak orang dalam
satu tempat.
3) Motivasi belajar
siswa menjadi
menurun karena
siswa tidak diawasi
secara langsung oleh
guru, suasana
dirumah bagi siswa
kuang tepat untuk
belajar tidak seperti
disekolah, serta
waktu luang yang
banyak selama
pembelajaran daring
ini sering membuat
siswa terbuai untuk
bermalas-malasan
dan melakukan
kegiatan yang ia
inginkan.
4) Siswa menjadi tidak
disiplin dalam belajar
dan menjadi sering
mengulur-ngulur
waktu untuk belajar
dan mengerjakan
tugas sekolah.
5) Efektivitas
pembelajaran daring
di SMK Negeri 1
Sragen dirasa masih
kurang baik namun
dalam kondisi seperti
ini memang
pembelajaran daring
adalah solusi yang
paling tepat untuk
dilakuakan.
6) Materi pembelajaran
berisi teori yang
disajikan berupa
gambaran umum atau
point-point yang
kurang menyeluruh
dan mendetail, materi
tersebut diberikan
berupa file Word,
PPT, ataupun Excel.
c. Evaluasi
Evaluasi
pembelajaran dilakukn
dengan pemberian tugas
dan ulangan harian.
2. Hambatan yang dirasakan
Hambatan umum yang
dialami dalam proses
pembelajaran daring ini
adalah:
a. kuota yang boros serta
sinyal yang tidak stabil.
b. Proses pembelajaran
daring masih dirasa asing
bagi guru dan siswa
sehingga perlu
penyesuaian lebih lanjut.
c. Proses pembelajaran
secara praktik tidak bisa
dilakukan.
105 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
d. Siswa kesulitan dalam
memahami materi
pelajaran terutama pada
pada pelajaran kejuruan.
e. Siswa mengeluhkan
pemberian tugas yang
terlalu banyak dan tidak
sepadan dengan
penjelasan yang diberikan
oleh guru.
f. Pada beberapa siswa
merasa kesulitan untuk
berkonsentrasi belajar saat
dirumah.
3. Solusi yang dilakukan
Walaupun terdapat
beberapa kendala pada saat
melaksanakan proses
pembelajaran secara daring,
semua pihak selalu berusaha
untuk mengatasi dan
meminimalisir hambatan
yang dilakukannya. Solusi
yang mereka lakukan yakni:
a. untuk mengatasi kuota
internet yang boros
sekolah dan pemerintah
memberikan bantuan
kuota belajar guna
membantu para siswa
dan guru dalam
melaksanakan proses
pembelajaran.
b. Pada kekuatan sinyal
yang tidak stabil siswa
dan guru selalu berusaha
untuk mengatasi hal
tersebut dengan berbagai
cara yakni dengan
menggunakan provider
yang memilki kekuatan
sinyal yang terbaik
ataupun berusaha
mencari spot
dirumahnya yang
memiliki kekuatan
sinyal yang baik.
c. Untuk meningkatkan
prestasi belajar dan
kemampuan siswa yang
kurang baik beberapa
siswa melakukan usaha
ekstra dengan selalu
mencari informasi
mengenai materi
pembelajaran tersebut
diberbagai media cetak
maupun digital.
B. Saran
1. Kepada Kepala Sekolah
a. Lebih banyak
memberikan arahan
dan pelatihan terkait
penggunaan alat
komunikasi atau
platform penunjang
proses pembelajaran
daring kepada guru
sehingga kompetensi
dan kesiapan guru
dalam melaksanakan
pembelajaran daring
ini dapat meningkat.
b. Sekolah sebaiknya
meningkatkan sarana
dan prasarana
penunjang proses
pembelajaran daring.
c. Baiknya sekolah
merumuskan SOP
mengenai proses
pembelajaran daring
dan melakukan
controlling pada
setiap kegiatan
belajar mengajar
daring ini agar
pelaksanaan
106 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
pembelajaran dapat
berjalan lebih terarah
dan memiliki
standarisasi.
2. Kepada Guru
a. Lebih memperbanyak
membaca referensi
tentang proses
pembelajaran daring
sehingga lebih
memperluas wawasan
serta meningkatkan
kompetensinya.
b. Lebih banyak
memberikan
penjelasan secara
mendetail mengenai
materi pembelajaran
dibandingkan hanya
pemberian tugas.
c. Baiknya materi
pelajaran lebih
memuat konten yang
bersifat prosedural
pada materi
pembelajaran yang
memerlukan prakrik
atau latihan, dengan
cara memberikan
video penjelasan atau
tugas video agar
dapat menilai
keterampilan siswa
terhadap materi
pembelajaran sebagai
alternative pengganti
pembelajaran praktik.
d. Baiknya guru
memberikan
pembelajaran dengan
pemberian Baiknya
guru mengoptimalkan
fasilitas yang telah
diberikan sekolah
maupun pemerintah
menganai kuota
belajar dengan lebih
efisien dengan
menerapkan proses
pembelajaran gengan
memanfaatkan
platform Google
Meet ataupun Zoom
agar dapat
berinteraksi dengan
siswa secara tatap
muka.
3. Kepada Siswa
a. Siswa sebaiknya tetap
disiplin untuk belajar
dan mengerjakan
setiap tugas yang
diberikan oleh guru
walaupun siswa
melaksanakan
pembelajarn di rumah
masing- masing tanpa
diawasi langsung
oleh para guru.
b. Sebaiknya siswa
lebih bijak dan
memanfaatkan
bantuan kuota belajar
yang telah diberikan
tersebut secara bijak
dengan cara
memprioritaskan
kuota tersebut untuk
kebutuhan
pembelajaran dan
tidak menggunakan
kuota tersebut secara
berlebihan untuk
kesenangan
pribadinya di luar
kebutuhan
pembelajaran.
107 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran
e-ISSN 2614-0349
V. DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, D. (2014).
Pengembangan E-
Learning Teori dan
Desain. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 25..
Hanum, N. S. (2013). Keefetifan
e-learning sebagai media
pembelajaran (studi
evaluasi model
pembelajaran e-learning
SMK Telkom Sandhy
Putra Purwokerto). Jurnal
Pendidikan Vokasi, 3(1).
Hartanto, W. (2016).
Penggunaan E-Learning
Sebagai Media
Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Ekonomi
Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, Ilmu
Ekonomi dan Ilmu Sosial,
10(1).Almalki, S. (2016).
Integrating quantitative
and qualitative data in
mixed methods research-
challenges and benefits.
Journal of Education and
Learning, 5 (3), 288-296.
doi:10.5539/jel.v5n3p288
Khasanah, D. R. A. U.,
Pramudibyanto, H., &
Widuroyekti, B. (2020).
Pendidikan Dalam Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal
Sinestesia, 10(1), 41-48.
Kusmana, A. (2017). E-
learning dalam
Pembelajaran. Lentera
Pendidikan Jurnal Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan,
14(1), 35-51.
Pane, A., & Dasopang, M. D.
(2017). Belajar dan
pembelajaran. Fitrah:
Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman, 3(2), 333-
352..
Rohmah, L. (2016). Konsep E-
Learning Dan Aplikasinya
Pada Lembaga
Pendidikan Islam. An-
Nur Jurnal Studi Islam,
3(2).