jurnal lq ekbis

Upload: ade-kurnia

Post on 01-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 114

    APLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODEPENENTUAN KOMODITAS PALAWIJA UNGGULAN

    DI KABUPATEN NGANJUK

    Rony KurniawanFakultas Ekonomi Manajemen UNP Kediri

    Email: [email protected]

    AbstractionsNganjuk Regency located in East Java province area, this area can be referred as food barndue to the advancement in the agricultural sector. Each year the agricultural sector able toprovide a substantial contribution to Nganjuk Regency Regional Gross Domestic Product(GDP). Even so, the contribution constantly increasing in convincing numbers annually.Recently in 2012 the agricultural sector is able to provide contribution of 28.14% for NganjukGDP. By considering ability of contribution in this sector, researchers interested in raisinggrains commodity as one of the sub-sectors of agriculture became the object of research. Withthe aim to find the most superior commodity in order to further enhance the ability of thecontribution to GDP in the future. While analysis tools used in this research is LocationQuotient (LQ) method. The reason using this method because of LQ as a very effectiveanalytical tool to determine the growth of the object that be processed and the data processinghighly simple. It could using the Microsoft Excel software or calculated manually. Theresults of the data of six commodities processed through LQ method that Corn, Soybeans, andPeanut classified has basic character. This means that for these commodities, the results can bedistributed to cities outside the district Nganjuk. Commodities Corn, Soybean and Peanutintoproducts that can bese eded Nganjuk community.

    Keywords: LQ method, Secondary Food Crops, Nganjuk Regency, Leading Commodity

    PENDAHULUANPelaksanaan pembangunan ekonomi

    daerah harus terintegral dengan kebijakanpemerintah pusat. Namun demikian dalamkewenangannya pemerintah daerah saatmenyusun perencanaan pembangunansudah tentu harus memiliki kebebasanagar bisa mengoptimalkan potensi sektoralyang dimilikinya (Yulianta, 2007).

    Sesuai dengan UU No 23/2014tentang Pemerintah Daerah, tujuankegiatan pembangunan ekonomimeningkatkan kesejahteraan masyarakatnyamelalui pemanfaatan potensi sektoral yangtersedia. Sebagai syarat untuk mencapai itu,pemerintah daerah harus menampungaspirasi masyarakatnya sehingga merekabisa ambil bagian dalam memberi kontribusiterhadap tercapainya pembangunan yangbermutu. Dalam proses perencananpembangunan tanpa melibatkan masyarakat

    justru akan menghasilkan kebijakan yangtidak sesuai dengan harapan.

    Menurut Arsyad (1999:298)pembangunan ekonomi daerah suatu prosesdimana pemerintah daerah dan masyarakatmengelola sumber dayanya yang tersediadengan membentuk suatu pola kemitraanantara pemerintah daerah dengan sektorswasta untuk menciptakan lapangan kerjabaru dan merangsang perkembangankegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi)dalam wilayah tersebut.

    Salah satu upaya membangunkesejahteraan masyarakt, pemerintah daerahbisa membangun kebijakan publik sektorekonomi melalui pemberdayaan potensiberciri khas daerah. Salah satunya denganmemilih komoditas palawija yang beragammenjadi produk unggulan (Daryanto,2004).Sehingga, pendapatan petani akanbertambah dengan memberdayakanlahannya di saat jeda masa tanam padi

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 115

    beralih menanam komoditas unggulan yangtelah dipilih oleh pemerintah daerah dimanamereka tinggal.

    Di banyak negara yang memilikikarakter sebagai negara agraris telah berhasilmenjadi negara yang kuat dalam hal pangan,karena telah memiliki produk unggulan disektor pertanian, seperti di Thiland misalnya.Produk Domestik Regionalnya tinggi karenadisuplay oleh keberhasilannya membangunsektor pertanian. Negara gajah putih punberhasil membuktikan sektor pertaniansebagai sektor yang paling potensial sebagaipenyerap tenaga kerja yang paling ampuh.

    Oleh karena itu negara tersebutberdinamika usaha dengan tingkatpengangguran terendah di dunia,hanya 0,56persen dari total populasi. Ini karena sektorpertanian menyerap tenaga kerja sekitar 40persen populasi terikat dalam kerjapertanian (Republika, 2014).Pertanian jelas menjadi potensi yang lebihuntuk berkembang dibandingkan dengansektor lainnya (Erika, 2013). Keberhasilanpengembangan potensi yang dilakukanThailand sah saja jika diadopsi demikepentingan masyarakat menuju sejahtera,pada gilirannya akan menciptakan kondisiIndonesia sebagai negara yang wellfare state.

    Untuk melihat pergerakan lajupertumbuhan ekonomi suatu negara bisamelalui pendapatan nasionalnya, sedangkanuntuk melihat pertumbuhan ekonomi suatudaerah diantaranya menggunakankomponen data Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) dengan membandingkanangka perolehannya dari tahun ke tahun(Halim, 2012:45)

    Pertumbuhan pendapatan nasional /PDRB suatu daerah dapat dihitung melaluinilai pasar produk yang itu berbentukbarang atau jasa yang dihasilkanmasyarakat. Rosyidi (2006:107)menyatakan barang dan jasa yangdihasilkan masyarakat terbagi dalam 11sektor ekonomi, yakni, (a) pertanian, (b)pertambangan (c) industri (d) bangrunan,(e) perdagangan (f) listrik, gas dan airminum, (g) bank dan lembaga keuanganlainnya (h) perhubungan dantelekomunikasi, (i) pemerintahan danhankam (j) sewa rumah (k) sektor jasa-jasalainnya.

    Pemerintah (pusat dan daerah)sebagai pihak yang berkuajibanmengembangkannya melalui program-program kerjanya yang efektif, efisien,mengacu kepada kepentingan peningkatanpendapatan rakyatnya. Masyarakat disinitidak hanya ditempatkan sebagai obyek tapijuga sebagai subyek dalam pelaksanaanprogram pembangunan yang telah tersusun(Gadang, 2012), (Aziz,2012). Denganmeletakkan masyarakat sebagai subyekberarti akan terjadi peran aktif dalampeningkatan produksi barang dan jasasektoral yang pada gilirannya menciptakanpendistribusian pendapatan secara nyata.Rakyat akan benar-benar memilikipendapatan yang akhirnya akanmenumbuhkan daya beli dalam taraf yangsignifikan.

    Disisi lain semakin tinggi perolehandari produksi barang dan jasa sektoraltersebut maka akan meningkatkanpendapatan nasional/PDRB suatu wilayahregional (Manzaliati, 2012).

    Sektor-sektor agribisnis merupakansektor ekonomi terbesar dan terpentingdalam perekonomian nasional. Peranpenting sektor agribisnis saat ini adalahkemampuannya dalam menyerap tenagakerja dan sebagian besar pendudukIndonesia menggantungkan hidupnya padasektor agribisnis. Dengan demikian sektoragribisnis merupakan sektor ekonomirakyat Indonesia yang menjadi tumpuankehidupan ekonomi sebagian besar rakyatdan merupakan syarat keharusan bagipemberdayaan ekonomi nasional (Triyanto,2013),(Syahza, 2003).

    Kabupaten Nganjuk dengan luaswilayah 1,224.33 Km2 merupakansalahsatu kabupaten yang terletak di bagian baratPropinsi Jawa Timur juga mengandalkansektor pertaniannya untuk meningkatkanPDRB yang dimilikinya.

    Mengandalkan sektor pertaniankarena daerah ini memilki areal sawahcukup luas, 43,026 Ha. Dari areal itumenghasilkanproduksi padi sebesar5,442,640.72 Kw pada tahun 2012. Jumlahini secara kumulatif mengalami kenaikan3.91 % di banding sebelumnya, 2011. Tidak

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 116

    Petani menanam palawija untukmendapatkan hasil tambahan sehingga

    hanya itu, untuk produksi jenis tanamansayuran khususnya bawang merah, palawijapada tahun 2012 mampu membukukanjumlah produksi sebesar 123,462.5 ton ataunaik 7.86 % dari tahun sebelumnya.

    Sementara ini dari laju pertumbuhanekonomi Kabupaten Nganjuk di tahun 2012tercatat 6.68% dengan pendapatanperkapitanya sebesar Rp. 10.113.717,30 ataunaik 11.10% dari tahun sebelumnya.Perkembangan produktivitas itu secaranyata memberikan kontribusi pada ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) di tahun2012 sebesar Rp 13.888.800,78 (dalam juta)ada kenaikan dari tahun 2011 sebesar 12.87%.. Tiga sektor ekonomi yang sangatdominan di kabupaten ini kontribusinya,yaitu sektor: perdagangan, hotel, danrestoran (37.84%); pertanian (28.14%); danjasa-jasa (17.57%).

    tren yang menarik sehingga mengambilkeputusan untuk melakukan penelitiandengan analisisLocation Quotient (LQ).

    Dasar formal yang membuat penelitimengambil tematik tersebut berpangkalpada teori yang diungkapkan Rosyidi(2006:107) menyatakan barang dan jasayang dihasilkan masyarakat terbagi dalam11 sektor ekonomi, yakni, (a.) pertanian, (b)pertambangan (c) industri (d) bangrunan,(e) perdagangan (f) listrik, gas dan airminum, (g) bank dan lembaga keuanganlainnya (h) perhubungan dantelekomunikasi, (i) pemerintahan danhankam (j) sewa rumah (k) sektor jasa-jasalainnya. Nilai-nalai pertumbuhan padaproduk sektoral itu menjadi indikatorkeberhasilan pembanguna ekonomi melaluipendekatan produktivitas secara nyata padaProduk Domestik Regional Bruto (PDRB).

    Dalam penelitian memfokuskanKacangTanah1%

    UbiJalar1%

    Kedelai6%

    KacangHijau0%

    pada komuditas palawija sebagai obyekkajian. Tujuan penelitian secara umumuntuk mengidentifikasi palawija produkunggulan. Sedangkan hasil penelitian inidiharapkan bisa menjadi pertimbanganpemerintah pada umumnya, terutama

    K Pohon30% Jagung

    62%

    Pemkab Nganjuk dalam menyusun programpembangunan ketahanan pangan danpeningkatan pendapatan petani.

    KAJIAN PUSTAKAKomoditas unggulan: barang atau jasayang dihasilkan masyarakat melalui proses

    Gambar 1: LQ Produksi Palawija 2009-2012Kabupaten Nganjuk

    Sumber: BPS Jatim 2013, diolah

    Dari data dan fakta itu penelititertarik untuk melakukan penelitian denganmengambil tematik pada sektor pertanian,khususnya palawija. Pemkab Nganjukmenempatkan enam komoditas palawijayang diunggulkan, yakni, Jagung, UbiKayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, danKedelai. Sedangkan palawija menurut BPSNganjuk (2012;143) diartikan sebagaitanaman pangan skunder di luar padi,Melihat data mentah sebelum dilakukanpengolahan, untuk nama-nama komoditasini mulai tahun 2009-2012 menunjukkan

    pemilihan dan pengembangan, memilikinilai lebih dibanding dengan produk lainnya(Alian et.al, 2013). Peneliti memfokuskantentang pengertian komoditas unggulanproduk palawija. Untuk menentukan produkatau komoditas ungulan, melalui prosesanalisis metode location quatient(LQ).

    Palawija: Semua tanaman produktifberkarakter kering yang ditanam petanipada diantara pergantian musm tanam padi.

    palawija merupakan tanaman produktif kedua setelah padi. Petani mempersepsikanpalawija sebagai bahan makanan keduasetelah padi. Tanaman ini banyakdibudidayakan di tanah berkarakter kering

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 117

    (Prihartono W & Suarna, 2012)(BPSNganjuk, 2012;143).Sedangkan palawijamenurut Jenis tanaman palawija, antaralain, kacang tanah, ketela pohon, ubi jalar,jagung, kacang hijau dan talas.

    Kabupaten Nganjuk: Kabupaten Nganjukmemiliki luas wilayah 1,224.33 Km2merupakansalah satu kabupaten yangterletak di bagian barat Propinsi JawaTimur juga mengandalkan sektorpertaniannya untuk meningkatkan PDRByang dimilikinya.

    Mengandalkan sektor pertaniankarena daerah ini memilki areal sawahcukup luas, 43,026 Ha. Dari areal itumenghasilkanproduksi padi sebesar5,442,640.72 Kw pada tahun 2012. Jumlahini secara kumulatif mengalami kenaikan3.91 % di banding sebelumnya, 2011. Tidakhanya itu, untuk produksi jenis tanamansayuran khususnya bawang merah, palawijapada tahun 2012 mampu membukukanjumlah produksi sebesar 123,462.5 ton ataunaik 7.86 % dari tahun sebelumnya.

    Sementara ini dari laju pertumbuhanekonomi Kabupaten Nganjuk di tahun 2012tercatat 6.68% dengan pendapatanperkapitanya sebesar Rp. 10.113.717,30 ataunaik 11.10% dari tahun sebelumnya.Perkembangan produktivitas itu secaranyata memberikan kontribusi pada ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) di tahun2012 sebesar Rp 13.888.800,78 (dalam juta)ada kenaikan dari tahun 2011 sebesar 12.87%. Tiga sektor ekonomi yang sangatdominan di kabupaten ini kontribusinya,yaitu sektor: perdagangan, hotel, danrestoran (37.84%); pertanian (28.14%); danjasa-jasa (17.57%).Produksi palawija tahun2012 di kabupaten Nganjuk tercatat3.614.451 kwintal (uraian lengkap pada tabel1).

    Dari data dan fakta itu penelititertarik untuk melakukan penelitian denganmengambil tematik pada sektor pertanian,khususnya palawija. Pemkab Nganjukmenempatkan enam komoditas palawijayang diunggulkan, yakni, Jagung, UbiKayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, danKedelai. Melihat data mentah sebelumdilakukan pengolahan, untuk nama-nama

    komoditas ini mulai tahun 2009-2012menunjukkan tren yang menarik sehinggamengambil keputusan untuk melakukanpenelitian dengan analisis LocationQuotient(LQ)

    Pembangunan EkonomiMenurut banyak ahli bahwa

    pembangunan ekonomi diartikan kegiatansuatu negara untuk mengembangkankegiatan ekonomi, dan meningkatkan tarafhidup masyarakat. Seperti yangdiungkapkan oleh Sukirno (2011:447)bahwa pembangunan ekonomi padadasarnya suatu usaha untuk mengubahsuatu perekonomian yang kurang maju,sangat tradisional dan berpendapatanrendah menjadi suatu perekonomian yangmodern mencapai taraf kemakmuran yangtinggi.

    Senada dengan yang diungkapkanArsyad (1999;11) bahwa pembangunanekonomi sebuah proses yang menyebabkankenaikan pendapatan riil per kapitapenduduk suatu negara dalam jangkapanjang disertai dengan perbaikan sistemkelembagaan. Pendapatan riil per kapitapenduduk merupakan sebuah penerimaandan timbulnya perbaikan dalamkesejahteraan masyarakat. Biasanya lajupembangunan ekonomi diukur dengandengan menggunakan tingkat pertambahanGross Domestic Product/Gross NationalProduct (GDP/GNP).

    Pembangunan ekonomi memilikitujuan inti adalah peningkatan ketersediaanserta perluasan distribusi berbagai macamkebutuhan hidup yang pokok, sepertipangan, sandang, papan, kesehatan danperlindungan keamanan. Disamping itudalam rangka peningkatan standar hidup.Peningkatan ini bukan hanya berupapeningkatan pendapatan, tetapi jugameliputi penambahan penyediaan lapangankerja, peningkatan kualitas pendidikan,peningkatan perhatian atas nilai kulturaldan kemanusiaan sehingga dapatmemperbaiki kesejahteraan materiil danharga diri masyarakat (Todaro & Smith,2004:28).

    Pertumbuhan Ekonomi

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 118

    Pertumbuhan ekonomi memilikistandar materi kehidupan telah meningkatsecara mengesankan sepanjang waktubagian sebagian besar keluarga di banyaknegara. Perkembangan standar materi inibersasal dari meningkatnya pendapatansecara terus menerus, yang memungkinkanorang mengonsumsi jumlah barang dan jasayang lebih banyak dengn beragam jenisnya(Mankiw, 2007:182).

    Untuk mengukur pertumbuhanekonomi, para ekonom banyakmenggunakan pembandingan data produkdomestik bruto (GDB) dari tahun yangdihitung dengan tahun-tahun sebelumnya.Sedangkan Arsyad (1999:13)menambahkan bahwa pertumbuhanekonomi diartikan sebagai kenaikanGDP/GNP tanpa memandang apakahkenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daritingkat pertumbuhan penduduk, atauapakah perubahan struktur ekonomi terjadiatau tidak. Namun demikian untukmembanding perubahan pertumbuhanpendapatan pada dua faktor, yaitu (1)perubahan tingkat ekonomi (2) perubahanharga-harga barang dan jasa menurut hargaberlaku pada tahun yang bersangkutan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhipertumbuhan ekonomi suatu negara atauwilayah antara lain Tanah dan KekayaanAlam Lainnya. Kekayaan alam meliputiluas dan kesuburannya, keadaan iklim dancuaca. Kekayaan alam akan mempermudahusaha untuk mengembangkanperekonomian terutama pada masa-masapermulaan dari proses pertumbuhanekonomi (Sukirno, 2011:429).

    Produk Domestik Regional Bruto(PDRB)

    Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) adalah komponen makroekonomiuntuk melihat keberhasilan pembangunanekonomi untuk wilayah regional. Untukmenghitung Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) dapat dilakukan melalui 3pendekatan, yaitu: PDRB melaluipendekatan produksi yang menghitungjumlah produksi barang dan jasa potensialyang dihasilkan suatu wilayah regionaldalam durasi satu tahun. PDRB melalui

    Pendekatan Pendapatan, menghitungpendapatan dari balasa jasa yang diterimamasyarakat berupa, gaji/upah, bunga bersihjasa perbankan, jasa sewa, dan keuntunganusaha di wilayah regional durasi waktu satutahun. PDRB melalui pendekatanPengeluaran Menghitung kegiatanpengeluaran yang dilakukan masyarakatberupa konsumsi total, kegiatan penanamanusaha atau dan tabungan, pemerintahregional, dan kegiatan ekspor dan impor diwilayah regional dalam durasi waktu satutahun.

    Teori Basis EkonomiBerdasarkan Teori basis ekonomi

    bahwafaktor penentu utama pertumbuhanekonomi suatu daerah adalah berhubunganlangsung dengan permintaan akan barangdan jasa dari luardaerah.(Prishandoyo;2008)

    Dalam teori basis ekonomi(economic base) bahwa semua wilayahmerupakan sebuah sistem sosio-ekonomiyang terpadu. Teori inilah yang mendasaripemikiran teknik location quotient,yaituteknik yang membantu dalam menentukankapasitas ekspor perekonomian daerah danderajat keswasembada (Self-sufficiency)suatu sektor. Konsep dasar teori basisekonomi membagi perekonomian menjadidua sektor yaitu: a. Sektor-sektor basisadalah sektor-sektor yang mengeksporbarang-barang dan jasa ke tempat di luarbatas perekonomian masyarakat yangbersangkutan. b. Sektor-sektor bukan basisadalah sektor-sektor yang menjadikanbarang-barang yang dibutuhkan oleh orangyang bertempat tinggal di dalam batasperekonomian masyarakat bersangkutan

    METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode

    analisis Location Quatient (LQ). Metode iniberoperasi berdasar pada teori ekonomibasis yang digunakan untuk menganalisissektor potensial yang ada dalam lingkupperekonomian daerah. Dalam metodeanalisis ini kegiatan ekonomi daerah dibagitiga golongan atau karakter, yaitu:

    1. Industri basic dengan nilai (>1) adalah

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 119

    kegiatan ekonomi atau industri yangmelayani pasar daerah itu sendirimaupun di luar daerahnya.

    2. Swasembada (= 1) kegiatan ekonomiatau industri yang hasilnya mampumelayani kebutuhan diri sendiri.

    3. Industri non basic atau industri lokal(

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 115

    Nganjuk dan diberi notasi yt. Selanjutnyamenjumlahkan produktivitas suatu jenistanaman palawija seluruh Jatim (propinsi)tiap tahunnya lalu diberi notasi YI.Selanjutnya menjumlahkan produktivitasseluruh komoditas palawija Propinsi Jatimdan hasilnya diberi notasi YT.

    Menghitung LQ

    Langkah terakhir dalam tahapan ini denganmencari nilai LQ melalui formula sebagaiberikut:

    LQ = //Contoh aplikasi

    Produktivitas jagung tahun X di Kab.Nganjuk/Total produktivitas SeluruhPalawija di Kab Nganjuk.Produktivitas jagung prop. Jatim/ TotalProduktivitas Seluruh Palawija Prop Jatim

    Interpretasi nilai LQHasil perhitungan LQ menghasilkan tigakriteria yaitu:

    a. LQ>1 : komoditas palawija ini menjadibasis atau menjadi sumber pertumbuhan.Komoditas tersebut tidak hanya dapatmemenuhi kebutuhan di KabupatenNganjuk tetapi juga dapat didistribusikanke kabupaten/kota provinsi wilayah lainya.

    b. LQ=1 : komoditas perkebunan initergolong non basis. Komoditas tersebuthanya cukup memenuhi kebutuhan dikabupaten sendiri dan tidak dapatidistribusikan ke kabupaten/kota provinsiwilayah lainya.

    c. LQ

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 116

    mengalami penurunan tingkat produksi.Produktivitas ubi kayu tahun 2009Nganjuk mencatatkan angka 180,02,sedangkan angka produktivitas propinsiJatim 155,30, pada tahun 2010 Nganjuk(173,32) propinsi Jatim (194,89), pada2011 Nganjuk (185,29) propinsi Jatim(202,20), pada tahun 2012 (192,96)propinsi Jatim (223,50). Sama halnyadengan ubi kayu, untuk ubi jalarprodutivitas Nganjuk sejak 2009 terussurplus dibanding dengan produktivitaspropinsi Jatim, namun sejak tahun 2012status surplus patah karena tingkatproduktivitasnya menurun di bawahproduktivitas propinsi Jatim. Tahun 2009Nganjuk (117,81), propinsi Jatim (100,36),tahun 2010 Nganjuk (110, 90) propinsiJatim (94,19), tahun 2011 Nganjuk(109,32) propinsi Jatim (153,45), padatahun 2012 Nganjuk (167,03) propinsiJatim (288,81).Berbeda dengan kacang tanah tingkatproduksinya menunjukkan nilai absolutdibanding dengan produktivitas propinsiJatim. Artinya nilai produktivitas kacangtanah Nganjuk selalu berada diatasproduktivitas propinsi Jatim, meskipunmenunjukkan tren angka menurun. Tahun2009 Nganjuk (35,66) propinsi Jatim(11,99), tahun 2010 Nganjuk (33,95)

    propinsi Jatim (12,04), tahun 2011Nganjuk (27,07) propinsi Jatim (12,82),sedangkan tahun 2012 Nganjuk (21,78)propinsi Jatim (13,07).Komoditas kedelai juga menunjukkantingkat produktivitas yang meyakinkanmeskipun sempat mangalami penurunanpada tahun 2011 namun produktivitaskedelai tahun 2012 kembali naikmengungguli propinsi Jatim. Produktivitastahun 2009 Nganjuk (17,22) propinsi Jatim(13,42), tahun 2010 Nganjuk (18,16)propinsi Jatim (13,75), tahun 2011Nganjuk (14,04) propinsi Jatim (14,52),tahun 2012 Ngannuk (18,54) propinsiJatim (16,39).Produktivitas kacang hijau mengalamiproblem sama dengan komoditas lainnya,dengan gejala sempat menurun tingkatproduktivitasnya. Ini terjadi pada 2010,namun setelah itu kembali mengunggulitotal produktivitas kacang hijau propinsiJatim. Tahun 2009 Nganjuk (12,03)propinsi Jatim (11,68), tahun 2010Nganjuk (9,11) propinsi Jatim (11,77),tahun 2011 Nganjuk (14,27) propinsi Jatim(11,71), tahun 2012 Nganjuk (12,18)propinsi Jatim (11,95).Secara kumulatif LQ produktivitaspalawija Nganjuk sejak tahun 2011-2011mengalami penurunan tingkat

    700600500400300200100

    0

    LQ Produktivitas Palawija

    Nganjuk Prop Jatim Nganjuk Prop Jatim Nganjuk Prop Jatim Nganjuk Prop JatimProduktivitas 2009 Produktivitas 2010 Produktivitas 2011 Produktivitas 2012

    Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang TanahKedelai Kacang Hijau Total

    Gambar 2: LQ Produktivitas Palawija 2009-2012Kabupaten Nganjuk Dan Propinsi Jawa Timur

    Sumber: BPS Jatim 2013, diolah

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 117

    Tabel 2LQ Tanaman Palawija Kabupaten Nganjuk 2009-2012

    Komoditas LQ LQ LQ LQ2009 Karakter 2010 Karakter 2011 Karakter 2012 Karakter

    Jagung 1,3 Basic 1,38 Basic 1,5 Basic 1,75 BasicUbi Kayu 0,89 Non- Basic 0,79 Non-basic 0,97 Non-basic 1.08 BasicUbi jalar 0,9 Non-basic 1,05 Basic 0,75 Non-basic 0,72 Non-basicKacang tanah 2,34 Basic 0,28 Non-basic 2,24 Basic 2,14 BasicKedelai 0,97 Non-basic 1,06 Basic 1 Swasembada 1,4 BasicKacang hijau 0,77 Non-basic 0,70 Non-basic 0,84 Non-basic 1,31 BasicSumber: BPS Jatim 2013, diolah

    produktivitas secara kumulatif se propinsiJatim (lihat gambar 2).

    Sedangkan dari hasil penghitunganmelalui formula Location Quotient (LQ)pada enam komoditas unggulan diKabupaten Nganjuk jagung stabil menjadikomoditas basic, artinya tidak berubah-ubah. Sementara untuk komoditas lainterjadi fluktuasi karakter yang artinya nilaiLQ mengalami kenaikan dari batasan >1yang menjadi batasan karakter LQ, sepertiubi kayu, ubi jalar, kedelai, yang artinyamengalami kenaikan jumlah produktivitas.

    Sejumlah komoditas unggulan ituterdapat peningkatan produktivitas yangpotensial untuk dikembangkan adalahkacang hijau yang dilihat dari nilaikarakter mengalami kenaikan LQ 0,77(2009), LQ 0,70 (2010), LQ 0,84 (2011)dan menjadi karakter basik dengan nilaiLQ 1,31 pada tahun LQ 2012.

    Hal yang patut dicermati daripengidentifikasian karakter tersebut diatas,adalah komoditas kedelai, ternyata PemkabNganjuk mampu mempertahankanproduktivitasnya menjadi produk potensialuntuk dikembangkan dari hasilpenghitungan LQ berkarakter prospektifyakni swasembada (2009), naik menjadibasic (2010), turun status pada karakterswasembada (2011) dan terakhir kembalipada posisi basic pada tahun 2012. Artinyabahwa di wilayah Kabupaten Nganjuktidak pernah mengalami defisit kedelai.Petani setempat bisa memenuhi kebutuhanpasarnya sendiri bahkan kemudian mampumemberi kontribusi terhadap pasar di luardaerah pada tahun 2010 dan 2012.

    Komoditas kacang tanahmengalami kenaikan karakter dari non-basic (2009-2010) kemudian menempatiposisi basic pada tahun berikutnya (2011-2012). Trend positif ini bisa diartikanproduktivitas petani palawija mengalamikenaikan, dari kondisi kekurangan padatingkat kebutuhan pasar berubah menjadisurplus dan mampu memberi kontribusikepada pemenuhan kebutuhan pasar di luardaerah Kabupaten Nganjuk.

    IMPLIKASIMelihat hasil dari perhitungan LQ yangdilakukan peneliti dari enam komoditasyang diunggulkan Pemkab Nganjuk,bahwa jagung, kedelai, dan kacang tanahtergolong memiliki karakter basic. Artinyauntuk jenis komoditas tersebut, hasilnyabisa didistribusikan ke kota di luarkabupaten Nganjuk. Komoditas jagung,kedelai dan kacang tanah menjadi produkyang bisa diunggulkan masyarakatNganjuk.Sedangkan komoditas, Ubi Kayu dan UbiJalar, fluktuatif dari karakter basic dannon-basic yang artinya tidak tetap hasilnyabisa didistribusikan ke luar wilayahNganjuk, tapi hanya untuk memenuhikebutuhan masyarakat di Nganjuk sendiri.Tidak tergolong menjadi produk unggulanmasyarakat Nganjuk.Melalui hasil tersebut, penelitimenyarankan kepada Pemkab Nganjukdalam hal ini dinas terkait dalammenentukan kebijakan di sektor pertanianharus memprioritaskan jagung, ubi kayu,ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 118

    sehingga dapat menempatkan pada posisikarakter basic, artinya, produk unggulanitu bisa memenuhi kebutuhan pasar lokaldan kebutuhan pasar di luar daerahNganjuk,Pemkab Nganjuk melalui dinas terkaitperlu memberi perhatian ekstra terhadapkomoditas palawija jenis kedelai yangdalam perhitungan LQ menunjukkankarakter swasembada dan basic agarmengalami kenaikan pada tingkatproduktivitas tinggi, pasalnya, kedelaimenjadi persoalan nasional menginggatselalu terjadi defisit pasar yang memaksapemerintah pusat melakukan impor untukmencukupi kebutuhan masyarakat.

    DAFTAR PUSTAKAAlian, M. R., & Ciptomulyono, U. (2013).

    Penentuan Dan PengembanganKomoditas Unggulan KlasterAgroindustri Dalam Penguatan SistemInovasi Daerah Kabupaten Malang.

    Arsyad, Lincolin (1999) EkonomiPembangunan, STIE YKPN,Yogyakarta.

    Arifin, A. (2014). Analisis KeunggulanProduk Kerajinan Rambut di DesaKarang Banjar Kecamatan Bojongsari,Purbalingga, 2007 (PendekatanRevealedComparative Advantage(RCA) dan Sustainable CompetitiveAdvantage (SCA)). EKO-REGIONAL,3(1).

    Artati Khanisa, Fatma, 2012, AnalisisPendapatan Petani Tembakau Di DesaMenggoro Kecamatan TembarakKabupaten Temanggung. LaporanPenelitian. Tidak dipublikasikan

    Aziz, Abdul, dkk (2012), Analisis SektorUnggulan dan Perkembangan EkonomiKabupaten Lamongan, Jurnal Ekonomidan Studi Pembangunan, Vol. 4, No 2,November 2012

    Erika, Rita dkk, (2013), analisis sektor-sektor ekonom dalam rangkapengembangan kebijakanpembangunanekonomi kota kediri, Vol. 5, No 1,November 2013

    Daryanto, A. (2004). Keunggulan DayaSaing dan Teknik Identifikasi

    Komoditas Unggulan DalamMengembangkan Potensi EkonomiRegional. J Agrimedia, 9(2), 51-62.

    Gadang, Dimas , 2011, Analisis PerananSektor PertanianTerhadapPerekonomian Jawa Tengah(Pendekatan Analisis Input-Output),Undip Semarang, Laporan Penelitian

    Kuncoro, Mudrajad (2006), EkonomikaPembangunan, Teori, Masalah, danKebijakan, UPP STIM YKPN,Yogyakarta

    Anonim (2013) Kabupaten Nganjuk DalamAngka 2013, Badan Pusat StatistisKabupaten Nganjuk, Nganjuk.

    Manzaliati, Asfi, dkk, 2012, Telaah KritisPembiayaan Agribisnis Pada KontakTani, Jurnal Ekonomi dan StudiPembangunan, Vol. 4, No 2, November2012

    Mankiw, N. Gregory (2007),Makroekonomi, Teori Pengantar, PTErlangga, Surabaya

    Prihartono, W., & Suarna, N. (2012).Pemanfaatan Sistem InformasiGeografis Untuk MeningkatkanProduksi Palawija Pada Wilayah KerjaBalai Penyuluhan PertanianKecamatan Kedokanbunder KabupatenIndramayu. Jurnal Ict, 1(2).

    Prishardoyo, Bambang (2008), AnalisisTingkat Pertumbuhan dan PotensiEkonomi Terhadap Produk DomestikBruto (PDRB) Kabupaten Pati Tahun2000-2005, Jejak Volume 1, Nomor 1,September 2008.

    Anonim (2013) Propinsi Jawa Timurdalam Angka 2013, Badan PusatStatistik Jawa Timur, Surabaya

    Yulianta, Ana (2007) Analisis SektorUnggulan Dan PengeluaranPemerintah Di Kabupaten OganKomering Ilir, Jurnal EkonomiPembangunan, Hal. 70-85.

    Rosyidi, Suherman (2006), PengantarTeori Ekonomi, Pendekatan KepadaEkonomi Makro dan Mikro Ekonomi,PTRajawali Press, Jakarta.

    Triyanto, Citra Agung & Hardinto, Prih,2013, Analisis Produktivitas SektorPertanian Komoditi Tanaman PadiBerbasis Agribisnis Dalam Peningkatan

  • Jutnal Riset ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 2 Juli 2014 119

    Ekonomi. (Studi Kasus di Desa JatiTengah, Kecamatan Selopuro, KabupatenBlitar),Jurnal Ekonomi dan StudiPembangunan, Vol. 5, No 1,November 2013

    Gustiana,2013,http://ilmuandinformasi.blogspot.com/2013/06/teoripendapatan.html.LaporanKaryaIlmiah.Tidakdipublikasikan. download pada 16 Mei2014, Pukul 18.14 WIB.

    Republika Online (2014)http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/15/02/03/nj6zyh-sektorpertanian-buat-angka-pengangguran-thailand-terendah-di-

    dunia. Browsing pukul 12.28, Jumat,16Mei 2014.

    Sukirno, Sadono (2011), Makro Ekonomi,Teori Pengantar, PT Rajawali Press,Jakarta

    Sanusi, Anwar (2012), MetodologiPenelitian Bisnis, Salemba Empat,Jakarta

    Syahza, A. (2003). Paradigma BaruPemasaran Produk Pertanian BerbasisAgribisnis di Daerah Riau. JurnalEkonomi, 33-42.

    Todaro, Michael P., & Smith, Stephen C(2004), Pembangunan Ekonomi DiDunia Ketiga, PT Gelora AksaraPratama, Jakarta