jurnal mboh
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 jurnal mboh
1/45
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab tinjauan pustaka ini memaparkan teori dan konsep yang terkait
dengan masalah penelitian sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini. Teori dan
konsep yang terkait meliputi; Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di
Rumah Sakit, era!at dan elayanan "epera!atan, Beban "erja, enghitungan
"ebutuhan Tenaga "epera!atan, #emodialisa, $andasan Teori, dan "erangka
"onsep.
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Ruma Sa!i"
"onsep%konsep yang akan dibahas disini meliputi; Manajemen Sumber
Daya Manusia (SDM), Rumah Sakit, dan eren&anaan Sumber Daya Manusia
(SDM) Rumah Sakit.
2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM merupakan sebuah hasil keterpaduan antara daya pikir dengan 'isik
manusia yang mampu men&erminkan kualitas usaha dan usaha kerja dari
manusia tersebut dalam menghasilkan barang atau jasa tertentu (#asibuan,
*). Begitu pentingnya kualitas SDM terhadap suatu proses pembangunan,
Ramelan (+) menyatakan, bah!a SDM merupakan inti dari pembangunan itu
sendiri.
Manajemen SDM diartikan sebagai suatu proses yang dile!ati untuk
berbagai kon'lik dan permasalahan yang timbul dalam le-el karya!an, pega!ai,
buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya yang memiliki peranan dalam
-
8/18/2019 jurnal mboh
2/45
menentukan akti-itas dan produkti'itas kinerja organisasi atau perusahaan demi
ter&apainya tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut. "egiatan manajemen
ketenagaan di rumah sakit dimulai berurutan dan bersi'at holistik, dalam tahapan
penerimaan pega!ai, penempatan pega!ai, kompensasi kerja, pengembangan
mutu dan karier pega!ai sampai dengan putusnya hubungan kerja dengan rumah
sakit terkait. Ruang lingkup manajemen ketenagaan men&akup analisis masa kini
dan mendatang tentang prediksi kebutuhan tenaga, sistemasi rekruitmen dan
seleksi, penempatan kerja yang sesuai, promosi kenaikan jabatan dan jenjang
karir, dan separation/pensiun/pemutusan hubungan kerja, yang dalam
pelaksanaannya, idealnya dilakukan kegiatan appraisal dan strategi
pengembangan karir serta pendidikan dan pelatihan yang memadai dan
berkesinambungan (0ditama, *).
2.1.2. Ruma Sa!i"
1skandar (2), mengutip bah!a World Health Organization (3#4)
mendeksripsikan rumah sakit sebagai sebuah usaha yang memberikan layanan
penginapan dan medis dalam jangka pendek dan panjang, terdiri atas tindakan
obser-asi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitati' untuk orang yang menderita
sakit, terluka atau melahirkan. Dalam pelaksanaannya, rumah sakit juga
memberikan pelayanan dasar berobat jalan untuk pasien yang tidak
membutuhkan pelayanan ra!at inap. Rumah sakit ber'ungsi sebagai penyedia
pelayanan kesehatan yang holistik kepada masyarakat, baik kurati' maupun
rehabilitati' dengan menjangkau keluarga dan lingkungan, sekaligus sebagai
pusat untuk mengadakan latihan tenaga kesehatan serta melakukan penelitian
-
8/18/2019 jurnal mboh
3/45
(1lyas, ++). Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan se&ara paripurna yang
menyediakan pelayanan ra!at inap, ra!at jalan, dan ga!at darurat (ermenkes,
+5)
"lasi'ikasi rumah sakit berdasarkan eraturan Menteri "esehatan
Republik 1ndonesia 6omor 78 Tahun +5 tentang "lasi'ikasi dan eri9inan
Rumah Sakit, berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit
dikategorikan dalam Rumah Sakit :mum dan Rumah Sakit "husus. Rumah
Sakit :mum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit "husus adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan
lainnya. Rumah Sakit :mum dan Rumah Sakit "husus diklasi'ikasikan menjadi
+. Rumah Sakit :mum diklasi'ikasikan menjadi
a. Rumah Sakit :mum "elas 0
b. Rumah Sakit :mum "elas B
&. Rumah Sakit :mum "elas
-
8/18/2019 jurnal mboh
4/45
enetapan klasi'ikasi Rumah Sakit didasarkan pada; (+) pelayana, ()
sumber daya manusia, () peralatan, dan (5) bangunan dan prasarana.
2.1.# Peren$anaan Sumber Daya Manusia Ruma Sa!i"
Sebagai organisasi yang unik, organisasi pelayanan kesehatan memiliki
jenis peren&anaan yang sedikit berbeda dengan organisasi yang lain.
eren&anaan SDM rumah sakit merupakan sistem peren&anaan SDM yang juga
dilakukan berdasarkan tempat, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan
untuk memberikan pelayanan kesehatan (1lyas, ++).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diasumsikan pula bah!a
peren&anaan SDM rumah sakit harus berdasarkan 'ungsi (kompetensi kerja) dan
beban kerja agar dapat berjalan dengan baik karena kesesuaian SDM dengan
kompetensi dan beban kerja telah didapatkan. Terdapat 7 langkah yang perlu
dilakukan dalam meren&anakan kebutuhan SDM rumah sakit, yaitu (+) analisis
tenaga rumah sakit yang dimiliki saat ini dan bagaimana ke&ukupannya
berdasarkan prediksi di masa yang akan datang, () analisis persediaan rumah
sakit, () analisis kebutuhan tenaga kesehatan rumah sakit di masa yang akan
datang, (5) analisis kesenjangan tenaga yang dibutuhkan di masa mendatang
dengan persediaan yang dimiliki saat ini, dan (7) dokumen kebutuhan tenaga
rumah sakit yang men&akup jumlah, jenis, dan kompetensi yang dibutuhkan
berdasarkan periode !aktu tertentu (1lyas, ++). roses peren&anaan SDM
rumah sakit dapat dilihat dalam Skema .+.
7
-
8/18/2019 jurnal mboh
5/45
0nalisa situasi SDM
0nalisis persediaan SDM 0nalisis kebutuhan SDM
0nalisis kesenjangan
Dokumen ren&ana SDM
Skema .+ roses eren&anaan SDM Rumah Sakit
2.2 Pera%a" dan Pe&ayanan Ke'era%a"an
2.2.1 Pener"ian
elayanan kepera!atan merupakan proses kegiatan yang natural dan
berurutan yang dilakukan oleh pera!at dalam memberikan pelayanan kepada
pasien (Douglas, +25). :ndang%:ndang Republik 1ndonesia 6omor 2 Tahun
+5 tentang "epera!atan, era!at adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan tinggi kepera!atan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
oleh emerintah sesuai dengan ketentuan eraturan erundang%undangan.
elayanan kepera!atan adalah suatu bentuk pelayanan pro'esional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat kepera!atan ditujukan kepada indi-idu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik sehat maupun sakit.
8
-
8/18/2019 jurnal mboh
6/45
"epera!atan dapat disebut pro'esi karena memiliki ilmu tersendiri dan
berdasarkan ilmu tersebut pera!at melakukan praktik kepera!atan sebagai
sebuah bentuk pelayanan yang pro'esional. eran dan 'ungsi pera!at sebagai
pro'esi, khususnya di rumah sakit adalah memberikan pelayanan atau asuhan
kepera!atan dengan melalui berbagai proses atau tahapan yang harus dilakukan
baik se&ara langsung maupun tidak langsung kepada pasien yang dira!at beserta
keluarganya. Tahapan yang dilakukan tentunya berdasarkan standar yang diakui
oleh pemerintah maupun pro'esi pera!at sendiri. Rangkaian kegiatan ini disebut
proses kepera!atan (6ursalam, *).
2.2.2 Prses Ke'era%a"an
roses kepera!atan merupakan suatu metode proses berpikir yang
terorganisir untuk pembuatan keputusan klinik, peme&ahan masalah dan
memberikan pera!atan yang berkualitas, pera!atan klien se&ara indi-idual
(Doengoes, Moorhouse, = Burley, ). roses kepera!atan, yaitu pengakuan
masyarakat atau pro'esi lain tentang eksistensi pro'esi kepera!atan, partisipasi
pro'esi kepera!atan dalam pembangunan kesehatan dan &itra pro'esi
kepera!atan (6ursalam, *).
ooter dan erry (+*) proses kepera!atan merupakan suatu pemikiran,
pendekatan masalah dan kerangka kerja pera!at dalam menjalankan perannya
agar pera!at dapat memberikan pera!atan se&ara indi-idual kepada klien
dengan dorongan kreati'itas dan seni. "epera!atan dapat di&apai melalui
peren&anaan, tindakan atau implementasi, dan kee'ekti'an dari e-aluasi
kepera!atan.
*
-
8/18/2019 jurnal mboh
7/45
2.2.# Taa'an Da&am Prses Ke'era%a"an
Tahapan dalam proses kepera!atan, yaitu mulai dari melakukan
pengkajian, menetapkan mendiagnosa, meren&anakan tindakan yang akan
dilakukan terkait dengan penetapan diagnosa, melakukan implementasi dari apa
yang diren&anakan dan tahapan terakhir adalah melakukan e-aluasi terhadap
keempat tahapan yang sudah dilakukan sebelumnya apakah sudah sesuai dengan
yang ditetapkan.
Doengoes, Moorhouse, dan Burley () proses kepera!atan terdiri dari
7 (lima) tahapan, yaitu pengkajian, perumusan diagnosa, peren&anaan,
implementasi dan e-aluasi. 0dapun tahapan dalam melakukan asuhan
kepera!atan sebagai berikut
+. Tahap engkajian
engkajian merupakan tahap a!al dalam proses kepera!atan. engkajian
merupakan tahap utama untuk dapat melanjutkan ke tahap lanjut se&ara
tepat dan akurat. "eakuratan data menjadi kun&i ter&apainya tahap asuhan
kepera!atan selanjutnya. >ormat pengkajian berisikan data a!al pera!at
terhadap klien yang baru dira!at. engkajian dibuat berdasarkan hasil
!a!an&ara langsung pera!at dengan klien dan keluarga. Termasuk juga
hasil pemeriksaan 'isik head to toe. Bentuknya berupa check list atau
narasi. engkajian ini memberikan data dasar dalam menyusun ren&ana
asuhan kepera!atan dan hasil pengkajian merupakan murni data mentah,
bukan hasil analisa atau kesimpulan.
2
-
8/18/2019 jurnal mboh
8/45
. Tahap merumuskan diagnosa kepera!atan
Tahap kedua dari proses kepera!atan. Diagnosa kepera!atan merupakan
keputusan klinis mengenai indi-idu, keluarga atau masyarakat akibat dari
masalah%masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan
potensial.
. Tahap peren&anaan atau inter-ensi kepera!atan
Tahapan ini dibuat oleh ketua tim berdasarkan hasil analisa data pasien.
>ormat yang diisi dalam bentuk kolom. Ren&ana kepera!atan dibuat
menga&u pada standar ren&ana asuhan kepera!atan dan memuat diagnosa
kepera!atan, tujuan, kriteria hasil dan inter-ensi kepera!atan.
5. Tahapan implementasi kepera!atan
Tahapan pen&atatan tentang semua tindakan kepera!atan baik mandiri
maupun kolaborati'. Selain itu akti'itas lain yang dilakukan untuk dan atau
bersama klien. 1mplementasi ini dilakukan pera!at sesuai dengan ren&ana
tindakan yang telah dibuat.
7. Tahap e-aluasi
Tahap e-aluasi merupakan tahapan akhir dari proses kepera!atan. era!at
tidak hanya menulis tindakan yang dilakukan, tetapi saat menulis
implementasi pera!at melakukan e-aluasi. ?-aluasi ada dua yaitu
e-aluasi 'ormati', ini dilaksanakan untuk melihat dan menge-aluasi respon
pasien setelah pera!at melakukan tindakan. ?-aluasi sumati',
dilaksanakan setiap 5 jam sekali dan biasanya pelaksanaan di shift pagi
yang biasa disebut sebagai &atatan perkembangan.
-
8/18/2019 jurnal mboh
9/45
-
8/18/2019 jurnal mboh
10/45
menjalankan tugasnya, pera!at instalasi hemodialisa memiliki asuhan
kepera!atan, yaitu (+) anamnesa, yaitu berupa biodata pasien dan penanggung
ja!ab pasien, ri!ayat kepera!atan berupa keluhan utama, ri!ayat penyakit
sekarang dan sebelumnya serta ri!ayat penyakit keluarga, () pemeriksaan 'isik
berupa akti'itas/'rekuensi istirahat, sirkulasi, eliminasi, nutrisi/&airan,
neurosensori, nyeri/rasa nyaman, respirasi, keamanan, seksual dan pemeriksaan
'isik head to foot , () pengkajian psikososio spiritual yang men&akup integritas,
interaksi sosial dan tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit dan
penatalaksanaannya, (5) pengkajian hasil diagnostik (#aryati, +).
Departemen "esehatan (2) menetapkan standar jumlah pera!at unit
hemodialisa untuk 5 mesin hemodialisa minimal pera!at mahir (mengikuti
pelatihan hemodialisa dan memiliki serti'ikat pelatihan). Standar !aktu
pelaksanaan hemodialisa untuk tiap pasien adalah 7%8 jam, di mana akti'asi
mesin hemodialisa sebelum di pakai menit, proses hemodialisa 5,7%7 jam, dan
sterilisasi mesin hemodialisa setelah digunakan selama menit.
2.# Beban Kerja
2.#.1 Pener"ian Beban Kerja
Menurut Munandar (+), beban kerja adalah suatu kondisi dari
pekerjaan dengan uraian tugasnya yang harus diselesaikan pada batas !aktu
tertentu. Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu
jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan
!aktu. Setiap pekerja dapat bekerja se&ara sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya
5+
-
8/18/2019 jurnal mboh
11/45
penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar,
sehingga diperoleh produkti-itas kerja yang optimal (:: "esehatan 6o 8
Tahun ).
Menurut 1r!andy (*), beban kerja adalah 'rekuensi kegiatan rata%rata
dari masing%masing pekerjaan dalam jangka !aktu tertentu. Beban kerja
meliputi beban kerja 'isik maupun mental. 0kibat beban kerja yang terlalu berat
atau kemampuan 'isik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pera!at
menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Beban kerja berkaitan erat
dengan produkti'itas tenaga kesehatan, di mana 7,@ !aktu yang benar%benar
produkti' yang digunakan untuk pelayanan kesehatan langsung dan sisanya
,@ digunakan untuk kegiatan penunjang.
2.#.2 Beban Kerja Pera%a"
Beban kerja pera!at adalah seluruh kegiatan atau akti'itas yang
dilakukan oleh seorang pera!at selama bertugas disuatu unit pelayanan
kepera!atan (MarAuish = MarAuish, ). Beban kerja (workload) biasanya
diartikan sebagai patient days yang merujuk pada sejumlah prosedur,
pemeriksaan, kunjungan (visite) pada pasien, injeksi dan sebagainya. engertian
beban kerja se&ara umum adalah upaya merin&i komponen dan target -olume
pekerjaan dalam satuan !aktu dan satuan hasil tertentu ("urniadi, +).
Beberapa pengertian di atas dapat digarisba!ahi bah!a beban kerja
pera!at pelaksana di ruang ra!at merupakan bagian yang sangat penting untuk
diketahui oleh pimpinan atau manajemen sebagai sebuah organisasi dalam hal ini
rumah sakit, paling tidak diketahui oleh manajer kepera!atan dan kepala
5
-
8/18/2019 jurnal mboh
12/45
ruangan, ini berkaitan erat dengan pelayanan yang diberikan oleh pera!at di
ruang ra!at sebagai sebuah asuhan agar lebih optimal dan berdampak pada mutu
pelayanan rumah sakit lebih baik.
Rumah sakit sebagai organisasi yang memiliki ketenagaan pera!at
terbanyak, dalam mengelola sumber daya yang ada baik itu manusia, !aktu
maupun materi senantiasa dituntut untuk e'isien dan e'ekti'. $ayanan
kepera!atan dapat diberikan se&ara optimal, manakala ada keseimbangan antara
beberapa aspek seperti kesesuaian antara beban kerja, jumlah pasien, dan jumlah
tenaga dalam hal ini pera!at yang dalam memberikan asuhan/pelayanan. Beban
kerja yang harus dikerjakan oleh pera!at, dipengaruhi oleh sarana dan jumlah
tenaga yang tersedia. Beban kerja dalam kepera!atan yang dimaksud adalah
sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh pera!at terhadap pasien dalam !aktu
dan satuan hasil. illies (+5), menyatakan beban kerja dapat diperkirakan
dengan melihat beberapa komponen antara lain
+. Cumlah pasien yang dira!at
elayanan di rumah sakit dapat terjadi oleh karena adanya pengguna jasa
atau pasien. Cumlah sumber daya manusia yang terlibat dalam pelayanan di
sebuah rumah sakit, ditentukan juga oleh jumlah pasien yang datang sebagai
pengguna. Sehingga perhitungan kebutuhan tenaga yang akan diperlukan,
senantiasa berdasarkan jumlah pasien. Tenaga kepera!atan merupakan
sumber daya manusia terbanyak yang berada di rumah sakit terlebih di
ruang ra!at inap, dan jumlah pasien yang dira!at dihitung berdasarkan Bed
Ocuppation Rate (B4R) baik dihitung harian, bulanan bahkan tahunan.
5
-
8/18/2019 jurnal mboh
13/45
erhitungan ini dapat dilakukan di masing%masing ruangan dan ada juga
perhitungan se&ara keseluruhan rumah sakit itu sendiri. 1lyas (+)
menunjukkan bah!a untuk melayani pasien dan berapa lama !aktu untuk
menyelesaikan tugas dapat diketahui berdasarkan banyaknya jumlah pasien.
Cumlah ini akan menentukan besarnya beban kerja pera!at. Beban kerja
tersebut dapat dihitung yaitu !aktu kumulati' perhari yang dibutuhkan
pera!at untuk sejumlah pelayanan.
. Tingkat ketergantungan pasien
"etergantungan pasien dapat mempengaruhi beban kerja pera!at. ?d!aston
dalam illies (+5) pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan
kepera!atan klinis dapat diobser-asi oleh pera!at. Sistem ketergantungan
pasien ini dikelompokkan sesuai dengan tingkat ketergantungannya pada
pera!at atau lama !aktu dan kemampuan yang dibutuhkan dalam memberikan
asuhan kepera!atan sesuai kebutuhan pasien. Tujuan pengelompokan ini
dijadikan sebagai in'ormasi perkiraan beban kerja pera!at. "lasi'ikasi
ketergantungan pasien dapat dilihat melalui obser-asi terhadap pasien melalui
pemenuhan kebutuhan%kebutuhan dalam periode !aktu tertentu selama
pera!atan, seperti makan, minum, kebersihan diri, eliminasi, akti'itas,
perilaku, terapi dan pendidikan kesehatan. Tingkat ketergantungan ini akan
mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
kepera!atan yang dilakukan pasien ($u!is =
-
8/18/2019 jurnal mboh
14/45
kegiatan makan, minum dilakukan sendiri atau dengan sedikit bantuan,
merapikan diri dilakukan sendiri dan kebutuhan eliminasi ke kamar mandi serta
mengatur kenyamanan posisi tubuh dapat dilakukan sendiri, () keadaan umum
baik, masuk rumah sakit untuk check up atau bedah minor, () kebutuhan
pendidikan kesehatan dan dukungan emosi membutuhkan penjelasan untuk
tiap prosedur tindakan, membutuhkan penjelasan persiapan pulang, emosi
stabil, (5) pengobatan dan tindakan tidak ada atau hanya tindakan dan
pengobatan sederhana.
"ategori 11 (pera!atan minimal), yaitu (+) kegiatan sehari%hari, persiapan
makan dan minum dibantu oleh pera!at, masih dapat makan dan minum
sendiri, merapikan diri perlu sedikit bantuan, perlu dibantu ke kamar
mandi/menggunakan urinal, kenyamanan posisi tubuh dapat melakukan sendiri
dengan sedikit bantuan, () keadaan umum tampak sakit ringan, perlu obser-asi
tanda -ital, () kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi perlu +%
+7 menit per shift , sedikit bingung atau agitasi, tapi dapat terkendali dengan
obat, (5) pengobatan dan tindakan perlu % menit per shift , sering e-aluasi
e'ekti'itas pengobatan dan tindakan, perlu obser-asi status tiap jam.
"ategori 111 (pera!atan moderat), yaitu (+) akti'itas makan dan minum
disuapi, masih dapat mengunyah dan menelan makanan, tidak dapat
merapihkan diri sendiri, eliminasi di pispot dan urinal, sering ngompol,
kenyamanan posisi tubuh tergantung pada pera!at, () keadaan umum gejala
akut dapat hilang timbul, perlu obser-asi 'isik dan emosi tiap %5 jam. asien
terpasang in'us, dimonitor setiap + jam, () kebutuhan pendidikan kesehatan
dan dukungan emosi perlu +% menit tiap shift , gelisah, menolak bantuan,
57
-
8/18/2019 jurnal mboh
15/45
&ukup dikendalikan dengan obat, (5) pengobatan dan tindakan perlu %8
menit per shift , perlu sering dia!asi terhadap e'ek samping pengobatan dan
tindakan, perlu obser-asi status mental tiap satu jam.
"ategori 1 (pera!atan ekstensi'/semi total), yaitu (+) kegiatan makan,
minum tidak bisa mengunyah dan menelan makanan, perlu per sonde,
merapihkan diri perlu dibantu semua, dimandikan, pera!atan rambut dan
kebersihan gigi dan mulut harus dibantu, eliminasi sering ngompol lebih dari
dua kali per shift , kenyamanan posisi perlu dibantu oleh dua orang, () keadaan
umum tampak sakit berat, dapat kehilangan &airan atau darah, gangguan sistem
pernapasan akut, perlu sering dipantau, () kebutuhan pendidikan kesehatan
dan dukungan emosi perlu lebih dari menit per shift , keadaan pasien
gelisah, agitasi tidak terkendali dengan obat, (5) pengobatan dan tindakan
perlu lebih dari 8 menit per shift , perlu obser-asi status mental tiap kurang
dari satu jam.
"ategori (pera!atan intensi'/total), dimana pasien yang termasuk
kategori ini memerlukan tindakan dan penga!asan intensi' atau terus
menerus dan diperlukan satu pera!at untuk satu pasien. Semua kebutuhan
pasien diurus/dibantu pera!at.
. Cenis tindakan kepera!atan
ekerjaan yang sangat ber-ariasi yang harus dilaksanakan oleh pera!at
pelaksana di ruang ra!at, sehingga beban kerja dipisahkan menurut jenis
kegiatan. emberian pelayanan kepera!atan, menurut Situmorang (+5,
dalam "urniadi, +) akti'itas kepera!atan dibagi tiga jenis bentuk kegiatan
yaitu
58
-
8/18/2019 jurnal mboh
16/45
a. "egiatan pera!atan langsung (direct care), yaitu akti'itas pera!atan yang
di'okuskan langsung/dirasakan langsung oleh pasien dan keluarganya.
"ebutuhan ini meliputi komunikasi, pemberian obat, pemberian makan dan
minum, kebersihan diri, serah terima pasien dan prosedur tindakan, seperti
mengukur tanda%tanda -ital, mera!at luka, persiapan operasi, melaksanakan
obser-asi, memasang dan obser-asi in'us dan memberikan dan mengontrol
pemasangan oksigen.
b. "egiatan pera!atan tidak langsung (indirect care) merupakan kegiatan
kepera!atan tidak langsung dirasakan oleh pasien atau sebagai pelengkap
tindakan kepera!atan langsung. "egiatan yang dimaksud antara lain
dokumentasi tindakan kepera!atan atau hasil pemeriksaan, diskusi pre/post
confrence, -isite dokter/tenaga kesehatan lain, konsultasi/koordinasi dengan
bagian lain, bantuan persiapan dan pengambilan/pengantaran alat dan bahan
pemeriksaan, administrasi pasien, menyiapkan obat%obatan, menyiapkan
alat, kegiatan pengembangan kepera!atan misalnya memba&a buku
kepera!atan, diskusi antar sesama pera!at atau dengan atasan maupun tim
kesehatan lain terhadap perkembangan dan kondisi pasien, kegiatan
pengembangan organisasi rumah sakit seperti pertemuan dengan pimpinan
rumah sakit.
&. "egiatan non kepera!atan merupakan semua kegiatan untuk keperluan
pribadi pera!at atau tidak ada hubungannya dengan pasien. "egiatan ini
berorientasi kegiatan non produkti' antara lain istirahat, menonton tele-isi,
tidur, menerima dan menelpon untuk urasan pribadi, memba&a koran dan
majalah, menerima tamu pribadi, datang terlambat dan pulang lebih &epat
5*
-
8/18/2019 jurnal mboh
17/45
dari !aktu jam kerja selesai. Serta kegiatan pribadi, terkait akti'itas sehari%
hari, misalnya makan, minum, ke kamar mandi, ganti pakaian, dan
sembayang.
5. Rata%rata !aktu untuk melaksanakan tindakan kepera!atan
$amanya hari pera!atan dan masing%masing tindakan kepera!atan akan
mempengaruhi beban kerja pera!at. Semakin lama seorang pasien di ra!at,
maka akan semakin banyak diperlukan tindakan kepera!atan dan akan
berdampak pada peningkatan beban kerja pera!at. Tindakan kepera!atan yang
akan dilakukan memerlukan lama !aktu yang ber-ariasi atau berbeda antara
masing%masing pasien tergantung kondisi dari pasien itu sendiri.
-
8/18/2019 jurnal mboh
18/45
b. Beban terlalu sedikit kuantitati'
Beban kerja terlalu sedikit kuantitati' juga dapat mempengaruhi
kesejahteraan psikologis seseorang. ada pekerjaan yang sederhana, di
mana banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa
monoton. "ebosanan dalam kerja rutin sehari%hari, sebagai hasil dari
terlampau sedikitnya tugas yang harus dilakukan, dapat menghasilkan
berkurangnya perhatian. #al ini, se&ara potensial membahayakan jika
tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat dalam keadaan darurat.
&. Beban berlebih kualitati'
"emajuan teknologi mengakibatkan sebagian besar pekerjaan yang selama
ini dikerjakan se&ara manual oleh manusia/tenaga kerja diambil alih oleh
mesin%mesin atau robot, sehingga pekerjaan manusia beralih titik beratnya
pada pekerjaan otak. ekerjaan makin menjadi majemuk sehingga
mengakibatkan adanya beban berlebih kualitati'. "emajemukan pekerjaan
yang harus dilakukan seorang tenaga kerja dapat dengan mudah
berkembang menjadi beban berlebih kualitati' jika kemajemukannya
memerlukan kemampuan teknikal dan intelektual yang lebih tinggi daripada
yang dimiliki.
d. Beban terlalu sedikit kualitati'
Beban terlalu sedikit kualitati' merupakan keadaan di mana tenaga kerja
tidak diberi peluang untuk menggunakan ketrampilan yang diperolehnya,
atau untuk mengembangkan ke&akapan potensialnya se&ara penuh. Beban
terlalu sedikit disebabkan kurang adanya rangsangan akan mengarah ke
5
-
8/18/2019 jurnal mboh
19/45
semangat dan moti-asi yang rendah untuk kerja. Tenaga kerja akan merasa
tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat dan ketrampilannya.
2.#.* -a!"r,a!"r yan Mem'enarui Beban Kerja
Manuaba () menyatakan bah!a beban kerja dipengaruhi 'aktor%
'aktor sebagai berikut
a. >aktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti;
(+) Tugas%tugas yang dilakukan yang bersi'at 'isik seperti tata ruang, tempat
kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas%
tugas yang bersikap mental seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan
pekerjaan, tanggung ja!ab pekerjaan, () 4rganisasi kerja seperti lamanya
!aktu kerja, !aktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan,
model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan !e!enang, () $ingkungan
kerja adalah lingkungan kerja 'isik, lingkungan kimia!i, lingkungan kerja
biologis dan lingkungann kerja psikologis. "etiga aspek ini sering disebut
sebagai stressor .
b. >aktor internal, yaitu 'aktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat
dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat
ringannya strain dapat dinilai baik se&ara obyekti' maupun subyekti'. >aktor
internal meliputi 'aktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status
gi9i, kondisi kesehatan), 'aktor psikis (moti-asi, persepsi, keper&ayaan,
keinginan dan kepuasan).
7
-
8/18/2019 jurnal mboh
20/45
2.#./ Dam'a! Beban Kerja
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik
'isik atau mental dan reaksi%reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan
pen&ernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit
di mana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan
kebosanan, rasa monoton. "ebosanan dalam kerja rutin sehari%hari karena tugas
atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada
pekerjaan sehingga se&ara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang
berlebihan atau rendah dapat menimbulkan stress kerja (Manuaba, ).
2.#.0 Peni&aian Beban Kerja
Menurut eraturan Menteri endayagunaan 0paratur 6egara (2),
pengukuran beban kerja adalah teknik mendapatkan in'ormasi tentang e'isiensi
dan e'ekti-itas kerja unit organisasi atau pemegang jabatan yang dilakukan
se&ara sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan atau teknik
analisis beban kerja. 0nalisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan
jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam
!aktu tertentu.
0nalisis beban kerja dimaksudkan untuk meneliti, menge-aluasi dan
mengkaji pelaksanaan kerja, proses kerja maupun hasil kerja serta menentukan
kebutuhan pega!ai untuk suatu unit organisasi yang telah berjalan selama ini
dengan tujuan
+. Mengidenti'ikasi sejauh mana e'isiensi dan e'ekti'itas keberadaan standar
dan parameter beban kerja, karena tolok ukur tersebut akan
7+
-
8/18/2019 jurnal mboh
21/45
menggambarkan prinsip rasional, e'ekti', e'isien, realistik dan
operasional se&ara nyata. Target kegiatan di masa akan datang.
. Memperoleh gambaran mengenai kondisi riil pega!ai baik kuantitati'
maupun kualitati' dan kompetensinya pada suatu unit kerja sebagai bahan
kajian perumusan 'ormasi dan rasio kebutuhan pega!ai untuk keperluan
pra penataan kelembagaan.
. Memperjelas dan mempertegas penyusunan 'ormat kelembagaan yang
akan dibentuk se&ara lebih proporsional maupun tata hubungan sistem
yang ingin dibangun dan ter&apai kesesuaian antara ke!enangan dan
tujuan organisasi dengan besaran organisasinya.
5. Cumlah pasien yang ditangani dibandingkan dengan jumlah tenaga
pera!at yang ada (bertugas).
7. ekerjaan lain di luar tugas pokok dan 'ungsi pera!at yang dilakukan
pera!at selama bekerja, seperti membersihkan ruangan dan peralatan,
menda'tarkan pasien ke ruangan dan lain%lain.
2.#. Penu!uran Kerja
engukuran kerja adalah metode yang digunakan untuk menetapkan
!aktu yang dibutuhkan bagi pekerja yang telah memenuhi syarat atas
kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dalam
tingkat prestasi yang ditetapkan. 0dapun !aktu yang digunakan dalam
pengukuran kerja antara lain ( nternational !a"our Office, +2 dalam 1ndriana,
).
7
-
8/18/2019 jurnal mboh
22/45
+. 3aktu standar
3aktu standar dide'inisikan sebagai jumlah !aktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan prestasi standar, yaitu isi
kerja, kelonggaran (misalnya keterlambatan) dan !aktu kosong yang mungkin
saja terjadi selama proses pengerjaan ( nternational !a"our Office, +2 dalam
1ndriana, ). Dalam ketentuan yang diatur Departemen Tenaga "erja (),
:ndang%undang 6o. + tahun tentang Tenaga "erja (terutama dalam pasal
**), hari kerja yang dibebankan pekerja dengan memiliki jam kerja * jam dalam
sehari dan 5 jam dalam seminggu adalah 8 hari kerja, sedangkan bagi pekerja
yang dengan jam kerja 2 jam dalam sehari dan 5 jam dalam seminggu adalah 7
hari kerja.
. 3aktu rodukti'
3aktu produkti' merupakan !aktu yang dialokasikan untuk tenaga
manusia (termasuk juga tenaga kesehatan) untuk menjalankan 'ungsinya dalam
organisasi untuk bisa membantu pen&apaian tujuan organisasinya (09har, 2).
erbandingan antara !aktu produkti' dan !aktu tidak produkti' dalam satu hari
kerja adalah 2@ @ karena tidak mungkin tenaga manusia mampu bekerja
+@ (1lyas, ++). Menurut nternational !a"our Office (1$4) dalam 1ndriana
(), disebutkan bah!a ruang lingkup !aktu produkti' dan tidak produkti'
adalah sebagai berikut
a. 3aktu produkti' terbagi menjadi , yaitu (+) !aktu kerja dasar, yaitu
!aktu kerja minimal yang dibutuhkan untuk bisa menghasilkan/
melakukan suatu kegiatan/produk jasa, dan () !aktu kerja tambahan,
7
-
8/18/2019 jurnal mboh
23/45
yaitu !aktu kerja yang melebihi !aktu kerja dasar yang timbul akibat
kinerja yang tidak e'isien, kelemahan metode yang digunakan dan
masalah%masalah operasional lainnya.
b. 3aktu tidak produkti', merupakan !aktu yang terbuang sia%sia dan
menganggu jalannya kegiatan dalam suatu organisasi sehingga tingkat
produkti-itas akan menurun. #al ini bisa disebabkan oleh (+) kegagalan
pihak manajemen dalam meren&anakan dan meproyeksikan kegiatan, dan
() tenaga manusia yang lalai dan meninggalkan pekerjaannya tanpa
alasan yang jelas (terlambat/bolos/malas).
2.#. Peni"unan Beban Kerja
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban
kerja pera!at antara lain (+) jumlah pasien yang dira!at setiap hari/bulan/tahun
di unit tersebut, () kondisi atau tingkat ketergantungan pasien, () rata%rata hari
pera!atan, (5) pengukuran kepera!atan langsung, pera!atan tidak langsung,
dan pendidikan kesehatan, (7) 'rekuensi tindakan pera!atan yang dibutuhkan
pasien, dan (8) rata%rata !aktu pera!atan langsung, pera!atan tidak langsung,
dan pendidikan kesehatan (6ursalam, +5).
0da tiga &ara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja
se&ara personel, yaitu ("urniadi, +; 6ursalam, +5)
2.3.8.1 Work Sampling
Work sa#pling merupakan suatu metode hitung beban kerja yang
digunakan untuk menghitung besarnya beban kerja yang didapatkan dalam suatu
unit, bidang atau instalasi tertentu. Menurut 1lyas (5 dalam "urniadi, +)
75
-
8/18/2019 jurnal mboh
24/45
metode work sa#pling akan mengetahui (+) jenis akti'itas yang dilakukan
pera!at selama jam kerja, () kaitan akti'itas tenaga kesehatan berkaitan dengan
'ungsi dan tugasnya dalam !aktu jam kerja, () proporsi !aktu kerja yang
digunakan untuk melakukan kegiatan produkti' dan tidak produkti', (5) pola
beban kerja personel dikaitkan dengan !aktu dan schedule jam kerja. Metode
menghitung dengan menggunakan metode work sa#pling dalam pelaksanaannya
berdasarkan pada kegiatan yang menjadi standar yang telah ditetapkan, misalnya
pada penghitungan beban kerja pera!at, maka pengamatan diakukan pada
akti'itas atau kegiatan asuhan kepera!atan yang dilakukan pera!at dalam
menjalankan tugasnya sehari%hari di ruang kerjanya (6ursalam, +5).
1lyas (++) menyatakan, tahapan yang harus dilakukan dalam
menggunakan metode work sa#pling antara lain (+) menentukan jenis personel
se&ara spesi'ik yang akan diteliti, misalnya pera!at di instalasi hemodialisa
rumah sakit, () melakukan pemilihan sampel untuk memudahkan pengamatan,
() membuat 'ormulir da'tar kegiatan pera!at yang telah diklasi'ikasikan
sebagai kegiatan produkti' dan tidak produkti' atau kegiatan langsung dan tidak
langsung (tergantung kepada maksud penelitian), (5) melatih pengamat untuk
bisa melakukan pengamatan kerja menggunakan work sa#pling , dan (7)
menyesuaikan inter-al !aktu pengamatan. Semakin tinggi tingkat mobilitas
pekerjaan yang diamati, maka akan semakin singkat !aktu pengamatan
(biasanya inter-al %+7 menit, tergantung pada karakteristik pekerjaan).
-
8/18/2019 jurnal mboh
25/45
Tabel .+ >ormat 4bser-asi "egiatan "epera!atan
(Work $a#pling )
eneliti
Ruangan
Tanggal
Dinas agi/Dinas Sore/Dinas MalamE
Cenis "egiatan "epera!atan
6o ukul $angsung Tidak 6on
langsung kepera!atan
+. *.
. *.7
*.+
dstSumber 1lyas (5, dalam "urniadi, +)
$angkah%langkah yang bisa dilakukan pada metode work sa#pling
dengan menggunakan 'ormat diatas adalah (+) mempersiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan untuk obser-er, () setiap obser-er mengamati 7 pera!at di
satu ruangan, () memulai pelaksanaan kegiatan pada pukul *. 31B, (5)
inter-al !aktu yang ditetapkan adalah tiap 7 menit, (7) bentuk pengamatan
"ode
Responden
0
B
-
8/18/2019 jurnal mboh
26/45
adalah; pada menit pertama obser-er mengamati kegiatan pera!at 0, pada lima
menit kedua obser-er mengamati kegiatan pera!at B, pada lima menit ketiga
obser-er mengamati kegiatan pera!at
-
8/18/2019 jurnal mboh
27/45
dengan !aktu pengamatan selama !aktu kerja (6ursalam, +5).
-
8/18/2019 jurnal mboh
28/45
diterjemahkan oleh Sutalaksana et al. (+*) sebagai teknik tata &ara kerja yaitu
teknik%teknik dan prinsip%prinsip untuk mendapatkan ran&angan terbaik dari
sistem kerja. Sistem kerja dide'inisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari
unsur%unsur manusia, bahan, perlengkapan dan peralatan, metode kerja dan
lingkungan kerja untuk suatu tujuan tertentu. er'ormansi suatu sitem kerja dapat
diukur dengan menggunakan beberapa kriteria diantaranya yaitu !aktu, tenaga,
psikologis dan sosiologis (Sutalaksana et al., +*). Dengan demikian, suatu
sistem kerja dinilai baik jika sistem tersebut memungkinkan !aktu penyelesaian
yang singkat, tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikannya sangat minim
dengan akibat psikologis dan sosiologis yang juga minim.
engetahuan yang diperlukan untuk melakukan pengaturan terhadap
pekerja, bahan, peralatan serta lingkungan kerja dipelajari melalui apa yang
dinamakan ergonomi, studi gerakan dan ergonomi gerakan (Sutalaksana et al.,
+*). Studi !aktu dan gerakan merupakan studi sistematis mengenai sistem
kerja dengan tujuan (Barnes, +2)
+. Mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik, biasanya dengan
biaya yang lebih murah.
. Standarisasi sistem dan metode.
. Menentukan !aktu standar.
5. Membantu melatih pekerja menerapkan metode yang lebih baik.
Metode ti#e and #otion study digunakan untuk menentukan jumlah
!aktu yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, 'ungsi kerja atau mekanisme
proses. Metode ti#e and #otion study telah diterapkan se&ara luas untuk
72
-
8/18/2019 jurnal mboh
29/45
mengukur pola kerja dalam pengaturan pelayanan kepera!atan di berbagai
'asilitas kesehatan (?rna!ati, 6ursalam, = Djuari, ++; #endri&h,
-
8/18/2019 jurnal mboh
30/45
mampu me!akili kualitas pera!at, () membuat 'ormulir da'tar kegiatan
pera!at yang dilakukan oleh setiap personel, () da'tar kegiatan tersebut
kemudian diklasi'ikasikan seberapa banyak personel yang melakukan kegiatan
tersebut se&ara baik dan rutin selama dilakukan pengamatan, (5) membuat
klasi'ikasi atas kegiatan yang dilakukan tersebut menjadi kegiatan produkti' dan
non produkti', dan (7) menghitung !aktu objekti' yang diperlukan oleh personel
dalam melakukan kegiatan%kegiatan yang dilakukan (6ursalam, +5).
"ekurangan dari metode ini adalah sampel mengetahui bah!a
kegiatannya sedang diamati sehingga &enderung untuk meningkatkan
per'ormanya (bias). Bias tersebut diantisipasi dengan semakin lama !aktu
pengamatan, maka akan semakin baik untuk menghindari bias (1lyas, ++).
enelitian dengan menggunakan metode ini dapat digunakan untuk melakukan
e-aluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang berserti'ikat atau
bisa juga digunakan untuk menge-aluasi pelaksanaan suatu metode yang
ditetapkan se&ara baku oleh suatu instansi seperti rumah sakit ("urniadi, +;
6ursalam, +5).
%i#e and #otion study biasanya dilakukan untuk kegiatan%kegiatan yang
belum jelas kualitas tahapannya sebagai penilaian holistik. Selain itu, metode ini
baik digunakan untuk kegiatan dengan tahapan kerja yang &enderung memiliki
homogenitas (1lyas, ++). Menurut 6ursalam (+5), dari metode ti#e and
#otion study akan menghasilkan output sebagai berikut (+) deskripsi kegiatan
menurut jenis dan alokasi !aktu untuk masing%masing pekerjaan baik bersi'at
medis, pera!atan maupun administrati', () pola kegiatan yang berkaitan dengan
8
-
8/18/2019 jurnal mboh
31/45
!aktu kerja, kategori tenaga atau karakteristik demogra'is dan sosial, ()
kesesuaian beban kerja dengan -ariabel lain sesuai dengan kebutuhan penelitian,
beban kerja dapat dihubungkan dengan jenis tenaga, umur, pendidikan, jenis
kelamin, atau -ariabel lain, (5) kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi
perhatian karena akan menentukan kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki
oleh personel yang diamati. Berikut adalah tabel yang menggambarkan
perbedaan antara work sa#pling dengan ti#e and #otion study (Tabel .).
Tabel . erbedaan work sa#pling dengan ti#e and #otion study
6o Work $a#pling %i#e and (otion $tudy+ "ualitas kerja tidak dapat dinilai "ualitas kerja dapat dinilai( $ebih sederhana dan murah $ebih sulit dan mahal Cumlah sampel lebih banyak Cumlah sampel lebih sedikit5 engamatan dilakukan pada engamatan dilakukan sepanjang
"egiatan 3aktu
2.3.8.3 Daily Log
aily log atau pen&atatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana
dari work sa#pling , karena memberikan kesempatan kepada sampel untuk
menuliskan sendiri kegiatan dan !aktu yang dihabiskan dalam melakukan
pekerjaannya. Metode ini sangat bergantung kepada kerja sama dan kejujuran
personel yang diamati. Sebagai tahapan, peneliti membuat terlebih dahulu
pedoman dan 'ormulir isian yang dapat dipelajari sendiri oleh in'orman.
enjelasan dasar mengenai &ara pengisian 'ormulir harus dilakukan oleh peneliti
terlebih dahulu sebelum subjek personel yang diteliti dibolehkan untuk mulai
mengisinya sendiri (1lyas, ++; 1ndriana, ).
enelitian ini mengutamakan kegiatan, !aktu, dan lamanya kegiatan,
sedangkan in'ormasi personel tetap menjadi rahasia dan tidak akan di&antumkan
8+
-
8/18/2019 jurnal mboh
32/45
pada laporan penelitian. Menuliskan se&ara rin&i kegiatan dan !aktu yang
diperlukan merupakan kun&i keberhasilan dari pengamatan daily log . Data yang
telah didapatkan dari para sampel kemudian diolah untuk menghasilkan analisa
mengenai beban kerja tertinggi dan jenis pekerjaan yang membutuhkan !aktu
terbanyak (6ursalam, +5).
2.* Me"de Peni"unan Kebu"uan Tenaa Ke'era%a"an
eraturan Menteri "esehatan 6o. 78 Tahun +5, jumlah kebutuhan
tenaga kepera!atan dihitung dengan perbandingan pera!at dengan tempat tidur,
dimana pada Rumah Sakit :mum "elas 0 dan B dibutuhkan + (satu) pera!at
untuk + (satu) tempat tidur, sedangkan Rumah Sakit :mum "elas < dan D
dibutuhkan (dua) pera!at untuk (tiga) tempat tidur.
enghitungan kebutuhan tenaga kepera!atan berdasarkan beban kerja di
ruang pera!atan dilakukan dengan metode 31S6 &Workload ndicators of
$taffing *eed) (6ursalam, +5). 0nalisis kebutuhan tenaga berdasarkan beban
kerja (31S6) adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga
kerja di suatu tempat kerja berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi
akan lebih mudah dan rasional. "elebihan metode ini mudah dioperasikan,
mudah digunakan, se&ara teknis mudah diterapkan, komprehensi' dan realistis
(Depkes, 5).
ada akhir +%an, World Health Organization (3#4)
mengembangkan Workload ndicators for $taffing *eed (31S6) yaitu suatu
prinsip peren&anaan lama yang digunakan dalam bisnis dan industri untuk
diterapkan pada sektor kesehatan (andey, +; 3#4, +). 31S6
8
-
8/18/2019 jurnal mboh
33/45
dipopulerkan oleh 3#4 setelah dilakukan pra uji di sejumlah negara termasuk
"enya, Tan9ania, apua 6ugini, Sri $anka dan Turki (Mussau, +).
Metode 31S6 telah digunakan dalam beberapa &ara yang berbeda dan di
berbagai negara (Musau, et al., 2; Shi-am, et al., +5; 3#4, +). Setiap
'asilitas kesehatan termasuk ra!at inap, operasi bedah, rujukan, ra!at jalan,
berbagai jenis klinik, pendidikan kesehatan, dan kunjungan rumah, memiliki
pola beban kerja yang berbeda (andey, +).
Metode penghitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (31S6)
adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan pada beban
pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM pada tiap unit kerja
di suatu tempat kerja. erhitungan kebutuhan SDM berdasarkan 31S6 ini
meliputi lima langkah, yaitu sebagai berikut (6ursalam, +5)
+. Menetapkan !aktu kerja tersedia
3aktu kerja tersedia ditetapan untuk memperoleh !aktu kerja tersedia
masing%masing kategori SDM yang bekerja selama kurun !aktu satu tahun.
3aktu kerja tersedia dihitung dengan menggunakan persamaan .+. Data
yang dibutuhkan untuk menetapkan !aktu kerja tersedia yaitu
a. #ari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di tempat kerja atau eraturan
Daerah setempat, pada umumnya dalam + minggu 7 hari kerja. Dalam +
tahun 7 hari kerja (7 hari I 7 minggu). (0)
b.
-
8/18/2019 jurnal mboh
34/45
&. endidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di tempat kerja
untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/pro'esionalisme
setiap kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan/
kursus/seminar/lokakarya dalam 8 hari kerja. (
-
8/18/2019 jurnal mboh
35/45
. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
:nit kerja dan kategori SDM ditetapkan untuk memperoleh unit kerja
dan kategori SDM yang bertanggung ja!ab dalam menyelenggarakan
kegiatan baik di dalam maupun di luar tempat kerja. Sebagai &ontoh di
rumah sakit, data dan in'ormasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja
dan kategori SDM adalah sebagai berikut
a. Bagan struktur organisasi RS dan uraian tugas pokok dan 'ungsi masing%
masing unit dan sub unit kerja.
b. "eputusan Direktur RS tentang pembentukan unit kerja struktural dan
'ungsional, misalnya "omite Medik, "omite engendalian Mutu RS
Bidang/Bagian 1n'ormasi.
&. Data pega!ai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja
di RS.
d. :ndang%undang 6omor 2 tahun +5 tentang "epera!atan.
e. eraturan perundang%undangan berkaitan dengan jabatan 'ungsional
SDM kesehatan.
'. Standar pro'esi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur
(S4).
$angkah a!al yang dilakukan adalah membuat unit kerja dan sub unit
kerja sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Setelah unit kerja dan sub
unit kerja di RS telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menetapkan
kategori SDM sesuai dengan kompetensi atau pendidikan untuk menjamin
87
-
8/18/2019 jurnal mboh
36/45
mutu, e'isiensi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan/pelayanan di tiap unit
kerja RS.
. Menyusun Standar Beban "erja
Standar beban kerja adalah -olume/kuantitas beban kerja selama + tahun
per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan !aktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata%rata
!aktu) dan !aktu yang tersedia pertahun yang dimiliki oleh masing%masing
kategori tenaga.
Data dan in'ormasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja
masing%masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut
a. "ategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja sebagaimana hasil yang
telah ditetapkan pada langkah kedua.
b. Standar pro'esi, standar pelayanan yang berlaku.
&. Rata%rata !aktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori SDM untuk
melaksanakan/menyelesaikan berbagai pekerjaan.
d. Data dan in'ormasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja.
Beban kerja masing%masing kategori SDM di tiap unit kerja adalah
meliputi hal%hal berikut
a. "egiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing%masing kategori SDM.
"egiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar
pelayanan dan standar operasional prosedur (S4) untuk menghasilkan
pelayanan perusahaan yang dilaksanakan oleh SDM dengan kompetensi
tertentu.
88
-
8/18/2019 jurnal mboh
37/45
b. Rata%rata !aktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan
pokok.
Rata%rata !aktu adalah suatu !aktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan pokok, oleh masing%masing kategori SDM
pada tiap unit kerja. "ebutuhan !aktu untuk menyelesaikan kegiatan
sangat ber-ariasi dan dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional
prosedur (S4), sarana dan prasarana medik yang tersedia serta
kompetensi SDM. Rata%rata !aktu ditetapkan berdasarkan pengamatan
dan pengalaman selama bekerja dan kesepakatan bersama. Data rata%rata
!aktu yang &ukup akurat dan dapat dijadikan a&uan diperoleh dengan
membuat ketetapan berdasarkan !aktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki
kompetensi, standar pelayanan, standar operasional prosedur (S4), dan
memiliki etos kerja yang baik.
&. Standar beban kerja per + tahun masing%masing kategori SDM
Standar beban kerja adalah -olume/kuantitas beban kerja selama + tahun
per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok
disusun berdasarkan !aktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya
(!aktu rata%rata) dan !aktu yang tersedia yang dimiliki oleh masing%
masing kategori SDM. erhitungan standar beban kerja dapat diketahui
dengan persamaan . berikut
(.)
8*
-
8/18/2019 jurnal mboh
38/45
5. Menyusun Standar "elonggaran
Standar kelonggaran disusun untuk memperoleh 'aktor kelonggaran tiap
kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan !aktu untuk
menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung dan dipengaruhi
tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.
enyusunan 'aktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan
!a!an&ara kepada tiap kategori tentang
a. "egiatan%kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada
pelanggan, misalnya rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusun
kebutuhan bahan habis pakai, !aktu pribadi, toilet.
b. >rekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan.
&. 3aktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
en&atatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan yang tidak dapat
dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena tidak/kurang
berkaitan dengan pelayanan pada pelanggan sebaiknya mulai dilakukan
selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja untuk
selanjutnya digunakan sebagai sumber data penyusunan 'aktor kelonggaran
tiap kategori SDM.
$angkah selanjutnya setelah diperoleh 'aktor kelonggaran tiap kategori
SDM adalah menyusun standar kelonggaran dengan melakukan perhitungan
berdasarkan persamaan ..
(.)
82
-
8/18/2019 jurnal mboh
39/45
7. erhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja
erhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja tujuannya adalah
diperolehnya jumlah dan jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban
kerja selama + tahun. Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungsn
kebutuhan SDM per unit kerja meliputi
a. Data yang diperoleh dari langkah%langkah sebelumnya yaitu !aktu kerja
tersedia, strandar beban kerja, dan standar kelonggaran masing%masing
kategori SDM.
b. "uantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun !aktu satu tahun.
-
8/18/2019 jurnal mboh
40/45
Data kegiatan yang telah diperoleh dan standar beban kerja dan standar
kelonggaran merupakan sumber data untuk perhitungan kebutuhan SDM di
setiap instalasi dan unit kerja dengan menggunakan persamaan .5 berikut
(.5)
Merujuk pada 31S6 oleh Shipp (+2), langkah terakhir dalam
perhitungan 31S6 dan berhubungan dengan pengambilan keputusan yaitu
rasio. Rasio antara kenyataan dan kebutuhan, rasio inilah yang disebut
Workload ndicator $taffing *eeds (31S6) dengan ketentuan jika rasio
31S6 J + artinya SDM &ukup dan sesuai beban kerja berdasarkan S4
yang telah ditetapkan, akan tetapi jika rasio 31S6 K + artinya SDM yang
ada belum &ukup dan belum sesuai beban kerja, misalnya tenaga yang ada 8
sedangkan yang dibutuhkan adalah 2 maka 8/2 J ,*7 atau *7 @ tenaga
yang ter&apai, sedangkan bila rasio 31S6 L + maka SDM berlebihan.
2./ +emdia&isa
#emodialisa merupakan suatu proses yang digunakan untuk
mengeluarkan &airan eksresi dalam tubuh yang tidak mampu lagi diolah oleh
ginjal. Biasanya pasien yang menjalani pera!atan hemodialisa adalah pasien
dengan gagal ginjal kronis (6urini, 1smonah, = urnomo ++). #emodialisa
adalah pengeluaran 9at sisa metabolisme seperti ureum dan 9at bera&un lainnya,
dengan mengalirkan darah le!at alat dialyzer yang berisi membran yang selekti'
permeabel dimana melalui membran tersebut 'usi 9at%9at yang tidak dikehendaki
terjadi. #emodialisa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk
*
-
8/18/2019 jurnal mboh
41/45
kera&unan (R1)
(++) maka penunjukkan penyedia jasa pelayanan hemodialisa bagi peserta
0skes harus disetujui oleh direksi dengan persyaratan sebagai berikut
a. Memenuhi persyaratan sarana unit dialisis yaitu
+. Mempunyai mesin hemodialisa minimal (dua) unit haemodialisa yang
ber'ungsi akti' dan + (satu) unit sebagai &adangan.
. Mempunyai mesin pengolah air yang menghasilkan air yang memenuhi
persyaratan untuk hemodialisa, sedikitnya peralatan water softener ,
sebaiknya reverse os#osis (standar air dialisis).
. Mempunyai peralatan medik/obat untuk "ack up tindakan resusitasi.
b. Memenuhi persyaratan tenaga unit dialisis yaitu
+. Minimal + (satu) orang dokter pelaksana, + (satu) orang dokter
penanggung ja!ab, dan + (satu) orang super-isor/penga!as unit.
. Minimal + (satu) orang pera!at mahir untuk setiap (dua) mesin
haemodialisa per shift .
. Minimal + (satu) orang pera!at biasa yang terlatih untuk setiap mesin per
shift .
5. Tenaga penunjang bidang teknik dan administrasi.
*+
-
8/18/2019 jurnal mboh
42/45
&. "uali'ikasi sta' hemodialisis
+. Dokter pelaksana adalah dokter umum yang sudah dilatih sekurang%
kurangnya bulan dipusat pendidikan yang diakui oleh ?R6?>R1.
. Dokter penanggung ja!ab adalah seorang dokter spesialis penyakit
dalam plus, yaitu yang telah dididik sekurang%kurangnya bulan dipusat
pendidikan yang diakui oleh ?R6?>R1.
. Super-isor atau penga!as unit adalah seorang dokter spesialis penyakit
dalam konsultan penyakit ginjal%hipertensi ( nternist'*efrologist ) yang
diakui oleh ?R6?>R1.
5. era!at mahir dialisis adalah pera!at yang telah menempuh pendididkan
khusus dialisis dan pera!atan ginjal intensi' sekurang%kurangnya 5
bulan, ditempat pendidikan yang diakui oleh ?R6?>R1, dan telah
berpengalaman bekerja diunit hemodialisa.
7. era!at biasa adalah pera!at tamatan S"/0kademi "epera!atan yang
sudah dilatih, melakukan dialisis dengan penga!asan pera!at mahir.
2./.1 Prses Pera%a"an +emdia&isa
era!at memeriksa tanda%tanda -ital pasien sebelum melakukan proses
hemodialisa untuk memastikan apakah pasien layak untuk menjalani
hemodialisa. asien menimbang berat badan untuk menentukan jumlah &airan di
dalam tubuh yang harus dibuang pada saat terapi. $angkah berikutnya adalah
menghubungkan pasien ke mesin &u&i darah dengan memasang "lod line (selang
darah) dan jarum ke akses -askular pasien, yaitu akses untuk jalan keluar darah
ke dialyzer dan akses untuk jalan masuk darah ke dalam tubuh. Setelah semua
*
-
8/18/2019 jurnal mboh
43/45
terpasang maka proses terapi hemodialisa dapat dimulai. Standar operasional
prosedur (S4) pera!atan hemodialisa di RS:D dr. Djasamen Saragih
ematangsiantar dapat dilihat dalam $ampiran +.
Se&ara umum, konsep dari pera!atan hemodialisa adalah mengalirkan
darah pasien yang penuh dengan toksin dan limbah nitrogen ke dialiser untuk
dibersihkan, lalu dialirkan kembali ke tubuh pasien. rosesnya terbagi menjadi ,
yaitu di'usi, osmosis, dan ultra'iltrasi. Selama menjalani pera!atan, ada
beberapa komplikasi yang mungkin timbul, yaitu hipertensi, hipo-olemia
(kedinginan/menggigil, demam, sakit kepala dan kram otot) (6urini, 1smonah, =
urnomo, ++).
2.0 3andasan Teri
audine (), menyatakan beban kerja merupakan jumlah total !aktu
kepera!atan baik se&ara langsung atau tidak langsung dalam memberikan
pelayanan kepera!atan yang diperlukan oleh pasien dan jumlah pera!at yang
diperlukan untuk memberikan pelayanan tersebut. Beberapa pendekatan
menghitung beban kerja dapat dilakukan dengan metode work sa#pling, ti#e and
#otion study dan daily log (6ursalam, +5). Metode ti#e and #otion study
digunakan untuk menentukan jumlah !aktu yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, 'ungsi kerja atau mekanisme proses (?rna!ati, 6ursalam, = Djuari,
++; #endri&h,
-
8/18/2019 jurnal mboh
44/45
membuat 'ormulir da'tar kegiatan pera!at yang diklasi'ikasikan sebagai
kegiatan produkti' dan non produkti' serta !aktu yang digunakan untuk
melakukan kegiatan tersebut, dapat pula diamati kegiatan langsung dan tidak
langsung (untuk menghitung beban kerja), () pelaksana pengamatan dipilih
berdasarkan kompetensi dan pengetahuan terkait dengan pro'esi kompetensi dan
'ungsi sampel yang diamati (6ursalam, +5).
0nalisis kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja (31S6) adalah
indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga kerja di suatu tempat
kerja berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan
rasional. "elebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, se&ara
teknis mudah diterapkan, komprehensi' dan realistis (Depkes, 5). Metode
31S6 telah digunakan dalam beberapa &ara yang berbeda dan di berbagai
negara (Musau, et al., 2; Shi-am, et al., +5; 3#4, +).
$angkah perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan 31S6 ini meliputi 7
langkah, yaitu (+) menetapkan !aktu kerja tersedia berdasarkan hari kerja,&uti
tahunan, pendidikan dan pelatihan, hari libur nasional, ketidakhadiran kerja, dan
!aktu kerja pera!at selama satu tahun, () menetapkan unit kerja dan kategori
SDM yang dihitung, () menyusun standar beban kerja, (5) menyusun standar
kelonggaran, dan (7) menghitung kebutuhan tenaga perunit kerja (6ursalam,
+5).
2. Keran!a Knse'
eneliti ingin menja!ab kebutuhan pera!at di 1nstalasi #emodialisa
RS:D dr. Djasamen Saragih berdasarkan beban kerja dalam kerangka konsep
*5
-
8/18/2019 jurnal mboh
45/45
(Skema .). eneliti menghitung !aktu (menit) yang dibutuhkan selama satu
hari kerja untuk melayani pasien hemodialisa dengan mengikuti kegiatan
pera!at selama jam operasional 1nstalasi #emodialisa yang kemudian akan
dijabarkan !aktu dan jenis transaksinya dengan metode ti#e and #otion study.
Cumlah !aktu dalam kegiatan yang dinilai sebagai kegiatan produkti' (terdiri
dari kegiatan langsung dan tidak langsung) dan kegiatan non produkti',
kemudian digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga menggunakan metode
31S6.
nput +rocess Output
Menghitung beban kerja dengan
metode ti#e and #otion study
Beban "erja • "egiatan produkti'
era!at % "epera!atan langsunga. "uantitati' % "epera!atan tidak
% erbandingan langsung jumlah pera!at Cumlah kebutuhan
•
"egiatan non produkti' dengan jumlah (?rna!ati, 6ursalam, = Djuari, tenaga pera!at pasien di 1nstalasi
++; illies, +8)% ekerjaan #emodialisa pera!at di luar RS:D dr.
tugas pokok Djasamen Saragih% 3aktu ematangsiantar Menghitung kebutuhan tenaga
melaksanakan sesuai denganmetode 31S6kegiatan beban
b. "ualitati' • 3aktu kerja tersedia kerja% Mesin • :nit kerja dan kategori
#emodialisa • Standar beban kerja% era!at yang • Standar kelonggaran
sudah memiliki•
"ebutuhan beban kerjaserti'ikat(6ursalam, +5)
Skema .. "erangka "onsep 0nalisis "ebutuhan Tenaga era!at
berdasarkan Beban "erja dengan Metode %i#e and (otion $tudy
dan Metode Workload ndicators of $taffing *eed (31S6) di
1nstalasi #emodialisa RS:D dr. Djasamen Saragihematangsiantar