jurnal mboh

Upload: ubaid

Post on 06-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    1/45

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Bab tinjauan pustaka ini memaparkan teori dan konsep yang terkait

    dengan masalah penelitian sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini. Teori dan

    konsep yang terkait meliputi; Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di

    Rumah Sakit, era!at dan elayanan "epera!atan, Beban "erja, enghitungan

    "ebutuhan Tenaga "epera!atan, #emodialisa, $andasan Teori, dan "erangka

    "onsep.

    2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Ruma Sa!i"

    "onsep%konsep yang akan dibahas disini meliputi; Manajemen Sumber 

    Daya Manusia (SDM), Rumah Sakit, dan eren&anaan Sumber Daya Manusia

    (SDM) Rumah Sakit.

    2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

    SDM merupakan sebuah hasil keterpaduan antara daya pikir dengan 'isik 

    manusia yang mampu men&erminkan kualitas usaha dan usaha kerja dari

    manusia tersebut dalam menghasilkan barang atau jasa tertentu (#asibuan,

    *). Begitu pentingnya kualitas SDM terhadap suatu proses pembangunan,

    Ramelan (+) menyatakan, bah!a SDM merupakan inti dari pembangunan itu

    sendiri.

    Manajemen SDM diartikan sebagai suatu proses yang dile!ati untuk 

     berbagai kon'lik dan permasalahan yang timbul dalam le-el karya!an, pega!ai,

     buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya yang memiliki peranan dalam

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    2/45

    menentukan akti-itas dan produkti'itas kinerja organisasi atau perusahaan demi

    ter&apainya tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut. "egiatan manajemen

    ketenagaan di rumah sakit dimulai berurutan dan bersi'at holistik, dalam tahapan

     penerimaan pega!ai, penempatan pega!ai, kompensasi kerja, pengembangan

    mutu dan karier pega!ai sampai dengan putusnya hubungan kerja dengan rumah

    sakit terkait. Ruang lingkup manajemen ketenagaan men&akup analisis masa kini

    dan mendatang tentang prediksi kebutuhan tenaga, sistemasi rekruitmen dan

    seleksi, penempatan kerja yang sesuai, promosi kenaikan jabatan dan jenjang

    karir, dan  separation/pensiun/pemutusan hubungan kerja, yang dalam

     pelaksanaannya, idealnya dilakukan kegiatan appraisal   dan strategi

     pengembangan karir serta pendidikan dan pelatihan yang memadai dan

     berkesinambungan (0ditama, *).

    2.1.2. Ruma Sa!i"

    1skandar (2), mengutip bah!a World Health Organization (3#4)

    mendeksripsikan rumah sakit sebagai sebuah usaha yang memberikan layanan

     penginapan dan medis dalam jangka pendek dan panjang, terdiri atas tindakan

    obser-asi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitati' untuk orang yang menderita

    sakit, terluka atau melahirkan. Dalam pelaksanaannya, rumah sakit juga

    memberikan pelayanan dasar berobat jalan untuk pasien yang tidak 

    membutuhkan pelayanan ra!at inap. Rumah sakit ber'ungsi sebagai penyedia

     pelayanan kesehatan yang holistik kepada masyarakat, baik kurati' maupun

    rehabilitati' dengan menjangkau keluarga dan lingkungan, sekaligus sebagai

     pusat untuk mengadakan latihan tenaga kesehatan serta melakukan penelitian

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    3/45

    (1lyas, ++). Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan se&ara paripurna yang

    menyediakan pelayanan ra!at inap, ra!at jalan, dan ga!at darurat (ermenkes,

    +5)

    "lasi'ikasi rumah sakit berdasarkan eraturan Menteri "esehatan

    Republik 1ndonesia 6omor 78 Tahun +5 tentang "lasi'ikasi dan eri9inan

    Rumah Sakit, berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit

    dikategorikan dalam Rumah Sakit :mum dan Rumah Sakit "husus. Rumah

    Sakit :mum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada

    semua bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit "husus adalah rumah sakit yang

    memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu

     berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan

    lainnya. Rumah Sakit :mum dan Rumah Sakit "husus diklasi'ikasikan menjadi

    +. Rumah Sakit :mum diklasi'ikasikan menjadi

    a. Rumah Sakit :mum "elas 0

     b. Rumah Sakit :mum "elas B

    &. Rumah Sakit :mum "elas

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    4/45

    enetapan klasi'ikasi Rumah Sakit didasarkan pada; (+) pelayana, ()

    sumber daya manusia, () peralatan, dan (5) bangunan dan prasarana.

    2.1.# Peren$anaan Sumber Daya Manusia Ruma Sa!i"

    Sebagai organisasi yang unik, organisasi pelayanan kesehatan memiliki

     jenis peren&anaan yang sedikit berbeda dengan organisasi yang lain.

    eren&anaan SDM rumah sakit merupakan sistem peren&anaan SDM yang juga

    dilakukan berdasarkan tempat, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan

    untuk memberikan pelayanan kesehatan (1lyas, ++).

    Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diasumsikan pula bah!a

     peren&anaan SDM rumah sakit harus berdasarkan 'ungsi (kompetensi kerja) dan

     beban kerja agar dapat berjalan dengan baik karena kesesuaian SDM dengan

    kompetensi dan beban kerja telah didapatkan. Terdapat 7 langkah yang perlu

    dilakukan dalam meren&anakan kebutuhan SDM rumah sakit, yaitu (+) analisis

    tenaga rumah sakit yang dimiliki saat ini dan bagaimana ke&ukupannya

     berdasarkan prediksi di masa yang akan datang, () analisis persediaan rumah

    sakit, () analisis kebutuhan tenaga kesehatan rumah sakit di masa yang akan

    datang, (5) analisis kesenjangan tenaga yang dibutuhkan di masa mendatang

    dengan persediaan yang dimiliki saat ini, dan (7) dokumen kebutuhan tenaga

    rumah sakit yang men&akup jumlah, jenis, dan kompetensi yang dibutuhkan

     berdasarkan periode !aktu tertentu (1lyas, ++). roses peren&anaan SDM

    rumah sakit dapat dilihat dalam Skema .+.

    7

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    5/45

    0nalisa situasi SDM

    0nalisis persediaan SDM 0nalisis kebutuhan SDM

    0nalisis kesenjangan

    Dokumen ren&ana SDM

    Skema .+ roses eren&anaan SDM Rumah Sakit

    2.2 Pera%a" dan Pe&ayanan Ke'era%a"an

    2.2.1 Pener"ian

    elayanan kepera!atan merupakan proses kegiatan yang natural dan

     berurutan yang dilakukan oleh pera!at dalam memberikan pelayanan kepada

     pasien (Douglas, +25). :ndang%:ndang Republik 1ndonesia 6omor 2 Tahun

    +5 tentang "epera!atan, era!at adalah seseorang yang telah lulus

     pendidikan tinggi kepera!atan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui

    oleh emerintah sesuai dengan ketentuan eraturan erundang%undangan.

    elayanan kepera!atan adalah suatu bentuk pelayanan pro'esional yang

    merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu

    dan kiat kepera!atan ditujukan kepada indi-idu, keluarga, kelompok, atau

    masyarakat, baik sehat maupun sakit.

    8

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    6/45

    "epera!atan dapat disebut pro'esi karena memiliki ilmu tersendiri dan

     berdasarkan ilmu tersebut pera!at melakukan praktik kepera!atan sebagai

    sebuah bentuk pelayanan yang pro'esional. eran dan 'ungsi pera!at sebagai

     pro'esi, khususnya di rumah sakit adalah memberikan pelayanan atau asuhan

    kepera!atan dengan melalui berbagai proses atau tahapan yang harus dilakukan

     baik se&ara langsung maupun tidak langsung kepada pasien yang dira!at beserta

    keluarganya. Tahapan yang dilakukan tentunya berdasarkan standar yang diakui

    oleh pemerintah maupun pro'esi pera!at sendiri. Rangkaian kegiatan ini disebut

     proses kepera!atan (6ursalam, *).

    2.2.2 Prses Ke'era%a"an

    roses kepera!atan merupakan suatu metode proses berpikir yang

    terorganisir untuk pembuatan keputusan klinik, peme&ahan masalah dan

    memberikan pera!atan yang berkualitas, pera!atan klien se&ara indi-idual

    (Doengoes, Moorhouse, = Burley, ). roses kepera!atan, yaitu pengakuan

    masyarakat atau pro'esi lain tentang eksistensi pro'esi kepera!atan, partisipasi

     pro'esi kepera!atan dalam pembangunan kesehatan dan &itra pro'esi

    kepera!atan (6ursalam, *).

    ooter dan erry (+*) proses kepera!atan merupakan suatu pemikiran,

     pendekatan masalah dan kerangka kerja pera!at dalam menjalankan perannya

    agar pera!at dapat memberikan pera!atan se&ara indi-idual kepada klien

    dengan dorongan kreati'itas dan seni. "epera!atan dapat di&apai melalui

     peren&anaan, tindakan atau implementasi, dan kee'ekti'an dari e-aluasi

    kepera!atan.

    *

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    7/45

    2.2.# Taa'an Da&am Prses Ke'era%a"an

    Tahapan dalam proses kepera!atan, yaitu mulai dari melakukan

     pengkajian, menetapkan mendiagnosa, meren&anakan tindakan yang akan

    dilakukan terkait dengan penetapan diagnosa, melakukan implementasi dari apa

    yang diren&anakan dan tahapan terakhir adalah melakukan e-aluasi terhadap

    keempat tahapan yang sudah dilakukan sebelumnya apakah sudah sesuai dengan

    yang ditetapkan.

    Doengoes, Moorhouse, dan Burley () proses kepera!atan terdiri dari

    7 (lima) tahapan, yaitu pengkajian, perumusan diagnosa, peren&anaan,

    implementasi dan e-aluasi. 0dapun tahapan dalam melakukan asuhan

    kepera!atan sebagai berikut

    +. Tahap engkajian

    engkajian merupakan tahap a!al dalam proses kepera!atan. engkajian

    merupakan tahap utama untuk dapat melanjutkan ke tahap lanjut se&ara

    tepat dan akurat. "eakuratan data menjadi kun&i ter&apainya tahap asuhan

    kepera!atan selanjutnya. >ormat pengkajian berisikan data a!al pera!at

    terhadap klien yang baru dira!at. engkajian dibuat berdasarkan hasil

    !a!an&ara langsung pera!at dengan klien dan keluarga. Termasuk juga

    hasil pemeriksaan 'isik head to toe.  Bentuknya berupa check list   atau

    narasi. engkajian ini memberikan data dasar dalam menyusun ren&ana

    asuhan kepera!atan dan hasil pengkajian merupakan murni data mentah,

     bukan hasil analisa atau kesimpulan.

    2

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    8/45

    . Tahap merumuskan diagnosa kepera!atan

    Tahap kedua dari proses kepera!atan. Diagnosa kepera!atan merupakan

    keputusan klinis mengenai indi-idu, keluarga atau masyarakat akibat dari

    masalah%masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan

     potensial.

    . Tahap peren&anaan atau inter-ensi kepera!atan

    Tahapan ini dibuat oleh ketua tim berdasarkan hasil analisa data pasien.

    >ormat yang diisi dalam bentuk kolom. Ren&ana kepera!atan dibuat

    menga&u pada standar ren&ana asuhan kepera!atan dan memuat diagnosa

    kepera!atan, tujuan, kriteria hasil dan inter-ensi kepera!atan.

    5. Tahapan implementasi kepera!atan

    Tahapan pen&atatan tentang semua tindakan kepera!atan baik mandiri

    maupun kolaborati'. Selain itu akti'itas lain yang dilakukan untuk dan atau

     bersama klien. 1mplementasi ini dilakukan pera!at sesuai dengan ren&ana

    tindakan yang telah dibuat.

    7. Tahap e-aluasi

    Tahap e-aluasi merupakan tahapan akhir dari proses kepera!atan. era!at

    tidak hanya menulis tindakan yang dilakukan, tetapi saat menulis

    implementasi pera!at melakukan e-aluasi. ?-aluasi ada dua yaitu

    e-aluasi 'ormati', ini dilaksanakan untuk melihat dan menge-aluasi respon

     pasien setelah pera!at melakukan tindakan. ?-aluasi sumati',

    dilaksanakan setiap 5 jam sekali dan biasanya pelaksanaan di shift  pagi

    yang biasa disebut sebagai &atatan perkembangan.

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    9/45

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    10/45

    menjalankan tugasnya, pera!at instalasi hemodialisa memiliki asuhan

    kepera!atan, yaitu (+) anamnesa, yaitu berupa biodata pasien dan penanggung

     ja!ab pasien, ri!ayat kepera!atan berupa keluhan utama, ri!ayat penyakit

    sekarang dan sebelumnya serta ri!ayat penyakit keluarga, () pemeriksaan 'isik 

     berupa akti'itas/'rekuensi istirahat, sirkulasi, eliminasi, nutrisi/&airan,

    neurosensori, nyeri/rasa nyaman, respirasi, keamanan, seksual dan pemeriksaan

    'isik head to foot , () pengkajian psikososio spiritual yang men&akup integritas,

    interaksi sosial dan tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit dan

     penatalaksanaannya, (5) pengkajian hasil diagnostik (#aryati, +).

    Departemen "esehatan (2) menetapkan standar jumlah pera!at unit

    hemodialisa untuk 5 mesin hemodialisa minimal pera!at mahir (mengikuti

     pelatihan hemodialisa dan memiliki serti'ikat pelatihan). Standar !aktu

     pelaksanaan hemodialisa untuk tiap pasien adalah 7%8 jam, di mana akti'asi

    mesin hemodialisa sebelum di pakai menit, proses hemodialisa 5,7%7 jam, dan

    sterilisasi mesin hemodialisa setelah digunakan selama menit.

    2.# Beban Kerja

    2.#.1 Pener"ian Beban Kerja

    Menurut Munandar (+), beban kerja adalah suatu kondisi dari

     pekerjaan dengan uraian tugasnya yang harus diselesaikan pada batas !aktu

    tertentu. Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

     jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan

    !aktu. Setiap pekerja dapat bekerja se&ara sehat tanpa membahayakan dirinya

    sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya

    5+

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    11/45

     penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar,

    sehingga diperoleh produkti-itas kerja yang optimal (:: "esehatan 6o 8

    Tahun ).

    Menurut 1r!andy (*), beban kerja adalah 'rekuensi kegiatan rata%rata

    dari masing%masing pekerjaan dalam jangka !aktu tertentu. Beban kerja

    meliputi beban kerja 'isik maupun mental. 0kibat beban kerja yang terlalu berat

    atau kemampuan 'isik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pera!at

    menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Beban kerja berkaitan erat

    dengan produkti'itas tenaga kesehatan, di mana 7,@ !aktu yang benar%benar 

     produkti' yang digunakan untuk pelayanan kesehatan langsung dan sisanya

    ,@ digunakan untuk kegiatan penunjang.

    2.#.2 Beban Kerja Pera%a"

    Beban kerja pera!at adalah seluruh kegiatan atau akti'itas yang

    dilakukan oleh seorang pera!at selama bertugas disuatu unit pelayanan

    kepera!atan (MarAuish = MarAuish, ). Beban kerja (workload)  biasanya

    diartikan sebagai  patient days  yang merujuk pada sejumlah prosedur,

     pemeriksaan, kunjungan (visite) pada pasien, injeksi dan sebagainya. engertian

     beban kerja se&ara umum adalah upaya merin&i komponen dan target -olume

     pekerjaan dalam satuan !aktu dan satuan hasil tertentu ("urniadi, +).

    Beberapa pengertian di atas dapat digarisba!ahi bah!a beban kerja

     pera!at pelaksana di ruang ra!at merupakan bagian yang sangat penting untuk 

    diketahui oleh pimpinan atau manajemen sebagai sebuah organisasi dalam hal ini

    rumah sakit, paling tidak diketahui oleh manajer kepera!atan dan kepala

    5

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    12/45

    ruangan, ini berkaitan erat dengan pelayanan yang diberikan oleh pera!at di

    ruang ra!at sebagai sebuah asuhan agar lebih optimal dan berdampak pada mutu

     pelayanan rumah sakit lebih baik.

    Rumah sakit sebagai organisasi yang memiliki ketenagaan pera!at

    terbanyak, dalam mengelola sumber daya yang ada baik itu manusia, !aktu

    maupun materi senantiasa dituntut untuk e'isien dan e'ekti'. $ayanan

    kepera!atan dapat diberikan se&ara optimal, manakala ada keseimbangan antara

     beberapa aspek seperti kesesuaian antara beban kerja, jumlah pasien, dan jumlah

    tenaga dalam hal ini pera!at yang dalam memberikan asuhan/pelayanan. Beban

    kerja yang harus dikerjakan oleh pera!at, dipengaruhi oleh sarana dan jumlah

    tenaga yang tersedia. Beban kerja dalam kepera!atan yang dimaksud adalah

    sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh pera!at terhadap pasien dalam !aktu

    dan satuan hasil. illies (+5), menyatakan beban kerja dapat diperkirakan

    dengan melihat beberapa komponen antara lain

    +. Cumlah pasien yang dira!at

    elayanan di rumah sakit dapat terjadi oleh karena adanya pengguna jasa

    atau pasien. Cumlah sumber daya manusia yang terlibat dalam pelayanan di

    sebuah rumah sakit, ditentukan juga oleh jumlah pasien yang datang sebagai

     pengguna. Sehingga perhitungan kebutuhan tenaga yang akan diperlukan,

    senantiasa berdasarkan jumlah pasien. Tenaga kepera!atan merupakan

    sumber daya manusia terbanyak yang berada di rumah sakit terlebih di

    ruang ra!at inap, dan jumlah pasien yang dira!at dihitung berdasarkan Bed 

    Ocuppation Rate (B4R) baik dihitung harian, bulanan bahkan tahunan.

    5

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    13/45

    erhitungan ini dapat dilakukan di masing%masing ruangan dan ada juga

     perhitungan se&ara keseluruhan rumah sakit itu sendiri. 1lyas (+)

    menunjukkan bah!a untuk melayani pasien dan berapa lama !aktu untuk 

    menyelesaikan tugas dapat diketahui berdasarkan banyaknya jumlah pasien.

    Cumlah ini akan menentukan besarnya beban kerja pera!at. Beban kerja

    tersebut dapat dihitung yaitu !aktu kumulati' perhari yang dibutuhkan

     pera!at untuk sejumlah pelayanan.

    . Tingkat ketergantungan pasien

    "etergantungan pasien dapat mempengaruhi beban kerja pera!at. ?d!aston

    dalam illies (+5) pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan

    kepera!atan klinis dapat diobser-asi oleh pera!at. Sistem ketergantungan

     pasien ini dikelompokkan sesuai dengan tingkat ketergantungannya pada

     pera!at atau lama !aktu dan kemampuan yang dibutuhkan dalam memberikan

    asuhan kepera!atan sesuai kebutuhan pasien. Tujuan pengelompokan ini

    dijadikan sebagai in'ormasi perkiraan beban kerja pera!at. "lasi'ikasi

    ketergantungan pasien dapat dilihat melalui obser-asi terhadap pasien melalui

     pemenuhan kebutuhan%kebutuhan dalam periode !aktu tertentu selama

     pera!atan, seperti makan, minum, kebersihan diri, eliminasi, akti'itas,

     perilaku, terapi dan pendidikan kesehatan. Tingkat ketergantungan ini akan

    mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan

    kepera!atan yang dilakukan pasien ($u!is =

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    14/45

    kegiatan makan, minum dilakukan sendiri atau dengan sedikit bantuan,

    merapikan diri dilakukan sendiri dan kebutuhan eliminasi ke kamar mandi serta

    mengatur kenyamanan posisi tubuh dapat dilakukan sendiri, () keadaan umum

     baik, masuk rumah sakit untuk check up  atau bedah minor, () kebutuhan

     pendidikan kesehatan dan dukungan emosi membutuhkan penjelasan untuk 

    tiap prosedur tindakan, membutuhkan penjelasan persiapan pulang, emosi

    stabil, (5) pengobatan dan tindakan tidak ada atau hanya tindakan dan

     pengobatan sederhana.

    "ategori 11 (pera!atan minimal), yaitu (+) kegiatan sehari%hari, persiapan

    makan dan minum dibantu oleh pera!at, masih dapat makan dan minum

    sendiri, merapikan diri perlu sedikit bantuan, perlu dibantu ke kamar 

    mandi/menggunakan urinal, kenyamanan posisi tubuh dapat melakukan sendiri

    dengan sedikit bantuan, () keadaan umum tampak sakit ringan, perlu obser-asi

    tanda -ital, () kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi perlu +%

    +7 menit per  shift , sedikit bingung atau agitasi, tapi dapat terkendali dengan

    obat, (5) pengobatan dan tindakan perlu % menit per  shift , sering e-aluasi

    e'ekti'itas pengobatan dan tindakan, perlu obser-asi status tiap jam.

    "ategori 111 (pera!atan moderat), yaitu (+) akti'itas makan dan minum

    disuapi, masih dapat mengunyah dan menelan makanan, tidak dapat

    merapihkan diri sendiri, eliminasi di pispot dan urinal, sering ngompol,

    kenyamanan posisi tubuh tergantung pada pera!at, () keadaan umum gejala

    akut dapat hilang timbul, perlu obser-asi 'isik dan emosi tiap %5 jam. asien

    terpasang in'us, dimonitor setiap + jam, () kebutuhan pendidikan kesehatan

    dan dukungan emosi perlu +% menit tiap shift , gelisah, menolak bantuan,

    57

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    15/45

    &ukup dikendalikan dengan obat, (5) pengobatan dan tindakan perlu %8

    menit per  shift , perlu sering dia!asi terhadap e'ek samping pengobatan dan

    tindakan, perlu obser-asi status mental tiap satu jam.

    "ategori 1 (pera!atan ekstensi'/semi total), yaitu (+) kegiatan makan,

    minum tidak bisa mengunyah dan menelan makanan, perlu per sonde,

    merapihkan diri perlu dibantu semua, dimandikan, pera!atan rambut dan

    kebersihan gigi dan mulut harus dibantu, eliminasi sering ngompol lebih dari

    dua kali per shift , kenyamanan posisi perlu dibantu oleh dua orang, () keadaan

    umum tampak sakit berat, dapat kehilangan &airan atau darah, gangguan sistem

     pernapasan akut, perlu sering dipantau, () kebutuhan pendidikan kesehatan

    dan dukungan emosi perlu lebih dari menit per  shift , keadaan pasien

    gelisah, agitasi tidak terkendali dengan obat, (5) pengobatan dan tindakan

     perlu lebih dari 8 menit per  shift , perlu obser-asi status mental tiap kurang

    dari satu jam.

    "ategori (pera!atan intensi'/total), dimana pasien yang termasuk 

    kategori ini memerlukan tindakan dan penga!asan intensi' atau terus

    menerus dan diperlukan satu pera!at untuk satu pasien. Semua kebutuhan

     pasien diurus/dibantu pera!at.

    . Cenis tindakan kepera!atan

    ekerjaan yang sangat ber-ariasi yang harus dilaksanakan oleh pera!at

     pelaksana di ruang ra!at, sehingga beban kerja dipisahkan menurut jenis

    kegiatan. emberian pelayanan kepera!atan, menurut Situmorang (+5,

    dalam "urniadi, +) akti'itas kepera!atan dibagi tiga jenis bentuk kegiatan

    yaitu

    58

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    16/45

    a. "egiatan pera!atan langsung (direct care), yaitu akti'itas pera!atan yang

    di'okuskan langsung/dirasakan langsung oleh pasien dan keluarganya.

    "ebutuhan ini meliputi komunikasi, pemberian obat, pemberian makan dan

    minum, kebersihan diri, serah terima pasien dan prosedur tindakan, seperti

    mengukur tanda%tanda -ital, mera!at luka, persiapan operasi, melaksanakan

    obser-asi, memasang dan obser-asi in'us dan memberikan dan mengontrol

     pemasangan oksigen.

     b. "egiatan pera!atan tidak langsung (indirect care) merupakan kegiatan

    kepera!atan tidak langsung dirasakan oleh pasien atau sebagai pelengkap

    tindakan kepera!atan langsung. "egiatan yang dimaksud antara lain

    dokumentasi tindakan kepera!atan atau hasil pemeriksaan, diskusi  pre/post 

    confrence, -isite dokter/tenaga kesehatan lain, konsultasi/koordinasi dengan

     bagian lain, bantuan persiapan dan pengambilan/pengantaran alat dan bahan

     pemeriksaan, administrasi pasien, menyiapkan obat%obatan, menyiapkan

    alat, kegiatan pengembangan kepera!atan misalnya memba&a buku

    kepera!atan, diskusi antar sesama pera!at atau dengan atasan maupun tim

    kesehatan lain terhadap perkembangan dan kondisi pasien, kegiatan

     pengembangan organisasi rumah sakit seperti pertemuan dengan pimpinan

    rumah sakit.

    &. "egiatan non kepera!atan merupakan semua kegiatan untuk keperluan

     pribadi pera!at atau tidak ada hubungannya dengan pasien. "egiatan ini

     berorientasi kegiatan non produkti' antara lain istirahat, menonton tele-isi,

    tidur, menerima dan menelpon untuk urasan pribadi, memba&a koran dan

    majalah, menerima tamu pribadi, datang terlambat dan pulang lebih &epat

    5*

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    17/45

    dari !aktu jam kerja selesai. Serta kegiatan pribadi, terkait akti'itas sehari%

    hari, misalnya makan, minum, ke kamar mandi, ganti pakaian, dan

    sembayang.

    5. Rata%rata !aktu untuk melaksanakan tindakan kepera!atan

    $amanya hari pera!atan dan masing%masing tindakan kepera!atan akan

    mempengaruhi beban kerja pera!at. Semakin lama seorang pasien di ra!at,

    maka akan semakin banyak diperlukan tindakan kepera!atan dan akan

     berdampak pada peningkatan beban kerja pera!at. Tindakan kepera!atan yang

    akan dilakukan memerlukan lama !aktu yang ber-ariasi atau berbeda antara

    masing%masing pasien tergantung kondisi dari pasien itu sendiri.

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    18/45

     b. Beban terlalu sedikit kuantitati' 

    Beban kerja terlalu sedikit kuantitati' juga dapat mempengaruhi

    kesejahteraan psikologis seseorang. ada pekerjaan yang sederhana, di

    mana banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa

    monoton. "ebosanan dalam kerja rutin sehari%hari, sebagai hasil dari

    terlampau sedikitnya tugas yang harus dilakukan, dapat menghasilkan

     berkurangnya perhatian. #al ini, se&ara potensial membahayakan jika

    tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat dalam keadaan darurat.

    &. Beban berlebih kualitati' 

    "emajuan teknologi mengakibatkan sebagian besar pekerjaan yang selama

    ini dikerjakan se&ara manual oleh manusia/tenaga kerja diambil alih oleh

    mesin%mesin atau robot, sehingga pekerjaan manusia beralih titik beratnya

     pada pekerjaan otak. ekerjaan makin menjadi majemuk sehingga

    mengakibatkan adanya beban berlebih kualitati'. "emajemukan pekerjaan

    yang harus dilakukan seorang tenaga kerja dapat dengan mudah

     berkembang menjadi beban berlebih kualitati' jika kemajemukannya

    memerlukan kemampuan teknikal dan intelektual yang lebih tinggi daripada

    yang dimiliki.

    d. Beban terlalu sedikit kualitati' 

    Beban terlalu sedikit kualitati' merupakan keadaan di mana tenaga kerja

    tidak diberi peluang untuk menggunakan ketrampilan yang diperolehnya,

    atau untuk mengembangkan ke&akapan potensialnya se&ara penuh. Beban

    terlalu sedikit disebabkan kurang adanya rangsangan akan mengarah ke

    5

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    19/45

    semangat dan moti-asi yang rendah untuk kerja. Tenaga kerja akan merasa

    tidak berdaya untuk memperlihatkan bakat dan ketrampilannya.

    2.#.* -a!"r,a!"r yan Mem'enarui Beban Kerja

    Manuaba () menyatakan bah!a beban kerja dipengaruhi 'aktor%

    'aktor sebagai berikut

    a. >aktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti;

    (+) Tugas%tugas yang dilakukan yang bersi'at 'isik seperti tata ruang, tempat

    kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan tugas%

    tugas yang bersikap mental seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan

     pekerjaan, tanggung ja!ab pekerjaan, () 4rganisasi kerja seperti lamanya

    !aktu kerja, !aktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan,

    model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan !e!enang, () $ingkungan

    kerja adalah lingkungan kerja 'isik, lingkungan kimia!i, lingkungan kerja

     biologis dan lingkungann kerja psikologis. "etiga aspek ini sering disebut

    sebagai stressor .

     b. >aktor internal, yaitu 'aktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat

    dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut  strain,  berat

    ringannya strain dapat dinilai baik se&ara obyekti' maupun subyekti'. >aktor 

    internal meliputi 'aktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status

    gi9i, kondisi kesehatan), 'aktor psikis (moti-asi, persepsi, keper&ayaan,

    keinginan dan kepuasan).

    7

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    20/45

    2.#./ Dam'a! Beban Kerja

    Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik 

    'isik atau mental dan reaksi%reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan

     pen&ernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit

    di mana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan

    kebosanan, rasa monoton. "ebosanan dalam kerja rutin sehari%hari karena tugas

    atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada

     pekerjaan sehingga se&ara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang

     berlebihan atau rendah dapat menimbulkan stress kerja (Manuaba, ).

    2.#.0 Peni&aian Beban Kerja

    Menurut eraturan Menteri endayagunaan 0paratur 6egara (2),

     pengukuran beban kerja adalah teknik mendapatkan in'ormasi tentang e'isiensi

    dan e'ekti-itas kerja unit organisasi atau pemegang jabatan yang dilakukan

    se&ara sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan atau teknik 

    analisis beban kerja. 0nalisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan

     jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam

    !aktu tertentu.

    0nalisis beban kerja dimaksudkan untuk meneliti, menge-aluasi dan

    mengkaji pelaksanaan kerja, proses kerja maupun hasil kerja serta menentukan

    kebutuhan pega!ai untuk suatu unit organisasi yang telah berjalan selama ini

    dengan tujuan

    +. Mengidenti'ikasi sejauh mana e'isiensi dan e'ekti'itas keberadaan standar 

    dan parameter beban kerja, karena tolok ukur tersebut akan

    7+

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    21/45

    menggambarkan prinsip rasional, e'ekti', e'isien, realistik   dan

    operasional se&ara nyata. Target kegiatan di masa akan datang.

    . Memperoleh gambaran mengenai kondisi riil pega!ai baik kuantitati' 

    maupun kualitati' dan kompetensinya pada suatu unit kerja sebagai bahan

    kajian perumusan 'ormasi dan rasio kebutuhan pega!ai untuk keperluan

     pra penataan kelembagaan.

    . Memperjelas dan mempertegas penyusunan 'ormat kelembagaan yang

    akan dibentuk se&ara lebih proporsional maupun tata hubungan sistem

    yang ingin dibangun dan ter&apai kesesuaian antara ke!enangan dan

    tujuan organisasi dengan besaran organisasinya.

    5. Cumlah pasien yang ditangani dibandingkan dengan jumlah tenaga

     pera!at yang ada (bertugas).

    7. ekerjaan lain di luar tugas pokok dan 'ungsi pera!at yang dilakukan

     pera!at selama bekerja, seperti membersihkan ruangan dan peralatan,

    menda'tarkan pasien ke ruangan dan lain%lain.

    2.#. Penu!uran Kerja

    engukuran kerja adalah metode yang digunakan untuk menetapkan

    !aktu yang dibutuhkan bagi pekerja yang telah memenuhi syarat atas

    kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dalam

    tingkat prestasi yang ditetapkan. 0dapun !aktu yang digunakan dalam

     pengukuran kerja antara lain ( nternational !a"our Office, +2 dalam 1ndriana,

    ).

    7

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    22/45

    +. 3aktu standar  

    3aktu standar dide'inisikan sebagai jumlah !aktu yang dibutuhkan

    untuk menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan prestasi standar, yaitu isi

    kerja, kelonggaran (misalnya keterlambatan) dan !aktu kosong yang mungkin

    saja terjadi selama proses pengerjaan ( nternational !a"our Office, +2 dalam

    1ndriana, ). Dalam ketentuan yang diatur Departemen Tenaga "erja (),

    :ndang%undang 6o. + tahun tentang Tenaga "erja (terutama dalam pasal

    **), hari kerja yang dibebankan pekerja dengan memiliki jam kerja * jam dalam

    sehari dan 5 jam dalam seminggu adalah 8 hari kerja, sedangkan bagi pekerja

    yang dengan jam kerja 2 jam dalam sehari dan 5 jam dalam seminggu adalah 7

    hari kerja.

    . 3aktu rodukti'  

    3aktu produkti' merupakan !aktu yang dialokasikan untuk tenaga

    manusia (termasuk juga tenaga kesehatan) untuk menjalankan 'ungsinya dalam

    organisasi untuk bisa membantu pen&apaian tujuan organisasinya (09har, 2).

    erbandingan antara !aktu produkti' dan !aktu tidak produkti' dalam satu hari

    kerja adalah 2@ @ karena tidak mungkin tenaga manusia mampu bekerja

    +@ (1lyas, ++). Menurut nternational !a"our Office (1$4) dalam 1ndriana

    (), disebutkan bah!a ruang lingkup !aktu produkti' dan tidak produkti' 

    adalah sebagai berikut

    a. 3aktu produkti' terbagi menjadi , yaitu (+) !aktu kerja dasar, yaitu

    !aktu kerja minimal yang dibutuhkan untuk bisa menghasilkan/

    melakukan suatu kegiatan/produk jasa, dan () !aktu kerja tambahan,

    7

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    23/45

    yaitu !aktu kerja yang melebihi !aktu kerja dasar yang timbul akibat

    kinerja yang tidak e'isien, kelemahan metode yang digunakan dan

    masalah%masalah operasional lainnya.

     b. 3aktu tidak produkti', merupakan !aktu yang terbuang sia%sia dan

    menganggu jalannya kegiatan dalam suatu organisasi sehingga tingkat

     produkti-itas akan menurun. #al ini bisa disebabkan oleh (+) kegagalan

     pihak manajemen dalam meren&anakan dan meproyeksikan kegiatan, dan

    () tenaga manusia yang lalai dan meninggalkan pekerjaannya tanpa

    alasan yang jelas (terlambat/bolos/malas).

    2.#. Peni"unan Beban Kerja

    Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban

    kerja pera!at antara lain (+) jumlah pasien yang dira!at setiap hari/bulan/tahun

    di unit tersebut, () kondisi atau tingkat ketergantungan pasien, () rata%rata hari

     pera!atan, (5) pengukuran kepera!atan langsung, pera!atan tidak langsung,

    dan pendidikan kesehatan, (7) 'rekuensi tindakan pera!atan yang dibutuhkan

     pasien, dan (8) rata%rata !aktu pera!atan langsung, pera!atan tidak langsung,

    dan pendidikan kesehatan (6ursalam, +5).

    0da tiga &ara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja

    se&ara personel, yaitu ("urniadi, +; 6ursalam, +5)

    2.3.8.1 Work Sampling 

    Work sa#pling merupakan suatu metode hitung beban kerja yang

    digunakan untuk menghitung besarnya beban kerja yang didapatkan dalam suatu

    unit, bidang atau instalasi tertentu. Menurut 1lyas (5 dalam "urniadi, +)

    75

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    24/45

    metode work sa#pling   akan mengetahui (+) jenis akti'itas yang dilakukan

     pera!at selama jam kerja, () kaitan akti'itas tenaga kesehatan berkaitan dengan

    'ungsi dan tugasnya dalam !aktu jam kerja, () proporsi !aktu kerja yang

    digunakan untuk melakukan kegiatan produkti' dan tidak produkti', (5) pola

     beban kerja personel dikaitkan dengan !aktu dan  schedule  jam kerja. Metode

    menghitung dengan menggunakan metode work sa#pling  dalam pelaksanaannya

     berdasarkan pada kegiatan yang menjadi standar yang telah ditetapkan, misalnya

     pada penghitungan beban kerja pera!at, maka pengamatan diakukan pada

    akti'itas atau kegiatan asuhan kepera!atan yang dilakukan pera!at dalam

    menjalankan tugasnya sehari%hari di ruang kerjanya (6ursalam, +5).

    1lyas (++) menyatakan, tahapan yang harus dilakukan dalam

    menggunakan metode work sa#pling  antara lain (+) menentukan jenis personel

    se&ara spesi'ik yang akan diteliti, misalnya pera!at di instalasi hemodialisa

    rumah sakit, () melakukan pemilihan sampel untuk memudahkan pengamatan,

    () membuat 'ormulir da'tar kegiatan pera!at yang telah diklasi'ikasikan

    sebagai kegiatan produkti' dan tidak produkti' atau kegiatan langsung dan tidak 

    langsung (tergantung kepada maksud penelitian), (5) melatih pengamat untuk 

     bisa melakukan pengamatan kerja menggunakan work sa#pling , dan (7)

    menyesuaikan inter-al !aktu pengamatan. Semakin tinggi tingkat mobilitas

     pekerjaan yang diamati, maka akan semakin singkat !aktu pengamatan

    (biasanya inter-al %+7 menit, tergantung pada karakteristik pekerjaan).

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    25/45

    Tabel .+ >ormat 4bser-asi "egiatan "epera!atan

    (Work $a#pling )

    eneliti

    Ruangan

    Tanggal

    Dinas agi/Dinas Sore/Dinas MalamE

    Cenis "egiatan "epera!atan

     6o ukul $angsung Tidak 6on

    langsung kepera!atan

    +. *.

    . *.7

    *.+

    dstSumber 1lyas (5, dalam "urniadi, +)

    $angkah%langkah yang bisa dilakukan pada metode work sa#pling 

    dengan menggunakan 'ormat diatas adalah (+) mempersiapkan semua peralatan

    yang dibutuhkan untuk obser-er, () setiap obser-er mengamati 7 pera!at di

    satu ruangan, () memulai pelaksanaan kegiatan pada pukul *. 31B, (5)

    inter-al !aktu yang ditetapkan adalah tiap 7 menit, (7) bentuk pengamatan

    "ode

    Responden

    0

    B

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    26/45

    adalah; pada menit pertama obser-er mengamati kegiatan pera!at 0, pada lima

    menit kedua obser-er mengamati kegiatan pera!at B, pada lima menit ketiga

    obser-er mengamati kegiatan pera!at

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    27/45

    dengan !aktu pengamatan selama !aktu kerja (6ursalam, +5).

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    28/45

    diterjemahkan oleh Sutalaksana et al. (+*) sebagai teknik tata &ara kerja yaitu

    teknik%teknik dan prinsip%prinsip untuk mendapatkan ran&angan terbaik dari

    sistem kerja. Sistem kerja dide'inisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari

    unsur%unsur manusia, bahan, perlengkapan dan peralatan, metode kerja dan

    lingkungan kerja untuk suatu tujuan tertentu. er'ormansi suatu sitem kerja dapat

    diukur dengan menggunakan beberapa kriteria diantaranya yaitu !aktu, tenaga,

     psikologis dan sosiologis (Sutalaksana et al., +*). Dengan demikian, suatu

    sistem kerja dinilai baik jika sistem tersebut memungkinkan !aktu penyelesaian

    yang singkat, tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikannya sangat minim

    dengan akibat psikologis dan sosiologis yang juga minim.

    engetahuan yang diperlukan untuk melakukan pengaturan terhadap

     pekerja, bahan, peralatan serta lingkungan kerja dipelajari melalui apa yang

    dinamakan ergonomi, studi gerakan dan ergonomi gerakan (Sutalaksana et al.,

    +*). Studi !aktu dan gerakan merupakan studi sistematis mengenai sistem

    kerja dengan tujuan (Barnes, +2)

    +. Mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik, biasanya dengan

     biaya yang lebih murah.

    . Standarisasi sistem dan metode.

    . Menentukan !aktu standar.

    5. Membantu melatih pekerja menerapkan metode yang lebih baik.

    Metode ti#e and #otion study digunakan untuk menentukan jumlah

    !aktu yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, 'ungsi kerja atau mekanisme

     proses. Metode ti#e and #otion study telah diterapkan se&ara luas untuk 

    72

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    29/45

    mengukur pola kerja dalam pengaturan pelayanan kepera!atan di berbagai

    'asilitas kesehatan (?rna!ati, 6ursalam, = Djuari, ++; #endri&h,

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    30/45

    mampu me!akili kualitas pera!at, () membuat 'ormulir da'tar kegiatan

     pera!at yang dilakukan oleh setiap personel, () da'tar kegiatan tersebut

    kemudian diklasi'ikasikan seberapa banyak personel yang melakukan kegiatan

    tersebut se&ara baik dan rutin selama dilakukan pengamatan, (5) membuat

    klasi'ikasi atas kegiatan yang dilakukan tersebut menjadi kegiatan produkti' dan

    non produkti', dan (7) menghitung !aktu objekti' yang diperlukan oleh personel

    dalam melakukan kegiatan%kegiatan yang dilakukan (6ursalam, +5).

    "ekurangan dari metode ini adalah sampel mengetahui bah!a

    kegiatannya sedang diamati sehingga &enderung untuk meningkatkan

     per'ormanya (bias). Bias tersebut diantisipasi dengan semakin lama !aktu

     pengamatan, maka akan semakin baik untuk menghindari bias (1lyas, ++).

    enelitian dengan menggunakan metode ini dapat digunakan untuk melakukan

    e-aluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan yang berserti'ikat atau

     bisa juga digunakan untuk menge-aluasi pelaksanaan suatu metode yang

    ditetapkan se&ara baku oleh suatu instansi seperti rumah sakit ("urniadi, +;

     6ursalam, +5).

    %i#e and #otion study biasanya dilakukan untuk kegiatan%kegiatan yang

     belum jelas kualitas tahapannya sebagai penilaian holistik. Selain itu, metode ini

     baik digunakan untuk kegiatan dengan tahapan kerja yang &enderung memiliki

    homogenitas (1lyas, ++). Menurut 6ursalam (+5), dari metode ti#e and 

    #otion study akan menghasilkan output sebagai berikut (+) deskripsi kegiatan

    menurut jenis dan alokasi !aktu untuk masing%masing pekerjaan baik bersi'at

    medis, pera!atan maupun administrati', () pola kegiatan yang berkaitan dengan

    8

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    31/45

    !aktu kerja, kategori tenaga atau karakteristik demogra'is dan sosial, ()

    kesesuaian beban kerja dengan -ariabel lain sesuai dengan kebutuhan penelitian,

     beban kerja dapat dihubungkan dengan jenis tenaga, umur, pendidikan, jenis

    kelamin, atau -ariabel lain, (5) kualitas kerja pada teknik ini juga menjadi

     perhatian karena akan menentukan kompetensi atau keahlian yang harus dimiliki

    oleh personel yang diamati. Berikut adalah tabel yang menggambarkan

     perbedaan antara work sa#pling  dengan ti#e and #otion study (Tabel .).

    Tabel . erbedaan work sa#pling  dengan ti#e and #otion study

     6o Work $a#pling %i#e and (otion $tudy+ "ualitas kerja tidak dapat dinilai "ualitas kerja dapat dinilai( $ebih sederhana dan murah $ebih sulit dan mahal Cumlah sampel lebih banyak Cumlah sampel lebih sedikit5 engamatan dilakukan pada engamatan dilakukan sepanjang

    "egiatan 3aktu

    2.3.8.3 Daily Log 

     aily log atau pen&atatan kegiatan sendiri merupakan bentuk sederhana

    dari work sa#pling , karena memberikan kesempatan kepada sampel untuk 

    menuliskan sendiri kegiatan dan !aktu yang dihabiskan dalam melakukan

     pekerjaannya. Metode ini sangat bergantung kepada kerja sama dan kejujuran

     personel yang diamati. Sebagai tahapan, peneliti membuat terlebih dahulu

     pedoman dan 'ormulir isian yang dapat dipelajari sendiri oleh in'orman.

    enjelasan dasar mengenai &ara pengisian 'ormulir harus dilakukan oleh peneliti

    terlebih dahulu sebelum subjek personel yang diteliti dibolehkan untuk mulai

    mengisinya sendiri (1lyas, ++; 1ndriana, ).

    enelitian ini mengutamakan kegiatan, !aktu, dan lamanya kegiatan,

    sedangkan in'ormasi personel tetap menjadi rahasia dan tidak akan di&antumkan

    8+

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    32/45

     pada laporan penelitian. Menuliskan se&ara rin&i kegiatan dan !aktu yang

    diperlukan merupakan kun&i keberhasilan dari pengamatan daily log . Data yang

    telah didapatkan dari para sampel kemudian diolah untuk menghasilkan analisa

    mengenai beban kerja tertinggi dan jenis pekerjaan yang membutuhkan !aktu

    terbanyak (6ursalam, +5).

    2.* Me"de Peni"unan Kebu"uan Tenaa Ke'era%a"an

    eraturan Menteri "esehatan 6o. 78 Tahun +5, jumlah kebutuhan

    tenaga kepera!atan dihitung dengan perbandingan pera!at dengan tempat tidur,

    dimana pada Rumah Sakit :mum "elas 0 dan B dibutuhkan + (satu) pera!at

    untuk + (satu) tempat tidur, sedangkan Rumah Sakit :mum "elas < dan D

    dibutuhkan (dua) pera!at untuk (tiga) tempat tidur.

    enghitungan kebutuhan tenaga kepera!atan berdasarkan beban kerja di

    ruang pera!atan dilakukan dengan metode 31S6 &Workload ndicators of 

    $taffing *eed) (6ursalam, +5). 0nalisis kebutuhan tenaga berdasarkan beban

    kerja (31S6) adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga

    kerja di suatu tempat kerja berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi

    akan lebih mudah dan rasional. "elebihan metode ini mudah dioperasikan,

    mudah digunakan, se&ara teknis mudah diterapkan, komprehensi' dan realistis

    (Depkes, 5).

    ada akhir +%an, World Health Organization  (3#4)

    mengembangkan Workload ndicators for $taffing *eed   (31S6) yaitu suatu

     prinsip peren&anaan lama yang digunakan dalam bisnis dan industri untuk 

    diterapkan pada sektor kesehatan (andey, +; 3#4, +). 31S6

    8

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    33/45

    dipopulerkan oleh 3#4 setelah dilakukan pra uji di sejumlah negara termasuk 

    "enya, Tan9ania, apua 6ugini, Sri $anka dan Turki (Mussau, +).

    Metode 31S6 telah digunakan dalam beberapa &ara yang berbeda dan di

     berbagai negara (Musau, et al., 2; Shi-am, et al., +5; 3#4, +). Setiap

    'asilitas kesehatan termasuk ra!at inap, operasi bedah, rujukan, ra!at jalan,

     berbagai jenis klinik, pendidikan kesehatan, dan kunjungan rumah, memiliki

     pola beban kerja yang berbeda (andey, +).

    Metode penghitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (31S6)

    adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan pada beban

     pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM pada tiap unit kerja

    di suatu tempat kerja. erhitungan kebutuhan SDM berdasarkan 31S6 ini

    meliputi lima langkah, yaitu sebagai berikut (6ursalam, +5)

    +. Menetapkan !aktu kerja tersedia

    3aktu kerja tersedia ditetapan untuk memperoleh !aktu kerja tersedia

    masing%masing kategori SDM yang bekerja selama kurun !aktu satu tahun.

    3aktu kerja tersedia dihitung dengan menggunakan persamaan .+. Data

    yang dibutuhkan untuk menetapkan !aktu kerja tersedia yaitu

    a. #ari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di tempat kerja atau eraturan

    Daerah setempat, pada umumnya dalam + minggu 7 hari kerja. Dalam +

    tahun 7 hari kerja (7 hari I 7 minggu). (0)

     b.

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    34/45

    &. endidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di tempat kerja

    untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/pro'esionalisme

    setiap kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan/

    kursus/seminar/lokakarya dalam 8 hari kerja. (

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    35/45

    . Menetapkan unit kerja dan kategori SDM

    :nit kerja dan kategori SDM ditetapkan untuk memperoleh unit kerja

    dan kategori SDM yang bertanggung ja!ab dalam menyelenggarakan

    kegiatan baik di dalam maupun di luar tempat kerja. Sebagai &ontoh di

    rumah sakit, data dan in'ormasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja

    dan kategori SDM adalah sebagai berikut

    a. Bagan struktur organisasi RS dan uraian tugas pokok dan 'ungsi masing%

    masing unit dan sub unit kerja.

     b. "eputusan Direktur RS tentang pembentukan unit kerja struktural dan

    'ungsional, misalnya "omite Medik, "omite engendalian Mutu RS

    Bidang/Bagian 1n'ormasi.

    &. Data pega!ai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja

    di RS.

    d. :ndang%undang 6omor 2 tahun +5 tentang "epera!atan.

    e. eraturan perundang%undangan berkaitan dengan jabatan 'ungsional

    SDM kesehatan.

    '. Standar pro'esi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur 

    (S4).

    $angkah a!al yang dilakukan adalah membuat unit kerja dan sub unit

    kerja sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Setelah unit kerja dan sub

    unit kerja di RS telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menetapkan

    kategori SDM sesuai dengan kompetensi atau pendidikan untuk menjamin

    87

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    36/45

    mutu, e'isiensi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan/pelayanan di tiap unit

    kerja RS.

    . Menyusun Standar Beban "erja

    Standar beban kerja adalah -olume/kuantitas beban kerja selama + tahun

     per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun

     berdasarkan !aktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata%rata

    !aktu) dan !aktu yang tersedia pertahun yang dimiliki oleh masing%masing

    kategori tenaga.

    Data dan in'ormasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja

    masing%masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut

    a. "ategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja sebagaimana hasil yang

    telah ditetapkan pada langkah kedua.

     b. Standar pro'esi, standar pelayanan yang berlaku.

    &. Rata%rata !aktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori SDM untuk 

    melaksanakan/menyelesaikan berbagai pekerjaan.

    d. Data dan in'ormasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja.

    Beban kerja masing%masing kategori SDM di tiap unit kerja adalah

    meliputi hal%hal berikut

    a. "egiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing%masing kategori SDM.

    "egiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar

     pelayanan dan standar operasional prosedur (S4) untuk menghasilkan

     pelayanan perusahaan yang dilaksanakan oleh SDM dengan kompetensi

    tertentu.

    88

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    37/45

     b. Rata%rata !aktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan

     pokok.

    Rata%rata !aktu adalah suatu !aktu yang dibutuhkan untuk 

    menyelesaikan suatu kegiatan pokok, oleh masing%masing kategori SDM

     pada tiap unit kerja. "ebutuhan !aktu untuk menyelesaikan kegiatan

    sangat ber-ariasi dan dipengaruhi standar pelayanan, standar operasional

     prosedur (S4), sarana dan prasarana medik yang tersedia serta

    kompetensi SDM. Rata%rata !aktu ditetapkan berdasarkan pengamatan

    dan pengalaman selama bekerja dan kesepakatan bersama. Data rata%rata

    !aktu yang &ukup akurat dan dapat dijadikan a&uan diperoleh dengan

    membuat ketetapan berdasarkan !aktu yang dibutuhkan untuk 

    menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang memiliki

    kompetensi, standar pelayanan, standar operasional prosedur (S4), dan

    memiliki etos kerja yang baik.

    &. Standar beban kerja per + tahun masing%masing kategori SDM

    Standar beban kerja adalah -olume/kuantitas beban kerja selama + tahun

     per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok 

    disusun berdasarkan !aktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya

    (!aktu rata%rata) dan !aktu yang tersedia yang dimiliki oleh masing%

    masing kategori SDM. erhitungan standar beban kerja dapat diketahui

    dengan persamaan . berikut

      (.)

    8*

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    38/45

    5. Menyusun Standar "elonggaran

    Standar kelonggaran disusun untuk memperoleh 'aktor kelonggaran tiap

    kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan !aktu untuk 

    menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung dan dipengaruhi

    tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.

    enyusunan 'aktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan

    !a!an&ara kepada tiap kategori tentang

    a. "egiatan%kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada

     pelanggan, misalnya rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusun

    kebutuhan bahan habis pakai, !aktu pribadi, toilet.

     b. >rekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan.

    &. 3aktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.

    en&atatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan yang tidak dapat

    dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena tidak/kurang

     berkaitan dengan pelayanan pada pelanggan sebaiknya mulai dilakukan

    selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja untuk 

    selanjutnya digunakan sebagai sumber data penyusunan 'aktor kelonggaran

    tiap kategori SDM.

    $angkah selanjutnya setelah diperoleh 'aktor kelonggaran tiap kategori

    SDM adalah menyusun standar kelonggaran dengan melakukan perhitungan

     berdasarkan persamaan ..

    (.)

    82

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    39/45

    7. erhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja

    erhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja tujuannya adalah

    diperolehnya jumlah dan jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban

    kerja selama + tahun. Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungsn

    kebutuhan SDM per unit kerja meliputi

    a. Data yang diperoleh dari langkah%langkah sebelumnya yaitu !aktu kerja

    tersedia, strandar beban kerja, dan standar kelonggaran masing%masing

    kategori SDM.

     b. "uantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun !aktu satu tahun.

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    40/45

    Data kegiatan yang telah diperoleh dan standar beban kerja dan standar 

    kelonggaran merupakan sumber data untuk perhitungan kebutuhan SDM di

    setiap instalasi dan unit kerja dengan menggunakan persamaan .5 berikut

    (.5)

    Merujuk pada 31S6 oleh Shipp (+2), langkah terakhir dalam

     perhitungan 31S6 dan berhubungan dengan pengambilan keputusan yaitu

    rasio. Rasio antara kenyataan dan kebutuhan, rasio inilah yang disebut

    Workload ndicator $taffing *eeds (31S6) dengan ketentuan jika rasio

    31S6 J + artinya SDM &ukup dan sesuai beban kerja berdasarkan S4

    yang telah ditetapkan, akan tetapi jika rasio 31S6 K + artinya SDM yang

    ada belum &ukup dan belum sesuai beban kerja, misalnya tenaga yang ada 8

    sedangkan yang dibutuhkan adalah 2 maka 8/2 J ,*7 atau *7 @ tenaga

    yang ter&apai, sedangkan bila rasio 31S6 L + maka SDM berlebihan.

    2./ +emdia&isa

    #emodialisa merupakan suatu proses yang digunakan untuk 

    mengeluarkan &airan eksresi dalam tubuh yang tidak mampu lagi diolah oleh

    ginjal. Biasanya pasien yang menjalani pera!atan hemodialisa adalah pasien

    dengan gagal ginjal kronis (6urini, 1smonah, = urnomo ++). #emodialisa

    adalah pengeluaran 9at sisa metabolisme seperti ureum dan 9at bera&un lainnya,

    dengan mengalirkan darah le!at alat dialyzer  yang berisi membran yang selekti' 

     permeabel dimana melalui membran tersebut 'usi 9at%9at yang tidak dikehendaki

    terjadi. #emodialisa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk 

    *

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    41/45

    kera&unan (R1)

    (++) maka penunjukkan penyedia jasa pelayanan hemodialisa bagi peserta

    0skes harus disetujui oleh direksi dengan persyaratan sebagai berikut

    a. Memenuhi persyaratan sarana unit dialisis yaitu

    +. Mempunyai mesin hemodialisa minimal (dua) unit haemodialisa yang

     ber'ungsi akti' dan + (satu) unit sebagai &adangan.

    . Mempunyai mesin pengolah air yang menghasilkan air yang memenuhi

     persyaratan untuk hemodialisa, sedikitnya peralatan water softener ,

    sebaiknya reverse os#osis (standar air dialisis).

    . Mempunyai peralatan medik/obat untuk "ack up tindakan resusitasi.

     b. Memenuhi persyaratan tenaga unit dialisis yaitu

    +. Minimal + (satu) orang dokter pelaksana, + (satu) orang dokter 

     penanggung ja!ab, dan + (satu) orang super-isor/penga!as unit.

    . Minimal + (satu) orang pera!at mahir untuk setiap (dua) mesin

    haemodialisa per shift .

    . Minimal + (satu) orang pera!at biasa yang terlatih untuk setiap mesin per 

     shift .

    5. Tenaga penunjang bidang teknik dan administrasi.

    *+

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    42/45

    &. "uali'ikasi sta' hemodialisis

    +. Dokter pelaksana adalah dokter umum yang sudah dilatih sekurang%

    kurangnya bulan dipusat pendidikan yang diakui oleh ?R6?>R1.

    . Dokter penanggung ja!ab adalah seorang dokter spesialis penyakit

    dalam plus, yaitu yang telah dididik sekurang%kurangnya bulan dipusat

     pendidikan yang diakui oleh ?R6?>R1.

    . Super-isor atau penga!as unit adalah seorang dokter spesialis penyakit

    dalam konsultan penyakit ginjal%hipertensi ( nternist'*efrologist ) yang

    diakui oleh ?R6?>R1.

    5. era!at mahir dialisis adalah pera!at yang telah menempuh pendididkan

    khusus dialisis dan pera!atan ginjal intensi' sekurang%kurangnya 5

     bulan, ditempat pendidikan yang diakui oleh ?R6?>R1, dan telah

     berpengalaman bekerja diunit hemodialisa.

    7. era!at biasa adalah pera!at tamatan S"/0kademi "epera!atan yang

    sudah dilatih, melakukan dialisis dengan penga!asan pera!at mahir.

    2./.1 Prses Pera%a"an +emdia&isa

    era!at memeriksa tanda%tanda -ital pasien sebelum melakukan proses

    hemodialisa untuk memastikan apakah pasien layak untuk menjalani

    hemodialisa. asien menimbang berat badan untuk menentukan jumlah &airan di

    dalam tubuh yang harus dibuang pada saat terapi. $angkah berikutnya adalah

    menghubungkan pasien ke mesin &u&i darah dengan memasang "lod line (selang

    darah) dan jarum ke akses -askular pasien, yaitu akses untuk jalan keluar darah

    ke dialyzer  dan akses untuk jalan masuk darah ke dalam tubuh. Setelah semua

    *

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    43/45

    terpasang maka proses terapi hemodialisa dapat dimulai. Standar operasional

     prosedur (S4) pera!atan hemodialisa di RS:D dr. Djasamen Saragih

    ematangsiantar dapat dilihat dalam $ampiran +.

    Se&ara umum, konsep dari pera!atan hemodialisa adalah mengalirkan

    darah pasien yang penuh dengan toksin dan limbah nitrogen ke dialiser untuk 

    dibersihkan, lalu dialirkan kembali ke tubuh pasien. rosesnya terbagi menjadi ,

    yaitu di'usi, osmosis, dan ultra'iltrasi. Selama menjalani pera!atan, ada

     beberapa komplikasi yang mungkin timbul, yaitu hipertensi, hipo-olemia

    (kedinginan/menggigil, demam, sakit kepala dan kram otot) (6urini, 1smonah, =

    urnomo, ++).

    2.0 3andasan Teri

    audine (), menyatakan beban kerja merupakan jumlah total !aktu

    kepera!atan baik se&ara langsung atau tidak langsung dalam memberikan

     pelayanan kepera!atan yang diperlukan oleh pasien dan jumlah pera!at yang

    diperlukan untuk memberikan pelayanan tersebut. Beberapa pendekatan

    menghitung beban kerja dapat dilakukan dengan metode work sa#pling, ti#e and 

    #otion study dan  daily log (6ursalam, +5).  Metode  ti#e and #otion study

    digunakan untuk menentukan jumlah !aktu yang diperlukan untuk kegiatan

    tertentu, 'ungsi kerja atau mekanisme proses (?rna!ati, 6ursalam, = Djuari,

    ++; #endri&h,

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    44/45

    membuat 'ormulir da'tar kegiatan pera!at yang diklasi'ikasikan sebagai

    kegiatan produkti' dan non produkti' serta !aktu yang digunakan untuk 

    melakukan kegiatan tersebut, dapat pula diamati kegiatan langsung dan tidak 

    langsung (untuk menghitung beban kerja), () pelaksana pengamatan dipilih

     berdasarkan kompetensi dan pengetahuan terkait dengan pro'esi kompetensi dan

    'ungsi sampel yang diamati (6ursalam, +5).

    0nalisis kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja (31S6) adalah

    indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga kerja di suatu tempat

    kerja berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan

    rasional. "elebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, se&ara

    teknis mudah diterapkan, komprehensi' dan realistis (Depkes, 5). Metode

    31S6 telah digunakan dalam beberapa &ara yang berbeda dan di berbagai

    negara (Musau, et al., 2; Shi-am, et al., +5; 3#4, +).

    $angkah perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan 31S6 ini meliputi 7

    langkah, yaitu (+) menetapkan !aktu kerja tersedia berdasarkan hari kerja,&uti

    tahunan, pendidikan dan pelatihan, hari libur nasional, ketidakhadiran kerja, dan

    !aktu kerja pera!at selama satu tahun, () menetapkan unit kerja dan kategori

    SDM yang dihitung, () menyusun standar beban kerja, (5) menyusun standar 

    kelonggaran, dan (7) menghitung kebutuhan tenaga perunit kerja (6ursalam,

    +5).

    2. Keran!a Knse'

    eneliti ingin menja!ab kebutuhan pera!at di 1nstalasi #emodialisa

    RS:D dr. Djasamen Saragih berdasarkan beban kerja dalam kerangka konsep

    *5

  • 8/18/2019 jurnal mboh

    45/45

    (Skema .). eneliti menghitung !aktu (menit) yang dibutuhkan selama satu

    hari kerja untuk melayani pasien hemodialisa dengan mengikuti kegiatan

     pera!at selama jam operasional 1nstalasi #emodialisa yang kemudian akan

    dijabarkan !aktu dan jenis transaksinya dengan metode ti#e and #otion study.

    Cumlah !aktu dalam kegiatan yang dinilai sebagai kegiatan produkti' (terdiri

    dari kegiatan langsung dan tidak langsung) dan kegiatan non produkti',

    kemudian digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga menggunakan metode

    31S6.

     nput    +rocess Output 

    Menghitung beban kerja dengan

    metode ti#e and #otion study

    Beban "erja   • "egiatan produkti' 

    era!at % "epera!atan langsunga. "uantitati' % "epera!atan tidak  

    % erbandingan langsung jumlah pera!at Cumlah kebutuhan

    "egiatan non produkti' dengan jumlah (?rna!ati, 6ursalam, = Djuari, tenaga pera!at pasien di 1nstalasi

    ++; illies, +8)% ekerjaan #emodialisa pera!at di luar  RS:D dr.

    tugas pokok  Djasamen Saragih% 3aktu ematangsiantar Menghitung kebutuhan tenaga

    melaksanakan sesuai denganmetode 31S6kegiatan beban

     b. "ualitati'    • 3aktu kerja tersedia kerja% Mesin   • :nit kerja dan kategori

    #emodialisa   • Standar beban kerja% era!at yang   • Standar kelonggaran

    sudah memiliki•

    "ebutuhan beban kerjaserti'ikat(6ursalam, +5)

    Skema .. "erangka "onsep 0nalisis "ebutuhan Tenaga era!at

     berdasarkan Beban "erja dengan Metode %i#e and (otion $tudy

    dan Metode Workload ndicators of $taffing *eed  (31S6) di

    1nstalasi #emodialisa RS:D dr. Djasamen Saragihematangsiantar