jurusan akuntansi fakultas ekonomi universitas …lib.unnes.ac.id/934/1/5539.pdf · 1. ibuku yang...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL
ADEQUACY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP
PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2005-2007
Skripsi
Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Prodi Akuntansi
oleh
Rizqi Yuniar
3351405562
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke panitia siding ujian
skripsi pada
Hari : Rabu
Tanggal : 19 Agustus 2009
Pembimbing I Pembimbing II Drs. Subkhan Trisni Suryarini, S.E., M.Si NIP. 130686738 NIP. 132297152
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Amir Mahmud, S.Pd, M.Si NIP. 132205936
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Sidang Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs. Sukirman, M.Si
NIP. 196706111991031003
Anggota I Anggota II
Drs. Subkhan Trisni Suryarini, S.E.,M.Si
NIP. 195003271978031002 NIP. 197804132001122001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si
NIP. 196208121987021001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang saya tulis dalam skripsi ini adalah benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain baik sebagian maupun seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik karya ilmiah.
Semarang, Agustus 2009
Rizqi Yuniar NIM. 3351405562
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-
lamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan kau akan mati
besok (Hadist Nabi Muhammad SAW).
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S. Al Insyirah: 6
dan 8).
Jika hidup harus berputar, biarlah berputar... (Sheila On 7)
You’ll never walk alone… (Theme song Liverpool FC)
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan dan dedikasikan untuk :
1. Ibuku yang selalu menyayangi dan mendoakanku hingga sekarang,
dan Almarhum Ayahku yang telah mendidik dan menyayangiku
hingga aku dewasa.
2. Kakak, adik-adikku dan semua keluarga besarku yang selalu
memberikan dukungan dan doa.
3. Teman-teman dan sahabatku yang selalu memberi bantuan dan
dukungan.
4. Mayang dan keluarga, terimakasih buat semuanya.
5. Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini
dengan judul “Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan
Return On Assets Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Prodi Akuntansi
Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
dorongan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala
hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu, antara lain:
1. Prof. DR. H. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Amir Mahmud, S.Pd, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi.
4. Drs. Subkhan, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penyusunan skripsi ini.
5. Trisni Suryarini, S.E, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penyusunan skripsi ini.
vii
6. Semua teman-temanku dan anak Akuntansi S1 2005 yang selalu membantu dan
mendukungku, terimakasih atas kebersamaan dan kerja samanya selama ini.
7. Orang tua, kakak dan adikku, Mayang, dan keluarga besarku yang telah
memberikan bantuan dan dorongan baik moral ataupun materi.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu atau
memberikan dukungan, masukan info, pinjaman buku dan lain-lain dari awal
hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Dengan keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
para pembaca atau yang membutuhkan.
Penulis
viii
ABSTRAK
Rizqi Yuniar. 2009. “Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Return On Assets Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007”. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Kata kunci : LDR, CAR, ROA, Harga Saham.
Tingkat keberhasilan sebuah perusahaan dapat dilihat berdasar laporan kinerja
tiap tahunnya, baik kinerja keuangan maupun manajemennya. Investor adalah salah satu pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Dengan informasi dari laporan tersebut investor dapat memprediksi harga saham dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan datang. Informasi ini dapat diketahui dari rasio keuangan yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Untuk perbankan dapat dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitasnya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap rasio likuiditas yang diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio, solvabilitas atau kecukupan modal yang diwakili dengan Capital Adequacy Ratio, dan rentabilitas atau profitabilitas yang menggunakan Return On Assets terhadap perubahan harga saham baik secara simultan ataupun parsial. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui adakah pengaruh ketiga rasio keuangan fundamental perbankan tersebut terhadap perubahan harga saham.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang listing di BEI selama tahun 2005-2007 yaitu berjumlah 27 perusahaan, tetapi yang memenuhi kriteria sebagai sampel adalah sebanyak 22 perusahaan. Penyusunan skripsi ini menggunakan metode dokumentasi dengan mencari data mengenai variabel penelitian yaitu LDR, CAR dan ROA yang dihitung dari laporan keuangan yang ada dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008. Setelah dilakukan uji normalitas data, kemudian dilakukan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh LDR, CAR, dan ROA terhadap harga saham. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis, dan yang terahir adalah pengujian terhadap asumsi klasik.
Dari hasil olah data diperoleh persamaan Y = 0.794 - 0.009LDR + 0.001CAR – 0.083ROA, dan dari hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara LDR, CAR dan ROA terhadap harga saham perbankan baik secara simultan atau bersama-sama maupun secara parsial. Dari hasil koefisien determinasi yang dihasilkan diketahui secara simultan 3.9% ketiga variabel ini mempengaruhi harga saham. Sedang secara parsial sumbangan LDR terhadap harga saham adalah sebesar 0.69%, untuk CAR memberi kontribusi terhadap harga saham sebesar 22.85%, dan untuk ROA sebesar 6.86% mempengaruhi harga saham.
ix
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LDR, CAR dan ROA tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perbankan di BEI tahun 2005-2007. Hal ini dimungkinkan para investor tidak selalu memperhitungkan ketiga rasio ini dalam investasinya, melainkan variabel lain yang tidak diteliti baik yang berasal dari intern maupun ekstern perusahaan. Untuk lebih menarik investor maka perbankan di Indonesia sebaiknya meningkatkan pemanfaatan terhadap dana tidak produktif agar LDR meningkat sehingga ROA juga meningkat, dan perbankan yang memiliki CAR masih dibawah ketentuan BI hendaknya terus meningkatkan modal sehingga kepercayaan masyarakat juga akan meningkat.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………… ii
PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………………….. iii
PERNYATAAN ………………………………………………………… iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………… v
KATA PENGANTAR …………………………………………………... vi
ABSTRAK ………………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xiv
DAFTAR TABEL ….…………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………… 1
1.2 Permasalahan …………………………………….. 8
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………… 8
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………….. 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Saham ……..……………………………………… 10
xi
2.1.1 Pengertian saham ……..…………………... 10
2.1.2 Jenis-jenis saham …..……………………… 10
2.1.3 Harga saham ……….………………………. 12
2.1.4 Penilaian harga saham ……………………... 14
2.2 Pasar Modal ..………………………………………. 16
2.2.1 Pengertian pasar modal ……………………. 16
2.2.2 Manfaat pasar modal ………………………. 17
2.2.3 Efisiensi pasar modal ………..…………….. 19
2.3 Teori Signal (Signaling Theory) …………………… 20
2.4 Perbankan ………………………………………….. 21
2.4.1 Pengertian bank ………………………….. 21
2.4.2 Fungsi bank ………………………………. 22
2.4.3 Peran bank ……………………………….. 23
2.4.4 Usaha pokok bank ……………………….. 24
2.4.5 Jenis bank ………………………………… 25
2.4.6 Kegiatan dan jasa perbankan lainnya ……. 26
2.5 Analisis Rasio Keuangan Bank ………………….. 28
2.6 Loan to Deposit Ratio (LDR) …………………… 29
2.6.1 Pengertian LDR ………………………… 29
2.6.2 Unsur-unsur LDR ………………………. 31
2.7 Capital Adequacy Ratio (CAR) ………………… 32
2.7.1 Pengertian CAR ………………………… 32
xii
2.7.2 Unsur-unsur CAR ……………………… 34
2.8 Return On Assets (ROA) ………………………. 37
2.9 Hubungan LDR,CAR, dan ROA Terhadap
Harga Saham …………………………………… 38
2.10 Penelitian Terdahulu …………………………… 40
2.11 Kerangka Berpikir ……………………………… 42
2.12 Hipotesis ………………………………………… 46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel ……………………………… 47
3.2 Variabel Penelitian ………………………………... 49
3.2.1 Independent variable / variabel bebas (X) .. 49
3.2.2 Dependent variable / variabel terikat (Y) … 51
3.3 Metode Pengumpulan Data ………………………. 51
3.4 Metode Analisis Data ……………………………… 52
3.4.1 Uji normalitas ……………………………… 52
3.4.2 Analisis Deskriptif …………………………. 54
3.4.3 Analisis Inferensial ………………………… 54
3.4.4 Pengujian hipotesis ………………………… 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ……………………………………. 59
4.1.1 Deskripsi perusahaan sampel ……………… 59
4.1.2 Deskripsi variabel penelitian ………………. 69
4.1.3 Hasil analisis regresi ……………………….. 76
xiii
4.1.4 Pengujian hipotesis ………………………… 77
4.1.5 Koefisien determinasi ……………………… 80
4.1.6 Uji asumsi klasik …………………………… 81
4.2 Pembahasan ………………………………………… 84
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………. 90
5.2 Saran ……………………………………………….. 91
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………….. 94
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Peneliti 45
Gambar 3.1 Histogram Normalitas Data 53
Gambar 3.2 Normal P-P Plot 53
Gambar 4.1 Hasil Uji Scatterplot 83
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tingkat Rasio Keuangan Perbankan Tahun 2002-2004 6
Tabel 2.1 Tingkat Loan to Deposit Ratio 31
Tabel 2.2 Tingkat Capital Adequacy Ratio 33
Tabel 2.3 Tingkat Return On Assets 38
Tabel 3.1 Daftar Populasi Penelitian 47
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian 49
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Terhadap LDR 70
Tabel 4.2 Hasil Penelitian Terhadap CAR 71
Tabel 4.3 Hasil Penelitian Terhadap ROA 73
Tabel 4.4 Hasil Penelitian terhadap Harga Saham Relatif 75
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Estimasi Regresi Linier Berganda 76
Tabel 4.6 Colinearity Stastistic 81
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tabel Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) 95
Lampiran 2 Tabel Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) 97
Lampiran 3 Tabel Perhitungan Return On Assets (ROA) 99
Lampiran 4 Tabel Perhitungan Harga Saham Relatif 101
Lampiran 5 Hasil Olah Data Penelitian 104
Lampiran 6 Laporan Keuangan Perusahaan Sampel 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan perekonomian Indonesia tidak terlepas dari sektor
perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri
dalam negeri. Di samping peran sebagai sumber pembiayaan, perbankan juga
dapat menyebabkan ekonomi Indonesia menjadi carut-marut. Pada saat krisis
moneter melanda Indonesia juga diantaranya disebabkan buruknya kinerja
beberapa bank. Hal tersebut dikarenakan oleh banyaknya kredit macet, tingkat
likuiditas rendah, serta kurang profesionalnya manajemen dan pengelolaan bank
itu sendiri. Bank sebagai salah satu pemegang peran penting dalam
perekonomian suatu negara harus diolah dengan manajemen yang baik.
Industri perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan
penting sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat. Dalam PSAK
No. 31 disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat. Peran dan fungsi bank tersebut harus berjalan secara efektif dan
efisien demi terlaksananya pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional, menuju taraf hidup masyarakat Indonesia yang lebih baik. Pada
dasarnya falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari
2
nasabah. Dalam operasinya, bank lebih banyak menggunakan dana yang berasal
dari masyarakat dibanding dengan modal sendiri. Dana inilah yang akan terus
berputar dalam perekonomian Indonesia. Tingkat keberhasilan perusahaan ini
dapat dilihat berdasar laporan kinerja tiap tahunnya, baik kinerja keuangan
maupun manajemennya.
Hal tersebut sesuai dengan PSAK No. 1 yang menyebutkan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja
dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber
daya yang dipercayakan pada mereka. Bank sebagai suatu entitas ekonomi
menyusun laporan keuangan guna memberikan informasi posisi keuangan
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan adanya laporan
keuangan yang transparan, para pihak yang berkepentingan dapat
memprediksikan keadaan perusahaan yang akan datang.
Investor adalah salah satu pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan suatu perusahaan. Kepentingan investor yang paling mendasar adalah
untuk mengetahui seberapa besar keuntungan perusahaan yang mereka tanam
investasinya. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Terlepas dari keuntungan finansial yang berupa deviden dan capital gain,
investor juga memperoleh keuntungan dari investasi sahamnya berupa hak suara
dalam menentukan jalannya perusahaan. Para investor dalam melakukan
3
transaksi jual beli saham dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor mikro dan
makro. Faktor mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi transaksi
perdagangan saham antara lain keuntungan yang diperoleh, tingkat risiko, dan
kinerja perusahaan. Faktor makro (eksternal perusahaan) antara lain tingkat
inflasi, nilai kurs rupiah, kondisi perekonomian dan sosial politik di negara yang
bersangkutan. Semua faktor dan risiko itu dapat diperhitungkan dengan adanya
informasi yang akurat, aktual dan transparan dari perusahaan emiten.
Informasi yang akurat oleh investor dapat digunakan untuk memprediksi
harga saham dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan
datang, serta dapat menentukan saham perusahaan mana yang cocok dan paling
menguntungkan. Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan
pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis
efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap
dimiliki. Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan
dari perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten), dimana perubahan
atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh besarnya penawaran dan permintaan
yang terjadi di bursa (pasar sekunder). Semakin banyak investor yang ingin
membeli atau menyimpan suatu saham maka saham tersebut harganya akan
semakin naik, dan begitu juga sebaliknya. Secara umum, semakin baik kinerja
suatu perusahaan maka laba perusahaan akan meningkat, hingga pada akhirnya
harga saham perusahaan tersebut juga akan naik.
Menurut Jogiyanto (2000: 88), terdapat dua macam analisis untuk
menentukan nilai sebenarnya dari saham, yaitu analisis sekuritas fundamental
4
dan analis teknis. Analisis fundamental menurut Husnan (1998: 315), yaitu
mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan
mengestimasi nilai-nilai faktor fundmental yang mempengaruhi harga saham di
masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variable-vaariabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. Selanjutnya menurut Anoraga (2000:
108) analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi
keuangan persahaan. Dengan analisis fundamental ini, investor akan mengetahui
kondisi perusahaan yang akan dibeli kepemilikannya. Kondisi itu diantaranya
sehat atau tidak, dan menguntungkan atau tidak.
Untuk mengetahui apakah kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk,
kita dapat melihat laporan kinerja pada tiap periodenya. Salah satu kinerja yang
sangat menjadi pertimbangan, khususnya pada perusahaan perbankan adalah
kinerja keuangan. Untuk menganalisis kinerja keuangan ini kita dapat melakukan
analisis rasio keuangan. Rasio keuangan ini dianalisis dari laporan keuangan
perusahaan yang merupakan sumber informasi fundamental. Sesuai dengan Surat
Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 Tanggal 31 Mei 2004 Tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, rasio keuangan yang lazim
digunakan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan bank adalah dengan
menggunakan rasio CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earnings,
Liquidity).
Menurut Kasmir (2002: 263), rasio keuangan perusahaan perbankan yang
dianggap penting adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Kemudian
selanjutnya ditegaskan oleh Dendawijaya (2005: 114), bahwa analisis kinerja
5
bank dapat dilakukan dengan tiga analisis yaitu analisis rasio likuiditas,
rentabilitas, dan solvabilitas. Komponen rasio keuangan tersebut dapat diukur
dengan Loan to Deposit Ratio untuk aspek likuiditas, Capital Adequacy Ratio
untuk mengukur kecukupan modal atau solvabilitas, dan untuk rentabilitas atau
keuntungan menggunakan Return On Assets. Oleh karena itulah peneliti ingin
menganalisis pengaruh ketiga rasio keuangan tersebut dalam penelitian ini.
Perusahaan yang berkemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo maka dapat dikatakan dalam
keadaan likuid. Tingkat likuiditas inilah yang akan diukur dengan menggunakan
Loan to Deposit Ratio. Menurut Dendawijaya (2005: 116), LDR adalah rasio
antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh
bank. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemempuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin
tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan
likuiditas bank, karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
menjadi semakin besar. Jadi banyaknya kredit yang disalurkan kepada
masyarakat harus diimbangi dengan kemampuan mengembalikan dana tersebut
agar kepercayaan masyarakat meningkat, hingga pada akhirnya akan
meningkatkan harga saham.
Selain kewajiban jangka pendek, perusahaan juga memiliki kewajiban
jangka panjang yang tentunya memiliki risiko yang lebih besar. Kemampuan
untuk memenuhi kedua kewajiban inilah yang akan diukur dengan Capital
6
Adecuacy Ratio. Menurut Dendawijaya (2005: 121), semakin tinggi CAR berarti
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung
atau menghasilkan risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank
lain) juga tinggi, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para investor untuk
membeli saham perusahaan itu.
Laba yang dihasilkan suatu perusahaan juga menjadi pertimbangan yang
sangat penting bagi para investor. Kemampuan menghasilkan laba (rentabilitas)
ini dapat diukur dengan ROA. Menurut Dendawijaya (2005: 118) rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Tingginya nilai ROA akan
meyakinkan investor bahwa berinvestasi di perusahaan tersebut akan
menguntungkan, sehingga harga saham pun akan naik.
Berdasarkan survey awal, peneliti memperoleh data rasio keuangan
perbankan periode tahun 2002 – 2004
Tabel 1.1 Tingkat Rasio Keuangan Perbankan Tahun 2002 - 2004
Nama Perbankan Tahun LDR (%)
CAR (%)
ROA (%)
Harga Saham Relatif (%)
PT Bank Arta Niaga Kencana, Tbk
2002 57.31 19.49 0.64 -0.13 2003 55.48 19.13 0.78 -0.15 2004 62.64 17.72 0.92 -0.30
PT Bank Central Asia, Tbk
2002 17.82 15.59 2.17 3.69 2003 21.65 16.43 1.79 -1.39 2004 26.92 14.36 2.14 1.13
PT Bank Lippo, Tbk
2002 17.92 39.27 -2.03 0.10 2003 15.94 31.73 -1.95 0.90 2004 18.87 38.86 3.21 5.72
PT Bank Negara Indonesia, Tbk
2002 34.13 8.81 2.00 -0.78 2003 37.74 10.68 0.63 2.28 2004 45.88 13.23 2.30 0.92
7
PT Bank Permata, Tbk
2002 30.13 5.59 -2.88 -1.09 2003 34.10 8.13 1.92 -0.95 2004 48.88 9.56 1.96 -0.36
Sumber: www.bi.go.id Dari tabel hasil observasi awal di atas, dapat diketahui bahwa fakta yang terjadi
tidak selamanya sejalan dengan teori yang ada. Hal tersebut misalnya terlihat dari
tingkat ROA yang dimiliki PT Bank Arta Niaga Kencana, Tbk dari tahun 2002
hingga 2004 selalu mengalami peningkatan, tetapi hal tersebut berbanding terbalik
dengan menurunnya harga saham relatifnya. Begitu juga dengan PT Bank
Permata, Tbk yang mengalami kenaikan tingkat LDR dari, tetapi hal tersebut
ternyata tidak membuat harga saham relatifnya menurun, yang terjadi malah harga
saham relatif perusahaan terus meningkat.
Penelitian untuk menganalisis pengaruh berbagai faktor terhadap harga
saham pada sektor perbankan telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan
variabel dependen dan independen yang beragam. Hasil dari penelitian-penelitian
ini juga beragam, penelitian yang dilakukan Heidi Taylor Aggeler (1998)
mengenai pengaruh LDR, pertumbuhan kredit, modal bank, dan waktu pelaporan
keuangan menghasilkan kesimpulan bahwa LDR paling besar pengaruhnya
terhadap adanya permasalahan likuiditas bank daripada ketiga variabel yang lain.
Penelitian Puji Astuti (2002) diperoleh kesimpulan bahwa LDR signifikan
mempengaruhi harga saham, sedangkan ROA tidak signifikan. Sari (2004)
melakukan penelitian terhadap rasio keuangan perusahaan perbankan dan
diperoleh kesimpulan bahwa LDR dan ROA signifikan mempengaruhi harga
saham. Tahun 2005 Casper H. Fouche dan kawan-kawan meneliti tentang aset,
8
modal, kewajiban, kredit, dan utang perbankan, dan diperoleh kesimpulan bahwa
aspek kecukupan modal (CAR) mempengaruhi kinerja dan prestasi bank.
Dari paparan latar belakang tersebut di atas, peneliti mengangkat judul
“Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan
Return On Assets terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007”.
Motivasi dalam melakukan penelitian ini adalah untuk menguji konsistensi
pengaruh rasio keuangan berdasarkan data akuntansi terhadap harga saham.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang akan dianalisis adalah :
1. Adakah pengaruh rasio keuangan Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital
Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Assets (ROA) terhadap perubahan
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI baik secara
parsial maupun simultan?
2. Dari ketiga rasio keuangan tersebut, manakah yang lebih besar pengaruhnya
terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh rasio keuangan Loan to
Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Assets
9
(ROA) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI baik secara parsial maupun simultan.
2. Untuk mengetahui dari ketiga rasio keuangan tersebut, manakah yang lebih
besar pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Sebagai penerapan ilmu dan teori yang telah diperoleh selama masa
perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada di dunia
perbankan atau pasar modal.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat khususnya masyarakat
investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan investasi.
b. Bagi Perusahaan Perbankan
Bagi perusahaan perbankan penelitian ini berguna untuk memberikan bahan
masukan dan pertimbangan dalam usaha, serta meningkatkan kinerja
manajemen perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Saham
2.1.1 Pengertian saham
Menurut Husnan (2001: 36) saham merupakan tanda bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan. Sedangkan menurut Anoraga (2001: 54) menyebutkan bahwa saham merupakan
tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas. Sehingga dapat disimpulkan
pengertian saham adalah tanda penyertaan modal sebagai bukti tanda kepemilikan perusahaan
(PT) yang go public.
2.1.2 Jenis-jenis Saham
Menurut Anoraga dalam Setiyawati (2007: 18) berdasarkan hak tagih atau klaim,
saham dibagi menjadi :
1) Saham Biasa
Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa
mempunyai hak memperoleh deviden sepanjang perusahaan memperoleh keuntungan dan
mempunyai hak suara pada RUPS sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimiliki serta
memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua dilunasi pada waktu perusahaan
diluidasi.
11
2) Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden atau
bagian kekayaan lebih dahulu pada saat perusahaan dilikuidasi dari pada saham biasa.
Pemegang saham preferen mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan
direksi atau komisaris.
Sedangkan berdasarkan peralihan haknya, saham dibagi menjadi :
1) Saham Atas Unjuk
Saham ini tidak menyertakan nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat
dengan mudah dipindahtangankan atau mudah berganti pemilik dan siapapun yang
memegang saham tersebut secara sah menjadi pemilik saham tersebut dan berhak dalam
RUPS.
2) Saham Atas Nama
Saham ini mencantumkan nama dari pemilik saham pada setiap lembar sahamnya. Saham
ini dapat dipindahtangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu.
Berdasarkan kinerjanya, saham dibagi menjadi :
1) Blue Chip Stock
Blue Chip Stock merupakan saham unggulan karena diterbitkan oleh perusahaan yang
mempunyai kinerja yang baik, dapat membagikan deviden secara stabil dan konsisten.
2) Growth Stock
Saham ini adalah saham yang telah diterbitkan perusahaan yang memiliki pertumbuhan
pendapatan tertentu.
3) Income Stock
12
Saham ini merupakan saham yang memiliki saham progresif atau besarnya deviden yang
lebih tinggi dari rata-rata tahun sebelumnya.
4) Speculative Stock
Saham ini menghasilkan deviden yang tidak tetap karena perusahaan yang menerbitkan
memiliki pendapatan yang berubah-ubah tetapi memungkinkan mempunyai prospek yang
bagus di masa yang akan datang.
5) Counter Cyclical Stock
Perusahaan yang menerbitkan saham ini operasionalnya tidak dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi makro. Perusahaan ini biasanya bergerak dalam bidang produksi atau layanan jasa
vital.
2.1.3 Harga saham
Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan dari perusahaan
yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Harga saham dapat diartikan sebagai harga yang
dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan
mereka terhadap profit perusahaan. Anoraga (2001: 100) mengemukakan bahwa harga saham
merupakan nilai sekarang dari arus kas yang diterima oleh pemilik saham di kemudian hari.
Masih menurut Anoraga (2001: 58), berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi
atas tiga jenis :
1) Par Value
Par value / nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi.
2) Base Price
13
Base price adalah harga perdana untuk menentukan nilai dasar, dipergunakan dalam
perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten.
Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya.
3) Market Price
Market price merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga dari suatu saham pada
pasar yang sedang berlangsung. Atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga
penutupan (closing price).
Umumnya harga pasar saham berbeda dengan nilai buku saham. Semakin sedikit
informasi yang dapat diperoleh untung menghitung harga saham, semakin jauh perbedaan
tersebut. Untuk mencegah hal ini sebaiknya perusahaan selalu memberi informasi yang cukup
ke Bursa Efek sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga sahamnya, sehingga
harga dapat mencerminkan nilai wajarnya. Inilah yang disebut dengan harga pasar wajar atau
nilai intrinsik / fair value.
Menurut Bodie (2006: 222) nilai intrinsik suatu saham didefinisikan sebagai nilai
sekarang dari seluruh pembayaran kas kepada investor, meliputi deviden, hasil penjualan
saham, dan diskonto dengan tingkat bunga yang disesuaikan terhadap risiko. Nilai intrinsik /
fair value adalah nilai saham yang seharusnya terjadi. Investor sangat berkepentingan
terhadap harga pasar dan nilai intrinsik sebagai dasar dalam pengambilan keputusan membeli
atau menjual saham.
2.1.4 Penilaian harga saham
Harga saham merupakan nilai dari suatu saham yang diperdagangkan di pasar modal /
bursa efek. Perubahan harga saham sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
14
penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak permintaan suatu saham, maka
harganya akan semakin naik, dan begitu juga sebaliknya. Menurut Jogiyanto (2003: 88),
terdapat dua macam analisis untuk menentukan nilai suatu saham yaitu :
1) Analisis Fundamental
Menurut Anoraga (2001: 108) analisis fundamental merupakan analisis yang
berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan
calon investor akan mengetahui bagaimana operasional perusahaan yang nantinya akan
menjadi milik mereka, apakah sehat atau tidak, menguntungkan atau tidak, dan sebagainya.
Dalam analisis ini dinyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai yang seharusnya).
Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna
menentukan apakah harga pasar saham tersebut mencerminkan nilai intrinsiknya.
Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu
perusahaan. Data yang digunakan merupakan data historis, yang artinya data yang telah terjadi
dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan
keuangan yang sebenarnya pada saat analisis.
Analisis fundamental mencoba memperkiarakan harga saham di masa yang akan datang
dengan :
a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa
yang akan datang.
b. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham.
2) Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data atau catatan pasar.
Analisis ini berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham, volume
15
perdagangan, indeks harga saham baik individu maupun gabungan, serta faktor-faktor lain
yang bersifat teknik. Analisis ini lebih menekankan pada perilaku pasar modal, dimana
datanya berdasarkan kebiasaan di masa lalu. Analisis ini berupaya untuk memperkirakan
harga saham tersebut di masa lalu.
Sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini adalah ketepatan untuk memprediksi
pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh karena itu informasi-informasi yang
berasal dari faktor-faktor teknis sangant penting bagi para pemodal, guna menentukan kapan
suatu saham harus dibeli atau dijual. Alat analisis yang utama digunakan adalah grafik atau
chart dari berbagai indikator teknis. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk memprediksi harga
saham dapat dilakukan dengan dua analisis yaitu analisis fundamental dan tiknikal. Dalam
penelitian ini analisis yang akan digunakan adalah analisis fundamental yaitu dengan
mengukur tingkat Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Rreturn On Assets
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta pengaruhnya terhadap
harga sahamnya.
Selain menggunakan kedua analisis diatas, penaksiran harga saham juga sangat
memerlukan adanya informasi yang akurat sebagai pertimbangan pengambilan keputusan
dalam investasinya.
2.2 Pasar Modal
2.2.1 Pengertian pasar modal
Menurut Husnan (1998: 3), secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar
untuk berbagi instrumen jangka panjang yang diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang,
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun
16
perusahaan swasta. Pasar adalah situasi dimana para pelakunya (penjual dan pembeli) dapat
menegoisasikan pertukaran satu atau lebih komoditas. Sedangkan modal adalah sesuatu yang
digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.
Sehingga pasar modal merupakan situasi dimana terdapat aktivitas pertukaran modal (Ang,
1997:33).
Widiatmodjo (1996: 13) berpendapat pasar modal dapat diartikan pasar abstrak, dimana
yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang yaitu dana yang keterkaitannya dalam
investasi lebih dari satu tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
pasar modal adalah suatu sistem yang mempertemukan permintaan dan penawaran komoditas
modal dari perushaan yang bersifat jangka panjang.
Pada dasarnya dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Pasar Perdana
Pasar perdana adalah penjualan perdana efek / sertifikat atau penjualan yang dilakukan
sesaat sebelum perdagangan di bursa / pasar sekunder. Pada pasar ini efek / sertifikat
diperdagangkan dengan harga resmi.
2) Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah penjualan efek / sertifikat setelah pasar perdana berakhir. Pada pasar
ini efek/sertifikat diperdagangkan dengan harga kurs.
3) Pasar Paralel
Pasar atau bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Persyaratan listing di
bursa efek yang cukup berat mengakibatkan tidak semua efek dapat diperjualbelikan di
bursa efek. Bursa paralel merupakan alternatif bagi perusahaan yang go public untuk
17
memperjualbelikan efeknya jika perusahaan tidak mampu memenuhi persyaratan listing di
bursa efek.
2.2.2 Manfaat pasar modal
Selain sebagai sarana untuk memperjualbelikan instrumen keuangan, pasar modal juga
memiliki berbagai manfaat yang diuraikan oleh Darmadji dan Fakhrudin dalam Uni (2006)
yaitu antara lain :
1) Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2) Menyediakan Leading Indicator bagi tren ekonomi negara.
3) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai ke lapisan masyarakat menengah.
4) Penyebaran kepemilikan perusahaan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim
berusaha yang sehat.
5) Menciptakan lapangan pekerjaan / profesi yang menarik.
6) Memberi kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik.
7) Sebagai alternatif investasi yang dapat memberikan keuntungan yang dapat diperhitungkan
atau diprediksikan, membuka iklim keterbukaan bagi dunia usaha, dan memberikan akses
kontrol sosial.
8) Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen
profesional.
9) Sumber dana jangka panjang bagi emiten.
Sedangkan menurut Ahmad (2004: 58) manfaat yang dapat diperoleh bagi masyarakat
pemodal dalam berinvestasi di pasar modal antara lain :
18
1) Nilai investasi barkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut
tercermin pada meningkatnya harga yang menjadi capital gain.
2) Sebagai pemegang saham investor memperoleh deviden, sebagai pemegang obligasi
investor memperoleh bunga tetap atau bunga yang mengambang.
3) Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi pemegang
saham.
4) Dapat dengan mudah mengagnti instrumen investasi, missal dari saham A ke saham B
sehingga dappat meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko.
5) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk mengurangi risiko.
2.2.3 Efisiensi pasar modal
Secara formal pasar modal yang efisien dapat didefinisikan sebagai pasar modal yang
harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin
cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut.
Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang
sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar, seperti ini disebut
dengan pasar efisien (Husnan, 2001: 256).
Menurut Fama dalam Jogiyanto (2000: 371), ada tiga bentuk efisiensi pasar modal
yaitu:
1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form efficiency)
Pasar dikatakan dalam bentuk ini jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh
informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi.
Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak yang
menyatakan bahwa data masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga
19
sekarang. Ini berarti bahwa investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk
mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form)
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang ada di laporan
keuangan perusahaan emiten. Pasar modal Indonesia termasuk dalam bentuk efisiensi
setengah kuat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada investor atau grup dari
investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan
keuntungan dalam jangka waktu yang lama.
3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Pasar daikatakan dalam bentuk ini jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan
semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Jika pasar dalam bentuk ini maka
tidak ada investor atau grup dari investor yang memperoleh keuntungan tidak normal
karena mempunyai imformasi privat.
2.3Teori Signal (Signaling Theory)
Adanya informasi yang akurat sangat dibutuhkan oleh masyarakat investor sebagai
pertimbangan pengambilan keputusan dalam investasinya. Teori signal ini mengajarkan
bahwa setiap tindakan adalah mengandung informasi. Informasi tersebut diperlukan untuk
mengetahui kondisi perusahaan emiten dan perilaku pasar. Menurut Anoraga (2001: 88) ada
tiga jenis informasi utama yang perlu diketahui oleh para pelaku pasar modal yaitu:
1) Informasi yang bersifat fundamental
20
2) Informasi yang berkaitan dengan masalah teknis
3) Informasi yang berkaitan dengan faktor lingkungan
Teori signal berasumsi bahwa manajemen perusahaan mempunyai informasi yang
akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar. Jika manajemen
perusahaan tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperolehnya tentang
hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan terhadap pasar modal, maka umumnya
pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu signal terhadap adanya suatu peristiwa
tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan
volume perdagangan yang terjadi.
2.4 Perbankan
2.3.1 Pengertian bank
Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan pengertian perbankan adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses dalam melaksanakan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Stuart dalam Dendawijaya (2005: 14) berpendapat bahwa bank adalah suatu
badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat
pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan
jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Selanjutnya Abdurachman
21
dalam Dendawijaya (2005: 14) mengemukakan bahwa bank adalah suatu jenis lembaga
keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman,
mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat
penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bank
adalah suatu lebaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, serta melaksanakan kegiatan
lainnya yang berhubungan dengan aspek keuangan.
2.3.2 Fungsi bank
Susilo (2000: 6) secara spesifik menyebutkan bahwa fungsi bank meliputi :
1) Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya
di bank apabila dilandasi oleh unsure kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya
tidak disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan
bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat
menarik lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank sendirai akan mau menempatkan atau
menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsure kepercayaan.
2) Agent of development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak
dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu
22
dengan yang lain. Sektor riil tidak akan bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak
bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan
untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi barang dan
jasa dimana selalu berkaitan dengan penggunaan uang.
3) Agent of services
Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan
penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan
bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa
bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa
pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
2.3.3 Peran bank
Malayu (2004: 3) berpendapat bahwa bank sangat penting dan berperan untik
mendorong pertumbuhan pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank adalah :
1) Pengumpul dana dari masyarakat yang kelebihan dana (Surplus Spending Unit / SSU) dan
penyalura kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana (Defisit Spending Unit /
DSU).
2) Tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat.
3) Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis, dan ekonomis.
4) Penjamin penyelesaian pedagangan dengan menerbitkan Letter of credit (L/C).
5) Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank guarantee.
2.3.4 Usaha pokok bank
23
Menurut Malayu (2004: 5), pada dasarnya bang merupakan perantara antara SSU dan
DSU, usaha pokok bank didasarkan atas empat hal pokok, yaitu :
1) Denomination Devisibility, artinya bank menhimpun dana dari SSU yang masing-masing
nilainya relatif kecil, tetapi secara keseluruhan jumlahnya akan sangat besar.
2) Maturity Flexibility, artinya bank dalam menghimpun dana menyelenggarakan bentu-
bentuk simpanan yang bervariasi jangka waktu dan penarikannya, seperti rekening giro,
deposito berjangka, buku tabungan, dan sebagainya.
3) Liquidity Transformation, artinya dana yang disimpan oleh para penabung (SSU) kepada
bank umumnya bersifat likuid. Oleh karena itu, SSU dapat dengan mudah mencairkannya
sesuai dengan bentuk tabungannya.
4) Risk Diversification, artinya bank dalam menyalurkan kepada banyak pihak atau debitor
dan sektor-sektor ekonomi yang beraneka macam, sehingga risiko yang dihadapi bank
dengan cara menyebarkan kredit akan menjadi semakin kecil.
2.3.5 Jenis bank
Dendawijaya (2005: 15) berpendapat bahwa jenis atau bentuk bank bermacam-macam,
tergantung pada cara penggolongannya. Penggolongan dapat dilakukan bardasarkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Formalitas berdasarkan undang-undang
b. Kepemilikannya
c. Penekanan kegiatan usahanya
24
d. Pembayaran bunga atau pebagian hasil usaha.
Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu :
1) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan bank umum sangat luas dalam bidang keuangan dari mulai
menghimpun dan menyalurkan dana hingga memperjualbelikan saham perusahaannya
dalam rangka investasi.
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang usahanya hanya meliputi penghimpunan dana,
memberikan kredit, serta menyediakan pembiayaan dan penempatan dana dalam bentuk
SBI, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
Selanjutnya Kasmir (2002: 26) menyebutkan jenis bank dilihat dari segi
kepemilikannya adalah sebagai berikut ;
1) Bank Milik Pemerintah
Adalah bank dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah,
sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
2) Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta
akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya
diambil oleh swasta pula.
3) Bank Milik Asing
25
Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun
pemerintah asing suatu negara.
4) Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional, namun secara mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh warga negara
Indonesia.
2.3.6 Kegiatan dan jasa perbankan lalinnya
Menurut Dendawijaya (2005: 20) kegiatan dan jasa perbankan lainnya selain kegiatan
pokok bank antara lain :
1) Kegiatan money market (pasar uang)
Kegiatan yang bersifat abstrak (tidak ada transaksi secara tunai atau cash money), dimana
dana dapat dipinjam atau dipinjamkan dalam jangka pendek (satu hari, satu minggu, dua
minggu). Atas kesempatan mempergunakan dana tersebut, peminjam dikenakan bunga oleh
pemilik dana.
2) Kegiatan foreign exchange (forex)
Kegiatan bank dalam melakukan pertukaran atau jual beli mata uang asing atau valuta
asing (valas).
3) Kegiatan pasar modal (capital market)
Kegiatan bank dalam melakukan jual beli saham, obligasi, ataupun derivative di bursa efek
meliputi perantara (broker/pialang). Bursa efek adalah tempat atau sarana untuk
26
mempertemukan pemunta dana (emiten) dan penawar dana (investor) terhadap dana jangka
panjang dalam bentuk efek.
4) Layanan custody (custodian service)
Layanan terpadu atas kegiatan transaksi efek yang dilakukan nasabah yang meliputi:
a. layanan penyimpanan (safe keeping service),
b. layanan transaksi (trade dearing service),
c. layanan informasi (information service).
5) Layanan broker (brokerage service)
Layanan jasa bank yang diberikan kepada nasabah untuk melakukan jual beli saham,
obligasi, sertifikat danareksa, dan surat berharga lainnya di bursa efek.
6) Gold card
Kredit yang dikeluarkan bank dengan bekerja sama dengan penerbit kartu kredit di luar
negeri untuk mengkombinasikan fasilitas gold card dari penerbit itu (termasuk transaksi
dalam valas) dengan jasa-jasa yang diberikan oleh bank.
2.5 Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik analisa yang biasa digunakan
dalam laporan keuangan. Menurut Munawir (2004: 37) analisis rasio keuangan adalah
suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau
laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis
beberapa rasio keuangan akan memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap prestasi
dan kondisi keuangan sebuah perusahaan.
27
Rasio keuangan sangatlah penting bagi pihak eksternal yang menilai suatu perusahaan
guna investasinya di masa yang akan datang. Hasil analisis rasio keuangan akan membantu
mengintepretasikan hubungan bebagai aspek yang dapat memberikan dasar pertimbangan
tentang potensi keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan kata lain,
dengan analisis rasio keuangan perusahaan dapat diketahui tingkat kesehatan perusahaan.
Menurut Sawir (2005: 6), analisis dan intepretasi dari macam-macam rasio dapat
memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan
bagi para analisis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya
didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Analisis rasio
keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan
lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya
pada saat ini. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis rasio
keuangan memerlukan beberapa tolok ukur.
Menurut Undang-Undang No. 19 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pembinaan dan pengawasan bank
dilakukan oleh Bank Indonesia. Undang-undang tersebut lebih lanjut menetapkan bahwa
bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan likuiditas, kualitas
aset, kualitas manajemen, rentabilitas dan solvabilitas serta aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank. Kelima aspek itulah yang biasa dikenal dengan CAMEL. Setiap aspek
diukur dengan rasio masing-masing, misalnya untuk likuiditas dengan LDR, rentabilitas
dengan ROA, dan solvabilitas dengan CAR.
2.6 Loan to Deposit Ratio (LDR)
28
2.6.1 Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Kashmir (2002: 272) Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur
komposisi jumlah jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini dapat dirumuskan
LDR = x 100%
Dendawijaya (2005: 116) menyebutkan bahwa rasio ini menggambarkan kemampuan
bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin
besar. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat
mengimbangi kewajiban bank untuk sagara memenuhi permintaan deposan yang ingin
menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.
Rasio LDR juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank. Apabila
kredit yang disalurkan mengalami kegagalan atau bermasalah, maka bank akan mengalami
kesulitan untuk mengembalikan dana yang dititipkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, dalam
tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai
batas rasio LDR melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 tanggal 31 Mei
2004 sebagai berikut:
29
Tabel 2.1
Tingkat Loan to Deposit Ratio
Prosentase Rasio Kategori
Di bawah 93.75 % Sehat
93.75 % - 97.5 % Cukup sehat
97.5 % - 101.25 % Kurang sehat
Di atas 101.25 % Tidak sehat
Sumber: SE.BI No. 6/23/DPNP/2004
2.6.2 Unsur-unsur Loan to Deposit Ratio
Kasmir (2002: 272) menyebutkan unsur-unsur LDR sebagai berikut :
1) Total Loans
Total Loans adalah adalah semua realisasi kredit dalam rupiah dan valuta asing yang
diberikan bank termasuk kantornya di luar negeri, kepada pihak ketiga bukan bank baik di
dalam maupun di dalam negeri.
2) Total Deposit
Total Deposit adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berupa :
a. Giro, yaitu simpanan yang dapat digunukan sebagai alat pembayaran, dan penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana pembayaran lainnya, atau
dengan pemindahbukuan.
b.Deposito berjangka, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
30
c. Sertifikat deposito, yaitu deposito berjangka yang bukti penyimpanannya dapat
diperdagangkan.
d.Tabungan, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat
dipersamakan dengan itu.
3) Equity
Equity adalah modal yang terdiri dari modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk
dari laba setelah pajak.
2.7 Capital Adequacy Ratio (CAR)
2.7.1 Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Sinungan (1992: 157), Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah perbandingan
modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelah dihitung margin risk atau
pertumbuhan risikonya. Sedangkan menurut Mulyono (1999: 130) CAR merupakan
perbandingan antara equity capital dengan total loans dan securities. Dendawijaya (2005:
121) berpendapat bahwa CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva
bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut
dibiayai dari dana modal sendiri bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-
lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
CAR adalah rasio kecukupan modal atau kemampuan bank dalam permodalan guna
menutup kerugian dalam perkreditan atau kemungkinan kerugian dalam perdagangan surat-
31
surat berharga. CAR merupakan indikator terhadapkemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva
yang berisiko. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut
CAR = x 100%
Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas rasio CAR sebagai berikut
dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 tanggal 31 Mei 2004 sebagai
berikut :
Tabel 2.2
Tingkat Capital Adequacy Ratio
Prosentase Rasio Kategori
Di atas 8 % Sehat
6.4 % - 8 % Kurang Sehat
Di bawah 6.4 % Tidak Sehat
Sumber: SE.BI No. 6/23/DPNP/2004
2.7.2 Unsur-unsur CAR
Berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh Bank Indonesia mangenai Tata Cara Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank, terdapat ketentuan bahwa unsur permodalan (CAR) terdiri atas :
1.Modal
32
Menurut Dendawijaya (2005: 38), modal bank terdiri atas modal inti dan modal
pelengkap.
a) Modal Inti
Komponen modal inti pada dasarnya terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan
yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut :
1) Modal disetor, adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi bank
yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan
wajib para anggotanya.
2) Agio saham, adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat
dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
3) Cadangan umum, adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba
bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
atau rapat anggota sesuai anggaran dasar masing-masing.
4) Cadangan tujuan, adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan
tertentu dan telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham atau rapat
anggota.
5) Laba ditahan, adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh Rapat Umum
Pemegang Saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
6) Laba tahun lalu, adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum
ditentukan penggunaannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau rapat anggota.
Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika
bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi
faktor pengurang dari modal inti.
33
7) Laba tahun berjalan, adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah
dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan
sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mengalami kerugian pada tahun bejalan,
seluruh kerugian tesebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
8) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan
bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan setelah
dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Yang dimaksud
dengan anak perusahaan adalah bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) lain
yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.
b) Modal Pelengkap
Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang tidak dibantuk dari laba setelah
pajak dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal. Secara terperinci
modal pelengkap dapat berupa sebagai berikut :
1) Cadangan re-evaluasi aktiva tetap, adalah cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian
kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal pajak.
2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, adalah cadangan yang dibentuk
dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung
kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau
seluruh aktiva produktif.
3) Modal kuasi, adalah modal yang didukung oleh instrument atau warkat yang memiliki
sifat seperti modal.
4) Pinjaman subordinasi, adalah pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada
perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman serta mendapat persetujuan dari
34
Bank Indonesia, minimal berjangka 5 tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo harus atas
persetujuan Bank Indonesia.
2.Total Loans
Total loans merupakan jumlah kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga dan pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah dikurangi penyisihan penghapusan.
3.Securities / Surat Berharga
Securities / surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas
kredit, atau setiap derivatifnya atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit
dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal atau pasar uang.
2.8 Return On Assets (ROA)
Menurut Dendawijaya dalam Setiyawati (2007: 30) Return On Assets (ROA) adalah
rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA
berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari
segi penggunaan asset. Jadi rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut
ROA x 100%
35
Laba setelah pajak adalah laba rugi bank yang diperoleh dalam periode berjalan setelah
dikurangi pajak. Total asset merupakan komponen yang terdiri dari kas, giro pada BI,
penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, kredit yang diberikan, pendapatan yang
masih harus diterima, biaya bayar di muka, uang muka pajak, aktiva tetap dan penyusutan
aktiva tetap dan lain-lain. Berikut ini adalah ketentuan tingkat ROA dalam Surat Edaran Bank
Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 :
Tabel 2.3
Tingkat Return On Asset
Prosentase Rasio Kategori
Di atas 1.22 % Sehat
0.99 % - 1.22 % Cukup Sehat
0.77 % - 0.99 % Kurang Sehat
Di bawah 0.77 % Tidak Sehat
Sumber: SE.BI No. 6/23/DPNP/2004
2.9 Hubungan LDR, CAR, dan ROA terhadap Harga Saham
Menurut Dendawijaya (2005: 114), ada tiga rasio keuangan yang penting dalam
menganalisis kinerja keuangan perusahaan perbankan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
dan rasio rentabilitas. Masing-masing rasio ini mewakili syarat kinerja perusahaan bank yang
baik yaitu terjaganya keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan
pencapaian rentabilitas yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai. Pada penelitian
36
ini untuk menilai aspek likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas tersebut maka digunakan rasio
LDR, CAR, dan ROA.
Dendawijaya (2005: 116) mengatakan bahwa Loan to Deposit Ratio menggambarkan
kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini
memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal
ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin
besar. Jadi banyaknya kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat harus diimbangi
dengan kemampuan bank tersebut untuk mengembalikan dana itu. Dengan keseimbangan
kemampuan ini maka rasio LDR akan teatp terjaga, serta masyarakat dan dan investor pun
akan semakin percaya bahwa bank tersebut dalam kondisi sehat sehingga pada akhirnya harga
saham juga akan meningkat.
Dendawijaya (2005: 121) berpendapat bahwa CAR adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah
rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Dengan
CAR yang tinggi, berarti bank mempunyai kemampuan untuk mengatasi kemungkinan
kerugian akibat perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Selain itu, jika CAR tinggi
maka masyarakat dan investor akan percaya terhadap kemampuan permodalan bank, dan dana
yang diserap dari masyarakat meningkat yang akhirnya akan meningkatkan harga saham.
37
Return On Assets (ROA) merupakan rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. ROA yang tinggi
berarti rasio rentabilitas juga tinggi, yang berarti juga bank sukses dalam menghasilkan laba.
Dengan laba yang tinggi berarti investor dapat mengharapkan keuntungan yang berasal dari
deviden, hingga pada akhirnya harga saham akan naik. Sebaliknya jika ROA rendah berarti
profitabilitas bank juga rendah, hal tersebut dapat menurunkan harga saham. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa LDR, CAR dan ROA berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan perbankan di BEI.
2.10 Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian tentang variabel-variabel dalam penelitian ini telah dilakukan untuk
menguji besarnya pengaruh berbagai faktor terhadap kinerja dan harga saham perbankan, baik
di dalam maupun luar negeri. Berikut beberapa penelitian yang peneliti gunakan sebagai
bahan rujukan dalam penelitian ini. Heidi Taylor Aggeler (1998) meneliti tentang pengaruh
pertumbuhan kredit (loan growth), tingkat modal perbankan (bank’s equity level), dan waktu
pelaporan keuangan terhadap permasalahan likuiditas perbankan. Dari penelitian ini diperoleh
kesimpulan bahwa LDR paling besar pengaruhnya terhadap permasalahan likuiditas bank
daripada kedua variabel yang lain.
Puji Astuti (2002) melakukan penelitian dengan judul Analisis Variabel-variabel yang
Mempengaruhi Harga Pasar Saham Perbankan di BEJ. Dalam penelitian ini digunakan
variabel diantaranya Earning Per Share, ROE, ROA, NPM, Liqudity Risk, Interest Rate Risk,
Credit Risk, dan CAR. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa EPS, ROE, NPM, LR,
CR, CAR berpengaruh positif, sedangkan ROA dan IRR berpengaruh negatif.
38
Selanjutnya tahun 2004 Pena Arisanti meneliti berbagai faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham perbankan di BEJ 1999-2001 dengan menggunakan variabel
Price Earning Ratio, ROE, NPM, DER, dan ROA. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan
secara simultan semua variabel tidak berpengaruh secara sgnifikan terhadap harga saham, dan
secara parsial hanya NPM dan ROE yang berpengaruh signifikan.
Casper H. Fouche, J.Mukuddem-Petersen, dan M. A. Petersen (2005) melakukan
penelitian berjudul Continuous-time Stochastic Modelling of Capital Adequacy Ratios for
Banks. Penelitian ini meneliti tentang Stochastic banking model (aset, modal, kewajiban,
kredit, utang). Diperoleh kesimpulan variabel tersebut beserta CAR konsisten mempengaruhi
kinerja dan prestasi bank.
Lidiadni Septiantri (2006) mengangkat judul Analisis Faktor Fundamental yang
Mempengaruhi Harga Saham pada Sektor Perbankan yang Go Public Tahun 2000-2004 untuk
penelitiannya. Dengan variabel EPS, LDR, CAR, ROE, NPM, IRR, Assets to Loan Ratio dan
Leverage Mulplier diperoleh kesimpulan secara simultan semua berpengaruh signifikan
terhadap harga saham, sedangkan EPS, ROE, NPM secara parsial signifikan berpengaruh
terhadap harga saham.
Desi Arianti (2007) menyusun penelitian berjudul Analisis Tingkat Kesehatan Bank
dan pengaruhnya terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Dalam
penelitian ini digunakan variabel CAR, RORA, NPM, ROA, LDR dan diperoleh kesimpulan
bahwa secara simultan semua berpengaaruh signifikan, dan secara parsial hanya CAR,
RORA, LDR berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2.11 Kerangka Berpikir
39
Dalam melakukan sebuah investasi, seorang investor membutuhkan informasi yang
akurat, aktual dan transparan mengenai perusahaan yang akan dibeli kepemilikannya. Salah
satu informasi yang sangat dibutuhkan seorang investor adalah informasi mengenai kinerja,
baik keuangan maupun manajemennya. Informasi ini sangatlah fundamental bagi para
investor agar dapat memperhitungkan keuntungan yang dapat diperoleh dalam investasinya.
Untuk tujuan tersebut, investor menggunakan laporan keuangan yang kemudian dianalisis
untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan.
Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan dalam PSAK No. 1 yang dapat
disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang kinerja
dan posisi keuangan perusahaan kepada para stakeholder guna pengambilan keputusan
ekonomi perusahaan. Dengan demikian para pihak yang berkepentingan termasuk investor
dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan, yang pada akhirnya akan berdampak pada
harga saham perusahaan. Karena pada dasarnya harga saham perusahaan ditentukan oleh
kinerjanya.
Secara teori, jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan
merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, begitu juga dengan sebaliknya. Untuk
mengukur kinerja perusahaan dapat digunakan analisa terhadap rasio keuangan. Menurut
Dendawijaya (2005: 114), analisis kinerja perusahaan perbankan terdiri dari analisis rasio
likuiditas, solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Dalam penelitian ini rasio likuiditas akan diukur
dengan Loan to Deposiy Ratio (LDR), rasio solvabilitas diukur dengan Capital Adequacy
Ratio (CAR), dan untuk rasio rentabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA).
LDR merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank. Tingginya rasio ini
mengindikasikan rendahnya likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan banyak
40
dana yang diberikan sebagai kredit kepada nasabah. Oleh karena itu pemberian kredit kepada
masyarakat tentunya diimbangi dengan kemampuan untuk mengembalikannya, sehingga
perusahaan akan memperoleh keuntungan dari bunga kredit yang diberikan. Jika kedua
kemampuan ini berimbang maka masyarakat dan investor percaya bahwa bank yang
bersangkutan adalah menguntungkan, yang pada akhirnya harga saham pearusahaan akan
meningkat.
CAR adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal sebuah perusahaan, guna menutup
kemungkinan kerugian dalam perkreditan atau dalam perdagangan surat-surat berharga.
Semakin tinggi rasio ini, maka bank yang bersangkutan dapat dikatakan solvable. Dengan
status bank yang solvable ini kepercayaan masyarakat dan investor semakin tinggi karena
mereka merasa aman untuk menginvestasikan dananya di bank tersebut, yang pada akhirnya
akan menaikkan harga saham perusahaan.
Selanjutnya untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
(rentabilitas) suatu perusahaan dapat diukur dengan ROA. Tingginya rasio ini berarti
perusahaan dalam hal ini perbankan sukses dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dalam
usahanya guna mengasilkan laba. Tingginya tingkat laba yang dihasilkan dapat meningkatkan
kepercayaan dan loyalitas investor karena mereka yakin akan mendapatkan deviden yang
besar. Jadi semakin tinggi ROA suatu perusahaan akan meningkatkan harga saham
perusahaan tersebut.
Dari uraian di atas, peneliti barasumsi bahwa LDR, CAR, dan ROA berpengaruh
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan. Berikut gambar kerangka berpikir
peneliti :
41
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Peneliti
Pengaruh LDR, CAR dan ROA terhadap Harga Saham
Likuiditas Rendah Tinggi
LDR Likuiditas Likuiditas Tinggi Rendah
Harga Saham Naik Modal Kuat Tinggi
Rasio Keuangan Fundamental CAR Solvabilitas
Harga Saham Turun Modal Lemah Rendah
Laba Tinggi Tinggi ROA Rentabilitas
Laba Rendah Rendah
42
2.12 Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka peneliti merumuskan
hipotesis sebagai berikut :
H1 = Ada pengaruh negatif antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap perubahan harga
saham perusahaan perbankan di BEI.
H2 = Ada pengaruh positif antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap perubahan harga
saham perusahaan perbankan di BEI.
H3 = Ada pengaruh positif antara Return On Asset (ROA) terhadap perubahan harga saham
perusahaan perbankan di BEI.
H4 = Ada pengaruh antara Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR),
dan Return On Asset (ROA) secara simultan terhadap perubahan harga saham
perusahaan perbankan di BEI.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi mencakup keseluruhan obyek yang akan diukur, diteliti dan dianalisis dalam
penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI. Sampel dalam penelitian ini menggunakan model purposive sampling, dan
unit sampel dalam penelitian ini mengambil keseluruhan laporan keuangan tahunan dan rasio
keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dengan kriteria tertentu, yaitu :
1) Perbankan yang listing di BEI selama 3 periode berturut-turut.
2) Perbankan tersebut mempublikasikan laporan keuangan selama tahun penelitian 2005-
2007.
3) Perbankan tersebut tidak dilikuidasi pada saat tahun penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh populasi sebanyak 27 perbankan. Berikut daftar
populasi yang peneliti peroleh :
Tabel 3.1
Daftar Populasi Penelitian
No. Perbankan 1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 2 PT Bank Artha Niaga Kencana Tbk 3 PT Bank Bukopin Tbk 4 PT Bank Bumi Arta Tbk 5 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 6 PT Bank Central Asia Tbk 7 PT Bank Century Tbk
44
8 PT Bank Danamon Tbk 9 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk 10 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 11 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 12 PT Bank Kesawan Tbk 13 PT Bank Lippo Tbk 14 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 15 PT Bank Mayapada Tbk 16 PT Bank Mega Tbk 17 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 18 PT Bank Niaga Tbk 19 PT Bank NISP Tbk 20 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 21 PT Bank Pan Indonesia Tbk 22 PT Bank Permata Tbk 23 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 24 PT Bank Swadesi Tbk 25 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk 26 PT Bank UOB Buana (d/h Bank Buana Indonesia) Tbk 27 PT Bank Victoria International Tbk
Sumber: Data sekunder yang diolah
Setelah dipelajari, ternyata dari semua populasi yang memenuhi kriteria sebagai
sampel penelitian adalah sebanyak 22 perbankan. Perbankan yang tidak masuk sebagai
sampel dikarenakan masing-masing dari lima perbankan tersebut tidak memenuhi salah satu
atau lebih kriteria yang diajukan. Untuk PT Bank Artha Niaga Kencana Tbk tidak masuk
sampel karena pada tahun 2007 perbankan ini tidak listing di BEI dan tidak
mempublikasikan laporan keuangan. Hal yang sama juga terjadi pada PT Bank Bukopin Tbk,
PT Bank Bumi Arta Tbk, dan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk pada tahun 2005.
Sedangkan untuk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk baru listing di BEI
pada tahun 2007. Berikut daftar sampel dalam peneletian ini :
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No. Perbankan
45
1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 2 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 3 PT Bank Central Asia Tbk 4 PT Bank Century Tbk 5 PT Bank Danamon Tbk 6 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk 7 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 8 PT Bank Kesawan Tbk 9 PT Bank Lippo Tbk 10 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 11 PT Bank Mayapada Tbk 12 PT Bank Mega Tbk 13 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 14 PT Bank Niaga Tbk 15 PT Bank NISP Tbk 16 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 17 PT Bank Pan Indonesia Tbk 18 PT Bank Permata Tbk 19 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 20 PT Bank Swadesi Tbk 21 PT Bank UOB Buana (d/h Bank Buana Indonesia) Tbk 22 PT Bank Victoria International Tbk
Sumber: Data sekunder yang diolah
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Independent Variable / Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang diduga mempengaruhi variabel terikat.
Dalam penelitian ini variabel bebas berupa :
a. X1 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang
digunakan bank selama tahun 2005-2007.
46
LDR = x 100%
b. X2 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio adalah rasio kecukupan modal atau kemampuan bank dalam
permodalan guna menutup kerugian dalam perkreditan atau kemungkinan kerugian dalam
perdagangan surat-surat berharga selama tahun 2005-2007.
CAR = x 100%
c. X3 = Return On Asset (ROA)
Return On asset adalah rasio yang berfungsi untuk mengukur efektivitas bank dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya selama periode tahun
2005-2007.
ROA x 100%
3.2.2 Dependent Variable / Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian
ini, variabel terikatnya adalah harga saham relatif perbankan tahun 2005-2007. Yang dimaksud
dengan harga saham relatif dalam hal ini adalah rata-rata perubahan harga saham selama 5 hari
sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan perbankan pada tahun tersebut.
47
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi, yaitu dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data dokumen sekunder yang
memuat kejadian atau transaksi historis perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode
tahun 2005-2007.
Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui pengungkapan laporan keuangan
tahunan (annual report), tingkat rasio keuangan serta perubahan harga saham pada
perusahaan sampel. Data-data dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari
catatan-catatan yang dipublikasikan di BEI. Metode ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan jenis data sekunder yang berupa ringkasan laporan keuangan yang terdapat
pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD), atau juga dapat diperoleh di situs
www.idx.co.id, www.bi.go.id dan www.bapepam.co.id.
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji statistik, langkah awal yang harus dilakukan adalah screening
terhadap data yang akan diolah. Screening terhadap normalitas data merupakan langkah
awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate. Jika terdapat normalitas, maka
residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Walaupun normalitas suatu
variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis, akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik
jika semua variabel berdistribusi normal.
48
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi variabel bebas dan
variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. Deteksi normalitas dapat dilakukan
dengan melihat histogram dari residualnya dan melihat persebaran data pada sumbu
diagonal atau pada grafik normal. Dasar pengambilan keputusan ini antara lain :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau mengubah arah garis diagonal
maka tidak menunjukkan pola distribusi normal sehingga model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Dari hasil uji normalitas terhadap data yang peneliti peroleh, semua data terdistribusi
secara normal. Artinya diperoleh data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis pada histogram, dan persebarannya pada sumbu diagonal dan grafik
normal. Berikut gambar hisrogram dan P-Plot normalitas data :
Gambar 3.1 Histogram Normalitas Data
49
Gambar 3.2 Normal P-Plot
3.4.2 Analisis Deskriptif
Tujuan adanya analisis deskriptif adalah mendeskripsikan data sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya. Selain itu, analisis ini juga memberikan penjelasan tentang
variabel-variabel penelitian, nilai maksimum, minimum,dan rata-ratanya. Variabel yang
akan dianalisis daam penelitian ini adalah LDR, CAR dan ROA sebagai variabel
independen, serta perubahan harga saham / harga relative saham sebagai variabel dependen.
3.4.3 Analisis Inferensial
Analisis Inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk
50
mengetahui pengaruh Loan to Deposit ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan
Return On Asset (ROA) terhadap harga saham.
Adapun bentuk model yang aka diuji dalam penelitian ini yaitu :
Y = a - b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan : Y = harga saham
a = konstanta
b = koefisien persamaan regresi X1, X2, dan X3
X1 = variabel LDR
X2 = variabel CAR
X3 = variabel ROA
e = faktor pengganggu / error
3.4.4 Pengujian Hipotesis
1) Uji Simultan
Uji statistik ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel
independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F, dengan cara membandingkan nilai F kritis
(Ftabel) dengan F rasio (Fhitung) yang terdapat pada tabel analysis of variance dari hasil
perhitungan.
Untuk menentukan nilai Ftabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan
derajat kebebasan (degree of freedom) df = 66 - 4 = 62. Kriteria yang digunakan dalam uji
ini menurut Algifari (2000: 73) adalah :
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha),
yang artinya secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua
51
variabel independen (X) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen
(Y).
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima yang artinya secara statistik dapat
dibuktikan bahwa semua variabel independen (X) secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
2) Uji Parsial
Kendala regresi berganda sebagai alat estimasi sangat ditentukan oleh signifikansi
parameter-parameter yang dalam hal ini adalah koefisien regresi. Uji t digunakan untuk
menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Untuk menentukan
nilai t statistik tabel digunakan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1),
dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel, jadi diperoleh df = 61.
Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha) yang
artinya variabel independen (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel
dependen (Y).
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima yang artinya variabel independen (X) secara
parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).
3) Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, yang masing-masing
variabel independen yaitu Loan to deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR),
dan Return On Assets (ROA) secara simultam maupun parsial berpengaruh terhadap harga
saham. Untuk menyatakan besarnya pengaruh variabel bebas (X) secara simultan terhadap
harga saham digunakan R², sedangkan untuk menyatakan besarnya pengaruh variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y) secara parsial digunkan r².
52
4) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh
dapat menghasilkan estimator linier yang baik atau tidak. Dalam uji ini, model analisa yang
digunakan akan menghasilkan estimator yang tidak bias apabila memenuhi beberapa asumsi
klasik sebagai berikut :
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat cara-cara sebagai
berikut :
(1) Nilai R² yang dihasilkan dalam model regresi sangat tinggi, tetapi secar individual
variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
(2) Menganalisi matriks korelasi variabel independen. Jika antar variabel dependen ada
korelasi yang cukup tinggi ini merupakan indikasi multikolinier.
(3) Dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai VIF lebih kecil dari 10
maka tidak terdapat multikolinier.
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi atau hubungan yang terjadi antara anggota-anggota
dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam serangkaian waktu (data time series).
Salah satu pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelaasi adalah
uji statistik Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Bila nilai Durbin Watson (DW) terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4
– du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
53
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien
autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif.
3) Bila DW lebih besar dari (4 – dl), maka autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada
autokorelasi negatif.
4) Bila DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl), atau DW terletak antara
(4 – du) dan (4 – dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
c. Uji Heterokedastisitas
Penyimpangan asumsi klasik ini adalah adanya heterokedastisitas, yang artinya varian
dalam model tidak sama. Konsekuensi adanya heterokedastisitas dalam model regresi
adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar,
walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya dalam arti tidak bias.
Pertambahan sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya (konsisten). Untuk
mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji Scatterplots.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi perusahaan sampel
a. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
Perusahaan ini pada awalnya adalah sebuah institusi bukan bank dengan nama PT
Inter-Pacific Financial Corp, perusahaan ini berdiri pada 7 September 1973 sebagai hasil
join venture dari beberapa perusahaan yaitu PT BRI (Persero), Continental Bank (Belgia),
The Sanwa Bank (Jepang), dan Credit Comercial De France (Perancis). Kemudian
perusahaan ini berubah statusnya menjadi bank komersial pada tanggal 24 Februari 1993
dengan nama PT Inter-Pacific Bank. Pada 1 Juli 1998 bank ini berubah nama menjadi PT
Bank Inter-Pacific Tbk. Bank Indonesia menyetujui merger bank ini dengan PT Bank Artha
Graha pada tanggal 15 Juni 2005, dan tanggal 14 Juli 2005 namanya berubah menjadi PT
Bank Artha Graha Internasional Tbk.
Kepemilikan saham bank ini adalah sbesar 22.48% oleh PT Cerana Artharutra, PT
Karya Nusantara Permai sebesar 12.12%, PT Puspita Bisnispuri, PT Arthamulia
Sentosajaya dan PT Pirus Platinum Murni masing-masing sebesar 14.04%, dan sisanya
23.28% dimiliki oleh publik.
b. PT Bank Bmiputera Indonesia Tbk
55
Berdiri pada 31 Juli 1989, perusahaan ini memperoleh izin beroperasi sebagai bank
umum pada 4 Januari 1990. Pada 5 Desember 1997 perusahaan ini memperoleh status baru
sebagai bank asing. Saham bank ini dimiliki oleh Che Abdul Daim Bin Haji Zainuddin
sebesar 67.07%, AJB Bumiputera 1912 sebesar 5.98%, dan sisanya sebesar 26.95%
dimilikimoleh publik.
c. PT Bank Central Asia Tbk
Bank ini pertama berdiri pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia
NV. Bank ini merupakan gabungan usaha antara Bank Sarana Indonesia dan Bank Gemari
(1976), serta Indo Comercial Bank (1979). Bank ini merupakan bank yang tahan akan
dampak krisis yang melanda asia tahun 1997. Hingga kini BCA masih menjadi salah satu
bank yang memiliki good corporate governance yang cukup stabil.
Kepemilikan saham bank ini adalah sebesar 51.15% dimiliki oleh Farindo
Investments (Mauritius) Ltd., Anthony Salim sebesar 1.76%, Djohan Emir Setijoso sebesar
0.13%, dan 46.96 dimiliki oleh publik.
d. PT Bank Century Tbk
PT Bank Century berdiri pada tahun 1989. bank ini mulai listing di Bursa Efek
Jakarta pada 25 Juni 1997. pada 22 Oktober 2004 bank ini merger dengan Bank Danpac
dan Bank Pikko, dan kemudian berganti nama menjadi PT Bank Century Tbk. Saham bank
ini dimiliki oleh Cleanstream Banking S.A Luxembourg sebesar 11.15%, First Gulf Asia
Holding Limited 9.55%, sebesar 9.00% dimiliki oleh PT Century Mega Investindo, PT
Antaboga Delta Sekuritas sebesar 7.44%, PT Century Super Investindo 5.64%, dan sisanya
dimiliki oleh publik.
e. PT Bank CIMB Niaga Tbk
56
Berdiri pada 26 September 1955, Bank Niaga merupakan salah satu dari tujuh bank
yang memiliki aset terbesar. Bank ini menjadi bank lokal pertama yang menyediakan
layanan ATM di tahun 1987 dan juga sistem on-line pada 1991. Pada tahun selanjutnya,
Bank Niaga berhasil mempertahankan rekor sebagai penyedia layanan terbaik. Pada tahun
2006 Bank Niaga memperoleh penghargaan sebagai bank yang paling konsisten dalam
keunggulan layanan dari Marketing Research Indonesia. Pada awal 2008 Bank Niaga
meluncurkan visi baru mereka yaitu menjadi bank umum yang paling utama di Indonesia,
tentunya dalam hal produk perbankan dan layanannya.
Kepemilikan saham ini adalah sebesar 62.47% dimiliki oleh CIMB Group Sdn Bhd,
SSB HG22 Smallcap Worl-Fund Inc sebesar 1.79%, Morgan Stanley Inc sebesar 1.55%,
Fortis Ekuitas dan Goldman Sach London-Segregated Account masing-masing sebesar
1.22%, dan sisanya sebesar 31.75 dimiliki oleh publik.
f. PT Bank Danamon Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk berdiri pada tahun 1956 dengan nama PT Bank
Kopra Indonesia, kemudian pada tahun 1976 namanya berubah menjadi Bank Danamon
Indonesia kembali. Di tahun 1976 bank ini menjadi bank asing pertama, dan mulai listing
di BEJ pada 1977. Bank ini merupakan penggabungan dari Asia-Afrika Banking Corp
(1981), PT Bank Delta (1996), PT PDFCI (1999), PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk,
PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara Tbk, PT Jaya Bank
Int, dan PT Bank Risjad Salim Int (2000). Saham bank ini dimiliki oleh Asia Financial
(Indonesia) Pte., Ltd. sebesar 67.88% dan publik sebesar 32.12%.
g. PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
57
Perbankan ini berdiri pada tahun 1992 yang kemudian berganti nama menjadi Bank
Eksekutif Internasional pada 16 Januari 1996 dan mulai beroperasi sebagai bank umum
pada 9 Agustus 1993. Pada bulan Juli 2001, perusahaan ini menerbitkan 277.5 juta lembar
saham. Sebagian besar kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh Widjaja bersaudara yaitu
sebesar 53.15% oleh Lunardi Widjaja, Lusiana Widjaja sebesar 10.29%, Irawanti dan
Sinthyawati Widjaja masing-masing 4.99%, Setiawan Widjaja sebesar 4.82%, dan sisasnya
sebesar 21.76% dimiliki oleh publik.
h. PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) berdiri pada tanggal 15 Mei 1959 dan
diakui sebagai bank asing pada 1988. Bank ini mulai listing pada tahun 1989 di Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Kepemilikan saham bank ini adalah sebesar 55.61% oleh
Sorak Financial Holdings Pte., Ltd, Aranda Investments (Mauritius) Pte., Ltd sebesar
6.01%, dan dimiliki oleh publik sebesar 38.38%.
i. PT Bank Kesawan Tbk
Perbankan ini didirikan di Medan pada 28 April 1913 dengan nama Chunghwa
Shangyeh Maatschappij NV (sebuah perusahaan dagang Cina). Pada 31 Maret 1962,
perusahaan ini berganti nama menjadi PT Chunghwa Shangyeh. Dan pada 10 Maret 1965
namanya berganti lagi menjadi PT Bank Kesawan. Saham bank ini dimiliki oleh PT Adhi
Tirta Mustika sebesar 64.03%, PT Arthavest Tbk sebesar 19.95%, PT Kapita Sekurindo
sebesar 5.89%, dan siasanya sebesar 10.13% dimiliki oleh publik.
j. PT Bank Lippo Tbk
58
Bank ini berdiri pada tahun 1948 dengan nama Bank Perniagaan. Bank ini telah
beberapa kali melakukan merger dengan bank lain, misalnya dengan Central Comercial
Bank pada 1977 dan berganti nama menjadi PT Bank Perniagaan Indonesia, serta dengan
PT Bank Umum Asia pada 1989 dan berganti nama menjadi Lippo Bank. Pada 23
Desember 1998 bank ini kembali berganti nama menjadi PT Bank Lippo Tbk. Kepemilikan
saham bank ini adalah oleh Santubong Investments B.V sebesar 87.03%, Gratville Pte., Ltd
sebesar 5.57%, PPA (pemerintah Indonesian) sebesar 1.70%, dan oleh publik sebesar
5.70%.
k. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Bank ini berdiri pada Oktober 1998 setelah terjadi krisis moneter asia tahun 1997-
1998. Bank Mandiri adalah hasil penggabungan dari empat bank milik pemerintah yaitu
Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor dan Bank Pembangunan
Indonesia. Saham bank ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebesar 66.97% dan publik
sebesar 33.03%.
l. PT Bank Mayapada Tbk
Bank ini didirikan di Jakarta dengan nama PT Bank Mayapada International pada
1989, dan pada 1995 namanya berganti menjadi PT Bank Mayapada Internasional. Bank
ini mulai beroperasi secara komersialmulai tahun 1990, dan tiga tahun kemudian mendapat
lisensi sebagai bank asing. Kepemilikan saham bank ini adalah sebesaar 25.31% oleh PT
Mayapada Karunia, Summertime Ltd sebesar 24.43%, CMGI I Client Segregated Secs
sebesar 23.03%, sebesar 7.76% dimiliki oleh Brilliant Bazzar Ltd, 7.68% oleh Dubai
Ventures, dan sisanya dimiliki oleh publik.
m. PT Bank Mega Tbk
59
Berdiri di Surabaya pada tahun 1969, bank ini termasuk bank yang pertumbuhannya
cukup baik dengan pengelolaan yang profesional. Pada 1992 perbankan ini berganti nama
menjadi PT Mega Bank dan berlokasi di Jakarta. Pada 30 September 1999, bank ini
diakuisisi oleh PT Indovest Securitas sebagai anak perusahaannya dan pada 21 Januari
berganti nama menjadi PT Bank Mega Tbk. Pada bulan Maret tahun 2000 bank ini mulai
listing di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Kepemilikan bank ini adalah oleh
PT Mega Corporation sebesar 55.22% dan sisanya sebesar 44.78% dimiliki oleh publik.
n. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Berdiri pada Juli 1946, Bank BNI pada awalnya memegang fungsi sebagai bank
sentral. Pada tahun 1949, pemerintah Indonesia dan Belanda mengadakan Konverensi Meja
Bundar dan salah satu hasilnya adanya persetujuan untuk mengubah fungsi Bank BNI
menjadi bank komersial. Memulai fungsinya sebagai bank komersial pada tahun 1950,
bank ini menjadi bank milik publik pertama yang listing di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Hingga kini bank yang lebih dikenal dengan nama BNI 46 ini terus
berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang terdepan di Indonesia. Kepemilikan saham
bank ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebesar 76.36%, dan sisanya sbesar 23.64%
dimiliki oleh publik.
o. PT Bank NISP Tbk
Bank ini berdiri pada 4 April 1941 di Bandung dengan nama Nederlandsch Indische
Spaar En Deposito Bank. Bank NISP adalah bank tertua keempat di Indonesia yang fungsi
pertamanya adalah sebagai bank penerima simpanan. Di tahun 1967 status bank ini berubah
60
menjadi bank komersial, dan pertama listing di Bursa Efek Jakarta pada 20 Oktober 1994.
Kepemilikan bank ini paling besar dipegang oleh OCBC Overseas Investments Pte., Ltd
yaitu sebesar 72.35%, oleh publik ssebesar 20.33%, International Finance Corporation
sebesar 7.17%, dan sisanya dimiliki oleh Surjaudaja bersaudara.
p. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
Bank ini berdiri pada Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Karya Parahyangan.
Untuk mengembangkan usahanya, pada Maret 1989 status bank ini berubah menjadi bank
komersial dengan nama PT Bank Nusantara Parahyangan. Kemudian pada tahun 2000 bank
ini mulai listing menjadi bank milik publik. Hingga akhir tahun 2007, mayoritas
kepemilikan saham bank ini dipegang oleh ACOM Co. Ltd dan Bank of Tokyo Mitsubishi
UFJ, Ltd yaitu sebesar 55.68% dan 20.00%. Selain itu PT Hermawan Sentral Investama
dan PT Hermawan Ladang Arta masing-masing memiliki 7.50%, PT Gema Megah
Korporindo sebesar 2.25%, PT Gucimas Sukses Makmur sebesar 1.27%, PT Binadana Nata
Arta sebesar 0.28%, dan publik memiliki sebesar 5.52%.
q. PT Bank Pan Indonesia Tbk
Perbankan ini berdiri pada tahun 1971 dari hasil penggabungan antara PT Bank
Industri dan Dagang Indonesia, PT Bank Kemakmuran dan PT Industri Djaja Indonesia.
Pada tahun setelah 1972 kemudian bank ini bergabung lagi dengan bank lain seperti PT
Bank Abadi, PT Bank Lingga Harta, PT Bank Pembangunan Ekonomi, dan PT Bank
Pembangunan Sulawesi. Pada tahun 2002 bank ini menjadi salah satu bank terbesar milik
61
publik. Saham bank ini dimiliki PT Panin Life Tbk sebesar 44.78%, Votraint No. 1103
PTY Limited sebesar 29.98%, dan publik sebesar 25.24%.
r. PT Bank Permata Tbk
Secara formal Bank Permata bardiri pada tahun 2002, yaitu hasil penggabungan dari
PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia,
dan PT Bank Patriot. Pada tahun 2004 Standard Chartered Bank dan PT Astra Internasional
Tbk mengambil alih kepemilika bank ini dan membawanya kepada perubahan besar.
Hingga akhir tahun 2007 kedua perusahaan ini memiliki saham bank ini masing-masing
sebesar 44.50%, dan sisanya dimiliki oleh publik.
s. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah
oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs
Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan
Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai
hari kelahiran BRI. Bank ini menjadi bank umum pada tahun 1968, kemudian sejak 1
Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan
Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah. Pada 10 Nopember 2003
Bank BRI melakukan pencatatan perdana sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa
Efek Surabaya (BES). Kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia
sebesar 56.82% dan publik sebesar 43.185%.
62
t. PT Bank SwadesiTbk
Bank ini berdiri di Surabaya pada September 1968 dengan nama PT Bank Pasar
Swadesi, dan mulai beroperasi sebagai bank umum pada 2 September 1989. Di tahun 1992
bank ini menjalankan bisnis penukaran mata uang asing, dan pada 11 November bank ini
beroperasi sebagai bank penukar mata uang asing. Saham bank ini dimiliki oleh PT Panca
Mantra Jaya sebesar 49.00%, PT Putra Mahkota Perkasa sebesar 39.52%, Prakash
Rupchand Chugani sebesar 1.61%, dan publik sebesar 9.87%.
u. PT Bank UOB Buana Tbk
Bank ini berdiri sebagai bank komersial pada tahun 1956, kemudian merger dengan
PT Bank Pembinaan Nasional (1972), PT Bank Kesejahteraan Masyarakat (1974), dan PT
Bank Aman Makmur (1975). Di tahun 1989 bank ini bergabung dengan Japan’s Mitsubishi
Bank dan berganti nama menjadi Mitsubishi Buana Bank, tapi pada 1997 DBS Singapore
membeli kepemilikannya dan namanya berganti menjadi DBS Buana Bank. Pada tahun
2004 United Overseas Bank (UOB) mengambil alih kepemilkan itu, dan pada 2007
namanya berganti menjadi PT Bank UOB Buana Tbk. Kepemilikan UOB atas bank ini
adalah sebesar 61.13%, PT Sari Dasa Karsa memiliki 26.75%, dan dimiliki oleh publik
sebesar 12.12%.
v. PT Bank Victoria Intrnational Tbk
Bank Victoria berdiri sebagai PT Bank Victoria pada 28 Oktober 1992, dan mulai
beroperasi sebagai bank komersial pada 10 Agustus 1994. Bank ini memperoleh lisensi
sebagai bank penukar mata uang asing pada tahun 1997, dan mulai listing di Bursa Efek
Jakarta pada tahun 1999. Kepemilikan saham bank ini dipgang oleh PT Victoria Sekuritas
63
sebesar 21.70%, Trans Universal Holding Ltd sebesar 14.92%, PT Suryayudha Investindo
Cipta sebesar 13.57%, PT Nata Patindo sebesar 8.30%, Sukmawati sebesar 0.50%, dan
publik sebesar 41.01%.
4.1.2 Deskripsi variabel penelitian
a. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio likuiditas bank yang diukur dengan
menghitung jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat
dan modal sendiri yang digunakan. LDR dalam penelitian ini dihitung dan diukur dari
tahun 2005 sampai 2007, berikut tabel LDR berdasar hasil penelitian :
Tabel 4.1 Loan to Deposit Ratio
No. Perbankan Loan to Deposit Ratio ( % )
2005 2006 2007 Rata-rata
1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 77.58 70.70 74.57 74.28
2 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 75.38 77.17 74.77 75.77
3 PT Bank Central Asia Tbk 36.22 34.62 38.12 36.32
4 PT Bank Century Tbk 22.49 19.64 34.28 25.47
5 PT Bank Danamon Tbk 65.82 62.12 72.06 66.67
6 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk 72.87 65.85 69.57 69.43
7 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 54.73 47.31 63.13 55.06
8 PT Bank Kesawan Tbk 53.40 64.31 63.13 60.28
9 PT Bank Lippo Tbk 27.59 38.49 52.07 39.38
10 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 39.80 42.66 44.04 42.17
11 PT Bank Mayapada Tbk 71.50 73.13 77.46 74.03
12 PT Bank Mega Tbk 47.80 39.14 41.99 42.98
13 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 44.37 40.94 48.41 44.57
14 PT Bank Niaga Tbk (CIMB Niaga) 74.77 73.88 80.73 76.46
15 PT Bank NISP Tbk 68.24 69.79 73.13 70.39
16 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 52.48 48.92 44.24 48.55
17 PT Bank Pan Indonesia Tbk 43.96 58.79 74.36 59.04
64
18 PT Bank Permata Tbk 66.80 68.63 71.97 69.13
19 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 62.84 58.35 57.33 59.51
20 PT Bank Swadesi Tbk 46.87 46.39 53.82 49.03
21 PT Bank UOB Buana Tbk 67.24 64.25 74.16 68.55
22 PT Bank Victoria International Tbk 35.62 37.97 40.43 38.01
Rata-rata 54.94 53.80 60.20 56.31
Sumber: Laporan keuangan yang diolah
Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa rata-rata LDR tertinggi dimiliki oleh PT
Bank CIMB Niaga Tbk yaitu sebesar 76.46%, dan yang terendah adalah PT Bank Century
Tbk yaitu hanya sebesar 25.47%. Dari tahun 2005 sampai dengan 2007 meskipun sempat
mengalami penurunan, tingkat LDR perbankan kembali meningkat pada tahun 2007.
Secara keseluruhan LDR selama tiga tahun adalah sebesar 56.31%, hal ini menunjukkan
bahwa secara keseluruhan perbankan di Indonesia dalam kategori sehat karena memiliki
LDR sesuai dengan yang ditentukan Bank Indonesia pada kategori ini yaitu dibawah
93.75%.
b. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio adalah perbandingan modal sendiri bank dengan kebutuhan
modal yang tersedia dengan mengukur rasio antara equity capital (modal) dengan total
loans (kredit) dan securities (surat-surat berharga). Dengan kata lain CAR merupakan rasio
kecukupan modal bank untuk mendanai kegiatan operasionalnya serta pembiayaan surat-
surat berharga dan segala risikonya. Berikut tabel CAR perbankan tahun 2005-2007 sesuai
dengan hasil penelitian :
Tabel 4.2 Capital Adequacy Ratio
No. Perbankan Capital Adequacy Ratio ( % )
2005 2006 2007 Rata-rata
1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 6.88 6.65 8.16 7.23
65
2 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 6.28 11.84 11.49 9.87
3 PT Bank Central Asia Tbk 14.60 15.85 14.84 15.10
4 PT Bank Century Tbk 15.55 12.44 16.18 14.72
5 PT Bank Danamon Tbk 11.80 12.41 11.40 11.87
6 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk 12.40 13.39 12.47 12.75
7 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 17.55 14.07 12.84 14.82
8 PT Bank Kesawan Tbk 10.14 8.08 7.31 8.51
9 PT Bank Lippo Tbk 30.43 26.07 19.33 25.28
10 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 12.14 13.25 13.37 12.92
11 PT Bank Mayapada Tbk 15.19 13.84 26.98 18.67
12 PT Bank Mega Tbk 6.37 7.57 10.35 8.10
13 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 11.88 13.60 12.79 12.76
14 PT Bank Niaga Tbk (CIMB Niaga) 16.55 14.43 15.85 15.61
15 PT Bank NISP Tbk 12.61 12.19 14.83 13.21
16 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 7.57 10.83 10.15 9.52
17 PT Bank Pan Indonesia Tbk 28.27 30.70 19.32 26.10
18 PT Bank Permata Tbk 9.97 13.02 13.89 12.29
19 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 14.40 16.05 14.42 14.96
20 PT Bank Swadesi Tbk 25.81 25.80 20.54 24.05
21 PT Bank UOB Buana Tbk 17.19 23.97 22.93 21.36
22 PT Bank Victoria International Tbk 9.64 12.68 9.07 10.46
Rata-rata 13.24 14.94 14.48 14.22
Sumber: Laporan keuangan yang diolah
Berdasarkan tabel hasil penelitian tersebut diketahui bahwa tingkat rata-rata CAR
tertinggi dari tahun 2005 hingga 2007 dimiliki oleh PT Bank Pan Indonesia Tbk yaitu
sebesar 26.10%, dan yang terendah adalah PT Artha Graha Internasional Tbk yaitu sebesar
7.23%, perusahaan ini adalah satu-satunya perbankan yang berstatus kurang sehat karena
memiliki rata-rata di bawah 8% selama tahun penelitian. Sedangkan 21 perbankan yang
lainnya masuk dalam kategori sehat. Tingkat CAR perbankan yang terdaftar di BEI sempat
mengalami kenaikan di tahun 2006 yaitu dari 13.24% menjadi 14.94%, tapi pada tahun
berikutnya menurun menjadi 14.48%. Selama tiga tahun tersebut CAR perbankan di
66
Indonesia secara keseluruhan memiliki rata-rata sebesar 14.22% yang berarti dalam
kategori sehat karena tingkat CAR lebih dari 8%.
c. Return On Assets (ROA)
Return On Assets merupakan rasio rentabilitas atau profitabilitas suatu perusahaan,
yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini dihitung dengan
membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan total aset yang dimiliki
perusahaan. Berikut hasil perhitungan ROA perusahaan sampel selama tahun penelitian :
Tabel 4.3 Return On Assets
No. Perbankan Return On Assets ( % )
2005 2006 2007 Rata-rata
1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.21 0.28 0.13 0.21
2 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk -1.11 0.15 0.33 -0.21
3 PT Bank Central Asia Tbk 2.40 2.40 2.06 2.29
4 PT Bank Century Tbk 0.25 0.25 0.39 0.30
5 PT Bank Danamon Tbk 2.95 1.61 2.37 2.31
6 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk -3.13 -1.02 0.05 -1.37
7 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 1.44 1.19 0.74 1.12
8 PT Bank Kesawan Tbk 0.19 0.20 0.29 0.23
9 PT Bank Lippo Tbk 1.42 1.52 1.90 1.61
10 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 0.23 0.91 1.36 0.83
11 PT Bank Mayapada Tbk 0.54 1.03 0.91 0.83
12 PT Bank Mega Tbk 0.71 0.46 1.49 0.89
13 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 0.96 1.14 0.49 0.86
14 PT Bank Niaga Tbk (CIMB Niaga) 1.32 1.39 1.40 1.37
15 PT Bank NISP Tbk 1.02 0.98 0.86 0.95
16 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 1.00 0.91 0.84 0.92
17 PT Bank Pan Indonesia Tbk 1.53 1.80 1.79 1.71
18 PT Bank Permata Tbk 0.88 0.84 1.29 0.92
19 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 3.10 2.75 2.37 2.74
20 PT Bank Swadesi Tbk 1.23 0.85 0.73 0.94
21 PT Bank UOB Buana Tbk 2.16 2.43 2.30 2.30
22 PT Bank Victoria International Tbk 0.95 1.01 0.94 0.97
67
Rata-rata 0.92 1.05 1.14 1.04
Sumber: Laporan keuangan yang diolah
Dari tabel hasil penelitian tersebut, rata-rata ROA tertinggi dimiliki oleh PT Bank
Rakyat Indonesia Tbk yaitu sebesar 2.74%, dan yang memiliki rata-rata ROA terendah
adalah PT Bank Eksekutif Internasional Tbk yaitu sebesar -1.37%. Selama tahun 2005
sampai dengan 2007 tingkat ROA selalu mengalami kenaikan yaitu dari 0.92% menjadi
1.05%, dan kemudian menjadi 1.14%. Secara keseluruhan rata-rata ROA perbankan tahun
2005-2007 adalah sebesar 1.04%, angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata perbankan
di Indonesia dalam kategori cukup sehat.
Secara individu, bank yang masuk kategori tidak sehat berdasar ROA adalah PT
Bank Artha Graha Internasional Tbk, PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk, PT Bank
Century Tbk, PT Bank Eksekutif Internasional Tbk, PT Bank Kesawan Tbk karena
memiliki ROA kurang dari 0.77%. Kemudian untuk perbankan yang masuk dalam kategori
cukup sehat (ROA=0.99%-1.22%) adalah PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Dan yang
masuk dalam kategori sehat adalah PT Bank BCA Tbk, PT Bank Danamon Tbk, PT Bank
Lippo Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank BRI Tbk,
PT Bank UOB Buana Tbk karena memiliki ROA diatas 1.22%, dan 9 bank lainnya masuk
dalam kategori kurang sehat karena memiliki ROA antara 0.77%-0.99%.
d. Harga saham
Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga saham relatif rata-rata
selama lima hari sebelum himgga sesudah laporan keuangan perusahaan dipublikasikan
dari tahun 2005 sampai dengan 2007. Berikut hasil perhitungan harga relatif saham
perbankan sesuai hasil penelitian
68
Tabel 4.4 Harga Saham Relatif
No. Perbankan Harga Saham Relatif ( % )
2005 2006 2007 Rata-rata
1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.00 -0.63 0.76 0.04
2 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 0.00 0.00 -2.69 -0.90
3 PT Bank Central Asia Tbk 1.27 -0.18 -1.31 -0.07
4 PT Bank Century Tbk -0.52 1.57 1.88 0.98
5 PT Bank Danamon Tbk 0.12 0.37 0.23 0.24
6 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk 1.11 2.07 0.70 1.29
7 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 0.04 -1.61 -0.40 -0.66
8 PT Bank Kesawan Tbk 0.72 -0.35 0.00 0.12
9 PT Bank Lippo Tbk 0.13 -0.25 0.03 -0.03
10 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 0.71 0.68 0.91 0.77
11 PT Bank Mayapada Tbk 0.83 0.99 0.00 0.61
12 PT Bank Mega Tbk 0.15 0.00 0.00 0.05
13 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 0.17 1.59 -0.87 0.30
14 PT Bank Niaga Tbk (CIMB Niaga) 0.39 -0.67 0.03 -0.08
15 PT Bank NISP Tbk -0.28 0.15 0.00 -0.04
16 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.40 0.00 0.00 0.13
17 PT Bank Pan Indonesia Tbk 0.54 -0.16 0.23 0.20
18 PT Bank Permata Tbk -0.54 -0.44 0.12 -0.29
19 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1.35 1.26 0.76 1.12
20 PT Bank Swadesi Tbk 0.71 0.00 0.00 0.24
21 PT Bank UOB Buana Tbk -0.72 0.00 0.02 -0.23
22 PT Bank Victoria International Tbk 0.66 -0.44 1.51 0.58
Rata-rata 0.33 1.32 0.09 0.58
Sumber: Laporan keuangan yang diolah
Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata harga saham relatif tertinggi selama tahun
2005-2007 adalah PT Bank Eksekutif Internasional Tbk yaitu sebesar 1.29%, dan yang
terendah adalah PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk yaitu sebesar -0.90%. Secara
keseluruhan harga saham relatif perbankan memiliki rata-rata kenaikan 0.58%.
4.1.3 Hasil analisis regresi
69
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara
variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan perumusan masalah
dan hipotesis yang telah ditentukan, maka didapat hasil pengolahan data dengan program
SPSS sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Estimasi Regresi Linier Berganda
Variabel Koef. Reg. Std. Error t Significance Cor. Partial (r) r² (Constant) 0.794 0.475 1.672 0.100 LDR -0.009 0.006 -1.448 0.153 0.083 0.0069 CAR 0.001 0.018 0.053 0.958 0.478 0.2285 ROA -0.083 0.109 -0.761 0.450 0.262 0.0686
R : 0.199 Fhitung : 0.849 R square : 0.039 Ftabel : 2.76 Std. Error of the Estimate : 0.80068 ttabel : 1.67 Durbin-Watson : 1.688
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut
Y = 0.794 – 0.009 LDR + 0.001 CAR – 0.083 ROA + e
Dari persamaan regresi dapat diketahui bahwa
1) Konstanta a = 0.794, artinya jika X1 (LDR), X2 (CAR) dan X3 (ROA) sama dengan
nol, maka Y (harga saham relatif) akan sama dengan atau sebesar 0.794.
2) Jika X1 (LDR) naik sebesar 1 sedangkan variabel lain diasumsikan tetap (konstan),
maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 0.009.
3) Jika X2 (CAR) naik sebesar 1 sedangkan variabel lain diasumsikan tetap (konstan),
maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 0.001.
4) Jika X3 (ROA) naik sebesar 1 sedangkan variabel lain diasumsikan tetap (konstan),
maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 0.083.
70
4.1.4 Pengujian hipotesis
a. Uji simultan (H4)
Uji statistik ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel
independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F, dengan cara membandingkan nilai F kritis
(Ftabel) dengan F rasio (Fhitung) pada tingkat kepercayaan 5%. Jika Fhitung > Ftabel maka
semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Sedangkan uji
F dengan probabilitas value dapat dilihat dari besarnya nilai probabilitas value
dibandingkan dengan 0.05, Ha akan diterima jika probabilitas lebih kecil dari 0.05.
Berdasrkan hasil analisis data dengan program SPSS diperoleh Fhitung sebesar 0.849,
sedangkan Ftabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) pembilang 3
serta dk penyebut 62, maka diperoleh Ftabel sebesar 2.76. Dalam hal ini Fhitung < Ftabel,
berarti dapat disimpulkan bahwa LDR, CAR dan ROA secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu besarnya probabilitas adalah 0.473 lebih
besar dari 0.05, sehingga kesimpulannya adalah sama yaitu LDR, CAR dan ROA secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap harga saham secara signifikan, atau dengan kata
lain Ho diterima.
b. Uji parsial
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (LDR,
CAR dan ROA) terhadap variabel bebas (harga saham). Dalam penelitian ini dilakukan
pengujian terhadap koefisien regresi dengan hasil sebagai berikut :
1) Pengujian thitung LDR (H1)
71
Dari hasil olah data dengan SPSS diperoleh nilai thitung untuk koefisien X1 adalah -
1.448. Nilai ttabel untuk t (0.05 : 61) adalah 1.67. dengan demikian diketahui bahwa
thitung < ttabel yang berarti tidak ada pengaruh antara X1 (LDR) terhadap Y (harga
saham). Dari nilai probabilitas value juga dapat dilihat bahwa 0.153 > 0.05 yang berarti
tidak ada pengaruh yang signifikan antara LDR dengan harga saham. Dan jika dilihat
dari koefisien yang dihasilkan variabel LDR berpengaruh negatif terhadap harga saham
sesuai dengan tori yang ada.
2) Pengujian thitung CAR (H2)
Dari hasil olah data dengan SPSS diperoleh nilai thitung untuk koefisien X2 adalah
0.053. Nilai ttabel untuk t (0.005 : 61) adalah 1.67. dengan demikian diketahui bahwa
thitung < ttabel yang berarti tidak ada pengaruh antara X2 (CAR) terhadap Y (harga
saham). Dari nilai probabilitas value juga dapat dilihat bahwa 0.958 > 0.05 yang berarti
tidak ada pengaruh yang signifikan antara CAR dengan harga saham. Dari kofisien
yang dihasilkan variabel CAR berpengaruh positif terhadap harga saham sesuai dengan
teori yang ada.
3) Pengujian thitung ROA (H3)
Dari hasil olah data dengan SPSS diperoleh nilai thitung untuk koefisien X3 adalah -
0.761. Nilai ttabel untuk t (0.005 : 61) adalah 1.67. dengan demikian diketahui bahwa
thitung < ttabel yang berarti tidak ada pengaruh antara X3 (ROA) terhadap Y (harga
saham). Dari nilai probabilitas value juga dapat dilihat bahwa 0.450 > 0.05 yang berarti
tidak ada pengaruh yang signifikan antara ROA dengan harga saham. Dilihat dari
koefisien yang dihasilkan pada persamaan regresi variabel ROA berpengaruh negatif
yang berarti tidak sesuai dengan teori yang ada.
72
4.1.5 Koefisien determinasi
Dalam uji regresi linier berganda ini juga dianalisis besarnya determinasi, baik
secara keseluruhan (R²) maupun parsial (r²). Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai R²
sebesar 0.039 atau 3.9%. Koefisien ini menunjukkan bahwa 3.9% perubahan harga saham
disebabkan oleh variabel Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan
Return On Assets (ROA) secara bersama-sama, sedangkan sisanya disebabkan oleh
variabel atau faktor lain yang tidak diteliti.
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya determinasi masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat, maka digunakan kuadrat dari nilai koefisien korelasi parsial (r²).
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai r² untuk LDR adalah sebesar 0.0069, jadi
sumbangan LDR terhadap harga saham adalah sebesar 0.69%. Kemudian r² untuk CAR
adalah sebesar 0.2285, yang artinya CAR memberi kontribusi terhadap harga saham
sebesar 22.85%. Dan yang terakhir nilai r² untuk ROA adalah sebesar 0.0686, hal ini berarti
sumbangan ROA terhadap harga saham adalah sebesar 6.86%.
4.1.6 Uji asumsi klasik
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat
menghasilkan estimator linier yang baik atau tidak. Berkaitan dengan uji asumsi klasik
dalam penelitian ini, model analisis yang digunakan akan menghasilkan estimator yang
tidak bias apabila memenuhi asumsi klasik sebagai berikut :
a. Multikolinieritas
Uji terhadap penyimpangan ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan di antara variabel bebas. Pengujian terhadap penyimpangan ini salah satunya
dilakukan dengan melihat angka tolerance dan VIF yang diperolah dari olah data, jika
73
angka tolerance dan VIF lebih kecil dari 10 dan semakin mendekati angka 1 maka dapat
dikatakan bahwa hubungan antar variabel bebas rendah. Berikut nilai tolerance dan VIF
dari masing-masing variabel bebas yang diperoleh :
Tabel 4.6 Colinearity Statistic
Variabel Tolerance VIF LDR CAR ROA
0.980 0.861 0.865
1.021 1.162 1.156
Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai tolerance dan VIF mendekati angka satu, jadi dapat
disimpulkan bahwa hubungan antar variabel bebas dalam penelitian ini rendah atau tidak
terjadi multikolinieritas.
b. Autokorelasi
Uji terhadap penyimpangan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
serangkaian waktu (data time series). Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
ini maka dilakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (Dw). Dari hasil olah data
dengan menggunakan observasi (n = 66) dan variabel (k = 4) diperoleh nilai Dw sebesar
1,688.
Angka-angka tersebut jika dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson maka
diperoleh nilai durbin lower (dl) = 1,40 dan durbin upper (du) = 1,66. Dengan nilai tersebut
kemudian diketahui 4 – du = 2,34 dan 4 – dl = 2,60. Sehingga terlihat bahwa nilai Dw
sebesar 1,688 berada di antara batas atas (du) dan (4 – du). Dengan demikian, sesuai
ketentuan yang ada jika nilai Dw terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4 –
du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, yang berarti tidak ada autokorelasi.
74
c. Uji Heterokedastisitas
Adanya penyimpangan asumsi klasik ini dapat diartikan bahwa varian dalam model
tidak sama. Konsekuensi adanya heterokedastisitas dalam model regresi adalah penaksir
yang diperoleh tidak efisien. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan uji Scatterplots. Konsekuensi adanya heterokedastisitas dalam model
regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien. Berikut gambar Scatterplots yang
dihasilkan dari olah data menggunakan SPSS :
Gambar 4.1 Hasil Uji Scatterplot
Dari gambar Scatterplots di atas telihat bahwa tidak tejadi heterokedastisitas pada
modeel regresi yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan data menyebar secara normal pada
angka lebih dari dan kurang dari nol, serta tidak membentuk pola tertentu.
4.2 Pembahasan
75
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang diperoleh, disebutkan bahwa Fhitung <
Ftabel (0.849 < 2.76) dan besarnya probabilitas adalah 0.473 lebih besar dari 0.05, maka
hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel LDR, CAR dan ROA
terhadap harga saham perbankan yang terdaftar di BEI ditolak. Besarnya pengaruh yang
ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R²) sebesar 0,0039, dapat dikatakan bahwa hanya
3.9% perubahan harga saham yang disebabkan oleh perubahan LDR, CAR dan ROA.
Hal ini dapat diartikan bahwa LDR, CAR dan ROA tidak mutlak mempengaruhi
harga saham. Tidak signifikannya ketiga variabel tersebut terhadap harga saham
dimungkinkan para investor tidak hanya dan tidak selalu menggunakan tingkat LDR, CAR
dan ROA dalam memprediksi perubahan harga saham, tetapi menggunakan variabel lain
atau mempertimbangkan situasi dan kondisi pasar. Selain itu juga biasanya permintaan akan
sebuah saham dipengaruhi oleh kondisi politik dan ekonomi negara yang bersangkutan.
Pada dasarnya tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat mempengaruhi harga
saham khususnya pada perusahaan perbankan. Dari segi likuiditas, LDR yang tinggi
mengindikasikan banyaknya dana suatu bank yang digunakan untuk memberikan kredit
kepada nasabah. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat likuiditas bank yang bersangkutan
semakin rendah, yang pada akhirnya akan menyebabkan harga saham menurun. Dari hasil
penelitian, diperoleh rata-rata LDR selama tahun 2005 hingga 2007 adalah sebesar 54.94%,
53.80%, dan 60.20%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio ini masih berada
dalam batas aman karena masih jauh di bawah angka yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu
101% untuk kategori tidak sehat.
Dilihat dari sisi profitabilitas, LDR yang tinggi akan dapat menaikkan harga saham
karena dapat dikatakan bank tersebut telah menjalankan fungsinya sebagai penyalur dana
76
kepada masyarakat secara maksimal. Dengan LDR yang tinggi juga dapat mengindikasikan
tingginya pendapatan bunga yang diperoleh bank dari kredit yang disalurkan sehingga dapat
menaikkan tingkat profitabilitas bank yang pada akhirnya dapat mengakibatkan harga saham
meningkat. Dilihat dari aspek profitabilitas tingkat LDR yang diperoleh dalam penelitian ini
dinilai masih sangat randah karena bank cenderung masih takut melakukan ekspansi agresif
pada usaha kecil menengah dan mikro, sehingga perlu adanya peningkatan pemanfaatan
dana yang tidak produktif oleh bank untuk kredit kepada para nasabahnya. Dengan
demikian pendapatan bank juga akan meningkat karena pendapatan terbesar bank adalah
berasal dari bunga kredit. Dari sudut pandang ini terlihat bahwa PT Bank CIMB Niaga Tbk
adalah bank dengan tingkat LDR yang paling baik, karena angka rasio ini adalah yang
tertinggi yaitu 76.46% dan angka ini tentunya masih jauh dari batas aman yang ditentukan
oleh BI.
Berdasarkan hasil penelitian, secara parsial diketahui LDR tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan thitung lebih kecil dari ttabel (-
1.448 < 1.67) dan nilai probabilitas 0.153 lebih besar dari 0.05. Jika dilihat dari tingkat
determinasinya, LDR juga memiliki sumbangan yang paling kecil terhadap harga saham
dibandingkan dengan CAR dan ROA yaitu hanya sebesar 0.69%. Tidak signifikannya
variabel ini dimungkinkan karena adanya beberapa perhitungan LDR dilakukan tanpa
memperhitungkan kredit bermasalah atau macet dalam pembukuan bank, dengan demikian
angka LDR yang dihasilkan bukanlah angka yang sesungguhnya. Selain itu tidak semua
investor menggunakan LDR sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk
membeli atau menjual sahamnya, melainkan variabel lain yang tidak dieliti.
77
Berdasarkan hasil olah data juga diperoleh thitung CAR yang lebih kecil dari ttabel
(0.053 < 1.67), dengan taraf signifikansi 0.958 > 0.05 yang berarti secara parsial variabel ini
juga tidah berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini berlawanan dengan teori
yang menyebutkan bahwa tingginya Capital Adequacy Ratio menandakan perusahaan yang
bersangkutan memiliki kecukupan modal yang kuat dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. Namun demikian, jika dibandingkan dengan dua variabel bebas yang lain
yaitu LDR dan ROA, CAR memberi kontribusi terhadap harga saham (memiliki tingkat
determinasi) yang paling tinggi yaitu sebesar 22.85%.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat CAR perbankan selama tahun
penelitian yaitu 2005-2007 ada beberapa bank yang masuk dalam kategori kurang sehat dan
tidak sehat karena CAR kurang dari 8%. Jika kita menilik pada ketentuan dari Bank
Indonesia sebelumnya (per September 1995) yaitu bank harus memiliki tingkat CAR yang
terus meningkat selama enam tahun operasi yaitu dari 9% hingga 12%, beberapa bank tidak
memenuhi ketentuan itu. Dengan demikian tingkat kecukupan modal minimum perbankan
Indonesia masih perlu ditingkatkan agar kegiatan operasional bank dapat berjalan lancar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR pada perusahaan perbankan selama tahun
2005-2007 ternyata hanya PT Bank Artha Graha Internasional Tbk yang tidak memenuhi
batas minimum rasio ini. Sedangkan perusahaan yang lain memiliki rata-rata lebih dari 8%
selama tiga tahun tersebut. Meskipun CAR yang dicapai PT Bank Mega Tbk pada tahun
2005 hanya 6.37%, tetapi secara bertahap mengalami kenaikan, demikian pula terjadi pada
PT Bank Kesawan Tbk dan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
Untuk variabel ROA, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung juga lebih kecil
dari ttabel (-0.761 < 1.67) dan taraf signifikansi 0.450 > 0.05 yang artinya Return On Assets
78
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Padahal teori yang ada menyebutkan
bahwa dengan tingginya ROA mengindikasikan tingkat profitabilitas perusahaan juga
tinggi, yang pada akhirnya akan dapat menaikkan harga saham dikarenakan para investor
tertarik dengan tingkat deviden yang akan didapat. Tapi tingkat determinasi variabel ini
terhadap harga saham masih lebih besar dari LDR yaitu sebesar 6.68%.
Selama tahun penelitian, sebanyak 14 bank antara lain PT Bank Bumiputera
Indonesia Tbk, PT Bank Eksekutif Internasional Indonesia Tbk dan PT Bank Century Tbk
masuk dalam kategori kurang sehat dan tidak sehat jika dilihat dari ROA yang dicapai
karena kurang dari 0.99%. Hal ini dapat dikatakan bank di Indonesia yang terdaftar di bursa
kurang maksimal dalam menghasilkan laba, meskipun secara keseluruhan hasil penelitian
diperoleh rata-rata ROA sebesar 1.04% atau masuk dalam kategori cukup sehat. Dengan
demikian bank-bank di Indonesia masih harus meningkatkan efisiensi penggunaan aset
dalam beroperasi agar Return On Assets atau tingkat laba dapat meningkat dan stabil.
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan juga dapat diketahui penurunan atau
kenaikan rata-rata tingkat LDR, CAR dan ROA secara keseluruhan selama tahun penelitian
tidak semuanya diikuti dengan peningkatan atau penurunan harga saham relatif. Misalnya
saja rata-rata ROA pada tahun 2007 yang meningkat yaitu dari 1.05% menjadi 1.14%, hal
tersebut tidak tercermin pada peningkatan rata-rata harga saham relatif, melainkan
berlawanan yaitu menurun dari 1.32% menjadi 0.09%. Pencapaian tersebut tidak sejalan
dengan kondisi perbankan pada umumnya yang semakin baik tingkat kesehatannya pada
tahun tersebut.
Rasio keuangan fundamental bank dilihat dari LDR, CAR,dan ROA tidak
mempengaruhi perubahan harga saham pada penelitian ini dikarenakan banyak faktor lain
79
yang mempengaruhi. Faktor tersebut dapat berasal dari ketidak akuratan data yang disajikan
oleh perusahaan, atau juga berasal dari kondisi politik dan ekonomi negara yang
bersangkutan. Kondisi politik Indonesia selama tahun 2005-2007 dinilai cukup stabil
sehingga memungkinkan kegiatan di pasar modal dapat berjalan dengan baik. Kondisi ini
berdampak pada stabilitas ekonomi negara yang diimplementasikan dengan terkendalinya
tingkat inflasi pada kisaran angka 6.6%, serta nilai tukar rupiah yang stabil yaitu pada angka
Rp 9.140 per dolar Amerika. Kedua indikator tersebut memberi ruang bagi penurunan suku
bunga dalam negeri. Secara bertahap suku bunga acuan (BI rate) diturunkan dari 12.75%
hingga mencapai angka 8%.
Dari rasio-rasio keuangan fundamental yang ada pada perbankan yaitu likuiditas yang
diukur dengan Loan to Deposit Ratio (LDR), solvabilitas yang diukur dengan Capital
Adquacy Ratio (CAR) dan rentabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA)
ternyata tidak selamanya berpengaruh terhadap harga saham. Karena dari hasil penelitian
ketiga variabel ini terhadap harga saham perbankan pada tahun 2005 hingga 2007 diperoleh
kesimpulan bahwa variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Hal ini dikarenakan para investor cenderung lebih memilih keuntungan berupa
capital gain karena dinilai lebih pasti dari pada devidend. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa tidak semua fakta yang terjadi sesuai dengan teori yang ada. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada tahun penelitian tersebut, para investor cenderung tidak
menggunakan ketiga variabel ini baik secara simultan ataupun parsial dalam
memperhitungkan harga saham sebagai pertimbangan investasi mereka.
80
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Secara simultan variabel Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan
Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham
perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007. Secara parsial juga tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR),
Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Assets (ROA) terhadap perubahan harga
saham perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007.
2. Dilihat dari tingkat determinasi yang dihasilkan, ketiga variabel tersebut secara bersama-
sama / simultan memberikan kontribusi kepada harga saham sebesar 3.9%. Dilihat dari
tingkat determinasi yang dihasilkan, CAR memberikan kontribusi terbesar terhadap
perubahan harga saham yaitu sebesar 22.85%. Sedangkan LDR memberi kontribusi sebesar
0.69%, dan ROA sebesar 6.86%.
81
5.2 Saran
1. Dilihat dari segi profitabilitas, tingkat LDR masih sangat rendah, sehingga perbankan di
Indonesia sebaiknya meningkatkan pemanfaatan terhadap dana tidak produktif untuk kredit
kepada masyarakat agar LDR juga meningkat sehingga laba (ROA) yang dihasilkan pun akan
meningkat.
2. Perbankan yang memiliki CAR di bawah 8% sebaiknya meningkatkan modal yang dimiliki,
karena dengan modal yang semakin besar akan menjamin jalannya kegiatan operasional
perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan menaikkan
harga saham.
82
DAFTAR PUSTAKA
Aggeler, Heidi Taylor. 1998. Is the Loan-to-Deposit Ratio Still Relevant? www.business24-7.ae
Ahmad, K. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta: Rineka
Cipta. Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE. Ang, Robert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Media Soft Indonesia. Anoraga, P dan Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Arianti, Desi. 2007. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dan pengaruhnya terhadap Harga
Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Semarang: Skripsi Unnes. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Arisanti, Pena. 2004. Berbagai Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham
pada Perusahaan Perbankan di BEJ Periode 1999-2001. Semarang: Skripsi Unnes.
Astuti, Puji. 2002. Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Harga Pasar Saham
Perbankan di BEJ. Kompak No. 6 hal. 300-327. Bank Indonesia. 2002. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan UU No.
7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika. Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 Tanggal 31
Mei 2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta. Bringham, Eugene. 1998. Manajemen Keuangan (Alih Bahasa oleh Herman Wibowo).
Jakarta: Erlangga. Cahya Dewi, Rianti. 2007. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan
Laba Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2004-2006. Semarang: Skripsi Unnes.
Casper H. Fouche, J.Mukuddem-Petersen, dan M. A. Petersen. 2005. Continuous-time
Stochastic Modelling of Capital Adequacy Ratios for Banks. Wiley InterScience 2006; 22:41–71.
83
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasibuan, Malayu. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Rineka Cipta. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Indonesian Capital Market Directory. 2008. Jogiyanto, HM. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Kashmir. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Prasetya Uni, Ayuk. 2006. Pengaruh Kinerja Keuangan dengan Alat Ukur ROA, ROE
terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Semarang: Skripsi Unnes.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Septiantri, Lidiadni. 2006. Analisis Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga
Saham pada Sektor perbankan yang Go Public. Semarang: Skripsi Unnes. Setiyawati, Latifah. 2007. Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan
Return On Assets terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di BEJ. Semarang: Skripsi Unnes.
Susilo, Sri. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Widiatmodjo, Sawidji. 1996. Cara Seahat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT
Zumalindo Aksara Grafika. www.bapepam.co.id www.bi.go.id www.idx.com
84
Lampiran-lampiran
85
TABEL PERHITUNGAN LDR
No Perbankan Tahun Loans Total
Deposits Equity LDR
1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 2005 7,349,224 8,938,394 535,198 77.58
2006 6,870,481 9,166,672 551,160 70.70
2007 7,415,899 9,312,793 631,737 74.57
2 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 2005 3,008,760 3,787,435 204,115 75.38
2006 3,995,291 4,658,591 518,929 77.17
2007 4,328,974 5,253,017 536,714 74.77
3 PT Bank Central Asia Tbk 2005 52,776,750 129,861,060 15,847,154 36.22
2006 59,688,265 154,328,511 18,067,350 34.62
2007 80,702,481 191,237,133 20,441,731 38.12
4 PT Bank Century Tbk 2005 2,355,964 10,109,721 366,401 22.49
2006 2,355,632 11,213,652 781,634 19.64
2007 3,918,827 10,270,398 1,160,628 34.28
5 PT Bank CIMB Niaga Tbk 2005 28,671,419 34,377,604 3,966,113 74.77
2006 32,457,152 39,143,492 4,787,095 73.88
2007 40,675,512 45,183,018 5,203,398 80.73
6 PT Bank Danamon tbk 2005 34,842,515 44,350,482 8,588,953 65.82
2006 39,531,250 54,194,256 9,441,927 62.12
2007 49,456,909 57,803,865 10,833,445 72.06
7 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk 2005 1,041,625 1,300,247 129,101 72.87
2006 833,747 1,150,743 115,475 65.85
2007 878,919 1,147,177 116,188 69.57
8 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 2005 22,780,988 36,917,305 4,708,424 54.73
86
2006 21,030,375 39,378,576 5,255,253 47.31
2007 27,932,980 39,763,340 5,343,190 63.13
9 PT Bank Kesawan Tbk 2005 810,940 1,396,725 121,976 53.40
2006 1,263,920 1,839,359 126,067 64.31
2007 1,291,410 1,913,192 132,326 63.13
10 PT Bank Lippo Tbk 2005 7,648,301 25,105,334 2,611,580 27.59
2006 11,563,542 26,693,173 3,651,766 38.49
2007 17,819,956 30,345,626 3,878,477 52.07
11 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2005 94,869,474 215,135,061 23,214,398 71.50
2006 103,282,247 215,756,628 26,340,670 73.13
2007 12,548,384 255,679,707 29,243,732 77.46
12 PT Bank Mayapada Tbk 2005 2,025,891 2,516,132 317,211 71.50
2006 2,493,173 3,053,142 356,271 73.13
2007 3,023,510 2,961,852 941,652 77.46
13 PT Bank Mega Tbk 2005 11,113,855 21,977,477 1,276,625 47.80
2006 10,839,026 25,756,000 1,934,301 39.14
2007 13,843,320 30,030,996 2,939,137 41.99
14 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2005 57,526,342 117,750,054 11,894,914 44.37
2006 62,613,795 138,141,073 14,794,269 40.94
2007 81,448,239 149,992,482 17,219,585 48.41
15 PT Bank NISP Tbk 2005 12,244,905 15,957,791 1,986,381 68.24
2006 15,410,325 19,627,127 2,454,932 69.79
2007 18,857,535 22,417,770 3,368,626 73.13
16 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2005 1,430,951 2,562,822 163,650 52.48
2006 1,579,453 2,948,662 279,810 48.92
87
2007 1,629,213 3,371,291 311,663 44.24
17 PT Bank Pan Indonesia Tbk 2005 13,898,766 27,232,426 4,384,651 43.96
2006 17,844,632 23,740,975 6,614,388 58.79
2007 28,867,401 31,321,182 7,500,148 74.36
18 PT Bank Permata Tbk 2005 21,356,766 29,397,821 2,571,904 66.80
2006 22,787,596 29,441,284 3,762,072 68.63
2007 2,589,060 31,235,129 3,902,674 71.97
19 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2005 70,122,985 98,227,889 13,352,982 62.84
2006 83,564,704 126,336,779 16,878,808 58.35
2007 107,014,778 167,211,018 19,437,635 57.33
20 PT Bank Swadesi Tbk 2005 427,864 801,014 111,925 46.87
2006 440,771 834,046 116,167 46.39
2007 605,174 999,723 124,653 53.82
21 PT Bank UOB Buana Tbk 2005 10,126,485 12,892,013 2,169,128 67.24
2006 10,108,440 12,465,422 3,268,328 64.25
2007 12,459,353 13,290,875 3,557,654 74.16
22 PT Bank Victoria International Tbk 2005 724,936 1,877,624 157,549 35.62
2006 1,088,691 2,559,330 307,851 37.97
2007 1,953,182 4,427,421 403,563 40.43
88
TABEL PERHITUNGAN CAR
No Perbankan Tahun Equity Loans Securities CAR
1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 2005 535,198 7,349,224 429,728 6.88
2006 551,160 6,870,481 1,416,785 6.65
2007 631,737 7,415,899 324,453 8.16
2 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 2005 204,115 3,008,760 242,702 6.28
2006 518,929 3,995,291 388,606 11.84
2007 536,714 4,328,974 342,690 11.49
3 PT Bank Central Asia Tbk 2005 15,847,154 52,776,750 55,801,929 14.60
2006 18,067,350 59,688,265 54,266,445 15.85
2007 20,441,731 80,702,481 57,074,023 14.84
4 PT Bank Century Tbk 2005 366,401 2,355,964 - 15.55
2006 781,634 2,355,632 3,929,100 12.44
2007 1,160,628 3,918,827 3,255,691 16.18
5 PT Bank CIMB Niaga Tbk 2005 3,966,113 28,671,419 4,932,800 16.55
2006 4,787,095 32,457,152 6,108,879 14.43
2007 5,203,398 40,675,512 4,695,111 15.85
6 PT Bank Danamon tbk 2005 8,588,953 34,842,515 17,054,564 11.80
2006 9,441,927 39,531,250 25,921,423 12.41
2007 10,833,445 49,456,909 18,903,674 11.4
7 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk 2005 129,101 1,041,625 - 12.40
2006 115,475 833,747 28,939 13.39
2007 116,188 878,919 52,889 12.47
89
8 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 2005 4,708,424 22,780,988 4,047,591 17.55
2006 5,255,253 21,030,375 16,308,285 14.07
2007 5,343,190 27,932,980 13,691,770 12.84
9 PT Bank Kesawan Tbk 2005 121,976 810,940 392,220 10.14
2006 126,067 1,263,920 300,132 8.08
2007 132,326 1,291,410 517,824 7.31
10 PT Bank Lippo Tbk 2005 2,611,580 7,648,301 934,877 30.43
2006 3,651,766 11,563,542 1,291,140 26.07
2007 3,878,477 17,819,956 2,248,820 19.33
11 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2005 23,214,398 94,869,474 96,400,021 12.14
2006 26,340,670 103,282,247 95,511,990 13.25
2007 29,243,732 12,548,384 93,258,842 13.37
12 PT Bank Mayapada Tbk 2005 317,211 2,025,891 62,498 15.19
2006 356,271 2,493,173 81,061 13.84
2007 941,652 3,023,510 466,453 26.98
13 PT Bank Mega Tbk 2005 1,276,625 11,113,855 8,923,168 6.37
2006 1,934,301 10,839,026 14,728,533 7.57
2007 2,939,137 13,843,320 15,549,382 10.35
14 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2005 11,894,914 57,526,342 42,597,823 11.88
2006 14,794,269 62,613,795 46,182,987 13.60
2007 17,219,585 81,448,239 53,220,664 12.79
15 PT Bank NISP Tbk 2005 1,986,381 12,244,905 3,510,792 12.61
2006 2,454,932 15,410,325 4,736,266 12.19
2007 3,368,626 18,857,535 3,853,184 14.83
16 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2005 163,650 1,430,951 731,001 7.57
90
2006 279,810 1,579,453 1,003,493 10.83
2007 311,663 1,629,213 1,440,590 10.15
17 PT Bank Pan Indonesia Tbk 2005 4,384,651 13,898,766 1,609,767 28.27
2006 6,614,388 17,844,632 3,703,271 30.70
2007 7,500,148 28,867,401 9,943,386 19.32
18 PT Bank Permata Tbk 2005 2,571,904 21,356,766 4,430,051 9.97
2006 3,762,072 22,787,596 6,108,682 13.02
2007 3,902,674 2,589,060 2,868,298 1389
19 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2005 13,352,982 70,122,985 22,592,451 14.40
2006 16,878,808 83,564,704 21,599,632 16.05
2007 19,437,635 107,014,778 27,805,314 14.42
20 PT Bank Swadesi Tbk 2005 111,925 427,864 5,705 25.81
2006 116,167 440,771 9,442 25.80
2007 124,653 605,174 1,745 20.54
21 PT Bank UOB Buana Tbk 2005 2,169,128 10,126,485 2,494,186 17.19
2006 3,268,328 10,108,440 3,525,628 23.97
2007 3,557,654 12,459,353 3,059,147 22.93
22 PT Bank Victoria International Tbk 2005 157,549 724,936 909,647 9.64
2006 307,851 1,088,691 1,339,789 12.68
2007 403,563 1,953,182 2,497,203 9.07
91
TABEL PERHITUNGAN ROA
No Perbankan Tahun Profit (Loss) After Taxes Total Assets ROA
1 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 2005 22,537 10,848,952 0.21
2006 30,779 11,045,884 0.28
2007 15,060 11,282,397 0.13
2 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 2005 (48,104) 4,317,058 -111
2006 7,927 5,415,141 0.15
2007 20,648 6,346,386 0.33
3 PT Bank Central Asia Tbk 2005 3,597,681 150,180,752 2.40
2006 4,242,809 176,798,726 2.40
2007 4,489,252 218,005,008 2.06
4 PT Bank Century Tbk 2005 22,288 8,991,455 0.25
2006 35,594 14,547,470 0.25
2007 56,945 14,509,632 0.39
5 PT Bank CIMB Niaga Tbk 2005 546,921 41,579,861 1.32
2006 647,732 46,544,346 1.39
2007 770,481 54,885,576 1.40
6 PT Bank Danamon tbk 2005 2,003,198 67,803,454 2.95
2006 1,325,332 82,072,687 1.61
2007 2,116,915 89,409,827 2.37
7 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk 2005 (46,659) 1,492,008 -313
2006 (13,626) 1,339,267 -102
2007 713 1,349,720 0.05
92
8 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 2005 725,118 50,271,052 1.44
2006 633,710 53,102,230 1.19
2007 404,750 55,148,450 0.74
9 PT Bank Kesawan Tbk 2005 2,946 1,541,559 0.19
2006 4,091 2,052,127 0.20
2007 6,259 2,184,493 0.29
10 PT Bank Lippo Tbk 2005 412,121 29,116,215 1.42
2006 506,855 33,357,782 1.52
2007 737,905 29,116,215 1.90
11 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2005 604,531 263,383,348 0.23
2006 2,422,472 267,517,192 0.91
2007 4,347,491 319,085,590 1.36
12 PT Bank Mayapada Tbk 2005 16,945 3,155,554 0.54
2006 38,185 3,699,865 1.03
2007 40,744 4,474,878 0.91
13 PT Bank Mega Tbk 2005 179,353 25,109,428 0.71
2006 151,698 30,972,910 0.46
2007 520,719 34,907,728 1.49
14 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2005 1,414,739 147,812,206 0.96
2006 1,928,565 169,415,573 1.14
2007 901,744 183,341,611 0.49
15 PT Bank NISP Tbk 2005 204,971 20,105,690 1.02
2006 237,035 24,205,990 0.98
2007 250,084 28,969,069 0.86
16 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2005 28,315 2,839,666 1.00
93
2006 30,373 3,351,474 0.91
2007 31,850 3,772,770 0.84
17 PT Bank Pan Indonesia Tbk 2005 563,752 36,919,444 1.53
2006 730,279 40,514,765 1.80
2007 954,906 53,470,645 1.79
18 PT Bank Permata Tbk 2005 304,364 34,782,459 0.88
2006 318,450 37,851,322 0.84
2007 508,911 39,303,727 1.29
19 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2005 3,808,587 122,775,579 3.10
2006 4,257,572 154,725,486 2.75
2007 4,838,001 203,734,938 2.37
20 PT Bank Swadesi Tbk 2005 11,749 925,664 1.23
2006 8,272 972,457 0.85
2007 8,486 1,167,733 0.73
21 PT Bank UOB Buana Tbk 2005 345,796 15,999,505 2.16
2006 409,243 16,856,118 2.43
2007 420,302 18,260,086 2.30
22 PT Bank Victoria International Tbk 2005 20,138 2,112,005 0.95
2006 29,367 2,897,471 1.01
2007 49,554 5,273,416 0.94
TABEL PERHITUNGAN HARGA SAHAM RELATIF
No Perbankan Tahun Tanggal
Publikasi t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 Harga Relatif
1
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
2005 29-Mar-06 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 0.00
2006 28-Mar-07 210 230 215 215 215 215 230 215 210 210 210 -0.63
2007 14-Apr-08 78 74 74 70 76 76 84 84 80 83 83 0.76
2
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
2005 31-Mar-06 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 0.00
2006 01-Mar-07 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 0.00
2007 10-Mar-08 147 147 147 147 147 147 147 148 125 110 110 -2.69
3
PT Bank Central Asia Tbk
2005 14-Mar-06 3,650 3,600 3,650 3,825 3,725 3,700 3,675 3,800 4,025 4,175 4,125 1.27
2006 21-Mar-07 5,250 5,100 5,050 5,000 5,000 5,050 5,200 5,150 5,150 5,150 5,150 -0.18
2007 13-Mar-08 3,625 3,550 3,475 3,400 3525 3,400 3,275 2,975 2,975 3,200 3,150 -1.31
4
ÿT Bank Century Tbk
2005 03-May-06 80 75 70 70 70 70 70 70 65 70 75 -0.52
2006 30-Mar-07 69 68 68 67 65 66 67 74 79 81 80 1.57
2007 31-Mar-08 61 63 62 64 66 65 70 74 70 71 73 1.88
5
PT Bank CIMB Niaga Tbk
2005 24-Feb-06 405 405 395 405 395 395 405 395 400 415 420 0.39
2006 28-Feb-07 830 820 800 780 780 770 800 780 720 780 790 -0.67
2007 21-Feb-08 770 790 760 770 740 760 750 750 750 760 770 0.03
6
PT Bank Danamon tbk
2005 01-May-06 5,300 5,250 5,400 5,300 5,150 5,250 5,250 5,450 5,500 5,300 5,350 0.12
2006 13-Feb-07 5,800 5,900 5,750 5,500 5,600 5,700 6,000 6,000 6,100 6,050 6,000 0.37
2007 18-Feb-08 6,800 6,750 6,950 7,150 7,200 7,250 7,250 7,150 7,150 7,000 6,950 0.23
7
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
2005 31-Mar-06 60 60 60 65 55 65 65 65 65 65 65 1.11
2006 02-Apr-07 57 58 58 58 58 58 69 69 69 69 69 2.07
2007 01-Apr-08 68 68 74 74 74 81 75 61 61 70 70 0.70
8
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
2005 03-Mar-06 150 150 150 145 155 155 160 155 155 150 150 0.04
2006 23-Feb-07 225 215 215 220 215 210 205 200 195 193 191 -1.61
2007 18-Feb-08 345 345 340 340 325 330 330 310 320 320 330 -0.40
9
PT Bank Kesawan Tbk
2005 31-Mar-06 360 395 395 395 395 395 385 385 385 385 385 0.72
2006 17-Apr-07 470 470 470 460 450 470 470 500 500 450 450 -0.35
2007 01-Apr-08 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 0.00
10
PT Bank Lippo Tbk
2005 16-Mar-06 1,050 1,050 1,040 1,020 1,090 1,060 1,060 1,050 1,070 1,060 1,060 0.13
2006 15-Mar-07 1,540 1,540 1,530 1,550 1,510 1,500 1,520 1,470 1,470 1,520 1,500 -0.25
2007 27-Feb-08 1,925 1,910 1,940 1,930 1,920 1,930 1,960 1,910 1,950 1,950 1,930 0.03
11
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
2005 22-Mar-06 1,580 1,630 1,640 1,710 1,760 1,680 1,650 1,710 1,710 1,740 1,690 0.71
2006 12-Mar-07 2,250 2,300 2,300 2,350 2,425 2,550 2,550 2,425 2,475 2,450 2,400 0.68
2007 13-Mar-08 3,150 3,175 3,000 3,125 3,150 3,025 3,000 3,075 3,025 3,000 3,125 0.91
12
PT Bank Mayapada Tbk
2005 31-Mar-06 120 120 120 120 120 120 130 130 130 130 130 0.83
2006 20-Mar-07 490 510 510 530 530 530 540 540 540 540 540 0.99
2007 31-Mar-08 1,540 1,540 1,540 1,540 1,540 1,540 1,540 1,540 1,540 1,540 1,540 0.00
13
PT Bank Mega Tbk
2005 24-Mar-06 2,000 2,100 2,125 2,125 2,075 2,075 2,075 2,100 2,100 2,025 2,025 0.15
2006 14-Mar-07 2,100 2,100 2,100 2,125 2,125 2,125 2,100 2,100 2,100 2,100 2,000 0.00
2007 26-Mar-08 2,800 2,800 2,800 2,800 2,800 2,800 2,800 2,800 2,800 2,800 2,800 0.00
14
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2005 31-Mar-06 1,270 1,290 1,290 1,280 1,280 1,280 1,280 1,280 1,330 1,320 1,290 0.17
2006 02-Apr-07 1,770 1,760 1,750 1,780 1,760 1,780 1,800 1,800 1,770 1,970 2,060 1.59
2007 09-Apr-08 1,360 1,290 1,320 1,320 1,260 1,190 1,220 1,250 1,220 1,220 1,240 -0.87
15
PT Bank NISP Tbk
2005 01-Mar-06 700 700 700 690 690 700 700 700 700 680 680 -0.28
2006 26-Feb-07 840 840 840 860 860 860 860 810 850 850 850 0.15
2007 21-Feb-08 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 0.00
16
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
2005 31-Mar-06 760 760 760 760 760 760 760 760 790 790 790 0.40
2006 06-Mar-07 700 700 700 700 700 700 700 700 700 700 700 0.00
2007 31-Mar-08 1510 1510 1510 1510 1510 1510 1510 1510 1510 1510 1510 0.00
17
PT Bank Pan Indonesia Tbk
2005 20-Mar-06 460 455 460 465 470 475 485 490 490 490 485 0.54
2006 21-Mar-07 560 530 530 540 540 540 550 540 550 560 550 -0.16
2007 01-Apr-08 600 620 630 670 640 630 650 630 600 600 610 0.23
18
PT Bank Permata Tbk
2005 29-Mar-06 740 730 720 710 720 720 700 690 700 710 700 -0.54
2006 28-Feb-07 900 900 900 900 890 860 880 870 860 860 860 -0.44
2007 21-Feb-08 890 890 880 880 880 900 890 910 900 910 900 0.12
19
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2005 09-Mar-06 3,375 3,375 3,450 3,425 3,425 3,525 3,725 3,675 3,700 3,725 3,850 1.35
2006 02-Apr-07 5,000 5,000 5,000 5,050 5,050 5,200 5,400 5,550 5,300 5,500 5,650 1.26
2007 28-Mar-08 5,450 5,350 6,050 6,500 6,350 6,350 6,300 5,950 5,950 5,650 5,800 0.76
20
PT Bank Swadesi Tbk
2005 29-Mar-06 420 420 420 420 420 420 420 420 450 450 450 0.71
2006 30-Mar-07 700 700 700 700 700 700 700 700 700 700 700 0.00
2007 04-Apr-08 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 0.00
21
PT Bank UOB Buana Tbk
2005 20-Mar-06 970 970 950 950 950 970 970 970 900 900 900 -0.72
2006 14-Mar-07 980 980 980 980 980 980 980 980 980 980 980 0.00
2007 10-Mar-08 1,050 1,050 1,050 1,050 1,050 1,050 1,000 1,000 1,000 1,050 1,050 0.02
22
PT Bank Victoria International Tbk
2005 27-Mar-06 80 85 80 80 80 80 80 80 80 80 85 0.66
2006 26_mar-07 136 132 131 131 131 130 131 130 130 131 130 -0.44
2007 21-May-08 112 119 121 135 136 138 128 128 128 139 128 1.51
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Harga Relatif .5785 .79788 66
LDR 56.3138 15.70453 66
CAR 14.2189 5.87221 66
ROA 1.0397 .97969 66
Correlations
Harga Relatif LDR CAR ROA
Pearson Correlation Harga Relatif 1.000 -.172 -.007 -.080
LDR -.172 1.000 -.126 -.106
CAR -.007 -.126 1.000 .363
ROA -.080 -.106 .363 1.000
Sig. (1-tailed) Harga Relatif . .083 .478 .262
LDR .083 . .156 .198
CAR .478 .156 . .001
ROA .262 .198 .001 .
N Harga Relatif 66 66 66 66
LDR 66 66 66 66
CAR 66 66 66 66
ROA 66 66 66 66
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 ROA, LDR,
CARa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Harga Relatif
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics Durbin-Watson
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .199a .039 .007 .80068 .039 .849 3 62 .473 1.688
a. Predictors: (Constant), ROA, LDR, CAR
b. Dependent Variable: Harga Relatif
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.632 3 .544 .849 .473a
Residual 39.748 62 .641
Total 41.380 65
a. Predictors: (Constant), ROA, LDR, CAR
a. Dependent Variable: Harga Relatif
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta
Lower
Bound
Upper
Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant)
LDR CAR ROA
.794 -.009 .001 -.083
.475 .006 .018 .109
-.182 .007 -.102
1.672 -1.448 .053 -.761
.100 .153 .958 .450
-.156 -.022 -.035 -.301
1.744 .004 .037 .135
-.172 -.007 -.080
-.181 .007 -.096
-.180 .007 -.095
.980 .861 .865
1.021 1.162 1.156
b. Dependent Variable: Harga Relatif
Coefficient Correlationsa
Model ROA LDR CAR
1 Correlations ROA 1.000 .065 -.354
LDR .065 1.000 .095
CAR -.354 .095 1.000
Covariances ROA .012 4.551E-5 .000
LDR 4.551E-5 4.082E-5 1.105E-5
CAR .000 1.105E-5 .000
a. Dependent Variable: Harga Relatif
107
Summary of Financial Statements
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash on Hand and in Banks Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Borrowings Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
10,484,952 1,654,473
116,810 1,348,524
189,139 414,985 429,728
7,349,224 475
138,594 861,473
10,313,626
8,938,394 885,698
7,375,337 677,359
84,029 9,928
1,077,042 204,233
128
535,198 558,840 415,913
(439,555)
1,022,009 998,082
23,927 7,426
31,353 22,537
11,045,884 1,217,255
184,362 932,234 100,659 319,183
1,416,785 6,870,481
130 134,678
1,087,372
10,494,600 9,166,672
798,831 7,726,248
641,593 97,995
- 1,067,113
162,820 124
551,160 558,840 415,913
(423,593)
1,388,000 1,347,682
40,318 3,745
44,072 30,779
11,282,397 2,257,939
204,074 2,021,173
32,692 35,831
324,453 7,415,899
136 137,982
1,110,157
10,650,546 9,312,793 1,053,916 7,550,583
708,294 107,073
- 1,057,236
173,444 114
631,737 651,980 419,374
(439617)
1,188,345 1,162,011
26,334 4,924
31,258 15,060
Sumber : ICMD 2008
108
Summary of Financial Statements
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Deposits Call Money Notes Issued Loans Taxes Payable Accrued expenses Other Liabilities Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
4,317,058 530,758
30,662 466,864
33,232 304,555 242,702
3,008,760 36,744
193,539
4,112,943 3,787,435
26,967 98,674
47 -
18,375 181,445
204,115 200,000
5,149 (1,034)
455,844 528,152 (72,308)
7,097 (65,211) (48,104)
5,415,141 563,522
47,761 460,378
55,383 142,427 388,606
3,995,291 32,996
292,299
4,896,213 4,658,591
32,148 -
46 -
22,210 183,218
518,929 500,000
2,861 16,068
684,476 674,480
9,996 2,593
12,589 7,927
6,346,386 727,353
67,652 532,726 126,975 517,285 342,690
4,328,974 37,361
392,723
5,809,672 5,253,017
105,514 -
40 -
18,056 433,045
536,714 500,000
2,861 33,853
774,725 740,326
34,399 (1,638) 32,761 20,648
Sumber : ICMD 2008
109
Summary of Financial Statements
PT Bank Central Asia Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
150,180,752 27,213,874
3,725,998 23,252,221
235,665 7,344,934
55,801,929 52,778,750
55,422 2,024,748 4,961,095
134,332,330 129,861,060
28,965,847 37,335,408 63,559,805
720,321 652,439 525,316
2,573,194 1,268
15,847,154
1,539,888 3,889,441
10,417,825
15,397,484 10,393,489
5,003,995 119,623
5,123,618 3,597,681
176,798,726 48,254,949
5,484,694 42,315,361
454,894 6,297,820
54,266,445 59,688,265
38,153 2,214,931 6,038,163
158,729,984 154,328,511
34,234,356 48,526,046 71,568,109
1,025,142 36,762
702,310 2,637,259
1,382
18,067,360 1,540,938 3,895,933
12,630,489
19,376,468 13,367,790
6,008,678 57,925
6,066,603 4,242,809
218,055,088 65,256,124
7,675,723 57,273,744
306,657 5,538,246
57,074,023 80,702,481
27,737 2,261,056 7,145,341
197,563,277 191,237,133
43,935,833 52,571,332 94,729,968
1,225,988 531,782
1,083,995 3,484,379
-
20,441,737 1,540,938 3,895,933
15,004,860
19,173,564 12,842,304
6,331,260 70,370
6,401,630 4,489,252
Sumber : ICMD 2008
110
Summary of Financial Statements
PT Bank Century Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Taxes Payable Other Liabilities Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings (Accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
8,991,455 1,446,323
101,490 1,270,447
74,385 2,843,649
- 2,355,964
134,019 2,211,500
12,907,139 10,109,721
527,150 9,127,642
454,929 230,245
- -
2,567,173
366,401 1,769,049
185,224 (1,587,872)
778,379 955,009
(176,630) 200,134
23,504 22,288
14,547,470 1,734,645
101,996 1,568,394
64,255 3,495,361 3,929,100 2,355,632
135,394 2897,338
13,765,834 11,213,652
732,324 9,970,500
510,828 17,796
- 14,497
2,519,889
781,634 1,769,049
185,224 (1,172,639)
1,551,008 1,452,450
98,558 (48,005)
50,553 35,594
14,509,632 1,188,487
129,350 977,714
81,423 3,092,805 3,255,691 3,918,827
130,464 2,923,358
13,349,003 10,270,398
983,708 8,632,274
654,416 22,901
- 10,662
3,045,042
1,160,628 2,211,312
178,759 (1,229,443)
1,379,804 1,288,195
91,609 (40,638)
50,971 56,945
Sumber : ICMD 2008
111
Summary of Financial Statements
PT Bank CIMG Niaga Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Notes Issued Loans Taxes Payable Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
41,579,861 3,225,296
463,751 2,492,585
268,960 2,449,628 4,932,800
28,671,419 90,203
440,499 1,770,016
37,610,301 34,377,604
50,000 1,280,456
91,853 1,810,388
3,447
3,966,113 949,794
1,666,733 1,349,586
4,124,159 3,397,538
726,621 19,708
746,329 546,921
46,544,346 3,774,408
681,685 2,893,745
198,978 2,017,223 6,108,879
32,457,152 25,311
462,239 1,699,134
41,752,356 39,143,492
- 1,107,349
102,183 1,399,322
4,895
4,787,095 958,880
1,712,120 2,116,095
6,013,750 4,985,808 1,027,942
(96,145) 931,797 647,732
54,885,576 3,865,616
911,164 2,784,701
169,751 3,383,155 4,695,111
40,675,512 40,622
444,415 1,781,145
49,678,787 45,183,018
93,930 1,171,665
49,006 3,181,168
3,391
5,203,398 971,807
1,810,548 2,421,043
5,736,881 4,744,467
992,414 34,489
1,026,903 770,481
Sumber : ICMD 2008
112
Summary of Financial Statements
PT Bank Danamon Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Deposits Call Money Notes Issued Loans of which Subordinated Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
67,803,454 6,430,306
640,044 4,633,140 1,157,122 3,856,903
17,054,564 34,842,515
11,958 1,480,028 4,127,180
59,043,170 44,350,482
184,731 2,875,000 4,900,768 3,628,474 6,732,189
171,331
8,588,953 3,569,247
198,770 4,820,936
9,960,891 6,773,362 3,187,529 (189,285) 2,998,244 2,003,198
82,072,687 7,388,601
832,583 5,985,971
570,047 1,742,926
25,921,423 39,531,250
12,052 1,466,876 6,009,559
72,385,809 54,194,256
236,272 4,000,000 4,559,781 3,373,940 9,395,500
244,951
9,441,927 3,581,679
347,247 5,486,001
12,956,830 10,480,498
2,467,332 (373,091) 2,103,241 1,325,325
89,409,827 7,904,516 2,237,518 6,069,598
597,400 3,921,100
18,903,674 49,456,909
12,053 1,488,961 7,722,614
78,239,344 57,803,865
241,123 3,402,665 4,870,669 3,359,420
11,921,022 337,038
10,833,445
3,627,337 632,988
6,575,120
14,672,904 11,152,627
3,520,277 (206,751) 3,313,526 2,116,915
Sumber : ICMD 2008
113
Summary of Financial Statements
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Other Liabilities Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Revaluation of fixed assets Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
1,492,008 142,325
12,547 128,809
969 89
- 1,041,625
91,234 216,735
1,362,907 1,300,274
15,804 1,213,631
70,839 15,619 47,015
129,101
81,375 7,666
31,241 8,819
210,181 287,492 (77,312)
11,731 (65,580) (46,659)
1,339,267 122,510
16,844 103,924
1,741 258
28,939 833,747 103,680 250,134
1,223,792 1,150,743
22,999 995,725 132,020
17,101 55,949
115,475
81,375 7,666
31,241 (4,808)
196,647 247,362 (50,715)
31,676 (19,039) (13,626)
1,349,720 105,691
20,976 82,667
2,047 3,131
52,889 878,919 111,047 198,044
1,233,531 1,147,177
33,127 881,174 232,876
11,967 74,388
116,188
81,375 7,666
31,241 (4,094)
181,301 207,385 (26,084)
27,801 1,717
713
Sumber : ICMD 2008
114
Summary of Financial Statements
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Loans Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
50,271,052 4,919,732
698,903 3,272,733
948,096 4,059,943 4,047,591
22,780,988 3,491
831,869 13,627,438
45,562,628 36,917,305
9,937,125 21,907,337
5,072,843 501,315
1,915,035 6,228,973
-
4,7708,424 3,218,048
63,198 1,427,178
5,593,768 4,696,540
897,228 19,882
917,110 725,118
53,102,230 4,622,711
822,572 3,208,114
592,025 3,845,368
16,308,285 21,030,375
2,656 826,148
6,466,687
47,516,558 39,378,576 11,136,035 22,637,003
5,605,538 548,665
2,974,647 4,614,670
330,419
5,255,253 3,226,627
67,247 1,961,379
7,222,178 6,501,888
720,290 23,200
743,490 633,710
55,148,450 4,582,840 1,259,510 3,096,300
227,020 1,680,580
13,691,770 27,932,980
2,650 780,880
6,476,720
49,629,380 39,763,340 11,715,210 20,510,890
7,537,230 396,400
4,139,140 5,330,480
175,860
5,343,190 3,236,000
78,850 2,028,340
6,726,070
6,406,180 319,890
57,140 377,040 404,750
Sumber : ICMD 2008
115
Summary of Financial Statements
PT Bank Kesawan Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Other Liabilities Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Revaluation of fixed assets Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
1,541,559 160,249
20,015 128,429
11,805 26,539
392,220 810,940
38,915 112,695
1,419,582 1,396,725
163,594 924,288 308,843
9,246 13,611
121,976 123,670
- 15,477
(17,171)
178,990 175,677
3,313 1,412 4,725 2,946
2,052,127 192,016
29,871 148,826
13,319 93,310
300,132 1,263,920
39,395 163,354
1,926,060 1,839,359
173,972 1,325,195
340,192 10,277 76,424
126,067 123,670
- 15,477
(13,080)
230,144 224,727
5,417 726
6,143 4,091
2,184,493 208,745
33,389 157,791
17,565 6,199
517,824 1,291,410
39,866 120,449
2,052,167 1,913,192
247,193 1,312,242
353,758 16,777
122,198
132,326 123,670
- 15,477 (6,821)
245,258 233,295
11,962 (4,745)
7,217 6,259
Sumber : ICMD 2008
116
Summary of Financial Statements
PT Bank Lippo Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Loans of which Subordinated Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Revaluation of fixed assets Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
29,116,215 5,009,668
565,054 4,232,488
212,126 4,335,047
934,877 7,648,301
3,846 687,877
10,496,599
26,504,635 25,105,334
8,565,133 7,180,956 9,359,245
225,564 45,437 20,924
1,128,300 -
2,611,580 811,494
9,779,687 633,300
(8,612,901)
2,677,499 2,075,300
602,199 (79,848) 522,351 412,121
33,357,782 9,458,181
640,551 8,710,269
107,361 3,404,853 1,291,140
11,563,542 3,499
756,293 6,880,274
30,006,016 26,693,173
8,376,582 8,889,453 9,427,138
207,738 1,815,377 1,798,530 1,289,728
-
3,351,766 811,494
9,779,687 633,300
(7,872,715)
3,651,838 2,751,162
900,676 (320,989)
579,687 506,855
38,962,169 9,472,431
816,497 8,537,380
118,554 1,627,721 2,248,820
17,819,956 2,985
788,433 7,001,823
35,033,213 30,345,626
9,820,857 9,824,821
10,699,948 469,696
2,218,572 1,875,087 1,999,319
50,479
3,878,477 811,494
9,779,687 633,300
(7,346,004)
4,150,419 3,033,366 1,117,053
(59,933) 1,057,120
737,905
Sumber : ICMD 2008
117
Summary of Financial Statements
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
263,383,348 38,270,982
2,522,764 35,042,890
705,328 15,348,399 96,400,021 94,869,474
68,066 5,305,413
13,120,993
240,164,245 215,135,061
46,410,270 121,571,613
47,153,178 926,656
3,983,469 4,279,631
15,839,428 4,705
23,214,398 10,127,859
6,006,255 7,080,284
23,577,554 22,389,981
1,187,573 45,304
1,232,877 604,531
267,517,192 40,423,638
3,965,717 35,909,538
548,383 9,424,392
95,511,990 103,282,247
84,870 4,709,243
14,080,812
241,171,346 215,756,628
48,812,753 106,640,314
60,303,561 882,904
3,793,883 7,582,252
13,155,679 5,176
26,340,670 10,315,609
6,433,948 9,591,113
28,994,128 26,283,018
2,711,110 120,086
2,831,196 2,422,472
319,085,590 58,996,438
5,909,369 51,685,087
1,401,982 16,818,937 93,258,842
125,488,384 124,905
4,531,577 19,866,507
289,835,512 255,679,707
67,010,951 103,309,942
85,358,814 1,049,493 4,050,564
12,280,336 16,775,412
6,346
29,243,732 10,374,776
6,570,959 12,297,997
27,317,253 21,104,336
6,212,917 120,466
6,333,383 4,347,491
Sumber : ICMD 2008
118
Summary of Financial Statements
PT Bank Mayapada Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Loans Other Liabilities Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Revaluation of fixed assets Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
3,155,554 206,475
14,041 184,955
7,479 158,905
62,498 2,025,891
211,591 490,194
2,838,343 2,516,132
162,497 2,247,469
106,166 34,661 15,597
271,953
317,211 284,129
412 -
32,670
325,890 301,935
23,955 (124)
23,831 16,945
3,699,865 242,562
18,648 217,768
6,146 196,615
81,061 2,493,173
213,683 472,771
3,343,594 3,053,142
204,531 2,654,033
194,578 18,638 15,093
256,721
356,271 284,129
412 -
71,730
494,264 439,855
54,409 (1,510) 52,899 38,185
4,474,878 245,895
36,298 205,435
4,162 194,844 466,453
3,023,510 224,301 319,875
3,533,226 2,961,852
285,330 2,418,276
258,246 15,954
- 555,420
941,652 412,956 453,588
- 75,108
508,775 450,071
58,704 242
58,946 40,744
Sumber : ICMD 2008
119
Summary of Financial Statements
PT Bank Mega Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans of which Bank Indonesia Subordinated Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
25,109,428 3,972,113
159,499 3,783,784
28,830 49,682
8,923,168 11,113,855
31 564,995 485,584
23,832,803 21,977,477
2,138,334 18,076,312
1,762,831 113,868
- 85,000
- 85,000
1,276,625 -
1,276,625 712,694 377,876 186,055
2,364,387 2,101,606
262,781 910
263,691 179,353
30,972,910 2,910,927
301,734 2,558,285
50,908 1,055,947
14,728,533 10,839,026
31 674,675 763,771
29,038,609 25,756,000
3,346,785 19,114,512
3,294,703 67,148
- 195,045 135,045
60,000 3,020,416
-
1,934,301 812,722 777,985 343,594
3,155,307 2,927,394
227,913 (5,929)
221,984 151,698
34,907,728 3,800,429
532,011 2,938,581
329,837 1,258,362
14,549,382 13,843,320
31 753,647 704,557
31,968,591 30,030,996
6,842,035 16,909,175
6,279,786 118,326
- 452,685 422,685
30,000 1,366,584
-
2,939,137 812,722 777,985
1,348,430
3,588,965 2,842,849
746,116 (96)
746,020 520,719
Sumber : ICMD 2008
120
Summary of Financial Statements
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans of which Subordinated Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Revaluation of fixed assets Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
147,812,206 20,174,079
2,843,779 16,825,114
505,186 14,016,438 42,597,823 57,526,342
778,525 4,417,549 8,301,450
135,890,987 117,750,054
30,635,842 50,650,538 36,463,674
1,436,318 2,117,007 7,228,702 2,433,032 7,358,906
26,305
11,894,914 7,042,194 2,525,661
- 2,327,059
15,203,457 12,094,975
2,298,482 (42,700)
2,255,728 1,414,739
169,415,573 18,277,362
2,694,635 15,160,405
422,322 29,978,141 46,182,987 62,613,795
337,716 4,111,593 7,913,979
154,596,653 138,141,073
35,765,750 63,759,112 38,616,211
1,383,405 1,534,657 6,248,227 2,238,803 7,289,291
24,651
14,794,269 7,042,194 2,525,661
- 5,226,414
17,904,835 15,243,990
2,660,845 178,794
2,839,639 1,928,565
183,341,611 22,014,025
3,259,229 17,573,082
1,181,714 14,797,601 53,220,664 81,448,239
134,793 3,871,229 7,855,060
166,094,416 149,992,482
43,002,096 58,854,212 48,136,174
1,200,706 1,269,135 7,242,855
933,704 6,389,238
27,610
17,219,585 7,789,288 5,812,879
- 3,617,418
19,007,436 17,739,788
1,267,648 213,492
1,481,140 901,744
Sumber : ICMD 2008
121
Summary of Financial Statements
PT Bank NISP Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans of which Others Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
20,105,690 1,653,578
244,650 1,325,718
83,210 1,419,981 3,510,792
12,244,905 1,957
442,405 832,072
17,990,586 15,957,791
2,143,173 10,601,147
3,213,471 132,632 499,460 563,569 563,569 837,134
64,598
1,986,381 616,996 630,066 739,319
2,111,437 1,818,391
293,046 (2,243)
290,803 204,971
24,205,990 1,850,983
318,696 1,436,688
95,599 611,016
4,736,266 15,410,325
60,644 603,209 933,547
21,751,058 19,627,127
2,783,775 12,886,336
3,957,016 164,542 497,411 513,500 513,500 948,478
-
2,454,932 616,996 630,066
1,207,870
2,756,455 2,425,460
330,995 1,883
332,878 237,035
28,969,069 2,331,702
616,441 1,649,050
66,211 1,407,942 3,853,184
18,857,535 67,880
729,765 1,721,061
25,600,443 22,417,770
4,240,148 12,634,450
5,543,172 326,069 501,444 802,764 802,764
1,552,396 -
3,368,626 726,822
1,221,814 1,419,990
2,958,899 2,609,552
349,347 2,546
351,893 250,084
Sumber : ICMD 2008
122
Summary of Financial Statements
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Deposits Call Money Other Liabilities Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
2,839,666 324,975
52,431 199,752
72,792 286,437 731,001
1,430,951 23,266 43,036
2,676,016 2,562,822
20,671 92,523
163,650
79,138 1,183
83,329
256,603 221,787
34,816 5,728
40,544 28,315
3,351,474 395,415
65,201 243,043
87,171 305,135
1,003,493 1,579,453
26,273 41,705
3,071,664 2,948,662
24,793 98,209
279,810 158,275
8,009 113,526
367,063 323,678
43,385 137
43,522 30,373
3,772,770 451,530
82,945 322,033
46,552 186,001
1,440,590 1,629,213
25,790 39,646
3,461,107 3,371,291
27,698 62,118
311,663 158,275
8,009 145,379
347,960 305,637
42,323 3,435
45,758 31,850
Sumber : ICMD 2008
123
Summary of Financial Statements
PT Bank Pan Indonesia Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
36,919,444 2,753,390
211,336 2,395,294
146,760 3,350,670 1,609,767
13,898,766 102,896
1,187,123 14,016,832
32,102,803 27,232,426
4,858,167 18,514,686
3,859,573 197,352
10 217,449
4,455,566 431,990
4,384,651 1,606,543 1,251,719 1,526,389
3,438,241 2,658,233
780,008 (22,617) 757,391 563,752
40,514,765 8,855,692
316,762 8,352,856
186,074 3,309,448 3,703,271
17,844,632 102,997
1,252,395 5,446,330
33,399,634 23,740,975
5,569,202 12,879,079
5,292,694 143,986
1,613,382 1,060,143 6,841,148
500,743
6,614,388 2,008,179 2,242,574 2,363,635
4,699,027 3,642,548 1,056,479
(8,841) 1,047,638
730,279
53,470,645 5,573,154
484,707 4,764,380
324,067 2,481,533 9,943,386
28,867,401 100,288
1,552,497 4,952,386
45,150,759 31,321,182
6,406,831 17,363,720
7,550,631 334,050
3,142,753 2,141,497 8,211,277
819,738
7,500,148 2,021,119 2,281,394 3,197,635
4,999,077 3,642,280 1,356,797
113,150 1,469,947
954,906
Sumber : ICMD 2008
124
Summary of Financial Statements
PT Bank Permata Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings (accumulated loss) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
34,782,459 3,446,161
518,889 2,539,065
388,207 2,173,992 4,430,051
21,356,766 5,251
964,955 2,405,283
32,154,930 29,397,821
5,651,360 17,950,002
4,759,684 1,036,775
- 750,642
2,006,467 55,625
2,571,904 1,300,534 5,826,978
(4,555,608)
3,760,648 3,361,690
398,958 6,385
405,343 304,364
37,851,322 4,419,453
575,055 3,639,185
205,213 1,067,980 6,108,682
22,787,596 234
1,383,012 2,084,366
34,035,768 29,441,284
6,645,522 15,911,435
6,046,134 838,193
- 1,176,162 3,418,322
53,482
3,762,072 1,300,534 5,826,978
(3,365,440)
5,142,504 4,621,890
520,614 (65,445) 455,169 318,450
39,303,727 7,257,138
702,666 6,326,520
227,952 307,269
2,868,298 25,289,060
84 1,294,654 2,289,224
35,341,376 31,235,129
7,688,224 15,047,397
7,335,926 1,163,582
- 1,209,263 2,896,984
59,677
3,902,674 1,300,534 5,826,978
(3,224,838)
5,130,610 4,349,934
780,676 (43,879) 736,797 508,911
Sumber : ICMD 2008
125
Summary of Financial Statements
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Loans Other Liabilities Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings (accumulated) Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
122,775,579 21,557,645
2,763,958 18,140,742
652,945 2,671,582
22,592,451 70,122,985
64,671 1,910,135 3,856,110
109,422,597
98,227,889 17,383,641 31,472,221 49,372,027
1,956,467 1,799,919 7,438,322
13,352,982
6,017,850 1,916,284 5,418,848
17,978,326 12,666,017
5,312,309 295,643
5,607,952 3,808,587
154,725,486 39,898,673
3,458,907 36,257,831
181,935 3,900,886
21,599,632 83,564,704
68,711 1,821,972 3,870,908
137,846,678 126,336,779
27,864,092 40,165,063 58,307,624
2,356,547 1,764,607 7,388,745
16,878,808
6,143,211 2,535,660 8,199,937
22,579,587 16,794,968
5,784,619 122,102
5,906,721 4,257,572
203,734,938 54,911,823
5,041,396 48,947,575
922,852 4,823,256
27,805,314 107,014,778
76,668 1,643,946 7,459,153
184,297,303 167,211,016
37,161,794 57,749,295 72,299,927
3,955,880 2,382,277
10,748,130
19,437,635 6,158,900 2,676,620
10,602,115
25,016,006 17,460,003
7,556,003 224,071
7,780,074 4,838,001
Sumber : ICMD 2008
126
Summary of Financial Statements
PT Bank Swadesi Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Other Liabilities Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
925,664 379,615
10,241 324,175
45,199 71,819
5,705 427,864
30,619 10,042
813,739 801,014
83,678 646,362
70,974 1,342
11,383
111,925 62,000
1,704 48,221
91,852 75,724 16,128
1,063 17,191 11,749
972,457 426,400
9,503 396,018
20,879 69,091
9,442 440,771
16,949 9,804
856,290 834,046
66,719 689,538
77,789 1,743
20,501
116,167 62,000
1,704 52,463
119,248 108,436
10,812 938
11,750 8,272
1,167,733 470,523
9,915 448,174
12,434 46,193
1,745 605,174
16,020 28,078
1,043,080
999,723 114,043 796,343
89,337 1,963
41,394
124,653 62,000
1,704 60,949
108,547
98,630 9,917 2,444
12,361 8,486
Sumber : ICMD 2008
127
Summary of Financial Statements
PT Bank UOB Buana Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash on Hand and in Banks Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Certificate of deposits-Net Call Money Borrowings Other Liabilities Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
15,999,505 1,260,805
130,559 1,002,609
127,637 1,528,569 2,494,186
10,126,485 -
367,875 221,585
13,830,377 12,892,013
3,115,831 5,724,333 4,051,849
- 10,299 28,555
899,510
2,169,128 1,441,561
238,276 489,291
1,795,807 1,340,037
455,770 36,426
492,196 345,796
16,856,118 1,230,989
182,745 957,087
91,157 1,416,703 3,525,628
10,108,440 26
365,544 208,788
13,587,790 12,465,422
3,114,866 5,224,524 4,126,032
- 67,315 22,220
1,032,833
3,268,328 1,663,339
812,595 792,394
2,308,858 1,715,978
592,880 (5,666)
587,214 409,243
18,260,086 1,282,473
219,140 892,703 170,630 871,974
3,059,147 12,459,353
26 348,989 238,124
14,702,432 13,290,875
3,541,634 4,990,575 4,758,666
- 91,817 16,330
1,303,410
3,557,654 1,663,339
812,595 1,081,720
1,980,809 1,377,581
603,228 1,157
604,385 420,302
Sumber : ICMD 2008
128
Summary of Financial Statements
PT Bank Victoria International Tbk (dalam juta rupiah)
Keterangan 2005 2006 2007 Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Other Liabilities Minority Interests inSubsidiaries Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
2,112,005 193,267
6,921 186,072
274 190,221 909,647 724,936
- 23,374 70,560
1,954,456 1,877,624
51,845 1,762,152
63,627 9,309
- 67,523
-
157,549 129,459
(827) 28,917
244,631 217,572
27,059 512
27,571 20,138
2,897,471 186,568
12,698 172,640
1,230 198,000
1,339,789 1,088,691
- 43,067 41,356
2,589,620 2,559,330
91,460 2,363,345
104,525 10,063
- 20,227
-
307,851 201,116
8,230 98,505
304,674 264,689
39,985 (1,419) 38,566 29,367
5,273,416 347,640
14,981 331,441
1,218 178,097
2,497,203 1,953,182
61 124,566 172,667
4,869,844 4,427,421
228,108 4,022,631
176,682 10,473
400,000 31,950
9
403,563 233,500
8,230 161,833
405,705 347,401
58,304 (328)
57,976 49,554
Sumber : ICMD 2008