jurusan pendidikan ips-ekonomi fakultas tarbiyah dan ...etheses.uinmataram.ac.id/1488/1/iin sugiarti...
TRANSCRIPT
i
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII MTs
BADRUSSALAM NW SEKARBELA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh
Iin Sugiarti
NIM. 151.136.266
JURUSAN PENDIDIKAN IPS-EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018
ii
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII MTs BADRUSSALAM NW SEKARBELA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Iin Sugiarti NIM. 151.136.266.
JURUSAN PENDIDIKAN IPS-EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018
iii
iv
vi
vii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS: Surat Alam Nasyrah [94]: 6)1
1 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjmahannya: Edisi
Bahasa Indonesia, ( Madinah Al-Munawwarah: Komplek Percetakan Al-Quran Raja Fahd Arab Saudi, 2010), hlm. 1073.
viii
PERSEMBAHAN
“ Kupersembahkan skripsi ini
Untuk, kedua orang tuaku
tercinta Ibu Suarni dan Bapak
Supardi (Alm), kakak – kakakku
tersayang Lilik Handriyani S.Pd,
dan Hady Suwardi, semua guru
– guruku serta almamaterku
UIN MATARAM ”
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin. Khusus kepada peneliti sehingga dapat menyelsaikan skripsi ini dengan judul “Problematika Pembelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII MTs Badrussalam Nw Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018” sebagai salah satu kewajiban guna melengkapi syarat-syarat untuk melengkapi gelar Sarjana Pendidikan IPS Ekonomi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Shalawat dan salam tidak lupa peneliti haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya yang telah berjuang menegakkan kebenaran di muka bumi.
Dalam penyusun skripsi ini, Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:
1. Dr. Hj. Lubna, M.Pd Sebagai pembimbing I dan Rahmat Akbar Kurniawan,
M.Sc sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan
koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya
dalam suasana keakraban menjadi skripsi ini lebih matang dan cepat selsai;
2. H. IbnuHizam, S.Ag,M.Pd. sebagai ketua jurusan dan Rahmat Akbar
Kurniawan, M.Sc sebagai sekretaris jurusan.
3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberi rekomendasi ijin untuk melakukan penelitian
4. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan
bimbingan dan peringatan tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.
x
5. Kepada Bapak Kepala Sekolah MTs Badrussalam, Guru mata pelajaran IPS
Terpadu, beserta karyawan TU dan Siswa – siswi MTs Badrussalam, yang telah
membantu memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Kepada para sahabat-sahabat seperjungan yang ada di UIN Mataram khususnya
jurusan pendidikan IPS Ekonomi yang telah memberikan motivasi dalam
menyelasaikan skripsi ini, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.
7. Kepada Azis Solihin yang telah memberikan motivasi dan dukungannya, dan
8. Kepada pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat
disebut satu persatu.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda-ganda dari Allah SWT. Dan semoga karya ilmiah ini brmanfaat bagi semesta. Amin.
Mataram 2018
Penulis
Iin Sugiarti
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... ……..i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... …….ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. …….iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... …….iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... …….v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... …….vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... …….vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... …....viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ……ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... ……xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ……xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ……xiv
ABSTRAK ...................................................................................................... …….xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 4 C. Tujuan dan Manfaat……………………………………………………4 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian………………………………...5 E. Telaah Pustaka…………………………………………………………5 F. Kerangka Teori………………………………………………………...7
1. Pembelajaran IPS…………………………………………………. 7 2. Guru dan Peserta Didik……………………………………………. 9 3. Proses Pembelajaran IPS Terpadu…………………………………13 4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar … . 20 5. Sarana dan Prasana Pendidikan……………………………………22 6. Problematika Pembelajaran IPS Terpadu………………………… 25
G. Metode Penelitian……………………………………………………..28 1. Pendekatan Penelitian……………………………………………...28 2. Kehadiran Peneliti………………………………………………… 29 3. Lokasi Penelitian………………………………………………….. 30 4. Sumber Data………………………………………………………..31 5. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………32 6. Analisis Data ………………………………………………………35 7. Keabsahan Data…………………………………………………….38
xii
8. Skaistemati Pembahasan………………………………………41 BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................ 43
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 43 B. Problematika Pembelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII MTs
Badrussalam NW Sekarbela…………………………………………………………46
C. Upaya Untuk Mengatasi Problematika Pembelajaran di Kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela ……………………………………..54
BAB III PEMBAHASAN ........................................................... ……………56 A. Problematika Pembelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII MTs
Badrussalam NW Sekarbela……………………………………..56 B. Upaya Untuk Mengatasi Problematika Pembelajaran di MTs
Badrussalam NW Sekarbela……………………………………..64 BAB IV PENUTUP…………………………………………………………..66
A. Kesimpulan……………………………………………………….66 B. Saran………………………………………………………………68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................69
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kegitan Belajar Siswa, 20
Gambar 2 Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar, 22
Gambar 3 Komponen Dalam Analisis Data, 36
Gambar 5 Suasana Kelas Pada Saat Belajar, 51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Dokumentasi, Observasi, dan Wawancara
Lampiran 2 Pedoman Wawancara dan Transkip Wawancara
Lampiran 3 Data Guru MTs Badrussalam NW Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018
Lampiran 4 Data Siswa Kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela
Lampiran 5 Data Sarana dan Prasarana MTs Badrussalam NW Sekarbela
Lampiran 6 Data Nilai Siswa Kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela
Lampiran 7 Daftar Hadir Siswa Kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela
Lampiran 8 Jadwal Pelajaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 Kelas VIII
Lampiran 9 Fhoto Sarana dan Prasarana Pembelajaran Yang Masih Kurang
Lampiran 10 Fhoto Wawancara Dengan Informan Penelitian
Lampiran 11 Fhoto Keadaan Kelas dan Siswa Ketika Proses Pembembelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian MTs Badrussalam NW Sekarbela
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian Dari Kemenag Kota Mataram
Lampiran 14 Surat Izin Penelitian Dari Akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN MATARAM
xv
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII MTS BADRUSSALAM NW SEKARBELA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh:
Iin Sugiarti NIM: 151.136.266
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendiskripsikan problematika pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika pembelajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu dengan cara menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya yaitu teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Data yang didapat dari teknik observasi, wawancara dan dokumentasi adalah masalah yang berkaitan dengan problematika pembelajaran IPS Terpadu dan upaya guru untuk mengatasi problematika pembeljaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela antara lain adalah problematika guru dan problematika siswa, dimana problematika guru disini mencangkup kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS, penggunaan metode belajar yang masih monoton, masih kurangnya penguasaan kelas, sumber belajar/materi bahan ajar yang digunakan oleh guru untuk mengajar siswa – siswi kelas VIII masih kurang dan nilai sebagian siswa-siswi kelas VIII yang rendah pada mata pelajaran IPS Terpadu. Sedangkan poblematika yang dihadapi oleh siswa adalah malas belajar, tidak memperhatikan guru dan cepat bosan. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika pembelajaran IPS Terpadu yang terjadi di kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela yaitu dengan cara guru melakukan pertemuan dengan wali murid siswa-siswi kelas VIII yang bermasalah pada mata pelajaran IPS Tepadu setiap menjelang libur semester, kemudian melakukan sharing dengan kepala sekolah terkait dengan masalah yang dihadapi ketika proses pembelajaran IPS Terpadu, guru mencoba untuk mencari dan menerapkan metode belajar yang bervariasi pada siswa- siswi kelas VIII selain dari metode ceramah, dan melakukan program remidial untuk siswa- siswi yang bermasalah dengan nilai pada mata pelajaran IPS Terpadu,
Kata Kunci: Problematika, Pembelajaran IPS Terpadu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia terlahir dengan potensi masing- masing yang dimilikinya,
akan tetapi potensi itu belum maksimal dan masih perlu dikembangkan melaui
jalur pendidikan yang ada, baik pendidikan formal maupun informal.
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Menurut UU No.20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian , kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya ,masyarakat, bangsa,dan negara.2 Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia sebagaimana yang diarahkan oleh tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan (Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Bab 1 pasal 4) bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya. Manusia Indonesia seutuhnya ialah manusia yang beriman dan bertawa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian mantap, mandiri dan memiliki rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.3
Dengan demikian untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut
dibutuhkan lembaga pendidikan nasional seperti sekolah dari tingkat dasar
sampai dengan perguruan tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterlibatan
lembaga pendidikan sangat berperan penting untuk mendukung kualitas dan
potensi yang dimiliki peserta didik dalam setiap pembelajaran yang diberikan di
sekolah, salah satu pelajaran tersebut adalah pelajaran IPS Terpadu yang dimana
2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.
3. 3 Jusup Amir Feisal, Reoritansi Penidikan Islam, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1995), hlm. 15
1
2
pelajaran IPS Terpadu adalah salah satu dari beberapa mata pelajaran yang
penting untuk diperhatikan karena merupakan bagian dari kurikulum sekolah
yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial seperti:
Sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi dan lain-lain.4 Selain itu pelajaran IPS
Terpadu juga membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial dan intlektual
akan tetapi keberhasilan peserta didik dalam memahami dan menerima materi
dengan baik tergantung dari cara tenaga pendidik (Guru) menyampaikan materi
pada peserta didik.
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggungjawab dalam
mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik dan juga memiliki peran
yang sangat penting di sekolah selain sebagai tenaga pendidik guru juga menjadi
penentu dari keberhasilan belajar siswa – siswinya di kelas dengan kemampuan
yang mereka miliki, kemampuan menyampaikan materi dengan baik,
kemampuan dalam mengarahkan siswa – siswinya ketika proses pembelajaran
berlangsung dan mampu menguasai kelas dengan baik. Ketika guru mampu
melakukan semua itu dengan baik maka siswapun akan bersemangat dalam
belajar dan mengikuti setiap perintah yang diberikan oleh guru dalam setiap
mata pelajaran yang diberikan, mampu menguasai materi yang diberikan di
sekolah dengan baik dan tentu saja sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
guru tersebut. Akan tetapi hal ini berbeda dengan kenyataan yang ada pada saat
peneliti melakukan observasi awal dengan siswa dan guru mata pelajaran IPS
Terpadu di sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela, guru mata pelajaran IPS
4 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu , ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hlm. 171.
3
Terpadu merasa kesulitan pada saat memberikan materi di kelas dikarenakan
berbagai problem atau masalah yang ada selama proses pelajaran berlangsung
dari waktu kewaktu seperti kesulitan mendapat alat-alat pembelajaran, sumber
belajar, sarana dan prasarana kurang, salah satu alasan yang paling mendorong
peneliti untuk meneliti masalah pembelajaran IPS Terpadu dikarenakan nilai
sebagian kecil siswa- siswi kelas VIII A dan B yang rendah pada mata pelajaran
IPS Terpadu yang kurang dari KKM yang sudah di tentukan pada mata pelajaran
IPS Terpadu.
Nilai KKM yang sudah di tentukan adalah 80 sedangkan sebagian kecil
siswa banyak yang mendapat nilai di bawah nilai KKM yang sudah di tentukan
mulai dari 50 sampai dengan 60,70dan 75. Ini disebabkan oleh faktor kurangnya
media, media yang ada terbatas dan digunakan secara bersama- sama atau satu
untuk semua akibatnya sebagian siswa – siswi kurang aktif dikelas terlihat cepat
bosan ketika proses belajar mengajar berlangsung, terlihat malas untuk belajar,
terlihat tidak ada semangat untuk belajar, tidak belajar dengan serius dan
,bahkan tidak memperhatikan guru yang sedang memberikan pelajaran IPS
Terpadu di kelas hanya beberapa siswa yang memperhatikan dan sisanya ada
yang main- main, sibuk bicara dengan teman- temannya di belakang ketika
proses KBM sehingga berdampak pada nilai sebagia siswa kelas VIII.
Berdasarkan masalah yang ditemukan selama melakukan observasi awal
di sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “ Problematika Pemelajaraan IPS
4
Terpadu di Kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela Tahun Pelajran
2017/2018”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka disisni penulis dapat
merumuskan masalah pokok yang menjadi fokus kajian penelitian Yaitu:
1. Apa sajakah problematika pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs
Badrussalam NW Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018?
2. Bagaimanakah Upaya guru dalam mengatasi problematika pembelajaran IPS
Terpadu di MTs Badrussalam NW Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mendiskripsikan problematika pembelajaran IPS Terpadu di kelas
VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018.
b. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi
problematika pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Badrussalam
NW Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini dapat dilihat dari dua segi yaitu praktis
dan teoritis.
a. Dapat digunakan sebagai Dokumen dan refrensi atau bahan perpustakaan
yang yang dapat dibaca oleh semua orang yang membutuhkan dan yang
memiliki kepentingan.
5
b. Dengan hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan informasi dan
bermanfaat baik bagi sekolah maupun penulis sendiri serta dapat
menambah wawasan berpikir.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini memfokuskan kajian tentang
problematika pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Badrussalam
NW Sekarbela.
2. Setting Penelitian
Lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian skripsi ini adalah
sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela yang berada di Jl. Sultan
Kaharuddin Gg. Al- Mustofa Sekarbela, sekolah ini berdiri sejak 10
oktober 1984 sampai saat ini, sekolah MTs ini berada di tengah- tengah
pemukiman warga yang berada di sana, sekolah MTs Badrussalam NW
Sekarbela ini sangat mudah dijangkau karena berada tidak jauh dengan
jalan raya dan juga memudahkan peneliti untuk memperoleh data yang
dibutuhkan karena sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela ini adalah
sekolah dimana tempat peneliti pernah PPL.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka memuat uraian secara sistematis tentang hasil
penelitian terdahulu (prior research) yang relevan dengan persoalan yang
akan dikaji dalam skripsi. Oleh karena itu, tinjauan kritis yang memuat
kelebihan, kekurangan, dan hasil penelitian terdahulu dikemukakan kembali
6
atau peneliti mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah
yang akan dibahas belum pernah diteliti sebelumnya atau menjelaskan
posisi penelitian penulis di antara pnelitian- penelitian terdahulu.5
Beberapa penelitian yang diakukan oleh mahasiswa brkaitan denga
judul yang saya angkat adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wadduha yang berjudul “Problematika
Pembelajaran IPS Geografi Di Madrasah Aliyah Hidayatullah Karang
Baru Pejeruk Ampenan Mataram”. Pada Tahun 2004, dengan hasil
penelitian yang dilakukan: Faktor penyebab timbulnya problematika
pembelajaran IPS Geografi disebabkan oleh faktor intern dan ekstren.
Faktor intern (dari siswa) yakni intelegensi, minat, bakat, motif, dan
kesiapan sedangkan faktor eksteren datang dari faktor lingkungan sosial
dan sekolah.6
2. Penelitian yng dilakukan Fauzi Rahman “Problematika Pembelajaran
IPS Ekonomi Akuntansi Di MA Manhalul Ma’arif Darek”. Pada Tahun
2009, dengan hasil penelitian yang dilakukan: Problematika
pembelajaran IPS Ekonomi di Madrasah Aliyah Manhalul Ma’arif Darek
yaitu terjadinya kefasifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, problem
guru ekonomi akuntansi dan pemahaman terhadap perbedaan Individual.7
5 Iain Mataram, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram: Tim Penyusun, Iain Mataram, 2017),
hlm. 33. 6 Wadduha, “ Problematika Pembelajaran IPS Geografi di Madrasah Aliyah Hidayatullah
Karang Baru Pejeruk Ampenan, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram, 2004), hlm. 74. 7 Fauzi Rahman, “Problematika Pembelajaran IPS Ekonomi Akuntansi di MA Manhalil Ma’arif
Darek, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataram, 2008), hlm. 72.
7
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sahlus Suliati, “Problematika yang
Dihadapi Guru Dalam Pembelajaran IPS di MTss Nurul Jannah
Plampang Kabupaten Sumbawa”. Pada tahun 2009, dengan hasil
penelitian yang dilakukan: Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
problem guru IPS dengan cara diadakannya pertemuan secara berkala
serta membuat kegiatan ekstrakulikuler dll.8
F. Kerangka Teori
1. Pembelajaran IPS
a. Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi
yang harus dikuasai oleh siswa-siswi di sekolah karena bagaimanapun
perkembangan hidup manusia hakikatnya dimulai sejak lahir hingga
dewasa, ini tak terlepas dari peran masyarakat karena itu, pengetahuan
sosial dapat dikatakan “tak asing” untuk setiap orang sebab setiap orang
sejak bayi telah melakukan hubungan dengan orang lain terutama ibunya
dan dengan anggota keluarga lainnya. Pengalaman manusia diluar dirinya
tak terbatas hanya dengan keluarga, tapi juga meliputi teman sejawat,
warga kampung dan sebagainya. Hubungan sosial yang yang dialami
makin meluas dari pengalaman dan pengenalan hubungan sosial tersebut
seseorang akan berkembang pengetahuannya, pengetahuan ini melekat
pada diri seseorang termasuk pada orang lain yang terangkum dalam
8 Sahlus Suliati, “Problematika yang di hadapi Guru dalam Pembelajaran IPS di MTs Nurul
Jannah Plampang Kec. Plampang Kabupaten Sumbawa, (Skripsi FITK IAIN Mataram, Mataram, 2009), hlm. 89.
8
“pengetahuan sosial”. Segala peristiwa yang dialami dalam hidup manusia
akan membentuk pengetahuan sosial dalam dirinya.9
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang- Cabang ilmu sosial.10
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS di sekolah sangat diperlukan karna dengan
adanya tujuan pembelajaran maka akan menjadi tolak ukur pada pencapaian
yang kita inginkan
Pada dasarnya tujuan pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masaah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari- hari, baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat.11 Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program IPS di
sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat
dirinci sebagai berikut:
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai- nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu- ilmu sosial yang kemudian dapaat digunakan untuk memecahkan masalah- masalah sosial.
9 Khoiru Ahmadi & Sofan Amri, Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu, (Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya, 2011), hlm. 8. 10 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), hlm. 171. 11 Ibid., hlm. 176
9
3. Mampu menggunakan model- model dan proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
4. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggungjawab.
5. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral. 6. Fasilitator dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat
menghakimi. 7. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
8. Menekankan perasaan, emosi dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan.12
2. Guru dan Peserta Didik
a. Pengertian Guru dan Peserta Didik
1. Pengertian Guru
Guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
siswa - siswinya ketika proses pembelajaran di kelas karena bagaimanapun
guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya akantetapi guru juga
harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional.
Guru adalah orang yang memikul tanggungjawab untuk membimbing dimana dia tidak hanya bertanggungjawab menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik tetapi juga bertanggungjawab membentuk kepribadian (moral/akhlak) anak didik.13
Atau orang yang memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik
dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan
12
Ibid., hlm. 177 13 Lalu Mukhtar Hully, Profesi Keguruan, (Yogyakarta: Alam Tara Institute, 2012), hlm. 70
10
sebagai tujuan akhir dari pendidikan. Pendapat para ahli lain tentang guru
adalah sebagai berikut:
1. Menurut Jean D,Grams dan C. Morris Mc Clare “Teacher are those
person who consciously direct the experience and behavior of an
individual so that education takes places” Guru adalah mereka yang
secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seseorang
individu hingga dapat terjadi pendidikan.
2. Menurut Imam Al-Gazali, guru adalah orang yang berilmu atau orang
yang mengemban amanah dalam pembelajaran agama islam dan
memiliki dan memiliki kepribadian yang saleh.14
Dari penjelasan dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas
seorang guru ialah mendidik, mengarahkan dan membimbing peserta
didik sesuai dengan apa yang hendak dicapai dan menjadi individu yang
mampu berdiri sendiri.
2. Pengertian Peserta Didik
Peserta didik merupakan sumberdaya utama dalam proses belajar
mengajar, tidak ada peserta didik, tidak ada guru, akan tetapi peserta didik
bisa belajar tanpa guru sedangkan guru tidak bisa mengajar tanpa peserta
didik.
Di dalam UU No 20. Tahun 2003 Tentang Sistem Nasional (Sisdiknas), peserta didik didefinisikan sebagai setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.15
14 Ibid., hlm. 71. 15 Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Alvabeta CV, 2014), hlm. 1.
11
Peserta didik juga dapat didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah poten si dasar yang masih perlu dikembangkan, potensi yang dimaksud umumnya terdiri dari tiga kategori, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta
didik adalah anak didik yang perlu mengembangkan potensinya dengan
mengikuti pembelajaran yang ada baik pembelajaran yang ada di sekolah
maupun yang berada diluar lingkungan sekolah. Lingkungan yang
dimaksud disini adalah lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan
dimana saja tempat yang kita bisa pergunakan untuk belajar.
b. Tugas Guru
Secara komperehensif, guru harus memiliki keempat kemampuan itu
secara utuh, sehingga siswa tidak termenung dengan pepatah dan paradigma
lama proses pembelajaran 4D ( datang,duduk,dengar,diam). Tugas, peran dan
fungsi guru sebenarnya suatu kesatuan utuh.Hanya saja terkadang tugas dan
fungsi disejajarkan sebagai penjabaran dari peran.16 Menurut Suparlan
mengemukakan bahwa fungsi guru adalah sebagai berikut:
1. Peran sebagai educator memiliki fungsi: (a) mengembangkan
kepribadian,(b) memimbing, (c) membina budi pekerti, (d) memberikan
pengarahan.
2. Peran sebagai manajer memiliki fungsi: mengawal pelaksanaan tugas dan
fungsi tugas berdasarkan ketentuan dan perundang- undang.
16 Lalu Muhktar Hully, Profesi…, hlm. 78.
12
3. Peran sebagai adminisrator memiliki fungsi: (a) membuat daftar presensi,
(b) membuat daftar penilaian, (c) melaksanakan teknis administrasi
sekolah, (d) membuat daftar presensi.
4. Peran sebagai supervisor memiliki fungsi : (a) memantau, (b) menilai, (c)
memberikan bimbingan teknis.
5. Peran sebagai leader: memiliki fungsi mengawal pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi tanpa harus mengikuti secara kaku ketentuan dan perundang –
undangan yang berlaku.
6. Peran sebagai inovator memiliki fungsi : (a) melakukan kegiatan kreatif,
(b) menemukan strategi , metode, cara- cara atau konsep- konsep yang
baru dalam konsep pengajaran.
7. Peran sebagai motivator memiliki fungsi: (a) memberikan dorongan
kepada siswa untuk belajar lebih giat, (b) memberikan tugas pada siswa
sesuai dengan kemampuan dan perbedaan individual peserta didik.
8. Peran sebagai dinamisator memiliki fungsi: (a) memberikan dorongan
kepada siswa dengan cara menciptakan lingkungan pembelajaran yang
kondusif.
9. Peran sebagai evaluator memiliki fungsi : (a) menyusun instrumen
penilaian, (b) melksanakan penilaian dalam berbagai bentuk dan jenis
penilaian.
10. Peran sebagai fasilitator memiliki fungsi memberikan bantuan teknis,
arahan, atau petunjuk kepada peserta didik.17
17 Ibid., hlm. 79
13
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa peran atau tugas guru
sangat berpengaruh atas keberhasilan siswa di kelas karna selain membimbing
peserta didik guru juga mendidik serta mengarahkan siswa – siswinya
3. Proses Pembelajaran IPS Terpadu
Winkel mengartikan pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian – kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian- kejadian Internal yang berlangsung di dalam diri peserta didik.18
Sedangkan pendapat para ahli lainnya tentang pembelajaran antara lain: a. Dimyati dan Mudjono: Mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan
yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. b. Arief. S. Sadiman: Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana
dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalm diri siswa.
c. Degeng: Mengartikan pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan pembelajar.
Dari beberapa pengertian pembelajaran tersebut dapat disimpulkan
bahwa inti dari pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru
(pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Proses belajar mengajar
yang berlangsung dikelas memerlukan perencanaan yang matang terlebih
dahulu yaitu memerhatikan dan mengkoordinasikan tujuan, materi pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode pembelajaran dan media, sumber belajar,
serta penilaian atau evaluasi.
a. Tujuan
Pada saat akan memulai pembelajaran guru harus memahami benar-
benar tujuan yang ingin dicapai atas pembelajaran yang dilakukannya. Pada
waktu guru melakukan proses pembelajaran dikelas guru juga harus
18 Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holiscita Lombok, 2013), hlm. 31.
14
memperhatikan tujuan khusus yang akan dicapai oleh siswa- siswinya karena
pencapaian tujuan pembelajaran khusus sangat erat kaitannya dengan tujuan
pembelajaran dan sampai pada tujuan nasional. Karna pada dasarnya tujuan
pembelajaran adalah kemampuan- kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh
siswa setelah memperoleh pengalaman belajar.19
b. Materi Pelajaran dan Kegiatan Belajar Mengajar.
Materi merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dipelajari oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pembelajaran mesti
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, misalnya berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan pengalaman lainnya. Materi pembelajaran yang
diterima siswa harus mampu merespons setiap perubahan dan mengantisipasi
sikap perkembangan yang akan terjadi di masa depan.20 Sedangkan kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan dimana guru dan siswa teribat dalam sebuah
interaksi dengan materi pembelajaran sebagai mediumnya. Dalam kegiatan itu
siswalah yang lebih akktif bukan guru, keaktifan siswa tentu mencangkup
kegiatan fisik dan mental, individual dan kelompok, guru harus mampu
membangun suasana belajar yang kondusif dan nyaman sehingga siswa mampu
belajar mandiri.
c. Metode dan Media Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah “ cara yang digunkan guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada siswa dan merupakan alat untuk menciptakan
19 Ibid., hlm. 34. 20 Ibid., hlm. 35.
15
proses belajar mengajar”.21 Atau suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran ,metode diperlukan
oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah suatu cara yang dipergunakan oleh guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses pelajaran berlangsung
atau suatu cara yang digunakan agar siswa lebih mudah mengerti dan
memahami pelajaran yang disampaikan.
Sedangkan media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Dwyer berpendapat bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika
menggunakan bahan- bahan audio visual yang mendekati realitas. Berbagai
cara dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi media, Rudi
dan Bretz misalnya mengklasifikasi media ke dalam tujuh kelompok media
yaitu:
1. Media audio visual gerak, merupakan media yang paling lengkap yaitu menggunakan kemampuan audio visual dan gerak.
2. Media audio visual diam, merupakan media kedua dari segi kelengkapan kemampuannya karena ia memiliki semua kemampuan yang ada pada golongan sebelumnya kecuali penampilan gerak.
3. Media audio semi gerak, memiliki kemampuan menampilkan suara disertai gerak titik linear, jadi tidak dapat menampilkan gerakan nyata secara utuh.
4. Media visual gerak, memiliki kemampuan seperti golongan pertama kecuali penampilan suara.
5. Media visual diam, mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun gerak,
6. Media audio, media yang hanya memanipulasikan kemampuan- kemampuan secara semata- mata.
21 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 80.
16
7. Media cetak, merupakan media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa huruf, angka dan simbol- simbol verbal tertentu.22
Dari definisi dan pengelompokan media di atas dapat disimpulkan
bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan
kepada penerima pesan. Media pembelajaran juga berfungsi sebagai penumbuh
motivasi siswa, meransang ingatan siswa dan dapat mengaktifkan siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung serta membantu siswa untuk lebih cepat
memahami pembelajaran.
d. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai
tempat dimana materi pelajaran terdapat. Menurut Nasution (2000), sumber
belajar dapat berasal dari masyarakat dan kebudayaannya, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan siswa. Pemanfaatan sumber –
sumber belajar tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya serta
kebijakan- kebijakan lainnya. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan
dan alat yang digunakan dalam proses pembelajaran ,melainkan juga tenaga ,
biaya dan fasilitas. Pendapat para ahli lainnya tentang sumber belajar antara
lain:
1. Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (ATKP) sumber belajar meliputi semua sumber ( baik data, orang atau benda) yang
dapat digunakan untuk memberi kemudahan belajar. 2. Menurut Roestiyah N. K mengatakan
sumber- sumber belajar itu adalah sebagai berikut : a. Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat) b. Buku / perpustakaan c. Media Masa (majalah, surat kabar,radio, TV, dll) d. Lingkungan alam, sosial
22 Khoiri Ahmadi & Sofan Amri, Mengembangkan…, hlm. 43.
17
e. Alat pelajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan \ tulis, kapur, spidol, dll)
f. Musium (Tempat penyimpanan benda- benda kuno).
Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber belajar yang
direncanakan dan sumber belajar karena dimanfaatkan. Sumber belajar yang
direncanakan adalah semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan
sebagai komponen sistem pembelajaran, untuk memberikan fasilitas belajar
yang terarah dan bersifat formal. Sedangkan sumber belajar karena
dimanfaatkan adalah sumber- sumber yang tidak didesain khusus untuk
keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan
untuk keperluan belajar.23 Adapun fungsi dari sumber belajar adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran, dengan cara: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik,(b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya individual, dengan cara : (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional, (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis, (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar, (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih konkret.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkret, (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkiankan penyajian pembelajran lebih luas, dengan cara: (a) menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.24
23 Subry Sutikno, Belajar…, hlm. 37. 24 Hamdani, Strategi…, hlm.119.
18
Dari pendapat para ahli dan fungsi sumber belajar di atas dapat
disimpulkan sumber belajar adalah segala sesuatu yang bisa digunakan sebagai
penunjang pembelajaran selama materi yang dibutuhkan terdapat dalam
sumber belajar tersebut. Materi yang dibutuhkan tidak selalu berada di dalam
buku pelajaran akan tetapi bisa juga ditemukan dari penjelasan seseorang dan
lingkungan sekitar, serta data – data yang ada.
e. Penilaian atau Evaluasi.
Evaluasi merupakan proses yang dilakukan guru untuk mengetahui
sejauhmana pencapaian siswa- siswinya di kelas dengan kata lain penilaian
yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran yang telah dilakukan
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa inggris evalution dalam bahasa arab al-Taqdir dalam bahasa indonesia berarti penilaian dengan demikian secara harfiah evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.25atau Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.26
Menurut Edwind dan Gerald W Brown evaluasi yaitu suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dri sesuatu
Tujuan penilaian atau evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pencapaian indikator yang telah ditetapkan.
2. Memperoleh umpan balik bagi guru untuk mengetahui hambatan dalam
pembelajaran maupun evektivitas pembelajaran.
25 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),
hlm. 1. 26Khoiru Ahmadi & Sofan Amri, Mengembangkan…, hlm. 37.
19
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa.
4. Sebagai acuan menentukan rencana tindak anjut (remidial, pengayaan, dan
pemantepan).
Kegunaan evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh
evaluasi informasi tentang hasil- hasil yang telah dicapai
dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.
b. Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi
antara program pendidikan yang telah dirumuskan dengan
tujuan yang hendak dicapai.
c. Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha
perbaikan , penyesuaian dan penyempurnaan program
pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil
guna, sehingga tujuan yang dicita- citakan dapat dicapai
dengan hasil yang sebaik- baiknya.
Dengan demikian berdasarkan penjelasan dan pendapat para ahli serta
dilihat dari tujuan dan kegunaan evaluasi itu sendiri dapat disimpulkan bahwa
evaluasi adalah usaha yang dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
proses pembelajaran dikelas dan mengetahui sejauhmana tingkat pencapaian
pemahaman siswa selama mengikuti program pendidikan di sekolah.
20
4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Untuk memahami kegiatan yang di sebut “belajar” perlu dilakukan
analisis untuk menemukan persoalan-persoalan apa yag terlibat di dalam
kegiatan belajar itu. Pada halaman sebelumnya sudah di bahas bahwasanya
belajar merupakan suatu proses, sebagai suatu proses maka sudah pasti ada
yag di proses (masukan atau input), dan hasil dari pemerosesan (keluaran atau
output). Dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar dengan
analisis sistem dengan adanya pendekatan sistem sekaligus kita dapat meliht
adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kegiatan Belajar Siswa
Gambar di atas menunjukkan bahwa masukkan mentah (Raw Input)
merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini diberikan
pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar ( Teaching-
learning process) terhadap atau di dalam proses belajar mengajar turut
berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukkan
lingkungan (Environmental input), dan berfugsi sejumlah faktor yang sengaja
INTRUMENTAL INPUT
RAW INPUT TEACHING _ LEARNING
PROCESS
OUTPUT
ENVIRONMENTAL
INPUT
21
dirancang dan dimanipulasikan ( Instrumental Input) guna untuk menunjang
tercapainya keluaran yang dihendaki (output). Berbagai faktor tersebut
berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu.27 Didalam
proses belajar mengajar di sekolah, yang dimaksud masukan mentah atau
Raw Input adalah siswa, siswa memiliki karakteristik tertentu baik fisiologis
maupun fsikologis. Mengenai fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya,
panca inderanya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut dengan
fsikologisnya adalah minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasi,
kemampuan kognitif dan sebagainya.
Sedangkan yang termasuk Intrumental input atau faktor-faktor yang
sengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah kurikulum/bahan pengajaran,
guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manjemen yang
berlaku di sekolah yang berangkutan. Di dalam keseluruhan sistem
Intrumental input merupakan faktor yang sangat penting dan paling
menentukan dalam pecapaian hasil /output yang dikehendaki, karena
Instrumetal input inilah yang menentukan agaimana proses belajar mengajar
itu akan terjadi di dalam diri siswa.
27 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaj Rosdakarya, 1990), Hlm. 106.
22
Alam
Lingkungan Sosial
Luar Bahan pengajaran Guru/pengajar
Instrumental Sarana dan prasr
Fasilitas
Faktor Manajemen
Kondisi Fisik Dalam Fisiologi Kondisi Panca Indra
Psikologi Bakat Minat Kecerdasan, motivasi Kemampuan Kognitif
Gambar 1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Gambar di atas adalah model peta konsep dari faktor yang mempeharuhi
belajar siswa.28
5. Sarana dan Prasarana Pendidikan.
a. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pada hakikatnya sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung di pergunakan dan menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar di kelas, Seperti gedung, ruang kelas,
meja, kursi, serta alat-alat dan juga media pengajaran. Sedangkan yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
28 Ibid., hlm. 107.
23
langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti
halaman, kebun, ruang kantor, kantin, tempat parkir, toilet dan sebagainya.29
b. Fungsi/Peran Fasilitas dan Sarana Pendidikan
Dilihat dari segi fungsi atau peranannya, sarana dapat dibedakan
menjadi alat pelajaran, alat peraga dan media pembelajaran. Sedangkan
prasarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yang
pertama prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses belajar
mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik
keterampilan, dan ruang laboraturium. Yang kedua prasarana yang
keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar tetapi
secara langsung sangat menunjang terjdinya proses belajar mengajar
contoh dari prasarana yang kedua adalah ruang kantor, ruang kepala
sekolah, ruang guru, kamar kecil, dan kantin sekolah.30
c. Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar (PBM) di
kelas.
a. Berfungsi secara tidak langsung atau kehadirannya tidak
sangat menentukan, contohnya adalah tanah, halaman, pagar,
tanaman, gedung atau bangunan.
b. Berfungsi secara langsung atau kehadirannya sangat
menentukan terhadap proses belajar mengajar di kelas,
29 Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: CV. Pusaka Setia, 2015), hlm. 212 30 Ibid., hlm. 213.
24
contohnya adalah alat pelajaran, alat peraga, alat praktik, dan
media pendidikan.
2. Ditinjau dari jenisnya
a. Fasilitas fisik atau materil, yaitu segala sesuatu yang berwujud
benda mati yang mempunyai peran untuk memudahkan serta
melancarkan suatu usaha, contohnya seperti kendaraan, mesin
tulis, komputer, perabot, alat peraga, media dan sebagainya
b. Fasiltas nonfisik, yaitu sesuatu yang bukan termasuk benda
mati atau dibendakan yang mempunyai peranan untuk
memudahkan atau melancarkan suatu usaha, contohnya seperti
manusia, jasa dan uang.
3. Ditinjau dari sifat barangnya
a. Barang bergerak atau berpindah, dikelompokan menjadi dua
yaitu barang habis pakai dan barang tidak hais pakai. Barang
habis pakai adalah barang yang susut volumenya ketika
dipergunakan dalam jangka waktu tertentu dan sudah tidak
berfungsi lagi seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol,
penghapus, sapu, dan sebagainya. Sedangkan barang tidak
habis pakai adalah barang yang dapat dipergunakan berulang
kali dan tidak susut volumenya ketika digunakan dalam jngka
waktu yang lama tetapi tetap membutuhkan perawatan, seperti
mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, prabot dan
media pendidikan.
25
b. Barang yang tidak bergerak yaitu barang yang tidak
berpindah- pindah letaknya seperti tanah, bangunan/gedung,
sumur, menara air.31
6. Problematika Pembelajaran IPS Terpadu
Problematika berasal dari bahasa inggris yaitu “Problematic” yang
artinya persoalan atau masalah.32 Sedangkan dalam kamus besar bahasa
indonesia masalah artinya suatu yang harus dipecahkan.33 jadi problematika
adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain
masalah merupakan kesenjangan ntara kenyataan dengan suatu yang
diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal.34 Masalah adalah
sesuatu yang menjadi bagian dari seluruh kehidupan manusia baik masalah
ekonomi, pendidikan, sosial, politik, agama dan sebagainya.35 Sedangkan
pembelajaran berarti segala upaya yang dilakukan oleh guru ( pendidik) agar
terjadi proses belajar dalam diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran,
ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan media pembelajaran
untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara
mengorganisasikan materi, metode dan mengelola pembelajaran.36 Dari kedua
penjelasan mengenai problematika dan pembelajaran maka dapat disimpulkan
31 Ibid., hlm. 214.
32 Jhon M. Echols & Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1976), hlm. 448. 33 Dendy Sugono, Dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 883 . 34Muh, Rusihudin, “Pengertian Problematika Pembelajaran, dalam http: //banjirembun.blogspot.com (1 Agustus 2017) 35 Beni Ahmad Saibani, Metode Penelitian, (Bandung: Pusaka Setia, 2008), Hlm. 5. 36 Sobry Sutikno, Belajar…, hlm. 32.
26
bahwa yang dimaksud adalah berbagai persoalan- persoalan yang dihadapi
dalam proses pembelajaran berlangsung, baik yang datang dari guru itu sendiri
maupun dalam proses pembelajaran langsung di sekolah.
Menurut teori Dra. Ny. Roestiyah N.K dalam bukunya adapun
kompetensi dasar yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut:
1. Menguasai bahan a. Menguasai bahan studi dalam kurikulum sekolah b. Menguasai bahan dan metodologi
2. Mengelola program belajar mengajar a. Merumuskan tujuan intruksional b. Mengenal dan menggunakan metode mengajar c. Memilih dan menyusun prosedur intruksional yang tepat d. Melaksanakan program belajar mengajar e. Mengenal kemampuan anak didik f. Merencanakan dan melksanakan pengajaran remidial
3. Mengelola Kelas a. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran b. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi
4. Menggunakan Media / Sumber a. Mengenal, memilih dan menggunakan media b. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana c. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam proses belajar
mengajar d. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mrngajar e. Menggunakan micro teaching unit dalam program pengalaman
lapangan 5. Menguasai landasan-landasan kependidikan 6. Mengelola interaksi belajar megajar 7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di
sekolah 9. Mengenal dan menyelanggarakan administrasi sekolah
a. Mengenal penyelenggaraan administrasi di sekolah b. Menyelenggarakan administrasi sekolah
10. Memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil-hasil penelitian kependidikan guna keperluan pengajaran.37
37 Roestiyah N.K, Masalah Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1982), hlm . 8 .
27
Dari beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru menurut
teori Roestiyah N.K di atas salah satunya adalah menggunakan media /
sumber pembelajaran, media pembelajaran adalah sesuatu yang bisa
digunakan oleh guru untuk mempermudah siswa dalam belajar dan
meningkatkan semangat belajar siswa supaya siswa menjadi aktif , tidak cepat
bosan dan malas untuk belajar di kelas, selain itu juga dapat memusatkan
perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung, sehingga siswa tidak
melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan sewaktu proses pembelajaran.
Hal ini juga dipertegas dengan teori Lalu Mukhtar bahwasanya selain pengelolaan kelas guru juga harus mampu menguasai media dan sumber, belajar karena kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya menggunakan media dan sumber yang sudah ada, dalam kenyataan di lapangan guru dapat menggunakan media yang sudah ada seperti globe, peta , gambar, dan sebagainya atau guru dapat mendesain pembelajaran seperti membuat media foto, film dan sebagainya.
Selain dari teori dari Rostiyah N.K dan Lalu Mukhtar teori lain yang
memperkuat adalah teori Muhibbin Syah beliau mengatakan bahwa:
Kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan keberhasilan pembelajaran ialah mencangkup 10 hal yaitu: (1) Menguasai bahan, (2) Mengelola program pembelajaran, (3) Mengelola kelas, (4) Menggunakan media dan sumbe belajar),(5) Mengelola interaksi belajar, (6) Menuasai landasan kependididkan, (7) Mengenal fungsi dan layanan bimbingan konseling,(8) Menilai prestasi siswa untuk pedidikanan pengajaran, (9) Merencanakan dan melakukan remidial, (10) Memahami prinsip-prinsp dan menafsirkan hsil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran. Jika disederhanakan minimal 2 kemampuan yang harus dimiliki serta dikusai oleh seorang guru agar pembelajaran bisa berjalan secara efektif yaitu: (1) Menguasai materi pembelajaran dan ( 2) Memiliki ilmu mendidik, beberapa hal yag termasuk dalam ilmu mendidik yang hrus dikuasai guru ialah: Dasar-dasar kependdidikan, perencanaan pembelajaran, metode pembelajaran,strategi pembelajaran, Media pembelajaran,
28
manajemen kelas, manajemen waktu,penguasaan karateristik siswa, serta Evaluasi pembelajaran.38
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan
serta menganalisa data agar dapat dilaksanakan dan serasi dengan penelitian
itu. Dalam penulisan proposal ini pendekatan penelitian yang digunakan
adalah penelitian yang bersifat kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari suatu barang atau jasa, hal yang terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. Suatu penelitian kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari suatu fenomena sosial atau suatu lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku , kejadian, tempat dan waktu.39
Selain pengertian kulitatif yang telah dijelaskan di atas pendapat lain
datang dari Moleong yang menyatakan bahwa
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. karakteristik, perubahan hubungan kesamaan dalam perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya.40
Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini disebabkan
karena hasil yang ditekankan pada masalah ini lebih bersifat deskriptif yaitu
peneliti akan menggambarkan dengan jelas beberapa masalah yang ada
38 Sobry Sutikno, Belajar..., hlm. 50. 39 Djama’an Satori, & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta Cv,
2014), hlm. 22. 40
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 5
29
selama proses pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII. Metode penelitian
yang ditujukan untuk diskriptif yaitu suatu penelitian yang ditunjukan untuk
mendiskripsikan fenomena- fenomena yang ada baik fenomena alamiah
maupun buatan manusia, fenomena itu berupa bentuk aktivitas , (deskripsi)
secara jelas tentang problematika pembelajaran dalam proses belajar
mengajar di MTs Badrussalam NW Sekarbela.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, “kehadiran peneliti berperan sebagai
Instrumen sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaan peneliti di
lokasi penelitian mutlak diperlukan”.41 Setelah hadir maka peneliti dapat
mengumpulkan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan
juga dokumentasi. Kehadiran peneliti di sini relatif cukup lama yaitu dari
awal bulan Maret sampai dengan pertengahan bulan April guna untuk
mendapatkan data yang diinginkan dengan menggunakan metode yangg
sudah di tentukan (observasi, wawancara dan dokumentasi).
Namun demikian peneliti tidak boleh melakukan sesuatu yang
menyinggung dan mempengaruhi pribadi responden sehingga berdampak
pada informasi yang tidak benar. Kehadiran peneliti ditempat penelitian harus
terbuka dan menjelaskan maksud penelitian yang akan dilakukan kepada
subyek yang akan diteliti sehingga peneliti lebih bebas bertindak untuk
mencari dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.
41
Iain Mataram, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram: Tim Penyusun, Iain Mataram, 2017) hlm. 38.
30
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti adalah
sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela yang berada di wilayah Lombok
Barat tepatnya kota Mataram Nusa Tenggara Barat. Sekolah MTs
Badrussalam NW Sekarbela adalah salah satu sekolah yang berada di Jl.
Sultan Kaharuddin Gg. Al- Mustofa dan masih berstatus swasta di Sekarbela,
sekolah ini berlatar belakang Agama sejak awal berdirinya, aktifitas yang
dilakukan sehari- hari selalu diawali dengan mengaji dan melantunkan
solawat serta Istigfar secara bersama- sama dengan siswa- siswi sebelum jam
pelajaran dimulai.
Alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian
dikarenakan beberapa hal, yaitu: beberapa siswa-siswi kelas VIII di MTs
Badrussalam NW Sekarbela malas belajar ketika proses pembelajaran IPS
Terpadu, cenderung keluar masuk ruangan dengan alasan untuk ke kamar
mandi dan pergi untuk membeli alat tulis , serta kurang memperhatikan guru
yang sedang memberikan pembelajaran di kelas.
Dengan demikian peneliti berharap agar hasil dari penelitian ini bisa
dijadikan sebagai pertimbangan dan masukkan dalam proses pembelajaran
untuk kemajuan pendidikan khususnya di MTs Badrussalam NW Sekarbela.
31
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subjek penelitian atau
informan, atau subjek darimana data diperoleh.42
Menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata- kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata- kata dan tindakan, sumber data tertuis, foto dan statistik.43
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari
sumber data atau subjek penelitian. Data primer disebut juga sebagai data asli
atau data baru, untuk mendaptkan data primer peneliti mendapatkannya
secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data primer adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Peneliti disini
menggunakan purposive sampling (sampling bertujuan) dalam menentukan
subjek penelitiannya yang dimana, “purposive sampling adalah teknik
sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan- pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya”.44
Oleh karena itu untuk mendapatkan informasi dan data yang valid serta akurat
maka sumber data menjadi sangat dibutuhkan karena itu yang menjadi subjek
penelitian disini adalah:
a. Kepala Sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela
b. Guru Bidang Studi MTs Badrussalam NW Sekarbela, dan
42 Ibid., hlm. 39. 43 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014), hlm. 157. 44 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 97.
32
c. Siswa- Siswi kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela.
5. Teknik Pengumpulan Data
Ada berbagai metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dari
sampel penelitian sesuai dengan tujuan yang diinginkan antara lain: metode
observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Teknik Observasi
Sanafiah Faisal mengklasifikasikan observasi menjadi observasi
berpatisipasi. Dalam hal ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
dari sumber data penelitian atau orang yang sedang diamati . Sambil
melakukan pengamatan, peneliti juga ikut melakukan kegiatan yang
dilakukan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini, maka data
yang dapat diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui
makna dari setiap prilaku yang nampak.45
Menurut Margono observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala tampak pada objek penelitian. Dalam kontek penelitian kualitatif, observasi tidak untuk menguji kebenaran tetapi untuk mengetahui kebenaran yang berhubungan dengan aspek atau kategori sebagai aspek studi yang dikembangkan peneliti. Observasi ialah kunjungan ketempat kegiatan yang secara langsung ,sehingga kegiatan yang sedang berlangsung atau objek yang ada tidak luput dari perhatian dan dapat dilihat secara nyata, semua kegiatan, objek, serta kondisi penunjang yang ada dapat diamati dan dicatat.46
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dipahami bahwa
observasi adalah alat pengumpulan data dengan menggunakan seluruh
indra terhadap objek atau gejala-gejala yang diteliti secara sistematis.
45
Sugiyono, Memahami Penelitian Kuaitatif (Bandung: Alfabeta, Cv 2016), hlm. 64. 46 Djama’an Satori & Aan Komariah, Metodologi…, hlm. 106.
33
Dengan metode ini peneliti mengamati kemudian mencatat peristiwa atau
kejadian yang berlangsung secara sistematis. Metode ini digunakan untuk
menemukan problematika pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII dan
sarana dan prasarana yang ada untuk menujang atau mendukung proses
pembelajaran IPS Terpadu di MTs Badrussalam NW Sekarbela.
b. Teknik Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (Interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.47
Peneliti disini menggunakan wawancara semistruktur
(semistructure interview) untuk mengumpulkan atau mendapatkan data
yang diinginkan, yang dimana wawancara semistruktur ini ialah jenis
wawancara yang dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur.
Tujuan dari wawancara jenis semistruktur ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta pendapat, serta ide- idenya. Sedangkan peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang di kemukakan oleh informan atau subjek penelitian itu sendiri.48
Sedangkan data yang dikumpulkan peneliti dengan teknik
wawancara semistruktur ini ialah data tentang problematika yang terjadi
pada proses pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII dan upaya yang
dilakukan untuk mengatasi problematika pembelajaran IPS Terpadu di
kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela.
47 Lexy J. Moleong, Metodologi…, hlm.186. 48 Sugiyono, Memahami…, hlm.73.
34
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara
adalah proses dimana komunikasi terjadi antara satu orang dengan
beberapa orang lainnya untuk mendapatkan informasi yang diinginkan
sesuai atas pertanyaan yang telah dibeikan oleh seorang interviewer
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat dan asli
kebenarannya.
c. Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai catatan peristiwa yang sudah terjadi atau berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, ataupun karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan dapat berupa catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, serta peraturan kebijakan. Sedangkan dokumen yang berbentuk gambar dapat berupa foto, gambar hidup, sketsa dan sebagainya. Dokumen yang berbentuk karya contohnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain, studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.49
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi
untuk dijadikan bukti atau data pendukung bahwasanya masalah tersebut
memang benar adanya pada saat mengambil data di lapangan, dan juga
peneliti bisa mengabadikan data yang di kumpulkan dengan teknik
dokumentasi seperti data yang berhubungan dengan sarana dan prasarana
penunjang proses pembelajaran yang kurang pada mata pelajaran IPS
Terpadu, seperti media pembelajaran, sumber belajar yang jumlahnya
lebih sedikit dengan jumlah siswa- siswi yang ada di kelas VIII, dan
perpustakaan yang ada di sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela.
49 Ibid., hlm. 82.
35
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik
dokumentasi ialah salah satu teknik yang dapat digunakan oleh seorang
peneliti pada saat melakukan penelitian di lapangan untuk mempermudah
peneliti dalam mengambil data di sekolah dengan cara membuat video,
rekaman dan mengambil gambar yang berkaitan dengan masalah yang
ada pada saat turun langsung di lapangan. Oleh karena itu peneliti
memilih teknik dokumentasi sebagai salah satu teknik dalam hal
pengumpulan data.
6. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan seiring dengan
proses pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Analisa data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, lapangan, dan dokumentasi yang dilakukan oleh seorang peneliti.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung dan setelah setelah selesai pengumpulan data.
Menurut Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif diakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan peneitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh.50 Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification. Langkah- langkah analisis ditunjukkan pada
gambar 1.1 berikut.
50 Ibid, hlm.207
36
Periode pengumpulan data
Antisipasi Setelah
Selama Setelah
Gambar 0.3 Komponen dalam analisis data (flow model)
a. Data Reduction (Reduksi data)
Dalam hal ini peneliti disini melakukan pencatatan secara teliti dan
lebih rinci dikarenakan data yang di peroleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak. Semakin lama peneliti terjun ke lapangan maka data yang di peroleh
jumlahnya akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu peneliti
perlu melakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal – hal yang
penting dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang sudah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk mengumpulkan data yang di butuhkan.51
Dalam hal ini jenis data yang akan direduksi adalah data hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi yang berkaitan dengan problematika
pembelajaran IPS Terpadu pada materi pokok bahasan peta di kelas VIII Mts
Badrussalam NW Sekarbela.
51 Ibid, hlm. 92
Selama
Display data
Selama
Setelah Kesimpulan/verifikasi
ANALISIS
37
b. Data Display (Penyajian data)
Setelah mereduksi data langkah selanjutnya adalah mendisplay data
agar memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami oleh
peneliti. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
uraian singkat , bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan “yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.52
Selanjutnya Miles and Huberman menyarankan dalam melakukan
display data selain menggunakan teks naratif, juga dapat berupa grafik,
matrik, network (Jejaring kerja) dan chart. Setelah mereduksi data maka
selanjutnya data tersebut disajikan dalam teks yang sifatnya naratif mengenai
probematika pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Badrussalam NW
Sekarbela.
c. Conclusion Drawing (Verifikasi)
Langkah selanjutnya atau langkah ketiga dalam analisis data menurut
Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah jika tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat dan mendukung pada
tahap pengumpulan data selanjutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti- bukti yang valid dan
52 Ibid., hlm. 95.
38
konsisten selama proses pengumpulan data dilapangan, maka kesimpualan
yang di kemukakan bersifat kredibel.53
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ialah merupakan temuan baru
dan sebelumnya tidak pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang- remang sehingga
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal, atau interaktif,
hipotesis atau teori.
Setelah melalui tahap pertama dan kedua yaitu tahap merangkum data
kemudian memilih hal – hal pokok yang dianggap penting. Selanjutnya
peneliti melakukan penarikan kesimpulan. Proses penarikan kesimpulan ini
akan difokuskan pada fokus penelitian yang ditetapkan sebelumnya yaitu
problematika pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Badrussalam NW
Sekarbela.
7. Keabsahan Data
Validitas data bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang telah
diamati peneliti sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Peneliti perlu
menjelaskan usaha – usaha yang dilakukan untuk lebih menjamin keabsahan
data dan temuan. Misalnya, dapat dilakukan dengan teknik perpanjangan
kehadiran peneliti, triangulasi (sumber,metode dan teori), observasi
mendalam, pembahasan teman sejawat, kecukupan refrensi dan lainnya.
Untuk menguji validitas data yang diperoleh di lapangan maka peneliti akan
53 Ibid., hlm. 99.
39
menggunakan beberapa teknik pemeriksaan validitas data seperti ketekunan
pengamatan dan triangulasi.
a. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan adalah menemukan ciri- ciri dan unsur- unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal- hal tersebut secara secara
rinci. Dalam artian bahwa peneliti hendak mengadakan pengamatan dengan
teliti secara berkesinambungan tentang problematika pembelajaran IPS
Terpadu di MTs Badrussalam NW Sekarbela.
b. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan berbagai waktu.54Uji keabsahan melalui triangulasi
ini dilakukan karena dalam penelitian kualitatif untuk menguji keabsahan
informasi tidak dapat dilakukan dengan alat- alat uji stastistik. Jadi dapat
dipahami bahwa triangulasi merupakan teknik untuk mengetahui validitas
data dengan menggunakan sesuatu yang lain diluar data untuk memeriksa dan
membandingkan data tersebut. Adapun uraian triangulasi dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1.) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan
54 Sugiyono, Memahami…, hlm. 125.
40
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan
cara :
a.) Membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b.) Membandingkan apa yang di katakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakannya secara pribadi
c.) Membandigkan apa yang dikatakan orang- orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d.) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.55
2.) Triangulasi Metode
Triangulasi metode dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) Pengecekan derajat kepercayaan hasil penelitian dengan
beberapa teknik pengumpulan data, dan
b) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama.
3.) Triangulasi Penyidik
Triangulasi Penyidik yaitu dengan memanfaatkan peneliti atau
pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan dan kebenaran data.
Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan oleh peneliti
adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber
yaitu dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan di lapangan
55 Lexy J. Moleong, Metodologi…, hlm. 331.
41
dengan data hasil wawancara, sedangkan triangulasi metode yaitu
dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan hasil penelitian
dengan beberapa teknik pengumpulan data (dokumentasi). Penggunaan
triangulasi sumber ini penulis memusatkan pada fokus penelitian yang
diteliti yaitu berusaha membandingkan pengamatan dan hasil wawancara
kepada guru bidang studi IPS Terpadu. kepala sekolah dan siswa di MTs
Badrussalam NW Sekarbela di dukung dengan triangulasi metode.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan skripsi berjudul problematika
pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Badrussalam NW
Sekarbela Tahun Pelajaran 2017/2018 :
1. Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang: Latar belakang masalah,
rumuan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting
penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
2. Bab II paparan data dan temuan menguraikan tentang: gambaran
umum lokasi penelitian, Problematika Pembelajaran IPS Terpadu di
kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela dan Upaya guru untuk
mengatasi problematika pembelajaran IPS terpadu di kelas VIII MTs
Badrussalam NW Sekarbela.
3. Bab III Pembahasan menguraikan tentang: Problematika Pembelajaran
IPS Terpadu di kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela dan
42
Upaya guru untuk mengatasi problematika pembelajaran IPS terpadu
di kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela.
4. Bab IV Penutup kesimpulan dan saran.
43
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Badrussalam NW Sekarbela
Sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela berdiri sejak tahun 1984
tepatnya pada tanggal 10 oktober di bawah kepemimpinan bapak H.Halil,
S.Ag beliau menjabat sampai pada tahun 1990 kemudian digantikan oleh
bapak H.Natsir, S.Ag sampai pada tahun 2000 setelah itu pada tahun 2001
bapak H.Natsir, S.Ag kembali digantikn oleh bapak H.Tahkim, S.Ag.,
M.Pd.I sampai pada saat ini. Sekolah MTs Badrusslam telah menyandang
Akreditasi B pada tanggal 26 Desember 2015. MTs Barussalam berada di
Jln. Sultan Kaharuddin Al- Mustofa Sekarbela RT/RW5/176 Lingkungan
Pande Besi, Desa Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kabupaten Lombok
Barat.56
2. Guru Dan Staf MTs Badrussalam NW Sekarbela
Sebagian besar guru di MTs Badrussalam NW Sekarbela berlatar
belakang pendidikan umum dan pendidikan agama islam. Guru-guru di MTs
Badrussalam NW Sekarbela sebagian berstatus sebagai guru tetap dan
sebagian lagi sebagai guru honorer. Dari data yang didapat oleh peneliti
selama melakukan penelitian dapat diketahui bahwa jumlah guru di MTs
Badrussalam Nw Sekarbela adalah sebanyak 16 orang yang dimana terdiri
5 orang guru laki-laki dan 11 orang guru perempuan, dari jumlah
56 Data profil MTs Badrussalam Sekarbela (Diperoleh dari tata usaha MTs Badrussalam
Sekarbela), tanggal 5 Maret 2018
43
44
keseluruhan guru yang ada di MTs Badrussalam NW Sekarbela 1 orang
sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), sedangkan 11 orang lainnya
berstatus sebagai guru tetap yayasan dan 4 orang lainnya berstatus sebagai
guru tidak tetap di sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela. Mata
pelajaran yang diajarkan oleh masing-masing guru yang ada di MTs
Badrussalam NW Sekarbela antara lain adalah: Bahasa Arab, Tahsin Al-
Qur’an, Matematika, IPA Terpadu, PKN, IPS Terpadu, Qur’an Hadits,
Aqidah Akhlak, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Fiqih, SKI, Penjaskes, Pra
Karya dan Bahasa Indonesia.57
3. Visi dan Misi Sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela
a. Visi :
Prestasi, Trampil, dan Islami
Indikator Visi :
1) Mampu bersaing dengan lulusan sekolah/Madrasah yang sederajat dan
dapat melanjutkan ke Sekolah/Madrasah Favorit.
2) Memiliki keterampilan dan kecakapan non akademis sesuai dengan
bakat dan minatnya.
3) Memiliki keyakinan yang teguh dan mengamalkan ajaran agama islam
secara benar dan konsekuen.
4) Menjadi teladan bagi teman, masyarakat dan Madrasah lain.
57 Dokumen, Arsip MTs Badrussalam Sekarbela, 6 Maret 2018
45
4. Siswa MTs Badrussalam NW Sekarbela
Pendidikan merupakan proses yang dilalui oleh siswa untuk mengasah
kemampuan yang dimilikinya. Dalam proses belajar mengajar siswa
merupakan instrumen kunci dan memiliki peranan yang sangat penting
karena siswa adalah tolak ukur berhasil atau tidaknya proses belajar
mengajar di kelas, dari data yang di dapat peneliti pada saat melakukan
penelitian dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan siswa yang ada di
MTs Badrussalam NW Sekarbela adalah sebanyak 99 orang yang dimana
siswa laki- laki berjumlah sebanyak 47 orang siswa dan perempuan
berjumlah 52 orang siswi. Secara lebih rinci disini jumlah siswa- siswi kelas
VII berjumlah sebanyak 31 orang terdiri dari 13 orang siswa laki- laki dan
18 siswi putri, kemudian kelas VIII berjumlah sebanyak 30 orang terdiri dari
17 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswi putri, sedangkan kelas IX
berjumlah sebanyak 38 orang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 21 siswi
putri.
5. Sarana dan Prasarana MTs Badrussalam Nw Sekarbela
Sarana dan prasarana yang ada di sekolah juga mempunyai peranan
yang penting dalam proses belajar mengajar selain siswa. Tanpa sarana dan
prasarana yang memadai maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan
sesuai dengan yang kita inginkan. Dari data yang didapat oleh peneliti
selama melakukan penelitian dapat diketahui bahwa saran dan prasarana
yang ada di sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela secara keseluruhan
berjumlah 36 bentuk sarana dan prasarana yang ada secara lebih rinci
46
diantaranya adalah: Ruang kepala sekolah,Ruang tata usaha, Ruang guru,
Ruang kelas, Perpustakaan, Lab IPA, Toilet, Gudang Meja guru, Kursi guru,
Meja siswa, Kursi siswa, Lemari, Kotak obat, Kursi tamu, Meja Tamu, Rak
Buku, Etalase, Perlenggkapan praktik biologi, Mikroskop, Alat peraga,
Perlengkapan praktik fisika, Komputer, Printen, LCD proyektor, Televisi,
Sound system, Mic, DVD, Receiver parabola, Amplifier, Bola, Raket,
Lembing, Peluru,Matras.
B. Problematika Pembelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII MTs Badrussalam
NW Sekarbela
Pada sub ini dipaparkan data tentang problematika pembelajaran
yang dihadapi oleh guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar pada
mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII.
1. Problematika Guru
Problematika guru adalah masalah yang sering dihadapi oleh guru
pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas, yang masih
membutuhkan pemecahan supaya proses pembelajaran berjalan sesuai
dengan apa yang diharapan. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Kurangnya Sarana dan Prasarana Penunjang Pembelajaran IPS Terpadu
Guru mata pelajaran IPS Terpadu mengatakan bahwa kurangnya
sarana dan prasarana yang ada di sekolah adalah salah satu penyebab
timbulnya masalah ketika proses pembelajaran di kelas dimana membuat
beliau pada mata pelajaran IPS Terpadu sulit menyampaikan materi
47
dengan maksimal.58 Sarana yang paling menunjang dan berpengaruh
terhadap proses bembelajaran IPS Terpadu di kelas adalah sebagai
berikut:
1.) Media Pembelajaran
Eka Andayani mengatakan bahwa ketika proses belajar di
kelas guru mata pelajaran IPS Terpadu jarang menggunakan media
pembelajaran baik itu media gambar ataupun menggunakan laptop
dan LCD proyektor.59
Hijriyah mengatakan bahwa ketika proses belajar di kelas guru
mata pelajaran IPS Terpadu sering menggunakan media
pembelajaran baik itu media gambar ataupun laptop dan LCD
Proyektor.60
Sedangkan Ibu Yuliana mengatakan bahwa beliau memang
jarang menggunakan media pembelajaran ketika proses belajar
mengajar di kelas baik itu media gambar, laptop dan LCD ataupun
sejenisnya dikarenakan selain jumlahnya yang terbatas dan
digunakan secara bersama- sama dengan guru- guru yang lain yang
ada disana, banyak media belajar yang sudah rusak dan tidak layak
untuk digunakan lagi.61
58 Yuliana, guru mata pelajaran IPS di kelas VIII, Wawancara, 9 April 2018 59 Eka Andyani, siswa kelas VIII, Wawancara, 7 April 2018 60 Hijriyah, siswa kelas VIII, Wawancara, 7 April 2018 61 Guru mata pelajaran IPS di kelas VIII, Wawancara, 9 April 2018
48
Rena Sopari menyatakan bahwa pada saat proses pembelajaran
di kelas guru mata pelajaran IPS Terpadu jarang menggunakan
media belajar.62
2.) Sumber belajar/Bahan ajar
Materi belajar tentunya sangat diperlukan oleh siswa-siswi
dikelas karena dari materi yang akan di berikan oleh guru mereka
belajar, akan tetapi disini guru dan siswa hanya belajar dengan
menggunakan LKS yang di beli dari sekolah MTs Badrusalam NW
Sekarbela dan di dalam buku LKS yang digunakan oleh guru dan
siswa dalam mata pelajaran IPS jumlahnya sedikit dan masih
banyak kekurangan materi yang dipelajari dalam mata pelajran IPS
Terpadu.63
Izul Khairi mengatakan bahwa pada saat mereka belajar
mereka hanya menggunakan LKS sebagai sumber belajar yang
dibeli dari sekolah dikarenakan jumlah buku paket IPS Terpadu
kelas VIII yang terbatas dan digunakan secara bersama-sama
dengan siswa yang lainnya. Selain jumlah buku paket yang sedikit
juga sudah tidak layak diguakan sebagai penunjang proses
pembelajaran dikelas.64
Rina Sopari mengatakan bahwa pada saat belajar mereka
pernah belajar menggunakan buku paket IPS Terpadu di kelas akan
62 Rena Sopari, Siswa Kelas VIII, Wawancara, 7 April 2018 63 Yuliana, guru mata pelajaran IPS di kelas VIII, Wawancara, 9 April 2018 64 Izul Khairi, siswa kelas VIII , Wawancara, 9 April 2018
49
tetapi jarang, mereka lebih sering menggunakan buku LKS sebagai
sumber belajarnya.65
Manhaj juga berpendapat sama dengan teman-temannya
yang lain bahwasanya mereka hanya menggunakan buku LKS
sebagai sumber belajar di kelas dan tidak pernah menggunakan
buku paket IPS Terpadu.
Kepala Sekolah juga mengatakan siswa dan guru hanya
menggunakan buku LKS sebgai sumber belajar yang mereka
gunakan.66
3.) Ruang Perpustakaan
Siswa-siswi kelas VIII tidak pernah menggunakan
perpustakaan sebagai tempat untuk belajar, hanya menggunakan
ruang kelasnya saja dikarenakan perpustakaannya yang kecil.67
b. Metode Yang Digunakan Monoton
Guru mata pelajaran IPS Terpadu mengatakan bahwa beliau
sering menggunakan metode pembelajaran menyenangkan pada siswa-
siswi kelas VIII selain dari metode ceramah, metode ceramah beliau
gunakan hanya pada saat mata pelajaran IPS Terpadu berada pada jam
pertama dikarenakan pada jam pertama kondisi siswa masih semangat
untuk belajar sedangkan apabila pelajaran IPS Terpadu berada pada
jam terakhir beliau menggunakan beberapa metode lainnya untuk
65 Rina Sopari, siswa kelas VIII, Wawancara, 9 April 2018 66 Tahkim (Kepala Sekolah), Wawancara,14 Mei 208 67 Yuliana, guru mata pelajaran IPS di kelas VIII, Wawancara, 9 April 2018
50
meransang agar siswa-siswinya tetap bersemangat belajar walapun pada
jam terakhir dikarenakan siswa- siswinya kebanyakan mengantuk dan
bosan.68
Muamalah mengatakan bahwa guru mata pelajaran IPS
Terpadu hanya menggunakan metode ceramah selama proses
pembelajaran IPS Terpadu baik itu pada jam pertama ataupun pada
jam terakhir pembelajaran jarang mengunakan metode selain metode
ceramah.69
Rena Sopari juga mengatakan hal yang sama dengan
Muamalah bahwa guru mata pelajaran IPS Terpadu lebih
menggunakan metode ceramah ketika mengajar IPS Terpadu lebih
sering mengunakan metode ceramah baik pada jam pertama maupun
jam terakhir.70
Guru mata pelajaran IPS Terpadu lebih cenderung
menggunakn metode ceramah dibandingkan dengan metde belajar
yang lainnya ketika proses belajar megajar dikelas, hanya beberapa
kali menggunakan metode yang lainnya ketika proses pembelajaran
IPS Terpadu di kelas VIII. Ketika guru mengunakan metode ceramah
sebagian kecil siswa- siswi di kelas VIII tidak memperhatikan guru,
terlihat bosan dan malas untuk belajar.71
68 Yuliana, guru mata pelajaran IPS di kelas VIII, Wawancara, 7 April 2018 69 Muamalah, siwa kelas VIII, Wawancara, 7 April 2018 70 Rena Sopari, siswa kelas VIII, Wawancara, 7 April 2018
71 Survey tanggal 24 Maret 2018
51
c. Nilai Siswa Rendah
Ibu Yuliana selaku guru mata pelajaran IPS Terpadu menyatakan
bahwa nilai sebagian kecil siswa-siswi kelas VIII rendah pada mata
pelajaran IPS Terpadu.72
2. Problematika Siswa
a. Malas Belajar
Muamalah mengatakan bahwa ketika proses belajar di kelas
mereka sulit mengerti materi yang disampaikan oleh guru mata
pelajaran IPS Terpadu, merasa bosan, ngantuk dan malas untuk belajar
dikarenakan guru mata pelajaran IPS terpadu yang selalu menggunakan
metode ceramah dan tidak pernah menggunakan media ketika belajar
di kelas.73
Gambar 2.1 Suasana kelas pada saat belajar
Izul Khairi menyatakan proses pembelajaran di kelas sering
berlangsung tanpa adanya absensi, menanyakan pelajaran
72 Yuliana, guru mata pelajaran IPS di kelas VIII, Wawancara, 7 April 2018 73 Muamalah, siswa kelas VIII, Wawancara, 7 April 2018
52
sebelumnya, menanyakan beberapa pertanyaan yang terkait dengan
apa yang telah di pelajari minggu lalu dan sebagainya.74
Manhaj Mengatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakuan
oleh guru IPS Terpadu di kelas sudah sesuai dengan yang diharapkan
oleh siswa- siswi di kelas VIII, akantetapi masih ada yang perlu
diperhatikan lagi oleh guru mata pelajaran IPS, seperti langsung
masuk ke pembelajaran tanpa adanya absensi, salam, dan hal yang
lainnya membuatnya cenderung bosan.75
b. Kurang Memperhatikan Guru/Ribut di Kelas
Kondisi ruang kelas yang tenang saat melangsungkan
pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru ataupun siswa, karena
bagaimanapun usaha guru untuk memberikan materi pelajaran kepada
siswa apabila keadaan kelas ribut dan tidak tenang maka siswa tidak
akan bisa menyerap materi pembelajaraan degan baik.
Haikal mengatakan setiap kali belajar IPS Terpadu kondisi kelas
sering ribut, dan kurang nyaman, kami selalu mengantuk dan malas
untuk belajar di kelas.76
Kepala Sekolah mengatakan kondisi kelas yang kurang nyaman
cenderung membuat siswa keluar masuk ruangan pada saat jam
pelajaran berlangsung.77
74 Izul Khairi, siswa kelas VIII, Wawancara, 9 April 2018 75 Manhaj, siswa kelas VIII, 9 April 2018 76 Haikal, siswa kelas VIII, Wawancara, 24 Maret 2018 77 Tahkim ( Kepala sekolah), Wawancara, 14 mei 2018
53
Kondisi yang dinyatakan di atas memang terlihat demikian
dalam arti siswa sering tidak memperhatikan guru/ribut ketika guru
memberikan materi pelajaran IPS pada saat proses pembelajaran
berlangsung, seperti bermain, keluar masuk ruangan , dan tidur di
kelas.78
C. Upaya Untuk Mengatasi Problematika Pembelajaran IPS Terpadu
di Kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela.
Upaya adalah usaha yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
persolan tertentu yang di hadapi, meskipun tidak semua masalah itu dapat
terselesaikan dengan baik akan tetapi selalu berusaha dan mencoba untuk
melakukan hal yang terbaik. Berikut adalah Upaya yang dilakukan oleh
Guru mata pelajaran IPS Terpadu dalam mengatasi masalah pembelajaran
yang ada:
1. Melakukan pertemuan dengan masing-masing wali murid setiap
menjelang libur semester, guru melakukan pertemuan guna untuk
membicarakan masalah-masalah yang di hadapi oleh siswa di kelas
ketika proses belajar mengajar berlangsung dan mencari jalan
penyelesaiannya dengan cara mendatangi orang tua siswa yang
bermasalah dengan nilai pada mata pelajaran IPS Terpadu, kemudian
menanyakan bagaimana keseharian siswa di rumah, apakah sering
belajar atau lebih sering bermain, kemudian guru memberitahu orang
tua siswa bagaimana sikap siswa ketika proses belajar di kelas,
78 Observasi, hari senin tanggal 26 maret 2018
54
kemudian memberitahu nilai yang di dapat oleh siswa yang
bersangkutan pada mata pelajaran IPS.
2. Melakukan sharing dengan kepala sekolah terkait dengan masalah yang
dihadapi guru ataupun siswa di kelas ketika proses belajar mengajar di
kelas dan menentukan cara pemecahannya. Shering dilakukan hanya
pada waktu-waktu tertentu antara guru yang bersangkutan dengan
bapak kepala sekolah, shering dilakukan seperti halnya pada saat rapat
akan tetapi dengan masing- masing guru yang memiliki masalah dalam
proses mengajar di kelas.
3. Mencoba mencari metode belajar yang efektif dan yang mampu
memusaatkan perhatian siswa pada materi pelajaran yang diajarkan.
Guru disini mencoba menggunakan metode belajar yang baru untuk di
praktikan pada siswa-siswanya, guru mata pelajaran IPS Terpadu
mencoba untuk menerapkan metode belajar yang lain, kemudian guru
melihat apakah siswa menjadi termotivasi untuk belajar atau tidak
denggan metode yang telah diterapkan, jika tidak berhasil dengan
metode tersebut maka guru mengulang dengan menggunakan metode
belajar yang lainnya.
4. Melakukan kegiatan remidial pada siswa-siswanya yang bermasalah
dengan nilai yang berada dibawah nilai KKM yang telah ditetukan.
Guru melakukan seleksi pada nilai siswa yang termasuk rendah atau
berada dibawah KKM, kemudian guru mata pelajaran IPS Terpadu
55
mengumumkan pada siswa yang nilainya untuk melakukan remidial
pada hari yang sudah ditentkan oleh guru mata pelajaran IPS.
5. Untuk masalah sarana dan rasarana yang kurang untuk menunjang
proses pemelajaan sekolah berkordinasi dengan Depag supaya bisa
dibantu.
56
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan diuraikan analisis peneliti tentang Problematika
Pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Badrussalam Nw Sekarbela.
Berdasarkan paparan data dan temuan peneliti yang sudah dipaparkan pada bab II.
A. Problematika Pembelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII MTs Badrussalam
NW Sekarbela.
Problematika adalah persoalan yang terjadi dan masih membutuhkan
penyelesaiannya atau masalah merupakan sesuatu yang menjadi bagian dari
seluruh kehidupan manusia baik masalah ekonomi, pendidikan, sosial, politik,
agama dan sebagainya , sedangkan pembelajaran yaitu seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap
rangkaian kejadian internal yang berlangsung di dalam diri peserta didik.
Sedangkan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah problematika pembelajaran
IPS Terpadu merupakan berbagai persoalan sulit yang dihadapi oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran yang memerlukan berbagai pemecahannya guna
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Dari pembahasan di atas dapat
dipahami bahwa problematika merupakan kenyataan yang terjadi di MTs
Badrussalam NW Sekarbela khususnya pada pembelajaran IPS Terpadu selalu
ditemui adanya masalah-masalah, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat
diperoleh dengan baik untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi guru dan juga
siswa.
56
57
Untuk lebih jelasnya Persoalan- persoalan tersebut di bawah ini akan
diuraikan secara rinci tentang problematika yang dihadapi dalam pembelajaran
IPS Terpadu di MTs Badrussalam NW Sekarbela adalah sebagai berikut:
1. Problematika Guru
Sebagai seorang pendidik guru bertugas mengajarkan sekaligus
memimbing siswa-siswinya untuk belajar lebih baik serta menyadari akan
tugas serta tanggungjawab yang harus dia jalani. Guru seharusnya memiliki
wawasan yang luas, kreatifitas tersendiri serta menambah profesionalisme
yang sudah dimiliki. Problematika yang dihadapi guru dalam proses
pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII
adalah kesulitan dalam menyampaikan materi kepada siswa- siswi di kelas,
dikarenakan sebagian kecil siswa- siswi tidak memperhatikan pelajaran,
ngantuk (tidur) di kelas, terlihat bosan dan malas untuk belajar, kurangnya
sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang proses pembelajaran dikelas,
metode yang monoton, sedangkan mata pelajaran IPS Terpadu merupakan
mata pelajaran yang memerlukan media yang memadai untuk menunjang
pembelajaran di kelas. Untuk lebih rincinya problematika yang dihadapi oleh
guru akan dijabarkan oleh peneliti sebagai berikut:
a. kurangnya sarana dan pasarana pembelajaran
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media
dalam mencapai maksud atau tujuan pendidikan yang secara langsung
digunakan pada saat proses belajar mengajar, sedangkan prasarana adalah
fasilitas yang secara tidak langsung dapat menunjang jalannya proses
58
pendidikan atau pengajaran. Berdasarkan hasil paparan data dan temuan
Sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang proses pembelajaran IPS
Terpadu di MTs Badrussalam jumlahnyaterbatas seperti LCD Proyektor,
sumber belajar (buku paket), kursi siswa, perpustakaan,dari data yang
didapat oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa sekolah MTs Badrussalam
NW Sekarbela kekurangan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS
Terpadu. Karena selain rusak sarana yang ada juga jumlahnya sangat
terbatas karena setiap kali melakukan pembelajaran di kelas guru mata
pelajaran IPS harus bergantian untuk dapat menggunakannya sehingga
proses pembelajaran menjadi tidak efisien.
1.) Media pembelajaran
Ketika proses belajar mengajar, guru mata pelajaran IPS
Terpadu jarang menggunakan media pada saat proses pembelajaran
berlangsung, baik itu media gambar ataupun media yang lainnya,
dikarenakan karena media yang ada disekolah jumlahnya terbatas.
2.) Sumber belajar/Bahan Ajar
sedangkan mengenai sumber belajar atau bahan ajar yang ada
guru selalu menggunakan LKS sebagai panduan belajar siswa
dikarenakan jumlah buku paket IPS Terpadu yang tersedia di
perpustakaan jumlahnya kurang dan tidak sesuai dengan banyaknya
jumlah siswa yang ada, kurangnya buku paket dikarenakan banyak
yang sudah rusak dan hilang di perpustakaan sehingga jumlah buku
59
paket yang masih bisa digunakan untuk belajar adalah 5 buku paket
untuk kelas VIII Akan tetapi meskipun materi yang disampaikan
terbatas karena buku referensinya kurang, guru harus berusaha untuk
mencari beberapa buku referensi yang lain untuk merangkum materi
atau membuat bahan ajar, baik dari internet atau sumber yang lainnya,
supaya materi disampaikan pada siswa menjadi lebih luas dan
lengkap.
3.) Ruang Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat belajar kedua yang bisa digunakan
oleh siswa untuk belajar setelah kelas, akantetapi kenyataan yang ada
perpustakaan yang berada di MTs Badrussalam NW Sekarbela ini
tidak cukup luas untuk di gunakan sebagai tempat untuk belajar,
dikarenakan ruang perpustakaan yang kecil dan tidak bisa menampung
siswa sebanyak 30 orang. Oleh karena itu guru dan siswa tidak pernah
menggunakan perpustakaan ketika pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan teori Rusdiana bahwa sarana dan
prasarana pendidikan merupakan penunjang utama dalam proses
pembelajaran yang diakukan karena selain mempermudah guru dalam
melakukan pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai, proses
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien.79
b. Metode Belajar Yang Monoton
79 Rusdiana, Pengelolaan…, hlm. 215.
60
Guru lebih sering menggunakan metode ceramah ketika proses
belajar mengajar dikelas , baik pada jam pertama pelajaran ataupun jam
terakhir. Guru IPS Terpadu mengatakan bahwa dia hanya menggunakan
metode ceramah pada jam pertama pelajaran saja, akan tetapi kenyataan
yang ada di lapangan, guru mata pelajaran IPS Terpadu menggunakan
metode ceramah pada setiap jam pelajarannya. Agar proses pembelajaran
lebih menyenangkan, guru harus menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi, sehingga siswa tidak merasa cepat bosan dan mengantuk
ketika pembelajaran sedang berlangsung.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada siswa atau alat untuk menciptakan
proses belajar mengajar sehingga terjalin hubungan dengan siswa pada
saat berlangsungnya pengajaran.80 Berdasarkan paparan data dan temuan,
guru mata pelajaran IPS Terpadu lebih sering menggunakan metode
ceramah ketika melakukan proses pembelajaran di kelas, beberapa materi
yang seharusnya dipelajari menggunakan metode diskusi, dipelajari
dengan menggunakan metode ceramah, hal ini menyebabkan siswa-siswi
kurang aktif ,merasa cepat bosan ketika proses belajar mengajar di kelas.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa guru mata pelajaran IPS
Terpadu sudah menguasai metode belajar, akan tetapi guru mata
pelajaran harus lebih kreatif dalam menentukan metode pembelajaran
yang tepat untuk setiap materi pembelajaran yang akan disampaikan,
80 Hamdani, Strategi…, hlm.80.
61
sehingga kegiatan belajar lebih menyenangkan. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Hamdani bahwasanya untuk melaksanakan
proses pembelajaran yang aktif, guru harus menentukan metode
pembelajaran yang terletak pada kefektifan proses pembelajaran, maka
dari itu guru mata pelajaran IPS Terpadu harus memiliki kreatifitas
dalam hal menggunakan metode pembeljaran yang menyenangkan.
c. Pengelolaan Kelas
Salah satu yang menjadi penentu berhasil atau tidaknya guru dalam
proses pembelajaran juga adalah bagaimana guru itu mengelola kelas
atau menguasai kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung. Guru
yang tidak bisa mengelola kelas cenderung tidak bisa mengontrol siswa-
siswanya dan membiarkannya ribut tanpa adanya teguran atau nasihat
yang dia berikan. Guru harus memiliki kemampuan pengelolaan kelas
yang baik agar proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan yang
ingin dicapai. Untuk itu sadar akan tanggung jawab serta tugas sebagai
pendidik guru harus memiliki kemampuan yang memadai dan menambah
profesionalisme yang sudah dimiliki untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
d. Nilai Siswa Rendah
Nilai yang didapat oleh siswa atas hasil belajarnya juga merupakan
penentu berhasil atau tidaknya seorang guru dalam membelajarkan
siswa, untuk itu guru mata pelajaran IPS Terpadu harus mencari solusi
untuk memperbaiki nilai siswa-siswinya.
62
Berdasarkan paparan data tentang problematika yang dihadapi guru
dikelas tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Muhibinsyah
yang mengtakan bahwa kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam
upaya peningkatan keberhasilan pembelajaran adalah mencangkup 10 hal
yaitu: (1) Menguasai bahan, (2) Mengelola program pembelajaran, (3)
Mengelola kelas, (4) Menggunakan media dan sumbe belajar),(5)
Mengelola interaksi belajar, (6) Menuasai landasan kependididkan, (7)
Mengenal fungsi dan layanan bimbingan konseling,(8) Menilai prestasi
siswa untuk pedidikan pengajaran, (9) Merencanakan dan melakukan
remidial.81 dengan demikian maka guru harus meningkatkan
profesionalisme pada dirinya dengan menguasai beberapa kemampuan dasar
sesuai dengan teori yang telah dikemukakan.
2. Problematika Siswa
Siswa adalah instrumen terpenting dalam proses belajar mengajar
dikelas karena berhasil atau tidaknya pembelajaran tergantung dari hasil
pencapaian yang diraih oleh siswa. Siswa yang kurang aktif dan tidak ada
semangat untuk belajar dikelas adalah penghambat bagi pencapain yang
ingin dicapai oleh guru ataupun siswa itu sendiri. Problematika yang
dihadapi oleh siswa kelas VIII di MTs Badrussalam pada mata pelajaran IPS
Terpadu berdasarkan paparan data dan temuan ialah merasa malas belajar,
cepat bosan dan mengantuk pada pelajaran IPS Terpadu (kurang
memperhatikan guru). Hal ini disebabkan oleh suasana kelas yang kurang
81 Sobry Sutikno, Belajar., hlm. 50.
63
kondusif untuk belajar atau cenderung ribut, guru yang sering
menggunakan metode ceramah pada saat pembelajaran, sering
meninggalkan kelas ketika jam pelajaran berlangsung dan jarang
meggunakan media pembelajaran. Hal ini menyebabkan sebagian kecil
siswa- siswi kelas VIII menjadi malas belajar dan kurang memperhatikan
guru pada saat mengikuti pelajaran IPS Terpadu di kelas.
Gambar 2.1 pada paparan data dan temuan menunjukkan suasana
kelas pada saat proses belajar mengajar di kelas VIII memang tidak
kondusif untuk belajar hal ini sesuai dengan observasi yang dilakukan
peneliti selama melakukan penelitian di kelas VIII MTs Badrussalam.
Berdasarkan problematika yang dihadapi oleh siswa berdasarkan paparan
data dan temuan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh M. Ngalim
Purwanto bahwasanya faktor-fator yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa ialah faktor luar dan dalam, faktor luar yakni faktor
lingkungan dan Instrumental, faktor lingkungan terdiri dari faktor alam dan
sosial sedangkan faktor instrumental terdiri dari faktor kurikulum/bahan
pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi dan manajemen,
seangkan faktor dari dalam iswa itu sendiri terdiri dari faktor fisiologi dan
psikologi, faktor fisiologi terdiri dari kondisi fisik dan kondisi paca Indra,
sedangkan faktor psikologi terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi
dan kemampuan kognitif.82
82 Ngalim Purwanto, Psikologi…, hlm. 107
64
B. Upaya Untuk Mengatasi Problematika pemblajaran IPS Terpadu di
Kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela.
Semua permasalahan memerlukan jalan keluar bagi pemecahannya,
meskipun jalan keluar yang diambil terkadang tidak cocok dengan
pemecahan yang ada, berhasil atau tidaknya masalah yang ingin kita
pecahkan tergantung sejauh mana upaya yang dilakukan untuk memecahkan
masalah yang ada.
Berdasarkan hasil belajar atau nilai siswa serta analisa guru IPS
Terpadu terkait problematika yang ada pada saat proses belajar mengajar
upaya yang telah dilaukan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran
IPS Terpadu di kelas adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pertemuan dengan masing-masing wali murid yang
memiliki masalah pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII
setiap menjelang libur semester.
2. Guru mata pelajaran IPS Terpadu melakukan sharing dengan kepala
sekolah terkait dengan masalah yang dihadapi selama proses
pembelajaran IPS Terpadu di kelas.
3. Guru mata pelajaran IPS Terpadu mencoba mencari metode belajar
yang lebih efektif untuk diterapkan kepada siswa-siswi kelas VIII
4. Melakukan Program Remidial kepada siswa-siswi yang bermasalah
dengan nilainya pada mata pelajaran IPS Terpadu.
65
5. sekolah berkordinasi dengan Depag agar bisa di bantu untuk masalah
sarana dan prasarana yang kurang untuk diguakan sebagai penunjang
proses pembelajaran di kelas .83
83 Yuliana, guru mata pelajaran IPS di kelas VIII, Wawancara, 7 April 2018
66
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bertitik tolak pada uraian yang ada pada pembahasan di atas, dimulai
dari BAB I sampai BAB IV, maka dari itu peneliti dapat mengambil kesimpulan
dengan berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, Adapun beberapa kesimpulan yang dapat peneliti paparkan yaitu
dalam proses pembelajaran IPS Terpadu terdapat beberapa problematika yang
dialami oleh guru dan siswa pada pembelajaran pelajaran IPS Terpadu, serta
upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika pembelajaran IPS Terpadu
di kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Guru mata pelajaran IPS Terpadu merasa kesulitan dalam menyampaikan
materi pada siswa dikarenakan masih kurangnya sarana dan prasarana yang
menunjang proses pembelajaran IPS disekolah seperti sumber belajar/materi
bahan ajar (buku paket) IPS Terpadu, media pembelajaran, dan
perpustakaan sebagai tempat untuk belajar n. Sedangkan Problematika yang
dialami oleh siswa adalah malas belajar, cepat bosan, dan kurang aktif
ketika pembelajaran sedang berlangsung, sehingga nilai sebagian kecil
siswa kelas VIII menjadi rendah pada mata pelajaran IPS Terpadu.
Beberapa problematika di atas disebabkan oleh kurangnya sarana yang ada
untuk menunjang pembelajaran IPS di sekolah MTs Badrussalam NW
Sekarbela seperti buku paket, metode pembelajaran yang kurang bervariasi
66
67
dan masih kurangnya pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru mata
peljaran IPS Terpadu.
2. Berdasarkan problematika di atas ada beberapa upaya yang dilakukan oleh
guru mata pelajaran IPS Terpadu untuk mengatasi problematika tersebut,
diantaranya adalah guru mata pelajaran IPS Terpadu mengunjungi wali
murid untuk membahas tentang permasalahan siswa di kelas, selain itu guru
mata pelajaran juga melakukan sharing dengan kepala sekolah terkait
dengan permasalahan yang dialami oleh siswa di kelas, mencoba mencari
metode baru untuk diterapkan dikelas, dan melakukan kegiatan remidial
pada siswa yang nilainya rendah pada mata pelajaran IPS Terpadu.
68
B. Saran
Mengingat pentingnya permasalahan di atas yaitu mengenai
problematika pembelaajaran dalam proses belajar mengajar dikelas VIII sekolah
MTs Badrussalam NW Sekarbela. Sekiranya dengan saran-saran ini dapat
diterima sebagai bahan pertimbangan untuk situasi belajar yang lebih kondusif.
1. Kepada kepala sekolah MTs Badrussalam NW Sekarbela supaya lebih
memperhatikan guru-guru yang ada di MTs Badrussalam untuk diikut
sertakan dalam pelatihan – pelatihan yang ada guna untuk meningkatkan
profesionalisme setiap guru mata pelajaran.
2. Kepada Guru mata pelajaran IPS Terpadu supaya terus meningkatkan dan
mengasah kemampuan yang dimiliki, memperbaiki proses belajar mengajar
di kelas supaya lebih kondusif, memberikan perhatian lebih pada siswa-
siswa di kelas, meningkatkan kreatifitas, dan lain-lain.
3. Kepada Siswa kelas VIII MTs Badrussalam NW Sekarbela, agar belajar
lebih serius di dalam kelas, kurangi bermain, serta perhatikanlah guru ketika
memberikan materi pelajaran bagaimanapun kondisinya berusahalah untuk
memusatkan perhatian pada materi yang disampaikan oleh guru,
biasakanlah diri untuk belajar lebih efektif agar nilai kalian tetap bagus.
69
DAFTAR PUSTAKA
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo, 2005.
Beni, Ahmad Saibani. Metode Penelitian. Bandung: Pusaka Setia, 2008.
Djam’an, Satori &Aan Komariah . Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta CV, 2014.
Dendy, Sugono,dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia
Putaka Utama, 2008. Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2011
Hasbullah. Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
IAIN, Mataram. Pedoman Penulisan Skripsi, Mataram: Tim Penyusun, Iain Mataram, 2017.
Jusup,Amir Feisal. Reorentasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press,
1995. Jhon M. Echols & Hasan Sadily. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia, 1976. Khoiru Ahmadi, Sofan Amri. Mengembangkan Pembelajaran IPS
TERPADU. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2011. Lalu, Mukhtar Hully. Propesi Keguruan . Yogyakarta: Alam Tara Institute,
2012. Lexy J Moleong. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014. Muh, Rusidun. Pengertian Problematika Pembelajaran dalam
http://banjirembun.blogspot.com diambil pada tanggal 1 Agustus 2017 pukul 15.8 WITA.
Ngalim, Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1990. Roestiyah N.K. Masalah Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara,
1982.
70
Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, Bandungg: CV. Pustaka Setia, 2015
Suharsimi, Arikunto. Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Subry, Sutikno. Belajar dan Pembelajaran, Lombok: Holiscita Lombok, 2013.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Cv, 2016.
Sudarwan, Danim. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alvabeta CV, 2014.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta:PT.Bumi Aksara, 2010.
71
LAMPIRAN
72
73
74
75
76
77
78
79
1
2
3
5
6
7