kajian pemilihan struktur dua rantai pasok yang bersaing...
TRANSCRIPT
Tugas Akhir “ KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI
PERBAIKAN KUALITAS “ Oleh :
Ika Norma Kharismawati 1208 100 041
Dosen Pembimbing : 1. Dra. Laksmi Prita W, M.Si 2. Drs. Suhud Wahyudi, M.Si
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2012
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PENELITIAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG
Pemasok
Pemasok
Produk
Produk
Perbaikan kualitas
Manufacturer
Manufacturer
Lanjutan ...
Perbaikan kualitas
Struktur rantai pasok
Strategi perbaikan kualitas
Kualitas produk meningkat dan keuntungan rantai pasok meningkat
RUMUSAN MASALAH
Berkaitan dengan latar belakang yang ada, maka permasalahan dari tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana model kesetimbangan kualitas antara dua rantai pasok yang saling bersaing ?
2. Bagaimana pemilihan struktur rantai pasok dan strategi perbaikan kualitas oleh rantai pasok yang saling berkompetisi ?
BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam pembahasan tugas akhir ini adalah:
1. Terdapat dua pemasok-manufacturer rantai pasok yang menetapkan harga produk yang sama dan bersaing pada kualitas produk dalam market segment yang diberikan.
2. Pasar bergantung pada harga, misalnya dengan meningkatnya kualitas produk maka harga produk juga meningkat.
3. Kombinasi struktur rantai pasok yang akan dianalisis adalah dua rantai pasok terintegrasi dan dua rantai pasok terdesentralisasi
4. Terdapat dua strategi perbaikan kualitas yang memungkinkan, yaitu perbaikan kualitas oleh satu rantai dan perbaikan kualitas oleh kedua rantai.
5. Digunakan Nash equilibrium pada solusi kesetimbangan kualitas dan pemilihan struktur rantai pasok dan strategi perbaikan kualitas.
TUJUAN Tujuan dari tugas akhir ini adalah :
1. Mendapatkan solusi kesetimbangan kualitas antara dua rantai pasok yang saling berkompetisi.
2. Menentukan struktur dan strategi perbaikan kualitas yang paling baik untuk rantai pasok yang saling berkompetisi.
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan struktur rantai pasok dan strategi perbaikan kualitas dalam rantai pasok yang saling bersaing, sehingga dapat meningkatkan keuntungan rantai pasok.
MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
Rantai pasok adalah rangkaian hubungan antar perusahaan atau aktivitas yang melaksanakan penyaluran pasokan barang atau jasa dari tempat asal sampai ke pembeli atau pelanggan. Ada tiga macam hal yang harus dikelola dalam rantai pasok, yaitu aliran barang, aliran uang dan sejenisnya, dan aliran informasi. Dilihat secara horizontal, ada lima komponen utama atau pelaku dalam rantai pasok, yaitu pemasok, manufacturer (pabrik pembuat barang), distributor (pedagang besar), retailer (pengecer) dan pelanggan. Secara vertikal, ada beberapa komponen utama rantai pasok, yaitu pembeli, pengangkut, penyimpan, penjual, dan sebagainya
Rantai Pasok
Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi
Biaya produksi = biaya tetap + biaya variabel (2.1)
Biaya Produksi
Biaya tetap (fixed cost)
Biaya Variabel (variable cost)
biaya pembelian mesin, membangun bangunan pabrik, dll
biaya pembelian bahan baku
Permintaan
Produk yang berkualitas tinggi akan menarik konsumen lebih banyak dibandingkan dengan produk yang memiliki harga sama tetapi kualitasnya kurang menarik.
Keuntungan = Penerimaan total – biaya total (2.2)
Penerimaan total berasal dari banyaknya penjualan produk dikalikan dengan harga per unit.
Maksimasi Keuntungan
Permintaan
harga produk kualitas produk desain produk harga produk lain yang berkaitan kualitas produk lain desain produk lain dll
Untuk memaksimumkan keuntungan digunakan perhitungan turunan pertama dan turunan kedua dari fungsi keuntungan tersebut. Misalnya untuk memaksimalkan , maka syarat turunan pertamanya adalah dan
Sedangkan syarat turunan kedua adalah
Syarat tambahan yang diperlukan adalah
Jika syarat-syarat tersebut terpenuhi maka dapat dipastikan bahwa fungsi keuntungan tersebut maksimum
Teori permainan adalah metode pengambilan keputusan ketika pengambil keputusan berhadapan dengan ‘lawan yang aktif ’.
Teori Permainan
2 pihak berkompetisi Two person games
keputusan dari satu pihak akan dijawab oleh keputusan dari pihak lain dengan memperhatikan strategi dan langkah dari pihak lawannya.
Strategi permainan merupakan rencana tertentu suatu pemain sebagai reaksi yang mungkin dilakukan oleh pesaingnya.
Penyelesaian teori permainan
kooperatif
Non-kooperatif
kesepakatan antar pemain
Tidak ada kesepakatan antar pemain
lebih terfokus pada hasil dan koalisinya daripada strateginya
dalam bentuk himpunan strategi yang dimiliki oleh masing-masing pemain
Nash Equilibrium adalah konsep solusi menggunakan serangkaian strategi yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak diasumsikan telah mengetahui strategi lawannya, dan masing-masing pihak hanya bisa mendapatkan keuntungan dengan mengubah strateginya sendiri.
Misalkan merupakan payoff dari pemain yang merupakan fungsi dari semua strategi yang ada dalam permainan, termasuk strateginya sendiri. Sehingga untuk setiap i = 1, 2, ... , n, berlaku :
Sedangkan, jika dari beberapa strategi akan dipilih strategi yang memaksimalkan payoff-nya, maka berlaku :
(2.3)
Nash Equilibrium
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Studi literatur
Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan rantai pasok
Analisa mendapatkan model keuntungan rantai pasok
Analisa mendapatkan model kesetimbangan kualitas
Analisa pemilihan struktur dan strategi perbaikan kualitas rantai pasok
Penarikan kesimpulan
Studi kasus
Selesai
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Terdapat 3 kombinasi stuktur rantai pasok (s) dan dua kombinasi strategi perbaikan kualitas, yaitu :
Permasalahan dalam Persaingan Dua Rantai Pasok
Kondisi awal struktur terdesentralisasi tanpa perbaikan kualitas ( NN )
Kombinasi struktur rantai pasok terintegrasi ( II )
Kombinasi struktur rantai pasok terdesentralisasi ( DD )
Kombinasi struktur rantai pasok terintegrasi dan terdesentralisasi ( ID )
Satu rantai ( OII )
Satu rantai ( ODD )
Satu rantai ( OID )
Dua rantai ( TII )
Dua rantai ( TDD )
Dua rantai ( TII )
Perbaikan kualitas Mendapatkan keuntungan maksimal ( )
Rantai pasok terintegrasi
Rantai pasok terdesentralisasi
Keuntungan pemasok
Keuntungan rantai pasoknya
Keuntungan manufacturer
Kesetimbangan kualitas
Turunan pertama fungsi keuntungan
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi keuntungan : - Jumlah permintaan
- Jumlah pendapatan
- Biaya produksi
Diasumsikan model permintaan produk rantai pasok sebagai berikut
(4.1)
Dengan :
: banyaknya permintaan barang produksi rantai pasok ke-i
: proporsi dari potensial intrinsik permintaan untuk rantai pasok ke-i
: sensitivitas permintaan terhadap kualitas bahan baku rantai pasok ke-i
: intensitas persaingan yang menyatakan pengaruh persaingan kualitas untuk pasangan rantai pasok (i, j)
: kualitas bahan baku rantai pasok ke-i dengan kombinasi strategi s
adalah potensial intrinsik permintaan untuk rantai pasok ke-i, yang tidak bergantung pada kualitas bahan baku. Dengan
Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Rantai Pasok
Model Permintaan Produk
1. Model biaya tetap
Biaya tetap total = (4.2)
Dengan :
: biaya tetap
: biaya tetap yang berhubungan dengan kualitas pemasok
2. Model biaya variabel
Biaya variabel = (4.3)
Dengan :
: biaya variabel produksi per unit untuk pemasok
: kualitas yang berhubungan dengan biaya variabel
Biaya produksi pemasok (4.4)
Biaya produksi manufacturer (4.5)
Model Biaya Produksi
Dengan :
: harga grosir bahan baku per unit untuk rantai pasok ke-i
: biaya variabel produksi per unit untuk manufacturer
Biaya tetap tambahan pemasok dan manufacturer yang melakukan perbaikan kualitas :
Biaya tambahan pemasok (4.6)
Biaya tambahan manufacturer (4.7)
Jika rantai pasok dengan struktur terintegrasi melakukan perbaikan kualitas, maka :
Biaya tambahan rantai pasok =
Dengan :
: biaya tetap yang berhubungan dengan kualitas manufacturer
1. Jumlah Pendapatan Pemasok
Jumlah pendapatan
2. Jumlah Pendapatan Manufacturer
Jumlah pendapatan
Pemasok dan manufacturer tidak melakukan perbaikan kualitas, sehingga :
Keuntungan pemasok = penerimaan total pemasok – biaya total
Keuntungan manufacturer = penerimaan total manufacturer – biaya total
Jumlah Pendapatan Rantai Pasok
Keuntungan Rantai Pasok Terdesentralisasi Tanpa Perbaikan Kualitas (NN)
Diasumsikan bahwa rantai pasok ke-i melakukan perbaikan kualitas, sedangkan rantai
pasok ke-j tidak. Sehingga dapat didefinisikan : Keuntungan Rantai Pasok ke-i Keuntungan rantai pasok = keuntungan pemasok + keuntungan manufacturer – biaya
tambahan (4.14) Keuntungan Rantai Pasok ke-j Keuntungan rantai pasok = keuntungan pemasok + keuntungan manufacturer (4.15)
Keuntungan Rantai Pasok Terintegrasi dengan Perbaikan Kualitas (II)
Perbaikan kualitas satu rantai ( OII )
Diasumsikan bahwa rantai pasok ke-i dan ke-j melakukan perbaikan kualitas. Sehingga dapat didefinisikan :
Keuntungan rantai pasok = keuntungan pemasok + keuntungan manufacturer – biaya tambahan
(4.16)
Keuntungan rantai pasok ke-i
Diasumsikan bahwa manufacturer ke-i melakukan perbaikan kualitas sedangkan manufacturer ke –j.
Keuntungan manufacturer = penerimaan total manufacturer-biaya total– biaya tambahan
Perbaikan kualitas dua rantai ( TII )
Keuntungan Rantai Pasok Terdesentralisasi dengan Perbaikan Kualitas (DD)
Perbaikan kualitas satu rantai ( ODD)
(4.17)
Keuntungan pemasok = penerimaan total pemasok - biaya total
(4.18)
Setelah itu dicari keuntungan rantai pasok ke-i, yaitu :
Keuntungan rantai pasok = keuntungan pemasok + keuntungan manufacturer
Keuntungan rantai pasok ke-j
Keuntungan pemasok = penerimaan total pemasok - biaya total
(4.19)
Keuntungan manufacturer = penerimaan total manufacturer-biaya total
(4.20)
Sehingga keuntungan rantai pasok ke-j adalah
Keuntungan rantai pasok = keuntungan pemasok + keuntungan manufacturer
Diasumsikan bahwa manufacturer ke-i dan ke-j melakukan perbaikan kualitas, sehingga :
Keuntungan manufacturer = penerimaan total manufacturer-biaya total– biaya tambahan
(4.21)
Keuntungan pemasok = penerimaan total pemasok - biaya total
(4.22)
Sehingga keuntungan rantai pasok ke-i dan ke-j adalah
Keuntungan rantai pasok = keuntungan pemasok + keuntungan manufacturer
Perbaikan kualitas dua rantai ( TDD)
1. Mencari turunan pertama dari model keuntungan ( ) terhadap kualitas bahan
baku ( ) rantai pasok ke-i dan rantai pasok ke-j
2. Setelah didapatkan turunan pertama, selanjutnya dibuktikan bahwa D bernilai positif dengan dan turunan kedua dari
model keuntungan terhadap kualitas bahan baku untuk rantai pasok ke-i bernilai negatif untuk menunjukkan bahwa keuntungan rantai pasok adalah
maksimum.
Model kesetimbangan kualitas ke-i adalah
Analisa Mendapatkan Model Kesetimbangan Kualitas Antara Dua Rantai Pasok
Kesetimbangan Kualitas Rantai Pasok Terdesentralisasi Tanpa Perbaikan Kualitas (NN)
Selanjutnya dicari turunan kedua, didapatkan :
Model kesetimbangan kualitas ke-j adalah
Selanjutnya dicari turunan kedua, didapatkan :
Dari kedua persamaan didapatkan syarat tambahan sebagai berikut :
Terbukti bahwa syarat kedua untuk fungsi keuntungan yang maksimum terpenuhi, yaitu D bernilai positif . Karena kedua syarat terpenuhi maka dapat disimpulkan bahwa fungsi keuntungan maksimum pada level kualitas dan .
Model kesetimbangan kualitas ke-i sebagai berikut :
Kesetimbangan Kualitas Rantai Pasok Terintegrasi dengan Perbaikan Kualitas ( II )
Perbaikan kualitas satu rantai ( OII )
Selanjutnya dicari turunan kedua, didapatkan :
Model kesetimbangan kualitas ke-j adalah
Selanjutnya dicari turunan kedua, didapatkan :
Dari kedua persamaan didapatkan syarat tambahan sebagai berikut :
Terbukti bahwa syarat kedua untuk fungsi keuntungan yang maksimum terpenuhi, yaitu D bernilai positif . Karena kedua syarat terpenuhi maka dapat disimpulkan bahwa fungsi keuntungan maksimum pada level kualitas dan
.
Perbaikan kualitas dua rantai ( TII )
Model kesetimbangan kualitas ke-i sebagai berikut :
Selanjutnya dicari turunan kedua, didapatkan :
Model kesetimbangan rantai pasok ke-j adalah
Selanjutnya dicari turunan kedua, didapatkan :
Dari kedua persamaan didapatkan syarat tambahan sebagai berikut :
Terbukti bahwa syarat kedua untuk fungsi keuntungan yang maksimum terpenuhi, yaitu D bernilai positif . Karena kedua syarat terpenuhi maka dapat disimpulkan bahwa fungsi keuntungan maksimum pada level kualitas dan .
Model kesetimbangan kualitas ke-i sebagai berikut :
Kesetimbangan Kualitas Rantai Pasok Terdesentralisasi dengan Perbaikan Kualitas (DD)
Perbaikan kualitas satu rantai ( ODD)
Selanjutnya dicari turunan kedua, didapatkan :
Model kesetimbangan kualitas ke-j sebagai berikut :
Selanjutnya dicari turunan kedua, didapatkan :
Dari kedua persamaan didapatkan syarat tambahan sebagai berikut :
Terbukti bahwa syarat kedua untuk fungsi keuntungan yang maksimum terpenuhi, yaitu D bernilai positif . Karena kedua syarat terpenuhi maka dapat disimpulkan bahwafungsi keuntungan maksimum pada level kualitas dan
Model kesetimbangan kualitas ke-i sebagai berikut :
Perbaikan kualitas dua rantai ( TDD)
Selanjutnya dicari turunan kedua, didapatkan :
Model kesetimbangan kualitas ke-j adalah
Selanjutnya dicari turunan keduanya, dan didapatkan :
Dari kedua persamaan didapatkan syarat tambahan sebagai berikut :
Terbukti bahwa syarat kedua untuk fungsi keuntungan yang maksimum terpenuhi, yaitu D bernilai positif . Karena kedua syarat terpenuhi maka dapat disimpulkan bahwa fungsi keuntungan maksimum pada level kualitas dan .
Jika pada suatu industri terdapat dua rantai pasok yang saling berkompetisi pada kualitas. Dimisalkan harga produk (dalam dolar ) yang ditawarkan p = 60 dan harga grosir bahan baku rantai pasok ke-i adalah , dengan biaya tetap adalah f= 2000 , , dan . Sedangkan biaya variabel produksi per unit pemasok adalah dan biaya variabel produksi per unit manufacturer adalah . Masing-masing rantai pasok memproduksi sebanyak dan rantai pasok ke-i memiliki proporsi permintaan intrinsik dan . Diberikan sensitivitas permintaan terhadap kualitasnya adalah dan intensitas kompetisinya .
Simulasi
Gambar 4.1. Perubahan kesetimbangan kualitas rantai pasok dengan struktur OII dan TII terhadap perubahan harga (p)
Gambar 4.2. Perubahan kesetimbangan kualitas rantai pasok dengan struktur ODD dan TDD terhadap perubahan harga (p)
Gambar 4.3. Perubahan kesetimbangan kualitas rantai pasok dengan struktur OII dan TII terhadap perubahan dan
Gambar 4.4. Perubahan kesetimbangan kualitas rantai pasok dengan struktur ODD dan TDD terhadap perubahan dan
Gambar 4.5. Perubahan kesetimbangan kualitas rantai pasok dengan struktur ODD dan TDD terhadap perubahan harga bahan baku ke-i
Gambar 4.6. Keuntungan maksimum rantai pasok ke-i terhadap intensitas kompetisi ( ) dan struktur rantai pasok
Gambar 4.7. Keuntungan maksimum rantai pasok ke-j terhadap intensitas kompetisi ( ) dan struktur rantai pasok
Gambar 4.8. Keuntungan maksimum industri terhadap intensitas kompetisi ( ) dan struktur rantai pasok
Gambar 4.9. Keuntungan maksimum rantai pasok ke-i terhadap sensitivitas permintaan pada kualitas
Gambar 4.10. Keuntungan rantai pasok ke-j terhadap sensitivitas permintaan pada kualitas ( )
Gambar 4.11. Keuntungan industri terhadap sensitivitas permintaan pada kualitas ( )
KESIMPULAN
Berdasarkan keseluruhan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Kesetimbangan kualitas rantai pasok ( ) pada kombinasi struktur rantai pasok terdesentralisasi tanpa perbaikan kualitas (NN) dipengaruhi oleh biaya produksi, harga bahan baku ( ), proporsi potensial intrinsik permintaan ( ), intensitas kompetisi ( ) dan sensitivitas permintaan ( ), dengan .
Kesetimbangan kualitas rantai pasok pada kombinasi struktur dan strategi perbaikan kualitas terintegrasi (II) dipengaruhi oleh biaya produksi, harga produk (p), proporsi potensial intrinsik permintaan ( ), intensitas kompetisi ( ) dan sensitivitas permintaan ( ), dengan .
Kesetimbangan kualitas rantai pasok pada kombinasi struktur dan strategi perbaikan kualitas terdesentralisasi (DD) dipengaruhi oleh biaya produksi, harga produk (p), harga grosir, intensitas kompetisi ( ) dan sensitivitas permintaan ( ). Sedangkan pada strategi perbaikan kualitas satu rantai, kesetimbangan kualitas rantai pasok ke-j juga dipengaruhi oleh proporsi potensial intrinsik permintaan ( ) .
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa rantai pasok ke-i memilih kombinasi struktur dan strategi ODD, rantai pasok ke-j memilih kombinasi struktur dan strategi TII dan TDD, dan industri memilih kombinasi struktur dan strategi TII dan NN.
Diharapkan dari dua struktur dan strategi perbaikan kualitas dalam tugas akhir ini dapat dikembangkan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar bagi rantai pasok, misalnya dengan struktur dan strategi perbaikan kualitas satu rantai pasok terintegrasi dan satu rantai pasok terdesentralisasi.
SARAN
[1] Indrajit, R.E. , Djokopranoto, R. (2002). “Konsep Manajemen Supply Chain”. PT Gramedia Widiasarana Indonesia : Jakarta.
[2] Xie, G., Wang, S., Lai, K. (2010). “Quality Improvement in Competing Supply Chain”. Int. J. Production Economics 134(2011), Hal. 262-270.
[3] Indrajit, R.E. , Djokopranoto, R. (2005). “Strategi Manajemen Pembelian dan Supply Chain”. PT Gramedia Widiasarana Indonesia : Jakarta.
[4] Porter, M. , Maulana, A. (1980) . “Strategi Bersaing”. Erlangga : Jakarta. [5] Triandaru S. (2001). “Ekonomi Mikro”. Salemba Empat : Jakarta [6] Kusnedi. (1985). “ Teori Harga dan Penerapannya”. Erlangga : Jakarta. [7] Hutauruk G. (1981). “Teori Mikroekonomi“. Erlangga : Jakarta. [8] Brodjonegoro, B. (1992). “AHP”. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan antar Universitas Studi Ekonomi. [9] Banker, R.D., Khosla,I., Sinha, K.K. (1998). “Quality and Competition”.
Management Science 44(9), Hal. 1179-1192.
DAFTAR PUSTAKA