kajian tentang ilmuwan yang meliputi ciri dan peran serta tanggung jawabnya terhadap temuanny1

Download KAJIAN TENTANG ILMUWAN YANG MELIPUTI CIRI DAN PERAN SERTA TANGGUNG JAWABNYA TERHADAP TEMUANNY1

If you can't read please download the document

Upload: muhammad-ibrahim

Post on 27-Jul-2015

5.375 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

just read ok

TRANSCRIPT

TANGGUNG JAWAB ILMUWAN1 A. Latar Belakang Penelaahan keilmuan dimulai dengan permasalahan. Singkatnya, terdapat banyak sekali masalah dalam ilmu. Hal ini memang tak aneh bila diingat betapa rumitnya hakikat manusia dan kehidupan. Akibat dari kerumitan ini maka tiap masalah keilmuan sudah harus merupakan seleksi dari data yang diberikan oleh penghidupan kepada kita. Ini juga berarti bahwa tak seorang pun, memecahkan suatu masalah, dapat memilih seluruh fakta. Dalam permasalahan keilmuan ini, kita dikenalkan dengan nama ilmuwan yang merupakan ahli atau pakar dalam bidang keilmuan. Kata ilmuwan ini muncul kira-kira tahun 1840 untuk membedakan mereka dengan para filsuf, kaum terpelajar dan cendekiawan dan lain sebagainya. Ilmuwan di sini mempunyai beberapa arti, peran, ciri serta tanggung jawab dalam ilmu atau hasil penemuannya. Maka dari itu, ilmuwan tidaklah lain orang yang mencari keajengan dalam alam yang bersifat kognitif, rasional dan teoritis yang nantinya akan menghasilkan sebuah ilmu. Karena ilmu yang diperkembangkan oleh para ilmuwan untuk mencapai kebenaran atau memperoleh pengetahun. Oleh hsebab itu, dalam makalah ini kami mencoba mengkaji tentang ilmuwan. B. Arti Dari Ilmuwan Dari pertumbuhan ilmu sejak zaman Yunani Kuno sampai abad modern ini tampak nyata bahwa ilmu merupakan aktivitas manusia, suatu kegiatan melakukan sesuatu yang dilaksanakan orang atau lebih tepat suatu rangkaian aktivitas yang membentuk suatu proses. Seorang yang melakukan rangkaian aktivitas yang disebut ilmu itu kini lazim dinamakan ilmuwan (scientist). Kata ilmuwan sekarang tentu bukanlah hal yang asing. Secara sederhana ia diberi makna ahli atau pakar. Dalam kamus Indinesia, kata ilmuwan bermakna orang yang ahli atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu, atau orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan.Sedangkan dalam buku Filsafat Ilmu dan Ensiklopedi Islam, pengertian ilmuwan sebagai berikut: 1. Ilmuwan dalam pandangan McGraw-Hill Dictionary Of Scientific and Technical Terms, seorang yang mempunyai latihan, kemampuan, dan hasrat untuk mencari pengetahuan baru, asas-asas baru, dan bahan-bahan baru dalam suatu bidang ilmu. 2. Devinisi ilmuwan yang dikemukakan oleh Maurice Richer, Jr. mengemukakan pendapat yang berikut yaitu, mereka yang ikut serta dalam ilmu, dalam cara-cara yang secara relatif langsung dan kreatif.1 3. Sedangkan dalam Ensiklopedi Islam, ilmuwan diartikan orang yang ahli dan banyak pengetahuannya dalam suatu atau beberapa bidang ilmu.2 Dari beberapa pemaparan pokok di atas dapat kami simpulkan bahwa ilmuwan merupakan orang yang melakukan kegiatan atau aktifitas dalam kaitannya bidang keilmuwan. Pada zaman orde baru para ahli dikatakan ilmuwan karena untuk membedakan dirinya dengan para ahli-ahli lainnya seperti filsuf, cendekiawan atau intelektual, dan lain sebagainya. Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk menggali permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagi bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada di pundaknya. Adapun filsuf dipakai untuk menyebutkan aktivitas seseorang yang berkaitan dengan filsafat atau ahli fikir saja. Secara sekilas, ilmuwan dan filsuf serupa tapi tak sama, yang berbeda hanya media yang digunakan dalam keilmuwan. Dalam ilmuwan media yang digunakan tak lain adalah permasalahan, yang mana permasalahan ini merupakan objek dalam ilmu pengetahuan. Di dalam objek ini ada dua kategori objek material dan objek formal. Objek material dalam ilmuwan adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu. Objek Material yang diselidiki baik yang bersifat konkrit, abstrak,1 Gie The Liang, 2000, Pengantar Filsafat ilmu,Yogyakarta,Liberty. hlm; 95 2 Ensiklopedi Islam 2, 1994, Jakarta, PT. Intermasa. Hlm; 203.material, dan non material. Adapun objek formalnya adalah pendekatan secara cermat dan bertahanp menurut segi-segi yang dimiliki objek materi dan menurut kemampuan seseorang. Pada objek formal ini, sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atas sudut pandang dari mana objek material itu disorot. Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan mengenai suatu hal menurut segi-segi tertentu. Dengan kata lain, tujuan pengetahuan sudah ditentukan.3 Dalam kajian ini Ontologis Epistimologi Aksiologi4 Dengan demikian keutuhan dan kevarisiasian ilmu akan tetap terjaga, sehingga tujuan yang sudah dikembangkan akan terlaksana atau tersusun sesuai prosedur yang sudah ditantukan. Karena pada dasarnya kita sudah tahu bahwa ilmu pengatahuan itu sifatnya sistematis, kognitif dan teoritis, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sementara objek material filsuf adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan, yaitu gejala manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat. Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, manusia, dunia dan akhirat. Sedangkan objek formalnya adalah cara pendekatan yang dipatuhi atas objek material yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkan system filsafat.5 Jadi pada intinya, dalam filsuf itu sifatnya khusus dan ilmuwan sifatnya umum.3 http:// CahyaUlumuddin. Multiply. Com/Journal/Item/19.maret 12.2008. Objek Material dan Fomal. 4 http:// developer.ning.com/ profiles/ blog/ show?id= 11855125%3ABlogPost%3A111905 diakses pada tanggal 20 desember 2008 5 http:// pgmi unyb. Wordpress. Com/2007/09/25/ ilmu-filsafat-dan-teologi/juga, objek formal,adanya permasalahan-permasalahan mendasar ilmu dalam teorinya harus memenuhi tiga hal:3Intelektual atau Cendekiawan pada dasarnya merupakan bagian dari ilmuwan pada umumnya hal yang membedakan antara intelektual atau cendekiawan dan ilmuwan terletak pada produk ragam masalah yang dihasilkan. Jika ilmuwan menghasilkan ilmu atas pemasalahan dan mencari tujuan praktis serta moralis yang sesuai dengan realisme maka intelektual atau cendekiawan sebaliknya, ia menaruh perhatian yang tulus, mendalam dan luas terhadap masalah-masalah sosial-budaya masyarakat dimana ia berada. Di sini perlu diberi penekanan terhadap kata tulus, karena tidak semua orang yang menaruh perhatian terhadap masalah-masalah sosial-budaya masyarakat boleh dikategorikan sebagai intelektual atau cendekiawan.6 Ada ilmuwan yang bisa dikategorikan sebagai intelektul atau cendekiawan, tapi sebaliknya seorang intelektual atau cendekiawan tidak bisa dikategorikan sebagai ilmuwan Jadi ilmuwan bukanlah sekedar untuk melakukan kegiatan ilmiah atau mencari permasalahan yang akhirnya kebenaran, akan tetapi seorang ilmuwan juga mengemban suatu tanggung jawab untuk memecahkan permasalahan keilmuwan serta mempertanggung jawabkan hasil temuannya dan mempublikasikan keseluruh dunia. C. Ciri Ilmuwan Dalam catatan sejarah, bahwasanya ilmuwan memiliki beberapa ciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta dalam perilaku seorang ilmuwan. Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi. Untuk itu yang bersangkutan harus tunduk di bawah wibawa ilmu. Karena ilmu merupakan alat yang paling mampu dalam mencari dan mengetahui kebenaran.7 Ini dapat dikenali lewat paradigma maupun pola sikap senyatanya dalam kehidupan sosial, yang merupakan penjelmaan prinsip-prinsip ilmiah. Seorang ilmuwan tampaknya tidak cukup hanya memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan6 blanked.ning.com/forum/topic/show?id=1854973%3A Topic%3A364-23k-diakses pada tanggal 16 april 2007 oleh Mula Harahap 7 Jujun S. Suriasumatri,1989, Ilmu dalam Persepektif, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.hlm; 111kehidupan itu harus menjadi pilihan juga sekaligus junjungan utama. D. Syarat-Syarat yang Harus Dipatuhi Seorang Ilmuwan Seorang ilmuwan sudah tentu bukan hanya sekedar memapankan namanya saja, akan tetapi ia harus bisa mempopulerkan karya ilmiahnya agar bisa diterima masyarakat dan sekiranya karya ilmiahnya baik. Oleh karena itu seorang ilmuwan harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya: a. Prosedur ilmiah b. Metode ilmiah c. Adanya suatu gelar yang berdasar pendidikan formalnya yang ditempuh d. Kejujuran ilmuwan, yakni suatu kemauan yang besar, ketertarikan pada perkembangan Ilmu Pengetahuan terbaru dalam rangka profesionalitas keilmuannya.8 E. Peran dan Fungsi Ilmuwan Ilmuwan merupakan orang yang menemukan masalah spesifik dalam ilmu. Salah satu syarat utama dalam hubungan antara ilmuwan dengan masalah keilmuan tidak lain hanyalah, seorang ilmuwan harus memiliki ciri, sikap dan tanggung jawab. Akan tetapi di sini seorang ilmuwa harus juga memiliki peran atau pun fungsi. Tiga peran ilmuwan dalam segi kegiatan: 1. Sebagai Intektual, seorang ilmuwan sosial dan tetap mempertahankan dialognya yang kontinyu dengan masyarakat sekitar dan suatu keterlibatan yang intensif dan sensitif. 2. Sebagai Ilmuwan, dia akan berusaha memperluas wawasan teoritis dan keterbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang keahliannya. 3. Sebagai Teknikus, dia tetap menjaga keterampilannya memakai instrument yang tersedia dalam disiplin yang dikuasainya. Dua peran terakhir memungkinkan dia menjaga martabat ilmunya, sedangkan peran pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat8 http:// developer. ning. Com/profiles/blog/show?id=1185512%3A BlogPost%3A111905, diakses pada tanggal 20 Desember 2008.5manusia.9 Karena kita semua tahu bahwa ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka oleh masyarakat. Maka dari itu, fungsi seorang ilmuwan tidak hanya berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga bertanggung jawab agar produk keilmuannya sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.10 F. Tanggung Jawab Ilmuwan Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu sekurangkurangnya berdimensi religius atau etis dan sosial. Pada intinya, dimensi religius atau etis seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenarbenarnya sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori yang dikembangkannya.11 Maka dari itu, seorang ilmuwan wajib mempublikasikan temuannya agar orang lain dapat melakukan verivikasi terhadapnya. Jadi jelaslah kiranya bahwa seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial yang terpikul di bahunya. Bukan karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Oleh sebab itu dia mempunyai kewajiban sosial untuk9 Dhakidae Dhaniel, 2003, Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru, Jakarta, Gramedia. Hlm; 383. 10 Jujun S. Suriasumatri, 2001, Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.hlm; 237. 11 http;//www.netsains,com/index.php.page-info/pid-347, Diakses pada tanggal19 Desember 2007 oleh Merry Magdalena.menyampaikan hal itu kepada masyarakat banyak dalam bahasa yang dapat mereka cerna. Dalam hal ini juga seorang ilmuwan mengkontribusikan ilmunya dengan ciri khas kharismatik ilmuwan yang terpancar dalam nilai ilmiahnya sehingga membawanya dalam kehidupan masyarakat yang ilmiah dan bisa menempatkan diri sebagai komunitas yang menjiwa diseluruh kalangan masyarakat. G. Kesimpulan Dari apa yang kita ketahui bersama di atas dapat kita simpulkan, bahwa ilmuwan adalah seorang yang berkecimpung dalam beberapa bidanng keilmuwan. Sebagai mana kita lihat bersama dalam beberapa pengertian ilmuwan yang disajikan dipoin kedua. Yang mana seorang ilmuwan itu tidak luput dari hal ilmiah. Karena karya ilmiah ini merupakan salah satu pokok yang terpenting untuk mempublikasikan karyanya dengan riset-riset tertentu. Di samping itu, ilmuwan tidak hanya terpaku dalam hal sikap saja melainkan dalam tanggung jawab. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.DAFTAR PUSTAKA7 Jujun S. Suriasumatri, 2001, Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan. Jujun S. Suriasumatri, 1989, Ilmu dalam Persepektif, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia. Gie,The Liang, 2000, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta, Liberty. Dhakidae Dhaniel, 2003, Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru, Jakarta, Gramedia. Ensiklopedi Islam 2, 1994, Jakarta, PT. Intermasa. http:// www.netsains.com/index.php/page-info/pid-347. Diakses pada tanggal 19 Desember 2007 oleh Merry Magdalena. http:// pgmi unyb. Wordpress. Com/2006/09/25/ ilmu-filsafat-dan-teologi/ http://CahyaUlumuddin. Multiply.com/Journal/item/19.diakses pada tanggal 12 maret 2008, Objek material dan Formal Ilmu Pengetahuan. http://developer.ning.com/profiles/blog/show?id=1185512%3A111905. diakses padatanggal 20 desember 2008 blanked.ning.com/forum/topic/show?id=1854973%3ATopic%3A364-23kdiaksespada tanggal16 april 2007 oleh Mula Harahap.