kartul rosela
TRANSCRIPT
BALI SEBAGAI ASET WISATA INDONESIA
KARYA TULIS
Disusun untuk Melengkapi Tugas sebagai Syarat Memenuhi
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)
SMA Negeri 3 Pemalang
Oleh :
Nama : Rosela Veronica
NIS : 5795
Kelas : XII IPS 3
Program : Ilmu Pengetahuan Sosial
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 3 PEMALANG
2014
i
PERSETUJUAN / PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui oleh pembimbing karya tulis
dan disahkan oleh Kepala SMA Negeri 3 Pemalang
untuk memenuhi syarat menempuh
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)
2014/2015
Pemalang,
Pembimbing I
Dian Puspita Rini, S.Sos, MA.
NIP. 19821124 201001 2 015
Pembimbing II
Sri Ani Purwani, S.Pd.
NIP. 19661224 200801 2 006
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 3 Pemalang
Drs. Nur Edi Sukanto, M.Si.
NIP. 19610419 198503 1 009
ii
MOTTO
1. Ingatlah bahwa setiap hari dalam sejarah kehidupan kita ditulis dengan tinta yang
tidak dapat terhapus lagi.
(Thomas Carlyle)
2. Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal,
namun keberanian untuk meneruskan kehidupan yang diperhatikan.
(Sir Wingston Churchill)
3. Berusahalah seolah-olah kita hidup selamanya dan hiduplah seakan-akan inilah
hari terakhir.
(James Dean)
4. Aku bisa menerima kegagalan semua orang pernah gagal dalam melakukan
sesuatu, tapi aku tidak bisa menerima ketidakmauan untuk mencoba.
(Michael Jordan)
5. Kelebihan ilmu dibandingkan harta adalah ilmu jika dikerjakan akan bertambah
sedangkan harta bila diberikan akan berkurang.
(Ali bin Abi Thalib)
iii
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta.
2. Kepala SMA Negeri 3 Pemalang.
3. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 3 Pemalang.
4. Teman-teman dan adik kelas tercinta.
5. Para pembaca yang budiman.
iv
PRAKATA
Penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya
tulis ini yang berjudul “BALI SEBAGAI ASET WISATA INDONESIA” guna
melengkapi syarat menempuh Ujian Sekolah dan Ujian Nasional di SMA Negeri 3
Pemalang tahun pelajaran 2014 / 2015.
Pada penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Nur Edi Sukanto, M.Si, selaku kepala SMA Negeri 3 Pemalang;
2. Ibu Dian Puspita Rini, S.Sos, MA selaku Pembimbing I
3. Ibu Sri Ani Purwani, S.Pd. selaku Pembimbing II
4. Bapak dan ibu guru SMA Negeri 3 Pemalang yang telah memberi masukan
5. Semua pihak yang telah membantu tersusunya karya tulis ini.
Semoga bantuan dan kebaikannya mendapat pahala dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih
kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat berguna bagi
pembaca, terutama bagi adik-adik kelas X dan XI. SMA Negeri 3 Pemalang.
Pemalang, Februari 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
PERSETUJUAN / PENGESAHAN................................................................... ii
MOTTO............................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN............................................................................................... iv
PRAKATA.......................................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Alasan Pemilihan Judul.............................................................. 1
C. Rumusan Masalah...................................................................... 2
D. Metode Penulisan....................................................................... 2
E. Sistematika Penulisan................................................................. 2
F. Pembatasan Masalah.................................................................. 3
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PULAU DEWATA BALI
A. Keadaan Geografis..................................................................... 4
B. Bentang Alam ............................................................................ 4
C. Iklim........................................................................................... 4
D. Penduduk Asli Pulau Bali.......................................................... 5
BAB III KEBUDAYAAN PULAU DEWATA
A. Kepercayaan Penduduk.............................................................. 6
B. Upacara Pembakaran Mayat....................................................... 7
C. Bahasa........................................................................................ 9
D. Pembagian Kasta........................................................................ 10
E. Kesenian di Pulau Bali............................................................... 11
BAB IV SEKTOR PARIWISATA SEBAGAI ASET DEVISA INDONESIA
A. Sejarah Pariwisata...................................................................... 13
B. Klasifikasi Objek Wisata............................................................ 14
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................... 20
B. Saran........................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21
LAMPIRAN........................................................................................................ 22
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan yang memiliki banyak
tempat pariwisata menarik dan unik yang pantas untuk dikunjungi. Ragamnya
keindahan alam dan budaya di Indonesia bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan asing maupun lokal. Salah satu tujuan wisata yang kaya akan
keindahan alam dan budaya yang ada di Indonesia adalah Bali. Bali merupakan
tujuan wisata favorit tidak saja di Indonesia, tapi seluruh dunia. Sebagai daerah
tujuan wisata, Bali konsisten menempatkan sekotr pariwisata sebagai sector
andalan. Pengembangan industry pariwisata di Bali secara umum menempatkan
konsep pariwisata budaya yang secara implicit memasukkan misi
menumbuhsuburkan kebudayaan Bali dalam setiap kegiatan pengembangannya.
Di lain pihak kepariwisataan telah menjadi salah satu industry yang memberikan
dampak besar terhadap pertumbuhan perekonomian Bali seperti cermin dalam
komposisi penyumbang pertumbuhan ekonomi Bali. Sektor perdagangan, hotel,
dan restoran Bali sehingga tidaklah salah untuk dikatakan bahwa tingkat
perekonomian Bali sangat bergantung pada pengembangan pariwisata yang
berkelanjutan.
B. Alasan Pemilihan Judul
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menulis judul “BALI SEBAGAI
ASET WISATA INDONESIA” adapun yang menjadi alasannya adalah sebagai
berikut :
1. Penulis tertarik pada keunikan budaya pulau Bali yang menjadi ciri khas pulau
Bali
2. Penulis ingin memperkenalkan berbagai objek wisata yang ada di Pulau Bali.
3. Penulis ingin menggambarkan dan memberikan pengetahuan tentang Pulau
Bali.
4. Keinginan berbagai ilmu dan wawasan tentang Pulau Bali yang patut
dikembangkan dan dilestarikan
5. Penulis secara langsung telah meninjau objek wisata Pulau Bali yang mana
sesuai dengan data yang diperoleh dari lapangan dan juga brosur-brosur.
1
2
C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk memenuhi dan melengkapi syarat menempuh Ujian Nasional (UN) dan
Ujian Sekolah (US) SMA Negeri 3 Pemalang
2. Untuk memberikan gambaran dan memperoleh pengetahuan mengenal
keadaan pulau Bali
3. Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang seni budaya dan objek
wisata di Pulau Bali.
D. Metode Penulisan
Karya tulis ini disusun berdasarkan data yang diperoleh melalui study
wisata langsung di Pulau Bali. Adapun metode yang digunakan adalah :
1. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara langsung ketempat survei.
2. Metode Interview
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab atau
wawancara langsung dengan pemandu wisata.
3. Metode Pustaka
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca buku-
buku dan brosur-brosur yang menujang karya tulis.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami dan mengerti tentang
karya tulis ini, maka disajikan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, tujuan
penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan dan pembatasan
masalah
BAB II GAMBARAN UMUM PULAU BALI
Berisi tentang keadaan geografis, bentang alam, iklim, penduduk asli
pulau Bali.
3
BAB III KEBUDAYAAN PULAU DEWATA
Berisi tentang kepercayaan penduduk, upacara pembakaran
mayat,bahasa, pembagian kasta, kesenian di Pulau Bali.
BAB IV SEKTOR PARIWISATA SEBAGAI ASET DEVISA INDONESIA
Berisi tentang sejarah pariwisata, klasifikasi objek wisata.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang saran dan simpulan.
F. Pembatasan Masalah
Pada karya tulis ini, dibatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan Pulau
Bali, adalah antara lain sebagai berikut :
1. Keadaan umum pulau Bali
2. Sistem kebudayaan
3. Objek wisata Pulau Bali
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG PULAU BALI
A. Keadaan Geografis
Luas wilayah pulau Bali ± 5.636,66 km2 dengan ibu kota provinsi Bali
yaitu Denpasar. Sedangkan letak pulau Bali secara astronomis antara 7º54’ LS -
80º45’ LS dan antara 114º30 BT - 115º45’ BT. Secara geografis wilayahnya
didominasi oleh serangkaian gunung berapi yang membentang sepanjang pulau.
Secara geografis batas-batas pulau Bali yaitu :
Sebelah utara : Laut Bali
Sebelah selatan : Samudra Indonesia
Sebelah timur : Selat Bandung dan Selat Lombok
Sebelah barat : Selat Bali dan Provinsi Jawa Timur
B. Bentang Alam
Sebagian besar wilayah Pulau Bali berupa pegunungan. Gunung tertinggi
di Pulau Bali adalah gunung Agung dengan ketinggian 3.200 m dan pernah
meletus pada tahun 1963. Di bagian selatan pulau ini terdapat dataran rendah
dengan sawah bertingkat. Di bagian utara terdapat juga dataran rendah yang
didominasi dengan perkebunan buah-buahan. Di pulau ini juga terdapat pantai
yang bertebing curam di bagian semenanjung bukit dan airnya berwarna biru.
C. Iklim
Bali beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata rum/ bulan yang
dipengaruhi oleh angin musim yang berganti setiap 6 (enam) bulan sekali.
Daerah Bali memiliki 2 (dua) musim, yaitu musim kemarau (April –
Oktober) dan Musim hujan (Oktober – April).
Temperature udara bervariasi antara 24º C dan 30,8ºC. Curah hujan dalam
5 (lima) tahun terakhir bervariasi antara terendah 893,4 mm dan tertinggi 2.702,6
mm untuk rata-rata tahunan kelembapan udara rata-rata 79%.
4
5
D. Penduduk Asli Pulau Bali
Setiap daerah pasti mempunyai suku atau penduduk asli yang mendiami
daerah tersebut. Sama halnya dengan pulau Bali yang juga memiliki penduduk
Asli yang disebut Bali Aga. Bali Aga adalah salah satu sub suku bangsa Bali
yang menganggap dirinya sebagai penduduk asli Pulau Bali. Perbedaan pengaruh
kebudayaan Jawa Hindu diberbagai daerah di Bali pada masa jaman Majapahit
dahulu menyebabkan adanya dua bentuk masyarakat Bali Majapahit. Orang Bali
Aga umumnya mendiami desa-desa di daerah pegunungan seperti Sambiran,
Cempaka Sidatapa, Pendapat, Tiga Wangsa di Kabupaten Buleleng dan
Tanganan.
BAB III
KEBUDAYAAN PULAU DEWATA
A. Kepercayaan Penduduk
Masyarakat Bali sebagian besar menganut agama Hindu – Bali. Hal ini
terlihat dari pola kehidupan masyarakat Bali yang selalu mengadakan upacara
spiritual yang biasa dilakukan minimal 3 kali dalam satu hari. Walaupun
demikian ada pula masyarakat Bali yang menganut agama Islam, Kristen,
Katholik dan Budha.
Dalam kehidupan keagamannya, masyarakat Bali yang beragama Hindu
percaya akan adanya satu Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti yang Esa. Tri
Murti ini mempunyai tiga wujud, yaitu :
- Brahmana sebagai Dewa Pencipta
- Wisnu sebagai Dewa Pelindung
- Siwa sebagai Dewa Perusak
Tempat untuk beribadah di Bali bagi umat Hindu disebut Pura. Di Bali ada
beribu-ribu pura. Masing-masing mempunyai hari kepercayaan atau perayaan
tersendiri sesuai dengan sistem penanggalan. Di Bali mempunyai dua macam
tanggalan yaitu tanggalan Hindu-Bali dan tanggalan Jawa-Bali. Hari raya agama
Hindu adalah Nyepi. Dimana pada hari itu semua masyarakat Bali yang beragama
Hindu melakukan tapa Brata. Dalam melakukan Tapa brata masyarakat sekitar
dilarang melakukan empat hal sebagai berikut :
- Dilarang bekerja
- Dilarang bepergian
- Dilarang menyalakan api
- Dilarang melakukan keramaian.
Pada hari tersebut masyarakat Bali yang beragama Hindu harus berada di
dalam rumah atau Pura untuk mensucikan hati. Tanda berakhirnya Tapa Brata
yaitu dengan diumumkannya oleh Pemuka Agama. Setelah itu, masyarakat Hindu
keluar rumah dan bersilahturahmi dengan keluarga, sanak saudara atau tetangga
dengan saling bersalam-salaman untuk saling bermaafan.
Di Bali terdapat lima macam upacara (Panca Nyadnya) yang masing-
masing didasarkan oleh salah satu sistem penanggalan di Blai yaitu sebagai
berikut :
6
7
1. Manusia Yadnya, yaitu meliputi upacara siklus hidup dari masa anak-anak
hingga dewasa
2. Pitra Yadnya, yaitu upacara-upacara yang ditujukan kepada roh-roh dan
meliputi upacara kematian sampai pada upacara penyucian roh leluhur
(nyekar).
3. Resi Yadnya, yaitu upacara-upacara yang berkenaan dengan pentahbisan
pendeta (Mediksa)
4. Dewa Yadnya, yaitu upacara-upacara yang berkenaan dengan kuil-kuil umum
dan keluarga
5. Buta Yandya, yaitu upacara-upacara yang ditujukan pada kala dan Buta yaitu
roh-roh yang dapat mengganggu.
Pada umumnya apabila orang-orang menyelenggarakan upacara adat
keagamaan maka penuntut dan penyelesaian upacara itu dilakukan oleh seorang
pemimpin agama tertentu yang bias disebut dengan nama Salinggih.
B. Upacara Pembakaran Mayat
Ngaben adalah suatu upacara pembakaran mayat yang dilakukan umat
Hindu di Bali. Upacara ini dilakukan untuk penyucian roh leluhur orang yang
sudah wafat menuju ketempat peristirahatan terakhir dengan cara melakukan
pembakaran jenazah.
Dalam diri manusia mempunyai beberapa unsur semua ini digerakkan oleh
nyawa / roh yang diberikan Sang Pencipta. Saat manusia meninggal yang
ditinggalkan hanya jasad kasarnya saja, sedangkan roh masih ada dan terus kekal
sampai akhir jaman. Disaat itu upacara ngaben ini terjadi sebagai proses
penyucian roh saat meninggalkan badan kasar.
Kata Ngaben sendiri mempunyai pengertian bekal atau abu yang semua
tujuannya mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia.
Dalam ajaran agama Hindu Dewa Brahmana mempunyai wujud selain sebagai
Dewa Pencipta Dewa Brahmana juga dipercaya mempunyai wujud sebagai Dewa
Api. Jadi upacara Ngaben sendiri adalah proses penyucian roh agar bisa dapat
kembali kepada Sang Pencipta. Api penjelmaan dari Dewa Brahmana bisa
membakar semua kotoran yang melekat pada jasad dan roh orang yang telah
meninggal.
8
Upacara Ngaben ini dianggap penting bagi umat Hindu di Bali, karena
upacara Ngaben merupakan perwujudan dan rasa hormat dan sayang dari orang
yang ditinggalkan juga menyangkut status sosial dari keluarga dan orang yang
meninggal.
Ngaben dilakukan dengan beberapa rangkaian upacara, terdiri dari berbagai
rupa sesajen dengan tidak lupa dibubuhi simbol-simbol layaknya ritual lain yang
sering dilakukan umat Hindu di Bali. Upacara Ngaben biasanya dilkaukan secara
besar-besaran. Ini semua memerlukan waktu yang lama, tenaga yang banyak dan
juga biaya yang tidak sedikit dan bisa mengakibatkan Ngaben sering dilakukan
dalam waktu yang lama setelah kematian.
Pada masa sekarang ini masyarakat Hindu di Bali sering melakukan
Ngaben secara missal / bersama, untuk menghemat biaya yang ada, dimana jasad
orang yang meninggal untuk sementara dikebumikan terlebih dahulu sampai
biaya mencukupi baru dilaksanakan. Namun bagi orang dan keluarg ayang
mampu upacara Ngaben dapat dilakukan secepatnya. Untuk sementara waktu
jasad disemayamkan di rumah, sambil menunggu waktu yang baik. Ada anggapan
kurang baik bila penyimpanan jasad terlalu lama dirumah, karena roh orang yang
meninggal tersebut menjadi bingung dan tidak tenang, dia merasa berada hidup di
antara 2 alam dan selalu ingin cepat dibebaskan.
Pelaksanaan Ngaben itu sendiri harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan
pendeta untuk menetapkan kapan hari baik untuk dilakukannya upacara. Sambil
menunggu hari baik yang akan ditetapkan biasanya pihak keluarga dan dibantu
masyarakat beramai-ramai melakukan persiapan tempat mayat (gade / keranda)
dan replica berbentuk lembu yang terbuat dari bambu, kayu, kertas warna-warni,
yang nantinya untuk tempat pembakaran mayat tersebut.
Di pagi harinya saat upacara ini dilaksanakan seluruh keluarga dan
masyarakat akan berkumpul mempersiapkan upacara. Sebelum upacara
dilakukan/dimandikan, proses pelaksanaan pemandian dipimpin oleh seorang
pendeta atau orang dari golongan kasta Brahmana. Setelah proses pemandian
selesai, mayat dirias dengan mengenakan pakaian baju adat Bali, lalu semua
anggota keluarga berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir dan
diiringi doa semoga arwah yang diupacarai memperoleh kedamaian dan berada
ditempat yang lebih baik. Mayat yang sudah dimandikan dan mengenakan
pakaian tersebut diletakkan di dalam Bade / Keranda. Seluruh anggota keluraga
dan masyarakat berbaris didepan Bade/keranda. Selama dalam perjalanan menuju
9
tempat upacara Ngaben tersebut, bila terdapat persimpangan atau pertigaan,
Bade/keranda akan diputar-putar sebanyak tiga kali. Ini dipercaya agar di arwah
bingung dan tidak kembali lagi. Dalam pelepasan jenazah tidak ada isak tangins,
tidak baik untuk jenazah tersebut. Seakan tidak rela atas kepergiannya. Arak-
arakan yang menghantar kepergian jenazah diiringi bunyi gamelan, kidung suci.
Pada sisi depan dan belakang Bade/keranda yang diusung terdapat kain putih
yang mempunyai makna sebagai jembatan penghubung bagi sang arwah untuk
dapat sampai ke tempat asalnya.
Setelah sampai dilokasi kuburan atau tempat pembakaran yang sudah
disiapkan, mayat di masukan / diletakkan diatas/didalam replica berbentuk lembu
yang ssudah disiapkan dengan terlebih dahulu pendeta atau seorang dari kasta
Brahmana membacakan mantra dan doa, lalu upacara Ngaben dilaksanakan
kemudian “lembu” dibakar sampai menjadi abu. Sisa abu dari pembakaran mayat
tersebut dimasukkan kedalam buah kelapa gading lalu kemudian
dilarungkan/dihanyutkan kelaut atau sungai yang dianggap suci.
C. Bahasa
Layaknya daerah-daerah lainnya diberbagai belahan dunia, Bali juga
tentunya memiliki bahasa yang digunakan untuk saling berkomunikasi diantara
sesama masyarakatnya maupun antara masyarakat sekitar dengan wisatawan yang
datang dari berbagai belahan dunia. Masyarakat Bali meskipun mendiami suatu
wilayah yang sama namun memiliki tingkat keragaman bahasa dan budaya yang
multiculturalistik. Mendatangi Bali seolah melihat wajah Indonesia mini dalam
satu pulau.
Bali diharuskan pula untuk bisa berbahasa internasional. Bahasa Bali
merupakan bahasa yang paling luas digunakan oleh masyarakat di Bali. Meski
demikian, tak dipungkiri bahwa di Bali ada komunitas Dwi bahkan Tribahasa
dalam masyarakatnya atau masyarakat yang menggunakan lebih daru satu bahkan
dua bahasa dalam percakapannya. Jadi, sangat jelas bahwa diantara mereka
menggunakan versi bahasa Bali yang lebih dari satu namun satu sama lainnya
bisa saling memahami dan mengerti.
Selain itu dalam klasifikasi sosialnya terdapat sistem kasta yang menonjol.
Bahasa merupakan salah satu instrument untuk melakukan identifikasi orang yang
sedang kita ajak bicara berasal dari suatu sekte yang mana. Hal ini tentunya
menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan wisatawan.
10
D. Pembagian Kasta
Dalam kehidupan masyarakat Bali ada pembagian tingkat sosial atau yang
sering disebut kasta. Kasta tersebut dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Kasta Brahmana
Yaitu golongan pendeta (orang suci). Gelar yang dimiliki adalah Ida Bagus.
2. Kasta Ksatria
Yaitu golongan para prajurit kerajaan. Gelar yang dimiliki adalah Dewa.
3. Kasta Waisya
Yaitu golongan para pedagang dan kaum buruh menengah. Gelar yang
dimiliki adalah Made, Gusti.
4. Kasta Sudra
Yaitu golongan petani, buruh kecil dan budak. Gelar yang dimiliki adalah
pasek.
Pada zaman dahulu, kasta sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat
Hindu di Bali. Kasta di Bali kental pada masa penjajahan Belanda, sehingga
penjajah dapat dengan leluasa memisahkan raja dengan rakyatnya. Selama
berabad-abad masyarakat Bali telah diajari bahwa kasta yang lebih tinggi harus
dihormati. Sehingga apabila kita berbicara dengan orang yang berkasta lebih
tinggi, baik lebih muda, lebih tua atau seusia kita harus menggunakan bahasa Bali
yang halus, tetapi apabila berbicara dengan orang yang berkasta lebih rendah,
tidak diwajibkan menggunakan bahasa Bali yang halus.
Dalam kehidupan masyarakat Bali, pernikahan merupakan hal yang sangat
penting, karena dengan pernikahan seseorang baru dianggap sebagai warga penuh
dari masyarakat dan memperoleh hak dan kewajiban.
Menurut anggapan adat lama, sistem klan-klan (dadia) dan sistem kasta
(wangsa) di lakukan diantara warga se-klan atau diantara orang-orang yang
dianggap sederajat dalam kasta.
Perkawinan adat di Bali bersifat endogamy klien, sedangkan perkawinan
yang dicita-citakan oleh orang Bali yang masih kolot adalah perkawinan antar
anak dari dua saudara laki-laki. Keadaan ini memang agak menyimpang dari
masyaraka Bali yang pada umumnya bersifat endogamy. Orang-orang seklen di
Bali itu adalah orang-orang sederajat kedudukannya dalam adat dan agama serta
kasta.
Pada zaman dahulu, masyarakat Bali tidak diperbolehkan menikah dengan
kasta yang berbeda. Layaknya beda agama dengan Islam. Namun sekarang masih
11
ada masyarakat Bali yang mempermasalahkan pernikahan beda kasta. Pernikahan
kasta sendiri ada 2 macam, yaitu :
- Kasta istri lebih tinggi dari kasta suami
Pihak perempuan biasanya tidak akan mengizinkan putrinya menikah dengan
lelaki yang memiliki kasta yang lebih rendah. Perempuan yang menikah
dengan laki-laki yang berkasta lebih rendah akan mengalami turun kasta
mengikuti kasta suaminya yang disebut “Nyerod.”
- Kasta istri lebih rendah dari pada kasta suami
Pernikahan semacam ini biasanya memberi kebanggaan tersendiri bagi
keluarga perempuan, karena putrinya mereka berhasil mendapatkan pria dari
kasta yang lebih tinggi.
E. Kesenian di Pulau Bali
Seperti kita ketahui di Indonesia memiliki daerah dan suku bangsa yang
mempunyai cirri khas sendiri. Salah satunya adalah pulau Bali yang dikenal
dengan keseniannya yang sudah terkenal hingga mancanegara. Beberapa kesenian
Pulau Bali yang menjadi cirri khas tersendiri adalah seni tari, seni patung, seni
lukis dan sebagainya.
a. Seni tari
Bali dikenal dengan seni tarinya. Tari Bali dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
- Tari Wali
Yaitu tarian yang dimainkan pada saat upacara keagamaan. Contoh tari
wali adalah tari penelan dan tari lencana.
- Tari Bali
Yaitu tari-tarian untuk menyemarakkan upacara. Contoh : Tari Topeng.
- Tari Bolehan
Yaitu tarian yang dikomersialkan atau untuk mendapatkan keuntungan
financial. Contoh : tari kecak.
- Tari Barong
Yaitu tarian yang menggunakan gerakan yang energik dan magis yang
mengandung unsur-unsur spiritual. Waktu pertunjukan tari Barong yaitu
pada sore dan pagi hari saja. Banyak wisatawan yang rela berdesak-
desakan untuk dapat menyaksikan tarian ini karena memang tempatnya
terbatas.
12
b. Rumah Adat
Rumah adat Bali terbentuk candi bentar yang juta merupakan pintu masuk
istana Raja Gapura Cnadi Bentar di buat dari batuan merah dengan ukiran-
ukiran dari batu merah cadas.
Adapun ruangan-ruangan yang ada didalam rumah adat Bali yaitu Bale
Begang, adalah tempat beristirahat raja dan keluarga. Bale manikin
merupakan tempat untuk menyabung ayam, dan Kari Agung adalah pintu
masuk pada waktu acara besar, sedangkan Bebetahan merupakan pintu masuk
pada saat keperluan tertentu.
BAB IV
SEKTOR PARIWISATA SEBAGAI ASET DEVISA INDONESIA
A. Sejarah Pariwisata
Perjalanan wisata Internasional di Bali telah dimulai pada permulaan abad
20 dimana dimulai pada permulaan abad 20 dimana sebelumnya bahwa Bali
diketemukan oleh orang Belanda tahun 1579 yaitu oleh ekspedisi orang Belanda
tahun 1579 yaitu oleh ekspedisi (Cornelis de Houtman) dalam perjalanannya
mengelilingi dunia untuk mencari rempah-rempah lalu sampai di Indonesia.
Kemudian pada tahun 1920 mulailah wisatawan dari Eropa datang ke Bali.
Hal ini terjadi berkat dari kapal-kapal dagang Belanda yaitu KPM (Koninklijkr
Paketcart Maatsckapy) yang dalam usahanya mencari rempah-rempah ke
Indonesia dan juga agar kapal-kapal tersebut mendapat penumpang dalam
perjalanannya ke Indonesia lalu mereka memperkenalkan Bali di Eropa sebagai
(the Island of God).
Para wisatawan yang sudah pernah ke Bali lalu menceritakan pengalaman
kunjungannya selama di Bali kepada teman-temannya. Penyebaran informasi
mengenai Bali baik karena tulisan-tulisan tentang Bali maupun cerita dari mulut
ke mulut menyebabkan Bali dikenal dimancanegara. Bahkan sampai saat ini nama
Bali masih lebih dikenal umum dibandingkan dengan nama Indonesia di
mancanegara.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka penyebaran informasi mengenai
daerah tujuan wisata (DTW). Bali selalu mengutamakan nama Indonesia, baik itu
penyebaran informasi melalui brosur-brosur maupun pada pameran-pameran yang
diadakan di negara asing. Sehingga dengan demikian diharapkan nama Indonesia
lebih dikenal dan dipahami bahwa Bali adalah salah satu propinsi yang ada di
Indonesia dan merupakan bagian dari Indonesia, bukan sebaliknya.
Untuk menampung kedatangan wisatawan asing ke Bali maka pada tahun
1930 didirikanlah hotel yang pertama di bali yaitu Bali Hotel. Yang terletak di
Jantung Kota Denpasar, disamping itu juga ada sebuah pesanggrahan yang
terletak dikawasan wisata Kintamani.
Baru pada tahun 1956 kepariwisataan di Bali dirintis kembali. Pada tahun
1963 didirikan Hotel Bali Beach (Grand Bali Beach) sekarang dan diresmikan
pada bulan November 1966. Hotel Bali Beach mempunyai sejarah tersendiri
13
14
dimana merupakan satu-satunya Hotel berlantai 9 (sembilan) tingginya lebih fari
15 meter.
B. Klasifikasi Obyek Wisata
1. Wisata Alam
a. Danau Bedugul
Danau Beratan, Bedugul, Bali merupakan sebuah tempat di Bali
yang terletak di pegunungan yang memiliki suasana sejuk dan nyaman.
Tepatnya di Desa Candi Kuning Kabupaten Tabanan. Disini kita akan
melihat pemandangan keindahan alam danau Beratan, dan pura Ulun
Danu. Jaraknya + 70 km dari wilayah wisata kota atau Bandara Ngurah
Rai.
Untuk menikmati panorama di Bedugul kita dapat menyewa perahu
dayung atau perahu motor. Dalam perjalanan mengelilingi danau. Kita
akan melihat disekitar danau banyak terdapat gua yang pada zaman
penjajahan Jepang untuk bersembunyi. Selain itu, pada saat-saat hari baik
menurut kalender Hindu, kita sering bertemu dengan warga yang
melakukan kegiatan upacara agama, baik itu rangkaian upacara di pura
ataupun ngaben.
2. Wisata Bahari
a. Tanah Lot
Tanah lot merupakan objek wisata bahari yang terletak di desa
Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Tanah lot adalah sebuah
batu karang yang dikelilingi oleh laut yang diatas batu karang tersebut
terdapat sebuah pura yang disebut Pura tanah lot.
Tanah lot sendiri terdiri dari kata “tanah” yang diartikan sebagai
“batu karang yang menyerupai gili atau pulau kecil,” sedangkan kata “lot”
berarti “laut”. Sehingga nama Tnah Lot diartikan sebagai pulau kecil yang
terapung ditengah lautan. Pura tanah yang terapung ditengah lautan. Pura
tanah lot ini dulunya dibangun berdasarkan petunjuk dari Dang Hyang
Nirartha yang menyebabkan agama Hindu dari Tanah Jawa pada abad ke
16.
Pura tanah lot dibangun diatas batu karang seluas + 3 are dan dapat
dicapai dalam beberapa menit denan berjalan kaki, karena hanya berjarak
sekitar 100 m dari tepi pantai. Bila air laut sedang surut, pada beberapa
15
celah batu karang disekitar pura tanah lot terdapat beberapa ekor ular
belang berwarna hitam putih yang sangat jinak dan menurut masyarakat
setempat bahwa ular-ular tersebut adalah milik dewata yang bertugas
sebagai penjaga pura tanah lot. Disekitar pura juga terdapat mata air tawar
yang hanya dapat terlihat bilaman air laut sedang surut. Air tersebut
merupakan air suci yang bisa digunakan pendeta untuk mensucikan
wisatawan yang ingin merasakan salah satu tradisi Bali. Pura tanah lot
juga dikenal sebagai tempat yang indah untuk melihat sunset.
b. Pantai Kuta
Pantai kuta merupakan salah satu objek wisata Bahari di bali yang
menyajikan suasana keceriaan sepanjang hari. Letaknya + 4 km dari
Bandara Ngurah Rai dan + 9 km dari Kota Denpasar. Pantai Kuta
termasuk pantai yang landai dengan ombak yang cukup besar yang sangat
cocok untuk berselancar. Dengan pasir putih yang terlihat bercahaya
banyak wisatawan asing berjemur.
Di dekat jalan pantai kuta terdapat banyak toko yang menjual
berbagai macam kebutuha, penjualan souvenir, restaurant, penginapan
atau hotel-hotel yang bertaraf internasional serta tempat hiburan lainnya
yang tidak pernah sepi pengunjung dari pagi hingga malam. Dari situlah
menunjukkan bahwa pantai kuta merupakan jantung pariwisata di pulau
Bali.
3. Wisata Budaya
a. Tari Kecak
Kesenian Tari Kecak adalah pertunjukkan seni khas Bali yang
diciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak yang bekerjasama
dengan pelukis Jerman Walter Spies. Berdasarkan tradisi Sanghyang dan
bagian-bagian kisah Ramayan, Wayan Limbak mempopulerkan tari kecak
saat berkeliling dunia bersama rombongan balinya.
Pertunjukan ini dimainkan oleh puluhan atau lebih penari laki-laki
yang duduk berbaris melingkar sambil menyerukan “cak” dan sambil
menggerakkan tangannya. Tari kecak sering disebut sebagai tari “cak”
atau tari api (firedance) merupakan tari pertunjukkan massal atau hiburan
dan cenderung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena
seluruhnya menggambarkan seni peran dari lakon pewayangan-
16
pewayangan seperti Rama dan Shinta dan tidak secara khusus digunakan
dalam ritual agama Hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya.
Keunikan tari kecak yaitu tidak seperti tari Bali lainnya
menggunakan gamelan sebagai music pengiring tetapi dalam pementasan
tari kecak ini hanya memadukan seni dari suara mulut atau teriakan seperti
“cak cak kecak cak ke” sehingga tarian ini disebut tari kecak.
b. Museum Bali
Museum Bali adalah museum penyimpanan peninggalan masa
lampau dan etnografi. Struktur fisik bangunannya merupakan perpaduan
struktur fisik atau keraton dan banyak koleksinya terdiri dari benda-benda
etnogragfi antara lain peralatan dan perlengkapan hidup, kesenian,
keagamaan, bahasa, tulisan dan lain-lain yang mencerminkan kehidupan
dan perkembangan Budaya Bali.
Gagasan didirikannya museum Blai pertama k ali dicetuskan oleh
W.F.J Kroon (1909 – 1913) asisten residen Bali Selatan di Denpasar.
Gagasannya terwujud dengan berdirinya sebuah gedung yagn disebut
gedung I Gusti Gede Ketut Kandel dari Banjar Belong bersama seorang
arsitek Jerman yaitu Curt Grundler. Sokongan dana dan materi berasal dari
raja-raja yaitu Buleleng, Tabanan, Badung dan Karangasem.
Gagasan W.F Sjtuhim Kepala Dinas Purbakala melanjutkan
usaha-usaha melengkapi dengan peninggalan etnografi pada tahun 1930.
Untuk memperlancar pengelolaan museum, maka dibentuklah sebuah
yayasan yang diketuai oleh H.R. Ha’ak, penulis G.J Groder, bendera G.M
Hendrik para anggota R. Goris, I Gusti Ngurah Alit Raja Badung I Gusti
Bagus Negara dan V.A Spies. Personalistas yayasan yang disahkan pada
tanggal 8 Desember 1982 dan gedung Karangasem, gedung Buleleng,
serta gedung Tabanan dibuka untuk pameran, tetap dengan konleksi dari
benda-benda prasejarah, sejarah, etnografi, termasuk seni rupa.
c. Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Garuda Wisnu Kencana yaitu sebuah objek wisata budaya
dibagian selatan pulau Bali. Objek wisata ini berlokasi di dekat Ungasan –
Bukit Jimbaran, Bali. Daerah ini dulunya merupakan perbukitan kapur
yang sangat kering dan tandus. Kemudian oleh pemerintah setempat
diolah sehingga menjadi objek wisata budaya yang memukau kemudian
17
objek wisata ini terletak pada bangunan-bangunan atau relief-relief yang
dibentuk langsung dari bukit kapur yang sangat indah dan menarik.
Selain keunikan tersebut, juga terdapat 2 patung, yaitu patung
Wisnu dan patung garuda. Patung yang berwujud Dewa Wisnu yang
dalam agama Hindu adalah Dewa Pelindung dan Pemelihara yang
mengendarai burung garuda. Diambil dari cerita “Garuda dan
Kerajaannya”, dimana rasa bukti pengorbanan burung garuda yang
menyelamatkan ibunya dari perbudakan dan akhirnya dilindungi oleh
Dewa Wisnu.
Patung garuda Wisnu Kencana ini rencanya akan dibangun dengan
ketinggian melebihi patung Liberty di New York. Di tempat ini juga
sering digunakan untuk konser music yang dimeriahkan oleh artis-artis
terkenal baik arti dari luar negeri mauun dalam negeri.
4. Wisata Belanja
a. Joger
Joger merupakan sebuah pabrik kata-kata yang berlokasi di Jalan
Raya Kuta. Tempatnya sangat strategis dan menempuh waktu 10 menit
dari Bandara Ngurah Rai.
Nama Joger sendiri diambil dari nama pemiliknya yaitu Bapak
Josep Theodorus Wulianadi yang digabung dengan nama sahabatnya
Bapak Gerard. Sahabatnya ini sangat berjasa dalam merintis usaha pabrik
kata-kata ini. Pada tahun 1981 diberi hadiah pernikahan oleh Gerard
sebesar $20.000 sebagai modal awal dalam usahanya.
Joger mulai berdiri kecil-kecilan tanpa nama dengan sistem
pemasaran door to door dan hanya dengan modal awal Rp. 500.000. Mulai
pertengahan tahun 1980 berkat bantuan dari segala pihak terutama dari
pihak keluarga yang meminjamkan gedung (toko) di jalan Sulawesi no. 37
Denpasar tepat di depan pasar Badung). Namun, pada tahun 1987 tepatnya
tanggal 17 Juli. Joger pindah ketempat sekarang yaitu di jalan Raya Kuta
sebelah supermarket supernova. Toko ini tidak pernah sepi pengunjung,
terutama saat musim liburan, hari Raya Idul Fitri, Natal maupun
menjelang tahun baru.
Meskipun demikian, secara konsisten dan konsekuen Joger tidak
mau (bukan tidak bisa atau tidak mampu) membuka cabang. Pada tahun
18
1998 memutuskan untuk hanya menjual produk-produknya di pabrik kata-
kata Kuta Bali saja.
Sejak akhri tahun 1987 Joger mengubah orientasi perusahaan Joger
dari profit oriented menjadi Happines Oriented. Dalam artian Joger tidak
lagi menjadikan profit (keuntungan materi) sebagai tujuan utama dan
mulai saat itu juga Joger tidak lagi mengejar-ngejar uang, tapi juga tidak
sampai menolak atau meremehkan uang secara keras dibawakan oleh
konsumen kepadanya. Joger selalu berusaha untuk serius dalam mencari
nafkah, tetapi tidak lagi memaksakan diri sendiri atau orang lain. Jam
kerjanya pun dibatasi sehingga ga serius tapi santai.
5. Wisata Pendidikan
a. Universitas Udayana
Cikal bakal Unud adalah fakultas sastra Udayana cabang
Universitas Airlangga yang diresmikan oleh P.J.M Presiden Republik
Indonesia Ir. Soekarno dibuka oleh J.M. Menteri PP dan K Prof. DR.
Priyono pada tanggal 29 September 1958.
Fakultas sastra Udayana yang merupakan embrio dari Universitas
Udayana secara resmi diakui sebagai Universitas sejak 1 Januari 1959.
Peresmian fakultas sastra Udayana mempunyai arti yang sangat penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan Universitas Udayana.
Pada awal tahun 1960-an masyarakat Bali mengidam-idamkan
adanya sebuah perguruan tinggi di daerah ini untuk mewujudkan
keinginan masyarakat tersebut maka pada tanggal 12 Mei 196 diadakanlah
pertemuan diantara tokoh-tokoh pendidikan. Para pejabat daerah dan
pemuka masyarakat. Pertemuan ini dipimpin oleh Prof. Dr. Purbotjakra
yang dibantu oleh seorang sekretaris yaitu Prof. Dr. Ida Bagus Mantra.
Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama formortur ini sudah
dapat membentuk sebuah badan yang diberi nama perguruan tinggi daerah
Bali yang diketuai oleh Ida Bagus Oka (Koordinator Dinas Pekerjaan
Umum Nusa Tenggara) wakil ketua Dr. I Gusti Ngurah Gede Ngurah dan
dibantu oleh dua orang sekretaris Prof. Dr. Ida Bagus Mantara dan Drh.
G.N Teken Temadja dilengkapi oleh pelindung. Mengawasi nasehat
bendahara dan beberapa orang anggota.
Badan perguruan tinggi daerah Bali ini berhasil membentuk panitia
persiapan Universitas Udayana Bali yang kemudian disahkan dengan surat
19
keputusan menteri PTIP No. 4 Tahun 1962 tanggal 15 Januari 1962.
Adapun susunan personalia panitia persiapan pendirian Universitas
Udayana adalah sebagai berikut :
Penasehat : Kol. Supardi, Panglima Kodam XVI UdayanaKetua : Anak Agung Bagus Sutedja, Gubernur Kepala Daerah BaliKetua I : Letkol. Suroso, Komandan Korem BaliKetua II : Drs. R. Siswadji, Kepala Komisaris Daerah BaliKetua III : Mr. Poerwanto, Jaksa Tinggi Daerah BaliSekretaris : Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, Pj. Ketua Fakultas Sastra UdayanaAnggota : 1. dr. Anak Agung Made Jelantik
2. Drh. I Made Geria3. I Made Mendra4. I Nyoman Tirta5. I Gusti Bagus Sugriwa6. Ny. Gedong Bagus Oka7. Tjilik8. I Ketut Mandra
Panitia persiapan ini kemudian menjajagi hal-hal yang berhubungan
dengan pendirian Universitas Udayana. Salah satu syarat yang ditetapkan
oleh departemen PTIP untuk pendirian universitas pada waktu itu adalah
harus memiliki empat fakultas, yang terdiri dari dua fakultas eksakta dan
dua fakultas non eksakta. Berdasarkan potensi dan kemampuan yang ada
serta kebutuhan masyarakat Bali dan Nusa Tenggara pada saat itu maka
Panitia Persiapan merencanakan membuka empat fakultas yaitu:
1. Fakultas Sastra
2. Fakultas Kedokteran
3. Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan
4. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pulau Bali merupakan asset daerah yang menambah devisa negara karena Bali
tidak pernah sepi pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri.
2. Dalam kehidupan masyarakat Bali ada pembagian tingkat sosial atau yang
sering disebut Kasta.
3. Kesenian pulau Bali yang menjadi ciri khas tersendiri adalah seni tari. Seni
patung, dan seni lukis.
4. Keindahan pantai dan acara adat masyarakat Bali telah menjadikan Bali
sebagai asset negara yang begitu berharga.
5. Keindahan alam, budaya dan adat istiadat maka pulau Bali menjadi tujuan
wisata para wisatawan domestik dan mancanegara.
B. Saran
Saran-saran yang ingin penulis sampaikan dalam karya tulis ini antara
lain :
1. Kebudayaan asli Bali yang sudah ada perlu dijaga, dilestarikan dan
dipertahankan keutuhannya agar tidak hilang keasliannya.
2. Objek-objek wisata yang ada di bali juga harus dijaga dan dilestarikan karena
dapat meningkatkan devisa bagi negara pada umumnya dapat
mensejahterakan masyarakat Bali pada khususnya karena mayoritas
masyarakat Bali hidupnya tergantung pada sektor pariwisata.
3. Sebagai bangsa yang mempunyai keanekaragaman seni dan budaya serta
keindahan alam yang mempesona. Maka kita harus bangga dan menjaga citra
pulau Bali sebagai Objek Wisata.
4. Laporan ini baik untuk dibaca semua orang guna menambah pengetahuan
tentang Pulau Bali.
20
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis SMAN 3 Pemalang
Koentjaningrat.1998.Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta;
Djambatan.
Bagus, I Gusti Ngurah.1965. antropologi dan segi-segi pembangunan di Bali,
Denpasar; Cakrawala Publishing.
http://wikipedia.org/wiki/Bali
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka.
Bagus.1971. Kebudayaan masyarakat Bali dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta;
Penerbit Djambatan
http://www.potretbali.blogspot.com
http://m.facebook.com/notes/i-love-bali/sejarah-pariwisata-bali/251297755177
http://wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/upacara-Ngaben
http://bali.panduanwisata.com/uncategorized/bahasa-yang-digunaka-di-bali
21
22
LAMPIRAN