karya tulis ilmiah identifikasi jenis makanan pada … hujrianto 2016.pdf · penyakit degeneratif...

98
81 KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI TAHUN 2016 Di Susun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Di Politeknik Kesehatan Kendari OLEH : HUJRIANTO POO320013010 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2016

Upload: others

Post on 06-Sep-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

81

KARYA TULIS ILMIAH

IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA LANSIA YANG

MENGALAMI HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA

WERDHA MINAULA KENDARI TAHUN 2016

Di Susun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Keperawatan Di Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH :

HUJRIANTO

POO320013010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2016

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

82

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

83

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

84

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

a. N a m a : Hujrianto Lukman

b. Tempat/ tanggal Lahir : Abelisawah, 15 April 1994

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Suku / Bangsa : Tolaki /Indonesia

e. Agama : Islam

f. Alamat : Jln. Masjid Nurul Amin, No 25, Desa

Abelisawah Kecamatan Anggalomoare

Kabupaten Konawe.

II. JENJANG PENDIDIKAN

a. SD Negeri 01 Galu, Tamat Tahun 2006

b. SLTP Negeri 03 Kendari, Tamat Tahun 2009

c. SMA Negeri 01 Sampara, Tamat Tahun 2012

d. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan Tahun 2013 sampai

sekarang.

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

85

MOTTO

“ Kehidupan adalah sebuah pendidikan, belajar untuk ikhlas, jujur, usaha keras, dan sukses. Jangan pernah menyerah menggapain impian, harapan, cita – citamu meskipun memberikan lukamu, sebelum kesuksesan digenggaman

tanganmu. Meskipun jalan, pilihan, cara, pandanganmu berbeda dari lingkungan sekitarmu, tetap yakin dan terus berjuang selama dalam

bimbingan dan tuntunan Allah SWT.

Karena dengan segala perjuangan dan kerendahan hati, gapailah tangga tertinggi kesuksesan, buat mereka menoleh, bersorak, menepuk pundakmu, dan bangga kepadamu, bukan karena hasil yang kamu capai tapi bangga karena proses yang kamu jalani, dan ingatlah bukan kau tak perlu harta

untuk jadi sempurna, tapi hanya permata indah di dalam jiwa, dan bukan karena harta kau kan jadi berharga, tapi hati yang mulia itulah kunci dan

penghargaan sebenarnya.

Bahagialah dengan adanya dirimu sendiri, semampumu, karena dengan hitam dan putihmu. Karena perjuangan adalah orang tua, sahabat, keluarga,

dan seni yang selalu memberikan semangat dengan beragam cara, itulah motivasiku dalam berjuang hingga sukses”.

Ku persembahkan Karya Tulis Ilmiah Ini kepada kedua Orang Tuaku, Saudaraku, Sahabat, Agama, Bangsa, Negara dan Almamaterku.

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

86

ABSTRAK

HUJRIANTO (POO320013010). Identifikasi Jenis Makanan Pada Lansia Yang

Mengalami Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kecamatan

Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan. Yang dibimbing oleh Ibu Anita Rosanty

dan Ibu Dali (xii + 82 + 12). Berdasarkan data yang diperoleh jumlah lansia yang

mengalami hipertensi berjumlah 43 orang. Kemudian terdapat beberapa menu

permakanan untuk seluruh lansia diantaranya : sumber karbohidrat, lemak, protein

nabati, natrium, serat. Rumusan masalahnya untuk Identifikasi Jenis Makanan

Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidientifikasi jenis makanan tinggi karbohidrat,

lemak, natrium, protein nabati, dan rendah serat sebagai pencetus hipertensi serta

mengklasifikasi hipertensi ringan, hipertensi stadium 1, hiperttensi stadium 2, dan

hipertensi stadium 3 pada lansia yang mengalami hipertensi. Hipertensi adalah

gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi,

yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan,

jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna, akan

menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang. Jenis penelitian

ini adalah deskriptif dengan pendekatan observasi langsung dan wawancara.

Populasi penelitian ini adalah semua lansia yang mengalami hipertensi yang

berjumlah 43 orang sekaligus merupakan sampel dalam penelitian dan diambil

secara total sampling. Data yang diambil berupa data sekunder dan primer adalah

daftar lansia penghuni panti, daftar menu permakanan, jumlah penderita

hipertensi. Teknik analisis dan penyajian data secara deskriptif dan disajikan

dengan tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan. Hasil penelitian dari 43

responden hipertensi, sebanyak 26 lansia (60%) mengonsumsi jenis makanan

yang tidak sesuai sebagai pencetus hipertensi, dan 17 lansia (40%) mengonsumsi

jenis makanan bukan faktor pencetus. Sedangkan 13 lansia (30%) hipertensi

ringan, 21 (49%) hipertensi stadium 1, 6 orang (14%) hipertensi stadium 2, 3

orang (7%) hipertensi stadium 3.

Daftar Pustaka : 15 (1991-2012)

Kata Kunci : Hipertensi, Jenis Makanan, Tekanan Darah dan Lansia.

vi

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

87

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------------ i

HALAMAN PERSETUJUAN ------------------------------------------------------- ii

HALAMAN PENGESAHAN ------------------------------------------------------- iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ------------------------------------------------------- iv

MOTTO --------------------------------------------------------------------------------- v

ABSTRAK ------------------------------------------------------------------------------ vi

KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- vii

DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------- viii

DAFTAR TABEL --------------------------------------------------------------------- ix

DAFTAR LAMPIRAN --------------------------------------------------------------- x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ------------------------------------------------------- 1

B. Rumusan Masalah --------------------------------------------------- 6

C. Tujuan Penelitian ---------------------------------------------------- 6

D. Manfaat Penelitian --------------------------------------------------- 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Hipertensi ------------------------------------- 9

B. Tinjauan Tentang Tekanan Darah -------------------------------- 27

C. Tinjauan Tentang Lansia ------------------------------------------- 33

D. Tinjauan Tentang Jenis Makanan --------------------------------- 50

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran ----------------------------------------------------- 63

B. Kerangka Konsep --------------------------------------------------- 64

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

88

C. Variabel Penelitian -------------------------------------------------- 65

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ---------------------- 65

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ------------------------------------------------------ 67

B. Waktu dan Tempat Penelitian ------------------------------------- 67

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ----------- 67

D. Instrumen Penelitian ------------------------------------------------ 69

E. Jenis dan Cara Pengambilan Data --------------------------------- 69

F. Pengolahan Data ----------------------------------------------------- 69

G. Analisa Data ---------------------------------------------------------- 70

H. Penyajian Data ------------------------------------------------------- 71

I. Etika Penelitian ------------------------------------------------------- 71

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ------------------------------------------------------ 73

B. Pembahasan ---------------------------------------------------------- 77

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------- 81

B. Saran ------------------------------------------------------------------ 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

89

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Hal

Tabel 5.1 Distribusi Sarana dan Prasarana di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Kecamatan Ranoomeeto Kabupaten Konawe Selatan

Tahun 2016 --------------------------------------------------------------- ------ 74

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Lanjut Usia Menurut Jenis Kelamin --- ------ 75

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Lanjut Usia Menurut Kelompok Umur ------ 75

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Lanjut Usia Menurut Tingkat Pendidikan ---- 76

Tabel 5.5 Karakteristik Variabel Penelitian Lanjut Usia Yang Mengalami

Hipertensi ----------------------------------------------------------------- ------ 76

Tabel 5.6 Karakteristik Variabel Penelitian Lanjut Usia Yang

Mengalami Hipertensi ------------------------------------------------- ------ 77

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

90

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal

2. Protap Pengukuran Tekanan Darah

3. Lembar Kuesioner

4. Daftar Menu Permakanan

5. Surat Pengantar Izin Penelitian Dari Institusi

6. Surat Izin Penelitian dari Badan Riset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

7. Lembar Permintaan Menjadi Responden

8. Surat Persetujuan Responden

9. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

10. Tabulasi Identifikasi Jenis Makanan

11. Tabulasi Identifikasi Hipertensi / Tekanan Darah

12. Master Tabel

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

91

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu

indikator keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Sasaran rencana

strategi Kementerian Kesehatan RI tahun 2010-2014 adalah meningkatkan

UHH dari 70,7 menjadi 72 tahun. Menurut hasil SUSENAS tahun 2010

jumlah lansia 18,1 juta jiwa atau 9,6 % dari jumlah penduduk, sedangkan

pada tahun 2012 jumlah lansia sudah mencapai 19 juta jiwa atau sekitar 8,5 %

dari jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah lansia dan

diprokyesikan akan terus meningkat, sehingga diperkirakan pada tahun 2025

akan menjadi 28,8 juta jiwa. Pertambahan jumlah lanjut usia selain dapat

meningkatkan umur harapan hidup, namun juga akan menimbulkan berbagai

permasalahan kompleks bagi lansia, keluarga maupun masyarakat meliputi

aspek fisik, biologis, mental maupun sosial-ekonomi. Seiring dengan

permasalahan tersebut, pada akhirnya juga akan mempengaruhi asupan

makanannya serta dapat menimbulkan berbagai penyakit, baik itu penyakit

kronik, degeneratif dan menular. Dari hasil penelitian modern, penyakit

degeneratif memiliki korelasi yang cukup kuat dengan bertambahnya proses

penuaan usia seseorang, meski faktor keturunan cukup berperan besar

(Komnas Lansia, 2010). Tingginya jumlah lansia yang menderita penyakit

degeneratif tentunya memberikan pengaruh pada Umur Harapan Hidup lansia

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

92

serta memberikan dampak buruk bagi seluruh aspek kehidupannya baik itu di

dalam lingkungan keluarganya, masyarakat, hingga negara. Salah satu

penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi

salah satu permasalahan sosial dan kesehatan bagi negara, tidak lain adalah

penyakit Hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang

mengakibatkan kesakitan yang tinggi. Hipertensi atau penyakit darah tinggi

adalah gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen

dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkannya (Sustarmi, et al., 2005). Secara umum hipertensi

merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah yang tinggi di

dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap penyakit-penyakit

yang berhubungan dengan kardiovaskuler seperti stroke, gagal ginjal,

serangan jantung, dan kerusakan ginjal (Sutanto, 2010). Hipertensi pada

lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST),

meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya kemungkinan

timbulnya kejadian stroke dan infark myocard bahkan walaupun tekanan

diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic hypertension). Isolated

systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi pada

lansia. Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada orang

yang berumur 50 sampai 59 tahun. Salah satu penyebab hipertensi pada lansia

adalah karena perubahan pola atau gaya hidup, termasuk pola konsumsi

makan, di samping itu malnutrisi yang lama pada lansia akan mengakibatkan

pada kelemahan otot dan kelelahan karena energi yang menurun kemudian

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

93

akan mengalami ketidakmampuan dalam mobilisasi sehingga terjadi cedera

atau luka tekan (Watson Roger, 2003).

Lansia yang mengalami hipertensi perlu menjaga pola makan atau

konsumsinya, salah satunya adalah jenis makanan yang dikonsumsi. Jenis

makanan yang dikonsumsi lansia dengan hipertensi memiliki kriteria yang

berbeda dengan lansia yang memiliki penyakit degeneratif lainnya guna

menghindari dan mencegah dampak atau komplikasi lebih lanjut dari

hipertensi. Oleh karena itu, lansia dengan hipertensi perlu diberikan dan

diperhatikan jenis makanan yang diberikan untuk mengurangi peningkatan

tekanan darahnya agar tetap dalam ambang normal. Beberapa jenis makanan

yang perlu diperhatikan saat memberikan makanan pada lansia dengan

hipertensi salah satunya adalah kandungan lemak dan natrium yang tinggi.

Asupan makanan dengan kandungan lemak dan natrium yang tinggi dapat

mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan darah dalam tubuh sehingga

menyebabkan terjadinya hipertensi. Asupan kalium yang meningkat akan

menurunkan tekanan darah pada beberapa kasus tertentu. Sebaliknya

kenaikan kadar natrium dalam darah dapat merangsang sekresi renin dan

mengakibatkan penyempitan pembuluh darah perifer yang berdampak pada

meningkatnya tekanan darah (Ernitasari, dkk, 2009).

Berdasarkan data WHO diperkirakan penderita hipertensi di seluruh

dunia berjumlah 600 juta orang, dengan 3 juta kematian setiap tahun. Di

Amerika, diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi (Mukhtar,

2007). Di Indonesia, sampai saat ini memang belum ada data yang bersifat

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

94

nasional, multisenter yang dapat menggambarkan prevelensi lengkap

mengenai hipertensi. Data terakhir Kementerian Kesehatan RI pada tahun

2010 - 2014 prevelensi hipertensi pada usia lebih dari 54 tahun mencapai

48,55% dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya seiring

peningkatan jumlah lansia yang mengalami hipertensi. Sedangkan

berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi

penyakit pada lanjut usia 55-64 tahun adalah Penyakit Sendi 56,4%,

Hipertensi 53,7%, Stroke 20,2%, Penyakit Asma 7,3%, Jantung 16,1%,

Diabetes 3,7%, Tumor 8,8%. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

2004 dan diperkirakan hingga tahun 2010, prevelensi hipertensi di Indonesia

pada orang yang berusia di atas 35 tahun adalah lebih dari 15,6%. Data

Riskesdas juga menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor 3

setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi

penyebab kematian pada semua umur termasuk lansia di Indonesia (Depkes,

2011). Jawa Timur menempati posisi pertama untuk provinsi dengan

prevalensi hipertensi tertinggi yaitu sebesar 37,4% (Depkes, 2011).

Di Provinsi Sulawesi Tenggara, khususnya di Panti sosial Tresna Werdha

Minaula Kendari yang merupakan salah satu tempat lanjut usia di Sulawesi

Tenggara, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup lanjut usia yang

disantuni, meliputi kebutuhan fisiologis, biologis, mental, jasmani, rohani dan

sosial. Dan berdasarkan data yang diperoleh, Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Kendari Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan,

Sulawesi Tenggara, memiliki jumlah petugas 19 orang termasuk Kepala

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

95

Panti, dengan jumlah penghuni 3 tahun terakhir diantaranya adalah tahun

2014 sebanyak 100 orang, 2015 sebanyak 95 orang dan tahun 2016 sebanyak

94 orang dengan klasifikasi jenis kelamin laki-laki sebanyak 49 orang dan

perempuan 45 orang, yang di tempatkan di 11 wisma dan 1 ruang perawatan

khusus dengan keseluruhan lansia yang berasal dari berbagai karakteristik dan

budaya dengan rata-rata umur lebih dari 60 tahun ke atas. Sedangkan untuk 5

penyakit dominan yang dialami oleh lansia berdasarkan urutan yaitu

diantaranya : Osteoarthritis (Reumatik), Hipertensi, Stroke, Dermatitis, dan

Gastritis. Sedangkan untuk jumlah penderita hipertensi pada lansia berjumlah

43 orang dari total 94 orang lansia yang menghuni Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari dan untuk jumlah kematian lansia dari tahun 2015

hingga Januari 2016 berjumlah 1 orang. Kemudian terdapat beberapa menu

permakanan untuk seluruh lansia diantaranya : makanan yang mengandung

sumber karbohidrat, lemak, protein, serat, natrium, dan lain-lain yang terbagi

dalam tiga waktu pemberian yaitu pagi, siang dan malam. Dan berdasarkan

hasil observasi dan wawancara awal pada lansia yang memiliki penyakit

hipertensi pada tanggal 21 dan 22 Februari 2016 didapatkan bahwa dari 6

lansia di Wisma Bahagia 3 diantaranya mengatakan bahwa jenis makanan

yang disediakan tidak sesuai dengan keinginan mereka dan 3 sisanya

mengatakan puas dengan jenis makanan yang disediakan meskipun

kelimanya tidak mengetahui jenis makanan seperti apa yang sehat dan

seimbang bagi mereka serta apakah jenis makanan yang mereka konsumsi

cocok bagi mereka yang menderita hipertensi. Dan setelah dilakukan

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

96

pengukuran tekanan darah didapatkan dari 6 lansia di Wisma Bahagia yang

memiliki penyakit hipertensi kelimanya rata-rata memiliki tekanan darah

sistolik di atas ≥130 mmHg sedangkan tekanan diastoliknya diatas 80 mmHg.

Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “ Identifikasi Jenis Makanan

pada Lansia yang Mengalami Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Kendari Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan,

Sulawesi Tenggara “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan data yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yaitu “ Identifikasi Jenis

Makanan Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe

Selatan, Sulawesi Tenggara”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi faktor – faktor predisposisi pencetus hipertensi

pada lansia yang mengalami hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Kendari, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan,

Sulawesi Tenggara.

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

97

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi jenis makanan sebagai pencetus hipertensi pada

lansia yang mengalami hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Kendari, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan,

Sulawesi Tenggara.

2. Untuk mengidentifikasi lansia yang mengalami Hipertensi Ringan,

Hipertensi Stadium 1, Hipertensi Stadium 2, Hipertensi Stadium 3, di

Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari, Kecamatan Ranomeeto,

Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sebagai informasi bagi

petugas panti sehingga dapat meningkatkan pelayanan bagi lansia salah

satunya dalam memberikan jenis makanan yang tepat untuk di konsumsi oleh

lansia yang hipertensi dan juga selalu melakukan pengecekan tekanan darah

secara berkala agar peningkatan tekanan darah secara mendadak atau tiba-tiba

dapat diantipasi segera.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi institusiku tercinta

Politeknik Kesehatan Kendari khususnya jurusan keperawatan dalam

pengembangan pendidikan dibidang penelitian ilmu keperawatan. Dan dapat

menambah wawasan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

98

keperawatan sehingga ke depan dapat mengaplikasikan wawasannya dalam

hal mengidenfikasi jenis makanan dan tekanan darah pada lansia yang

mengalami hipertensi untuk mencegah terjadinya penyakit hipertensi lebih

lanjut.

3. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman yang sangat berharga dan tak ternilai bagi peneliti

dalam mengaplikasikan pengetahuannya serta diharapkan dapat menambah

wawasan dan pengetahuan peneliti dalam memberikan asuhan dan pelayanan

keperawatan lansia secara menyeluruh salah satunya dalam mengidentifikasi

dan menentukan jenis makanan yang tepat, sehat dan seimbang serta tekanan

darah pada lansia yang mengalami hipertensi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi adik-adik saya ke

depan dalam melakukan penelitian selanjutnya atau dapat dijadikan sebagai

bahan referensi dalam penulisan karya ilmiah yang berhubungan dengan

penelitian ini.

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

99

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan

pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang

dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.

Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena

termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala - gejalanya

terlebih dahulu. Sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani, 2004).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan

diastolik lebih dari 90 mmHg (Mansjoer, 2001). Hipertensi merupakan

keadaan dimana tekanan darah menjadi naik dan bertahan pada tekanan

tersebut meskipun sudah relaks (Soeharto, 2002).

Hipertensi dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengalami serangan

sakit jantung. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa

gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan

meningkatnya risiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan

kerusakan ginjal (Irfan, 2008).

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

100

2. Epidemiologi

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang

memberikan gejala berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk

otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot

jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan

masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di

dunia (Armilawaty, 2007). Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka

jumlah pasien dan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah

(Yogiantoro, 2006). Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi

terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus

ditahun 2000, diperkirakan menjadi 1,115 milyar kasus ditahun 2025.

Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi pada saat ini dan

pertambahan penduduk saat ini (Armilawaty, 2007).

3. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiostensin II dari angiostensin I oleh Angiostensin I Converting Enzyme

(ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan

darah. Darah mengandung angiostensinogen yang diproduksi di hati.

Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi

angiostensin I, oleh ACE yang terdapat di paru - paru, angiostensin I diubah

menjadi angiostensin II. Angiostensin II inilah yang memiliki peranan kunci

dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

101

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH)

dan rasa haus. ADH diproduksi dihipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja

pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Meningkatnya ADH

sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga

menjadi pekat dan tinggi osmolaritasnya. Untuk mengencerkannya, volume

cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian

intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan

meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada

ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan

mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus

ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara

meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan

meningkatkan volume tekanan darah.

Patogenesis dari hipertensi esensial merupakan multifaktoral dan sangat

komplek. Faktor - faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap

perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, latihan vaskuler,

volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung,

elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi

esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan

garam dalam diet, tingkat stres dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala

hipertensi (Yogiantoro, 2006).

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

102

Akibat yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi antara lain

penyempitan arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak, hal ini

disebabkan karena jaringan otak kekurangan oksigen akibat penyumbatan

atau pecahnya pembuluh darah otak dan akan mengakibatkan kematian pada

bagian otak yang kemudian dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu

rasa sakit ketika berjalan kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ

mata yang dapat mengakibatkan kebutaan (Beevers, 2001). Gejala - gejala

lain hipertensi antara lain sakit kepala, jantung berdebar - debar, sulit

bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah,

penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil

terutama di malam hari, telinga bordering (tinnitus) dan dunia terasa berputar

(Sustrani, 2004).

4. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi menurut WHO :

Tabel 1.1 Klasifikasi Tekanan Darah pada Usia Dewasa

Kategori Sistolik Diastolik

Normal

Hipertensi ringan

Hipertensi stadium 1

Hipertensi stadium 2

Hipertensi stadium 3

120-130

130-135

140-159

160-179

>180

80-85

85-90

90-99

100-109

>110

Sumber: Sustrani, et al., 2005.

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

103

Klasifikasi tekanan darah tinggi sebagai berikut :

1.) Tekanan darah normal, yakni jika sistolik kurang atau sama dengan 140

dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.

2.) Tekanan darah perbatasan, yakni sistolik 141-149 dan diastolik 91-94

mmHg. Tekanan darah atau hipertensi, yakni jika sistolik lebih besar atau

sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95

mmHg.

5. Faktor Risiko Hipertensi

Faktor risiko adalah faktor - faktor atau keadaan - keadaan yang

mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau status kesehatan. Istilah

mempengaruhi disini mengandung pengertian menimbulkan risiko lebih besar

pada individu atau masyarakat untuk terjangkitnya suatu penyakit atau

terjadinya status kesehatan tertentu (Bustan, 2007). Faktor risiko yang dapat

berpengaruh pada kejadian hipertensi ada faktor risiko yang dapat diubah dan

faktor risiko yang tidak dapat diubah.

1) Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah :

a) Umur

Umurnya seseorang yang berisiko menderita hipertensi adalah usia di

atas 45 tahun dan serangan darah tinggi baru muncul sekitar usia 40

walaupun dapat terjadi pada usia muda (Kumar, 2005). Sebagai suatu

proses degeneratif, hipertensi tentu hanya ditemukan pada golongan

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

104

dewasa (Bustan, 2007). Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi

menurut peningkatan usia dan biasanya pada usia > 40 tahun. Umur

mempengaruhi terjadinya hipertensi. Bertambahnya umur maka risiko

terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi

dikalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40 % dengan kematian

sekitar di atas 65 tahun. Pada usia lanjut hipertensi ditemukan hanya

berupa kenaikan tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang lebih cepat

dipakai dalam menentukan ada tidaknya hipertensi. Progresifitas hipertensi

dimulai dari prehipertensi pada pasien umur 10-30 tahun (dengan

meningkatnya curah jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada

pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer meningkat) kemudian

menjadi hipertensi pada umur 30-50 tahun dan akhirnya menjadi

hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60 tahun (Sharma, 2008).

b) Jenis kelamin

Data di Amerika menunjukkan bahwa sampai usia 45 tahun

tekanan darah laki-laki lebih tinggi sedikit dibandingkan wanita, antara

usia 45 tahun sampai 55 tahun tekanan antara laki-laki dan wanita relatif

sama, dan selepas usia tersebut tekanan darah wanita meningkat jauh

daripada laki-laki. Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh pengaruh

hormon. Pada usia 45 tahun, wanita lebih cenderung mengalami

arteriosklerosis, karena salah satu sifat estrogen adalah menahan garam,

selain itu hormon estrogen juga menyebabkan penumpukan lemak yang

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

105

mendukung terjadinya arteriosklerosis (National Academy on an Ageing

Society, 2000).

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.

Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum

menopause (Cortas, 2008). Wanita yang belum mengalami menopause

dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan

kadar High density Lipopretein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi

merupakan faktor perlindungan dalam mencegah terjadinya proses

arteriosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan

adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause

wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang

selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus

berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai

dengan umur wanita secara alami, yang umurnya mulai pada wanita umur

45-55 tahun (Kumar, 2005).

c) Keturunan (genetik)

Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk

mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

Pada 70-80 kasus hipertensi esensial didapatkan juga riwayat hipertensi

pada orang tua mereka (Gunawan, 2001). Adanya faktor genetik pada

keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko

menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

106

sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium

individu dengan orang tua menderita hipertensi daripada orang yang tidak

mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi (Wade, 2003).

d) Etnis

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang yang berkulit hitam

daripada orang yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui

secara pasti penyebabnya. Namun, pada orang kulit hitam ditemukan

kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap vasopresin lebih

besar (Armilawaty, 2007).

2) Faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi :

a) Merokok

Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida

dalam rokok dapat memacu pengeluaran hormone adrenalin yang dapat

merangsang peningkatan denyut jantung dan CO memiliki kemampuan

lebih kuat daripada sel darah merah (hemoglobin) dalam hal menarik

atau menyerap O2 , sehingga menurunkan kapasitas darah merah

tersebut untuk membawa O2 ke jaringan termasuk jantung, untuk

memenuhi kebutuhan O2 pada jaringan maka diperlukan peningkatan

produksi Hb dalam darah agar dapat mengikat O2 lebih banyak untuk

kelangsungan hidup sel. Merokok juga dapat menurunkan kadar

kolesterol baik (HDL) dalam darah. Jika kadar HDL turun maka jumlah

kolesterol dalam darah yang akan diekskresikan melalui hati juga akan

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

107

berkurang. Hal ini dapat mempercepat proses arteriosklerosis penyebab

hipertensi (Sustrani, 2004).

Rokok dapat meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah

dengan mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung

koroner, sehingga jantung bekerja lebih keras. Pasien yang terkena

hipertensi esensial biasanya menghabiskan rokok lebih dari satu

bungkus per hari dan telah berlangsung lebih dari satu tahun (Vita

Health, 2004).

b) Kegemukan

Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah

pada kebanyakan kelompok etnik disemua umur. Menurut National

Institutes For Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi

pada orang dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) > 30 (obesitas) adalah

38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi

18% untuk pria dan 17 % untuk wanita bagi yang memiliki IMT < 25

(status gizi normal menurut standar internasional) (Cortas, 2008).

Menurut Hull (2001) perubahan fisiologis dapat menjelaskan

hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu

terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf

simpatis dan sistem renin-angiostensin, dan perubahan fisik pada ginjal.

Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma,

dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

108

natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus-menerus (Cortas,

2008).

c) Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui saraf

simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten.

Apabila stres berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian

tekanan darah yang menetap. Meskipun dapat dikatakan bahwa stres

emosional benar-benar meningkatkan tekanan darah untuk jangka

waktu yang singkat, reaksi tersebut lenyap kembali seiring dengan

menghilangnya penyebab stres tersebut. Hanya jika stres menjadi

permanen, dan tampaknya tidak ada jalan untuk mengatasinya atau

menghindarinya, maka organ yang demikian akan mengalami hipertensi

sedemikian terus-menerus sehingga stres menjadi resiko (Armilawaty,

2007).

d) Latihan fisik

Latihan fisik atau olahraga dapat menjaga tubuh tetap sehat,

meningkatkan mobilitas, menghindari faktor risiko tulang keropos, dan

mengurangi stres. Penelitian membuktikan bahwa orang yang

berolahraga memiliki faktor risiko lebih rendah untuk menderita

penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Orang

yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30-50 % dari pada

yang aktif. Oleh karena itu, latihan fisik antara 30-45 menit sebanyak

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

109

>3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi (Cortas,

2008).

Program latihan fisik yang didesain untuk meningkatkan

kemampuan fisik dan menjaga kesehatan dibuat berdasarkan rumus

FIT. Pengukurannya didasarkan pada tiga hal yaitu frekuensi (seberapa

sering misalnya berapa hari dalam seminggu), intesitas (seberapa berat

latihan yang dilakukan apakah ringan, sedang atau sangat aktif), dan

time yaitu berpa lama misalnya sebulan untuk masing- masing sesi

(Depkes, 2002).

e) Faktor asupan garam (Natrium)

WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam

dapur hingga 6 gram sehari (sama dengan 2400 mg Natrium)

(Almatsier, 2003). Konsumsi garam memiliki efek langsung terhadap

tekanan darah. Telah ditunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah

ketika semakin tua, yang terjadi pada semua masyarakat kota,

merupakan akibat dari banyaknya garam yang dimakan. Masyarakat

yang mengkonsumsi garam yang tinggi dalam pola makannya juga

adalah masyarakat dengan tekanan darah yang meningkat seiring

bertambahnya usia. Sebaliknya, masyarakat yang konsumsi garamnya

rendah menunjukkan hanya mengalami peningkatan tekanan darah yang

sedikit, seiring dengan bertambahnya usia.

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

110

Terdapat bukti bahwa mereka yang memiliki kecenderungan

menderita hipertensi secara keturunan memiliki kemampuan yang lebih

rendah untuk mengeluarkan garam dari tubuhnya. Namun mereka

mengkonsumsi garam tidak lebih banyak dari orang lain, meskipun

tubuh mereka cenderung menimbun apa yang mereka makan (Beevers,

2002). Garam membantu menahan air di dalam tubuh, the American

Heart Association step II menganjurkan, seseorang rata-rata

mengkonsumsi tidak lebih dari 2400 mg garam per hari, terutama orang

yang peka terhadap garam. Diet garam yang berlebihan dapat

menyebabkan baik hipertensi. Karena garam menahan air akan

meningkatkan volume darah yang akan mengakibatkan bertambahnya

tekanan dalam arteri (Douglas, 2001).

Patofisiologi garam sehingga menyebabkan hipertensi dimulai

melalui konsumsi makan. Makan dapat mengumpulkan lebih banyak

garam dan air dari pada ginjal kita dapat menangani. Beberapa orang

memiliki gen yang mengontrol saluran selular, enzim dan hormon

diberbagai tempat di ginjal, misalnya untuk adaptasi di wilayah padang

rumput dan gurun. Dalam rangka untuk tetap aktif, orang harus

mengontrol suhu tubuh. Jika kandungan air dan garam sedikit, ginjal

akan menghemat garam untuk mempertahankan cairan yang digunakan

dengan melapisi tubuh melalui keringat selama aktivitas. Hal ini

mengakibatkan keringat menguap dari kulit, sehingga kulit akan dingin

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

111

dan menjaga suhu tubuh tetap normal. Tanpa berkeringat, tubuh akan

cepat panas selama kegiatan (Fadem, 2009).

f) Faktor tingkat konsumsi karbohidrat dan lemak pada hipertensi

Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan karbohidrat dalam

jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan

menimbulkan resiko terjadinya artherosklerosis. Metabolisme

karbohidrat menyebabkan terjadinya hiperlipidemia adalah mulai dari

pencernaan karbohidrat di dalam usus halus berubah menjadi

monosakarida galaktosa dan fruktosa di dalam hati kemudian dipecah

menjadi glikogen dalam hati dan otot. Kemudian glikogen dipecah

menjadi glukosa dirubah dalam bentuk piruvat dipecah menjadi asetil

KoA sehingga akhirnya terbentuk karbondioksida, air dan energi. Di

samping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak yang dapat

merusak LDL, yaitu melalui jalur sel-sel perusak yang dapat merusak

LDL. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk

pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan

bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium

yang akhirnya berkembang menjadi artherosklerosis. Pembuluh darah

koroner yang menderita artherosklerosis selain menjadi tidak elastis,

juga mengalami penyempitan sehingga tahanan aliran darah dalam

pembuluh koroner juga naik. Naiknya tekanan sistolik karena pembuluh

darah tidak elastis serta naiknya tekanan diastolik akibat penyempitan

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

112

pembuluh darah disebut juga tekanan darah tinggi atau hipertensi

(Villareal, 2008).

g) Tingkat konsumsi serat

Serat dapat dibedakan atas serat kasar (crude fiber) dan serat

makanan (dietary fiber). Serat makanan adalah komponen makanan

yang berasal dari tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim

pencernaan manusia. Serat makanan total terdiri dari komponen serat

makanan yang larut (misalnya: pektin, gum) dan yang tidak dapat larut

dalam air (misalnya selulosa, hemiselulosa, lignin). Kadar serat

makanan berkisar 2-3 kali serat kasar (Hull, 2001).

Dalam sebuah penelitian Harvard terhadap lebih dari 40.000

laki-laki, para peneliti menemukan bahwa asupan serat tinggi

berpengaruh terhadap penurunan sekitar 40% risiko penyakit jantung

koroner, dibandingkan dengan asupan rendah serat. Studi lain pada

lebih dari 31.000 orang menemukan bahwa terjadi penurunan resiko

penyakit jantung koroner fatal sebesar 44% dan mengurangi resiko

penyakit jantung koroner fatal sebesar 11% bagi mereka yang makan

roti gandum dibandingkan dengan mereka yang makan roti putih. Salah

satu perubahan kecil dalam diet mereka memberikan efek perlindungan

yang bisa menyelamatkan nyawa mereka.

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

113

6. Komplikasi Hipertensi

1. Arterosklorosis

Orang yang menderita hipertensi kemungkinan besar akan

menderita arterosklorosis. Arterosklorosis merupakan suatu penyakit

pada dinding pembuluh darah yakni lapisan dalamnya menjadi tebal

karena timbunan lemak yang dinamakan plaque atau suatu endapan

keras yang tidak normal pada dinding arteri. Pembuluh darah mendapat

pukulan paling berat, jika tekanan darah terus menerus tinggi dan

berubah, sehingga saluran darah tersebut menjadi sempit dan aliran

darah menjadi tidak lancar (Soeharto, 2002).

2. Penyakit Jantung

Penyumbatan pembuluh darah dapat menyebabkan gagal jantung.

Hal ini terjadi karena pada penderita hipertensi kerja jantung akan

meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi

pembengkakan jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendor

serta berkurang elastisitasnya. Akhirnya jantung tidak mampu lagi

memompa dan menampung darah dari paru-paru sehingga banyak

cairan tertahan di paru-paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat

menyebabkan sesak nafas. Kondisi ini disebut gagal jantung (Sutanto,

2010).

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

114

3. Penyakit Ginjal

Penyakit tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh

darah pada ginjal mengerut sehingga aliran zat-zat makanan menuju

ginjal terganggu dan mengakibatkan kerusakan sel-sel ginjal. Jika hal

ini terjadi secara terus-menerus maka sel-sel ginjal tidak bisa berfungsi

lagi. Apabila tidak segera diatasi maka akan menyebabkan kerusakan

parah pada ginjal yang disebut sebagai gagal ginjal terminal (Sutanto,

2010).

7. Penatalaksanaan Diet Penderita Hipertensi

Diet adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek

samping yang serius, karena metode pengendaliannya yang lebih alami,

jika dibandingkan dengan obat penurun tekanan darah yang dapat

membuat pasiennya menjadi tergantung seterusnya pada obat tersebut

(Sustrani, et al., 2005).

1) Diet Rendah Garam

Diet rendah garam bertujuan untuk membantu menghilangkan

retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan

darah pada pasien hipertensi (Almatsier, 2005). WHO menganjurkan

pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram (ekuivalen dengan

2400 mg natrium).

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

115

Diet rendah garam dapat mempengaruhi tekanan darah pada

penderita hipertensi. Garam dapur mengandung natrium yang

dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsi tubuh. Natrium berfungsi

mengatur volume darah, tekanan darah, kadar air, dan fungsi sel. Tetapi

konsumsi garam sebaiknya tidak berlebihan, asupan garam yang

berlebihan terus-menerus akan memicu tekanan darah tinggi. Ginjal

akan menahan natrium saat tubuh kekurangan natrium. Sebaliknya saat

kadar natrium di dalam tubuh tinggi, ginjal akan mengeluarkan

kelebihan tersebut melalui urin. Volume cairan tubuh akan meningkat

dan membuat jantung dan pembuluh darah bekerja lebih keras untuk

memompa darah dan mengalirkannya ke seluruh tubuh. Tekanan darah

pun akan meningkat, inilah yang terjadi pada hipertensi (Sutomo,

2009).

Macam diet garam rendah yaitu :

1) Diet garam rendah I (200-400 mg)

Diet ini diberikan pada pasien dengan odema, asitesis, dan

hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan

garam dapur, hindari makanan tinggi natrium.

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

116

2) Diet garam rendah II (600-800 mg)

Diet ini berlaku kepada pasien odema, asitesis, dan

hipertensi tidak terlalu berat. Dalam pengolahan makanannya boleh

menggunakan ½ sendok teh garam dapur (2 gr).

3) Diet garam rendah III (1000-1200 mg Na)

Diet ini diberikan pada pasien dengan odema atau

hipertensi ringan. Dalam pengolahan makanannya boleh

menggunakan garam 1 sendok teh (6 gr) garam dapur (Almatsier,

2005).

2) Diet Tinggi Serat

Diet tinggi serat bertujuan untuk memberi makanan sesuai

kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang peristaltik

usus agar defekasi berjalan normal. Makanan tinggi serat alami lebih

aman dan mengandung zat gizi tinggi serta lebih murah. WHO

menganjurkan asupan serat 25-30 g/hari. Diet serat tinggi menimbulkan

rasa kenyang dan menunda rasa lapar.

Serat larut air yaitu pektin, gum, dan mukilase dapat mengikat

asam empedu sehingga dapat menurunkan absorbsi lemak dan

kolesterol darah, yang nantinya dapat menurunkan resiko terjadinya

penyakit hipertensi dan jantung koroner.

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

117

Sayuran dan bumbu dapur yang bermanfaat untuk pengontrolan

tekanan darah, antara lain : tomat, wortel, seledri (sedikitnya 4 batang

per hari dalam sup atau masakan lain), bawang putih (sedikitnya satu

siung per hari. Bisa juga digunakan bawang merah dan bawang

bombai), kunyit, lada hitam, adas, kemangi, dan rempah lainnya.

Prediktor kuat lain penyakit hipertensi adalah kandungan

kolesterol, LDL, dan atau tingkat HDL yang abnormal. Tampak bahwa

serat yang larut dapat mengurangi penyerapan kolesterol dalam

pencernaan dengan cara mengikatnya dengan empedu (yang

mengandung kolesterol) dan kolesterol diet sehingga dapat dikeluarkan

oleh tubuh. Penelitian eksperimen dengan menggunakan kelompok

rendah lemak dan rendah lemak dengan tinggi serat, menghasilkan

kelompok mengkonsumsi tinggi serat menunjukkan rata-rata

konsentrasi kolesterol total lebih besar (13%) daripada rendah lemak

(9%) dan diet biasa (7%).

3) Diet Rendah Energi dan Lemak

Diet rendah energi dan lemak adalah diet yang kandungan energi

dan lemaknya di bawah kebutuhan normal, cukup vitamin dan mineral,

serta banyak mengandung serat yang bermanfaat untuk menurunkan

berat badan. Diet ini ditujukan untuk menurunkan berat badan yang

pengurangannya dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan

kebiasaan makanan dari segi kualitas maupun kuantitas. Lemak sedang

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

118

(20-25%) yang berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak

jenuh ganda yang kadarnya tinggi. Karbohidrat rendah (55-65% dari

kebutuhan energi total) yang berasal dari makanan sumber karbohidrat

kompleks untuk memberikan rasa kenyang dan mencegah konstipasi.

Sebagai alternatif, bisa digunakan gula buatan sebagai pengganti gula

sederhana (Almatsier, 2003).

Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah

tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat

mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh

darah. Akumulasi dari endapan kolesterol apabila bertambah akan

menyumbat pembuluh nadi dan menganggu peredaran darah. Dengan

demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung

memperparah (Almatsier, 2003).

B. Konsep Tekanan Darah

1) Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya (atau dororngan) darah ke dinding

arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah

sistolik adalah tekanan di dalam pembuluh darah yang timbul pada saat

jantung memompa darah keluar. Tekanan darah diastolik adalah tekanan di

dalam pembuluh darah saat jantung istirahat.

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

119

Menurut organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang disebut tekanan darah

normal ialah tekanan darah yang kurang dari 140/90 mmHg (Puspitorini,

2009:9).

2) Fisiologi Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah terdiri dari jantung dan serangkaian

pembuluh darah arteri dan vena yang mengangkut darah. Arteri membawa

darah yang kaya oksigen menjauhi jantung. Vena membawa darah yang

teroksigenasi (yang kandungan oksigennya sudah diambil) kembali menuju

jantung. Anda dapat membayangkan peredaran darah seperti jalanan di

Inggris. Jalan raya dan jalan besar mencerminkan arteri dan vena, jalan kecil

mencerminkan pembuluh darah kecil yang memasok organ tubuh dengan

darah. Seperti jalanan, aliran darah di sirkulasi dapat terganggu dan

menyebabkan tekanan meningkat.

Jantung terdiri dari empat ruang yang tertutup oleh lapisan otot.

Empat ruang itu disebut atrium kiri dan kanan, otot jantung berkontraksi dan

keempat dinding ruang jantung ini tertekan seperti tangan yang terkepal. Hal

ini menimbulkan tekanan pada darah dalam ruang jantung. Gaya inilah yang

mendorong darah ke ventrikel dan kemudian dari ventrikel ke sirkulasi tubuh.

Kerja pompa yang sederhana dan hambatan yang dialami pompa tersebut

dalam sistem sirkulasi yang tertutup inilah yang menciptakan tekanan darah.

Secara sederhana, pergerakan darah di dalam tubuh dapat dibagi

menjadi beberapa tahap.

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

120

1) Oksigen diangkut dari udara ke aliran darah oleh paru. Darah yang kaya

akan oksigen itu disebut dengan “darah teroksigenasi”.

2) Darah teroksigenasi masuk ke atrium kiri jantung yang akan berkontraksi

dan mendorong darah ke ventrikel kiri. Ventrikel kiri-ruang jantung yang

terbesar dan terkuat bertugas memompa darah teroksigenasi dengan kuat

sehingga dapat mencapai seluruh bagian tubuh. Darah dipompa melalui aorta

(arteri terbesar dalam tubuh.

3) Tekanan darah di aorta merupakan tekanan darah tertinggi, untuk

memastikan bahwa oksigen dan nutrisi penting lainnya (seperti gula, lemak

dan vitamin) dapat dihantarkan ke bagian tubuh yang memerlukannya.

4) Jaringan dan organ tubuh kemudian mengambil oksigen dari darah dan

menukarnya dengan zat sisa, yaitu karbon dioksida.

5) Saat ini darah dikatakan dalam keadaan “terdeoksigenasi” dan mengalir

kembali ke atrium kanan melalui vena.

6) Atrium kanan berkontraksi untuk mendorong darah terdeoksigenasi masuk

ke ventrikel kanan yang akan mendorongnya kembali ke paru. Di paru, darah

kembali di isi dengan oksigen.

7) Proses berulang kembali.

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

121

3) Klasifikasi Tekanan Darah

Menurut Seventh Report of the Joint National Comittee (JNC VII) on

Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure

dalam Puspitorini (2009:8). Adapun klasifikasi tekanan darah menurut JNC

VII tersebut yakni :

a. Normal : <120/<80 mmHg

b. Pre-Hipertensi : 120-139/80-80 mmHg

c. Hipertensi : >140/>90 mmHg

d. Stadium 1 : 140-159/90-99 mmHg

e. Stadium 2 : 160- > 180/100- > 110 mmHg

4) Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah

menurut Ethel (2003: 238-239) yakni :

a) Curah jantung

Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan

berdasarkaan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).

b) Tekanan perifer terhadap tekanan darah

Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam

pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

122

1) Viskositas darah

Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam

plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan

hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia,

kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.

2) Panjang pembuluh

Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap

aliran darah.

3) Radius pembuluh

Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius

pembuluh sampai pangkat keempatnya.

Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase

dilatasi, maka aliran darah akan meningkat empat belas kali

lipat. Tekanan darah akan turun.

Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada

vasokontriksi, maka tahanan terhadap aliran akan meningkat

enam belas kali lipat dan tekanan darah akan naik. Karena

panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan,

maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari radius

pembuluh darah.

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

123

5) Pengukuran Tekanan Darah

Sustrani, dkk (2006:20-21) mengemukakan alat pengukur tekanan

darah disebut sphygmomanometer. Tapi pada umumnya orang menyebut alat

pengukur ini dengan istilah tensimeter saja. Ada 3 tipe alat ini dengan variasi

penggunaan air raksa (merkuri), aneroid, dan elektronik.

Tipe air raksa adalah jenis sphygmomanometer yang paling umum

digunakan karena dianggap paling akurat. Alat ini terdiri dari manset yang

bisa digembungkan dengan cara memompanya dengan pompa tangan yang

berbentuk bola karet, dan dihubungkan dengan tabung panjang berisi air raksa

(mmHg) pada tabung, yang akan bergerak ke atas jika dilakukan pemompaan.

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan melingkarkan manset

alat pengukur pada lengan bagian atas pasien, dan menempelkan stetoskop

pada arteri tepat di bawah manset tersebut. Pompa manset hingga

menggembung dan memblokade aliran darah melalui arteri. Hingga pulsa

pada lengan yang diukur tidak terasa lagi. Ini adalah indikasi bahwa aliran

darah telah berhenti. Kemudian pompa sedikit lagi hingga bacaan pada

tabung air raksa kurang lebih 20 mmHg lebih tinggi dibandingkan titik pada

saat denyut pulsa berhenti. Lepaskan udara secara perlahan dari manset.

Bunyi detak yang teratur akan terdengar melalui stetoskop. Tingkat bacaan

dimana detak tersebut terdengar pertama kali adalah tekanan sistolik. Dan

tingkat dimana bunyi detak menghilang adalah tekanan diastolik, hal ini

terjadi ketika jantung rileks.

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

124

Tekanan darah dapat diukur dalam posisi duduk, berdiri, berbaring

atau setelah berolahraga, tetapi yang paling lazim adalah posisi duduk.

Tekanan darah akan meningkat setelah ketegangan jiwa, cemas, atau tegang

(termasuk mengunjungi dokter), setelah makan banyak, minum kopi,

berolahraga, atau merokok.

C. Tinjauan Tentang Lansia

1. Definisi Lansia

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di

dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,

tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang

telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap

ini berbeda, baik secara biologi maupun psikologi. Memasuki usia tua berarti

mengalami kemunduran, contohnya kemunduran fisik yang ditandai dengan

kulit yang mengendur, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,

penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figure tubuh yang tidak

proporsional (H.Wahjudi Nugroho, 2010).

WHO dan Undang – Undang nomor 13 tahun 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur

60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi

merupakan suatu proses yang berangsur – angsur mengakibatkan perubahan

yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

125

menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dalam

kematian.

Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof.Dr.R.Boedhi Darmojo dan Dr.H.

Hadi Martono (1994) mengatakan bahwa “menua” (menjadi tua) adalah suatu

proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan

fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk

infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Berdasarkan UU Kesehatan No. 23 tahun 1992, pasal 19 ayat 1,

Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami

perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan

memberikn pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya.

Oleh karena itu, kesehatan manusia usia lanjut perlu mendapatkan perhatian

khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat

hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut

serta berperan aktif dalam pembangunan ( dalam Fatimah, 2010).

2. Klasifikasi Lansia

1. Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagai berikut :

a) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa virilitas.

b) Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium.

c) Kelompok usia lanjut (kurang dari 65 tahun) sebagai masa senium.

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

126

2. Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO (dalam Arisman, 2009), usia

lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut ini :

1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59

tahun.

2) Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun.

3) Usia tua (old) antara 79-90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

3. Karakteristik Lansia

Menurut Keliat (dalam Maryam, 2008), lansia memiliki

karakteristik sebagai berikut :

a) Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13

tentang kesehatan).

b) Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,

dari kebutuhan bio-psiko-sosial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif

hingga kondisi maladaptif.

c) Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

Karakteristik penyakit yang dijumpai pada lansia diantaranya :

a) Penyakit yang sering multipel, saling berhubungan satu sama lain.

b) Penyakit bersifat degeneratif, serta menimbulkan kecacatan.

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

127

c) Gejala sering tidak jelas, berkembang secara perlahan.

d) Masalah psikologis dan sosial sering terjadi bersamaan.

e) Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut.

f) Sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik.

g) Hasil penelitian profil penyakit lansia di empat kota (Padang, Bandung,

Denpasar, dan Makassar) adalah sebagai berikut (Santoso, 2009):

1) Fungsi tubuh yang dirasakan menurun: penglihatan (76,24 %), daya

ingat (69,3 %), seksual (58,04 %), kelenturan (53,23 %), gigi dan mulut

(51,12 %).

2) Masalah kesehatan yang sering muncul: sakit tulang atau sendi

(69,39 %), sakit kepala (51,5 %), daya ingat menurun (38,51 %), selera

makan menurun (30,08 %), mual atau perut perih (26,66 %), sulit tidur

(24,88 %) dan sesak napas (21,28 %)

3) Penyakit kronis : reumatik (33,14 %), hipertensi (20,66 %), gastritis

(11,34 %) dan penyakit jantung (6,45 %).

4. Teori - Teori Proses Penuaan

Teori – teori yang mendukung terjadinya proses penuaan, antara

lain : teori biologis, teori kejiwaan sosial, teori psikologis, teori kesalahan

genetik, dan teori penuaan akibat metabolisme (Santoso, 2009).

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

128

1) Teori Biologis

Teori biologis tentang penuaan dapat dibagi menjadi teori

instrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik berarti perubahan yang timbul akibat

penyebab di dalam sel sendiri, sedang teori ekstrinsik menjelaskan

bahwa penuaan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan.

a) Teori Genetik Clock

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk

spesies tertentu. Tiap spesies di dalam inti selnya mempunyai suatu jam

genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu dan akan

menghitung mitosis. Jika jam ini berhenti, maka spesies akan

meninggal dunia.

b) Teori Mutasi Somatik (Error Catastrophe Theory)

Penuaan disebabkan oleh kesalahan yang beruntun dalam jangka

waktu yang lama melalui transkripsi dan translasi. Kesalahan tersebut

menyebabkan terbentuknya enzim yang salah dan berakibat pada

metabolisme yang salah, sehingga mengurangi fungsional sel.

c) Teori Autoimun (Auto Immune Theory)

Menurut teori ini proses metabolisme tubuh suatu saat akan

memproduksi zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan

terhadap suatu zat, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

129

d) Teori Radikal Bebas

Menurut teori ini penuaan disebabkan adanya radikal bebas dalam

tubuh.

e) Teori Pemakaian dan Rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel - sel tubuh lelah

(rusak).

f) Teori Virus

Perlahan – perlahan menyerang sistem kekebalan tubuh

(Immunology Slow Virus Theory). Menurut teori ini penuaan terjadi

sebagai akibat dari sistem imun yang kurang efektif seiring dengan

bertambahnya usia.

g) Teori Stres

Menurut teori ini penuaan terjadi akibat hilangya sel - sel yang

biasa digunakan oleh tubuh.

h) Teori Rantai Silang

Menurut teori ini penuaan terjadi sebagai akibat adanya reaksi

kimia sel - sel yang tua atau yang telah usang menghasilkan ikatan yang

kuat, khususnya jaringan kolagen.

i) Teori Program

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

130

Menurut teori ini penuaan terjadi karena kemampuan organisme

untuk menetapkan jumlah sel yang membelah sel - sel tersebut mati.

2) Teori Kejiwaan Sosial

a) Aktivitas atau kegiatan (Activity Theory)

Menurut Havigusrst dan Albrecht (1953) berpendapat bahwa

sangat penting bagi lansia untuk tetap beraktifitas dan mencapai

kepuasan.

b) Teori Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)

Perubahan yang terjadi pada lansia sangat dipengaruhi oleh tipe

kepribadian yang dimiliki.

c) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang

berangsur - angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya.

3) Teori Psikologi

Teori – teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi

salah satu teori yang ada. Teori tugas perkembangan yang diungkapkan

oleh Hanghurst (1972) adalah bahwa setiap tugas perkembangan yang

spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan

bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini bergantung

pada maturasi fisik, penghargaan kultural, masyarakat nilai aspirasi

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

131

individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan

adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun

dan penurunan pendapatan, respon penerimaan adanya kematian pasangan,

serta mempertahankan kehidupan yang memuaskan.

4) Teori Kesalahan Genetik

Proses menjadi tua ditentukan oleh kesalahan sel genetik DNA

dimana sel genetik memperbanyak diri sehingga mengakibatkan kesalahan

- kesalahan yang berakibat pula pada terhambatnya pembentukan sel

berikutnya, sehingga mengakibatkan kematian sel. Pada saat sel

mengalami kematian orang akan tampak menjadi tua.

5) Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh

Mutasi yang terjadi secara berulang mengakibatkan kemampuan

sistem imun untuk mengenali dirinya berkurang (self recognition),

sehingga mengakibatkan kelainan pada sel karena dianggap sel asing yang

membuat hancurnya kekebalan tubuh.

5. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Penuaan

Faktor - faktor yang mempengaruhi penuaan dan penyakit yang

sering terjadi pada lansia diantaranya hereditas, atau keturunan genetik,

nutrisi atau makanan, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan dan

stres (Santoso, 2009).

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

132

6. Perubahan yang Terjadi Pada Lansia

Perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya (Santoso, 2009) :

1. Perubahan Kondisi Fisik

Perubahan pada kondisi fisik pada lansia meliputidari tingkat sel

sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernapasan,

pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,

muskuloskeletal, gastrointestinal, urogenital, endokrin, dan integumen.

Masalah fisik sehari - hari yang sering ditemukan pada lansia diantaranya

lansia mudah jatuh, mudah lelah, kekacuan mental akut, nyeri pada dada,

berdebar - debar, sesak nafas, pada saat melakukan aktifitas/kerja fisik,

pembengkakan pada kaki bawa, nyeri pinggang atau punggung, nyeri

sendi pinggul, sulit tidur, sering pusing, berat badan menurun, gangguan

pada fungsi penglihatan, pendengaran, dan sulit menahan kencing. Dalam

(Nugroho,2000) diantaranya :

1) Sel

a) Lebih sedikit jumlahnya.

b) Lebih besar ukurannya.

c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan

intraseluler.

d) Menurunnya proporsi protein diotak, otot, darah dan hati.

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

133

e) Jumlah sel otak menurun.

f) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

g) Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10 %.

2) Persyarafan

a) Berat otak menurun 5-10 % ( setiap orang berkurang sel syaraf

otaknya dalam setiap harinya ).

b) Cepatnya menurun hubungan pernafasan.

c) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan

stres.

d) Mengecilnya saraf panca indera.

3) Sistem Pendengaran

a) Presbiakusis ( gangguan pada pendengaran ).

b) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

c) Terjadinya penggumpalan serumen dapat mengeras karena adanya

peningkatan keratin.

4) Sistem Penglihatan

a) Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

134

c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).

d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.

e) Hilangnya daya akomodasi.

f) Menurunnya lapang pandang.

g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau.

5 Sistem Kardiovaskuler

a) Elastisitas, dinding aorta menurun.

b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya

kontraksinya dan volumenya.

d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas

pembuluh darah, ke perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari

tidur terduduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah

menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).

e) Tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi

dari pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg. Diastolis

normal 90 mmHg.

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

135

6) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

a) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik lebih

kurang 35° C ini akibat metabolisme yang menurun.

b) Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi

panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.

7) Sistem Respirasi

a) Otot - otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.

b) Menurunnya aktifitas silia.

c) Paru - paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu dapat

meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan

maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.

d) alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.

e) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.

f) CO2 pada arteri tidak berganti.

g) Kemampuan untuk batuk berkurang.

8) Sistem Gastrointestinal

a) Kehilangan gigi.

b) Indera pengecap menurun.

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

136

c) Esofagus melebar.

d) Lambung, rasa lapar menurun.

e) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

f) Fungsi absorpsi melemah.

g) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat

penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

9. Sistem Reproduksi

a) Menciutnya ovum dan uterus.

b) Atrofi payudara.

c) Pada laki - laki testis maiz dapat memproduksi spermatozoa,

meskipun adanya penurunan secara berangsur - angsur.

d) Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 90 tahun (asal

kondisi kesehatan baik).

e) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi

menjadi berkurang, reaksi sifatnya alkali dan menjadi perubahan -

perubahan warna.

f) Atrofi vulva.

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

137

g) Vagina mengalami perubahan yaitu selaput lendir menjadi kering

elastisitas menurun, permukaan menjadi lebih halus, reaksi sifatnya

alkali, terjadi perubahan warna.

10) Sistem Urinaria

a) Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal

menurun sampai 50 %, penyaringan ke glomerulus menurun sampai

50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kemampuan untuk

mengkonsentrasi urine menurun, berat jenis urine menurun,

proteinuria (biasanya +1 ), BUN meningkat sampai 21 %, nilai

ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.

b) Vesika urinaria (kandung kemih) otot - otot menjadi lemah,

kapasitasnya menurun, sampai 20 ml atau menyebabkan frekuensi

buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada

pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatkan retensi urine.

c) Pembesaran prostat 75 % dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.

11) Sistem Endokrin

a) Produksi dari hampir semua hormon menurun.

b) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

138

c) Pituitari mengalami perubahan yaitu pertumbuhan hormon ada

tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah,

berkurangnya produksi TSH, ACTH, FSH, dan LH.

d) Menurunnya aktifitas tyroid, menurunnya BMR ( Basal Metabolic

Rate) dan menurunnya daya pertukaran zat.

e) Menurunnya sekresi hormon kelamin misalnya progesteron,

estrogen, dan testeron.

12) Sistem Kulit

a) Mengkerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

b) Permukaan kulit kasar dan bersisik.

c) Menurunnya respon terhadap trauma.

d) Mekanisme proteksi kulit menurun.

e) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

f) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.

g) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan

vaskularisai.

h) Pertumbuhan kuku lebih lambat.

i) Kuku jari menjadi keras dan rapuh.

j) Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

139

k) Kelenjar keringat fungsi dan jumlahnya berkurang.

13) Sistem Muskuloskeletal

a) Tulang menjadi kehilangan densitinya (cairan) dan rapuh.

b) Kifosis.

c) Pinggang, lutut dan jari - jari pergelangan terbatas.

d) Discusintervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya

berkurang).

e) Tendon mengerut dan mengalami scelerosis.

f) Atrofi serabut sehingga seseorang bergerak lamban, otot - otot

keram dan menjadi tremor.

2. Perubahan Kondisi Mental

Dalam (Santoso, 2009), pada umumnya lansia mengalami

penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Perubahan - perubahan

ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik, keadaan kesehatan,

tingkat pendidikan atau pengetahuan, dan situasi lingkungan. Dari

segi mental dan emosional sering muncul perasaan pesimis,

timbulnya perasaan tidak aman dan cemas. Adanya kekacuan mental

akut, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut

ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Hal ini bisa menyebabkan

lansia mengalami depresi.

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

140

3. Perubahan Psikososial

Lansia yang sehat secara psikososial dapat dilihat dari

kemampuannya beradaptasi terhadap kehilangan fisik, sosial dan

emosional serta mencapai kebahagiaan, kedamaian dan kepuasaan

hidup. Ketakutan menjadi tua dan tidak mampu produktif lagi

memunculkan gambaran yang negatif tentang proses menua. Banyak

kultur dan budaya yang ikut menumbuhkan anggapan negatif ini,

dimana lansia dipandang sebagai individu yang tidak mempunyai

sumbangan apapun terhadap masyarakat dan memboroskan sumber

daya ekonomi (Fatimah, 2010 : 14).

4. Perubahan Kognitif

Perubahan pada fungsi kognitif diantaranya adalah kemunduran

pada tugas - tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang

memerlukan memori jangka pendek, kemampuan intelektual tidak

mengalami kemunduran, dan kemampian verbal akan menetap bila

tidak ada penyakit yang menyertai (Santoso, 2009).

5. Perubahan Spiritual

Menurut Maslow (1970), agama dan kepercayaan makin

terintegrasi dalam kehidupannya.

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

141

D. Tinjauan Tentang Makanan pada Lansia

1. Definisi Makan dan Makanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi 2 oleh

Lukman Ali (1991 : 700-701), menjelaskan bahwa makan adalah

memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan

menelannya sedangkan makanan adalah segala sesuatu yang dapat

dimakan (seperti penganan, lauk-pauk, kue), atau segala bahan yang kita

makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti

jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses dalam

tubuh.

2. Pola Makan

Pola makan atau kebiasaan makan adalah berbagai informasi yang

dapat memberikan serta dapat memberikan gambaran mengenai jumlah,

jenis dan frekuensi bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh

seseorang dan merupakan ciri khas untuk satu kelompok masyarakat

tertentu.

Pola makan terdiri dari :

a. Frekuensi Makan

Frekuensi akan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik

kualitatif dan kuantitatif (Persagi, 2003). Secara alamiah makanan diolah

dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

142

halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan.

Jika dirata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam.

b. Jenis Makanan

Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,

dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat

dan seimbang (Persagi, 2003). Menyediakan variasi makanan merupakan

salah satu cara untuk menghilangkan rasa bosan. Seseorang akan merasa

bosan apabila dihidangkan menu yang itu-itu saja, sehingga mengurangi

selera makan. Menyusun hidangan sehat memerlukan keterampilan dan

pengetahuan gizi dengan berorientasi pada pedoman sebelumnya 4 sehat 5

sempurna terdiri dari bahan pokok (nasi, ikan, sayuran, buah dan susu).

Variasi menu yang tersusun oleh kombinasi bahan makanan yang

diperhitungkan dengan tepat akan memberikan hidangan sehat baik secara

kualitas maupun kuantitas. Teknik pengolahan makanan adalah guna

memperoleh intake yang baik dan bervariasi. Berikut daftar jenis makanan

yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada pasien hipertensi (Almatsier,

2010) :

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber

Karbohidrat

Beras ditim atau

disaring, roti, mi,

kentang, macaroni,

biskuit, tepung

Ubi, singkong, tape

singkong dan tape ketan.

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

143

Sumber protein

nabati

Sayuran

Buah – Buahan

Lemak

Kacang kedelai, dan

hasil olahannya seperti

tahu dan tempe.

Bayam, kangkung,

kacang buncis, kacang

panjang, wortel, tomat,

labu siam, dan tauge.

Pisang, papaya, jeruk,

apel, melon, semangka,

dan sawo.

Minyak jagung, minyak

kedelai, margarine,

Mentega dalam jumlah

terbatas, kelapa atau

santan.

Kacang tanah, kacang

mete, dan kacang bogor.

Kol, kembang kol, lobak,

sawi, dan nagka muda.

Durian, dan nangka

matang.

Minyak kelapa dan

minyak kelapa sawit,

santan kental

3. Tingkat Makan

Tingkat makan adalah kualitas dan kuantitas hidangan. Kualitas

hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di

dalam susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain.

Kuantitas menunjukkan kwantum masing-masing zat gizi terhadap

kebutuhan tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

144

dari sudut kualitas atau kuantitas, maka tubuh akan mendapatkan kondisi

kesehatan gizi yang sebaik-baiknya (Sodiaoetama, 2004).

4. Kebutuhan Gizi Makanan

Kebutuhan gizi makanan pada lanjut usia spesifik, karena

terjadinya perubahan proses fisiologi dan psikososial sebagai akibat proses

menua. Kebutuhan gizi makanan lanjut usia sangat dipengaruhi oleh faktor

(Kementerian Kesehatan RI dalam Minarto, 2012) :

1) Umur

Pada lanjut usia kebutuhan energi dan lemak menurun. Setelah usia

50 tahun, kebutuhan energi berkurang sebesar 5% untuk setiap 10 tahun.

Kebutuhan protein, vitamin dan mineral tetap yang berfungsi sebagai

regenerasi sel dan antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal

bebas yang dapat merusak sel (Kementerian Kesehatan RI dalam Minarto,

2012).

2) Jenis Kelamin

Umumnya laki-laki memerlukan zat gizi makanan lebih banyak

(terutama energi, protein dan lemak) dibandingkan pada wanita, karena

postur, otot dan luas permukaan tubuh laki-laki lebih luas dari wanita.

Namun kebutuhan zat besi (Fe) pada wanita cenderung lebih tinggi, karena

wanita mengalami menstruasi. Pada wanita yang sudah menopause

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

145

kebutuhan zat besi (Fe) turun kembali (Kementerian Kesehatan RI dalam

Minarto, 2012).

3) Aktivitas Fisik dan Pekerjaan

Lanjut usia mengalami penurunan kemampuan fisik yang

berdampak pada berkurangnya aktivitas fisik sehingga kebutuhan

energinya juga berkurang. Kecukupan zat gizi seseorang juga sangat

tergantung dari pekerjaan sehari-hari : ringan, sedang, berat. Makin berat

pekerjaan seseorang makin besar zat gizi makanan yang dibutuhkan.

Lanjut usia dengan pekerjaan fisik yang berat memerlukan zat gizi yang

lebih banyak (Kementerian Kesehatan RI dalam Minarto, 2012).

4) Postur Tubuh

Postur tubuh yang lebih besar memerlukan energi lebih banyak

dibandingkan postur tubuh yang lebih kecil.

5) Iklim/Suhu Udara

Orang yang tinggal di daerah bersuhu dingin (pegunungan)

memerlukan zat gizi lebih untuk mempertahankan suhu tubuhnya.

6) Kondisi Kesehatan (stres fisik dan psikososial)

Kebutuhan gizi makanan setiap individu tidak selalu tetap, tetapi

bervariasi sesuai dengan kondisi kesehatan seseorang pada waktu tertentu.

Stres fisik dan stresor psikososial yang kerap terjadi pada lanjut usia juga

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

146

mempengaruhi kebutuhan gizi. Pada lanjut usia masa rehabilitasi sesudah

sakit memerlukan penyesuaian kebutuhan gizi.

7) Lingkungan

Lanjut usia yang sering terpapar di lingkungan yang rawan polusi

(pabrik, industri, dll), perlu mendapat suplemen tambahan yang

mengandung protein, vitamin dan mineral untuk melindungi sel-sel tubuh

dari efek radiasi.

5. Pesan Makanan Gizi Seimbang pada Lanjut Usia

1. Makanlah aneka ragam makanan

Makanan yang beraneka ragam adalah makanan yang terdiri dari

minimal 4 sumber bahan makanan yaitu bahan makanan pokok, lauk-pauk,

sayuran dan buah. Semakin beraneka ragam dan bervariasi jenis makanan

yang dikonsumsi, semakin baik pula gizi yang diperoleh.

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Karbohidrat diperlukan guna memenuhi kebutuhan energi. Bagi

lanjut usia, dianjurkan untuk memilih karbohidrat kompleks seperti beras,

beras merah, havermout, jagung, sagu, ubi jalar, ubi kayu dan umbi-

umbian. Karbohidrat yang berasal dari biji-bijian dan kacang-kacangan

utuh berfungsi sebagai sumber energi dan serat. Dianjurkan lanjut usia

mengurangi konsumsi gula sederhana seperti gula pasir dan sirup.

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

147

3. Batasi konsumsi lemak dan minyak

Bagi lanjut usia, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak

tinggi tidak dianjurkan, karena akan menambah resiko terjadinya berbagai

penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, jantung, ginjal dan lain-

lain. Sumber lemak yang baik adalah lemak tidak jenuh yang berasal dari

kacang-kacangan, alpukat, minyak jagung, minyak zaitun. Lemak minyak

ikan mengandung omega 3, yang dapat menurunkan kolesterol dan

mencegah arthtritis, sehingga baik dikonsumsi oleh lanjut usia. Lanjut usia

sebaiknya mengkonsumsi lemak tidak lebih dari seperempat kebutuhan

energi.

4. Makanlah makanan sumber zat besi

Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses

pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari

makanan seperti daging, hati dan sayuran hijau. Kekurangan zat besi yang

dikonsumsi bila berkelanjutan akan menyebabkan penyakit anemia gizi

besi dengan tanda-tanda pucat, lemah, lesu, pusing dan mata berkunang-

kunang. Demikian juga pada lanjut usia, perlu mngkonsumsi makanan zat

sumber besi dalam jumlah cukup.

5. Biasakan makan pagi

Makan pagi secara teratur dalam jumlah cukup dapat memelihara

ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh dan meningkatkan

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

148

produktifitas kerja. Lanjut usia sebaiknya membiasakan makan pagi agar

selalu sehat dan produktif.

6. Minumlah air bersih dan aman yang cukup jumlahnya

Air minum yang bersih dan aman adalah air yang tidak berbau,

tidak berwarna, tidak berasa dan telah dididihkan serta disimpan dalam

wadah yang bersih dan tertutup. Air sangat dibutuhkan sebagai media

dalam proses metabolisme tubuh. Apabila terjadi kekurangan air minum

akan mengakibatkan kesadaran menurun.

7. Lakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur

Agar dapat mempertahankan kebugaran, lanjut usia harus tetap

berolahraga. Aktifitas fisik sangat penting peranannya bagi lansia. Dengan

melakukan aktifitas fisik, maka lanjut usia dapat mempertahankan bahkan

meningkatkan derajat kesehatannya. Namun, karena keterbatasan fisik

yang dimilikinya perlu dilakukan penyesuaian dalam melakukan aktifitas

fisik sehari-hari.

8. Pesan lainnya

Tidak minum alkohol dan membaca label makanan.

6. Masalah Gizi dalam Makanan atau Jenis Makanan pada Lansia

Masalah gizi makanan lanjut usia merupakan rangkaian proses

masalah gizi sejak usia muda yang manifestasinya terjadi pada lanjut usia.

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

149

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masalah gizi pada lanjut usia

sebagian besar merupakan masalah gizi lebih yang merupakan faktor risiko

timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, diabetes

melitus, hipertensi, gout rematik, ginjal, perlemakan hati, dan lain-lain.

Namun, demikian masalah kurang gizi juga banyak terjadi pada lanjut usia

seperti Kurang Energi Kronik (KEK), anemia, dan kekurangan zat gizi mikro

lain.

1. Kegemukan atau Obesitas

Keadaan ini biasanya disebabkan oleh pola makan yang

berlebihan, banyak mengandung lemak dan jumlah kalori yang melebihi

kebutuhan. Proses metabolisme yang menurun pada lanjut usia, bila tidak

diimbangi dengan peningkatan aktifitas fisik atau penurunan jumlah

makanan, sehingga jumlah kalori yang berlebih akan diubah menjadi

lemak yang dapat mengakibatkan kegemukan. Selain kegemukan secara

keseluruhan, kegemukan pada bagian perut lebih berbahaya karena

kelebihan lemak di perut dihubungkan dengan meningkatnya risiko

menderita penyakit jantung koroner pada bagian lemak lain. Menurut

Monica, 1992, kegemukan atau obesitas akan meningkatkan risiko

menderita penyakit jantung koroner 1-3 kali, penyakit hipertensi 1-5 kali,

diabetes melitus 2-9 kali, dan penyakit empedu 1-6 kali.

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

150

2. Kurang Energi Kronik (KEK)

Kurang atau hilangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada

lanjut usia, dapat menyebabkan penurunan berat badan. Pada lanjut usia

kulit dan jaringan ikat mulai keriput, sehingga makin kelihatan kurus. Di

samping kekurangan zat gizi makro, sering juga disertai kekurangan zat

gizi mikro. Beberapa penyebab KEK pada lansia :

a. makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan

penciuman.

b. gigi-geligi yang tanggal, sehingga menganggu proses mengunyah

makanan.

c. faktor stres/depresi, kesepian, penyakit kronik, efek samping obat,

merokok dan lain-lain.

3. Kekurangan Zat Gizi Mikro Lain

Kekurangan zat gizi mikro dapat juga terjadi pada lanjut usia

dengan status gizi baik. Kurang zat besi, vitamin A, vitamin B,

vitamin C, vitamin D, vitamin E, magnesium, kalsium, seng dan

kurang serat sering terjadi pada lanjut usia. Beberapa penyakit kronik

degeneratif yang berhubungan dengan status gizi pada makanan atau

pun jenis makanannya :

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

151

a. Penyakit jantung koroner

Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan

dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Penyakit

jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan

lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh

koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses

seperti penimbunan jaringan ikat, pengapuran, pembekuan darah,

dan lain-lain, yang semuanya akan mempersempit atau

menyumbat pembuluh darah tersebut.

b. Hipertensi

Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban

jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya

tekanan darah cenderung menjadi lebih tinggi. Selain itu

pembuluh darah pada lanjut usia sering mengalami aterosklerosis

(lebih tebal dan kaku), sehingga tekanan darah akan meningkat.

Bila terjadi sumbatan di pembuluh darah otak akan memacu

timbulnya stroke. Bila sumbatan terjadi dijantung dapat

menyebabkan serangan jantung berupa nyeri dada atau kematian

otot jantung (angina pektoris atau infark miokard) yang dapat

menyebabkan kematian.

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

152

c. Diabetes Melitus

adalah suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar

glukosa darah yang melebihi nilai normal (gula darah puasa >126

gr/dl dan atau gula darah sewaktu di atas 200 gr/dl). Diabetes

umumnya disebabkan oleh kerusakan sel beta di pankreas yang

menghasilkan fungsi insulin, sehingga kekurangan insulin atau

dapat juga terjadi karena gangguan fungsi insulin dalam glukosa

ke dalam sel.

d. Osteo Arthritis (pengapuran tulang)

adalah penyakit bagian dari arthtritis, penyakit ini terutama

menyerang sendi terutama pada sendi tangan, lutut dan pinggul.

Orang yang terserang osteoarthtritis biasanya susah menggerakan

sendi-sendi dan pergerakannya menjadi terbatas karena turunnya

fungsi tulang rawan untuk menopang badan.

e. Osteoporosis (keropos tulang)

Massa tulang mencapai maksimum pada usia sekitar 35

tahun untuk wanita dan usia 45 tahun untuk pria. Bila konsumsi

kalsium kurang dalam jangka waktu lama akan timbul keropos

tulang (osteoporosis), dan pada wanita menopause akan lebih

rentan karena pengaruh penurunan hormon estrogen. Akibatnya

tulang menjadi rapuh dan mudah patah apabila terjatuh atau terkena

trauma.

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

153

f. Arthtritis Gout

Kelainan metabolisme protein menyebabkan kadar asam

urat dalam darah meningkat. Kristal asam urat akan menumpuk di

persendian yang menyebabkan rasa nyeri dan bengkak sendi. Pada

penderita gout perlu pembatasan konsumsi lemak, protein, purin,

untuk penurunan kadar asam urat. Disarankan banyak minum air

putih minimal 8 gelas sehari.

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

154

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Salah satu masalah kesehatan yang dialami lansia adalah penyakit

degeneratif yaitu hipertensi. Faktor penyebab terjadinya hipertensi pada lansia

sangat beraneka ragam, dan salah satunya adalah jenis makanan yang di

konsumsi dan peningkatan tekanan darah yang terjadi secara statis. Oleh

karena itu, perlu untuk memperhatikan jenis makanan yang sehat dan

seimbang serta pengecekan tekanan darah secara berkala pada lansia yang

mengalami hipertensi untuk memberikan solusi pada lansia agar dapat

mengontrol dan mencegah terjadinya hipertensi sehingga pada akhirnya akan

meningkatkan Umur Harapan Hidup pada Lansia.

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan

pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang

dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.

(Sustrani, 2004). Sedangkan tekanan darah adalah gaya (atau dororngan)

darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh

tubuh. Dan jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,

dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat

dan seimbang (Persagi, 2003).

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

155

B. Kerangka Konsep

Identifikasi

Keterangan :

= Variabel yang diteliti.

Lansia Yang Mengalami

Hipertensi

Tekanan darah di atas

normal dari biasanya

Jenis Makanan

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

156

C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran yang dimiliki anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan

yang dimilki oleh kelompok yang lain (Notoadmojo, 2005).

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Lansia dalam penelitian ini adalah lansia yang berumur 60 sampai dengan

diatas 90 tahun dan mengalami hipertensi yang di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe

Selatan, Sulawesi Tenggara.

b. Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah,

terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Klasifikasi

hipertensi menurut WHO pada penelitian adalah hipertensi ringan (130-

135/85-90 mmHg), Hipertensi Stadium 1 (140-159/90-99 mmHg),

Hipertensi Stadium 2 (160-179/100-109 mmHg) dan Hipertensi Stadium 3

(> 180/ > 110 mmHg).

c. Jenis makanan yang akan diidentifikasi pada lansia yang mengalami

hipertensi pada penelitian ini yaitu jenis makanan yang mengandung tinggi

karbohidrat (Ubi atau Singkong), tinggi lemak (Daging Ayam, Sapi, dan

Kambing), rendah serat (kol, sawi, nangka matang) tinggi natrium (Ikan

Asin, Gorengan) , dan sumber protein nabati (Kacang tanah dan mete) dan

lain-lain, di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari, Kecamatan

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

157

Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Metode atau

cara yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis makanan yang

dikonsumsi bagi lansia yang mengalami hipertensi yaitu dengan

menggunakan penilaian skala likert yaitu bila jawaban setaip hari diberi

skor 3, 2-3 x dalam seminggu diberi skor 2, dan tidak pernah dalam 1

minggu diberi skor 1. Dengan kriteria objektif:

Faktor Pencetus (Tidak Sesuai) : Apabila responden mengonsumsi jenis

makanan yang mengandung tinggi

karbohidrat, tinggi lemak, rendah serat,

tinggi natrium, sumber protein nabati

dan bila jawaban responden ≥60 %.

Bukan Faktor Pencetus (Sesuai) : Apabila responden tidak mengonsumsi

jenis makanan yang mengandung tinggi

karbohidrat, tinggi lemak, rendah serat,

tinggi natrium, sumber protein nabati

dan bila jawaban responden mencapai

<60 %.

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

158

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan observasi langsung dan wawancara, yaitu suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi

tentang suatu keadaan secara objektif.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai pada tanggal 10 Juni – 13

Juni 2016.

2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula

Kendari, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi

Tenggara.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti tersebut

(Notoadmojo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

159

mengalami hipertensi yang berjumlah 43 orang, di Panti Sosial Tresna

Werdha Minaula Kendari, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe

Selatan, Sulawesi Tenggara.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Nursalam, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang

mengalami hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari.

Populasi pada penelitian ini < 100, maka sampel yang diambil adalah secara

keseluruhan dari populasi yang ada yaitu berjumlah 43 orang (Arikunto

2006:134).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik pengambilan sampel secara total sampling, yaitu populasi yang ada,

seluruhnya dijadikan sampel yang berjumlah 43 orang lansia yang mengalami

hipertensi. Adapun kriteria inklusi dalam memilih sampel pada penelitian ini

adalah :

1. Klien atau lansia yang berada di Panti Tresna Werdha Minaula Kendari

yang mengalami hipertensi yang berjumlah 43 orang.

2. Bersedia menjadi responden dalam penelitian.

3. Tidak mengalami penurunan kesadaran, ingatan dan gangguan fisik.

4. Dapat atau tidak dapat membaca dan menulis.

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

160

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat ukur untuk mengumpulkan data, dan

alat ukur tersebut perlu dilihat dan diteliti agar memperkuat hasil penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar kuesioner atau angket yang digunakan untuk mengetahui jenis

makanan yang dikonsumsi lansia yang mengalami hipertensi serta lembar

observasi yang digunakan untuk mengobservasi dalam melakukan

pengukuran tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi.

E. Jenis dan Cara Pengambilan Data

1. Data primer adalah data yang langsung diambil pada responden. Data yang

diambil melalui wawancara lansung atau observasi langsung dengan

responden mengenai jenis makanan yang dikonsumsi dan tekanan darah pada

lansia yang mengalami hipertensi.

2. Data sekunder adalah data yang sudah ada dan diambil dari instansi terkait

yaitu data tentang jumlah lansia yang menghuni Panti Tresna Werdha

Minaula Kendari, jumlah lansia yang mengalami hipertensi, daftar menu

permakanan pada keseluruhan lansia, dan lain-lain.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan

komputerisasi. Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai

berikut :

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

161

1. Coding (Pengkodean) yaitu memberikan kode pada setiap jawaban

yang ada dengan maksud memudahkan untuk analisa.

2. Editing (Pengeditan) yaitu dilakukan untuk mengisi setiap daftar

pertanyaan yang sudah diisi. Editing meliputi kelengkapan

pengisian, kesalahan pengisian, dan konsistensi pada setiap

jawaban.

3. Scoring (pemberian skor) yaitu perhitungan secara manual dengan

menggunakan komputer untuk mengetahui presentase setiap

variabel yang diteliti.

4. Tabulating (tabulasi) yaitu kelanjutan dari proses pengolahan

dalam hal ini setelah data tersebut dikoding dan kemudian

ditabulasi agar dapat mempermudah penyajian data dalam bentuk

distribusi frekuensi.

G. Analisa Data

Data yang diperoleh melalui hasil pengolahan data, selanjutnya

dianalisis. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu dengan

mempresentasikan hasil observasi dari setiap variabel penelitian dengan

menggunakan rumus :

X=𝑓

𝑁 x k

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

162

Keterangan :

f = Variabel yang diteliti/frekuensi skor jawaban benar

N = Jumlah skor tertinggi

k = Konstanta (100%)

X = Presentase hasil yang dicapai (Arikunto S, 2006:34)

H. Penyajian Data

Data yang diperoleh selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi disertai dengan penjelasan secara deskriptif.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi

dari Politeknik kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan, dan

persetujuan judul penelitian dari pembimbing 1 dan 2 untuk melakukan

pengambilan data awal penelitian dimana untuk mencapai hal tersebut,

peneliti mengajukan surat permohonan untuk menjadi responden dan untuk

memperoleh data awal penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dengan

menekankan masalah etika yang meliputi (Nursalam, 2011) :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan kepada subjek sebelum riset

dilaksanakan. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset dilakukan.

Bila subjek bersedia diteliti maka lembar persetujuan ditanda tangani

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

163

dan bila menolak peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

hak-hak responden (lampiran 2).

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan subjek peneliti tidak akan mencantumkan

nama subjek pada lembar kuesioner atau observasi yang diisi oleh

subjek tetapi hanya memberi kode.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diperoleh dari subjek.

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

164

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Minaula

Kendari

a. Sejarah Singkat

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Minaula diresmikan oleh

Menteri Sosial Republik Indonesia pada tanggal 7 Desember 1981.

Pada awal berdirinya, panti menyantuni lanjut usia sebanyak 20 orang

dan jumlah ini berkembang terus menjadi 100 orang pada tahun 1983.

PSTW Minaula didirikan di atas areal seluas kurang lebih 3 Ha.

Sebagian besar kurang lebih 2 Ha telah dipergunakan bagi

pembanguan fasilitas perkantoran, rumah ibadah dan fasilitas lain yang

menunjang pelaksanaan program pembinaan lanjut usia terlantar dalam

panti, sedangkan sisanya 1 Ha dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan

rekreasi dan ekonomi produktif berupa perkebunan sayur – sayuran

dan palawija, pemeliharaan ternak ayam dan itik, usaha keterampilan

seperti atap rumbia, serta pemeliharaan ikan air tawar.

Sejak berdirinya, panti ini telah mendapat sambutan dan dukungan

yang positif dikalangan masyarakat luas.

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

165

b. Letak

Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kendari terletak di desa

Ranooha Kecamatan Ranoomeeto Kabupaten Konawe Selatan, lebih

kurang 24 KM dari kota Kendari.

c. Sarana dan Prasarana

Tabel 5.1 Distribusi Tempat Tinggal (Wisma) Lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kecamatan Ranomeeto Tahun

2016

No. Wisma Frekuensi Persentase (%)

1. Flamboyan 9 10

2. Damai 5 6

3. Sejahtera 8 8

4. Makmur 9 10

5. Abadi 9 10

6. Ramai 10 11

7. Adil 6 6

8. Bougenville 2 2

9. Perawatan Khusus 9 10

10. Aman 6 6

11. Sentosa 7 7

12. Segar 8 8

13. Bahagia 6 6

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer Diolah Juni 2016

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

166

2. Data Hasil Penelitian

a. Karakteristik Responden

1.) Lanjut Usia Menurut Jenis Kelamin

Tabel : 5.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin di

Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kecamatan

Ranomeeto Tahun 2016

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1. Laki - laki 49 52

2. Perempuan 45 48

Jumlah 94 100

Sumber : Data Primer, Diolah Juni 2016

2.) Lanjut Usia Menurut Kelompok Umur

Tabel: 5.3 Karakteristik Responden Menurut Kelompok Umur di

Panti Tresna Werdha Minaula Kecamatan Ranomeeto

Tahun 2016

No. Kelompok Umur Frekuensi Persentase

1. 60-74 29 31

2. 79-90 39 41

3. > 90 26 28

Jumlah 94 100

Sumber: Data Primer Diolah Juni 2016

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

167

3.) Lanjut Usia Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel: 5.4 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan di

Panti Tresna Werdha Minaula Kecamatan Ranomeeto

Tahun 2016

No. Pendidikan Frekuensi Persentase

1. Tidak Sekolah 42 45

2. Pendidikan Dasar 44 47

3. SMA 8 8

Jumlah 94 100

Sumber: Data Primer Diolah Juni 2016

b. Variabel Penelitian

1.) Jenis Makanan Faktor Pencetus Pada Lanjut Usia Yang

Mengalami Hipertensi

Tabel : 5.5 Karakteristik Variabel Penelitian Jenis Makanan Faktor

Pencetus Hipertensi Pada Lanjut Usia di Panti Sosial

Tresna Werdha Minaula Kecamatan Ranomeeto Tahun

2016.

No. Jenis Makanan Frekuensi Persentase (%)

1.

Faktor Pencetus

26

60

2.

Bukan Faktor Pencetus

17

40

Jumlah 43 100

Sumber : Data Primer diolah Juni 2016

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

168

2.) Lanjut Usia Yang Mengalami Hipertensi

Tabel : 5.6 Karakteristik Variabel Penelitian Lanjut Usia Yang

Mengalami Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Kecamatan Ranomeeto Tahun 2016.

No. Kategori Hipertensi Frekuensi Persentase (%)

1. Hipertensi Ringan 13 30

2. Hipertensi Stadium 1 21 49

3. Hipertensi Stadium 2 6 14

4. Hipertensi Stadium 3 3 7

Jumlah 43 100

Sumber : Data Primer Diolah Juni 2016

B. Pembahasan

1. Jenis Makanan Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi di Panti

Tresna Werdha Minaula Kecamatan Ranomeeto

Berdasarkan hasil penelitian terhadap jenis makanan yang tidak

dianjurkan pada lanjut usia yang mengalami hipertensi menunjukkan bahwa

dari 43 responden yang mengalami hipertensi, lansia yang mengonsumsi jenis

makanan yang tidak sesuai atau sebagai faktor pencetus sebanyak 26 lansia (60

%), sedangkan lansia yang mengonsumsi jenis makanan yang sesuai atau atau

bukan sebagai faktor pencetus pada pasien hipertensi sebanyak 17 lansia

(40%). Hal ini di dukung oleh teori bahwa lansia yang mengalami hipertensi

dengan pengukuran tekanan darah diatas 130/90 mmHg masih mengonsumsi

jenis makanan yang tidak dianjurkan yang dapat memberikan perubahan atau

dampak buruk bagi kesehatannya ini sesuai dengan pendapat bahwa faktor -

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

169

faktor yang mempengaruhi penuaan dan penyakit yang sering terjadi pada

lansia diantaranya hereditas, atau keturunan genetik, nutrisi atau makanan,

status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan dan stres (Santoso, 2009).

Sesuai dengan teori bahwa faktor jenis makanan berperan penting

terjadinya hipertensi. Adapun jenis makanan faktor pencetus hipertensi

diantaranya adalah ubi, singkong, (tinggi karbohidrat). Kacang tanah, kacang

mete (tinggi protein nabati). Kol, sawi, dan nangka muda, nangka matang

(rendah serat). Minyak kelapa dan daging (tinggi lemak). Dan tinggi natrium

yaitu daging ayam, sapi dan ikan asin (Almatsier: 2010), yang telah

disesuaikan dengan daftar menu permakanan di Panti Sosial Tresna Werdha

Minaula Kecamatan Ranomeeto

Banyaknya lansia yang masih mengonsumsi jenis makanan yang tidak

sesuai tentunya memberikan permasalah gizi dan sebagai faktor pencetus

menimbulkan berbagai penyakit salah satunya hipertensi. Berbagai penelitian

yang menunjukkan bahwa masalah gizi pada lanjut usia sebagian besar

merupakan masalah gizi lebih yang merupakan faktor risiko timbulnya

penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus,

hipertensi, gout rematik, ginjal, perlemakan hati, dan lain-lain.

Hal ini dapat diasumsikan bahwa banyaknya lansia hipertensi yang

mengonsumsi jenis makanan tidak sesuai atau pencetus hipertensi yaitu 26

orang (60%) dapat diakibatkan karena faktor pola makan yang tidak teratur,

kebiasaan makan yang tidak teratur, tidak disiplin dalam mengonsumsi jenis

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

170

makanan yang sesuai, karakteristik lansia itu sendiri berupa usia yang

semakin tua, latar belakang pendidikan yang rendah atau sarana prasaran

tempat tinggal yang tidak mendukung. Sedangkan 17 lansia (40%) yang

mengonsumsi jenis makanan yang sesuai atau bukan faktor pencetus dapat

diasumsikan bahwa mereka memiliki pola makan yang teratur, disiplin dalam

memilih dan mengonsumsi jenis makanan yang sesuai, dan mungkin

memiliki karakteristik lansia seperti usia yang masih dapat mengerti dalam

mengonsumsi jenis makanan yang sesuai atau mempunyai latar belakang

pendidikan yang tinggi.

2. Lanjut Usia Yang Mengalami Hipertensi Yang Dilaksanakan di Panti

Sosial Tresna Werdha Minaula Kecamatan Ranoomeeto.

Berdasarkan hasil penelitian lanjut usia yang mengalami hipertensi

yang dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kecamatan

Ranomeeto menunjukkan bahwa dari 43 responden yang mengalami

hipertensi, sebanyak 13 responden (30%) berada dalam kategori hipertensi

ringan (130-135/85-90 mmHg), 21 responden (49%) berada dalam kategori

hipertensi stadium I (140-159/90-99 mmHg), 6 responden (14%) berada

dalam kategori hipertensi stadium II (160-179/100-109 mmHg), 3 responden

(7%) dalam kategori hipertensi stadium III (>180/>100 mmHg.

Dari hasil pengukuran banyak responden yang masuk dalam kategori

hipertensi stadium ringan, I dan II. Ini menunjukkan bahwa peningkatan

tekanan darah pada lansia begitu progresif sehingga dapat berdampak buruk

pada komplikasi yang dirasakan.

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

171

Kemudian dari hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan bahwa

dari 26 lansia yang mengonsumsi jenis makanan faktor pencetus, 8 lansia

berada pada hipertensi ringan, 12 lansia hipertensi stadium I, 4 lansia

hipertensi stadium II, dan 2 lansia hipertensi stadium III. Sedangkan dari 17

lansia yang mengonsumsi jenis makanan sebagai bukan faktor pencetus, 5

lansia berada pada hipertensi ringan, 8 lansia hipertensi stadium I, 3 orang

hipertensi stadium II, dan 1 lansia hipertensi stadium III. Ini sesuai teori

bahwa hipertensi dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengalami serangan

sakit jantung. Umurnya seseorang yang berisiko menderita hipertensi adalah

usia di atas 45 tahun dan serangan darah tinggi baru muncul sekitar usia 40

walaupun dapat terjadi pada usia muda (Kumar, 2005). Sebagai suatu proses

degeneratif, hipertensi tentu hanya ditemukan pada golongan dewasa (Bustan,

2007). Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi menurut

peningkatan usia dan biasanya pada usia > 40 tahun. Umur mempengaruhi

terjadinya hipertensi. Bertambahnya umur maka risiko terkena hipertensi

menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut

cukup tinggi, yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar di atas 65 tahun.

Sehingga diasumsikan bahwa banyaknya lansia yang mengalami

hipertensi yaitu 43 orang di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kecamatan

Ranomeeto, 26 orang diantaranya dapat diakibatkan karena faktor terbesar

adalah jenis makanan yang dikonsumsi, kemudian 17 orang sisanya bukan

karena jenis makanan yang dikonsumsi melainkan faktor herediter,

lingkungan, stress atau bahkan usia dan pendidikan yang kurang.

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

172

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Panti Tresna

Werdha Minaula Kecamatan Ranomeeto terhadap 43 responden, terdapat

faktor – faktor pencetus terjadinya hipertensi dengan frekuensi tertinggi

sebanyak 60 % mengonsumsi jenis makanan faktor pencetus hipertensi

dan sebanyak 49 % mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi

stadium 2, yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Jenis makanan pencetus hipertensi pada 43 lansia yang mengalami

hipertensi di Panti Tresna Werdha Minaula Kecamatan Ranomeeto, 26

lansia (60%) mengonsumsi jenis makanan yang tidak dianjurkan atau

sebagai faktor pencetus yaitu mengandung tinggi karbohidrat, tinggi

natrium, lemak, sumber protein nabati dan rendah serat sedangkan

sisanya yaitu 17 lansia (40%) tidak mengonsumsi jenis makanan yang

tidak dianjurkan atau bukan sebagai faktor pencetus hipertensi.

2. Lanjut usia yang mengalami hipertensi di Panti Tresna Werdha

Minaula Kecamatan Ranomeeto, dari 43 responden hipertensi, lansia

yang mengalami hipertensi ringan sebanyak 13 lansia (30%),

hipertensi stadium I sebanyak 21 lansia (49%), hipertensi stadium II

sebanyak 6 orang (14%), hipertensi stadium III sebanyak 3 lansia

(7%).

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

173

B. Saran

Sesuai kesimpulan di atas, maka saran yang dapat kami sampaikan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak Panti Tresna Werdha Minaula Kecamatan Ranomeeto,

diharapkan sebagai informasi bagi petugas panti sehingga dapat

meningkatkan pelayanan bagi lansia salah satunya dalam memberikan

jenis makanan yang tepat untuk di konsumsi oleh lansia yang

hipertensi dan juga selalu melakukan pengecekan tekanan darah secara

berkala agar peningkatan tekanan darah secara mendadak atau tiba-tiba

dapat diantipasi segera.

2. Bagi institusi, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi

institusiku tercinta Politeknik Kesehatan Kendari khususnya jurusan

keperawatan dalam pen gembangan pendidikan dibidang penelitian

ilmu keperawatan.

3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

peneliti dalam memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan lansia

secara menyeluruh salah satunya dalam mengidentifikasi dan

menentukan jenis makanan yang tepat, sehat dan seimbang serta

tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat bermanfaat bagi adik-adik

saya ke depan dalam melakukan penelitian selanjutnya atau dapat

dijadikan sebagai bahan referensi dalam penulisan karya ilmiah yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

174

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

175

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

176

Page 97: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

177

Page 98: KARYA TULIS ILMIAH IDENTIFIKASI JENIS MAKANAN PADA … HUJRIANTO 2016.pdf · penyakit degeneratif yang juga merupakan momok bagi lansia dan menjadi salah satu permasalahan sosial

178