karya tulis jadi bener- wisata benteng kota lama

40
PENGEMBANGAN KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG SEBAGAI TEMPAT WISATA BUDAYA DISUSUN OLEH : NAMA : TEGUH SUPRIYANTO NIM : E11.2007.00220 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

Upload: teguh-supriyanto

Post on 26-Jun-2015

491 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

PENGEMBANGAN KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG

SEBAGAI TEMPAT WISATA BUDAYA

DISUSUN OLEH :

NAMA : TEGUH SUPRIYANTO

NIM : E11.2007.00220

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

2009

Page 2: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah –

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul

“Pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang Sebagai Tempat Wisata Budaya.

Keinginan kami untuk menuliskan kenangan tentang kota Semarang

sebagai Kota Lama. Dalam karya tulis ilmiah ini kami ingin memberikan suatu

bentuk peran serta sebagai masyarakat kota Semarang untuk kemajuan pariwisata

di kota Semarang. Penulis memberikan semangat kepada pemerintah kota

Semarang dan masyarakat untuk bekerja sama membangun kota kita tercinta ini.

Penulis berharap di masa yang akan datang kota Semarang bisa lebih maju dalam

pariwisata khususnya.

Kepada Dosen pembimbing yang telah membantu dan mendukung penulis

dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Kepada teman-teman dan keluarga yang

selalu ada menemani dan mendukung penulis dalam menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dan mendukung penulisan karya tulis ilmiah ini.

Sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan, pastinya di dalam karya

tulis ini ada kesalahan dan kekurangan. Penulis memohon maaf atas kesalahan

dan kekurangan di dalam karya tulis ini. Kami akan sangat berterima kasih atas

segala tegur sapa, kritik dan saran dari pembaca. Semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat dan sebagai sumber inspirasi bagi kita semua.

Semarang, 4 Desember 2009

Penulis

Page 3: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap kota di Indonesia pasti mempunyai keunikan dan ciri khas yang

berbeda-beda. Salah satunya adalah Ibukota Provinsi Jawa Tengah yaitu Kota

Semarang dan sebagai warga kota Semarang yang cinta akan budaya dan

keunikan kota Semarang pastinya kita mempunyai perhatian khusus terhadap

kota kita ini.

Dilihat dari segi pariwisata memang kota Semarang tidak mempunyai

banyak obyek wisata, tetapi sebenarnya kota ini mempunyai sesuatu yang

dapat menarik para wisatawan yang berasal dari dalam maupun luar negeri

yaitu suatu kawasan atau daerah yang berisi bangunan-bangunan tua yang

berdiri tegak di pinggir kota Semarang yang sering disebut sebagai Kota

Lama. Kawasan tersebut mempunyai banyak nilai sejarah karena disana

terdapat bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang berusia sudah

berabad-abad tahun lamanya yang hingga saat ini masih berdiri kokoh.

Walaupun bangunan-bangunan di Kota Lama sebagian besar masih

berdiri namun bangunan-bangunan tersebut juga membutuhkan perawatan.

Diperlukan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat kota Semarang untuk

melestarikan dan merawat bangunan-bangunan tua di Kota Lama tersebut.

Pemerintah Kota Semarang sebenarnya sudah memperhatikan Kota Lama

sejak dulu, namun perkembangannya sangat lambat. Pelestarian Kota Lama

sangat diperlukan untuk merawat bangunan-bangunan tua, membersihkan

lingkungan bangunan-bangunan tua dan merapikan bangunan-bangunan tua

itu sendiri yang paling penting agar Kota Lama tampak semakin indah. Sejak

adanya program dari pemerintah Kota Semarang yang diberi nama Semarang

Pesona Asia untuk mempromosikan tempat wisata di Kota Semarang dan

Page 4: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

salah satunya adalah Kota Lama, sekarang Kota Lama mulai dikunjungi oleh

para wisatawan dari dalam maupun luar negeri.

Lambatnya perkembangan pelestarian Kota lama tidak sepenuhnya

kesalahan dari pemerintah kota, tetapi masyarakat juga punya peranan

penting dalam ikut merawat dan melestarikannya. Terlaksananya proses

pelestarian Kota Lama maka masyarakat sekitar juga akan mendapatkan

dampak sosialnya.

Oleh karena itu, dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis akan

membahas mengenai pengembangan daerah kota lama di Semarang sebagai

tempat wisata budaya dan dampak sosialnya.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dapat diangkat dari penulisan karya ilmiah ini

adalah :

1. Bagaimana mengembalikan kawasan Kota Lama sebagai tempat wisata

budaya yang menjadi prioritas utama dalam pariwisata di Kota

Semarang ?

1.3 Gagasan Kreatif

Gagasan Kreatif yang ingin diangkat dari penulisan karya ilmiah ini

adalah :

1. Memperkenalkan sejarah Kota Lama kepada masyarakat, bahwa

sebenarnya dulu kawasan Kota Lama merupakan benteng milik

Belanda yang merupakan pusat militer Belanda untuk mengembalikan

Kota Lama pada masa kejayaanya.

2. Menghilangkan pandangan buruk terhadap Kota Lama sebagai

kawasan yang kumuh, tetapi sebenarnya Kota Lama adalah suatu

kawasan yang mempunyai nilai historis yang patut kita jaga dan rawat

kelestariannya.

Page 5: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

1.4 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Memperkenalkan sejarah kawasan Kota Lama kepada masyarakat

untuk mengembalikan fungsi kawasan ini pada masa kejayaannya.

2. Mengupas usaha-usaha pemerintah dan peranan masyarakat dalam

melestarikan kawasan Kota Lama.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Bagi Akademik

a. Menambah literature kepustakaan akademik.

2. Bagi Penulis

a. Meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisis suatu

permasalahan yang aktual, serta diharapkan mampu memberikan

saran atas permasalahan tersebut.

1.6 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :

1. Dalam penulisan karya ilmiah ini hanya membahas sejarah singkat

Kota Lama Semarang.

2. Penulisan karya ilmiah ini hanya membahas tentang usaha-usaha

pemerintah kota Semarang dan peranan masyarakat kota Semarang

yang berada di sekitar Kota Lama khususnya.

Page 6: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Kota Lama Semarang

Berada di kawasan Kota Lama Semarang seperti ada magnet lain yang

akan menarik kita di dalam masa kejayannya. Magnet itu begitu kuat manakala

bangunan tua membentang ke manapun mata memandang. Bangunan yang

tersebar itu tampak relatif masih terawat, masih berbentuk bangunan, meskipun

ada di antara bangunan itu yang bentuknya sudah setengah roboh. Secara

keseluruhan, kawasan lama yang dijuluki Little Netherland.

Arsitektur bangunan di kawasan Kota Lama Semarang beragam, antara

lain terdapat Gereja Blenduk (Nederlandsch Indische Kerk) yang dibangun pada

tahun 1750 dengan atap kubah yang dipugar pada 1894. Di hadapan gereja ini

berdiri gedung karya Thomas Karsten di tahun 1916 yang kini menjadi gedung

Asuransi Jiwasraya. Jalanan di kawasan ini kini ber-paving karena terlalu sering

diterjang banjir. Tak lupa bangunan Stasiun Tawang yang mencoba tetep bertahan

dari terjangan rob.

Meski bagi warga Semarang, kawasan Kota Lama menjadi kawasan yang

kurang perhatian dari pemerintah setempat. Kawasan Kota Lama Semarang punya

bangunan hidup yang relatif lebih banyak, dan lebih banyak bangunan utuh lantas

dipadu jalanan ber-paving tadi. Ketika melihat atap si Blenduk menyembul di

antara bangunan tua lain, bernaung di bawah langit sore dengan siluet kuning dari

pancaran matahari terbenam, sempurna cantiknya.

Banyak orang yang sudah mengenal Kota Lama Semarang harus berpikir

sejenak apabila mendengar istilah kampung Eropa. Sebenarnya sudah semenjak

abad yang lalu kedua pengertian ini, Outstad dan Europeschebuurt, dipakai di

kalangan masyarakat untuk menyebut kawasan yang sama. Kawasan tersebut

Page 7: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

mencakup koloni yang semula berbenteng, tempat bermukim orang Belanda dan

bangsa Eropa lainnya yang mempunyai kegiatan utama sebagai pedagang.

Kawasan koloni tersebut dikelilingi oleh tembok yang dibuat bersegi lima yang

disebut de Vijfhoek.

Kendati tembok keliling tersebut dibongkar pada abad berikutnya, batas

koloni dapat ditelusuri, karena tidak ada perubahan struktur yang berarti. Dinding

sebelah barat terletak di tepi Kali Semarang yang semakin membelok ke arah

timur laut. Jalan yang menelusurinya bernama Wester-wal straat yang menerus ke

Pakhus straat (sekarang keduanya disebut Jl.Mpu Tantular). Dinding sebelah

utara sejajar dengan Jl Setasiun Tawang dan disebut Norder-wal straat.

Sedangkan dinding timur dan selatan, masing-masing bersisian dengan Ooster-

wal straat (Jl. Cendrawasih Utara) dan Zuider-wal straat (Jl. Sendowo).

2.2 Masalah-masalah yang Terjadi di Kawasan Kota Lama

Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia

masa kolonial Belanda lebih dari 2  abad, dan lokasinya berdampingan dengan

kawasan ekonomi. Ditempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri

dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. Kota Lama

Semarang ini adalah daerah yang bersejarah dengan banyaknya bangunan kuno

yang dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata

budaya.

Untuk menjadi suatu kawasan wisata budaya, kawasan Kota Lama butuh

perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Perhatian ini berupa suatu

upaya untuk melestarikan kembali bangunan-bangunan tua yang berada di

kawasan ini. Walaupun banyak bangunan yang masih utuh dan tetap berdiri kokoh

tetapi apabila dilihat secara keseluruhan, banyak juga bangunan-bangunan tua

yang dibiarkan kosong terbengkalai begitu saja dan tidak terawat. Masalah tidak

berhenti pada tidak terawatnya bangunan-bangunan tua, masih banyak masalah-

masalah yang terjadi yang harus di benahi agar kawasan ini benar-benar layak

menjadi suatu kawasan wisata budaya.

Page 8: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

Banyaknya tuna wisma dan pedagang-pedagang yang tidak jelas yang

mendiami kawasan ini menyebabkan Kota Lama terkesan kumuh, sehingga

banyak para wisatawan yang merasa terganggu dengan keberadaan mereka.

Aktivitas perdagangan dan perkantoran di kawasan Kota Lama ini yang hanya

berjalan setengah hari menyebabkan kawasan Kota Lama pada malam hari

menjadi Kota mati, sepi dan kurangnya penerangan jalan.

Semakin turunnya permukaan tanah di Kota Semarang menyebabkan

banyak daerah-daerah di Semarang bawah terkena banjir atau rob. Kota Lama

juga mengalami hal yang sama, apabila sudah mulai musim penghujan dan rob,

kawasan ini sering terkena banjir dan rob. Walaupun banjir dan rob tidak terjadi di

tengah-tengah pusat Kota Lama tetapi akses-akses jalan yang menuju kawasan ini

yang biasanya sering terkena banjir dan rob.

Dari berbagai masalah diatas harusnya dibutuhkan peranan penting

pemerintah Kota Semarang dan masyarakat untuk bekerja sama membangun

kawasan Kota Lama kembali pada masa kejayaanya sebagai kawasan pusat

militer, pemerintahan, dan pusat perdagangan. Walaupun tidak seutuhnya fungsi

gedung-gedung kembali pada masa kejayaanya dulu, tetapi kita berharap kawasan

ini bisa kembali hidup dan menjadi suatu kawasan wisata budaya yang

mempunyai nilai sejarah tinggi.

2.3 Upaya-upaya Pelestarian Kota Lama

Pemerintah Kota Semarang sendiri sudah banyak melakukan upaya-upaya

untuk melestarikan kawasan Kota Lama dan mencoba untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan diatas. Dimulai dari pembangunan polder tawang

unutuk mengatasi banjir dan rob di kawasan Kota Lam dan sekitarnya. Sehingga

sekarang masalah banjir dan rob di kawasan ini sudah mulai berkurang. Karena

polder ini berfungsi untuk menampung air dari kawasan Kota Lama dan

sekitarnya, selanjutnya air tersebut dibuang ke laut melalui sistem pompa, antara

lain di Kali Baru. Di tempat itu terdapat delapan pompa besar dan kecil yang

setiap saat bisa difungsikan.

Page 9: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

Pada tahun 2007 lalu pemerintah membuat sutu program promosi

pariwisata Kota Semarang yang diberi nama Semarang Pesona Asia yang salah

satu iconnya adalah Kawasan Kota Lama. Walaupun dinilai kawasan ini belum

siap untuk menjadi kawasan wisata tetapi promosi ini dapat memperkenalkan

kawasan Kota Lama di dunia Internasional yang membuat pemrintah dan

masyarakat lebih bersemangat dalam melestarikan kawasan Kota Lama.

Mendirikan suatu kawasan pejalan kaki di sekitar kawasan Kota Lama yang

disebut City Walk Area merupakan suatu langkah yang baik untuk menjadikan

kawasan ini bebas polusi dan kendaraan bermotor sehingga wisatawan tidak

terganggu dengan ramainya lalu lintas di kawasan ini. City Walk yang

direncanakan memiliki toko-toko yang menjual jajanan khas Kota Semarang

sehingga wisatawan bisa berbelanja jajanan khas Semarang disana.

Upaya kedepan pemerintah Kota Semarang yaitu menjadikan Kota Lama

benar-benar seperti aslinya. Nama-nama jalan yang sudah berubah saat ini akan

dikembalikan kembali seperti nama jalan pada masa Belanda dulu. Dan bangunan-

bangunan tua dihidupkan kembali dan disewakan kepada para investor yang ingin

membuka suatu usaha atau perkantoran di kawasan ini. Hal tersebut tertuang

dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang Nomor 16 Tahun 2003 tentang

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota Lama. Dalam

rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Kota Semarang Ismoyo Soebroto,

Selasa (28/10) malam, DPRD Kota Semarang menyetujui Rancangan Perda

RTBL Kawasan Kota Lama tersebut menjadi Perda.

Perda RTBL Kawasan Kota Lama itu memuat rumusan kebijakan

pelestarian dan revitalisasi kawasan Kota Lama. Perda tersebut disusun dan

ditetapkan untuk menyiapkan perwujudan kawasan Kota Lama dalam rangka

pelaksanaan program dan pengendalian pembangunan kawasan itu yang dilakukan

pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Selanjutnya, ketentuan dalam perda itu menjadi pedoman, landasan, dan

garis besar kebijakan bagi pelestarian dan revitalisasi Kawasan Kota Lama

Semarang. Tujuan perda untuk melindungi kekayaan historik dan budaya serta

Page 10: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

mengembangkannya untuk kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan pariwisata.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perda sebaiknya segera ditindaklanjuti

dengan sosialisasi ke masyarakat, terutama pemilik bangunan di Kota Lama.

Selain itu, pemkot juga diharapkan aktif mencari investor untuk pengembangan

kawasan tersebut menjadi Kawasan Wisata Budaya. Untuk mempertahankan nilai

historis Kota Lama, dalam perda itu disebutkan ada 105 bangunan yang masuk

dalam kategori konservasi.

Sebagai kawasan konservatif, ada baiknya jika ornamen atau bentuk asli

bangunan yang berarsitektur kolonial tetap dipertahankan. Salah satu solusi

alternatif agar tidak menghilangkan ciri kawasan yang berwajah kolonial, nama

jalan akan dibuat dua versi, yaitu versi Indonesia seperti yang sudah ada sekarang

dan versi Belanda (nama aslinya).

Page 11: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Data dan Sumber Data

3.1.1 Data

Data-data yang terdapat di dalam karya tulis ini berupa data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang penulis ambil langsung dari

kawasan Kota Lama berupa foto-foto pada saat observasi dilakukan. Data

sekunder adalah data yang penulis ambil dari buku dan internet. Data-data ini

sebagai bahan penulis untuk menyusun karya tulis ini.

3.1.2 Sumber Data

Sumber-sumber data yang terdapat di dalam karya tulis ini berasal dari

buku, artikel dan jurnal dari internet. Penulis menggunakan buku “Semarang

Sepanjang Jalan Kenangan” yang diterbitkan atas kerja sama pemerintah kota

Semarang dengan penerbit Aktor Studio, artikel dan jurnal dari internet yang

penulis ambil dari artikel-artikel dari beberapa surat kabar di internet dan dari

website maupun blog dari masyarakat.

3.2 Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Observasi

Kota Semarang mempunyai suatu kawasan Kota Lama yang berisikan

bangunan-bangunan tua peninggalan jaman Belanda, yang berpotensi untuk

menjadi suatu kawasan wisata budaya yang mempunyai nilai sejarah. Sebagai

warga kota Semarang pastinya bangga bahwa kotanya memiliki sesuatu yang

tidak banyak di miliki oleh kota lainnya.

Jika dilihat secara keseluruhan, kawasan ini belum tertata baik. Selain

banyaknya gedung-gedung tua yang masih terawat tetapi juga ada gedung-

gedung tua yang tidak terawat. Jalan akses menuju Kota Lama pun sering

dilanda banjir atau rob. Banyaknya tuna wisma yang mendiami kawasan ini

Page 12: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

menjadikan kawasan ini terlihat kumuh, sehingga banyak wisatawan yang

merasa terganggu dengan keadaan ini. Seharusnya permasalahan-

permasalahan tersebut dapat diatasi, apabila pemerintah dan masyarakat

benar-benar serius dalam melestarikan kawasan ini.

Sebenarnya Kota Lama bisa menjadi potensi wisata budaya bagi Kota

Semarang. Pemerintah Kota Semarang dan masyarakat harus bekerja sama

untuk melestarikan kawasan ini dan menjadikan Kota Lama kembali pada

masa kejayaannya.

3.2.2 Studi literatur

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan karya ilmiah ini

dengan melakukan studi literatur, yaitu dengan mencari artikel-artikel,

buku, jurnal yang menyangkut dengan permasalahan yang diangkat. Data

yang diperoleh dari buku bacaan ataupun studi literature lainnya, merupakan

data sekunder. Data sekunder ini penulis gunakan sebagai data pendukung

untuk melengkapi data primer yang diharapkan dapat membantu memberi

keterangan, atau sebagai data pelengkap.

3.3 Metode Analisis Data

Dalam penulisan Karya tulis ini penulis menganalisa data-data yang

berbentuk informasi yang telah tersusun dan telah melalui tahap editing untuk

menjadi suatu bentuk karya tulis ini yang sesuai dengan topik yang telah penulis

ambil. Penulis menggunakan analisa deskriptif yaitu metode analisa data

penelitian yang hanya mengolah dan menyajikan data. Sehingga akan diperoleh

suatu informasi yang dibutuhkan dalam melestarikan kawasan Kota Lama sebagai

kawasan wisata budaya di Kota Semarang.

Page 13: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Sejarah Singkat Kota Lama Semarang.

Sebuah sejarah tidak akan lepas dari perkembangan suatu kota, tak

terkecuali kota Semarang, sebagai salah satu kota besar di Indonesia tak lepas dari

sejarah keberadaan Belanda (VOC) sebagai salah satu kota dengan potensi yang

sangat diunggulkan dari beberapa aspek, seperti perdagangan dan pertahanan.  

Memiliki nama sejarah yaitu Samarang, Samarangh, Zamarang dan yang

terakhir pada jaman modern ini adalah Semarang memiliki koordinat: 6º58'00 S

110º29'00 E, berada di pulau Jawa (java), (VOC) Region: Java’s Noord Oost Kust

(VOC - gebled). Semarang juga sering disebut sebagai “Belanda kecil” (The Little

Netherland), dan Vanesia dari timur (Vanesia van timoer).

Daerah yang ditempati oleh Belanda menjadi embrio perkembangan kota

Semarang pada masa selanjutnya, bermula dari Oudestad van Samarang yang

lebih dikenal sebagai ”Kota Lama” menjadi pusat pemerintahan kota setelah pusat

pertahanan militer dan kantor dagang VOC dipindah dari Jepara ke Semarang

pada tahun 1705 dan 1773, dari kondisi inilah pemerintah Belanda membuat

benteng pada kawasan kota lama ini yang digunakan sebagai pertahanan juga

sebagai pemisah antara permukiman orang-orang Eropa, Jawa serta Tionghoa.

Bermula dari benteng inilah fasilitas-fasilitas warga mulai tersedia, dari

permukiman, pertokoan, tempat ibadah, rumah sakit, panti asuhan hingga

pengadilan.

Kota lama Semarang direncanakan sebagai pusat dari pemerintahan

kolonial Belanda dengan banyak bangunan kolonialnya. Ini terjadi setelah

penandatanganan perjanjian antara Mataram dan VOC pada tanggal 15 Januari

1678. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan, bahwa Semarang sebagai Pelabuhan

Page 14: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

utama kerajaan Mataram telah diserahkan kepada pihak VOC, karena VOC

membantu Mataram menumpas pemberontakan Trunojoyo. Mulai tahun 1705,

Semarang menjadi milik secara penuh V.O.C. Sejak saat itu mulai muncul banyak

pemberontakan. Dan suasana menjadi tidak aman lagi. Belanda membangun

Benteng untuk melindungi pemukimannya.

Benteng yang terletak di sisi barat kota lama ini di bongkar dan dibangun

benteng baru yang melindungi seluruh kota lama Semarang. Pada dinding sebelah

barat terletak di sepanjang jalan Mpu Tantular (dahulu “Wester-wal-Straat”) dan

Kali Semarang. Dinding sisi Utara terletak di sepanjang jalan Merak (dahulu

“Norder-wal-Straat”). Tembok timur terletak di jalan Cendrawasih (“Ooster-wal-

Straat”) dan tembok sisi selatan terletak di jalan Kepodang, yang dahulu bernama

“Zuider-wal-Straat”. Benteng ini memiliki tiga Gerbang di sisi Barat, Timur dan

Selatan. Gerbang barat bernama “de Wester Poort” atau “de

Gouvernementspoort”, karena terletak dekat dengan daerah pemerintahan VOC.

Gerbang selatan bernama “de Zuider Poort” dan Gerbang timur bernama “de

Oost Poort”.

Gambar Kawasan Kota Lama Semarang Saat Ini

Kehidupan di dalam Benteng berkembang dengan baik. Mulai banyak

bermunculan bangunan-bangunan baru. Pemerintah Kolonial Belanda

membangun gereja Kristen baru yang bernama gereja “Emmanuel” yang sekarang

Page 15: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

terkenal dengan nama “Gereja Blenduk”. Pada sebelah utara Benteng dibangun

Pusat komando militer untuk menjamin pertahanan dan keamanan di dalam

benteng. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi barat

kota lama Semarang saat ini. Benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi

selatannya dan lima menara pengawas. Masing-masing menara diberi nama:

Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk dan Bunschoten.

Gambar Benteng Vijfhoek tahun 1708

Seiring perkembangan jaman yang mendesak kebutuhan akan ruang kota,

maka kota ini semakin berkembang sehingga benteng dibongkar pada tahun 1824

untuk mengakomodasi pertumbuhan kota yang meningkat. Dalam konteks

kekinian, kawasan kota lama ini masih dipergunakan untuk beberapa aktifitas

perdagangan, ibadah dan perkantoran, karena kondisi yang kurang representatif,

bangunan-bangunan yang dimakan usia tanpa perawatan yang berarti.

4.2 Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk melestarikan Kota Lama.

Bukanlah hal yang mudah pula melakukan konservasi pada kawasan ini

untuk di perbaiki, dari usia bangunan yang menua, bahan bangunan serta

gangguan dari luar seperti kendaraan yang lalu lalang, menimbulkan getaran yang

dapat memper pendek usia bangunan. Seharusnya ada revitalisasi dengan

Page 16: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

perubahan fungsi kawasan seiring dengan pembenahan kawasan, misalnya pada

kawasan kota lama ini kendaraan tidak diperkenankan untuk melewati jalan-jalan

ini, kawasan ini hanya pejalan kaki atau alat transportasi ringan seperti sepeda

atau becak, dan kawasan ini berfungsi sebagai city walk area. Namun hal ini perlu

pemikiran matang terkait dengan keberadaan penduduk dan perkantoran, perlu

ada pemecahan khusus masalah perparkiran, penyelesaian sirkulasi untuk menuju

ke dalam kawasan dan didalam kawasan. Selain itu harus dipikirkan kegiatan

wisata dengan memfungsikan kembali bangunan – bangunan tua yang kosong

dengan mengisi kegiatan di dalamnya.

4.2.1 Dari sisi Pemerintah Kota Semarang.

Pekerjaan besar menanti pemerintah kota Semarang, melakukan

konservasi bukan hal yang murah, revitalisasi bukan hal yang mudah, namun

menghancurkan bangunan-bangunan peninggalan sejarah ini adalah kerugian

besar, membiarkan bangunan ini tidak berfungsi secara semestinya adalah

kecerobohan. Saat ini tinggal kesadaran pemerintah yang harus berpikir maju,

positif dan tidak merugikan, bantuan dari pemerintah Belanda sebagai negara

yang ikut merasa memiliki dan bertanggung jawab wajib dianggap sebagai niatan

tulus dan pemacu semangat untuk melestarikan kawasan ini.

Telah dilakukan penggalian oleh tim peneliti dari Balai Arkeologi

Yogyakarta, mereka menemukan struktur bangunan Benteng Kota Lama

Semarang (Kompas Jateng, 30 Mei 2009). Dengan temuan ini mulai kembali

tumbuh semangat untuk menghidupkan Kota Lama menjadi salah satu daerah

tujuan wisata di kota Semarang.

Kota lama Semarang memiliki banyak bangunan dengan nilai arsitektur

yang tinggi, sehingga layak kalau kawasan ini dijadikan kawasan konservasi

bangunan kuno dan wisata budaya. Dalam disiplin ilmu konservasi yang relatif

masih baru di Indonesia, kita kenal ada beberapa sasaran utama konservasi untuk

lingkungan binaan, yaitu konservasi bangunan individual, konservasi lingkungan

bersejarah (kuno), konservasi kota bersejarah (kuno), dan konservasi ruang

Page 17: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

terbuka bersejarah (historic landscape). Catanese dan Snyder menyebutkan ada

beberapa kriteria layak konservasi, bangunan atau lingkungan binaan tersebut

harus lolos dari kajian beberapa aspek, yaitu estetika, kejamakan, kelangkaan,

peran sejarah, keistimewaan, dan perlu dipertimbangkan perannya dalam

memperkuat makna kawasan. Setelah kelayakan didapat, barulah membahas cara

pelestariannya, apakah dengan cara restorasi/rehabilitasi, rekonstruksi, revitalisasi,

dst. (Kompas Jateng, 30 Mei 2009) 

Kenyataan yang kita hadapi di Kawasan Kota Lama, bahwa ternyata

bangunan yang layak untuk dikonservasi ternyata sudah ada dan banyak yang

sudah menjadi milik pribadi, rasanya garis dinding benteng sebagian besar ada di

bawah lahan kepemilikan pribadi. Apakah bisa pemerintah sekedar membuat

peraturan penetapan lokasi kawasan benda bersejarah, kemudian menyusun

regulasi untuk mengatur pemilik lahan atau pemilik bangunan harus begini dan

begitu? Untuk itu mestinya kita harus berhati-hati, minimalnya kita harus kembali

pada regulasi dasarnya, yaitu UU No. 5/1992 tentang Benda Cagar Budaya.

Disebutkan di dalam pasal 17, ayat 1: Setiap kegiatan yang berkaitan

dengan penetapan suatu lokasi sebagai situs disertai dengan pemberian ganti rugi

kepada pemilik tanah yang bersangkutan. Ayat 2: Pelaksanaan pemberian ganti

rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Juga di pasal 18 ayat 1)

menyebutkan: Pengelolaan benda cagar budaya dan situs adalah tanggung jawab

Pemerintah. Kemudian ayat 2): Masyarakat, kelompok, atau perorangan

berperanserta dalam pengelolaan benda cagar budaya dan situs. (Kompas Jateng,

30 Mei 2009) 

Seharusnya masyarakat dan pemerintah bersama-sama merancang

pengembangan wilayah guna merevitalisasi kawasan tersebut dalam rangka

pengembangan kota dan pariwisata. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan

masyarakat sebagai pelaku utamanya, dibantu oleh para narasumber. Semoga saja

temuan artefak benteng oleh tim peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta ini

tidak sia-sia, bisa dikembangkan lebih lanjut untuk menjadikan Semarang lebih

Page 18: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

baik, Semarang lebih membanggakan, dan rakyat lebih sejahtera. Kalau kota bisa

membuat rakyatnya bangga, maka pasti rakyat akan ikut memelihara dan

menjaganya.     

Sebenarnya Pemerintah Kota Semarang sudah bertekad menjadikan

kawasan Kota Lama sebagai kawasan wisata budaya. Untuk itu, penataan ruang

dan pengembangan kawasan tersebut akan diarahkan menyerupai aslinya, baik

bentuk bangunan maupun nama jalan akan dikembalikan seperti pada masa

pemerintahan Belanda.

Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang

Nomor 16 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Kawasan Kota Lama. Dalam rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Kota

Semarang Ismoyo Soebroto, Selasa (28/10) malam, DPRD Kota Semarang

menyetujui Rancangan Perda RTBL Kawasan Kota Lama tersebut menjadi Perda.

Perda RTBL Kawasan Kota Lama itu memuat rumusan kebijakan

pelestarian dan revitalisasi kawasan Kota Lama. Perda tersebut disusun dan

ditetapkan untuk menyiapkan perwujudan kawasan Kota Lama dalam rangka

pelaksanaan program dan pengendalian pembangunan kawasan itu yang dilakukan

pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Selanjutnya, ketentuan dalam perda itu menjadi pedoman, landasan, dan

garis besar kebijakan bagi pelestarian dan revitalisasi Kawasan Kota Lama

Semarang. Tujuannya untuk melindungi kekayaan historik dan budaya serta

mengembangkannya untuk kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan pariwisata.

Pengelolaan kawasan itu akan dilakukan oleh Badan Pengelola Kawasan

Kota Lama yang melibatkan unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Wewenang badan ini adalah melaksanakan sebagian kewenangan konservasi dan

revitalisasi kawasan.

“Untuk mengoptimalisasikan Kota Lama, perlu ada tim khusus agar dapat

mempromosikan wisata Kota Lama, baik ke dalam maupun ke luar negeri,” kata

Djunaidi, juru bicara Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) dalam

pemandangan akhir fraksinya.

Page 19: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

Semua fraksi di DPRD Kota Semarang menyambut baik perda tersebut.

Karena itu, perda tersebut agar segera ditindaklanjuti dengan sosialisasi ke

masyarakat, terutama pemilik bangunan di Kota Lama. Selain itu, pemkot juga

diharapkan aktif mencari investor untuk pengembangan kawasan tersebut menjadi

Kawasan Wisata Budaya. Untuk mempertahankan nilai historis Kota Lama, dalam

perda itu disebutkan ada 105 bangunan yang masuk dalam kategori konservasi.

Oleh karena itu, ornamen atau bentuk asli bangunan yang berarsitektur

kolonial tetap dipertahankan. Agar tidak menghilangkan ciri kawasan yang

berwajah kolonial, nama jalan akan dibuat dua versi, yaitu versi Indonesia seperti

yang sudah ada sekarang dan versi Belanda atau nama aslinya.

Usaha pemerintah dalam mengatasi rob dan banjir di kawasan Kota Lama

yaitu dengan membangun polder tawang pada tahun 1999. Setidaknya dengan

pembangunan kolam besar itu banjir dan rob di kawasan ini dapat sedikit teratasi.

Air dari beberapa wilayah, seperti dari Kota Lama, Rejomulyo, Tawang, dan

sekitarnya ditampung dalam kolam retensi. Selanjutnya, air tersebut dibuang ke

laut melalui sistem pompa, antara lain di Kali Baru.

Di tempat itu terdapat delapan pompa besar dan kecil yang setiap saat bisa

difungsikan. Pompa tersebut meliputi enam pompa berkekuatan 400 liter/detik,

satu pompa berkapasitas 550 liter/detik, dan satu pompa kecil berkekuatan 100

liter/detik. Pengoperasian pompa-pompa tersebut disesuaikan dengan kebutuhan.

Pada saat rob tetapi tidak hujan, pompa dioperasikan hanya 2-3 unit. Namun, pada

saat rob disertai hujan deras, seluruh pompa dioperasikan. Dengan demikian,

sistem penanggulangan banjir melalui pompa dan Polder Tawang efisien. (Suara

Merdeka,19/12)

Selain pembangunan polder tawang untuk menanggulangi rob dan banjir

di kawasan Kota Lama, pemerintah juga membangun kawasan pejalan kaki di

kawsan Kota Lama. Area city walk ini berada di kawasan Polder Tawang.

Kawasan itu dinilai memenuhi persyaratan sebagai pedestrian. Selain itu, sejak

awal revitalisasi Kota Lama juga diarahkan mengakomodasi para pejalan kaki.

Page 20: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

Demikian disampaikan Kabid Perencanaan III Bappeda Kota Semarang M

Farchan, ketika ditemui di kantornya, (Suara Merdeka,19/12).

Menurut dia, ada investor dari Jakarta yang berminat mengelola Kota

Lama dengan konsep city walk. ''Kami sudah mengusulkan pembangunan city

walk itu ke APBN 2007 sebesar Rp 1 miliar,'' kata Farchan. Rencananya, area

untuk pejalan kaki itu ditempatkan di Jl Merak, sepanjang kurang lebih 400 meter,

yang terletak di sisi selatan Polder Tawang. Dimulai dari ujung barat laut, tempat

tugu reklame kios peninggalan Belanda terletak, hingga perempatan Jl

Cendrawasih.

Lokasi ini akan dilengkapi dengan tempat parkir, taman, warung, dan kios-

kios jajanan khas Semarang. ''Pada sisi selatan polder, dalam konsep yang kami

sodorkan, dibuat semacam open stage untuk menggelar pertunjukan atau

kesenian,'' jelasnya. Ditanya tentang kondisi Polder Tawang yang kurang terkelola

saat ini, Farchan mengatakan, hal itu justru menjadi tantangan bagi Pemkot. Kalau

kawasan itu dijadikan city walk area, tentu saja Polder Tawang tak boleh

dibiarkan seperti sekarang.(Suara Merdeka,19/12)

4.2.2 Dari sisi Swasta dan Masyarakat.

Kota Lama Semarang yang juga dijuluki Little Netherland mulai berbenah.

Kawasan yang selama ini ‘terkesan’ mati, mulai menampakkan wajah baru. Resto

ikan bakar Cianjur dan sate kambing “29” yang terkenal enak telah memanfaatkan

bangunan kuno di kawasan tersebut. Kehidupan baru Kota Lama pun menarik

perhatian. Kini sebuah gedung cagar budaya di kawasan Kota Lama, bekas pabrik

Limun Fresh di Jalan Taman Srigunting 5-6 mulai direnovasi untuk dijadikan

galeri seni. “Ini menjadi upaya kami untuk turut serta menghidupkan kembali

kawasan yang dijuluki Little Netherland ini,” papar pemilik Galeri Semarang,

Chris Dharmawandi Semarang,(Kedaulatan Rakyat).

Menurut Chris, seperti di luar negeri, galeri biasa dibangun di gedung

cagar budaya dan ini sangat tepat. Pemilihan lokasi baru ini juga diakui untuk

merangsang Kota Lama untuk dihidupkan kembali. Untuk memperbaiki bangunan

pun Chris tidak bisa seenaknya. Sebagai bangunan cagar budaya, katanya, untuk

Page 21: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

merenovasinya membutuhkan izin yang lebih ketat dibanding bangunan biasa.

Seperti syarat agar pemilik bangunan tidak mengubah bentuk aslinya. “Izinnya

sudah keluar, semua pihak mendukung upaya revitalisasi ini. Semua tetap dibuat

seperti aslinya, seperti lantai yang dipertahankan memakai kayu,” katanya.

Pengamat heritage yang juga Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jateng,

Widya Wijayanti ketika dihubungi Kedaulatan Rakyat, Jumat (7/12) menyambut

positif upaya tersebut. “Upaya ini merupakan kerja yang harus dipilih untuk

melakukan revitalisasi Kota Lama. Jadi bukan sekadar mengumpulkan pedagang

kakilima (PKL) dan menjadi rombongan PKL di kawasan itu,” papar Widya.

Perintis revitalisasi Kawasan Pecinan Semarang ini mengaku untuk

menghidupkan Kota Lama yang memiliki sejarah sangat panjang, harus dilakukan

dengan usaha yang nyata. Jika ada kegiatan bisnis, orang akan masuk ke situ dan

akan memunculkan kegiatan.

Seperti di Kota Lama, setelah ada ikan bakar dan sate kambing yang enak

dan harganya terjangkau, respons positif memang muncul bahkan upaya

membangun hotel pun telah ada. Ini memang bukan pekerjaan mudah, tanpa ada

kecintaan luar biasa dari investor. “Investor dalam negeri tidak selalu lebih

melarat dari investor asing. Bahkan yang lokal ini sering masih ada kecintaan dan

tahu apa yang dibutuhkan Kota Semarang,” ujar Widya. (Kedaulatan Rakyat)

4.3 Kondisi Kota Lama saat ini.

Kawasan Kota Lama mempunyai banyak bangunan-bangunan tua

peninggalan dari jaman Belanda yang berfungsi sebagai pusat militer dan pusat

pemerintahan. Sebagian besar bangunan kuno di kawasan Kota Lama tentunya

memiliki gaya arsitektur kolonial, dimana kawasan tersebut dahulu merupakan

permukiman orang Belanda. Meskipun bentuk bangunan kuno tidak banyak

berubah dari awal pembangunan, namun kondisi bangunan-bangunan kuno

tersebut banyak yang tidak terawat dan rusak, kecuali sebagian besar bangunan

kuno yang ada di koridor utama Jl. Letjend Suprapto masih cukup terawat.

Page 22: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

Gambar Bangunan-bangunan Kota Lama yang masih terawat

Gambar Bangunan-bangunan Kota Lama yang tidak terawat

Page 23: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

4.4 Gagasan Kreatif.

Penulis mempunyai sesuatu gagasan kreatif untuk mengembangkan

kawasan Kota Lama sebagai tempat wisata budaya. Kota Semarang

mempunyai suatu kawasan Kota Lama yang terdapat bangunan-bangunan tua

peninggalan jaman Belanda yang masih berdiri kokoh yang dapat

dikembangkan sebagai tempat wisata budaya dan menjadi prioritas utama

pariwisata di kota Semarang. Kawasan Kota Lama dulunya adalah sebuah

benteng bersegi lima. Benteng yang sudah dihancurkan seharusnya dibangun

kembali sesuai dengan letak benteng asli pada jaman Belanda. Kawasan ini

nantinya akan berbentuk suatu kawasan benteng yang hanya dijadikan

sebagai tempat wisata. Benteng Kota Lama ini mempunyai lima pintu sebagai

akses masuk ke wisata benteng ini, dan di dekat pintu-pintu terdapat area

sebagai tempat parkir para wisatawan.

Bangunan-Bangunan yang berada di dalam kawasan benteng ini yang

sudah digunakan oleh para investor untuk dijadikan sebagai perkantoran atau

usaha tetap berjalan. Bangunan-bangunan tua yang tidak terawat dan

terbengkalai akan diperbaiki seperti asalnya dan bisa digunakan sebagai

museum-museum kebudayaan kota Semarang dan Indonesia.

Setelah pembangunan benteng, perbaikan bangunan-bangunan dan

fasilitas-fasilitas pendukung seperti tempat parkir, toilet dan tempat sampah

dilakukan maka kawasan ini siap untuk dijadikan sebagai tempat wisata.

Tempat wisata budaya benteng Kota Lama ini menyediakan berbagai fasilitas

untuk para wisatawan yaitu disediakannya penjaga di setiap bangunan dan

papan informasi yang berisi sejarah di setiap bangunan-bangunan yang ada di

kawasan ini. Diadakannya acara-acara pentas seni kesenian dan kebudayaan

nasional untuk mengundang para wisatawan baik dari dalam negeri maupun

luar negeri.

Page 24: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sebuah sejarah tidak akan lepas dari perkembangan suatu kota, tak

terkecuali kota Semarang, sebagai salah satu kota besar di Indonesia tak lepas

dari sejarah keberadaan Belanda (VOC) sebagai salah satu kota dengan

potensi yang sangat diunggulkan dari beberapa aspek, seperti perdagangan

dan pertahanan. Daerah yang ditempati oleh Belanda menjadi embrio

perkembangan kota Semarang pada masa selanjutnya, bermula dari Oudestad

van Samarang yang lebih dikenal sebagai ”Kota Lama” menjadi pusat

pemerintahan kota setelah pusat pertahanan militer dan kantor dagang VOC,

dari kondisi inilah pemerintah Belanda membuat benteng pada kawasan kota

lama ini yang digunakan sebagai pertahanan juga sebagai pemisah antara

permukiman orang-orang Eropa, Jawa serta Tionghoa.

Bukanlah hal yang mudah pula melakukan konservasi pada kawasan ini

untuk di perbaiki, dari usia bangunan yang sudah tua. Seharusnya ada

revitalisasi dengan perubahan fungsi kawasan seiring dengan pembenahan

kawasan, misalnya pada kawasan kota lama ini kendaraan tidak

diperkenankan untuk melewati jalan-jalan ini, kawasan ini dibuat hanya untuk

skala manusia berjalan kaki atau alat transportasi ringan seperti sepeda atau

becak, kawasan berfungsi sebagai citywalk.

Pemerintah Kota Semarang telah bertekad mengembangkan kawasan

Kota Lama sebagai kawasan wisata budaya. Untuk itu, penataan ruang dan

pengembangan kawasan tersebut akan diarahkan menyerupai aslinya, baik

bentuk bangunan maupun nama jalan akan dikembalikan seperti pada masa

pemerintahan Belanda. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda)

Kota Semarang Nomor 16 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Bangunan dan

Page 25: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota Lama. Dalam rapat paripurna yang

dipimpin Ketua DPRD Kota Semarang Ismoyo Soebroto, Selasa (28/10)

malam, DPRD Kota Semarang menyetujui Rancangan Perda RTBL Kawasan

Kota Lama tersebut menjadi Perda.

5.2 Saran

Sekarang terwujudnya segala program pelestarian kawasan Kota Lama

kembali kepada peranan pemerintah yang bebar-benar serius dalam

menangani pelestarian Kota Lama ini, dan sebesar apapun peranan

pemerintah dalam melestarikan Kota Lama tetapi tidak adanya dukungan dari

masyarakat maka upaya-upaya pelestarian pemerintah tidak akan jalan

pastinya. Masyarakat juga harus sadar akan peranannya dalam ikut

melestarikan kawasan Kota Lama ini, karena masyarakatlah yang berada di

tengah-tengah kawasan Kota Lama dan masyarakatlah yang melakukan

aktivitas di kawasan ini.

Masyarakat tidak perlu berbuat banyak hanya dengan tidak merusak

bangunan-bangunan tua dan membuang sampah sembarangan, itu sudah

sangat membantu akan pelestarian kawasan Kota Lama khususnya dan

lingkungan kita pada umumnya. Pemerintah dan masyarakat harus saling

bekerja sama dan mendukung program-program pelestarian Kota Lama

sebagai program bersama-sama. Untuk mewujudkan kawasan Kota Lama

yang hidup dan kembali seperti pada masa kejayaannya.

Page 26: Karya Tulis Jadi Bener- Wisata Benteng Kota Lama

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Djawahir, Semarang Sepanjang Jalan Kenangan, Aktor Studio

Semarang, 1996

-, ‘Investor Baik’ dan Revitalisasi Kota Lama, http://www.kr.co.id/,8 Desember

2007.

-, Disiapkan, Embrio City Walk di Kawasan Polder Tawang,

http://semarang.go.id/, 20 Desember 2006.

Trinugroho, Fath, Kota Lama Semarang Potensi Yang Tak Tergantikan,

http://morat-marit.blogspot.com/2008/06/kota-lama-semarang-potensi-yang-

tak.html, 21 Juni 2008.

-, Polder Tawang Kini Tak Lagi Solider, http://www.suaramerdeka.com/, 6 Juli

2002.

-, Belanda Jajaki Kerja Sama Pelestarian Kota Lama,

http://www.suaramerdeka.com/, 17 Febuari 2006.

-, City Walk Sebatas Pavingisasi, http://www.suaramerdeka.com/, 10 Nopember

2007.

-,Kawasan Kota Lama Dilirik Investor, http://www.suaramerdeka.com/, 17 Maret

2005.

-, Lingkungan Kota Lama Semarang Akan Diatur,

http://www.arsitekturindis.com/, 17 September 2003.

-, Kota Lama Dijadikan Kawasan Wisata Budaya,

http://www.arsitekturindis.com/, 30 Oktober 2003.

Purwanto, L.M.F, Kota Kolonial Lama Semarang,

http://www.arsitekturindis.com/, 24 April 2009.