kata pengantar - web viewmakalah ini mengupas “model desain kurikulum”, ... guru atau...

31
MAKALAH MODEL DESAIN KURIKULUM Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang diampu oleh Dr. Dedy Suryadi, S.Pd., M.Pd. Disusun oleh : 1. Aghnia Faza 1306725 2. Fadhil Ibrahim 1304163 3. Nida Awalia H. 1300626 4. Sari Nurmayani 1305544 5. Winni Trinita M. 1304693 Kelompok 2 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

Upload: vuonganh

Post on 30-Jan-2018

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

MAKALAH

MODEL DESAIN KURIKULUM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan

Pembelajaran yang diampu oleh Dr. Dedy Suryadi, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

1. Aghnia Faza 1306725

2. Fadhil Ibrahim 1304163

3. Nida Awalia H. 1300626

4. Sari Nurmayani 1305544

5. Winni Trinita M. 1304693

Kelompok 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

Page 2: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tak lupa pula shalawat

serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ucapan

terima kasih kepada Dr. Dedy Suryadi, S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing

Mata kuliah kurikulum dan pembelajaran yang berkenan membimbing kami

sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Makalah ini mengupas

“Model Desain Kurikulum”, melalui makalah ini kami mencoba memaparkan

bagaimana kaitan desain, pengembangan kurikulum .

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari

kesempurnaan baik dari segi isi, bentuk, maupun pemaparannya. Oleh karena itu,

kami mengharapkan kritik konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan

penulisan makalah selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat seluas-

luasnya terutama bagi mahasiswa dan calon pendidik khususnya.

Bandung, 05 Maret 2015

Penulis

i

Page 3: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................iDAFTAR ISI........................................................................................................................iiBAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1B. Rumusan Masalah....................................................................................................1C. Tujuan Penulisan......................................................................................................1

BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................2A. KURIKULUM.........................................................................................................2B. DESAIN KURIKULUM..........................................................................................4C. KAJIAN DESAIN KURIKULUM..........................................................................5D. DESAIN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013..................................13

BAB III PENUTUP...........................................................................................................16A. Komentar................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

ii

Page 4: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses perencanaan kurikulum

agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Selanjutnya desain

kurikulum merupakan bagian dari proses pengembangan kurikulum. Keduanya

sangat berkaitan erat dalam proses perubahan dan pengembangan kurikulum.

Perubahan dan pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem

pendidikan itu dinamis. Jika sistem pendidikan tidak ingin terjebak dalam

stagnasi, semangat perubahan perlu terus dilakukan dan merupakan suatu

keniscayaan. Kita berharap perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 tak

hanya perampingan semata, tetapi juga harus mampu menjawab tantangan

perubahan dan perkembangan zaman.

Dewasa ini telah dikembangkan tiga jenis desain kurikulum yang

diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengembangkan potensi siswa

baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor yaitu desain subject center, learner

center, dan problem center. Oleh karena itu kami menuis makalah ini untuk

mengkaji mengenai pengertian, prinsip dasar dan penerapannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kurikulum didefinisikan?

2. Bagaimana prinsip dasar desain kurikulum?

3. Bagaimana proses pengembangan kurikulum?

4. Bagaimana pelakasanaan dan prinsip dasar subject center, learner center,

dan problem center?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Memahami Bagaimana kurikulum didefinisikan.

2. Untuk Memahami prinsip dasar desain kurikulum.

3. Untuk Memahami proses pengembangan kurikulum.

4. Untuk Memahami pelakasanaan prinsip dasar subject center, learner

center, dan problem center.

1

Page 5: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

BAB II

PEMBAHASAN

A. KURIKULUM

1. Definisi Kurikulum

Kurikulum secara etimologi, berasal dari bahasa Yunani, yaitu

curir yang berarti berlari dan curere yang  artinya tempat berpacu. Dengan

demikian, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman

Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian jarak yang harus

ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Selanjutnya,

istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami

perubahan makna sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada

pada dunia pendidikan.

Sedangkan dalam bahasa Prancis, kurikulum dikaitkan dengan kata

courier yang artinya to run, berlari. Kemudian, istilah itu digunakan untuk

sejumlah courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh guna mencapai

suatu gelar atau ijazah. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan

sebagai semua kegiatan atau semua pengalaman belajar yang diberikan

kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan

pendidikan yang hendak dicapai.

Konsep ini mengandung makna, bahwa isi kurikulum bukan hanya

sejumlah mata pelajaran, tetapi juga semua kegiatan siswa dan semua

pengalaman belajar siswa di sekolah, yang mempengaruhi pribadi siswa

sepanjang menjadi tanggung jawab sekolah. Itulah sebabnya tidak ada

pemisahan antara kegiatan intrakurikuler dengan kegiatan ekstrakurikuler.

Keduanya termasuk kurikulum.

Allan A. Glatthorn menjelaskan bahwa kurikulum tidak hanya

sebatas hal-hal yang tampak atau kurikulum tertulis (written curriculum).

Ada hal lain yang disebut kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)

yang memberikan peran signifikan bagi proses pendidikan peserta didik.

Dengan kata lain, unsur-unsur tersebut mencakup lingkungan kultur,

kebijakan sekolah, sistem sosial, organisasi, dan lain sebagainya.

2

Page 6: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

Pengertian kurikulum diatas menunjukkan pengertian yang lebih

luas, sebab kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi

semua aspek yang mempengaruhi peserta didik. Dalam pengertian ini,

menunjukkan adanya fungsi kurikulum sebagai alat untuk mencapai

tujuan pendidikan.

2. Peranan Kurikulum

Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis,

kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa.

Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dengan sekolah sebagai

institusi sosial dalam melaksanakan operasinya, maka dapat ditentukan paling

tidak tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan konservatif,

peranan kritis (evaluatif) dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sama

pentingnya dan perlu dilaksanakan secara seimbang.

3. Fungsi Kurikulum

Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai fungsi

tertentu. Alexander Inglish, dalam bukunya Principle of Secondary Education

(1918), mengatakan bahwa kurikulum memiliki fungsi sebagai: fungsi

penyesuaian, fungsi penintegrasian, fungsi dirensiasi, fungsi persiapan, fungsi

pemilihan dan fungsi diagnostik.

1) Fungsi Penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function)

Setiap Individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya secara menyeluruh.

2) Fungsi Integrasi (The Integrating Function)

Individu merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang

terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam pembentukan dan

pengintegrasian masyarakat.

3) Fungsi Diferensiasi (The Diferentiating Function)

Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan

kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.

4) Fungsi Persiapan (The Propaeductif Function)

Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan

studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh

3

Page 7: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

5) Fungsi Pemilihan (The Selective Function)

Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi

seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya.

6) Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)

Membantu dan mengarahkan siswea untuk mampu memahami dan

menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi

yang dimilikinya.

B. DESAIN KURIKULUM

1. Jenis Desain Kurikulum

Fred Percival dan Henry Ellington (1984) mengemukakan bahwa desain

kurikulum adalah pengembangan proses perencanaan, validasi, implementasi, dan

evaluasi kurikulum. Desain kurikulum dapat didefinisikan sebagai rencana atau

susunan dari unsur-unsur kurikulum yang terdiri atas tujuan, isi, pengalaman

belajar, dan evaluasi.

Para pemgembang kurikulum telah mengkontruksi kurikulum menurut

dasar-dasar pengkategorian berikut:

a. Subject-centered design, yaitu desain yang berpusat pada mata

pelajaran;

b. Learner-centered design, yaitu desain yang berpusat pada pembelajar;

c. Problem-centered design, yaitu desain yang berpusat pada

permasalahan;

2. Prinsip-prinsip dalam Mendesain

Saylor (Hamalik:2007) mengajukan delapan prinsip ketika akan

mendesain kurikulum, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta

pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi

pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil yang diharapkan.

2. Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka

merealisasikan tujuan–tujuan pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa

yang belajar dengan bimbingan guru.

4

Page 8: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

3. Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk

menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan

mengembangkan berbagai kegiatan belajar di sekolah;

4. Desain harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman

dengan kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan siswa.

5. Desain harus mendorong guru mempertimbangkan berbagai pengalaman

belajar anak yang diperoleh diluar sekolah dan mengaitkannya dengan

kegiatan belajar di sekolah.

6. Desain harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan,

agar kegiatan belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman

terdahulu dan terus berlanjut pada pengalaman berikutnya.

7. Kurikulum harus di desain agar dapat membantu siswa mengembangkan

watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai

kultur.

8. Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.

C. KAJIAN DESAIN KURIKULUM

1. Subject Center Design

Subject-centered design (desain yang berpusat pada mata

pelajaran) merupakansuatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan

ajar, dan biasanya mencerminkan kegiatan pembelajaran yang didikte oleh

karakteristik, prosedur, dan struktur konseptual mata pelajaran, serta

keterkaitannya dengan disiplin ilmu. Agar penempatan mata pelajaran

sebagai pusat pengaturan kurikulum dapat lebih bermakna, dapat

dilakukan dengan memfokuskan pada proses pembelajaran dan

menggunakan metode pemecahan masalah, pengambilan keputusan,

inquiry, serta program komputer di kelas.

Kelebihan Subject Centered Curriculum diantaranya :

1. Mudah disusun, dilaksanakan , di evaluasi dan disempurnakan

5

Page 9: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

2. Para pengajarnya tidak perlu persiapan khusus, asal menguasai ilmu

atau bahan yang diajarkan sering dipandang sudah dapat

menyampaikannya.

Kekurangan Subject Centered Curriculum diantaranya:

1. Karena pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu

bertentagan dengan kenyataan, sebab dalam kenyataan pengetahuan

merupakan satu kesatuan

2. Karena mengutamakan bahan ajar maka peran serta didik sangat pasif.

3. Pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu,

dengan demikian pengajaran lebih bersifat verbalistis/verbalism dan

kurang praktis.

Desain jenis ini dapat dibedakan atas tiga desain, yaitu subject

desain, disciplines design, dan broadfields design.

1. Subject design curriculum

Bentuk desain yang paling murni darisubject centered design.

Materi pelajaran disajikan secara terpisah-pisah dalam bentuk mata-mata

pelajaran. Model desain ini telah ada sejak lama, dan dalam rumpun

subject centered, the broad field design merupakan pengembangan dari

bentuk ini. Subject design menekankan penguasaan fakta-fakta dan

informasi.

2. Disciplines design curriculum

Bentuk pengembangan dari subjectdesign, yang masih

menekankan pada isi atau materi kurikulum. Bedaan dengansubject design

yang belum memiliki kriteria yang tegas mengenai apa yangdisebut

dengan subject (ilmu), pada disciplines design kriteria tersebut telahjelas.

Selain itu dalam tingkat penguasaannya pun menekankan padapemahaman

(understanding), sehingga peserta didik akan memahami masalahdan

mampu melihat hubungan berbagai fenomena baru.

3. Board fields design

Baik subject design maupun disciplines design masihmenunjukkan

adanya pemisahan antar-mata pelajaran. Salah satu usaha

untukmenghilangkan pemisahan tersebut adalah dengan mengembangkan

6

Page 10: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

the boardfield design. Model ini menyatukan beberapa mata pelajaran

yang berhubungan menjadi satu bidang studi. Bentuk kurikulum ini

banyak digunakan di sekolahdasar dan sekolah menengah pertama.

2. Learner centered design.

Learner centered, memberi tempat utama pada peserta didik. Didalam

pendidikan atau pengajaran yanbg belahjar dan berkembang adalah peserta didik

sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

mendorong dan memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Peserta didik bukanlah tiada daya, dia adalah suatu organisme yang punya potensi

untuk berbuat, berprikaku, belajar dan juga berkembang sendiri.

Learnered centered design bersumber dari konsep Rousseau

tentang pendidikan alam, menekankan perkembangan peserta didik.

Pengorganisasian kurikulum didasarkan atas minat, kebutuhan dan tujuan

peserta didik.

Salah satu variasi model ini yaitu the activity atau experience design.

Berikut bebrapa cirri utama activity atau experiace design. Pertama,

strukrur kurikulum ditentaukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik.

Kedua, karena struktur kkurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan

peserta didik, maka kurikulum tidak dapat disusun menjadi sebelumnya,

tetapi disusun guru sebelumnya dengan para siswa. Ketiga, desain

kurikulum tersebut menekankan prosedur pemecahan masalah.

Sebagai reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap beberapa

kelemahan subject centered design  berkembang learner centered design.

Desai ini berbeda dengan subject centered, yang  bertolak dari cita-cita

untuk melestarikan dan mewariskan budaya, dan karena itu mereka

mengutamakan peranan isi dari kurikulum.

Learner centered, memberi tempat utama kepada peserta didik. Di

dalam pendidikan atau pengajaran yang belajar dan berkembang  adalah

7

Page 11: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

peserta didik sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan

situasi belajar-mengajar, mendorong  dan memberikan bimbingan sesuai

dengan kebutuhan peserta didik.

1).The Activity atau Experience Design

Model  desain berawal pada abad ke 18, atas hasil karya dari

rousseau dan Pestalozzi, yang berkembang pesat pada tahun 1920/1930an

pada masa kejayaan pendidikan progresif.

Beberapa ciri utama activity atau experience design:

1. struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik.

Dalam implementasinya guru hendaknya:Menemukan minat dan

kebutuhan peserta didik, Membantu para siswa memilih mana yang paling

penting dan urgen.

2. Struktur kurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan peserta didik,

maka kurikulum tidak dapat di susun jadi sebelumnya, tetapi disusun

bersama oleh siswa.

3. Desain kurikulum menekankan prosedur pemecahan masalah, maksudnya

dalam pembelajaran tentu akan di dapatkan masalah dan dalam activity

design perlu mempunyai cara memecahkan masalah tersebut,.

Beberapa kelebihan dari design kurikulum :

1. karena program pendidikan berasal dari peserta didik,maka tidak banyak

mengalami kesulitan merangsang peserta didik dalam motivasi belajar.

2. pengajaran memperhatikan individual,meskipun di bentuk kelompok

sekalipun karena mereka juga harus berperan aktif dalm kelompok.

3. kegiatan- kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal kecakapan dan

pengetahuan untuk menghadapi kehidupan di luar sekolah.

Kelemahan dari kurikulum ini:

1. perbedaan pada minat dan kebutuhan peserta didik yang kerap terjadi.

2. Kurikulum tidak mempunyai polakarena sumber pemikiran berasal dari

peserta didik.

8

Page 12: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

3. activity design curriculum sangat lemah dalam kontinuitas dan sekuens.

Dasar minat peserta didik tidak memberikan landasan yang kuat.

4. kurikulum ini tidak dapat dilakukan oleh guru biasa karena membutuhkan

ahli general education plus ahli psikologi perkembangan fan human

relation.

3. Problem Centered Design  

Problem centered design berpangkal pada filsafat yang

mengutamakan peranan manusia (man centered). Berbeda dengan learner

centered yang mengutamakan manusia atau peserta didik secara

individual, problem centered design menekankan manusia dalam kesatuan

kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat.

Konsep pendidikan para pengembang model kurikulum ini

berangkat dari asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup

bersama. Dalam kehidupan bersama ini manusia menghadapi masalah-

masalah bersama yang harus dipecahkan bersama pula. Mereka

berinteraksi, berkooperasi dalam memecahkan masalah-masalah sosial

yang mereka hadapi untuk meningkatkan kehidupan mereka.

Konsep-konsep ini menjadi landasan pula dalam pendidikan dan

pengembangan kurikulum. Berbeda dengan learner centered, kurikulum

mereka disusun sebelumnya (preplanned). Isi kurikulum berupa masalah-

masalah sosial yang dihadapi peserta didik sekarang dan yang akan datang.

Sekuens bahan disusun berdasarkan kebutuhan, kepentingan dan

kemampuan peserta didik. Problem centered design menekankan pada isi

maupun perkembangan peserta didik. Minimal ada dua variasi model

desain  kurikulum ini, yaitu The Areas Of Living Design, dan The Core

Design.

a.      The Areas Of  Living Design

9

Page 13: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

Areas of living design seperti learner centered design menekankan

prosedur belajar melalui pemecahan masalah. Dalam prosedur belajar ini

tujuan yang bersifat proses (process objectives) dan yang bersifat isi

(content objectives) diintegrasikan. Penguasaan informasi-informasi yang

lebih bersifat pasif tetap dirangsang. Ciri lain dari model desain ini adalah

menggunakan pengalaman dan situasi-situasi nyata dari perserta didik

sebagai pembuka jalan dalam mempelajari bidang-bidang kehidupan.

Strategi yang sama juga digunakan dalam subject centered design,

tetapi pelaksanaannya mengalami kesulitan, sebab dalam desain tersebut

hubungan mata pelajaran dengan bidang dan pengalaman hidup peserta

didik sangat kecil. Sebaliknya dalam the areas of living hubungannya

besar sekali. Tiap pengalaman peserta didik sangat erat hubungannya

dengan bidang-bidang kehidupan sehingga dapat dikatakan suatu desain

merangkumkan pengalaman-pengalaman sosial peserta didik. Dengan

demikian, desain ini sekaligus menarik minat peserta didik dan

mendekatkannya pada pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam masyarakat.

Desain ini mempunyai beberapa kebaikan dibandingkan dengan

bentuk desain-desain lainnya. Pertama, the areas of living design

merupakan the subject matter design tetapi dalam bentuk yang terintegrasi.

Pemisahan antara subject dihilangkan oleh problem-problem kehidupan

sosial. Kedua, karena kurikulum diorganisasikan disekitar problem-

problem peserta didik dalam kehidupan sosial, maka desain ini mendorong

penggunaan prosedur belajar pemecahan masalah. Prinsip-prinsip belajar

aktif dapat diterapkan dalam model desain ini. Ketiga, menyajikan bahan

ajar dalam bentuk yang relevan, yaitu untuk memecahkan masalah-

masalah dalam kehidupan.

Melalui kurikulum ini para peserta didik akan memperoleh

pengetahuan, dan dapat menginternalisasi artinya, keempat desain tersebut

menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang fungsional, sebab diarahkan

pada pemecahan masalah peserta didik, secara langsung dipraktikkan

dalam kehidupan. Lebih dari itu kurikulum ini membawa peserta didik

dalam hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat. Kelima, motivasi

10

Page 14: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

belajar datang dari dalam diri peserta didik, tidak perlu dirangsang dari

luar.

Beberapa kritik dilontarkan dan menunjukkan kelemahan model

desain ini diantaranya:

1. Penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang sangat

esensial (penting) sangat sukar, timbul organisasi isi kurikulum yang

berbeda-beda.

2. Sebagai akibat dari kesulitan pertama, maka lemahnya atau kurangnya

integritas dan kontinuitas organisasi isi kurikulum.

3. Desain tersebut sama sekali mengabaikan warisan budaya, padahal apa

yang telah ditemukan pada masa lalu penting untuk memahami dan

memecahkan masalah-masalah masa kini.

4. Karena kurikulum hanya memusatkan perhatian pada pemecahan masalah

sosial pada saat sekarang, ada kecenderungan untuk mengindroktrinasi

peserta didik dengan kondisi yang ada, peserta didik tidak melihat

alternatif lain, baik yang mengenai masa lau maupun masa yang akan

datang, desain tersebut akan mempertahankan status quo.

5. Sama halnya dengan kritik terhadap learner centered design, baik guru

maupun buku dan media lain tidak banyak yang disiapkan untuk model

tersebut sehingga dalam pelaksanaannya akan mengalami beberapa

kesulitan. 

b.     The core design

The core design kurikulum timbul sebagai reaksi utama kepada

separate subject design, yang sifatnya terpisah-pisah. Dalam

mengintegrasikan bahan ajar, mereka memilih mata-mata pelajaran/bahan

ajar tertentu sebagai inti (core). Pelajaran lainnya dikembangkan di sekitar

core tersebut. Karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang teori

tentang core design yang didasarkan atas pandangan progresif. Menurut

konsep ini inti-inti bahan ajar dipusatkan pada kebutuhan individual dan

sosial.

Terdapat banyak variasi pandangan tentang the core design.

Mayoritas memandang core curriculum sebagai suatu model pendidikan

11

Page 15: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

atau program pendidikan yang memberikan pendidikan umum. Pada

beberapa kurikulum yang berlaku di Indonesia dewasa ini, core

curriculum disebut kelompok mata kuliah atau pelajaran dasar umum, dan

diarahkan pada pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi dan

sosial. Kalau kelompok mata kuliah/pelajaran spesialisasi diarahkan pada

penguasaan keahlian/kejuruan tertentu, maka kelompok mata pelajaran ini

ditujukan pada pembentukan pribadi yang sehat, baik, matang, dan warga

masyarakat yang mampu membina kerja sama yang baik pula.

The core curriculum diberikan guru-guru yang memiliki

penguasaan dan berwawasan luas, bukan spesialis. Di samping

memberikan pengetahuan, niali-nlai dan keterampilan sosial, guru-guru

tersebut juga memberikan bimbingan terhadap perkembangan sosial

pribadi peserta didik.

Ada beberapa variasi desain core curriculum yaitu:

1. The separate subject core. Salah satu usaha untuk mengatasi keterpisahan

antar-mata pelajaran, beberapa mata pelajaran yang dipandang mendasari

atau menjadi inti mata pelajaran lainnya dijadikan core.

2. The correlated core. Model desain ini pun berkembang dari the separate

subjects design, dengan jalan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran

yang erat hubungannya.

3. The fused core. Kurikulum ini juga berpangkal dari separate subject,

pengintegrasiannya bukan hanya antara dua atau tiga pelajaran tetapi lebih

banyak. Sejarah, geografi, antropologi, sosiologi, ekonomi dipadukan

menjadi studi kemasyarakatan. Dalam studi ini dikembangkan tema-tema

masalah umum yang dapat diinjau dari berbagai sudut pandang.

4. The activity/experience core. Model desain ini berkembang dari

pendidikan progresif dengan learner centerd design-nya. Seperti halnya

pada learner centered, the activity/experience core dipusatkan pada minat-

minat dan kebutuhan peserta didik.

5. The areas of living core. Desain model ini berpangkal juga pada

pendidikan progresif, tetapi organisasinya berstruktur dan dirancang

sebelumnya. Berbentuk pendidikan umum yang isinya diambil dari

12

Page 16: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

masalah-masalah yang muncul di masyarakat. Bentuk desain ini

dipandang sebagai core design yang paling murni dan paling cocok untuk

program pendidikan umum.

6. The sosial problems core. Model desain ini pun merupakan produk dari

pendidikan progresif. Dalam beberapa hal model ini sama dengan the areas

of living core. Perbedaannya terletak pada the areas of licing core

didasarkan atas kegiatan-kegiatan manusia yang universal tetapi tidak

berisi hal yang controversial, sedangkan the sosial problems core di

dasarkan atas problema-problema yang mendasar dan bersifat

controversial. Beberapa contoh  masalah sosial yang menjadi tema model

core design ini adalah kemiskinan, kelaparan, inflasi, rasialisme, perang

senjata nuklir, dan sebagainya. Hal-hal di atas adalah sesuatu yang

mendesak untuk dipecahkan dan berisi suatu controversial bersifat pro dan

kontra. The areas of living core cenderung memelihara dan

mempertahankan kondisi yang ada, sedang the sosial problems core

mencoba memberikan penilaian yang sifatnya kritis dari sudut sistem nilai

sosial dan pribadi yang berbeda.

D. PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum

agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini

berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen

situasi belajar-mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian

kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran,

kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang

mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis

pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar-

mengajar.

Seperti yang dikemukakan oleh Beauchamp bahwa terdapat lima

prinsip dalam pengembangan teori kurikulum, yaitu (Ibrahim, 2006) :

1) Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi)

tentang rangkaian kejadian yang dicakupnya.

2) Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai

13

Page 17: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

dan sumber-sumber yang menjadi titik tolaknya.

3) Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik desain

kurikulumnya.

4) Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan

kurikulum serta interaksi diantara proses tersebut.

5) Setiap teori kurikulum hendaknya mempersiapkan ruang untuk

dilakukannya proses penyempurnaaan.

Pada akhirnya, berbagai faktor diatas mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pembuatan keputusan kurikulum. Pengembangan

kurikulum harus mengacu pada sebuah kerangka umum, yang berisikan

hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan keputusan. Diantaranya ;

a. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum ini

menekankan pada keharusan pengembangan kurikulum yang telah

terkonsep dan terinterpretasikan dengan cermat, sehingga upaya-upaya

yang terbatas dalam reformasi pendidikan, kurikulum yang tidak

berimbang, dan inovasi jangka pendek dapat dihindarkan.

b. Tujuan pengembangan kurikulum

Tujuan berfungsi untuk menentukan arah seluruh upaya kependidikan

sekolah atau unit organisasi lainnya, sekaligus menstimulasi kualitas yang

diharapkan. Berbagai kegiatan lain dalam pengembangan kurikulum,

seperti penentuan ruang lingkup, sekuensi dan kriteria seleksi dan konten,

tidak akan efektif jika tidak berdasarkan tujuan yang signifikan. Tujuan

pendidikan pada umumnya berdasarkan pada filsafat yang dianut atau

yang mendasari pendidikan tersebut.

c. Penilaian kebutuhan

Penilaian kebutuhan adalah prosedur, baik secara terstruktur maupun

informal, untuk mengidentifikasi kesenjangan antara situasi “disini dan

sekarang” (here and now situation) dan tujuan yang diharapkan. Penilaian

kebutuhan dapat mendahului maupun mengikuti penentuan tujuan.

Kebutuhan juga dapat dimanfaatkan oleh pengembang kurikulum untuk

melakukan revisi dan modifikasi kurikulum.

14

Page 18: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

d. Konten kurikulum

Konten kurikulum dipandang sebagai informasi yang terkandung

dalam bahan-bahan yang dicetak, rekaman audio dan visual, komputer dan

alat elektronik lainnya, atau yang ditransmisikan secara lisan. Informasi

bisa menjadi konten bagi siswa jika dapat memberi pengertian terhadap

aktivitas yang berguna.

e. Sumber materi kurikulum

Materi kurikulum yang diperlukan oleh pengembang kurikulum dapat

diperoleh di buku-buku teks dan petunjuk bagi guru. Materi tersebut juga

dapat diperoleh di beberapa tempat seperti perpustakaan kurikulum

diberbagai universitas, khususnya pada bagian pendidikan.

f. Implementasi kurikulum

Berbagai dimensi kurikulum yang penting dicermati adalah materi

kurikulum, struktur organisasi kurikulum, peranan atau perilaku,

pengetahuan dan internalisasi nilai. Keberhasilan implementasi terutama

ditentukan oleh aspek perencanaan dan strategi implementasinya. Pada

prinsipnya, implementasi ini mengintegrasikan aspek-aspek filosofis,

tujuan, subject matter, strategi mengajar dan kegiatan belajar, serta

evaluasi dan feedback.

g. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum adalah suatu proses interaksi, deskripsi, dan

pertimbangan (judgement) untuk merumuskan hakikat dan nilai dari suatu

hal yang dievaluasi, dalam hal ini kurikulum. Evaluasi kurikulum

sebenarnya dimaksudkan untuk memperbaiki subtansi kurikulum, prosedur

implementasi, metode intruksional, serta pengaruhnya pada belajar dan

perilaku siswa.

h. Keadaan di masa mendatang

Dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, pandangan dan

kecenderungan pada kehidupan masa datang sudah menjadi kepentingan

pokok. Pesatnya perubahan dalam kehidupan sosial, ekonomi, teknologi,

serta berbagai peristiwa dunia, memaksa setiap warga masyarakat berpikir

dan merespon setiap perubahan yang dihadapi. Oleh karenanya, harus

15

Page 19: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

dipikirkan solusi alternatif dalam menghadapi situasi masa yang akan

datang tersebut.

16

Page 20: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa perubahan dan

pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis.

Jika sistem pendidikan tidak ingin terjebak dalam stagnasi, semangat perubahan

perlu terus dilakukan dan merupakan suatu keniscayaan. Kita berharap perubahan

dan pengembangan kurikulum 2013 tak hanya perampingan semata, tetapi juga

harus mampu menjawab tantangan perubahan dan perkembangan zaman.

Pada dasarnya pengembangan kurikulum 2013, selain untuk memberi

jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pada kurikulum 2006,

bertujuan juga untuk mendorong siswa mampu lebih baik dalam melakukan

observasi, bertanya, bernalar dan mengomunikasikan (mempresentasikan), apa

yang diperoleh atau diketahui setelah menerima materi pelajaran.

B. Saran

Sebagai generasi penerus dan calon pendidik, tentunya kita harus

memahami apa, bagaimana dan mengapa pengembangan kurikulum harus

dilakukan. Setidaknya, kita turut andil dan berpartsipasi mensukseskan program

pemerintah demi terwujudnya pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi.

17

Page 21: KATA PENGANTAR -    Web viewMakalah ini mengupas “Model Desain Kurikulum”, ... Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar,

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Tedjo Narsoyo Reksoatmojo, ST., M.Pd. Pengembangan Kurikulum

Pendidikan : Teknologi dan Kejuruan (Bandung : PT.Refika Aditama,

2010) hal 227

Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung:PT.Remaja

Rosdakarya, 2009) cet. Ketiga, hal 183 – 192

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2013

Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikukulum : Teori dan Praktik/Abdullah Idi-

Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011. Hal 93

Nasution, S. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata,  Nana S. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prof.DR.Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum : Teori dan

Praktek (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2013) hal 158

18