kebijakan wakaf
TRANSCRIPT
GIGIN G. K . BASAR170130100034
Kebijakan Wakaf di Indonesia
Issu Wakaf
Jumlah seluruh tanah wakaf di Indonesia sebanyak 366.595 lokasi dengan luas 2,7 miliar meter persegi (oktober 2007)
secara nominal diperkirakan mencapai Rp 590 trilyun, setara dengan lebih dari 67 milyar dolar AS (kurs Rp 9.250/dolar)
Dibutuhkan Pengelola (Nadzir): Perseorangan Organisasi Badan Hukum Dengan integritas dan amanah yang tinggi
Perundang-undangan
Amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 29, dan Pasal 33
UU No. 41 Tahun 2004 Tentang WakafPP No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan
UU No. 41 Tahun 2004UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan
atas UU No. 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
Perundangan Wakaf
Undang Undang Wakaf No. 41 Tahun 2004 menaungi beberapa Hal. Terbentuknya Badan Wakaf Indonesia, Diakuinya wakaf benda bergerak, termasuk wakaf
tunai (uang), dan Didorongnya pengelolaan wakaf secara produtif.
Wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah. (PP No. 42/2006)
Value
Keberadaan Kebijakan ini di landasi oleh : Nilai Agama:
QS. 2;267, QS. 3;96, QS.4;2. QS. 22;77 Hadist dari Ibnu Umar r.a.
Nilai Kemasyarakatan: Saling menanggung Gotong Royong
Nilai universal kegiatan wakaf ini adalah berbuat kebajikan dalam mencapai kesejahteraan masyarakat
Teori-TeoriDalam pencapaian kesejahteraan
masyarakat melalui kegiatan wakaf, Teori yang melandasinya adalah: Teori Interdependesi sebagai teori dasar kegiatan
perwakafan ini Teori Transaksional sebagai teori pendorong
terjadinya kegiatan perwakafan Teori sistem sebagai teori pencapaian sinergi
pemanfaatan wakaf Teori – Teori mengenai Organisasi sebagai teori
operasional dalam kegiatan wakaf Scientific Management Human Relation Contingency theory
Strategi
Perjalanan Wakaf di Indonesia: Fase tradisional harta wakaf diperuntukan hanya untuk
pembangunan fisik semata, seperti pekuburan, masjid, musholla, dan madrasah. Pada fase ini ikrar wakaf umumnya hanya bersifat lisan tanpa ada bukti tertulis sama sekali
Fase semi professional, pelaksanaan wakaf sudah mulai dilakukan secara tertulis yaitu melalui Akta Ikrar Wakaf (AIW) yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Ikrar Wakaf (PPIW).
Pada fase professional, wakaf sudah mulai diurus dan dikembangkan secara produktif, bahkan wakaf dalam bentuk uang dan barang berharga lainnya pun sudah mulai diperkenalkan.
Strategi
Penguatan kelembagaan dalam mengelola wakaf, melalui pembentukan Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Penguatan kelembagaan BWI secara Konseptual dapat menggunakan model: The rational model; model ini memandang bahwa
organisasi merupakan kesepakatan antara tujuan organisasi dengan komitment dalam mencapai tujuan itu, organisasi dikembangkan dengan memperhatikan pencapaian organisasi dalam mewujudkan tujuannya
Pendekatan
Pendekatan dalam pengembangan organisasi terdiri dari: Policy approach Program approach Project approach Client-centered management approach Teamwork approach
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
Asam Kandis Asam Gelugur