analisis manajemen penghimpunan dana wakaf berbasis wakaf …
TRANSCRIPT
ANALISIS MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA WAKAF
BERBASIS WAKAF ONLINE DI GLOBAL WAKAF
AKSI CEPAT TANGGAP (ACT) JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DINA WIDIASTUTI
NIM : 501171552
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
J A M B I
2021 M/1442 H
ii
iii
iv
v
MOTTO
فاذكرووي أذكركم واشكروا لي ول تكفرون
Artinya: “Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku”.
(Q.S Al-Baqarah: 152)
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmannirrohim
Alhamdulillahirobbil „aalamiin, bersyukur atas segala nikmat yang telah
Allah SWT berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya. Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku, ayahanda
Salahudin dan ibunda Wagi Astuti yang telah merawat dan mendidik putri
tunggalmu sedari kecil dengan penuh ketulusan yang tiada henti diberikan hingga
umur duniaku kini yang kian berkurang. Semoga Allah selalu memberikan
keberkahan untuk kita semua, Aamiin.
Kupersembahkan untuk alm. Kakek dan almh. Nenek yang selalu
mendukung jejak karir pendidikanku, semoga ditempatkan yang terbaik disisi
Allah SWT. serta seluruh keluargaku dimanapun berada yang selalu mendo‟akan
tiada henti meski jarak memisahkan.
Bapak dan ibu guru juga dosen pembimbing skripsi yang sangat berjasa
mengajarkan ilmu dengan penuh semangat dan kesabaran serta memberikan
banyak pembelajaran dalam hidupku.
Teruntuk sahabat masa Aliyah MAN 2 Kota Jambi, Srikandi dan Syabab
Imam Hanafi 17 yang selalu ada dengan canda tawa, suka maupun duka. Terima
kasih banyak sudah menemani perjalanan yang luar biasa. Teruntuk kalian
pejuang KSEI Al-Fath, KSPM, GenBI Provinsi Jambi, FoSSEI Sumbagteng,
FoSSEI Koja, Muslimahfinlit serta teman-teman perkuliahan yang telah
meluangkan waktu, tenaga serta berbagi ilmu sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini sampai akhir.
Dari hati yang terdalam dan do‟a yang tulus, semoga Allah SWT
melimpahkan keberkahan untuk kalian dan selalu didekatkan pada jalan kebaikan
dalam menggapai ridho-Nya, Aamiin.
vii
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fundraising,
kendala serta upaya dalam Wakaf berbasis Wakaf Online di Global
Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian
lapangan (field research) serta pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil kesimpulan
menunjukkan bahwa: 1) Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Jambi belum maksimal dalam pelaksanaan program dengan
perolehan 4 program berjalan dan 3 program belum berjalan serta
target dana wakaf yang masih belum tercapai, 2) Kendala yang
dihadapi yaitu literasi masyarakat terhadap wakaf berbasis wakaf
online masih rendah, sosialisasi wakaf yang belum maksimal, citra
lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi masih
terbatas, sulitnya mempertahankan donatur tetap, isu-isu negative
terhadap lembaga Aksi CepatTanggap (ACT) Jambi masih ada,
sumber daya manusia yang masih kurang, 3) Upaya pelaksanaan
fundraising wakaf berbasis wakaf online yaitu optimalisasi edukasi
dan sosialisasi wakaf berbasis wakaf online, meningkatkan kualitas
nazhir dan lembaga pengelola wakaf, pendekatan kepada calon
wakif serta pengembangan program wakaf berbasis wakaf online.
Kata Kunci: Penghimpunan Dana, wakaf berbasis online,
Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
viii
ABSTRACT
This thesis aims to find out how the fundraising, constraints and
efforts of Online Waqf-based Waqf in Global Wakaf Aksi Cepat
Tanggap (ACT) Jambi are. This study uses a qualitative method
with a field research approach (field research) and data collection
through observation, interviews and documentation. The results of
the conclusions show that: 1) Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi has not maximized the implementation of the
program with the acquisition of 4 running programs and 3
programs not yet running and the target of waqf funds that have not
been achieved, 2) The obstacles faced are community literacy
towards waqf online waqf based is still low, socialization of waqf
has not been maximized, the image of the Jambi Global Waqf Aksi
Cepat Tanggap (ACT) institution is still limited, it is difficult to
maintain regular donors, negative issues towards the Jambi Action
Rapid Response (ACT) institution still exist, human resources still
lacking, 3) Efforts to implement online waqf-based waqf
fundraising, namely optimizing education and socializing online
waqf-based waqf, improving the quality of nazhir and waqf
management institutions, approaching prospective waqf and
developing online waqf-based waqf programs.
Keywords: Fundraising, online-based waqf, Jambi's Global Waqf
Aksi Cepat Tanggap (ACT)
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur saya ucapkan kepada Allah Subhanahu
Wata‟ala berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Kemudian Shalawat dan salam saya ucapkan kepada Nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wasallam yang berjasa dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
Islam dalam setiap kehidupan.
Skripsi ini diberi judul “Analisis Manajemen Penghimpunan Dana
Wakaf Berbasis Wakaf Online Di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Jambi”.
Penulis skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah
membantu, pada kesempatan ini dengan hati yang tulus peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Su‟aidi, MA., Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. A.A. Miftah, S.Ag., M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Rafidah, S.E., M.E.I selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
4. Titin Agustin Ningsih, S.Si., M.Si., Ph.D selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Dr. Sucipto, MA selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama dilingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
x
6. Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si dan M. Yunus, M.Si selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Dr. Sucipto, MA selaku Dosen Pembimbing I dan Khairiyani, SE.,
M.S.Ak selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.
8. Bapak dan ibu dosen Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis.
9. Karyawan/i dilingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta
staffnya.
11. Teman-teman seperjuangan dan seluruh pihak yang terlibat dalam
penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Allah Subhanahu
Wata‟ala membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini,
saran maupun kritik yang membangun sangat diharapkan agar menjadi
lebih baik. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat untuk kita semua, Aamiin.
Jambi, 27 Mei 2021
Penulis
Dina Widiastuti
NIM. 501171552
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................ iii
MOTTO ......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .......................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 8
C. Batasan Masalah ........................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 9
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
G. Sistematika Penulisan ................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka ............................................................................. 12
B. Studi Relevan .............................................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian ........................................................................... 41
B. Metode Penelitian .......................................................................... 42
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 42
D. Metode Analisis Data ................................................................... 42
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 44
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian ........................... 46
B. Hasil Penelitian ............................................................................ 56
C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 83
B. Saran ............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 86
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 88
CURRICULUM VITAE …………………………………………………. 94
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Potensi Wakaf Uang di Indonesia ................................................ 4
Tabel 1.2 Program dan Wujud Wakaf di Global Wakaf .............................. 6
Tabel 1.3 Program Wakaf di Global Wakaf ACT Jambi ............................. 6
Tabel 1.4 Data Wakaf Online ACT Jambi ................................................... 6
Tabel 2.1 Studi Relevan ............................................................................... 37
Tabel 3.1 Tabel Informan ............................................................................. 41
Tabel 4.1 Program dan Wujud Wakaf di Global Wakaf .............................. 68
Tabel 4.2 Program Wakaf diGlobal Wakaf ACT Jambi .............................. 68
Tabel 4.3 Data Instrumen Keuangan Syariah ACT Jambi ............................ 70
Tabel 4.4 Data Wakaf Online ........................................................................ 71
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Fungsi Manajemen Wakaf ............................................ 19
Gambar 3.1 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data ................................ 43
Gambar 4.1 Implementasi Wakaf Uang ....................................................... 51
Gambar 4.2 Implementasi Wakaf Sumur ..................................................... 52
Gambar 4.3 Implementasi Wakaf Al-Qur‟an ............................................... 53
Gambar 4.4 Implementasi Wakaf SUMI ..................................................... 54
Gambar 4.5 Struktur Manajemen ACT Jambi ............................................. 56
Gambar 4.6 Proses Pengumpulan dana ZISWAF ........................................ 74
Gambar 4.7 Skema Implementasi Program ACT Jambi .............................. 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Wakaf merupakan salah satu instrumen keuangan Islam yang
merupakan bagian dari investasi akhirat, karena secara umum pengertian
wakaf adalah menyerahkan atau memberikan harta benda yang kita miliki di
jalan Allah agar dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan
umat. Islam merupakan agama yang begitu sempurna memuat aturan-aturan di
setiap sisi aspek kehidupan. Salah satunya dalam aspek perekonomian. Islam
tidak hanya mengatur masalah seputar ibadah makhluk kepada Tuhan-nya,
melainkan juga mengajarkan makna dan rasa kepedulian terhadap sesama
demi mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan umat manusia di dunia dan
akhirat.
Didalam Al-qur‟an telah dijelaskan bahwa segala harta yang dimiliki
oleh setiap individu hendaklah diputar agar tidak beredar hanya diantara
orang-orang kaya saja. Sebagaimana terdapat dalam surat al-Hasyr ayat 7:
نذ سل نهزه ه فلل م انقز مه أ رسن عه ما أفاء الله ابه انسهبم ك انمساكه انتام انقزب
ا اكم عى فاوت ما و سل فخذي ما آتاكم انزه ه الغىاء مىكم ل كن دنة ب إنه الله اتهقا الله
شذذ انعقاب
Artinya: “Harta Rampasan fa‟i yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang
berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul,
Kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk
orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.”1
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Islam melarang penumpukkan
kekayaan hanya pada individu tertentu saja. Prinsip ajaran Islam ada pada
sistem Zakat, Infaq, Shadaqah, Hibah, dan Wakaf, yaitu anjuran untuk
1 Al-Qur‟an Dan Terjemahnya Juz 1s/d 30, n.d., hlm. 436.
2
mengeluarkan sebagian rezeki yang diberikan Allah untuk menyantuni fakir,
miskin dan orang-orang lemah dan membutuhkan dalam masyarakat.
Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa Islam memiliki konsep
ekonomi yang solutif dan kreatif diantaranya dengan menjadikan zakat, infaq,
sedekah dan wakaf (ZISWAF) sebagai bagian dari sumber pendapatan negara
atau konsep pemberdayaan ekonomi umat, yaitu memaksimalkan peran
Filantropi Islam berupa wakaf. Wakaf adalah salah satu cara Islam
mengentaskan kemiskinan. Secara bahasa, wakaf berasal dari kata waqafa
yang berarti habasa (menahan) dan al-man‟u (menghalangi).2 Makna dari
menahan yaitu karena wakaf ditahan dari kerusakan dan semua tindakan yang
tidak sesuai dengan tujuan wakaf juga karena manfaat dan hasilnya ditahan
dan dilarang untuk siapapun selain dari orang-orang yang termasuk berhak
atas wakaf tersebut.3
Wakaf dalam sejarah Islam sudah dikenal pada zaman kenabian
Muhammad saw di Madinah yang diawali dengan pembangunan Masjid Quba
dilanjutkan dengan pembangunan Masjid Nabawi di atas tanah anak yatim
dari Bani Najjar yang dibeli Rasulullah saw. dan diwakafkannya.4 Kemudian,
Usman ibn Affan membeli sumur dan mewakafkannya untuk kepentingan
kaum muslimin.5 Wakaf dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan
yang diperuntukkan dalam menggerakkan sektor perekonomian. Untuk itu,
wakaf harus dikelola dengan tepat, baik dari segi manajemen pengumpulan
(fundraising) maupun pengelolaannya.
Namun beberapa masyarakat Kota Jambi yang ada dikecamatan
Jelutung tepatnya, masih berasumsi bahwa hanya mengetahui benda yang
diwakafkan itu bersifat konsumsif saja yaitu berupa benda tak bergerak seperti
tanah atau bangunan.
2 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori Dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, Cet. 1
(Depok: PT. RajaGrafindo Persada, 2017), hlm. 223. 3 Abu Azam Al Hadi, Fikih Muamalah Kontemporer, Cet. 2 (Depok: Rajawali Pers,
2019), hlm. 240. 4 Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, Cet. 1 (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 13.
5 Rozalinda, hlm. 13.
3
Menurut hasil wawancara beberapa masyarakat Kota Jambi
khususnya didaerah Jelutung, salah satunya seorang Ibu Rumah
Tangga, ibu Rusdia. Beliau mengatakan bahwa wakaf yang dikenal
hanya wakaf tanah dan uang, kemudian ditujukan untuk hal yang
bersifat konsumsi saja seperti tanah untuk pembangunan masjid.
Pemberian wakaf yang biasa dilakukan pun masih secara manual yaitu
langsung dikirim ke lokasi seperti panti asuhan dan masjid setempat.
Sementara itu wakaf secara online belum pernah dilakukan dan belum
mengenal lebih jauh mengenai wakaf produktif seperti wakaf uang.6
Oleh karena itu, lembaga wakaf perlu menerapkan manajemen
fundraising wakaf yang dapat membantu wakif untuk menyalurkan dana
wakafnya sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat. Berdasarkan hal
tersebut, peluang besar muncul dengan adanya Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2004 tentang Wakaf yang mengatur berbagai hal penting bagi
pemberdayaan dan pengembangan harta wakaf secara produktif. Benda wakaf
yang dimaksud tidak hanya dibatasi pada benda tidak bergerak saja, tetapi
juga benda bergerak, seperti uang dan benda bergerak lain sesuai dengan
ketentuan syariah dan perundang-undangan.7
Wakaf uang merupakan salah satu terobosan penting dalam dunia
Filantropi Islam. Hadirnya wakaf uang, tanah wakaf yang selama ini kurang
diberdayakan bisa dikembangkan melalui proyek wakaf produktif. Seperti
adanya wakaf uang yang dapat digunakan sebagai sarana memproduktifkan
wakaf tanah yang kekurangan modal baik dari segi pengelolaan maupun
pengembangannya.8 Contoh, aset wakaf berupa harta tidak bergerak seperti
tanah kosong yang tidak produktif dapat dimanfaatkan menjadi sebuah toko
ataupun diolah menjadi lahan pertanian. Lahan tersebut tentunya dapat
dikelola baik secara mudharabah ataupun ijarah serta hasilnya dapat
diserahkan kepada mauquf „alaih.9
Potensi wakaf uang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi dimasyarakat. Semua orang Islam dapat mewakafkan
6 Hasil Wawancara Bersama Masyarakat Kota Jambi, Jelutung. 14 Februari 2021 Pukul
10.34 WIB,” n.d. 7 Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, hlm. 6.
8 aisyah Ekawati Setyani, “Efektivitas Strategi Fundraising Wakaf Berbasis Wakaf Online
Di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Yogyakarta,” N.D., Hlm. 3. 9 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori Dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, hlm. 237.
4
sejumlah dana sesuai kemampuannya. Disamping itu, wakaf dapat dinikmati
oleh seluruh kalangan masyarakat bawah hingga atas karena wakaf tidak sama
dengan zakat yang hanya dapat dinikmati oleh mustahik (asnaf yang
delapan).10 Menurut Mustafa Edwin Nasution dalam buku Fikih Muamalah
Kontemporer11 berpendapat bahwa potensi wakaf di Indonesia dengan jumlah
umat Muslim yang dermawan diperkirakan sebesar 10 juta jiwa dengan rata-
rata penghasilan Rp. 500.000 hingga Rp. 10.000.000, maka paling tidak akan
terkumpul dana sekitar 3 triliun per tahun dari dana wakaf. Oleh sebab itu, jika
dihitung berdasarkan perhitungan potensi wakaf di Kota Jambi dengan total
581,219 jiwa penduduk muslim tahun 2019 seperti perhitungan pada tabel
berikut:
Tabel 1.1 Potensi Wakaf Uang di Kota Jambi
Tingkat
penghasilan/bulan
Jumlah
Muslim
Besar
wakaf/bulan
Potensi
wakaf uang/
bulan
Potensi
wakaf
uang/tahun
Rp 500.000 200 ribu Rp 5.000,- Rp 1 milyar Rp 12
milyar
Rp 1 juta - 2 juta 150 ribu Rp 10.000 Rp 1,5 milyar Rp 18
milyar
Rp 2 juta – 5 juta 100 ribu Rp 50.000, Rp 5 milyar Rp 60
milyar
≥ Rp 5 juta 50 ribu Rp 100.000 Rp 5 milyar Rp 60
milyar
Total Rp 150
milyar
Sumber: Mustafa E. Nasution ( 2006)
Perkembangan teknologi informasi dalam bidang financial technology
yang begitu pesat dengan kontribusinya dalam membantu lembaga pengelola
wakaf dalam perkembangan wakaf. Financial technology atau yang dikenal
10
Rozalinda, hlm. 237. 11
Abu Azam Al Hadi, Fikih Muamalah Kontemporer, 286.
5
dengan istilah fintech merupakan perpaduan kolaborasi antara jasa keuangan
dengan teknologi yang kemudian mampu mengubah model bisnis dari sebuah
transaksi bertatap-muka, menjadi transaksi yang dapat dilakukan dengan jarak
jauh sehingga pembayaran dapat dilakukan dalam hitungan detik saja.12
Perkembangan teknologi kini bisa menjadi sebuah solusi. Karena
hanya dengan smartphone, siapa pun dapat berwakaf dimana saja tanpa harus
datang menemui nazhir secara langsung. Terlebih lagi hal menarik lainnya
yaitu generasi milenials memiliki pola konsumsi yang tinggi terhadap
internet13. Islam tidak akan menutup diri terhadap laju perkembangan zaman.
Adanya mekanisme baru dalam sistem transaksi, baik jual beli ataupun
layanan digital lainnya. Hal ini tentunya dapat membantu lembaga pengelola
wakaf dalam mengembangkan layanan berbasis teknologi seperti layanan
wakaf online yang ada di lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi merupakan lembaga pengelola
wakaf dari umat untuk umat yang bertujuan dalam mengentaskan kemiskinan
dan mewujudkan kesejahteraan bagi yang berhak menerimanya atau sasaran
peruntukkan wakaf melalui program-program yang bersifat memberdayakan
(produktif). Lembaga ini juga merupakan lembaga kemanusiaan (Humanity)
global berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global demi
mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Sementara, aktifitas Fundraising
menjadi jembatan untuk pemberdayaan umat juga dapat menjaga eksistensi
lembaga penghimpun dana wakaf dengan dana yang ada dapat
memaksimalkan pendistribusian yang baik. Adapun program-program yang
disediakan oleh lembaga Global Wakaf yaitu, sebagai berikut:
12
Setyani, “Efektivitas Strategi Fundraising Wakaf Berbasis Wakaf Online Di Global
Wakaf Aksi Cepat Tanggap Yogyakarta.” 13
Jaharuddin Radiana Dhewayani, Pengelolaan Wakaf Era Sharing Economy &
Financial Technology Pada Generasi Millenials, Digital 2010 (Yogyakarta: Hikam Pustaka, n.d.),
6.
6
Tabel 1.2 Program dan Wujud Wakaf di Global Wakaf
PROGRAM WUJUD WAKAF
Wakaf Uang dan Wakaf melalui Uang
Wakaf Pangan
Wakaf Pendidikan
Wakaf Kesehatan
Wakaf Ekonomi Produktif
Sumber: Global Wakaf (GW), Pengelola Wakaf Berspektif Kemanusiaan14
Tabel 1.3 Program Wakaf di Global Wakaf ACT Jambi
PROGRAM
Wakaf Tunai
Wakaf Sumur
Wakaf Mushaf Al-Qur‟an
LAW (Lumbung Air minum Wakaf)
LTW (Lumbung Ternak Wakaf)
LPW (Lumbung Pangan Wakaf)
Sahabat Usaha Mikro Indonesia (SUMI)
Sumber : Hasil wawancara bersama Kepala Staff Head of Marcom, 26 Oktober
2020 di Kantor Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi15
Tabel 1.4
Data Wakaf Online di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
1 November 2019 – 1 November 2020
No Bulan Dana Terhimpun
1. November Rp. 150.000
2. Desember Rp. 100.000
3. Maret Rp. 4.000.000
4. April Rp. 200.000
5. Mei Rp. 100.000
14
Global Wakaf, “Global Wakaf,” Global Wakaf, accessed November 6, 2020,
https://www.globalwakaf.com/. 15
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Marcom, 28 Oktober 2020 Di Kantor Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi,” n.d.
7
6. Juni Rp. 2.000.000
7. Juli Rp. 1.200.000
8. Agustus Rp. 1.200.000
9. September Rp. 2.600.000
10. Oktober Rp. 7.100.000
11. November Rp. 1.300.000
Total Rp. 19,950.000
Sumber : Wawancara bersama Kepala Staff Head of Marcom, 01 Februari 202116
Dari tabel 1.4 tersebut dapat kita ketahui bahwasannya penghimpunan
dana wakaf online di Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi selama periode
1 November 2019-1 November 2020 mengalami fluktuatif. Seperti yang
dikatakan oleh bapak Achmad Noufal, selaku Kepala Staff Head of Marcom pada
01 Februari 2021 pukul 17.00-17.30 WIB, bahwa minat dari masyarakat untuk
berwakaf di Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi masih minim dan tergantung
dengan kondisi atau trend yang ada saat itu. Meskipun begitu, program-program
wakaf yang ditawarkan memiliki potensi yang besar jika dikelola dengan sistem
dan manajemen yang baik dan terstruktur.
Menurut hasil wawancara bersama bapak Achmad Noufal, selaku
Kepala Staff Head of Marcom (01 Februari 2021 pukul 17.00-17.30 WIB)
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi. Manajemen fundraising dalam segi
promosi program wakaf yang dilakukan yaitu melalui offline maupun
online. Secara offline yaitu dengan melakukan kunjungan ke lembaga-
lembaga filantropi seperti OPSEZI (Optimalisasi Sedekah Zakat dan
Infaq) Kota Jambi. Selain itu mereka juga memiliki beberapa program
yang berkolaborasi bersama komunitas dan organisasi yang ada di
beberapa universitas di Jambi. Kemudian, secara online mereka juga aktif
dalam menshare beberapa program wakaf baik melalui status di Whatsapp,
Instagram dan media sosial lainnya. Selain itu, ada pula layanan SMS
Blast atau Broadcast SMS yang menginformasikan program-program dari
ACT termasuk wakaf.
Dari latar belakang di atas, penelitian ini layak dilakukan karena
fundraising wakaf berbasis wakaf online memiliki potensi dan manfaat yang
luar biasa dalam pemberdayaan sekaligus penghimpunan asset wakaf. Peneliti
tertarik untuk mengkaji lebih lanjut bagaimana Analisis manajemen
16
“Hasil Wawancara Bersama Kepala Staff Head of Marcom, 01 Februari 2021,” n.d.
8
pengelolaan (fundraising) wakaf berbasis wakaf online di lembaga Global
Wakaf Aksi Cepat Tanggap Jambi agar dapat diterapkan secara optimal dalam
penelitian yang berjudul “Analisis Manajemen Penghimpunan Dana
Wakaf Berbasis Wakaf Online Di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi”.
B. Identifikasi Masalah
1. Masyarakat Kota Jambi masih berpandangan bahwa wakaf hanya
sebatas benda tidak bergerak seperti tanah, bangunan masjid serta
bentuk wakaf konsumtif lainnya.
2. Minimnya minat masyarakat Kota Jambi untuk berwakaf di Global
Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
3. Dana wakaf yang terhimpun belum mencapai target sehingga akan
menghambat proses keberlangsungan program wakaf di Global Wakaf
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
4. Bentuk sosialisasi wakaf berbasis wakaf online yang dilakukan di
Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi masih belum efektif
dikarenakan minim sumber daya manusia terkhusus di bidang
filantropi wakaf
5. Belum maksimalnya implementasi program yang telah direncanakan
sehingga masih ada beberapa program yang belum terlaksana
6. Belum maksimalnya nadzhir selaku fundraiser dalam memperluas
relasi dan pendukung serta trust masyarakat terhadap program yang
disediakan di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi karena
terbatasnya sumber daya manusia di divisi global wakaf
7. Branding lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi masih dikenal
sebagai lembaga kemanusiaan (Humanity) sehingga masih ada
masyarakat yang belum memahami bahwa ACT menyediakan program
filantropi salah satunya wakaf
C. Batasan Masalah
Dari uraian masalah yang diidentifikasi diatas maka penulis membatasi
penelitian ini pada poin berikut :
9
1. Minimnya minat dan kepedulian serta literasi masyarakat untuk
terhadap program Wakaf berbasis online dan keinginan berwakaf di
Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
2. Kurangnya edukasi dan sosialisasi program wakaf di Global Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi
3. Belum maksimalnya pelaksanaan program wakaf dikarenakan
keterbatasan sumber daya manusia di divisi global wakaf sehingga
belum sepenuhnya program berjalan sesuai dengan rencana, dana yang
masih minim diperoleh, serta branding ACT masih sebagai lembaga
kemanusiaan (Humanity) padahal terdapat program filantropi salah
satunya wakaf
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penghimpunan dana wakaf berbasis wakaf online yang
diterapkan oleh Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Jambi ?
2. Apa saja kendala pada manajemen penghimpunan dana wakaf berbasis
wakaf online dalam menjaga eksistensi di Global Wakaf Aksi Cepat
Tanggap (ACT) Jambi ?
3. Bagaimana upaya pelaksanaan penghimpunan dana wakaf berbasis
wakaf online di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Jambi ?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penghimpunan dana wakaf berbasis wakaf online
yang diterapkan oleh Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Jambi
2. Untuk mengetahui problematika pada manajemen penghimpunan dana
wakaf berbasis wakaf online dalam menjaga eksistensi di Global
Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
3. Untuk mengetahui upaya pelaksanaan penghimpunan dana wakaf
berbasis online di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Jambi
F. Manfaat Penelitian
Berikut merupakan manfaat penelitian ini yang dapat kita ketahui dari
dua segi, yakni dari segi teoritis dan segi praktis. Berikut beberapa manfaat
dari penelitian, yakni:
10
a) Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis sangat bermanfaat untuk mengetahui
secara detail mengenai manajemen penghimpunan dana yang dilakukan di
Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi dalam menghimpun dana
wakaf. Selain itu, manfaat lain dari penelitian ini adalah untuk menambah
khazanah dan referensi keilmuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya, dan
akademisi lain juga para pembaca yang mempunyai ketertarikan yang
sama dalam bidang literasi dan referensi mengenai manajemen fundraising
wakaf.
b) Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat menambah wawasan
keilmuan mengenai persoalan manajemen penghimpunan dana
baik dalam hal penghimpunan dana maupun memaksimalkan
fungsi dan eksistensi lembaga wakaf.
2. Bagi Lembaga Terkait
Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai bahan evaluasi
bagi lembaga khususnya Aksi Cepat Tanggap Jambi guna
meningkatkan kinerjanya sebagai salah satu contoh lembaga
penghimpunan dana wakaf di Indonesia.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi yang berjudul Analisis Manajemen penghimpunan dana Wakaf
Berbasis Wakaf Online Di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi.
Agar mempermudah dalam mengkaji masalah dan penyusunan penelitian ini
agar lebih sistematis dan terstruktur, maka peneliti menyusun sistematika
pembahasan sebagai berikut:
BAB I : Pada bab Pendahuluan meliputi Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.
11
BAB II : Pada bab ini menjelaskan tentang Kajian Pustaka, Studi
Relevan yang meliputi Landasan Teori, yaitu Manajemen,
Fundraising, Wakaf dan Wakaf Basis Digital.
BAB III : Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang
digunakan peneliti dalam penulisan skripsi yang beirisi
tentang Objek Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode
Analisis Data hingga Teknik Analisis Data.
BAB IV : Pada bab ini menjelaskan gambaran umum lokasi Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi, visi misi, serta program
wakaf yang dilaksanakan serta menjelaskan pembahasan
dan hasil penelitian yang meliputi, bagaimana
penghimpunan dana wakaf berbasis wakaf online yang
diterapkan oleh Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Jambi,
Apa saja problematika pada manajemen penghimpunan
dana wakaf berbasis wakaf online dalam menjaga
eksistensi di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Jambi serta Bagaimana upaya pelaksanaan penghimpunan
dana wakaf berbasis wakaf online di Global Wakaf Aksi
Cepat Tanggap Jambi.
BAB V : Pada bab ini merupakan hasil akhir pembahasan yang
Terangkum dalam kesimpulan dan saran.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka
1. Manajemen Penghimpunan Dana Wakaf
a. Pengertian Manajemen dalam Islam
Prinsip-prinsip manajemen dalam Islam bersifat universal, yaitu
berlaku bagi seluruh umat dengan berdasarkan pada prinsip Al-Qur‟an dan
Hadist. Manajemen dalam Islam mengatur bagaimana cara berperilaku
baik dalam organisasi, maupun dalam bermasyarakat. Ilmu manajemen
berguna dalam hal mengatur segala apa yang akan dilakukan atau
direncanakan, termasuk dalam mengatur kegiatan pengelolaan,
penghimpunan serta komunikasi antar nazhir, wakif, dan masyarakat.
Istilah manajemen juga berasal dari kata kerja manage yang berarti
control, yaitu to be responsible for controlling or organizing someone or
something specially a business. Manajemen dalam bahasa Indonesia
diartikan mengendalikan, menangani, atau mengelola.17 Dalam literatur
manajemen, menurut Kathryn M. Bartol dan David C. Martin, manajemen
adalah suatu proses yang terdiri dari planning, organizing, leading, dan
controlling yang dilakukan demi mencapai tujuan yang ditetapkan.18
Menurut Qodri A. Azizy kata kunci (keyword) dalam usaha
meningkatkan kualitas dan kuantitas perwakafan sebagai dana umat yang
produktif dan potensial adalah manajemen. Rumusan pengelolaan wakaf
tidak hanya berhenti pada pendayagunaan wakaf untuk usaha-usaha yang
bersifat produktif dan perlunya penentuan skala prioritas pemanfaatan,
tetapi juga mengharuskan adanya transparansi dan akuntabilitas.19
Berdasarkan statemen tersebut bahwa proses perwakafan tidak hanya
dalam hal pengucapan ikrar dan sertifikasi harta wakaf saja, meskipun
kedua hal tersebut memang memberikan legitimasi secara hukum terhadap
17
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, hlm. 72. 18
Rozalinda, 72. 19
Firman Muntaqo, “Problematika Dan Prospek Wakaf Produktif Di Indonesia,” Al-
Ahkam 1, No. 25 (April 25, 2015): 101, Https://Doi.Org/10.21580/Ahkam.2015.1.25.195.
13
praktek perwakafan. Namun, dari perspektif filantropi, dari keseluruhan
proses wakaf justru terletak pada usaha pengelolaan secara profesional dan
pertanggungjawaban yang transparan. Wakaf merupakan salah satu
kontribusi pendanaan sosial ekonomi dalam Islam yang potensinya belum
sepenuhnya dikembangkan. Pada akhir-akhir ini upaya dalam
mengembangkan potensi wakaf terus dilakukan melalui berbagai
pengkajian, baik dari segi peranannya dalam sejarah, maupun peluang
perkembangannya yang diharapkan mampu menjangkau lebih luas para
dermawan demi mewujudkan kesejahteraan umat.20
Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa manajemen sebagai
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengawasan agar dapatmencapai tujuan. Manajemen wakaf diperlukan
dalam upaya agar pengelolaan wakaf dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Sementara itu, hal yang sama juga menurut Ahmad al-Shabab21
dalam bukunya Mabadi‟u al-idarah dikutip dari buku Manajemen Wakaf
Produktif karya Roazalinda, mengatakan bahwa unsur utama dari
manajemen adalah perencanaan (al-takhthith), pengorganisasian (al-
tanzhim), kepemimpinan (al-qiyadah), dan pengawasan (al-riqabah).
Jadi, manajemen wakaf merupakan suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan yang dilakukan oleh
lembaga pengelola maupun dari nazhir terhadap sumber daya organisasi
demi tercapainya tujuan.
b. Fungsi Manajemen
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari manajemen
terdiri dari empat hal, berikut uraiannya:
1) Perencanaan (Planning/al-Takhthith)
Perencanaan merupakan pondasi utama dari fungsi manajemen.
Menurut Ahmad Ibrahim Abu Sinn, merumuskan perencanaan strategis
sebagai proses penentuan tujuan organisasi, penentuan kebijakan, dan
20 Firman Muntaqo, “Problematika Dan Prospek Wakaf Produktif Di Indonesia,” Al-
Ahkam 1, no. 25 (April 25, 2015): 101, https://doi.org/10.21580/ahkam.2015.1.25.195. 21
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, 74.
14
program yang diperlukan untuk mencapai sasaran tertentu dalam rangka
mencapai tujuan.22 Oleh karena itu sebuah perencanaan sangat diperlukan
dalam setiap perubahan yang akan hendak dilakukan. Dengan begitu
langkah-langkah yang ditempuh dapat tersusun rapi dan menjadi sesuatu
yang positif. Seperti yang telah diisyaratkan dalam firman Allah yang
artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra‟d {13}: 11).23
Dari pengertian tersebut, dijelaskan bahwa sebuah awal
perencanaan dalam dunia perwakafan terdapat tiga hal yang mendasar
yaitu: 1) Dari sisi proses, perencanaan sebagai sebuah proses yang berguna
dalam menyusun baik dari segi fundraising, sumber daya yang diperlukan
sehingga dapat mencapai target tujuan. 2) Dari sisi fungsi manajemen,
perencanaan mampu mempengaruhi sekaligus memberikan wewenang
pada nazhir untuk menentukan rancangan kedepan didalam suatu
organisasi. 3) Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan
cara pengambilan keputusan untuk jangka panjang atau dimasa yang akan
datang terkait bagaimana yang akan dilakukan oleh nazhir. Pada intinya,
perencanaan dibuat sebagai upaya kesungguhan dalam mencapai apa yang
diinginkan dalam suatu organisasi dan diwujudkan melalui berbagai
kegiatan tertentu.24
Dalam menjalankan sebuah misi apapun tentunya sangat
dibutuhkan sebuah perencanaan awal yang berisi tindakan-tindakan yang
akan dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Hal tersebut juga
dikatakan oleh Koontz dan Weihrich dalam buku Pengantar Manajemn
karya Ismail Solihin bahwa fungsi pertama yang dijalankan oleh seorang
manajer adalah planning atau perencanaan.25 Oleh karena itu seorang
22
Rozalinda, hlm. 75. 23
Rozalinda, hlm. 75. 24
Rozalinda, 76. 25
Ismail Solihin, Pengantar Manajemen (Bandung, Oktober), 4.
15
manager wakaf pun harus memikirkan bagaimana pengumpulan hingga
dana yang terkumpul mampu dan sesuai dengan sasaran yang dituju.
2) Pengorganisasian (Organizing/al-Tanzhim)
Pengorganisasian adalah mempertemukan dan mengkoordinasikan
sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan sumber daya lainnya dalam
mencapai tujuan suatu organisasi. Maksud dari pengertian ini adalah
bagaimana mampu mengkolaborasikan sinergi sumber daya manusia
didalamnya dengan tanggung jawab atau pekerjaan yang sesuai bidangnya
masing-masing, sehingga mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan.26
Organisasi sebagai wadah pembentukan perilaku atau tingkah laku
terhadap hubungan antar sesama manusia sehingga dapat bekerjasama
mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam pengorganisasian terdapat
pemimpin untuk beberapa level serta adanya hubungan atasan dan
bawahan. Secara strukturalnya, bawahan hanya menerima perintah dari
atasannya dan bertanggung jawab kepadanya.
Bagi seorang Muslim, dalam menjalankan kegiatan organisasi
harus dilandasi atas dasar perintah dan niat karena Allah swt., yakni harus
tetap bekerja sama, seperti yang telah diisyaratkan Allah dalam firman-
Nya yang artinya:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai-cerai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara dan kamu telah berada ditepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat
petunjuk.” (Q.S. Ali-Imran {3}: 103).27
Dalam manajemen lembaga wakaf, pengorganisasian memiliki
fungsi sebagai menetapkan tugas dan prosedur yang diperlukan.
Kemudian, menetapkan struktur organisasi, kegiatan nazhir, perekrutan,
26
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, 77–78. 27
Rozalinda, hlm. 79.
16
seleksi, pelatihan serta kegiatan penempatan posisi sumber daya manusia
di lembaga pengelola wakaf.
3) Kepemimpinan (Leading/al-Qiyadah)
Leading atau kepemimpinan berarti membangkitkan semangat
orang lain untuk menjadi pribadi yang baik dalam sebuah organisasi yaitu
dengan mengarahkan, memotivasi, dan mengkomunikasikan dengan
anggota lainnya secara perorangan maupun kelompok. Menurut Ahmad
Ibrahim Abu Sinn, dalam bukunya al-idarah fi al-Islam mendefinisikan
kepemimpinan dengan kemampuan untuk mengatur, memengaruhi, dan
mengarahkan orang lain dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan
dengan upaya yang maksimal dan kontribusi dari masing-masing
individu.28
Kepemimpinan diharapkan mampu menjadikan program wakaf
yang telah dibuat dapat dijalankan dengan baik oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta memotivasi semua dalam menjalankan tanggung jawab
dengan kesungguhan dan kerja keras. Hal ini menjadi tolak ukur untuk
wawasan dari pemimpin terhadap kondisi lingkungan di mana harta wakaf
itu berada. Berikut kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang
pemimpin diantaranya:
a. Kemampuan Strategis (mampu melihat kondisi disekitar dengan
kebijakannya). Kemampuan strategi ini membuat program-program
wakaf yang telah direncanakan agar dapat mencapai sasaran wakaf
yang telah ditetapkan waqif secara efektif dan efisien. Kemudian,
untuk mendukung strategi ini maka dibutuhkan beberapa manajemen
skil (managerial skill), seperti conceptual skill, decision making skill,
dan time management skill. Kemampuan strategis ini pernah
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Ketika mengembangkan dakwah
diawal Islam. Rasulullah mencanangkan beberapa strategi dakwah dan
perencanaan startegis dalam mengembangkan Islam, seperti
28
Rozalinda, hlm. 80.
17
membebaskan kaum muslimin dari siksaan kaum Quraisy. Kemudian,
memerintahkan hijrah ke Madinah.
b. Kemampuan interpersonal (mampu membina hubungan yang baik
dengan seluruh elemen perusahaan). Dengan kemampuan ini
kemungkinan seorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya
agar dapat bekerja sesuai dengan tugas, tanggung jawab serta jujur,
amanah, ikhlas dan professional. Kemampuan ini dapat disebut juga
dengan human relation skill yaitu bentk refleksi dari seorang
pemimpin maupun anggota dalam berkomunikasi yang baik terhadap
sesama rekan kerjanya sehingga semua dapat memahami tugas-tugas
yang telah ditetapkan masing-masing.
c. Kemampuan teknis (pengetahuan dan kemampuan khusus seorang
pemimpin dalam bekerja, seperti mampu mengoperasikan komputer).
Kemampuan ini dapat membantu seorang pemimpin menjadi lebih
teratur dalam mengatur perencanaan dan dapat mengontrol kinerja
bawahan.29 Kemampuan teknis harus dimiliki setiap individu agar
dapat mempermudah dalam menyelesaikan setiap tugas dan tantangan
yang ada.
4) Pengawasan (Controlling/al-Riqabah)
Controlling atau pengawasan adalah proses untuk mengawasi atau
memastikan bahwa aktivitas yang dikerjakan telah sesuai dengan yang
direncanakan. Menurut George R. Terry, seperti yang dikutip M.
Manullang dalam buku Pengantar Manajemen karya Ismail Sholihin,
bahwa pengawasan dilakukan untuk memastikan pekerjaan apa yang telah
dilaksanakan, mengevaluasi, dan mengoreksinya dengan tujuan agar
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.30 Pengawasan merupakan
fungsi paling akhir dari proses manajemen. Segala pelaksanaan yang akan
berjalan dengan lancar apabila dikendalikan dengan cara yang baik. Oleh
29
Rozalinda, 81–83. 30
Rozalinda, hlm. 84.
18
karena itu, sangat tepat bahwa pengawasan sangat menentukan hasil dari
pelaksanaan baik atau tidaknya proses manajemen yang telah berjalan.
Berkaitan dengan manajemen wakaf, mengantisipasi adanya
mismanagement terhadap harta wakaf, fungsi pengawasan perlu berjalan
dengan baik. Dalam prinsip manajemen Islam, pengawasan tidak hanya
dikenal yang bersifat eksternal saja. Tetapi juga bersifat internal seperti
rasa tanggung jawab seorang individu untuk dapat menjalankan amanah
dan adil dalam setiap pekerjaan. Dalam halnya wakaf, fungsi pengawasan
yang dilakukan nazhir adalah mengevaluasi pencapaian tujuan dan target
serta berbagai alternatif atau solusi dalam berbagai persoalan terkait
dengan tujuan pengelolaan wakaf.
Pada hadis nabi juga ditegaskan, bahwa setiap orang selalu berada
dalam pengawasan Allah pada setiap kegiatannya.
Bahwasannya Abu Hurairah berkata: “Rasulullah Saw.
bersabda: Sembahlah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya,
sekalipun engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia
melihatmu.” (HR. al-Bukhari)
Pengawasan internal berasal dari dalam diri setiap pribadi Muslim
yang akan membawa seseorang untuk konsisten menjalankan aktivitas
sesuai dengan hukum-hukum Allah swt. dengan demikian, kualitas
manajemen wakaf disuatu lembaga tidak hanya baik dari segi lembaganya
namun juga Sumber Daya Manusia yang ada didalamnya terutama dalam
pengumpulan (fundraising) wakaf.
Berkaitan dengan pengawasan yang dilakukan nadzhir adalah
mengevaluasi pencapaian tujuan dan target kegiatan sesuai dengan tujuan
pengelolaan seperti wakaf. Dari penjelasan ini dapat dirumuskan langkah
apa saja yang ada didalam fungsi pengawasan organisasi maupun lembaga,
yaitu:
a. Menetapkan Standar dan Ukuran Prestasi Kerja. Pada fase ini yaitu
Fase menentukan standard dan ukuran prestasi kerja. Ada beragam
standar mulai dari standar fisik, anggaran, penghasilan serta tidak
nyata (intangible). Standar ini dapat diinformasikan kepada seluruh
19
elemen sebelum mrelaksanakan tugas agar dapat memahami tanggung
jawab masing-masing.
b. Mengadakan Pengukuran dan Penilaian (Evaluate). Fase ini wujudnya
yaitu melakukan proses penilaian berdasarkan pandangan kedepan
sehingga penyimpangan-penyimpangan dapat dideteksi sebelum terjadi
dan dapat diantisipasi. Cara yang dilakukan yaitu dengan membandingkan
pekerjaan yang telah dikerjakan karyawan secara actual (actual result)
dengan standar yang telah ditetapkan.
c. Mengadakan Tindakan Perbaikan (Corrective Action). Fase terakhir
ini dilakukan dalam proses pengawasan yaitu melakukan tindakan
perbaikan. Tindakan ini dilakukan bila difase ebelumnya ada sebuah
penyimpangan dan hal tersebut perlu diselidiki dan dianalisis terlebih
dahulu.31
Oleh karena itu, uraian mengenai fungsi-fungsi manajemen dapat di
gambarkan dengan model manajemen sebagai berikut:
Skema 2.1 Model Fungsi Manajemen Wakaf
31
Rozalinda, 87–91.
Perencanaan
menyusun sasaran dan
tindakan mencapai tujuan
pengelolaan wakaf
Pengorganisasian
mengatur dan mengalokasikan
pekerjaan, wewenang dan
sumber daya untuk mencapai
sasaran
Kepemimpinan
mengarahkan, memengaruhi
dan memotivasi nadzhir untuk melaksanakan
tugas yang telah ditetapkan
Pengawasan
memastikan bahwa
pengelolaan wakaf bergerak
mencapai tujuan dan sasaran
wakaf
20
c. Karakteristik Manajemen Islam
Manajemen dalam Islam bersumber dari nash-nash Al-Qur‟an dan
Al-Sunnah. Diantara karakteristik yang membedakan teori manajemen
dalam Islam dengan teori lainnya adalah fokus dan konsen pada segala
variabel yang berpengaruh terhadap aktivitas manajemen didalam dan
diluar organisasi. Kemudian dihubungkan antara perilaku individu
terhadap faktor-faktor sosial. Teori manajemen Islam memberi injeksi
moral dalam manajemen, yakni mengatur bagaimana seharusnya individu
berperilaku.
Menurut Ahmad Ibrahim Abu Sinn manajemen syariah memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Teori manajemen syariah yaitu teori yang konsen dengan falsafah
sosial masyarakat Muslim yang berhubungan dengan akhlak atau nilai
etika sosial yang dipegang teguh oleh masyarakat Muslim.
2) Manajemen syariah konsen pada variabel ekonomi dan bekerja untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis individu.
3) Memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual serta memuliakan
manusia untuk berpartisipasi dalam aktivitas manajemen, serta
memuliakan segala potensi.
4) Konsen terhadap system dan menentukan tanggung jawab dan
wewenang, menghormati kekuasaan dan kepemimpinan, menghormati
struktur organisasi dan taat terhadap kebaikan.32
d. Prinsip Manajemen Islam
1) Manajemen syariah sebagai bagian dari sistem sosial
Allah menurunkan syariat yaitu system sosial yang mengatur
kehidupan manusia dalam politik, manajemen, sosial, ekonomi yang sesuai
dengan rahasia penciptaannya yakni beribadah kepada Allah SWT.
sebagaimana firman Allah:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Zariyat:56).
32
Rozalinda, 92–93.
21
2) Memenuhi tugas dan tanggung jawab secara amanah
Manajemen syariah memandang bahwa tugas merupakan amanah
dan tanggung jawab sebagaimana mestinya. Dalam firman Allah
dijelaskan bahwa Allah menyuruh menyerahkan amanah kepada ahlinya.
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. An-Nisa:58).”
3) Syura,musyawarah, dan menghormati kemuliaan manusia
Syara merupakan prinsip yang harus melekat dalam teori manajemen
Islam. Ia saling bermusyawarah dan bekerja sama dalam menyelesaikan
setiap persoalan. Allah telah mewajibkan kepada kaum Muslimin untuk
bermusyawarah dalam setiap urusan, seperti yang disinyalir dalam firman
Allah:
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah
di antara mereka” (QS. Al-Syura:38).
4) Kepemimpinan yang berperikemanusiaan
Dalam kepemimpinan, suri teladan (uswatun hasanah) merupakan
hal yang penting. Tindakan dan sikap seorang pemimpin harus
mencerminkan perkataan yang diucapkan. Sebelum menugaskan orang
lain untuk melaksanakannya. Kepemimpinan dalam Islam bukanlah yang
arogan. Allah berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. (QS. Al-Maidah:2).
2. Manajemen Fundraising (Penghimpunan Dana) Wakaf
a. Pengertian Fundraising (Penghimpunan Dana)
Penghimpunan dana (fundraising) merupakan kegiatan
penggalangan dana, baik dari individu, organisasi, maupun badan
hukum.33 Fundraising juga merupakan proses untuk mengajak masyarakat
atau calon wakif agar mau melakukan amal kebajikan dalam bentuk
33
Rozalinda, hlm. 138.
22
penyerahan hartanya untuk diwakafkan. Dalam kegiatan ini diperlukan
adanya langkah yang strategis yaitu dalam menghimpun harta agar donasi
dari para donator dapat dikelola dengan baik. Dalam Fundraising terdapat
proses “mempengaruhi”. Proses ini terdiri dari: memberitahukan,
mengingatkan, mendorong, membujuk, merayu atau mengiming-ngiming
termasuk melakukan stressing, jika hal tersebut diperbolehkan.34
Fundraising ini berkaitan dengan kemampuan individu, organisasi,
maupun badan hukum untuk mengajak dan mempengaruhi orang lain agar
timbul kesadaran, kepedulian dan motivasi dalam berwakaf.
b. Tujuan Fundraising (Penghimpunan Dana)
Fundraising memiliki tujuan yang strategis dalam proses
pencapaian hasil agar maksimal, beberapa diantaranya sebagai berikut:
1) Menghimpun Dana
Menghimpun dana adalah merupakan tujuan fundraising yang
paling utama dan mendasar. Dana yang dimaksudkan berupa dana wakaf
maupun dana operasional pengelolaan wakaf. Dana sendiri merupakan
barang atau jasa yang memiliki nilai material. Tanpa aktifitas fundraising
ini, kegiatan lembaga pengelola wakaf akan kurang efektif. Karena jika
fundraising tidak menghasilkan dana maka tidak ada sumber daya,
sehingga lembaga akan mengalami kehilangan kemampuan untuk terus
menjaga kelangsungan programnya, dan pada akhirnya lembaga akan
melemah ataupun menurun kinerjanya.
2) Memperbanyak jumlah Donatur/Wakif
Tujuan kedua dari fundraising adalah menambah calon wakif,
menambah jumlah populasi wakif. Nazhir yang melakukan fundraising
harus terus menambah jumlah donatur/ wakifnya. Ada dua cara agar hal
tersebut dapat terwujud, diantaranya bertambahnya donasi dari setiap
wakif atau bertambahnya jumlah wakif baru. Diantara kedua pilihan
tersebut, maka menambah wakif adalah cara yang relatif lebih mudah dari
34
“Manajemen Fundraising Dalam Penghimpunan Harta Wakaf (1) Badan Wakaf
Indonesia.Html,” n.d.
23
pada menaikan jumlah donasi dari setiap wakif. Oleh karena itu, mau tidak
mau fundraising dari waktu kewaktu juga harus memiliki konsentrasi
dalam menambah jumlah wakif.
3) Meningkatkan atau Membangun Citra Lembaga
Fundraising adalah hal utama yang menyampaikan informasi dan
berinteraksi dengan masyarakat. Dengan hal tersebut akan mampu
membentuk citra lembaga dalam benak khalayak. Oleh karena itu, setiap
orang akan menilai lembaga, dan pada akhirnya menunjukan sikap atau
perilaku terhadap lembaga. Jika yang ditunjukan adalah citra yang positif,
maka akan banyak mendapat dukungan dan simpati terhadap lembaga.
Dengan demikian tidak ada lagi hambatan dalam mencari wakif, karena
dengan sendirinya donasi akan memberikan kepada lembaga, dengan citra
yang baik akan lebih mudah untuk mendapatkan donasi dari para donator.
4) Menghimpun Relasi dan pendukung
Seseorang yang sudah mengenal kegiatan fundraising akan terus
mendukung kegiatan tersebut dengan beragam metode ataupun program
yang ditawarkan oleh suatu lembaga atau organisasi. Mereka punya kesan
positif dan bersimpati terhadap lembaga tersebut meski kemampuan
mereka untuk turut berdonasi belum sepenuhnya rutin dilakukan.
Kelompok seperti ini kemudian menjadi simpatisan dan pendukung
lembaga meskipun tidak menjadi wakif. Kelompok seperti ini harus
diberikan support dalam aktifitas fundraising (penghimpunan dana),
meskipun mereka tidak mempunyai donasi, mereka akan berusaha
mendukung lembaga (promotor atau informan) tentang lembaga tersebut
kepada orang lain. Dengan adanya kelompok ini, maka lembaga tersebut
telah memiliki jaringan informal yang sangat baik dalam aktifitas
fundraising.
5) Meningkatkan Kepuasan Donatur
Tujuan kelima dari fundraising adalah meningkatkan kepuasan
wakif. Tujuan ini bernilai untuk jangka panjang. Hal ini dilakukan karena
kepuasan wakif akan berpengaruh terhadap nilai donasi yang akan
24
diberikan kepada lembaga. Mereka akan mendonasikan dananya kepada
lembaga secara terus menerus, bahkan menginformasikan kepuasannya
terhadap lembaga secara positif kepada orang lain. Disamping itu, wakif
yang sudah merasakan hal positifnya akan menjadi tenaga fundraiser alami
(tanpa diminta dan tanpa dibayar).35
c. Prinsip Fundraising (Penghimpunan dana)
Fundraising diterjemahkan sebagai pengumpulan uang. Tentunya
hal tersebut memiliki makna bahwa sejumlah uang akan menopang
operasional lembaga. Fundraising merupakan teknik menyampaikan
gagasan dari produk yang ditawarkan, yang lazim disebut dengan program.
Kegiatan ini dapat dianalogikan menjadi tiga bagian yang memiliki peran
penting bagi perseorangan maupun lembaga fundraising yaitu busur, anak
panah, dan pemanah. Anak panah adalah peluru atau kemampuan
fundraiser memahami lembaga dan program. Sedangkan pemanah, harus
memiliki kepekaan terhadap donatur dan penerima manfaat sehingga anak
panah dapat melesat sesuai sasaran. Berikut penjelasannya lebih lanjut:
1) Memiliki Loyalitas dan Kecintaan Terhadap Kegiatan Fundraising
Pemahaman akan makna aktivitas ini adalah hal yang penting.
Seorang fundraiser harus loyal dan mencintai pekerjaan ini dengan baik
karena akan menyangkut banyak pihak baik donatur maupun penerima
manfaat.
2) Memahami Lembaga dan Program
Dalam hal ini, fundraiser harus harus memahami lembaga dan
program yang diharapkan. Lembaga harus memiliki program yang kuat,
tajam,dan mampu melesat jauh sehingga mampu memberdayakan umat,
bukan hanya sekedar program. Maka dari itu seluruh SDM yang ada di
lembaga harus diberikan orientasi terhadap lembaga dan program yang
ada. Beberapa diantara alasan yang mnejadi hal utama terhambatnya
fundraiser yaitu tingginya target sehingga tidak memiliki waktu yang
35
“Manajemen Fundraising Dalam Penghimpunan Harta Wakaf (1) Badan Wakaf
Indonesia.Html.”
25
banyak untuk memahami program secara utuh mulai dari maksud program,
proses program, dan cara menjalankannya terlebih lagi apabila dana yang
didapatkan masih minim.
3) Memiliki Kepekaan terhadap Keinginan Donatur
Kemampuan dalam menyederhanakan maksud dan tujuan donatur
sangat dibutuhkan dalam presentasi program. Donatur umumnya belum
memahami program yang ditawarkan, kecuali sudah bekerja sama. Sebuah
lembaga terkadang memiliki target yang harus dipeuhi program, sehingga
keinginan mereka untuk donasi segera dapat direalisasikan. Oleh karena
itu kemampuan mendengarkan diperlukan agar apa yang diinginkan dapat
terealisasikan. Kepekaan bukan berarti mengikuti semua keinginan donatur
namun tetap berlandaskan dengan atas dasar sama rata dan saling bermitra.
Semakin peka seorang fundraiser terhadap calon donatur atau pewakif,
semakin dekat potensi mengucurnya sejumlah dana ke rekening mereka.36
d. Metode Fundraising (Penghimpunan dana)
Dalam mencapai tujuan dari fundraising, ada beberapa metode
yang harus dilakukan. Metode ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Metode
Langsung (Direct fundraising) dan tidak langsung (Indirect fundraising).
1) Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)
Metode ini merupakan metode dengan cara melibatkan partisipasi
wakif secara langsung. Dengan metode ini apabila dalam diri wakif
muncul keinginan untuk melakukan donasi setelah mendapatkan
promosi dari fundraiser lembaga, maka segera dapat melakukan
dengan mudah dan informasi yang diperlukan untuk melakukan donasi
sudah tersedia. Sebagai contoh dari metode ini adalah Direct Mail.
2) Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising)
Metode ini merupakan suatu metode yang menggunakan cara-cara
yang tidak melibatkan partisipasi wakif secara langsung. Bentuk
36
Abdul Ghofur, Tiga Kunci Fundraising: Sukses Membangun Lembaga Nirlaba, 2018th
ed. (Jakarta, n.d.), 102–3.
26
fundraisingnya dimana tidak dilakukan dengan memberikan daya
akomodasi langsung terhadap respon wakif seketika. Metode ini
misalnya dilakukan dengan metode promosi yang bertujuan
membentuk citra lembaga yang kuat, tanpa diarahkan untuk transaksi
donasi pada saat itu. Sebagai contoh dari metode ini adalah: image
compaign, Event, melalui perantara, menjalin relasi, melalui referensi,
dll. Metode fundraising langsung sangat diperlukan karena tanpa
metode langsung, wakif akan kesulitan untuk mendonasikan dananya.
Sedangkan jika semua bentuk fundraising dilakukan secara langsung,
maka terlihat kaku dan kurang menarik. Adapun subtansi dasar dari
pada fundraising dapat diringkas kepada tiga hal, yaitu: motivasi,
program, dan metode.
1) Motivasi
Yaitu sekumpulan pengetahuan, nilai-nilai, keyakinan atau
alasan yang mendorong donatur/wakif untuk mengeluarkan
sebagian hartanya. Dalam kerangka fundraising, nazhir harus terus
melakukan edukasi, sosialisasi, promosi dan transfer informasi
sehingga menciptakan kesadaran pada tiap calon wakif, untuk
melakukan kegiatan wakaf atau pengelolaan (fundraising) wakaf.
2) Program
Yaitu kegiatan pemberdayaan sebagai bentuk implementasi visi
dan misi lembaga perwakafan (nazhir) yang jelas sehingga
masyarakat memiliki keinginan untuk berwakaf.
3) Metode fundraising
Yaitu pola atau cara-cara yang dilakukan oleh sebuah lembaga
dalam rangka mengumpulkan dana dari masyarakat. Metode
fundraising harus mampu memberikan kepercayaan, kemudahan,
dan manfaat lebih bagi masyarakat donatur / wakif.
Dalam mewujudkan hal-hal diatas, fundraising wakaf memiliki
unsur-unsur dalam pelaksanaannya, seperti Analisis Kebutuhan,
Segmentasi, dll.
27
1) Analisis Kebutuhan
a) Kesesuaian dengan syarat
b) Laporan dan pertanggung jawaban
c) Manfaat bagi kesejahteraan ummat
d) Pelayanan yang berkualitas
e) Silaturrahim dan komunikasi
2) Segmentasi Calon Wakif/Donatur
Segmentasi wakif sesuai undang-undang adalah perorangan,
organisasi, dan lembaga berbadan hukum. namun, jika di lihat dari
sudut pandang geografis juga dapat dilakukan misalnya dengan
sigmentasi lokal, regional, nasional, dan internasional.
3) Identifikasi Profil Donatur/Calon Wakif
Mengidentifikasi dilakukan untuk mengetahui profil calon wakif
maupun calon donatur merupakan hal yang sangat penting. Profil calon
wakif perseorangan dapat berupa biodata, untuk calon wakif organisasi
atau lembaga hukum dalam bentuk company profile lembaga.
4) Produk
Nazhir seyogyanya mempunyai satu atau beberapa produk wakaf
sesuai perundangan yang akan ditawarkan kepada para calon wakif.
Produk ini mengacu kepada peruntukan wakaf sesuai perundangan
yang berlaku.37
3. Wakaf
a. Sejarah Perkembangan Wakaf di Indonesia
Dalam sejarah, wakaf telah berperan dalam pengembangan sosial,
ekonomi, dan budaya masyarakat. Lembaga wakaf memiliki peran dalam
membiayai berbagai kegiatan umat Islam baik dalam ibadah, pendidikan
dan kesehatan. Sebagai contoh di Indonesia sendiri pembangunan dan
37
“Manajemen Fundraising Dalam Penghimpunan Harta Wakaf (1) Badan Wakaf
Indonesia.Html.”
28
berbagai sarana dan prasarana ibadah, pendidikan dan kesehatan dibiayai
salah satunya dari hasil pengembangan wakaf.38
Sejarah perkembangan wakaf di Indonesia sejalan dengan
penyebaran Islam di seluruh wilayah nusantara. Selain melakukan dakwah
Islam, para ulama juga mengajarkan berwakaf pada umat. Kebutuhan
tempat beribadah, seperti masjid mendorong umat Islam untuk
mewakafkan tanahnya. Di Indonesia ada beberapa bentuk penyerahan
harta untuk kepentingan umum yang mirip dengan wakaf seperti Huma
pada zaman Empu Sendok di Ponorogo. Huma merupakan tanah atau
hutan yang diberikan oleh raja kepada rakyatnya untuk dipergunakan dan
diambil manfaatnya seperti pengembalaan hewan, pengembalian kayu
bakar dan sebagainya. Dari berbagai perkembangan sosial dan tekhnologi
kini praktik perwakafan mengalami kemajuan dengan beragam model
wakaf yang dilakukan ditengah masyarakat.39
Masalah kemiskinan dalam masyarakat perkotaan dapat dilihat dari
beberapa aspek, yaitu akses pemukimam, pendidikan yang baik, dan
kesehatan yang layak. Relevansi gerakan filantropi Islam atau gerakan
kedermawanan diperkotaan setidaknya dapat dilihat dan dikaitkan dengan
beberapa aspek diatas, yaitu bagaimana gerakan yang ada selama ini
mampu memberikan solusi bagi masyarakat khususnya dalam
pengoptimalan dan pemberdayaan potensi modal usaha.40
b. Pengertian Wakaf
Wakaf secara bahasa berasal dari kata waqafa yang berarti habasa
(menahan). Dan al-man‟u, (menghalangi).41 Dalam kamus al-munjid
disebutkan bahwa al-habs atau al-waqf berarti menahan atau mencegah
harta untuk kepentingan sabil Allah. Disebut menahan, juga karena
38
Ahmad Mu‟is and Binti Hamidah, “Penerapan Wakaf Uang Secara Profesional
Menurut Hukum Islam (Application of Cash Waqf in Good Governance),” Qawãnïn: Journal of
Economic Syaria Law 4 (April 17, 2020): 121–37, https://doi.org/10.30762/q.v4i1.2058. 39
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, hlm. 236. 40
Hilman Latief, Melayani Umat Filantropi Islam Dan Ideologi Kesejahteraan Kaum
Modernis (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, n.d.), 20. 41
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori Dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, hlm. 223.
29
manfaat dan hasilnya ditahan dan dilarang bagi siapapun selain dari orang-
orang yang termasuk berhak atas wakaf tersebut.42 Dengan kata lain,
wakaf adalah menahan harta baik secara abadi maupun sementara, dari
segala bentuk tindakan pribadi, seperti menjual dan memberikan harta
wakaf atau yang lainnya, untuk tujuan pemanfaatan hasil secara berulang-
ulang bagi kepentingan umum atau khusus, sesuai dengan tujuan yang
disyaratkan oleh waqif dan dalam batasan hukum syariat.43
Sejarah mencatat, bahwa wakaf memiliki cerita yang panjang dan
telah dipraktikkan sejak awal perkembangan Islam, baik dalam bentuk
wakaf benda tidak bergerak, seperti tanah, dan bangunan maupun bentuk
wakaf benda bergerak seperti hewan.44 Praktik wakaf mulai dilirik ketika
banyak kalangan termasuk akademisi melihat bahwa wakaf memiliki
potensi ekonomi yang jauh lebih besar dari zakat. Karena itu mulai
terdapat gerakan yang mendorong praktik wakaf produktif, termasuk pada
obyek benda bergerak dan juga wakaf uang.45
Abu hanifah merumuskan definisi wakaf dengan “menahan benda
milik orang yang berwakaf dan menyedekahkan manfaatnya untuk
kebaikan”. Berdasarkan hal ini, Abu Hanifah menyatakan bahwa akad
wakaf bersifat tidak mengikat (ghairu lazim) dalam pengertian orang yang
berwakaf dapat saja menarik kembali wakafnya dan menjualnya. Ini
berarti wakaf menurut Abu Hanifah tidak melepaskan hak kepemilikan
wakif secara mutlak dari benda yang telah diwakafkannya. Wakaf baru
bersifat mengikat menurut Abu Hanifah dalam keaadan: (1) apabila ada
keputusan hakim yang menyatakan wakaf itu bersifat mengikat, (2)
peruntukkan wakaf adalah untuk masjid, (3) wakaf ini dikaitkan dengan
kematian wakif yang berwasiat akan mewakafkan hartanya.
42
Abu Azam Al Hadi, Fikih Muamalah Kontemporer, hlm. 240. 43
Miftahul Huda, Mengalirkan Manfaat Wakaf Potret Perkembangan Hukum Dan Tata
Kelola Wakaf Di Indonesia, 2015th ed. (Gramata Publishing, n.d.), 7. 44
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, hlm. 13. 45
Badan Wakaf Indonesia (BWI), Fenomena Wakaf Di Indonesia: Tantangan Menuju
Wakaf Produktif, 2018th ed. (Badan Wakaf Indonesia, n.d.), 66.
30
Ulama Malikiyah mendefinisikan wakaf adalah menjadikan
manfaat harta wakif berupa sewa ataupun hasilnya seperti dirham (uang)
untuk orang-orang yang berhak dengan sighat tertentu dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan kehendak wakif. Pendapat ini pun hampir senada
dengan pendapat Ibn Arafah ialah memberikan manfaat sesuatu, pada
batas waktu keberadaannya, bersamaan tetapnya wakaf dalam kepemilikan
si pemiliknya meski hanya perkiraan (pengendalian).46
Dari definisi ini, jumhur ulama berpendapat, akad wakaf bersifat
mengikat (lazim). Dalam pengertian, wakif tidak dapat menarik kembali
harta yang telah diwakafkan, tidak dapat menjual, maupun
mewariskannya. Menurut mayoritas ulama ini, harta yang sudah
diwakafkan tidak lagi menjadi milik wakif dan berpindah menjadi milik
Allah yang dipergunakan untuk kebaikan umat Islam.47
Menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 1:
“Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang
atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan
melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau
keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.”
Sementara itu, dalam pasal 1 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004
tentang wakaf yang merupakan paying hukum yang paling tinggi yang
mengatur Wakaf semenjak Indonesia berdiri48
, dirumuskan bahwa
“wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/
atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/ atau kesejahteraan umum menurut syari‟at”.49
c. Definisi Wakaf Menurut Undang-Undang
Pengertian wakaf menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977
46
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, 2007th ed. (Jakarta, n.d.), 56. 47
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori Dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, 224. 48
Jaharuddin Radiana Dhewayani, Manajemen Wakaf Dalam Regulasi Wakaf Di
Indonesia, 2020th ed., n.d., 20. 49
Rozalinda, Ekonomi Islam Teori Dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, hlm. 223-
224.
31
Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang
memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik
dan kelembagaannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan atau
keperluan umat lainnya sesuai ajaran Islam.
2) Wakaf dalam Kompilasi Hukum Islam
Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang
atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan
kelembagaannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan atau
keperluan umat lainnya sesuai ajaran Islam.
3) Undang-undang Wakaf No. 41 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah
No. 42 Tahun 2006
Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau berjangka waktu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Perbuatan untuk menyerahkan sebagian harta benda tersebut
memiliki beberapa unsur, yaitu; 1. Wakif adalah pihak yang
mewakafkan harta benda miliknya. Wakif meliputi: perseorangan,
organisasi, atau badan hukum. 2. Nazhir adalah pihak yang menerima
harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai
dengan peruntukannya. Nazhir meliputi: perseorangan, organisasi, atau
badan hukum. 3. Harta benda Wakaf adalah harta benda yang memiliki
daya tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai
nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh wakif. 4. Ikrar
Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan
dan/atau tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda
miliknya. 5. Peruntukan harta benda wakaf adalah bagi: sarana dan
kegiatan ibadah; sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;
bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa;
kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan
syariah dan peraturan perundangundangan. 6. Jangka waktu wakaf.
32
Untuk benda wakaf tidak bergerak berupa tanah hanya dapat
diwakafkan untuk jangka waktu selama-lamanya kecuali tanah hak
guna bangunan, hak guna usaha, atau hak pakai di atas hak
pengelolaan atau hak milik orang lain diwakafkan untuk jangka waktu
tertentu sampai dengan berlakunya hak atas tanah berakhir.50
d. Rukun dan Syarat Wakaf
Jumhur ulama di kalangan mazhab al-Syafi‟i, Maliki, dan Hanbali
sepakat bahwa orang yang akan mewakafkan hartanya harus memenuhi 4
(empat) rukun, pertama, al-waqif (orang yang mewakafkan), kedua, al-
mauquf (barang/harta benda yang diwakafkan), ketiga, al-mauquf „alaih
(peruntukan harta wakaf), keempat, sighat (pernyataan atau ikrar waqif
untuk mewakafkan hartanya).51
1) Waqif (orang yang mewakafkan)
Orang yang disyaratkan cakap hukum (ahliyah), yakni
kemampuan untuk melakukan tindakan tabarru‟ (melepaskan hak
milik untuk hal-hal yang bersifat nirlaba atau tidak mengharapkan
imbalan materiil. Dan seseorang itu diharapkan memenuhi 4
kriteria yaitu, berakal sehat, baligh, merdeka, Rashid (cerdas).
2) Mauquf (benda yang diwakafkan)
Benda-benda yang diwakafkan harus memenuhi syarat-syarat
yaitu, benda wakaf harus memiliki nilai (manfaat), benda wakaf
harus jelas, benda wakaf harus milik waqif.
3) Al-Mauquf „Alaih (sasaran atau tujuan wakaf)
Sasaran atau tujuan wakaf adalah untuk menjaga
kesinambungan pahala bagi pemberi wakaf. Syarat-syarat mauquf
„alaih adalah pihak yang diberi wakaf adalah pihak yang
berorientasi pada kebaikan dan tidak bertujuan untuk maksiat,
sasaran tersebut ditujukan pada aktivitas kebaikan yang kontinu,
maknanya adalah pihak penerima wakaf tidak terputus dalam
50
Fahruroji, Wakaf Kontemporer (Badan Wakaf Indonesia, 2019), 3–4. 51
Abu Azam Al Hadi, Fikih Muamalah Kontemporer, hlm. 247.
33
pengelolaan harta wakaf serta sasaran wakaf tidak dikembalikan
kepada waqif.
4) Sighat (pernyataan atau ikrar waqif untuk mewakafkan hartanya)
Sighat wakaf adalah ungkapan orang yang mewakafkan yang
disertai dengan ucapan, perbuatan, isyarat atau tulisan pada saat
memberikan harta wakafnya untuk menjelaskan tujuan dan
keinginannya disertai dengan lafaz.52
e. Dasar Hukum Wakaf Tunai dan Produktif53
1) Dalil Al-Qur‟an
Ada beberapa dalil yang membahas tentang disyariatkannya wakaf,
baik dari al-Qur‟an dan sunnah.
Dalil al-Qur‟an. Allah berfirman:
ا تحبون وما تىفقوا مه شىء فإن ٱلل بهۦله تىالوا ٱلبر حتى تىفقوا مم
“Kalian sekali-kali tidak akan menggapai kebaikan (yang
sempurna), sebelum kalian mau menginfaqkan sebagian harta yang
kalian cintai. Dan apa saja yang kalian nafkahkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya (QS. Ali Imran : 92).”
Allah juga berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji (QS. al-
Baqarah : 267).”
Ayat-ayat di atas menganjurkan agar orang yang beriman
bersedia menyisihkan sebagian hartanya sekaligus menjadi salah satu
cara menginfakkan sebagian harta untuk kemaslahatan umat.
2) Sunnah Nabawiyah
Hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
52
Abu Azam Al Hadi, 247–252. 53
Abu Azam Al Hadi, hlm. 252.
34
“Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda,
“Apabila manusia wafat, terputuslahamal perbuatannya, kecuali dari
hal: sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh” (HR.
Muslim).
“Dari Utsman, ketika Nabi Saw. datang ke Madinah pada saat
itu tidak ada air tawar kecuali sumur rawmah, lalu Rasul Allah
bersabda: “Siapakah yang mau membeli sumur rawmah? Ia dapat
mengambil air dengan timbanya dari sumur itu bersama-sama dengan
kaum Muslimin lainnya, kelak ia akan mendapatkan sesuatu yang lebih
baik dari sumur itu disurga”. Kemudian sumur itu aku (Utsman ibn
„Affan) beli dengan kekayaan yang ada padaku”. (HR. al-Tirmidzi).54
Dari beberapa ayat Al-Qur‟an dan Hadis Nabi yang
menyinggung tentang wakaf tersebut seperti kurang tegas. Karena
sedikit sekali hukum-hukum wakaf yang ditetapkan berdasarkan kedua
sumber. Sehingga anjuran wakaf ini diletakkan pada wilayah bersifat
ijtihadi bukan ta‟abuddi, khususnya yang berhubungan dengan aspek
pengelolaan, jenis wakaf, syarat dan lainnya.
Walaupun begitu, ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadis yang terbatas
mampu menjadi pedoman bagi fuqaha. Sebab sebagian besar hukum
wakaf dalam Islam ditetapkan sebagai hasil ijtihad, dengan
menggunakan metode ijtihad seperti qiyas, maslahat al-mursalah dan
sebagainya. Penafsiran yang sering digulirkan oleh fuqaha, bahwa
wakaf identic dengan sadaqah jariyah, yaitu suatu amal ibadah yang
memiliki pahala yang terus mengalir selama masih bisa dimanfaatkan
oleh kehidupan manusia. Oleh karena itu, ketika ada hukum masuk
wilayah ijtihad, maka hal tersebut menjadi fleksibel, terbuka dalam
penafsiran-penafsiran baru, dinamis untuk keberlangsungan dimasa
depan.
f. Macam-macam Wakaf
Pembagian wakaf yang dikaitkan dengan pihak yang menerima dan
memanfaatkan wakaf, maka wakaf dibagi menjadi dua macam yakni
wakaf ad-dhurri (wakaf keluarga) dan wakaf al-khayri (wakaf umum).
a. Wakaf al-Dhurri (Keluarga)
54
Abu Azam Al Hadi, hlm. 256.
35
Yaitu wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu,
seorang atau lebih, keluarga si wakif atau bukan. Wakaf seperti ini
juga disebut wakaf ahli. Apabila ada seseorang mewakafkan sebidang
tanah kepada anaknya, lalu kepada cucunya, wakafnya sah dan yang
berhak mengambil manfaatnya adalah mereka yang ditunjuk dalam
pernyataan wakaf. Wakaf jenis ini (wakaf ahli/dzurri) terkadang juga
disebut wakaf 'alal aulad, yaitu wakaf yang diperuntukkan bagi
kepentingan dan jaminan sosial dalam lingkungan keluarga (famili),
lingkungan kerabat sendiri.
Tetapi berdasarkan jenis wakaf ini, jika anaknya atau keturunan
orang yang mewakafkan tidak ada lagi atau terputus, bagaimana? Jika
hal itu terjadi, seharusnya kembali pada syarat bahwa wakaf tidak
boleh dibatasi dengan wktu tertentu. Maka kedudukan wakaf yang
dipergunakan keluarga yang mewakafkan akan dikembalikan untuk
kepentingan sosial, seperti rumah sakit, sekolah dan sebagainya.
b. Wakaf Khayri (Umum)
Wakaf khayri (wakaf umum) ini sangat baik untuk dilakukan
dan sekaligus menggembirakan seluruh masyarakat. Bahkan dalam
Islam jenis wakaf inilah yang akan mendapatkan pahala lebih besar
dan terus mengalir meskipun orang yang mewakafkan telah meninggal
dunia. Manfaat wakaf ini pun sangat luas bisa berupa bidang sosial,
pendidikan, ekonomi demi kemaslahatan umat.
Dasar wakaf khayri (wakaf umum) ini seperti yang telah
dipraktikkan oleh sahabat Utsman bin‟Affan dalam hadis riwayat al-
Tirmidzi:
“Dari Utsman, ketika Nabi Saw. datang ke Madinah pada saat
itu tidak ada air tawar kecuali sumur rawmah, lalu Rasul Allah
bersabda: “Siapakah yang mau membeli sumur rawmah? Ia dapat
mengambil air dengan timbanya dari sumur itu bersama-sama dengan
kaum Muslimin lainnya, kelak ia akan mendapatkan sesuatu yang lebih
baik dari sumur itu disurga”. Kemudian sumur itu aku (Utsman ibn
„Affan) beli dengan kekayaan yang ada padaku”.55
55
Abu Azam Al Hadi, hlm. 260.
36
c. Wakaf Tunai
Wakaf asalnya dilakukan terhadap harta benda yang dapat
dimanfaatkan tanpa lenyap bendanya, sedangkan harta benda yang lenyap
ketika dimanfaatkan seperti dinar, dirham, atau uang kertas, maka ulama
berbeda pendapat mengenai hukumnya yang terbagi kepada tiga pendapat:
Pendapat pertama, wakaf uang hukumnya boleh, ini adalah pendapat Zufar
dari mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, dan pendapat sebagain ulama
mazhab Syafi‟i. Pendapat ini yang dipilih oleh Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyah. Menurut mereka, wakaf uang dijadikan sebagai modal usaha
yang keuntungannya disalurkan kepada mauquf alayh sesuai tujuan
wakafnya. Mereka juga berpendapat wakaf uang boleh digunakan sebagai
pinjaman.
Pendapat kedua, wakaf uang hukumnya tidak boleh, ini adalah
pendapat yang masyhur dalam mazhab Hanafi, pendapat sebagian ulama
mazhab Maliki, pendapat yang masyhur dalam mazhab Syafi‟i, dan
pendapat mazhab Hanbali. Menurut mereka wakaf harta benda yang tidak
dapat dimanfaatkan kecuali dengan lenyap bendanya seperti wakaf dinar,
dirham, makanan, dan minuman hukumnya tidak boleh. Dalil yang
digunakan bahwa wakaf adalah menahan pokok harta dan menyalurkan
manfaatnya, sehingga benda apa saja yang tidak dapat dimanfaatkan
kecuali dengan lenyap bendanya maka tidak sah wakafnya. Dalil ini dapat
dibantah bahwa maksud menahan pokok harta dapat diwujudkan pada
wakaf uang dengan mempertahankan nilainya, sementara dzatnya bukan
tujuan karena uang tidak ditentukan semata-mata bendanya.
Pendapat ketiga, wakaf uang hukumnya boleh tetapi makruh, ini
adalah pendapat sebagian ulama mazhab Maliki. Dalam kitab Mawahib
Jalil disebukan bahwa wakaf dinar dan dirham atau apa saja yang
bendanya lenyap jika dimanfaatkan, maka hukumnya makruh. Pendapat
ini nampak ganjil karena bagaimana mungkin wakaf dihukumi makruh
padahal wakaf adalah taqarrub (pendekatan) kepada Allah, maka hanya
ada dua hukum yaitu boleh dan tidak boleh.
37
Oleh karena terjadi perbedaan pendapat tentang hukum wakaf uang
sebagaimana dijelaskan di atas, maka Majelis Ulama Indonesia pada
tanggal 11 Mei 2002 mengeluarkan fatwa tentang kebolehan wakaf uang,
dengan pertimbangan antara lain wakaf uang memiliki fleksibilitas
(keluwesan) dan kemaslahatan besar yang tidak dimiliki oleh benda lain.
Wakaf uang atau sering disebut dengan wakaf tunai adalah wakaf yang
dilakukan seseorang maupun lembaga atau badan hukum dalam bentuk
uang tunai yang termasuk kedalam benda bergerak adalah harta benda
yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi: Uang, surat berharga,
kendaraan, hak atas kekayaan intelektual, hak sewa dan benda bergerak
lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Ketentuan mengenai wakaf uang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf sebagai berikut:56
1. Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui
Lembaga Keuangan Syariah yang ditunjuk oleh Menteri Agama.
2. Wakaf benda bergerak berupa uang dilaksanakan oleh wakif
dengan pernyataan kehendak wakif yang dilakukan secara.
3. Wakaf benda bergerak berupa uang diterbitkan dalam bentuk
sertifikat wakaf uang.
4. Sertifikat wakaf uang diterbitkan dan disampaikan oleh
Lembaga Keuangan Syariah kepada wakif dan nazhir sebagai
bukti penyerahan harta benda wakaf.
5. Lembaga keuangan syariah atas nama nazhir mendaftarkan harta
benda wakaf berupa uang kepada Menteri Agama selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya sertifikat
wakaf uang.
Cikal bakal dari munculnya wakaf uang ialah, harta yang
diwakafkan masyarakat pada umumnya bergerak pada kegiatan yang
kurang produktif seperti wakaf kuburan, wakaf masjid, dan lain
56
Fahruroji, Wakaf Kontemporer, 53–54.
38
sebagainya. Padahal, salah satu makna “kemaslahatan umat” dari wakaf
ialah harta yang diwakafkan dapat mendatangkan keuntungan, dimana
keuntungan tersebut akan digunakan untuk berbagai kebutuhan umat
seperti berdakwah, beasiswa, pemberdayaan masyarakat dan lain
sebagainya.57
B. Studi Relevan
Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa penelitian yang turut
membahas hal ini diantaranya
Tabel 2.1 Studi Relevan
No. Nama
Penulis
Judul Persamaan Perbedaan
1. Lailiyah
Qotrunnada
dan
Muchammad
Saifuddin
Model
Manajemen
Fundraising
Wakaf di
Surabaya (Studi
di Yayasan Dana
Sosial Al-Falah,
Perbandingan
Wakaf Selangor,
BWI dan Wakaf
Global, 2020.58
Penelitian ini
membahas
pengembangan
strategi
fundraising
terhadap
lembaga wakaf
yang dilator
belakangi oleh
rendahnya
pemahaman
masyarakat dan
potensi wakaf
yang besar
Fokus penelitian ini
yaitu menganalisis
pengembangan
fundraising dari 4
lembaga
perbandingan yaitu
Yayasan Dana
Sosial Al-Falah,
Wakaf Selangor,
BWI dan Wakaf
Global.
2. Sri Jatsiyah Penelitian ini Fokus penelitian
57
Sri Wahyuni and Septiana Indriani Kusumaningrum, “Jatsiyah Financing System :
Fintech Berbasis Waqaf-Crowdfunding untuk Tercapainya Kemaslahatan Nelayan ABK,” Dinar :
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam 6, no. 1 (January 31, 2019): 38–53,
https://doi.org/10.21107/dinar.v6i1.6469. 58
Mu‟is and Hamidah, “Penerapan Wakaf Uang Secara Profesional Menurut Hukum
Islam (Application Of Cash Waqf In Good Governance).”
39
Wahyuni,
dkk.
Financing
System: Fintech
Berbasis Waqaf-
Crowdfunding
untuk
Tercapainya
Kemaslahatan
Nelayan ABK,
2019.59
menjelaskan
bagaimana
fintech mampu
membuat system
perwakafan lebih
efektif dan
menjadi salah
satu upaya dalam
mengumpulkan
dana wakaf lebih
luas lagi.
adalah bagaimana
pemberdayaan
wakaf produktif
pada nelayan
kurang mampu
dengan proyek
pengadaan kapal
nelayan yang
berorientasi pada
kemaslahatan dan
memberikan bagi
hasil.
3. Aisyah
Ekawati
Setyani
Efektivitas
Strategi
Fundraising
Wakaf Berbasis
Wakaf Online
Global Wakaf
Aksi Cepat
Tanggap
Yogyakarta,
2018.60
Penelitian ini
menjelaskan
layanan wakaf
online seperti di
Global Wakaf
yang mampu
memberdayakan
umat serta
strategi dalam
pelaksanaannya.
Fokus penelitian ini
yaitu objeknya
pada Global Wakaf
Yogyakarta dan
membahas
kesimpulan dari
efektivitas lembaga
wakaf wilayah
Yoyakarta yaitu
adanya
peningkatan jumlah
perolehan dana
wakaf setelah
adanya versi digital
sebesar 20,49%
dari sebelumya
59
Wahyuni and Kusumaningrum, “Jatsiyah Financing System.” 60
Setyani, “Efektivitas Strategi Fundraising Wakaf Berbasis Wakaf Online Di Global
Wakaf Aksi Cepat Tanggap Yogyakarta.”
40
7,59%.
4. Izan
Barakon,
dkk.
E-Payment
Wakaf Uang
Sebagai Sarana
Peningkatan
Penghimpunan
Wakaf Uang,
2017.61
Penelitian ini
menjelaskan
wakaf tunai
berupa uang
sebagai model
filantropi di era
digitalisasi.
Fokus penelitian ini
yaitu pada aplikasi
E-Payment Bank
Wakaf Ventura dan
dampaknya
terhadap laju
pertumbuhan
wakaf digital
dimasyarakat.
5. Firman
Muntaqo
Problematika
dan Prospek
Wakaf Produktif
di Indonesia,
2015.62
Penelitian ini
membahas
tentang
progresifitas
wakaf dan
produktivitas
dalam
memberdayakan
perekonomian.
Fokus penelitian ini
yaitu
mendeskripsikan
dan menganalisis
problematika
perwakafan di
Indonesia
utamanya pasca
lahirnya Undang-
undang No. 40
Tahun 2004
tentang Wakaf.
61
Berakon et al., “E-Payment Inovasi Layanan Penghimpunan Dan Redistribusi Wakaf
Uang Berbasis Online Dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia.” 62
Muntaqo, “Problematika Dan Prospek Wakaf Produktif Di Indonesia.”
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Lembaga Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi yang terletak di jalan Hayam Wuruk Nomor 47 D, Kelurahan
Talang Jauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Alasan mengapa peneliti
tertarik menjadikan kantor lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi sebagai
lokasi penelitian. Peneliti memilih lokasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) cab.
Jambi dengan alasan bahwa lembaga ini sudah berbadan hukum dan
terpercaya dalam menangani bidang kemanusiaan dan dunia filantropi
sekaligus serta kesesuaiannya dengan penelitian ini yaitu pada program wakaf.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dengan judul “Analisis Manajemen Fundraising Wakaf
Berbasis Wakaf Online di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Jambi”
dilakukan pada awal bulan Februari hingga Maret 2021.
3. Subjek Penelitian
Penelitian ini diperoleh dari beberapa informan yaitu berasal dari
pimpinan dan karyawan di Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) cab. Jambi
yang terdiri dari Branch Manager, Head Of Marketing communication dan
Partnership serta masyarakat Kota Jambi yang berjumlah 10 orang khususnya
dikelurahan Jelutung.
Penetapan dari masing-masing informan disesuaikan dengan tekhnik
sampling yang digunakan. Peneliti menggunakan tekhnik Purposive Sampling.
Purposive sampling merupakan tekhnik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu.63 Informan merupakan orang-orang yang
memiliki tanggung jawab dan tugasnya masing-masing dibidangnya sehingga
dapat memberikan informasi terkait penelitian ini.
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D, ke-2 (Bandung: Alfabeta, 2020),
289.
42
3.1 Tabel Informan
No Nama Jabatan
1. Ilham Reza Fahlevi Branch Manager
2. Achmad Noufal Head Of Marcom
3. Panca Jaya Prihansyah Partnership
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah termasuk dalam
kategori penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian lapangan (field
research). Penelitian lapangan dapat juga dikatakan sebagai metode untuk
mengumpulkan data kualitatif.64 Peneliti lapangan biasanya memiliki catatan
lapangan secara tersusun yang digunakan untuk mengadakan pengamatan
tentang suatu fenomena yang terjadi dilapangan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data-data yang diperoleh peneliti dari sumber-
sumber utama, diantaranya terdiri dari Branch Manager, Staff Head of
Marcom dan Partnership di Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi. .
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa penelitian secara tidak
langsung. Data dalam jenis ini merupakan data-data pendukung yang peneliti
peroleh dari jurnal terdahulu, website dan media sosial ACT, data atau
dokumen resmi dari Lembaga Aksi Cepat Tanggap Jambi, serta buku-buku
yang relevan dengan situasi dan kondisi penelitian.
D. Metode Analisis Data
Dalam analisis data-data yang diperlukan pada penelitian ini
menggunakan beberapa metode, sebagai berikut:
64
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 38 (Bandung:
PT. RemajaRosdakarya, 2018), hlm. 26.
43
1. Wawancara (interview)
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan
oleh peneliti dalam menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
mengetahui infromasi dari informan secara lebih mendalam. Wawancara
itu sendiri merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.65 Wawancara ini dilakukan peneliti kepada sebagian pihak
terkait ACT (Aksi Cepat Tanggap) Jambi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara
semistruktur (semistructure interview), yaitu jenis wawancara yang
bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana
pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat dan ide-idenya.66
2. Observasi
Observasi merupakan alat pengumpulan data melalui pengamatan,
data yang didapatkan berupa gambaran yang ada di lapangan baik dalam
bentuk sikap, perilaku, interaksi interpersonal dan lain-lain. Dalam hal ini,
peneliti melakukan pengamatan terkait di Lembaga Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi. Hal tersebut juga disampaikan oleh Marshall bahwa
“through observation,the researcher learn about behaviour and the
meaning attached to those behaviour”. Melalui observasi, peneliti akan
mempelajari berbagai perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.67
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen tersebut dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya
monumental dari seseorang.68 Peneliti mendapatkan dokumen tersebut
berupa catatan, gambar atau foto terkait Lembaga Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi.
65
Lexy J. Moleong, hlm. 186. 66
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D, 306. 67
Sugiyono, 297. 68
Sugiyono, 314.
44
4. Triangulasi
Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat gabungan dari berbagai teknik pengumpulan data yang ada. Dalam
hal ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi secara bersamaan.
Triangulasi ini berguna untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Gambar 3.2 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan data
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Menurut Nasution,
beliau menyatakan bahwa “Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus
sampai penulisan hasil penelitian.
Hal yang sama dikemukakan oleh Miles and Huberman “Aktifitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Analisis
data ini terbagi menjadi 3 langkah, yaitu Collection, data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification serta Triangulasi.69
69
Sugiyono, 321.
Sumber data sama
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
45
1. Data Collection/Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif dalam pengumpulan data ini bisa dilakukan
dengan beberapa cara seperti observasi, wawancara mendalam, dan
dokumentasi atau gabungan ketiganya (triangulasi) yang semuanya
dapat didengar, direkam dan ditulis.
2. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti peneliti akan merangkum dan memilih
hal-hal utama dan tema serta solusinya. Semakin lama peneliti meneliti
kelapangan maka akan semakin banyak pula data yang didapatkan.
Namun, meskipun semua dirangkum akan ada penyaringan informasi
agar data yang tidak penting atau hampir sama tidak dimasukkan
dalam rancangan penulisan penelitian.
3. Data Display (Penyajian Data)
Data display ini bisa berupa uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Menurut Miles and
Huberman untuk data display kualitatif “the most frequent form of
display for qualitative research data in the past has been narrative te”.
Oleh karena itu penelitian kualitatif menyajikan data sering
menggunakan teks yang bersifat naratif.
4. Conclusion Drawing/Verification
Analisis data pada bagian ini yaitu sesi akhir dalam teknik
analisis data kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Miles and
Huberman “Penarikan terhadap kesimpulan dan verifikasi”. Teknik ini
memberikan peneliti agar dapat menuangkan ide untuk menyimpulkan
secara keseluruhan penelitian yang menghasilkan kesimpulan yang
kredibel.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian
1. Profil Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) merupakan lembaga yang
dinaungi oleh Global Islamic Philanthropy (GIP). Global Islamic
Philanthropy (GIP) memiliki 4 program, yaitu terdiri dari Global Wakaf,
Global Qurban, Global Zakat dan Global Humanity atau Aksi Cepat
Tanggap (ACT). Aksi Cepat Tanggap juga memiliki makna dari istilah
namanya yaitu Action, Communication dan Trust.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah berdiri resmi sebagai yayasan
berbadan hukum yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan sejak 21
April 2005. ACT sebagai lembaga yang professional dan amanah dalam
mengelola harta atau dana fundrausung baik zakat, qurban ataupun wakaf
untuk memberdayakan umat (mauquf alaiah). Gerakan Aksi Cepat
Tanggap terus memperluas gerakan baik dalam program pemulihan
pascabencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta
program berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf.70
Lembaga kemanusiaan atau Aksi Cepat Tanggap (ACT) memiliki
dukungan yang sangat tinggi yaitu berasal dari donatur publik atau
masyarakat yang memiliki rasa kepedulian sehingga melahirkan sifat
kedermawanan terhadap permasalahan kemanusiaan serta adanya
partisipasi melalui jalur kemitraan dan Corporate Social Responsibility
(CSR). Sebagai bagian dari akuntabilitas keuangannya, Aksi Cepat
Tanggap (ACT) secara rutin memberikan laporan keuangan tahunan yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik kepada donatur dan pemangku
kepentingan lainnya, serta mempublikasikannya melalui media massa71.
ACT menjadi jembatan bagi umat hingga kepelosok negeri dalam
70
“Aksi Cepat Tanggap - Lembaga Kemanusiaan.Html,” n.d. 71
“Aksi Cepat Tanggap - Lembaga Kemanusiaan.Html.”
47
membantu berbagai problem sosial kemanusiaan. Oleh karena itu, peran
tersebut memberikan teladan dan layanan untuk umat sehingga mendorong
ACT untuk terus berinovasi dan salah satunya dalam program wakaf.
Sejak tahun 2012, Aksi Cepat Tanggap mentransformasi menjadi
sebuah lembaga aktif dalam kemanusiaan global dengan jangkauan yang
lebih luas. Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam skala lokal telah berhasil
mengembangkan jejaring hampir keseluruh provinsi baik dalam bentuk
kerelawanan atau dapat disebut dengan MRI (Masyarakat Relawan
Indonesia) maupun dalam bentuk kantor cabang ACT. Kemudian, aktivitas
dan jangkauannya pun sekarang telah sampai hingga ke 30 provinsi dan
100 kabupaten/kota diseluruh Indonesia. Kantor pusat yang berada di Jl.
TB. Simatupang Kav. 1 Cilandak Timur, Jakarta Selatan. Sementara untuk
kantor cabang terletak di Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, D.I,
Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Kepulauan Riau, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung,
Bengkulu dan Jambi. Di Kota Jambi, lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat
Tanggap (ACT) resmi membuka kantorny a pada tanggal 1 Mei 2019
yang bertempat di Jl. Hayam Wuruk Nomor 47 D, Kelurahan Talang Jauh,
Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.
Sedangkan secara global, Aksi Cepat Tanggap (ACT)
mengembangkan jejaring dalam bentuk representative person hingga
menyiapkan kantor ACT di luar negeri.72 Hal ini memberikan jangkauan
yang lebih luas yaitu mencapai 22 negara di kawasan Asia Tenggara, Asia
Selatan, Indocina, Timur Tengah, Afrika, Indocina dan Eropa Timur.
Kawasan negara yang telah menjadi bagian persebaran tersebut menjadi
kiprah secara global dalam hal menanggulangi persoalan atau tragedi
kemanusiaan seperti bencana alam, kelaparan, kekeringan, konflik dan
peperangan hingga penindasan terhadap kelompok minoritas.
Spirit kolaborasi dalam hal kemanusiaan menjadi semangat bagi
Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengajak seluruh masyarakat bahkan lembaga
72
“Aksi Cepat Tanggap - Lembaga Kemanusiaan.Html.”
48
kemanusiaan lainnya untuk berperan aktif membantu juga meringankan
kesulitan yang dirasakan dititik tertentu. Berbekal berbagai pengalaman
dan latar belakang selama puluhan tahun di dunia kemanusiaan, Aksi
Cepat Tanggap (ACT) terus melakukan edukasi bersama, mengembangkan
jaringan kemitraan baik lokal maupun global. Oleh karena itu, menjadi
dampak positif lainnya terhadap kerjasama antar lembaga amil zakat,
publik figur maupun komunitas peduli lainnya yang memiliki satu visi
untuk kemanusiaan.
Pada tahun 2014 menjadi awal bagi ACT untuk bekerjasama dalam
kolaborasi didunia kemanusiaan bersamaan dengan visi barunya yaitu
menjadi lembaga kemanusiaan global professional, berbasis
kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global yang ingin
mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik.
2. Visi dan Misi Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
a. Visi
Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis
kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan
peradaban dunia yang lebih baik.
b. Misi
1) Mengorganisir dan mengelola berbagai persoalan kemanusiaan
secara terencana, terkonsep, terintegrasi, dan berkesinambungan
sehingga menjadi formula ideal dalam mengatasi berbagai problem
kemanusiaan baik dalam skala lokal, nasional, regional, maupun
global.
2) Mengorganisir dan mengelola segala potensi kedermawanan
masyarakat global sebagai modal sosial untuk mengatasi berbagai
problem kemanusiaan baik dalam skala lokal, nasional, regional,
maupun global.
3) Mengorganisir dan mengelola segala potensi kerelawanan global
sebagai modal sosial untuk mengatasi berbagai problem
49
kemanusiaan baik dalam skala lokal, nasional, regional, maupun
global.
3. Program Wakaf
a. Global Wakaf Pusat
1) Wakaf Pangan
Wakaf ini terdiri dari dua jenis yaitu wakaf air dan wakaf
sawah. Wakaf air menjadi solusi bagi kebutuhan air oleh masyarakat
yang kesulitan akan air bersih dan menjadi jalan untuk dapat
mengaktivasi sumber mata air baru di wilayah yang tengah kekeringan
melalui pembangunan sumur, membuat bendungan maupun irigasi.
Sedangkan wakaf sawah merupakan jenis wakaf yang memiliki
konsep untuk menjamin pangan bagi masyarakat melalui pengelolaan
wakaf dalam bentuk lahan pertanian untuk dapat memproduksi pangan
dengan sistem multi manfaat, sehingga dapat menghasilkan pangan
yang berkualitas bagi masyarakat.
2) Wakaf Pendidikan
Ilmu pengetahuan sangatlah penting bagi setiap individu
agar memiliki kualitas diri yang lebih baik. Ilmu yang bermanfaat
akan sangat berharga bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak
mampu. Wakaf ini diwujudkan untuk membantu mereka dengan
berbagai cara melalui perbaikan dan pembangunan sekolah, serta
prasarana lainnya yang diperuntukkan pada lokasi-lokasi yang
membutuhkan demi sarana pendidikan yang berkualitas.
50
3) Wakaf Kesehatan
Wakaf kesehatan memiliki wujud implementasi berupa
sarana mobil ambulance beserta obat-obatan untuk mendukung rumah
sakit dan klinik dalam sarana dan pelayanan medis bagi korban
konflik kemanusiaan Suriah. Wakaf kesehatan belum mendapatkan
perhatian yang cukup tinggi dikarenakan masih minimnya literasi
terhadap wakaf kesehatan ini.
4) Wakaf Ekonomi
Wakaf ekonomi memiliki beragam wujud implementasi
diantaranya wakaf ternak, wakaf infrastruktur, wakaf ritel, wakaf
properti, dan wakaf surat berharga. Wakaf Ternak menggerakkan
perekonomian melalui Lumbung Ternak Masyarakat. Indukan ternak
qurban yang diwakafkan akan dipelihara dan dikembangbiakkan agar
dapat terus dimanfaatkan demi kemaslahatan umat.
Wakaf Infrastruktur ditujukan untuk membantu dan
memenuhi kebutuhan infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Wakaf Ritel merupakan hasil dari pengoptimalisasi dana wakaf
melalui pengelolaan bisnis, sehingga lebih produktif secara terus-
menerus dan memberi manfaat yang berlipat bagi umat. Wakaf
Properti ditujukan untuk meningkatkan manfaat dari asset wakaf agar
mampu berkontribusi di bidang sosial ekonomi serta mendukung
kemajuan pembangunan suatu daerah. Terakhir, Wakaf Surat
Berharga adalah wakaf yang diambil dari persentase perolehan
dividen selama surat berharga tersebut dimiliki oleh wakif. Dividen
dari jumlah saham tersebut yang diwakafkan akan dioptimalkan
51
manfaatnya melalui Global Wakaf dengan berbagai program
kemanusiaan (Humanity) sesuai peruntukkannya: pangan, pendidikan,
kesehatan, ekonomi, dan lain-lain. Dalam hal ini untuk wakafnya tetap
dikelola oleh pemilik sahan atau perusahaan yang berwenang.73
b. Global Wakaf ACT Jambi
1) Wakaf Uang
Wakaf uang ini dijalankan di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap
Cabang Jambi dan akan dialokasikan manfaat wakaf sesuai dengan
kebutuhan mauquf „alaih dalam periode tertentu. Seperti implementasi
diperuntukkan dalam bentuk wakaf pangan untuk Suku Anak Dalam
di Bungku, Batang Hari.
Gambar 4.1
Implementasi Wakaf Uang
2) Wakaf Sumur
Air merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia
namun masih saja ada saudara dipenjuru negeri yang kesulitan untuk
mendapatkannya. Baik dari segi iklim misalnya kemarau ataupun
yang memang lokasinya jauh dari sumber air. Kehadiran wakaf sumur
menjadi langkah yang cukup membantu masyarakat dalam kebutuhan
air bersih dengan membangun infrastruktur pengadaan sumber mata
air.
Sumur Wakaf ini merupakan salah satu program dari Tim Aksi
Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)
yang terlaksana di dusun Kunangan Jaya 1 (satu), desa Bungku,
73
Wakaf, “Global Wakaf.”
52
Kecamatan Pemayung Batanghari pada Jumar, 31 Januari 2020 dan
juga Sumur Wakaf Pesantren dilakukan di Rumah Tahfidz dan Panti
Asuhan Thoriqul Jannatil Firdaus di Muaro Pijoan, Kecamatan Jambi
Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi yang diimplementasikan pada 16
Februari 2021. Harapan dari hadirnya wakaf ini agar masyarakat
sekitar dan juga para santri terpenuhi kebutuhan air bersih yang bisa
dipakai untuk kebutuhan sehari-hari maupun berwudhu.
Gambar 4.2
Implementasi Wakaf Sumur
3) Wakaf Mushaf Al-Qur‟an
Global Wakaf Aksi Cepat Tanggapp (ACT) Jambi gencar
membantu para santri dengan menghadirkan bantuan mushaf wakaf al-
qur‟an. Dengan wakaf al-qur‟an tentunya akan sangat membantu bagi
mereka yang ada dipelosok daerah agar lebih giat membaca alqur‟an.
Dengan begitu setiap lantunan ayat yang diucapkan ada pahala jariyah
yang mengalir pula. Wakaf Mushaf Al-Qur‟an ini merupakan salah satu
implementasi program sekaligus amanah dari Pertamina dengan total 90
Mushaf yang dibagikan di Pondok Pesantren Tarbiyatul Ummah, Masjid
Sholihin, Dusun II Belido Rejo, Masjid Nurul Iman, Dusun III Sungai
Serandi, Sungai Gelam, Kab. Muaro Jambi.
53
Gambar 4.3
Implementasi Wakaf Al-Qur’an
4) Lumbung Air Minum Wakaf (LAW)
Wakaf air minum produktif ini memberikan manfaat yang luas dan
mengalirkan pahala tanpa henti bagi siapapun yang melakukannya.
Melalui wakaf air minum ini ACT Jambi berikhtiar untuk mengadakan dan
memperluas manfaat dari air melalui Lumbung Air Minum (LAW). Cara
ini dilakukan dengan menggali atau membangun sumur serta memproduksi
massal air dalam kemasan secara gratis. Khusus program memproduksi
massal air dalam kemasan belum terlaksana di Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Jambi namun untuk pembangunan sumur sudah terlaksana.
5) Lumbung Ternak Wakaf (LTW)
Wakaf Ternak merupakan program wakaf untuk menghadirkan
keberkahan dari wakif (pemberi wakaf) kepada mauquf alaih (penerima
wakaf) baik masyarakat luas maupun ke pesantren-pesantren yang
membutuhkan. Bahkan dalam program ini harapannya dapat memberikan
pelatihan dan pendampingan peternak secara berkelanjutan. Khusus
program Ternak Wakaf belum terlaksana dikarenakan belum maksimal
dalam hal mencari sahabat dermawan dari kalangan peternak yang ada di
Jambi serta minimnya modal.
6) Lumbung Pangan Wakaf (LPW)
Salah satu problem terbesar yang dihadapi ialah krisis pangan yang
jelas ada dan sedang dihadapi. Solusi menghadapinya adalah dengan
membangun ketahanan pangan yang kuat. Konsep dari Lumbung Pangan
Wakaf yaitu berupa jaminan ketahanan pangan melalui pengelolaan lahan
pertanian yang akan menghasilkan pangan dengan sistem multimanfaat.
54
Sehingga dapat menghasilkan pangan yang berkualitas agar mampu
membantu kebutuhan pangan bagi yang membutuhkan. Wakaf jenis ini
belum terlaksana dikarenakan belum menemukan sahabat dermawan yang
bersedia mewakafkan lahannya untuk kebermanfaatan umat.
7) Sahabat Usaha Mikro Indonesia (SUMI)
ACT menginisiasi program Sahabat UMI (Usaha Mikro Indonesia)
yang tujuannya untuk mengembangkan Usaha Mikro khususnya usaha
para ibu rumah tangga dan Program Sahabat UMI (Usaha Mikro
Indonesia) ini juga bertujuan untuk membantu modal usaha mereka yang
memiliki usaha. Permasalahan yang sering timbul ialah persoalan dalam
membuka usaha yaitu keterbatasan modal dalam kebutuhan usaha tersebut.
Wakaf mikro ini sudah berjalan dan hampir dikecamatan Kota Jambi
dengan jenis usaha kecil kuliner mendapatkan bantuan modal sebesar Rp.
500.000/orang dengan jumlah 100 penerima manfaat diantaranya di
Kecamatan Kota Baru, Telanai Pura, Pasar Jambi, Danau Teluk, Jambi
Selatan, Jelutung dan Jambi Timur.
Gambar 4.4
Implementasi Wakaf SUMI
4. Struktur Organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) Pusat
Berikut adalah Struktur organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Pusat yang berlokasi di Jl. TB. Simatupang Kav. 1, Cilandak Timur
Jakarta Selatan:
55
a. President
b. Senior Vice President Global Strategic Comunications
1) Public Relations
2) Global Philanthropy Media
3) Creative Comunications
4) Digital Marketing
c. Vice President Philanthropy Network Development
1) CSR Management & Development
2) Community Philantrophy Management
d. Vice President Operational
1) Finance Accounting41
2) Informan Technology
3) Head Resource Development
4) General Affair
e. Senior Vice President Hummanity Network & Development
1) Program
a) Dicaster Emergency Response
b) Comdev
2) Masyarakat Relawan Indonesia
3) Dicaster Management Institute of Indonesia
4) Global Wakaf
5) Global Qurban
6) Global Zakat
56
5. Struktur Managemen Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
Gambar 4.5 Struktur Managemen Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
B. Hasil Penelitian
1. Penghimpunan dana wakaf berbasis wakaf online yang diterapkan
oleh Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
Lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
merupakan lembaga berbadan hukum yang berdiri resmi dan bergerak di
bidang sosial dan kemanusiaan. Gerakan sosial yang dilakukan baik itu
dalam program pemulihan pascabencana, pemberdayaan dan
pengembangan masyarakat hingga menyediakan program berbasis
kedermawanan seperti qurban, wakaf, zakat serta infaq dan shadaqah. Hal
tersebut menunjukkan urgensi lembaga dalam menumbuhkan rasa
kepedulian dan persaudaraan antar sesama umat baik didalam negeri
maupun mancanegara.
Demi menjaga keberlangsungan lembaga Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi dalam memberi kebermanfaatan pada umat., lembaga ini
memiliki visi yang kuat yaitu menjadikan organisasi kemanusiaan global
57
profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat. Dalam
hal ini basis kedermawanan memiliki tanggung jawab yang besar
disamping basis kerelawanan karena hasil dari pengumpulan dana dari
para sahabat dermawan akan menjadi amanah besar bagi lembaga itu
sendiri.
Sebagai wujud dalam meningkatkan literasi sekaligus mengajak
masyarakat untuk turut berperan serta dalam aksi kedermawanan, Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi hadir untuk berusaha mengatasi problem
yang ada disekeliling masyarakat tentunya dengan manajemen fundraising
yang baik agar dapat menjalankan setiap proses sesuai dengan yang ingin
dicapai, diantaranya melalui perencanaan (planning/al-takhthith),
pengorganisasian (organizing/al-tanzhim), kepemimpinan (leading/al-
qiyadah), pengawasan (controlling/al-riqabah).
a. Perencanaan (planning/al-takhthith)
Ditengah kompleksitas kelembagaan dan pesatnya aktivitas
kedermawanan, penellitian ini menemukan bahwa potensi
berkembangnya filantropi Islam cukup tinggi dan salah satu
lembaganya yaitu Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi. Beberapa pegiat
dan organisasi sadar akan urgensi filantropi berkeadilan sosial.74 Dalam
melaksanakan program Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi, seluruh
karyawan bersama manager membangun sinergitas dalam meluncurkan
program-program yang berdampak bagi peningkatan ekonomi
masyarakat disekitar bahkan lintas negara. Seperti yang disampaikan
oleh Branch Manager ACT Jambi, bapak Ilham Reza Fahlevi, bahwa:
“Sudah 16 tahun ACT berjibaku di Indonesia dan luar negeri.
Saatnya kita pun juga harus berkhidmat dan memastikan peradaban
dunia akan lebih baik dan menjadi lebih baik, untuk itu kita
tentunya mencoba membuat program-program basis online agar
dapat menjangkau semua lini, sehingga donatur bisa dijangkau
lebih luas lagi. Terkait rencana, diawal kita selalu melihat kondisi
masyarakat yang memang perlu untuk dibantu dan kita juga
74
Social Trust Fund (STF) UIN Syarif Hidayatullah, Fenomena Praktik Filantropi
Masyarakat Muslim Dalam Kerangka Keadilan Sosial Di Indonesia, 26 Maret 2018 (Jakarta, n.d.),
9.
58
mengecek langsung kelokasi jika sudah mendapatkan informasi
yang cukup jelas agar proses pengelolaan wakaf yang ingin
disalurkan tepat sasaran. Kita juga memiliki target program wakaf,
khususnya untuk tahun 2021 ini yaitu senilai 10 Milyar. Jumlah
yang sangat fantastis namun kami akan berusaha dan optimis.”75
Sebelum menjalankan suatu program, ACT telah menyediakan
ruang bagi pewakif untuk memilih ingin berwakaf dengan metode jenis
apa dan hal-hal yang berkaitan dengan objek wakaf. Seperti yang
disampaikan oleh bapak Achmad Noufal selaku Staff Head of Marcom
bahwa:
“Kita di ACT membuat perencanaan awal dengan berupaya
mencari dan menetapkan sasaran media ataupun metode yang tepat
dalam mencari pewakif dan ketika sudah didapatkan akan diproses
apakah memang benar-benar membutuhkan, bisa di cek lokasinya,
ada perwakilan yang bisa kita hubungi atau hal-hal lainnya yang
sangat diperlukan untuk keterangan lebih lanjut. Pastinya, kita
membuat rencana sekaligus strategi terlebih dahulu untuk membuat
pewakif tertarik dengan mengenalkan produk kita baik secara
offline maupun online”.76
Pendapat yang sama disampaikan oleh bapak Panca Jaya
Prihansyah yang berada didivisi Partnership, bahwa:
“karena kita lembaga kemanusiaan sekaligus juga mendapat
amanah dalam bidang filantropi salah satunya wakaf ya, kita akan
berusaha membantu masyarakat agar ekonominya menjadi lebih
baik lagi. Mencari dan mengajak sebanyak-banyaknya baik dari
kalangan organisasi, komunitas hingga lembaga-lembaga
pemerintahan untuk mendukung sekaligus berkontribusi dalam
kebaikan. Metode kita juga tidak hanya menunggu pewakif yang
datang namun juga berusaha mensosialisasikan ke daerah yang
sudah ditetapkan kemudian membuka booth atau stand
bekerjasama dengan para relawan Masyarakat Relawan Indonesia
(MRI) agar lebih efektif dan efisien dalam menshare informasi.
Terlebih kita punya program cukup banyak yaitu ada wakaf tunai,
wakaf sumur, wakaf SUMI (Sahabat Usaha Mikro Indonesia),
wakaf Al-Qur‟an dan program yang sedang disusun untuk segera
dilaksanakan. Dan Alhamdulillah beberapa program sudah
terlaksana dengan baik, seperti wakaf Al-Qur‟an, sumur, dan
SUMI.”77
75
“Hasil Wawancara Bersama Branch Manager, 29 Maret 2021 Pukul 12.35-13.30 WIB,”
n.d. 76
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Marcom, 01 Februari 2021.” 77
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Partnership, 13 Maret 2021 Pukul 12.30-
13.30 WIB,” n.d.
59
Dalam menyusun perencanaan dibutuhkan waktu hingga 1-2
minggu agar dapat lebih memaksimalkan. Hal ini sesuai dengan yang
ditambahkan oleh bapak Panca yang berada didivisi partnership, bahwa:
“Kami bekerja sama dan berkomitmen dalam membuat
strategi sekitar 1-2 minggu dulu, baru mulai dari mengembangkan
program hingga prosedurnya serta implementasi. Kemudian kami
akan mensosialisasikan program baik kemanusiaan maupun
filantropi salah satunya wakaf. Mitra adalah salah satu target kami,
mereka bisa dari institusi pendidikan, masjid, perbankan,
komunitas bahkan perusahaan. Cara berkomunikasi dengan mereka
juga beda-beda misal ke sekolah kita akan lebih mengajak
siswanya untuk memiliki rasa peduli antar sesame muslim
dimanapun berada sembari menceritakan indahnya berbagi.
Sedangkan mitra komunitas atau perusahaan kami akan
memberikan fakta-fakta dan realisasi program ACT serta
menjelaskan misi kemanusiaan dan juga filantropi lebih detail. Kita
juga memperluas jaringan melalui media sosial mulai dari
instagram, facebook dan layanan digital seperti transfer bank,
barcode, dan semacamnya sehingga yang ingin kenal dengan ACT
orang bisa kunjungi media sosialnya dulu, apalagi sekarang yang
sudah semua serba digital kami pun juga harus bisa menyasar
kesana.”78
b. Pengorganisasian (Organizing/al-Tanzhim)
Pengorganisasian yaitu memberikan tugas khusus kepada setiap
SDM, menetapkan analisis pekerjaan, serta membangun komunikasi,
mengkoordinasikan kinerja antara atasan dengan bawahan.79
“Menurut hasil wawancara dengan Bapak Achmad Noufal,
Staff Head of Marketing Communication, bahwa ACT cabang
Jambi ini mempunyai alur dalam mengatur segala persiapan hingga
implementasi suatu program berdasarkan atau sesuai dengan porsi
masing-masing tugas individu. Namun, untuk pengumpulan dana
ditanggungjawabkan oleh admin dan finance, CRO juga divisi
marketing. Akan tetapi kita sebenarnya untuk dana yang didapat
merupakan hasil kerja keras dan tanggung jawab seluruh tim serta
tambahan dari relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI).
Sehingga kita semua saling membantu dan melayani masyarakat
untuk memberikan kepercayaannya kepada ACT dalam mengelola
harta mereka yang akan disumbangkan.”80
78
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Partnership, 13 Maret 2021 Pukul 12.30-
13.30 WIB.” 79
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, 104. 80
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Marcom, 01 Februari 2021.”
60
Dalam manajemen lembaga wakaf, pengorganisasian memiliki
tujuan untuk menetapkan tugas dan prosedur yang dibutuhkan serta
menetapkan struktur organisasi beserta tugas-tugasnya.
“Kalau untuk tugas kita sesuaikan masing-masing namun
tidak menutup kemungkinan tetap saling koordinir juga satu sama
lain. seperti di divisi marketing tugasnya makesure target donasi,
mengajak orang berdonasi baik kalangan publik maupun yang
sudah menjadi mitra serta membersamai dan menjelaskan program
act yang disediakan dengan berkolaborasi bersama para relawan.”
Hal tersebut juga sesuai dengan apa yang disampaikan oleh staff
head of partnership Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi, bahwa:
“Dalam perencanaan kita semua terlibat namun memang
jika saat implementasi lebih dikerjakan oleh staff program,
marketing communication serta partnership, dan untuk CRO lebih
dominan dalam gerak via online yaitu seperti memfollow-up
donatur berupa blasting E-mail, sms, WA sender. Sementara untuk
relawan ada MRI dibidang humanity dan ada juga RFI (Relawan
Filantropi Indonesia) yang fokusnya pada ZISWAF namun
sekarang masih tahap proses dibentuk”81
c. Kepemimpinan Leading/al-Qiyadah
Menurut Ahmad Ibrahim Abu Sinn, dalam bukunya al-idarah fi
al-Islam dikutip dari buku Manajemen Wakaf Produktif karya
Rozalinda, kepemimpinan yaitu kemampuan untuk mengatur,
memengaruhi, dan mengarahkan orang lain dalam mewujudkan tujuan
yang telah ditetapkan dengan upaya yang maksimal dan kontribusi dari
masing-masing individu.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Branch Manager
ACT cabang Jambi, Bapak Ilham Reza bahwa:
“ACT Jambi memiliki beragam penawaran mulai dari
program kemanusiaan hingga ZISWAF salah satunya wakaf. Baik
saya ataupun rekan-rekan semuanya bekerjasama. Contohnya
dalam hal strategi sampai implementasi. Saya juga ikut terjun
langsung. Karena salah satu tujuan kita adalah ingin ACT
mendapat dan mengajak lebih banyak pemberi manfaat atau para
dermawan untuk berkontribusi, berkolaborasi dan bersinergi. Tentu
81
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Partnership, 13 Maret 2021 Pukul 12.30-
13.30 WIB.”
61
hal itu tidak bisa dilakukan tanpa adanya kerjasama tim yang
baik.”82
Disisi lain juga ACT memiliki kegiatan keakraban atau cosching
seperti yang disampaikan oleh bapak Panca, bahwa:
“Kita punya kegiatan liqo‟. Jadi kegiatan ini diinisiasi dari
ACT Pusat maupun cabang ada semua. Setiap 1 bulan sekali baik
secara offline maupun online. Namun karena pandemi dialihkan via
online dan juga kita memberikan semacam reward kepada
karyawan dengan memberangkatkan umroh.”83
Hal yang sama juga disampaikan oleh bapak Noufal, bahwa:
“Tentunya kita ada kegiatan untuk kebersamaan seperti
gathering dan training antar karyawan ACT dan juga relawan kita
MRI dan RFI.”84
Dengan demikian, ada tiga unsur penting dari sebuah
kepemimpinan yaitu pertama, kepemimpinan yang melibatkan orang
lain, karyawan atau anggota. Kedua, kepemimpinan yang erat dengan
pencapaian tujuan organisasi dalam hal ini yaitu tujuan wakaf serta
kemampuan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk
memengaruhi tingkah laku anggota dengan berbagai cara.
d. Pengawasan (Controlling/al-Riqabah)
Fungsi utama dari pengawasan adalah untuk memastikan, bahwa
setiap pegawai memiliki tanggung jawab dan bisa melaksanakan
tanggung jawabnya itu dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini yaitu
manajemen wakaf, agar tidak terjadi mismanagement ataupun
penyalahgunaan harta wakaf untuk itu harus ada pengecekkan atau
auditor dana wakaf tersebut.
“Pengawasan di Aksi Cepat Tanggap (ACT) mempunyai
pengawasan sendiri yang namanya Dewan Syariah. Jadi setiap hal
yang dicetuskan akan ditinjau kembali dari segi syariahnya dalam
penghimpunan dana ZISWAF tersebut sehingga jelas apakah ada
kemudharatan atau tidak.”85
82
“Hasil Wawancara Bersama Branch Manager, 29 Maret 2021 Pukul 12.35-13.30 WIB.” 83
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Partnership, 13 Maret 2021 Pukul 12.30-
13.30 WIB.” 84
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Marcom, 01 Februari 2021.” 85
“Hasil Wawancara Bersama Branch Manager, 29 Maret 2021 Pukul 12.35-13.30 WIB.”
62
Hal ini disampaikan oleh bapak Ilham Reza mengenai
pengawasan di lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi. Bahkan
dalam Islam juga diatur bahwa pengawasan pun tidak hanya dikenal
dengan pengawasan eksternal saja akan tetapi pengawasan internal
juga yaitu muncul dari rasa tanggung jawab individu untuk bersikap
amanah dan adil dalam setiap tugas yang diembannya.86
2. Kendala yang dihadapi dalam manajemen penghimpunan dana
wakaf berbasis wakaf online dalam menjaga eksistensi di Global
Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
Dari hasil wawancara bersama bapak Panca, bahwa:
“Kendala untuk saat ini yang dirasakan yaitu kurangnya
infromasi kepada donatur dan SDM yang kurang banyak sehingga
tidak fokus di satu program saja tapi disini kami bisa merangkap
tugasnya.”87
Selanjutnya, menurut bapak Ilham juga mengatakan bahwa:
“Kita keterbatasan personil sehingga dibutuhkan banyak
relawan untuk memasifkan informasi semua program baik offline
maupun khususnya online dimedia sosial masing-masing
sehingga harapannya dapat mengajak sebanyak-banyaknya orang
untuk berkontribusi, berkolaborasi dan bersinergi.”88
Menjadi hal yang cukup mengkhawatirkan apabila kendala ini
tidak bisa segera diatasi. Berdasarkan hal tersebut, secara teori
pengoptimalisasian SDM terkhusus apabila telah menjadi nazir sangat
diperhatikan. Eskistensi dan kualitas harus betul-betul orang-orang yang
berakhlak mulia, amanah, berkelakuan baik, berpengalaman, menguasai
ilmu administrasi dan keuangan sesuai dengan jenis wakaf dan
tujuannya.89 Kendala yang ada juga tidak hanya berasal dari satu sisi
namun dari berbagai sisi, baik offline maupun online mulai dari literasi
masyarakat, respon dan akses media sosial, relawan saat implementasi
86
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, 85. 87
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Partnership, 13 Maret 2021 Pukul 12.30-
13.30 WIB.” 88
“Hasil Wawancara Bersama Branch Manager, 29 Maret 2021 Pukul 12.35-13.30 WIB.” 89
Abdurrohman Kasdi, Fiqih Wakaf Dari Wakaf Klasik Hingga Wakaf Produktif,
Februari 2017 (Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, n.d.), 172.
63
maupun isu-isu terhadap lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi bagi
masyarakat.
“Hambatan jaringan misalnya karena yang akan mengakses
website ACT ini dari berbagai asal penjuru negeri jadi terkadang
menyulitkan akses informasi dengan cepat. Untuk kendala yang
dihadapi juga saat implementasi, seperti lokasi jauh dan akses
menuju kesananya jalannya rusak, atau paket yang diantarkan
kurang dikarenakan banyaknya masa atau orang-orang yang
saling ingin mendapatkan banyak bantuan sehingga disatu sisi
kita juga kesulitan.”
Hal utama lainnya yang menjadi kendala dalam menjaga eksistensi
lembaga yaitu isu-isu negative yang tersebar dari oknum yang tidak
bertanggung jawab atau tidak memahami makna tujuan didirikannya
lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini. Menurut bapak Panca, bahwa:
“Isu negative akan selalu ada misalnya saja tentang Aksi
Cepat Tanggap (ACT) yang mengirimkan bantuan sampai ke luar
negeri. Nah di salah satu sisi ada yang mengatakan bahwa untuk
apa membantu mereka yang diluar jauh-jauh sementara dinegara
sendiri banyak yang membutuhkan dan serba kekurangan atau isu
lainnya ACT dikira membantu aliran-aliran yang bertentangan
dengan Islam disana. Jadi ada banyak isu-isu negatif yang
tersebar dimasyarakat kita yang harus diberikan pemahaman lebih
massif.”90
Oleh sebab itu isu-isu negatif menjadi salah satu kendala yang
dihadapi sejak awal adanya Aksi Cepat Tanggap (ACT) didirikan dan
dengan begitu ACT Jambi berusaha untuk menyebarluaskan informasi-
informasi kejejaring sosial mengenai isu kemanusiaan atau human interest,
dan ajakan berdonasi membantu sesama umat yang membutuhkan
dimanapun berada. Khususnya dimedia sosial, dari segi konten sangat
banyak dishare secara merata terkait kemanusiaan dan ZISWAF salah
satunya wakaf agar para dermawan bisa memilih dan berwakaf dengan
mudah dan praktis bisa secara offline maupun online.
90
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Partnership, 13 Maret 2021 Pukul 12.30-
13.30 WIB.”
64
3. Upaya pelaksanaan penghimpunan dana wakaf berbasis wakaf
online di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Jambi
Sosialisasi mengenai wakaf memang belum sepenuhnya merata
seperti yang disampaikan oleh masyarakat Kota Jambi khususnya didaerah
Jelutung, salah satu warga mengatakan:
“Salah satunya seorang Ibu Rumah Tangga, ibu Rusdia.
Beliau mengatakan bahwa wakaf yang dikenal hanya wakaf tanah
dan uang, kemudian ditujukan untuk hal yang bersifat konsumsi
saja seperti tanah untuk pembangunan masjid. Pemberian wakaf
yang biasa dilakukan pun masih secara manual yaitu langsung
dikirim ke lokasi seperti panti asuhan dan masjid setempat.
Sementara itu wakaf secara online belum pernah dilakukan dan
belum mengenal lebih jauh mengenai wakaf produktif baik wakaf
uang dan wakaf melalui uang serta lembaga yang menghimpun
dana wakaf.”91
Warga sekaligus salah satu mahasiswi yang tinggal di Jelutung
juga mengatakan:
“Baru tahu kalau untuk wakaf berbasis online, biasanya
familiar wakaf tanah atau wakaf masjid. Dan belum pernah juga
wakaf online, termasuk ACT ini belum begitu kenal.”
Namun disisi lain Lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi sudah berusaha untuk mensosialisasikan wakaf berbasis
online sekaligus memperkenalkan lembaga walau belum maksimal.
Seperti yang disampaikan pihak Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi:
“Di Aksi Cepat Tanggap ini, kita sangat gencar
memberikan informasi seputar program-program kemanusiaan
ataupun ZISWAF khususnya layanan offline maupun online
dengan membuka gerai atau booth diberbagai tempat, mengadakan
event kajian, maupun study visit ke lembaga-lembaga atau instansi
baik pendidikan, pemerintah juga mitra-mitra kita. Dan kita juga
disupport oleh masyarakat maupun pemerintah.92
Hal yang sama juga disampaikan, bahwa:
“Melalui media sosial inilah kesempatan bagi kita
memperluas pertemanan dan tersebarnya informasi dengan cepat
serta membuka layanan digital bagi para dermawan. Donatur kita
secara keseluruhan sampai saat ini yaitu berjumlah 548 untuk
peroorangan dan 364 untuk jumlah institusi dan mitra. Poster
91
“Hasil Wawancara Bersama Masyarakat Kota Jambi, Jelutung. 14 Februari 2021 Pukul
10.34 WIB.” 92
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Marcom, 01 Februari 2021.”
65
digital, spanduk juga tetap kita sebar selain dari instagram,
facebook, WhatsApp kita share berita atau info pilihan program
kebaikan yang kita sediakan.93
Lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi juga
disupport oleh para relawan MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) dan
RFI (Relawan Filantropi Indonesia) dalam mensosialisasikan dan
mengimplementasikan program-program wakaf.
“Harapan kita bisa memaksimalkan peran kita sebagai
lembaga pengumpul dana ZISWAF ini bisa maksimal, terlebih lagi
kita juga meminta bantuan kepada relawan MRI dan RFI untuk
menshare kegiatan disosial media lebih banyak.”
lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi juga
mengadakan kegiatan bersama untuk sesama karyawan dalam menjalin
keakraban dan menambah pengetahuan.
“Dalam meningkatkan segi pengetahuan dan juga skill
baru, ada nama kegiatan seperti coaching dan liqo‟ kemudian ada
gathering dan juga training yang dilakukan biasanya rutin 1x dalam
sebulan. Disinilah momen kebersamaan sekaligus pembekalan bagi
setiap karyawan juga relawan.”
Kemudian tidak hanya berkomunikasi baik dengan sesama
karyawan, lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi juga
menjaga komunikasi terhadap pewakif agar loyalitas tetap terjaga.
Berikut penyampaian dari hasil wawancara bersama bapak Panca
dari tim Partnership:
“Di lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi kita
selalu melakukan yang terbaik untuk sahabat dermawan,
termasuk memfollow up mereka baik dari email, blasting sms,
WA yang dilakukan oleh CRO dan kerjasama dengan seluruh
rekan-rekan. Begitu juga dengan mitra kita juga terus
berkomunikasi khususnya yang dilakukan oleh tim partnership
melalui berbagai event misalnya.”94
Hal tersebut juga didukung penuh oleh Branch Manager Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi,
“Silaturahmi adalah salah satu jalan untuk
memperpanjang umur dan rezeki, oleh karena itu Islam tidak
93
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Partnership, 13 Maret 2021 Pukul 12.30-
13.30 WIB.” 94
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Partnership, 13 Maret 2021 Pukul 12.30-
13.30 WIB.”
66
mengajarkan kita untuk menimbun harta karena hakikatnya
harta adalah titipan. Hal ini yang selalu kita sampaikan bersama
sahabat dermawan seperti instansi, lembaga pemerintah,
organisasi dan komunitas lainnya.”95
Dan dari penjelasan diatas, lembaga Global Wakaf Aksi Cepat
Tanggap (ACT) Jambi mendapatkan hasil yang baik dengan perolehan
realisasi program wakaf, seperti yang dijelaskan berikut ini:
“Khususnya Global Wakaf ACT ini kita sudah
merealisasikan beberapa program diantaranya ada wakaf tunai
atau uang, wakaf sumur, wakaf mushaf al-qur‟an, dan wakaf
Shabat Usaha Mikro Indonesia. Wakaf tersebut sebagian sudah
dijalankan, namun ada beberapa program yang ingin sekali kita
wujudkan tapi belum menemukan wakif yang bisa diajak
kerjasama. Salah satunya kita ingin memiliki sebuah transportasi
atau yang disebut dengan Food Truck, yaitu pengadaan
kendaraan yang digunakan untuk penyimpanan barang donasi
sehingga ketika ingin berbagi dengan penerima manfaat bisa
langsung dibawa seluruh barang-barangnya tanpa khawatir akan
muatan yang banyak, dan bisa untuk dibawa berkeliling
memperkenalkan program di ACT sekaligus membuat brand
lembaga semakin kuat dengan adanya logo ACT beserta mitra
yang ditampilkan dimobil.”96
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Fundraising wakaf berbasis wakaf online yang diterapkan oleh
Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
Wakaf merupakan salah satu aspek dalam dunia filantropi
Islam. Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi memiliki
komitmen untuk terus mengembangkan kedermawanan khususnya
diprovinsi Jambi dengan berbagai program yang dilakukan termasuk
mengedukasi masyarakat terhadap pengetahuannya seputar ZISWAF.
Demi menjaga keberlangsungan lembaga Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi dalam memberi kebermanfaatan pada umat., lembaga ini
memiliki visi yang kuat yaitu menjadikan organisasi kemanusiaan
global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan
masyarakat. Dalam hal ini basis kedermawanan memiliki tanggung
95
“Hasil Wawancara Bersama Branch Manager, 29 Maret 2021 Pukul 12.35-13.30 WIB.” 96
“Hasil Wawancara Bersama Branch Manager, 29 Maret 2021 Pukul 12.35-13.30 WIB.”
67
jawab yang besar disamping basis kerelawanan karena hasil dari
pengumpulan dana dari para sahabat dermawan akan menjadi amanah
besar bagi lembaga itu sendiri salah satunya wakaf. oleh sebab itu
dibutuhkan manajemen wakaf yang baik mulai dar perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan yang tepat.
a. Perencanaan (planning/al-takhthith)
Perencanaan merupakan keputusan terdepan tentang
langkah apa yang akan dilakukan. Perencanaan juga merupakan
fungsi utama dalam manajemen. Oleh Karena itu, perubahan yang
hendak dilakukan sampai pada tujuan harus direncanakan terlebih
dahulu. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Katrin M. Bartol
dalam buku Manajemen Wakaf Produktif, bahwa organisasi tanpa
perencanaan tidak ubahnya seperti perahu layar tanpa kemudi.97
Dari pengertian perencanaan diatas, peneliti merumuskan
ada 3 langkah yang dilakukan oleh lembaga Global Wakaf Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi sebelum implementasi dana diberikan
kepada penerima manfaat, berikut uraiannya:
a) Rencana program strategis jangka panjang
Rencana program ini mengacu pada visi dan misi
lembaga wakaf untuk mencapai tujuan secara bertahap guna
mencapai target yang ditetapkan. Program-program yang
muncul di lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
khususnya wakaf terbagi menjadi dua hal, yaitu program yang
berasal dari pusat dan program lokal. Seperti dijelaskan pada
tabel berikut:
97
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, 75.
68
Tabel 4.1 Program dan Wujud Wakaf di Global Wakaf
PROGRAM WUJUD WAKAF
Wakaf Uang dan Wakaf melalui Uang
Wakaf Pangan
Wakaf Pendidikan
Wakaf Kesehatan
Wakaf Ekonomi Produktif98
Program tersebut merupakan program yang berasal
dari ACT Pusat, kemudian akan diseleksi oleh masing-masing
cabang untuk program apa yang cocok diterapkan didaerah
masing-masing namun dengan tetap membantu dan
menyebarluaskan program dari pusat. Kemudian lembaga
cabang mulai menentukan arah program yang akan
dikembangkan sesuai dengan keadaan daerah, seperti pada
tabel berikut:
Tabel 4.2 Program Wakaf di Global Wakaf ACT Jambi
PROGRAM REALISASI
Wakaf Tunai Dana ini akan disalurkan sesuai dengan keinginan
wakif seperti dibelikan paket pangan untuk Suku
Anak Dalam, Desa Bungku, Kecamatan
Bajubang, Kabupaten Batang Hari pada 22-24
Oktober 2019
Wakaf Sumur - Dusun Kunangan Jaya 1 (satu), desa Bungku,
Kecamatan Pemayung Batanghari pada Jumar, 31
Januari 2020
- Sumur Wakaf Pesantren dilakukan di Rumah
Tahfidz dan Panti Asuhan Thoriqul Jannatil
Firdaus di Muaro Pijoan, Kecamatan Jambi Luar
Kota, Kabupaten Muaro Jambi yang
diimplementasikan pada 16 Februari 2021
98
Wakaf, “Global Wakaf.”
69
Wakaf Mushaf Al-Qur‟an Bekerjasama dengan Pertamina yaitu total 90
Mushaf pada 12-14 Januari 2021 dan 30 Maret
2021 yang dibagikan di:
- Pondok Pesantren Tarbiyatul Ummah
- Masjid Sholihin, Dusun II Belido Rejo
- Masjid Nurul Iman, Dusun III Sungai Serandi,
Sungai Gelam, Kab. Muaro Jambi
LAW (Lumbung Air
minum Wakaf)
Belum terlaksana
LTW (Lumbung Ternak
Wakaf)
Belum terlaksana
LPW (Lumbung Pangan
Wakaf)
Belum terlaksana
Sahabat Usaha Mikro
Indonesia (SUMI)
Ada sekitar 100 penerima manfaat dari kalangan
usaha kuliner mendapat bantuan modal usaha
sebesar Rp. 500.000/orang yang tersebar
diwilayah Kota Jambi (Kec. Kota Baru,
Telanaipura, Pasar Jambi, Danau Teluk, Jambi
Selatan, Danau Teluk, Jambi Selatan, Jelutung,
Jambi Timur) pada bulan maret-oktober 2020
Dari tabel diatas dapat kita lihat program yang
direncanakan oleh Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Jambi. Jika seluruh sumber daya dapat dimobilisasi, maka
lembaga wakaf tersebut beruntung dan dapat menjalankan
programnya. Namun, bila kurang beruntung, maka ada
program yang tidak bisa dijalankan, tetapi setidaknya harus
ada program yang dapat dilaksanakan sehingga roda kegiatan
berjalan terus sebagai bukti bahwa misi lembaga wakaf tetap
berjalan. Diantara program wakaf yang belum terlaksana yaitu
Program Lumbung Air Minum (LAW), Lumbung Ternak
Wakaf (LTW), Lumbung Pangan Wakaf (LPW).
70
b) Merancang budget dan target
Dalam hal ini membangun strategi penggalangan sumber
daya untuk mendukung terlaksananya kegiatan wakaf, yaitu
dengan menghitung budget operasional (biaya supporting
seperti peralatan kantor, paket informasi) dan budget tiap
program (biaya honor staf, dan biaya lainnya). Kemudian
untuk target seperti yang dikatakan oleh Kepala Cabang ACT
Jambi, bapak Ilham mengatakan bahwa untuk target wakaf
sendiri pada tahun 2020 kemarin adalah 2 milyar dan untuk
tahun ini secara keseluruhan sumber dana program manfaat
(Kemanusiaan, ZISWAF) adalah senilai 10 milyar. Namun,
pada tahun lalu belum sesuai dengan harapan namun akan
terus diusahakan setiap program dapat berjalan dan yang
belum akan segera direalisasikan. Berikut perolehan dana
wakaf pusat dan lokal (Jambi):
Tabel 4.3
Data Instrumen Keuangan Syariah Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
1 November 2019- 1 November 2020
No. Instrumen Keuangan Syariah Cakupan
Wilayah
Dana Terhimpun
1. Zakat Pusat Rp. 7.800.000.000
Cabang (Jambi) Rp. 680.000.000
2. Wakaf Pusat Rp. 7.500.000.000
Cabang (Jambi) Rp. 20.000.000
3. Infaq/Shadaqah Pusat Rp.
404.160.000.000
Cabang (Jambi) Rp. 1.200.000.000
71
Tabel 4.4
Data Wakaf Online di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
1 November 2019 – 1 November 2020
No Bulan Dana Terhimpun
1. November Rp. 150.000
2. Desember Rp. 100.000
3. Maret Rp. 4.000.000
4. April Rp. 200.000
5. Mei Rp. 100.000
6. Juni Rp. 2.000.000
7. Juli Rp. 1.200.000
8. Agustus Rp. 1.200.000
9. September Rp. 2.600.000
10. Oktober Rp. 7.100.000
11. November Rp. 1.300.000
Total Rp. 19,950.000
Berdasarkan tabel 4.8 tersebut, perolehan dana yang
telah berhasil dikumpulkan periode 1 November 2019- 1
November 2020 oleh ACT Jambi khususnya wakaf berbasis
online yaitu sebesar Rp. 19.950.000 masih jauh dari target
awal namun bisa dilihat pada tabel 4.7 perolehan dana secara
offline yaitu sebesar Rp. 20.000.000. terjadi sedikit
penambahan jumlah dana wakaf serta untuk kebutuhan
program yang lebih besar akan dikirimkan dana oleh pusat
dengan ketentuan yang berlaku.
c) Membangun skenario fundraising wakaf berbasis wakaf online
Global wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi sebagai
lembaga pengelola wakaf yang bertujuan untuk membantu
umat yang membutuhkan melalui program-program manfaat
72
yang ada. ACT memilikiskenario pengumpulan (fundraising)
dana wakaf secara offline maupun online.
Untuk skenario atau cara offline yang dilakukan yaitu
dengan melibatkan partisipasi wakif secara langsung yaitu
adanya interaksi terhadap wakif dan menjadi salah satu cara
tradisional yang dilakukan. Kemudian, dengan via online yaitu
melibatkan wakif secara tidak langsung berupa website dan
media sosial serta pembayaran via QR, transfer, dan lain-lain.
Global wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
menerapkan penghimpunan dana sebagai berikut:
1) Metode langsung atau offline
a. Sosialisasi: cara ini dilakukan dengan bertemu para
kolega atau mitra. Seperti instansi pendidikan, akan
dijelaskan perihal pentingnya keutamaan dalam
berbagi dengan sesama atau materi seputar
kedermawanan. Untuk instansi pemerintahan
dilakukan dengan mempresentasikan seluruh
program dan tujuan dari lembaga Aksi Cepat
Tanggap (ACT) serta kepada masyarakat umum juga
disampaikan perkenalan seputar pengetahuan
mengenai wakaf. untuk ACT Jambi sendiri telah
melakukan beberapa kerjasama dengan lembaga
perbankan dan lainnya, seperti Cimb Niaga, BTN,
BNI, BSI, Muamalat, Pertamina, LinkAja, QR, serta
lembaga filantropi atau komunitas sejenis seperti
Opsezi, Dompet Dhuafa, Generasi Baik, KSEI,
FoSSEI, dan masih banyak lagi.
b. Memberikan brosur: cara ini biasanya saat kegiatan
open booth di beberapa tempat seperti CFD, mall,
pasar dan pom bensin, event atau bahkan dikantor
ACT sendiri yaitu dengan memberikan selembar
73
kertas berisi ajakan untuk berwakaf di lembaga
Global Wakaf ACT Jambi. Contohnya selama
ramadhan ACT biasa membuka stand di daerah pom
bensin handil, Transmart, dan Mandalamart. Disini
ACT dibantu dengan relawan MRI untuk
memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai
pentingnya berwakaf sekaligus memperkenalkan
lembaga ACT Jambi.
c. Penawaran: cara ini dengan mendatangi langsung
mitra yang pernah bekerjasama, un tuk menjelaskan
kembali keadaan, situasi dan kondisi tempat yang
bisa diberikan bantuan serta memperkenalkan
progres dari program yang telah berjalan sehingga
mitra akan tertarik untuk berderma kembali.
2) Metode tidak langsung atau online
a. Media sosial: ada beberapa media sosial Aksi Cepat
Tanggap Jambi sediakan untuk sahabat dermawan,
dalam berwakaf diantaranya:
Informasi Aksi Cepat Tanggap :
SMS Center : 0853 3000 6000
WA : bit.ly/LayananACT
Careline : 021-2940-6565
Website : www.act.id dan
jambi.indonesiadermawan.id
Wakaf : BNI Syariah : 66 0000 0947
a.n Yayasan Global Wakaf
Sosial Media :
Instagram/Facebook/Youtube: @ACT_Jambi
b. Melalui perantara: cara ini bisa dengan melalui
Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)
74
c. Difollow up: cara ini biasa dilakukan oleh CRO
untuk memfollow up donatur yang berisi ajakan
atau poster digital mengenai wakaf di Global Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi melalui email atau
layanan WA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4.6
Proses pengumpulan dana ZISWAF
b. Pengorganisasian (Organizing/al-Tanzhim)
Pengorganisasian memiliki makna yaitu proses mengatur
dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya
diantara anggota organisasi sehingga mereka dapat mencapai
sasaran organisasi.99 Dalam menjalankan program wakaf nantinya
harus sesuai dengan alur mekanisme organisasi yang telah
ditetapkan. Berikut penulis uraikan skema implementasi program
di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi.
99
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, 78.
Muwakif
Datang
langsung
Amil/Relawan
Rekening
Bank
Admin &
Finance
75
Skema 4.7 Skema Implementasi Program Global Wakaf
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
Dari skema 4.1 tersebut dapat kita lihat alur mekanisme
tersalurkannya dana untuk program yang akan direalisasikan. Dana
dan persetujuan atas program tetap diawasi oleh kantor pusat dan
kantor cabang akan menyesuaikan setelah program tertentu
disetujui. Dengan adanya pengorganisasian, memungkinkan untuk
mengatur sumber daya insani nazhir wakaf untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan segala potensi yang ada secara efektif
dan efisien.
c. Kepemimpinan (leading/al-qiyadah)
Leading atauu kepemimpinan memiliki makna
membangkitkan semangat orang lain untuk menjadi pelaku
organisasi yang lebih baik. Peran di kepemimpinan ini sangat besar
pada kepala cabang atau pimpinan. Di lembaga Aksi Cepat
Tanggap (ACT) Jambi memiliki struktural yang cukup baik,
bahkan dimana seorang pimpinan juga turun lapangan untuk
melihat secara langsung persiapan program yang akan
dilaksanakan. Pimpinan atau kepala cabang juga harus memiliki 3
unsur penting menjadi seorang pemimpin diantaranya:
Kantor Pusat
Kepala Cabang
Staff Program
Admin &
Finance
Masyarakat
Relawan
Indonesia
Head of
Marcom
Partnership
76
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain, karyawan atau anggota
Dalam hal ini kepala cabang selalu mengkoordinir
anggotanya untuk bekerja keras mulai dari mengamati isu,
membuat gagasan, melakukan aksi dan menebar kebaikan
dimasyarakat. Mencari data yang valid, mencari donatur baik
dari komunitas, lembaga maupun pemerintahan serta
mengarahkan untuk terus diupayakan para donatur tersebut
menjadi donatur tetap salah satunya yang disampaikan oleh
kepala cabang ACT Jambi yaitu dengan bersilaturahmi.
2. Kepemimpinan yang berkaitan dalam mencapai tujuan
Dalam hal ini pimpinan atau kepala cabang memberikan
berbagai pilihan program yang asalnya dari pusat untuk
didiskusikan bersama anggota mana program yang tepat
dilakukan agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.
Pimpinan membantu untuk pengembangan ide terhadap program
dan menyerahkan cara atau langkah-langkahnya kepada anggota
untuk dapat direalisasikan.
3. Kepemimpinan yang berarti mampu menggunakan kekuasaan
untuk mempengaruhi
Dalam hal ini, pimpinan menyediakan kegiatan sebagai
pendekatan antar sesama angggota, seperti liqo‟ atau training
dan gathering. Kegiatan ini diharapkan mampu menyatukan
tujuan bersama sehingga dalam bekerja akan ada satu pedoman
yang dipegang teguh bahwa wakaf merupakan dana umat yang
harus disalurkan pada orang yang tepat. Kebersamaan ini akan
mempererat sekaligus menambah pengetahuan tiap individu
agar mampu bekerja lebih maksimal lagi.
Syarat-syarat tersebut tidak mutlak terpenuuhi pada setiap
kondisi dalam sebuah kepemimpinan. Serta faktor lainnya yaitu
berupa mampunya beradaptasi dengan lingkungan serta turut
merasakan dan membantu keresahan masyarakat sehingga
77
merasakan kebahagiaan bersama-sama dalam mensejahterakan
masyarakat.
d. Pengawasan (controlling/al-riqabah)
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang bertujuan
untuk memastikan, bahwa aktivitas manajemen berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah disusun dan memeriksa apabila terjadi
kesalahan atau penyimpangan. Pengawasan dilembaga Global
Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi memiliki pengawasan
sendiri yaitu Dewan Syariah yang akan meninjau sisi syariah dari
suatu program yang dilaksanakan serta untuk mengecek adakah
kemudharatan dalam lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi.
2. Kendala yang dihadapi dalam manajemen fundraising wakaf
berbasis wakaf online dalam menjaga eksistensi di Global Wakaf Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi
a. Literasi masyarakat terhadap wakaf berbasis wakaf online masih
rendah
Sebagian masyarakat masih memiliki pemahaman yang
tradisional bahwa wakaf hanya berbentuk tanah ataupun masjid.
Menurut pendapat masyarakat Kota Jambi, Kecamatan Jelutung
setelah diwawancarai mereka mayoritas belum mengenal wakaf,
apalagi wakaf online sangat asing bagi mereka dan biasanya bagi
mereka yang mengetahui wakaf berwakafnya langsung kemasjid atau
panti asuhan langsung.
b. Sosialisasi wakaf berbasis wakaf online belum maksimal
Sosialisasi menjadi tanggung jawab seluruh pihak termasuk
lembaga pengelola wakaf maupun pemerintah. Sebagian umat masih
nyaman dengan perspektif bahwa wakaf hanya benda yang tidak
bergerak atau konsumtif. Sosialisasi yang dilakukan oleh Global
Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi belum merata meskipun
melalui media sosial sangat aktif dilakukan, namun masyarakat tidak
78
semua bisa menggunakan tekhnologi dan daerah tempat sosialisasi
belum terlalu luas dan merata.
c. Citra lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi masih
terbatas
Berdasarkan hasil wawancara bersama masyarakat Kota Jambi
Kecamatan Jelutung, mereka belum banyak mengenal lembaga
maupun lokasi lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi. Meskipun
mereka ada yang mengenal lembaga filantropi lainnya, namun untuk
lembaga ACT masih sangat minim yang mengetahui secara pasti
lokasi dan fungsi dari lembaga dan citra lembaga ACT masih banyak
diketahui hanya sebagai lembaga kemanusiaan padahal juga
menyediakan basis filantropi salah satunya wakaf.
d. Sulitnya mempertahankan donatur tetap
Donatur tetap menjadi hal yang sangat penting dalam lembaga
filantropi Islam. Namun untuk mendapatkan donatur dibutuhkan tim
yang kuat dan konsistensi dalam menjaga hubungan dengan para
pewakif yang sudah pernah berwakaf. Lembaga Global Wakaf Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi memiliki donatur yang belum cukup
banyak dibutuhkan konsistensi untuk memfollow up dan mengadakan
event-event lebih banyak lagi.
e. Isu-isu negatif terhadap lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi masih ada
Ada banyak statement negatif yang sering diberitakan terhadap
lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi seperti misalnya lembaga
yang mendukung teroris atau bahkan membantu mereka. Berita negatif
itu timbul karena mereka belum mengetahui tujuan dari lembaga.
Lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi yang tidak
hanya berfokus dinegara Indonesia melainkan juga sampai ke luar
negeri khususnya membantu negara-negara yang terkena konflik,
seperti Palestina.
79
f. Sumber Daya Manusia yang masih kurang
Untuk SDM sendiri di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap
Jambi memang masih sangat minim, bahkan mereka ada yang bekerja
merangkap seperti partnership bekerja juga diwilayahnya marketing
dikarenakan kekurangan SDM. Meskipun ada relawan, relawan hanya
akan membantu saat penglimplementasian program saja.
g. Relasi yang masih belum maksimal dikembangkan
Menurut hasil wawancara bersama bapak Achmad Noufal,
selaku Kepala Staff Head of Marcom (01 Februari 2021 pukul 17.00-
17.30 WIB) Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi. Manajemen
fundraising dalam segi promosi program wakaf yang dilakukan yaitu
melalui offline maupun online. Secara offline yaitu dengan melakukan
kunjungan ke lembaga-lembaga filantropi seperti OPSEZI
(Optimalisasi Sedekah Zakat dan Infaq) Kota Jambi. Selain itu mereka
juga memiliki beberapa program yang berkolaborasi bersama
komunitas dan organisasi yang ada di beberapa universitas di Jambi.
Kemudian, secara online mereka juga aktif dalam menshare beberapa
program wakaf baik melalui status di Whatsapp, Instagram dan media
sosial lainnya. Selain itu, ada pula layanan SMS Blast atau Broadcast
SMS yang menginformasikan program-program dari ACT termasuk
wakaf.
Dapat terlihat bahwa, relasi yang dibangun masih didominasi
oleh sesama lembaga filantropi dan organisasi antar sekolah maupun
kampus. Oleh sebab itu, hal ini menjadi salah satu faktor penghambat
laju perkembangan lembaga dalam mensyiarkan tujuan, visi dan misi
lembaga dalam menghimpun dana wakaf khususnya di Kota Jambi.
3. Upaya pelaksanaan fundraising wakaf berbasis wakaf online di
Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Jambi
Penulis menemukan bahwa ada upaya-upaya yang akan dan sedang
dilakukan oleh lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi agar mereka
yang belum mengenal atau berwakaf di ACT dapat menjadi salah satu
80
donatur dan bisa mengunjungi lokasi secara langsung. Upaya yang mereka
lakukan khususnya secara online sangat banyak dan informatif karena
lembaga ACT ini merupakan lembaga terpercaya yang sudah berdiri
diberbagai provinsi di Indonesia bahkan hingga mancanegara, namun
masih belum banyak masyarakat yang mengetahui atau mengakses
lembaga tersebut. Berikut upaya yang dilakukan lembaga Aksi Cepat
Tanggap (ACT) Jambi:
a. Optimalisasi edukasi dan sosialisasi wakaf berbasis wakaf online
Sebagian besar umat masih beranggapan bahwa wakaf hanya
terbatas pada benda tidak bergerak seperti wakaf masjid, tanah atau
untuk sarana ibadah dan pendidikan semata. Oleh karena itu agar
wakaf benda bergerak seperti uang dan berbasis online ini bisa
diterima dan dipahami lebih cepat oleh masyarakat, konsep wakaf
berbasis wakaf online harus disosialisasikan. Hal ini tentunya sangat
penting dilakukan agar trust terhadap lembaga semakin kuat. Contoh
yang mereka lakukan adalah membuka gerai/booth dibeberapa tempat
misalnya mall, pasar dan pom bensin, mengadakan event-event,
mengunjungi lembaga-lembaga yang akan diajak bermitra maupun
yang sudah menjadi mitra serta memposting ajakan kebaikan dimedia
sosial mengenai wakaf khususnya wakaf berbasis online yang sangat
mudah diaplikasikan dengan berkolaborasi bersama para relawan
Masyarakat Relawan Indonesia (MRI).
Upaya ini merupakan upaya awal agar sahabat dermawan yang
telah berkontribusi akan terus berwakaf secara berkelanjutan,
diberikan laporan pertanggungjawaban dan pelayanan pasca berwakaf
sehingga mereka mampu merasakan loyalitas dari lembaga dan
mendorong untuk semakin banyak mengajak orang-orang berwakaf
khususnya wakaf berbasis online yang cukup praktis di lembaga Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi.
b. Meningkatkan kualitas Nazhir dan lembaga pengelola Wakaf
81
Nazhir dan lembaga pengelola wakaf sebagai pondasi utama dalam
pegelolaan dan pengembangan harta benda wakaf harus diberikan motivasi
dan pembinaan dalam rangka meningkatkan profesionalisme manajemen
melalui berbagai pelatihan dan orientasi. Kualitas dari nazhir harus terus
ditingkatkan dan diarahkan untuk terus berkembang baik dari segi
kemampuan manajerial maupun skill individu. Kegiatannya misalnya
mengadakan liqo‟ dan coaching atau training dari pusat 1x sebulan dalam
rangka meningkatkan pengetahuan sebagai nazhir sekaligus menjalin
keakraban antar sesama.
c. Pendekatan kepada calon wakif
Pewakif yang sudah lama ataupun baru berkontribusi disuatu
lembaga salah satunya dilembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi akan
menjadi modal bagi keberlangsungan atau eksistensi lembaga itu sendiri.
Baik dari segi bertambahnya jumlah pewakif maupun jumlah donasi tidak
akan terjadi apabila tidak adanya stimulus atau follow up yang dilakukan
secara rutin. Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi telah melakukan
unsur maintance, namun hanya saja pewakif sangat minim yang melalukan
pendekatan kepada lembaga atau sekedar bertanya bahkan untuk menjadi
donatur tetap.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian oleh Ning Karnawijaya
bahwa Maintance merupakan upaya lembaga wakaf untuk menjalin
hubungan baik dengan wakif, agar wakif tetap loyal terhadap lembaga
wakaf. Jika wakif loyal, maka seiring dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan lembaga wakaf, penghimpunan dana wakaf juga akan
meningkat sehingga wakif akan terus-menerus berwakaf dilembaga
tersebut karena sudah ada kepercayaan (trust). Cara yang dilakukan yaitu
dengan memfollow up ataupun blasting via email, SMS dan WhatsApp
oleh CRO kepada setiap kontak pewakif yang terhimpun.
d. Pengembangan program wakaf berbasis wakaf online
Program yang ada di Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi sangat
beragam, khususnya untuk wakaf berbasis online juga ada beberapa yang
82
telah berjalan dan ada juga yang masih dalam tahap direncanakan.
Program yang telah berjalan yaitu seperti wakaf tunai atau uang, wakaf
sumur, wakaf mushaf al-qur‟an dan wakaf Sahabat Usaha Mikro Indonesia
(SUMI). Namun ada beberapa program yang belum terjalankan dan akan
diusahakan berjalan ditahun 2021 yaitu Lumbung Air Minum Wakaf
(LAW), Lumbung Ternak Wakaf (LTW), Lumbung Pangan Wakaf
(LPW), serta adanya keinginan membuat program foodtruck yaitu
pengadaan mobil truck sebagai penyedia dan penyimpan makanan yang
akan dibagikan kepada penerima manfaat sehingga dalam mobilisasi
pengimplementasian menjadi lebih mudah.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Global
Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Jambi, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut:
1. Fundraising wakaf yang dijalankan oleh Global Wakaf Aksi Cepat
Tanggap (ACT) Jambi terdiri dari:
Perencanaan/Planning : Pertama, rencana program jangka panjang
yang berhasil menjalankan 4 program wakaf secara online namun 3
program belum dapat berjalan. Kedua, merancang budget dan target yang
masih jauh dari target yang diinginkan untuk program wakaf sebesar 2
milyar pada tahun 2020 namun hanya dapat terhimpun sebesar Rp.
20.000.000 wakaf secara okeseluruhan dan Rp. 19.950.000 untuk wakaf
secara online. Dengan begitu masih jauh dari target yang diharapkan untuk
dapat melaksanakan program seluruhnya. Ketiga, membangun skenario
fundraising wakaf berbasis wakaf online yaitu dengan metode secara
langsung (offline) seperti sosialisasi, memberikan brosur, penawaran dan
metode tidak langsung (online) seperti melalui media sosial, perantara dan
follow up.
Pengorganisasian/Organizing program Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Jambi terbagi menjadi dua yaitu program pusat dan lokal. Keduanya tetap
dijalankan oleh tim sesuai tugasnya masing-masing. Hasilnya masih
terdapat program lokal yang belum dapat berjalan karena minimnya dana
terhimpun dan juga SDM.
Kepemimpinan/Leading terdapat 3 unsur kepemimpinan yang
dijalankan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi yaitu Kepemimpinan
melibatkan orang lain, karyawan dan anggota, kepemimpinan yang
berkaitan dalam mencapai tujuan, kepemimpinan yang berarti mampu
menggunakan kekuasaan untuk memmpengaruhi.
84
Pengawasan/controlling dalam hal ini Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Jambi memiliki Dewan Syariah yang akan mengecek setiap program dan
kegiatan yang berjalan.
2. Kendala yang dihadapi dalam fundraising wakaf online diantaranya:
a. Literasi masyarakat terhadap wakaf berbasis wakaf online masih
rendah
b. Sosialisasi wakaf berbasis wakaf online belum maksimal
c. Citra lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi masih
terbatas
d. Sulitnya mempertahankan donatur tetap
e. Isu-isu negatif terhadap lembaga Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi masih ada
f. Sumber Daya Manusia yang masih kurang
3. Upaya pelaksanaan fundraising wakaf berbasis wakaf online:
a. Optimalisasi edukasi dan sosialisasi wakaf berbasis wakaf online
b. Meningkatkan kualitas Nazhir dan lembaga pengelola Wakaf
c. Pendekatan kepada calon wakif
d. Pengembangan program wakaf berbasis wakaf online
B. Saran
1. Program seperti wakaf ini harus terus dikembangkan dengan berbagai
inovasi dan ide kreatif agar implementasi pun dapat disalurkan secara
lebih luas. seperti program yang akan dirancang tahun 2021 Food Truck,
Lumbung Air Minum Wakaf, Lumbung Pangan Wakaf, serta Lumbung
ternak Wakaf.
2. Agar dapat diberikan lebih banyak bermitra organisasi-organisasi dan
para usaha kreatif daerah maupun skakeholder instansi kelembagaan
untuk dapat berkontribusi dalam program wakaf yang disediakan di Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi
3. Untuk lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) khususnya di Kota Jambi
agar dapat membuat program yang programnya mengarah pada
85
pemberdayagunaan agar lebih bermanfaat dan lebih besar dalam hal yang
dihasilkan dan yang menerimanya.
4. Untuk lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Kota Jambi agar dapat
menambah SDM dari sisi kerelawanan di bidang Filantropi seperti
ZISWAF salah satunya wakaf agar dapat lebih maksimal dalam
menghimpun dana hingga implementasi program bagi para penerima
manfaat.
5. Dapat terus menjaga loyalitas donatur dan terciptanya kerjasama yang
baru agar mendapatkan kesempatan dan pendanaan yang dapat
dimaksimalkan untuk program yang kurang aktif dan telah dilaksanakan.
86
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an:
Al-Qur‟an Dan Terjemahnya Juz 1s/d 30, n.d
Buku :
Abu Azam Al Hadi. Fikih Muamalah Kontemporer. Cet. 2. Depok: Rajawali Pers, 2019.
Badan Wakaf Indonesia (BWI). Fenomena Wakaf Di Indonesia: Tantangan Menuju
Wakaf Produktif. 2018th ed. Badan Wakaf Indonesia, n.d.
Fahruroji. Wakaf Kontemporer. Badan Wakaf Indonesia, 2019.
Ghofur, Abdul. Tiga Kunci Fundraising: Sukses Membangun Lembaga Nirlaba. 2018th
ed. Jakarta, n.d.
Huda, Miftahul. Mengalirkan Manfaat Wakaf Potret Perkembangan Hukum Dan Tata
Kelola Wakaf Di Indonesia. 2015th ed. Gramata Publishing, n.d.
Kartika Sari, Elsi. Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf. 2007th ed. Jakarta, n.d.
Kasdi, Abdurrohman. Fiqih Wakaf Dari Wakaf Klasik Hingga Wakaf Produktif. Februari
2017. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, n.d.
Latief, Hilman. Melayani Umat Filantropi Islam Dan Ideologi Kesejahteraan Kaum
Modernis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, n.d.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. CET. 38. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya, 2018.
“Manajemen Fundraising Dalam Penghimpunan Harta Wakaf (1) Badan Wakaf
Indonesia.Html,” n.d.
Radiana Dhewayani, Jaharuddin. Manajemen Wakaf Dalam Regulasi Wakaf Di
Indonesia. 2020th ed., n.d.
Radiana Dhewayani, Jaharuddin.. Pengelolaan Wakaf Era Sharing Economy & Financial
Technology Pada Generasi Millenials. Digital 2010. Yogyakarta: Hikam Pustaka,
n.d.
Rozalinda. Ekonomi Islam Teori Dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi. Cet. 1.
Depok: PT. RajaGrafindo Persada, 2017.
Rozalinda. Manajemen Wakaf Produktif. Cet. 1. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Solihin, Ismail. Pengantar Manajemen. Bandung, Oktober.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D. Ke-2. Bandung: Alfabeta, 2020.
Social Trust Fund (STF) UIN Syarif Hidayatullah. Fenomena Praktik Filantropi
Masyarakat Muslim Dalam Kerangka Keadilan Sosial Di Indonesia. 26 Maret
2018. Jakarta, n.d.
Jurnal:
Berakon, Izra, Agus Irsad, Nuha Hanif, and Hikmatul Fisa. “E-Payment Inovasi Layanan
Penghimpunan Dan Redistribusi Wakaf Uang Berbasis Online Dalam Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia” 2 (January 1, 2017): 26–41.
Mu‟is, Ahmad, and Binti Hamidah. “Penerapan Wakaf Uang Secara Profesional Menurut
Hukum Islam (Application of Cash Waqf in Good Governance).” Qawãnïn:
Journal of Economic Syaria Law 4 (April 17, 2020): 121–37.
https://doi.org/10.30762/q.v4i1.2058.
Muntaqo, Firman. “Problematika Dan Prospek Wakaf Produktif Di Indonesia.” Al-Ahkam
1, no. 25 (April 25, 2015): https://doi.org/10.21580/ahkam.2015.1.25.195.
87
Setyani, Aisyah Ekawati. “Efektivitas Strategi Fundraising Wakaf Berbasis Wakaf Online
Di Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap Yogyakarta,” n.d., 26.
Wahyuni, Sri, and Septiana Indriani Kusumaningrum. “Jatsiyah Financing System :
Fintech Berbasis Waqaf-Crowdfunding untuk Tercapainya Kemaslahatan
Nelayan ABK.” Dinar : Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam 6, no. 1 (January
31, 2019): 38–53. https://doi.org/10.21107/dinar.v6i1.6469.
Lailiyah Qotrunnada, Muchammad Saifuddin. "Model Manajemen Fundrising
Wakaf di Surabaya (Studi di Yayasan Dana Sosial Al-Falah, Perbandingan
Wakaf Selangor, BWI dan Wakaf Global", Management of Zakat and
Waqf Journal (MAZAWA) Vol. 2, No.1, September 2020
Ning Karnawijaya, Deshinta Maharani. "Identifikasi Kendala dalam Strategi
Fundraising Wakaf Online di Global Wakaf Surakarta", Vol. 1, No. 2, Tahun
2020
Irma Nuraeni. "Pemberdayaan Potensi Sosial Masyarakat Muslim Melalui Yayasan Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Bandung" (Juni 2018, Volume 18, No.1, 2018, 85-104)
Web dan Wawancara:
“Aksi Cepat Tanggap - Lembaga Kemanusiaan.Html,” n.d.
“Hasil Wawancara Bersama Branch Manager, 29 Maret 2021 Pukul 12.35-13.30 WIB,”
n.d.
“Hasil Wawancara Bersama Masyarakat Kota Jambi, Jelutung. 14 Februari 2021 Pukul
10.34 WIB,” n.d.
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Marcom, 01 Februari 2021,” n.d.
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Marcom, 28 Oktober 2020 Di Kantor Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Jambi,” n.d.
“Hasil Wawancara Bersama Staff Head of Partnership, 13 Maret 2021 Pukul 12.30-13.30
WIB,” n.d.
“Manajemen Fundraising Dalam Penghimpunan Harta Wakaf (1) Badan Wakaf
Indonesia.Html,” n.d.
Wakaf, Global. “Global Wakaf.” Global Wakaf. Accessed November 6, 2020.
https://www.globalwakaf.com/.
88
LAMPIRAN 1
DAFTAR WAWANCARA DAN OBSERVASI
Pertanyaan bersifat umum:
1. Bagaimana sejarah awal berdirinya Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)
di Jambi?
2. Apa visi dan misi dari Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi?
3. Bagaimana mekanisme pelakasanaan program ACT, apakah diatur
langsung oleh pusat ataukah tergantung cabang kantor?
4. Apakah fokus bantuan di Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
hanya untuk masyarakat Jambi?
5. Adakah pemberian reward terhadap pengurus/karyawan?
Pertanyaan bersifat khusus:
A. Perencanaan (Planning)
1. Apa saja program-program wakaf yang telah disusun dan dijalankan
oleh Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi?
2. Siapa yang bertugas menghimpun donasi para muwakif?
3. Apa saja strategi manajemen fundraising wakaf berbasis wakaf online
yang dilakukan oleh Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi?
4. Bagaimana prosedur dan mekanisme penghimpunan (fundraising)
wakaf berbasis wakaf online di Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Jambi?
5. Apa kendala dan hambatan dalam pengelolaan fundraising wakaf
berbasis wakaf online hingga saat ini?
B. Pengorganisasian (Organizing)
1. Bagaimana job description khususnya bidang marketing
communication ( Marcom) pada Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Jambi?
2. Apakah ada aturan setiap pengurus Lembaga Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi untuk diharuskan berwakaf juga di lembaga tersebut?
89
3. Apakah pengurus di Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
mendapatkan pelatihan khusus terkait wakaf?
4. Adakah pemberian reward terhadap pengurus/karyawan?
5. Bagaimana biasanya dalam memotivasi kinerja para pengurus? Apa
ada kegiatan tertentu yang diadakan?
C. Kepemimpinan (Leading)
1. Bagaimana proses/alur berwakaf di Lembaga Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Jambi, khususnya wakaf berbasis online?
2. Bagaimana bentuk sosialisasi Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Jambi dalam menarik minat wakif agar bersedia mewakafkan
hartanya?
D. Pengawasan (Controlling)
1. Bagaimana bentuk pengawasan terhadap Lembaga Aksi Cepat
Tanggap (ACT) Jambi khususnya wakaf berbasis wakaf online?
2. Apakah terdapat kendala dalam pengawasan tersebut?
3. Bagaimana evaluasi yang diterapkan terhadap strategi manajemen
fundraising wakaf berbasis online tersebut?
Pertanyaan seputar Wakaf :
1. Bagaimana manajemen fundraising wakaf berbasis wakaf online di
Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi?
a. Bagaimana proses atau mekanisme sebuah program wakaf
online akan dijalankan? (sosialisasi seperti apa dalam menarik
minat pewakif)
b. Melalui media sosial apa saja? Bekerja sama dengan lembaga
mana saja?
c. Apa kendala yang dihadapi baik dari pengurus maupun wakif
dalam pelaksanaan wakaf berbasis wakaf online ini?
Bagaimana upaya dalam menghadapi kendala tersebut?
90
DOKUMENTASI
Wawancara bersama Branch Manager Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
Wawancara bersama Tim Partnership Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
Wawancara bersama Staff of Head Marketing Communication
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
91
Wawancara bersama masyarakat di Jelutung
92
Contoh postingan dimedia sosial Instagram
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jambi
93
94
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Dina Widiastuti
NIM : 501171552
Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 16 Juli 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Suak Kandis, RT.14, Kel. Muara Kumpeh, Kec.
Kumpeh Ulu, Kab. Muaro Jambi
No. Telp/Hp : 082377356751
Nama ayah : Salahudin
Nama Ibu : Wagi Astuti
B. Riwayat Pendidikan
2004-2005 : TK Islam Baiturrahman Muara Kumpeh
2005-2011 : SDN 24/IX Desa Pudak
2011-2014 : MTs.N Sijenjang Kota Jambi
2014-2017 : MAN 2 Kota Jambi
C. Pengalaman Magang/Pelatihan
2017-2018 : Nusa Persada Pusat Pengembangan Aktif
Berbahasa Inggris, Thehok Kota Jambi
2020 : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) Kota Jambi
2020 : Enumerator Program Wakaf Data Pendayagunaan
Masjid dan Dakwah Ekonomi Islam Indonesia,
KA-FoSSEI, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES),
95
Forum Silaturrahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI)
D. Organisasi/Komunitas
2019 : Generasi Baru Indonesia (GenBI) Jambi
2019-2020 : Badan Penguru Harian KSEI Al-Fath FEBI UIN
STS Jambi
2019-2020 : Sekretaris Regional Divisi Keilmuan FoSSEI
Sumbagteng
2018-2020 : Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Al-Fath
FEBI UIN STS Jambi
2018-2020 : Kelompok Studi Pasar Modal Syariah (KSPM)
UIN STS Jambi
2020 : Tim Riset dan Kajian Muslimah Financial Literate
2020 : Bidang Keilmuan FoSSEI Komisariat Jambi
2021 : Content Writer Ruangcerita.id
E. MOTTO Hidup
Even when you are hurt and fall, keep running toward your dreams
13