keefektifan metode eksperimen terhadap hasil belajar ipa...

69
KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS ABIYASA KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Tri Wahyu Kristianingsih 1401412135 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: vanxuyen

Post on 17-Aug-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS V SDN GUGUS ABIYASA

KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Tri Wahyu Kristianingsih

1401412135

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

ii

Page 3: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

iii

Page 4: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

iv

Page 5: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO 1. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti

pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya (Mazmur

126: 6)

2. Pray as though everything depended on God. Work as though everything

depended on you (St. Augustine)

3. Yen pengin mulya, sing gasik! (Suyoto Harjo Sukarto)

PERSEMBAHAN Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini peneliti

persembahkan untuk:

Bapak Sutomo dan ibu Jumiyatun selaku orangtua

Page 6: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

vi

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-

Nya, peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Keefektifan

Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Gugus

Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang” dengan baik untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri

Semarang.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang;

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan;

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar;

4. Drs. Mujiyono, M.Pd., dosen pembimbing I;

5. Dra. Wahyuningsih, M.Pd., dosen pembimbing II;

6. Suwarni, S.Pd., kepala sekolah SDN Rogomulyo 01 dan SDN Rogomulyo 02;

7. Suyono, S.Pd., guru kelas V SDN Rogomulyo 02;

8. Rustiyana, S.Pd., guru kelas V SDN Rogomulyo 01.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini tidak sempurna. Sehingga kritik

dan saran yang bersifat membangun diperlukan untuk perbaikan selanjutnya.

Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan

perkembangan pendidikan umumnya.

Semarang, September 2016

Peneliti

Page 7: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

vii

ABSTRAK

Kristianingsih, Tri Wahyu. 2016. Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs.

Mujiyono, M.Pd., Pembimbing II: Dra. Wahyuningsih, M.Pd.

Pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya dimulai dari yang konkret

ke abstrak, dari mudah ke sukar, dan dari sederhana ke rumit melalui kerja ilmiah,

sehingga membantu siswa dalam memahami konsep pembelajaran. Metode

pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode eksperimen dan metode

demonstrasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) keefektifan penggunaan

metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA; 2) keefektifan penggunaan metode

eksperimen terhadap hasil belajar IPA; 3) metode eksperimen lebih efektif

daripada penggunaan metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA.

Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental dengan bentuk

nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi pada penelitian ini

adalah siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling.

Terpilih SDN Rogomulyo 02 sebagai kelas eksperimen dan SDN Rogomulyo 01

sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode

dokumentasi dan metode tes. Analisis data menggunakan uji proporsi, uji

perbedaan rata-rata dan uji Gain dan uji Gain ternormalisasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) zhitung > ztabel (2,065591 > 1,64),

artinya metode demonstrasi efektif terhadap hasil belajar IPA; 2) harga zhitung >

ztabel (1,805788 > 1,64), artinya metode eksperimen efektif terhadap hasil belajar

IPA; 3) harga thitung > ttabel (3,83807 > 1,671), artinya rata-rata hasil belajar kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol yang didukung dengan harga thitung >ttabel (3,42138 > 1,671) pada data gain dan harga thitung > ttabel (6,33505 > 1,671)

pada data gain ternormalisasi yang menunjukkan bahwa penggunaan metode

eksperimen lebih efektif daripada metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) metode

demonstrasi efektif terhadap hasil belajar IPA; 2) metode eksperimen efektif

terhadap hasil belajar IPA; 3) metode eksperimen lebih efektif daripada metode

demonstrasi terhadap hasil belajar IPA. Metode eksperimen diharapkan dapat

dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat dipilih

untuk topik-topik tertentu dalam pembelajaran IPA.

Kata Kunci : hasil belajar IPA; metode demonstrasi; metode eksperimen

Page 8: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

PENGESAHAN KELULUSAN.................................................................. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

PRAKATA .................................................................................................. vi

ABSTRAK................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 11

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 11

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 12

1.4.1 Manfaat Teoretis ........................................................................... 12

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 14

2.1 Kajian Teori .................................................................................. 14

2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ................................................. 14

2.1.2 Hasil Belajar ................................................................................. 23

2.1.3 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ......................................... 26

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar ........................... 27

2.1.5 Metode Pembelajaran .................................................................... 30

2.1.5.1 Pengertian Metode Pembelajaran .................................................. 30

2.1.5.2 Kedudukan Metode dalam Pembelajaran ....................................... 31

2.1.5.3 Metode Demonstrasi ..................................................................... 32

Page 9: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

ix

2.1.5.4 Metode Eksperimen ...................................................................... 34

2.1.6 Teori Belajar IPA .......................................................................... 38

2.1.6.1 Teori Piaget .................................................................................. 38

2.1.6.2 Teori Konstruktivisme .................................................................. 39

2.1.6.3 Teori Vygotsky ............................................................................. 40

2.2 Kajian Empiris .............................................................................. 41

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................ 44

2.4 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 47

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 47

3.2 Prosedur Penelitian ....................................................................... 48

3.2.1 Tahap Observasi dan Perencanaan ................................................ 48

3.2.2 Tahap Pelaksanaan ........................................................................ 49

3.2.3 Tahap Analisis Data ...................................................................... 50

3.2.4 Tahap Penyusunan Laporan .......................................................... 50

3.2.5 Tahap Evaluasi ............................................................................. 50

3.3 Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 51

3.3.1 Subyek Penelitian ......................................................................... 51

3.3.2 Lokasi Penelitian........................................................................... 51

3.3.3 Waktu Penelitian ........................................................................... 51

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 51

3.4.1 Populasi ........................................................................................ 51

3.4.2 Sampel .......................................................................................... 52

3.5 Variabel Penelitian ........................................................................ 54

3.5.1 Variabel Bebas .............................................................................. 54

3.5.2 Variabel Terikat ............................................................................ 54

3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 55

3.6.1 Metode Dokumentasi .................................................................... 55

3.6.2 Metode Tes ................................................................................... 56

3.7 Uji Coba Instrumen, Validitas dan Reliabilitas .............................. 56

3.7.1 Validitas ....................................................................................... 57

Page 10: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

x

3.7.2 Reliabilitas .................................................................................... 59

3.7.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal ....................................................... 60

3.7.4 Daya Pembeda Soal ...................................................................... 61

3.8 Analisis Data ................................................................................ 63

3.8.1 Analisis Data Awal ....................................................................... 63

3.8.1.1 Analisis Data UAS ........................................................................ 64

3.8.1.1.1 Uji Normalitas .............................................................................. 64

3.8.1.1.2 Uji Homogenitas ........................................................................... 65

3.8.1.2 Analisis Data Tes Awal ................................................................. 66

3.8.1.2.1 Uji Normalitas .............................................................................. 67

3.8.1.2.2 Uji Homogenitas ........................................................................... 67

3.8.1.2.3 Uji Kesamaan Rata-Rata .............................................................. 67

3.8.2 Analisis Data Akhir....................................................................... 69

3.8.2.1 Uji Normalitas .............................................................................. 69

3.8.2.2 Uji Homogenitas ........................................................................... 69

3.8.2.3 Uji Hipotesis 1 .............................................................................. 69

3.8.2.4 Uji Hipotesis 2 .............................................................................. 70

3.8.2.5 Uji Hipotesis 3 .............................................................................. 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 75

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 75

4.1.1 Analisis Data Awal ....................................................................... 76

4.1.1.1 Analisis Data UAS ........................................................................ 76

4.1.1.1.1 Uji Normalitas .............................................................................. 76

4.1.1.1.2 Uji Homogenitas ........................................................................... 77

4.1.1.2 Analisis Data Tes Awal ................................................................. 78

4.1.1.2.1 Uji Normalitas .............................................................................. 79

4.1.1.2.2 Uji Homogenitas ........................................................................... 79

4.1.1.2.3 Uji Kesamaan Rata-Rata .............................................................. 79

4.1.2 Analisis Data Akhir....................................................................... 80

4.1.2.1 Uji Normalitas .............................................................................. 81

4.1.2.2 Uji Homogenitas ........................................................................... 81

Page 11: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

xi

4.1.2.3 Uji Hipotesis 1 .............................................................................. 82

4.1.2.4 Uji Hipotesis 2 .............................................................................. 82

4.1.2.5 Uji Hipotesis 3 .............................................................................. 83

4.2 Pembahasan .................................................................................. 87

4.2.1 Pemaknaan Temuan ...................................................................... 88

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ............................................................. 99

4.2.2.1 Implikasi Teoretis ......................................................................... 99

4.2.2.2 Implikasi Praktis ........................................................................... 100

4.2.2.3 Implikasi Pedagogis ...................................................................... 102

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 104

5.1 Simpulan....................................................................................... 104

5.2 Saran............................................................................................. 105

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 106

LAMPIRAN ................................................................................................ 110

Page 12: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ..................................................................... 52

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Soal .............................................................. 59

Tabel 3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Coba ............... 61

Tabel 3.4 Hasil Penghitungan Daya Pembeda Soal ..................................... 63

Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Gain ............................................................. 74

Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Gain Ternormalisasi ..................................... 74

Tabel 4.1 Nilai UAS IPA kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 ....................... 76

Tabel 4.2 Hasil Tes Awal Siswa Sebelum Pembelajaran ............................ 78

Tabel 4.3 Hasil Tes Akhir Siswa Setelah Pembelajaran .............................. 80

Tabel 4.4 Data Nilai Tes Awal dan Tes Akhir pada Siswa Kelas V ............ 84

Tabel 4.5 Hasil penghitungan Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .. 84

Tabel 4.6 Perbandingan Gain Ternormalisasi Hasil Belajar IPA Siswa pada

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................... 86

Page 13: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir Penelitian ............................................. 45

Bagan 3.1 Hubungan Antarvariabel ............................................................ 55

Page 14: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitan ..................................................................... 47

Gambar 4.1 Histogram Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siswa ... 96

Page 15: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman ....................................................................................... 110

Lampiran 1 Daftar Nilai UAS IPA Semester 1 .......................................... 111

Lampiran 2 Uji Normalitas Nilai UAS ...................................................... 113

Lampiran 3 Uji Homogenitas Nilai UAS ................................................... 120

Lampiran 4 Lembar Validasi Ahli Soal Uji Coba ...................................... 122

Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Uji Coba ........................................................... 127

Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ................................................ 130

Lampiran 7 Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat

Kesukaran, Daya Pembeda ..................................................... 131

Lampiran 8 Penghitungan Validitas ........................................................... 135

Lampiran 9 Penghitungan Reliabilitas ....................................................... 137

Lampiran 10 Penghitungan Tingkat Kesukaran ........................................... 138

Lampiran 11 Penghitungan Daya Pembeda ................................................. 139

Lampiran 12 Kisi-kisi Soal Penelitian ......................................................... 141

Lampiran 13 Kunci Jawaban Soal Penelitian ............................................... 144

Lampiran 14 Data Nilai Tes Awal ............................................................... 145

Lampiran 15 Uji Normalitas Nilai Tes Awal ............................................... 146

Lampiran 16 Uji Homogenitas Nilai Tes Awal ............................................ 149

Lampiran 17 Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal ................................. 150

Lampiran 18 Silabus Kelas Eksperimen ...................................................... 151

Lampiran 19 Silabus Kelas Kontrol ............................................................. 158

Lampiran 20 Perangkat Pembelajaran IPA Kelas Eksperimen ..................... 163

Lampiran 21 Perangkat Pembelajaran IPA Kelas Kontrol ........................... 180

Lampiran 22 Data Nilai Tes Akhir .............................................................. 197

Lampiran 23 Uji Normalitas Nilai Tes Akhir............................................... 198

Lampiran 24 Uji Homogenitas Nilai Tes Akhir ........................................... 201

Lampiran 25 Uji Hipotesis 1 ....................................................................... 202

Lampiran 26 Uji Hipotesis 2 ....................................................................... 203

Page 16: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

xvi

Lampiran 27 Uji Hipotesis 3 ....................................................................... 204

Lampiran 28 Uji Gain Kelas Eksperimen .................................................... 205

Lampiran 29 Uji Gain Kelas Kontrol .......................................................... 206

Lampiran 30 Uji Homogenitas Data Gain ................................................... 207

Lampiran 31 Uji t Data Gain....................................................................... 208

Lampiran 32 Uji Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen ............................ 209

Lampiran 33 Uji Gain Ternormalisasi Kelas Kontrol .................................. 210

Lampiran 34 Uji Homogenitas Data Gain Ternormalisasi ........................... 211

Lampiran 35 Uji t Data Gain Ternormalisasi ............................................... 212

Lampiran 36 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 213

Lampiran 37 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ..................................... 215

Page 17: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman di era globalisasi seperti saat ini menuntut adanya

sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Kualitas sumber daya manusia yang

tinggi merupakan syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Cara untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah melalui pendidikan.

Oleh karena itu pemerintah senantiasa mengusahakan peningkatan mutu

pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Sesuai dengan UU

Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Perlu adanya pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tersebut. Pedoman yang dimaksud adalah kurikulum

yang memuat seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan. Selanjutnya dalam Pasal 37 Ayat 1

kurikulum pendidikan dasar dan menengah salah satunya wajib memuat mata

Page 18: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

2

pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA harus mencakup beberapa standar kompetensi

dan kompetensi dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar SD/MI yang

tercantum dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk

SD/MI, mata pelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi

wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi dasar agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Di tingkat SD/MI mata pelajaran IPA

diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk

merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan

kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Oleh karena itu mata pelajaran IPA

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia

melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA

perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap

lingkungan.

Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI adalah siswa memiliki kemampuan

sebagai berikut: 1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, 2)

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

Page 19: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

3

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3)

mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan, 4) mengembangkan rasa ingin

tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, 5)

meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam, 6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai

alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, 7) memperoleh

bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (BSNP, 2006: 162).

Adapun Ruang lingkup bahan kajian mata pelajaran IPA di SD/MI

menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi meliputi aspek-

aspek yaitu: 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan, 2) benda/materi,

sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, 3) energi dan

perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat

sederhana, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Untuk mencapai tujuan mata pelajaran IPA sesuai yang diharapkan pada

standar isi, penyajian pembelajaran IPA di tingkat SD/MI harus dimulai dari yang

konkret ke abstrak, dari mudah ke sukar, dan dari sederhana ke rumit.

Pembelajaran IPA dapat dilakukan melalui kerja ilmiah, sehingga membantu

siswa dalam memahami konsep pembelajaran. Dalam hal ini peran guru dalam

Page 20: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

4

pembelajaran IPA sangat penting. Guru harus dapat merancang pembelajaran

yang inovatif. Guru hendaknya menggunakan metode maupun model yang

menarik perhatian siswa untuk terlibat dan berperan aktif dalam pembelajaran

sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

Tetapi pada kenyataannya, pembelajaran IPA yang diharapkan tersebut

belum sepenuhnya terwujud. Berdasarkan temuan Depdiknas (2007: 16) dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan

pembelajaran IPA baik dari kelas 1 sampai kelas 6 berhubungan dengan kerja

ilmiah yang masih minim sekali diperkenalkan, padahal hal tersebut merupakan

ciri penting pada mata pelajaran IPA. Disini nampak bahwa kerja ilmiah IPA pada

pembelajaran sangat perlu ditingkatkan. Sebagaimana diketahui IPA merupakan

salah satu muatan pembelajaran yang cakupan materinya luas dan selalu

berkembang mengikuti perkembangan zaman.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian sains pada tingkat Internasional

yang diselenggarakan oleh Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD) dalam PISA (Programme for International Student

Assessment) menunjukkan bahwa pada tahun 2012 jumlah negara yang

berpartisipasi sebanyak 65 negara, Indonesia berada pada peringkat 64. Rata-rata

skor prestasi sains 382, masih berada signifikan di bawah skor rata-rata

internasional yaitu 501. Skor yang dicapai oleh siswa Indonesia kurang lebih

terletak di sekitar angka 400. Hal ini berarti siswa-siswa Indonesia diduga baru

mampu mengingat pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana. Bukti lain

dapat dilihat dari hasil mengikuti TIMSS (Trends in International Mathematic

Page 21: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

5

and Science Study) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa untuk bidang sains,

Indonesia berada di urutan ke-40 dengan skor 406 dari 42 negara. Skor ini

tergolong ke dalam katagori low benchmark artinya siswa baru mengenal

beberapa konsep mendasar dalam Fisika dan Biologi.

Permasalahan juga terjadi pada beberapa SDN di Gugus Abiyasa

Kaliwungu Kabupaten Semarang. Antara lain di SDN Kaliwungu 01, SDN

Kaliwungu 02, SDN Rogomulyo 01 dan SDN Rogomulyo 02. Berdasarkan

wawancara tidak terstruktur dan observasi awal yang dilakukan peneliti di SDN

yang ada di Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang, beberapa guru kelas

V menyatakan sudah menerapkan metode pembelajaran inovatif pada

pembelajaran IPA yang memerlukan praktik kerja ilmiah dengan menerapkan

metode demonstrasi. Tetapi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode

demonstrasi di SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang tersebut

kurang maksimal karena belum mengaktifkan dan melibatkan siswanya dalam

proses pembelajaran. Guru masih memberikan informasi dan hanya sedikit

memberikan kesempatan siswa untuk ikut terlibat aktif dalam pembelajaran.

Sebagian besar siswa hanya memperhatikan pelaksanaan demonstrasi yang

dilakukan guru dan mencatat hal-hal yang penting. Selain itu karena jumlah siswa

yang banyak, siswa merasa kesulitan melihat dengan jelas pelaksanaan

demonstrasi sehingga hasilnya kurang maksimal. Keadaan tersebut

mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPA dan

kurangnya keaktifan siswa pada saat pembelajaran.

Page 22: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

6

Pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh guru ternyata belum diikuti

dengan hasil belajar yang memuaskan, hal tersebut didukung dengan data

perolehan hasil UAS IPA siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu

Kabupaten Semarang semester 1 tahun pelajaran 2015/2016, SDN Kaliwungu 01

sebanyak 7 (47%) siswa dari 15 siswa belum tuntas dalam belajar, dan 8 (53%)

siswa telah tuntas dalam belajar, SDN Kaliwungu 02 sebanyak 9 (32%) siswa dari

28 belum tuntas dalam belajar, dan 19 (68%) siswa telah tuntas dalam belajar,

SDN Kaliwungu 03 sebanyak 5 (39%) siswa dari 13 siswa belum tuntas dalam

belajar, dan 8 (61%) siswa telah tuntas dalam belajar, SDN Kaliwungu 04

sebanyak 3 (30%) siswa dari 10 siswa belum tuntas dalam belajar, dan 7 (70%)

siswa siswa telah tuntas dalam belajar, SDN Kaliwungu 05 sebanyak 8 (50%)

siswa dari 16 siswa belum tuntas dalam belajar, dan 8 (50%) siswa telah tuntas

dalam belajar, SDN Rogomulyo 01 sebanyak 11 (55%) siswa dari 20 siswa belum

tuntas dalam belajar, dan 9 (45%) siswa telah tuntas dalam belajar, SDN

Rogomulyo 02 sebanyak 13 (57%) siswa dari 23 siswa belum tuntas dalam

belajar, dan 10 (43%) siswa telah tuntas dalam belajar. Berdasarkan fakta tersebut,

peneliti memilih SDN di Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang untuk

dijadikan sebagai obyek penelitian karena ingin memecahkan permasalahan

pembelajaran yang terjadi.

Penggunaan metode pembelajaran IPA yang inovatif diharapkan akan

lebih menyenangkan dan memberikan peluang bagi siswa berperan aktif untuk

terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan.

Menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2015: 144) metode pembelajaran inovatif

Page 23: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

7

yang sesuai digunakan pada pembelajaran IPA antara lain: metode ceramah,

metode diskusi-presentasi, metode demonstrasi, metode simulasi dan role playing,

metode simulasi dengan virtual laboratory, dan metode eksperimen. Alternatif

metode pembelajaran inovatif pada pembelajaran IPA yang dipilih dan

dikembangkan selain metode pembelajaran inovatif demonstrasi pada penelitian

ini adalah metode pembelajaran eksperimen. Kedua metode tersebut cocok

diterapkan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di SDN

Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang, tetapi dalam hal ini belum

diketahui mana yang lebih efektif antara kedua metode tersebut. Oleh karena itu

peneliti ingin mengetahui keefektifan dari kedua metode tersebut pada

pembelajaran IPA. Peneliti menetapkan SDN Rogomulyo 01 dan SDN

Rogomulyo 02 sebagai sasaran subyek pada penelitian. Hal ini dikarenakan

karakateristik yang dimiliki kedua SDN tersebut yang hampir sama dilihat dari

karakteristik siswa dan guru, jumlah siswa yang sebanding, fasilitas sekolah yang

dimiliki, serta sumber belajar siswa yang hampir sama.

Metode eksperimen merupakan metode yang hampir mirip dengan metode

demonstrasi yang selama ini diterapkan oleh guru kelas V di SDN Gugus Abiyasa

Kaliwungu Kabupaten Semarang. Perbedaannya terletak pada pelaksananya, pada

metode demonstrasi pelaksana percobaan adalah guru dan siswa hanya

mengamati, sedangkan pada metode eksperimen pelaksana percobaan adalah

siswa dan guru hanya mengawasi proses percobaan yang dilakukan siswa untuk

menghindari terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa.

Page 24: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

8

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan

pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan

sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses (Anitah, 2009: 5.25).

Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki

keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan

tertentu seperti kegiatan sesungguhnya (Aqib, 2013:104). Menurut Wisudawati

dan Sulistyowati (2015: 149) metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan

dan kelemahan. Kelebihan penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran

adalah: 1) Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau

sistem kerja, mekanisme kerja dan langkah-langkah suatu konsep yang merupakan

materi dari pembelajaran IPA; 2) Memudahkan dalam memberikan berbagai jenis

penjelasan tentang konsep IPA; 3) Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil

ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan

menghadirkan objek yang sebenarnya. Selanjutnya kelemahan dari metode

demonstrasi, yaitu: 1) Siswa terkadang sukar melihat demonstrasi dengan jelas

jika dilaksanakan dalam kelas yang besar; 2) Tidak semua benda dapat

didemonstrasikan; dan 3) Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh guru yang

kurang menguasai materi.

Metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang

melibatkan siswa bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan

laboratorium, secara perorangan maupun kelompok (Mulyasa, 2015: 110). Siswa

dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari

suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu

Page 25: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

9

(Djamarah dan Zain, 2010: 84). Menurut Putra (2013: 138) metode eksperimen

memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan penerapan metode

eksperimen dalam pembelajaran adalah: 1) Dapat membuat siswa lebih percaya

diri atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada

hanya menerima dari guru atau buku; 2) Siswa dapat mengembangkan sikap atau

mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu dan teknologi; 3) Siswa memperoleh

pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen; 4) Siswa terlibat

aktif dalam mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan saat percobaan;

5) Siswa dapat melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah; 6)

Siswa memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif, realitas,

dan menghilangkan verbalisme; 7) Siswa lebih aktif berpikir dan berbuat serta

lebih aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru; dan 8) Siswa membuktikan

sendiri kebenaran suatu teori. Selain kelebihan, metode eksperimen juga memiliki

beberapa kelemahan sebagai berikut: 1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan

tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan eksperimen; 2) Jika eksperimen

memerlukan jangka waktu yang lama, siswa harus menanti untuk melanjutkan

pelajaran; 3) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru

dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan; 4)

Kurang berpengalamannya dalam melakukan eksperimen akan mempersulit guru

dan siswa ketika pelaksanaan.

Penelitian yang mendukung dalam pemecahan masalah ini adalah

penelitian Suasih, dkk pada tahun 2015 tentang pengaruh metode eksperimen

terhadap disiplin belajar dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa

Page 26: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

10

kelas V SD yang menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen

berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SD.

Penelitian lain yang mendukung dalam pemecahan masalah ini adalah

penelitian Kusmawati pada tahun 2012 tentang upaya meningkatkan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam materi Tata Surya melalui metode demonstrasi pada

siswa kelas VI SD yang menunjukkan bahwa penggunaan metode demonstrasi

dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI di SD.

Selain kedua penelitian di atas, penelitian yang juga mendukung dalam

pemecahan masalah ini adalah penelitian Cardak, Et.al tahun 2007 yang berkaitan

dengan Effect of the Usage of Laboratory Method in Primary School Education

for the Achievement of the Students’ Learning dapat disimpulkan metode

eksperimen berbasis laboratorium efektif digunakan pada pembelajaran IPA

materi reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup kelas 6

sekolah dasar.

Berdasarkan analisis tersebut peneliti ingin memecahkan masalah dalam

pembelajaran IPA pada kelas V Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Peneliti ingin menguji keefektifan antara metode demonstrasi yang selama ini

diterapkan guru dengan metode eksperimen yang dipilih peneliti sebagai alternatif

lain dalam pembelajaran IPA melalui penelitian eksperimen dengan judul

Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN

Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Page 27: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

11

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1) Apakah penggunaan metode demonstrasi efektif terhadap hasil belajar IPA

pada siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang?

2) Apakah penggunaan metode eksperimen efektif terhadap hasil belajar IPA

pada siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang?

3) Apakah penggunaan metode eksperimen lebih efektif daripada penggunaan

metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN

Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian

ini adalah:

1) Untuk mengkaji keefektifan penggunaan metode demonstrasi terhadap hasil

belajar IPA pada siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten

Semarang.

2) Untuk mengkaji keefektifan penggunaan metode eksperimen terhadap hasil

belajar IPA pada siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten

Semarang.

3) Untuk membuktikan penggunaan metode eksperimen lebih efektif daripada

penggunaan metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas

V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Page 28: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

12

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat yang

ingin diperoleh adalah:

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian atau bahan referensi

yang memberikan gambaran mengenai penggunaan metode eksperimen dan

metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Sekolah

Memberikan masukan bagi sekolah untuk selalu melakukan inovasi dalam

rangka perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru sehingga tujuan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara optimal.

1.4.2.2 Bagi Guru

1) Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi guru tentang penggunaan

metode eksperimen dan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA.

2) Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran yang kreatif,

inovatif dan menyenangkan.

1.4.2.3 Bagi Siswa

1) Dengan menggunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi siswa

dapat lebih termotivasi untuk belajar IPA.

2) Dapat meningkatkan aktivitas dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

3) Dapat meningkatkan pemahaman siswa dan menggali potensi-potensi siswa

dalam pembelajaran IPA.

Page 29: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

13

1.4.2.4 Bagi Peneliti

1) Penelitian ini menambah wawasan peneliti tentang pelaksanaan pembelajaran

IPA dengan menggunakan metode eksperimen dan metode demonstrasi.

2) Mendapatkan pengalaman baru dan sarana sebagai acuan dalam pemilihan

metode yang tepat dalam pembelajaran ketika mengajar kelak.

Page 30: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan dua kata yang berbeda. Tetapi, kedua

kata ini sangat erat hubungannya satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari

istilah belajar sudah melekat dan tidak terpisahkan dengan kegiatan manusia

dalam memperoleh suatu hal untuk kebutuhan hidupnya. Untuk memahami

hakikat belajar, perlu diadopsi beberapa pengertian dan konsep belajar dari para

ahli antara lain:

1) Bower dan Hilgard (dalam Winataputra, 2008: 1.8)

Belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu

sebagai hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut tidak disebabkan oleh

insting, kematangan atau kelelahan dan kebiasaan.

2) Morgan (dalam Purwanto, 2007: 84)

Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap dalam tingkah

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.

3) Gagne (dalam Suprijono, 2012: 2)

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai

seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Page 31: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

15

4) Conbrach (dalam Sardiman, 2012: 20)

Lerning is shown by a change in behavior as a result of experience.

(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).

5) Reber (dalam Syah, 2008: 91)

a. Learning is the process of acquiring knowledge (belajar adalah proses

memperoleh pengetahuan).

b. Learning is a relatively permanent change in respons potentiality which

occurs as a result of reinforced practice (belajar merupakan suatu

perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil

latihan yang diperkuat).

6) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mempero-

leh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,

2010: 2).

7) Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan. Misalnya, dengan membaca, mengamati, mendengar-

kan, meniru, dan sebagainya (Hamdani, 2011: 21).

Dari pendapat-pendapat para ahli tersebut dapat dilihat bahwa konsep

tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu: a) belajar berkaitan dengan

perubahan tingkah laku, b) perubahan tingkah laku terjadi melalui proses

pengalaman, c) perubahan tingkah laku karena pengalaman bersifat relatif

permanen. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu proses yang terjadi pada individu yang ditandai dengan adanya perubahan

Page 32: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

16

tingkah laku yang bersifat permanen sebagai hasil pengalaman atau latihan untuk

memperoleh kecakapan dan pengetahuan.

Terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam kegiatan belajar.

Prinsip-prinsip belajar tersebut diperlukan agar dapat mengembangkan sikap

dalam menunjang peningkatan belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:42)

prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:

1) Perhatian dan motivasi

Perhatian dan motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan

belajar. Tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Melalui

motivasi akan membantu untuk menggerakkan dan mengarahkan aktivitas

seseorang.

2) Keaktifan

Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain. Belajar hanya

mungkin terjadi apabila anak aktif dan mengalami sendiri. Keaktifan

beranekaragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati

seperti: membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan serta kegiatan

psikis yang susah diamati seperti: berpikir dalam memecahkan masalah,

menyimpulkan hasil percobaan, dan membandingkan satu konsep dengan

konsep yang lain.

3) Keterlibatan langsung/berpengalaman

Belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa. Belajar adalah mengalami.

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati

Page 33: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

17

secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan,

dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

4) Pengulangan

Diperlukan latihan/pengulangan dalam belajar. Kegiatan pengulangan

diperlukan dalam belajar dengan tujuan melatih daya-daya jiwa serta untuk

membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.

5) Tantangan

Kegiatan belajar tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai, tetapi tentu

terdapat hambatan untuk mencapai tujuan belajar tersebut. Perlu adanya motif

untuk mengatasi hambatan tersebut. Untuk memunculkan motif yang kuat

dalam mengatasi hambatan diperlukan bahan belajar yang menantang

sehingga siswa dapat tertantang untuk mengatasinya.

6) Balikan dan penguatan

Prinsip balikan dan penguatan merupakan stimulus agar lebih

semangat dalam belajar. Balikan dan penguatan yang segera diperoleh siswa

setelah belajar akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan

bersemangat.

7) Perbedaan individual

Setiap orang merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua

orang yang sama persis, setiap orang memiliki perbedaan satu dengan yang

lainnya yang meliputi perbedaan karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-

sifatnya. Perbedaan individual tersebut berpengaruh pada cara dan hasil

belajar seseorang.

Page 34: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

18

Selain prinsip-prinsip yang diperlukan, belajar juga memiliki tujuan.

Tujuan merupakan hal yang sangat mendasar. Dalam belajar tujuan dapat

memberikan petunjuk dalam berperilaku. Menurut Sardiman (2012: 26) secara

umum tujuan belajar terdiri 3 jenis, yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan berkaitan dengan

kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir tidak dapat berkembang tanpa

adanya pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya

pengetahuan. Pemberian tugas akan menambah pengetahuan siswa sekaligus

akan menuntut siswa untuk mencari sendiri sehingga dapat mengembangkan

cara berpikir dalam memperkaya pengetahuannya.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan

tersebut bersifat jasmaniah dan rohaniah. Kedua keterampilan tersebut dapat

dididik dengan banyak melatih kemampuan siswa.

3) Pembentukan sikap

Tujuan belajar adalah membentuk sikap. Diperlukan kecakapan dalam

mengarahkan sikap, motivasi dan berpikir dengan memberikan teladan

ataupun pemodelan.

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri orang

yang belajar tesebut. Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang mempe-

ngaruhi belajar digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Page 35: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

19

1) Faktor Intern, yang terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor

kelelahan.

a) Faktor Jasmaniah

1. Faktor Kesehatan

Kesehatan seseorang berpengaruh pada belajarnya. Proses

belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya pun terganggu.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan

kesehatan badannya.

2. Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang

cacat belajarnya akan terganggu. Jika hal ini terjadi maka hendaknya

ia belajar pada lembaga pendidikan khusus.

b) Faktor Psikologis meliputi: Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan.

c) Faktor Kelelahan

Kelelahan dipisahkan menjadi kelelahan jasmani dan rohani.

Kelelahan jasmani terlihat dari lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan

untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani terlihat dari kelesuan dan

kebosanan.

2) Faktor Ekstern, yang terdiri dari faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

a) Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,

dan latar belakang kebudayaan.

Page 36: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

20

b) Faktor sekolah meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

Proses belajar tersebut dapat diperoleh karena adanya kegiatan

pembelajaran. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 20

tentang sistem pendidikan nasional, pembelajaran adalah proses interaksi siswa

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan

intensitas dan kualitas belajar pada diri siswa (Winataputra, 2008: 1.18).

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

guru untuk mengarahkan siswa dalam proses belajar agar tercapai tujuan yang

diharapkan (Trianto, 2013: 17). Selanjutnya Putra (2013: 17) pembelajaran tidak

semata-mata menyampaikan materi sesuai dengan target kurikulum, tanpa

memperhatikan kondisi siswa, tetapi juga terkait dengan unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi demi

mencapai tujuan pembelajaran.

Dari beberapa pengertian pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli

tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi

siswa dan sumber belajar yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas belajar

siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Page 37: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

21

Apabila ditinjau dari pendekatan sistem, dalam proses pembelajaran

melibatkan berbagai komponen. Menurut Hamdani (2011: 47) komponen-

komponen berdasarkan pendekatan sistem tersebut meliputi: tujuan, subyek

belajar, materi pelajaran, strategi, media, evaluasi dan penunjang.

1) Tujuan

Dalam kegiatan pembelajaran, diupayakan pencapaian tujuan yang

berupa pengetahuan, dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan dalam

tujuan pembelajaran khusus (TPK). TPK dirumuskan untuk mempermudah

dalam menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat.

2) Subyek Belajar

Subyek belajar merupakan komponen utama dalam sistem

pembelajaran karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek. Sebagai

subyek karena siswa adalah individu yang melakukan proses pembelajaran,

sedangkan sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat

mencapai perubahan perilaku pada diri subyek belajar.

3) Materi Pelajaran

Materi pelajaran yang komperhensif, terorganisasi secara sitematis

dan dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh terhadap intensitas proses

pembelajaran.

4) Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses

pembelajaran yang diyakini keefektifannya untuk mencapai tujuan

Page 38: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

22

pembelajaran. Untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat harus

mempertimbangkan tujuan, karakteristik siswa dan materi pelajaran.

5) Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan alat/wahana yang digunakan pendidik

dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pada

pembelajaran. Media merupakan komponen dalam sistem pembelajaran yang

berfungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran.

6) Penunjang

Penunjang dalam pembelajaran meliputi: fasilitas dalam belajar, buku

sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran. Komponen penunjang berfungsi

memperlancar, melengkapi dan mempermudah proses pembelajaran.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.

Menurut Sanjaya (2014: 52) faktor-faktor tersebut meliputi faktor guru, faktor

siswa, sarana, alat dan media, serta lingkungan.

1) Faktor Guru

Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat

penting. Peran guru untuk siswa usia pendidikan dasar tidak mungkin dapat

digantikan oleh perangkat lain. Pada proses pembelajaran, guru tidak hanya

berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga

sebagai pengelola pembelajaran.

2) Faktor Siswa

Faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran dilihat dari siswa

meliputi latar belakang siswa dan sifat yang dimiliki siswa. Aspek latar

Page 39: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

23

belakang meliputi jenis kelamin, tempat kelahiran, tempat tinggal, tingkat

sosial ekonomi, serta keluarga yang bagaimana siswa berasal. Aspek sifat

yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap siswa.

3) Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung

terhadap kelancaran proses pembelajaran seperti alat-alat dan media

pembelajaran. Prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung

dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Kelengkapan sarana dan

prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.

4) Faktor Lingkungan

Terdapat dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses

pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis.

Faktor organisasi kelas meliputi jumlah siswa dalam satu kelas, sedangkan

faktor iklim sosial-psikologis meliputi hubungan antara orang yang terlibat

dalam proses pembelajaran.

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bukti bahwa seseorang telah belajar, yaitu

terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya, dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2008: 30). Hal

ini sesuai dengan pendapat Rifa’i dan Anni (2012: 69) bahwa hasil belajar

merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan

belajar. Perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang telah dipelajari

siswa.

Page 40: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

24

Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2012: 5) hasil belajar meliputi beberapa

aspek:

1) Informasi verbal yaitu mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa,

baik bahasa lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah

dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan

nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Bloom (dalam Sudjana, 2016: 22) hasil belajar dikategorikan dalam tiga

ranah, yaitu sebagai berikut.

1) Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6

aspek yaitu: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis

dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan

keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2) Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu:

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Page 41: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

25

3) Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak yang terdiri dari 6 aspek yaitu: gerak refleks,

keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau

ketepatan, gerak keterampilan kompleks, serta gerak ekspresif dan

interpretatif.

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan

sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Hasil belajar dapat dijadikan sebagai

salah satu indikator keberhasilan suatu pembelajaran. Menurut Anitah (2009:

2.19) hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah

pada siswa sekolah dasar dapat dikaji melalui proses maupun hasil berupa: 1)

kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang diinformasikan;

2) kemampuan mengidentifikasi atau membuat pertanyaan berdasarkan substansi

yang dibaca, diamati, dan didengar; 3) kemampuan mengorganisasi hasil identi-

fikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan 4) kemampuan

mengkaji secara menyeluruh. Kemampuan tersebut dapat diterapkan pada kelas

tinggi.

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa yang dapat diamati dan

diukur dalam bentuk perubahan kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan

tersebut berupa perkembangan kearah yang lebih baik, misalnya dari yang tidak

tahu menjadi tahu. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada hasil belajar

kognitif. Hal ini dikarenakan ranah kognitif merupakan ranah yang berkaitan

Page 42: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

26

dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang mana

ranah ini paling banyak dinilai oleh guru di sekolah.

2.1.3 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA merupakan singkatan dari kata Ilmu Pengetahuan Alam. IPA

merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari

bahasa Inggris ‘science’. Kata ‘science’ sendiri berasal dari kata dalam bahasa

Latin ‘scientia’ yang berarti saya tahu (Trianto, 2013:136). Menurut Sumanto

(dalam Putra, 2013: 40) IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-

prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

Sebagaimana yang termuat dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006, IPA

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Carin dan Sund (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 24) IPA

memiliki empat unsur utama, yaitu.

1) IPA sebagai pemupukan sikap

IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,

makhluk hidup, serta hubungan sebab-akibat melalui pemupukan sikap ilmiah

siswa.

2) IPA sebagai proses

IPA sebagai proses diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang

memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode

Page 43: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

27

ilmiah. Metode ilmiah tersebut meliputi: a) penyusunan hipotesis; b)

perancangan eksperimen atau percobaan; c) evaluasi; d) pengukuran; e)

penarikan kesimpulan.

3) IPA sebagai produk

IPA sebagai produk menghasilkan produk ilmiah berupa fakta,

prinsip, teori, dan hukum.

4) IPA sebagai aplikasi

IPA sebagai aplikasi merupakan penerapan metode ilmiah dan konsep

IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan

sekumpulan pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam berupa kenyataan

maupun kejadian dari hasil pemikiran melalui metode ilmiah yang tersusun secara

sistematis.

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen

pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan (Wisudawati dan Sulistyowati, 2015:

26). Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 37 Ayat 1 kurikulum pendidikan

dasar dan menengah salah satunya wajib memuat Ilmu Pengetahuan Alam.

Beberapa alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA dimasukkan di dalam

kurikulum sekolah (Samatowa, 2011: 6) yaitu:

1) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa

banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA,

Page 44: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

28

sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan disebut-sebut sebagai tulang

punggung pembangunan.

2) Apabila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu

mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

3) Apabila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri

oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan

belaka.

4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk

kepribadian anak secara keseluruhan.

Mata pelajaran IPA di SD/MI menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun

2006 bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya;

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan;

4) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat;

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam;

Page 45: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

29

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan;

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Adapun Ruang lingkup bahan kajian mata pelajaran IPA di SD/MI yang

termuat pada Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (dalam BSNP,

2006: 162) meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan;

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas;

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana;

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut pembelajaran IPA di sekolah dasar harus

diciptakan dengan kondisi yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan

menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemberian pengalaman belajar langsung

melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Oleh karena itu peran guru dalam pembelajaran IPA sangat penting. Guru perlu

menggunakan strategi, pendekatan serta metode yang sesuai dengan pembelajaran

IPA agar dapat mengembangkan kompetensi siswa dan memahami alam sekitar

secara ilmiah. Seperti halnya yang termuat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun

2006 bahwa pembelajaran IPA di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan

Page 46: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

30

pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang

diarahkan pada pengalaman belajar melalui kompetensi bekerja ilmiah secara

bijaksana.

2.1.5 Metode Pembelajaran

2.1.5.1 Pengertian Metode Pembelajaran

Pada proses pembelajaran, keberhasilan pelaksanaan strategi pembelajaran

tergantung pada metode pembelajaran yang digunakan guru. Metode adalah cara

yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya,

2014: 147). Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Departemen Agama RI

(dalam Hamdani, 2011: 80) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan

guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Metode pembelajaran

merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan

dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran

maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu

metode atau cara mengajar yang efektif (Anitah, 2009: 5.4). Selanjutnya menurut

Aqib (2013: 102) metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola

yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan. Selain itu,

metode juga merupakan berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar

terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

adalah suatu cara yang dilakukan guru dalam menyampaikan pelajaran kepada

Page 47: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

31

siswa agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Penggunaan metode yang

tepat akan menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Penggunaan metode

yang bervariasi akan sangat membantu siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Oleh karena itu metode pembelajaran harus dipilih dengan tepat

agar dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa serta memberikan

pengalaman siswa dalam belajar.

2.1.5.2 Kedudukan Metode dalam Pembelajaran

Guru hendaknya memahami kedudukan metode sebagai salah satu

komponen yang dapat menunjang keberhasilan suatu pembelajaran. Djamarah dan

Zain (2010:72) memiliki pemahaman tentang kedudukan metode dalam

pembelajaran yaitu sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran

dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

1) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

Metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat

membangkitkan belajar seseorang. Guru harus menyesuaikan dengan kondisi

dan suasana kelas dalam menggunakan metode. Penggunaan metode yang

tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik

dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2) Metode sebagai strategi pembelajaran

Tidak semua siswa mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif

lama pada kegiatan pembelajaran. Daya serap siswa terhadap materi yang

diberikan berbeda-beda, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang

lambat. Untuk mengatasi perbedaan daya serap siswa tersebut memerlukan

Page 48: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

32

strategi dan metode pembelajaran yang tepat. Sehingga dapat disimpulkan

metode merupakan strategi pembelajaran yang berfungsi sebagai alat untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

3) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

Guru tidak dapat melakukan pembelajaran menurut kehendaknya

sendiri dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Metode merupakan

salah satu alat untuk mencapai tujuan. Jadi guru sebaiknya menggunakan

metode yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran agar dapat mencapai

tujuan pembelajaran.

2.1.5.3 Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan cara pencapaian tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan

dengan menggunakan media atau alat peraga yang sesuai materi yang disajikan

(Wisudawati dan Sulistyowati, 2015: 148). Menurut Anitah (2009: 5.25) metode

demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran

dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu

sehingga dapat mempelajarinya secara proses.

Menurut Djamarah dan Zain (2010: 90) metode demonstrasi baik

digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang

berhubungan dengan proses bekerjanya sesuatu, proses membuat sesuatu,

komponen-komponen yang membentuk sesuatu dan untuk mengetahui kebenaran

sesuatu. Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat

memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan

Page 49: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

33

kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya (Aqib, 2013:104). Demonstrasi

dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan

pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh siswa, sampai pada cara agar

siswa memecahkan suatu masalah (Mulyasa, 2015: 106).

Pembelajaran menggunakan metode demontrasi menurut Hasibuan dan

Mujiono (dalam Putra, 2013: 109) meliputi beberapa tahap yaitu:

1) Merumuskan dengan jelas mengenai jenis keterampilan yang diharapkan

dicapai siswa sesudah demonstrasi dilakukan.

2) Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh terkait wajar atau tidaknya

metode itu dipergunakan serta efektif atau tidaknya metode tersebut untuk

mencapai tujuan yang dirumuskan.

3) Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi bisa didapat dengan mudah, dan

sudah dicoba terlebih dahulu agar pelaksanaan demonstrasi tidak gagal.

4) Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.

5) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan.

6) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, memberi kesempatan kepada

siswa mengajukan pertanyaan serta komentar selama dan sesudah

demonstrasi.

7) Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Keterangan-keterangan dapat didengar secara jelas oleh siswa;

b. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa

dapat melihat secara jelas;

c. Disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.

Page 50: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

34

8) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Diadakan diskusi

terhadap hasil demonstrasi.

Menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2015: 149) terdapat beberapa

kelebihan dan kelemahan dalam penerapan metode demonstrasi. Kelebihan

metode demonstrasi, yaitu:

1) Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau sistem

kerja, mekanisme kerja dan langkah-langkah suatu konsep yang merupakan

materi dari pembelajaran IPA.

2) Memudahkan dalam memberikan berbagai jenis penjelasan tentang konsep

IPA.

3) Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui

pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek yang

sebenarnya.

Selanjutnya kelemahan dari metode demonstrasi, yaitu:

1) Siswa terkadang sukar melihat demonstrasi dengan jelas jika dilaksanakan

dalam kelas yang besar.

2) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

3) Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai

materi.

2.1.5.4 Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode mengajar yang dalam penyajiannya

atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta

serta mengamati secara proses (Anitah, 2009: 5.27). Hal ini sesuai dengan

Page 51: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

35

pendapat Djamarah dan Zain (2010: 84) bahwa metode eksperimen adalah cara

penyajian materi dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Sedangkan menurut Mulyasa (2015:

110) metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan

siswa bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium,

secara perorangan maupun kelompok. Wisudawati dan Sulistyowati (2015: 157)

metode eksperimen bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa

dalam menemukan dan memahami suatu konsep atau teori IPA yang sedang

dipelajari.

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, terdapat tahap-tahap yang perlu

diperhatikan dalam melaksanakan metode eksperimen. Menurut Palendeng (dalam

Haryono, 2013: 70) tahap-tahap tersebut adalah:

1) Percobaan awal, permbelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang

atau dengan mengamati fenomena alam yang berkaitan dengan materi yang

akan dipelajari.

2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa untuk mengamati dan mencatat

peristiwa saat melakukan percobaan.

3) Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan

hasil pengamatannya.

4) Verifikasi, merupakan kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan

awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa

diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan,

selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.

Page 52: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

36

5) Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep,

hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan

pemantapan konsep yang telah dipelajari.

6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan

pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk

memahami siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat

diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun

aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain siswa memiliki kemampuan

untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan

konsep terkait dengan pokok bahasan.

Menurut Anitah (2009: 5.28) terdapat prasyarat yang harus diperhatikan

untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode

eksperimen, yaitu kemampuan guru serta kondisi dan kemampuan siswa.

Kemampuan guru yang harus diperhatikan diantaranya adalah: a) mampu

membimbing siswa merumuskan hipotesis sampai pembuktian dan kesimpulan

serta membuat laporan eksperimen; b) menguasai konsep yang dieksperimenkan;

c) mampu mengelola kelas; d) mampu menciptakan kondisi pembelajaran

eksperimen yang efektif; e) mampu memberikan penilaian secara proses.

Sedangkan kondisi kemampuan siswa yang perlu diperhatikan adalah: a) memiliki

motivasi, perhatian, dan minat belajar melalui eksperimen; b) memiliki

kemampuan melaksanakan eksperimen; c) memiliki sikap tekun, teliti, dan kerja

keras; d) mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik.

Page 53: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

37

Menurut Putra (2013: 138) metode eksperimen juga memiliki beberapa

kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah beberapa kelebihan metode eksperimen.

1) Dapat membuat siswa lebih percaya diri atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima dari guru atau

buku.

2) Siswa dapat mengembangkan sikap atau mengadakan studi eksplorasi tentang

ilmu dan teknologi.

3) Siswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan

eksperimen.

4) Siswa terlibat aktif dalam mengumpulkan fakta dan informasi yang

diperlukan saat percobaan.

5) Siswa dapat melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah.

6) Siswa memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif,

realitas, dan menghilangkan verbalisme.

7) Siswa lebih aktif berpikir dan berbuat serta lebih aktif belajar sendiri dengan

bimbingan guru.

8) Siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori.

Selain kelebihan, metode eksperimen juga memiliki beberapa kelemahan

sebagai berikut.

1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan

mengadakan eksperimen.

2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, siswa harus menanti

untuk melanjutkan pelajaran.

Page 54: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

38

3) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam

bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan.

Kurang berpengalamannya dalam melakukan eksperimen akan mempersulit

guru dan siswa ketika pelaksanaan.

Berdasarkan kajian di atas, peneliti memberikan solusi mengatasi atas

kelemahan yang dimiliki metode eksperimen tersebut, yaitu guru harus meyiapkan

segala alat-alat dan perlekapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan eksperimen,

guru harus menguasai materi dengan baik serta menguasai konsep tentang metode

eksperimen, guru harus aktif dalam membimbing siswa untuk meminimalisasi

terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa, siswa harus ikut berpartisipasi aktif

serta guru harus dapat memanajemen waktu agar proses pelaksanaan eksperimen

dapat berjalan secara efektif.

2.1.6 Teori Belajar IPA

Teori belajar merupakan penejelasan bagaiman terjadinya belajar dan

bagaimana informasi di proses didalam pikiran siswa itu. Berdasarkan suatu teori

belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa

sebagai hasil belajar (Trianto, 2013: 28).

2.1.6.1 Teori belajar Piaget

Berdasarkan usianya, kemampuan anak secara afektif, kognitif, dan

psikomotorik berbeda-beda. Menurut teori perkembangan Piaget (dalam Rifa’i

dan Anni, 2012: 32) perkembangan kognitif seorang anak dikelompokkan menjadi

4 tahap sebagai berikut.

1) Tahap Sensorimotorik (0 – 2 tahun)

Page 55: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

39

2) Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun)

3) Tahap Operasional Konkret (7 – 11 tahun)

4) Tahap Operasional Formal (11 – 15 tahun)

Berdasarkan uraian tersebut, usia siswa sekolah dasar kelas V berada

dalam tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak mampu mengoperasikan

berbagai logika, tetapi masih dalam bentuk konkret. Oleh karena itu pada tahap ini

anak memerlukan pembelajaran yang nyata. Hal ini berarti perlu pengamatan

langsung untuk memahami suatu konsep atau persoalan. Siswa kelas V Gugus

Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang masih senang bermain, bekerja dalam

kelompok, melakukan sesuatu secara langsung, tetapi tahapan berpikirnya sudah

mampu berpikir sistematis mengenai peristiwa konkret. Dengan implikasi teori

Piaget tersebut, guru hendaknya mampu menciptakan keadaan siswa yang mampu

untuk belajar sendiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan

ajar kepada siswa, tetapi guru dapat membentuk siswa yang mampu belajar dan

terlibat aktif dalam belajar.

2.1.6.2 Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan dikemukakan oleh Von

Glasersfeld dan Kitcherner pada tahun 1987. Teori Kontruktivisme menurut

Sardiman (2012: 36) belajar merupakan proses aktif siswa untuk merekonstruksi

makna, kegiatan dialog dan pengalaman fisik secara langsung. Selanjutnya

menurut Trianto (2007: 26) teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori

pembelajaran kognitif yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri

dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

Page 56: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

40

aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.

Menurut teori ini, satu prinsip terpenting dalam psikologi pendidikan adalah

bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa,

melainkan siswa harus membangun sendiri pengetahuan di benaknya. Guru dapat

memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan siswa kesempatan

untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan membelajarkan

siswa secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Prinsip – prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut

Suparno (dalam Trianto 2007: 29) adalah: 1) Pengetahuan dibangun oleh siswa

secara aktif; 2) Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa; 3) Mengajar

adalah membantu siswa belajar; 4) Tekanan dalam proses belajar lebih pada

proses bukan pada hasil akhir, 5) Kurikulum menekankan partisipasi siswa. Guru

sebagai fasilitator.

Contoh aplikasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran pada penelitian

ini adalah siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling

membantuk satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang bersifat

heterogen dan terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Mereka diajarkan keterampilan

khusus agar dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya.

2.1.6.3 Teori Vygotsky

Menurut Trianto (2007:31) teori Vygotsky menyatakan bahwa

pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas – tugas

yang belum dipelajari tetapi tugas – tugas itu masih berada dalam jangkauan

kemampuannya. Menurut Slavin (dalam Trianto 2007:32) ada dua implikasi

Page 57: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

41

utama teori Vygotsky dalam pembelajaran sains. Pertama, dikehendakinya

susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa

dapat memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-

masing jangkauan kemampuannya. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam

pengajaran menekankan scaffolding sehingga siswa semakin lama semakin

bertanggungjawab terhadap pembelajarannya sendiri. Scaffolding berarti

memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahap – tahap awal

pembelajaran kemudian anak tersebut mengambil alih tanggungjawab yang

semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.

2.2 Kajian Empiris

Dalam melaksanakan penelitian ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu

yang dapat digunakan untuk mendukung pada penelitian ini diantaranya:

Penelitian yang telah dilakukan oleh Yogantara, dkk. (2014) dengan judul

Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SD

Negeri Gugus IV Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar IPA siswa yang belajar menggunakan metode

eksperimen dengan siswa yang belajar menggunakan metode ceramah. Hal

tersebut ditunjukkan dari rata-rata yang perolehan siswa yang belajar dengan

metode eksperimen yaitu 23,69 dan siswa yang belajar dengan metode ceramah

yaitu 13,8. Sehingga kesimpulannya metode eksperimen berpengaruh terhadap

prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng.

Page 58: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

42

Penelitian yang dilakukan Oviana dan Maulidar (2012) yang berjudul

Penggunaan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA Materi Sifat Bahan Dan

Kegunaannya terhadap Hasil dan Respon Belajar Siswa Kelas IV MIN Tungkob

Aceh Besar. hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas

eksperimen dengan kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan dengan rata-

rata siswa kelas eksperimen yaitu 90,20 dan siswa kelas kontrol yaitu 79,98.

Kesimpulannya pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen efektif

terhadap hasil belajar IPA siswa pada materi sifat bahan dan kegunaannya pada

siswa kelas IV.

Penelitian yang dilakukan Sartika (2012) dengan judul Pengaruh

Penerapan Metode Eksperimen sebagai Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) terhadap Prestasi Belajar Siswa. Berdasarkan analisis data

diperoleh hasil dengan menggunakan uji-t dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode eksperimen mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi siswa

pada materi pokok perpindahan.

Penelitian yang dilakukan Santi, dkk. (2014) dengan judul Penerapan

Metode Demonstrasi dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV

SD Inpres I Sidole. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas IV SD Inpres I Sidole.

Penelitian yang dilakukan Karismayanti dan Mansur (2014) yang berjudul

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok

Bahasan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil melalui Metode Demonstrasi. Hasil

Page 59: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

43

penelitian dapat menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Penelitian yang dilakukan Wachanga (2004) berjudul Effect of the

Cooperative Class Experiment Teaching Method on Secondary School Student’

Chemistry Achievement in Kenya’s Nakuru District. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara

keempat kelompok penelitian tersebut. Kinerja siswa yang menggunakan metode

pembelajaran eksperimen lebih baik daripada siswa yang belajar menggunakan

metode pembelajaran biasa (reguler). Hal tersebut berarti metode pembelajaran

eksperimen lebih meningkatkan perolehan hasil belajar siswa dibandingkan

metode biasa (reguler).

Penelitian yang dilakukan Daluba (2013) dengan judul Effect of

Demonstration Method of Teaching on Students’ Achievement in Agricultural

Science. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi memiliki

pengaruh signifikan terhadap prestasi siswa dari yang diajarkan dengan metode

ceramah konvensional. Kinerja siswa dalam kelompok kontrol yang menggunakan

ceramah konvensional lebih rendah dari siswa pada kelompok eksperimen yang

menggunakan metode demonstrasi hal ini dikarenakan siswa pada kelompok

kontrol merasa kesulitan belajar konsep-konsep yang dipilih.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, terbukti bahwa

metode eksperimen dan metode demonstrasi efektif pada pembelajaran IPA.

Selain itu hasil belajar siswa yang menerapkan metode eksperimen dan metode

demonstrasi lebih baik dari hasil belajar siswa yang menerapkan metode

Page 60: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

44

pembelajaran ceramah. Hal ini yang menjadi acuan peneliti untuk melakukan

penelitian dengan tujuan mengetahui keefektifan metode eksperimen terhadap

hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten

Semarang.

2.3 Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang

wajib diajarkan di sekolah dasar. IPA adalah mata pelajaran yang dapat

mengembangkan tingkat berpikir siswa. Tetapi pada kenyataannya pembelajaran

IPA di kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang hasilnya

kurang maksimal. Beberapa guru kelas V sudah menerapkan metode

pembelajaran yang inovatif pada pembelajaran IPA yang memerlukan praktik

dengan menerapkan metode demonstrasi. Tetapi pelaksanaan pembelajaran

menggunakan metode demonstrasi di SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten

Semarang tersebut kurang maksimal karena belum mengaktifkan dan melibatkan

siswanya dalam proses pembelajaran. Guru masih memberikan informasi tanpa

memberikan kesempatan siswa untuk ikut terlibat aktif dalam pembelajaran.

Siswa hanya memperhatikan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan guru dan

mencatat hal-hal yang penting. Selain itu karena jumlah siswa yang banyak, siswa

merasa kesulitan melihat dengan jelas pelaksanaan demonstrasi sehingga hasilnya

kurang maksimal. Adapun solusi sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut

adalah dengan menguji keefektifan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA

siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang. Pemilihan

Page 61: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

45

metode eksperimen dikarenakan dapat menciptakan proses belajar yang efektif

dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa serta memicu siswa

untuk ikut terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Penelitian ini akan mengujikan metode eksperimen pada kelas eksperimen

dan metode demonstrasi pada kelas kontrol. Hasil belajar setelah pengujian

metode dari kedua kelas tersebut akan dibandingkan. Dari hasil perbandingan

tersebut diharapkan dapat diketahui metode yang lebih efektif terhadap hasil

belajar siswa.

Berikut ini adalah skema sederhana tentang kerangka berpikir keefektifan

metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa

Kaliwungu Kabupaten Semarang. Menurut Sugiyono (2014: 60) kerangka

berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari

berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir Penelitian

Pembelajaran IPA

Kelas Kontrol

Menggunakan

Metode Demonstrasi

Proses

Pembelajaran

Kelas Eksperimen

Menggunakan

Metode Eksperimen

Hasil belajar siswa

dengan

menggunakan

metode demonstrasi

dibandingkan

Hasil belajar siswa

dengan

menggunakan

metode eksperimen

Tes Akhir Tes Akhir

Tes awal Tes awal

Page 62: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

46

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan (Sugiyono, 2014: 96). Berdasarkan landasan teori, penelitian

yang relevan dan kerangka berpikir, hipotesis pada penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

Ho1 : Penggunaan metode demonstrasi kurang efektif terhadap hasil belajar

IPA pada siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten

Semarang.

Ha1 : Penggunaan metode demonstrasi efektif terhadap hasil belajar IPA

pada siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten

Semarang.

Ho2 : Penggunaan metode eksperimen kurang efektif terhadap hasil belajar

IPA pada siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten

Semarang.

Ha2 : Penggunaan metode eksperimen efektif terhadap hasil belajar IPA pada

siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Ho3 : Penggunaan metode eksperimen tidak lebih efektif daripada

penggunaan metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA pada siswa

kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Ha3 : Penggunaan metode eksperimen lebih efektif daripada penggunaan

metode demonstrasi terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V

SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Page 63: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

104

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV, diperoleh

simpulan bahwa:

Penggunaan metode demonstrasi efektif terhadap hasil belajar IPA siswa

kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang. Hal ini didukung

dengan hasil uji statistik hipotesis pertama yang diperoleh bahwa nilai zhitung lebih

tinggi yaitu sebesar 2,065591 daripada nilai ztabel yaitu sebesar 1,64.

Penggunaan metode eksperimen efektif terhadap hasil belajar IPA siswa

kelas V SDN Gugus Abiyasa Kaliwungu Kabupaten Semarang. Hal ini didukung

dengan hasil uji statistik hipotesis kedua yang diperoleh bahwa nilai zhitung lebih

tinggi yaitu sebesar 1,805788 daripada nilai ztabel yaitu sebesar 1,64.

Penggunaan metode eksperimen lebih efektif daripada penggunaan metode

demonstrasi terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Gugus Abiyasa

Kaliwungu Kabupaten Semarang. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih

baik dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol yaitu sebesar 81,96 pada kelas

eksperimen dan 73,05 pada kelas kontrol. Berdasarkan uji statistik hipotesis ketiga

diperoleh nilai thitung lebih tinggi yaitu sebesar 3,83807 daripada nilai ttabel yaitu

sebesar 1,671. Selain itu juga didukung dengan nilai thitung data gain sebesar

Page 64: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

105

3,42138 dan nilai thitung data gain ternormalisasi sebesar 6,33505 yang keduanya

lebih tinggi daripada nilai ttabel sebesar 1,671.

5.2 Saran

1) Metode eksperimen diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk topik-topik tertentu dalam

pembelajaran IPA.

2) Pembelajaran menggunakan metode eksperimen sebaiknya guru memberikan

bimbingan dan arahan tidak hanya kepada setiap kelompok tetapi juga

melalui pendekatan secara individual sehingga dapat mengetahui peran aktif

siswa.

3) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi sebaiknya guru

memperhatikan pengelolaan kelas pada saat kegiatan percobaan agar tidak

menimbulkan kegaduhan.

4) Pengaturan waktu pada setiap tahapan pembelajaran pada metode eksperimen

dan metode demonstrasi sangat perlu diperhatikan agar seluruh tahapan

pembelajaran dari kedua metode dapat terlaksana secara optimal.

Page 65: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

106

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

-----. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Badan Standar

Nasional Pendidikan.

Cardak O, Kerim Onder and Musa Dikmenli. 2007. Effect of the Usage of

Laboratory Method in Primary School Education for the Achievement of

the Students’ Learning. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching. 8(2): -.

Daluba, Noah Ekeyi. 2013. Effect of Demonstration Method of Teaching on

Students’ Achievement in Agriculture Science. World Journal of Education. 3(6): 1-7.

Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah SB dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistika untuk Penelitian Pendidikan.

Yogyakarta: Parama Publishing.

Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. California: Dept. of

Physics Indiana University.

Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 66: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

107

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Keppel Press.

Karismayanti, Yuyun dan Mansur. Upaya meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

melalui Metode Demonstrasi. Ibtida’i. 1(1): 149-166.

Kusmawati, Euis. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan

Alam Materi Tata Surya melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas

VI SD Negeri Ujung Menteng 07 Pagi. Jurnal Ilmiah PGSD. IV(1):95-

102.

Lestari dan Yudhanegara. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung:

Refika Aditama.

Mulyasa. 2015. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

OECD. 2009. PISA (Programme for International Student Assessment).

Oviana, Wati dan Maulidar. 2013. Penggunaan Metode Eksperimen pada

Pembelajaran Materi Sifat Bahan dan Kegunaannya terhadap Hasil dan

Respon Belajar Siswa Kelas IV MIN Tungkob Aceh Besar. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA. XIII(2):336-350.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.

Yogyakarta: Diva Press.

Rifa’i dan Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan

MKU-MKDK UNNES.

Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Santi, dkk. 2014. Penerapan Metode Demonstrasi dapat Meningkatkan Hasil

Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Inpres Sidole. Jurnal Kreatif

Tadulako Online. 2(4): 151-168.

Page 67: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

108

Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sartika, Septi Budi. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen sebagai

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap

Prestasi Belajar Siswa. Pedagogia. 1(2):189-211.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Suasih, dkk. 2015. Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Disiplin Belajar dan

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada Siswa Kelas V Sekolah

Dasar Negeri Gugus II Kecamatan Abang. E-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 5(-):1-12.

Sudjana dan Ibrahim. 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

TIMSS. 2011. (Trends in International Mathematic and Science Study).

Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wachanga, Samuel W. 2004. Effect of the Cooperative Class Experiment

Teaching Method on Secondary School Students’ Chemistry Achievement in Kenya’s Nakuru District. International Education Journal. 5(1): 26-36.

Page 68: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

109

Winaputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Wisudawati dan Sulistyowati. 2015. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:

Bumi Aksara.

Yogantara, dkk. 2014. Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Prestasi Belajar

IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus IV Kabupaten Buleleng. E-journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2(1): -.

Page 69: KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA …lib.unnes.ac.id/29188/1/1401412135.pdf · KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GUGUS

216

Siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan pembiasan cahaya

Siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan penguraian cahaya

Siswa melakukan eksperimen dengan membuat pelangi sederhana

Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Guru melakukan demonstrasi untuk menjelaskan cahaya merambat lurus

Guru melakukan demonstrasi untuk menjelaskan cahaya menembus benda

bening

Pemberian tes akhir pada kelas eksperimen Pemberian tes akhir pada kelas kontrol