keke rasan
DESCRIPTION
laporan praktikum uji material untuk impact teknik industri mesin bagi seluruh mahasiswa yang memerlukan nyaTRANSCRIPT
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
Uji kekerasan
1. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kekerasan suatu bahan pada logam untuk menahan
beban dari luar yang akan didapat.
2. Alat dan Bahan
1. Batang uji ( Alumunium )
2. Mesin uji Vickers
3. Mesin uji Brinell
4. Mesin uji Rockwell
5. Penggaris
6. Jangka sorong
7. Mikroskop
8. Indikator Gauge
3. Dasar Teori
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik ( Mechanical
properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui
khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan
(frictional force) dan deformasi plastis.
Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika material
tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak
bisa kembali ke bentuk asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke
bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan
suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).
Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua
pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan
melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas
tertentu.
Kekerasan adalah ketahanan suatu material terhadap deformasi pada daerah
lokal dan permukaan material, dan khusus untuk logam deformasi yang dimaksud
adalah deformasi plastis. Sedangkan pengertian dari Kekuatan adalah ketahanan
Mechanical Engineering of Sriwijaya University
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
material terhadap deformasi plastis secara global, dan berbanding lurus dengan
kekerasannya, semakin keras suatu material maka semakin kuat pula material itu.
Uji keras merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan pengujian
ini, kita dapat dengan mudah mengetahui gambaaran sifat mekanis suatu material.
Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah tertentu saja,
nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu material.
Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidang ilmu
yang berbeda. Bagi insinyur metalurgi nilai kekerasan adalah ketahanan material
terhadap penetrasi sementara untuk para insinyur disain nilai tersebut adalah
ukuran dari tegangan alir, untuk insinyur Lubrikasi kekerasan berarti ketahanan
terhadap mekanisme keausan, untuk para insinyur mineralogi nilai Itu adalah
ketahanan terhadap goresan, dan untuk para mekanik work-shop lebih bermakna
Kepada ketahanan material terhadap pemotongan dari alat potong. Begitu banyak
konsep kekerasan material yang dipahami oleh kelompok ilmu, walaupun
demikian konsep-konsep tersebut dapat. Dihubungkan pada satu mekanisme yaitu
tegangan alir plastis dari material yang diuji.
Uji keras merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan pengujian
ini, kita dapat dengan mudah mengetahui gambaaran sifat mekanis suatu material.
Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah tertentu saja,
nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu material. Dengan
dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah di golongkan sebagai
material ulet atau getas.
Uji keras juga dapat digunakan sebaagai salah satu metode untuk
mengetahui pengaruh perlakuan panas atau dingin terhadap material. Material
yang teah mengalami cold working, hot working, dan heat treatment, dapat
diketahui gambaran perubahan kekuatannya, dengan mengukur kekerasan
permuakaan suatu material. Oleh sebab itu, dengan uji keras kita sapat dengan
mudah melakukan quality control terhadap material. Kekerasan suatu material
dapat didefinisikan sebagai ketahanan material tersebut terhadap gaya penekanan
atau penetrasi semetara dari material yang lebih keras. Terdapat tiga jenis ukuran
kekerasan yang tergantung dari cara melakukan pengujian yaitu:
Mechanical Engineering of Sriwijaya University
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
a. Metode Gesek (Scratch Hardness)
Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs. Metode ini merupakan
perhatian utama dari para ahli mineral. Dengan mengukur kekerasan, berbagai
mineral dan bahan-bahan lain, disusun berdasarkan kemampuan gesekan yang
satu terhadap yang lain. Mohs membagi kekerasan material di dunia berdasarkan
skala (dikenal sebagai skala Mohs). Skala bervariasi dari nilai 1 sampai 10. Dalam
skala Mohs urutan nilai kekerasan material di dunia diwakili oleh:
a. Talc f. Orthoclase
b. Gipsum g. Topaz
c. Calcite h. Quartz
d. Fluorite i. Corundum
e. Apatite j. Diamond ( intan )
Prinsip pengujian , Bila suatu material mampu digores oleh Orthoclase tetapi
tidak mampu digores oleh apatite maka kekerasan mineral berada pada apatite
dengan orthoclase. Kelemahan metode ini adalah ketidak akuratan nilai kekerasan
suatu material.
a. Metode Elastik /Pantul (Dynamic Hardness)
Metode ini menggunakan alat Shore Scleoroscope yang gunanya untuk
mengukur tinggi pantulan suatu pemukul (hammer) dengan berat tertentu yang
dijatuhkan dari suatu ketinggian terhadap permukaan benda uji.
Tinggi pantulan yang dihasilkan mewakili kekerasan benda uji. Semakin
tinggi pantulan tersebut yang ditunjukkan oleh dial pada alat pngukur maka
kekerasan benda uji dinilai semakin besar.
b. Metode Lekukan / Indentasi (Indentation Hardness)
Pengujian ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan indentor
dengan gaya tekan dan waktu indentasi yang ditentukan. Kekerasan material
ditentukan oleh dalam ataupun luas area indentasi yang dihasilkan (tergantung
jenis indentor dan jenis pengujian). Metode ini antara lain
Mechanical Engineering of Sriwijaya University
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
c. Metode Brinell
Diperkenalkan pertama kali oleh J.A Brinell. Pengujian kekerasan berupa
pembentukan lekukan pada logam dengan memakai bola baja berdiameter 10mm
dan diberi beban 3000kg. Untuk logam lunak, beban dikurangi hingga tinggal
500kg, untuk menghindari jejak yang dalam. Untuk bahan yang keras, digunakan
paduan karbida tungsten sebagai pemerkecil terjadina distorsi indentor.
Angka kekerasan Brinell dinyatakan sebagai beban P dibagi luas permukaan
lekukan. Rumus untuk angka kekerasan tersebut adalah
BHP =
dimana, P = beban yang diterapkan (Kg)
D = diameter bola (mm)
d = diameter lekukan (mm)
t = kedalaman jejak (mm)
Satuan dari BHN adalah kg/mm2. Akan tetapi, BHN tidak memenuhi
hukum fisika, karena pada persamaan (1) tidak melibatkan tekanan rata-rata pada
permukaan lekukan.
Pada gambar 1, dapat dilihat bahwa d = D sin . Dengan memasukan harga ini ke
persamaan (1), akan dihasilkan bentuk persamaan kekerasan Brineel yang lain,
yaitu
BHP =
Untuk mendapatkan BHN yang sama dengan beban atau diameter bola
yang tidak standar, diperlukan keserupaan lekukan secara geometris. Keserupaan
geometris akan diperoleh, sejauh besar sudut 2 tidak berubah.
Pada persamaan yang kedua menunjukkan bahwa agar dan BHN tetap
konstan. Geometri uji Brinell adalah aksi simetrik sebagai lawan terhadap
regangan bidang. Shaw dan DelSalvo memperlihatkan bahwa daerah plastik di
bawah penumbuk tumpul, berlainan dengan slip, tetapi sangat mirip dengan
Mechanical Engineering of Sriwijaya University
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
daerah batas elastis-plastis berupa garis-garis tegangan gesre maksimun konstan di
bawah bola yang menekan pelat dasar
d. Metode Meyer
Kekerasan Meyer berdasarkan luas proyeksi jejak bukan luas
permukaannya. Tekanan rata-rata antara luas penumbuk (identer) dan lekukan
adalah sama dengan beban dibagi luas proyeksi lekukan.
=
Meyer mengemukakan bahwa tekanan rata-rata dapat diambil sebagai ukuran
kekerasan.
Kekerasan Meyer =
Kekerasan Meyer memiliki satauan sama seperti satuan kekerasan Brinell yaitu
kg/mm². Hukum Meyer antara lain,
P = k
dimaana, P= beban yang diterapkan (kg)
D= diameter lekukan (mm)
n’= konstanta bahan yang ada kaitannya dengan
pengerasan regangan.
K= konstanta bahan yang menyatakan ketahanan terhadap
penembusan (penetration)
e. Metode Vickers
Uji kekerasan Vickers menggunakan penumbuk piramida intan yang
dasarnya berbentuk bujur sangkar. Besar sudut antara permukaan-permukaan
piramida yang saling berhadapan adalah . Pengujian Vickers juga disebut
sebagai uji kekerasan piramida intan. Angaka kekerasan intan didefinisikan
sebagai beban dibagi luas permukaan lekukan.
DHP = =
dimana, P = beban yang diterapkan (kg)
Mechanical Engineering of Sriwijaya University
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
L = panjang diagonal rata-rata (mm)
= sudut antara permukaan intan yang berlawanan
Tipe-tipe lekukan piramida intan
a b c
Keterangan : gambar a merupakan lekukan bantal jarum, b lekukan yang
sempurna, c lekukan yang bentuk tong karena penimbunan ke atas
f. Metode Rockwell
Uji kekerasan Rockwell sering digunakan karena cepat, bebas dari
kesalahan manusia, mampu membedakan kekerasan paling kecil pada baja yang
diperkeras. U ji ini berbeda dengan uji Brinell dan Vickers karena pada uji ini
tidak menilai kekerasan suatu bahan dari diagonal jejak yang dihasilkan tetapi
dengan pembacaan langsung (direct reading). Di bawah ini adalah contoh uji
keras Rockweel yang diterapkan pada beban kecil sebesar 10 kg untuk
menempatkan benda uji :
Dalam ilmu material, dislokasi adalah kristalografi cacat, atau
ketidakteraturan, dalam struktur kristal. Teori ini awalnya dikembangkan oleh
Vito Volterra pada tahun 1905, akan tetapi istilah dislokasi baru digunakan Sir
Frederick Charles Frank dari departemen Fisika Universitas Bristol. Dislokasi
adalah suatu pergeseran atau pegerakan atom-atom di dalam sistem kristal logam
akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan deformasi plastis (perubahan
Mechanical Engineering of Sriwijaya University
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
dimensi secara permanen). Kekuatan (strength) dan keuletan (ductility) atom di
dalam melalui tingkat kesulitan atau kemudahan gerakan dislokasi di dalam
sistem kristal logam. Misalya pada proses pengerjaan dingin (cold work) terjhadi
peningkatan dislokasi di dalam kristal logam sehingga kekuatan logam meningkat,
namun keuletan menurun. Ada dua tipe utama: dislokasi tepi, dislokasi ulir, dan
dislokasi campuran.
Jenis-jenis dislokasi :
1. Dislokasi pinggir atau dislokasi garis/sisi
Dimana terdapat sebuah bidang atom extra atau setengah bidang atom, dan
sisinya berakhir ditengah-tengah (di dalam) kristal. Skema Diagram (kisi
pesawat) menunjukkan dislokasi sisi. Vektor Burgers hitam, garis
dislokasi dengan warna biru.
2. Dislokasi sekrup (screw) atau ulir
Adalah dislokasi yang terjadi karena gaya geser dimana bagian atas depan
kristal bergeser ke kanan sebesar satu atom terhadap bagian bawah Skema
Diagram (kisi pesawat) menunjukkan Dislokasi Ulir.
3. Dislokasi campuran
Adalah dislokasi pada material dimana terdapat kedua jenis dislokasi
diatas. Dalam banyak bahan, dislokasi dapat ditemukan di mana garis arah
dan Burgers vektor yang tidak tegak lurus atau paralel dan dislokasi ini
disebut dislokasi campuran, yang terdiri dari karakter ulir dan karakter
tepi.
Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat logam adalah, deformasi akan
menyebabkan naiknya kekerasan, naiknya kekuatan, tatapi disertai dengan
turunyanya keuletan. Untuk mengembalikan logam kesifat semula (lunak dan
ulet) perlu dilakukan proses pemanasan terhadap benda kerja yang telah
mengalami pengerjaan dingin.
Pengaruh pemanasan setalah pegerjaan dingin, perubahan sifat akibat
pemanasan tergantung pada temperatur dan waktu pemanasan. Prinsip dasarnya
ialah bahawa pemanasan terhadap benda kerja yang telah mengalami deformasi
Mechanical Engineering of Sriwijaya University
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
akan menurunkan kerapatan dislokasinya. Pemanasan pada daerah yang dibawah
temperatur rekristalisi akan menyebabkan dua hal:
1. Terjadinya gerakan dislokasi difusi yang disebut gerakan memanjat
(climb).
2. Adanya pengaturan kembali susunan dislokasi yang tadinya kurang
teratur menajdi lebih teratur. Peristiwa ini disebut poligonisasi. Hubungan
deformasi dengan dislokasi :
Akibat adanya tegangan, maka dislokasi akan bergerak menuju permukaan
luar, sehingga terjadi deformasi.
Selama bergerak, dislokasi – dislokasi tersebut bereaksi satu dengan yang
lainnya. Hasil reaksinya ada yang mudah bergerak dan ada pula yang
sukar bergerak.
Hasil reaksi yang sukar bergerak justru akan berfungsi sebagai sumber
dislokasi baru, sehingga kecepatan dislokasi akan bertambah (dari 106 :
108 dislokasi per cm2 dapat naik menjadi 1010 :1011 dislokasi per cm2).
Akibat naiknya kerapatan dislokasi, maka gerakan dislokasi akan lebih
sulit akibat makin banyaknya hasil reaksi yang sukar bergerak.
Akibat nyata dari sukarnya gerakan dislokasi adalah naiknya kekuatan
logam.
Mikroskopi elektron transmisi dapat digunakan untuk mengamati dislokasi
dalam pengamatan mikrostruktur material. Foil tipis digunakan untuk membuat
berkas elektron mikroskop transparan. Elektron-elektron yang mengalami berkas
difraksi relatif berbeda sudut antara balok dan bidang kisi. Struktur atom yang
kurang teratur antara batas butir dan medan regangan di sekitar garis dislokasi
berbeda sifat. dislokasi dipandang sebagai garis gelap dalam terang. Transmisi
mikrograf elektron dislokasi biasanya memanfaatkan magnifications dari 50.000
sampai 300.000 kali.
Kerapatan dislokasi dalam suatu material dapat ditingkatkan oleh
deformasi plastik. Karena kerapatan dislokasi meningkat dengan deformasi
plastik, sebuah mekanisme untuk menciptakan dislokasi harus diaktifkan dalam
materi. Tiga mekanisme untuk pembentukan dislokasi dibentuk oleh homogen
Mechanical Engineering of Sriwijaya University
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
nukleasi, inisiasi batas butir, dan interface kisi dan permukaan, presipitat, tersebar
fase, atau memperkuat serat.
Penciptaan dislokasi oleh nukleasi homogen adalah hasil dari pecahnya
ikatan atom sepanjang garis dalam kisi. Dalam homogen nukleasi bentuk kristal
dislokasi dari sempurna dan melewati simultan dari banyak ikatan, energi yang
diperlukan untuk nukleasi homogen tinggi.
Langkah-langkah dan tepian di batas butir merupakan sumber penting
dislokasi pada tahap awal deformasi plastik, permukaan kristal dapat
menghasilkan dislokasi di dalam kristal. Dislokasi kemudian disebarkan ke kisi
dengan cara yang sama seperti dalam batas butir inisiasi. Dalam monocrystals,
mayoritas dislokasi terbentuk di permukaan. Kerapatan dislokasi 200 mikrometer
ke permukaan material, telah terbukti menjadi enam kali lebih tinggi daripada
kepadatan dalam massal. Namun, dalam bahan polikristalin sumber permukaan
tidak dapat memiliki pengaruh yang besar karena sebagian besar butir tidak
berhubungan dengan permukaan.
Batas antara logam dan oksida dapat sangat meningkatkan jumlah
dislokasi yang terjadi. Lapisan oksida menempatkan permukaan logam dalam
ketegangan karena memeras atom oksigen ke dalam kisi, dan atom oksigen di
bawah kompresi. Hal ini sangat meningkatkan tekanan pada permukaan logam
dan akibatnya sejumlah dislokasi terbentuk pada permukaan. Tekanan yang
dihasilkan oleh sumber dislokasi dapat divisualisasikan dengan photoelasticity
dalam Lif iradiasi gamma-kristal tunggal. Tegangan tarik sepanjang bidang luncur
merah. Stres kompresi hijau gelap.
Begitu pun kekuatan mengenai karateristik deformasi dari bangunan struktur
adalah paling penting untuk mempelajari getaran mesin seperti juga bangunan-
bangunan stasioner dan penerbangan.dalam menjalankan fungsinya,balok
meneruskan pengaruh beban gravitasi keperletakan terutama dengan
mengandalakan aksi lentur,yang berkaitan dengan gaya berupa momen lentur dan
geser.kalaupun timbul aksi normal,itu terutama di timbulkan oleh beban luar yang
relative kecil,misalnya akibat gaya gesek rem kendaraan pada gelagar
jembatan,atau misalnya akibat perletakan yang di buat miring.
Mechanical Engineering of Sriwijaya University
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi yaitu :
1. Kekakuan batang, Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang
akan terjadi pada batang akan semakin kecil.
2. Besarnya kecil gaya yang diberikan, Besar-kecilnya gaya yang diberikan
pada batang berbanding lurus dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata
lain semakin besar beban yang dialami batang maka defleksi yang terjadi pun
semakin kecil
3. Jenis tumpuan yang diberikan Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis
tumpuan berbeda-beda. Jika karena itu besarnya defleksi pada penggunaan
tumpuan yang berbeda-beda tidaklah sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan
yang melawan gaya dari beban maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih
besar dari tumpuan pin ( pasak ) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih
besar dari tumpuan jepit.
4. Jenis beban yang terjadi pada batang , Beban terdistribusi merata dengan
beban titik,keduanya memiliki kurva defleksi yang berbeda-beda. Pada beban
terdistribusi merata slope yang terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih
besar dari slope titik. Ini karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan
pada beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja.
Untuk setiap batang yang ditumpu akan melendut apabila diberikan beban
yang cukup besar. Lendutan batang untuk setiap titik dapat dihitung dengan
menggunakan metode diagram atau cara integral ganda dan untuk mengukur gaya
yang digunakan load cell.
Lendutan batang sangat penting dalam konstruksi terutama konstruksi
mesin,dimana pada bagian-bagian tertentu seperti poros,lendutan sangat tidak
diinginkan karena adannya lendutan maka kerja poros atau operasi mesin akan
tidak normal sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada bagian mesin atau
pada bagian lainnya.
Langkah-langkah dan tepian di batas butir merupakan sumber penting
dislokasi pada tahap awal deformasi plastik, permukaan kristal dapat
menghasilkan dislokasi di dalam kristal. Dislokasi kemudian disebarkan ke kisi
dengan cara yang sama seperti dalam batas butir inisiasi. Dalam monocrystals,
Mechanical Engineering of Sriwijaya University
HIMPUNAN MAHASISWA MESIN (HMM)FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYAM.DIAN MUSLIM
03121005020
mayoritas dislokasi terbentuk di permukaan. Kerapatan dislokasi 200 mikrometer
ke permukaan material, telah terbukti menjadi enam kali lebih tinggi daripada
kepadatan dalam massal. Namun, dalam bahan polikristalin sumber permukaan
tidak dapat memiliki pengaruh yang besar karena sebagian besar butir tidak
berhubungan dengan permukaan.
Prosedur Percobaan
1. Permukaan benda uji dibersihkan sehingga rata dan sejajar terhadap
permukaan meja uji.
2. Pilih Metode pengujian yang akan dipakai.
3. Pengukuran pengujian kekerasan dilakukan pada beberapa titik bekas
penekanan alat uji benda uji tersebut.
Mechanical Engineering of Sriwijaya University