keluarga anak usia sekolah
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu aspek penting dari perawatan adalah penekanannya pada unit
keluarga. Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat dan lembaga sosial yang
paling banyak memiliki efek-efek menonjol terhadap anggota keluarga. Tujuan utama
dari keluarga adalah sebagai perantara menanggung semua harapan-harapan dan
kewajiban masyarakat serta membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu hingga
dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap anggota/ individu dalam keluarga.
Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial. Keluarga
harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan dari semua
individu yang ada dalam unit keluarga.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.
Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya
mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status kesehatan anggotanya. Keluarga
cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat
dan sakit pada para anggota keluarga.
Duvall membagi keperawatan keluarga ke dalam beberapa tahapan. Salah
satunya adalah keluarga dengan anak usia sekolah. Untuk itu, di dalam makalah ini,
kelompok ingin mengetengahkan proses keperawatan keluarga dengan anak usia
sekolah. Tidak lupa kelompok sertakan contoh kasus pemicu beserta pembahasannya.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mempelajari asuhan keperawatan
keluarga dengan anak usia sekolah.
2. Tujuan khusus
Setelah mempelajari teori dan konsep asuhan keperawatan keluarga, mahasiswa
dapat mengaplikasikannya di dalam kasus pemicu tentang:
a. Pelengkapan data pada pengkajian
b. Penyusunan diagnosa keperawatan keluarga
c. Penentuan skoring prioritas diagnosa keperawatan
d. Penyusunan rencana intervensi keperawatan.
1
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun dengan menggunakan metoda studi kasus. Bab I berisi
pendahuluan, bab II berisi tinjauan teori, bab III berisi kajian kasus, bab IV berisi
penutup.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Keluarga menurut Duvall (1972) adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan
emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang
reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai
tujuan umum.
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (1988), keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
bergantung.
B. STRUKTUR KELUARGA
1. Struktur peran keluarga, formal dan informal
2. Nilai/norma keluarga, norma yang diyakini oleh keluarga. Berhubungan dengan
kesehatan
3. Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orang tua-anak, ayah ibu, &
anggota lain
4. Struktur keluarga. Kemampuan keluarga mempengaruhi dan mengendalikan
orang lain untuk kesehatan
Ciri–ciri Struktur Keluarga Terorganisasi, bergantung satu sama lain, ada
keterbatasan , perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing
Pemegang Kekuasaan
Patriakal, dominan dipihak ayah
Matriakal, dominan di pihak ibu
Equalitarian , ayah dan ibu
C. PERAN KELUARGA
1. Peran ayah : pencari nafkah, pendidik, pelindung, rasa aman, sebagai kepala
keluarga, dan anggota masyarakat
3
2. Peran ibu : mengurus Rumah tangga, pengasuh/pendidik anak, pencari nafkah
tambahan, dan anggota masyarakat
3. Peran anak : peran psikososial sesuai tingkat perkembangan, baik mental fisik
sosial dan spiritual.
D. FUNGSI KELUARGA (FRIEDMAN)
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi perawatan
5. Fungsi ekonomi
E. TIPE KELUARGA (SECARA TRADISIONAL)
1. Keluarga inti (Nuclear Family) terdiri dari: ayah , ibu dan anaknya dari
keturunannya atau adopsi
2. Keluarga besar (Extended Family) keluarga inti dan anggota keluarga lain yang
masih ada hubungan darah. (kakek, nenek , paman, bibi)
F. TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
Duvall membagi tahapan keluarga menjadi delapan tahapan perkembangan keluarga,
yaitu:
1. Keluarga pemula.
2. Keluarga yang sedang mengasuh anak.
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah.
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun (mulai masuk sekolah
dasar) dan berakhir pada usia 13 tahun (awal dari masa remaja). Tugas
perkembangan keluarganya adalah:
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah,dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga.
Masalah kesehatan tahap ini adalah:
4
a. Orang tua akan memulai berpisah dengan anak karena anak sudah mulai
memiliki banyak teman sebaya, hati-hati dengan pengaruh lingkungan anak.
b. Orang tua mengalami banyak tekanan dari luar, misalnya dari sekolah dan
komunitas, untuk menyesuaikan anak dengan komunitas dan sekolah.
c. Kecacatan atau kelemahan anak akan tampak pada periode ini melalui
pengamatan perawat sekolah dan guru.
5. Keluarga dengan anak remaja.
6. Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda.
7. Orang tua usia pertengahan.
8. Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
G. PERAN PERAWAT KELUARGA
Dalam meningkatkan kemampuan perawat menyelesaikan masalah kesehatan, perawat
dapat berperan dalam keperawatan keluarga sebagai:
1. Pemantau kesehatan (Health Monitor).
Perawat membantu keluarga mengenali penyimpangan kesehatan dengan
menganalisis data secara objektif serta membuat keluarga sadar tentang akibat
masalah tersebut terhadap perkembangan anggota keluarga.
2. Pemberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Selain berperan mencegah dalam penyakit, meningkatkan kesehatan, perawat
keluarga tetap berperan dalam memberi perawatan pada anggota keluarga yang
sakit
3. Koordinator perawatan kesehatan keluarga
4. Fasilitator
5. Pendidik
6. Penasihat
H. TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN (SUPRAJITNO, 2003)
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan
sekesil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian orang tua atau keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan
upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
5
keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang memiliki
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
I. TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH
1. Perkembangan biologis
Pada usia sekolah pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan memiliki
perbedaan, pada anak lai-laki lebih tinggi dan kurus, pada anak perempuan lebih
pendek dan gemuk. Pada usia ini pembentukan lemak lebih cepat dari pada otot.
2. Perkembangan psikososial
Pada masa ini anak-anak selalu melakukan aktivas bersama atau berkelompok.
Menurut Freud perkembangan psikososial pada anak usia sekolah digolongkan
dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus.
3. Perkembangan kognitif
Menurut Pieget anak berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Kemampuan anak
yang dimiliki pada tahap operasional konkret, yaitu:
a. Konservasi: menyukai sesuatu yang dapat dipelajari secara konkret bukan magis.
b.Klasifikasi: mulai belajar mengelompokan, menyusun dan mengurutkan.
c. Kombinasi: mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf sesuai dengan
keinginannya yang dihubungkan dengan pengalaman yang diperoleh sebelumnya.
4. Perkembangan spiritual
Pada usia ini anak-anak mulai tertarik terhadap surge dan neraka, sehingga mereka
mematuhi semua peraturan karena takut masuk neraka.
5. Perkembangan bahasa
Kosa kata anak bertambah, kesalahan pengucapan mulai berkurang karena
bertambahnya pengalaman dan telah mendengar pengucapan yang benar.
Pembicaraan yang dilakukan dalam tahap ini lebih terkendali dan terseleksi karena
anak menggunakan pembicaraan sebagai alat komunikasi.
6. Perkembangan seksual
Pada masa ini anak mulai menyesuaikan penampilan, pakaian, dan gerak-geriknya
sesuai dengan peran seksnya.
6
7. Perkembangan konsep diri
Dipengaruhi oleh hubungan dengan orang tua, saudara, dan saudara lainnya. Dan
anak membentuk konsep diri sehingga membentuk ego ideal yang berfungsi
sebagai standar prilaku umum yang diinternalisasi.
7
BAB III
PEMBAHASAN
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA
SEKOLAH PADA KELUARGA BAPAK D
A. Kasus pemicu
Keluarga bapak D (37 tahun) mempunyai 2 orang anak sekolah dan 1 balita.
Anak pertama Bapak D, laki-laki (anak F) berusia 11 tahun, duduk di kelas 6
sekolah negeri, sedang adiknya, perempuan berusia 8 tahun, duduk di kelas 3
sekolah swasta. Kedua anak Bapak D, giginya sudah permanen walaupun belum
lengkap. Kedua anak bapak D seringkali lupa gosok gigi terutama saat menjelang
tidur. Anak perempuan Bapak D (anak S) sering mengeluh sakit gigi, istrinya
Bapak D hanya menganjurkan kumur-kumur air garam jika rasa nyeri gigi itu
datang. Menurut kedua anak Bapak D rata-rata teman-temannya di sekolah
mengeluh sering sakit gigi juga. Petugas UKS dari Puskesmas sesekali datang
untuk memeriksa kesehatan di sekolah. PT. unilever juga pernah datang untuk
mengajarkan cara sikat gigi dan membagi produk berupa pasta gigi pada siswa.
Berat badan Anak kedua dari Bapak D adalah 18 kg, dan kurang nafsu makan, dan
sering mengalami kurang tidur dan sering terbangun pada malam hari, dan sulit
berkonsentrasi pada saat belajar sehingga prestasi belajar menurun
B. Pengkajian
I. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga (KK) : Bapak D
b. Alamat dan telepon : Depok
c. Komposisi Keluarga
No. Nama Jenis
Kelamin
Hubungan
dengan KK
Umur Pendidikan
1. Bp. D L Kepala
Keluarga
37 th SD
2. Ibu A P Istri/ ibu
Rumah
30 th SD
8
Tangga
3. An. F L Anak 11 th SD
4. An. S P Anak 8 th SD
Genogram
Keterangan
= Laki-laki = perempuan
d. Tipe Keluarga : Keluarga Inti
e. Suku : Betawi
f. Agama : Islam
g. Status Sosial :
Kurang mampu, kecukupan penghasilan hanya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bp. D jarang pergi berlibur ke tempat wisata bersama-sama
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga Bp. D adalahkeluarga dengan
anak usia sekolah
III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Bp. D yang ditinggali saat ini adalah rumah kontrakkan, lantai
rumah terbuat dari semen, dengan ventilasi hanya dari depan rumah
samping kiri dan kanan rumah tidak ada, dinding rumah terbuat dari batako,
jarak rumah satu dengan rumah yang lain rapat, keadaan lingkungan rumah
9
tertata dengan rapih, jarak antara sumur dengan jamban pembuangan
kurang dari 10 meter.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Bp. D adalah warga pendatang di lingkungannya, hubungan
dengan tetangga baik dan saling membantu
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bp. D sering pindah-pindah tempat tinggal, Bp. D beraktivitas
dari pagi sampai sore hari untuk bekerja sebagai buruh pasar
4. Perkumpulan Keluarga dan interaksi dengan Masyarakat
Bp. D sering terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan
tempat tinggalnya, misalnya kerja bakti dan siskamling, Ibu A juga
mengikuti arisan RT di tempat tinggalnya
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Bp. D, jika ada salah satu anggota keluarga bapak D yang sakit
maka yang pertama dilakukan adalah membeli obat warung, jika tidak
sembuh akan mendatangi pelayanan kesehatan
IV. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Bp. Dalam memutuskan permasalahan selalu dengan
bermusyawarah, dan yang mengambil keputusan adalah kepala keluarga
b. Strutur kekuatan keluarga
Bp. D berperan dalam memutuskan masalah terkait kesehatan di
keluarganya.
c. Struktur peran
Formal: Bp. D berperan sebagai suami, mencari nafkah, kepala keluarga
dan ibu A berperan sebagaiseorang istri, ibu rumah tangga
Informal: Bp. D aktif sebagai sekertaris RT. Sedangkan ibu A hanya
sebagai aggota arisan RT.
d. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Bp. D masih memiliki nilai-nilai yang dianut oleh suku
betawi, contohnya ibu hamil tidak diperbolehkan mengkonsumsi ikan
laut.
10
V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Bp. D mengembangkan pola kasih sayang dan saling mengasihi
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Bp. D dalam kehidupan sehari-hari dapat bersosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya dengan baik
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga Bp. D jika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga bisa mencari
solusi perawatannya, misalnya Anak S sakit gigi maka ibu A menganjurkan
anaknya untuk kumur-kumur air garam.
VI. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek
b. Stressor jangka panjang
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
d. Strategi koping ynga digunakan
e. Strategi adaptasi disfungsional
VII. Harapan Keluarga
VIII. Pemeriksaan Fisik
C. Pengorganisasian Data
1. Bapak D memiliki 2 orang anak, laki-laki berusia 11tahun dan perempuan
berusia 8 tahun.
2. Kedua anak Bapak D seringkali lupa gosok gigi terutama saat menjelang tidur.
3. Anak perempuan Bapak D sering mengeluh sakit gigi.
4. Istri bapak D hanya menganjurkan kumur-kumur air garam jika nyeri gigi itu
datang.
5. Menurut kedua anak Bapak D rata-rata teman-temannya di sekolah mengeluh
sering sakit gigi juga.
6. Petugas UKS dari Puskesmas sesekali datang untuk memeriksa kesehatan di
sekolah.
7. PT. unilever juga pernah datang untuk mengajarkan cara sikat gigi dan
membagi produk berupa pasta gigi pada siswa.
11
8. Anak S memiliki berat badan 18 kg dan kurang nafsu makan, sering
mengalami kesulitan tidur dan sulit berkonsentrasi dalam belajar sehingga
prestasi belajar menurun.
D. Analisa data
No Data subyektif Data obyektif Etiologi Masalah 1 Ibu D mengatakan:
Kedua anaknya seringkali lupa gosok gigi terutama saat menjelang tidur.
Anak perempuannya sering mengeluh sakit gigi.
Dia hanya menganjurkan kumur-kumur air garam jika nyeri gigi itu datang.
Anak S mengatakan: Giginya sering sakit. Teman-temannya di
sekolah juga sering sakit gigi.
Petugas UKS dari Puskesmas sesekali datang untuk memeriksa kesehatan di sekolah.
PT. unilever juga pernah datang untuk mengajarkan cara sikat gigi dan membagi produk berupa pasta gigi pada siswa.
Anak S mengalami gigi bengkak,
Ketidakmampuan keluarga dalam mengenali masalah kesehatan pada anak S
Perubahan pemeliharaan kesehatan.
2 Ibu D mengatakan berat badan anak S menurun, mungkin karena sakit gigi sehingga malas makan.
Anak S mengatakan sakit giginya akan terasa lebih bila dia makan, makanya dia tidak ingin makan.
BB 18 kg.Mata cekung.
Anoreksia, ketidakmampuan keluarga memenuhi asupan gizi yang memadai.
Perubahan pola nutrisi: kurang dari kebutuhan.
3 Anak S mengatakan sering sakit gigi, terutama
Gigi anak S terlihat
Peradangan gigi
Nyeri
12
saat makan. bengkak.4 Ibu D mengatakan
bahwa anak S sering terbangun malam hari, mungkin karena lapar karena menderita sakit gigi.
Anak S mengatakan sering terbangun karena merasa lapar, karena dia memang tidak mau makan karena sakit gigi.
Mata anak S tampak cekung, tampak lemah.
Sering terbangun malam hari.
Perubahan pola istirahat tidur.
E. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada anak S.
2. Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan khususnya pada anak S pada
keluarga bapak D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan
asupan gizi yang memadai.
3. Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi.
4. Perubahan pola istirahat tidur khususnya anak S pada keluarga bapak D
berhubungan dengan sering terbangun malam hari sekunder terhadap sakit gigi
dan lapar.
F. Skoring
1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada anak S.
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah:
Aktual: 3
1 3/3x1=1 Anak S mengatakan
sakit gigi, dari
pengkajian fisik juga
didapatkan bengkak
pada gigi anak S.
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah: sebagian: 1
2 1/2x2=1 Anak S dan adiknya
sering lupa
menggosok gigi pada
malam hari menjelang
13
tidur.
3 Potensi masalah bisa
dicegah: cukup: 2
1 2/3x1=2/3 Anak S mengatakan
kalau makan giginya
akan terasa tambah
sakit.
4 Menonjolnya masalah: ada
masalah tapi tidak
dirasakan: 0
1 0/2x1=0 Anak S mengatakan
bahwa teman-
temannya di sekolah
juga sering sakit gigi.
Jumlah: 2 2/3
2. Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan khususnya pada anak S pada
keluarga bapak D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan asupan
gizi yang memadai.
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah:
Aktual: 3
1 3/3x1=1 Pada pengkajian fisik,
BB anak S 18 kg,
tampak kurus, dan
lemah.
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah: sebagian: 1
2 1/2x2=1 Ibu D mengatakan BB
anaknya turun karena
tidak mau makan
karena sakit gigi.
3 Potensi masalah bisa
dicegah: cukup: 2
1 2/3x1=2/3 Ibu D mengatakan BB
anaknya akan kembali
ke semula setelah
sakit giginya sembuh.
4 Menonjolnya masalah:
ada masalah tapi tidak
dirasakan: 0
1 0/2x1=0 Ibu D tahu BB anak S
menurun, tetapi
menurutnya itu karena
anak S sedang sakit
gigi, nanti kalau sudah
tidak sakit gigi, Bbnya
14
akan naik kembali.
Jumlah: 2 2/3
3. Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi.
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah:
Aktual: 3
1 3/3x1=1 Anak S mengatakan sakit
gigi, apalagi kalau untuk
makan.
Gigi anak S terlihat
bengkak.
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah: mudah: 2
2 2/2x2=2 Nyeri bisa dikurangi dengan
memberikan obat baik
tradisional maupun obat
medis.
3 Potensi masalah bisa
dicegah: tinggi: 3
1 3/3x1=1 Nyeri bersifat sementara.
4 Menonjolnya
masalah: segera
ditangani: 2
1 2/2x1=1 Sakit gigi ini sangat
dirasakan oleh anak S, dan
anak S ingin sakit giginya
segera sembuh.
Jumlah: 5
4. Perubahan pola istirahat tidur khususnya anak S pada keluarga bapak D berhubungan
dengan sering terbangun malam hari sekunder terhadap sakit gigi dan lapar.
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1 Sifat masalah:
Aktual: 3
1 3/3x1=1 Ibu D mengatakan anak S
sering terbangun malam
hari.
Anak S mengatakan sering
terbangun malam hari.
2 Kemungkinan
masalah dapat diubah:
mudah: 2
2 2/2x2=2 Setelah sakit giginya
teratasi, anak S dapat
makan seperti semula,
15
maka keluhan lapar akan
menghilang, dan anak S
bisa tidur nyenyak malam
hari.
3 Potensi masalah bisa
dicegah: cukup: 2
1 2/3x1=2/3 Setelah sembuh sakit gigi,
dengan penjadwalan tidur
yang teratur, maka anak S
akan dapat tidur dengan
baik.
4 Menonjolnya masalah:
segera ditangani: 2
1 2/2x1=1 Ibu D dan anak S
mengatakan anak S susah
tidur, sering terbangun,
dan ingin agar bisa tidur
nyenyak malam hari agar
di sekolah tidak
mengantuk sehingga nilai-
nilai pelajarannya akan
membaik.
Jumlah: 4 2/3
G. Diagnosa keperawatan keluarga bapak D berdasarkan prioritas
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi.
2. Perubahan pola istirahat tidur khususnya anak S pada keluarga bapak D
berhubungan dengan sering terbangun malam hari sekunder terhadap sakit gigi
dan lapar.
3. Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan khususnya pada anak S pada
keluarga bapak D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan
asupan gizi yang memadai.
4. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada anak S.
16
17
F. Rencana intervensi keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Evaluasi IntervensiTUM TUK Kriteria Standar
1 Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi
Selama 1 kali kunjungan ke rumah, keluarga bapak D dapat merawat anak S yang sedang sakit gigi.
1. Selama 1 x 60 menit kunjungan, keluarga mampu mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga bapak D khususnya anak SDengan cara :1.1.Menyebutk
an apa itu sakit gigi
1.2.Menyebutkan penyebab sakit gigi
Respon verbal
Respon verbal
Sakit gigi adalah rasa nyeri yang dirasakan pada gigi karena adanya peradangan gigi.
Sakit gigi bisa disebabkan karena tidak rajin menggosok gigi.
1.1.1 Diskusikan bersama keluarga pengertian sakit gigi dengan lembar balik
1.1.2 Tanyakan kembali pada keluarga tentang pengertian sakit gigi.
1.1.3 Berikan reinforcement positif atas jawaban yang tepat
1.2.1Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab sakit gigi dengan menggunakan lembar balik
1.2.2. motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab sakit gigi
1.2.3. beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
18
1.3.Menyebutkan tanda-tanda sakit gigi
1.4.Menyebukan cara mencegah terjadinya sakit gigi
Respon verbal
Respon verbal
Dapat menyebutkan tanda-tanda peradangan gigi:Gigi terasa nyeri,
apalagi untuk makan dan minum dingin.
Dapat menyebutkan cara mencegah sakit gigi:- Ajarkan anak
tentang pentingnya menggosok gigi dengan benar dan teratur
- Ajarkan ibu dan keluarga tentang memilih sikat gigi dan pasta gigi yang
1.3.1. Diskusi bersama keluarga tentang tanda-tanda sakit gigi.
1.3.2. Motivasi kembali keluarga untuk menyebutkan kembali tanda-tanda sakit gigi
1.3.3. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga.
1.4.1. Dorong keluarga untuk menyebutkan cara mencegah terjadinya sakit gigi
1.4.2. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
19
2. Keluarga memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan Sakit gigi
2.1 menyebutkan akibat tidak merawat gigi
2.2 ungkapan keinginan untuk merawat anggota keluarga dengan
Respon Verbal
Respon verbal
sesuai.- Anjurkan ibu
untuk membawa ke pelayanan kesehatan : puskesmas untuk mendapatkan terapi secara tepat apabila sakti gigi tidak bisa diatasi secara mandiri.
Keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
Ungkapan keinginan merawat anggota keluarga dengan sakit gigi
2.1.1 diskusikan dengan keluarga akibat sakit gigi
2.1.2 tanyakan kembali pada keluarga tentang akibat dari sakit gigi
2.1.3 beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
2.2.1 tanyakan kepada keluarga keinginan untuk merawat anggota keluarga dengan sakit gigi
2.2.2 fasilitasi keluarga dalam
20
sakit gigi
3. Merawat anggota keluarga dengan sakit gigi
3.1 menjelaskan cara perawatan sakit gigi
Respon Verbal
Cara perawatan sakit gigi- Kurangi
konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi
- Ajak anak-nak untuk
- menggosok gigi secara teratur dan benar pada pagi sore dan menjelang tidur
- Jaga hygiene oral dengan baik
- Anjurkan berkumur
membuat keputusan terkait perawatan sakit gigi
2.2.3 motivasi keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit gigi
2.2.4 beri penguatan tas pencapain keluarga
3.1.1 jelaskan pada keluarga tentang perawatan sakit gigi
3.1.2 anjurkan keluarga untuk menyebutkan cara perawatan gigi
3.1.3 jelaskan kembali cara perawatan gigi jika diperlukan.
3.1.4 beri pujian atas pencapaian keluarga
21
3.2meredemonstrasikan cara perawatan sakit gigi
3.3 melakukan perawatan sakit gigi
Respon Verbal
Kunjungan tidak terencana
dengan air garam hangat
- Cara menggosok gigi
- Cara membuat cairan air garam
Pada kunjungan tidak terencana keluarga melakukan peawatan gigicara mencegah sakit gigi:- Ajarkan anak
tentang pentingnya menggosok gigi dengan benar dan teratur
- Ajarkan ibu dan keluarga tentang memilih sikat gigi dan pasta gigi yang
3.2.1 latih keluarga dalam merawat anak dengan sakit gigi
3.2.2 anjurkan keluarga untuk meredemonstrasikan cara-cara perawatan sakit gigi
3.2.3 beri pujian atas usaha keluarga
3.3.1 kaji kemampuan keluarga melakukan perawatan gigi yang telah diajarkan
3.3.2 beri pujian atas usaha yang telah dilakukan keluarga
22
4. Keluarga mampu memdifikasi lingkungan dalam peawatan gigi dengan cara:
4.1 menyebutkan cara pencegahan
Respon Verbal
sesuai.- Anjurkan ibu
untuk membawa ke pelayanan kesehatan : puskesmas untuk mendapatkan terapi secara tepat apabila sakti gigi tidak bisa diatasi secara mandiri.
4.1.1 jelaskan pada keluarga cara- cara pencengahan gigi pada anak
4.1.2 anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali cara- cara pencegahan sakit gigi
4.1.3 beri pujian atas usaha keluarga
23
4.2 menyebutkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah sakit gigi
5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan guna menceagah sakit gigi
5.1mengidentifikasi fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan dalam penanganan sakit gigi
5.2 memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam penanganan sakit gigi
Respon Verbal
Respon Verbal
Cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah sakit gigi
Fasiliats pelayanan kesehatan yang dapat digunakan: puskesmas, RS, praktek dokter, praktek bidan.
Adanya kartu berobat, tanggal kunjungan, dan obat yang diperoleh
4.2.1 selalu menyediakan perlengkapan perawatan gigi untuk keluarga
4.2.2. ganti sikat gigi setiap tiga bulan sekali atau bila bulu sikatnya sudah mekar
5.1.1 diskusikan dengan keluarga fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk penanganan sakit gigi
5.1.2 anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
5.1.3 tanyakan kepada keluarga fasilitas kesehatan yang akan digunakan dalam perawatan gigi pada anggota keluarga
5.1.4 beri pujian atas usaha keluarga
5.2.1 Anjurkan keluarga untuk menggunakan fasiliatas kesehatan untuk mengatasi sakit gigi sesuai kemampuan
5.2.2 Tanyakan kepada keluarga tentang pemanfaatan fasiliats kesehatan dalam penanganan
24
sakit gigi5.2.3 Minta kepada keluarga kartu
berobat yang telah digunakan untuk penanganan sakit gigi
5.2.4 Beri pujian jika keluarga telah memenfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
25
BAB IV
PENUTUP
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang mendukung status
kesehatan masyarakat. Status kesehatan antar anggota keluarga saling mempengaruhi satu
sama lain. Perawat keluarga berfokus kepada hubungan antara kehidupan keluarga beserta
status sehat-sakit anak-anaknya, perawat membantu kelaurga dan anggota keluarga untuk
mencapai keadaan sejahtera.
Di dalam menilai status kesehatan keluarga, diperlukan pengkajian dan penentuan
skoring dengan seksama. Karena hal ini dapat membantu dalam menentukan rencana
asuhan keperawatan selanjutnya. Untuk itu, perawat keluarga perlu mempunyai
pengetahuan tentang teori dan konsep keluarga beserta asuhan keperawatannya. Selain
pengetahuan secara teori dan konsep, perawat keluarga juga perlu mengetahui cara-cara
dalam melakukan pendekatan kepada keluarga.
26
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M., Marilyn. (1998). Family Nursing:Research, Theory & Practice. USE:
Appleton and Lange.
http://www.bayisehat.com/baby-health-a-care-mainmenu-30/57/merawat/gigi di unduh
tanggal 22 november 2010 pukul 12.40 WIB
27