keluarga anak usia sekolah

38
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu aspek penting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarga. Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat dan lembaga sosial yang paling banyak memiliki efek-efek menonjol terhadap anggota keluarga. Tujuan utama dari keluarga adalah sebagai perantara menanggung semua harapan-harapan dan kewajiban masyarakat serta membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap anggota/ individu dalam keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial. Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan dari semua individu yang ada dalam unit keluarga. Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status kesehatan anggotanya. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Duvall membagi keperawatan keluarga ke dalam beberapa tahapan. Salah satunya adalah keluarga dengan anak usia sekolah. Untuk itu, di dalam makalah ini, kelompok ingin mengetengahkan proses keperawatan keluarga dengan anak 1

Upload: tika-arlina

Post on 30-Jun-2015

3.450 views

Category:

Documents


192 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keluarga Anak Usia Sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu aspek penting dari perawatan adalah penekanannya pada unit

keluarga. Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat dan lembaga sosial yang

paling banyak memiliki efek-efek menonjol terhadap anggota keluarga. Tujuan utama

dari keluarga adalah sebagai perantara menanggung semua harapan-harapan dan

kewajiban masyarakat serta membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu hingga

dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap anggota/ individu dalam keluarga.

Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial. Keluarga

harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan dari semua

individu yang ada dalam unit keluarga.

Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.

Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya

mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status kesehatan anggotanya. Keluarga

cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat

dan sakit pada para anggota keluarga.

Duvall membagi keperawatan keluarga ke dalam beberapa tahapan. Salah

satunya adalah keluarga dengan anak usia sekolah. Untuk itu, di dalam makalah ini,

kelompok ingin mengetengahkan proses keperawatan keluarga dengan anak usia

sekolah. Tidak lupa kelompok sertakan contoh kasus pemicu beserta pembahasannya.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mempelajari asuhan keperawatan

keluarga dengan anak usia sekolah.

2. Tujuan khusus

Setelah mempelajari teori dan konsep asuhan keperawatan keluarga, mahasiswa

dapat mengaplikasikannya di dalam kasus pemicu tentang:

a. Pelengkapan data pada pengkajian

b. Penyusunan diagnosa keperawatan keluarga

c. Penentuan skoring prioritas diagnosa keperawatan

d. Penyusunan rencana intervensi keperawatan.

1

Page 2: Keluarga Anak Usia Sekolah

C. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini disusun dengan menggunakan metoda studi kasus. Bab I berisi

pendahuluan, bab II berisi tinjauan teori, bab III berisi kajian kasus, bab IV berisi

penutup.

2

Page 3: Keluarga Anak Usia Sekolah

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Keluarga menurut Duvall (1972) adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh

ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan

emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang

reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai

tujuan umum.

Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (1988), keluarga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

bergantung.

B. STRUKTUR KELUARGA

1.  Struktur peran keluarga, formal dan informal

2.   Nilai/norma keluarga, norma yang diyakini oleh keluarga. Berhubungan dengan

kesehatan

3.  Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orang tua-anak, ayah ibu, &

anggota lain

4.  Struktur keluarga. Kemampuan keluarga mempengaruhi dan mengendalikan

orang lain untuk kesehatan 

Ciri–ciri Struktur Keluarga Terorganisasi, bergantung satu sama lain, ada

keterbatasan , perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing

Pemegang Kekuasaan

Patriakal, dominan dipihak ayah

Matriakal, dominan di pihak ibu

Equalitarian , ayah dan ibu

C. PERAN KELUARGA

1. Peran ayah : pencari nafkah, pendidik, pelindung, rasa aman, sebagai kepala

keluarga, dan anggota masyarakat

3

Page 4: Keluarga Anak Usia Sekolah

2. Peran ibu : mengurus Rumah tangga, pengasuh/pendidik  anak, pencari nafkah

tambahan, dan anggota masyarakat

3. Peran anak : peran psikososial sesuai tingkat perkembangan, baik mental fisik

sosial dan spiritual.

D. FUNGSI KELUARGA (FRIEDMAN)

1. Fungsi afektif

2. Fungsi sosialisasi

3. Fungsi reproduksi

4. Fungsi perawatan

5. Fungsi ekonomi

 

E. TIPE KELUARGA (SECARA TRADISIONAL)

1. Keluarga inti (Nuclear Family) terdiri dari: ayah , ibu dan anaknya dari

keturunannya atau adopsi

2. Keluarga besar (Extended Family) keluarga inti dan anggota keluarga lain yang

masih ada hubungan darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

F. TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA

Duvall membagi tahapan keluarga menjadi delapan tahapan perkembangan keluarga,

yaitu:

1. Keluarga pemula.

2. Keluarga yang sedang mengasuh anak.

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah.

4. Keluarga dengan anak usia sekolah.

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun (mulai masuk sekolah

dasar) dan berakhir pada usia 13 tahun (awal dari masa remaja). Tugas

perkembangan keluarganya adalah:

a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah,dan

mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.

b. Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.

c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga.

Masalah kesehatan tahap ini adalah:

4

Page 5: Keluarga Anak Usia Sekolah

a. Orang tua akan memulai berpisah dengan anak karena anak sudah mulai

memiliki banyak teman sebaya, hati-hati dengan pengaruh lingkungan anak.

b. Orang tua mengalami banyak tekanan dari luar, misalnya dari sekolah dan

komunitas, untuk menyesuaikan anak dengan komunitas dan sekolah.

c. Kecacatan atau kelemahan anak akan tampak pada periode ini melalui

pengamatan perawat sekolah dan guru.

5. Keluarga dengan anak remaja.

6. Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda.

7. Orang tua usia pertengahan.

8. Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

G. PERAN PERAWAT KELUARGA

Dalam meningkatkan kemampuan perawat menyelesaikan masalah kesehatan, perawat

dapat berperan dalam keperawatan keluarga sebagai:

1. Pemantau kesehatan (Health Monitor).

Perawat membantu keluarga mengenali penyimpangan kesehatan dengan

menganalisis data secara objektif serta membuat keluarga sadar tentang akibat

masalah tersebut terhadap perkembangan anggota keluarga.

2. Pemberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit.

Selain berperan mencegah dalam penyakit, meningkatkan kesehatan, perawat

keluarga tetap berperan dalam memberi perawatan pada anggota keluarga yang

sakit

3. Koordinator perawatan kesehatan keluarga

4. Fasilitator

5. Pendidik

6. Penasihat

H. TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN (SUPRAJITNO, 2003)

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan

kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan

sekesil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi

perhatian orang tua atau keluarga.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan

upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan

5

Page 6: Keluarga Anak Usia Sekolah

keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang memiliki

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan di sekitarnya bagi keluarga

I. TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH

1. Perkembangan biologis

Pada usia sekolah pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan memiliki

perbedaan, pada anak lai-laki lebih tinggi dan kurus, pada anak perempuan lebih

pendek dan gemuk. Pada usia ini pembentukan lemak lebih cepat dari pada otot.

2. Perkembangan psikososial

Pada masa ini anak-anak selalu melakukan aktivas bersama atau berkelompok.

Menurut Freud perkembangan psikososial pada anak usia sekolah digolongkan

dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus.

3. Perkembangan kognitif

Menurut Pieget anak berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak

mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Kemampuan anak

yang dimiliki pada tahap operasional konkret, yaitu:

a. Konservasi: menyukai sesuatu yang dapat dipelajari secara konkret bukan magis.

b.Klasifikasi: mulai belajar mengelompokan, menyusun dan mengurutkan.

c. Kombinasi: mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf sesuai dengan

keinginannya yang dihubungkan dengan pengalaman yang diperoleh sebelumnya.

4. Perkembangan spiritual

Pada usia ini anak-anak mulai tertarik terhadap surge dan neraka, sehingga mereka

mematuhi semua peraturan karena takut masuk neraka.

5. Perkembangan bahasa

Kosa kata anak bertambah, kesalahan pengucapan mulai berkurang karena

bertambahnya pengalaman dan telah mendengar pengucapan yang benar.

Pembicaraan yang dilakukan dalam tahap ini lebih terkendali dan terseleksi karena

anak menggunakan pembicaraan sebagai alat komunikasi.

6. Perkembangan seksual

Pada masa ini anak mulai menyesuaikan penampilan, pakaian, dan gerak-geriknya

sesuai dengan peran seksnya.

6

Page 7: Keluarga Anak Usia Sekolah

7. Perkembangan konsep diri

Dipengaruhi oleh hubungan dengan orang tua, saudara, dan saudara lainnya. Dan

anak membentuk konsep diri sehingga membentuk ego ideal yang berfungsi

sebagai standar prilaku umum yang diinternalisasi.

7

Page 8: Keluarga Anak Usia Sekolah

BAB III

PEMBAHASAN

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA

SEKOLAH PADA KELUARGA BAPAK D

A. Kasus pemicu

Keluarga bapak D (37 tahun) mempunyai 2 orang anak sekolah dan 1 balita.

Anak pertama Bapak D, laki-laki (anak F) berusia 11 tahun, duduk di kelas 6

sekolah negeri, sedang adiknya, perempuan berusia 8 tahun, duduk di kelas 3

sekolah swasta. Kedua anak Bapak D, giginya sudah permanen walaupun belum

lengkap. Kedua anak bapak D seringkali lupa gosok gigi terutama saat menjelang

tidur. Anak perempuan Bapak D (anak S) sering mengeluh sakit gigi, istrinya

Bapak D hanya menganjurkan kumur-kumur air garam jika rasa nyeri gigi itu

datang. Menurut kedua anak Bapak D rata-rata teman-temannya di sekolah

mengeluh sering sakit gigi juga. Petugas UKS dari Puskesmas sesekali datang

untuk memeriksa kesehatan di sekolah. PT. unilever juga pernah datang untuk

mengajarkan cara sikat gigi dan membagi produk berupa pasta gigi pada siswa.

Berat badan Anak kedua dari Bapak D adalah 18 kg, dan kurang nafsu makan, dan

sering mengalami kurang tidur dan sering terbangun pada malam hari, dan sulit

berkonsentrasi pada saat belajar sehingga prestasi belajar menurun

B. Pengkajian

I. Data Umum

a. Nama Kepala Keluarga (KK) : Bapak D

b. Alamat dan telepon : Depok

c. Komposisi Keluarga

No. Nama Jenis

Kelamin

Hubungan

dengan KK

Umur Pendidikan

1. Bp. D L Kepala

Keluarga

37 th SD

2. Ibu A P Istri/ ibu

Rumah

30 th SD

8

Page 9: Keluarga Anak Usia Sekolah

Tangga

3. An. F L Anak 11 th SD

4. An. S P Anak 8 th SD

Genogram

Keterangan

= Laki-laki = perempuan

d. Tipe Keluarga : Keluarga Inti

e. Suku : Betawi

f. Agama : Islam

g. Status Sosial :

Kurang mampu, kecukupan penghasilan hanya untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Keluarga Bp. D jarang pergi berlibur ke tempat wisata bersama-sama

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga Bp. D adalahkeluarga dengan

anak usia sekolah

III. Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Rumah Bp. D yang ditinggali saat ini adalah rumah kontrakkan, lantai

rumah terbuat dari semen, dengan ventilasi hanya dari depan rumah

samping kiri dan kanan rumah tidak ada, dinding rumah terbuat dari batako,

jarak rumah satu dengan rumah yang lain rapat, keadaan lingkungan rumah

9

Page 10: Keluarga Anak Usia Sekolah

tertata dengan rapih, jarak antara sumur dengan jamban pembuangan

kurang dari 10 meter.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Keluarga Bp. D adalah warga pendatang di lingkungannya, hubungan

dengan tetangga baik dan saling membantu

3. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Bp. D sering pindah-pindah tempat tinggal, Bp. D beraktivitas

dari pagi sampai sore hari untuk bekerja sebagai buruh pasar

4. Perkumpulan Keluarga dan interaksi dengan Masyarakat

Bp. D sering terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan

tempat tinggalnya, misalnya kerja bakti dan siskamling, Ibu A juga

mengikuti arisan RT di tempat tinggalnya

5. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Bp. D, jika ada salah satu anggota keluarga bapak D yang sakit

maka yang pertama dilakukan adalah membeli obat warung, jika tidak

sembuh akan mendatangi pelayanan kesehatan

IV. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Keluarga Bp. Dalam memutuskan permasalahan selalu dengan

bermusyawarah, dan yang mengambil keputusan adalah kepala keluarga

b. Strutur kekuatan keluarga

Bp. D berperan dalam memutuskan masalah terkait kesehatan di

keluarganya.

c. Struktur peran

Formal: Bp. D berperan sebagai suami, mencari nafkah, kepala keluarga

dan ibu A berperan sebagaiseorang istri, ibu rumah tangga

Informal: Bp. D aktif sebagai sekertaris RT. Sedangkan ibu A hanya

sebagai aggota arisan RT.

d. Nilai dan norma keluarga

Keluarga Bp. D masih memiliki nilai-nilai yang dianut oleh suku

betawi, contohnya ibu hamil tidak diperbolehkan mengkonsumsi ikan

laut.

10

Page 11: Keluarga Anak Usia Sekolah

V. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Keluarga Bp. D mengembangkan pola kasih sayang dan saling mengasihi

b. Fungsi sosialisasi

Keluarga Bp. D dalam kehidupan sehari-hari dapat bersosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya dengan baik

c. Fungsi Perawatan Keluarga

Keluarga Bp. D jika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga bisa mencari

solusi perawatannya, misalnya Anak S sakit gigi maka ibu A menganjurkan

anaknya untuk kumur-kumur air garam.

VI. Stres dan Koping Keluarga

a. Stressor jangka pendek

b. Stressor jangka panjang

c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

d. Strategi koping ynga digunakan

e. Strategi adaptasi disfungsional

VII. Harapan Keluarga

VIII. Pemeriksaan Fisik

C. Pengorganisasian Data

1. Bapak D memiliki 2 orang anak, laki-laki berusia 11tahun dan perempuan

berusia 8 tahun.

2. Kedua anak Bapak D seringkali lupa gosok gigi terutama saat menjelang tidur.

3. Anak perempuan Bapak D sering mengeluh sakit gigi.

4. Istri bapak D hanya menganjurkan kumur-kumur air garam jika nyeri gigi itu

datang.

5. Menurut kedua anak Bapak D rata-rata teman-temannya di sekolah mengeluh

sering sakit gigi juga.

6. Petugas UKS dari Puskesmas sesekali datang untuk memeriksa kesehatan di

sekolah.

7. PT. unilever juga pernah datang untuk mengajarkan cara sikat gigi dan

membagi produk berupa pasta gigi pada siswa.

11

Page 12: Keluarga Anak Usia Sekolah

8. Anak S memiliki berat badan 18 kg dan kurang nafsu makan, sering

mengalami kesulitan tidur dan sulit berkonsentrasi dalam belajar sehingga

prestasi belajar menurun.

D. Analisa data

No Data subyektif Data obyektif Etiologi Masalah 1 Ibu D mengatakan:

Kedua anaknya seringkali lupa gosok gigi terutama saat menjelang tidur.

Anak perempuannya sering mengeluh sakit gigi.

Dia hanya menganjurkan kumur-kumur air garam jika nyeri gigi itu datang.

Anak S mengatakan: Giginya sering sakit. Teman-temannya di

sekolah juga sering sakit gigi.

Petugas UKS dari Puskesmas sesekali datang untuk memeriksa kesehatan di sekolah.

PT. unilever juga pernah datang untuk mengajarkan cara sikat gigi dan membagi produk berupa pasta gigi pada siswa.

Anak S mengalami gigi bengkak,

Ketidakmampuan keluarga dalam mengenali masalah kesehatan pada anak S

Perubahan pemeliharaan kesehatan.

2 Ibu D mengatakan berat badan anak S menurun, mungkin karena sakit gigi sehingga malas makan.

Anak S mengatakan sakit giginya akan terasa lebih bila dia makan, makanya dia tidak ingin makan.

BB 18 kg.Mata cekung.

Anoreksia, ketidakmampuan keluarga memenuhi asupan gizi yang memadai.

Perubahan pola nutrisi: kurang dari kebutuhan.

3 Anak S mengatakan sering sakit gigi, terutama

Gigi anak S terlihat

Peradangan gigi

Nyeri

12

Page 13: Keluarga Anak Usia Sekolah

saat makan. bengkak.4 Ibu D mengatakan

bahwa anak S sering terbangun malam hari, mungkin karena lapar karena menderita sakit gigi.

Anak S mengatakan sering terbangun karena merasa lapar, karena dia memang tidak mau makan karena sakit gigi.

Mata anak S tampak cekung, tampak lemah.

Sering terbangun malam hari.

Perubahan pola istirahat tidur.

E. Diagnosa Keperawatan Keluarga

1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada anak S.

2. Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan khususnya pada anak S pada

keluarga bapak D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan

asupan gizi yang memadai.

3. Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi.

4. Perubahan pola istirahat tidur khususnya anak S pada keluarga bapak D

berhubungan dengan sering terbangun malam hari sekunder terhadap sakit gigi

dan lapar.

F. Skoring

1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada anak S.

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah:

Aktual: 3

1 3/3x1=1 Anak S mengatakan

sakit gigi, dari

pengkajian fisik juga

didapatkan bengkak

pada gigi anak S.

2 Kemungkinan masalah

dapat diubah: sebagian: 1

2 1/2x2=1 Anak S dan adiknya

sering lupa

menggosok gigi pada

malam hari menjelang

13

Page 14: Keluarga Anak Usia Sekolah

tidur.

3 Potensi masalah bisa

dicegah: cukup: 2

1 2/3x1=2/3 Anak S mengatakan

kalau makan giginya

akan terasa tambah

sakit.

4 Menonjolnya masalah: ada

masalah tapi tidak

dirasakan: 0

1 0/2x1=0 Anak S mengatakan

bahwa teman-

temannya di sekolah

juga sering sakit gigi.

Jumlah: 2 2/3

2. Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan khususnya pada anak S pada

keluarga bapak D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan asupan

gizi yang memadai.

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah:

Aktual: 3

1 3/3x1=1 Pada pengkajian fisik,

BB anak S 18 kg,

tampak kurus, dan

lemah.

2 Kemungkinan masalah

dapat diubah: sebagian: 1

2 1/2x2=1 Ibu D mengatakan BB

anaknya turun karena

tidak mau makan

karena sakit gigi.

3 Potensi masalah bisa

dicegah: cukup: 2

1 2/3x1=2/3 Ibu D mengatakan BB

anaknya akan kembali

ke semula setelah

sakit giginya sembuh.

4 Menonjolnya masalah:

ada masalah tapi tidak

dirasakan: 0

1 0/2x1=0 Ibu D tahu BB anak S

menurun, tetapi

menurutnya itu karena

anak S sedang sakit

gigi, nanti kalau sudah

tidak sakit gigi, Bbnya

14

Page 15: Keluarga Anak Usia Sekolah

akan naik kembali.

Jumlah: 2 2/3

3. Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi.

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah:

Aktual: 3

1 3/3x1=1 Anak S mengatakan sakit

gigi, apalagi kalau untuk

makan.

Gigi anak S terlihat

bengkak.

2 Kemungkinan

masalah dapat

diubah: mudah: 2

2 2/2x2=2 Nyeri bisa dikurangi dengan

memberikan obat baik

tradisional maupun obat

medis.

3 Potensi masalah bisa

dicegah: tinggi: 3

1 3/3x1=1 Nyeri bersifat sementara.

4 Menonjolnya

masalah: segera

ditangani: 2

1 2/2x1=1 Sakit gigi ini sangat

dirasakan oleh anak S, dan

anak S ingin sakit giginya

segera sembuh.

Jumlah: 5

4. Perubahan pola istirahat tidur khususnya anak S pada keluarga bapak D berhubungan

dengan sering terbangun malam hari sekunder terhadap sakit gigi dan lapar.

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah:

Aktual: 3

1 3/3x1=1 Ibu D mengatakan anak S

sering terbangun malam

hari.

Anak S mengatakan sering

terbangun malam hari.

2 Kemungkinan

masalah dapat diubah:

mudah: 2

2 2/2x2=2 Setelah sakit giginya

teratasi, anak S dapat

makan seperti semula,

15

Page 16: Keluarga Anak Usia Sekolah

maka keluhan lapar akan

menghilang, dan anak S

bisa tidur nyenyak malam

hari.

3 Potensi masalah bisa

dicegah: cukup: 2

1 2/3x1=2/3 Setelah sembuh sakit gigi,

dengan penjadwalan tidur

yang teratur, maka anak S

akan dapat tidur dengan

baik.

4 Menonjolnya masalah:

segera ditangani: 2

1 2/2x1=1 Ibu D dan anak S

mengatakan anak S susah

tidur, sering terbangun,

dan ingin agar bisa tidur

nyenyak malam hari agar

di sekolah tidak

mengantuk sehingga nilai-

nilai pelajarannya akan

membaik.

Jumlah: 4 2/3

G. Diagnosa keperawatan keluarga bapak D berdasarkan prioritas

1. Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi.

2. Perubahan pola istirahat tidur khususnya anak S pada keluarga bapak D

berhubungan dengan sering terbangun malam hari sekunder terhadap sakit gigi

dan lapar.

3. Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan khususnya pada anak S pada

keluarga bapak D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan

asupan gizi yang memadai.

4. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp. D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan pada anak S.

16

Page 17: Keluarga Anak Usia Sekolah

17

Page 18: Keluarga Anak Usia Sekolah

F. Rencana intervensi keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan

Tujuan Evaluasi IntervensiTUM TUK Kriteria Standar

1 Nyeri berhubungan dengan peradangan gigi

Selama 1 kali kunjungan ke rumah, keluarga bapak D dapat merawat anak S yang sedang sakit gigi.

1. Selama 1 x 60 menit kunjungan, keluarga mampu mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga bapak D khususnya anak SDengan cara :1.1.Menyebutk

an apa itu sakit gigi

1.2.Menyebutkan penyebab sakit gigi

Respon verbal

Respon verbal

Sakit gigi adalah rasa nyeri yang dirasakan pada gigi karena adanya peradangan gigi.

Sakit gigi bisa disebabkan karena tidak rajin menggosok gigi.

1.1.1 Diskusikan bersama keluarga pengertian sakit gigi dengan lembar balik

1.1.2 Tanyakan kembali pada keluarga tentang pengertian sakit gigi.

1.1.3 Berikan reinforcement positif atas jawaban yang tepat

1.2.1Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab sakit gigi dengan menggunakan lembar balik

1.2.2. motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab sakit gigi

1.2.3. beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga

18

Page 19: Keluarga Anak Usia Sekolah

1.3.Menyebutkan tanda-tanda sakit gigi

1.4.Menyebukan cara mencegah terjadinya sakit gigi

Respon verbal

Respon verbal

Dapat menyebutkan tanda-tanda peradangan gigi:Gigi terasa nyeri,

apalagi untuk makan dan minum dingin.

Dapat menyebutkan cara mencegah sakit gigi:- Ajarkan anak

tentang pentingnya menggosok gigi dengan benar dan teratur

- Ajarkan ibu dan keluarga tentang memilih sikat gigi dan pasta gigi yang

1.3.1. Diskusi bersama keluarga tentang tanda-tanda sakit gigi.

1.3.2. Motivasi kembali keluarga untuk menyebutkan kembali tanda-tanda sakit gigi

1.3.3. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga.

1.4.1. Dorong keluarga untuk menyebutkan cara mencegah terjadinya sakit gigi

1.4.2. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga

19

Page 20: Keluarga Anak Usia Sekolah

2. Keluarga memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan Sakit gigi

2.1 menyebutkan akibat tidak merawat gigi

2.2 ungkapan keinginan untuk merawat anggota keluarga dengan

Respon Verbal

Respon verbal

sesuai.- Anjurkan ibu

untuk membawa ke pelayanan kesehatan : puskesmas untuk mendapatkan terapi secara tepat apabila sakti gigi tidak bisa diatasi secara mandiri.

Keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang sakit

Ungkapan keinginan merawat anggota keluarga dengan sakit gigi

2.1.1 diskusikan dengan keluarga akibat sakit gigi

2.1.2 tanyakan kembali pada keluarga tentang akibat dari sakit gigi

2.1.3 beri reinforcement positif atas jawaban keluarga

2.2.1 tanyakan kepada keluarga keinginan untuk merawat anggota keluarga dengan sakit gigi

2.2.2 fasilitasi keluarga dalam

20

Page 21: Keluarga Anak Usia Sekolah

sakit gigi

3. Merawat anggota keluarga dengan sakit gigi

3.1 menjelaskan cara perawatan sakit gigi

Respon Verbal

Cara perawatan sakit gigi- Kurangi

konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi

- Ajak anak-nak untuk

- menggosok gigi secara teratur dan benar pada pagi sore dan menjelang tidur

- Jaga hygiene oral dengan baik

- Anjurkan berkumur

membuat keputusan terkait perawatan sakit gigi

2.2.3 motivasi keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit gigi

2.2.4 beri penguatan tas pencapain keluarga

3.1.1 jelaskan pada keluarga tentang perawatan sakit gigi

3.1.2 anjurkan keluarga untuk menyebutkan cara perawatan gigi

3.1.3 jelaskan kembali cara perawatan gigi jika diperlukan.

3.1.4 beri pujian atas pencapaian keluarga

21

Page 22: Keluarga Anak Usia Sekolah

3.2meredemonstrasikan cara perawatan sakit gigi

3.3 melakukan perawatan sakit gigi

Respon Verbal

Kunjungan tidak terencana

dengan air garam hangat

- Cara menggosok gigi

- Cara membuat cairan air garam

Pada kunjungan tidak terencana keluarga melakukan peawatan gigicara mencegah sakit gigi:- Ajarkan anak

tentang pentingnya menggosok gigi dengan benar dan teratur

- Ajarkan ibu dan keluarga tentang memilih sikat gigi dan pasta gigi yang

3.2.1 latih keluarga dalam merawat anak dengan sakit gigi

3.2.2 anjurkan keluarga untuk meredemonstrasikan cara-cara perawatan sakit gigi

3.2.3 beri pujian atas usaha keluarga

3.3.1 kaji kemampuan keluarga melakukan perawatan gigi yang telah diajarkan

3.3.2 beri pujian atas usaha yang telah dilakukan keluarga

22

Page 23: Keluarga Anak Usia Sekolah

4. Keluarga mampu memdifikasi lingkungan dalam peawatan gigi dengan cara:

4.1 menyebutkan cara pencegahan

Respon Verbal

sesuai.- Anjurkan ibu

untuk membawa ke pelayanan kesehatan : puskesmas untuk mendapatkan terapi secara tepat apabila sakti gigi tidak bisa diatasi secara mandiri.

4.1.1 jelaskan pada keluarga cara- cara pencengahan gigi pada anak

4.1.2 anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali cara- cara pencegahan sakit gigi

4.1.3 beri pujian atas usaha keluarga

23

Page 24: Keluarga Anak Usia Sekolah

4.2 menyebutkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah sakit gigi

5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan guna menceagah sakit gigi

5.1mengidentifikasi fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan dalam penanganan sakit gigi

5.2 memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam penanganan sakit gigi

Respon Verbal

Respon Verbal

Cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah sakit gigi

Fasiliats pelayanan kesehatan yang dapat digunakan: puskesmas, RS, praktek dokter, praktek bidan.

Adanya kartu berobat, tanggal kunjungan, dan obat yang diperoleh

4.2.1 selalu menyediakan perlengkapan perawatan gigi untuk keluarga

4.2.2. ganti sikat gigi setiap tiga bulan sekali atau bila bulu sikatnya sudah mekar

5.1.1 diskusikan dengan keluarga fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk penanganan sakit gigi

5.1.2 anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang dapat digunakan

5.1.3 tanyakan kepada keluarga fasilitas kesehatan yang akan digunakan dalam perawatan gigi pada anggota keluarga

5.1.4 beri pujian atas usaha keluarga

5.2.1 Anjurkan keluarga untuk menggunakan fasiliatas kesehatan untuk mengatasi sakit gigi sesuai kemampuan

5.2.2 Tanyakan kepada keluarga tentang pemanfaatan fasiliats kesehatan dalam penanganan

24

Page 25: Keluarga Anak Usia Sekolah

sakit gigi5.2.3 Minta kepada keluarga kartu

berobat yang telah digunakan untuk penanganan sakit gigi

5.2.4 Beri pujian jika keluarga telah memenfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

25

Page 26: Keluarga Anak Usia Sekolah

BAB IV

PENUTUP

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang mendukung status

kesehatan masyarakat. Status kesehatan antar anggota keluarga saling mempengaruhi satu

sama lain. Perawat keluarga berfokus kepada hubungan antara kehidupan keluarga beserta

status sehat-sakit anak-anaknya, perawat membantu kelaurga dan anggota keluarga untuk

mencapai keadaan sejahtera.

Di dalam menilai status kesehatan keluarga, diperlukan pengkajian dan penentuan

skoring dengan seksama. Karena hal ini dapat membantu dalam menentukan rencana

asuhan keperawatan selanjutnya. Untuk itu, perawat keluarga perlu mempunyai

pengetahuan tentang teori dan konsep keluarga beserta asuhan keperawatannya. Selain

pengetahuan secara teori dan konsep, perawat keluarga juga perlu mengetahui cara-cara

dalam melakukan pendekatan kepada keluarga.

26

Page 27: Keluarga Anak Usia Sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M., Marilyn. (1998). Family Nursing:Research, Theory & Practice. USE:

Appleton and Lange.

http://www.bayisehat.com/baby-health-a-care-mainmenu-30/57/merawat/gigi di unduh

tanggal 22 november 2010 pukul 12.40 WIB

27