kemuning page 1

2
Kemuning (Murraya paniculata) merupakan tumbuhan tropis yang dapat mencapai tinggi 7 meter dan berbunga sepanjang tahun. Daunnya seperti daun jeruk, namun berukuran lebih kecil. Tanaman ini sering digunakan sebagai tumbuhan hias atau tumbuhan pagar. Secara geografis, tanaman ini berasal dari Asia Selatan, lebih tepatnya dari negara India. Kemuning memiliki nama yang berbeda di tiap-tiap daerah di Indonesia. Di daerah Sumatera Barat, orang menamakan tanaman ini dengan Kamuniang, sedangkan di Jawa mereka menyebutnya dengan sebutan Kamuning. Di Bali tanaman ini disebut Kuning, lalu di Nusa Tenggara dinamakan Kemuni, Kemiuning, atau Sukik. Lain pula di daerah Manado, mereka menamakannya Kamuning, di Bugis sebagai Palopo. Dan di daerah Maluku tanaman ini disebut dengan Eschi, Fanasa, atau juga Kamoni. Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah hingga ketinggian 400 m di atas permukaan air laut. Tumbuhan yang masuk kedalam suku jeruk-jerukan ini merupakan tanaman perdu atau pohon kecil dengan percabangan sangat banyak. Tinggi tanaman bisa mencapai 3-8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Variasi morfologi tumbuhan ini besar sekali, yang biasa dijumpai untuk memagari pekarangan adalah jenis yang berdaun kecil dan lebat. Daun tanaman kemuning merupakan daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-9 helai yang tumbuh berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuknya bulat telur sungsang atau jorong, dengan ujung dan pangkal daun berukuran 3-4 mm. Bunga kemuning termasuk bunga majemuk berbentuk tandan dengan jumlah 1-8 bunga, berwarna putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau ujung batang dengan lebar sekitar 6-27 mm berwarna putih. Sedangkan buahnya seperti bentuk telur cicak yaitu dengan besar kira-kira 1 cm, berwarna merah atau orange. Warna ini menjadi lebih tua lagi kalau buahnya sudah masak, yaitu menjadi merah darah. Daging buahnya kalau kalau sudah masak rasanya agak manis. Panjang buahnya kira-kira 8-12 mm, berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi merah mengkilat setelat tua dan berbiji dua. Sebagai tanaman hias, tanaman kemuning memang tanaman yang indah. Terutama ketika tanaman ini sedang berbunga. Kemuning memiliki bunga yang indah. Selain indah, bunga kemuning juga mempunyai harum yang semerbak. Maka Jika di halaman rumah terdapat tanaman bunga kemuning, janganlah kita menyangka akan

Upload: arimbi-dresti

Post on 20-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

Page 1: Kemuning Page 1

Kemuning (Murraya paniculata) merupakan tumbuhan tropis yang dapat mencapai tinggi 7 meter dan berbunga sepanjang tahun. Daunnya seperti daun jeruk, namun berukuran lebih kecil. Tanaman ini sering digunakan sebagai tumbuhan hias atau tumbuhan pagar. Secara geografis, tanaman ini berasal dari Asia Selatan, lebih tepatnya dari negara India. Kemuning memiliki nama yang berbeda di tiap-tiap daerah di Indonesia. Di daerah Sumatera Barat, orang menamakan tanaman ini dengan Kamuniang, sedangkan di Jawa mereka menyebutnya dengan sebutan Kamuning. Di Bali tanaman ini disebut Kuning, lalu di Nusa Tenggara dinamakan Kemuni, Kemiuning, atau Sukik. Lain pula di daerah Manado, mereka menamakannya Kamuning, di Bugis sebagai Palopo. Dan di daerah Maluku tanaman ini disebut dengan Eschi, Fanasa, atau juga Kamoni. Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah hingga ketinggian 400 m di atas permukaan air laut. Tumbuhan yang masuk kedalam suku jeruk-jerukan ini merupakan tanaman perdu atau pohon kecil dengan percabangan sangat banyak. Tinggi tanaman bisa mencapai 3-8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Variasi morfologi tumbuhan ini besar sekali, yang biasa dijumpai untuk memagari pekarangan adalah jenis yang berdaun kecil dan lebat. Daun tanaman kemuning merupakan daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-9 helai yang tumbuh berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuknya bulat telur sungsang atau jorong, dengan ujung dan pangkal daun berukuran 3-4 mm. Bunga kemuning termasuk bunga majemuk berbentuk tandan dengan jumlah 1-8 bunga, berwarna putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau ujung batang dengan lebar sekitar 6-27 mm berwarna putih. Sedangkan buahnya seperti bentuk telur cicak yaitu dengan besar kira-kira 1 cm, berwarna merah atau orange. Warna ini menjadi lebih tua lagi kalau buahnya sudah masak, yaitu menjadi merah darah. Daging buahnya kalau kalau sudah masak rasanya agak manis. Panjang buahnya kira-kira 8-12 mm, berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi merah mengkilat setelat tua dan berbiji dua. Sebagai tanaman hias, tanaman kemuning memang tanaman yang indah. Terutama ketika tanaman ini sedang berbunga. Kemuning memiliki bunga yang indah. Selain indah, bunga kemuning juga mempunyai harum yang semerbak. Maka Jika di halaman rumah terdapat tanaman bunga kemuning, janganlah kita menyangka akan adanya mahluk halus. Sebab di malam hari, kadang tercium aroma yang sangat wangi. Aroma ini bukan pertanda adanya mahluk halus atau semacamnya, tapi pertanda bunga kemuning tengah mekar. Salah satu ciri khas dari bunga kemuning saat mekar memang aromanya yang sangat semerbak, terutama dimalam hari. Selain sebagai tanaman hias, bunga kemuning juga sering digunakan sebagai obat tradisional. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, ranting, kulit dan akarnya. Daun dan ranting berguna untuk mengatasi penyakit seperti radang saluran napas (bronkitis), infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, datang haid tidak teratur, lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak (ulkus), sakit gigi dan menghaluskan kulit. Sedangkan Akarnya berguna untuk mengobati memar akibat benturan atau terpukul, nyeri rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, bisul, ekzema dan koreng. Sementara kulit batang berguna untuk mengatasi sakit gigi, nyeri akibat luka terbuka di kulit atau selaput lendir (ulkus).Sumber : http://www.alampedia.com/2014/09/kemuning-murraya-paniculata-tumbuhan.html