kesejahteraan siswa yang tinggal di panti asuhan … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan...

14
i KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: DIYAH UTAMI HASAN F 100 104 039 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: ngomien

Post on 06-Jul-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

i

KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh

DIYAH UTAMI HASAN

F 100 104 039

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

ii

KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

NASKALH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh

DIYAH UTAMI HASAN

F 100 104 039

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

v

KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

Diyah Utami Hasan

Usmi Karyani

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman terbaik bagi siswa

sehingga siswa dapat merasa sejahtera karena pemenuhan kesejahteraan siswa

mempengaruhi hampir seluruh aspek optimalisasi fungsi siswa di sekolah dan

menjadi faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar dan pengembangan

kemampuan siswa Dukungan terbesar sebagai faktor kesejahteraan siswa berasal

dari orang tua Namun siswa yang tinggal di panti asuhan harus jauh dari orang

tua Hal ini dapat menghambat perkembangan anak secara wajar karena pada

kenyataannya pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi

kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional dan perkembangan kurang

diperhatikan Siswa yang tinggal di panti asuhan cenderung kesulitan dalam

menyesuaikan diri pendiam dan memiliki self esteem negatif lebih tinggi dari

pada self esteem positif Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan

mendeskripsikan kesejahteraan siswa yang tinggal di panti asuhan Informan

dalam penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling dengan karakteristik

siswa yang bersekolah di SMP dan tinggal di panti asuhan berjumlah 8 informan

Metode pengambilan data menggunakan kuesioner terbuka dan wawancara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong sejahtera adalah

teman sekolah penghargaan dan pujian guru belajar dan orang tua Hal ini

membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa sejahtera Walaupun

demikian orang tua juga menjadi faktor penghambat sejahtera karena tinggal di

panti asuhan membuat siswa jauh dari orang tua Faktor penghambat sejahtera

yang lain adalah mendapat perlakuan tidak baik dari teman melihat teman

bermusuhan jarang belajar lampu belajar kurang terang sakit fisik kambuh

pengasuh yang suka marah serta menjadi siswa yang nakal Faktor penghambat ini

membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa tidak sejahtera sehingga

dapat diuraikan bahwa pengertian sejahtera menurut siswa yang tinggal di panti

asuhan adalah damai tentram dan bahagia

Kata Kunci Kesejahteraan Siswa Panti Asuhan

1

PENDAHULUAN

Sekolah diharapkan mampu

melaksanakan tujuan pendidikan

nasional yang diatur dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003

dengan memberikan pengalaman

terbaik bagi siswa sehingga siswa

dapat merasa sejahtera Pemenuhan

kesejahteraan siswa mempengaruhi

hampir seluruh aspek optimalisasi

fungsi siswa di sekolah dan menjadi

faktor penting yang mempengaruhi

hasil belajar dan pengembangan

kemampuan siswa (Frost 2010)

Salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan anak

sebagai siswa adalah berkumpul

dengan keluarga (Frost 2010)

Namun pada kenyataannya beberapa

anak harus berpisah dengan

keluarganya akibat disfungsi sosial

keluarga Kondisi seperti inilah yang

dapat membuat anak tinggal panti

asuhan (Sudrajat 2008 Sarwono

2014)

Sarsito N Sarwono (2014)

mengemukakan bahwa panti asuhan

berperan sebagai tempat rehabilitasi

sosial bagi anak-anak terlantar akibat

disfungsi sosial keluarga Namun

pada kenyataanya pengasuhan anak

di panti asuhan berfokus hanya untuk

memenuhi kebutuhan kolektif

sementara untuk kebutuhan

emosional dan pertumbuhan anak

kurang diperhatikan (Sudrajat 2008)

Hasil wawancara dengan

Panti Asuhan Darul Hadlonah

Semarang menyatakan bahwa

banyak anak yang mengalami

kesulitan dalam menyesuaikan diri

terutama anak yang baru tinggal di

panti asuhan (Rahma 2011) Tidak

adanya hubungan yang sehat dengan

orang lain menjadi penghambat

siswa merasa sejahtera (Masters

2004)

Attachment yang kuat dengan

orang tua dapat menghindarkan

siswa dari kecemasan dan potensi

perasaan-perasaan depresi atau

tekanan emosional (Santrock 2004)

Remaja cenderung memiliki suasana

hati yang naik-turun Hal ini

termasuk bagian dari pencarian

remaja akan identitas diri (Santrock

2004)

Attachment yang kuat dengan

orang tua juga dibutuhkan remaja

yang tinggal di panti asuhan untuk

melewati tahap perkembangan

remajanya dengan baik dan anak

2

menjadi orang dewasa yang mandiri

(Santrock 2004 Wong 2008)

Kesejahteraan siswa adalah

derajat dimana siswa merasa baik

berada di lingkungan sekolah dan

derajat keefektifan fungsi siswa

dalam lingkungan komunitas sekolah

(Fraine dkk 2005 amp Fraillon 2004)

Tingkat kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

fungsi sosial emosional serta

perilaku siswa ketika berada

disekolah (Noble dkk 2008)

Gambaran mengenai kesejahteraan

siswa dapat dilihat ketika guru

percaya bahwa semua siswa mampu

sukses dalam belajar siswa merasa

bahagia dan sukses ketika

mendapatkan pelajaran baru dan

siswa semangat untuk datang ke

sekolah memiliki hubungan

pertemanan yang baik dengan siswa

lainnya serta mampu

mengoptimalkan potensi yang

dimiliki ketika berada disekolah

(Kaplan dan Maehr dalam Avi dkk

1999 amp Bonnie 2004)

Masters (2004) berpendapat

bahwa terdapat lima aspek

kesejahteraan siswa yaitu mental

emosional spiritual sosial dan fisik

Ress dkk (2010) juga

merumuskan bahwa faktor penting

yang berkontribusi pada

kesejahteraan anak adalah keluarga

teman kesehatan penampilan

penggunaan waktu orientasi masa

depan rumah uang dan kepemilikan

kebebasan keamanan sekolah dan

juga pilihan hidup

Faktor yang paling terlihat

yang tidak dimiliki oleh siswa yang

tinggal di panti asuhan adalah

keluarga Panti asuhan merupakan

lembaga pengganti fungsi orangtua

(keluarga) dalam pemenuhan

kebutuhan anak baik secara jasmani

rohani maupun sosial yang

dikembangkan sebagai lembaga

pelayanan profesional dan menjadi

pilihan untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan anak (Argyo 2009)

Anak yang tinggal dipanti asuhan

terdiri dari 1) Anak yatim piatu dan

yatim piatu 2) Anak terlantar dari

keluarga yang mengalami

perpecahan 3) Anak terlantar dari

keluarga yang sakit kronis serta 4)

keluarga dengan kesulitan ekonomi

(Argyo 2009)

3

Pola pengasuhan anak di

panti asuhan digambarkan melalui

tiga proses yaitu pengajaran

pengganjaran dan pembujukan

(Argyo 2009) Kelebihan panti

asuhan 1) Memiliki teman yang

senasib 2) Anak dapat

mengembangkan kreatifitas melalui

fasilitas yang disediakan panti

asuhan 3) Membiasakan hidup

mandiri Kelemahan panti asuhan 1)

Terisolasi dari masyarakat luas

sehingga muncul rasa rendah diri 2)

Pembinaan bisa dianggap sebagai

pengekangan apalagi dengan sikap

pengasuh yang kasar dan tidak

mendidik (Muhsin 2003)

Argyo (2009) Seharusnya

panti asuhan dapat digunakan sesuai

fungsinya yaitu memberikan

pelayanan pemeliharaan baik secara

fisik mental maupun sosial terhadap

anak-anak terlantar namun

keterbatasan SDM profesional dalam

pengasuhan anak di panti asuhan

membuat pengasuh panti asuhan

biasanya terdiri dari orang yang

bekerja secara suka rela dan

seadanya (Muhsin 2003) Para

pengurus panti asuhan kurang

dibekali pendidikan dan pelatihan

terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk

2007)

Berdasarkan uraian di atas

penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian untuk

mengetahui bagaimana kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

METODE PENELITIAN

Informan penelitian

Siswa yang memiliki

karakteristik bersekolah di SMP dan

tinggal di panti asuhan terdiri dari 8

informan

Alat pengumpul data

Dalam penelitian ini alat

pengumpul data mengunakan

kuesioner terbuka dan wawancara

Hasil dari kuesioner terbuka dan

wawancara akan dianalisis dengan

cara sebagai berikut

1 Organisasi data

2 Koding

3 Kategorisasi

4 Pembahasan hasil penelitian

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner

terbuka dan wawancara didapatkan

hasil mengenai kesejahteraan siswa

yang tinggal di panti asuhan adapun

pembahasannya sebagai berikut

4

a Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti

asuhan

Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah damai tentram dan bahagia

Hal ini sesuai dengan teori yang di

kemukakan oleh Noble dkk (2008)

yang mendefinisikan kesejahteraan

siswa sebagai keadaan dengan

suasana hati yang positif sikap

resilien dan kepuasan terhadap diri

serta kepuasan dalam berhubungan

dengan orang lain dan harapan-

harapan dari sekolah

Damai adalah ketika memiliki

banyak teman dan tidak terjadi

konflik di dalamnya sehingga diri

merasa tentram Damai juga ketika

melakukan hal-hal yang benar seperti

taat peraturan dan rajin belajar

Mendapatkan prestasi juga membuat

siswa yang tinggal di panti asuhan

merasa sejahtera Menjadi sukses dan

mencapai cita-cita adalah tujuan

untuk mencapai bahagia sehingga

dapat membanggakan orang tua dan

diri sendiri

b Penilaian diri siswa yang

tinggal di panti asuhan

terhadap kesejahteraannya

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa menyatakan sejahtera

karena menjalin hubungan baik

dengan teman sehingga memiliki

banyak teman dan dengan tinggal di

panti asuhan dapat membantu

meringankan keuangan keluarga Hal

ini sesuai dengan aspek sosial

kesejahteraan siswa menurut John

Ainley (dalam Masters 2004) yaitu

adanya ketergantungan antara

individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga dapat

memudahkan siswa merasa sejahtera

Hasil penelitian juga

menyatakan bahwa siswa belum

sejahtera karena belum mendapatkan

prestasi yang memuaskan Noble dkk

(2008) menyatakan bahwa Tingkat

kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

Penyebab belum sejahtera

yang lain adalah belum dapat meraih

cita-cita dan menjadi sukses Hal ini

sesuai dengan salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan siswa

menurut Ress dkk (2010) yaitu

adanya orientasi masa depan

5

Ditinggal ayah pergi dan

memiliki teman yang suka iri juga

menjadi penyebab belum sejahtera

Huebner dkk (2003) mengemukakan

bahwa kepuasan hidup anak

dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah adalah keluarga

dan teman Karena faktor ini belum

terpenuhi maka siswa menjadi belum

sejahatera

c Faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah banyak teman

guru fasilitas sekolah dan peraturan

yang dimiliki Hal ini sesuai dengan

aspek sosial kesejahteraan siswa

menurut John Ainley (dalam

Masters 2004) yang mengemukakan

gagasan adanya ketergantungan

antara individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga

Membangun hubungan yang

sehat dengan orang lain individu

maupun kelompok dapat ditunjukkan

dari hasil penelitian yaitu memiliki

banyak teman yang baik Sesuai

dengan aspek mental kesejahteraan

siswa menurut Masters (2004) yaitu

teman sebaya merupakan faktor

penting yang dapat menghindarkan

anak dari gangguan kesehatan mental

sehingga anak mampu meraih

kesejahteraan

Memiliki kesempatan untuk

belajar juga menjadi faktor

pendorong sejahtera Sesuai dengan

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

kesejahteraan dikaitkan dengan

pengajaran dan pendidikan serta

dengan belajar dan prestasi

Faktor utama pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah bersama orang

tua Seperti pendapat beberapa tokoh

bahwa ranah kesejahteraan siswa

tertinggi adalah keluarga dan self

(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010

Evan 2011 Hanafin amp Brooks

2005 dan Frost 2010) seperti halnya

hasil penelitian bahwa mendapatkan

penghargaan dan pujian juga menjadi

faktor pendorong kesejahteraan

Walaupun jauh dari orang

tua lingkungan membantu mereka

sehingga dapat menemukan sosok

pengganti peran orang tua yaitu

6

teman kakak panti pengasuh dan

saudara kandung Pengasuh sebagai

bagian dari lembaga kesejahteraan

sosial anak harus memahami bahwa

pemenuhan hak-hak anak harus

dilakukan secara menyeluruh Hak-

hak anak meliputi hak terhadap

perlindungan hak terhadap tumbuh

kembang serta hak terhadap

partisipasi seperti mendengarkan

suara dan pilihan anak (Jufri 2011)

Hal ini sejalan dengan tanggung

jawab peran orang tua dan keluarga

menurut Jufri (2011) yaitu

mengasuh memelihara mendidik

dan melindungi anak

Namun peran pengganti

orang tua dirasakan oleh semua

siswa yang tinggal di panti asuhan

sehingga perhatian yang diberikan

juga terbagi Oleh karena itu orang

tua tetap menjadi faktor utama

pendorong sejahtera

d Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa yang tinggal di panti

asuhan menyatakan tidak sejahtera

karena jauh dari orang tua Seperti

pendapat beberapa tokoh bahwa

ranah kesejahteraan siswa tertinggi

adalah keluarga (Huebner dkk 2003

Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin

amp Brooks 2005 dan Frost 2010)

Faktor penghambat

kesejahteraan yang lain adalah

mendapat perlakuan tidak baik dari

teman Salah satu aspek mental

kesejahteraan siswa yaitu teman yang

juga merupakan faktor penting yang

dapat menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental sehingga

anak mampu meraih kesejahteraan

(John Toumbourou Elizabeth

Douglasamp Alison Shortt dalam

Masters 2004)

Begitu juga dengan menjadi

siswa yang nakal Ketidak percayaan

guru dan teman yang dirasakan oleh

siswa menimbulkan gangguan

kesehatan mental Dalam hal ini

adalah menjadi nakal Guru dan

teman merupakan faktor penting

untuk menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental (John

Toumbourou Elizabeth Douglasamp

Alison Shortt dalam Masters 2004)

Faktor penghambat sejahtera

yang selanjutnya adalah jarang

belajar sehingga prestasi belum

memuaskan Hal ini sesuai dengan

7

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

bahwa belajar dan mendapatkan

prestasi ada kaitannya dengan

kesejahteraan

Sakit fisik yang kambuh

membuat siswa harus meninggalkan

pelajarannya Salah satu aspek

kesejahteraan siswa adalah aspek

fisik Sakit fisik harus diatasi dengan

benar supaya tidak mengganggu

siswa dalam belajar (Kathy rowe

Ken rowe amp Jan pollard dalam

Masters 2004)

Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan yang terakhir adalah

memiliki pengasuh yang suka marah

Pengasuh sebagai bagian dari

lembaga kesejahteraan sosial anak

harus memahami bahwa pemenuhan

hak-hak anak harus dilakukan secara

menyeluruh Hak-hak anak meliputi

hak terhadap perlindungan hak

terhadap tumbuh kembang serta hak

terhadap partisipasi seperti

mendengarkan suara dan pilihan

anak (Jufri 2011)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat

disimpulkan

1 Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah kehidupan yang damai

yaitu melakukan hal-hal yang

benar sebagai siswa tentram

ketika tidak ada konflik dan

bahagia ketika bisa menjadi

sukses membanggakan orang tua

dan diri sendiri

2 Siswa menilai dirinya sejahtera

ketika memiliki banyak teman

yang menghargai dan bisa

membantu keluarga Sedangkan

siswa menilai dirinya belum

sejahtera karena masih melanggar

tata tertib belum berprestasi

belum sukses jauh dari ayah dan

memiliki teman yang suka iri

3 Faktor pendorong kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

paling utama adalah orang tua

Karena jauh dari orang tua

lingkungan membentuk peran

pengganti orang tua yaitu

pengasuh teman kakak panti dan

saudara kandungnya Faktor

pendorong sejahtera yang lain

adalah memiliki banyak teman

hubungan baik dengan guru

mendapatkan penghargaan dan

pujian fasilitas sekolah beserta

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 2: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

ii

KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

NASKALH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh

DIYAH UTAMI HASAN

F 100 104 039

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

v

KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

Diyah Utami Hasan

Usmi Karyani

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman terbaik bagi siswa

sehingga siswa dapat merasa sejahtera karena pemenuhan kesejahteraan siswa

mempengaruhi hampir seluruh aspek optimalisasi fungsi siswa di sekolah dan

menjadi faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar dan pengembangan

kemampuan siswa Dukungan terbesar sebagai faktor kesejahteraan siswa berasal

dari orang tua Namun siswa yang tinggal di panti asuhan harus jauh dari orang

tua Hal ini dapat menghambat perkembangan anak secara wajar karena pada

kenyataannya pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi

kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional dan perkembangan kurang

diperhatikan Siswa yang tinggal di panti asuhan cenderung kesulitan dalam

menyesuaikan diri pendiam dan memiliki self esteem negatif lebih tinggi dari

pada self esteem positif Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan

mendeskripsikan kesejahteraan siswa yang tinggal di panti asuhan Informan

dalam penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling dengan karakteristik

siswa yang bersekolah di SMP dan tinggal di panti asuhan berjumlah 8 informan

Metode pengambilan data menggunakan kuesioner terbuka dan wawancara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong sejahtera adalah

teman sekolah penghargaan dan pujian guru belajar dan orang tua Hal ini

membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa sejahtera Walaupun

demikian orang tua juga menjadi faktor penghambat sejahtera karena tinggal di

panti asuhan membuat siswa jauh dari orang tua Faktor penghambat sejahtera

yang lain adalah mendapat perlakuan tidak baik dari teman melihat teman

bermusuhan jarang belajar lampu belajar kurang terang sakit fisik kambuh

pengasuh yang suka marah serta menjadi siswa yang nakal Faktor penghambat ini

membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa tidak sejahtera sehingga

dapat diuraikan bahwa pengertian sejahtera menurut siswa yang tinggal di panti

asuhan adalah damai tentram dan bahagia

Kata Kunci Kesejahteraan Siswa Panti Asuhan

1

PENDAHULUAN

Sekolah diharapkan mampu

melaksanakan tujuan pendidikan

nasional yang diatur dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003

dengan memberikan pengalaman

terbaik bagi siswa sehingga siswa

dapat merasa sejahtera Pemenuhan

kesejahteraan siswa mempengaruhi

hampir seluruh aspek optimalisasi

fungsi siswa di sekolah dan menjadi

faktor penting yang mempengaruhi

hasil belajar dan pengembangan

kemampuan siswa (Frost 2010)

Salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan anak

sebagai siswa adalah berkumpul

dengan keluarga (Frost 2010)

Namun pada kenyataannya beberapa

anak harus berpisah dengan

keluarganya akibat disfungsi sosial

keluarga Kondisi seperti inilah yang

dapat membuat anak tinggal panti

asuhan (Sudrajat 2008 Sarwono

2014)

Sarsito N Sarwono (2014)

mengemukakan bahwa panti asuhan

berperan sebagai tempat rehabilitasi

sosial bagi anak-anak terlantar akibat

disfungsi sosial keluarga Namun

pada kenyataanya pengasuhan anak

di panti asuhan berfokus hanya untuk

memenuhi kebutuhan kolektif

sementara untuk kebutuhan

emosional dan pertumbuhan anak

kurang diperhatikan (Sudrajat 2008)

Hasil wawancara dengan

Panti Asuhan Darul Hadlonah

Semarang menyatakan bahwa

banyak anak yang mengalami

kesulitan dalam menyesuaikan diri

terutama anak yang baru tinggal di

panti asuhan (Rahma 2011) Tidak

adanya hubungan yang sehat dengan

orang lain menjadi penghambat

siswa merasa sejahtera (Masters

2004)

Attachment yang kuat dengan

orang tua dapat menghindarkan

siswa dari kecemasan dan potensi

perasaan-perasaan depresi atau

tekanan emosional (Santrock 2004)

Remaja cenderung memiliki suasana

hati yang naik-turun Hal ini

termasuk bagian dari pencarian

remaja akan identitas diri (Santrock

2004)

Attachment yang kuat dengan

orang tua juga dibutuhkan remaja

yang tinggal di panti asuhan untuk

melewati tahap perkembangan

remajanya dengan baik dan anak

2

menjadi orang dewasa yang mandiri

(Santrock 2004 Wong 2008)

Kesejahteraan siswa adalah

derajat dimana siswa merasa baik

berada di lingkungan sekolah dan

derajat keefektifan fungsi siswa

dalam lingkungan komunitas sekolah

(Fraine dkk 2005 amp Fraillon 2004)

Tingkat kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

fungsi sosial emosional serta

perilaku siswa ketika berada

disekolah (Noble dkk 2008)

Gambaran mengenai kesejahteraan

siswa dapat dilihat ketika guru

percaya bahwa semua siswa mampu

sukses dalam belajar siswa merasa

bahagia dan sukses ketika

mendapatkan pelajaran baru dan

siswa semangat untuk datang ke

sekolah memiliki hubungan

pertemanan yang baik dengan siswa

lainnya serta mampu

mengoptimalkan potensi yang

dimiliki ketika berada disekolah

(Kaplan dan Maehr dalam Avi dkk

1999 amp Bonnie 2004)

Masters (2004) berpendapat

bahwa terdapat lima aspek

kesejahteraan siswa yaitu mental

emosional spiritual sosial dan fisik

Ress dkk (2010) juga

merumuskan bahwa faktor penting

yang berkontribusi pada

kesejahteraan anak adalah keluarga

teman kesehatan penampilan

penggunaan waktu orientasi masa

depan rumah uang dan kepemilikan

kebebasan keamanan sekolah dan

juga pilihan hidup

Faktor yang paling terlihat

yang tidak dimiliki oleh siswa yang

tinggal di panti asuhan adalah

keluarga Panti asuhan merupakan

lembaga pengganti fungsi orangtua

(keluarga) dalam pemenuhan

kebutuhan anak baik secara jasmani

rohani maupun sosial yang

dikembangkan sebagai lembaga

pelayanan profesional dan menjadi

pilihan untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan anak (Argyo 2009)

Anak yang tinggal dipanti asuhan

terdiri dari 1) Anak yatim piatu dan

yatim piatu 2) Anak terlantar dari

keluarga yang mengalami

perpecahan 3) Anak terlantar dari

keluarga yang sakit kronis serta 4)

keluarga dengan kesulitan ekonomi

(Argyo 2009)

3

Pola pengasuhan anak di

panti asuhan digambarkan melalui

tiga proses yaitu pengajaran

pengganjaran dan pembujukan

(Argyo 2009) Kelebihan panti

asuhan 1) Memiliki teman yang

senasib 2) Anak dapat

mengembangkan kreatifitas melalui

fasilitas yang disediakan panti

asuhan 3) Membiasakan hidup

mandiri Kelemahan panti asuhan 1)

Terisolasi dari masyarakat luas

sehingga muncul rasa rendah diri 2)

Pembinaan bisa dianggap sebagai

pengekangan apalagi dengan sikap

pengasuh yang kasar dan tidak

mendidik (Muhsin 2003)

Argyo (2009) Seharusnya

panti asuhan dapat digunakan sesuai

fungsinya yaitu memberikan

pelayanan pemeliharaan baik secara

fisik mental maupun sosial terhadap

anak-anak terlantar namun

keterbatasan SDM profesional dalam

pengasuhan anak di panti asuhan

membuat pengasuh panti asuhan

biasanya terdiri dari orang yang

bekerja secara suka rela dan

seadanya (Muhsin 2003) Para

pengurus panti asuhan kurang

dibekali pendidikan dan pelatihan

terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk

2007)

Berdasarkan uraian di atas

penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian untuk

mengetahui bagaimana kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

METODE PENELITIAN

Informan penelitian

Siswa yang memiliki

karakteristik bersekolah di SMP dan

tinggal di panti asuhan terdiri dari 8

informan

Alat pengumpul data

Dalam penelitian ini alat

pengumpul data mengunakan

kuesioner terbuka dan wawancara

Hasil dari kuesioner terbuka dan

wawancara akan dianalisis dengan

cara sebagai berikut

1 Organisasi data

2 Koding

3 Kategorisasi

4 Pembahasan hasil penelitian

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner

terbuka dan wawancara didapatkan

hasil mengenai kesejahteraan siswa

yang tinggal di panti asuhan adapun

pembahasannya sebagai berikut

4

a Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti

asuhan

Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah damai tentram dan bahagia

Hal ini sesuai dengan teori yang di

kemukakan oleh Noble dkk (2008)

yang mendefinisikan kesejahteraan

siswa sebagai keadaan dengan

suasana hati yang positif sikap

resilien dan kepuasan terhadap diri

serta kepuasan dalam berhubungan

dengan orang lain dan harapan-

harapan dari sekolah

Damai adalah ketika memiliki

banyak teman dan tidak terjadi

konflik di dalamnya sehingga diri

merasa tentram Damai juga ketika

melakukan hal-hal yang benar seperti

taat peraturan dan rajin belajar

Mendapatkan prestasi juga membuat

siswa yang tinggal di panti asuhan

merasa sejahtera Menjadi sukses dan

mencapai cita-cita adalah tujuan

untuk mencapai bahagia sehingga

dapat membanggakan orang tua dan

diri sendiri

b Penilaian diri siswa yang

tinggal di panti asuhan

terhadap kesejahteraannya

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa menyatakan sejahtera

karena menjalin hubungan baik

dengan teman sehingga memiliki

banyak teman dan dengan tinggal di

panti asuhan dapat membantu

meringankan keuangan keluarga Hal

ini sesuai dengan aspek sosial

kesejahteraan siswa menurut John

Ainley (dalam Masters 2004) yaitu

adanya ketergantungan antara

individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga dapat

memudahkan siswa merasa sejahtera

Hasil penelitian juga

menyatakan bahwa siswa belum

sejahtera karena belum mendapatkan

prestasi yang memuaskan Noble dkk

(2008) menyatakan bahwa Tingkat

kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

Penyebab belum sejahtera

yang lain adalah belum dapat meraih

cita-cita dan menjadi sukses Hal ini

sesuai dengan salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan siswa

menurut Ress dkk (2010) yaitu

adanya orientasi masa depan

5

Ditinggal ayah pergi dan

memiliki teman yang suka iri juga

menjadi penyebab belum sejahtera

Huebner dkk (2003) mengemukakan

bahwa kepuasan hidup anak

dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah adalah keluarga

dan teman Karena faktor ini belum

terpenuhi maka siswa menjadi belum

sejahatera

c Faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah banyak teman

guru fasilitas sekolah dan peraturan

yang dimiliki Hal ini sesuai dengan

aspek sosial kesejahteraan siswa

menurut John Ainley (dalam

Masters 2004) yang mengemukakan

gagasan adanya ketergantungan

antara individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga

Membangun hubungan yang

sehat dengan orang lain individu

maupun kelompok dapat ditunjukkan

dari hasil penelitian yaitu memiliki

banyak teman yang baik Sesuai

dengan aspek mental kesejahteraan

siswa menurut Masters (2004) yaitu

teman sebaya merupakan faktor

penting yang dapat menghindarkan

anak dari gangguan kesehatan mental

sehingga anak mampu meraih

kesejahteraan

Memiliki kesempatan untuk

belajar juga menjadi faktor

pendorong sejahtera Sesuai dengan

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

kesejahteraan dikaitkan dengan

pengajaran dan pendidikan serta

dengan belajar dan prestasi

Faktor utama pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah bersama orang

tua Seperti pendapat beberapa tokoh

bahwa ranah kesejahteraan siswa

tertinggi adalah keluarga dan self

(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010

Evan 2011 Hanafin amp Brooks

2005 dan Frost 2010) seperti halnya

hasil penelitian bahwa mendapatkan

penghargaan dan pujian juga menjadi

faktor pendorong kesejahteraan

Walaupun jauh dari orang

tua lingkungan membantu mereka

sehingga dapat menemukan sosok

pengganti peran orang tua yaitu

6

teman kakak panti pengasuh dan

saudara kandung Pengasuh sebagai

bagian dari lembaga kesejahteraan

sosial anak harus memahami bahwa

pemenuhan hak-hak anak harus

dilakukan secara menyeluruh Hak-

hak anak meliputi hak terhadap

perlindungan hak terhadap tumbuh

kembang serta hak terhadap

partisipasi seperti mendengarkan

suara dan pilihan anak (Jufri 2011)

Hal ini sejalan dengan tanggung

jawab peran orang tua dan keluarga

menurut Jufri (2011) yaitu

mengasuh memelihara mendidik

dan melindungi anak

Namun peran pengganti

orang tua dirasakan oleh semua

siswa yang tinggal di panti asuhan

sehingga perhatian yang diberikan

juga terbagi Oleh karena itu orang

tua tetap menjadi faktor utama

pendorong sejahtera

d Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa yang tinggal di panti

asuhan menyatakan tidak sejahtera

karena jauh dari orang tua Seperti

pendapat beberapa tokoh bahwa

ranah kesejahteraan siswa tertinggi

adalah keluarga (Huebner dkk 2003

Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin

amp Brooks 2005 dan Frost 2010)

Faktor penghambat

kesejahteraan yang lain adalah

mendapat perlakuan tidak baik dari

teman Salah satu aspek mental

kesejahteraan siswa yaitu teman yang

juga merupakan faktor penting yang

dapat menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental sehingga

anak mampu meraih kesejahteraan

(John Toumbourou Elizabeth

Douglasamp Alison Shortt dalam

Masters 2004)

Begitu juga dengan menjadi

siswa yang nakal Ketidak percayaan

guru dan teman yang dirasakan oleh

siswa menimbulkan gangguan

kesehatan mental Dalam hal ini

adalah menjadi nakal Guru dan

teman merupakan faktor penting

untuk menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental (John

Toumbourou Elizabeth Douglasamp

Alison Shortt dalam Masters 2004)

Faktor penghambat sejahtera

yang selanjutnya adalah jarang

belajar sehingga prestasi belum

memuaskan Hal ini sesuai dengan

7

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

bahwa belajar dan mendapatkan

prestasi ada kaitannya dengan

kesejahteraan

Sakit fisik yang kambuh

membuat siswa harus meninggalkan

pelajarannya Salah satu aspek

kesejahteraan siswa adalah aspek

fisik Sakit fisik harus diatasi dengan

benar supaya tidak mengganggu

siswa dalam belajar (Kathy rowe

Ken rowe amp Jan pollard dalam

Masters 2004)

Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan yang terakhir adalah

memiliki pengasuh yang suka marah

Pengasuh sebagai bagian dari

lembaga kesejahteraan sosial anak

harus memahami bahwa pemenuhan

hak-hak anak harus dilakukan secara

menyeluruh Hak-hak anak meliputi

hak terhadap perlindungan hak

terhadap tumbuh kembang serta hak

terhadap partisipasi seperti

mendengarkan suara dan pilihan

anak (Jufri 2011)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat

disimpulkan

1 Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah kehidupan yang damai

yaitu melakukan hal-hal yang

benar sebagai siswa tentram

ketika tidak ada konflik dan

bahagia ketika bisa menjadi

sukses membanggakan orang tua

dan diri sendiri

2 Siswa menilai dirinya sejahtera

ketika memiliki banyak teman

yang menghargai dan bisa

membantu keluarga Sedangkan

siswa menilai dirinya belum

sejahtera karena masih melanggar

tata tertib belum berprestasi

belum sukses jauh dari ayah dan

memiliki teman yang suka iri

3 Faktor pendorong kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

paling utama adalah orang tua

Karena jauh dari orang tua

lingkungan membentuk peran

pengganti orang tua yaitu

pengasuh teman kakak panti dan

saudara kandungnya Faktor

pendorong sejahtera yang lain

adalah memiliki banyak teman

hubungan baik dengan guru

mendapatkan penghargaan dan

pujian fasilitas sekolah beserta

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 3: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

v

KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

Diyah Utami Hasan

Usmi Karyani

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman terbaik bagi siswa

sehingga siswa dapat merasa sejahtera karena pemenuhan kesejahteraan siswa

mempengaruhi hampir seluruh aspek optimalisasi fungsi siswa di sekolah dan

menjadi faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar dan pengembangan

kemampuan siswa Dukungan terbesar sebagai faktor kesejahteraan siswa berasal

dari orang tua Namun siswa yang tinggal di panti asuhan harus jauh dari orang

tua Hal ini dapat menghambat perkembangan anak secara wajar karena pada

kenyataannya pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi

kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional dan perkembangan kurang

diperhatikan Siswa yang tinggal di panti asuhan cenderung kesulitan dalam

menyesuaikan diri pendiam dan memiliki self esteem negatif lebih tinggi dari

pada self esteem positif Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan

mendeskripsikan kesejahteraan siswa yang tinggal di panti asuhan Informan

dalam penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling dengan karakteristik

siswa yang bersekolah di SMP dan tinggal di panti asuhan berjumlah 8 informan

Metode pengambilan data menggunakan kuesioner terbuka dan wawancara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong sejahtera adalah

teman sekolah penghargaan dan pujian guru belajar dan orang tua Hal ini

membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa sejahtera Walaupun

demikian orang tua juga menjadi faktor penghambat sejahtera karena tinggal di

panti asuhan membuat siswa jauh dari orang tua Faktor penghambat sejahtera

yang lain adalah mendapat perlakuan tidak baik dari teman melihat teman

bermusuhan jarang belajar lampu belajar kurang terang sakit fisik kambuh

pengasuh yang suka marah serta menjadi siswa yang nakal Faktor penghambat ini

membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa tidak sejahtera sehingga

dapat diuraikan bahwa pengertian sejahtera menurut siswa yang tinggal di panti

asuhan adalah damai tentram dan bahagia

Kata Kunci Kesejahteraan Siswa Panti Asuhan

1

PENDAHULUAN

Sekolah diharapkan mampu

melaksanakan tujuan pendidikan

nasional yang diatur dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003

dengan memberikan pengalaman

terbaik bagi siswa sehingga siswa

dapat merasa sejahtera Pemenuhan

kesejahteraan siswa mempengaruhi

hampir seluruh aspek optimalisasi

fungsi siswa di sekolah dan menjadi

faktor penting yang mempengaruhi

hasil belajar dan pengembangan

kemampuan siswa (Frost 2010)

Salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan anak

sebagai siswa adalah berkumpul

dengan keluarga (Frost 2010)

Namun pada kenyataannya beberapa

anak harus berpisah dengan

keluarganya akibat disfungsi sosial

keluarga Kondisi seperti inilah yang

dapat membuat anak tinggal panti

asuhan (Sudrajat 2008 Sarwono

2014)

Sarsito N Sarwono (2014)

mengemukakan bahwa panti asuhan

berperan sebagai tempat rehabilitasi

sosial bagi anak-anak terlantar akibat

disfungsi sosial keluarga Namun

pada kenyataanya pengasuhan anak

di panti asuhan berfokus hanya untuk

memenuhi kebutuhan kolektif

sementara untuk kebutuhan

emosional dan pertumbuhan anak

kurang diperhatikan (Sudrajat 2008)

Hasil wawancara dengan

Panti Asuhan Darul Hadlonah

Semarang menyatakan bahwa

banyak anak yang mengalami

kesulitan dalam menyesuaikan diri

terutama anak yang baru tinggal di

panti asuhan (Rahma 2011) Tidak

adanya hubungan yang sehat dengan

orang lain menjadi penghambat

siswa merasa sejahtera (Masters

2004)

Attachment yang kuat dengan

orang tua dapat menghindarkan

siswa dari kecemasan dan potensi

perasaan-perasaan depresi atau

tekanan emosional (Santrock 2004)

Remaja cenderung memiliki suasana

hati yang naik-turun Hal ini

termasuk bagian dari pencarian

remaja akan identitas diri (Santrock

2004)

Attachment yang kuat dengan

orang tua juga dibutuhkan remaja

yang tinggal di panti asuhan untuk

melewati tahap perkembangan

remajanya dengan baik dan anak

2

menjadi orang dewasa yang mandiri

(Santrock 2004 Wong 2008)

Kesejahteraan siswa adalah

derajat dimana siswa merasa baik

berada di lingkungan sekolah dan

derajat keefektifan fungsi siswa

dalam lingkungan komunitas sekolah

(Fraine dkk 2005 amp Fraillon 2004)

Tingkat kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

fungsi sosial emosional serta

perilaku siswa ketika berada

disekolah (Noble dkk 2008)

Gambaran mengenai kesejahteraan

siswa dapat dilihat ketika guru

percaya bahwa semua siswa mampu

sukses dalam belajar siswa merasa

bahagia dan sukses ketika

mendapatkan pelajaran baru dan

siswa semangat untuk datang ke

sekolah memiliki hubungan

pertemanan yang baik dengan siswa

lainnya serta mampu

mengoptimalkan potensi yang

dimiliki ketika berada disekolah

(Kaplan dan Maehr dalam Avi dkk

1999 amp Bonnie 2004)

Masters (2004) berpendapat

bahwa terdapat lima aspek

kesejahteraan siswa yaitu mental

emosional spiritual sosial dan fisik

Ress dkk (2010) juga

merumuskan bahwa faktor penting

yang berkontribusi pada

kesejahteraan anak adalah keluarga

teman kesehatan penampilan

penggunaan waktu orientasi masa

depan rumah uang dan kepemilikan

kebebasan keamanan sekolah dan

juga pilihan hidup

Faktor yang paling terlihat

yang tidak dimiliki oleh siswa yang

tinggal di panti asuhan adalah

keluarga Panti asuhan merupakan

lembaga pengganti fungsi orangtua

(keluarga) dalam pemenuhan

kebutuhan anak baik secara jasmani

rohani maupun sosial yang

dikembangkan sebagai lembaga

pelayanan profesional dan menjadi

pilihan untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan anak (Argyo 2009)

Anak yang tinggal dipanti asuhan

terdiri dari 1) Anak yatim piatu dan

yatim piatu 2) Anak terlantar dari

keluarga yang mengalami

perpecahan 3) Anak terlantar dari

keluarga yang sakit kronis serta 4)

keluarga dengan kesulitan ekonomi

(Argyo 2009)

3

Pola pengasuhan anak di

panti asuhan digambarkan melalui

tiga proses yaitu pengajaran

pengganjaran dan pembujukan

(Argyo 2009) Kelebihan panti

asuhan 1) Memiliki teman yang

senasib 2) Anak dapat

mengembangkan kreatifitas melalui

fasilitas yang disediakan panti

asuhan 3) Membiasakan hidup

mandiri Kelemahan panti asuhan 1)

Terisolasi dari masyarakat luas

sehingga muncul rasa rendah diri 2)

Pembinaan bisa dianggap sebagai

pengekangan apalagi dengan sikap

pengasuh yang kasar dan tidak

mendidik (Muhsin 2003)

Argyo (2009) Seharusnya

panti asuhan dapat digunakan sesuai

fungsinya yaitu memberikan

pelayanan pemeliharaan baik secara

fisik mental maupun sosial terhadap

anak-anak terlantar namun

keterbatasan SDM profesional dalam

pengasuhan anak di panti asuhan

membuat pengasuh panti asuhan

biasanya terdiri dari orang yang

bekerja secara suka rela dan

seadanya (Muhsin 2003) Para

pengurus panti asuhan kurang

dibekali pendidikan dan pelatihan

terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk

2007)

Berdasarkan uraian di atas

penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian untuk

mengetahui bagaimana kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

METODE PENELITIAN

Informan penelitian

Siswa yang memiliki

karakteristik bersekolah di SMP dan

tinggal di panti asuhan terdiri dari 8

informan

Alat pengumpul data

Dalam penelitian ini alat

pengumpul data mengunakan

kuesioner terbuka dan wawancara

Hasil dari kuesioner terbuka dan

wawancara akan dianalisis dengan

cara sebagai berikut

1 Organisasi data

2 Koding

3 Kategorisasi

4 Pembahasan hasil penelitian

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner

terbuka dan wawancara didapatkan

hasil mengenai kesejahteraan siswa

yang tinggal di panti asuhan adapun

pembahasannya sebagai berikut

4

a Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti

asuhan

Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah damai tentram dan bahagia

Hal ini sesuai dengan teori yang di

kemukakan oleh Noble dkk (2008)

yang mendefinisikan kesejahteraan

siswa sebagai keadaan dengan

suasana hati yang positif sikap

resilien dan kepuasan terhadap diri

serta kepuasan dalam berhubungan

dengan orang lain dan harapan-

harapan dari sekolah

Damai adalah ketika memiliki

banyak teman dan tidak terjadi

konflik di dalamnya sehingga diri

merasa tentram Damai juga ketika

melakukan hal-hal yang benar seperti

taat peraturan dan rajin belajar

Mendapatkan prestasi juga membuat

siswa yang tinggal di panti asuhan

merasa sejahtera Menjadi sukses dan

mencapai cita-cita adalah tujuan

untuk mencapai bahagia sehingga

dapat membanggakan orang tua dan

diri sendiri

b Penilaian diri siswa yang

tinggal di panti asuhan

terhadap kesejahteraannya

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa menyatakan sejahtera

karena menjalin hubungan baik

dengan teman sehingga memiliki

banyak teman dan dengan tinggal di

panti asuhan dapat membantu

meringankan keuangan keluarga Hal

ini sesuai dengan aspek sosial

kesejahteraan siswa menurut John

Ainley (dalam Masters 2004) yaitu

adanya ketergantungan antara

individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga dapat

memudahkan siswa merasa sejahtera

Hasil penelitian juga

menyatakan bahwa siswa belum

sejahtera karena belum mendapatkan

prestasi yang memuaskan Noble dkk

(2008) menyatakan bahwa Tingkat

kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

Penyebab belum sejahtera

yang lain adalah belum dapat meraih

cita-cita dan menjadi sukses Hal ini

sesuai dengan salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan siswa

menurut Ress dkk (2010) yaitu

adanya orientasi masa depan

5

Ditinggal ayah pergi dan

memiliki teman yang suka iri juga

menjadi penyebab belum sejahtera

Huebner dkk (2003) mengemukakan

bahwa kepuasan hidup anak

dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah adalah keluarga

dan teman Karena faktor ini belum

terpenuhi maka siswa menjadi belum

sejahatera

c Faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah banyak teman

guru fasilitas sekolah dan peraturan

yang dimiliki Hal ini sesuai dengan

aspek sosial kesejahteraan siswa

menurut John Ainley (dalam

Masters 2004) yang mengemukakan

gagasan adanya ketergantungan

antara individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga

Membangun hubungan yang

sehat dengan orang lain individu

maupun kelompok dapat ditunjukkan

dari hasil penelitian yaitu memiliki

banyak teman yang baik Sesuai

dengan aspek mental kesejahteraan

siswa menurut Masters (2004) yaitu

teman sebaya merupakan faktor

penting yang dapat menghindarkan

anak dari gangguan kesehatan mental

sehingga anak mampu meraih

kesejahteraan

Memiliki kesempatan untuk

belajar juga menjadi faktor

pendorong sejahtera Sesuai dengan

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

kesejahteraan dikaitkan dengan

pengajaran dan pendidikan serta

dengan belajar dan prestasi

Faktor utama pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah bersama orang

tua Seperti pendapat beberapa tokoh

bahwa ranah kesejahteraan siswa

tertinggi adalah keluarga dan self

(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010

Evan 2011 Hanafin amp Brooks

2005 dan Frost 2010) seperti halnya

hasil penelitian bahwa mendapatkan

penghargaan dan pujian juga menjadi

faktor pendorong kesejahteraan

Walaupun jauh dari orang

tua lingkungan membantu mereka

sehingga dapat menemukan sosok

pengganti peran orang tua yaitu

6

teman kakak panti pengasuh dan

saudara kandung Pengasuh sebagai

bagian dari lembaga kesejahteraan

sosial anak harus memahami bahwa

pemenuhan hak-hak anak harus

dilakukan secara menyeluruh Hak-

hak anak meliputi hak terhadap

perlindungan hak terhadap tumbuh

kembang serta hak terhadap

partisipasi seperti mendengarkan

suara dan pilihan anak (Jufri 2011)

Hal ini sejalan dengan tanggung

jawab peran orang tua dan keluarga

menurut Jufri (2011) yaitu

mengasuh memelihara mendidik

dan melindungi anak

Namun peran pengganti

orang tua dirasakan oleh semua

siswa yang tinggal di panti asuhan

sehingga perhatian yang diberikan

juga terbagi Oleh karena itu orang

tua tetap menjadi faktor utama

pendorong sejahtera

d Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa yang tinggal di panti

asuhan menyatakan tidak sejahtera

karena jauh dari orang tua Seperti

pendapat beberapa tokoh bahwa

ranah kesejahteraan siswa tertinggi

adalah keluarga (Huebner dkk 2003

Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin

amp Brooks 2005 dan Frost 2010)

Faktor penghambat

kesejahteraan yang lain adalah

mendapat perlakuan tidak baik dari

teman Salah satu aspek mental

kesejahteraan siswa yaitu teman yang

juga merupakan faktor penting yang

dapat menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental sehingga

anak mampu meraih kesejahteraan

(John Toumbourou Elizabeth

Douglasamp Alison Shortt dalam

Masters 2004)

Begitu juga dengan menjadi

siswa yang nakal Ketidak percayaan

guru dan teman yang dirasakan oleh

siswa menimbulkan gangguan

kesehatan mental Dalam hal ini

adalah menjadi nakal Guru dan

teman merupakan faktor penting

untuk menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental (John

Toumbourou Elizabeth Douglasamp

Alison Shortt dalam Masters 2004)

Faktor penghambat sejahtera

yang selanjutnya adalah jarang

belajar sehingga prestasi belum

memuaskan Hal ini sesuai dengan

7

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

bahwa belajar dan mendapatkan

prestasi ada kaitannya dengan

kesejahteraan

Sakit fisik yang kambuh

membuat siswa harus meninggalkan

pelajarannya Salah satu aspek

kesejahteraan siswa adalah aspek

fisik Sakit fisik harus diatasi dengan

benar supaya tidak mengganggu

siswa dalam belajar (Kathy rowe

Ken rowe amp Jan pollard dalam

Masters 2004)

Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan yang terakhir adalah

memiliki pengasuh yang suka marah

Pengasuh sebagai bagian dari

lembaga kesejahteraan sosial anak

harus memahami bahwa pemenuhan

hak-hak anak harus dilakukan secara

menyeluruh Hak-hak anak meliputi

hak terhadap perlindungan hak

terhadap tumbuh kembang serta hak

terhadap partisipasi seperti

mendengarkan suara dan pilihan

anak (Jufri 2011)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat

disimpulkan

1 Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah kehidupan yang damai

yaitu melakukan hal-hal yang

benar sebagai siswa tentram

ketika tidak ada konflik dan

bahagia ketika bisa menjadi

sukses membanggakan orang tua

dan diri sendiri

2 Siswa menilai dirinya sejahtera

ketika memiliki banyak teman

yang menghargai dan bisa

membantu keluarga Sedangkan

siswa menilai dirinya belum

sejahtera karena masih melanggar

tata tertib belum berprestasi

belum sukses jauh dari ayah dan

memiliki teman yang suka iri

3 Faktor pendorong kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

paling utama adalah orang tua

Karena jauh dari orang tua

lingkungan membentuk peran

pengganti orang tua yaitu

pengasuh teman kakak panti dan

saudara kandungnya Faktor

pendorong sejahtera yang lain

adalah memiliki banyak teman

hubungan baik dengan guru

mendapatkan penghargaan dan

pujian fasilitas sekolah beserta

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 4: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

1

PENDAHULUAN

Sekolah diharapkan mampu

melaksanakan tujuan pendidikan

nasional yang diatur dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003

dengan memberikan pengalaman

terbaik bagi siswa sehingga siswa

dapat merasa sejahtera Pemenuhan

kesejahteraan siswa mempengaruhi

hampir seluruh aspek optimalisasi

fungsi siswa di sekolah dan menjadi

faktor penting yang mempengaruhi

hasil belajar dan pengembangan

kemampuan siswa (Frost 2010)

Salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan anak

sebagai siswa adalah berkumpul

dengan keluarga (Frost 2010)

Namun pada kenyataannya beberapa

anak harus berpisah dengan

keluarganya akibat disfungsi sosial

keluarga Kondisi seperti inilah yang

dapat membuat anak tinggal panti

asuhan (Sudrajat 2008 Sarwono

2014)

Sarsito N Sarwono (2014)

mengemukakan bahwa panti asuhan

berperan sebagai tempat rehabilitasi

sosial bagi anak-anak terlantar akibat

disfungsi sosial keluarga Namun

pada kenyataanya pengasuhan anak

di panti asuhan berfokus hanya untuk

memenuhi kebutuhan kolektif

sementara untuk kebutuhan

emosional dan pertumbuhan anak

kurang diperhatikan (Sudrajat 2008)

Hasil wawancara dengan

Panti Asuhan Darul Hadlonah

Semarang menyatakan bahwa

banyak anak yang mengalami

kesulitan dalam menyesuaikan diri

terutama anak yang baru tinggal di

panti asuhan (Rahma 2011) Tidak

adanya hubungan yang sehat dengan

orang lain menjadi penghambat

siswa merasa sejahtera (Masters

2004)

Attachment yang kuat dengan

orang tua dapat menghindarkan

siswa dari kecemasan dan potensi

perasaan-perasaan depresi atau

tekanan emosional (Santrock 2004)

Remaja cenderung memiliki suasana

hati yang naik-turun Hal ini

termasuk bagian dari pencarian

remaja akan identitas diri (Santrock

2004)

Attachment yang kuat dengan

orang tua juga dibutuhkan remaja

yang tinggal di panti asuhan untuk

melewati tahap perkembangan

remajanya dengan baik dan anak

2

menjadi orang dewasa yang mandiri

(Santrock 2004 Wong 2008)

Kesejahteraan siswa adalah

derajat dimana siswa merasa baik

berada di lingkungan sekolah dan

derajat keefektifan fungsi siswa

dalam lingkungan komunitas sekolah

(Fraine dkk 2005 amp Fraillon 2004)

Tingkat kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

fungsi sosial emosional serta

perilaku siswa ketika berada

disekolah (Noble dkk 2008)

Gambaran mengenai kesejahteraan

siswa dapat dilihat ketika guru

percaya bahwa semua siswa mampu

sukses dalam belajar siswa merasa

bahagia dan sukses ketika

mendapatkan pelajaran baru dan

siswa semangat untuk datang ke

sekolah memiliki hubungan

pertemanan yang baik dengan siswa

lainnya serta mampu

mengoptimalkan potensi yang

dimiliki ketika berada disekolah

(Kaplan dan Maehr dalam Avi dkk

1999 amp Bonnie 2004)

Masters (2004) berpendapat

bahwa terdapat lima aspek

kesejahteraan siswa yaitu mental

emosional spiritual sosial dan fisik

Ress dkk (2010) juga

merumuskan bahwa faktor penting

yang berkontribusi pada

kesejahteraan anak adalah keluarga

teman kesehatan penampilan

penggunaan waktu orientasi masa

depan rumah uang dan kepemilikan

kebebasan keamanan sekolah dan

juga pilihan hidup

Faktor yang paling terlihat

yang tidak dimiliki oleh siswa yang

tinggal di panti asuhan adalah

keluarga Panti asuhan merupakan

lembaga pengganti fungsi orangtua

(keluarga) dalam pemenuhan

kebutuhan anak baik secara jasmani

rohani maupun sosial yang

dikembangkan sebagai lembaga

pelayanan profesional dan menjadi

pilihan untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan anak (Argyo 2009)

Anak yang tinggal dipanti asuhan

terdiri dari 1) Anak yatim piatu dan

yatim piatu 2) Anak terlantar dari

keluarga yang mengalami

perpecahan 3) Anak terlantar dari

keluarga yang sakit kronis serta 4)

keluarga dengan kesulitan ekonomi

(Argyo 2009)

3

Pola pengasuhan anak di

panti asuhan digambarkan melalui

tiga proses yaitu pengajaran

pengganjaran dan pembujukan

(Argyo 2009) Kelebihan panti

asuhan 1) Memiliki teman yang

senasib 2) Anak dapat

mengembangkan kreatifitas melalui

fasilitas yang disediakan panti

asuhan 3) Membiasakan hidup

mandiri Kelemahan panti asuhan 1)

Terisolasi dari masyarakat luas

sehingga muncul rasa rendah diri 2)

Pembinaan bisa dianggap sebagai

pengekangan apalagi dengan sikap

pengasuh yang kasar dan tidak

mendidik (Muhsin 2003)

Argyo (2009) Seharusnya

panti asuhan dapat digunakan sesuai

fungsinya yaitu memberikan

pelayanan pemeliharaan baik secara

fisik mental maupun sosial terhadap

anak-anak terlantar namun

keterbatasan SDM profesional dalam

pengasuhan anak di panti asuhan

membuat pengasuh panti asuhan

biasanya terdiri dari orang yang

bekerja secara suka rela dan

seadanya (Muhsin 2003) Para

pengurus panti asuhan kurang

dibekali pendidikan dan pelatihan

terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk

2007)

Berdasarkan uraian di atas

penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian untuk

mengetahui bagaimana kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

METODE PENELITIAN

Informan penelitian

Siswa yang memiliki

karakteristik bersekolah di SMP dan

tinggal di panti asuhan terdiri dari 8

informan

Alat pengumpul data

Dalam penelitian ini alat

pengumpul data mengunakan

kuesioner terbuka dan wawancara

Hasil dari kuesioner terbuka dan

wawancara akan dianalisis dengan

cara sebagai berikut

1 Organisasi data

2 Koding

3 Kategorisasi

4 Pembahasan hasil penelitian

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner

terbuka dan wawancara didapatkan

hasil mengenai kesejahteraan siswa

yang tinggal di panti asuhan adapun

pembahasannya sebagai berikut

4

a Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti

asuhan

Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah damai tentram dan bahagia

Hal ini sesuai dengan teori yang di

kemukakan oleh Noble dkk (2008)

yang mendefinisikan kesejahteraan

siswa sebagai keadaan dengan

suasana hati yang positif sikap

resilien dan kepuasan terhadap diri

serta kepuasan dalam berhubungan

dengan orang lain dan harapan-

harapan dari sekolah

Damai adalah ketika memiliki

banyak teman dan tidak terjadi

konflik di dalamnya sehingga diri

merasa tentram Damai juga ketika

melakukan hal-hal yang benar seperti

taat peraturan dan rajin belajar

Mendapatkan prestasi juga membuat

siswa yang tinggal di panti asuhan

merasa sejahtera Menjadi sukses dan

mencapai cita-cita adalah tujuan

untuk mencapai bahagia sehingga

dapat membanggakan orang tua dan

diri sendiri

b Penilaian diri siswa yang

tinggal di panti asuhan

terhadap kesejahteraannya

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa menyatakan sejahtera

karena menjalin hubungan baik

dengan teman sehingga memiliki

banyak teman dan dengan tinggal di

panti asuhan dapat membantu

meringankan keuangan keluarga Hal

ini sesuai dengan aspek sosial

kesejahteraan siswa menurut John

Ainley (dalam Masters 2004) yaitu

adanya ketergantungan antara

individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga dapat

memudahkan siswa merasa sejahtera

Hasil penelitian juga

menyatakan bahwa siswa belum

sejahtera karena belum mendapatkan

prestasi yang memuaskan Noble dkk

(2008) menyatakan bahwa Tingkat

kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

Penyebab belum sejahtera

yang lain adalah belum dapat meraih

cita-cita dan menjadi sukses Hal ini

sesuai dengan salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan siswa

menurut Ress dkk (2010) yaitu

adanya orientasi masa depan

5

Ditinggal ayah pergi dan

memiliki teman yang suka iri juga

menjadi penyebab belum sejahtera

Huebner dkk (2003) mengemukakan

bahwa kepuasan hidup anak

dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah adalah keluarga

dan teman Karena faktor ini belum

terpenuhi maka siswa menjadi belum

sejahatera

c Faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah banyak teman

guru fasilitas sekolah dan peraturan

yang dimiliki Hal ini sesuai dengan

aspek sosial kesejahteraan siswa

menurut John Ainley (dalam

Masters 2004) yang mengemukakan

gagasan adanya ketergantungan

antara individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga

Membangun hubungan yang

sehat dengan orang lain individu

maupun kelompok dapat ditunjukkan

dari hasil penelitian yaitu memiliki

banyak teman yang baik Sesuai

dengan aspek mental kesejahteraan

siswa menurut Masters (2004) yaitu

teman sebaya merupakan faktor

penting yang dapat menghindarkan

anak dari gangguan kesehatan mental

sehingga anak mampu meraih

kesejahteraan

Memiliki kesempatan untuk

belajar juga menjadi faktor

pendorong sejahtera Sesuai dengan

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

kesejahteraan dikaitkan dengan

pengajaran dan pendidikan serta

dengan belajar dan prestasi

Faktor utama pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah bersama orang

tua Seperti pendapat beberapa tokoh

bahwa ranah kesejahteraan siswa

tertinggi adalah keluarga dan self

(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010

Evan 2011 Hanafin amp Brooks

2005 dan Frost 2010) seperti halnya

hasil penelitian bahwa mendapatkan

penghargaan dan pujian juga menjadi

faktor pendorong kesejahteraan

Walaupun jauh dari orang

tua lingkungan membantu mereka

sehingga dapat menemukan sosok

pengganti peran orang tua yaitu

6

teman kakak panti pengasuh dan

saudara kandung Pengasuh sebagai

bagian dari lembaga kesejahteraan

sosial anak harus memahami bahwa

pemenuhan hak-hak anak harus

dilakukan secara menyeluruh Hak-

hak anak meliputi hak terhadap

perlindungan hak terhadap tumbuh

kembang serta hak terhadap

partisipasi seperti mendengarkan

suara dan pilihan anak (Jufri 2011)

Hal ini sejalan dengan tanggung

jawab peran orang tua dan keluarga

menurut Jufri (2011) yaitu

mengasuh memelihara mendidik

dan melindungi anak

Namun peran pengganti

orang tua dirasakan oleh semua

siswa yang tinggal di panti asuhan

sehingga perhatian yang diberikan

juga terbagi Oleh karena itu orang

tua tetap menjadi faktor utama

pendorong sejahtera

d Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa yang tinggal di panti

asuhan menyatakan tidak sejahtera

karena jauh dari orang tua Seperti

pendapat beberapa tokoh bahwa

ranah kesejahteraan siswa tertinggi

adalah keluarga (Huebner dkk 2003

Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin

amp Brooks 2005 dan Frost 2010)

Faktor penghambat

kesejahteraan yang lain adalah

mendapat perlakuan tidak baik dari

teman Salah satu aspek mental

kesejahteraan siswa yaitu teman yang

juga merupakan faktor penting yang

dapat menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental sehingga

anak mampu meraih kesejahteraan

(John Toumbourou Elizabeth

Douglasamp Alison Shortt dalam

Masters 2004)

Begitu juga dengan menjadi

siswa yang nakal Ketidak percayaan

guru dan teman yang dirasakan oleh

siswa menimbulkan gangguan

kesehatan mental Dalam hal ini

adalah menjadi nakal Guru dan

teman merupakan faktor penting

untuk menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental (John

Toumbourou Elizabeth Douglasamp

Alison Shortt dalam Masters 2004)

Faktor penghambat sejahtera

yang selanjutnya adalah jarang

belajar sehingga prestasi belum

memuaskan Hal ini sesuai dengan

7

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

bahwa belajar dan mendapatkan

prestasi ada kaitannya dengan

kesejahteraan

Sakit fisik yang kambuh

membuat siswa harus meninggalkan

pelajarannya Salah satu aspek

kesejahteraan siswa adalah aspek

fisik Sakit fisik harus diatasi dengan

benar supaya tidak mengganggu

siswa dalam belajar (Kathy rowe

Ken rowe amp Jan pollard dalam

Masters 2004)

Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan yang terakhir adalah

memiliki pengasuh yang suka marah

Pengasuh sebagai bagian dari

lembaga kesejahteraan sosial anak

harus memahami bahwa pemenuhan

hak-hak anak harus dilakukan secara

menyeluruh Hak-hak anak meliputi

hak terhadap perlindungan hak

terhadap tumbuh kembang serta hak

terhadap partisipasi seperti

mendengarkan suara dan pilihan

anak (Jufri 2011)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat

disimpulkan

1 Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah kehidupan yang damai

yaitu melakukan hal-hal yang

benar sebagai siswa tentram

ketika tidak ada konflik dan

bahagia ketika bisa menjadi

sukses membanggakan orang tua

dan diri sendiri

2 Siswa menilai dirinya sejahtera

ketika memiliki banyak teman

yang menghargai dan bisa

membantu keluarga Sedangkan

siswa menilai dirinya belum

sejahtera karena masih melanggar

tata tertib belum berprestasi

belum sukses jauh dari ayah dan

memiliki teman yang suka iri

3 Faktor pendorong kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

paling utama adalah orang tua

Karena jauh dari orang tua

lingkungan membentuk peran

pengganti orang tua yaitu

pengasuh teman kakak panti dan

saudara kandungnya Faktor

pendorong sejahtera yang lain

adalah memiliki banyak teman

hubungan baik dengan guru

mendapatkan penghargaan dan

pujian fasilitas sekolah beserta

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 5: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

2

menjadi orang dewasa yang mandiri

(Santrock 2004 Wong 2008)

Kesejahteraan siswa adalah

derajat dimana siswa merasa baik

berada di lingkungan sekolah dan

derajat keefektifan fungsi siswa

dalam lingkungan komunitas sekolah

(Fraine dkk 2005 amp Fraillon 2004)

Tingkat kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

fungsi sosial emosional serta

perilaku siswa ketika berada

disekolah (Noble dkk 2008)

Gambaran mengenai kesejahteraan

siswa dapat dilihat ketika guru

percaya bahwa semua siswa mampu

sukses dalam belajar siswa merasa

bahagia dan sukses ketika

mendapatkan pelajaran baru dan

siswa semangat untuk datang ke

sekolah memiliki hubungan

pertemanan yang baik dengan siswa

lainnya serta mampu

mengoptimalkan potensi yang

dimiliki ketika berada disekolah

(Kaplan dan Maehr dalam Avi dkk

1999 amp Bonnie 2004)

Masters (2004) berpendapat

bahwa terdapat lima aspek

kesejahteraan siswa yaitu mental

emosional spiritual sosial dan fisik

Ress dkk (2010) juga

merumuskan bahwa faktor penting

yang berkontribusi pada

kesejahteraan anak adalah keluarga

teman kesehatan penampilan

penggunaan waktu orientasi masa

depan rumah uang dan kepemilikan

kebebasan keamanan sekolah dan

juga pilihan hidup

Faktor yang paling terlihat

yang tidak dimiliki oleh siswa yang

tinggal di panti asuhan adalah

keluarga Panti asuhan merupakan

lembaga pengganti fungsi orangtua

(keluarga) dalam pemenuhan

kebutuhan anak baik secara jasmani

rohani maupun sosial yang

dikembangkan sebagai lembaga

pelayanan profesional dan menjadi

pilihan untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan anak (Argyo 2009)

Anak yang tinggal dipanti asuhan

terdiri dari 1) Anak yatim piatu dan

yatim piatu 2) Anak terlantar dari

keluarga yang mengalami

perpecahan 3) Anak terlantar dari

keluarga yang sakit kronis serta 4)

keluarga dengan kesulitan ekonomi

(Argyo 2009)

3

Pola pengasuhan anak di

panti asuhan digambarkan melalui

tiga proses yaitu pengajaran

pengganjaran dan pembujukan

(Argyo 2009) Kelebihan panti

asuhan 1) Memiliki teman yang

senasib 2) Anak dapat

mengembangkan kreatifitas melalui

fasilitas yang disediakan panti

asuhan 3) Membiasakan hidup

mandiri Kelemahan panti asuhan 1)

Terisolasi dari masyarakat luas

sehingga muncul rasa rendah diri 2)

Pembinaan bisa dianggap sebagai

pengekangan apalagi dengan sikap

pengasuh yang kasar dan tidak

mendidik (Muhsin 2003)

Argyo (2009) Seharusnya

panti asuhan dapat digunakan sesuai

fungsinya yaitu memberikan

pelayanan pemeliharaan baik secara

fisik mental maupun sosial terhadap

anak-anak terlantar namun

keterbatasan SDM profesional dalam

pengasuhan anak di panti asuhan

membuat pengasuh panti asuhan

biasanya terdiri dari orang yang

bekerja secara suka rela dan

seadanya (Muhsin 2003) Para

pengurus panti asuhan kurang

dibekali pendidikan dan pelatihan

terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk

2007)

Berdasarkan uraian di atas

penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian untuk

mengetahui bagaimana kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

METODE PENELITIAN

Informan penelitian

Siswa yang memiliki

karakteristik bersekolah di SMP dan

tinggal di panti asuhan terdiri dari 8

informan

Alat pengumpul data

Dalam penelitian ini alat

pengumpul data mengunakan

kuesioner terbuka dan wawancara

Hasil dari kuesioner terbuka dan

wawancara akan dianalisis dengan

cara sebagai berikut

1 Organisasi data

2 Koding

3 Kategorisasi

4 Pembahasan hasil penelitian

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner

terbuka dan wawancara didapatkan

hasil mengenai kesejahteraan siswa

yang tinggal di panti asuhan adapun

pembahasannya sebagai berikut

4

a Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti

asuhan

Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah damai tentram dan bahagia

Hal ini sesuai dengan teori yang di

kemukakan oleh Noble dkk (2008)

yang mendefinisikan kesejahteraan

siswa sebagai keadaan dengan

suasana hati yang positif sikap

resilien dan kepuasan terhadap diri

serta kepuasan dalam berhubungan

dengan orang lain dan harapan-

harapan dari sekolah

Damai adalah ketika memiliki

banyak teman dan tidak terjadi

konflik di dalamnya sehingga diri

merasa tentram Damai juga ketika

melakukan hal-hal yang benar seperti

taat peraturan dan rajin belajar

Mendapatkan prestasi juga membuat

siswa yang tinggal di panti asuhan

merasa sejahtera Menjadi sukses dan

mencapai cita-cita adalah tujuan

untuk mencapai bahagia sehingga

dapat membanggakan orang tua dan

diri sendiri

b Penilaian diri siswa yang

tinggal di panti asuhan

terhadap kesejahteraannya

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa menyatakan sejahtera

karena menjalin hubungan baik

dengan teman sehingga memiliki

banyak teman dan dengan tinggal di

panti asuhan dapat membantu

meringankan keuangan keluarga Hal

ini sesuai dengan aspek sosial

kesejahteraan siswa menurut John

Ainley (dalam Masters 2004) yaitu

adanya ketergantungan antara

individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga dapat

memudahkan siswa merasa sejahtera

Hasil penelitian juga

menyatakan bahwa siswa belum

sejahtera karena belum mendapatkan

prestasi yang memuaskan Noble dkk

(2008) menyatakan bahwa Tingkat

kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

Penyebab belum sejahtera

yang lain adalah belum dapat meraih

cita-cita dan menjadi sukses Hal ini

sesuai dengan salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan siswa

menurut Ress dkk (2010) yaitu

adanya orientasi masa depan

5

Ditinggal ayah pergi dan

memiliki teman yang suka iri juga

menjadi penyebab belum sejahtera

Huebner dkk (2003) mengemukakan

bahwa kepuasan hidup anak

dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah adalah keluarga

dan teman Karena faktor ini belum

terpenuhi maka siswa menjadi belum

sejahatera

c Faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah banyak teman

guru fasilitas sekolah dan peraturan

yang dimiliki Hal ini sesuai dengan

aspek sosial kesejahteraan siswa

menurut John Ainley (dalam

Masters 2004) yang mengemukakan

gagasan adanya ketergantungan

antara individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga

Membangun hubungan yang

sehat dengan orang lain individu

maupun kelompok dapat ditunjukkan

dari hasil penelitian yaitu memiliki

banyak teman yang baik Sesuai

dengan aspek mental kesejahteraan

siswa menurut Masters (2004) yaitu

teman sebaya merupakan faktor

penting yang dapat menghindarkan

anak dari gangguan kesehatan mental

sehingga anak mampu meraih

kesejahteraan

Memiliki kesempatan untuk

belajar juga menjadi faktor

pendorong sejahtera Sesuai dengan

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

kesejahteraan dikaitkan dengan

pengajaran dan pendidikan serta

dengan belajar dan prestasi

Faktor utama pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah bersama orang

tua Seperti pendapat beberapa tokoh

bahwa ranah kesejahteraan siswa

tertinggi adalah keluarga dan self

(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010

Evan 2011 Hanafin amp Brooks

2005 dan Frost 2010) seperti halnya

hasil penelitian bahwa mendapatkan

penghargaan dan pujian juga menjadi

faktor pendorong kesejahteraan

Walaupun jauh dari orang

tua lingkungan membantu mereka

sehingga dapat menemukan sosok

pengganti peran orang tua yaitu

6

teman kakak panti pengasuh dan

saudara kandung Pengasuh sebagai

bagian dari lembaga kesejahteraan

sosial anak harus memahami bahwa

pemenuhan hak-hak anak harus

dilakukan secara menyeluruh Hak-

hak anak meliputi hak terhadap

perlindungan hak terhadap tumbuh

kembang serta hak terhadap

partisipasi seperti mendengarkan

suara dan pilihan anak (Jufri 2011)

Hal ini sejalan dengan tanggung

jawab peran orang tua dan keluarga

menurut Jufri (2011) yaitu

mengasuh memelihara mendidik

dan melindungi anak

Namun peran pengganti

orang tua dirasakan oleh semua

siswa yang tinggal di panti asuhan

sehingga perhatian yang diberikan

juga terbagi Oleh karena itu orang

tua tetap menjadi faktor utama

pendorong sejahtera

d Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa yang tinggal di panti

asuhan menyatakan tidak sejahtera

karena jauh dari orang tua Seperti

pendapat beberapa tokoh bahwa

ranah kesejahteraan siswa tertinggi

adalah keluarga (Huebner dkk 2003

Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin

amp Brooks 2005 dan Frost 2010)

Faktor penghambat

kesejahteraan yang lain adalah

mendapat perlakuan tidak baik dari

teman Salah satu aspek mental

kesejahteraan siswa yaitu teman yang

juga merupakan faktor penting yang

dapat menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental sehingga

anak mampu meraih kesejahteraan

(John Toumbourou Elizabeth

Douglasamp Alison Shortt dalam

Masters 2004)

Begitu juga dengan menjadi

siswa yang nakal Ketidak percayaan

guru dan teman yang dirasakan oleh

siswa menimbulkan gangguan

kesehatan mental Dalam hal ini

adalah menjadi nakal Guru dan

teman merupakan faktor penting

untuk menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental (John

Toumbourou Elizabeth Douglasamp

Alison Shortt dalam Masters 2004)

Faktor penghambat sejahtera

yang selanjutnya adalah jarang

belajar sehingga prestasi belum

memuaskan Hal ini sesuai dengan

7

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

bahwa belajar dan mendapatkan

prestasi ada kaitannya dengan

kesejahteraan

Sakit fisik yang kambuh

membuat siswa harus meninggalkan

pelajarannya Salah satu aspek

kesejahteraan siswa adalah aspek

fisik Sakit fisik harus diatasi dengan

benar supaya tidak mengganggu

siswa dalam belajar (Kathy rowe

Ken rowe amp Jan pollard dalam

Masters 2004)

Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan yang terakhir adalah

memiliki pengasuh yang suka marah

Pengasuh sebagai bagian dari

lembaga kesejahteraan sosial anak

harus memahami bahwa pemenuhan

hak-hak anak harus dilakukan secara

menyeluruh Hak-hak anak meliputi

hak terhadap perlindungan hak

terhadap tumbuh kembang serta hak

terhadap partisipasi seperti

mendengarkan suara dan pilihan

anak (Jufri 2011)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat

disimpulkan

1 Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah kehidupan yang damai

yaitu melakukan hal-hal yang

benar sebagai siswa tentram

ketika tidak ada konflik dan

bahagia ketika bisa menjadi

sukses membanggakan orang tua

dan diri sendiri

2 Siswa menilai dirinya sejahtera

ketika memiliki banyak teman

yang menghargai dan bisa

membantu keluarga Sedangkan

siswa menilai dirinya belum

sejahtera karena masih melanggar

tata tertib belum berprestasi

belum sukses jauh dari ayah dan

memiliki teman yang suka iri

3 Faktor pendorong kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

paling utama adalah orang tua

Karena jauh dari orang tua

lingkungan membentuk peran

pengganti orang tua yaitu

pengasuh teman kakak panti dan

saudara kandungnya Faktor

pendorong sejahtera yang lain

adalah memiliki banyak teman

hubungan baik dengan guru

mendapatkan penghargaan dan

pujian fasilitas sekolah beserta

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 6: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

3

Pola pengasuhan anak di

panti asuhan digambarkan melalui

tiga proses yaitu pengajaran

pengganjaran dan pembujukan

(Argyo 2009) Kelebihan panti

asuhan 1) Memiliki teman yang

senasib 2) Anak dapat

mengembangkan kreatifitas melalui

fasilitas yang disediakan panti

asuhan 3) Membiasakan hidup

mandiri Kelemahan panti asuhan 1)

Terisolasi dari masyarakat luas

sehingga muncul rasa rendah diri 2)

Pembinaan bisa dianggap sebagai

pengekangan apalagi dengan sikap

pengasuh yang kasar dan tidak

mendidik (Muhsin 2003)

Argyo (2009) Seharusnya

panti asuhan dapat digunakan sesuai

fungsinya yaitu memberikan

pelayanan pemeliharaan baik secara

fisik mental maupun sosial terhadap

anak-anak terlantar namun

keterbatasan SDM profesional dalam

pengasuhan anak di panti asuhan

membuat pengasuh panti asuhan

biasanya terdiri dari orang yang

bekerja secara suka rela dan

seadanya (Muhsin 2003) Para

pengurus panti asuhan kurang

dibekali pendidikan dan pelatihan

terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk

2007)

Berdasarkan uraian di atas

penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian untuk

mengetahui bagaimana kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

METODE PENELITIAN

Informan penelitian

Siswa yang memiliki

karakteristik bersekolah di SMP dan

tinggal di panti asuhan terdiri dari 8

informan

Alat pengumpul data

Dalam penelitian ini alat

pengumpul data mengunakan

kuesioner terbuka dan wawancara

Hasil dari kuesioner terbuka dan

wawancara akan dianalisis dengan

cara sebagai berikut

1 Organisasi data

2 Koding

3 Kategorisasi

4 Pembahasan hasil penelitian

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner

terbuka dan wawancara didapatkan

hasil mengenai kesejahteraan siswa

yang tinggal di panti asuhan adapun

pembahasannya sebagai berikut

4

a Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti

asuhan

Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah damai tentram dan bahagia

Hal ini sesuai dengan teori yang di

kemukakan oleh Noble dkk (2008)

yang mendefinisikan kesejahteraan

siswa sebagai keadaan dengan

suasana hati yang positif sikap

resilien dan kepuasan terhadap diri

serta kepuasan dalam berhubungan

dengan orang lain dan harapan-

harapan dari sekolah

Damai adalah ketika memiliki

banyak teman dan tidak terjadi

konflik di dalamnya sehingga diri

merasa tentram Damai juga ketika

melakukan hal-hal yang benar seperti

taat peraturan dan rajin belajar

Mendapatkan prestasi juga membuat

siswa yang tinggal di panti asuhan

merasa sejahtera Menjadi sukses dan

mencapai cita-cita adalah tujuan

untuk mencapai bahagia sehingga

dapat membanggakan orang tua dan

diri sendiri

b Penilaian diri siswa yang

tinggal di panti asuhan

terhadap kesejahteraannya

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa menyatakan sejahtera

karena menjalin hubungan baik

dengan teman sehingga memiliki

banyak teman dan dengan tinggal di

panti asuhan dapat membantu

meringankan keuangan keluarga Hal

ini sesuai dengan aspek sosial

kesejahteraan siswa menurut John

Ainley (dalam Masters 2004) yaitu

adanya ketergantungan antara

individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga dapat

memudahkan siswa merasa sejahtera

Hasil penelitian juga

menyatakan bahwa siswa belum

sejahtera karena belum mendapatkan

prestasi yang memuaskan Noble dkk

(2008) menyatakan bahwa Tingkat

kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

Penyebab belum sejahtera

yang lain adalah belum dapat meraih

cita-cita dan menjadi sukses Hal ini

sesuai dengan salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan siswa

menurut Ress dkk (2010) yaitu

adanya orientasi masa depan

5

Ditinggal ayah pergi dan

memiliki teman yang suka iri juga

menjadi penyebab belum sejahtera

Huebner dkk (2003) mengemukakan

bahwa kepuasan hidup anak

dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah adalah keluarga

dan teman Karena faktor ini belum

terpenuhi maka siswa menjadi belum

sejahatera

c Faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah banyak teman

guru fasilitas sekolah dan peraturan

yang dimiliki Hal ini sesuai dengan

aspek sosial kesejahteraan siswa

menurut John Ainley (dalam

Masters 2004) yang mengemukakan

gagasan adanya ketergantungan

antara individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga

Membangun hubungan yang

sehat dengan orang lain individu

maupun kelompok dapat ditunjukkan

dari hasil penelitian yaitu memiliki

banyak teman yang baik Sesuai

dengan aspek mental kesejahteraan

siswa menurut Masters (2004) yaitu

teman sebaya merupakan faktor

penting yang dapat menghindarkan

anak dari gangguan kesehatan mental

sehingga anak mampu meraih

kesejahteraan

Memiliki kesempatan untuk

belajar juga menjadi faktor

pendorong sejahtera Sesuai dengan

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

kesejahteraan dikaitkan dengan

pengajaran dan pendidikan serta

dengan belajar dan prestasi

Faktor utama pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah bersama orang

tua Seperti pendapat beberapa tokoh

bahwa ranah kesejahteraan siswa

tertinggi adalah keluarga dan self

(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010

Evan 2011 Hanafin amp Brooks

2005 dan Frost 2010) seperti halnya

hasil penelitian bahwa mendapatkan

penghargaan dan pujian juga menjadi

faktor pendorong kesejahteraan

Walaupun jauh dari orang

tua lingkungan membantu mereka

sehingga dapat menemukan sosok

pengganti peran orang tua yaitu

6

teman kakak panti pengasuh dan

saudara kandung Pengasuh sebagai

bagian dari lembaga kesejahteraan

sosial anak harus memahami bahwa

pemenuhan hak-hak anak harus

dilakukan secara menyeluruh Hak-

hak anak meliputi hak terhadap

perlindungan hak terhadap tumbuh

kembang serta hak terhadap

partisipasi seperti mendengarkan

suara dan pilihan anak (Jufri 2011)

Hal ini sejalan dengan tanggung

jawab peran orang tua dan keluarga

menurut Jufri (2011) yaitu

mengasuh memelihara mendidik

dan melindungi anak

Namun peran pengganti

orang tua dirasakan oleh semua

siswa yang tinggal di panti asuhan

sehingga perhatian yang diberikan

juga terbagi Oleh karena itu orang

tua tetap menjadi faktor utama

pendorong sejahtera

d Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa yang tinggal di panti

asuhan menyatakan tidak sejahtera

karena jauh dari orang tua Seperti

pendapat beberapa tokoh bahwa

ranah kesejahteraan siswa tertinggi

adalah keluarga (Huebner dkk 2003

Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin

amp Brooks 2005 dan Frost 2010)

Faktor penghambat

kesejahteraan yang lain adalah

mendapat perlakuan tidak baik dari

teman Salah satu aspek mental

kesejahteraan siswa yaitu teman yang

juga merupakan faktor penting yang

dapat menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental sehingga

anak mampu meraih kesejahteraan

(John Toumbourou Elizabeth

Douglasamp Alison Shortt dalam

Masters 2004)

Begitu juga dengan menjadi

siswa yang nakal Ketidak percayaan

guru dan teman yang dirasakan oleh

siswa menimbulkan gangguan

kesehatan mental Dalam hal ini

adalah menjadi nakal Guru dan

teman merupakan faktor penting

untuk menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental (John

Toumbourou Elizabeth Douglasamp

Alison Shortt dalam Masters 2004)

Faktor penghambat sejahtera

yang selanjutnya adalah jarang

belajar sehingga prestasi belum

memuaskan Hal ini sesuai dengan

7

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

bahwa belajar dan mendapatkan

prestasi ada kaitannya dengan

kesejahteraan

Sakit fisik yang kambuh

membuat siswa harus meninggalkan

pelajarannya Salah satu aspek

kesejahteraan siswa adalah aspek

fisik Sakit fisik harus diatasi dengan

benar supaya tidak mengganggu

siswa dalam belajar (Kathy rowe

Ken rowe amp Jan pollard dalam

Masters 2004)

Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan yang terakhir adalah

memiliki pengasuh yang suka marah

Pengasuh sebagai bagian dari

lembaga kesejahteraan sosial anak

harus memahami bahwa pemenuhan

hak-hak anak harus dilakukan secara

menyeluruh Hak-hak anak meliputi

hak terhadap perlindungan hak

terhadap tumbuh kembang serta hak

terhadap partisipasi seperti

mendengarkan suara dan pilihan

anak (Jufri 2011)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat

disimpulkan

1 Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah kehidupan yang damai

yaitu melakukan hal-hal yang

benar sebagai siswa tentram

ketika tidak ada konflik dan

bahagia ketika bisa menjadi

sukses membanggakan orang tua

dan diri sendiri

2 Siswa menilai dirinya sejahtera

ketika memiliki banyak teman

yang menghargai dan bisa

membantu keluarga Sedangkan

siswa menilai dirinya belum

sejahtera karena masih melanggar

tata tertib belum berprestasi

belum sukses jauh dari ayah dan

memiliki teman yang suka iri

3 Faktor pendorong kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

paling utama adalah orang tua

Karena jauh dari orang tua

lingkungan membentuk peran

pengganti orang tua yaitu

pengasuh teman kakak panti dan

saudara kandungnya Faktor

pendorong sejahtera yang lain

adalah memiliki banyak teman

hubungan baik dengan guru

mendapatkan penghargaan dan

pujian fasilitas sekolah beserta

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 7: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

4

a Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti

asuhan

Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah damai tentram dan bahagia

Hal ini sesuai dengan teori yang di

kemukakan oleh Noble dkk (2008)

yang mendefinisikan kesejahteraan

siswa sebagai keadaan dengan

suasana hati yang positif sikap

resilien dan kepuasan terhadap diri

serta kepuasan dalam berhubungan

dengan orang lain dan harapan-

harapan dari sekolah

Damai adalah ketika memiliki

banyak teman dan tidak terjadi

konflik di dalamnya sehingga diri

merasa tentram Damai juga ketika

melakukan hal-hal yang benar seperti

taat peraturan dan rajin belajar

Mendapatkan prestasi juga membuat

siswa yang tinggal di panti asuhan

merasa sejahtera Menjadi sukses dan

mencapai cita-cita adalah tujuan

untuk mencapai bahagia sehingga

dapat membanggakan orang tua dan

diri sendiri

b Penilaian diri siswa yang

tinggal di panti asuhan

terhadap kesejahteraannya

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa menyatakan sejahtera

karena menjalin hubungan baik

dengan teman sehingga memiliki

banyak teman dan dengan tinggal di

panti asuhan dapat membantu

meringankan keuangan keluarga Hal

ini sesuai dengan aspek sosial

kesejahteraan siswa menurut John

Ainley (dalam Masters 2004) yaitu

adanya ketergantungan antara

individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga dapat

memudahkan siswa merasa sejahtera

Hasil penelitian juga

menyatakan bahwa siswa belum

sejahtera karena belum mendapatkan

prestasi yang memuaskan Noble dkk

(2008) menyatakan bahwa Tingkat

kesejahteraan siswa dapat

ditunjukkan melalui sejauh mana

prestasi akademik yang didapatkan

Penyebab belum sejahtera

yang lain adalah belum dapat meraih

cita-cita dan menjadi sukses Hal ini

sesuai dengan salah satu faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan siswa

menurut Ress dkk (2010) yaitu

adanya orientasi masa depan

5

Ditinggal ayah pergi dan

memiliki teman yang suka iri juga

menjadi penyebab belum sejahtera

Huebner dkk (2003) mengemukakan

bahwa kepuasan hidup anak

dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah adalah keluarga

dan teman Karena faktor ini belum

terpenuhi maka siswa menjadi belum

sejahatera

c Faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah banyak teman

guru fasilitas sekolah dan peraturan

yang dimiliki Hal ini sesuai dengan

aspek sosial kesejahteraan siswa

menurut John Ainley (dalam

Masters 2004) yang mengemukakan

gagasan adanya ketergantungan

antara individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga

Membangun hubungan yang

sehat dengan orang lain individu

maupun kelompok dapat ditunjukkan

dari hasil penelitian yaitu memiliki

banyak teman yang baik Sesuai

dengan aspek mental kesejahteraan

siswa menurut Masters (2004) yaitu

teman sebaya merupakan faktor

penting yang dapat menghindarkan

anak dari gangguan kesehatan mental

sehingga anak mampu meraih

kesejahteraan

Memiliki kesempatan untuk

belajar juga menjadi faktor

pendorong sejahtera Sesuai dengan

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

kesejahteraan dikaitkan dengan

pengajaran dan pendidikan serta

dengan belajar dan prestasi

Faktor utama pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah bersama orang

tua Seperti pendapat beberapa tokoh

bahwa ranah kesejahteraan siswa

tertinggi adalah keluarga dan self

(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010

Evan 2011 Hanafin amp Brooks

2005 dan Frost 2010) seperti halnya

hasil penelitian bahwa mendapatkan

penghargaan dan pujian juga menjadi

faktor pendorong kesejahteraan

Walaupun jauh dari orang

tua lingkungan membantu mereka

sehingga dapat menemukan sosok

pengganti peran orang tua yaitu

6

teman kakak panti pengasuh dan

saudara kandung Pengasuh sebagai

bagian dari lembaga kesejahteraan

sosial anak harus memahami bahwa

pemenuhan hak-hak anak harus

dilakukan secara menyeluruh Hak-

hak anak meliputi hak terhadap

perlindungan hak terhadap tumbuh

kembang serta hak terhadap

partisipasi seperti mendengarkan

suara dan pilihan anak (Jufri 2011)

Hal ini sejalan dengan tanggung

jawab peran orang tua dan keluarga

menurut Jufri (2011) yaitu

mengasuh memelihara mendidik

dan melindungi anak

Namun peran pengganti

orang tua dirasakan oleh semua

siswa yang tinggal di panti asuhan

sehingga perhatian yang diberikan

juga terbagi Oleh karena itu orang

tua tetap menjadi faktor utama

pendorong sejahtera

d Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa yang tinggal di panti

asuhan menyatakan tidak sejahtera

karena jauh dari orang tua Seperti

pendapat beberapa tokoh bahwa

ranah kesejahteraan siswa tertinggi

adalah keluarga (Huebner dkk 2003

Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin

amp Brooks 2005 dan Frost 2010)

Faktor penghambat

kesejahteraan yang lain adalah

mendapat perlakuan tidak baik dari

teman Salah satu aspek mental

kesejahteraan siswa yaitu teman yang

juga merupakan faktor penting yang

dapat menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental sehingga

anak mampu meraih kesejahteraan

(John Toumbourou Elizabeth

Douglasamp Alison Shortt dalam

Masters 2004)

Begitu juga dengan menjadi

siswa yang nakal Ketidak percayaan

guru dan teman yang dirasakan oleh

siswa menimbulkan gangguan

kesehatan mental Dalam hal ini

adalah menjadi nakal Guru dan

teman merupakan faktor penting

untuk menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental (John

Toumbourou Elizabeth Douglasamp

Alison Shortt dalam Masters 2004)

Faktor penghambat sejahtera

yang selanjutnya adalah jarang

belajar sehingga prestasi belum

memuaskan Hal ini sesuai dengan

7

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

bahwa belajar dan mendapatkan

prestasi ada kaitannya dengan

kesejahteraan

Sakit fisik yang kambuh

membuat siswa harus meninggalkan

pelajarannya Salah satu aspek

kesejahteraan siswa adalah aspek

fisik Sakit fisik harus diatasi dengan

benar supaya tidak mengganggu

siswa dalam belajar (Kathy rowe

Ken rowe amp Jan pollard dalam

Masters 2004)

Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan yang terakhir adalah

memiliki pengasuh yang suka marah

Pengasuh sebagai bagian dari

lembaga kesejahteraan sosial anak

harus memahami bahwa pemenuhan

hak-hak anak harus dilakukan secara

menyeluruh Hak-hak anak meliputi

hak terhadap perlindungan hak

terhadap tumbuh kembang serta hak

terhadap partisipasi seperti

mendengarkan suara dan pilihan

anak (Jufri 2011)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat

disimpulkan

1 Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah kehidupan yang damai

yaitu melakukan hal-hal yang

benar sebagai siswa tentram

ketika tidak ada konflik dan

bahagia ketika bisa menjadi

sukses membanggakan orang tua

dan diri sendiri

2 Siswa menilai dirinya sejahtera

ketika memiliki banyak teman

yang menghargai dan bisa

membantu keluarga Sedangkan

siswa menilai dirinya belum

sejahtera karena masih melanggar

tata tertib belum berprestasi

belum sukses jauh dari ayah dan

memiliki teman yang suka iri

3 Faktor pendorong kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

paling utama adalah orang tua

Karena jauh dari orang tua

lingkungan membentuk peran

pengganti orang tua yaitu

pengasuh teman kakak panti dan

saudara kandungnya Faktor

pendorong sejahtera yang lain

adalah memiliki banyak teman

hubungan baik dengan guru

mendapatkan penghargaan dan

pujian fasilitas sekolah beserta

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 8: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

5

Ditinggal ayah pergi dan

memiliki teman yang suka iri juga

menjadi penyebab belum sejahtera

Huebner dkk (2003) mengemukakan

bahwa kepuasan hidup anak

dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah adalah keluarga

dan teman Karena faktor ini belum

terpenuhi maka siswa menjadi belum

sejahatera

c Faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah banyak teman

guru fasilitas sekolah dan peraturan

yang dimiliki Hal ini sesuai dengan

aspek sosial kesejahteraan siswa

menurut John Ainley (dalam

Masters 2004) yang mengemukakan

gagasan adanya ketergantungan

antara individu dan sekolah untuk

membangun hubungan yang sehat

dengan orang lain individu

kelompok dan lembaga

Membangun hubungan yang

sehat dengan orang lain individu

maupun kelompok dapat ditunjukkan

dari hasil penelitian yaitu memiliki

banyak teman yang baik Sesuai

dengan aspek mental kesejahteraan

siswa menurut Masters (2004) yaitu

teman sebaya merupakan faktor

penting yang dapat menghindarkan

anak dari gangguan kesehatan mental

sehingga anak mampu meraih

kesejahteraan

Memiliki kesempatan untuk

belajar juga menjadi faktor

pendorong sejahtera Sesuai dengan

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

kesejahteraan dikaitkan dengan

pengajaran dan pendidikan serta

dengan belajar dan prestasi

Faktor utama pendorong

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan adalah bersama orang

tua Seperti pendapat beberapa tokoh

bahwa ranah kesejahteraan siswa

tertinggi adalah keluarga dan self

(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010

Evan 2011 Hanafin amp Brooks

2005 dan Frost 2010) seperti halnya

hasil penelitian bahwa mendapatkan

penghargaan dan pujian juga menjadi

faktor pendorong kesejahteraan

Walaupun jauh dari orang

tua lingkungan membantu mereka

sehingga dapat menemukan sosok

pengganti peran orang tua yaitu

6

teman kakak panti pengasuh dan

saudara kandung Pengasuh sebagai

bagian dari lembaga kesejahteraan

sosial anak harus memahami bahwa

pemenuhan hak-hak anak harus

dilakukan secara menyeluruh Hak-

hak anak meliputi hak terhadap

perlindungan hak terhadap tumbuh

kembang serta hak terhadap

partisipasi seperti mendengarkan

suara dan pilihan anak (Jufri 2011)

Hal ini sejalan dengan tanggung

jawab peran orang tua dan keluarga

menurut Jufri (2011) yaitu

mengasuh memelihara mendidik

dan melindungi anak

Namun peran pengganti

orang tua dirasakan oleh semua

siswa yang tinggal di panti asuhan

sehingga perhatian yang diberikan

juga terbagi Oleh karena itu orang

tua tetap menjadi faktor utama

pendorong sejahtera

d Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa yang tinggal di panti

asuhan menyatakan tidak sejahtera

karena jauh dari orang tua Seperti

pendapat beberapa tokoh bahwa

ranah kesejahteraan siswa tertinggi

adalah keluarga (Huebner dkk 2003

Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin

amp Brooks 2005 dan Frost 2010)

Faktor penghambat

kesejahteraan yang lain adalah

mendapat perlakuan tidak baik dari

teman Salah satu aspek mental

kesejahteraan siswa yaitu teman yang

juga merupakan faktor penting yang

dapat menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental sehingga

anak mampu meraih kesejahteraan

(John Toumbourou Elizabeth

Douglasamp Alison Shortt dalam

Masters 2004)

Begitu juga dengan menjadi

siswa yang nakal Ketidak percayaan

guru dan teman yang dirasakan oleh

siswa menimbulkan gangguan

kesehatan mental Dalam hal ini

adalah menjadi nakal Guru dan

teman merupakan faktor penting

untuk menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental (John

Toumbourou Elizabeth Douglasamp

Alison Shortt dalam Masters 2004)

Faktor penghambat sejahtera

yang selanjutnya adalah jarang

belajar sehingga prestasi belum

memuaskan Hal ini sesuai dengan

7

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

bahwa belajar dan mendapatkan

prestasi ada kaitannya dengan

kesejahteraan

Sakit fisik yang kambuh

membuat siswa harus meninggalkan

pelajarannya Salah satu aspek

kesejahteraan siswa adalah aspek

fisik Sakit fisik harus diatasi dengan

benar supaya tidak mengganggu

siswa dalam belajar (Kathy rowe

Ken rowe amp Jan pollard dalam

Masters 2004)

Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan yang terakhir adalah

memiliki pengasuh yang suka marah

Pengasuh sebagai bagian dari

lembaga kesejahteraan sosial anak

harus memahami bahwa pemenuhan

hak-hak anak harus dilakukan secara

menyeluruh Hak-hak anak meliputi

hak terhadap perlindungan hak

terhadap tumbuh kembang serta hak

terhadap partisipasi seperti

mendengarkan suara dan pilihan

anak (Jufri 2011)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat

disimpulkan

1 Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah kehidupan yang damai

yaitu melakukan hal-hal yang

benar sebagai siswa tentram

ketika tidak ada konflik dan

bahagia ketika bisa menjadi

sukses membanggakan orang tua

dan diri sendiri

2 Siswa menilai dirinya sejahtera

ketika memiliki banyak teman

yang menghargai dan bisa

membantu keluarga Sedangkan

siswa menilai dirinya belum

sejahtera karena masih melanggar

tata tertib belum berprestasi

belum sukses jauh dari ayah dan

memiliki teman yang suka iri

3 Faktor pendorong kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

paling utama adalah orang tua

Karena jauh dari orang tua

lingkungan membentuk peran

pengganti orang tua yaitu

pengasuh teman kakak panti dan

saudara kandungnya Faktor

pendorong sejahtera yang lain

adalah memiliki banyak teman

hubungan baik dengan guru

mendapatkan penghargaan dan

pujian fasilitas sekolah beserta

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 9: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

6

teman kakak panti pengasuh dan

saudara kandung Pengasuh sebagai

bagian dari lembaga kesejahteraan

sosial anak harus memahami bahwa

pemenuhan hak-hak anak harus

dilakukan secara menyeluruh Hak-

hak anak meliputi hak terhadap

perlindungan hak terhadap tumbuh

kembang serta hak terhadap

partisipasi seperti mendengarkan

suara dan pilihan anak (Jufri 2011)

Hal ini sejalan dengan tanggung

jawab peran orang tua dan keluarga

menurut Jufri (2011) yaitu

mengasuh memelihara mendidik

dan melindungi anak

Namun peran pengganti

orang tua dirasakan oleh semua

siswa yang tinggal di panti asuhan

sehingga perhatian yang diberikan

juga terbagi Oleh karena itu orang

tua tetap menjadi faktor utama

pendorong sejahtera

d Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang

tinggal di panti asuhan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa siswa yang tinggal di panti

asuhan menyatakan tidak sejahtera

karena jauh dari orang tua Seperti

pendapat beberapa tokoh bahwa

ranah kesejahteraan siswa tertinggi

adalah keluarga (Huebner dkk 2003

Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin

amp Brooks 2005 dan Frost 2010)

Faktor penghambat

kesejahteraan yang lain adalah

mendapat perlakuan tidak baik dari

teman Salah satu aspek mental

kesejahteraan siswa yaitu teman yang

juga merupakan faktor penting yang

dapat menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental sehingga

anak mampu meraih kesejahteraan

(John Toumbourou Elizabeth

Douglasamp Alison Shortt dalam

Masters 2004)

Begitu juga dengan menjadi

siswa yang nakal Ketidak percayaan

guru dan teman yang dirasakan oleh

siswa menimbulkan gangguan

kesehatan mental Dalam hal ini

adalah menjadi nakal Guru dan

teman merupakan faktor penting

untuk menghindarkan anak dari

gangguan kesehatan mental (John

Toumbourou Elizabeth Douglasamp

Alison Shortt dalam Masters 2004)

Faktor penghambat sejahtera

yang selanjutnya adalah jarang

belajar sehingga prestasi belum

memuaskan Hal ini sesuai dengan

7

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

bahwa belajar dan mendapatkan

prestasi ada kaitannya dengan

kesejahteraan

Sakit fisik yang kambuh

membuat siswa harus meninggalkan

pelajarannya Salah satu aspek

kesejahteraan siswa adalah aspek

fisik Sakit fisik harus diatasi dengan

benar supaya tidak mengganggu

siswa dalam belajar (Kathy rowe

Ken rowe amp Jan pollard dalam

Masters 2004)

Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan yang terakhir adalah

memiliki pengasuh yang suka marah

Pengasuh sebagai bagian dari

lembaga kesejahteraan sosial anak

harus memahami bahwa pemenuhan

hak-hak anak harus dilakukan secara

menyeluruh Hak-hak anak meliputi

hak terhadap perlindungan hak

terhadap tumbuh kembang serta hak

terhadap partisipasi seperti

mendengarkan suara dan pilihan

anak (Jufri 2011)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat

disimpulkan

1 Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah kehidupan yang damai

yaitu melakukan hal-hal yang

benar sebagai siswa tentram

ketika tidak ada konflik dan

bahagia ketika bisa menjadi

sukses membanggakan orang tua

dan diri sendiri

2 Siswa menilai dirinya sejahtera

ketika memiliki banyak teman

yang menghargai dan bisa

membantu keluarga Sedangkan

siswa menilai dirinya belum

sejahtera karena masih melanggar

tata tertib belum berprestasi

belum sukses jauh dari ayah dan

memiliki teman yang suka iri

3 Faktor pendorong kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

paling utama adalah orang tua

Karena jauh dari orang tua

lingkungan membentuk peran

pengganti orang tua yaitu

pengasuh teman kakak panti dan

saudara kandungnya Faktor

pendorong sejahtera yang lain

adalah memiliki banyak teman

hubungan baik dengan guru

mendapatkan penghargaan dan

pujian fasilitas sekolah beserta

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 10: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

7

pendapat Kanu amp Rimpela (2002)

bahwa belajar dan mendapatkan

prestasi ada kaitannya dengan

kesejahteraan

Sakit fisik yang kambuh

membuat siswa harus meninggalkan

pelajarannya Salah satu aspek

kesejahteraan siswa adalah aspek

fisik Sakit fisik harus diatasi dengan

benar supaya tidak mengganggu

siswa dalam belajar (Kathy rowe

Ken rowe amp Jan pollard dalam

Masters 2004)

Faktor penghambat

kesejahteraan siswa yang tinggal di

panti asuhan yang terakhir adalah

memiliki pengasuh yang suka marah

Pengasuh sebagai bagian dari

lembaga kesejahteraan sosial anak

harus memahami bahwa pemenuhan

hak-hak anak harus dilakukan secara

menyeluruh Hak-hak anak meliputi

hak terhadap perlindungan hak

terhadap tumbuh kembang serta hak

terhadap partisipasi seperti

mendengarkan suara dan pilihan

anak (Jufri 2011)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat

disimpulkan

1 Pengertian sejahtera menurut

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah kehidupan yang damai

yaitu melakukan hal-hal yang

benar sebagai siswa tentram

ketika tidak ada konflik dan

bahagia ketika bisa menjadi

sukses membanggakan orang tua

dan diri sendiri

2 Siswa menilai dirinya sejahtera

ketika memiliki banyak teman

yang menghargai dan bisa

membantu keluarga Sedangkan

siswa menilai dirinya belum

sejahtera karena masih melanggar

tata tertib belum berprestasi

belum sukses jauh dari ayah dan

memiliki teman yang suka iri

3 Faktor pendorong kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

paling utama adalah orang tua

Karena jauh dari orang tua

lingkungan membentuk peran

pengganti orang tua yaitu

pengasuh teman kakak panti dan

saudara kandungnya Faktor

pendorong sejahtera yang lain

adalah memiliki banyak teman

hubungan baik dengan guru

mendapatkan penghargaan dan

pujian fasilitas sekolah beserta

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 11: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

8

peraturannya dan memiliki

kesempatan untuk belajar

4 Faktor penghambat kesejahteraan

siswa yang tinggal di panti asuhan

adalah jauh dari orang tua

mendapatkan perlakuan tidak baik

dari teman menjadi nakal jarang

belajar dan lampu untuk belajar

yang kurang terang melihat

teman musuhan sakit fisik yang

kambuh serta memiliki pengasuh

yang suka marah

DAFTAR PUSTAKA

Argyo (2009) Pola Pengasuhan

Anak di Panti Asuhan dan

Pondok Pesantren Kota Solo

dan Kabupaten Klaten Pusat

Penelitian Kependudukan

LPPM UNS amp UNICEF

Avi K amp Martin LM (1999)

Achievement Goals and

Student Well-Being

Contemporary Educational

Psychology Vol24 330-38

Bonnie B (2004) Resiliency What

We Have Learned San

Francisco Wested

Fraillon J (2004) Measuring

Student Well-Being in The

Context of Australian

Schooling Discussion Paper

Fraine BD Landeghem GV

Damme JV amp Onghena P

(2005) An Analysis of Well-

Being in Secondary School

with Multilevel Growth

Curve Models and Multilevel

Multivariate Models Quality

amp Quantity 39 297 ndash 316

Frost P (2010) The Effectiveness of

Student Wellbeing Program

and Service Melbourne

Victorian Auditor-Generals

Report

Fuaida L D Kartika T amp Basuki

U (2007) Laporan

Penelitian Kualitas

Pengasuhan Anak di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA)

di Indonesia PSAA AL

IKHLAS Kabupaten Lombok

Barat Provinsi Nusa

Tenggara Barat UIN Save

the children amp UNICEF

Huebner ES Suldo SM amp

Valois RF (2003)

Psychometric Properties of

Two Brief Measures of

Childrenrsquos Life Satisfaction

The Studentsrsquo Life

Satisfaction Scale and the

Brief Multidimensional

Students Life Satisfaction

Scale Paper prepare for the

Indicators of Positive

Development Conference

March 12 ndash 13 2003

wwwchildrensorgfileshuen

bersuldovaloispaperpdf

diakses tanggal 20 Februari

2014 pukul 1700 WIB

Jufri Salim S A (2011) Standar

Nasional Pengasuhan untuk

Lembaga Kesejahteraan

Sosial Anak

httpwwwpksa-

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH
Page 12: KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional

9

kemensoscomwp-

contentuploads201101stan

dart-pengasuhanpdf diakses

pada tanggal 24 April 2014

pukul 1800 WIB

Kanu A amp Rimpela M (2002)

Well-Being in School A

Conceptual Model Health

Promotion International Vo

17 (1) 79 ndash 89

Masters GN (2004)

Conceptualising and

Researching Student

Wellbeing Australia

Research Conferences

Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak

Yatim Jakarta Gema Insani

Press

Noble T McGrath H Wyatt T

Carbines R amp Robb L

(2008) Scoping Study Into

Approaches to Student

Wellbeing Brisbane Sydney

Canberra Ballarat

Melbourne Australian

Catholic University

Rahma A N (2011) Hubungan

Efikasi Diri dan Dukungan

Sosial dengan Penyesuaian

Diri Remaja di Panti Asuhan

PSIKOISLAMKA Jurnal

Psikologi Islam (JPI) Vol8

232

Ress G Goswani H amp Bradshaw

J (2010) Developing an

Index of Childrenrsquos

Subjective Well Being in

England

(httpwwwchildrenssociety

orguk diakses tanggal 20

Februari 2014 pukul 1700

WIB

Santrock J W (2004) Life Span

Development Perkembangan

Masa Hidup Jilid II Jakarta

Erlangga

Sarwono S N (2014) Kasus Panti

Asuhan Sebab dan Akibat

httpwwwkompascoid

diakses tanggal 10 Maret

2014 pukul 1800 WIB

Sudrajat T (2008) Kurangnya

Pengasuhan di Panti Asuhan

httpwwwkemsosgoid

diakses tanggal 10 maret

2014 pukul 1800 WIB

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Wong Donna L (2008) Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik

Jakarta EGC

  • cover
  • naspup DIYAH