kesejahteraan siswa yang tinggal di panti asuhan … filekenyataannya, pengasuhan di panti asuhan...
TRANSCRIPT
i
KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh
DIYAH UTAMI HASAN
F 100 104 039
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN
NASKALH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh
DIYAH UTAMI HASAN
F 100 104 039
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
v
KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN
Diyah Utami Hasan
Usmi Karyani
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman terbaik bagi siswa
sehingga siswa dapat merasa sejahtera karena pemenuhan kesejahteraan siswa
mempengaruhi hampir seluruh aspek optimalisasi fungsi siswa di sekolah dan
menjadi faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar dan pengembangan
kemampuan siswa Dukungan terbesar sebagai faktor kesejahteraan siswa berasal
dari orang tua Namun siswa yang tinggal di panti asuhan harus jauh dari orang
tua Hal ini dapat menghambat perkembangan anak secara wajar karena pada
kenyataannya pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi
kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional dan perkembangan kurang
diperhatikan Siswa yang tinggal di panti asuhan cenderung kesulitan dalam
menyesuaikan diri pendiam dan memiliki self esteem negatif lebih tinggi dari
pada self esteem positif Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan
mendeskripsikan kesejahteraan siswa yang tinggal di panti asuhan Informan
dalam penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling dengan karakteristik
siswa yang bersekolah di SMP dan tinggal di panti asuhan berjumlah 8 informan
Metode pengambilan data menggunakan kuesioner terbuka dan wawancara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong sejahtera adalah
teman sekolah penghargaan dan pujian guru belajar dan orang tua Hal ini
membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa sejahtera Walaupun
demikian orang tua juga menjadi faktor penghambat sejahtera karena tinggal di
panti asuhan membuat siswa jauh dari orang tua Faktor penghambat sejahtera
yang lain adalah mendapat perlakuan tidak baik dari teman melihat teman
bermusuhan jarang belajar lampu belajar kurang terang sakit fisik kambuh
pengasuh yang suka marah serta menjadi siswa yang nakal Faktor penghambat ini
membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa tidak sejahtera sehingga
dapat diuraikan bahwa pengertian sejahtera menurut siswa yang tinggal di panti
asuhan adalah damai tentram dan bahagia
Kata Kunci Kesejahteraan Siswa Panti Asuhan
1
PENDAHULUAN
Sekolah diharapkan mampu
melaksanakan tujuan pendidikan
nasional yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003
dengan memberikan pengalaman
terbaik bagi siswa sehingga siswa
dapat merasa sejahtera Pemenuhan
kesejahteraan siswa mempengaruhi
hampir seluruh aspek optimalisasi
fungsi siswa di sekolah dan menjadi
faktor penting yang mempengaruhi
hasil belajar dan pengembangan
kemampuan siswa (Frost 2010)
Salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan anak
sebagai siswa adalah berkumpul
dengan keluarga (Frost 2010)
Namun pada kenyataannya beberapa
anak harus berpisah dengan
keluarganya akibat disfungsi sosial
keluarga Kondisi seperti inilah yang
dapat membuat anak tinggal panti
asuhan (Sudrajat 2008 Sarwono
2014)
Sarsito N Sarwono (2014)
mengemukakan bahwa panti asuhan
berperan sebagai tempat rehabilitasi
sosial bagi anak-anak terlantar akibat
disfungsi sosial keluarga Namun
pada kenyataanya pengasuhan anak
di panti asuhan berfokus hanya untuk
memenuhi kebutuhan kolektif
sementara untuk kebutuhan
emosional dan pertumbuhan anak
kurang diperhatikan (Sudrajat 2008)
Hasil wawancara dengan
Panti Asuhan Darul Hadlonah
Semarang menyatakan bahwa
banyak anak yang mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri
terutama anak yang baru tinggal di
panti asuhan (Rahma 2011) Tidak
adanya hubungan yang sehat dengan
orang lain menjadi penghambat
siswa merasa sejahtera (Masters
2004)
Attachment yang kuat dengan
orang tua dapat menghindarkan
siswa dari kecemasan dan potensi
perasaan-perasaan depresi atau
tekanan emosional (Santrock 2004)
Remaja cenderung memiliki suasana
hati yang naik-turun Hal ini
termasuk bagian dari pencarian
remaja akan identitas diri (Santrock
2004)
Attachment yang kuat dengan
orang tua juga dibutuhkan remaja
yang tinggal di panti asuhan untuk
melewati tahap perkembangan
remajanya dengan baik dan anak
2
menjadi orang dewasa yang mandiri
(Santrock 2004 Wong 2008)
Kesejahteraan siswa adalah
derajat dimana siswa merasa baik
berada di lingkungan sekolah dan
derajat keefektifan fungsi siswa
dalam lingkungan komunitas sekolah
(Fraine dkk 2005 amp Fraillon 2004)
Tingkat kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
fungsi sosial emosional serta
perilaku siswa ketika berada
disekolah (Noble dkk 2008)
Gambaran mengenai kesejahteraan
siswa dapat dilihat ketika guru
percaya bahwa semua siswa mampu
sukses dalam belajar siswa merasa
bahagia dan sukses ketika
mendapatkan pelajaran baru dan
siswa semangat untuk datang ke
sekolah memiliki hubungan
pertemanan yang baik dengan siswa
lainnya serta mampu
mengoptimalkan potensi yang
dimiliki ketika berada disekolah
(Kaplan dan Maehr dalam Avi dkk
1999 amp Bonnie 2004)
Masters (2004) berpendapat
bahwa terdapat lima aspek
kesejahteraan siswa yaitu mental
emosional spiritual sosial dan fisik
Ress dkk (2010) juga
merumuskan bahwa faktor penting
yang berkontribusi pada
kesejahteraan anak adalah keluarga
teman kesehatan penampilan
penggunaan waktu orientasi masa
depan rumah uang dan kepemilikan
kebebasan keamanan sekolah dan
juga pilihan hidup
Faktor yang paling terlihat
yang tidak dimiliki oleh siswa yang
tinggal di panti asuhan adalah
keluarga Panti asuhan merupakan
lembaga pengganti fungsi orangtua
(keluarga) dalam pemenuhan
kebutuhan anak baik secara jasmani
rohani maupun sosial yang
dikembangkan sebagai lembaga
pelayanan profesional dan menjadi
pilihan untuk memberikan pelayanan
kesejahteraan anak (Argyo 2009)
Anak yang tinggal dipanti asuhan
terdiri dari 1) Anak yatim piatu dan
yatim piatu 2) Anak terlantar dari
keluarga yang mengalami
perpecahan 3) Anak terlantar dari
keluarga yang sakit kronis serta 4)
keluarga dengan kesulitan ekonomi
(Argyo 2009)
3
Pola pengasuhan anak di
panti asuhan digambarkan melalui
tiga proses yaitu pengajaran
pengganjaran dan pembujukan
(Argyo 2009) Kelebihan panti
asuhan 1) Memiliki teman yang
senasib 2) Anak dapat
mengembangkan kreatifitas melalui
fasilitas yang disediakan panti
asuhan 3) Membiasakan hidup
mandiri Kelemahan panti asuhan 1)
Terisolasi dari masyarakat luas
sehingga muncul rasa rendah diri 2)
Pembinaan bisa dianggap sebagai
pengekangan apalagi dengan sikap
pengasuh yang kasar dan tidak
mendidik (Muhsin 2003)
Argyo (2009) Seharusnya
panti asuhan dapat digunakan sesuai
fungsinya yaitu memberikan
pelayanan pemeliharaan baik secara
fisik mental maupun sosial terhadap
anak-anak terlantar namun
keterbatasan SDM profesional dalam
pengasuhan anak di panti asuhan
membuat pengasuh panti asuhan
biasanya terdiri dari orang yang
bekerja secara suka rela dan
seadanya (Muhsin 2003) Para
pengurus panti asuhan kurang
dibekali pendidikan dan pelatihan
terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk
2007)
Berdasarkan uraian di atas
penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian untuk
mengetahui bagaimana kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
METODE PENELITIAN
Informan penelitian
Siswa yang memiliki
karakteristik bersekolah di SMP dan
tinggal di panti asuhan terdiri dari 8
informan
Alat pengumpul data
Dalam penelitian ini alat
pengumpul data mengunakan
kuesioner terbuka dan wawancara
Hasil dari kuesioner terbuka dan
wawancara akan dianalisis dengan
cara sebagai berikut
1 Organisasi data
2 Koding
3 Kategorisasi
4 Pembahasan hasil penelitian
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kuesioner
terbuka dan wawancara didapatkan
hasil mengenai kesejahteraan siswa
yang tinggal di panti asuhan adapun
pembahasannya sebagai berikut
4
a Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti
asuhan
Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah damai tentram dan bahagia
Hal ini sesuai dengan teori yang di
kemukakan oleh Noble dkk (2008)
yang mendefinisikan kesejahteraan
siswa sebagai keadaan dengan
suasana hati yang positif sikap
resilien dan kepuasan terhadap diri
serta kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain dan harapan-
harapan dari sekolah
Damai adalah ketika memiliki
banyak teman dan tidak terjadi
konflik di dalamnya sehingga diri
merasa tentram Damai juga ketika
melakukan hal-hal yang benar seperti
taat peraturan dan rajin belajar
Mendapatkan prestasi juga membuat
siswa yang tinggal di panti asuhan
merasa sejahtera Menjadi sukses dan
mencapai cita-cita adalah tujuan
untuk mencapai bahagia sehingga
dapat membanggakan orang tua dan
diri sendiri
b Penilaian diri siswa yang
tinggal di panti asuhan
terhadap kesejahteraannya
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa menyatakan sejahtera
karena menjalin hubungan baik
dengan teman sehingga memiliki
banyak teman dan dengan tinggal di
panti asuhan dapat membantu
meringankan keuangan keluarga Hal
ini sesuai dengan aspek sosial
kesejahteraan siswa menurut John
Ainley (dalam Masters 2004) yaitu
adanya ketergantungan antara
individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga dapat
memudahkan siswa merasa sejahtera
Hasil penelitian juga
menyatakan bahwa siswa belum
sejahtera karena belum mendapatkan
prestasi yang memuaskan Noble dkk
(2008) menyatakan bahwa Tingkat
kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
Penyebab belum sejahtera
yang lain adalah belum dapat meraih
cita-cita dan menjadi sukses Hal ini
sesuai dengan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan siswa
menurut Ress dkk (2010) yaitu
adanya orientasi masa depan
5
Ditinggal ayah pergi dan
memiliki teman yang suka iri juga
menjadi penyebab belum sejahtera
Huebner dkk (2003) mengemukakan
bahwa kepuasan hidup anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah adalah keluarga
dan teman Karena faktor ini belum
terpenuhi maka siswa menjadi belum
sejahatera
c Faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah banyak teman
guru fasilitas sekolah dan peraturan
yang dimiliki Hal ini sesuai dengan
aspek sosial kesejahteraan siswa
menurut John Ainley (dalam
Masters 2004) yang mengemukakan
gagasan adanya ketergantungan
antara individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga
Membangun hubungan yang
sehat dengan orang lain individu
maupun kelompok dapat ditunjukkan
dari hasil penelitian yaitu memiliki
banyak teman yang baik Sesuai
dengan aspek mental kesejahteraan
siswa menurut Masters (2004) yaitu
teman sebaya merupakan faktor
penting yang dapat menghindarkan
anak dari gangguan kesehatan mental
sehingga anak mampu meraih
kesejahteraan
Memiliki kesempatan untuk
belajar juga menjadi faktor
pendorong sejahtera Sesuai dengan
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
kesejahteraan dikaitkan dengan
pengajaran dan pendidikan serta
dengan belajar dan prestasi
Faktor utama pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah bersama orang
tua Seperti pendapat beberapa tokoh
bahwa ranah kesejahteraan siswa
tertinggi adalah keluarga dan self
(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010
Evan 2011 Hanafin amp Brooks
2005 dan Frost 2010) seperti halnya
hasil penelitian bahwa mendapatkan
penghargaan dan pujian juga menjadi
faktor pendorong kesejahteraan
Walaupun jauh dari orang
tua lingkungan membantu mereka
sehingga dapat menemukan sosok
pengganti peran orang tua yaitu
6
teman kakak panti pengasuh dan
saudara kandung Pengasuh sebagai
bagian dari lembaga kesejahteraan
sosial anak harus memahami bahwa
pemenuhan hak-hak anak harus
dilakukan secara menyeluruh Hak-
hak anak meliputi hak terhadap
perlindungan hak terhadap tumbuh
kembang serta hak terhadap
partisipasi seperti mendengarkan
suara dan pilihan anak (Jufri 2011)
Hal ini sejalan dengan tanggung
jawab peran orang tua dan keluarga
menurut Jufri (2011) yaitu
mengasuh memelihara mendidik
dan melindungi anak
Namun peran pengganti
orang tua dirasakan oleh semua
siswa yang tinggal di panti asuhan
sehingga perhatian yang diberikan
juga terbagi Oleh karena itu orang
tua tetap menjadi faktor utama
pendorong sejahtera
d Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa yang tinggal di panti
asuhan menyatakan tidak sejahtera
karena jauh dari orang tua Seperti
pendapat beberapa tokoh bahwa
ranah kesejahteraan siswa tertinggi
adalah keluarga (Huebner dkk 2003
Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin
amp Brooks 2005 dan Frost 2010)
Faktor penghambat
kesejahteraan yang lain adalah
mendapat perlakuan tidak baik dari
teman Salah satu aspek mental
kesejahteraan siswa yaitu teman yang
juga merupakan faktor penting yang
dapat menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental sehingga
anak mampu meraih kesejahteraan
(John Toumbourou Elizabeth
Douglasamp Alison Shortt dalam
Masters 2004)
Begitu juga dengan menjadi
siswa yang nakal Ketidak percayaan
guru dan teman yang dirasakan oleh
siswa menimbulkan gangguan
kesehatan mental Dalam hal ini
adalah menjadi nakal Guru dan
teman merupakan faktor penting
untuk menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental (John
Toumbourou Elizabeth Douglasamp
Alison Shortt dalam Masters 2004)
Faktor penghambat sejahtera
yang selanjutnya adalah jarang
belajar sehingga prestasi belum
memuaskan Hal ini sesuai dengan
7
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
bahwa belajar dan mendapatkan
prestasi ada kaitannya dengan
kesejahteraan
Sakit fisik yang kambuh
membuat siswa harus meninggalkan
pelajarannya Salah satu aspek
kesejahteraan siswa adalah aspek
fisik Sakit fisik harus diatasi dengan
benar supaya tidak mengganggu
siswa dalam belajar (Kathy rowe
Ken rowe amp Jan pollard dalam
Masters 2004)
Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan yang terakhir adalah
memiliki pengasuh yang suka marah
Pengasuh sebagai bagian dari
lembaga kesejahteraan sosial anak
harus memahami bahwa pemenuhan
hak-hak anak harus dilakukan secara
menyeluruh Hak-hak anak meliputi
hak terhadap perlindungan hak
terhadap tumbuh kembang serta hak
terhadap partisipasi seperti
mendengarkan suara dan pilihan
anak (Jufri 2011)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
1 Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah kehidupan yang damai
yaitu melakukan hal-hal yang
benar sebagai siswa tentram
ketika tidak ada konflik dan
bahagia ketika bisa menjadi
sukses membanggakan orang tua
dan diri sendiri
2 Siswa menilai dirinya sejahtera
ketika memiliki banyak teman
yang menghargai dan bisa
membantu keluarga Sedangkan
siswa menilai dirinya belum
sejahtera karena masih melanggar
tata tertib belum berprestasi
belum sukses jauh dari ayah dan
memiliki teman yang suka iri
3 Faktor pendorong kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
paling utama adalah orang tua
Karena jauh dari orang tua
lingkungan membentuk peran
pengganti orang tua yaitu
pengasuh teman kakak panti dan
saudara kandungnya Faktor
pendorong sejahtera yang lain
adalah memiliki banyak teman
hubungan baik dengan guru
mendapatkan penghargaan dan
pujian fasilitas sekolah beserta
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
ii
KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN
NASKALH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh
DIYAH UTAMI HASAN
F 100 104 039
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
v
KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN
Diyah Utami Hasan
Usmi Karyani
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman terbaik bagi siswa
sehingga siswa dapat merasa sejahtera karena pemenuhan kesejahteraan siswa
mempengaruhi hampir seluruh aspek optimalisasi fungsi siswa di sekolah dan
menjadi faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar dan pengembangan
kemampuan siswa Dukungan terbesar sebagai faktor kesejahteraan siswa berasal
dari orang tua Namun siswa yang tinggal di panti asuhan harus jauh dari orang
tua Hal ini dapat menghambat perkembangan anak secara wajar karena pada
kenyataannya pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi
kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional dan perkembangan kurang
diperhatikan Siswa yang tinggal di panti asuhan cenderung kesulitan dalam
menyesuaikan diri pendiam dan memiliki self esteem negatif lebih tinggi dari
pada self esteem positif Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan
mendeskripsikan kesejahteraan siswa yang tinggal di panti asuhan Informan
dalam penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling dengan karakteristik
siswa yang bersekolah di SMP dan tinggal di panti asuhan berjumlah 8 informan
Metode pengambilan data menggunakan kuesioner terbuka dan wawancara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong sejahtera adalah
teman sekolah penghargaan dan pujian guru belajar dan orang tua Hal ini
membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa sejahtera Walaupun
demikian orang tua juga menjadi faktor penghambat sejahtera karena tinggal di
panti asuhan membuat siswa jauh dari orang tua Faktor penghambat sejahtera
yang lain adalah mendapat perlakuan tidak baik dari teman melihat teman
bermusuhan jarang belajar lampu belajar kurang terang sakit fisik kambuh
pengasuh yang suka marah serta menjadi siswa yang nakal Faktor penghambat ini
membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa tidak sejahtera sehingga
dapat diuraikan bahwa pengertian sejahtera menurut siswa yang tinggal di panti
asuhan adalah damai tentram dan bahagia
Kata Kunci Kesejahteraan Siswa Panti Asuhan
1
PENDAHULUAN
Sekolah diharapkan mampu
melaksanakan tujuan pendidikan
nasional yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003
dengan memberikan pengalaman
terbaik bagi siswa sehingga siswa
dapat merasa sejahtera Pemenuhan
kesejahteraan siswa mempengaruhi
hampir seluruh aspek optimalisasi
fungsi siswa di sekolah dan menjadi
faktor penting yang mempengaruhi
hasil belajar dan pengembangan
kemampuan siswa (Frost 2010)
Salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan anak
sebagai siswa adalah berkumpul
dengan keluarga (Frost 2010)
Namun pada kenyataannya beberapa
anak harus berpisah dengan
keluarganya akibat disfungsi sosial
keluarga Kondisi seperti inilah yang
dapat membuat anak tinggal panti
asuhan (Sudrajat 2008 Sarwono
2014)
Sarsito N Sarwono (2014)
mengemukakan bahwa panti asuhan
berperan sebagai tempat rehabilitasi
sosial bagi anak-anak terlantar akibat
disfungsi sosial keluarga Namun
pada kenyataanya pengasuhan anak
di panti asuhan berfokus hanya untuk
memenuhi kebutuhan kolektif
sementara untuk kebutuhan
emosional dan pertumbuhan anak
kurang diperhatikan (Sudrajat 2008)
Hasil wawancara dengan
Panti Asuhan Darul Hadlonah
Semarang menyatakan bahwa
banyak anak yang mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri
terutama anak yang baru tinggal di
panti asuhan (Rahma 2011) Tidak
adanya hubungan yang sehat dengan
orang lain menjadi penghambat
siswa merasa sejahtera (Masters
2004)
Attachment yang kuat dengan
orang tua dapat menghindarkan
siswa dari kecemasan dan potensi
perasaan-perasaan depresi atau
tekanan emosional (Santrock 2004)
Remaja cenderung memiliki suasana
hati yang naik-turun Hal ini
termasuk bagian dari pencarian
remaja akan identitas diri (Santrock
2004)
Attachment yang kuat dengan
orang tua juga dibutuhkan remaja
yang tinggal di panti asuhan untuk
melewati tahap perkembangan
remajanya dengan baik dan anak
2
menjadi orang dewasa yang mandiri
(Santrock 2004 Wong 2008)
Kesejahteraan siswa adalah
derajat dimana siswa merasa baik
berada di lingkungan sekolah dan
derajat keefektifan fungsi siswa
dalam lingkungan komunitas sekolah
(Fraine dkk 2005 amp Fraillon 2004)
Tingkat kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
fungsi sosial emosional serta
perilaku siswa ketika berada
disekolah (Noble dkk 2008)
Gambaran mengenai kesejahteraan
siswa dapat dilihat ketika guru
percaya bahwa semua siswa mampu
sukses dalam belajar siswa merasa
bahagia dan sukses ketika
mendapatkan pelajaran baru dan
siswa semangat untuk datang ke
sekolah memiliki hubungan
pertemanan yang baik dengan siswa
lainnya serta mampu
mengoptimalkan potensi yang
dimiliki ketika berada disekolah
(Kaplan dan Maehr dalam Avi dkk
1999 amp Bonnie 2004)
Masters (2004) berpendapat
bahwa terdapat lima aspek
kesejahteraan siswa yaitu mental
emosional spiritual sosial dan fisik
Ress dkk (2010) juga
merumuskan bahwa faktor penting
yang berkontribusi pada
kesejahteraan anak adalah keluarga
teman kesehatan penampilan
penggunaan waktu orientasi masa
depan rumah uang dan kepemilikan
kebebasan keamanan sekolah dan
juga pilihan hidup
Faktor yang paling terlihat
yang tidak dimiliki oleh siswa yang
tinggal di panti asuhan adalah
keluarga Panti asuhan merupakan
lembaga pengganti fungsi orangtua
(keluarga) dalam pemenuhan
kebutuhan anak baik secara jasmani
rohani maupun sosial yang
dikembangkan sebagai lembaga
pelayanan profesional dan menjadi
pilihan untuk memberikan pelayanan
kesejahteraan anak (Argyo 2009)
Anak yang tinggal dipanti asuhan
terdiri dari 1) Anak yatim piatu dan
yatim piatu 2) Anak terlantar dari
keluarga yang mengalami
perpecahan 3) Anak terlantar dari
keluarga yang sakit kronis serta 4)
keluarga dengan kesulitan ekonomi
(Argyo 2009)
3
Pola pengasuhan anak di
panti asuhan digambarkan melalui
tiga proses yaitu pengajaran
pengganjaran dan pembujukan
(Argyo 2009) Kelebihan panti
asuhan 1) Memiliki teman yang
senasib 2) Anak dapat
mengembangkan kreatifitas melalui
fasilitas yang disediakan panti
asuhan 3) Membiasakan hidup
mandiri Kelemahan panti asuhan 1)
Terisolasi dari masyarakat luas
sehingga muncul rasa rendah diri 2)
Pembinaan bisa dianggap sebagai
pengekangan apalagi dengan sikap
pengasuh yang kasar dan tidak
mendidik (Muhsin 2003)
Argyo (2009) Seharusnya
panti asuhan dapat digunakan sesuai
fungsinya yaitu memberikan
pelayanan pemeliharaan baik secara
fisik mental maupun sosial terhadap
anak-anak terlantar namun
keterbatasan SDM profesional dalam
pengasuhan anak di panti asuhan
membuat pengasuh panti asuhan
biasanya terdiri dari orang yang
bekerja secara suka rela dan
seadanya (Muhsin 2003) Para
pengurus panti asuhan kurang
dibekali pendidikan dan pelatihan
terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk
2007)
Berdasarkan uraian di atas
penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian untuk
mengetahui bagaimana kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
METODE PENELITIAN
Informan penelitian
Siswa yang memiliki
karakteristik bersekolah di SMP dan
tinggal di panti asuhan terdiri dari 8
informan
Alat pengumpul data
Dalam penelitian ini alat
pengumpul data mengunakan
kuesioner terbuka dan wawancara
Hasil dari kuesioner terbuka dan
wawancara akan dianalisis dengan
cara sebagai berikut
1 Organisasi data
2 Koding
3 Kategorisasi
4 Pembahasan hasil penelitian
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kuesioner
terbuka dan wawancara didapatkan
hasil mengenai kesejahteraan siswa
yang tinggal di panti asuhan adapun
pembahasannya sebagai berikut
4
a Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti
asuhan
Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah damai tentram dan bahagia
Hal ini sesuai dengan teori yang di
kemukakan oleh Noble dkk (2008)
yang mendefinisikan kesejahteraan
siswa sebagai keadaan dengan
suasana hati yang positif sikap
resilien dan kepuasan terhadap diri
serta kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain dan harapan-
harapan dari sekolah
Damai adalah ketika memiliki
banyak teman dan tidak terjadi
konflik di dalamnya sehingga diri
merasa tentram Damai juga ketika
melakukan hal-hal yang benar seperti
taat peraturan dan rajin belajar
Mendapatkan prestasi juga membuat
siswa yang tinggal di panti asuhan
merasa sejahtera Menjadi sukses dan
mencapai cita-cita adalah tujuan
untuk mencapai bahagia sehingga
dapat membanggakan orang tua dan
diri sendiri
b Penilaian diri siswa yang
tinggal di panti asuhan
terhadap kesejahteraannya
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa menyatakan sejahtera
karena menjalin hubungan baik
dengan teman sehingga memiliki
banyak teman dan dengan tinggal di
panti asuhan dapat membantu
meringankan keuangan keluarga Hal
ini sesuai dengan aspek sosial
kesejahteraan siswa menurut John
Ainley (dalam Masters 2004) yaitu
adanya ketergantungan antara
individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga dapat
memudahkan siswa merasa sejahtera
Hasil penelitian juga
menyatakan bahwa siswa belum
sejahtera karena belum mendapatkan
prestasi yang memuaskan Noble dkk
(2008) menyatakan bahwa Tingkat
kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
Penyebab belum sejahtera
yang lain adalah belum dapat meraih
cita-cita dan menjadi sukses Hal ini
sesuai dengan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan siswa
menurut Ress dkk (2010) yaitu
adanya orientasi masa depan
5
Ditinggal ayah pergi dan
memiliki teman yang suka iri juga
menjadi penyebab belum sejahtera
Huebner dkk (2003) mengemukakan
bahwa kepuasan hidup anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah adalah keluarga
dan teman Karena faktor ini belum
terpenuhi maka siswa menjadi belum
sejahatera
c Faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah banyak teman
guru fasilitas sekolah dan peraturan
yang dimiliki Hal ini sesuai dengan
aspek sosial kesejahteraan siswa
menurut John Ainley (dalam
Masters 2004) yang mengemukakan
gagasan adanya ketergantungan
antara individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga
Membangun hubungan yang
sehat dengan orang lain individu
maupun kelompok dapat ditunjukkan
dari hasil penelitian yaitu memiliki
banyak teman yang baik Sesuai
dengan aspek mental kesejahteraan
siswa menurut Masters (2004) yaitu
teman sebaya merupakan faktor
penting yang dapat menghindarkan
anak dari gangguan kesehatan mental
sehingga anak mampu meraih
kesejahteraan
Memiliki kesempatan untuk
belajar juga menjadi faktor
pendorong sejahtera Sesuai dengan
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
kesejahteraan dikaitkan dengan
pengajaran dan pendidikan serta
dengan belajar dan prestasi
Faktor utama pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah bersama orang
tua Seperti pendapat beberapa tokoh
bahwa ranah kesejahteraan siswa
tertinggi adalah keluarga dan self
(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010
Evan 2011 Hanafin amp Brooks
2005 dan Frost 2010) seperti halnya
hasil penelitian bahwa mendapatkan
penghargaan dan pujian juga menjadi
faktor pendorong kesejahteraan
Walaupun jauh dari orang
tua lingkungan membantu mereka
sehingga dapat menemukan sosok
pengganti peran orang tua yaitu
6
teman kakak panti pengasuh dan
saudara kandung Pengasuh sebagai
bagian dari lembaga kesejahteraan
sosial anak harus memahami bahwa
pemenuhan hak-hak anak harus
dilakukan secara menyeluruh Hak-
hak anak meliputi hak terhadap
perlindungan hak terhadap tumbuh
kembang serta hak terhadap
partisipasi seperti mendengarkan
suara dan pilihan anak (Jufri 2011)
Hal ini sejalan dengan tanggung
jawab peran orang tua dan keluarga
menurut Jufri (2011) yaitu
mengasuh memelihara mendidik
dan melindungi anak
Namun peran pengganti
orang tua dirasakan oleh semua
siswa yang tinggal di panti asuhan
sehingga perhatian yang diberikan
juga terbagi Oleh karena itu orang
tua tetap menjadi faktor utama
pendorong sejahtera
d Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa yang tinggal di panti
asuhan menyatakan tidak sejahtera
karena jauh dari orang tua Seperti
pendapat beberapa tokoh bahwa
ranah kesejahteraan siswa tertinggi
adalah keluarga (Huebner dkk 2003
Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin
amp Brooks 2005 dan Frost 2010)
Faktor penghambat
kesejahteraan yang lain adalah
mendapat perlakuan tidak baik dari
teman Salah satu aspek mental
kesejahteraan siswa yaitu teman yang
juga merupakan faktor penting yang
dapat menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental sehingga
anak mampu meraih kesejahteraan
(John Toumbourou Elizabeth
Douglasamp Alison Shortt dalam
Masters 2004)
Begitu juga dengan menjadi
siswa yang nakal Ketidak percayaan
guru dan teman yang dirasakan oleh
siswa menimbulkan gangguan
kesehatan mental Dalam hal ini
adalah menjadi nakal Guru dan
teman merupakan faktor penting
untuk menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental (John
Toumbourou Elizabeth Douglasamp
Alison Shortt dalam Masters 2004)
Faktor penghambat sejahtera
yang selanjutnya adalah jarang
belajar sehingga prestasi belum
memuaskan Hal ini sesuai dengan
7
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
bahwa belajar dan mendapatkan
prestasi ada kaitannya dengan
kesejahteraan
Sakit fisik yang kambuh
membuat siswa harus meninggalkan
pelajarannya Salah satu aspek
kesejahteraan siswa adalah aspek
fisik Sakit fisik harus diatasi dengan
benar supaya tidak mengganggu
siswa dalam belajar (Kathy rowe
Ken rowe amp Jan pollard dalam
Masters 2004)
Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan yang terakhir adalah
memiliki pengasuh yang suka marah
Pengasuh sebagai bagian dari
lembaga kesejahteraan sosial anak
harus memahami bahwa pemenuhan
hak-hak anak harus dilakukan secara
menyeluruh Hak-hak anak meliputi
hak terhadap perlindungan hak
terhadap tumbuh kembang serta hak
terhadap partisipasi seperti
mendengarkan suara dan pilihan
anak (Jufri 2011)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
1 Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah kehidupan yang damai
yaitu melakukan hal-hal yang
benar sebagai siswa tentram
ketika tidak ada konflik dan
bahagia ketika bisa menjadi
sukses membanggakan orang tua
dan diri sendiri
2 Siswa menilai dirinya sejahtera
ketika memiliki banyak teman
yang menghargai dan bisa
membantu keluarga Sedangkan
siswa menilai dirinya belum
sejahtera karena masih melanggar
tata tertib belum berprestasi
belum sukses jauh dari ayah dan
memiliki teman yang suka iri
3 Faktor pendorong kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
paling utama adalah orang tua
Karena jauh dari orang tua
lingkungan membentuk peran
pengganti orang tua yaitu
pengasuh teman kakak panti dan
saudara kandungnya Faktor
pendorong sejahtera yang lain
adalah memiliki banyak teman
hubungan baik dengan guru
mendapatkan penghargaan dan
pujian fasilitas sekolah beserta
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
v
KESEJAHTERAAN SISWA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN
Diyah Utami Hasan
Usmi Karyani
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman terbaik bagi siswa
sehingga siswa dapat merasa sejahtera karena pemenuhan kesejahteraan siswa
mempengaruhi hampir seluruh aspek optimalisasi fungsi siswa di sekolah dan
menjadi faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar dan pengembangan
kemampuan siswa Dukungan terbesar sebagai faktor kesejahteraan siswa berasal
dari orang tua Namun siswa yang tinggal di panti asuhan harus jauh dari orang
tua Hal ini dapat menghambat perkembangan anak secara wajar karena pada
kenyataannya pengasuhan di panti asuhan hanya berfokus untuk memenuhi
kebutuhan materi saja sedangkan kebutuhan emosional dan perkembangan kurang
diperhatikan Siswa yang tinggal di panti asuhan cenderung kesulitan dalam
menyesuaikan diri pendiam dan memiliki self esteem negatif lebih tinggi dari
pada self esteem positif Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan
mendeskripsikan kesejahteraan siswa yang tinggal di panti asuhan Informan
dalam penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling dengan karakteristik
siswa yang bersekolah di SMP dan tinggal di panti asuhan berjumlah 8 informan
Metode pengambilan data menggunakan kuesioner terbuka dan wawancara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong sejahtera adalah
teman sekolah penghargaan dan pujian guru belajar dan orang tua Hal ini
membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa sejahtera Walaupun
demikian orang tua juga menjadi faktor penghambat sejahtera karena tinggal di
panti asuhan membuat siswa jauh dari orang tua Faktor penghambat sejahtera
yang lain adalah mendapat perlakuan tidak baik dari teman melihat teman
bermusuhan jarang belajar lampu belajar kurang terang sakit fisik kambuh
pengasuh yang suka marah serta menjadi siswa yang nakal Faktor penghambat ini
membuat siswa yang tinggal di panti asuhan merasa tidak sejahtera sehingga
dapat diuraikan bahwa pengertian sejahtera menurut siswa yang tinggal di panti
asuhan adalah damai tentram dan bahagia
Kata Kunci Kesejahteraan Siswa Panti Asuhan
1
PENDAHULUAN
Sekolah diharapkan mampu
melaksanakan tujuan pendidikan
nasional yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003
dengan memberikan pengalaman
terbaik bagi siswa sehingga siswa
dapat merasa sejahtera Pemenuhan
kesejahteraan siswa mempengaruhi
hampir seluruh aspek optimalisasi
fungsi siswa di sekolah dan menjadi
faktor penting yang mempengaruhi
hasil belajar dan pengembangan
kemampuan siswa (Frost 2010)
Salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan anak
sebagai siswa adalah berkumpul
dengan keluarga (Frost 2010)
Namun pada kenyataannya beberapa
anak harus berpisah dengan
keluarganya akibat disfungsi sosial
keluarga Kondisi seperti inilah yang
dapat membuat anak tinggal panti
asuhan (Sudrajat 2008 Sarwono
2014)
Sarsito N Sarwono (2014)
mengemukakan bahwa panti asuhan
berperan sebagai tempat rehabilitasi
sosial bagi anak-anak terlantar akibat
disfungsi sosial keluarga Namun
pada kenyataanya pengasuhan anak
di panti asuhan berfokus hanya untuk
memenuhi kebutuhan kolektif
sementara untuk kebutuhan
emosional dan pertumbuhan anak
kurang diperhatikan (Sudrajat 2008)
Hasil wawancara dengan
Panti Asuhan Darul Hadlonah
Semarang menyatakan bahwa
banyak anak yang mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri
terutama anak yang baru tinggal di
panti asuhan (Rahma 2011) Tidak
adanya hubungan yang sehat dengan
orang lain menjadi penghambat
siswa merasa sejahtera (Masters
2004)
Attachment yang kuat dengan
orang tua dapat menghindarkan
siswa dari kecemasan dan potensi
perasaan-perasaan depresi atau
tekanan emosional (Santrock 2004)
Remaja cenderung memiliki suasana
hati yang naik-turun Hal ini
termasuk bagian dari pencarian
remaja akan identitas diri (Santrock
2004)
Attachment yang kuat dengan
orang tua juga dibutuhkan remaja
yang tinggal di panti asuhan untuk
melewati tahap perkembangan
remajanya dengan baik dan anak
2
menjadi orang dewasa yang mandiri
(Santrock 2004 Wong 2008)
Kesejahteraan siswa adalah
derajat dimana siswa merasa baik
berada di lingkungan sekolah dan
derajat keefektifan fungsi siswa
dalam lingkungan komunitas sekolah
(Fraine dkk 2005 amp Fraillon 2004)
Tingkat kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
fungsi sosial emosional serta
perilaku siswa ketika berada
disekolah (Noble dkk 2008)
Gambaran mengenai kesejahteraan
siswa dapat dilihat ketika guru
percaya bahwa semua siswa mampu
sukses dalam belajar siswa merasa
bahagia dan sukses ketika
mendapatkan pelajaran baru dan
siswa semangat untuk datang ke
sekolah memiliki hubungan
pertemanan yang baik dengan siswa
lainnya serta mampu
mengoptimalkan potensi yang
dimiliki ketika berada disekolah
(Kaplan dan Maehr dalam Avi dkk
1999 amp Bonnie 2004)
Masters (2004) berpendapat
bahwa terdapat lima aspek
kesejahteraan siswa yaitu mental
emosional spiritual sosial dan fisik
Ress dkk (2010) juga
merumuskan bahwa faktor penting
yang berkontribusi pada
kesejahteraan anak adalah keluarga
teman kesehatan penampilan
penggunaan waktu orientasi masa
depan rumah uang dan kepemilikan
kebebasan keamanan sekolah dan
juga pilihan hidup
Faktor yang paling terlihat
yang tidak dimiliki oleh siswa yang
tinggal di panti asuhan adalah
keluarga Panti asuhan merupakan
lembaga pengganti fungsi orangtua
(keluarga) dalam pemenuhan
kebutuhan anak baik secara jasmani
rohani maupun sosial yang
dikembangkan sebagai lembaga
pelayanan profesional dan menjadi
pilihan untuk memberikan pelayanan
kesejahteraan anak (Argyo 2009)
Anak yang tinggal dipanti asuhan
terdiri dari 1) Anak yatim piatu dan
yatim piatu 2) Anak terlantar dari
keluarga yang mengalami
perpecahan 3) Anak terlantar dari
keluarga yang sakit kronis serta 4)
keluarga dengan kesulitan ekonomi
(Argyo 2009)
3
Pola pengasuhan anak di
panti asuhan digambarkan melalui
tiga proses yaitu pengajaran
pengganjaran dan pembujukan
(Argyo 2009) Kelebihan panti
asuhan 1) Memiliki teman yang
senasib 2) Anak dapat
mengembangkan kreatifitas melalui
fasilitas yang disediakan panti
asuhan 3) Membiasakan hidup
mandiri Kelemahan panti asuhan 1)
Terisolasi dari masyarakat luas
sehingga muncul rasa rendah diri 2)
Pembinaan bisa dianggap sebagai
pengekangan apalagi dengan sikap
pengasuh yang kasar dan tidak
mendidik (Muhsin 2003)
Argyo (2009) Seharusnya
panti asuhan dapat digunakan sesuai
fungsinya yaitu memberikan
pelayanan pemeliharaan baik secara
fisik mental maupun sosial terhadap
anak-anak terlantar namun
keterbatasan SDM profesional dalam
pengasuhan anak di panti asuhan
membuat pengasuh panti asuhan
biasanya terdiri dari orang yang
bekerja secara suka rela dan
seadanya (Muhsin 2003) Para
pengurus panti asuhan kurang
dibekali pendidikan dan pelatihan
terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk
2007)
Berdasarkan uraian di atas
penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian untuk
mengetahui bagaimana kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
METODE PENELITIAN
Informan penelitian
Siswa yang memiliki
karakteristik bersekolah di SMP dan
tinggal di panti asuhan terdiri dari 8
informan
Alat pengumpul data
Dalam penelitian ini alat
pengumpul data mengunakan
kuesioner terbuka dan wawancara
Hasil dari kuesioner terbuka dan
wawancara akan dianalisis dengan
cara sebagai berikut
1 Organisasi data
2 Koding
3 Kategorisasi
4 Pembahasan hasil penelitian
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kuesioner
terbuka dan wawancara didapatkan
hasil mengenai kesejahteraan siswa
yang tinggal di panti asuhan adapun
pembahasannya sebagai berikut
4
a Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti
asuhan
Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah damai tentram dan bahagia
Hal ini sesuai dengan teori yang di
kemukakan oleh Noble dkk (2008)
yang mendefinisikan kesejahteraan
siswa sebagai keadaan dengan
suasana hati yang positif sikap
resilien dan kepuasan terhadap diri
serta kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain dan harapan-
harapan dari sekolah
Damai adalah ketika memiliki
banyak teman dan tidak terjadi
konflik di dalamnya sehingga diri
merasa tentram Damai juga ketika
melakukan hal-hal yang benar seperti
taat peraturan dan rajin belajar
Mendapatkan prestasi juga membuat
siswa yang tinggal di panti asuhan
merasa sejahtera Menjadi sukses dan
mencapai cita-cita adalah tujuan
untuk mencapai bahagia sehingga
dapat membanggakan orang tua dan
diri sendiri
b Penilaian diri siswa yang
tinggal di panti asuhan
terhadap kesejahteraannya
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa menyatakan sejahtera
karena menjalin hubungan baik
dengan teman sehingga memiliki
banyak teman dan dengan tinggal di
panti asuhan dapat membantu
meringankan keuangan keluarga Hal
ini sesuai dengan aspek sosial
kesejahteraan siswa menurut John
Ainley (dalam Masters 2004) yaitu
adanya ketergantungan antara
individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga dapat
memudahkan siswa merasa sejahtera
Hasil penelitian juga
menyatakan bahwa siswa belum
sejahtera karena belum mendapatkan
prestasi yang memuaskan Noble dkk
(2008) menyatakan bahwa Tingkat
kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
Penyebab belum sejahtera
yang lain adalah belum dapat meraih
cita-cita dan menjadi sukses Hal ini
sesuai dengan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan siswa
menurut Ress dkk (2010) yaitu
adanya orientasi masa depan
5
Ditinggal ayah pergi dan
memiliki teman yang suka iri juga
menjadi penyebab belum sejahtera
Huebner dkk (2003) mengemukakan
bahwa kepuasan hidup anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah adalah keluarga
dan teman Karena faktor ini belum
terpenuhi maka siswa menjadi belum
sejahatera
c Faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah banyak teman
guru fasilitas sekolah dan peraturan
yang dimiliki Hal ini sesuai dengan
aspek sosial kesejahteraan siswa
menurut John Ainley (dalam
Masters 2004) yang mengemukakan
gagasan adanya ketergantungan
antara individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga
Membangun hubungan yang
sehat dengan orang lain individu
maupun kelompok dapat ditunjukkan
dari hasil penelitian yaitu memiliki
banyak teman yang baik Sesuai
dengan aspek mental kesejahteraan
siswa menurut Masters (2004) yaitu
teman sebaya merupakan faktor
penting yang dapat menghindarkan
anak dari gangguan kesehatan mental
sehingga anak mampu meraih
kesejahteraan
Memiliki kesempatan untuk
belajar juga menjadi faktor
pendorong sejahtera Sesuai dengan
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
kesejahteraan dikaitkan dengan
pengajaran dan pendidikan serta
dengan belajar dan prestasi
Faktor utama pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah bersama orang
tua Seperti pendapat beberapa tokoh
bahwa ranah kesejahteraan siswa
tertinggi adalah keluarga dan self
(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010
Evan 2011 Hanafin amp Brooks
2005 dan Frost 2010) seperti halnya
hasil penelitian bahwa mendapatkan
penghargaan dan pujian juga menjadi
faktor pendorong kesejahteraan
Walaupun jauh dari orang
tua lingkungan membantu mereka
sehingga dapat menemukan sosok
pengganti peran orang tua yaitu
6
teman kakak panti pengasuh dan
saudara kandung Pengasuh sebagai
bagian dari lembaga kesejahteraan
sosial anak harus memahami bahwa
pemenuhan hak-hak anak harus
dilakukan secara menyeluruh Hak-
hak anak meliputi hak terhadap
perlindungan hak terhadap tumbuh
kembang serta hak terhadap
partisipasi seperti mendengarkan
suara dan pilihan anak (Jufri 2011)
Hal ini sejalan dengan tanggung
jawab peran orang tua dan keluarga
menurut Jufri (2011) yaitu
mengasuh memelihara mendidik
dan melindungi anak
Namun peran pengganti
orang tua dirasakan oleh semua
siswa yang tinggal di panti asuhan
sehingga perhatian yang diberikan
juga terbagi Oleh karena itu orang
tua tetap menjadi faktor utama
pendorong sejahtera
d Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa yang tinggal di panti
asuhan menyatakan tidak sejahtera
karena jauh dari orang tua Seperti
pendapat beberapa tokoh bahwa
ranah kesejahteraan siswa tertinggi
adalah keluarga (Huebner dkk 2003
Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin
amp Brooks 2005 dan Frost 2010)
Faktor penghambat
kesejahteraan yang lain adalah
mendapat perlakuan tidak baik dari
teman Salah satu aspek mental
kesejahteraan siswa yaitu teman yang
juga merupakan faktor penting yang
dapat menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental sehingga
anak mampu meraih kesejahteraan
(John Toumbourou Elizabeth
Douglasamp Alison Shortt dalam
Masters 2004)
Begitu juga dengan menjadi
siswa yang nakal Ketidak percayaan
guru dan teman yang dirasakan oleh
siswa menimbulkan gangguan
kesehatan mental Dalam hal ini
adalah menjadi nakal Guru dan
teman merupakan faktor penting
untuk menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental (John
Toumbourou Elizabeth Douglasamp
Alison Shortt dalam Masters 2004)
Faktor penghambat sejahtera
yang selanjutnya adalah jarang
belajar sehingga prestasi belum
memuaskan Hal ini sesuai dengan
7
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
bahwa belajar dan mendapatkan
prestasi ada kaitannya dengan
kesejahteraan
Sakit fisik yang kambuh
membuat siswa harus meninggalkan
pelajarannya Salah satu aspek
kesejahteraan siswa adalah aspek
fisik Sakit fisik harus diatasi dengan
benar supaya tidak mengganggu
siswa dalam belajar (Kathy rowe
Ken rowe amp Jan pollard dalam
Masters 2004)
Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan yang terakhir adalah
memiliki pengasuh yang suka marah
Pengasuh sebagai bagian dari
lembaga kesejahteraan sosial anak
harus memahami bahwa pemenuhan
hak-hak anak harus dilakukan secara
menyeluruh Hak-hak anak meliputi
hak terhadap perlindungan hak
terhadap tumbuh kembang serta hak
terhadap partisipasi seperti
mendengarkan suara dan pilihan
anak (Jufri 2011)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
1 Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah kehidupan yang damai
yaitu melakukan hal-hal yang
benar sebagai siswa tentram
ketika tidak ada konflik dan
bahagia ketika bisa menjadi
sukses membanggakan orang tua
dan diri sendiri
2 Siswa menilai dirinya sejahtera
ketika memiliki banyak teman
yang menghargai dan bisa
membantu keluarga Sedangkan
siswa menilai dirinya belum
sejahtera karena masih melanggar
tata tertib belum berprestasi
belum sukses jauh dari ayah dan
memiliki teman yang suka iri
3 Faktor pendorong kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
paling utama adalah orang tua
Karena jauh dari orang tua
lingkungan membentuk peran
pengganti orang tua yaitu
pengasuh teman kakak panti dan
saudara kandungnya Faktor
pendorong sejahtera yang lain
adalah memiliki banyak teman
hubungan baik dengan guru
mendapatkan penghargaan dan
pujian fasilitas sekolah beserta
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
1
PENDAHULUAN
Sekolah diharapkan mampu
melaksanakan tujuan pendidikan
nasional yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003
dengan memberikan pengalaman
terbaik bagi siswa sehingga siswa
dapat merasa sejahtera Pemenuhan
kesejahteraan siswa mempengaruhi
hampir seluruh aspek optimalisasi
fungsi siswa di sekolah dan menjadi
faktor penting yang mempengaruhi
hasil belajar dan pengembangan
kemampuan siswa (Frost 2010)
Salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan anak
sebagai siswa adalah berkumpul
dengan keluarga (Frost 2010)
Namun pada kenyataannya beberapa
anak harus berpisah dengan
keluarganya akibat disfungsi sosial
keluarga Kondisi seperti inilah yang
dapat membuat anak tinggal panti
asuhan (Sudrajat 2008 Sarwono
2014)
Sarsito N Sarwono (2014)
mengemukakan bahwa panti asuhan
berperan sebagai tempat rehabilitasi
sosial bagi anak-anak terlantar akibat
disfungsi sosial keluarga Namun
pada kenyataanya pengasuhan anak
di panti asuhan berfokus hanya untuk
memenuhi kebutuhan kolektif
sementara untuk kebutuhan
emosional dan pertumbuhan anak
kurang diperhatikan (Sudrajat 2008)
Hasil wawancara dengan
Panti Asuhan Darul Hadlonah
Semarang menyatakan bahwa
banyak anak yang mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri
terutama anak yang baru tinggal di
panti asuhan (Rahma 2011) Tidak
adanya hubungan yang sehat dengan
orang lain menjadi penghambat
siswa merasa sejahtera (Masters
2004)
Attachment yang kuat dengan
orang tua dapat menghindarkan
siswa dari kecemasan dan potensi
perasaan-perasaan depresi atau
tekanan emosional (Santrock 2004)
Remaja cenderung memiliki suasana
hati yang naik-turun Hal ini
termasuk bagian dari pencarian
remaja akan identitas diri (Santrock
2004)
Attachment yang kuat dengan
orang tua juga dibutuhkan remaja
yang tinggal di panti asuhan untuk
melewati tahap perkembangan
remajanya dengan baik dan anak
2
menjadi orang dewasa yang mandiri
(Santrock 2004 Wong 2008)
Kesejahteraan siswa adalah
derajat dimana siswa merasa baik
berada di lingkungan sekolah dan
derajat keefektifan fungsi siswa
dalam lingkungan komunitas sekolah
(Fraine dkk 2005 amp Fraillon 2004)
Tingkat kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
fungsi sosial emosional serta
perilaku siswa ketika berada
disekolah (Noble dkk 2008)
Gambaran mengenai kesejahteraan
siswa dapat dilihat ketika guru
percaya bahwa semua siswa mampu
sukses dalam belajar siswa merasa
bahagia dan sukses ketika
mendapatkan pelajaran baru dan
siswa semangat untuk datang ke
sekolah memiliki hubungan
pertemanan yang baik dengan siswa
lainnya serta mampu
mengoptimalkan potensi yang
dimiliki ketika berada disekolah
(Kaplan dan Maehr dalam Avi dkk
1999 amp Bonnie 2004)
Masters (2004) berpendapat
bahwa terdapat lima aspek
kesejahteraan siswa yaitu mental
emosional spiritual sosial dan fisik
Ress dkk (2010) juga
merumuskan bahwa faktor penting
yang berkontribusi pada
kesejahteraan anak adalah keluarga
teman kesehatan penampilan
penggunaan waktu orientasi masa
depan rumah uang dan kepemilikan
kebebasan keamanan sekolah dan
juga pilihan hidup
Faktor yang paling terlihat
yang tidak dimiliki oleh siswa yang
tinggal di panti asuhan adalah
keluarga Panti asuhan merupakan
lembaga pengganti fungsi orangtua
(keluarga) dalam pemenuhan
kebutuhan anak baik secara jasmani
rohani maupun sosial yang
dikembangkan sebagai lembaga
pelayanan profesional dan menjadi
pilihan untuk memberikan pelayanan
kesejahteraan anak (Argyo 2009)
Anak yang tinggal dipanti asuhan
terdiri dari 1) Anak yatim piatu dan
yatim piatu 2) Anak terlantar dari
keluarga yang mengalami
perpecahan 3) Anak terlantar dari
keluarga yang sakit kronis serta 4)
keluarga dengan kesulitan ekonomi
(Argyo 2009)
3
Pola pengasuhan anak di
panti asuhan digambarkan melalui
tiga proses yaitu pengajaran
pengganjaran dan pembujukan
(Argyo 2009) Kelebihan panti
asuhan 1) Memiliki teman yang
senasib 2) Anak dapat
mengembangkan kreatifitas melalui
fasilitas yang disediakan panti
asuhan 3) Membiasakan hidup
mandiri Kelemahan panti asuhan 1)
Terisolasi dari masyarakat luas
sehingga muncul rasa rendah diri 2)
Pembinaan bisa dianggap sebagai
pengekangan apalagi dengan sikap
pengasuh yang kasar dan tidak
mendidik (Muhsin 2003)
Argyo (2009) Seharusnya
panti asuhan dapat digunakan sesuai
fungsinya yaitu memberikan
pelayanan pemeliharaan baik secara
fisik mental maupun sosial terhadap
anak-anak terlantar namun
keterbatasan SDM profesional dalam
pengasuhan anak di panti asuhan
membuat pengasuh panti asuhan
biasanya terdiri dari orang yang
bekerja secara suka rela dan
seadanya (Muhsin 2003) Para
pengurus panti asuhan kurang
dibekali pendidikan dan pelatihan
terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk
2007)
Berdasarkan uraian di atas
penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian untuk
mengetahui bagaimana kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
METODE PENELITIAN
Informan penelitian
Siswa yang memiliki
karakteristik bersekolah di SMP dan
tinggal di panti asuhan terdiri dari 8
informan
Alat pengumpul data
Dalam penelitian ini alat
pengumpul data mengunakan
kuesioner terbuka dan wawancara
Hasil dari kuesioner terbuka dan
wawancara akan dianalisis dengan
cara sebagai berikut
1 Organisasi data
2 Koding
3 Kategorisasi
4 Pembahasan hasil penelitian
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kuesioner
terbuka dan wawancara didapatkan
hasil mengenai kesejahteraan siswa
yang tinggal di panti asuhan adapun
pembahasannya sebagai berikut
4
a Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti
asuhan
Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah damai tentram dan bahagia
Hal ini sesuai dengan teori yang di
kemukakan oleh Noble dkk (2008)
yang mendefinisikan kesejahteraan
siswa sebagai keadaan dengan
suasana hati yang positif sikap
resilien dan kepuasan terhadap diri
serta kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain dan harapan-
harapan dari sekolah
Damai adalah ketika memiliki
banyak teman dan tidak terjadi
konflik di dalamnya sehingga diri
merasa tentram Damai juga ketika
melakukan hal-hal yang benar seperti
taat peraturan dan rajin belajar
Mendapatkan prestasi juga membuat
siswa yang tinggal di panti asuhan
merasa sejahtera Menjadi sukses dan
mencapai cita-cita adalah tujuan
untuk mencapai bahagia sehingga
dapat membanggakan orang tua dan
diri sendiri
b Penilaian diri siswa yang
tinggal di panti asuhan
terhadap kesejahteraannya
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa menyatakan sejahtera
karena menjalin hubungan baik
dengan teman sehingga memiliki
banyak teman dan dengan tinggal di
panti asuhan dapat membantu
meringankan keuangan keluarga Hal
ini sesuai dengan aspek sosial
kesejahteraan siswa menurut John
Ainley (dalam Masters 2004) yaitu
adanya ketergantungan antara
individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga dapat
memudahkan siswa merasa sejahtera
Hasil penelitian juga
menyatakan bahwa siswa belum
sejahtera karena belum mendapatkan
prestasi yang memuaskan Noble dkk
(2008) menyatakan bahwa Tingkat
kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
Penyebab belum sejahtera
yang lain adalah belum dapat meraih
cita-cita dan menjadi sukses Hal ini
sesuai dengan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan siswa
menurut Ress dkk (2010) yaitu
adanya orientasi masa depan
5
Ditinggal ayah pergi dan
memiliki teman yang suka iri juga
menjadi penyebab belum sejahtera
Huebner dkk (2003) mengemukakan
bahwa kepuasan hidup anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah adalah keluarga
dan teman Karena faktor ini belum
terpenuhi maka siswa menjadi belum
sejahatera
c Faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah banyak teman
guru fasilitas sekolah dan peraturan
yang dimiliki Hal ini sesuai dengan
aspek sosial kesejahteraan siswa
menurut John Ainley (dalam
Masters 2004) yang mengemukakan
gagasan adanya ketergantungan
antara individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga
Membangun hubungan yang
sehat dengan orang lain individu
maupun kelompok dapat ditunjukkan
dari hasil penelitian yaitu memiliki
banyak teman yang baik Sesuai
dengan aspek mental kesejahteraan
siswa menurut Masters (2004) yaitu
teman sebaya merupakan faktor
penting yang dapat menghindarkan
anak dari gangguan kesehatan mental
sehingga anak mampu meraih
kesejahteraan
Memiliki kesempatan untuk
belajar juga menjadi faktor
pendorong sejahtera Sesuai dengan
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
kesejahteraan dikaitkan dengan
pengajaran dan pendidikan serta
dengan belajar dan prestasi
Faktor utama pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah bersama orang
tua Seperti pendapat beberapa tokoh
bahwa ranah kesejahteraan siswa
tertinggi adalah keluarga dan self
(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010
Evan 2011 Hanafin amp Brooks
2005 dan Frost 2010) seperti halnya
hasil penelitian bahwa mendapatkan
penghargaan dan pujian juga menjadi
faktor pendorong kesejahteraan
Walaupun jauh dari orang
tua lingkungan membantu mereka
sehingga dapat menemukan sosok
pengganti peran orang tua yaitu
6
teman kakak panti pengasuh dan
saudara kandung Pengasuh sebagai
bagian dari lembaga kesejahteraan
sosial anak harus memahami bahwa
pemenuhan hak-hak anak harus
dilakukan secara menyeluruh Hak-
hak anak meliputi hak terhadap
perlindungan hak terhadap tumbuh
kembang serta hak terhadap
partisipasi seperti mendengarkan
suara dan pilihan anak (Jufri 2011)
Hal ini sejalan dengan tanggung
jawab peran orang tua dan keluarga
menurut Jufri (2011) yaitu
mengasuh memelihara mendidik
dan melindungi anak
Namun peran pengganti
orang tua dirasakan oleh semua
siswa yang tinggal di panti asuhan
sehingga perhatian yang diberikan
juga terbagi Oleh karena itu orang
tua tetap menjadi faktor utama
pendorong sejahtera
d Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa yang tinggal di panti
asuhan menyatakan tidak sejahtera
karena jauh dari orang tua Seperti
pendapat beberapa tokoh bahwa
ranah kesejahteraan siswa tertinggi
adalah keluarga (Huebner dkk 2003
Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin
amp Brooks 2005 dan Frost 2010)
Faktor penghambat
kesejahteraan yang lain adalah
mendapat perlakuan tidak baik dari
teman Salah satu aspek mental
kesejahteraan siswa yaitu teman yang
juga merupakan faktor penting yang
dapat menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental sehingga
anak mampu meraih kesejahteraan
(John Toumbourou Elizabeth
Douglasamp Alison Shortt dalam
Masters 2004)
Begitu juga dengan menjadi
siswa yang nakal Ketidak percayaan
guru dan teman yang dirasakan oleh
siswa menimbulkan gangguan
kesehatan mental Dalam hal ini
adalah menjadi nakal Guru dan
teman merupakan faktor penting
untuk menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental (John
Toumbourou Elizabeth Douglasamp
Alison Shortt dalam Masters 2004)
Faktor penghambat sejahtera
yang selanjutnya adalah jarang
belajar sehingga prestasi belum
memuaskan Hal ini sesuai dengan
7
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
bahwa belajar dan mendapatkan
prestasi ada kaitannya dengan
kesejahteraan
Sakit fisik yang kambuh
membuat siswa harus meninggalkan
pelajarannya Salah satu aspek
kesejahteraan siswa adalah aspek
fisik Sakit fisik harus diatasi dengan
benar supaya tidak mengganggu
siswa dalam belajar (Kathy rowe
Ken rowe amp Jan pollard dalam
Masters 2004)
Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan yang terakhir adalah
memiliki pengasuh yang suka marah
Pengasuh sebagai bagian dari
lembaga kesejahteraan sosial anak
harus memahami bahwa pemenuhan
hak-hak anak harus dilakukan secara
menyeluruh Hak-hak anak meliputi
hak terhadap perlindungan hak
terhadap tumbuh kembang serta hak
terhadap partisipasi seperti
mendengarkan suara dan pilihan
anak (Jufri 2011)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
1 Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah kehidupan yang damai
yaitu melakukan hal-hal yang
benar sebagai siswa tentram
ketika tidak ada konflik dan
bahagia ketika bisa menjadi
sukses membanggakan orang tua
dan diri sendiri
2 Siswa menilai dirinya sejahtera
ketika memiliki banyak teman
yang menghargai dan bisa
membantu keluarga Sedangkan
siswa menilai dirinya belum
sejahtera karena masih melanggar
tata tertib belum berprestasi
belum sukses jauh dari ayah dan
memiliki teman yang suka iri
3 Faktor pendorong kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
paling utama adalah orang tua
Karena jauh dari orang tua
lingkungan membentuk peran
pengganti orang tua yaitu
pengasuh teman kakak panti dan
saudara kandungnya Faktor
pendorong sejahtera yang lain
adalah memiliki banyak teman
hubungan baik dengan guru
mendapatkan penghargaan dan
pujian fasilitas sekolah beserta
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
2
menjadi orang dewasa yang mandiri
(Santrock 2004 Wong 2008)
Kesejahteraan siswa adalah
derajat dimana siswa merasa baik
berada di lingkungan sekolah dan
derajat keefektifan fungsi siswa
dalam lingkungan komunitas sekolah
(Fraine dkk 2005 amp Fraillon 2004)
Tingkat kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
fungsi sosial emosional serta
perilaku siswa ketika berada
disekolah (Noble dkk 2008)
Gambaran mengenai kesejahteraan
siswa dapat dilihat ketika guru
percaya bahwa semua siswa mampu
sukses dalam belajar siswa merasa
bahagia dan sukses ketika
mendapatkan pelajaran baru dan
siswa semangat untuk datang ke
sekolah memiliki hubungan
pertemanan yang baik dengan siswa
lainnya serta mampu
mengoptimalkan potensi yang
dimiliki ketika berada disekolah
(Kaplan dan Maehr dalam Avi dkk
1999 amp Bonnie 2004)
Masters (2004) berpendapat
bahwa terdapat lima aspek
kesejahteraan siswa yaitu mental
emosional spiritual sosial dan fisik
Ress dkk (2010) juga
merumuskan bahwa faktor penting
yang berkontribusi pada
kesejahteraan anak adalah keluarga
teman kesehatan penampilan
penggunaan waktu orientasi masa
depan rumah uang dan kepemilikan
kebebasan keamanan sekolah dan
juga pilihan hidup
Faktor yang paling terlihat
yang tidak dimiliki oleh siswa yang
tinggal di panti asuhan adalah
keluarga Panti asuhan merupakan
lembaga pengganti fungsi orangtua
(keluarga) dalam pemenuhan
kebutuhan anak baik secara jasmani
rohani maupun sosial yang
dikembangkan sebagai lembaga
pelayanan profesional dan menjadi
pilihan untuk memberikan pelayanan
kesejahteraan anak (Argyo 2009)
Anak yang tinggal dipanti asuhan
terdiri dari 1) Anak yatim piatu dan
yatim piatu 2) Anak terlantar dari
keluarga yang mengalami
perpecahan 3) Anak terlantar dari
keluarga yang sakit kronis serta 4)
keluarga dengan kesulitan ekonomi
(Argyo 2009)
3
Pola pengasuhan anak di
panti asuhan digambarkan melalui
tiga proses yaitu pengajaran
pengganjaran dan pembujukan
(Argyo 2009) Kelebihan panti
asuhan 1) Memiliki teman yang
senasib 2) Anak dapat
mengembangkan kreatifitas melalui
fasilitas yang disediakan panti
asuhan 3) Membiasakan hidup
mandiri Kelemahan panti asuhan 1)
Terisolasi dari masyarakat luas
sehingga muncul rasa rendah diri 2)
Pembinaan bisa dianggap sebagai
pengekangan apalagi dengan sikap
pengasuh yang kasar dan tidak
mendidik (Muhsin 2003)
Argyo (2009) Seharusnya
panti asuhan dapat digunakan sesuai
fungsinya yaitu memberikan
pelayanan pemeliharaan baik secara
fisik mental maupun sosial terhadap
anak-anak terlantar namun
keterbatasan SDM profesional dalam
pengasuhan anak di panti asuhan
membuat pengasuh panti asuhan
biasanya terdiri dari orang yang
bekerja secara suka rela dan
seadanya (Muhsin 2003) Para
pengurus panti asuhan kurang
dibekali pendidikan dan pelatihan
terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk
2007)
Berdasarkan uraian di atas
penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian untuk
mengetahui bagaimana kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
METODE PENELITIAN
Informan penelitian
Siswa yang memiliki
karakteristik bersekolah di SMP dan
tinggal di panti asuhan terdiri dari 8
informan
Alat pengumpul data
Dalam penelitian ini alat
pengumpul data mengunakan
kuesioner terbuka dan wawancara
Hasil dari kuesioner terbuka dan
wawancara akan dianalisis dengan
cara sebagai berikut
1 Organisasi data
2 Koding
3 Kategorisasi
4 Pembahasan hasil penelitian
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kuesioner
terbuka dan wawancara didapatkan
hasil mengenai kesejahteraan siswa
yang tinggal di panti asuhan adapun
pembahasannya sebagai berikut
4
a Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti
asuhan
Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah damai tentram dan bahagia
Hal ini sesuai dengan teori yang di
kemukakan oleh Noble dkk (2008)
yang mendefinisikan kesejahteraan
siswa sebagai keadaan dengan
suasana hati yang positif sikap
resilien dan kepuasan terhadap diri
serta kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain dan harapan-
harapan dari sekolah
Damai adalah ketika memiliki
banyak teman dan tidak terjadi
konflik di dalamnya sehingga diri
merasa tentram Damai juga ketika
melakukan hal-hal yang benar seperti
taat peraturan dan rajin belajar
Mendapatkan prestasi juga membuat
siswa yang tinggal di panti asuhan
merasa sejahtera Menjadi sukses dan
mencapai cita-cita adalah tujuan
untuk mencapai bahagia sehingga
dapat membanggakan orang tua dan
diri sendiri
b Penilaian diri siswa yang
tinggal di panti asuhan
terhadap kesejahteraannya
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa menyatakan sejahtera
karena menjalin hubungan baik
dengan teman sehingga memiliki
banyak teman dan dengan tinggal di
panti asuhan dapat membantu
meringankan keuangan keluarga Hal
ini sesuai dengan aspek sosial
kesejahteraan siswa menurut John
Ainley (dalam Masters 2004) yaitu
adanya ketergantungan antara
individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga dapat
memudahkan siswa merasa sejahtera
Hasil penelitian juga
menyatakan bahwa siswa belum
sejahtera karena belum mendapatkan
prestasi yang memuaskan Noble dkk
(2008) menyatakan bahwa Tingkat
kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
Penyebab belum sejahtera
yang lain adalah belum dapat meraih
cita-cita dan menjadi sukses Hal ini
sesuai dengan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan siswa
menurut Ress dkk (2010) yaitu
adanya orientasi masa depan
5
Ditinggal ayah pergi dan
memiliki teman yang suka iri juga
menjadi penyebab belum sejahtera
Huebner dkk (2003) mengemukakan
bahwa kepuasan hidup anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah adalah keluarga
dan teman Karena faktor ini belum
terpenuhi maka siswa menjadi belum
sejahatera
c Faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah banyak teman
guru fasilitas sekolah dan peraturan
yang dimiliki Hal ini sesuai dengan
aspek sosial kesejahteraan siswa
menurut John Ainley (dalam
Masters 2004) yang mengemukakan
gagasan adanya ketergantungan
antara individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga
Membangun hubungan yang
sehat dengan orang lain individu
maupun kelompok dapat ditunjukkan
dari hasil penelitian yaitu memiliki
banyak teman yang baik Sesuai
dengan aspek mental kesejahteraan
siswa menurut Masters (2004) yaitu
teman sebaya merupakan faktor
penting yang dapat menghindarkan
anak dari gangguan kesehatan mental
sehingga anak mampu meraih
kesejahteraan
Memiliki kesempatan untuk
belajar juga menjadi faktor
pendorong sejahtera Sesuai dengan
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
kesejahteraan dikaitkan dengan
pengajaran dan pendidikan serta
dengan belajar dan prestasi
Faktor utama pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah bersama orang
tua Seperti pendapat beberapa tokoh
bahwa ranah kesejahteraan siswa
tertinggi adalah keluarga dan self
(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010
Evan 2011 Hanafin amp Brooks
2005 dan Frost 2010) seperti halnya
hasil penelitian bahwa mendapatkan
penghargaan dan pujian juga menjadi
faktor pendorong kesejahteraan
Walaupun jauh dari orang
tua lingkungan membantu mereka
sehingga dapat menemukan sosok
pengganti peran orang tua yaitu
6
teman kakak panti pengasuh dan
saudara kandung Pengasuh sebagai
bagian dari lembaga kesejahteraan
sosial anak harus memahami bahwa
pemenuhan hak-hak anak harus
dilakukan secara menyeluruh Hak-
hak anak meliputi hak terhadap
perlindungan hak terhadap tumbuh
kembang serta hak terhadap
partisipasi seperti mendengarkan
suara dan pilihan anak (Jufri 2011)
Hal ini sejalan dengan tanggung
jawab peran orang tua dan keluarga
menurut Jufri (2011) yaitu
mengasuh memelihara mendidik
dan melindungi anak
Namun peran pengganti
orang tua dirasakan oleh semua
siswa yang tinggal di panti asuhan
sehingga perhatian yang diberikan
juga terbagi Oleh karena itu orang
tua tetap menjadi faktor utama
pendorong sejahtera
d Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa yang tinggal di panti
asuhan menyatakan tidak sejahtera
karena jauh dari orang tua Seperti
pendapat beberapa tokoh bahwa
ranah kesejahteraan siswa tertinggi
adalah keluarga (Huebner dkk 2003
Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin
amp Brooks 2005 dan Frost 2010)
Faktor penghambat
kesejahteraan yang lain adalah
mendapat perlakuan tidak baik dari
teman Salah satu aspek mental
kesejahteraan siswa yaitu teman yang
juga merupakan faktor penting yang
dapat menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental sehingga
anak mampu meraih kesejahteraan
(John Toumbourou Elizabeth
Douglasamp Alison Shortt dalam
Masters 2004)
Begitu juga dengan menjadi
siswa yang nakal Ketidak percayaan
guru dan teman yang dirasakan oleh
siswa menimbulkan gangguan
kesehatan mental Dalam hal ini
adalah menjadi nakal Guru dan
teman merupakan faktor penting
untuk menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental (John
Toumbourou Elizabeth Douglasamp
Alison Shortt dalam Masters 2004)
Faktor penghambat sejahtera
yang selanjutnya adalah jarang
belajar sehingga prestasi belum
memuaskan Hal ini sesuai dengan
7
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
bahwa belajar dan mendapatkan
prestasi ada kaitannya dengan
kesejahteraan
Sakit fisik yang kambuh
membuat siswa harus meninggalkan
pelajarannya Salah satu aspek
kesejahteraan siswa adalah aspek
fisik Sakit fisik harus diatasi dengan
benar supaya tidak mengganggu
siswa dalam belajar (Kathy rowe
Ken rowe amp Jan pollard dalam
Masters 2004)
Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan yang terakhir adalah
memiliki pengasuh yang suka marah
Pengasuh sebagai bagian dari
lembaga kesejahteraan sosial anak
harus memahami bahwa pemenuhan
hak-hak anak harus dilakukan secara
menyeluruh Hak-hak anak meliputi
hak terhadap perlindungan hak
terhadap tumbuh kembang serta hak
terhadap partisipasi seperti
mendengarkan suara dan pilihan
anak (Jufri 2011)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
1 Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah kehidupan yang damai
yaitu melakukan hal-hal yang
benar sebagai siswa tentram
ketika tidak ada konflik dan
bahagia ketika bisa menjadi
sukses membanggakan orang tua
dan diri sendiri
2 Siswa menilai dirinya sejahtera
ketika memiliki banyak teman
yang menghargai dan bisa
membantu keluarga Sedangkan
siswa menilai dirinya belum
sejahtera karena masih melanggar
tata tertib belum berprestasi
belum sukses jauh dari ayah dan
memiliki teman yang suka iri
3 Faktor pendorong kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
paling utama adalah orang tua
Karena jauh dari orang tua
lingkungan membentuk peran
pengganti orang tua yaitu
pengasuh teman kakak panti dan
saudara kandungnya Faktor
pendorong sejahtera yang lain
adalah memiliki banyak teman
hubungan baik dengan guru
mendapatkan penghargaan dan
pujian fasilitas sekolah beserta
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
3
Pola pengasuhan anak di
panti asuhan digambarkan melalui
tiga proses yaitu pengajaran
pengganjaran dan pembujukan
(Argyo 2009) Kelebihan panti
asuhan 1) Memiliki teman yang
senasib 2) Anak dapat
mengembangkan kreatifitas melalui
fasilitas yang disediakan panti
asuhan 3) Membiasakan hidup
mandiri Kelemahan panti asuhan 1)
Terisolasi dari masyarakat luas
sehingga muncul rasa rendah diri 2)
Pembinaan bisa dianggap sebagai
pengekangan apalagi dengan sikap
pengasuh yang kasar dan tidak
mendidik (Muhsin 2003)
Argyo (2009) Seharusnya
panti asuhan dapat digunakan sesuai
fungsinya yaitu memberikan
pelayanan pemeliharaan baik secara
fisik mental maupun sosial terhadap
anak-anak terlantar namun
keterbatasan SDM profesional dalam
pengasuhan anak di panti asuhan
membuat pengasuh panti asuhan
biasanya terdiri dari orang yang
bekerja secara suka rela dan
seadanya (Muhsin 2003) Para
pengurus panti asuhan kurang
dibekali pendidikan dan pelatihan
terkait pengasuhan anak (Fuaida dkk
2007)
Berdasarkan uraian di atas
penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian untuk
mengetahui bagaimana kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
METODE PENELITIAN
Informan penelitian
Siswa yang memiliki
karakteristik bersekolah di SMP dan
tinggal di panti asuhan terdiri dari 8
informan
Alat pengumpul data
Dalam penelitian ini alat
pengumpul data mengunakan
kuesioner terbuka dan wawancara
Hasil dari kuesioner terbuka dan
wawancara akan dianalisis dengan
cara sebagai berikut
1 Organisasi data
2 Koding
3 Kategorisasi
4 Pembahasan hasil penelitian
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kuesioner
terbuka dan wawancara didapatkan
hasil mengenai kesejahteraan siswa
yang tinggal di panti asuhan adapun
pembahasannya sebagai berikut
4
a Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti
asuhan
Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah damai tentram dan bahagia
Hal ini sesuai dengan teori yang di
kemukakan oleh Noble dkk (2008)
yang mendefinisikan kesejahteraan
siswa sebagai keadaan dengan
suasana hati yang positif sikap
resilien dan kepuasan terhadap diri
serta kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain dan harapan-
harapan dari sekolah
Damai adalah ketika memiliki
banyak teman dan tidak terjadi
konflik di dalamnya sehingga diri
merasa tentram Damai juga ketika
melakukan hal-hal yang benar seperti
taat peraturan dan rajin belajar
Mendapatkan prestasi juga membuat
siswa yang tinggal di panti asuhan
merasa sejahtera Menjadi sukses dan
mencapai cita-cita adalah tujuan
untuk mencapai bahagia sehingga
dapat membanggakan orang tua dan
diri sendiri
b Penilaian diri siswa yang
tinggal di panti asuhan
terhadap kesejahteraannya
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa menyatakan sejahtera
karena menjalin hubungan baik
dengan teman sehingga memiliki
banyak teman dan dengan tinggal di
panti asuhan dapat membantu
meringankan keuangan keluarga Hal
ini sesuai dengan aspek sosial
kesejahteraan siswa menurut John
Ainley (dalam Masters 2004) yaitu
adanya ketergantungan antara
individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga dapat
memudahkan siswa merasa sejahtera
Hasil penelitian juga
menyatakan bahwa siswa belum
sejahtera karena belum mendapatkan
prestasi yang memuaskan Noble dkk
(2008) menyatakan bahwa Tingkat
kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
Penyebab belum sejahtera
yang lain adalah belum dapat meraih
cita-cita dan menjadi sukses Hal ini
sesuai dengan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan siswa
menurut Ress dkk (2010) yaitu
adanya orientasi masa depan
5
Ditinggal ayah pergi dan
memiliki teman yang suka iri juga
menjadi penyebab belum sejahtera
Huebner dkk (2003) mengemukakan
bahwa kepuasan hidup anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah adalah keluarga
dan teman Karena faktor ini belum
terpenuhi maka siswa menjadi belum
sejahatera
c Faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah banyak teman
guru fasilitas sekolah dan peraturan
yang dimiliki Hal ini sesuai dengan
aspek sosial kesejahteraan siswa
menurut John Ainley (dalam
Masters 2004) yang mengemukakan
gagasan adanya ketergantungan
antara individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga
Membangun hubungan yang
sehat dengan orang lain individu
maupun kelompok dapat ditunjukkan
dari hasil penelitian yaitu memiliki
banyak teman yang baik Sesuai
dengan aspek mental kesejahteraan
siswa menurut Masters (2004) yaitu
teman sebaya merupakan faktor
penting yang dapat menghindarkan
anak dari gangguan kesehatan mental
sehingga anak mampu meraih
kesejahteraan
Memiliki kesempatan untuk
belajar juga menjadi faktor
pendorong sejahtera Sesuai dengan
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
kesejahteraan dikaitkan dengan
pengajaran dan pendidikan serta
dengan belajar dan prestasi
Faktor utama pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah bersama orang
tua Seperti pendapat beberapa tokoh
bahwa ranah kesejahteraan siswa
tertinggi adalah keluarga dan self
(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010
Evan 2011 Hanafin amp Brooks
2005 dan Frost 2010) seperti halnya
hasil penelitian bahwa mendapatkan
penghargaan dan pujian juga menjadi
faktor pendorong kesejahteraan
Walaupun jauh dari orang
tua lingkungan membantu mereka
sehingga dapat menemukan sosok
pengganti peran orang tua yaitu
6
teman kakak panti pengasuh dan
saudara kandung Pengasuh sebagai
bagian dari lembaga kesejahteraan
sosial anak harus memahami bahwa
pemenuhan hak-hak anak harus
dilakukan secara menyeluruh Hak-
hak anak meliputi hak terhadap
perlindungan hak terhadap tumbuh
kembang serta hak terhadap
partisipasi seperti mendengarkan
suara dan pilihan anak (Jufri 2011)
Hal ini sejalan dengan tanggung
jawab peran orang tua dan keluarga
menurut Jufri (2011) yaitu
mengasuh memelihara mendidik
dan melindungi anak
Namun peran pengganti
orang tua dirasakan oleh semua
siswa yang tinggal di panti asuhan
sehingga perhatian yang diberikan
juga terbagi Oleh karena itu orang
tua tetap menjadi faktor utama
pendorong sejahtera
d Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa yang tinggal di panti
asuhan menyatakan tidak sejahtera
karena jauh dari orang tua Seperti
pendapat beberapa tokoh bahwa
ranah kesejahteraan siswa tertinggi
adalah keluarga (Huebner dkk 2003
Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin
amp Brooks 2005 dan Frost 2010)
Faktor penghambat
kesejahteraan yang lain adalah
mendapat perlakuan tidak baik dari
teman Salah satu aspek mental
kesejahteraan siswa yaitu teman yang
juga merupakan faktor penting yang
dapat menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental sehingga
anak mampu meraih kesejahteraan
(John Toumbourou Elizabeth
Douglasamp Alison Shortt dalam
Masters 2004)
Begitu juga dengan menjadi
siswa yang nakal Ketidak percayaan
guru dan teman yang dirasakan oleh
siswa menimbulkan gangguan
kesehatan mental Dalam hal ini
adalah menjadi nakal Guru dan
teman merupakan faktor penting
untuk menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental (John
Toumbourou Elizabeth Douglasamp
Alison Shortt dalam Masters 2004)
Faktor penghambat sejahtera
yang selanjutnya adalah jarang
belajar sehingga prestasi belum
memuaskan Hal ini sesuai dengan
7
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
bahwa belajar dan mendapatkan
prestasi ada kaitannya dengan
kesejahteraan
Sakit fisik yang kambuh
membuat siswa harus meninggalkan
pelajarannya Salah satu aspek
kesejahteraan siswa adalah aspek
fisik Sakit fisik harus diatasi dengan
benar supaya tidak mengganggu
siswa dalam belajar (Kathy rowe
Ken rowe amp Jan pollard dalam
Masters 2004)
Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan yang terakhir adalah
memiliki pengasuh yang suka marah
Pengasuh sebagai bagian dari
lembaga kesejahteraan sosial anak
harus memahami bahwa pemenuhan
hak-hak anak harus dilakukan secara
menyeluruh Hak-hak anak meliputi
hak terhadap perlindungan hak
terhadap tumbuh kembang serta hak
terhadap partisipasi seperti
mendengarkan suara dan pilihan
anak (Jufri 2011)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
1 Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah kehidupan yang damai
yaitu melakukan hal-hal yang
benar sebagai siswa tentram
ketika tidak ada konflik dan
bahagia ketika bisa menjadi
sukses membanggakan orang tua
dan diri sendiri
2 Siswa menilai dirinya sejahtera
ketika memiliki banyak teman
yang menghargai dan bisa
membantu keluarga Sedangkan
siswa menilai dirinya belum
sejahtera karena masih melanggar
tata tertib belum berprestasi
belum sukses jauh dari ayah dan
memiliki teman yang suka iri
3 Faktor pendorong kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
paling utama adalah orang tua
Karena jauh dari orang tua
lingkungan membentuk peran
pengganti orang tua yaitu
pengasuh teman kakak panti dan
saudara kandungnya Faktor
pendorong sejahtera yang lain
adalah memiliki banyak teman
hubungan baik dengan guru
mendapatkan penghargaan dan
pujian fasilitas sekolah beserta
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
4
a Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti
asuhan
Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah damai tentram dan bahagia
Hal ini sesuai dengan teori yang di
kemukakan oleh Noble dkk (2008)
yang mendefinisikan kesejahteraan
siswa sebagai keadaan dengan
suasana hati yang positif sikap
resilien dan kepuasan terhadap diri
serta kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain dan harapan-
harapan dari sekolah
Damai adalah ketika memiliki
banyak teman dan tidak terjadi
konflik di dalamnya sehingga diri
merasa tentram Damai juga ketika
melakukan hal-hal yang benar seperti
taat peraturan dan rajin belajar
Mendapatkan prestasi juga membuat
siswa yang tinggal di panti asuhan
merasa sejahtera Menjadi sukses dan
mencapai cita-cita adalah tujuan
untuk mencapai bahagia sehingga
dapat membanggakan orang tua dan
diri sendiri
b Penilaian diri siswa yang
tinggal di panti asuhan
terhadap kesejahteraannya
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa menyatakan sejahtera
karena menjalin hubungan baik
dengan teman sehingga memiliki
banyak teman dan dengan tinggal di
panti asuhan dapat membantu
meringankan keuangan keluarga Hal
ini sesuai dengan aspek sosial
kesejahteraan siswa menurut John
Ainley (dalam Masters 2004) yaitu
adanya ketergantungan antara
individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga dapat
memudahkan siswa merasa sejahtera
Hasil penelitian juga
menyatakan bahwa siswa belum
sejahtera karena belum mendapatkan
prestasi yang memuaskan Noble dkk
(2008) menyatakan bahwa Tingkat
kesejahteraan siswa dapat
ditunjukkan melalui sejauh mana
prestasi akademik yang didapatkan
Penyebab belum sejahtera
yang lain adalah belum dapat meraih
cita-cita dan menjadi sukses Hal ini
sesuai dengan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan siswa
menurut Ress dkk (2010) yaitu
adanya orientasi masa depan
5
Ditinggal ayah pergi dan
memiliki teman yang suka iri juga
menjadi penyebab belum sejahtera
Huebner dkk (2003) mengemukakan
bahwa kepuasan hidup anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah adalah keluarga
dan teman Karena faktor ini belum
terpenuhi maka siswa menjadi belum
sejahatera
c Faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah banyak teman
guru fasilitas sekolah dan peraturan
yang dimiliki Hal ini sesuai dengan
aspek sosial kesejahteraan siswa
menurut John Ainley (dalam
Masters 2004) yang mengemukakan
gagasan adanya ketergantungan
antara individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga
Membangun hubungan yang
sehat dengan orang lain individu
maupun kelompok dapat ditunjukkan
dari hasil penelitian yaitu memiliki
banyak teman yang baik Sesuai
dengan aspek mental kesejahteraan
siswa menurut Masters (2004) yaitu
teman sebaya merupakan faktor
penting yang dapat menghindarkan
anak dari gangguan kesehatan mental
sehingga anak mampu meraih
kesejahteraan
Memiliki kesempatan untuk
belajar juga menjadi faktor
pendorong sejahtera Sesuai dengan
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
kesejahteraan dikaitkan dengan
pengajaran dan pendidikan serta
dengan belajar dan prestasi
Faktor utama pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah bersama orang
tua Seperti pendapat beberapa tokoh
bahwa ranah kesejahteraan siswa
tertinggi adalah keluarga dan self
(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010
Evan 2011 Hanafin amp Brooks
2005 dan Frost 2010) seperti halnya
hasil penelitian bahwa mendapatkan
penghargaan dan pujian juga menjadi
faktor pendorong kesejahteraan
Walaupun jauh dari orang
tua lingkungan membantu mereka
sehingga dapat menemukan sosok
pengganti peran orang tua yaitu
6
teman kakak panti pengasuh dan
saudara kandung Pengasuh sebagai
bagian dari lembaga kesejahteraan
sosial anak harus memahami bahwa
pemenuhan hak-hak anak harus
dilakukan secara menyeluruh Hak-
hak anak meliputi hak terhadap
perlindungan hak terhadap tumbuh
kembang serta hak terhadap
partisipasi seperti mendengarkan
suara dan pilihan anak (Jufri 2011)
Hal ini sejalan dengan tanggung
jawab peran orang tua dan keluarga
menurut Jufri (2011) yaitu
mengasuh memelihara mendidik
dan melindungi anak
Namun peran pengganti
orang tua dirasakan oleh semua
siswa yang tinggal di panti asuhan
sehingga perhatian yang diberikan
juga terbagi Oleh karena itu orang
tua tetap menjadi faktor utama
pendorong sejahtera
d Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa yang tinggal di panti
asuhan menyatakan tidak sejahtera
karena jauh dari orang tua Seperti
pendapat beberapa tokoh bahwa
ranah kesejahteraan siswa tertinggi
adalah keluarga (Huebner dkk 2003
Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin
amp Brooks 2005 dan Frost 2010)
Faktor penghambat
kesejahteraan yang lain adalah
mendapat perlakuan tidak baik dari
teman Salah satu aspek mental
kesejahteraan siswa yaitu teman yang
juga merupakan faktor penting yang
dapat menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental sehingga
anak mampu meraih kesejahteraan
(John Toumbourou Elizabeth
Douglasamp Alison Shortt dalam
Masters 2004)
Begitu juga dengan menjadi
siswa yang nakal Ketidak percayaan
guru dan teman yang dirasakan oleh
siswa menimbulkan gangguan
kesehatan mental Dalam hal ini
adalah menjadi nakal Guru dan
teman merupakan faktor penting
untuk menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental (John
Toumbourou Elizabeth Douglasamp
Alison Shortt dalam Masters 2004)
Faktor penghambat sejahtera
yang selanjutnya adalah jarang
belajar sehingga prestasi belum
memuaskan Hal ini sesuai dengan
7
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
bahwa belajar dan mendapatkan
prestasi ada kaitannya dengan
kesejahteraan
Sakit fisik yang kambuh
membuat siswa harus meninggalkan
pelajarannya Salah satu aspek
kesejahteraan siswa adalah aspek
fisik Sakit fisik harus diatasi dengan
benar supaya tidak mengganggu
siswa dalam belajar (Kathy rowe
Ken rowe amp Jan pollard dalam
Masters 2004)
Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan yang terakhir adalah
memiliki pengasuh yang suka marah
Pengasuh sebagai bagian dari
lembaga kesejahteraan sosial anak
harus memahami bahwa pemenuhan
hak-hak anak harus dilakukan secara
menyeluruh Hak-hak anak meliputi
hak terhadap perlindungan hak
terhadap tumbuh kembang serta hak
terhadap partisipasi seperti
mendengarkan suara dan pilihan
anak (Jufri 2011)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
1 Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah kehidupan yang damai
yaitu melakukan hal-hal yang
benar sebagai siswa tentram
ketika tidak ada konflik dan
bahagia ketika bisa menjadi
sukses membanggakan orang tua
dan diri sendiri
2 Siswa menilai dirinya sejahtera
ketika memiliki banyak teman
yang menghargai dan bisa
membantu keluarga Sedangkan
siswa menilai dirinya belum
sejahtera karena masih melanggar
tata tertib belum berprestasi
belum sukses jauh dari ayah dan
memiliki teman yang suka iri
3 Faktor pendorong kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
paling utama adalah orang tua
Karena jauh dari orang tua
lingkungan membentuk peran
pengganti orang tua yaitu
pengasuh teman kakak panti dan
saudara kandungnya Faktor
pendorong sejahtera yang lain
adalah memiliki banyak teman
hubungan baik dengan guru
mendapatkan penghargaan dan
pujian fasilitas sekolah beserta
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
5
Ditinggal ayah pergi dan
memiliki teman yang suka iri juga
menjadi penyebab belum sejahtera
Huebner dkk (2003) mengemukakan
bahwa kepuasan hidup anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah adalah keluarga
dan teman Karena faktor ini belum
terpenuhi maka siswa menjadi belum
sejahatera
c Faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah banyak teman
guru fasilitas sekolah dan peraturan
yang dimiliki Hal ini sesuai dengan
aspek sosial kesejahteraan siswa
menurut John Ainley (dalam
Masters 2004) yang mengemukakan
gagasan adanya ketergantungan
antara individu dan sekolah untuk
membangun hubungan yang sehat
dengan orang lain individu
kelompok dan lembaga
Membangun hubungan yang
sehat dengan orang lain individu
maupun kelompok dapat ditunjukkan
dari hasil penelitian yaitu memiliki
banyak teman yang baik Sesuai
dengan aspek mental kesejahteraan
siswa menurut Masters (2004) yaitu
teman sebaya merupakan faktor
penting yang dapat menghindarkan
anak dari gangguan kesehatan mental
sehingga anak mampu meraih
kesejahteraan
Memiliki kesempatan untuk
belajar juga menjadi faktor
pendorong sejahtera Sesuai dengan
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
kesejahteraan dikaitkan dengan
pengajaran dan pendidikan serta
dengan belajar dan prestasi
Faktor utama pendorong
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan adalah bersama orang
tua Seperti pendapat beberapa tokoh
bahwa ranah kesejahteraan siswa
tertinggi adalah keluarga dan self
(Huebner dkk 2003 Ress dkk 2010
Evan 2011 Hanafin amp Brooks
2005 dan Frost 2010) seperti halnya
hasil penelitian bahwa mendapatkan
penghargaan dan pujian juga menjadi
faktor pendorong kesejahteraan
Walaupun jauh dari orang
tua lingkungan membantu mereka
sehingga dapat menemukan sosok
pengganti peran orang tua yaitu
6
teman kakak panti pengasuh dan
saudara kandung Pengasuh sebagai
bagian dari lembaga kesejahteraan
sosial anak harus memahami bahwa
pemenuhan hak-hak anak harus
dilakukan secara menyeluruh Hak-
hak anak meliputi hak terhadap
perlindungan hak terhadap tumbuh
kembang serta hak terhadap
partisipasi seperti mendengarkan
suara dan pilihan anak (Jufri 2011)
Hal ini sejalan dengan tanggung
jawab peran orang tua dan keluarga
menurut Jufri (2011) yaitu
mengasuh memelihara mendidik
dan melindungi anak
Namun peran pengganti
orang tua dirasakan oleh semua
siswa yang tinggal di panti asuhan
sehingga perhatian yang diberikan
juga terbagi Oleh karena itu orang
tua tetap menjadi faktor utama
pendorong sejahtera
d Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa yang tinggal di panti
asuhan menyatakan tidak sejahtera
karena jauh dari orang tua Seperti
pendapat beberapa tokoh bahwa
ranah kesejahteraan siswa tertinggi
adalah keluarga (Huebner dkk 2003
Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin
amp Brooks 2005 dan Frost 2010)
Faktor penghambat
kesejahteraan yang lain adalah
mendapat perlakuan tidak baik dari
teman Salah satu aspek mental
kesejahteraan siswa yaitu teman yang
juga merupakan faktor penting yang
dapat menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental sehingga
anak mampu meraih kesejahteraan
(John Toumbourou Elizabeth
Douglasamp Alison Shortt dalam
Masters 2004)
Begitu juga dengan menjadi
siswa yang nakal Ketidak percayaan
guru dan teman yang dirasakan oleh
siswa menimbulkan gangguan
kesehatan mental Dalam hal ini
adalah menjadi nakal Guru dan
teman merupakan faktor penting
untuk menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental (John
Toumbourou Elizabeth Douglasamp
Alison Shortt dalam Masters 2004)
Faktor penghambat sejahtera
yang selanjutnya adalah jarang
belajar sehingga prestasi belum
memuaskan Hal ini sesuai dengan
7
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
bahwa belajar dan mendapatkan
prestasi ada kaitannya dengan
kesejahteraan
Sakit fisik yang kambuh
membuat siswa harus meninggalkan
pelajarannya Salah satu aspek
kesejahteraan siswa adalah aspek
fisik Sakit fisik harus diatasi dengan
benar supaya tidak mengganggu
siswa dalam belajar (Kathy rowe
Ken rowe amp Jan pollard dalam
Masters 2004)
Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan yang terakhir adalah
memiliki pengasuh yang suka marah
Pengasuh sebagai bagian dari
lembaga kesejahteraan sosial anak
harus memahami bahwa pemenuhan
hak-hak anak harus dilakukan secara
menyeluruh Hak-hak anak meliputi
hak terhadap perlindungan hak
terhadap tumbuh kembang serta hak
terhadap partisipasi seperti
mendengarkan suara dan pilihan
anak (Jufri 2011)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
1 Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah kehidupan yang damai
yaitu melakukan hal-hal yang
benar sebagai siswa tentram
ketika tidak ada konflik dan
bahagia ketika bisa menjadi
sukses membanggakan orang tua
dan diri sendiri
2 Siswa menilai dirinya sejahtera
ketika memiliki banyak teman
yang menghargai dan bisa
membantu keluarga Sedangkan
siswa menilai dirinya belum
sejahtera karena masih melanggar
tata tertib belum berprestasi
belum sukses jauh dari ayah dan
memiliki teman yang suka iri
3 Faktor pendorong kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
paling utama adalah orang tua
Karena jauh dari orang tua
lingkungan membentuk peran
pengganti orang tua yaitu
pengasuh teman kakak panti dan
saudara kandungnya Faktor
pendorong sejahtera yang lain
adalah memiliki banyak teman
hubungan baik dengan guru
mendapatkan penghargaan dan
pujian fasilitas sekolah beserta
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
6
teman kakak panti pengasuh dan
saudara kandung Pengasuh sebagai
bagian dari lembaga kesejahteraan
sosial anak harus memahami bahwa
pemenuhan hak-hak anak harus
dilakukan secara menyeluruh Hak-
hak anak meliputi hak terhadap
perlindungan hak terhadap tumbuh
kembang serta hak terhadap
partisipasi seperti mendengarkan
suara dan pilihan anak (Jufri 2011)
Hal ini sejalan dengan tanggung
jawab peran orang tua dan keluarga
menurut Jufri (2011) yaitu
mengasuh memelihara mendidik
dan melindungi anak
Namun peran pengganti
orang tua dirasakan oleh semua
siswa yang tinggal di panti asuhan
sehingga perhatian yang diberikan
juga terbagi Oleh karena itu orang
tua tetap menjadi faktor utama
pendorong sejahtera
d Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang
tinggal di panti asuhan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa yang tinggal di panti
asuhan menyatakan tidak sejahtera
karena jauh dari orang tua Seperti
pendapat beberapa tokoh bahwa
ranah kesejahteraan siswa tertinggi
adalah keluarga (Huebner dkk 2003
Ress dkk 2010 Evan 2011 Hanafin
amp Brooks 2005 dan Frost 2010)
Faktor penghambat
kesejahteraan yang lain adalah
mendapat perlakuan tidak baik dari
teman Salah satu aspek mental
kesejahteraan siswa yaitu teman yang
juga merupakan faktor penting yang
dapat menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental sehingga
anak mampu meraih kesejahteraan
(John Toumbourou Elizabeth
Douglasamp Alison Shortt dalam
Masters 2004)
Begitu juga dengan menjadi
siswa yang nakal Ketidak percayaan
guru dan teman yang dirasakan oleh
siswa menimbulkan gangguan
kesehatan mental Dalam hal ini
adalah menjadi nakal Guru dan
teman merupakan faktor penting
untuk menghindarkan anak dari
gangguan kesehatan mental (John
Toumbourou Elizabeth Douglasamp
Alison Shortt dalam Masters 2004)
Faktor penghambat sejahtera
yang selanjutnya adalah jarang
belajar sehingga prestasi belum
memuaskan Hal ini sesuai dengan
7
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
bahwa belajar dan mendapatkan
prestasi ada kaitannya dengan
kesejahteraan
Sakit fisik yang kambuh
membuat siswa harus meninggalkan
pelajarannya Salah satu aspek
kesejahteraan siswa adalah aspek
fisik Sakit fisik harus diatasi dengan
benar supaya tidak mengganggu
siswa dalam belajar (Kathy rowe
Ken rowe amp Jan pollard dalam
Masters 2004)
Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan yang terakhir adalah
memiliki pengasuh yang suka marah
Pengasuh sebagai bagian dari
lembaga kesejahteraan sosial anak
harus memahami bahwa pemenuhan
hak-hak anak harus dilakukan secara
menyeluruh Hak-hak anak meliputi
hak terhadap perlindungan hak
terhadap tumbuh kembang serta hak
terhadap partisipasi seperti
mendengarkan suara dan pilihan
anak (Jufri 2011)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
1 Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah kehidupan yang damai
yaitu melakukan hal-hal yang
benar sebagai siswa tentram
ketika tidak ada konflik dan
bahagia ketika bisa menjadi
sukses membanggakan orang tua
dan diri sendiri
2 Siswa menilai dirinya sejahtera
ketika memiliki banyak teman
yang menghargai dan bisa
membantu keluarga Sedangkan
siswa menilai dirinya belum
sejahtera karena masih melanggar
tata tertib belum berprestasi
belum sukses jauh dari ayah dan
memiliki teman yang suka iri
3 Faktor pendorong kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
paling utama adalah orang tua
Karena jauh dari orang tua
lingkungan membentuk peran
pengganti orang tua yaitu
pengasuh teman kakak panti dan
saudara kandungnya Faktor
pendorong sejahtera yang lain
adalah memiliki banyak teman
hubungan baik dengan guru
mendapatkan penghargaan dan
pujian fasilitas sekolah beserta
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
7
pendapat Kanu amp Rimpela (2002)
bahwa belajar dan mendapatkan
prestasi ada kaitannya dengan
kesejahteraan
Sakit fisik yang kambuh
membuat siswa harus meninggalkan
pelajarannya Salah satu aspek
kesejahteraan siswa adalah aspek
fisik Sakit fisik harus diatasi dengan
benar supaya tidak mengganggu
siswa dalam belajar (Kathy rowe
Ken rowe amp Jan pollard dalam
Masters 2004)
Faktor penghambat
kesejahteraan siswa yang tinggal di
panti asuhan yang terakhir adalah
memiliki pengasuh yang suka marah
Pengasuh sebagai bagian dari
lembaga kesejahteraan sosial anak
harus memahami bahwa pemenuhan
hak-hak anak harus dilakukan secara
menyeluruh Hak-hak anak meliputi
hak terhadap perlindungan hak
terhadap tumbuh kembang serta hak
terhadap partisipasi seperti
mendengarkan suara dan pilihan
anak (Jufri 2011)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan
1 Pengertian sejahtera menurut
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah kehidupan yang damai
yaitu melakukan hal-hal yang
benar sebagai siswa tentram
ketika tidak ada konflik dan
bahagia ketika bisa menjadi
sukses membanggakan orang tua
dan diri sendiri
2 Siswa menilai dirinya sejahtera
ketika memiliki banyak teman
yang menghargai dan bisa
membantu keluarga Sedangkan
siswa menilai dirinya belum
sejahtera karena masih melanggar
tata tertib belum berprestasi
belum sukses jauh dari ayah dan
memiliki teman yang suka iri
3 Faktor pendorong kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
paling utama adalah orang tua
Karena jauh dari orang tua
lingkungan membentuk peran
pengganti orang tua yaitu
pengasuh teman kakak panti dan
saudara kandungnya Faktor
pendorong sejahtera yang lain
adalah memiliki banyak teman
hubungan baik dengan guru
mendapatkan penghargaan dan
pujian fasilitas sekolah beserta
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
8
peraturannya dan memiliki
kesempatan untuk belajar
4 Faktor penghambat kesejahteraan
siswa yang tinggal di panti asuhan
adalah jauh dari orang tua
mendapatkan perlakuan tidak baik
dari teman menjadi nakal jarang
belajar dan lampu untuk belajar
yang kurang terang melihat
teman musuhan sakit fisik yang
kambuh serta memiliki pengasuh
yang suka marah
DAFTAR PUSTAKA
Argyo (2009) Pola Pengasuhan
Anak di Panti Asuhan dan
Pondok Pesantren Kota Solo
dan Kabupaten Klaten Pusat
Penelitian Kependudukan
LPPM UNS amp UNICEF
Avi K amp Martin LM (1999)
Achievement Goals and
Student Well-Being
Contemporary Educational
Psychology Vol24 330-38
Bonnie B (2004) Resiliency What
We Have Learned San
Francisco Wested
Fraillon J (2004) Measuring
Student Well-Being in The
Context of Australian
Schooling Discussion Paper
Fraine BD Landeghem GV
Damme JV amp Onghena P
(2005) An Analysis of Well-
Being in Secondary School
with Multilevel Growth
Curve Models and Multilevel
Multivariate Models Quality
amp Quantity 39 297 ndash 316
Frost P (2010) The Effectiveness of
Student Wellbeing Program
and Service Melbourne
Victorian Auditor-Generals
Report
Fuaida L D Kartika T amp Basuki
U (2007) Laporan
Penelitian Kualitas
Pengasuhan Anak di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA)
di Indonesia PSAA AL
IKHLAS Kabupaten Lombok
Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat UIN Save
the children amp UNICEF
Huebner ES Suldo SM amp
Valois RF (2003)
Psychometric Properties of
Two Brief Measures of
Childrenrsquos Life Satisfaction
The Studentsrsquo Life
Satisfaction Scale and the
Brief Multidimensional
Students Life Satisfaction
Scale Paper prepare for the
Indicators of Positive
Development Conference
March 12 ndash 13 2003
wwwchildrensorgfileshuen
bersuldovaloispaperpdf
diakses tanggal 20 Februari
2014 pukul 1700 WIB
Jufri Salim S A (2011) Standar
Nasional Pengasuhan untuk
Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
httpwwwpksa-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-
9
kemensoscomwp-
contentuploads201101stan
dart-pengasuhanpdf diakses
pada tanggal 24 April 2014
pukul 1800 WIB
Kanu A amp Rimpela M (2002)
Well-Being in School A
Conceptual Model Health
Promotion International Vo
17 (1) 79 ndash 89
Masters GN (2004)
Conceptualising and
Researching Student
Wellbeing Australia
Research Conferences
Muhsin 2003 Mari Mencintai Anak
Yatim Jakarta Gema Insani
Press
Noble T McGrath H Wyatt T
Carbines R amp Robb L
(2008) Scoping Study Into
Approaches to Student
Wellbeing Brisbane Sydney
Canberra Ballarat
Melbourne Australian
Catholic University
Rahma A N (2011) Hubungan
Efikasi Diri dan Dukungan
Sosial dengan Penyesuaian
Diri Remaja di Panti Asuhan
PSIKOISLAMKA Jurnal
Psikologi Islam (JPI) Vol8
232
Ress G Goswani H amp Bradshaw
J (2010) Developing an
Index of Childrenrsquos
Subjective Well Being in
England
(httpwwwchildrenssociety
orguk diakses tanggal 20
Februari 2014 pukul 1700
WIB
Santrock J W (2004) Life Span
Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid II Jakarta
Erlangga
Sarwono S N (2014) Kasus Panti
Asuhan Sebab dan Akibat
httpwwwkompascoid
diakses tanggal 10 Maret
2014 pukul 1800 WIB
Sudrajat T (2008) Kurangnya
Pengasuhan di Panti Asuhan
httpwwwkemsosgoid
diakses tanggal 10 maret
2014 pukul 1800 WIB
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak
Wong Donna L (2008) Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik
Jakarta EGC
- cover
- naspup DIYAH
-