kesenjangan antara motif dan tingkat kepuasan...
TRANSCRIPT
KESENJANGAN ANTARA MOTIF DAN TINGKAT KEPUASAN
PENONTON TERHADAP TAYANGAN TALKSHOW INDONESIA LAWYERS
CLUB (ILC) DI TV ONE
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
AZMY AZIS
NIM 1112051100050
KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
KESENJANGAN ANTARA MOTIF DAN TINGKAT I(EPUASAN
PENONTON TERIIADAP TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLAB (ItC)
DI TV ONE
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Azmy A4is
NIM : 1 1 12051 100050
Pembimbing,
Siti Nurbey,a M.Si
NrP. 1 9790 8n2049 122002
KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAI(WAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERT SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438Ht2017 M
W^rr-"-b
PENGESA}IAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul "KESBNJANGAN ANTARA MOTIF DAN TINGKATKEPUASAN PEI\ONTON TERHADAP TALKSHOW INDONESIALAVWERS CLaB GLC) DI TV ONE" telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal21 Maret 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Konsentrasi Jurnalistik.
Iakarta,27 Maret2}l7
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
NIP. 1978011420A9L21AA2 NIP.
Anggota
Penguji II,Penguji I,
/\>/ --fBintan tiumeira. M.SiNIP. 19771 1052001 t22002 197348221998032001
Pembimbing
Y7..t^^*"VSiti Nurbaya. M.Si
NIP. 197908?j 2A09r22 002
Hi. Musfirah Nurlailv1971A4t222000032001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Maret 2017
AZMY AZIS
i
ABSTRAK Azmy Azis, NIM 1112051100050 Kesenjangan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan Penonton Terhadap Talkshow Indonesia Lawyers Club di TV One, di bawah bimbingan Siti Nurbaya, M.Si Televisi merupakan salah satu media yang berkembang pesat di Indonesia. Terdapat dua stasiun yang memiliki genre yang sama dengan berbasis berita, salah satunya TV One. Salah satu program unggulan TV One yang masih ditayangkan sampai saat ini adalah Indonesia Lawyers Club (ILC). ILC merupakan program talkshow yang dikemas secara interaktif dengan pembawa acaranya pemimpin redaksi (Pimred) TV One sendiri yaitu Karni Ilyas. Program ini menghadirkan narasumber-narasumber utama dan melihat isu yang diangkat dari berbagi perspektif yang tidak jarang menimbulkan perbedaan pendapat dari narasumber sehingga muncul perdebatan. ILC memiliki konsep acara seperti diskusi, dan ditayangkan secara live yang tidak memungkinkan adanya sensor saat acara berlangsung. Pada Oktober 2016 lalu ILC sempat mendapat teguran dari KPI atas penayangan episode Setelah Ahok Minta Maaf, setelah itu pihak TV One memberhentikan sementara program ILC. Namun hingga saat ini ILC sudah tayang kembali dan bisa dinikmati oleh pemirsa. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk menguji seberapa besar tingkat motif dan kepuasan terhadap talkshow ILC. Selain itu, penulis ingin menganalisis kesenjangan antara gratification sought dan gratification obtained penonton terhadap talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Uses and Gratifications yang digagas oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974. Teori ini menyatakan bahwa orang secara aktif mencari media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (atau hasil) tertentu. Teori ini menghasilkan dua konsep utama untuk mengukur tingkat kepuasan khalayak, yaitu Gratification Sought atau kepuasan yang diharapkan dan Gratification Obtained atau kepuasan yang diperoleh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode survei terhadap 57 responden dari Universitas Islam Negeri Jakarta dan 54 responden dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2013-2014. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menghitung mean dari Gratification Sought dan Gratification Obtained (GS-GO) untuk melihat kesenjangan nilai antara kepuasan yang diharapkan dengan kepuasan yang diperoleh. Hasil analisis menunjukan terdapat kesenjangan antara motif dan kepuasan. Secara keseluruhan menurut responden Universitas Islam Negeri Jakarta, skor GS lebih besar dari GO. Sementara skor GO lebih besar dari GS pada dimensi integrasi dan interaksi sosial menurut responden Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, serta tiga dimensi lain memiliki skor GS lebih besar dari GO. Kesenjangan yang terjadi dari dua kelompok ini sama-sama berada di kategori sangat rendah. Artinya responden masih merasa bahwa ILC mampu memenuhi harapan mereka atas motif informasi, identitas pribadi, interaksi dan integrasi sosial, serta hiburan. Hal itu sesuai dengan teori limited effect dimana media dianggap memiliki efek terbatas terhadap khalayak aktif. Kata kunci: motif, tingkat kepuasan, talkshow ILC.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah SWT dengan segala kasih
dan sayang-Nya senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan skripsi ini di waktu yang tepat. Sholawat sebagai ucapan salam
dan penghormatan atas rahmat dan kesejahteraan disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW, karena dengan usaha beliau saat ini umat Islam memiliki pedoman
hidup di dunia sebagai bekal menuju surga (AlQuran).
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat meraih gelar sarjana di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penyusunan skripsi
ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, semangat dan doa dari berbagai pihak. Maka
dalam lembaran kertas ini, penulis dengan senang hati ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Suparto M.Ed, Ph.D Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. H. Roudhonah, MA
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si Wakil Dekan
Bidang Akademik.
2. Kholis Ridho, M.Si, sebagai Ketua Konsentrasi Jurnalistik dan Dra. Hj.
Musfirah Nurlaily, MA., sebagai Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik. Serta
dosen-dosen Konsentrasi Jurnalistik yang telah memberi banyak ilmu kepada
penulis.
3. Siti Nurbaya, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
saran, waktu, serta bantuan dan kesabaran kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat selesai dengan lancar.
4. Abdul Azis dan Rohmah, kedua orangtua penulis. Terima kasih atas segala doa
yang selalu dipanjatkan di waktu-waktu mustajab, serta memberikan cinta yang
tiada habisnya. Terima kasih juga telah mengingatkan bahwa waktu sangat
berharga.
iii
5. Ridho Zuliansyah dan Resva Dini Azis sebagai kakak dan adik penulis. Terima
kasih atas segala dukungan, semangat, serta motivasinya untuk segera meraih
gelar sarjana.
6. Fajar Ariansyah. Terima kasih telah menjadi pendengar dan sahabat yang selalu
ada untuk penulis. Sahabat yang tidak pernah lelah mengingatkan untuk
menyelesaikan skripsi, serta pemberi motivasi yang terus memberikan
semangat kepada penulis bahwa perjuangan tidak akan mengkhianati hasil.
7. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2012 yang telah belajar dan berjuang
bersama selama 4 tahun terakhir. Saat kita mulai lelah, lihatlah ke belakang kita
sudah terlalu jauh melangkah. Jangan menyerah.
8. Teman-teman Seeties, Nisa, Atahiya, Axel, Andre, Syarif, Hana, Brama, Abi,
Ade, Githa, Aji, Aditya, mas Wanto dan juga mas Danu Indraprasto terima
kasih bantuannya selama ini, sindiran serta caci makian kalian adalah motivasi
untuk penulis agar segera lulus. Terima kasih juga waktu luangnya untuk selalu
membantu penulis. Tidak lupa kepada Taofik Hidayat yang sangat membantu
penyusunan skripsi ini dari awal seminar proposal hingga selesai. Pendengar
dan sahabat terbaik penulis yang selalu ada disaat penulis membutuhkan
bantuannya. I love you more guys.
9. Konsentrasi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UPN Veteran
Jakarta angkatan 2013-2014 yang telah memberi waktu luang dan bantuannya
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
10. Kepada teman-teman Bersama Ke Surga, Indah, Nadia, Putri, Grace, Nia, Uti,
dan Sevrina terima kasih telah menyemangati penulis dan bersedia menunda
untuk menyelesaikan project karena penulis harus menyelesaikan skripsi
terlebih dahulu.
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN .................................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 6
E. Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................................................. 12
A. Uses and Gratification ......................................................................................... 12
B. Media Use/Penggunaan Media ............................................................................ 20
C. Televisi ................................................................................................................ 21
D. Talkshow ............................................................................................................. 25
E. Definisi Konseptual.............................................................................................. 30
F. Kerangka Pemikiran ............................................................................................. 38
G. Hipotesis Penelitian ............................................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 40
A. Pendekatan dan Paradigma Penelitian ................................................................. 40
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 42
C. Metode Penelitian ................................................................................................ 42
D. Jenis Penelitian .................................................................................................... 43
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 43
F. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................................ 44
G. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sample ......................................................... 44
v
H. Operasionalisasi Konsep ...................................................................................... 47
I. Uji Instrumen ........................................................................................................ 52
J. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 54
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN ................................................ 59
A. Profil TV One ..................................................................................................... 59
B. Indonesia Lawyers Club (ILC)............................................................................. 63
C. Karakteristik Responden ...................................................................................... 64
D. Media Use/Penggunaan Media ............................................................................ 66
E. Hasil dan Analisis Penelitian ................................................................................ 69
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 80
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 80
B. Saran .................................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 83
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Gambaran Populasi Mahasiswa Jurnalistik FIDIK UIN Jakarta dan
FISIP UPN Jakarta Angkatan 2013-2014 45
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motif 54
Tabel 3.3 Hasil Uii Reliabilitas Variabel Kepuasan 54
Tabel 4.1 Struktur Organisasi TV One 59
Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia (UIN) 62
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Usia (UPN) 63
Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (UIN) 63
Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (UPN) 64
Tabel 4.6 Data Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Dalam Satu Bulan
(UIN) 64
Tabel 4.7 Data Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Dalam Satu Bulan
(UPN) 65
Tabel 4.8 Data Responden Berdasarkan Durasi Menonton Dalam Satu Episode
(UIN) 66
Tabel 4.9 Data Responden Berdasarkan Durasi Menonton Dalam Satu Episode
(UPN) 66
Tabel 4.10 Skor Rata-Rata Variabel Motif Responden UIN 67
Tabel 4.11 Skor Rata-Rata Variabel Motif Responden UPN 68
Tabel 4.12 Skor Rata-Rata Variabel Kepuasan Responden UIN 69
Tabel 4.13 Skor Rata-Rata Variabel Kepuasan Responden UPN 70
Tabel 4.14 Kesenjangan Skor GS dan GO Responden UIN 71
Tabel 4.15 Kesenjangan Skor GS dan GO Responden UPN 71
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Logo TV One 60
Gambar 4.2 Logo Indonesia Lawyers Club 62
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Model Uses and Gratifications 19
Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran 38
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan media televisi maju kian pesat di Indonesia. Stasiun televisi
pertama di Indonesia adalah Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang berdiri sejak 24
Agustus 1962. TVRI sebagai lembaga penyiaran publik bertugas sebagai saluran
televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa
yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai
perekat sosial.1
Sejak izin penyiaran televisi swasta dikeluarkan oleh pemerintah pada tahun
1989, stasiun televisi swasta mulai meramaikan frekuensi penyiaran di Indonesia.
Stasiun televisi swasta pertama yang lahir adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia
(RCTI) yang mulai mengudara pada tanggal 24 Agustus 1989. Setelah stasiun yang
kini tagline “Semakin Oke” tersebut, kemudian di tahun yang sama hadir Surya Citra
Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 1991, ANTV pada
tahun 1993, Indosiar pada tahun 1995. Kemudian menginjak abad 21 ini, stasiun
televisi swasta semakin menjamur di Indonesia dengan hadirnya Metro TV, Trans TV,
Trans7, Global TV, TVOne dan yang paling terbaru adalah NET.
Dari sekian banyak stasiun televisi diatas, terdapat dua stasiun yang memiliki
genre yang sama dengan berbasis berita salah satunya TV One. TV One merupakan
stasiun tv yang dimiliki oleh Bakrie Group dan dipimpin oleh Ardiansyah Bakrie yang
1http://www.tvri.co.id/page/sejarah. Diakses pada 23 September 2016 pukul 13.00 WIB
2
diresmikan tanggal 14 Februari 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak
saat itulah TV One megudara dengan program-program andalannya dengan
mengklasifikasikan sebagai tv news dan sport. Salah satu program unggulan TV One
yang masih ditayangkan sampai saat ini adalah Indonesia Lawyers Club (ILC). ILC
merupakan program talkshow yang dikemas secara interaktif dengan pembawa
acaranya yaitu Karni Ilyas yang juga pemimpin redaksi (Pimred) TV One itu sendiri.
Program ini mengahdirkan narasumber-narasumber utama dan melihat isu yang
diangkat dari berbagi perspektif. Salah satu kekuatan dalam program ini terletak pada
Karni Ilyas sebagai pembawa acara sekaligus wartawan senior yang memiliki latar
belakang sebagai sarjana hukum, dan narasumber yang mengeluarkan pendapatnya
mengenai sebuah kejadian dan isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan di
masyarakat.
Indonesia Lawyers Club (ILC) juga memiliki daya tarik dari segi konsep
tempat acara yang memiliki rancangan seperti sebuah restoran dengan meja bulat dan
persegi panjang serta kursi pada setiap mejanya dan setiap meja ada yang saling
berhadapan dan ada yang berbaris memanjang. Meja-meja itu disediakan untuk
narasumber yang hadir. Tentunya konsep ini berbeda dengan beberapa program
talkshow kebanyakan di televisi, program ILC memiliki konsep seperti diskusi.
Narasumber yang dihadirkan adalah narasumber yang kompeten di bidangnya,
mereka adalah orang-orang yang mengerti tentang permasalahan yang sedang dibahas
yang berasal dari berbagai kalangan seperti pakar-pakar yang mengerti permasalahan
ekonomi, politik, hukum maupun orang yang dekat dan mengetahui secara mendalam
mengenai topik permasalahan.
3
Dalam talkshow ini, narasumber bebas mengungkapkan pemikiran atau
pendapat mereka mengenai permasalahan yang sedang diangkat. Pendapat-pendapat
yang dikeluarkan tidak selalu sama yang kemudian membuat para narasumber saling
berdiskusi mengenai topik yang sedang dibahas, sehingga kita bisa melihat dari
berbagai sisi pemikiran tidak hanya terpaku pada satu sisi pemikiran. Bahkan
terkadang, karena memiliki perbedaan pendapat sesekali terjadi perdebatan sengit
antara narasumber. Tidak jarang pula dalam perbedatan keluar kata–kata yang
menyinggung atau menyindir seseorang serta lembaga, berbicara kata-kata kurang baik
dan lain sebagainya, disinilah presenter berperan sebagai penengah serta menghentikan
perdebatan jika sudah diluar batas.
Selain programnya yang menarik, TV One adalah sebuah stasiun televisi yang
menarik bagi masyarakat karena menjadi salah satu stasiun televisi yang memiliki
banyak program berita dan selalu memberikan perkembangan berita terbaru serta
dibahas secara kritis.
Pada Oktober 2016 lalu, tepatnya setelah penayangan episode "Setelah Ahok
Minta Maaf", KPI melayangkan surat teguran untuk TV One terkait program ILC saat
itu. Teguran itu diberikan setelah KPI mendapat masukan dari masyarakat atas
tayangan tersebut. Dalam surat itu KPI menyatakan episode "Setelah Ahok Minta
Maaf" dalam program ILC kurang memperhatikan ketentuan tentang penghormatan
terhadap nilai kesukuan, agama, ras, dan antargolongan serta prinsip-prinsip jurnalistik
yang mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan seperti yang diatur
dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran KPI Tahun 2012. Atas
4
peringatan ini, KPI pun meminta TV One tidak menayangkan episode itu kembali.2
Setelah penerimaan surat teguran tersebut ILC memutuskan sementara untuk
meliburkan diri. Namun kini ILC tayang kembali dan hingga saat ini masyarakat masih
bisa menikmati talkshow tersebut dijadwal biasa.
Pada dasarnya, manusia menggunakan media atas kebutuhannya masing-
masing. Khalayak semakin cerdas dalam memilih media beserta informasi di
dalamnya. Wilbur Schramm mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu yang
mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam
situasi.3 Banyak orang yang menonton program acara di televisi untuk memenuhi
kebutuhan, mencari kepuasan akan suatu hal seperti informasi politik, sosial, ekonomi
dan lainnya. Khalayak yang aktif dalam menggunakan media sadar akan efek yang
ditimbulkan setelah ia menggunakan media tersebut seperti kognitif, efektif, dan
behaviorial. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
difahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
keterampilan kepercayaan atau informasi. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada
apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya
dengan emosi, sikap, atau nilai. Efek behaviorial merujuk pada perilaku nyata yang
dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kebiasaan, atau berperilaku.4
Hal ini sesuai dengan teori yang diprakarsai oleh Herbert Blumer dan Elihu
Katz dalam buku mereka yang berjudul “The Uses of Mass Communications: Current
Perspektives on Gratifications Research” (1974), yaitu teori Uses and Gratifications.
2https://m.tempo.co/read/news/2016/10/15/063812405/kpi-tegur-tv-one-soal-episode-setelah-ahok-minta-maaf-di-ilc. Diakses pada 30 Oktober 2016 3Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008), h. 223 4Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 219
5
Teori ini menunjukkan bahwa permasalahan utamanya bukan pada bagaimana media
mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Sehingga sasarannya pada khalayak
yang aktif, yang memang menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.5
Khalayak bersifat aktif dalam memilih media mana yang dapat memuaskan kebutuhan
mereka.
Pendekatan uses and gratification mempersoalkan apa yang dilakukan orang
pada media, yakni menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Umumnya kita
lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan kepada media, tetapi apa yang
dilakukan media kepada kita.6
Di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, beberapa penelitian skripsi yang mengkaji tentang teori uses and
gratifications mengambil objek penelitian dari media televisi. Peneliti mencoba
membuat perbedaan dengan mengkaji teori uses and gratifications dalam konten yang
diteliti. Berdasarkan hasil bacaan yang penulis sebutkan di atas, penulis tertarik untuk
meneliti mengenai kesenjangan antara motif khalayak memilih program talkshow
Indonesia Lawyers Club (ILC) sebagai sumber informasi dengan tingkat kepuasan
khalayak serta seberapa besar tingkat kepuasan khalayak terhadap talkshow Indonesia
Lawyers Club (ILC). Masalah tersebut akan diteliti dalam sebuah skripsi yang berjudul
"Kesenjangan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan Penonton Terhadap
Talkshow Indonesia Lawyers Club di TV One"
5Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010), h.108-109. 6Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 217
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka peneliti
merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Seberapa besar tingkat kepuasan yang diharapkan dan kepuasan yang diperoleh
mahasiswa/i Jurnalistik angkatan 2013-2014 FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan FISIP UPN Veteran Jakarta terhadap tayangan ILC?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui tingkat kepuasan yang diharapkan dan kepuasan yang diperoleh
mahasiswa/i Jurnalistik angkatan 2013-2014 FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan FISIP UPN Veteran Jakarta terhadap tayangan ILC.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada khazanah
keilmuan terutama pada kajian Uses and Gratification di Indonesia dan memberikan
referensi baru terutama dibidang jurnalistik yang difokuskan pada media elektronik
serta diharapkan penelitian ini digunakan sebagai bahan informasi dan dokumentasi
ilmiah untuk perkembangan ilmu dan pengetahuan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis
1) Memberikan masukan pada pihak Indonesia Lawyers Club (ILC) mengenai motif dan
kepuasan penontonnya.
7
2) Dapat dijadikan bahan evaluasi untuk media yang terkait dalam meningkatkan kualitas
produk mereka.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis terlebih dahulu melakukan
penelusuran koleksi skripsi di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah,
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan Perpustakaan Utama UPN Veteran Jakarta. Dari koleksi skripsi yang telah
ditelusuri, terdapat beberapa skripsi yang fokusnya hampir sama dengan penelitian ini,
namun berbeda dengan beberapa aspek, diantaranya ialah;
1) Penelitian ini dilakukan oleh Dwinie Karessa konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 2015, berjudul "Hubungan Antara Motif Dan Tingkat
Kepuasan Khalayak Terhadap Situs www.metrotvnews.com (Survei
Terhadap Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Dan Jurnalistik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta)". Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan
yang cukup atau sedang antara motif dan kepuasan khalayak yang dapat dilihat dari
hasil analisis regresi linear sederhana. Di sisi lain situs www.metrotvnews.com
belum bisa memuaskan khalayak. Hal ini dapat diketahui dari kesenjangan skor GS
dan GO dimana dari seluruh dimensi skor GS > GO. Kekurangan dari skripsi ini
adalah pada bab 3 bagian teknik analisis data mencantumkan teknik korelasi
Pearson's Product Moment namun pada bab 4 tidak ada hasil analisis
menggunakan Pearson's Product Moment, yang ada hanya dengan Regresi Linear
8
Sederhana. Kelebihannya skripsi ini sangat lengkap, jelas, serta mudah dipahami.
Terdapat perbedaan yaitu skripsi ini membahas hubungan antara motif dan
kepuasan, sedangkan kali ini peneliti membahas kesenjangan antara motif dan
kepuasan. Objek yang diteliti pun berbeda, skripsi ini meneliti situs portal berita,
sedangkan peneliti menggunakan talkshow sebagai objeknya.
2) Penelitian ini ditulis oleh Nadia Pratama Kusuma Wardani dari jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2014, berjudul
“Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan diTelevisi”. Hasil dari
penelitian ini adalah terdapat korelasi antara motif dan tingkat kepuasan
mahasiswa/i KPI pada program Ramadan, dilihat dari kesenjangan antara motif dan
kepuasan. Program tausyiah, sinetron, variety show, dan feature dianggap
memenuhi motif mahasiswa/i KPI pada dimensi integrasi sosial dan hiburan.
Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak ditemukannya penjelasan variabel
penelitian. Kelebihan dari skripsi ini adalah sangat lengkap dan mudah dipahami
isinya. Terdapat perbedaan yaitu skripsi ini membahas hubungan antara motif dan
kepuasan, sedangkan kali ini peneliti membahas kesenjangan antara motif dan
kepuasan. Objek yang diteliti pun berbeda, skripsi ini meneliti seluruh tayangan
pada bulan Ramadhan, sedangkan peneliti hanya meneliti talkshow.
3) Penelitian ini ditulis oleh Meliana Pratiwi dari konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 2015, berjudul “Hubungan Antara Motif Membaca Tabloid
LPM Institut Dengan Kepuasan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9
Angkatan 2013”. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang kuat
antara motif dan kepuasanyang diketahui melaluiuji Regresi Linear Sederhana.
Dari seluruh dimensi yang menjadi pengukuran dalam penelitian ini hanya dimensi
hiburan yang dapat memenuhi kepuasan pembacanya namun dengan skala biasa
saja karena antara nilai GS dan GO tidak terjadi kesenjangan (GS=GO).
Kekurangan dari penelitian ini adalah pada bab 3 bagian teknik analisis data tidak
dijelaskan secara rinci bagaimana penulis akan menganalisis. Kelebihan dari skripsi
ini adalah bahasanya mudah dipahami, sangat jelas dan mudah dimengerti.
Terdapat perbedaan yaitu skripsi ini membahas hubungan antara motif dan
kepuasan, sedangkan kali ini peneliti membahas kesenjangan antara motif dan
kepuasan. Objek yang diteliti pun berbeda, skripsi ini meneliti tabloid kampus,
sedangkan peneliti menggunakan talkshow sebagai objeknya.
4) Penelitian ini ditulis oleh Reza Fauzi Akbar dari jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta pada
tahun 2016, berjudul “Pengaruh Intensitas Menonton talkshow Indonesia
Lawyers Club di TV One Terhadap Kepuasan Informasi Warga Jeruk Purut
RW. 003 Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta
Selatan”. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh intensitas menonton
terhadap kepuasan informasi khalayak. Kekurangan dari penelitian ini adalah
terlalu banyak teori yang digunakan peneliti. Kelebihan dari skripsi ini adalah
pemaparan dari data yang dihasilkan sangat jelas karena peneliti memaparkan
secara satu persatu. Terdapat perbedaan yaitu skripsi ini membahas pengaruh
10
intensitas menonton terhadap kepuasan, sedangkan kali ini peneliti membahas
kesenjangan antara motif dan kepuasan, yang sama-sama meneliti talksow ILC.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari 5 bab sebagai
berikut:
BAB I adalah bab Pendahuluan. Dalam bab ini penulis menguraikan latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II adalah Bab Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjelaskan
mengenai teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah
Uses and Gratification yang dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay Blumler, dan Michael
Gurevicth. Bab ini juga akan menjelaskan mengenai pengertian dari motif dan
kepuasan, serta membahas tentang talkshow. Kemudian dilanjutkan dengan kerangka
berpikir dan kerangka konseptual serta hipotesis penelitian.
BAB III adalah Metodologi Penelitian. Pada bab ini peneliti akan membahas
mengenai metode apa yang digunakan dalam penelitian ini yakni paradigma dan
pendekatan penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, desain penelitian, tempat
dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, instrumen, variabel penelitian, definisi operasional dan indikator
penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba instrumen dan teknik analisis data.
BAB IV adalah Bab Gambaran Umum. Pada bab ini akan dijelaskan gambaran
umum mengenai TV One dan talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC). Pada bab ini
11
dipaparkan juga hasil analisis dari data kuesioner mahasiswa Jurnalistik angkatan
2013-2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UPN Veteran Jakarta.
BAB V adalah Penutup. Pada bab terakhir skripsi ini peneliti memaparkan
kesimpulan dan saran serta daftar pustaka.
12
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Uses and Gratification
Teori Uses and gratification atau teori kegunaan dan gratifikasi untuk pertama
kalinya diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dalam
buku “The Uses of Mass Communications: Current Perspectiveson Gratification
Research”. Penelitian tersebut diarahkan terhadap kepada jawaban terhadap
pertanyaan “apa yang dilakukan media untuk khalayak” (what the media do to
people?). Lahirnya teori ini juga merupakan kritik terhadap teori peluru (the bullet
theory) atau teori jarum hipodermik dari Wilbur Schramm. Disebut teori jarum
hipodermik karena teori itu meyakini bahwa kegiatan mengirimkan pesan sama halnya
dengan tindakan menyuntikkan obat yang bisa langsung masuk ke dalam jiwa
penerima pesan, sebagaimana peluru yang ditembakkan dan langsung masuk ke dalam
tubuh. Dalam komunikasi massa, jarum hipodermik merupakan media massa yang
dapat menimbulkan efek yang kuat, langsung, terarah, dan segera. Teori jarum
hipodermik merupakan kekuatan media yang begitu dahsyat hingga bisa memegang
kendali pikiran khalayak yang pasif dan tidak berdaya. Teori ini memprediksikan
dampak-dampak komunikasi massa yang kuat dan kurang lebih universal pada
khalayak.7
7Werner J Severin, Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam MediaMassa,
(Jakarta: Kencana, 2005), h. 314.
13
Model jarum hipodermik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step
flow), yaitu media massa mengarah langsung kepada khalayak sebagai audience. Teori
Hipodermic Neddle kemudian diikuti dengan model Two-Step Flow. Disini khalayak
tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh media saja melainkan dipengaruhi juga oleh
Opinion Leaders. Wright mengatakan individu-individu yang melakukan kontak dari
hari ke hari, mempengaruhi orang-orang lain dalam pengambilan keputusan dan
pembentukan pendapat.8
Dalam penyampaian pesan, komunikator mengharapkan efek yang ditimbulkan
oleh komunikan. Menurut Saverin dan Tankard ada tiga macam model dan efek
komunikasi massa, yaitu:
1. The Powerfull Effect Model
Model ini berkaitan dengan teori stimulus respon dari Melvin DeFleur dan juga
teori jarum hipodermik. Dalam model ini media menyajikan stimuli yang perkasa dan
seragam, massa dianggap tidak berdaya menghadapi stimuli dari media sehingga
terlihat betapa besar media dapat mempengaruhi massa.
2. The Limited Effect Model
Media massa memiliki fungsi untuk memperteguh keyakinan yang ada.
Khalayak bukan lagi tubuh pasif karena khalayak menyaring informasi melalui proses
yang disebut persepsi selektif (selective perception), terpaan selektif (selective
exposure), dan ingatan selektif (selective retention). Ketiga proses tersebut menjadi
perantara dari efek komunikasi massa, sehingga disini terlihat terbatasnya efek dari
komunikasi massa.
8Stewart L. Tubbs, and Sylvia Moss, Human Communication, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 208.
14
3. The Moderate Effect
Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya,
karena penggunaan media adalah salah satu cara memperoleh pemenuhan tercapainya
kebutuhan. Media massa memang tidak dapat merubah sikap seseorang, tetapi media
massa cukup berpengaruh terhadap apa yang diperkirakan orang.9
Teori Uses and Gratifications menunjukkan bahwa permasalahan utamanya
bukan pada bagaimana cara media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi lebih
kepada bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Sehingga
sasarannya pada khalayak yang aktif, yang memang menggunakan media untuk
mencapai tujuan khusus.10
Teori ini adalah perluasan dari teori kebutuhan dan motivasi (Maslow, 1970).
Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch (1974) mempresentasikan sebuah
artikulasi yang sistematis dan komprehensif mengenai peran anggota khalayak dalam
proses komunikasi massa. Mereka merumuskan pemikiran mereka dan menghasilkan
teori kegunaan dan gratifikasi. Teori ini menyatakan bahwa orang secara aktif mencari
media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (atau hasil)
tertentu. Teoretikus kegunaan dan gratifikasi menganggap orang aktif karena mereka
mampu untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai
9 Werner J Severin, Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam MediaMassa,
h. 315. 10Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010), h.106-
109.
15
tujuan komunikasi. Teori yang berpusat pada khalayak media ini menekankan seorang
konsumen media yang aktif.11
Katz, Blumer dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori uses
and gratifications, yaitu:
1) Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan
media massa diamsusikan mempunyai tujuan.
2) Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan
dengan pemilihan media terletak pada khalayak.
3) Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini
terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang
bersangkutan.
4) Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak,
artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada
situasi-situasi tertentu.12
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, teori ini ditemukan kembali dan dielaborasi
oleh para ahli yang memunculkan asumsi dasar yakni, media dan pilihan konten secara
umum diarahkan kepada tujuan dan kepuasan tertentu (hal ini menyebabkan khalayak
aktif dan alasan bagaimana khalayak terbentuk dapat dijelaskan secara logis). Anggota
khalayak sadar dengan kebutuhannya sendiri akan media dalam kondisi pribadi
maupun sosial, serta dapat menyuarakan ini dalam kaitannya dengan motivasi. Konten
11 Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi,
(Jakarta:Penerbit Salemba Humanika, 2008), h. 100-101. 12 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2004), h. 70.
16
yang bermuatan ciri budaya dan estetika umumnya kurang menarik khalayak daripada
kepuasan kebutuhan pribadi dan sosial (misalnya untuk relaksasi, pengalaman
bersama, mengisi waktu dan sebagainya). Faktor yang relevan dalam pembentukan
khalayak seperti motivasi, kepuasan yang diharapkan atau didapatkan, pilihan media
dan variabel latar belakang pada prinsipnya dapat diukur.13
Sejalan dengan asumsi di atas, proses seleksi media digambarkan oleh Katz
yang bersangkutan dengan asal mula sosial dan psikologis dari kebutuhan yang
menciptakan pengharapan dari media massa atau sumber lain yang mengarah pada
ekspos yang berbeda (atau keterlibatan dalam aktivitas lain) yang menghasilkan
kebutuhan kepuasan dan konsekuensi lain.14
John Fiske menyatakan bahwa teori uses and gratification secara tidak
langsung menyatakan bahwa pesan adalah apa yang dibutuhkan oleh khalayak, bukan
yang dimaksudkan oleh pengirim. Pendekatan uses and gratification adalah suatu teori
yang menyatakan bahwa para anggota khalayak memiliki kebutuhan sumber-sumber
media dan nonmedia, atau berpendapat khalayak berpaling ke media untuk kepuasan
tertentu, menggunakan media massa daripada digunakan oleh media massa, suatu studi
tentang motif-motif penggunaan media dan ganjaran yang dicari.
Dalam melihat media, teori uses and gratification lebih menekankan pada
pendekatan manusiawi. Artinya, manusia itu punya otonomi dan wewenang dalam
memperlakukan media. Karena khalayak mempunyai banyak alasan untuk
menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai kebebasan untuk memutuskan
13Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail, (Jakarta: Penerbit SalembaHumanika,
2011), h. 174-175. 14Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail, h. 175.
17
bagaimana mereka menggunakan media (lewat media mana) dan bagaimana media itu
akan berdampak pada dirinya. Karena menurut teori ini mungkin saja media dapat
memiliki pengaruh jahat dalam kehidupan mereka.15
Jay G. Blumler (1979) dalam bukunya yang berjudul “The Role of Theory
in Uses and Gratification Studies” mengemukakan sejumlah gagasan mengenai jenis-
jenis kegiatan yang dilakukan audience (audience activity) ketika menggunakan media,
yang mencakup: kegunaan (utility), kehendak(intentionality), seleksi (selectivity), dan
tidak terpengaruh hingga terpengaruh(imperviousness to influence).16 Penjelasan dari
masing-masing gagasan tersebut adalah:
1) Kegunaan: media memiliki fungsi untuk khalayak dan mereka dapat menggunakan
media untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut.
2) Kehendak/kesengajaan: konsumsi konten media dapat ditujukan langsung dengan
motivasi yang sebelumnya sudah dimiliki oleh seseorang.
3) Seleksi: pilihan khalayak atas media tertentu menunjukkan ketertarikan dan
kesukaan mereka.
4) Pengaruh: khalayak secara aktif menghindari pengaruh dari media massa karena
tidak ingin dikontrol oleh siapapun.17
Model Uses and Gratifications memandang individu sebagai makhluk yang
sangat selektif. Dalam model ini perhatian bergeser dari proses pengiriman pesan ke
proses penerimaan pesan. Banyak pertentangan mengenai motif yang mendasari
15Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, h.110 16Morissan, M.A, Andy Corry Wardhani, Farid Hamid U, Teori Komunikasi Massa:Media,
Budaya dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), h. 80-81. 17Stanley J. Baran, Dennis K. Davis, Teori Komunikasi Massa Dasar, Pergolakan DanMasa
Depan Edisi Kelima, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), h. 297.
18
khalayak menggunakan media. Namun, menurut teori behaviorisme “law of effects”
perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi. Artinya kita tidak
akan menggunakan media massa apabila media massa tidak memberikan pemuasan
pada kebutuhan kita.18 Khalayak mempunyai kebutuhan masing-masing yang harus
dipenuhi. Dalam bidang informasi, khalayak memenuhi kebutuhan tersebut dengan
penggunaan media. Sehingga menyebabkan antara media satu dan lainnya saling
bersaing dalam memenuhi atau memuaskan kebutuhan khalayak tersebut.
Menurut Nurudin, teori uses and gratification beroprasi dalam beberapa cara,
seperti yang akan dijelaskan pada bagan dibawah ini :19
18Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 26,
h.205-207 19Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, h.110
19
Bagan 2.1
Model Uses and Gratifications
(Sumber : Edi Santoso dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi, Yogyakarta 2010 hal.110)
Model Uses and Gratifications dapat dikaji pada gambar diatas. Model tersebut
memulai dengan lingkungan sosial (sosial environment) yang menentukan kebutuhan
kita. Lingkungan sosial tersebut mencakup ciri-ciri demografik, afiliasi kelompok, dan
ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan khalayak (audience need) dapat dikategorikan sebagai
kebutuhan-kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial dan
Lingkungan sosial :
1. Ciri-ciri demografis
2. Afiliasi kelompok
3. Ciri-ciri kepribadian
Kebutuhan khalayak :
1. Kognitif 2. Afektif 3. Integratif
personal 4. Integratif
sosial 5. Pelepasan
ketegangan/ melarikan diri dari kenyataan
Penggunaan media massa:
1. Jenis-jenis media SK, majalah, radio, TV dan fillm
2. Isi media 3. Terpaan
media 4. Konteks
sosial dan terpaan media
Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media:
1. Keluarga, teman-teman
2. Komunikasi interpersonal
3. Hobi 4. Tidur
Pemuasan media (fungsi):
1. Pengamatan lingkungan
2. Diversi/ hiburan 3. Identitas Personal 4. Hubungan sosial
20
khalayak (escapist need). Kebutuhan-kebutuhan itu dapat dipuaskan dengan sumber-
sumber kebutuhan seperti keluarga, teman, komunikasi antarpersonal, hobi, tidur, dan
obat-obatan.
Model tersebut terutama berkaitan dengan sumber-sumber pemuasan kebutuhan
yang berhubungan dengan media, yang mencakup keterpaan media itu sendiri, jenis
media yang digunakan, isi media yang diperhatikan, dan konteks sosial dari terpaan
media.
B. Media Use/Penggunaan Media
Media use/penggunaan media atau yang dikenal pula dengan istilah media
exposure adalah perilaku seorang audience ketika menggunakan atau terkena terpaan
media massa. Penggunaan media merupakan aktivitas individu sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan akan media massa. Media exposure berusaha mencari data
audience (pembaca/pendengar/pemirsa) tentang penggunaan media yang dapat
ditentukan di antaranya dengan mengetahui frekuensi dan durasi penggunaan.20
Frekuensi penggunaan media oleh khalayak diukur dari berapa kali dalam
sehari seseorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program
harian). Untuk program mingguan dihitung berapa kali seminggu seseorang
menggunakan media dalam satu bulan. Untuk program bulanan dihitung berapa kali
sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun. Sedangkan untuk durasi
penggunaan media diukur dengan menghitung berapa lama seseorang menggunakan
20 Endang S. Sari, Audience Research: pengantar Studi Penelitian terhadap Pembaca,
Pendengar, dan Pemirsa, (Yogyakarta:Andi Offset, 1993), h. 29.
21
media, misalnya berapa jam atau menit khalayak terkena terpaan media tersebut dalam
satu hari.21
Teori uses and gratification berasumsi bahwa individu menggunakan media
massa secara aktif karena menyadari adanya kebutuhan berdasarkan motif-motif yang
terdapat pada dirinya. Namun tidak mengherankan jika individu selektif dalam
menggunakan media. Penggunaan media massa secara sadar dan aktif sedikit banyak
mempengaruhi tingkat harapan dan kepuasan yang diperoleh dari media massa.
Dalam model uses and gratification yang ditampilkan oleh Katz, Gurevitch,
dan Hass, konsep penggunaan media ada empat yaitu: jenis media yang digunakan
(type of media), isi media yang diperhatikan (contents ofmedia), keterpaan media itu
sendiri (exposure to media), dan konteks sosial dari terpaan media (social context of
media exposure).22
C. Televisi
1. Pengertian dan Sejarah Televisi di Indonesia
Televisi berasal dari dua kata yaitu tele (bahasa Yunani) yang berani jauh, dan
visi atau videre (bahasa Latin) yang berarti penglihatan. Dengan demikian televisi
dengan bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh di sini
diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi)
dapat dilihat dari tempat "lain" melalui sebuah perangkat penerima (televisi set).23
21 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014), Cet. Ke-4, h. 168. 22Dwinie Karessa, Hubungan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan Khalayak Terhadap Situs www.metrotvnews.com (Survei Terhadap Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik UIN Jakarta),h. 48. 23 J.B. Wahyudi,Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, (Bandung, Alumni Bandung, 1996) h. 49
22
Siaran televisi dapat terwujud karena perpaduan tiga unsur utama yaitu studio televisi,
transmisi pemancar, dan pesawat televisi atau pesawat penerima siaran. Ketiga unsur
utama inilah yang disebut dengan trilogi televisi. Di samping itu, yang tidak kalah
pentingnya adalah organisasi pendukungnya yaitu organisasi penyiaran. Organisasi
penyiaran ini terdiri atas administrasi manajemen teknik dan siaran. Televisi yang
muncul di masyarakat di awal dekade 1960-an, semakin lama semakin mendominasi
komunikasi massa. Sebagai media massa televisi memang memiliki kelebihan dalam
penyampaian pesan dibandingkan dengan media massa lain.
Pesan-pesan melalui televisi disampaikan melalui gambar dan suara secara
bersamaan (sinkron) dan hidup, sangat cepat (aktual) terlebih lagi dalam siaran
langsung (live broadcast) dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas.
Alat-alat audio visual (televisi) juga membuat suatu pengertian atau informasi
menjadi lebih berarti. Sehingga wajar jika pesan yang disampaikan televisi diterima
dan diartikan berbeda-beda oleh pemirsanya tergantung kondisi dan situasinya. Ada
yang terhibur dan puasdan ada yang tidak. Seperti yang diungkapkan Wahyudi, televisi
tidak dapat memuaskan semua orang pada saat bersamaan yang memiliki latar
belakang, usia, pendidikan, statussosial, kepercayaan, paham, golongan yang berbeda-
beda. Televisi dapat membuat orang puas, tidak puas, senang, tidak senang, sedih,
gembira, marah, yang semuanya merupakan halwajar karena sifat manusia yang
berbeda-beda.24
Di Indonesia, kegiatan penyiaran televisi dimulai pada tanggal 24 Agustus
1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se 24J.B. Wahyudi,Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi,h. 215
23
Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak saat itu pula TVRI menyelenggarakan
siaran secara tetap. Sampai awal tahun 1988, TVRI di Indonesia tampil sendirian tanpa
ada siaran lain yang menjadi tandingannya. Baru pada pertengahan 1988, tepatnya 18
Agustus 1989, berdiri sebuah stasiun televisi yang dikelola oleh swasta yang bernama
Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kehadiran RCTI ini kemudian diikuti pula
dengan hadirnya Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990. Pada awalnya, siaran
yang dipancarkan oleh kedua stasiun itu hanya dapat dinikmati
oleh masyarakat yang berada di Jakarta dan sepemirsarnya (untuk RCTI) dan Surabaya
(SCTV). Sedangkan kota-kota lain di Indonesia baru dapat menangkap siaran itu
apabila televisi dilengkapi dengan dekoder tertentu atau melalui antena parabola.
Namun, awal tahun 1993 baik RCTI maupun SCTV telah mengudara secara nasional
yaitu dengan membangun stasiun-stasiun transmisi di beberapa kota besar di
Indonesia. Kemudian pada awal tahun 1991, hadir stasiun televisi swasta yang ketiga
yaitu Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Stasiun televisi ini langsung mengudara
secara nasional dan ditangkap di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, ada sepuluh
stasiun televisi swasta nasional yaitu RCTI, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV,
Global TV, TV One, Trans 7 dan satu televisi milik pemerintah yaitu Televisi Republik
Indonesia (TVRI). Pasca reformasi bangsa Indonesia juga mengenal televisi swasta
lokal. Maksudnya adalah televisi swasta yang siarannya terbatas di wilayah tempat izin
siarannya dikeluarkan.
Perkembangan zaman juga memungkinkan rakyat Indonesia menikmati
fasilitas TV kabel. Dimana para pemirsa yang ingin menikmati siarannya membayar
iuran kepada penyelenggara siaran. Sistem iuran yang ditetapkan beragam. Ada yang
24
iurannya ditentukan berdasarkan jenis siaran yang ingin ditonton dan ada pula yang
memakai sistem interval waktu tertentu.
2. Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi
informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih
dominan pada media televisi.
3. Karakteristik Televisi
a. Mengutamakan Gambar
Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh narasi atau
sebaliknya paparan dari narasi yang diperkuat oleh gambar. Tentu saja gambar yang
dimaksud adalah hidup dan membuat televisi lebih menarik dibanding media cetak.
b. Mengutamakan Kecepatan
Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa disebut
setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan, bahkan menjadi salah satu unsur yang
menjadikan berita televisi bernilai. Berita paling menarik atau menonjol dalam rentan
waktu tertentu, pasti akan ditayangkan paling cepat oleh televisi.
c. Bersifat Sekilas
Jika media cetak mengutamakan media ruang, televisi lebih mengutamakan
dimensi waktu atau durasi. Durasi dari berita televisi terbatas. Berita yang ditayangkan
televisi cenderung bersifat sekilas. Berita yang ditayangkan cenderung tidak
mendalam.
25
d. Bersifat Satu Arah
Televisi bersifat satu arah. Pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi
respon pada berita televisi yang ditayangkan, kecuali pada beberapa program interaktif.
Pemirsa hanya punya satu kesempatan memahami berita televisi. Pemirsa tidak bisa
meminta presenter membacakan ulang berita televisi. Pemirsa tidak bisa meminta
presenter membacakan ulang berita televisi karena pemirsa tersebut belum memahami
atau ingin lebih memahami berita tersebut.
e. Daya Jangkau Luas
Televisi memilki daya jangkau luas.Ini berita televisi menjangkau segala
lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi. Orang buta huruf
tidak mungkin membaca berita, tetapi ia bisa mendengarkan berita televisi. Siaran atau
berita televisi harus dapat menjangkau rata-rata status social-ekonomi khalayak.25
D. Talkshow
1. Pengertian Talkshow
Talkshow ( USA ) atau Chat Show (Brit) adalah suatu program atau acara
televisi atau radio siaran dimana para audiens datang ke acara tersebut untuk
membahas berbagai topik yang diajukan oleh pembawa acara (host ) program tersebut.
Kadang, fitur acara utamaatau narasumber ini terdiri dari sekelompok orang yang
belajar atau memiliki pengalaman yang banyak dalam kaitannya dengan topik masalah
yang sedang dibahas di acara tersebut untuk setiap episode.26
25 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi,(Yogyakarta , Graha Ilmu, 2010) h. 39 26(http://www.wordiq.com/definition/Talk_show)
26
Menurut Salma M. Hanun pengertian talkshow adalah suatu sajian
sajian perbincangan yang cukup menarik yang biasanya mengangkat isu-isu yang lagi
hangat dalam masyarakat. Tema yang diangkat juga bermacam-macam. Mulai dari
masalah sosial, budaya, politik, ekonomi, pendidikan, olahraga, dan sebagainya.27
Acara talkshow disiarkan untuk pertama kali pada 27 September 1954 oleh
jaringan televisi NBC, dengan nama acara Tonight Show. Acara talkshow ini dipandu
oleh pembawa acara Gene Rayburn. Pada acara ini, Gene Rayburn mengadakan dialog
dengan Steve Allen (pemain piano), Skitch Henderson (pemimpin orkestra), dan juga
dengan hadirin.
Talkshow merupakan perpaduan antara seni panggung dan teknik wawancara
jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah atau disela-sela pertunjukan
apakah itu musik, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jika suatu wawancara
diselenggarakan ditengah-tengah show, maka acara ini disebut talkshow. Disini
pembawa acara juga berfungsi sebagai pewawancara.28
2. Jenis-Jenis Program Talkshow
a. Program Uraian Pendek atau Pernyataan (The Talk Program)
Program ini ketika penonton menyaksikan acara televisi, pada saat itu muncul
seorang presenter (penyaji) menceritakan sesuatu yang menarik. Presenter ini muncul
di tengah suatu program feature, di antara sajian acara musik, dan di awal suatu acara
sebagai pembukaan atau dalam suatu acara cerita menarik yang disajikan secara
27 Salma M. Hanum, Sukses Meniti Karir Sebagai Presenter,(Yogyakarta, Absolut, 2005) h. 233 28 J. B. Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, (Jakarta, Utama Grafiti, 1996) h. 90
27
khusus. Dalam tahap perencanaan yang harus diperhatikan adalah permasalahan yang
diuraikan sedang hangat menjadi bahan pembicaraan umum, sangat penting dan
penonton membutuhkan penjelasan mengenai hal itu, uraian juga harus dapat membuat
gembira penonton. Saat produksi presenter harus memulai uraian dengan sesuatu yang
membangkitkan rasa ingin tahu dari penonton.
b. Program Vox Pop masyarakat
Suatu program yang mengetengahkan pendapat umum tentang suatu masalah.
Tahap perencanaan dimulai dari menetapkan tema yang akan dipertanyakan,
menetapkan pertanyaan, mencoba pertanyaan ke beberapa teman, memilih reporter
yang cukup terlatih, menentukan siapa yang akan diberi pertanyaan. Teknik
pelaksanaan, reporter harus menunjukkan sikap ramah, sopan dan simpatik,
perkenalkan identitas dan kemukakan keperluan secara jelas. Apabila pribadi itu
menyatakan kesediaannya, reporter dapat langsung mulai mengajukan pertanyaan
sambil memberi tanda kepada cameraman menyiapkan tombol kamera video.
c. Program Wawancara (interview)
Pertama-tama produser atau pewawancara harus menentukan siapa yang akan
menjadi tamu. Dipilih seorang tokoh yang populer di masyarakat dalam bidangnya,
atau bisa jadi seorang tokoh kontroversi, di mana masyarakat biasanya ingin tahu
pandangan-pandangannya mengenai suatu peristiwa aktual. Kemudian, membuat
pertanyaan-pertanyaan untuk program talkshow wawancara. Tahap produksi, untuk
program talkshow interaktif, biasanya sudah hadir penonton yang akan terlibat dalam
program tersebut, atau mungkin program tersebut ditayangkan tanpa penonton di
studio televisi, tetapi interaktif dilaksanakan melalui telepon. Dalam program talkshow
28
interaktif, pewawancara harus memberi kesempatan baik kepada penonton di studio
televisi, maupun penonton di rumah untuk mengajukan pertanyaan.
d. Program Panel Diskusi
Program talkshow diskusi adalah program pembicaraan tiga orang atau lebih
mengenai suatu permasalahan. Dalam program ini masing-masing tokoh yang
diundang dapat saling berbicara mengemukakan pendapat dan presenter bertindak
sebagai moderator yang terkadang juga melontarkan pendapat atau membagi
pembicaraan.29
3. Proses Produksi Program Talkshow
a. Pra Produksi
Sebuah program acara berawal dari sebuah ide atau gagasan baik perseorangan
atau kelompok (teamwork), yang diteruskan dengan proses tukar pikiran
(brainstorming). Baru setelah itu dilakukan penyesuaian-penyesuaian (adaptasi) agar
didapatkan sebuah program yang terstruktur dan rapi, biasanya sudah berupa naskah
cerita (skenario) untuk drama atau rundown program acara non-drama dan news.
b. Produksi
Memvisualisasikan konsep naskah atau rundown acara agar dapat dinikmati
pemirsa, dimana pada tahap ini sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis
(engineering), karena harus memvisualisasikan gagasan atau ide saat brainstorming
maka harus menggunakan peralatan (equipment) dan operator terhadap peralatan yang
29Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta, Pinus Grup Publisher, 2007) h. 67-84
29
dioperasikan atau lebih dikenal denganistilah production service.30 Ada tahapan
produksi ada 3 elemen yang paling mendasar dan menjadi sebuah perangkat sistem
yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu :
1) Tata Kamera. Beragam angle kamera, seperti Extreme Long Shoot (ELS), Very
LongShoot (VLS), Long Shoot, Full Shoot, Medium Shoot, Medium Close Up,
Close Up, Extreme Close Up.31
2) Tata Cahaya. Hal dasar yang harus diketahui dari penataan cahaya yaitu key light
(sinar utama pada subyek), fill light (untuk mengurangi bayangan), back light
(terarah, menghasilkan latar yang gelap), base light (penyinaran yang menyebar
dan rata) dan over exposure (pencahayaan yang berlebih intensitas dan waktu
pencahayaan yang lama).32
3) Tata Suara. Tata suara (audio) merupakan elemen yang penting juga dalam
produksi televisi, karena tata suara mampu mengekspresikan situasi secara jelas
juga sebagai pendukung elemen yang lain seperti tata artistik.33
c. Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi merupakan hasil dari semua kegiatan yang telah
diproduksi. Dilakukan evaluasi sebagai tahapan akhir dari keseluruhan produksi dan
penayangan program. Pasca produksi lebih berorientasi untuk produksi program-
program acara yang bersifat tidak langsung (recording), karena untuk siaran langsung
biasanya di-direct pada panel switcher oleh Program Director (PD) untuk kemudian di
transmisikan secara langsung (live) ke penonton.
30Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2012) h. 55 31Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, h.35-38 32Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, h.38-39 33Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, h.40
30
E. Definisi Konseptual
1. Motif
Dalam berbagai penelitian yang menggunakan teori Uses and Gratification, ada
berbagai model yang digunakan oleh para peneliti. Namun salah satu variabel
terpenting dalam penelitian Uses and Gratification ialah motif. Dalam teori Uses and
Gratifications, motif menjadi sumber penggerak orang berhubungan dengan media,
bukan sebaliknya.34 Motif merupakan sebuah awal atau alasan mengapa seseorang
menggunakan media tersebut.
Teori uses and gratifications berakar dari teori hierarki kebutuhan dan motivasi
yang digagas oleh Abraham Maslow (1970). Teori hierarki kebutuhan dan motivasi
menyatakan bahwa orang akan selalu berupaya aktif untuk memenuhi hierarki
kebutuhannya dan orang yang berhasil mencapai satu tingkatan pada hierarki
kebutuhan akan berupaya mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Abraham Maslow
mengusulkan lima kelompok kebutuhan yang disusun dalam tangga hierarkis, yaitu:
aktualisasi diri, penghormatan diri, sosial, keamanan, dan dialogis/fisik.35
Berdasarkan teori umum dari kebutuhan manusia, William J. McGuire (1974)
menyatakan versi yang lebih bersifat psikologis dari teori motivasi khalayak. Pertama
ia membedakan antara kebutuhan kognitif dan afektif, kemudian menambahkan tiga
dimensi lebih lanjut, yaitu: inisiasi aktif versus aktif, orientasi tujuan eksternal versus
internal dan orientasi untuk bertumbuh atau untuk stabilitas. Ketika saling terhubung,
faktor-faktor ini menghasilkan 16 jenis motivasi berbeda yang diterapkan untuk
34Haris Sumadiria, Sosiologi Komunikasi Massa, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014), h. 96. 35Morrisan, M.A, Psikologi Komunikasi, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2013), h.270.
31
penggunaan media. Teori psikologi semacam ini mempunyai sifat alamiah bahwa
pengguna media tidak terlalu sadar akan penyebab motivasi yang mendasarinya dalam
menggunakan media.36
McQuail (1972) mengidentifikasi beberapa cara untuk mengklasifikasikan
kebutuhan dan kepuasan khalayak ke dalam empat kategori:37
1) Pengalihan: melarikan diri dari rutinitas atau masalah sebagai pelepasan emosi.
2) Hubungan personal: pertemanan, kegunaan sosial.
3) Identitas pribadi: rujukan sendiri, eksplorasi realitas, penguatan nilai.
4) Pengawasan: bentuk pencarian informasi.
Menurut penulis, teori hierarki kebutuhan dan motivasi yang digagas oleh
Abraham Maslow kurang cocok dijadikan dasar teori penelitian ini karena motif yang
diteliti berdasarkan pemenuhan kebutuhan umum manusia, bukan pemenuhan
kebutuhan konsumsi media. Begitu juga dengan teori motivasional yang digagas oleh
William J. McGuire. Teori tersebut lebih condong meneliti motif dari segi psikologis
manusia dibanding motif manusia dalam mengonsumsi media untuk memenuhi
kebutuhan informasinya. Dalam penelitian ini media yang akan diteliti adalah tayangan
talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One sebagai tayangan yang
menyebarkan informasi kepada khalayak. Oleh sebab itu, motif yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah motif pengkonsumsian media menurut Dennis McQuail.
Kategori motif dalam penelitian ini dikategorikan sebagai berikut:
36Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail, h. 175-176. 37Richard West, Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan AplikasiEdisi 3, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010), h.105.
32
a. Motif Informasi
a. Dapat mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan masyarakat terdekat.
b. Dapat mengetahui berbagai informasi mengenai isu atau peristiwa nasional
maupun internasional.
c. Dapat mengetahui suatu informasi yang faktual dari berbagai perspektif.
d. Dapat memberikan rasa tenang karena informasi yang ditemukan.
b. Motif Identitas Pribadi
a. Untuk menemukan nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi khalayak.
b. Untuk menambah kepercayaan diri.
c. Dapat mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.
c. Motif Interaksi dan Integrasi Sosial
a. Menonton talkshow untuk memperoleh bahan obrolan dengan orang lain.
b. Dapat menjalankan peran di lingkungan sosial.
c. Keinginan untuk dekat dengan orang lain.
d. Ingin memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial.
d. Motif Hiburan
a. Ingin bersantai dan mengisi waktu luang.
b. Ingin mendapat hiburan dan kesenangan.38
Responden akan diberikan pertanyaan yang terkait dengan indikator kebutuhan.
Tingkat gratification sought diukur dengan menggunakan lima skala yaitu sangat
setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
38Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 211-212.
33
2. Gratification Sought (GS)
Motivasi atau alasan seseorang menggunakan media. Motivasi dipandang
sebagai gratification sought karena seseorang menggunakan media karena didorong
oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Ada lima kelompok jenis kebutuhan yang diuraikan dalam pertanyaan.Kelima
kelompok kebutuhan itu adalah :
a. Cognitive needs :
Ingin mengetahui beberapa peristiwa dan kondisi yang berkitan dengan lingkungan
masyarakat, ingin mencari bimbingan dan pendapat yang menyangkut berbagai
masalah dan ingin memperoleh pengetahuan lebih mengenai sesuatu hal.
b. Affective needs :
Ingin menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi penonton itu
sendiri, ingin mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai laindalam media, dan ingin
memperoleh nilai lebih sebagai penonton.
c. Personal integrative needs :
Memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas dan status.
d. Social integrative needs:
Ingin memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial, ingin
menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya,
keinginan untuk dekat dengan orang lain, dan keinginan untuk dihargai orang lain.
e. Tension release needs :
Ingin melepaskan diri dari permasalahan, ingin bersantai, ingin mengisi waktu luang,
ingin menyalurkan emosi, dan mendapatkan hiburan dan kesenangan.
34
Kepada responden akan diberikan ke pertanyaan tersebut yang merupakan
indikator dari masing-masing dimensi kebutuhan diatas. Tingkat gratification sought
akan diukur dengan 5 skala, yaitu sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju.
Pernyataan ini menunjukan seberapa tinggi derajat kepentingan satu jenis
kebutuhan yang ditanyakan responden. Sangat setuju berarti jenis kebutuhan ini sangat
dicari oleh responden dari kegiatannya menggunakan media massa. Demikian juga
kebalikannya, sangat tidak setuju berarti jenis kebutuhan ini sangat tidak dicari oleh
responden dalam menggunakan media massa.39
3. Kepuasan
Kepuasan merupakan selisih antara apa yang diharapkan dengan apa yang
didapatkan. Jika ternyata khalayak mendapatkan manfaat lebih banyak dibandingkan
dengan apa yang dia harapkan, maka akan timbul kepuasan. Namun sebaliknya, jika
apa yang diekspektasikan oleh khalayak tak didapatkannya atau kurang dari apa yang
diharapkannya, maka kepuasan tidak akan tercapai. Berdasarkan riset yang dilakukan
oleh Philip Palmgreen, ia memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang
memengaruhi penggunaan media. Namun, Palmgreen juga menanyakan apakah motif-
motif tersebut telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain apakah khalayak
sudah puas setelah menggunakan media tertentu. Konsep mengukur kepuasan ini
disebut Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).40
39 Nadia Pratama Kusuma Wardani, Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadhan di Televisi Nasional (Skripsi S1 Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, Ciputat. 2015 40Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h.206.
35
Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu
ketika mengonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, TV, koran). Gratification sought
dapat disebut sebagai motif yang mendorong seseorang mengonsumsi media.
Sedangkan gratification obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh seseorang
setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu.41
Oleh karena itu, kepuasan terjadi saat individu merasa gratification sought yang
dimilikinya sudah terpenuhi (obtained) oleh perilaku atau cara individu tersebut
menggunakan media. Poin penting dalam teori ini adalah bahwa kepuasan atas
motivasi pengguna akan berpengaruh positif terhadap penggunaan terhadap media
(terutama internet) di masa selanjutnya (Papacharissi & Rubin, 2006), atau dengan kata
lain, jika individu merasa puas, dia akan terus menggunakan media tersebut untuk terus
mencapai motif yang dimilikinya. Jika sebuah medium tidak berhasil untuk
memuaskan motif tertentu, maka individu akan cenderung mencari alternatif media
lain atau memilih tidak menggunakan media tersebut.42
Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang merupakan
varian dari teori uses and gratifications, yaitu teori expectancy values (nilai
pengharapan). Menurut teori ini, orang mengarahkan diri pada media berdasarkan pada
kepercayaan (belief) dan evaluasi (evaluation) mereka tentang media tersebut. Teori ini
mengkaji tentang komunikasi massa yang meneliti pengaruh penggunaan media oleh
pemirsanya dilihat dari kepentingan penggunanya. Teori ini mengemukakan bahwa
sikap seseorang terhadap segmen-segmen media ditentukan oleh nilai yang mereka
41Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 206. 42Rosengren, K. E., & Windahl, S. Mass media consumption as a functional.In D.McQuail, Sociology of Mass Communications, (UK: Penguin, 1972), h. 166-194.
36
anut dan evaluasi mereka tentang media tersebut. Dengan kata lain menurut
Palmgreen, gratification sought dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa
yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media. Sedangkan
gratification obtained mempertanyakan hal-hal yang khusus mengenai apa saja yang
telah diperoleh setelah menggunakan media.43
4. Gratification Obtained (GO)
Gratification Obtained (GO) mempertanyakan hal-hal khusus mengenai apa
saja yang telah diperoleh setelah menggunakan media. Dalam bahasa sederhana
dijelaskan bahwa GO adalah kepuasan yang diperoleh khalayak setelahmenggunakan
media.44 GO bisa saja berbeda dari apa yang diharapkan oleh khalayak. Penelitian ini
mengkhususkan penilai kepuasan yang lebih ditekankan pada kepuasan setelah
menggunakan media. GO antara media satu dengan yang lainnya mungkin akan
berbeda.
Dalam hal ini, peneliti mengukur GS dan GO untuk mengetahui kepuasaan
khalayak berdasarkan kesenjangan antara GS dengan GO. Dengan kata lain,
kesenjangan kepuasaan (discrepancy gratification) adalah perbedaan perolehan
kepuasaan yang terjadi antara skor GS dan GO dalam mengkonsumsi media tertentu.
Semakin kecil kesenjangannya, semakin puas individu dalam menggunakan media
tersebut. Sebaliknya semakin besar nilai kesenjangan antara GS dan GO maka semakin
tidak puas individu dalam menggunakan media.45
Indikator terjadinya kesenjangan kepuasaan atau tidak adalah sebagai berikut:
43Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 207. 44Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 207. 45Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h.208.
37
1. Jika mean skor (rata-rata skor) GS lebih besar dari mean skor GO (mean skor GS >
mean skor GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan, karena kebutuhan yang diperoleh
lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Media tidak
memuaskan khalayaknya.
2. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (GS=GO), maka tidak terjadi
kesenjangan kepuasaan karena jumlah kebutuhan yang diinginkan semuanya terpenuhi
namun biasa-biasa saja (balance).
3. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (GS < GO), maka terjadi
kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan
dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain bahwa media tersebut
memuaskan khalayaknya.
Semakin besar kesenjangan mean skor (GS > GO) yang terjadi, maka makin
tidak memuaskan media tersebut bagi khalayaknya. Sebaliknya semakin kecil
kesenjangan mean skor (GS < GO) yang terjadi, maka makin memuaskan media
tersebut bagi khalayaknya. 46
46Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 208.
38
F. Kerangka Pemikiran
Bagan 2.2 Kerangka Pemikiran
(Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti)
Audien memiliki motif sebelum menonton program Indonesia Lawyers Club
(ILC) di TV One yang ingin terpenuhi kepuasannya, hal ini dinamakan Gratification
Sought. Selanjutnya dengan tingkat penggunaan media oleh responden terhadap
program Indonesia Lawyers Club (ILC), mereka akan memperoleh pemuasan
Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN Veteran Jakarta Angkatan 2013-2014
Motif yang diharapkan :
1. Informasi 2. Identitas
Pribadi 3. Interaksi dan
Integrasi Sosial
4. Hiburan
Penggunaan/ Konsumsi Media
"Menonton Program Talkshow Indonesia
Lawyers Club (ILC) di TV One"
Kepuasan yang diharapkan :
1. Informasi 2. Identitas
Pribadi 3. Interaksi dan
Integrasi Sosial 4. Hiburan
Kesenjangan antara Kepuasaan yang diharapkan dengan Kepuasaan yang
diperoleh berdasarkan Motif penonton
39
kebutuhan dari motif yang mereka miliki. Tingkat kepuasan yang diperoleh responden
setelah mengonsumsi program tersebut disebut dengan Gratification Obtained.
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat disimpulkan hipotesis yang akan
dibuktikan lebih lanjut melalui penelitian ini. Hipotesis adalah kesimpulan yang belum
final, dalam arti harus diuji kebenarannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah :
• Ha : Terdapat kesenjangan antara gratification sought dan gratification obtained
penonton terhadap talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC).
• Ho : Tidak terdapat kesenjangan antara gratification sought dan gratification obtained
penonton terhadap talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC).
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Paradigma Penelitian
Riset kuantitatif adalah riset yang menjelaskan suatu masalah yang hasilnya
dapat digeneralisasikan. Berbeda dengan riset kualitatif yang mementingkan
kedalaman data, riset kuantitatif lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga
data atau hasil riset dianggap mewakili seluruh populasi.47 Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini bertujuan untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol fenomena sosial melalui pengukuran
objektif dan analisis numerik melalui angka-angka.48
Dalam paradigma kuantitatif, gagasan-gagasan positivisme dianggap sebagai
akar paradigma tersebut. Pandangan positivisme ini begitu kuat mengklaim bahwa
ilmu (sains) adalah ilmu pengetahuan yang nyata dan positivistik, sehingga ilmu
pengetahuan yang tidak positivistik bukanlah ilmu (sains).49 Paradigma positivis
menjadi pilihan dalam melakukan penelitian ini dikarenakan hubungan kausal yang
disebabkan oleh variabel yang hendak diteliti. Kesimpulannya, paradigma ini
memandang suatu fenomena yang jika diteliti pada tempat dan waktu yang berbeda
47Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 57-58. 48Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 31. 49Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 31-32.
41
hasilnya akan sama. Oleh sebab itu peneliti menggunakan paradigma postivis dalam
penelitian ini.
Dalam penelitian kuantitatif penulis harus menjaga sifat objektif, maka dalam
melakukan analisis data penulis tidak boleh mengikutsertakan analisis interpretasi yang
bersifat objektif. Oleh karena itu digunakan uji statistik untuk menganalisis data.
Ditinjau dari keinginan penulis untuk meneliti mengenai motif dan tingkat kepuasan
khalayak dengan menggunakan teori uses and gratification, data yang dibutuhkan
berasal dari pendapat perorangan. Data ini diperoleh berdasarkan kuesioner yang
disebar kepada khalayak penonton Indonesia Lawyers Club (ILC). Berdasarkan
definisi di atas, penulis menggunakan penelitian metode kuantitatif untuk mendapatkan
data yang merupakan representasi dari seluruh populasi. Selain itu, peneliti juga ingin
menguji hipotesis apakah terdapat kesenjangan antara motif dan tingkat kepuasan yang
dirasakan oleh khalayak. Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri.50
1. Hubungan riset dengan subjek jauh. Periset harus menganggap bahwa realitas terpisah
dan tidak ada sangkut paut dengan dirinya, karena itu harus ada jarak agar objektif.
2. Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori.
3. Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu sampelnya diharapkan dapat benar-
benar mewakili populasi serta operasionalisasi konsep dan alat ukur yang valid dan
reliable (dapat dipertanggungjawabkan).
4. Penelitian berangkat dari landasan teori. Teori inilah yang nantinya akan dibuktikan
dengan data di lapangan.
50Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 57-58.
42
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FIDIK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berada di Jl. Ir. H.
Juanda No. 95 Ciputat 15412, Telp: (021) 7402982 dan di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu politik (FISIP) UPN Veteran Jakarta yang berada di Jl. Rs. Fatmawati, Pondok
Labu, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12450. Penulis melakukan
penelitian pada bulan Agustus - Januari 2016-2017.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Penelitian survei
merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang
sama pada setiap orang, kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat,
diolah, dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi
pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk mengukur
variabel-variabel, berhubungan diantara variabel yang ada, serta dapat berupa
pengalaman dan pendapat dari responden. Metode survei biasanya digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, namun peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data (kuesioner, test, wawancara, dan sebagainya),
perlakuan yang diberikan tidak sama pada eksperimen.51
Dalam penelitian survei, peneliti lebih dahulu akan merumuskan pemahaman
teoritis atas masalah yang hendak diteliti. Baru kemudian mengumpulkan data untuk
51Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D , (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 76.
43
mencari dukungan empiris bagi teorinya. Proses penelitian survei dimulai dari
perencanaan, pengumpulan data, kemudian analisis dan interpretasi.52
D. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
penelitian deskriptif analisis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mencari atau
menjelaskan hubungan, menguji hipotesis, atau membuat prediksi.53 Jenis penelitian ini
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu54.
Jenis penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan kepuasan
terhadap khalayak penonton talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC). Kepuasan ini
diukur dengan melihat kesenjangan skor antara kepuasan yang diharapkan dengan
kepuasan yang diperoleh setelah menonton talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC).
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan
memperoleh data dari buku-buku, artikel dari website, dan dokumen penting yang
relevan dengan materi atau objek yang diteliti sehingga dapat mendukung data dalam
penelitian ini.55
52Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta:LP3ES, 2011), h. 23. 53 Jalaluddin Rakhmat,Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.24. 54Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi), h. 69. 55Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.195.
44
2. Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.56
F. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek adalah responden yang memahami objek penelitian sebagai pelaku
maupun orang lain yang memahami objek penelitian, sedangkan objek merupakan
sasaran dalam penelitian. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Jurnalistik dari FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan FISIP UPN Veteran
Jakarta. Subjek dari penelitian ini sama-sama berada didalam angkatan 2013-2014.
Sedangkan objek dalam penelitian ini ialah kesenjangan antara motif dan
kepuasaan yang diperoleh mahasiswa mahasiswa Jurnalistik dari FIDIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan FISIP UPN Veteran Jakarta angkatan 2013-2014 setelah
menonton talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC).
G. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sample
1. Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population yang berarti jumlah
penduduk. Dalam metode penelitian kata populasi amat populer, digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekumpulan objek yang menjadi sasaran penelitian.57
Populasi penelitian ini adalah khalayak yang diteliti dengan metode survei, yaitu
56Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas, 2008) h.199 57Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 99.
45
mahasiswa jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan jurusan Jurnalistik Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
Veteran Jakarta angkatan 2013-2014. Alasan mengapa dua universitas ini dipilih
sebagai populasi dari penelitian karena mereka telah mempelajari mengenai media.
Dalam hal penggunaan media tentu mereka telah memiliki motif-motif tertentu,
sehingga mengetahui apa pengertian motif serta kepuasan. Lalu Konsentrasi Jurnalistik
UIN Jakarta dan UPN Veteran Jakarta sama-sama berakreditasi A. Selain itu dua
kampus ini mudah dijangkau, peneliti memiliki kemudahan untuk mendapatkan data
pada dua tempat ini sehingga bisa mengefisiensi waktu. Sample dari penelitian ini
dibatasi hanya dari angkatan 2013-2014 karena sistem penjurusan yang diterapkan di
FISIP UPN Veteran dimulai dari semester 4, dan yang memenuhi kategori tersebut
berarti hanya angkatan 2013-2014. Lain halnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sistem penjurusan di FIDIK dimulai dari semester 1, namun agar terjadi kesetaraan
angkatan, maka peneliti memutuskan untuk mengambil sample dari angkatan 2013-
2014.
Tabel 3.1
Gambaran Populasi Mahasiswa Jurnalistik FIDIK UIN Jakarta dan FISIP UPN
Veteran Jakarta Angkatan 2013-2015
No Universitas Angkatan
2013/2014
Angkatan
2014/2015
Jumlah
1 UIN Jakarta 66 68 134
2 UPN Veteran
Jakarta
50 66 116
(Sumber : Tata Usaha FIDIK UIN Jakarta dan Tata Usaha FISIP UPN Veteran Jakarta)
46
2. Sample
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian58. Untuk
mengukur sampel, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi
kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan,
semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas
kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan
2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil
toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Kemudian teknik
penarikansampel berupa Simple Random Sampling, yaitu sampel diambil secara acak,
tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi59.
Pada penelitian ini, teknik penarikan sample menggunakan rumus Slovin
dengan ketentuan sebagai berikut :
ɳ = N
1+Ne2
Keterangan:
ɳ = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
e = Nilai Presisi
Berdasarkan rumus diatas kemudian diperoleh jumlah sampel sebagai berikut: 58Mustafa Edwin Nasution & Hardius Usman, Proses Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007), h. 103. 59Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 103.
47
1) Sample mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Jakarta angkatan 2013-2014
ɳ = 135
1+135 (0,1)2
ɳ = 135
1+1,35
ɳ = 135
2,35
ɳ = 57,446 mendekati 57
2) Sample mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN
Veteran Jakarta angkatan 2013-2014
ɳ = 116
1+116 (0,1)2
ɳ = 116
1+1,16
ɳ = 116
2,16
ɳ = 53,703 mendekati 54
H. Operasionalisasi Konsep
Setiap penelitian kuantitatif dimulai dengan menjelaskan konsep penelitian
yang digunakan, karena konsep penelitian ini merupakan kerangka acuan peneliti di
dalam mendesain instrumen penelitian. Konsep juga dibangun dengan maksud agar
48
masyarakat akademik atau masyarakat ilmiah maupun konsumen penelitian atau
pembaca laporan penelitian memahami apa yang dimaksud dengan pengertian variabel,
indikator, parameter, maupun skala pengukuran yang dimaksud peneliti dalam
penelitiannya kali ini.60
Metode pengukuran merupakan salah satu masalah penting dalam meneliti
kepuasan khalayak.Sebagai suatu hal yang abstrak sifatnya, pengukuran kepuasan
perlu memperoleh perhatian lebih agar menghasilkan perhitungan yang akurat. Katz,
Blumler, dan Gurevitch menyatakan bahwa pengukuran kepuasan merupakan salah
satu masalah yang paling rumit dihadapi dalam penelitian empirik mengenai
kepuasankhalayak dari media massa. Keadaan ini memungkinkan karena konsep
kepuasan itu berorientasi pada khalayak.61
Dalam penelitian ini pengukuran kepuasan yang dipergunakan berdasarkan
tanggapan responden. Meskipun sering digunakan,cara ini mempunyai kelemahan.
Kelemahannya yakni responden diasumsikan harus mampu menjawab kepuasan mana
yang penting, atau kalaupun responden mengetahuinya, terkadang mereka tidak
mampu menyampaikannya secara verbal.
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang
diterapkan dalam suatu penelitian.Pada teori uses and gratification yang digunakan
oleh peneliti adalah mengenai beberapa konsep yang dapat diukur, yaitu konsep
penggunaan media, Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).
60Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, danKebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, h. 57 61Dwinie Karessa, Hubungan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan Khalayak Terhadap Situs www.metrotvnews.com (Survei Terhadap Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik UIN Jakarta), (Skripsi, S1 Program Studi Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2015), h. 46.
49
Variabel yang diukur adalah media exsposure, motif, dan tingkat kepuasan yang
diperoleh.
1. Media Use
Dalam penelitian ini, terpaan media yang diukur adalah frekuensi dan durasi
waktu. Terpaan dapat diartikan sebagai kegiatan mendengar, melihat, dan membaca
pesan-pesan media ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan
tersebut yang dapat terjadi pada individu atau kelompok.
Frekuensi dapat dilihat melalui seberapa sering khalayak menonton talkshow
ILC yang dihitung dalam jangka waktu satu bulan, hal ini dikarenakan ILC merupakan
program mingguan di TV One. Terdapat tiga kategori dalam penilaian frekuensi :
1) Rendah, yaitu jika responden menonton ILC1-2 kali dalam setiap bulannya.
2) Sedang, yaitu jika responden menonton ILC 3-4 kali dalam setiap bulannya.
3) Tinggi, yaitu jika responden menonton ILC 5-8 kali dalam setiap bulannya.
Sedangkan durasi waktu dilihat melalui seberapa lama rata-rata waktu yang
dihabiskan khalayak untuk menonton talkshow ILC dalam satu hari. Talkshow ILC
berdurasi kurang lebih satu setengah jam dalam satu kali tayang.
Terdapat tiga kategori penonton dilihat dari durasi atau curahan waktunya,
yaitu:
1) Light viewers, yaitu jika menonton kurang dari 30 menit.
2) Medium viewers, yaitu apabila menonton 30-60 menit.
3) Heavy viewers, yaitu apabila menonton lebih dari 60 menit.62
62Ririn Rismayanti, Hubungan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa UIN Jakarta Pada Program Entertainment News Di NET, (Skripsi, S1 Program Studi Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2015), h. 38.
50
Skala yang digunakan untuk menghitung frekuensi dan durasi menggunakan rasio.
2. Gratification Sought (GS)
Konsep yang dipakai untuk mengukur variabel motif adalah Gratification
Sought. Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan pengguna
ketika menggunakan suatu jenis media tertentu.63 Untuk mengukur Gratification
Sought diajukan beberapa pertanyaan tentang kepuasan yang dicari dari menonton
talkshow ILC. Tingkat GS dioperasionalkan melalui kategori motif pengonsumsian
media menurut McQuail diantaranya, motif informasi (surveillance). Motif Informasi
adalah alasan atau dorongan seseorang untuk mendapatkan informasi sesuai dengan
kebutuhannya. Pertanyaan yang menjadi pengukuran pada motif informasi yaitu,
menonton untuk memuaskan rasa ingin-tahu akan informasi yang hangat dan terbaru,
mendapatkan pengetahuan, untuk mendapatkan bimbingan, mendapatkan informasi
yang akurat, mendapatkan informasi yang sedang berkembang dilihat dari berbagai
perspektif, serta memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
Motif yang kedua adalah identitas pribadi (personal identity). Motif identitas
pribadi adalah dorongan seseorang untuk mencari identitas pribadi. Pertayaan yang
menjadi pengukuran pada motif identitas pribadi yaitu, menonton untuk meningkatkan
kepercayaan diri, menonton untuk meningkatkan nilai-nilai pribadi, untuk
meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri, untuk mendapatkan model perilaku
yang dapat dicontoh.
63 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 211.
51
Selanjutnya yaitu motif Integrasi dan Interaksi Sosial (personal relationship).
Motif integrasi dan interaksi sosial adalah dorongan seseorang untuk bisa berintegrasi
dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Pertanyaan yang menjadi ukuran dalam
motif integrasi dan interaksi sosial yaitu, menonton untuk memperoleh pengetahuan
tentang keadaan orang lain; empati sosial, menonton untuk mengidentifikasikan diri
dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki, untuk menemukan bahan
percakapan dan interaksi sosial, untuk membantu menjalankan peran sosial.
Terakhir adalah motif hiburan. Motif hiburan adalah dorongan
seseorang untuk mencari kesenangan sesuai dengan kebutuhannya. Pertanyaan yang
menjadi ukuran dalam motif hiburan diantaranya, menonton untuk melepaskan penat
atau terpisah dari permasalahan, menonton untuk bersantai, untuk mengisi waktu
dengan waktu yang bermanfaat, menonton untuk penyaluran emosi.
Responden akan diberikan pertanyaan yang terkait dengan indikator kebutuhan
tersebut. Tingkat Gratification Sought diukur dengan menggunakan lima skala yaitu
sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3. Gratification Obtained (GO)
Konsep yang dipakai untuk mengukur variabel tingkat kepuasan adalah
Gratification Obtained (GO). Gratification Obtained adalah sejumlah kepuasan nyata
yang diperoleh individu atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah
individu tersebut menggunakan media.64 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
kepuasan yang diperoleh adalah jumlah kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah
64Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi), h. 213.
52
menonton talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC). Kepuasan ini diukur berdasarkan
terpenuhinya motif awal (gratification sought) yang mendasari individu dalam memilih
situs tersebut. GO diukur dengan mengajukan pertanyaan yang dipakai dalam GS yang
dihubungkan dengan tingkat kemampuan media dalam memuaskan responden dengan
menggunakan skala yang sama. Skala yang digunakan juga sama yakni sangat setuju,
setuju, cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Skala yang digunakan untuk mengukur GS dan GO menggunakan skala
ordinal.
I. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Kevalidan suatu instrumen yangdikatakan valid
apabila mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.65
Sebelumnya, peneliti telah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Kedua
uji tersebut merupakan dua syarat pengujian yang harus dipenuhi sebelum disebarkan
kepada responden. Tujuan dari pengujian tersebut adalah untuk menguji kesahihan dan
kekonsistenan suatu alat ukur.
Pre-test perlu dilakukan untuk dapat mengetahui apakah alat ukur yang
digunakan valid dan reliable. Pada tahap ini peneliti menyebarkan kuesioner kepada 30
orang. Butir pertanyaan dikatakan valid apabila r hitung > r tabel.
65Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan perbandinganPerhitungan Manual & SPSS, h. 46.
53
Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan apakah sebuah butir
pernyataan valid atau tidak, yaitu:
1) Jika r hitung positif, dan r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.
2) Jika r hitung positif, dan r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
3) df = n-2 = 30-2 = 28 (dilihat dari angka kritik nilai r, untuk taraf signifikansi 5%,
angka kritik adalah 0,361).66
Hasil uji validitas menghasilkan 25 pertanyaan yang dianggap valid untuk
dijadikan pengukuran dalam penelitian ini, yaitu 8 pertanyaan pada dimensi informasi,
6 pertanyaan pada dimensi identitas pribadi serta integrasi dan interaksi sosial, dan 5
pertanyaan pada dimensi hiburan.
2. Uji Reliabilitas
Alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan
hasil atau jawab yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali.
Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak beubah-ubah, dapat
diandalkan (dependable), dan tetap/ajeg (consistent).67
Instrumen dapat dikatakan reliabel atau handal apabila terdapat kesamaan data
(konsisten), alat ukurnya sama, respondennya sama dan dalam waktu yang berbeda-
beda. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan
teknik Alpha Cronbach, bila koefisien reliabilitas>0,6. Berikut adalah hasil uji
reliabilitas dengan software SPSS21 :
66Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta:LP3ES, 2011), h. 146. 67 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 140.
54
Tabel 3.2
Hasil Uji ReliabilitasVariabel Motif
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.939 25
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.938 25
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan hasil dari uji reliabilitas tersebut, maka diperoleh nilai alpha
sebesar 0,939 untuk variabel motif dan nilai alpha sebesar 0,938 untuk variabel
kepuasan. Nilai Cronbach’s Alpha tersebut > 0,60 maka butir pernyataan dalam
kuisioner dapat dikatakan reliable. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa semua
butir pernyataan tersebut mempunyai kehandalan yang tinggi untuk digunakan sebagai
instrumen pengukuran dalam penelitian ini.
J. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa hasil penelitian, metode yang digunakan adalah metode
kuantitatif deskriptif yaitu penelitian kuantitatif yang bertujuan hanya menggambarkan
55
keadaan gejala sosial apa adanya, tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada.68 Pada
penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui
tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses
pembeberan (tabulating). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengitung mean (rata-rata) untuk mengetahui kesenjangan (Gap) antara motif yang
dicari dan kepuasan yang didapat.
1. Menghitung Rata-rata atau Mean
Mean adalah nilai rata-rata yang diperoleh dari perhitungan penjumlahan
seluruh nilai dari data yang kemudian dibagi dengan banyaknya data. Dalam penelitian
ini, perhitungan mean diperlukan untuk mengetahui skor rata-rata kepuasan yang
diharapkan dan kepuasan yang didapatkan. Rumus mean untuk data berkelompok
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
= Rata-rata
Fi = Frekuensi Pengamatan
Xi.Fi = Jumlah perkalian antara jumlah data sampel dengan tanda kelas
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert untuk mengukur
konsep gratification sought dan gratification obtained. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang
68Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, danKebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 171.
56
fenomena sosial. Skala ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang meminta reaksi
responden. Respon negatif (sangat tidak setuju diberi nilai paling rendah dan respon
positif (sangat setuju) diberi nilai paling tinggi. Untuk jawaban yang paling rendah
diberikan skor 1, sedangkan yang paling tinggi diberikan skor 5.
Nilai rata-rata dari masing-masing dimensi dapat dikelompokkan dalam kelas
interval dengan jumlah kelas = 5, sehingga intervalnya dapat dilihat sebagai berikut :
Interval = Nilai maksimal - Nilai minimal
Jumlah Kelas
Interval = 5-1
5
= 0,8
Dari hasil tersebut ditentukan skala distribusi kriteria pendapat responden
sebagai berikut :
1. 0 - 0,8 = Sangat Rendah
2. 0,81 - 1,61 = Rendah
3. 1,62 - 2,42 = Cukup
4. 2,43 - 3,23 = Tinggi
5. 3,24 - 4,04 = Sangat Tinggi69
69Grestiyaning Harcahyani, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien yang Dimoderasi Oleh Variabel Nilai (Studi pada Pasien Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta), (Tesis, S2 Program Studi Magister Manajemen, Universitas Pembangunan Veteran Nasional, Yogyakarta, 2010), h. 44.
57
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN
A. Profil TV One
1. Profil Perusahaan
TV One adalah stasiun televisi swasta Indonesia yang berdiri pada tanggal 9
Agustus 2012 oleh pengusaha Abdul Latief. TV One berganti nama nama setelah
sebelumnya adalah Lativi. Pada saat itu, konsep penyusunan acaranya adalah banyak
menonjolkan masalah yang berbau klenik, erotisme, berita kriminalisme dan beberapa
berita hiburan lainnya.
Tahun 2006 sebagian sahamnya juga dimiliki oleh group Bakrie yang juga
memiliki Antv. Pada tahun 14 Februari 2008, Lativi resmi berganti nama menjadi TV
One, dengan komposisi 70 persen berita, sisanya gabungan program olahraga dan
hiburan. Abdul Latief tidak lagi berada dalam kepemilikan saham TV One.
Komposisi kepemilikan saham TV One terdiri dari PT. Visi Media Asia Sebesar
49%, PT. Radal Semesta 31%, Good Response Ltd 10%, dan promise result ltd 10%.
TV One secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berumur 15
tahun keatas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri dan
masyarakat sekitar melalui program – programnya dalam kategori news One, Sport
One, Info One, dan Reality One. TV One membuktikan keseriusannya dalam
menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam
halpenerbitan dan penyajian program.
58
Diawal tahun berdirinya, TV One mempunyai Tag Line “MEMANG BEDA”,
karena menyajikan berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan penyajian
yang berbeda dan belum pernah ada sebelumnya seperti Apa Kabar Indonesia, yang
merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik
terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada
pagi hari dari studio luar TV One. Program berita TV One dikemas dengan judul:
Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar
Malam. Kemasan yang berbeda juga disuguhkan oleh Kabar Petang.
Diulang tahun ke-2, tag line TV One menjadi “TERDEPAN
MENGABARKAN”, sebagai pembuktian dari hasil share dan rating kepemirsaan
dalam kurun waktu 2 tahun berjalan, TV One selalu menjadi yang terdepan dalam
menayangkan program-program berita/informasi seperti BREAKING NEWS yang
setiap saat secara langsung dapat tayang, yang mana tidak dapat dilakukan oleh televisi
lainnya.
Beberapa program unggulan unggulan TV One diantaranya Indonesia Lawyers
Club (dulunya Jakarta Lawyers Club), Suara Keadilan, Tokoh Debat, Atas Nama
Rakyat, Janji Wakil Rakyat dll, mengupas dan membedah berbagai isu, fakta dan data
dengan berbagai kemasan penyajian yang menarik.
Program unggulan lainnya seperti Satu Jam Lebih Dekat, Ketemu Pepeng, Damai
Indonesiaku (Religi), Bangkit Indonesiaku dll, ditayangkan untuk memberikan
inspirasi kepada pemirsa untuk terus maju, selalu berpikiran positif dan tanpa unsur
membodohi.
59
Namun meski begitu, program-program tidak kalah penting lainnya juga terdapat
di TV One, yaitu program sport pilihan seperti WORLD BOXING sertaprogram khusus
lainnya yang berkaitan dengan hari besar nasional, Agenda Besar Negara & Lembaga
Negara dan Hari Raya Keagamaan yang senatiasa ditunggu oleh pemirsa.
Diusia yang ke-3 tahun , TV One “GO INTERNASIONAL” dengan membuat
terobosan baru sebagai langkah inovatif untuk terus berkembang dan mengepakkan
sayap di kancah jaringan internasional dengan membuka kantor biro dibeberapa negara
lain antara lain Amerika Serikat, Australia, Jerman, Rusia, Timur Tengah dan Malaysia
sekaligus menjalin kerjasama dengan Televisi Berita Intenasional CNN dan Al Jazeera.
Tabel 4.1 Struktur Organisasi TV One
Chief Executive Officer Ardiansyah Bakrie
Deputi CEO & Chief Business
Compliance
Ahmad R. Widarmana
Editor In Chief (Pemred) Karni Ilyas
Chief Finance Officer Tolop Samosir
Chief Business Development &
Corporate Communication
Harya M. Hidayat
Chief of Programming & Brand Strategic Sulaeman Sakib
Senior Vice Editor in Chief CA & Sport Reva Deddy Utama Sumber: .www.tvonenews.tv
60
Gambar 4.1
Logo TV One
Sumber: .www.tvonenews.tv
2. Visi dan Misi PT. Lativi Media Karya TV One
Kebijakan Mutu
Komitmen PT. Lativi Media Karya terhadap kebijakan mutu adalah melakukan
peningkatan yang bekelanjutan dalam:
1. Mengupayakan yang terbaik untuk memuaskan pelanggan.
2. Memberdayakan kemampuan karyawan ke arah profesionalisme.
3. Menerapkan ISO 9001:2008.
4. Mengintegrasikan semua proses dalam unit agar tercapai efisiensi dan efektivitas yang
optimal.
Visi : Untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya
memajukan bangsa.
Misi :
1. Menjadi stasiun TV Olahraga & Berita nomor satu.
2. Menayangkan program News & Sport yang secara progresif mendidik pemirsa untuk
berpikiran maju, positif dan cerdas.
61
3. Memilih program News & Sport yang informatif dan inovatif dalam penyajian dan
kemasan.
B. Indonesia Lawyers Club (ILC)
Awalnya bernama Jakarta Lawyers Club (JLC) dan mengalami perubahan
nama pada tahun 2010 menjadi Indonesia Lawyers Club (ILC) tayang perdana tahun
2010 di TV One. Acara ini adalah acara talkshow yang disiarkan di TV One yang
menampilkan dialog mengenai permasalahan terbaru mengenai hukum, sosial, politik
dan kriminalitas selama 210 menit. Acara yang dipandu oleh Karni Ilyas ini selalu
menampilkan narasumber berkualitas pada setiap penayangannya. Narasumber yang
berkualitas ini akan saling mengungkapkan pendapatnya sesuai dengan pembahasan
tidak jarang narasumber yang dihadirkan saling berdebat mengenai tema yang dibahas
karena perbedaan pendapat antara narasumber. Hal ini menjadikan program ini berbeda
lainnya karena tidak membahas suatu masalah dari satu sisi saja tetapi dari berbagai
sisi berdasarkan pola pikir dari narasumber.
Selain adanya narasumber yang berkualitas, acara ini juga memiliki suatu
konsep tempat yang menarik berbeda dengan program lain, yaitu tempat
berlangsungnya acara memiliki konsep seperti sebuah ruangan seperti direstoran
dengan meja–meja bulat maupun persegi panjang dan kursi. Meja inilah yang akan
diisi oleh narasumber yang dihadirkan. Indonesia Lawyers Club di TV One disiarkan
secara langsung setiap hari Selasa pukul 19:30-23.00 WIB dan siaran ulang setiap hari
Sabtu pukul 19.00-21.00 WIB.
62
Gambar 4.2
Logo Indonesia Lawyers Club
Sumber: www.tvonenews.tv
C. Karakteristik Responden
1. Data Responden Berdasarkan Usia
a. Data responden UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.2
Data Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Presentase 1 17-19 tahun 1 2% 2 20-21 tahun 41 72 % 3 22-23 tahun 15 26 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.2 di atas menyimpulkan bahwa rata-rata usia yang menjadi
responden penelitian dengan jumlah 57 orang dari jurusan Jurnalistik FIDIK UIN
Jakarta angkatan 2013-2014 adalah 20-21 tahun sejumlah 41 orang dengan presentase
sebesar 72%. Sedangkan pada usia 17-19 tahun mendapat presentase 2 % dengan
jumlah 1 orang. Pada kisaran umur 22-23 tahun mendapat presentase sebanyak 26%
dengan jumlah 15 orang.
63
b. Data responden Jurnalistik UPN Veteran Jakarta
Tabel 4.3
Data Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Presentase 1 17-19 tahun 10 18 % 2 20-21 tahun 23 43 % 3 22-23 tahun 21 39 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.3 di atas menyimpulkan bahwa rata-rata usia yang menjadi
responden penelitian dengan jumlah 54 orang dari jurusan Jurnalistik FISIP UPN
Veteran Jakarta angkatan 2013-2014 adalah 20-21 tahun sejumlah 23 orang dengan
presentase sebesar 43%. Sedangkan pada usia 17-19 tahun mendapat presentase 18 %
dengan jumlah 10 orang. Pada kisaran umur 22-23 tahun mendapat presentase
sebanyak 39% dengan jumlah 21 orang.
2. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
a. Data responden UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.4
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Perempuan 34 60 %
2 Laki-laki 23 40 % sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.4 di atas menyimpulkan bahwa rata-rata jenis kelamin yang
menjadi responden penelitian dengan jumlah 57 orang, dari jurusan Jurnalistik FIDIK
UIN Jakarta angkatan 2013-2014 adalah perempuan sebanyak 34 orang dengan
presentase 60 %. Sedangkan untuk laki-laki mendapat presentase sebesar 40% dengan
jumlah 23 orang. Perbedaan signifikan ini tidak menjadi masalah karena jenis kelamin
64
responden dalam penelitian ini tidak menentukan keabsahan jawaban yang mereka
berikan saat mengisi kuesioner.
b. Data responden Jurnalistik UPN Veteran Jakarta
Tabel 4.5
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase 1 Perempuan 29 54 % 2 Laki-laki 25 46 %
sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.5 di atas menyimpulkan bahwa rata-rata jenis kelamin yang
menjadi responden penelitian dengan jumlah 54 orang, dari jurusan Jurnalistik FISIP
UPN Veteran Jakarta angkatan 2013-2014 adalah perempuan sebanyak 29 orang
dengan presentase 54%. Sedangkan untuk laki-laki mendapat presentase sebesar 46%
dengan jumlah 25 orang.
D. MediaUse/Penggunaan Media
1. Frekuensi Menonton Indonesia Lawyers Club (ILC) dalam Satu Bulan
a. Data responden UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.6
Data Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton dalam Satu Bulan
No Frekuensi Menonton Jumlah Presentase 1 1-2 kali 28 49 % 2 3-4 kali 24 42 % 3 5-6 kali 4 7 % 4 7-8 kali 1 2 %
sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menyimpulkan bahwa dalam satu bulan yang
menonton talkshow ILC 1-2 kali sebanyak 28 orang dengan presentase 49%,
65
sedangkan responden yang menonton 3-4 kali dalam sebulan sebanyak 24 orang
dengan presentase 42%. Responden yang menonton sebanyak 5-6 kali sebanyak 4
orang dengan presentase 7%, dan terakhir responden yang menonton sebanyak 7-8 kali
sebanyak 1 orang dengan presentase 2%.
b. Data responden Jurnalistik UPN Veteran Jakarta
Tabel 4.7
Data Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton dalam Satu Bulan
No Frekuensi Menonton Jumlah Presentase 1 1-2 kali 22 41 % 2 3-4 kali 25 46 % 3 5-6 kali 6 11 % 4 7-8 kali 1 2 %
sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menyimpulkan bahwa dalam satu bulan yang
menonton talkshow ILC 1-2 kali sebanyak 22 orang dengan presentase 41%,
sedangkan responden yang menonton 3-4 kali dalam sebulan sebanyak 25 orang
dengan presentase 46%. Responden yang menonton sebanyak 5-6 kali sebanyak 6
orang dengan presentase 11%, dan terakhir responden yang menonton sebanyak 7-8
kali sebanyak 1 orang dengan presentase 2%.
66
2. Durasi Waktu Menonton Indonesia Lawyers Club (ILC) dalam Satu Episode
a. Data responden UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.8
Data Responden Berdasarkan Durasi Menonton dalam Satu Episode
sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel 4.8 di atas menyimpulkan bahwa dari 57 responden, dalam satu hari 29
orang menonton selama kurang dari 30 menit, 25 orang menonton 30-60 menit dan 3
orang menonton selama lebih dari 60 menit.
Apabila dikategorisasi, sebanyak 51% atau 29 responden berada dalam
golongan light viewer, 44% atau 25 orang termasuk medium viewer, dan 5% atau 3
orang tergolong dalam heavy viewer.
b. Data responden Jurnalistik UPN Veteran Jakarta
Tabel 4.9
Data Responden Berdasarkan Durasi Menonton
No Durasi Menonton Jumlah Presentase 1 < 30 menit 22 41 % 2 30-60 menit 25 46 % 3 > 60 menit 7 13 %
sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel 4.9 di atas menyimpulkan bahwa dari 54 responden, dalam satu hari 22
orang menonton kurang dari 30 menit, 25 orang menonton 30-60 menit dan 7 orang
menton selama lebih dari 60 menit.
No Durasi Menonton Jumlah Presentase 1 < 30 menit 29 51 % 2 30-60 menit 25 44 % 3 > 60 menit 3 5 %
67
Apabila dikategorisasi, sebanyak 41% atau 22 responden berada dalam
golongan light viewer, 46% atau 25 orang termasuk medium viewer, dan 13% atau 7
orang tergolong dalam heavy viewer.
E. Hasil dan Analisis Penelitian
Berikut adalah tabel skor rata-rata variabel motif dan kepuasan :
1. Skor Rata-rata Variabel Motif Responden UIN Jakarta
Tabel 4.10
Data Skor Rata-rata Variabel Motif Responden UIN Jakarta
No Dimensi Skor Rata-rata Ranking 1 Informasi 3,427 1 2 Identitas Pribadi 3,406 2 3 Integrasi dan Interaksi Sosial 3,345 3 4 Hiburan 3,249 4
sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 4.10 diatas menyimpulkan bahwa motif informasi berada di
peringkat teratas dengan perolehan skor rata-rata 3,427. Pada dimensi ini responden
memiliki harapan tertinggi untuk mendapatkan perkembangan informasi terkini dari
berbagai peristiwa. Kemudian pada ranking ke 2 diraih oleh motif identitas pribadi
dengan skor rata-rata 3,406. Pada dimensi ini responden ingin meningkatkan nilai-nilai
pribadi yang ada pada dirinya dengan menonton tayangan tersebut.
Di posisi ketiga diraih oleh motif integrasi dan interaksi sosial dengan skor rata-
rata 3,345. Pada motif ini responden ingin mendapatkan bahan percakapan untuk
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Terakhir, di posisi 4 dimiliki oleh motif
hiburan dengan skor 3,249. Pada motif ini, responden ingin mengisi waktu luang
dengan menonton talkshow ILC.
68
2. Skor Rata-rata Variabel Motif Responden UPN Jakarta
Tabel 4.11
Data Skor Rata-rata Variabel Motif Responden UPN Jakarta
No Dimensi Skor Rata-rata Ranking 1 Informasi 3,697 1 2 Identitas Pribadi 3,530 3 3 Integrasi dan Interaksi Sosial 3,663 2 4 Hiburan 3,462 4
sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 4.11 di atas menyimpulkan bahwa motif informasi berada di
peringkat teratas dengan perolehan skor rata-rata 3,697. Pada dimensi ini responden
memiliki harapan tertinggi untuk mendapatkan perkembangan informasi terkini dari
berbagai peristiwa. Kemudian pada ranking ke 2 diraih oleh motif integrasi dan
interaksi sosial dengan skor rata-rata 3,663. Pada motif ini responden ingin
mendapatkan bahan percakapan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Di posisi ketiga diraih oleh motif identitas pribadi dengan skor rata-rata 3,530.
Pada dimensi ini responden ingin meingkatkan nilai-nilai pribadi yang ada pada dirinya
dengan menonton tayangan tersebut. Terakhir, di posisi 4 dimiliki oleh motif hiburan
dengan skor 3,462. Pada motif ini, responden ingin mengisi waktu luang dengan
menonton talkshow ILC.
Perbedaan pendapat dari dua kelompok responden ini terlihat pada posisi
ranking isu. Motif informasi sama-sama menempati posisi pertama. Sedangkan untuk
posisi kedua, 57 responden mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta memilih motif identitas
pribadi, namun 54 mahasiswa Jurnalistik UPN Jakarta memilih motif integrasi dan
interaksi sosial. Responden UIN Jakarta memilih motif integrasi dan interaksi sosial
untuk posisi ketiga, sedangkan responden UPN Jakarta memilih motif identitas pribadi
69
di posisi tersebut. Pada posisi ke 4 dua kelompok responden ini sama-sama memilih
motif hiburan untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Skor Rata-rata Variabel Kepuasan Responden UIN Jakarta
Tabel 4.12
Data Skor Rata-rata Variabel Kepuasan Responden UIN Jakarta
No Dimensi Skor Rata-rata Ranking 1 Informasi 3,330 1 2 Identitas Pribadi 3,152 3 3 Integrasi dan Interaksi Sosial 3,242 2 4 Hiburan 3,021 4
sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, kepuasan utama yang diperoleh responden setelah
menonton talkshow Indonesia Lawyers Club di TV One adalah dimensi informasi
dengan skor rata-rata 3,330. Pada dimensi ini responden merasa terpenuhi kebutuhan
informasinya setelah menonton tayangan tersebut. Pada ranking kedua, kepuasan
utama yang diperoleh responden adalah dimensi integrasi dan interaksi sosial dengan
skor rata-rata 3,242. Responden merasa telah mendapatkan bahan percakapan dengan
orang lain setelah menonton ILC.
Posisi ketiga di tempati oleh dimensi identitas pribadi dengan skor rata-rata 3,152.
Pada dimensi ini skor tertinggi yang dipilih responden adalah meningkatnya rasa
percaya diri. Terakhir di posisi ke 4 adalah dimensi hiburan dengan rata-rata skor
3,021. Pada dimensi ini skor tertinggi yang dipilih responden adalah menonton ILC
dapat mengisi waktu luang.
70
4. Skor Rata-rata Variabel Kepuasan Responden UPN Jakarta
Tabel 4.13
Data Skor Rata-rata Variabel Kepuasan Responden UPN Jakarta
No Dimensi Skor Rata-rata Ranking 1 Informasi 3,583 2 2 Identitas Pribadi 3,435 4 3 Integrasi dan Interaksi Sosial 3,682 1 4 Hiburan 3,459 3
sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, kepuasan utama yang diperoleh responden setelah
menonton talkshow Indonesia Lawyers Club di TV One adalah dimensi integrasi dan
interaksi sosial dengan skor rata-rata 3,682. Pada dimensi ini responden merasa
mendapatkan bahan percakapan dengan orang lain setelah menonton tayangan tersebut.
Pada ranking kedua, kepuasan utama yang diperoleh responden adalah dimensi
informasi dengan skor rata-rata 3,583. Responden merasa telah mendapatkan informasi
mengenai peristiwa yang terjadi di lingkungan terdekat.
Posisi ketiga di tempati oleh dimensi hiburan dengan skor rata-rata 3,459. Pada
dimensi ini skor tertinggi yang dipilih responden adalah terpenuhinya rasa untuk
memperoleh hiburan. Terakhir di posisi ke 4 adalah dimensi identitas pribadi dengan
rata-rata skor 3,435. Pada dimensi ini skor tertinggi yang dipilih responden adalah
menonton ILC dapat menjadi pribadi yang berwawasan luas.
71
5. Perbandingan Skor Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO)
Tabel 4.14
Kesenjangan Skor GS dan GO Responden UIN Jakarta
No Dimensi Mean GS Mean GO GS-GO Keterangan 1 Informasi 3,427 3,330 0,097 GS > GO 2 Identitas Pribadi 3,406 3,152 0,254 GS > GO
3 Integrasi dan Interaksi
Sosial 3,345 3,242 0,103 GS > GO 4 Hiburan 3,249 3,021 0,228 GS > GO
sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan
pada seluruh dimensi dimana skor GS lebih besar dari GO. Pada dimensi informasi
terdapat kesenjangan sebesar 0,097 sedangkan pada dimensi identitas pribadi terdapat
kesenjangan sebesar 0,254.
Nilai kesenjangan pada dimensi integrasi dan interaksi sosial sebesar 0,103 dan
terakhir kesenjangan pada dimensi hiburan sebesar 0,228.
Kesenjangan antara GS dan GO pada seluruh dimensi memiliki nilai antara 0 -
0,8. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan 57 responden berada dalam kategori
sangat rendah.
Tabel 4.15
Kesenjangan Skor GS dan GO Responden UPN Jakarta
No Dimensi Mean GS Mean Go GS-GO Keterangan 1 Informasi 3,697 3,583 0,114 GS>GO 2 Identitas Pribadi 3,530 3,435 0,095 GS>GO
3 Integrasi dan Interaksi
Sosial 3,663 3,682 (-) 0,019 GS<GO 4 Hiburan 3,462 3,459 0,003 GS>GO
sumber : Hasil Pengolahan Data
72
Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan
pada seluruh dimensi. Pada dimensi informasi, identitas pribadi, dan hiburan seluruh
skor GS lebih besar dari GO, namun dimensi integrasi dan interaksi sosial terjadi
perbedaan yakni skor GO lebih besar dari GS.
Pada dimensi informasi terdapat kesenjangan sebesar 0,114 sedangkan pada
dimensi identitas pribadi terdapat kesenjangan sebesar 0,095.
Nilai kesenjangan pada dimensi integrasi dan interaksi sosial sebesar 0,019 dan
terakhir kesenjangan pada dimensi hiburan sebesar 0,003.
Kesenjangan antara GS dan GO pada seluruh dimensi memiliki nilai antara 0 -
0,8. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan 54 responden berada dalam kategori
sangat rendah.
Terdapat kesenjangan antara GS-GO pada mahasiswa UIN Jakarta dan UPN
Jakarta, namun kesenjangan sangat rendah. Artinya responden masih merasa bahwa
ILC mampu memenuhi harapan mereka atas motif informasi, identitas pribadi,
interaksi dan integrasi sosial, serta hiburan. Responden UIN Jakarta menilai bahwa apa
yang mereka inginkan tidak sepenuhnya teralisasikan, karena seluruh skor GS lebih
besar dari GO. Namun ini tidak dapat dikatakan bahwa responden tidak puas karena
kesenjangan yang ada hanya berkisar dari 0-0,8 dimana kesenjangan sangat rendah.
Lain halnya menurut responden UPN Jakarta. Walaupun sama-sama memiliki
nilai kesenjangan sangat rendah, namun yang menarik adalah skor GO lebih besar dari
GS pada dimensi integrasi dan interaksi sosial, sedangkan untuk tiga dimensi lainnya
skor GS lebih besar dari GO.
73
Hal ini dapat dilihat dari apa yang disajikan di tayangan. Dari aspek informasi,
ILC nampak ingin selalu menyajikan informasi/berita/isu yang sangat aktual, seperti
pada tayangan tanggal 11 Oktober 2017 dengan judul "Setelah Ahok Minta Maaf"
yang membahas kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) Gubernur DKI Jakarta. Kasus Ahok muncul di media pada tanggal 27
September 2016, dalam waktu dua minggu ILC mampu menghadirkan narasumber-
narasumber dan membahas berita secara mendalam, serta penonton dapat melihat
kasus tersebut dari berbagai perspektif.
Begitu pula pada aspek identitas pribadi. Pada setiap tayangannya ILC selalu
menghadirkan narasumber-narasumber yang berbeda pandangan mengenai sebuah
kasus, ada yang pro dan juga kontra. Pemilihan narasumber tersebut dianggap
mewakili masyarakat yang dimana tidak semua menanggapi sebuah kasus dengan
pandangan yang sama, pasti ada yang memihak (pro), atau juga tidak memihak
(kontra).
Demikian juga pada aspek integrasi dan interaksi sosial. ILC merupakan
talkshow yang membahas sebuah berita/isu secara mendalam, sehingga dari tayangan
tersebut penonton mampu memiliki bahan percakapan/diskusi dengan orang lain,
sekaligus menjadi bagian dari masyarakat yang mengikuti perkembangan terkini.
Terakhir yaitu pada aspek hiburan. ILC ditayangkan dua kali dalam seminggu
yaitu pada setiap hari Selasa pukul 19:30-23:00 dan Sabtu pukul 19:00-21:00 WIB.
Pada jam ini, umumnya masyarakat telah lepas dari jam sibuk sehingga mereka ingin
bersantai dengan menonton ILC dengan mengisi waktu luang yang bermanfaat, serta
untuk melepaskan rasa penat setelah seharian melewati berbagai aktivitas.
74
Hal ini sejalan dengan teori limited effect dan uses and gratifications dimana
khalayak bukan lagi tubuh yang pasif melainkan khalayak mampu menahan terpaan
media dan mencari sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Khalayak
dikatakan sangat aktif mencari apa yang mereka inginkan, menolak lebih banyak isi
media daripada menerimanya, berinteraksi dengan anggota-anggota kelompok media
yang mereka masuki dengan isi media yang mereka terima, dan sering menguji pesan
media massa dengan membicarakannya dengan orang-orang lain atau
membandingkannya dengan isi media lainnya.
Khalayak menyaring informasi melalui 3 tahap, yaitu persepsi selektif
(selective perception), terpaan selektif (selective exposure), dan ingatan selektif
(selective retention). Persepsi selektif adalah pernyataan reaktif terhadap stimulus yang
sesuai dengan sikap, dalam hal ini khalayak menerima stimulus dari talkshow ILC dan
hal ini menimbulkan keyakinan (belief) dalam diri mereka. Kemudian pada tahap
terpaan selektif, khalayak menyeleksi media dengan memberi fokus pada media
tertentu dan mengabaikan yang lainnya. Dalam hal ini khalayak mencoba menonton
talkshow ILC untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Selanjutnya pada tahap
ingatan selektif, khalayak bebas menentukan media mana yang mereka pilih yang juga
bisa menghasilkan informasi sejenis. Asumsinya apabila talkshow ILC memenuhi
kepuasan yang diharapkan oleh khalayak, maka khalayak akan terus mengingat bahwa
talkshow ILC adalah media yang dapat memenuhi kebutuhannya.
75
Hipotesis :
• Ha : Terdapat kesenjangan antara gratification sought dan gratification obtained
penonton terhadap talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC).
• Ho : Tidak terdapat kesenjangan antara gratification sought dan gratification obtained
penonton terhadap talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan antara motif
dan kepuasan penonton terhadap tayangan talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC) di
TV One (Ha diterima dan Ho ditolak). Hal ini sesuai dengan teori Uses and
Gratification yang memandang individu sebagai makhluk yang sangat selektif.
Khalayak menggunakan media guna memperoleh kepuasan dan memenuhi kebutuhan
individu, sehingga mereka memiliki peran aktif untuk memilih media sesuai dengan
kebutuhannya. Jika media yang dipilih tidak memberikan sesuatu yang dicari oleh
khalayak, maka merekaakan berpaling ke media lainnya.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai “Kesenjangan Antara
Motif dan Tingkat Kepuasan Penonton Terhadap Talkshow Indonesia Lawyers Club di
TV One” dapat ditarik kesimpulan serta jawaban dari rumusan masalah penelitian ini.
Dari hasil olah data tersebut penulis akan menjelaskan kondisi yang sebenarnya sesuai
dengan data yang diperoleh. Secara garis besar penelitian dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One merupakan talkshow dengan
konsep panel diskusi. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 2, konsep panel diskusi
yaitu menghadirkan pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan.
Dalam program ini masing-masing tokoh yang diundang dapat saling berbicara
mengemukakan pendapat dan presenter bertindak sebagai moderator yang terkadang
juga melontarkan pendapat atau membagi pembicaraan. Hal ini serupa dengan ILC,
dimana dihadirkan beberapa narasumber untuk membahas suatu masalah dan Karni
Ilyas sebagai presenter juga merambah menjadi moderator.
2. Data dari responden UIN Jakarta menunjukan motif informasi menjadi ranking
pertama dengan skor rata-rata 3,427, lalu ranking kedua motif identitas pribadi dengan
skor rata-rata 3,406, ketiga yaitu motif integrasi dan interaksi sosial dengan skor rata-
rata 3,345, dan terakhir yaitu motif hiburan dengan rata-rata skor 3,249. Selanjutnya
pada variabel kepuasan dimensi informasi menempati ranking pertama dengan skor
77
rata-rata 3,330, ranking kedua yaitu dimensi integrasi dan interaksi sosial dengan skor
rata-rata 3,242, selanjutnya ranking ketiga yaitu identitas pribadi dengan skor rata-rata
3,152, dan terakhir yaitu dimensi hiburan dengan rata-rata 3,021. Data responden dari
mahasiswa Jurnalistik UPN Veteran Jakarta menunjukkan motif informasi menjadi
ranking pertama dengan skor rata-rata 3,697, lalu ranking kedua motif integrasi dan
interaksi sosial dengan skor rata-rata 3,663, ketiga yaitu motif identitas pribadi dengan
skor rata-rata 3,530, dan terakhir yaitu motif hiburan dengan rata-rata skor 3,462.
Selanjutnya pada variabel kepuasan dimensi integrasi dan interaksi sosial menempati
ranking pertama dengan skor rata-rata 3,682, ranking kedua yaitu dimensi informasi
dengan skor rata-rata 3,583, selanjutnya ranking ketiga yaitu hiburan dengan skor rata-
rata 3,459, dan terakhir yaitu dimensi identitas pribadi dengan rata-rata 3,435.
3. Terdapat kesenjangan antara GS-GO pada mahasiswa UIN Jakarta dan UPN Jakarta,
namun kesenjangan sangat rendah. Artinya responden masih merasa bahwa ILC
mampu memenuhi harapan mereka atas motif informasi, identitas pribadi, interaksi dan
integrasi sosial, serta hiburan. Responden UIN Jakarta menilai bahwa apa yang mereka
inginkan tidak sepenuhnya teralisasikan, karena seluruh skor GS lebih besar dari GO.
Namun ini tidak dapat dikatakan bahwa responden tidak puas karena kesenjangan yang
ada hanya berkisar dari 0-0,8 dimana kesenjangan sangat rendah. Lain halnya menurut
responden UPN Jakarta. Walaupun sama-sama memiliki nilai kesenjangan sangat
rendah, namun yang menarik adalah skor GO lebih besar dari GS pada dimensi
integrasi dan interaksi sosial, sedangkan untuk tiga dimensi lainnya skor GS lebih
besar dari GO. Hal ini sejalan dengan teori limited effect dan uses and gratifications
78
dimana khalayak mampu menahan terpaan media dan mencari sumber informasi yang
sesuai dengan kebutuhannya.
B. Saran
1. Kepada media terkait yaitu TV One khususnya untuk program Indonesia Lawyers Club
(ILC) agar terus meningkatkan kualitas dan mempertahankan eksistensinya sebagai
talkshow yang informatif serta edukatif. Kurangi adanya pertanyaan ke narasumber
yang bersifat provokatif karena akan membuat perdebatan semakin panas, terlebih ILC
terus ditayangkan secara live dimana tidak mungkin adanya sensor dan penonton
benar-benar melihat apa yang terjadi saat itu.
2. Penulis memberikan saran apabila ada penelitian selanjutnya yang akan membahas
mengenai talkshow ILC sebaiknya mencari perbandingan dengan talkshow lain. Sebab
dari hal tersebut nantinya akan diketahui apa yang menyebabkan talkshow tersebut
belum mampu memuaskan kebutuhan khalayak. Dengan demikian, penelitian
selanjutnya diharapkan dapat memberikan perkembangan bagi media tersebut dan hasil
yang lebih variatif.
79
DAFTAR PUSTAKA
Buku;
Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. 2004.
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014.
Badjuri, Adi. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Baran,Stanley J. dan Dennis K. Davis.Teori Komunikasi Massa Dasar, Pergolakan
Dan Masa Depan Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999.
Hanum, Salma M. Sukses Meniti Karir Sebagai Presenter. Yogyakarta, Absolut, 2005.
K. E., Rosengren, and Windahl, S. Mass Media Consumption As A Functional. In D.
McQuail, Sociology of Mass Communications.UK: Penguin, 1972.
Kriyantono,Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2006.
McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika, 2011.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002.
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana, 2010.
Morissan, Andy Corry Wardhani, dan Farid Hamid U. Teori Komunikasi Massa:
Media, Budaya dan Masyarakat. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,
2010.
Morrisan. Psikologi Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2013.
Mulyana, Dedi. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004
80
Nasution, Mustafa Edwin dan Hardius Usman. Proses Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2001.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001.
Santoso, Edi dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi. Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010.
Sari, Endang S. Audience Research: Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pembaca,
Pendengar, dan Pemirsa.Yogyakarta: Andi Offset, 1993.
Setyobudi, Ciptono. Teknologi Broadcasting TV. Yogyakarta, Graha Ilmu, 2012.
Severin, Werner J.Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media
Massa. Jakarta: Kencana, 2005.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES,
2011.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17.Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Stewart L. Tubbs, and Sylvia Moss, Human Communication. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas, 2008.
Sumadiria, Haris. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2014.
Sujarwen, V. Wiratna, dan Poly Endrayanto. Statistika Untuk Penelitian.Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012.
Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia, 2005.
Wahyudi, J.B. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Bandung, Alumni
Bandung, 1996.
West, Richard dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan
Aplikasi.Jakarta:Penerbit Salemba Humanika, 2008.
81
Wibowo,Fred. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta, Pinus Grup Publisher,
2007.
Yusri. Statistika Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Skripsi dan Jurnal ;
Harcahyani, Grestiyaning. "Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pasien yang Dimoderasi Oleh Variabel Nilai (Studi pada Pasien
Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta)". Tesis, S2 Program Studi
Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan
Veteran Nasional, Yogyakarta, 2010.
Karessa, Dwinie."Hubungan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan Khalayak Terhadap
Situs www.metrotvnews.com (Survei Terhadap Mahasiswa Komunikasi
Penyiaran Islam dan Jurnalistik UIN Jakarta)". Skripsi, S1 Program Studi
Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Rismayanti, Ririn. "Hubungan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa UIN
Jakarta Pada Program Entertainment News Di NET".Skripsi S1 Program
Studi Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Wardani, Nadia Pratama."Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadhan di
Televisi Nasional".Skripsi S1 Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2015.
82
Internet ;
Pemberitaan ILC, https://m.tempo.co/read/news/2016/10/15/063812405/kpi-tegur-tv-
one-soal-episode-setelah-ahok-minta-maaf-di-ilc diakses pada 30 Oktober
2016.
Definisi Talkshow, http://www.wordiq.com/definition/Talk_show, diakses pada 26
September 2016.
Sejarah Televisi, http://www.tvri.co.id/page/sejarah, diakses pada 23 September 2016.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dalam rangka perolehan data skripsi saya yang berjudul “Kesenjangan Antara Motif dan
Tingkat Kepuasan Penonton Terhadap Tayangan Talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC)
di TV One." Saya meminta kesediaan saudara/i untuk menjadi responden penelitian saya
dengan mengisi daftar pertanyaan di bawah ini secara jujur dan apa adanya. Peneliti akan
menjamin kerahasiaan dan identitas responden. Atas bantuan dan kesediaan saudara/i, saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr, wb.
Azmy Azis / 1112051100050
Konsentrasi Jurnalistik, FIDIK – UIN Jakarta
No. Responden :
Nama Responden :
Tanggal Pengisian :
Nomor Hp :
A. Data Responden (Pilih sesuai dengan identitas Anda)
1. Usia: a. 17-19 b. 20-21
c. 22-23 d. 24-26
2. Jenis Kelamin: a. Laki-Laki
b. Perempuan
B. Media Use/ Penggunaan media
Pilihlah jawaban di bawah ini sesuai dengan pendapat Anda.
1. Seberapa sering Anda menonton program Indonesia Lawyers Club (ILC) di
TV One dalam satu bulan?
a. 1-2 kali
b. 3-4 kali
c. 5-6 kali
d. 7-8 kali
2. Berapa rata-rata waktu yang Anda habiskan untuk menonton program
Indonesia Lawyers Club (ILC) dalam satu hari?
a. < 30 menit b. 30-60 menit c. > 60 menit
C. Motif (Gratification Sought)
Pertanyaan di bawah ini adalah hal-hal yang Anda harapkan bisa Anda
dapatkan dari menonton tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC). Apakah
motivasi/keinginan yang Anda harapkan dari setiap Anda menonton tayangan
Indonesia Lawyers Club (ILC)?
Petunjuk : Centang (√) jawaban yang paling sesuai dengan Anda. 1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. CS : Cukup Setuju
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju
a. Motif Informasi
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1.
Saya ingin mengetahui berbagai peristiwa
yang sedang terjadi di lingkungan
masyarakat terdekat.
2.
Saya ingin mendapat informasi mendalam
mengenai isu-isu yang sedang berkembang
di lingkungan terdekat.
3. Saya ingin memperoleh informasi yang
faktual/sesuai fakta.
4. Saya ingin memperoleh informasi yang
aktual/up to date.
5.
Saya ingin mengetahui perkembangan
terkini dari peristiwa yang sedang terjadi di
lingkungan terdekat
6.
Saya ingin mengetahui perkembangan
terkini dari berbagai peristiwa yang sedang
terjadi di dunia.
7. Saya ingin merasa tenang setelah mendapat
penambahan pengetahuan.
8.
Saya ingin mengetahui peristiwa yang
sedang berkembang di lingkungan terdekat
maupun internasional dari berbagai
perspektif.
b. Motif Identitas Pribadi
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya ingin menemukan nilai-nilai yang
berkaitan dengan pribadi saya sebagai
mahasiswa.
2. Saya ingin menjadi pribadi yang
berwawasan luas.
3. Saya ingin meningkatkan rasa percaya diri.
4. Saya ingin memperoleh inspirasi positif
untuk berperilaku baik.
5. Saya ingin memperoleh motivasi untuk lebih
berprestasi.
6. Saya ingin menjadi pribadi yang rendah diri.
c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya ingin memperoleh bahan percakapan
dengan orang lain.
2.
Saya ingin memperoleh topik untuk
berdiskusi dengan keluarga tentang suatu
informasi yang sedang hangat.
3.
Saya ingin dapat bertukar pendapat dengan
orang lain tentang suatu informasi yang
sedang ramai diperbincangkan.
4. Saya ingin menjadi orang yang dapat
membagikan informasi kepada orang lain.
5. Saya ingin lebih peka terhadap apa yang
sedang terjadi di lingkungan sekitar.
6. Saya ingin dikenal orang lain sebagai orang
yang banyak tahu.
d. Motif Hiburan
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya ingin melepaskan diri dari
permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Saya ingin merasa senang.
3. Saya ingin menghilangkan rasa bosan.
4. Saya ingin mengisi waktu luang.
5. Saya ingin bersantai.
D. Kepuasan (Gratification Obtained)
Pernyataan berikut adalah tentang KEPUASAN yang Anda dapatkan SETELAH menonton program Indonesia Lawyers Club (ILC). Petunjuk : Centang (√) jawaban yang paling sesuai dengan Anda. 1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. CS : Cukup Setuju
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju
a. Motif Informasi
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1.
Saya mengetahui berbagai peristiwa yang
sedang terjadi di lingkungan masyarakat
terdekat.
2.
Saya mendapat informasi mendalam
mengenai isu-isu yang sedang berkembang
di lingkungan terdekat
3. Saya memperoleh informasi yang
faktual/sesuai fakta.
4. Saya memperoleh informasi yang aktual/up
to date.
5.
Saya mengetahui perkembangan terkini dari
peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan
terdekat
6.
Saya mengetahui perkembangan terkini dari
berbagai peristiwa yang sedang terjadi di
dunia
7. Saya merasa tenang setelah mendapat
penambahan pengetahuan.
8.
Saya mengetahui peristiwa yang sedang
berkembang di lingkungan terdekat maupun
internasional dari berbagai perspektif.
b. Motif Identitas Pribadi
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya menemukan nilai-nilai yang berkaitan
dengan pribadi saya sebagai mahasiswa.
2. Saya merasa menjadi pribadi yang
berwawasan luas.
3. Saya merasa lebih rasa percaya diri.
4. Saya memperoleh inspirasi positif untuk
berperilaku baik.
5. Saya memperoleh motivasi untuk lebih
berprestasi.
6. Saya merasa menjadi pribadi yang rendah
diri.
c. Motif Intergrasi dan Interaksi Sosial
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya memperoleh bahan percakapan dengan
orang lain.
2.
Saya memperoleh topik untuk berdiskusi
dengan keluarga tentang suatu informasi
yang sedang hangat.
3.
Saya dapat bertukar pendapat dengan orang
lain tentang suatu informasi yang sedang
ramai diperbincangkan.
4. Saya menjadi orang yang dapat membagikan
informasi kepada orang lain.
5. Saya lebih peka terhadap apa yang sedang
terjadi di lingkungan sekitar.
6. Saya dikenal orang lain sebagai orang yang
banyak tahu.
d. Motif Hiburan
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya dapat melepaskan diri dari
permasalahan yang sedang dihadapi.
2. Saya dapat merasa senang.
3. Saya dapat menghilangkan rasa bosan.
4. Saya dapat mengisi waktu luang.
5. Saya dapat bersantai.
Data Mentah Variabel Motif UIN Jakarta
No. Informasi Identitas Pribadi Integrasi &
Interaksi Sosial Hiburan Jumlah 1 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 95 2 4 3 2 2 4 3 2 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4 3 4 3 2 1 1 3 2 70 3 4 5 5 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 5 4 3 5 94 4 3 1 2 2 3 1 1 1 1 3 3 2 1 3 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 51 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 114 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 5 76 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101 8 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 4 3 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4 110 9 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 3 112
10 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 109 11 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 86 12 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 2 3 2 2 2 90 13 3 4 3 5 3 4 5 3 5 3 3 5 3 4 3 5 4 3 5 4 4 5 4 5 5 100 14 4 5 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 71 15 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 100 16 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 79 17 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 94 18 3 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 93 19 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 86 20 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 84 21 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 84 22 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 80 23 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77 24 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 78 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 26 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76 27 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 5 3 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 4 4 3 91 28 1 3 4 4 5 3 4 4 3 5 3 5 3 4 5 3 4 5 4 3 5 4 4 4 3 95 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 30 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77 31 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 105 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 91 33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 34 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 51 35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 66 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 66 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 84 38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 77
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 62 40 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 89 41 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 3 3 3 3 92 42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 64 44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 45 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50 46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 47 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50 48 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4 4 3 97 49 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 89 50 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 86 51 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 95 52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 98 55 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 5 5 4 5 4 3 4 5 5 5 3 112 56 4 4 3 4 4 4 4 5 3 3 2 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 99 57 3 4 5 4 5 4 2 2 2 3 2 2 3 4 3 4 4 2 3 2 3 2 3 3 3 77
Data Mentah Variabel Kepuasan UIN Jakarta
No. Informasi
Identitas Pribadi
Integrasi & Interaksi Sosial Hiburan Jumlah
1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 68 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 2 2 2 3 3 2 71 4 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 52 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 96 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 42 7 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 97 8 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 110 9 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 97
10 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 88 11 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 87 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 83 13 3 4 4 5 3 5 5 3 4 5 3 4 4 5 3 3 2 4 4 2 3 3 4 4 3 92 14 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 69 15 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 88 16 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 80 17 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 94 18 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 90 19 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 87 20 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 90 21 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 86 22 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 80 23 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 82 24 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 86 25 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 75 26 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 84 27 3 3 5 3 3 5 3 5 3 4 5 3 4 3 5 4 3 4 5 2 4 3 5 3 4 94 28 3 5 3 4 5 3 3 5 3 5 4 5 4 3 5 3 5 3 5 3 3 4 5 4 3 98 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 101 32 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 87 33 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 4 3 82 34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50 35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50 36 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 59 37 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 4 3 2 2 4 3 2 2 2 80 38 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 67
39 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 52 40 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 56 41 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 86 42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 76 43 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 55 44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 45 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50 46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 47 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50 48 4 4 4 4 3 3 3 5 3 3 4 3 3 3 5 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 85 49 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 89 50 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 94 51 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 93 52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 76 54 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 97 55 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 116 56 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 5 4 4 5 3 2 96 57 3 4 3 4 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 4 4 2 2 4 2 75
Data Mentah Variabel Motif UPN Jakarta
No. Informasi Identitas Pribadi Integrasi &
Interaksi Sosial Hiburan Jumlah 1 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 78 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 2 3 4 3 5 2 3 3 3 2 80 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 86 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 5 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 4 93 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 79 6 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 94 7 3 3 3 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 99 8 3 4 2 2 3 2 3 2 2 5 5 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 72 9 3 2 1 4 2 3 2 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
10 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 3 85 11 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 101 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 13 3 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 3 1 3 3 3 3 4 3 4 5 4 4 3 94 14 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 95 15 4 3 4 3 2 1 2 1 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 5 4 1 2 3 4 4 76 16 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 109 17 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 3 4 4 3 3 4 5 5 4 99 18 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 103 19 5 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 5 3 5 4 5 3 4 4 5 3 4 5 3 3 94 20 3 4 4 3 5 5 3 5 3 4 4 5 3 4 5 3 5 4 3 5 4 3 5 3 4 99 21 4 3 3 5 4 3 3 5 4 3 5 4 3 4 3 4 3 5 4 3 3 4 3 3 5 93 22 3 4 5 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 4 5 5 3 4 3 5 3 4 3 3 3 89 23 3 4 3 4 5 5 3 4 3 5 3 4 3 3 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 4 97 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76 25 3 3 3 4 5 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 82 26 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 83 27 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74 28 4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 3 3 3 4 3 3 94 29 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 2 3 3 3 83 30 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 81 31 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 84 32 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 104 33 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 88 34 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 87 35 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 94 36 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 91 37 4 3 4 4 3 3 4 5 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 91 38 3 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 89
39 5 4 4 3 4 4 3 5 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 91 40 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 83 41 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 87 42 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 93 43 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 96 44 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 85 45 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 3 3 3 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 4 104 46 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 4 109 47 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 110 48 2 5 5 3 4 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 77 49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 50 3 3 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 5 5 3 3 90 51 2 3 5 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 89 52 3 3 3 4 4 2 1 1 3 4 3 2 2 5 4 3 5 4 4 3 2 5 4 4 4 82 53 4 4 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 99 54 3 4 2 4 5 3 3 2 4 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 81
Data Mentah Variabel Kepuasan UPN Jakarta
No. Informasi Identitas Pribadi Integrasi & Interaksi
Sosial Hiburan Jumlah 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 79 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 77 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 84 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 99 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 6 3 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 92 7 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 89 8 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 73 9 4 2 1 3 3 3 3 3 4 4 4 3 5 2 4 3 3 4 4 3 3 4 5 5 5 87
10 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 80 11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 13 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 1 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 5 84 14 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 93 15 4 4 3 4 1 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 90 16 4 4 4 3 3 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 106 17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74 18 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 106 19 4 2 5 3 5 4 5 4 3 5 4 5 3 3 5 4 4 3 3 5 5 3 4 3 5 99 20 5 3 4 5 4 5 3 4 3 4 3 5 3 3 4 3 5 4 5 5 4 3 3 5 5 100 21 3 5 4 5 3 4 4 5 3 4 5 5 3 3 5 3 4 3 3 4 5 4 3 3 5 98 22 3 5 3 3 4 4 3 5 3 3 3 5 3 5 4 3 4 5 4 5 5 3 3 5 3 96 23 3 3 4 5 3 4 5 3 4 5 4 3 3 3 4 3 4 5 3 4 3 5 4 5 5 97 24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 78 26 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 85 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 28 4 4 5 5 5 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3 4 2 2 2 3 3 3 83 29 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 83 30 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 83 31 4 4 5 5 4 4 4 4 2 5 4 3 3 3 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 3 98 32 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 120 33 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 81 34 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 85 35 4 3 3 4 4 3 4 5 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 88 36 4 3 4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 89 37 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 88 38 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 87
39 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 85 40 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 85 41 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 82 42 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 82 43 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 82 44 4 5 5 5 5 5 3 4 3 5 3 3 3 3 5 5 5 4 4 3 3 3 3 3 3 97 45 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 3 3 3 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 102 46 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 3 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 3 106 47 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 4 106 48 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 78 49 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 5 2 2 4 5 4 2 4 1 3 3 4 2 80 50 3 2 4 1 1 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 91 51 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 93 52 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 1 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 96 53 4 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 3 2 4 4 4 5 4 4 3 3 2 2 4 4 92 54 2 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 84
Validitas Motif
No. Pernyataan r Hitung r Table Hasil Instrumen
1 Saya ingin mengetahui berbagai peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat terdekat.
0,758 0,361 Valid
2 Saya ingin mendapat informasi mendalam mengenai isu-isu yang sedang berkembang di lingkungan terdekat.
0,884 0,361 Valid
3 Saya ingin memperoleh informasi yang faktual/sesuai fakta. 0,819 0,361 Valid
4 Saya ingin memperoleh informasi yang aktual/up to date. 0,847 0,361 Valid
5 Saya ingin mengetahui perkembangan terkini dari peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan terdekat.
0,626 0,361 Valid
6 Saya ingin mengetahui perkembangan terkini dari berbagai peristiwa yang sedang terjadi di dunia.
0,898 0,361 Valid
7 Saya ingin merasa tenang setelah mendapat penambahan pengetahuan. 0,973 0,361 Valid
8 Saya ingin mengetahui peristiwa yang sedang berkembang di lingkungan terdekat maupun internasional dari berbagai perspektif.
1,003 0,361 Valid
9 Saya ingin menemukan nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi saya sebagai mahasiswa.
0,794 0,361 Valid
10 Saya ingin menjadi pribadi yang berwawasan luas. 0,860 0,361 Valid
11 Saya ingin meningkatkan rasa percaya diri. 1,106 0,361 Valid
12 Saya ingin memperoleh inspirasi positif untuk berperilaku baik. 1,143 0,361 Valid
13 Saya ingin memperoleh motivasi untuk lebih berprestasi. 1,085 0,361 Valid
14 Saya ingin menjadi pribadi yang rendah diri. 0,980 0,361 Valid
15 Saya ingin memperoleh bahan percakapan dengan orang lain. 0,935 0,361 Valid
16 Saya ingin memperoleh topik untuk berdiskusi dengan keluarga tentang suatu informasi yang sedang hangat.
0,819 0,361 Valid
17 Saya ingin dapat bertukar pendapat dengan orang lain tentang suatu informasi yang sedang ramai diperbincangkan.
0,868 0,361 Valid
18 Saya ingin menjadi orang yang dapat membagikan informasi kepada orang lain. 0,858 0,361 Valid
19 Saya ingin lebih peka terhadap apa yang sedang terjadi di lingkungan sekitar. 0,809 0,361 Valid
20 Saya ingin dikenal orang lain sebagai orang yang banyak tahu. 1,126 0,361 Valid
21 Saya ingin melepaskan diri dari permasalahan yang sedang dihadapi. 1,104 0,361 Valid
22 Saya ingin merasa senang. 1,042 0,361 Valid 23 Saya ingin menghilangkan rasa bosan. 1,037 0,361 Valid 24 Saya ingin mengisi waktu luang. 0,964 0,361 Valid 25 Saya ingin bersantai. 1,074 0,361 Valid
Validitas Kepuasan
No. Pernyataan r Hitung
r Table
Hasil Instrumen
1 Saya mengetahui berbagai peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat terdekat. 0,758 0,361 Valid
2 Saya mendapat informasi mendalam mengenai isu-isu yang sedang berkembang di lingkungan terdekat. 0,884 0,361 Valid
3 Saya memperoleh informasi yang faktual/sesuai fakta.
0,819 0,361 Valid
4 Saya memperoleh informasi yang aktual/up to date.
0,847 0,361 Valid
5 Saya mengetahui perkembangan terkini dari peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan terdekat. 0,626 0,361 Valid
6 Saya mengetahui perkembangan terkini dari berbagai peristiwa yang sedang terjadi di dunia. 0,898 0,361 Valid
7 Saya merasa tenang setelah mendapat penambahan pengetahuan. 0,681 0,361 Valid
8 Saya mengetahui peristiwa yang sedang berkembang di lingkungan terdekat maupun internasional dari berbagai perspektif.
0,973 0,361 Valid
9 Saya menemukan nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi saya sebagai mahasiswa. 1,003 0,361 Valid
10 Saya menjadi pribadi yang berwawasan luas.
0,794 0,361 Valid
11 Saya meningkatkan rasa percaya diri.
0,860 0,361 Valid
12 Saya memperoleh inspirasi positif untuk berperilaku baik. 1,106 0,361 Valid
13 Saya memperoleh motivasi untuk lebih berprestasi.
1,143 0,361 Valid
14 Saya menjadi pribadi yang rendah diri.
1,085 0,361 Valid
15 Saya memperoleh bahan percakapan dengan orang lain. 0,980 0,361 Valid
16 Saya memperoleh topik untuk berdiskusi dengan keluarga tentang suatu informasi yang sedang hangat. 0,935 0,361 Valid
17 Saya dapat bertukar pendapat dengan orang lain tentang suatu informasi yang sedang ramai diperbincangkan.
0,819 0,361 Valid
18 Saya menjadi orang yang dapat membagikan informasi kepada orang lain. 0,868 0,361 Valid
19 Saya lebih peka terhadap apa yang sedang terjadi di lingkungan sekitar. 0,858 0,361 Valid
20 Saya dikenal orang lain sebagai orang yang banyak tahu. 0,809 0,361 Valid
21 Saya dapat melepaskan diri dari permasalahan yang sedang dihadapi. 1,126 0,361 Valid
22 Saya merasa senang.
1,104 0,361 Valid
23 Saya menghilangkan rasa bosan.
1,042 0,361 Valid
24 Saya dapat mengisi waktu luang.
0,986 0,361 Valid
25 Saya dapat bersantai.
0,964 0,361 Valid
Blue Print Variabel Motif dan Kepuasan (setelah validasi instrumen)
No Dimensi Item
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Motif Informasi 1, 2, 3, 4, 5,6,7,8 - 8
2 Motif Identitas
Pribadi 1, 2, 3, 4, 5,6 - 6
3 Motif Integrasi dan
Interaksi Sosial 1, 2, 3, 4, 5,6 - 6
4 Motif Hiburan 1, 2, 3, 4, 5 - 5
Jumlah
25
Reliabilitas Motif
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.939 25
Reliabilitas Kepuasan
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.938 25