keslingdfce63f81bfull

5
21 HUBUNGAN KUALITAS UDARA DALAM RUANG DENGAN KELUHAN PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KABUPATEN SIDOARJO Correlation of Indoor Air Quality with Prisoners Health Complaints in the Country Jail Sidoarjo Cahyatri Rupisianing Candrasari dan J Mukono Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga mukono_ [email protected] Abstract: Residential is an important part in human’s life because it is a reflection of human’s personality and social status that influence health status. Living building must have some criteria like comfort, aesthetic, and secure. Just like a house, penitentiary class IIA of Sidoarjo has prisoners who want a living building like their own house that can give a secure and comfort sense. Recently, facilities in jail couldn’t meet the minimum standard which is requirement of health standard. The objective of this study was to identify the correlation between indoor air quality and prisoners complaints at county jail Sidoarjo. The research was using analytic descriptive with cross-sectional approach. Data consisted of primary and secondary data which were collected by observation, interview, measurement, and document investigation from relevant institution. Sample was 120 people and was taken using cluster random sampling. The result showed that thing that correlated with prisoners complaint was the temperature in the room. It is suggested that all prisoners should keep the environment clean and they should use the ventilation well. Keywords: physical, chemical, and microbiological qualities, people complaints Abstrak: Tempat tinggal merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan cerminan pribadi serta status sosial manusia yang dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi dan pengadaannya mempunyai kriteria comfort (nyaman), aesthetic (indah), dan secure (aman). Seperti halnya rumah, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Sidoarjo, penghuninya juga menginginkan tempat tinggal tersebut layaknya rumah pribadi yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman. Sarana hunian yang ada di lapas saat ini tidak lagi memenuhi standar minimum yang mensyaratkan standar kesehatan seperti ventilasi yang baik dan didukung dengan peralatan tidur yang memadai serta memenuhi rasa aman bagi penghuni. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan kualitas udara dalam ruang dengan keluhan yang dirasakan oleh penghuni. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder dengan pengambilan data melalui observasi, wawancara, pengukuran di lapangan serta penelusuran dokumen dari instansi terkait. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 538 orang. Sampel yang diambil sebanyak 120 orang dengan metode cluster random sampling. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan analitik menggunakan Uji Korelasi Spearman dengan 5%. Disimpulkan bahwa variabel yang berhubungan dengan keluhan yang dirasakan penghuni adalah suhu dalam ruang. Disarankan agar para penghuni tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat hunian dan lebih memanfaatkan ventilasi yang ada. Kata kunci: kualitas fisika, kimia, dan mikrobiologi, keluhan pekerja PENDAHULUAN Kualitas udara dalam ruangan yang baik didefinisikan sebagai udara yang bebas bahan pencemar penyebab iritasi, ketidaknyamanan atau terganggunya kesehatan penghuni. Temperatur dan kelembapan ruangan juga memengaruhi kenyamanan dan kesehatan penghuni. Kualitas udara dalam ruang sebenarnya ditentukan secara sengaja ataupun tidak sengaja oleh penghuni ruangan itu sendiri. Ada gedung yang secara khusus diatur, baik suhu maupun frekuensi pertukaran udaranya dengan memakai peralatan ventilasi khusus, ada pula yang dilakukan dengan mendayagunakan keadaan cuaca alamiah dengan mengatur bagian gedung yang dapat dibuka. Dengan demikian kualitas udara dalam ruangan sangat bervariasi. Udara dalam ruang memungkinkan bahan pencemar udara dalam konsentrasi yang cukup, memiliki kesempatan untuk memasuki tubuh penghuni. Lembaga pemasyarakatan juga harus memiliki kualitas

Upload: isminurfatikha

Post on 16-Aug-2015

219 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bagus

TRANSCRIPT

21HUBUNGAN KUALITAS UDARA DALAM RUANGDENGAN KELUHAN PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KABUPATEN SIDOARJOCorrelation of Indoor Air Quality with Prisoners Health Complaints in the Country Jail SidoarjoCahyatri Rupisianing Candrasari dan J MukonoDepartemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlanggamukono_ [email protected]: Residential is an important part in humans life because it is a reflection of humans personality and social status that influence health status. Living building must have some criteria like comfort, aesthetic, and secure. Just like a house, penitentiary class IIA of Sidoarjo has prisoners who want a living building like their own house that can give a secure and comfort sense. Recently, facilities in jail couldnt meet the minimum standard which is requirement of health standard. The objective of this study was to identify the correlation between indoor air quality and prisoners complaints at county jail Sidoarjo. The research was using analytic descriptive with cross-sectional approach. Data consisted of primary and secondary data which were collected by observation, interview, measurement, and document investigation from relevant institution. Sample was 120 people and was taken using cluster random sampling. The result showed that thing that correlated with prisoners complaint was the temperature in the room. It is suggested that all prisoners should keep the environment clean and they should use the ventilation well.Keywords: physical, chemical, and microbiological qualities, people complaintsAbstrak: Tempat tinggal merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan cerminan pribadisertastatussosialmanusiayangdipengaruhiolehtingkatsosialekonomidanpengadaannyamempunyai kriteria comfort (nyaman), aesthetic (indah), dan secure (aman). Seperti halnya rumah, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Sidoarjo, penghuninya juga menginginkan tempat tinggal tersebut layaknya rumah pribadi yang bisa memberikan rasaamandannyaman.Saranahunianyangadadilapassaatinitidaklagimemenuhistandarminimumyang mensyaratkan standar kesehatan seperti ventilasi yang baik dan didukung dengan peralatan tidur yang memadai serta memenuhi rasa aman bagi penghuni. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan kualitas udara dalam ruangdengankeluhanyangdirasakanolehpenghuni.Penelitianinibersifatdeskriptifanalitikdenganpendekatan cross sectional. Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder dengan pengambilan data melalui observasi, wawancara, pengukuran di lapangan serta penelusuran dokumen dari instansi terkait. Populasi dalam penelitian ini sebanyak538orang.Sampelyangdiambilsebanyak120orangdenganmetodeclusterrandomsampling.Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan analitik menggunakan Uji Korelasi Spearman dengan 5%. Disimpulkan bahwa variabel yang berhubungan dengan keluhan yang dirasakan penghuni adalah suhu dalam ruang. Disarankan agar para penghuni tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat hunian dan lebih memanfaatkan ventilasi yang ada.Kata kunci: kualitas fisika, kimia, dan mikrobiologi, keluhan pekerjaPENDAHULUANKualitasudaradalamruanganyangbaik didefinisikansebagaiudarayangbebasbahan pencemar penyebab iritasi, ketidaknyamanan atau terganggunyakesehatanpenghuni.Temperatur dankelembapanruanganjugamemengaruhi kenyamanandankesehatanpenghuni.Kualitas udara dalam ruang sebenarnya ditentukan secara sengajaataupuntidaksengajaolehpenghuni ruanganitusendiri.Adagedungyangsecara khususdiatur,baiksuhumaupunfrekuensi pertukaran udaranya dengan memakai peralatan ventilasi khusus, ada pula yang dilakukan dengan mendayagunakankeadaancuacaalamiah denganmengaturbagiangedungyangdapat dibuka.Dengandemikiankualitasudaradalam ruangansangatbervariasi.Udaradalamruang memungkinkanbahanpencemarudaradalam konsentrasiyangcukup,memilikikesempatan untukmemasukitubuhpenghuni.Lembaga pemasyarakatanjugaharusmemilikikualitas 22Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013: 2125udara yang baik bagi kesehatan, layaknya rumah yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman.Sumberpencemaranudaradalamruangan menurutpenelitianTheNationalInstituteof OccupationalSafetyandHealth(NIOSH)dirinci menjadi5sumber(Aditama,1992)meliputi:(1)pencemaranakibatkegiatanpenghuni dalamgedungsepertiasaprokok,pestisida, bahanpembersihruangan;(2)pencemaran dariluargedungmeliputimasuknyagas buangankendaraanbermotor,cerobong asapdapurkarenapenempatanlokasilubang ventilasiyangtidaktepat;(3)pencemarandari bahanbangunanruangansepertiformaldehid, lem,asbestos,fibreglass,danbahanlainnya;(4) pencemaran mikroba meliputi bak teri, jamur, virusatauprotozoayangdapatditemukandi saluran udara dan alat pendingin ruangan beser taseluruhsistemnya;dan(5)kurangnyaudara segaryangmasukkarenagangguanventilasi udara dan kurangnya perawatan sistem peralatan ventilasi. Aktivitas di dalam gedung yang semakin banyakdapatmeningkatkanjumlahpolutan dalam ruangan. Kenyataan ini menyebabkan risiko terpaparnyapolutandalamruanganterhadap manusiasemakintinggi,namunhalinimasih jarang diketahui oleh masyarakat umum.Kualitasudarayangburukakanmembawa dampaknegatifterhadappekerja/karyawan berupakeluhangangguankesehatan.Dampak pencemaranudaradalamruanganterhadap tubuhterutamapadaorgantubuhyangkontak langsungdenganudaracontohnyasebagai berikut:iritasiselaputlendir;iritasimata:mata pedih,matamerah,mataberair;iritasihidung: bersin,gatal;iritasitenggorokan:sakitmenelan, gatal, batuk kering; gangguan neurotoksik: sakit kepala,lemah/capai,mudahtersinggung,sulit berkonsentrasi; gangguan paru dan pernapasan: batuk,nafasberbunyiataumengi,sesaknafas, rasaberatdidada;gangguankulit:kulitkering, kulitgatal;gangguansalurancerna:diareatau mencret; lain-lain: gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar.Keluhantersebutbiasanyatidakterlalu parahdantidakmenimbulkankecacatantetap, tetapijelasterasaamatmengganggu,tidak menyenangkandanbahkanmengakibatkan menurunnyaproduktivitaskerjaparapenghuni ruangan.Permasalahan yang diangkat dalam penelitian iniadalahhubungankualitasfisik,kimia,dan mikrobiologiudaradalamruangtahanan dengankeluhanyangdirasakanpenghuni LembagaPemasyarakatan(LAPAS)KelasIIA KabupatenSidoarjo.Tujuandaripenelitianialah untuk:mengidentifikasikualitasfisik,kimia, danmikrobiologiudaradalamruangtahanan, mengidentifikasi macam keluhan kesehatan yang dirasakan penghuni, dan menganalisis hubungan kualitas fisik, kimia, dan mikrobiologi udara dalam ruangtahanandengankeluhankesehatanyang dirasakan penghuni.METODE PENELITIANPenel i ti ani ni menggunakanmetode observasionaldenganrancangbanguncross- sectional.Penelitianinidilaksanakandengan carawawancara,observasi,danpengukuran yangmeliputi:suhu,kelembapan,jumlahCO, jumlah debu, dan jumlah total koloni per m3 udara (kumandanjamur).Jumlahpopulasiadalah 538orangdanjumlahsampelyangdiambil dengancaraclusterrandomsamplingsebanyak 120orang.Datayangtelahdiambilkemudian dianalisissecaradeskriptifdengantabulasi dansecaraanalitikmenggunakanUjiKorelasi Spearman ( = 0,05).HASIL DAN PEMBAHASANGambaran Umum Lokasi PenelitianLAPASKelasIIASidoarjomerupakan unitpelaksanateknispemasyarakatanyang menampung,merawat,danmembinaWarga BinaanLembagaPemasyarakatan(WBL)yang mempunyaidayatampung250orangdanpada saat penelitian jumlah penghuninya sebesar 538 orang, yang terdiri dari narapidana dan tahanan. LAPASiniterdiridari3blok,yaituBlokAuntuk tahananterdiridari11kamar,BlokBuntuknapi terdiridari13kamar,danBlokWanitauntuk tahanan dan napi terdiri dari 2 kamar.Karakteristik PenghuniPenghuniLAPASKelasIIAKabupaten Sidoarjoberjumlah538orangyangterdiridari laki-lakisebesar92,5%danperempuansebesar 7,5%denganumurterbanyakberadapada rentangumur2024tahunsebesar26,7% dan 2529 tahun sebesar 25%. Tingkat pendidikan terbanyak penghuni adalah SMA sebesar 54,2%.23C RCandrasari dan J Mukono, Kualitas Udara dalam Ruang Lembaga PemasyarakatanLama Tinggal dalam Ruang Tahanan selama Satu HariPenghuniyangtinggalkurangdari1tahun sebesar83,3%danyangtinggallebihdari 1 tahun sebesar 16,7%. Lama tinggal dalam ruang tahananrata-ratatiapharinyasangatbervariasi, yaitulebihdari5jamsebesar60,8%,antara 25jamsebesar29,2%,sedangkansisanya sebesar 10,0% berada dalam ruang lainnya selama 2jamdalamsehari.Kualitasudaradalamruang sangatditentukanolehsistemsirkulasiudara danaktivitasyangdilaksanakan.Pencemaran udara dalam ruang dapat terjadi karena berbagai aktivitas seperti merokok, penggunaan alat seperti misalnya kipa s angin, keberadaan perlengkapan sepertikarpetyangberpotensimenjaditempat perkembangbiakanjamur.Seseorangyang terpapardenganpolutantersebutdalamwaktu yanglamaakanmengalamikeluhanyanglebih besar dibandingkan dengan yang terpapar kurang dari 2 jam per hari.Sumber Pencemar Udara RuanganDari 120penghuni ,yangmerasakan gangguanaki batasapsebesar55%dan penghuniyangmerasakangangguanakibat bautidaksedapsebesar52,5%.Gangguan yangdiakibatkanolehasapberasaldariasap rokok dan gangguan yang diakibatkan bau tidak sedapberasaldaribautempatsampah,bau minyak wangi yang terlalu menyengat, dan bau pengharum ruangan yang terlalu menyengat.Adi t ama(2002), menyat akanbahwa pencemaranudaradapatberasaldaridalam gedung dengan sumber pencemaran diantaranya: aktivitasdalamruangan,frekuensikeluarmasuk ruanganyangtinggisehinggamemungkinkan masuknyapolutandariluarkedalamruangan, penggunaanpengharumruangan,asaprokok, penggunaanpestisidadanpembersihruangan, mesin fotokopi, sirkulasi udara yang kurang lancar, suhu dan kelembapan udara yang tidak nyaman.Kualitas Udara dalam RuanganKualitas Fisik UdaraSuhuudarasangatberperandal am kenyamananbekerjakarenatubuhmanusia menghasilkanpanasyangdigunakanuntuk metabolismebasaldanmuskuler.Namundari semuaenergiyangdihasilkantubuhhanya 20%sajayangdipergunakandansisanyaakan dibuangkelingkungan.Suhurata-rataruangan adalah28,67C.Jikadibandingkandengan bakumutuKeputusanMenteriTenagaKerjaRI No.51/Men/1999suhuyangdianggapnyaman untuksuasanabekerjaadalah30C,makasuhu pada ruangan tersebut berada pada standar dan jikadibandingkandenganstandarbakumutu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 261/Menkes/SK/II/1998bahwasuhuyangdianggapnyaman untuk suasana bekerja 1826C, ini berarti bahwa suhu ruangan masih berada di atas standar.Kel embapanr el at i f udar aadal ah perbandingan jumlah uap air dalam udara dengan jumlahairmaksimumyangdapatdikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%). Kelembapan udara yang relatif rendah (< 40%) dapat mengakibatkan kekeringanselaputlendirmembran,sedangkan kel embapanyangti nggi (>70%)dapat meningkatkanpertumbuhanmikroorganisme. Jikadibandingkandenganstandarbakumutu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 261/Menkes/ SK/II/1998dimanakelembapanyangideal berkisarantara4060%,makahasilpengukuran kelembapan pada ruangan berada di atas standar mutuyangtelahditetapkanolehkeputusan menteritersebut,yangberartipotensialsebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme.Kualitas Kimia UdaraJika dilihat dari beberapa sumber pencemar yangmemproduksiCO,makaseharusnya pencemaranCOdiudaradalamruangcukup tinggi. Tetapi hal ini tidak terjadi, dengan kata lain jumlah pencemaran CO di udara jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dilepaskan di atmosfer.JumlahCOdalamudararuangyang ditelitihanyasebesar0,67ppmdan1,33ppm. Jika dibandingkan dengan baku mutu Keputusan MenteriTenagaKerjaRINo.51/Men/1999dan bakumutuKeputusanMenteriKesehatanRINo. 261/Menkes/SK/II/1998bahwakadarCOyang dianggap baik sebesar 25 ppm, maka kadar CO padaruangantersebutberadajauhdibawah standarmutuyangditetapkandalamkeputusan menteri terkait.Debumerupakansalahsatubahanyang seringdisebutsebagaipartikelyangmelayang diudara(SuspendedParticulateMatter/SPM) denganukuran1mikronsampaidengan 500mikron(Fardiaz,2001).Jumlahpartikel 24Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli 2013: 2125debumelayangdiudaradalamruangyang diteliti berkisar antara 0,1091 mg/m3 sampai 0,2311 mg/m3.Jikadibandingkandenganstandar bakumutuKeputusanMenteriTenagaKerjaRI No.1/Men/1997yangmenyebutkanbahwa kadarpartikeldebudalamudarasebesar 10 mg/m3, maka kadar debu dalam ruangan yang ditelitiberadadibawahstandarmutu,tetapijika dibandingkandenganbakumutuKeputusan Menteri Kesehatan RI No. 261/Menkes/SK/II/1998 yangmenyebutkanbahwakadarpartikeldebu sebesar0,15mg/m3,makakadardebudalam sebagian ruangan berada di atas standar mutu.Kualitas Mikrobiologi UdaraBioaerosoladalahpartikeldebuyangterdiri atasmakhlukhidupatausisayangberasaldari makhlukhidup.Makhlukhidupterutamaadalah jamurdanbakteri.Sumberbioaerosolada2, yaituyangberasaldariluarruangandandari perkembangbiakandalamruanganataudari manusia terutama bila kondisi terlalu berdesakan (crowded). Pengaruh kesehatan yang ditimbulkan olehbioaerosoliniterutama3macam,yaitu infeksi, alergi, dan iritasi. Kontaminasi bioaerosol padasumberairsistemventilasi(humidifier) yangterdistribusikeseluruhruangandapat menyebabkanberbagaireaksiyangberbagai ragam,sepertidemam,pilek,sesaknafas,dan nyeri otot dan tulang (Tan Malaka 1998).Totalrata-ratakolonikumanyangadapada udarasampeladalah1696,67perm3udaradan apabila dibandingkan dengan standar baku mutu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 261/Menkes/ SK/II/1998berartijumlahtotalkoloniyangada dalamruangantersebutlebihdaristandaryaitu sebesar700perm3udara.Penyebabadanya kuman dalam udara ruang dapat ditimbulkan dari tempatsampahdilingkungansekitarnya.Untuk meminimalkantimbulnyakumansalahsatunya dengan cara tetap menjaga kebersihan.Selainkuman,dalamudarayangditeliti tersebutjugamengandungjamurpadahal seharusnyaudarayangbaikadalahudara yangtidakmengandungataunegatifbahan mikrobiologi,sepertikumandanjamur.Jamur sebagaiunsurbiologiudaradapattimbuldari berbagaicara,salahsatunyaadalahuapair yangdapatmenyebabkanberkembangnya kolonijamur.Uapairyangterbentukdidalam bangunandapatditimbulkandari:1)airyang menembus dari selubung bangunan atau dinding, 2)kondensasikarenaventilasiyangkurang tepat, 3) uap air tanah yang menembus ke suatu bagian bangunan. Sedangkan untuk pencegahan tumbuhnya jamur dalam gedung dapat dilakukan dengancaramenjagahumiditasdibawah50% dandenganmenghilangkansetiapkebocoran air.Keluhan Kesehatan PenghuniEmpatkeluhankesehatanterbanyakyang dirasakanpenghuniLAPASberdasarkandata yang diperoleh adalah berupa keluhan kesehatan berupa batuk sebanyak 94 orang, kulit berkeringat sebanyak76orang,kepalapusingsebanyak 69orang,danhidungtersumbatsebanyak60 orang.Batukadalahsebuahrefleksifisiologi untukmelindungitubuhdaribendaasingyang masuktenggorokan.Disampingitu,batukjuga bisamenjadigejaladarisuatupenyakit.Batuk disebabkanolehperadanganpadalapisan lendirsaluranpernapasan.Adabatukberdahak yangdisebabkanolehinfeksiyangdisebabkan olehbakteriatauvirusdanadapulabatuktidak berdahak yang bisa disebabkan oleh partikel debu melayang di udara.Kulitberkeringatdisebabkankarenaberada pada suhu tinggi dan saat beraktivitas, selain itu juga disebabkan karena kelembapan udara. Pada dasarnyaberkeringatdapatmembantumenjaga suhutubuhtetapstabil,danpadakebanyakan kasus hal ini sangatlah wajar.Pusingadalahkondisidimanapenderita merasa segala objek yang ada di depan matanya danadadisekitarnyabergerakatauberputar-putar, selain itu penderita juga merasa tubuhnya ringandantidakstabil.Keluhaninidisebabkan karenakumanyangterkandungdalamudara, selainitupusingyangterjadiinijugabisa disebabkankarenahidungtersumbat.Gejala dapat berupa hilangnya daya penciuman, hidung sakit,dahiterasaberatdanpenuh,danada cairankuningkentalberbaubusuk.Keluhanini disebabkan karena jamur yang terkandung dalam udaraHubungan Kualitas Fisik, Kimia, dan Mikrobiologi Udara dalam Ruang dengan Keluhan yang Dirasakan PenghuniHasil perhitungan dengan menggunakan Uji KorelasiSpearmanterlihatbahwaadavariabel yangsignifikanterhadapterjadinyakeluhan kesehatan,yaitu:suhu,berpengaruhterhadap terjadinyakeluhankesehatanberupairitasikulit, 25C RCandrasari dan J Mukono, Kualitas Udara dalam Ruang Lembaga Pemasyarakatanartinyasemakintinggisuhuudaradalamruang makamempunyairisiko0,634kalilebihbesar untuk dapat terjadinya iritasi kulit.Variabel lainnya yang tidak signifikan, belum tentutidakmemberikanpengaruhterhadap keluhan kesehatan yang timbul. Hal ini disebabkan olehbeberapafaktor,yaitubanyaknyafaktor yangberpotensimemengaruhikualitasudara dalamruang,keluhankesehatanyangterjadi tidak bersifat spesifik dan dapat merupakan gejala daripenyakitlain,penyebabterjadinyakeluhan kesehatantersebutdipengaruhibanyakfaktor lain.TanMalaka(1998),menyatakanbahwa intensitaspengaruhberbagaifaktoryangdapat memengaruhi lingkungan kerja tergantung lokasi danprosesyangada.Walaupuntidaksemua dominan, namun beberapa faktor tersebut selalu ada udara di dalam ruang.KESIMPULAN DAN SARANDisimpulkanbahwajikadidasarkanpada KeputusanMenteriTenagaKerjaRINo.51/ Men/1999makasuhuudararuanganberada padakondisinyamansebabtidakmelebihidari standar baku mutu. Namun jika didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 261/Menkes/ SK/II/1998,suhuruanganberadapadakondisi tidak nyaman karena melebihi standar baku mutu. Kelembapan udara ruang melebihi standar baku mutuKeputusanMenteriTenagaKerjaNo.51/ Men/1999danKeputusanMenteriKesehatan RINo.261/Menkes/SK/II/1998.JumlahCOdan partikeldebuudaradalamruangankurangdari standarbakumutuberdasarkanKeputusan MenteriTenagaKerjaRINo.51/Men/1999dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 261/Menkes/ SK/II/1998. Sedangkan jumlah total koloni kuman dalamudararuangmelebihistandarbakumutu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 261/Menkes/ SK/II/1998,danadanyajamurdalamudara ruang juga tidak sesuai, karena dalam Peraturan Perundangantersebutudarayangbaikadalah udara yang tidak mengandung jamur.Sumberpencemarudararuanganberasal dari asap rokok dan bau-bauan. Gangguan atau keluhankesehatanterbanyakyangdirasakan penghuniadalahbatuk.Dari120sampelyang diteliti79,2%diantaranyamerasakankeluhan berupa batuk. Ada hubungan kualitas udara dalam ruang dengan keluhan yang dirasakan penghuni ruang,variabelyangberhubunganadalahsuhu udaradengankeluhaniritasikulityangberupa kulitkering,kulitgatal,dankulitberminyak. Sedangkanvariabellain,sepertikelembapan, debu,totalkolonikuman,dantotalkolonijamur tidakadahubungannyadengankeluhanyang dirasakan penghuni ruang.Disarankanbagipenghuniruanganagar sebaiknya tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitardanuntuklebihmemanfaatkanventilasi yangada,sepertimengupayakanagarsetiap hariruanganmemperolehsinarmatahari.Hal inidimaksudkanagarruanghuniantidakterlalu lembap.Sedangkankepadainstansiterkait untuktetapaktifmemberikanpembinaandan penyuluhankepadaparapenghunitentang pentingnyakebersihanlingkungan,khususnya ruang hunian. Pemeriksaan kualitas udara dalam ruangtahananparapenghuniLAPASsecara berkala sesuai parameter kualitas udara (kualitas fisik,kimia,danmikrobiologi)danmonitoring kesehatansecaraberkalaagardapatdiketahui sejak dini keluhan kesehatan yang terjadi.DAFTAR PUSTAKAAditama, Tjandra Y. 1992. Polusi Udara dan Kesehatan. Jakarta: Arcan.Aditama, Tjandra Y. 2002. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia Press.Fardiaz,S.2001.PolusiAirdanUdara.Yogyakarta: Kanisius.KeputusanMenteriTenagaKerjaRINo.51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 261/Menkes/SK/ II/1998 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.Malaka,Tan.1998.KualitasUdaraRuangandan Kesehatan. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XXVI, No. 8, 440444.