kkn.unnes.ac.id · web view2017/12/21 · bab i pendahuluan analisis, situasi dan kondisi...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis, Situasi dan Kondisi Persoalan di Lokasi Desa Turunrejo
A. Analisis Situasi Desa Turunrejo
Desa Turunrejo merupakan salah satu desa yang masuk wilayah
Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. Desa ini terdapat empat dusun,
yaitu Turunsih, Sijaro, Ngemplak, dan Persilan. Luas wilayah desa
Turunrejo yakni 603 Ha, dimana wilayah desa terdiri atas tanah darat,
tanah sawah, dan tanah tambak. Desa Turunrejo berada di sebelah timur
laut ibukota Kendal dengan jarak tempuh 6 km, sedangkan jarak tempuh
ke kecamatan Brangsong sekitar 2 Km. Terdapat sekitar 4.535 jiwa yang
mendiami desa Turunrejo, 2.388 diantaranya laki-laki dan sisanya 2.347
perempuan. Ada enam sekolah yang bertempat di Desa Turunrejo, di
Dusun Turunsih terdapat KB Alamanda, TK TA Muslimat 02 Turunrejo,
MI NU 53 Turunrejo, SD N 1 Turunrejo. Kemudian di Dusun Sijaro
terdapat dua sekolah, yaitu TK Nusa Indah, dan SD N 2 Turunrejo.
B. Kondisi Persoalan di Lokasi Desa Turunrejo
Hasil observasi situasi Desa Turunrejo serta dialog dengan kepala
desa dan sekretaris desa serta tokoh masyarakat, ditemukan beberapa
permasalahan yang ada di lingkungan Desa Turunrejo yang meliputi aspek
Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Lingkungan dan Infrastruktur. Desa ini
tidak termasuk pelosok karena tempatnya masih mudah dijangkau dengan
kendaraan pribadi baik berupa motor ataupun mobil. Namun kondisi akses
jalan utama di Desa Turunrejo sebagian besar rusak (berlubang dan
berlumpur) sehingga sedikit sulit untuk dilewati ketika turun hujan karena
jalanan akan tergenang oleh air. Jalan yang menuju pantai sangatlah
minimalis sehingga hanya bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor roda
dua. Keadaan jalan yang sempit dan ketika hujan maka jalanan berlumpur
tersebut akan becek dan ini akan sangat menyulitkan akses jalan menuju
pantai/tambak. Sekitar tambak dan jalan menuju pantai masih minim
pepohonan terutama jenis pohon yang mampu menyerap air secara besar.
Sungai utama sepanjang jalan desa Turunrejo bila diguyur hujan akan
meluap ke jalan dan juga tambak. Hal ini membuat petani tambak rugi
dikarenakan ikan yang ia ternak terbawa oleh banjir. Mereka juga
mengeluhkan air sungai yang mampet dan juga bau yang tidak sedap di
sekitar tambak.
Selain itu, air sungai yang meluap akan membuat jalanan ikut
tergenang air terutama jalan di depan gang dari masing-masing RT. Sungai
meluap ini diakibatkan oleh dangkalnya sungai yang tidak pernah dikeruk,
selain itu juga terdapat banyak sampah yang mengelilingi gorong-gorong
jembatan. Sampah itu berasal dari kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap kebersihan lingkungan. Tak sedikit dari masyarakat Turunrejo
yang membuang sampah ke sungai sehingga hal ini mengakibatkan sungai
menjadi bau dan mudah meluap ketika hujan. Mereka membuang sampah
secara sembarangan dikarenakan tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) sehingga pekarangan rumah menjadi sasaran untuk dijadikan
sebagai pembuangan sampah. Biasanya jika sampah sudah terlihat banyak
akan dibakar di tempat. Pembakaran sampah ini berdampak pada
pencemaran tanah. Bekas pembakaran sampah itu juga bisa
mengakibatkan sarang nyamuk serta menimbulkan bau yang tidak sedap.
Selanjutnya kondisi karang taruna di Desa Turunrejo, di sini ada 12
orang dengan anggota yang sebagian dari mereka sudah menikah dan
berkeluarga. Biasanya mereka berkumpul di balai desa yang mana di
ketuai oleh Irkham. Kegiatan kepemudaan untuk setiap dusun tidak
produktif karena tidak ada perkumpulan pemudanya. Mereka aktif ketika
akan ada suatu acara atau kegiatan tertentu. Sama halnya dengan karang
taruna Desa Turunrejo, para pemudanya aktif hanya ketika akan ada
kegiatan atau perayaan besar seperti Agustusan, lebaran, dan sebagainya.
Berbeda dengan ibu-ibu PKK yang selalu rutin dalam mengadakan
pertemuan setiap bulan. Mereka akan mengadakan pertemuan setiap
bulannya pada tanggal 11. Pertemuan rutin itu bertempat di balai desa,
anggotanya sebagian besar diikuti oleh istri perangkat Desa Turunrejo.
Kegiatan rutin ini dilaksanakan pukul 16.00 s.d. 17.30 WIB. Tidak hanya
ini, di Desa Turunrejo sebagian warganya bekerja di bidang pertanian. Ada
yang bekerja sebagai petani yang menanam padi dan ada pula yang petani
tambak. Petani tambak sebagian besar membudidayakan ikan bandeng dan
juga udang, namun mereka cenderung lebih banyak memilih untuk
membudidayakan ikan bandeng dibandingkan udang.
Permasalahan-permasalahan seperti itulah yang dilihat oleh tim
KKN kami, sehingga terwujudlah program-program yang menurut kami
sesuai dengan kemampuan mahasiswa dan masyarakat serta tingkat
kepentingan untuk kebutuhan warga. Pemilihan program kerja didasarkan
pada prinsip dapat dilaksanakan, dapat diterima, berkelanjutan, dan
partisipatif. Setelah keempat kriteria itu terpenuhi maka rancangan
program kemudian dikonsultasikan dengan Dosen Pembimbing Lapangan,
Kepala Desa, Sekretaris Desa dan Tokoh Masyarakat karena tidak
menutup kemungkinan ada program baru yang disarankan oleh pihak
tersebut. Program-program ini kemudian dituangkan dalam rencana
Program Kerja. Dalam membuat rencana program kerja tersebut tidak
terlepas dari beberapa pertimbangan antara lain :
1. Maksud, tujuan, manfaat dan fleksibilitas program.
2. Potensi alam dan penduduknya.
3. Biaya pelaksanaan program.
4. Kebutuhan masyarakat dan pemerintahan.
5. Waktu yang tersedia.
6. Alat dan fasilitas yang tersedia.
7. Pengetahuan dan kemampuan mahasiswa KKN.
8. Dukungan instansi terkait.
Berdasarkan data di atas maka diperlukan kegiatan yang dapat
memicu kemauan dan semangat masyarakat setempat untuk melakukan
kegiatan pengembangan desa. Kondisi tersebut yang melatarbelakangi
pelaksanaan KKN Lokasi Tahun 2017 di Desa Turunrejo Kecamatan
Brangsong Kabupaten Kendal.
BAB II
SOLUSI DAN LUARAN
A. Solusi yang Diberikan
Berdasarkan kondisi dan situasi yang telah dipaparkan di atas maka
kami tim KKN Unnes di Desa Turunrejo merumuskan program kerja
melalui pendekatan sosial yang sekiranya membantu masyarakat dan dapat
membangun masyarakat menjadi lebih baik lagi. Beberapa solusi yang
diberikan oleh kelompok KKN Turunrejo adalah sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia. Generasi penerus yang cerdas, kreatif dan cinta
tanah air sangat dibutuhkan Indonesia saat ini guna memajukan dan
menjaga keutuhan negara. Untuk itu tim KKN Unnes di Desa Turunrejo
melaksanakan beberapa program kerja berkaitan dengan pendidikan
diantaranya: Bimbingan belajar, Pendampingan TPQ, Pendampingan
PAUD, Permainan Tradisional, Pelatihan Seni Origami, Lomba Mewarnai,
Pelatihan IT. Berikut ini akan dijelaskan mengenai masing-masing
program kerja dalam bidang pendidikan.
a. Kegiatan Bimbingan Belajar
Program tersebut ditujukan untuk anak-anak SD dan SMP
di Desa Turunrejo. Dengan adanya program bimbel diharapkan
dapat membantu para orang tua dalam pendampingan belajar di
luar jam sekolah. Inti dari kegiatan bimbel ini adalah membantu
anak untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah dan mengajari
bagaimana asiknya belajar bersama teman–teman dan saling
membantu jika terdapat teman yang kesulitan dalam belajar
sendiri. Bimbel merupakan tempat untuk anak-anak yang
membutuhkan bantuan dalam hal pelajaran dan menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan guru di sekolah. Tujuan dari program
ini adalah untuk membantu anak–anak sekolah khususnya SD dan
SMP dalam memperdalam ilmu yang telah diterima disekolahnya
dan mengajarkan hal baru mengenai pelajaran disekolah yang lebih
menyenangkan.
b. Pendampingan TPQ
Program kerja pendampingan TPQ ditujukan untuk anak-
anak yang ada di Dusun Turunsih. TPQ merupakan singkatan
dari Taman Pendidikan Qur’an, di sana mereka dididik agar
dapat membaca huruf-huruf arab yang ada pada buku jilid yang
telah disediakan oleh pihak sekolah. Pelaksanaan TPQ terbagi
menjadi beberapa kelas, mulai dari kelas Pra-TK, Jilid 1 sampai
6, Ghorib, Tajwid, MDA kelas 1 – 6 atau takhassus.
c. Pendampingan PAUD
Kegiatan pendampingan PAUD dilaksanakan di KB
Alamanda Turunrejo. Pendidikan memang diperlukan sejak dini
sehingga kami melakukan pendampingan PAUD dengan memberi
materi yang berguna untuk kecerdasan anak. Dalam program kerja
ini kami memberikan materi story telling dan juga bermain
plastisin.
d. Permainan Tradisional
Permainan tradisional merupakan proram kerja KKN Unnes
2017. Kegiatan tersebut guna mengenalkan kepada anak-anak desa
Turunrejo tentang macam-macam permainan tradisional yang tak
kalah menyenangkan dari pada gawai/gadget. Melihat zaman
sekarang yang semakin ketergantungan dengan gawai maka dari itu
kami mengadakan program tersebut. Kegiatan bermain dengan
teman-teman di lapangan memainkan permainan tradisional, antara
lain lompat tali, boi-boian, bentengan, kucing dan tikus, jamuran,
dan sebagainya. Harapan kami dengan adanya program kerja
permainan tradisional ini anak-anak Desa Turunrejo dapat
memainkan permainan tradisional bersama teman-teman dengan
penuh semangat dan riang gembira. Luaran yang diharapkan
adalah mereka dapat melestarikan permainan tradisional yang
kebanyakan belum diketahui oleh anak zaman sekarang.
e. Pelatihan Seni Origami
Pelatihan seni origami atau seni melipat kertas menjadi
berbagai macam bentuk merupakan program kerja yang ditujukan
untuk anak SD kelas 1 dan 2. Seni origami mengajarkan agar
tangan terampil dalam melipat kertas menjadi bentuk yang
diiginkan. Hal tersebut juga membutuhkan kesabaran dan
ketekunan supaya hasil yang diinginkan bagus. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk menjadikan anak-anak terampil dan
meningkatkan kreativitas anak-anak serta melatih ketekunan,
ketelitian, kesabaran, dan kemandirian anak-anak.
f. Lomba Mewarnai
Pelatihan dan lomba mewarnai diselenggarakan untuk
anak-anak SD di Desa Turunrejo. Kegiatan ini bertujuan untuk
melatih kemampuan mewarnai anak-anak SD serta meningkatkan
kreativitas yang ada dalam diri.
g. Pelatihan IT
Pelatihan IT ini diselenggarakan untuk SD kelas 5 dan 6 serta SMP
kelas 7. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan anak
dalam hal mengoperasikan komputer seperti microsoft office
meliputi microsoft word, microsoft excel, microsoft power point,
dan juga paint. Harapannya dengan adanya kegiatan ini adalah
anak-anak tidak gagap teknologi, dapat mengoperasikan aplikasi
pada komputer secara lancar.
2. Bidang Ekonomi
a. Sosialisasi Menabung Sejak Dini
Program kerja sosialisasi menabung sejak dini ini ditujukan
kepada anak-anak SD kelas 4 dan 5. Sosialisasi menabung ini
dimaksudkan agar anak membiasakan diri menabung sejak dini.
b. Pembuatan Celengan dari Kaleng Bekas
Kegiatan pembuatan celengan dari kaleng bekas merupakan
salah satu program kerja yang dilaksanakan oleh kelompok KKN
untuk anak-anak SD kelas 4 dan 5. Hal ini dimaksudkan agar anak
melaksanakan kegiatan menabung sejak dini dengan
memanfaatkan kaleng bekas yang dilukis oleh mereka sendiri.
Selain itu kegiatan ini juga membantu meminimalisasi sampah
kaleng supaya lingkungan tetap bersih bahkan harapannya terbebas
dari sampah.
c. Pelatihan Pembuatan Sirup Daun Pisang
Pelatihan pembuatan sirup daun pisang merupakan salah
kegiatan yang ditujukan untuk ibu-ibu PKK di Desa Turunrejo. Hal
ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu agar
tercipta inovasi baru untuk memanfaatkan daun pisang yang ada di
sekitar rumah.
3. Bidang Kesehatan
a. Senam Sehat
Kegiatan senam merupakan salah satu cara hidup sehat.
Kegiatan tersebut mengajak masyarakat untuk aktif bergerak untuk
mendapatkan tubuh yang sehat. Senam masal ini ditujukan untuk
masyarakat Desa Turunrejo yang dilaksanakan di lapangan. Senam
sehat dimulai pagi hari dengan instruktur dari pihak KKN dan
berbagai jenis senam tiap minggunya.
b. Sosialisasi KB
Program kerja sosialisasi KB ini ditujukan untuk ibu-ibu
usia produktif yang bertempat di posyandu Dusun Sijaro. Maksud
diadakannya sosialisasi KB ini adalah memberikan pengetahuan
kepada masyarakat bahwa pentingnya ber-KB.
c. Penyuluhan Hidup Sehat (Cuci Tangan dan Gosok Gigi)
Dalam program kerja di bidang Kesehatan, tim KKN
memiliki program penyuluhan perilaku hidup sehat. Kegiatan
tersebut ditujukan untuk anak-anak TK. Hal ini dimaksudkan untuk
mengajarkan cara hidup bersih pada anak-anak, serta mengajarkan
cara cuci tangan dan menggosok gigi yang baik dan benar.
d. Sosialisasi DBD
Sosialisasi DBD ini ditujukan untuk masyarakat Desa
Turunrejo yang penyampaiannya melalui ibu-ibu posyandu.
Demam berdarah merupakan penyakit yang saat ini masih menjadi
momok karena bisa menyebabkan kematian jika terlambat dalam
menanganinya. Sosialisasi ini menyampaikan cara hidup sehat
untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) kemudian di
akhir kegiatan dibagikan bubuk ABATE yang diperoleh dari pihak
puskesmas Brangsong 2.
4. Bidang Lingkungan dan Infrastruktur
a. Plangisasi
Plangisasi atau pembuatan plang ini merupakan program
yang bertujuan untuk memberikan himbauan-himbauan untuk
menjaga kebersihan sungai. Sungai utama yang ada di Desa
Turunrejo keadaannya sangat memprihatinkan, dalam artian sungai
dipenuhi oleh sampah yang tersumbat di gorong-gorong jembatan.
Oleh karena itu diharapkan dengan adanya kalimat himbauan yang
terdapat pada plang dapat menyadarkan masyarakat pentingnya
membuang sampah pada tempatnya. Plang tersebut akan dipasang
di bantaran sungai Turunrejo.
b. Vertical Garden (Taman Vertikal)
Vertigard atau vertical garden yang dalam bahasa
Indonesia berarti taman vertikal. Taman vertikal merupakan sebuah
alternatif baru bagi siapa saja yang ingin memiliki taman namun
tidak memiliki lahan yang cukup luas. Pemanfaatan barang bekas
seperti botol, kaleng, dan plastik merupakan beberapa alternatif
media tanam yang sangat minimalis dan efisien digunakan.
c. Penanaman Pohon
Program tersebut diperuntukkan bagi warga sekitar lokasi
penanaman. Program tersebut dianggap penting karena untuk
menjaga keseimbangan alam, mencegah bencana, serta untuk
melestarikan alam. Dengan cara tersebut diharapkan warga akan
lebih menyadari akan pentingnya merawat dan melestarikan
pepohonan yang sudah ditanam.
B. Luaran yang Dihasilkan
Berdasarkan solusi yang telah dipaparkan di atas, luaran yang
diharapkan atas pelaksanaan program tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bidang Pendidikan
a. Kegiatan Bimbingan Belajar
1) Meningkatkan prestasi anak dalam pengajaran diluar
sekolah.
2) Membentuk kelompok belajar besama.
3) Membantu menyelesaikan tugas-tugas sekolah yang
diberikan oleh guru
4) Membantu memperdalam ilmu yang telah diterima di
sekolah.
5) Mengajarkan hal-hal baru yang belum diterima anak di
sekolah, secara lebih menyenangkan.
b. Pendampingan TPQ
1) Mengajarkan kepada anak-anak didik (TPQ) mengenai doa-
doa sehari-hari, bacaan sholat, dan membaca kitab iqra’
yang diberikan
2) Menumbuhkan rasa cinta agama kepada anak-anak didik
(TPQ)
3) Sebagai pendampingan belajar anak-anak didik (TPQ) agar
lebih giat dalam belajar mengaji.
c. Pendampingan PAUD
1) Mengajak anak untuk belajar sambil bermain
2) Melatih motorik anak agar semakin berkembang dengan
bagus
3) Membelajarkan sesuatu hal yang baru kepada mereka
4) Menghafal doa sehari-hari sejak dini
5) Menciptakan anak-anak usia dini yang cerdas, aktif, dan
terampil
d. Permainan Tradisional
1) Mengenal berbagai macam permaianan tradisional
2) Memainkan permainan tradisional bersama teman sebaya
3) Melestarikan permainan tradisional
e. Pelatihan Seni Origami
1) Melatih anak unuk terampil dalam hmelipat kertas menjadi
berbagai bentuk yang indah
2) Meningkatkan kreativitas anak-anak serta melatih
ketekunan, ketelitian, kesabaran, dan kemandirian anak-
anak.
f. Lomba Mewarnai
1) Meningkatkan kreativitas anak-anak
2) Mengasah motorik anak terutama untuk anak SD kelas
rendah
g. Pelatihan IT
1) Anak bisa mengenal perangkat IT
2) Mengoperasikan komputer
3) Memahami fungsi pada setiap icon dalam perangkat
microsoft word, excel, dan power point.
2. Bidang Ekonomi
a. Sosialisasi Menabung Sejak Dini
1) Mengetahui pentingnya menabung beserta manfaatnya
2) Anak-anak bisa menerapkan kebiasaan menabung sejak
dini
3) Anak-anak dapat belajar menghemat uang
b. Pembuatan Celengan dari Kaleng Bekas
1) Memanfaatkan barang bekas
2) Melatih kreativitas anak dalam melukis kaleng bekas
3) Menghemat biaya pembelian celengan
c. Pelatihan Pembuatan Sirup Daun Pisang
1) Meningkatkan kreativitas warga dalam mengolah daun
pisang
2) Meningkatkan nilai ekonomi warga melalui hasil olahan
daun pisang menjadi sirup
3) Menumbuhkan jiwa kewirausahaan
3. Bidang Kesehatan
a. Senam Sehat
1) Membiasakan agar hidup sehat
2) Membiasakan diri berolahraga untuk anak-anak
b. Sosialisasi KB
1) Menekan angka kelahiran
2) Perencanaan masa depan dan pendidikan yang baik
c. Penyuluhan Hidup Sehat (Cuci Tangan dan Gosok Gigi)
1) Meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap kebersihan
diri.
2) Memberikan pengetahuan tentang hidup bersih dan sehat
sejak dini
3) Menerapkan kegiatan cuci tangan dan gosok gigi dalam
sehari-hari
d. Sosialisasi DBD
1) Masyarakat dapat membiasakan diri hidup sehat
2) Mengetahui cara pencegahan DBD
3) Upaya pemberantasan DBD
4. Bidang Lingkungan dan Infrastruktur
a. Plangisasi
1) Masyarakat memperhatikan kebersihan lingkungan
2) Tidak membuang sampah di sungai
b. Vertical Garden
1) Upaya untuk meminimalisasi produksi sampah botol,
kaleng dan plastik
2) Meningkatkan kreativitas warga
3) Menciptakan inovasi dalam memanfaatkan sampah botol,
kaleng, dan plastik
c. Penanaman Pohon
1) Meningkatkan kesadaran warga sekitar akan pentingnya
menjaga keseimbangan alam.
2) Memberikan contoh nyata dalam melestarikan alam.
BAB III
PROGRAM KERJA
A. Uraian Tematik yang Dikerjakan
Pekarangan rumah merupakan suatu tempat yang ada di sekitar
rumah. Pekarangan akan nampak indah jika terawat dengan baik. Program
KKN Unnes untuk warga Desa Turunrejo adalah pemanfaatan pekarangan
rumah dengan menanam tanaman obat keluarga melalui sistem tanam
vertikal. Sistem tanam vertikal ini tidak terlalu membutuhkan lahan yang
luas sehingga cocok untuk diterapkan di pekarangan rumah. Pembuatan
pot untuk tanam vertikal ini memafaatkan botol air mineral bekas yang
ukuran 600ml hingga 1500ml. Kita akan mendapatkan hasil yang bagus
dengan adanya taman vertikal di pekarangan rumah serta hal tersebut
merupakan salah satu upaya mengurangi sampah plastik.
Vertigard atau vertical garden yang dalam bahasa Indonesia berarti
taman vertikal. Taman vertikal merupakan sebuah alternatif baru bagi
siapa saja yang ingin memiliki taman namun tidak memiliki lahan yang
cukup luas. Pemanfaatan barang bekas seperti botol, kaleng, dan plastik
merupakan beberapa alternatif media tanam yang sangat minimalis dan
efisien digunakan. Vertical garden memiliki beberapa manfaat yaitu
1. Sebagai peneduh teras/ruangan
2. Sebagai salah satu unsur keindahan pada dinding yang kosong
3. Sebagai salah satu upaya untuk meminimalisasi produksi sampah
botol, kaleng dan plastik
Kelebihan untuk vertical garden adalah:
1. Penggunaan lahan yang sangat minim
2. Bisa dibuat dimana saja, baik sebagai taman di dalam maupun di
luar rumah
3. Tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang mudah
dijumpai seperti tanaman obat keluarga, atau tanaman hias
4. Pemeliharaan sangat sederhana dengan sistem pengairan
bertingkat
5. Menambah keindahan suasana sekitar rumah
B. Roadmap Program Kerja
Tabel 1. Roadmap Program Kerja
No Nama Program Kerja
dan Waktu
Pelaksanaan
PJ Uraian Kegiatan
(1) (2) (3) (4)
1 BIDANG PENDIDIKAN
a. Kegiatan
Bimbingan Belajar
(24 Oktober s.d. 1
Desember 2017)
Siti dan
Mela
Pemberian bimbingan belajar bagi
siswa untuk meningkatkan
pengetahuan anak-anak dalam
bidang akademik dan membantu
dengan menjelaskan materi yang
belum dimengerti siswa serta
membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas sekolah.
Bimbingan belajar diperuntukkan
bagi siswa SD dan SMP yang
dilaksanakan pada hari Minggu s.d.
Jumat pukul 19.30-20.30 WIB.
b. Pendampingan TPQ
(8 November s.d.
19 November
2017)
Siti dan
Azis
Membantu siswa agar mampu
membaca alquran dengan lancar,
serta memberikan siswa nilai-nilai
agama yang bisa diterapkan di
kehidupan sehari-hari
c. Pendampingan
PAUD
(20 dan 22
November 2017)
Susi dan
Eka
Membantu mengasah motorik siswa
dengan pemberian materi berupa
story telling dan bermain plastisin.
Kegiatan tersebut dimaksudkan
untuk meningkatkan kecerdasan
dan kreativitas siswa.
d. Permainan
Tradisional
(Setiap hari
Minggu)
Annisak Kegiatan memainkan permainan
tradisional di lapangan bersama
teman-teman. Permainan yang
dilakukan berbeda-beda pada setiap
minggunya. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengenalkan
macam permaianan tradisional
kepada anak-anak Desa Turunrejo
serta diharapkan mereka dapat
melestarikannya.
e. Pelatihan Seni
Origami
(9 November 2017)
Annisak Kegiatan memberikan pelatihan
seni origami kepada siswa SD kelas
1 dan 2. Mengajarkan kepada
mereka cara melipat dan
menggunting agar menjadi
bentuk .kupu-kupu sesuai dengan
arahan dari sang pemandu.
f. Lomba Mewarnai
(16 dan 24
November 2017)
Asror Lomba mewarnai sketsa gambar
yang telah disediakan oleh
kelompok KKN. Kegiatan tersebut
diperuntukkan bagi siswa SD kelas
2. Pemenang dipilih dari hasil
mewarnai yang paling rapi, bagus,
dan kreatif.
g. Pelatihan IT
(Setiap hari Jumat
dan Sabtu)
Adhit
dan Susi
Memberikan pelatihan IT tentang
microsoft word, excel, power point,
dan paint kepada anak-anak kelas
5,6, 7. Anak-anak dikelompokkan
kemudian satu kelompok
menghadap satu laptop serta
dibimbing oleh satu mahasiswa
KKN yang bertugas memberikan
materi serta pelatihan kepada anak-
anak.
2. BIDANG EKONOMI
a. Sosialisasi
Menabung Sejak
Dini
(9 November
2017)
Adhit
dan
Mela
Sosialisasi menabung yang
dilakukan di SD serta ditujukan
untuk anak-anak kelas 4 dan 5.
Memberikan pengetahuan tentang
pentingnya hidup berhemat dan
menabung sejak dini.
b. Pembuatan
Celengan dari
Kaleng Bekas
(10 November
2017)
Lina
dan
Asror
Kegiatan membuat celengan dari
kaleng bekas dengan cara dilukis
menggunakan cat. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kreativitas
anak serta mengajarkan
pemanfaatan barang bekas untuk
dijadikan menjadi celengan yang
dapat berguna bagi kehidupan ke
depannya.
c. Pelatihan
Pembuatan Sirup
Daun Pisang
(11 November
2017)
Lina Kegiatan ini untuk memberikan
pengetahuan baru tentang inovasi
dalam memanfaatkan daun pisang.
Pelatihan pembuatan sirup daun
pisang untuk ibu-ibu guna
menunjang ekonomi warga.
3. BIDANG KESEHATAN
a. Senam Sehat
(Setiap hari
Minggu)
Afi dan
Mela
Kegiatan senam masal bersama
warga Dusun Turunsih baik ibu-ibu
maupun anak-anak. Kegiatan senam
sehat ini dilaksanakan setiap hari
Minggu pukul 06.00 WIB. Senam
aerobik, maumere, SKJ, dan
sebagainya telah dilaksanakan
dengan baik dan antusias warga
sangatlah tinggi.
b. Penyuluhan Hidup
Sehat (Cuci
Tangan dan Gosok
Gigi)
(21 November
2017)
Eka dan
Adhit
Kegiatan memberikan penyuluhan
mengenai pentingnya hidup sehat
dan bersih sejak dini. Kegiatan
tersebut berupa mengajarkan cara
cuci tangan dan gosok gigi yang
benar.
c. Sosialisasi KB
(20 November
2017)
Lina Kegiatan pemberian pengetahuan
tentang Keluarga Berencana (KB)
untuk ibu-ibu yang ada di posyandu
Dusun Ngemplak. Kegiatan ini
perlu dilakukan karena untuk
menekan angka kelahiran yang
terlalu tinggi. Program 2 anak
cukup.
d. Sosialisasi DBD
(25 November
2017)
Annisak
dan
Azis
Kegiatan memberikan sosialisasi
DBD kepada ibu-ibu. Kegiatan ini
memberikan upaya atau cara untuk
mencegah DBD. Sosialisasi DBD
dibantu oleh pihak UPTD
Puskesmas Brangsong 2. Kegiatan
sosialisasi DBD diakhiri dengan
pembagian bubuk ABATE dari
puskesmas.
4. BIDANG LINGKUNGAN DAN INFRASTRUKTUR
a. Plangisasi
(3 Desember 2017)
Asror Plangisasi atau pembuatan plang ini
merupakan program yang
bertujuan untuk memberikan
himbauan-himbauan untuk menjaga
kebersihan sungai. Plangisasi ini
dipasang di bantaran sungai Desa
Turunrejo.
b. Vertical Garden /
Taman Vertikal
(22 November
2017)
Afi dan
Asror
Kegiatan ini merupakan sebuah
alternatif baru bagi siapa saja yang
ingin memiliki taman namun tidak
memiliki lahan yang cukup luas.
Pemanfaatan barang bekas seperti
botol, kaleng, dan plastik
merupakan beberapa alternatif
media tanam yang sangat minimalis
dan efisien digunakan.
c. Penanaman Pohon
(26 November
2017)
Susi Kegiatan untuk menjaga
keseimbangan alam adalah dengan
menanam pohon. Dengan cara
tersebut diharapkan warga akan
lebih menyadari akan pentingnya
merawat dan melestarikan
pepohonan yang sudah ditanam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
A. Pembahasan Program Tematik
Pelaksanaan program kerja di Desa Turunrejo didasarkan dari hasil
observasi yang sudah dilaksanakan di minggu pertama sesudah penerjunan
KKN. Program kerja yang dilaksanakan terklasifikasikan menjadi 4
(empat) bidang yaitu, bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang
kesehatan, dan bidang lingkungan dan infrasrtruktur. Berikut akan kami
jelaskan identifikasi serta deskripsi singkat dari setiap program kerja yang
telah kami laksanakan. Namun demikian terdapat program kerja unggulan
KKN Desa Turunrejo, yaitu vertical garden atau taman vertikal.
Vertical Garden merupakan inovasi dalam mengolah sampah
plastik seperti halnya botol minuman dan plastik kemasan untuk
digunakan sebagai media tanam. Pada dasarnya vertical garden ini
meminamilisir penggunaan pekarangan rumah yang luas sehingga
penanaman dilakukan dengan bentuk vertikal ke atas. Selain menghemat
lahan juga dapat meminimalisir pembuangan sampah plastik, serta
ekonomis tanpa memmbutuhkan dana yang cukup besar. Berbagai jenis
tanaman yang digunakan mulai dari tanaman obat keluarga dan tanaman
hias untuk mempercantik pekarangan rumah. Inovasi ini diharapkan
memberikan gambaran kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan
sampah rumah tangga sebagai alternatif pembuatan pekarangan rumah
yang indah dengan adanya sistem taman vertikal.
Sasaran kegiatan Vertical Garden adalah masyarakat desa
Turunrejo. Pelaksanaan Vertical Garden dilakukan pada hari Rabu 22
November 2017 pukul 10.00 yang bertempat di kantor kelurahan desa
Turunrejo. Pelaksanaan Vertical Garden belum dapat maksimal
dikarenakan terhambat media tanam, ketersedian tanaman, dan partisipasi
warga. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah
melakukan tindak lanjut memberikan pengadaan pot-pot kecil dari gelas
plastik bekas dan pengadaan tanaman hias serta memberikan pengarahan
personal bagi perangkat desa untuk selanjutnya di informasikan ke warga
sekitar. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat
memanfaatkan sampah plastik sebagai media tanam dan memberikan
arahan terkait pengoptimalan pekarangan rumah dengan sistem taman
vertikal yang meminimalisir penggunaan lahan yang luas.
Gambar 1. Pembuatan vertical garden secara simbolis oleh perangkat Desa
Turunrejo.
B. Program Pendukung
Program kerja pendukung terdiri atas 16 program, yaitu bimbingan belajar,
pendampingan TPQ, pendampingan PAUD, permainan tradisional, pelatihan seni
origami, lomba mewarnai, pelatihan IT, sosialisasi menabung sejak dini, pelatihan
pembuatan sirup daun pisang, pembuatan celengan dari kaleng bekas, senam
sehat, sosialisasi KB, sosialisasi DBD, penyuluhan hidup sehat (cuci tangan dan
gosok gigi), plangisasi, dan penanaman pohon. Program-program tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
1. Kegiatan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan suatu kegiatan bantuan belajar kepada siswa
atau peserta didik yang bertujuan agar siswa mencapai prestasi belajar yang
optimal. Kegiatan yang disebut bimbel ini di laksanakan oleh KKN di Desa
Turunrejo kecamatan Brangsong bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan
akademik siswa, selain itu mampu mengembangkan potensi dalam diri anak.
Bimbingan ini beriringan dengan kegiatan sekolah. KKN membantu dan
memberikan pemahaman kepada anak-anak yang belum paham ketika
pembelajaran di sekolah.
Sistem yang kami terapkan, anak akan belajar dengan kakak KKN yang
focus bembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dimiliki. Contohnya yaitu
anak yang kesulitan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Jawa akan belajar
dengan KKN yang jurusan Bahasa Jawa, sehingga sepenangkapan dan
pemahaman anak lebih jelas, begitupun dengan mata pelajaran lain baik bahasa
inggris dengan KKN Bahasa Inggris dan yang lain. Yang menarik, ketika 10
menit terakhir waktu bimbel, KKN akan megajari anak lagu-lagu nasional dan
daerah. Ataupun memberikan motivasi building dan mengajarkan anak untuk
berlatih percaya diri.
Bimbel ini ditujukan kepada semua siswa-siswi yang ada di desa
Turunrejo terutama di RT 06, RT 07, dan RT 08 yang dekat dengan posko KKN
UNNES di Desa Turunrejo. Utamanya adalah siswa SD/MI dan SMP. Bimbel
dilaksanakan setiap Minggu s.d. Jumat pukul 19.00 – 20.30 WIB. Pelaksanaan di
posko KKN RT 06 dusun Pragak Desa Turunrejo.
Pengkondisian anak, banyak anak yang awalnya datang untuk belajar pada
tengah-tengah kegiatan mereka ramai dan bermain dengan teman-temannya.
Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah membuat aturan tegas dan
menyenangkan agar anak tidak mengulanginya lagi. Contoh: terdapat anak yang
melanggar aturan maka, ketika saat bimbel sudah selesai anak tersebut memimpin
menyanyikan lagu-lagu nasional.
Hasil yang didapat adalah pemahaman lebih yang didapatkan anak. Terutama
pengetahuan umum, matematika, IPA, IPS, Bahasa Jawa. Terbukti ketika KKN
berkunjung di SD, guru-guru mengatakan bahwa mereka sangat terbantu dengan
adanya KKN, anak lebih cepat menangkap pembelajaran yang diajarkan guru.
Kepercayaan diri anak mulai meningkat, karena di bimbel ini mengajarkan
kepercayaan diri anak, dan motivasi untuk menggapai mimpi mereka masing-
masing.
2. Pendampingan TPQ
Pendampingan TPQ (Taman Pendidikan Quran) merupakan program kerja
yang dilaksanakan dalam bentuk pendampingan mengajar mengaji di TPQ
Raudatul Hidayah, Dusun Turunsih, Desa Turunrejo. Kegiatan ini bertujuan untuk
melatih diri mengajar dalam lingkup TPQ dan menambah wawasan ilmu
keagamaan. Selain itu tujuan pendampingan TPQ adalah memberikan arahan bagi
anak-anak dalam mengaji agar sesuai tajwid atau tata aturan membaca Al-Quran.
Pendampingan TPQ ini dilakukan sesuai dengan yang diterapkan di TPQ tersebut,
dimulai dari membaca doa kemudian belajar membaca iqra’ secara mandiri
dilanjutkan dengan penilaian kemudian membaca beberapa do’a dan di akhiri
dengan membaca do’a sebelum pulang.
Sasaran program kerja pendampingan TPQ adalah anak-anak usia 5-10
tahun yang mengikuti TPQ Raudatul Hidayah di dusun Turunsih desa Turunrejo.
Pendampingan TPQ dilaksanakan setiap hari Rabu dan Minggu pada minggu ke 3
hingga minggu ke 5 pada pukul 16.00 – 17.00 WIB di TPQ Raudatul Hidayah,
Dusun Turunsih, Desa Turunrejo.
Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan TPQ adalah anak-
anak yang kurang kondusif dan cuaca. Kemudian masih ada anak yang belum bisa
membaca dengan baik. Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
mengatur anak-anak untuk duduk dan tertib dengan memberikan arahan secara
halus dan pelan. Selain itu, untuk membuat anak-anak tertib diberikan beberapa
tugas untuk menghafal doa dan juz’ama. Untuk anak yang belum bisa membaca
dengan baik diberi perhatian khusus agar termotivasi untuk belajar lebih giat.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah memotivasi anak-anak lebih giat
mengaji dan dapat mengkondisikan anak-anak yang awalnya sulit dikondisikan.
3. Pendampingan PAUD
Pendampingan PAUD merupakan salah satu program kerja yang bertujuan
untuk melatih motorik anak – anak yang berumur +/- 3 tahun. Pada masa anak-
anak, pelatihan motorik merupakan hal yang penting karena ini akan melatih daya
kreativitas anak.
Sasaran kegiatan ini adalah anak – anak yang berumur +/- 3 tahun di
Kelompok Bermain Alamanda. Program kerja dilaksanakan pada tanggal 20
November 2017 dan 22 November 2017 pukul 08.30 WIB di Kelompok Bermain
Alamanda.
Pada saat pelaksanaan program kerja pendampingan PAUD di KB
Alamanda, terdapat beberapa kendala yang kami alami. Anak – anak PAUD yang
berumur +/- 3 tahun masih memiliki kepribadian yang pemalu, namun beberapa
anak juga terlihat sangat aktif. Hal ini menyebabkan tim KKN merasa sedikit
kesulitan dalam menangani kelas.
Hal yang kami lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan
menerapkan pembelajaran story telling dan bermain plastisin. Pembelajaran story
telling dilakukan pada hari Senin, 20 November 2017 dengan menggunakan
media wayang. Anak-anak terlihat antusias mendengarkan cerita Si Semut dan Si
Merpati yang disampaikan oleh tim KKN. Dan pembelajaran di hari Rabu, 22
November 2017 adalah bermain plastisin. Tim KKN dan anak – anak membuat
aneka bentuk hewan dari plastisin.
Hasil yang kami harapkan dari program ini adalah perkembangan motorik dari
anak – anak di KB Alamanda menjadi lebih baik. Hal ini mampu mengasah
kreativitas anak dan menumbuhkan rasa ingin tahu dalam diri anak – anak
tersebut.
4. Permainan Tradisional
Program Permainan Tradisional adalah salah satu program KKN yang
bertujuan untuk mengenalkan kembali jenis-jenis permainan tradisional (tempo
dulu) kepada anak-anak di Desa Turunrejo. Permainan tradisional yang
diperkenalkan antara lain adalah lompat tali, bentengan, boi-boi, kucing dan tikus,
otong-otong bolong, dan petak umpet. Semua permainan tersebut diperkenalkan
kepada anak-anak, khususnya di Desa Turunrejo agar mereka tahu akan
permainan tradisional dan dapat melestarikannya.
Program permainan tradisional dilakukan setiap hari Minggu, dimulai
minggu ke 2 sampai minggu ke 4. Program ini dilakukan setelah program senam
sehat selama 1 jam. Pada minggu ke 2, permainan yang dimainkan adalah lompat
tali dan kucing tikus, sedangkan pada minggu ke 3, permainan yang dimainkan
adalah boi-boi dan bentengan. Kemudian pada minggu ke 4, permainan yang
dimainkan adalah petak umpet, kucing tikus, dan otong-otong bolong.
Sasaran untuk program permainan tradisional adalah anak-anak SD sampai
SMP di Desa Turunrejo, meliputi Dusun Turunsih, Ngemplak, Sijaro, dan
Persilan.
Program bimbingan belajar ini dilaksanakan di lapangan Dusun Turunsih,
Desa Turunrejo. Kemudian untuk waktu pelaksanaannya adalah setiap hari
Minggu (mulai minggu ke 2 sampai minggu ke 4), pukul 07.00-08.00.
Pelaksanaan program permainan tradisional terdapat satu hambatan, yaitu
tempat yang kurang memadai atau lapangan yang kurang luas.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang terdapat di
program ini adalah dengan mencari tempat lain, seperti halaman rumah warga dan
pelataran mushola dekat lapangan, sehingga tempat permaianan terdapat di
beberapa titik.
Hasil yang dicapai setelah pelaksanakan program permainan tradisional
adalah anak-anak di Desa Turunrejo dapat mengenal permainan-permainan
tradisional. Selain mengenal kembali permainan tradisional, anak-anak juga dapat
melestarikan permainan-permainan tersebut. Melalui permainan tradisional ini,
anak-anak juga dapat lebih berinteraksi dengan teman sebaya, sehingga dapat
lebih akrab dan akan saling mengenal satu sama lain.
5. Pelatihan Seni Origami
Seni Origami atau melipat kertas adalah seni melipat kertas menjadi suatu
bentuk benda, misalnya hewan, tumbuhan, daun, bunga, dan lainnya. Pada
program ini, bentuk yang diajarkan adalah kupu-kupu. Hal ini karena lipatan pada
bentuk kupu-kupu cukup sederhana dan sesuai untuk diajarkan kepada anak-anak
usia 6-7 tahun.
Tujuan diadakannya program ini adalah untuk mengenalkan seni dari
negara lain (Jepang) kepada anak-anak SD. Selain itu, pelatihan seni melipat atau
origami kepada anak-anak juga mempunyai tujuan untuk melatih kreatifitas anak,
mengajarkan anak untuk imajinatif, berkarya, dan membuat mainan sendiri.
Sasaran program kerja ini adalah anak-anak usia 6-7 tahun atau usia SD
kelas 1-2. Program pelatihan seni origami dilakukan di SD Negeri 1 Turunrejo
khususnya di kelas 1 dan 2. Kemudian untuk waktu pelaksanaannya adalah pada
hari Kamis (9 November 2017) pukul 07.30-09.00.
Hambatan untuk program kerja pelatihan seni origami adalah siswa kurang
dapat mengikuti intruksi dari pelatih atau intrukstur dalam melipat kertas.
Adapaun usaha atau upaya untuk mengatasi hambatan di dalam program ini
adalah dengan membagi siswa-siswa kelas 1 dan 2 menjadi kelompok-kelompok
kecil. Kemudian setiap kelompok kecil tersebut diberi satu mahasiswa KKN
sebagai pelatih dalam kelompok untuk membantu siswa dalam mengikuti intruksi
dari pelatih utama yang ada di depan.
Hasil dari pelatihan seni melipat atau origami adalah anak-anak atau
siswa-siswa SD Negeri 1 Turunrejo dapat membuat origami berbentuk kupu-kupu
yang dapat digunakan sebagai hiasan dinding. Selain itu, siswa-siswa dapat
melatih imajinatif dan kreatifitasnya dalam membentuk kertas menjadi suatu
barang yang lebih indah dan bernilai seni.
6. Lomba Mewarnai
Lomba mewarnai merupakan salah satu program kerja kreatif yang
berusaha memberikan ruang gerak pada anak untuk meningkatkan kreatifitanya.
Melalui lomba mewarnai, harapannya anak-anak mampu mengekspresikan jiwa
mereka sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka peroleh di kehidupan
mereka menurut tingkat maturitasnya. Selain itu, lomba mewarnai juga menjadi
sebuah wahana rekreasi bagi anak.
Sasaran program kerja ini adalah anak-anak di Desa Turunrejo mulai usia
7 hingga 10 tahun (kelas 1 sampai kelas 3 SD). Program kerja ini dilaksanakan di
2 sekolah, yaitu MI NU 53 Turunrejo pada hari kamis, 16 November 2017, dan di
SD N 2 Turunrejo pada hari jumat, 24 November 2017.
Dalam pelaksanaan program kerja ini ada beberapa hambatan, diantaranya
adalah ketersediaan media pewarna, keberagaman jenis media pewarna, serta
pengkondisian suasana kelas. Meski ada beberapa hambatan namun program kerja
ini masih dapat berjalan denga lancar.
Upaya untuk mengatasi beberapa hambatan yang telah disebutkan di atas
diantaranya adalah pihak KKN menyediakan pensil warna serta memberikan ice
breaking supaya anak-anak tetap terkondisikan. Melalui kegiatan lomba mewarnai
ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas anak-anak, ketelitian, dan kerapian
dalam mewarnai gambar.
7. Pelatihan IT
Pelatihan IT merupakan program kerja yang memperkenalkan sekaligus
melatih anak-anak dalam mengoperasikan perangkat keras (komputer). Materi
yang disampaikan meliputi program aplikasi Ms. Office (Ms. Word, Ms. Excell,
dan Ms. Powerpoint) serta Paint. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat dan
Sabtu di posko KKN Desa Turunrejo. Tujuan dari kegiatan pelatihan IT ini adalah
untuk memperkenalkan sekaligus melatih anak-anak untuk bisa mengoperasikan
komputer agar kedepannya tidak gaptek (gagap teknologi).
Sasaran program kerja ini adalah anak-anak SD/ MI sederajat kelas 5 dan
6 serta anak SMP/ MTS Sederajat kelas 7 Desa Turunrejo, Kecamatan Brangsong,
kabupaten Kendal. Program kerja ini dilaksanakan mulai minggu ke 4,5, dan 6,
pada hari Jumat dan Sabtu pukul 16.00- 17.00 WIB di posko KKN Desa
Turunrejo.
Hambatan yang terjadi pada program kerja ini adalah anak-anak masih
merasa ragu dan takut dalam mengoperasikan komputernya, dan ketika cuaca
hujan mereka enggan ikut pelatihan IT.
Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut adalah senantiasa memotivasi
agar mau mencoba mengoperasikan komputer, membentuk kelompok kecil dalam
melatih IT tersebut agar mereka lebih nyaman dan paham dalam mempelajarinya,
memantau serta mendampingi mereka dalam mengoperasikan komputer.
Dari program kerja ini diharapkan anak-anak tidak gaptek (gagap
teknologi), selain itu mampu mengoperasikan komputer dengan baik, serta dapat
menguasai program aplikasi Ms. Office (Ms. Word, Ms. Excell, dan Ms.
Powerpoint) serta Paint.
8. Sosialisasi Menabung Sejak Dini
Sosialisasi menabung sejak dini merupakan program kerja yang
memberikan motivasi serta informasi kepada anak-anak mengenai pentingnya
menabung sejak dini dengan menyisihkan uang saku yang dimilikinya. Kegiatan
ini dilaksanakan di dua sekolah dasar (SD) yang berbeda yang berada di desa
turunrejo. Tujuan dari sosialisasi menabung sejak dini adalah untuk
menumbuhkan perilaku hemat pada anak-anak, memotivasi anak-anak untuk bisa
berinvestasi di masa yang akan datang (membeli keinginan sendiri dari hasil uang
tabungannya).
Sasaran program kerja ini adalah siswa-siswi SD N 1 Turunrejo dan MI
NU 53 Turunrejo kelas 4 dan 5, Desa Turunrejo, Kecamatan Brangsong,
kabupaten Kendal.
Program kerja ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 9 November 2017
di SD N 1 Turunrejo dan hari Jumat tanggal 17 di MI NU 53 Turunrejo.
Hambatan yang terjadi pada program kerja ini adalah perhatian beberapa
anak pada saat penyampaian materi sosialisasi menabung masih kurang dan ketika
diminta harus menyampaikan kesan dan pesan kegiatan masih cenderung malu-
malu.
Materi sosialisasi menabungnya dikemas semenarik mungkin salah
satunya melalui story telling yang secara langsung diperankan oleh teman-teman
KKN, memberikan ice breaking berupa lagu anak-anak serta gerakan gerakan
yang membuat mereka semangat dalam mengikuti sosialisasinya
Dari program kerja ini diharapkan anak-anak mau menyisihkan uang
sakunya (membiasakan hidup hemat), mampu berinvestasi di masa yang akan
datang (mampu membeli keinginan sendiri dari hasil uang tabungannya).
9. Pelatihan Pembuatan Sirup Daun Pisang
Program kerja pembuatan sirup dari daun pisang merupakan salah satu
program unggulan dari bidang ekonomi. Program ini adalah suatu program
inovasi yang belum dikenal oleh masyarakat umum. Daun pisang yang semestinya
dijadikan pembungkus makanan diolah menjadi minuman yang bermanfaat bagi
tubuh. Adapun beberapa manfaat dari sirup daun pisang yaitu sebagai anti
oxsidan, pereda radang tenggorokan, pereda demam, dan penghambat penuaan
atau dapat merawat kulit dari dalam. Dalam proses pembuatannya yaitu dengan
menyediakan bahan-bahan sebagai berikut: gula 2kg, daun pisang sedang tidak
terlalu muda dan tidak terlalu tua sebanyak 2 sisir, air 1 liter.
Prosess pembuatannya sebagai berikut: pertama, daun pisang dipotong
tipis-tipis dan dituangkan air secara perlahan. Kemudian diblender sampai halus
dan disaring diambil sarinya. Lalu, sari tersebut direbus dengan api yang sedang
selama 1 jam dengan cara diaduk dan ditambahkan gula sedikit demi sedikit.
Sirup dikatakan sudah jadi apabila sari daun pisang berbuih dan air sari tersebut
sudah berkurang serta berubah warna hijau kecoklatan. Kemudian, sari tersebut
didinginkan sehingga terlihat kental. Setelah dingin, barulah sirup bisa
dimasukkan dalam kemasan.
Sasaran dari program kerja pembuatan sirup daun pisang yaitu ibu-ibu
PKK desa Turunrejo. Program kerja pembuatan sirup daun pisang yaitu bertempat
di kelurahan desa Turunrejo. Kegiatan ini dilaksanakan pukul 16.30-selesai yang
dihadiri ibu-ibu PKK sebanyak 30 orang
Adapun hamabatan dari program kerja pembuatan sirup daun pisang yaitu
belum diketahui batas kaladaluarsa dari sirup daun pisang. Kemudian, waktu
pembuatan yang cukup lama sehingga menguras tenaga. Selain itu, kurangnya
ketepatan ibu-ibu PKK dalam menghadiri kegiatan tersebut dikelurahan sehingga
tidak sesuai waktu yang sudah ditetapkan.
Usaha untuk mengatasi hambatan dari program pembuatan sirup daun
pisang yaitu dengan memberikan percobaan dengan menetapkan batas kaladaluasa
sekitar 1 minggu jika tidak ditaruh dikulkas, kalaupun ditarus dikulkas bisa tahan
lama. Selain itu, dalam proses pembuatan, praktikan berbagi tugas dengan
praktikan lain dalam pembuatan sirup daun pisang sehingga dapat selesai dengan
cepat.
Program pembuatan sirup daun pisang diharapkan dapat melatih ibu-ibu PKK
dalam berkreasi terutama dalam bidang ekonomi atau kuliner. Daun pisang yang
biasanya digunakan sebagai pembungkus makanan diolah menjadi minuman yang
bermanfaat bagi tubuh.
10. Pembuatan Celengan dari Kaleng Bekas
Program pembuatan celengan dari kaleng bekas merupakan program kerja
dalam melatih kreatifitas serta pengenalan menabung sejak dini terutama pada
anak-anak. Selain menghemat biaya, program ini juga bertujuan untuk
menjadikan sampah menjadi barang bermanfaat. Dalam pelaksanaan program
pembuatan celengan dari kaleng bekas, praktikan terlebih dahulu mengumpulkan
kaleng-kaleng bekas dari siswa dengan bantuan koordinasi dari pihak sekolahan.
Selanjutnya, kaleng-kaleng tersebut dibersihkan terlebih dahulu dan dicat warna
dasar (putih) sebagai alas sebelum pengambaran pola. Kaleng yang sudah
diwarnai cat dasar kemudian didiamkan terlebih dahulu sampai kering. Setelah
kering, barulah bisa dibuat pola dan dicat warna warni sesuai dengan kreasi anak-
anak.
Program kerja pembuatan celengan dari kaleng bekas sasarannya yaitu
anak SD. Sasaran dari program kerja pembuatan celengan dari kaleng bekas
terfokus pada siswa siswi SD kelas 4 dan 5, hal ini dilakukan untuk
mempermudah praktikan dalam mengkondisikan serta melatih siswa siswi
tersebut dalam berkreatifitas dan berhati-hati dalam penggunaan cat warna.
Pelaksanaan program pembuatan celengan dari kaleng bekas dilakukan di
2 tempat yaitu di SD Negeri 1 Turunrejo dengan fokus sasaran pada siswa-siswi
kelas 4 dan kelas 5 sedangkan tempat yang kedua yaitu di MI NU 53 Turunrejo
dengan fokus sasaran pada siswa siswi kelas 4 dan kelas 5.
Hambatan dalam program kerja pembuatan celengan dari kaleng bekas
adalah dalam pengkondisian siswa yang tidak berhati-hati dalam penggunaan cat
warna sehingga cat warna tersebut mengenai baju siswa siswi tersebut. Selain itu,
hambatan yang ditimbulkan selanjutnya yaitu proses pengecatan warna dasar pada
kaleng membutuhkan waktu yang cukup lama serta terkadang masih banyak
kaleng yang penyok atau tidak bagus sehingga dalam pengecatannya mengalami
kendala.
Usaha untuk mengatasi hambatan-hambatan selama pelaksanaan program
pembuatan celengan dari kaleng bekas yaitu dalam proses pewarnaan dasar
dikerjakan secara bersama-sama atau bagi tugas, sehingga pengerjaanya menjadi
cepat dan setiap selesai pengengecatan dilakukan pemantau disetiap kaleng guna
mengetahui mana kaleng yang pengecataannya baik maupun kurang baik.
Melalui program kerja pembuatan celengan dari kaleng bekas dengan
sasaran anak SD, diharapkan program ini mampu untuk menuangkan kreatifitas
dan melatih siswa dalam berhemat dengan cara menabung dicelengan yang sudah
dikreasi. Selain itu, program ini mengenalkan siswa bahwa kaleng bekas atau
sampah yang seharusnya dibuang bisa dijadikan wadah kreatifitas dan tidak perlu
membeli celengan yang biasanya dijual ditoserba (toko serba ada).
11. Senam Sehat
Senam sehat merupakan salah satu program kerja rutin tiap hari Minggu
pagi yang dilaksanakan di lapangan terbuka dusun Turunsih. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengajak dan membiasakan diri kepada masyarakat setempat
agar melakukan pola hidup sehat dengan berolahraga, melalui senam sehat ini
pula diharapkan dapat memberikan motivasi untuk melakukan kegiatan olahraga
minimal seminggu sekali. Kegiatan ini terbuka untuk umum terkhusus ibu-ibu dan
anak-anak. Dalam beberapa kali kegiatan senam dilakukan dengan berbagai
variasi jenis senam mulai dari Senam Kebugaran Jasmani, Senam Aerobik, Senam
Indonesia Sehat, Senam Maumere, serta Senam Pinguin.
Sasaran program kerja senam sehat adalah ibu-ibu dan anak-anak dusun
Turunsih desa Turunrejo. Senam sehat dilaksanakan setiap hari Minggu pada
minggu ke 2 hingga minggu ke 5 pada pukul 06.00 WIB hingga selesai di
lapangan RT 06 dusun Turunsih desa Turunrejo.
Selama kegiatan senam berlangsung tidak menyediakan instruktur senam
yang berompeten dibidangnya. Memperdayakan mahasiswa KKN yang pernah
aktif mengikuti kegiatan senam di daerahnya kemudian berlatih dan belajar
bersama melalui video tutorial. Hasil dari program ini adalah membiasakan diri
melakukan pola hidup sehat dengan berolahraga minimal seminggu sekali agar
otot dan tubuh refresh kembali sebelum melanjutkan aktivitas dikeesokan hari.
12. Sosialisasi KB
Program kerja sosialisasi KB merupakan program kesehatan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus
menentukan pilihan kontrasepsi. Setiap metode mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Namun demikian, meskipun telah mempertimbangkan untung rugi
semua kontrasepsi yang tersedia, tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol
fertilitas secara aman, efektif, dengan metode yang dapat diterima, baik secara
perseorangan maupun budaya pada berbagai tingkat reproduksi.
Tidaklah mengejutkan apabila banyak wanita merasa bahwa penggunaan
kontrasepsi terkadang problematis dan mungkin terpaksa memilih metode yang
tidak cocok dengan konsekuensi yang merugikan atau tidak menggunakan metode
KB sama sekali. Maka dari itu, program kerja sosialisasi KB yang diagendakan
oleh KKN desa Turunrejo bekerjasama dengan Puskesmas Brangsong 2
memberikan pengenalan dan manfaat dari porgram KB baik dari segi alat
kontrasepsi maupun aspek yang lainnya. Sasaran kegiatan dalam program
sosialisasi KB yaitu ibu-ibu rumah tangga atau ibu-ibu muda yang baru menikah.
Program sosialisasi KB dilaksanakan di posyandu bertempat di rumah
bapak Subakir sebagai kader posyandu. Sosialisasi KB dimulai pukul 09.00-
selesai. Adapun hambatan dari program sosialisasi KB yaitu kurang terkondisinya
ibu- ibu yang membawa anaknya sehingga ibu-ibu terfokus pada pengkondisian
anak yang mulai rewel dan cenderung mengabaikan pembahasaan mengenai
sosialisasi KB.
Usaha untuk mengatasi hambatan program sosialisasi KB yaitu dengan
memberikan snack atau jajan kepada ibu-ibu di posyandu sehingga bisa dijadikan
cemilan untuk anaknya, anak-anak mulai terkondisikan dan ibu-ibu bisa terfokus
dalam pembahasan sosialisasi KB.
Program sosialisasi KB diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi ibu-ibu dalam mengenal program KB. Selain itu, ibu-ibu mampu
mengetahui jenis-jenis dan mekanisme alat kontrasepsi KB sehingga ibu-ibu tidak
lagi bingung dalam memilih alat kontrasepsi KB yang baik untuk dirinya.
13. Sosialisasi DBD
Penyuluhan DBD merupakan salah satu program kerja kesehatan yang
dilaksanakan sekali selama KKN. Penyuluhan DBD ini dilaksanakan untuk
mengajak warga agar waspada terhadap penyakit DBD yang ditularkan melalui
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictur. Pemateri dalam penyuluhan DBD
yaitu tim KKN dan perangkat Puskesmas Desa Turunrejo. Dalam penyuluhan
tersebut warga diberikan pengertian DBD, gejala-gejala saat terkena DBD, tempat
yang menjadi berkembangnya nyamuk, bagaimana cara pencegahannya, dan
tanaman obat anti-DBD. Selain itu warga juga diberikan obat Abate untuk
membasmi jentik-jentik nyamuk di kolam.
Sasaran program kerja penyuluhan DBD adalah ibu-ibu yang mengikuti
Posyandu di Dusun Sijaru, Desa Turunrejo. Program kerja penyuluhan DBD
dilaksanakan pada Sabtu, 25 November 2017 (minggu ke-5), pukul 08.00 - 11.30
WIB di rumah Ibu Ngapini, Dusun Sijaro.
Hambatan penyuluhan DBD ini yaitu tidak tersedianya LCD proyektor
untuk menambah pemahaman warga tentang DBD. Serta tidak menggunakan
pengeras suara sehingga warga yang di luar rumah kurang memerhatikan.
Menggunakan fotokopian materi dan leaflet penyuluhan DBD kepada
warga untuk memudahkan pemahaman warga tentang DBD. Serta menambah
volume suara agar warga memahami materi yang diberikan secara maksimal.
Warga mengetahui bagaimana gejala-gejala saat terkena DBD. Sehingga
waga cepat tanggap ke Puskesmas saat mengetahui anggota keluarganya saat
terkena DBD. Kemudian membiasakan warga untuk melakukan pola hidup sehat
yaitu melakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) serta menanam
tanaman obat keluarga (TOGA) yang bersifat mengusir nyamuk.
14. Penyuluhan Hidup Sehat (Cuci Tangan dan Gosok Gigi)
Penyuluhan hidup sehat (cuci tangan dan gosok gigi) merupakan program
kerja yang memberikan motivasi serta informasi kepada anak-anak mengenai
pentingnya hidup sehat melalui kebiasaan bercuci tangan dan menggosok gigi.
Kegiatan ini dilaksanakan di dua taman kanak-kanak (TK) yang berbeda yang
berada di desa turunrejo. Tujuan dari penyuluhan hidup sehat adalah untuk
menumbuhkan perilaku anak-anak dalam membiasakan diri mencuci tangan
sebelum melakukan aktivitas serta menggosok gigi 2 kali sehari.
Sasaran program kerja ini adalah siswa-siswi TK Nusa Indah dan TK
Muslimat 02 Turunrejo, Desa Turunrejo, Kecamatan Brangsong, Kabupaten
Kendal. Program kerja ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 November
2017 di TK Nusa Indah, Dukuh Sijaro dan hari Kamis tanggal 23 di TK Muslimat
02 Turunrejo.
Hambatan yang terjadi pada program kerja ini adalah perhatian beberapa
anak pada saat penyampaian materi penyuluhan cuci tangan dan gosok gigi masih
kurang, terdapat beberapa anak yang susah diarahkan serta tidak mau mengikuti
praktik cuci tangan dan gosok gigi.
Memberikan ice breaking berupa lagu anak-anak serta gerakan gerakan
yang membuat mereka semangat dalam mengikuti penyuluhan hidup sehat (cuci
tangan dan gosok gigi), melibatkan semua teman-teman KKN serta guru-guru
dalam mengarahkan dan membimbing anak-anak untuk mau melaksanakan cuci
tangan dan gosok gigi.
Dari program kerja ini diharapkan anak-anak mau membiasakan diri dalam
mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas serta menggosok gigi 2 kali sehari
secara mandiri.
15. Plangisasi
Plangisasi merupakan salah satu program kerja pengadaan media interaksi
tidak langsung yang berisi himbauan, ajakan, kritikan, maupun saran terhadap
permasalahan lingkungan yang ada. Melalui plangisasi harapannya ada sebuah
nilai yang tersampaikan kepada masyarakat seningga mereka mau berubah kearah
yang lebih baik.
Sasaran pelaksanaan program kerja ini adalah seluruh masyarakat Desa
Turunrejo. Plang dipasang di sepanjang bantaran aliran sungai Desa Turunrejo,
pada hari minggu, 3 Desember 2017.
Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program kerja ini adalah
sulitnya memilih diksi kata yang tepat, mengingat tingkat pendidikan masyarakat
setempat yang cukup kompleks.
Mencari referensi kata-kata dari berbagai sumber serta meminta bantuan
teman untuk ikut andil dalam menyumbangkan kalimat himbauan yang akan
dituangkan dalam papan plangisasi.
Kegiatan plangisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga
Desa Turunrejo atas pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan juga warga
tidak akan membuang sampah di sungai.
16. Penanaman Pohon
Program tanam pohon merupakan program kerja yang ditujukan untuk
penghijauan daerah desa Turunrejo. Kegiatan tanam pohon ini dilaksanakan agar
masyarakat desa Turunrejo memahami arti pentingnya menjaga kelestarian alam
sekitar. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 26 November 2017 di dua
titik tempat yaitu di tepian lapangan Dusun Sijaro dan tepian tambak Dusun
Persilan.
Sasaran program kerja ini adalah warga-warga sekitar Dusun Sijaro dan
Persilan, Desa Turunrejo, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal.
Program kerja ini dilaksanakan pada hari Minggu, 26 November 2017
pukul 08.30 WIB di dua titik tempat, yaitu tepi lapangan bola Dusun Sijaro dan
tepian tambak di Dusun Persilan. Tim KKN Desa Turunrejo dibagi menjadi dua
kelompok untuk ikut serta dalam penanaman pohon di kedua tempat tersebut.
Pada saat pelaksanaan kegiatan penanaman pohon, tim KKN di Dusun
Sijaro sedikit mengalami kendala. Salah satunya adalah kurangnya partisipasi
warga dalam kegiatan. Hal tersebut menyebabkan kegiatan penanaman pohon
berjalan lambat. Berbeda dengan di Dusun Persilan, pelaksanaan penanaman
pohon berjalan lancar karena warga memiliki antusias yang tinggi dan kegiatan
selesai tepat sebelum tengah hari. Sedangkan di Dusun Sijaro, pelaksanaan tanam
pohon terpaksa dihentikan siang hari dan dilanjutkan keesokan harinya.
Kegiatan penanaman pohon di Dusun Sijaro diselesaikan keesokan harinya
pada hari Senin 27, November 2017. Tim KKN kembali melakukan koordinasi
dengan aparat desa dan Bapak Sudaryanto untuk melakukan tanam pohon di hari
tersebut. Partisipasi warga pada hari kedua penanaman pohon lebih tinggi. Banyak
warga yang berdatangan di lapangan Sijaro di hari Senin dan membantu tim KKN
untuk melaksanakan program dengan baik.
Kegiatan penanaman pohon ini diharapkan mampu memberikan pengaruh
yang positif terhadap lingkungan dan juga warga sekitar, seperti contohnya
lingkungan menjadi lebih hijau dan rindang yang dapat dimanfaatkan oleh warga
di desa Turunrejo.
C. Program Konservasi
Konservasi Lingkungan
A. Penanaman Pohon
Program konservasi lingkungan yang telah dilaksanakan oleh tim
KKN bersama dengan warga Desa Turunrejo adalah penanaman pohon.
Kegiatan ini untuk menjaga keseimbangan alam dan kelestarian
lingkungan. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut warga akan
lebih menyadari akan pentingnya merawat dan melestarikan pepohonan
yang sudah di tanam. Bibit pohon yang ditanam sebanyak 486 yang
terdiri atas beberapa macam pohon diantaranya, pohon akasia, gmelina,
sirsak, jambu, sengon, dan kelengkeng. Penanaman dilakukan bersama
warga Dusun Sijaro dan Persilan. Secara simbolis penanaman pohon
dilakukan oleh Kepala Desa Turunrejo, yaitu Abdul Mufid.
Tabel 2. Penanaman Pohon
Jenis Pohon Jumlah
Pohon
Lokasi
Penanaman
Sumber
Pohon
Estimasi
Dana
Akasia 300 Dusun
Persilan,
Sijaro,
Turunsih
PT Rimba
Partikel
Indonesia
-
Gmelina 100 Dusun
Persilan,
Sijaro,
Turunsih
PT Rimba
Partikel
Indonesia
-
Sirsak 20 Dusun
Persilan dan
Sijaro
PT Rimba
Partikel
Indonesia
-
Jambu Biji 40 Sekitar
tambak di
Dusun
Persilan
PT Rimba
Partikel
Indonesia
-
Sengon 25 Sekitar
tambak di
Dusun
Persilan
PT Rimba
Partikel
Indonesia
-
Kelengkeng 1 Sekitar
tambak di
Dusun
PT Rimba
Partikel
Indonesia
-
Persilan
Jumlah
pohon
486
B. Pembuatan Celengan dari Kaleng Bekas
Program pembuatan celengan dari kaleng bekas merupakan
program kerja konservasi lingkungan memanfaatkan kaleng bekas
untuk pembuatan celengan serta dimaksudkan untuk melatih kreativitas
serta pengenalan menabung sejak dini terutama pada anak-anak. Selain
menghemat biaya, program ini juga bertujuan untuk menjadikan
sampah menjadi barang bermanfaat. Dalam pelaksanaan program
pembuatan celengan dari kaleng bekas, praktikan terlebih dahulu
mengumpulkan kaleng-kaleng bekas dari siswa dengan bantuan
koordinasi dari pihak sekolahan. Selanjutnya, kaleng-kaleng tersebut
dibersihkan terlebih dahulu dan dicat warna dasar (putih) sebagai alas
sebelum pengambaran pola. Kaleng yang sudah diwarnai cat dasar
kemudian didiamkan terlebih dahulu sampai kering. Setelah kering,
barulah bisa dibuat pola dan dicat warna warni sesuai dengan kreasi
anak-anak.
C. Vertikal Garden
Vertical Garden merupakan inovasi dalam mengolah sampah
plastik seperti halnya botol minuman dan plastik kemasan untuk
digunakan sebagai media tanam. Pada dasarnya vertical garden ini
meminamilisir penggunaan pekarangan rumah yang luas sehingga
penanaman dilakukan dengan bentuk vertikal ke atas. Selain menghemat
lahan juga dapat meminimalisir pembuangan sampah plastik, serta
ekonomis tanpa memmbutuhkan dana yang cukup besar. Berbagai jenis
tanaman yang digunakan mulai dari tanaman obat keluarga dan tanaman
hias untuk mempercantik pekarangan rumah. Inovasi ini diharapkan
memberikan gambaran kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan
sampah rumah tangga sebagai alternatif pembuatan pekarangan rumah
yang indah dengan adanya sistem taman vertikal.
Konservasi Budaya
D. Permainan Tradisional
Program konservasi budaya yang telah dilaksanakan oleh tim KKN
bersama dengan warga Desa Turunrejo adalah permainan tradisional.
Kegiatan tersebut dirasa perlu dilaksanakan karena mengingat anak-
anak zaman sekarang yang sebagian besar lebih memilih bermain
gadget daripada permainan tradisional. Permainan tradisional yang
diperkenalkan antara lain adalah lompat tali, bentengan, boi-boi, kucing
dan tikus, otong-otong bolong, dan petak umpet. Semua permainan
tersebut diperkenalkan kepada anak-anak, khususnya di Desa Turunrejo
agar mereka tahu akan permainan tradisional dan dapat
melestarikannya. Program permainan tradisional dilakukan setiap hari
Minggu, dimulai minggu ke 2 sampai minggu ke 4. Program ini
dilakukan setelah program senam sehat selama 1 jam. Pada minggu ke
2, permainan yang dimainkan adalah lompat tali dan kucing tikus,
sedangkan pada minggu ke 3, permainan yang dimainkan adalah boi-
boi dan bentengan. Kemudian pada minggu ke 4, permainan yang
dimainkan adalah petak umpet, kucing tikus, dan otong-otong bolong.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan
pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa guna
mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan,
Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Hasil pelaksanaan program
kegiatan KKN Lokasi Tahap II di Desa Turunrejo, Kecamatan Brangsong,
Kabupaten Kendal diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Masyarakat Turunrejo cukup antusias dalam membantu program
kerja tim KKN Lokasi Unnes yang dibuktikan dengan kesediaan
waktu dan keikutsertaan mereka untuk turut berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh tim KKN Lokasi Unnes.
2. Kelebihan yang dimilki oleh Desa Turunrejo adalah kerukunan yang
terjalin sangat baik diantara masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga keamanan dan rasa kebersamaannya tinggi dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan di lingkungan Desa Turunrejo secara
gotong royong.
3. Penyelenggaraan program di empat bidang menghasilkan program
kerja yang menjadi unggulannya dari bidang lingkungan dan
infrastruktur yakni program kerja vertical garden atau taman
vertikal.
4. Program kerja bidang pendidikan yang dilaksanakan di Desa
Turunrejo mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat yaitu pada
saat kegiatan bimbingan belajar, pendampingan TPQ, pendampingan
PAUD, permainan tradisional, pelatihan seni origami, lomba
mewarnai,dan pelatihan IT . Anak-anak mengikuti kegiatan tersebut
dengan sangat antusias sehingga program kerja KKN Unnes berjalan
dengan baik.
5. Program kerja bidang kesehatan ada program sosialisasi KB,
sosialisasi DBD, penyuluhan hidup sehat (cuci tangan dan gosok
gigi), dan senam sehat. Masyarakat menanggapi kegiatan tersebut
dengan sangat baik sehingga hasil yang dicapai dapat berjalan sesuai
dengan yang diinginkan.
6. Program kerja bidang ekonomi, yaitu sosialisasi menabung sejak
dini, pembuatan celengan dari kaleng bekas, dan pelatihan
pembuatan sirup daun pisang. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan
oleh tim KKN Unnes di Desa Turunrejo sebagai bentuk partisipasi
kami serta bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru dalam
bidang ekonomi melalui kegiatan-kegiatan yang telah dilaksankan.
7. Bidang Lingkungan dan Infrastruktur yaitu penanaman pohon,
plangisasi, dan vertical garden. Pelaksanaan kegiatan tersebut
berjalan dengan baik dan dilaksanakan bersama warga Desa
Turunrejo.
Walaupun ada beberapa hambatan yang dijumpai selama
pelaksanaan program KKN Lokasi tahap II, tetapi kegiatan yang
dilaksanakan mampu menjalin kerjasama yang baik dengan perangkat desa
dan seluruh masyarakat di Desa Turunrejo.
Pelaksanaan program KKN tidak terlepas dari peran masyarakat,
baik secara materi maupun non-materi. Adanya tanggapan yang positif dari
masyarakat membantu mahasiswa KKN belajar bersosialisasi dengan
warga, belajar bersikap dan beradaptasi dengan orang lain sesuai dengan
norma-norma yang telah ada dan berlaku di masyarakat.
B. Saran
Kami menyadari bahwa KKN Unnes Lokasi Tahap II di Desa Turunrejo,
Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal ini masih banyak kekurangan,
sehingga demi kebaikan bersama perlu adanya saran-saran yang konstruktif :
1. Untuk desa dan pemerintah setempat
Dapat menyempurnakan program kerja yang telah dibuat oleh
mahasiswa KKN yang belum sesuai dan melanjutkan program-program
yang telah direncanakan. Kerja sama dalam pelaksanaan program terutama
pendidikan pelatihan yang terjalin antara masyarakat Desa Turunrejo
dengan mahasiswa KKN selama ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dan
dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat.
Untuk perangkat Desa Turunrejo harus mendukung penuh dan
mendampingi setiap kegiatan-kegiatan positif yang berhubungan dengan
memajukan potensi Desa Turunrejo yang dilakukan oleh masyarakat.
Dukungan dan dampingan dari perangkat Desa baik kepala Desa Turunrejo
maupun staf pemerintahan yang lainnya, dapat menambah motivasi
masyarakat Desa Turunrejo dalam memajukan diri, keluarga serta
lingkungan Desa pada umumnya untuk menjadi Desa yang lebih baik.
2. Bagi tim KKN selanjutnya
Diharapkan untuk mahasiswa peserta KKN selanjutnya siap
menghadapi dan memecahkan semua permasalahan dengan bekal kretivitas
yang matang. Sikap keterbukaan, komunikasi yang baik perlu
dikembangkan untuk meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Koordinasi dan pelaporan kegiatan kepada Kepala Desa sebaiknya lebih
sering dilaksanakan guna menyamakan persepsi pihak Desa dengan tim
KKN Unnes. Kekompakkan tim sangat dibutuhkan guna terlaksanakan
seluruh kegiatan dengan sukses dan lancar.