klp v transpor endositosis
TRANSCRIPT
Tugas
Biofarmasetika
TRANSPOR LINTAS MEMBRAN(TRANSPOR ENDOSITOSIS)
DISUSUN OLEH KELOMPOK V:
KELAS/KLP NAMA NIM
REGULER SORE/V
1. GRACIANA EKA2. PUTRI ANAWAI WULANDARI3. MUTMAINNA4. SURATNO TAWAKKAL5. MASDAR6. FAICHAL BENNY7. MUH. SADAM SAFUTRA8. YANTI ASMARANI9. KADEK AYU MEITHASARI10. NUR RAHMAYANI
F1F212014F1F212015F1F212019F1F212017F1F212006F1F212011F1F212003F1F212005F1F212016F1F212008
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Membran sel berfungsi membatasi sel dan lingkungan sekitar. Namun
demikian, tidak berarti sel menjadi satu sistem tertutup yang tidak dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar. Tidak ada organisme yang mampu hidup terpisah dari
lingkungan sekitarnya, begitu pula halnya dengan sel. Membran plasma mengontrol
lalu lintas ke dalam dan ke luar sel yang dikelilinginya.
Seperti semua membran biologis, membran plasma memiliki permeabilitas
selektif, yakni membran ini memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya
dengan lebih mudah daripada substansi yang lainnya. Salah satu episode paling
awal dalam evolusi kehidupan mungkin berupa pembentukan membran yang
membatasi suatu larutan yang mempunyai komposisi yang berbeda dari larutan
sekelilingnya, tetapi masih bisa melakukan penyerapan nutrien dan pembuangan
produk limbahnya. Kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawinya ini
dengan lingkungannya merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan, dan
membran plasma inilah yang membuat keselektifan ini bisa terjadi.
Semua membran sel mempunyai struktur umum yang sama, terdiri atas
lapisan molekul ganda dari lipida dan protein. Membran plasma mempunyai
peranan yang sangat penting pada kehidupan sel. Peran membran plasma yang
perlu mendapat perhatian adalah sebagai penyekat, pemilah, dan pengatur. Selain
itu, membran plasma juga berperan sebagai tempat terjadinya reaksi kimia, sarana
komunikasi, penerima, dan penerus informasi, serta transpor bahan masuk dan
keluar sel, salah satunya adalah secara endosistosis.
Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas transport lintas membran
secara endositosis serta senyawa apa yang terlibat di dalamnya
I.2 Masalah
1. Bagaimana transport lintas membran secara endositosis ?
2. Senyawa obat apa yang terlibat dalam transport lintas membran secara
endositosis ?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui transport lintas membran secara endositosis
2. Untuk mengetahui senyawa obat yang terlibat dalam transport lintas membran
secara endositosis
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah endositosis berasal dari bahasa Yunani, endo artinya ke dalam dan cytos
artinya sel. Endositosis adalah transport makromolekul dan materi yang sangat kecil
ke dalam sel dengan cara membentuk veskula baru dari membran plasma. Sebagian di
antara makromolekul ini (misal, polisakarida, protein dan poli nukleotida) dapat
menjadi sumber unsur gizi. Endositosis menghasilkan mekanisme untuk mengatur
kandungan komponen membran tertentu, yaitu dalam hal ini adalah reseptor hormon.
Semua sel eukariotik secara berkesinambungan mengonsumsi bagian membran
plasmanya. Vesikel endositosis ini akan terbentuk kalau segmen membran plasma
mengalami invaginasi (pelipatan ke dalam) dengan membungkus dalam jumlah yang
sangat kecil, cairan ekstraseluler dan isinya. Vesikel tersebut kemudian terlepas akibat
penyatuan membran plasma yang akan menyempitkan leher vesikel sehingga putus
pada tapak asal invaginasi. Vesikel ini lalu berfusi dengan struktur membran yang lain
dan dengan cara demikian melaksanakan pengangkutan isinya ke kompartemen sel
lainnya atau bahkan kembali ke luar. Sebagian besar vesikel endositosis berfusi
dengan lisosom primer untuk membentuk lisosom sekunder yang mengandung enzim
hidrolisis sehingga terbetuk organel khusus untuk pembuangan intrasel. Isi
makromolekul akan dicerna untuk menghasilkan asam amino, gula sederhana, serta
nukleotida dan kemudian berdifusi ke luar dari vesikel untuk digunakan kembali
dalam sitoplasma. Endositosis memerlukan energi yang biasanya berasal dari
hidrolisis ATP, Ca2+ dalam cairan ekstraseluler, dan unsur-unsur kontraktil dalam sel
(kemungkinan sistem mikrofilamen). Langkah - langkahnya pada dasarnya merupakan
kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam kedalam
membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit
membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar selnya. Endositosis
dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis
dapat meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan
migrasi sel, reseptor sinyal, masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi antigen,
polaritas sel, mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan masuknya obat.
Endositosis merupakan proses pemasukan zat kedalam sel. Proses ini
tergolong transport aktif karena melawan kadar gradien (dari konsentrasi rendah
kekonsentrasi tinggi) dan memerlukan energi sel.
Gambar 1. Perbedaan Endositosis (a) dan Eksositosis (b)
Ada dua tipe umum endositosis yaitu :
1. Fagositosis (pemakan seluler). Fagositosis hanya terdapat pada sel khusus seperti
makrofag dan granulosit. Fagositosis meliputi proses ingesti partikel yang besar
seperti virus, bakteri, sel atau debris. Makrofag bekerja sangat aktif dalam hal ini
dan dapat mengingesti 25% dari volumenya per jam. Dalam melakukan fagositosis,
makrofag dapat menginternalisasikan 3% dari membran plasmanya setiap menit
atau keseluruhan membrane tersebut setiap 30 menit. Sel menelan suatu partikel
dengan pseudopod yang membalut disekeliling partikel tersebut dan
membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk
digolongkan sebagai vakuola. Partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung
dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik. Proses makan pada Amoeba
adalah contoh mudah untuk menggambarkan proses fagositosis. Endositosis
membran sel pada Amoeba, akan membentuk vakuola. Pada vakuola ini, tempat
makanan dicerna, diserap, dan dikeluarkan sisa-sisa
Gambar 2. Proses fagositosis pada Amoeba. Apa fungsi pseudopodia?
2. Pinositosis (peminum seluler). Pinositosis merupakan sifat yang dimiliki oleh
semua sel dan menyebabkan ambilan cairan serta isi cairan oleh sel. sel “meneguk”
tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat
terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis
tidak spesifik dalam substansi yang ditranspornya. Ada dua tipe pinositosis yaitu:
a. Pinositosis fase cairan, merupakan suatu proses non selektif dan pada proses ini
terjadi ambilan solute melalui pembentukan vesikel kecil yang proporsional
dengan konsentrasinya di dalam cairan ekstraseluler yang mengelilinginya.
Pembentukan vesikel ini merupakan proses yang sangat aktif. Contoh fibroblast,
menginternalisasikan membrane plasmanya dengan laju sekitar sepertiga dari
kecepatan yang dimiliki makrofag
b. Pinositosis absorptif, merupakan proses selektif yang diperantarai reseptor, yang
terutama bertanggung jawab atas ambilan makromolekul dengan tempat
pengikatan pada membran plasma untuk proses pengambilan ini terbatas
jumlahnya. Reseptor dengan afinitas yang tinggi ini akan memungkinkan
konsentrasi selektif ligand dari media, mengurangi ambilan cairan serta
makromolekul tidak terikat yang dapat larut, dan meningkatkan secara nyata
kecepatan masuknya molekul spesifik ke dalam sel. Vesikel yang terbentuk
selama pinositosis absortif berasal dari proses invaginasi (pembentukan
cekungan) yang pada sisi sitoplasmanya terbungkus dengan bahan filamentosa.
Pada banyak sistem, bahan filamentosa tersebut adalah klatrin, bahan ini
mungkin suatu protein perifer membrane. Cukungan yang tersalut bisa
membentuk sebanyak 2% dari permukaan sebagian sel.
Misalnya, sel manusia menggunakan proses ini untuk menyerap kolesterol
dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai prekursor untuk sintesis
steroid lainnya. Molekul lipoprotein densitas rendah (LDL) dan reseptornya
mengalami proses internalisasi dengan bantuan cekungan tersalut yang
mengandung reseptor LDL. Vesikel endositosis yang mengandung LDL dan
reseptornya akan bersatu dengan lisosom di dalam sel. Reseptor dilepaskan dan
didaur ulang kembali menjadi membran permukaan sel, tetapi apoprotein LDL
akan diuraikan dan ester kolesteril dimetabolisasi. Makromolekul lainnya,
termasuk beberapa jenis hormon, merupakan subyek pinositosis absorptif dan
membentuk reseptosom, yaitu vesikel yang menghindari lisosom serta
membawa isinya ke tapak intrasel lainnya, seperti sistem golgi. Ekstraseluler
yang terkait pada reseptor disebut ligan, yaitu satu istilah umum untuk setiap
molekul yang terkait khususnya pada tempat reseptor molekul lain. Protein
reseptor biasanya mengelompok dalam daerah membran yang disebut lubang
terlapisi, yang isi sitoplasmiknya dilapisi oleh lapisan protein samar. Protein
pelapis ini mungkin membantu memperdalam lubang dalam membentuk
vesikula. Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat
memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah sekalipun
substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida seluler
Gambar 3. Proses endositosis dengan bantuan reseptor. Pada proses ini, kolesterol dikenali dan dimasukkan ke dalam sel dengan bantuan reseptor protein.
Gambar 4. Proses Transpor Lintas Membran Secara Endositosis
Ada Tiga Cara (jalan) obat berpindah melewati membran sel. Jalan yang paling
banyak melalui penetrasi langsung melalui membran bagi obat-obatan yang larut
dalam lemak, yang mampu larut dalam lapisan lipid (lemak) membaran sel (dinding
sel). Kebanyakan obat diformulasikan dapat larut dalam lemak sehingga dapat
berpindah melalui membran sel meskipun obat tablet oral dan kapsul harus dapat larut
dalam air agar terlarut di cairan aqua (Air) di dalam lambung dan usus.
Cara kedua melalui saluran protein (protein channels) yang merupakan jalan
untuk welewati membaran sel (dinding sel). Hanya beberapa Obat yang mampu
menggunakan cara ini karena kebanyakan molekul obat begitu besar untuk melewati
saluran (protein channels) yang kecil. Ion kecil (mis. Na+ dan K+) menggunakan
jalur ini, tetapi perpindahannya diatur oleh saluran spesifik dengan mekanisme
gerbang. Gerbang Terbuka untuk beberapa milidetik dan membiarkan ion berpindah
melewatri membran sel, selanjutnya tertutup (mis. menghalangi saluran masuk) untuk
mencegah perpindahan ion tambahan. Pada saluran Natrium (Na/Sodium), Gerbang
berlokasi di luarsel membran; ketika gerbang terbuka, ion Na+ (sodium) berpindah
dari cairan ekstraseluler (luar sel) ke dalam sel. Pada saluran Kalium (K+/Potasium),
gerbang berlokasi di dalam membran sel; ketika gerbang terbuka, ion K+ berpindah
dari dalam sel ke cairan ekstraseluler.
Yang merangsang gerbang terbuka atau tertutup adalah gerbang voltase atau
gerbang kimiawi (disebut ligand/ ikatan kimia komplek). Dengan Gerbang voltase,
Potensial listrik melewati membran sel (dinding sel) menemtukan apakah gerbang
terbuka atau tertutup. Dengan gerbang kimiawi , sebuah substansi kimia (sebuah
ligand) berikatan dengan protein membentuk saluran dan mengubah bentuk protein
untuk membuka atau menutup gerbang. Gerbang kimiawi (mis. pada neurotransmiter
seperti asetikolin) sangat penting dalam mengirimkan sinyal dari satu sel saraf ke sel
saraf lainnya dan dari sel saraf ke sel otot dan menyebabkan kontraksi.
Cara ketiga melalui protein pembawa (carrier proteins) yang mentraspotasikan
molekul dari satu sisi membaran sel ke sisi lainnya.Seluruh protein pembawa selektif
dalam membawa substansi yang akan ditransporkan (pindahkan). Sistem transpor ini
memiliki arti sangat penting dalam memindahkan molekul obat melewati tubuh.
sistem ini di gunakan, sebagai contoh, untuk membawa obat oral dari usus ke aliran
darah, untuk membawa hormon ke tempat aksi (kerja) di dalam sel, dan membawa
molekul obat dari aliran darah ke tubulus ginjal.
Contoh transport endositosis adalah vaksin polio oral, golongan kortikosteroid, dan
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahan di atas adalah sbb:
1. Membran sel sangat penting bagi kelangsungan kehidupan sel
2. Endositosis merupakan proses pemasukan zat kedalam sel yang terdiri dari
dua tipe umum yaitu fagositosis dan pinositosis
III.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pengetahuan tentang transport
lintas membran secara endositosis dapat melekat di pikiran pembaca, serta
mengingat isi makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis
mengharapkan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Jhon W.Kimbal, Terj. Siti Soetarmi. BIOLOGI. 1999, Penerbit Erlangga
Muray, et. al. 2003. BIOKIMIA HARPER. Penerbit Buku Kedokteran
D.A Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang, BIOLOGI SMA Kelas XI,
2007, Penerbit Erlangga