kolitis.doc
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Kolitis.doc
1/46
BAB I
PENDAHULUAN
Kolitis adalah peradangan akut atau kronik yang mengenai kolon.
Berdasarkan penyebab, kolitis dapat dibagi menjadi kolitis infeksi dan noninfeksi.
Kolitis infeksi disebabkan oleh berbagai macam kuman. Oleh karena itulah kolitis
infeksi terbagi menjadi kolitis amebik, shigelosis, kolitis tuberkulosa, kolitis
pseudomembran dan kolitis oleh parasit serta bakteri lain. Kolitis noninfeksi terdiri dari
kolitis ulseratif, penyakit Crohn, kolitis radiasi, kolitis iskemik, kolitis mikroskopik,
maupun kolitis nonspesifik.1
Jenis kolitis yang paling sering ditemukan pada daerah tropis seperti Indonesia
adalah kolitis infeksi. Adapun prealensi kolitis amebik di daerah tropis adalah
!"#$"%. &amun prealensi shigelosis, kolitis tuberkulosa, kolitis pseudomembran
dan kolitis karena Eschericia coli di daerah tropis khususnya Indonesia tidak
diketahui dengan pasti. 'al ini terjadi karena studi tentang epidemiologi kolitis di
Indonesia masih jarang dilakukan. Begitu juga dengan prealensi kolitis noninfeksi di
Indonesia.1
(iagnosis kolitis ditegakkan melalui anamnesis yang cermat, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang. &amun, )ejala klinis kolitis infeksi dapat mirip
dengan penyakit Crohn ataupun kolitis ulseratif. Oleh karena itu diperlukan
pemeriksaan penunjang berupa endoskopi yaitu kolonoskopi, rektosigmoidoskopi atau
sigmoidoskopi untuk menegakkan diagnosis.*,+
1
-
8/16/2019 Kolitis.doc
2/46
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kolitis adalah peradangan akut atau kronik yang mengenai kolon. 1 Kolitis
berhubungan dengan enteritis peradangan pada intestinal- dan proktitis peradangan
pada rektum-.*
2.2 Klasifikasi
Berdasarkan penyebab, kolitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut1
1. Kolitis infeksi
# Kolitis amebik
# /higelosis
# kolitis tuberkulosa
# kolitis pseudomembran
# kolitis karena irus0bakteri0parasit lain seperti Eschericia coli
*. Kolitis non#infeksi
# Inflamatory bowel disease IB(-
Kolitis ulseratif
penyakit Crohn’s
Indeterminate colitis
# kolitis radiasi
# kolitis iskemik
/elain itu, kolitis mikroskopik dan kolitis non#spesifik simple colitis-
termasuk kolitis infeksi.1
2.2.1 Kolitis amebik
2.2.1.1 Definisi
&ama lainnya adalah amebiasis kolon. Kolitis amebik merupakan infeksi pada
kolon yang disebabkan oleh protooa Entamoeba hystolytica (E. hystolytica). /ecara
epidemiologi, prealensi amebiasis kolon sangat berariasi, namun diperkirakan
sekitar 1"% populasi dunia terinfeksi. 2realensi tertinggi adalah di daerah tropis,
yaitu sekitar !"#$"%.1,+,3
*
-
8/16/2019 Kolitis.doc
3/46
2.2.1.2 Patofisologi
2enularan E. hystolytica adalah ingesti kista dalam makanan dan minuman
yang terkontaminasi, dengan perantara lalat, kecoak, kontak interpersonal, atau
le4at hubungan seksual anal#oral. 2asien dengan amebiasis kolon yang asimtomatik
tanpa inasi jaringan, hanya mengeluarkan kista pada tinjanya. &amun pasien yang
mengalami infeksi akut atau kronik yang inasif selain kista juga mengeluarkan trofooit.
Bentuk kista dapat bertahan lama di luar tubuh manusia, sedangkan bentuk trofooit
tidak dapat bertahan lama.1,3
Berdasarkan pola isoenimnya maka kuman E. hystolytica terbagi menjadi dua,
yaitu zymodeme patogenik dan zymodeme nonpatogenik. 5alaupun mekanismenya
belum jelas, diperkirakan trofooit menginasi dinding usus dengan cara
mengeluarkan enim proteolitik. 2englepasan bahan toksik menyebabkan reaksi
inflamasi yang menyebabkan destruksi mukosa. Bila proses berlanjut maka akan timbul
ulkus seperti botol labu. 6lkus dapat terjadi pada semua bagian kolon, tersering di sekum,
kemudian kolon asenden dan sigmoid, kadang#kadang apendiks dan ileum terminalis.
Akibat inasi ameba ke dinding usus ini kemudian menimbulkan reaksi imunitas
humoral dan imunitas seluler amebisidal berupa makrofag lymphokine-activated serta
limfosit sitotoksik 7(3. Inasi yang mencapai lapisan muskularis dinding kolon dapat
menimbulkan jaringan granulasi dan terbentuk massa yang disebut ameboma yang
sering terjadi di daerah sekum atau kolon asenden.1,+
)ambar 1. Kolitis amebik !
2.2.1. !e"ala klinis
+
-
8/16/2019 Kolitis.doc
4/46
)ejala klinis amebiasis sangat berariasi, mulai dari asimtomatik sampai berat,
dengan gejala klinis menyerupai kolitis ulseratif. Kira#kira 8"% infeksi amebiasis
adalah asimtomatik.3,! /ecara klinis, gejala amebiasis dikelompokkan menjadi !
gejala, yaitu1
• Karier, disebut juga cyst passer, yaitu ameba tidak mengadakan inasi ke
dinding usus, tanpa gejala atau hanya keluhan ringan seperti kembung,
flatulen, obstipasi dan kadang#kadang diare. /ekitar 8"% pasien sembuh
sendiri dalam 4aktu 1 tahun, sisanya sekitar 1"% berkembang menjadi kolitis
amebik.
• (isentri amebik ringan berupa kembung, nyeri perut ringan, demam ringan,
diare ringan dengan tinja berbau busuk serta bercampur darah dan lendir.
Keadaan umum pasien biasanya baik.
• (isentri amebik sedang, gejala#gejala yang muncul mulai dari kram perut,
demam, lemah, hepatomegali dengan nyeri spontan.
• (isentri amebik berat, terdapat gejala diare disertai banyak darah, demam
tinggi, mual, dan anemia.
• (isentri amebik kronik mempunyai gejala seperti gejala pada disentri amebik
ringan dengan diselingi periode normal bebas gejala. Keadaan ini berlangsung
berbulan#bulan sampai bertahun#tahun. /erangan timbul pada keadaan#
keadaan kelelahan, demam, ataupun makanan yang sulit dicerna.
2.2.1.# Diagnosis
Berikut algoritme dalam mendiagnosis kolitis amebik1
9es tinja untuk darah tersamar &egatif
2ositif 2emeriksaan bisa dihentikan
2emeriksaan tinja segar minimal + spesimen-
2e4arnaan trichome untuk kista
2emeriksaan serologi anti amuba
2ositif &egatif
3
-
8/16/2019 Kolitis.doc
5/46
kolonoskopi : biopsi
utamakan tepi ulkus-
2ositif
;akukan pengobatan dengan amebisidal
)ambar *. Algoritme diagnosis kolitis amebik 1
)ambar +. Kolonoskopi kolitis amebik !
2.2.1.$ Kom%likasi
Komplikasi kolitis amebik dapat berupa kelainan intestinal maupun
ekstraintestinal. Kelainan intestinal yang muncul sebagai komplikasi adalah perdarahan
kolon, perforasi, peritonitis, ameboma, intususepsi, dan striktur. /edangkan kelainan
ekstraintestinal yang terjadi adalah abses hati, amebiasis kulit, amebiasis pleuro#
pulmonal, abses otak, limpa atau organ lain.1
2.2.1.& Penatalaksanaan
2enatalaksanaan kolitis amebik ini didasarkan pada berat#ringanya penyakit.
2ada penderita asimptomatik ataupun karier diberikan Iodo!inol diiodohydro!" mg tiga kali per hari selama *" hari. 6ntuk amebiasis kolon derajat ringan dan
sedang diberikan tetrasiklin !"" mg empat kali sehari selama ! hari. 2ada amebiasis
kolon berat diberikan + macam obat, yaitu metronidaol ?!" mg tiga kali sehari selama
!#1" hari, ditambah tetrasiklin !"" mg empat kali sehari selama ! hari dan emetin 1
!
-
8/16/2019 Kolitis.doc
6/46
mg0kgBB0 hari secara injeksi intramuskular dosis maksimal >" mg- selama 1" hari.
/edangkan pada amebiasis ekstraintestinal, diperlukan @etronidaol ?!" mg tiga kali
sehari selama !#1" hari ditambah dengan klorokuin fosfat 1 gram sehari selama * hari,
dilanjutkan dengan dosis !"" mg0hari selama 3 minggu dan metin 1 mg0kgBB0hari
secara intramuskular selama 1" hari maksimal >" mg per hari-.1
2.2.2 S'igelosis
2.2.2.1 Definisi
@erupakan infeksi akut pada ileum terminalis dan kolon yang disebabkan
oleh bakteri genus "hi#ella. /ecara umum, infeksi "hi#ella mudah terjadi di tempat
pemukiman padat dengan sanitasi yang buruk, kekurangan air bersih dan tingkat
kebersihan perorangan yang rendah. 2ada daerah tropis, angka kejadian disentri
biasanya meningkat pada musim kemarau dengan ". fle$neri merupakan penyebab
infeksi terbanyak.!
Kuman "hi#ella sp. termasuk kelompok enterobactericeae yang bersifat
gram negatif, anaerob fakultatif, tidak bergerak aktif, tidak memproduksi gas dalam
media glukosa dan umumnya laktosa negatif. 9erdapat 3 spesies "hi#ella dengan
berbagai serotipenya, yaitu /. dysentriae, ". boydii, ". fle$neri, dan ". sonnei. )ejala
klinis terberat terjadi pada infeksi oleh /. dysentriae dan gejala klinis teringan adalah
". sonnei.>
2.2.2.2 Patofisiologi
Kolon adalah tempat utama yang diserang oleh "hi#ella, namun ileum
terminalis dapat juga terserang. @ekanisme patogenesis yang mendasari adalah pada
kemampuan bakteri untuk melakukan penetrasi pada mukosa intestin. Kuman inimenginasi sel#sel epitel kolon dengan cara makropinositotik langsung. Kuman
"hi#ella kemudian bermultiplikasi dalam sel epitel tanpa merusaknya, kemudian
kuman masuk ke dalam lamina propria.+
2erluasan inasi kuman ke sel di sekitarnya melalui mekanisme cell-to-cell
transfer. 5alaupun lesi a4al terjadi pada epitel, respons inflamasi yang menyertai cukup
berat, melibatkan leukosit 2@& dan makrofag. 'al tersebut menyebabkan edema,
mikroabses, hilangnya sel goblet, kerusakan arsitektur jaringan, dan ulserasi mukosa.
>
-
8/16/2019 Kolitis.doc
7/46
-
8/16/2019 Kolitis.doc
8/46
adalah batuk, pilek, pneumonia, meningismus, kejang, neuropati perifer, sindrom
hemolitik uremik, trombositopenia, reaksi leukemoid, dan artritis sindrom
Ceiter-.1
2.2.2.& Penatalaksanaan
2enatalaksanaan pada penyakit ini adalah mengatasi gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit. 2ada sebagian besar penderita dapat diberi rehidrasi oral, namun
pada keadaan di mana rehidrasi oral tidak dapat dilakukan dapat memerlukan rehidrasi
intraena. Keputusan penggunaan antibiotik sepenuhnya berdasarkan beratnya
penyakit. Beberapa jenis antibiotik yang dianjurkan adalah ampicillin 3
perhari atau kotrimoksaol *hari. 2enggunaan anti#spasmodik perlu dihindari karena dapat menghambat motilitas
usus dan mengurangi eliminasi bakteri serta memprookasi terjadinya megakolon
toksik. Obat#obat simptomatik lainnya dapat diberikan sesuai dengan keadaan
pasien.1
2.2. Kolitis t(be)k(losa
2.2..1 Definisi
9uberkulosis adalah salah satu masalah kesehatan utama di negara#negara
berkembang dimana kondisi sanitasi tidak terjamin, kepadatan penduduk, dan malnutrisi
masih menjadi masalah kesehatan penduduk yang belum terselesaikan. Kolitis
tuberkulosa adalah infeksi kolon oleh kuman %ycobacteri!m t!berc!losis. Infeksi
kuman ini pada saluran cerna tidak jarang terjadi, terutama di negara berkembang.
Insidens infeksi tuberkulosis pada saluran cerna akhir#akhir ini semakin meningkat
bersamaan dengan semakin meningkataya angka perpindahan penduduk dan infeksi 'ID
(h!man imm!nodeficiency vir!s) serta pengobatan imunosupresi.?
2.2..2 Patofisiologi
9erjadinya infeksi kuman ini ke dalam saluran cerna dapat terjadi secara primer
dan sekunder. Infeksi primer terjadi melalui tertelannya mikroorganisme secara
$
-
8/16/2019 Kolitis.doc
9/46
langsung ataupun penyebaran dari tuberkulosis milier. /edangkan infeksi sekunder
terjadi melalui tertelannya material yang telah terinfeksi kuman ini seperti sputum yang
kemudian menginasi mukosa intestin secara langsung, penyebaran hematogenik
melalui darah menuju hepar yang kemudian diekskresi melalui cairan empedu ke
dalam saluran cerna ataupun melalui pembentukan tuberkuloma. 9erjadi peningkatan
insidens tuberkulosis paru yang luas dengan tuberkulosis intestinal sekunder sebanyak
*!#$"%. 9erdapat hubungan yang tinggi antara berat#ringannya infeksi tuberkulosis
paru dengan frekuensi tuberkulosis pada saluran cerna. /emua bagian saluran cerna
dapat terkena infeksi, namun yang paling sering adalah pada daerah ileosekal dan
ileum terminal.1,?
)ambar 3. Kolitis tuberkulosa !
2.2.. !e"ala klinis
)ejala klinis penyakit ini tidak khas. Eang tersering adalah keluhan pada perutkronis yang tidak khas. (apat terjadi diare ringan tercampur darah, konstipasi,
anoreksia, demam ringan, penurunan berat badan dan terdapat massa abdomen kanan
ba4ah.1 3" % pasien yang menderita kolitis tuberkulosa dengan diare kronik sebagai
gejala tunggal dan >"% dengan gejala diare kronik disertai nyeri perut, penurunan berat
badan, BAB berdarah dan demam.?
2.2..# Diagnosis
8
-
8/16/2019 Kolitis.doc
10/46
(iagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya kuman %. t!berc!losis
melalui pemeriksaan mikroskopik langsung ataupun kultur biopsi jaringan. 2ada
pemeriksaan barium enema dapat ditemukan penebalan dinding, distorsi lekukan
mukosa, ulserasi, stenosis, pseudopolip, atau massa mirip keganasan di sekum. 1
2.2.2.$ Kom%likasi
komplikasi yang dapat terjadi berupa perdarahan, obstruksi intestinal, fistula
dan sindroma malabsorpsi. Komplikasi yang sering terjadi yaitu obstruksi intestinal F
+"%-.1
2.2..& Penatalaksanaan
2enatalaksanaan kolitis tuberkulosa tidak jauh berbeda dengan tuberkulosis
paru karena sama#sama memerlukan kombinasi pengobatan dengan 4aktu
pengobatan yang lama dengan dosis tertentu. 2engobatan 9B ekstra paru berat seperti
9B usus digunakan kategori I yaitu *C'G03'+C+. I&' 3#> mg0kgBB0hari atau +""#
3!" mg. tambutol 1!#*" mg0kgBB0hari atau 1#1,! g. Cifampisin $#1* mg0kgBB0hari
atau 3!"#>"" mg dan pirainamid *"#+" mg0kgBB0hari atau 1#1,! g.$
2.2.# Kolitis %se(*omemb)an
2.2.#.1 Definisi
Kolitis pseudomembran adalah peradangan kolon akibat toksin yang ditandai
dengan terbentuknya lapisan eksudatif pseudomembran- yang lekat di permukaan
mukosa. (isebut pula sebagai kolitis terkait antibiotik sebab umumnya timbul setelah
menggunakan antibiotik. Insidensnya semakin meningkat bersamaan dengan
meningkatnya penggunaan antibiotik. /ebagian besar kasus terjadi setelah penggunaanantibiotik oral. /emua jenis antibiotik potensial menimbulkan kolitis pseudomembran,
namun yang paling sering adalah ampisilin, klindamisin dan sefalosporin.1,*,8 Kolitis
pseudomembran dapat saja terjadi tanpa didahului penggunaan antibiotik sebelumnya.
2ada dasarnya, ?!#8"% kuman penyebab kolitis pseudomembran adalah Clostridi!m
difficile.+,8
2.2.#.2 Patofisiologi
1"
-
8/16/2019 Kolitis.doc
11/46
@ekanisme pasti antibiotik menjadikan usus lebih rentan terhadap infeksi C.
difficile belum jelas. 'al tersebut dimungkinkan karena penekanan flora usus normal
oleh antibiotik memberi kesempatan tumbuh dan terbentuknya kolonisasi disertai
pengeluaran toksin. C. difficile adalah suatu bakteri gram positif, bentuk spora,
anaerob dan dapat diisolasi. 2enularan kuman ini terjadi melalui fekal#oral. Kuman ini
menimbulkan kolitis dengan cara to$in-mediated. Kuman yang tidak
menghasilkan toksin tidak menyebabkan kolitis ataupun diare.1,*,8
9oksin yang berperan adalah toksin A enterotoksin- dengan aktiitas
sitotoksik lemah dan toksin B sitotoksin- mengakibatkan perubahan kultur
jaringan. enterotoksin terutama bertanggung ja4ab pada gejala klinik yang
berhubungan dengan infeksi C. difficile tetapi memiliki efek sitotoksik lebih
lemah dibandingkan sitotoksin. nterotoksin mengakibatkan sekresi cairan dan
kerusakan mukosa dengan akibat diare dan inflamasi. 9oksin melekat dan
menyerang mukosa serta mikrofilamen dari sel mukosa dan kemudian
menghasilkan kontraksi sitoplasma, perdarahan, inflamasi, nekrosis sel dan
kehilangan protein. 9oksin juga mengganggu sintesa protein, stimulasi kemotaksis
granulosit dan meningkatkan permeabilitas kapiler dan respon mioelektrik usus
serta mengganggu peristaltik. Kerusakan a4al oleh toksin A memungkinkan
toksin B masuk ke dalam sel dan memungkinkan kedua toksin menyebabkan
trauma pada sel. Ceplikasi patogen, produksi toksin dan pengerahan neutrofil
mengakibatkan kerusakan dan apoptosis, nekrosis lokal dan terbentuk
pseudomembran.8
2.2.#. !e"ala klinis
2ada umumnya gejala tampak setelah + sampai 8 hari pemakaian
antibiotika. &amun kolitis dapat terjadi sejak hari pertama antibiotik digunakan dan
mungkin pula baru muncul setelah > minggu antibiotik dihentikan. )ejala dapat
asimptomatik sampai berat. )ejala yang paling sering dikeluhkan adalah diare cair
atau mukoid disertai kram perut. (iare yang terjadi dapat ringan tapi biasanya
profus, berbau busuk dan dapat disertai sedikit darah, dengan frekuensi sering
1"#*" kali0hari-, dan dapat terjadi ileus tetapi sangat jarang. @ual dan muntah
jarang ditemukan. /ebagian besar pasien mengalami demam dengan temperatur
11
-
8/16/2019 Kolitis.doc
12/46
tidak lebih dari +$7. 5alaupun jarang dapat mengakibatkan manifestasi
ekstraintestinal yaitu oligoartritis dan iridosiklitis.+,8
2.2.#.# Diagnosis
Jika ditemukan pasien diare selama atau setelah menggunakan antibiotik, perlu
dipikirkan terjadinya kolitis pseudomembran. C. difficile ditemukan di tinja +#!%
orang de4asa sehat tanpa kelainan apapun di kolonnya. @enegakkan diagnosis kolitis
pseudomembran memerlukan kultur anaerob feses, pemeriksaan toksin kuman dan
kolonoskopi. /ebagai #old standard adalah ditemukannya toksin B sitotoksin- pada
tinja, mengingat spesifisitasnya 83#1""% dan sensitiitasnya 88%. &amun karena
memakan 4aktu lama dan mahal maka cukup dengan memeriksa terdapatnya toksin A
enterotoksin- dengan metode ;I/A.1,+
2emeriksaan laboratorium non spesifik adalah ditemukan lekositosis
1!."""0mm+ sampai !"."""0mm+, hipoalbumin dan lekosit pada feses. 2ada
sebagian besar penderita kolitis pseudomembran yang dilakukan pemeriksaan
sigmoidoskopi fleksibel memberikan hasil positif diatas 8"%, pada sebagian kecil
penderita jika penyakit terbatas pada proksimal kolon memerlukan pemeriksaan
kolonoskopi. Inspeksi langsung dengan endoskopi pada sebagian besar penderita
ditemukan mukosa kolon dan rektum tampak normal atau menunjukan inflamasi
ringan berupa berupa eritema, friability dan edema sampai menunjukkan kelainan
kolitis pseudomembran berupa plak pseudomembran dengan ukuran antara *#!
mm dan seringkali bergabung menjadi bentuk besar ber4arna putih kekuningan.
2emeriksaan radiologi meliputi foto polos abdomen, barium enema dan 79 scan
abdomen dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis kolitis pseudomembran.8
1*
-
8/16/2019 Kolitis.doc
13/46
)ambar !. Kolonoskopi kolitis pseudomembran !
2.2.2.$ Kom%likasi
@eningkatnya kesadaran penggunaan antibiotika penyebab kolitis
pesudomembran dan pemberian terapi a4al kasus yang dicurigai kolitis
pseudomembran mengakibatkan penurunan komplikasi dan mortalitas. Akibat
diare berkepanjangan mengakibatkan dehidrasi, gangguan keseimbangan
elektrolit, hipotensi dan protein loss dengan akibat hipoalbuminemia. Komplikasi
serius tapi jarang terjadi dari kolitis pseudomembran adalah kolitis fulminan
dengan toksik megakolon. 2erforasi merupakan komplikasi yang mengakibatkan
kematian tertinggi. %ortality rate penderita kolitis pseudomembran 1,1#+,!%.+,8
2.2.#.$ Penatalaksanaan
9indakan a4al terpenting adalah menghentikan antibiotik yang diduga
menjadi penyebab, juga obat#obat yang mengganggu peristaltik seperti narkotik dan
antidiare-, mencegah penyebaran nosokomial serta mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit. 2ada kasus kolitis pseudomembran yang ringan, keadaan sudah
dapat diatasi dengan penghentian antibiotik penyebab dan rehidrasi cairan serta
elektrolit. 2ada kasus#kasus dengan gejala yang lebih berat sebaiknya dilakukan
1+
-
8/16/2019 Kolitis.doc
14/46
pemeriksaan toksin C. difficile dan mulai terapi spesifik dengan metronidaol atau
ankomisin.1,8
9erapi a4al digunakan metronidaol dengan dosis peroral *!"#!"" mg empat
kali sehari selama ?#1" hari. Dankomisin digunakan sebagai second line therapy
dengan dosis per oral 1*!#!"" mg empat kali sehari selama ?#13 hari. Alternatif
pengobatan lainnya adalah dengan kolestiramin untuk mengikat toksin yang
dihasilkan C. difficile, tetapi obat ini juga mengikat ankomisin sehingga diberikan
* sampai + jam sebelum atau sesudah pemberian ancomycin. Kolestiramin
diberikan peroral dengan dosis 3 gram tiga kali sehari selama !#1" hari. (ianjurkan
setelah pengobatan spesifik maka diberikan kuman &actobacill!s atau ragi
("accharomyces bo!lardii) selama beberapa minggu untuk menumbuhkan kembali
flora usus yang normal.1,8
9indakan pembedahan diindikasikan pada penderiita yang tidak respon
dengan terapi medik atau kecurigaan perforasi kolon atau toksik megakolon.
2embedahan diperlukan kurang lebih ".3% kasus. (ua pertiga penderita dengan
toksik megakolon memerlukan tindakan pembedahan.8
2.2.5 Kolitis akibat Escherichia coli
2.2.$.1 Definisi
Kolitis akibat Escherichia coli adalah salah satu bentuk dari gastroenteritis
yang disebabkan oleh strain bakteri Escherichia coli (E.coli), yang menginfeksi
usus besar dan menghasilkan racun toksin- yang secara tiba#tiba menyebabkan
diare berdarah atau tidak dan kadang#kadang dengan komplikasi lainnya yang
serius. Angka kejadiannya tidak diketahui pasti, namun bisa menyerang segala
usia.1,1"
2.2.$.2 Patofisiologi
@ekanisme terjadinya diare dan sindroma hemolitik uremik /'6- akibat
infeksi E. coli belum jelas. (iduga E. coli patogen melekat pada mukosa dan
memproduksi toksin "hi#a like to$ins- yang bekerja lokal dan sistemik.
Kerusakan pembuluh darah kolon akibat toksin tersebut menyebabkan
lipopolisakarida dan mediator inflamasi dapat beredar dalam tubuh dan memicu
terjadinya /'6.1
13
-
8/16/2019 Kolitis.doc
15/46
)ambar >. "hi#a like !
2.2.$. !e"ala klinis
@anifestasi klinis dari infeksi E. coli berariasi dapat berupa infeksi
asimtomatik, diare tanpa darah, diare berdarah kolitis hemoragika-, /'6,
purpura trombositopenia sampai kematian. Adapun gejala klasik adalah kram
abdomen yang hebat, diare diikuti diare berdarah, nausea dan omitus. 2ada
umumnya suhu tubuh pasien sedikit meningkat atau normal sehingga dikelirukan
sebagai kolitis non infeksi. (iare biasanya berlangsung selama 1#$ hari.1,1"
Kira#kira !% dari orang yang terinfeksi E.coli berkembang menjadi /'6
yang gejalanya terdiri dari 1,*,1"
# anemia karena penghancuran sel darah merah anemia hemolitik-
# trombosit yang menurun (trombositopenia)
# gagal ginjal akut.
2ada beberapa penderita juga timbul kejang, stroke atau komplikasi lain
dari kerusakan saraf atau otak. Komplikasi ini terjadi pada minggu kedua dan
didahului oleh kenaikan suhu tubuh. /'6 ini sering terjadi pada anak#anak di ba4ah ! tahun dan pada orang tua.1"
2urpura trombositopenia mempunyai gejala mirip /'6 namun gejala
gagal ginjal dan kelainan neurologik lebih ringan. Biasa ditemukan pada de4asa.1
2.2.$.# Diagnosis
(iagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejalanya. 6ntuk memperkuat
diagnosis dilakukan pemeriksaan contoh tinja terhadap E.coli. 7ontoh ini diambil
1!
-
8/16/2019 Kolitis.doc
16/46
dalam 4aktu seminggu setelah gejala timbul. 2ada pemeriksaan barium enema
dapat dilihat gambaran th!mbprintin# pattern pada kolon ascenden dan atau
transersum akibat edema dan perdarahan mukosa. 2ada pemeriksaan
kolonoskopi didapatkan gambaran mukosa edematous dan hiperemia, kadang#
kadang ditemukan ulserasi superfisial.1
2.2.$.$ Penatalaksanaan
2enatalaksanaan berupa terapi suportif dan simtomatik. Eang terpenting
dalam pengobatan adalah minum cukup cairan untuk menggantikan cairan yang
telah hilang dan tetap memberikan makanan lunak. Antibiotik tidak
menghilangkan gejala, membunuh bakteri ataupun mencegah komplikasi.
2enderita dengan komplikasi sebaiknya dira4at secara intensif di rumah sakit. 1,1"
2.2.6 Inflamatory bowel disease (IBD)
Inflamatory bowel disease (I') adalah penyakit inflamasi yang mengenai
intestinal dan kolon dengan penyebab yang belum diketahui pasti sampai saat ini.
IB( terdiri dari kolitis ulseratif, penyakit Crohn dan indeterminate colitis.
Kejadian kolitis ulseratif di 6/A 6nited /tated of America- $#1!01""."""
penduduk dan penyakit Crohn 1#!01"".""" penduduk. (i singapura prealensi
kolitis ulseratif >01"".""" penduduk dan penyakit Crohn +#301"".""" penduduk.11
Indonesia belum dapat melakukan studi epidemiologi ini. &amun dari data
unit endoskopi beberapa Cumah sakit C/- di Jakarta C/ 7ipto @angunkusumo,
C/ 9ebet, C/ /iloam )lesnegles, C/ Jakarta- didapatkan bah4a kasus IB(
terdapat pada 1*,*% dari kasus yang dikirim karena diare kronik, +,8% dari kasus
dengan diare kronik, berdarah dan nyeri perut serta *,$% pada kasus dengan nyeri
perut.1*
2.2.&.1 Kolitis (lse)atif
2.2.&.1.1 Definisi
Kolitis ulseratif merupakan suatu penyakit inflamasi menahun yang
mengenai kolon dan rektum dengan karakteristik eksaserbasi intermiten dan
remisi.1",1*,1+ 6lkus terbentuk dari inflamasi yang menyebabkan kematian jaringan,
1>
-
8/16/2019 Kolitis.doc
17/46
kemudian menghasilkan darah dan pus. Jika inflamasi mengenai rektum dan
kolon bagian ba4ah disebut proktitis ulseratif.1+
Kolitis ulseratif bisa dimulai pada umur berapapun, tapi biasanya dimulai
antara umur 1!#+" tahun. 2enyakit ini biasanya dimulai di rektum atau kolon
si#moid ujung ba4ah dari usus besar- dan akhirnya menyebar ke sebagian atau
seluruh usus besar. Keadaan ini disebut pankolitis.1+,13
)ambar ?. Anatomi kolon1+
2.2.&.1.2 Patofisiologi
2enyebab penyakit ini tidak diketahui, namun faktor keturunan dan respon
sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif di usus, diduga berperan dalam
terjadinya kolitis ulseratif. Kolitis ulseratif merupakan proses peradangan pada
lapisan mukosa dan submukosa kolon. Atropi mukosa dan abses pada kripta
sering ditemukan. Kolitis ulseratif dapat mengenai rektum, kolon sigmoid, dan
seluruh bagian kolon, namun tidak mengenai intestinal. 2ada stadium ringan
ditemukan mukosa eritem, edem dan mengalami granulasi. 2ada stadium sedang
dan berat kolon tampak mengalami ulserasi, erosi, friability dan perdarahan
spontan.11,1!
1?
-
8/16/2019 Kolitis.doc
18/46
)ambar $. Kolitis ulseratif 1>
2.2.&.1. !e"ala Klinis
)ejala klinis tergantung derajat inflamasi mukosa dan perluasan kolitis.
)ejala yang sering ditemukan berupa diare berdarah dan kram perut. 2roktitis
biasa menyebabkan tenesmus. Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon
sigmoid, tinja mungkin normal atau keras dan kering. 9etapi selama atau diantara
4aktu buang air besar, dari rektum keluar lendir yang mengandung banyak sel
darah merah dan sel darah putih. &amun, suatu serangan bisa mendadak dan berat,
menyebabkan diare hebat, demam tinggi, takikardi, sakit perut, peritonitis dengan
lekositosis. /elama serangan, penderita tampak sangat sakit. Jika ditemukan
keadaan ini dipertimbangkan kolitis fulminan dan toksik megakolon.11,1!
2.2.&.1.# Diagnosis
(iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala#gejala dan hasil pemeriksaan
tinja. 2ada stadium ringan biasanya hasil laboratorium yang ditemukan normal.
2ada stadium sedang dan berat, pemeriksaan darah menunjukan adanya 1!
# anemia
# peningkatan jumlah sel darah putih
# peningkatan laju endap darah
# hipoalbuminemia.
2emeriksaan tinja untuk melihat apakah terdapat sel darah putih pada tinja.
/elain itu, juga dapat mendeteksi perdarahan atau infeksi kolon karena bakteri,
irus dan parasit.1+
/igmoidoskopi pemeriksaan sigmoid- atau kolonoskopi merupakan
metode paling akurat untuk menegakkan diagnosis kolitis ulseratif. &amun untuk
keadaaan akut digunakan sigmoidoskopi untuk mencegah resiko perforasi kolon.
'al ini memungkinkan dokter untuk secara langsung mengamati beratnya
peradangan. Bahkan selama masa bebas gejalapun, usus jarang terlihat normal.
/ampel jaringan yang diambil untuk pemeriksaan mikroskopik menunjukan suatu
peradangan menahun.13,1!
Barium enema dan kolonoskopi bertujuan untuk mengetahui penyebaran
penyakit dan untuk meyakinkan tidak adanya kanker. 2eradangan usus besar
1$
-
8/16/2019 Kolitis.doc
19/46
memiliki banyak penyebab selain kolitis ulseratif. Karena itu, dokter menentukan
apakah peradangan disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit. /ampel tinja yang
diperoleh selama pemeriksaan sigmoidoskopi diperiksa diba4ah mikroskop dan
dibiakkan. /ampel darah dianalisa untuk menentukan apakah terdapat infeksi
parasit. /ampel jaringan diambil dari lapisan rektum dan diperiksa diba4ah
mikroskop. (iperiksa apakah terdapat penyakit menular seksual pada rektum
seperti gonore, irus herpes atau infeksi klamidia-, terutama pada pria
homoseksual. 2ada orang tua dengan aterosklerosis, peradangan bisa disebabkan
oleh aliran darah yang buruk ke usus besar. Kanker usus besar jarang
menyebabkan demam atau keluarnya nanah dari rektum, namun harus difikirkan
kanker sebagai kemungkinan penyebab diare berdarah.13,1!
2.2.&.1.$ Kom%likasi
Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan kolitis ulseratif, yaitu
1. Intestinal1!
• 9oksik megakolon
• 2erforasi
• /triktur
• 2erdarahan masif
• kanker kolon
*. kstraintestinal13
• Bila kolitis ulseratif menyebabkan kambuhnya
gejala usus, penderita juga mengalami
# peradangan pada sendi artritis-
# peradangan pada bagian putih mata episkleritis-
# nodul kulit yang meradang eritema nodosum-
# luka kulit biru#merah yang bernanah pioderma gangrenosum-.
• Bila kolitis ulseratif tidak menyebabkan gejala usus,
penderita masih bisa mengalami
# peradangan tulang belakang spondilitis ankilosa-
# peradangan pada sendi panggul sakroiliitis-
18
-
8/16/2019 Kolitis.doc
20/46
# peradangan di dalam mata ueitis-.
@eskipun penderita kolitis ulseratif sering memiliki kelainan fungsi hati,
hanya sekitar 1#+% yang memiliki gejala penyakit hati ringan sampai berat.
2enyakit hati yang berat bisa berupa hepatitis menahun yang aktif, kolangitis
sklerosa primer dan sirosis.13
2.2.&.1.& Penatalaksanaan
2engobatan ditujukan untuk mengendalikan peradangan, mengurangi
gejala dan mengganti cairan dan at gii yang hilang. Obat#obatan yang
digunakan untuk kolitis ulseratif, yaitu1+,1!
• !#aminosalicyclic acid !#A/A-, seperti sulfasalain, olsalain, mesalamin
dan balsalaid digunakan untuk mengontrol inflamasi.
• Kortikosteroid, seperti prednison, metilprednison dan hidrokortison
digunakan untuk mengurangi inflamasi.
• Obat Imunosupresif, seperti aatioprin dan >#merkapto purin >#@2-
bermanfaat mengurangi inflamasi yang disebabkan reaksi imun. (igunakan
pada pasien yang tidak berspon terhadap !#A/A atau kortikosteroid atau yang
tergantung pada kortikosteroid.
• Obat#obat untuk mengurangi rasa sakit, diare atau infeksi dapat juga
diberikan.
Adapun indikasi pembedahan pada kolitis ulseratif jika terjadi keadaan
diba4ah ini11,1+,1!
• mergensi perforasi kolon, perdarahan masif dan kolitis fulminan yang
gagal bersepon dengan terapi medis
• lektif kanker kolon, penyakit menahun yang tidak sembuh#sembuh
sehingga membuat penderita tergantung kepada kortikosteroid dosis tinggi.
2.2.&. Pen+akit Crohn
2.2.&.1.1 Definisi
2enyakit Crohn seperti halnya kolitis ulseratif merupakan suatu penyakit
inflamasi menahun dengan karakteristik eksaserbasi intermiten dan remisi.1",11
2enyakit ini mengenai seluruh ketebalan dinding usus. Kebanyakan terjadi pada
*"
-
8/16/2019 Kolitis.doc
21/46
bagian terendah dari intestinal dan kolon, namun dapat terjadi pada bagian
manapun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan bahkan kulit
sekitar anus. Ini disebut penyakit Crohn perianal.11,1!,1$
2realensi penyakit Crohn 3"#!"% mengenai ileum terminal dan caecum,
+"#3"% mengenai intestinal saja dan *"% mengenai kolon saja. 13,1? 2ada beberapa
dekade yang lalu, penyakit Crohn lebih sering ditemukan di negara barat dan
negara berkembang. 9erjadi pada pria dan 4anita, lebih sering pada bangsa
Eahudi, dan cenderung terjadi pada keluarga yang juga memiliki ri4ayat kolitis
ulseratif. Kebanyakan kasus muncul sebelum umur +" tahun, paling sering
dimulai antara usia 13#*3 tahun.1$
2.2.&.1.2 Patofisiologi
2enyebab penyakit Crohn tidak diketahui. 2enelitian memusatkan
perhatian pada tiga kemungkinan penyebabnya, yaitu kelainan fungsi sistim
pertahanan tubuh, infeksi dan makanan.1?
2ada penyakit Crohn terjadi penebalan dan edem pada dinding usus yang
terkena. 9erdapat lesi pada mukosa berupa ulkus yang besar, dalam, kadang#
kadang bergabung membentuk ulkus linear longitudinal dan transersal. (asar
dari ulkus ini bisa penestrasi lebih dalam membentuk fisura pada lapisan
muskularis. Karakteristik dari penyakit Crohn adalah inflamasi transmural dan
granuloma non nekrosis. Oleh karena itu, penyakit Crohn dapat mengenai banyak
bagian dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus.11,1!
)ambar 8. 2enyakit Crohn1>
*1
-
8/16/2019 Kolitis.doc
22/46
2.2.&.1. !e"ala Klinis
)ejala#gejala penyakit Crohn pada setiap penderitanya berbeda, tetapi ada
+ pola yang umum terjadi, yaitu 1!,1?
1. 2eradangan nyeri dan nyeri tekan di perut kanan ba4ah, malabsorpsi,
penurunan berat badan
*. Hibrostenotik striktur- gejala a4al penyumbatan parsial, berupa nyeri
hebat di dinding usus, nausea, muntah, kembung dan distensi perut.
+. 2embentukan saluran abnormal fist!la- dan kantung infeksi berisi nanah
abses-, yang sering menyebabkan diare profus, demam, adanya massa
dalam perut yang terasa nyeri.
)ejala klasik dari penyakit Crohn adalah nyeri kolik perut kanan ba4ah
dan diare. )ejala lain yang dapat ditimbulkan berupa demam, nafsu makan
berkurang dan penurunan berat badan. 2ada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri
tekan dan benjolan pada perut kanan ba4ah.1!
2.2.&.1.# Diagnosis
(iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala#gejala dan hasil pemeriksaan
tinja. Biasanya ditemukan leukositosis dan trombositosis ringan, anemia dan
peningkatan laju endap darah. 'ipoalbuminemia menunjukkan keadaan yang
berat dan kronik.1!
Barium enema bisa menunjukkan gambaran yang khas untuk penyakit
Crohn. 2enemuan khas pada pemeriksaan ini meliputi skip lesions, cobblestone
appearance dan penyempitan lumen usus strin# si#n- karena penebalan dan
edem pada dinding usus. Jika masih belum pasti, bisa dilakukan pemeriksaankolonoskopi pemeriksaan usus besar- dan biopsi untuk memperkuat diagnosis.
79 scan bisa memperlihatkan perubahan di dinding usus dan menemukan adanya
abses, namun tidak digunakan secara rutin sebagai pemeriksaan diagnostik
a4al.1!,1?
2.2.&.1.$ Kom%likasi
Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan penyaki Crohn, yaitu
**
-
8/16/2019 Kolitis.doc
23/46
1. Intestinal1!
• 2erforasi
• /triktur
• 2enyakit perirektal
• kanker kolon
• (efisiensi nutrisi
*. kstraintestinal1?
• Bila penyakit Crohn menyebabkan kambuhnya
gejala usus, penderita juga mengalami
# peradangan pada sendi artritis-# peradangan pada bagian putih mata episkleritis-
# nodul kulit yang meradang eritema nodosum-
# luka kulit biru#merah yang bernanah pioderma gangrenosum-.
• Bila penyakit Crohn tidak menyebabkan gejala
usus, penderita masih bisa mengalami
# peradangan tulang belakang spondilitis ankilosa-
# peradangan pada sendi panggul sakroiliitis-# peradangan di dalam mata ueitis-.
2.2.&.1.& Penatalaksanaan
2ada prinsipnya penatalaksanaan penyakit Crohn sama dengan kolitis
ulseratif. Obat#obatan yang digunakan untuk penyakit Crohn, yaitu1+,1!
• !#aminosalicyclic acid !#A/A-, seperti sulfasalain, olsalain, mesalamin
dan balsalaid digunakan untuk sadium penyakit ringan sampai sedang.
• Kortikosteroid, seperti prednison, metilprednison dan hidrokortison
digunakan untuk sadium penyakit sedang sampai berat.
• Obat Imunosupresif, seperti aatioprin and >#merkapto purin >#@2-
bermanfaat mengurangi inflamasi yang disebabkan reaksi imun.
(igunakan pada pasien yang tidak berspon terhadap !#A/A atau
kortikosteroid atau yang tergantung pada kortikosteroid.
•
Antibiotik, seperti metronidaol dan siprofloksain.
*+
-
8/16/2019 Kolitis.doc
24/46
• Agen biologik, seperti Infli
-
8/16/2019 Kolitis.doc
25/46
• Kedalaman
inflamasi
• )ranuloma
biasa terbatas pada mukosa
dan submukosa, kecuali
kolitis fulminan
hanya pada kripta pada
stadium berat
9ransmural
*"% dari biopsi
endoskopi
2.2.7 Kolitis )a*iasi
2.2.,.1 Definisi
Kolitis radiasi adalah penyakit peradangan kolon sebagai komplikasi
abdominal dan pelis akibat terapi radiasi terhadap kanker ginekologi karsinoma
seriks-, urologi karsinoma prostat, kandung kemih dan testis- serta rektum.1$
2.2.,.2 Patofisiologi
Kerusakan jaringan akibat radiasi dapat dibedakan menjadi kerusakan
akibat1$
• hole body irradiation
Akibat radiasi dengan dosis >"" rad terjadi gejala a4al berupa nausea,
omitus dan penurunan sekresi asam lambung. Ini akan diikuti dengan
destruksi difus dari mukosa saluran cerna serta gangguan pada sumsum tulang
belakang, tergangunya fungsi mukosa saluran cerna, perubahan flora usus
serta diikuti oleh kehilangan cairan dan elektrolit bahkan sepsis.
• &ocalized irradiation
Kedaan akut terjadi kerusakan sel#sel epitel mukosa dal sel#sel endotel
pembuluh darah saluran cerna yang diikuti edema submukosa akibat
peningkatan permeabelitas kapiler. (engan meningkatnya dosis radiasi dalam
fase lanjut akan terjadi telengiektasis, atrofi, fibrosis, striktur dan trombosis
yang menyebabkan iskemia jaringan.
2.2.,. !e"ala klinis
*!
-
8/16/2019 Kolitis.doc
26/46
/ecara umum, terbagi menjadi * gejala1$
• )ejala akut berupa mual, muntah#muntah, diare dan tenesmus. 9erjadi
dalam > minggu setelah radiasi.
• )ejala kronik berupa hematoskeia, diare, kolik dan tenesmus. 9erjadi
dalam * tahun pasca radiasi, umumnya >#8 bulan setelah terapi radiasi
selesai.
2.2.,.# Diagnosis
(iagnosis kolitis iskemik ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan endoskopi saluran cerna dan pemeriksaan histopatologi. Jika endoskopi sulit
dilakukan, dilakukan pemeriksaan dengan barium enema. 2ada pemeriksaan
kolonoskopi ditemukan gambaran telengiektasis, edema, striktur, fistula, mukosa
yang kaku serta mudah berdarah.1$
Kolitis radiasi dibagi menjadi 3 derajat menurut Kottmeimer 18>3-1$
• (erajat I Keluhan ringan disertai kelainan mukosa ringan
• (erajat II (iare disertai mukus dan darah. 2ada kolonoskopi
didapatkan jaringan nekrosis, ulkus atau stenosis sedang.
• (erajat III /tenosis rektum berat sehingga memerlukan kolostomi
• (erajat ID 9erdapat fistula
2.2.,.$ Penatalaksanaan
2ada umumnya terapi dimulai pemberian steroid enema,
sulfasalain0mesalain dan sukralfat enema. 2ada pasien dengan kerusakan berat
umumnya memerlukan pembedahan karena perdarahan yang tidak dapat
dikendalikan, striktur dan fistula.1$
2.2.8 Kolitis iskemik
2.2.-.1 Definisi
Kolitis iskemik adalah inflamasi kolon yang disebabkan oleh inadekuat
suplai darah ke kolon. @eskipun tidak umum, kolitis iskemik banyak terjadi pada
usia muda. Insiden pasti kolitis iskemik sulit ditentukan karena pasien dengan
iskemia ringan jarang mencari pengobatan medis.18
*>
-
8/16/2019 Kolitis.doc
27/46
2.2.-.2 Patofisiologi
Kolitis iskemik dapat disebabkan karena aliran sistemik yang kurang atau
faktor lokal berupa asokonstriksi pembuluh darah usus dan trombus. /ehingga
penyebab kolitis iskemik dibedakan atas oklusif dan non oklusif. 2ada banyak
kasus, penyebab non spesifik banyak ditemukan. 18,*"
Kolon didarahi oleh A. @esenterika superior dan A. @esenterika inferior.
9erbentuk kolateral dari hubungan kedua arteri ini. &amun fleksura splenikus dan
kolon ascenden memiliki sedikit kolateral dari kedua arteri ini sehingga iskemia
lebih mudah terjadi pada daerah ini. /edangkan rektum mendapat suplai darah
dari A. @esenterika inferior : A. Iliaka interna sehingga pada rektum jarang
terjadi iskemia.18
)ambar 1". /uplai darah kolon18
Kolon menerima 1"#+!% dari total cardiac o!tp!t . Jika aliran darah ke
kolon menurun lebih dari !"% maka akan terjadi iskemia. Arteri pada kolon
sensitif terhadap asokonstriktor seperti kondisi stres dan obat#obat
asikonstriktor seperti ergotamin, kokain atau asopresin. 18,*"
Kondisi patologis yang bisa ditemukan pada kolitis iskemik berupa
perdarahan dan edem mukosa dan submukosa, nekrosis dan ulserasi. 2ada kondisi
yang berat dapat ditemukan gambaran ulserasi kronik, abses kripta dan
pseudopolip serta infark transmural.18,*"
*?
suplai darah dari
A. @esenterika inferior suplai darah dari
A. @esenterika superior
su plai darah dari
A. @esenterika inferior : A. Iliaka interna
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Colonic_blood_supply.svghttp://en.wikipedia.org/wiki/File:Colonic_blood_supply.svghttp://en.wikipedia.org/wiki/File:Colonic_blood_supply.svg
-
8/16/2019 Kolitis.doc
28/46
2.2.-. !e"ala klinis
)ejala klinis kolitis iskemik tergantung pada beratnya iskemia. )ejala#
gejala yang dapat ditemukan meliputi18
• &yeri perut ?$%-, paling umum ditemukan sebagai gejala a4al
• 2erdarahan saluran cerna ba4ah >*%-
• (iare +$%-
• (emam lebih tinggi dari +$o7 +3%-
/ecara umum fase kolitis iskemik progresif dibagi +, yaitu18
1. Hase hiperaktif, ditandainyeri perut dan BAB berdarah
*. Hase paralitik, terjadi jika iskemia berlanjut. 2ada fase ini neri
perut meluas dan lebih nyeri jika disentuh, motilitas usus berkurang,
kembung, bunyi bising usus berkurang sampai tidak ada.
+. Hase syok, akibat perforasi kolon.
2.2.-.# Diagnosis
(iagnosis kolitis iskemik ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. 'asil laboratorium menunjukkan leukositosis
1!."""0mm+- dan penurunan kadar bikarbonat *3 mmol0;. ndoskopi berupa
kolonoskopi atau fleksibel sigmiodoskopi merupakan prosedur pilihan jika
diagnosis masih belum jelas. Biopsi melalui endoskopi bermanfaat menyediakan
lebih banyak informasi. *isible li#ht spectroscopic catheter ditempatkan di usus
*$
)ambar 11. Kolitis iskemik *1
-
8/16/2019 Kolitis.doc
29/46
menggunakan endoskopi, berguna untuk menganalisis kadar oksigen. /pesifitas
alat ini 8"% atau lebih untuk iskemia kolon akut dan $+% untuk iskemia
mesenterika kronik.18,*"
2.2.-.$ Kom%likasi
Komplikasi kolitis iskemik berupa sepsis, gangren intestinal, perforasi
kolon dan striktur.18
2.2.-.& Penatalaksanaan
2enatalaksanaan kolitis iskemik berupa terapi suportif, yaitu18,*"
• IDH( Intraveno!s fl!id drift - untuk mengatasi dehidrasi.
• 2uasa
• Antibiotik
• Analgesik
2embedahan dilakukan jika leukositosis berat, demam serta nyeri perut
dan perdarahan yang bertambah.
LAP/AN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
&ama 9n. /
6mur !$ tahun
Jenis Kelamin ;aki#laki
*8
-
8/16/2019 Kolitis.doc
30/46
Agama Islam
2ekerjaan 2etani
Alamat 9logo 2lintaran >0> /ukoharjo, 5onosobo
/uku0Bangsa Ja4a
9gl masuk C/ 1" Juni *"1!
9gl keluar C/ 1+ Juni *"1!
II. PE0E/IKSAAN PASIEN
Peme)iksaan *ilak(kan tanggal 12 J(ni 21$ Jam 1#.IB
ANA0NESA
• Keluhan 6tama nyeri
• Keluhan tambahan mual, nafsu makan menurun, badan lemas.
/i3a+at %en+akit seka)ang
;ima hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh perut
terasa nyeri sebelah kanan, nyeri terasa didaerah perut kanan ba4ah
menjalar sampai perut kanan atas. &yeri terasa seperti diris#iris bagian
dalamnya. &yeri dirasakan terus menerus, tidak mereda dengan makan
maupun minum. &yeri dirasakan terutama saat BAB, BAB lembek. BAK
tidak ada keluhan. 9iga hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh
mual#mual tapi tidak muntah, nafsu makan menurun, BAB nyeri dan
printil#printil. /atu hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh
muntah * kali cairan 4arna putih, tidak ada darah. Casa panas didaerah ulu
hati. &afsu makan bertambah menurun, perut bagian kanan ba4ah
bertambah nyeri, belum bab dari * hari yang lalu. Keluarga memba4a
pasien ke C/6( 4onosobo.
/ekarang pasien mengeluh nyeri di perut bagian kanan ba4ah,
nyeri dirasakan sudah berkurang. BAK L- 4arna kuning muda, tidak
sakit. &yeri saat BAB sudah berkurang, BAB 1 kali, lembek, 4arna
kuning kecoklatan, darah #-. @ual #-, muntah #-, nafsu makan sudah
membaik.
/i3a+at %en+akit *a'(l(
+"
-
8/16/2019 Kolitis.doc
31/46
9iga tahun yang lalu pasien pernah mondok di C/6( 5onosobo
dengan gejala yang sama.
/i3a+at %en+akit kel(a)ga
9idak terdapat anggota keluarga yang menderita gejala#gejala yang
serupa dengan pasien seperti nyeri perut, mual, muntah, nafsu makan
menurun.
PE0E/IKSAAN 4ISIK
Keadaan umum 9ampak /akit /edang
Kesadaran 7ompos mentis
Dital /ign 9( 13"0$" mm'g
CC *$ ,$ M 7 per a
-
8/16/2019 Kolitis.doc
32/46
# trakea tidak terdapat deiasi trakea
# kelenjar lymphoid tidak membesar
# kelenjar tiroid tidak membesar
# JD2 tidak meningkat C L " cm '*O -
?. 2emeriksaan 9horak
• Jantung
Inspeksi iktus cordis tidak terlihat
2alpasi iktus cordis teraba di /I7 D F * cm medial ;@7 sinistra,
tidak kuat angkat.
2erkusi batas kanan atas /I7 II ;2/ de
-
8/16/2019 Kolitis.doc
33/46
DIA!NSIS BANDIN!
# Kolitis
# Apendicitis
DIA!NSIS KE/JA
# Kolitis
TE/API
1. Infus (!% *" tetes0menit
*. (iet lunak 1!"" kalori
+. /ulfasalain + < !"" mg
3. ;a!"
++
-
8/16/2019 Kolitis.doc
34/46
Da)a' )(tin tanggal 11 Juni *"1!
emeri!saan "asil #ilai #ormal
Darah len$!a%
'emoglobin
;eukosit
'ematokrit
ritrosit
9rombosit
@7D
@7'
@7'7
;( 1 jam
"it&n$ 'enis e&!osit
# ;E@
# @I(
# )CA
# ;E %
# @I %
# )C %
imia Darah
# )(/
# 6reum
# 7reatinin
# 7holesterol total
# 9rigilserid
# Asam 6rat
# /)O9
# /)29
1!,$
?.+""
3>,"$
!,1"
**3."""
8"
+",8
+3,*
$
",?+ . 1"+
",!" . 1"+
>,"$ . 1"+
8,8 %
>,8 %
$+,* %
1++ mg%
!1,1
",8
1$1
?>
!,+
*+
1?
13#1?,3 g0dl
!"""#1"""" 0ul
3!#!* %
3,!#!,!jt0ul
1!"#3!" rb0ul
$3#8> pg
*?#+* %
+"#+! g0dl
"#*" mm0l
1,+#3
",1!#",?
*,!#?,!
*!#3"
+#?
!"#?!
13"
*"#3"
",!#1,*
1!"#*!"
1!"
+,"#?,"
!#3"
3#+!
4ollo3 (% tgl 1 J(ni 21$
/ 2asien merasa sudah tidak ada keluhan. &yeri se4aktu BAB sudah tidak
dirasakan lagi, BAB lancar dan perut sudah tidak sakit
O K6 Baik, 7ompos mentis
D/ 9ekanan darah 13"0$" mm'g
+3
-
8/16/2019 Kolitis.doc
35/46
&adi ?* kali0menit, isi dan tegangan cukup
CC *3 kali0menit, reguler
/uhu +>,? M 7 pera
-
8/16/2019 Kolitis.doc
36/46
Peme)iksaan Pen(n"ang
U)inalisa tanggal 1* Juni *"1!
5arna kuning muda
Kejernihan jernih
2' >,!
2rotein #
)lukosa N
/edimen
/el epitel +#? 0lpb
;ekosit +#! 0lpb
ritrosit #
4eses )(tin tanggal 1* Juni *"1!
@akroskopis
Konsistensi 7oklat lembek
@ikroskopis
ritrosit #
;ekosit #
9elur cacing #Amuba #
Assessment 5
7ollitis
Planning 5
2asien boleh pulang.
+>
-
8/16/2019 Kolitis.doc
37/46
PE0BAHASAN
Berdasarkan data di atas, dapat diperoleh beberapa informasi berupa
(ari anamnesis ditemukan bah4a pasien datang dengan keluhan nyeri
perut bagian kanan ba4ah, gejala ini merupakan salah satu tanda dari beberapa
penyakit antara lain apendicitis dan colitis. &yeri perut bagian ini khas untuk
appendicitis dimana merupakan letak dari titik @cBurney, kebanyakan pasien
dengan peradangan usus buntu ini mengeluh nyeri di perut bagian kanan ba4ah
baik laki#laki maupun perempuan. 2asien ini adalah pasien laki#laki, bukan pasien
perempuan jadi tidak didiagnosis banding sebagai adne
-
8/16/2019 Kolitis.doc
38/46
dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, baik yang bersifat organik misalnya
tukak peptik, gastritis, pankreatitis, kolestisistis, colitis, sindrom kolon iritatif dan
lainnya- maupun bersifat fungsional. Jadi keluhan#keluhan tambahan pada pasien
ini merupakan sindrom yang dapat merupakan akibat perjalanan penyakit dari
kolitis.
2ada pasien ini ditemukan juga keluhan berupa BAB yang printil#printil
seperti kotoran kambing yang menunjukkan adanya abnormalitas dalam
pembentukan feses. 2ada normalnya feses dibentuk di colon sesuai dengan bentuk
colon yaitu seperti pipa panjang, akan tetapi apabila ada peradangan pada colon
tersebut maka akan terjadi perubahan bentuk dari feses tersebut, dapat berupa cair,
lembek maupun printil#printil. 'al ini jarang ditemukan pada pasien apendicitis.
2ada anamnesa ri4ayat penyakit dahulu, pasien mengaku pernah mondok
dengan gejala yang sama yaitu sekitar + tahun yang lalu. Ini dapat merupakan
apendicitis kronik, ataupun suatu bentuk dari colitis, akan tetapi pada apendicitis
kronik jarang ditemukan keluhan tambahan seperti mual, muntah, nafsu makan
menurun, feses printil#printil sebagaimana yang dikeluhkan pasien. 2ada pasien
ini mengeluh lebih pada keluhan tidak nyaman di bagian perutnya selain rasa
nyeri pada perut bagian kanan ba4ah. /edangkan pada colitis memang sering
terjadi kekambuhan penyakit.
2ada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 13"0$" mm'g. 9ekanan
darah normal orang de4asa rata#rata ialah 1*"0$" mm'g. (ikatakan tekanan
darah tinggi bila tekanan darah sistolik 13" dan tekanan darah diastolik 8"
mm'g pada keadaan istirahat. 9ekanan darah sistolik merefleksikan nilai curah
jantung isi sekuncup < frekuensi denyut jantung-. Karena itu tekanan darah
sistolik sangat mudah berubah atau berariasi dalam periode 4aktu singkat, sesuaidengan aktifitas tubuh. 9ekanan darah sistolik akan meningkat pada orang yang
cemas, baru naik tangga, jalan cepat, selesai makan dan minum. /edangkan
tekanan darah diastolik merefleksikan resistensi perifer, hanya akan berubah pada
aktifitas fisik yang berat dan perubahan yang tejadi hanya sedikit. 2ada pasien ini
ditemukan tekanan diastolik yang normal dan tekanan sistolik yang hampir
mendekati tinggi, seperti yang telah disebutkan diatas bah4a tekanan darah
sistolik sangat mudah berubah, pada pasien ini dapat disebabkan oleh karena
+$
-
8/16/2019 Kolitis.doc
39/46
cemas, stress dengan lingkungan rumah sakit, atau karena sakit yang diderita oleh
pasien itu sendiri. Jadi disini pemeriksan tidak mendiagnosis pasien sebagai
hipertensid dan tidak diberikan terapi antihipertensi.
2ada pemeriksaan status generalis didapatkan hampir semua normal,
kecuali pada bagian abdomen, yaitu didapat nyeri tekan didaerah lumbal dekstra.
'al ini dekat dengan titik @cBurney dimana kelainan yang khas yang dijumpai
pada apendicitis. Akan tetapi setelah dilakukan rosing sign, psoas sign dan
obturator sign tidak ditemukan nyeri yang positif, serta pada pemeriksaan darah
rutin tidak ditemukan angka leukosit yang tinggi. Jadi untuk hal ini diagnosis
banding apendicitis dapat gugur. /edangkan kelainan yang dapat ditemukan pada
nyeri perut kanan ba4ah ini adalah disentri amuba, dimana pada penyakit ini
amuba membentuk suatu gaung di colon terutama dicaecum yang letak
anatomisnya di perut bagian kanan ba4ah, sehinga apabila ditekan akan pasien
akan merasakan nyeri. /elain itu ditemukan nyeri saat BAB, ini juga kadang
ditemukan pada disentri amuba dan disentri basiler, akan tetapi pada pemeriksaan
feses rutin tidak ditemukan adanya darah dalam feses maupun amuba. Jadi untuk
hal ini diagnosis amuba tidak mungkin ditegakkan. Kelainan yang lain adalah
colitis, dimana nyeri tekan tidak spesifik hanya di perut bagian kanan ba4ah saja,
akan tetapi dapat ditemukan pada regio umbilical, dan regio lumbal sinistra. 'al
ini tergantung pada radang yang terkena di bagian colon ascendens, tranersal,
maupun descendens.
(ari berbagai manifestasi klinis yang terkait, maka dari kesemua gejala#
gejala diatas mengarah ke suatu diagnsosis yaitu colitis. 7olitis adalah merupakan
suatu peradangan yang terajadi pada usus besar. )ejala#gejala kolitis yang dapat
dijumpai adalah seperti nyeri perut, perubahan konsistensi feses dapat bercampur darah dan lendir maupun tidak, demam, tenesmus, bengkak pada jaringan usu
besar, eritema pada pada permukaan usus besar dan ulserasi pada usus besar.
7olitis pada dasarnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut
a. Kolitis infeksi
1. Kolitis amebik
*. /higellosis
+. Kolitis tuberkulosa
+8
-
8/16/2019 Kolitis.doc
40/46
3. Kolitis pseudoembran
!. Kolitis oleh parasit0bakteri lain
b. Kolitis non#infeksi
1. Kolitis ulserosa
*. 2enyakit crohn
+. Kolitis radiasi
3. Kolitis iskemik
!. Kolitis mikroskopik
>. Kolitis non#spesifik
(iagnosis pasti dari kolitis dengan barium enema in loop yang akan didapatkan
hasil berupa hilangnya haustra seperti pada gambar di ba4ah ini
2emeriksaan barium enema yang menunjukkan gambaran pipa pada Kolitis6lseratif
3"
-
8/16/2019 Kolitis.doc
41/46
)ambaran Kolitis 6lseratif /tadium Berat dimana haustra tidak terlihat hampir
menyeluruh di semua colon.
(iagnosis juga dapat dilakukan dengan kolonoskopi yang akan dijumpai
gambaran sebagai berikut
)ambaran penyakit Crohn dimana terlihat hilangnya arsitektur mukosa signmoid.
31
-
8/16/2019 Kolitis.doc
42/46
)ambaran Kolitis 6lseratif Kronis
)ambaran Kolitis Iskemia
2engobatan pada pasien ini adalah
# Infus (!% *" tetes0menit
# (iet lunak 1!"" kalori
# /ulfasalain + < !"" mg
/ulfasalain salisilaosulfapiridin- merupakan kombinasi sulfapirin
dengan asam !#aminosalisilat yang dihubungkan dengan ikatan ao. Obat
ini sukar diabsorbsi dari usus, dan rantai ao diputuskan oleh flora bakteri
dalam ileium bagian distal dan kolon untuk membebaskan !#A/A. !#A/Aini mempunyai efek antiinflamasi sumber utama dari efek obat ini-.
/ulfasalain pertama kali diperkenalkan pada tahun 183"#an untuk
pengobatan artritis reumatoid. Kemudian obat ini efektif untuk colitis
ulseratif ringan#sedang dan kolitis 7rohn tetapi kurang efektif pada
penyakit 7rohn usus halus.
(osis terapi adalah +#3 g0hari dalam dosis terbagi. (osis kecil biasanya *
g0hari. fek samping yang berhubungan dengan dosis seperti malaise,
3*
-
8/16/2019 Kolitis.doc
43/46
mual dan sakit kepala ditemukan *"% pada penderita yang mendapat
sulfasalain 3 g0hari. fek samping dapat dicegah dengan cara
memberikan dosis a4al yang rendah dan ditingkatkan secara perlahan#
lahan untuk medapat dosis yang dikehendaki.
# ;a
-
8/16/2019 Kolitis.doc
44/46
BAB III
KESI0PULAN DAN SA/AN
.1 Kesim%(lan
1. Kolitis dapat diklasifikasikan menjadi kolitis infeksi dan non infeksi.
*. Kolitis infektif terdiri dari kolitis amebik, shigelosis, kolitis tuberkulosa,
kolitis pseudomembran dan kolitis oleh parasit serta bakteri lain seperti E.
coli.
+. Kolitis noninfektif antara lain berupa kolitis ulseratif, penyakit Crohn,
kolitis radiasi, kolitis iskemik, kolitis mikroskopik, maupun kolitis
nonspesifik.
3. 2emeriksaan endoskopi dapat membantu dalam menegakkan diagnosis
masing#masing kolitis.
.2 Sa)an
1. 2erlu dilakukan ealuasi pada pasien kolitis agar tidak terjadi
komplikasi#komplikasi yang serius.
*. 2erlu dilaksanakan penelitian epidemiologi mengenai insidensi dari
berbagai macam kolitis di Indonesia.
33
-
8/16/2019 Kolitis.doc
45/46
DA4TA/ PUSTAKA
1. Oesman &. Kolitis Infeksi. (alam /udoyo A5, /etiyohadi B, Al4i I dkk,
editor. Buku Ajar Ilmu 2enyakit (alam. Jilid I. disi ID. Jakarta 2usat
2enerbitan (epartemen Ilmu 2enyakit (alam HK6I, *""?. +>$#?*
*. /ing J. 7olitis *""> http00emedicine.medscape.com P(iakses tanggal ?
April *"1>Q
+. @angesti 6, /imanibrata @. 2endekatan (iagnosis dan 9atalaksana
Kolitis Infektif dengan Komplikasi 'ematokeia
klinikmedis.com+archive+artikel+artdia#kolitisinfektif P(iakses tanggal
? April *"1>Q
3. Ceed /;. Amebiasis and Infection 4ith Hree#;iing Amebas. In
'arrisonRs 2rinciples of Internal @edicine. 1>th dition. 6/A @c)ra4#
'ill, *""!.1*13#$
!. Harrar 5. 9he )astrointestinal 9ract. In Infectious (isease. 6/A
@osby, 188!.
>. Keusch )9. /higellosis. In 'arrisonRs 2rinciples of Internal @edicine.
1>th dition. 6/A @c)ra4#'ill, *""!.
?. &aal )C, 7hua @;. (iagnosis of Intestinal 9uberculosis Among 2atients
4ith 7hronic (iarrhea Cole of Intubation Biopsy
http00444.psmid.oiy.ph0ol*?0ol*?numltopics.pdf P(iakses tanggal ?
April *"1>Q
$. Aditama 9E, dkk. 2edoman (iagnosis dan 2enatalaksanaan 9uberkulosis
di Indonesia. Jakarta 2erhimpunan (okter 2aru Indonesia, *"">.
8. 9heresia . Kolitis 2seudomembran http00health.dir.groups.yahoo.com
P(iakses tanggal ? April *"1>Q
1". Kolitis 'emoragika http00medicastore.com P(iakses tanggal ? April
*"1>Q
11. Brunicardi H7, Andersen (K, Billiar 9C, (unn (;, 'unter J), 2ollack
C. /ch4artRs 2rinciples of /urgery. $th dition. 1"?>#$1
1*. (jojoningrat (. Inflamatory 'owel isease Alur (iagnosis dan
2engobatannya di Indonesia. (alam /udoyo A5, /etiyohadi B, Al4i I
3!
http://emedicine.medscape.com/article/927845-overview------singhhttp://emedicine.medscape.com/article/927845-overview------singhhttp://www.psmid.oiy.ph/vol27/http://health.dir.groups.yahoo.com/group/asiforbaby/message/14049http://emedicine.medscape.com/article/927845-overview------singhhttp://www.psmid.oiy.ph/vol27/http://health.dir.groups.yahoo.com/group/asiforbaby/message/14049
-
8/16/2019 Kolitis.doc
46/46
dkk, editor. Buku Ajar Ilmu 2enyakit (alam. Jilid I. disi ID. Jakarta
2usat 2enerbitan (epartemen Ilmu 2enyakit (alam HK6I, *""?. +$3#$
1+. 9he &ational (igestie (iseases Information 7learinghouse &((I7-.
6lceratie 7olitis *""> http00digestie.niddk.nih.go P(iakses tanggal ?
April *"1>Q
13. Kolitis 6lseratif http00medicastore.com P(iakses tanggal ? April *"1>Q
1!. Judge 9A, ;ichentenstein. Inflamatory Bo4el (isease. In Hriedman /;,
@cSuaid KC, )rendell J' ed-. 7urrent (iagnosis : 9reatment in
)astroenterology. *nd dition. /ingapore @c)ra4 'ill, *""+. 1"$#+"
1>. )eboes K, Jouret A. @acroscopy and @icroscopy the Inflamatory Bo4el
(isease IB(- http00documents.ireues.inist.fr0bitstream P(iakses tanggal
? April *""1>Q
1?. 2enyakit 7rohn nteritis Cegionalis, Ileitis )ranulomatosa, Ileokolitis-
http00medicastore.com P(iakses tanggal ? April *"1>Q
1$. @akmun (. Kolitis radiasi. (alam /udoyo A5, /etiyohadi B, Al4i I dkk,
editor. Buku Ajar Ilmu 2enyakit (alam. Jilid I. disi ID. Jakarta 2usat
2enerbitan (epartemen Ilmu 2enyakit (alam HK6I, *""?. +?8
18. Ischemic 7olitis http00444.4ikipedia.org P(iakses tanggal ? April *""8Q
*". Casyad /B. 2enyakit Daskular @esenterika. (alam /udoyo A5,
/etiyohadi B, Al4i I dkk, editor. Buku Ajar Ilmu 2enyakit (alam. Jilid I.
disi ID. Jakarta 2usat 2enerbitan (epartemen Ilmu 2enyakit (alam
HK6I,*""?.3""#1
*1. /alaru, ), /hen . Ischemic 7olitis http00pleiad.umdnj.edu P(iakses
tanggal ? April *"1>Q
http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/colitis/----colitishttp://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/colitis/----colitis