kompos.docx

11
A. EM-4 (Effective microorganism 4 ) EM-4 (Effectif microorganism 4 ) adalah kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian besar mengandung mikroorganisme Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik Streptomyces sp. 1. Keuntungan Dan Manfaat EM4 Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi. Mempercepat proses dekomposisi. Sebagai aktivator untuk membuat kompos. EM-4 mampu meningkatkan dekomposisi limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme pathogen. EM-4 diaplikasi sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman secara berkelanjutan. EM-4 juga dapat digunakan untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, membersihkan air limbah, serta meningkatkan kualitas air pada tambak udang dan ikan. 2. Sejarah Penemuan Pupuk EM4 Penemuan yang sangat berharga untuk pertanian mandiri ini, awalnya di temukan oleh orang Jepang, bernama Teruo Higa pada tahun 1970. Melalui salah satu penelitian yang dilakukannya, Higa berhasil menemukan metode ilmiah untuk meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman menggunakan campuran berbagai mikroorganisme yang umumnya terdiri dari bakteri asam laktat (lactic acid bakteria), purple bacteria, dan ragi (yeast). Higa menamakan metode

Upload: angelia-vitria-tevin-wulansari

Post on 25-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: kompos.docx

A. EM-4 (Effective microorganism 4 )EM-4 (Effectif microorganism 4 ) adalah kultur campuran dari mikroorganisme

yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian besar mengandung mikroorganisme Lactobacillus sp. bakteri penghasil asam laktat, serta dalam jumlah sedikit bakteri fotosintetik Streptomyces sp.

1. Keuntungan Dan Manfaat EM4 Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan aktivitas serangga hama

dan mikroorganisme patogen. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga kestabilan

produksi. Mempercepat proses dekomposisi. Sebagai aktivator untuk membuat kompos. EM-4 mampu meningkatkan dekomposisi limbah dan sampah organik,

meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme pathogen.

EM-4 diaplikasi sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman secara berkelanjutan.

EM-4 juga dapat digunakan untuk mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, membersihkan air limbah, serta meningkatkan kualitas air pada tambak udang dan ikan.

2. Sejarah Penemuan Pupuk EM4Penemuan yang sangat berharga untuk pertanian mandiri ini, awalnya di

temukan oleh orang Jepang, bernama Teruo Higa pada tahun 1970. Melalui salah satu penelitian yang dilakukannya, Higa berhasil menemukan metode ilmiah untuk meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman menggunakan campuran berbagai mikroorganisme yang umumnya terdiri dari bakteri asam laktat (lactic acid bakteria), purple bacteria, dan ragi (yeast). Higa menamakan metode ciptaannya itu dengan teknologi effective microorganism (EM) yang sekaligus menjadi nama paten untuk penemuannya. Kini telah banyak diterapkan oleh para petani modern. Tapi masih banyak pula yang belum melakukannya karena lebih percaya pada pupuk kimia yang dirasa "lebih praktis" tapi sesungguhnya tidak sehat baik untuk tanah, tanaman maupun untuk kita manusia.

B. KomposKompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan

organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).

Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah

Page 2: kompos.docx

banyak beredar antara lain: PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.

1. Jenis-jenis kompos Kompos cacing (vermicompost), yaitu kompos yang terbuat dari bahan organik yang

dicerna oleh cacing. Yang menjadi pupuk adalah kotoran cacing tersebut. Kompos bagase, yaitu pupuk yang terbuat dari ampas tebu sisa penggilingan tebu di

pabrik gula. Kompos bokashi.

2. Manfaat KomposKompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:Aspek Ekonomi   : 1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah2. Mengurangi volume/ukuran limbah3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnyaAspek Lingkungan   : Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampahMengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunanAspek bagi tanah/tanaman:1. Meningkatkan kesuburan tanah2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

3. Faktor Yang Memengaruhi Proses Pengomposan Rasio C/NRasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat. Ukuran PartikelAktivitas mikroba berada di antara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya

Page 3: kompos.docx

ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut. AerasiPengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen (aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh porositas dan kandungan air bahan (kelembapan). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos. PorositasPorositas adalah ruang di antara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplai Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu. Kelembapan (Moisture content)Kelembapan memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikroorganisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembapan 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembapan di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembapan 15%. Apabila kelembapan lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap. Temperatur/suhuPanas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih gulma. pHProses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral. Kandungan Hara

Page 4: kompos.docx

Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan. Kandungan Bahan BerbahayaBeberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan yang termasuk kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami imobilisasi selama proses pengomposan. Lama pengomposanLama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposkan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan. Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar matang.

Tabel Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan (Ryak, 1992)Kondisi Kondisi yang bisa

diterimaIdeal

Rasio C/N 20:1 s/d 40:1 25-35:1Kelembapan 40 – 65 % 45 – 62 % beratKonsentrasi oksigen tersedia > 5% > 10%Ukuran partikel 1 inchi bervariasiBulk Density 1000 lbs/cu yd 1000 lbs/cu ydpH 5.5 – 9.0 6.5 – 8.0Suhu 43 – 66oC 54 -60oC

4. Sistem PengomposanAda beberapa teknik pembuatan kompos, yaitu : Windrow System

Ini adalah teknik pembuatan kompos paling sederhana. Bahan baku kompos ditumpuk memanjang. Tinggi tumpukan bisa mulai dari 0.6 sampai 1 meter. Lebar bisa mulai dari 1 meter sampai 3 meter. Panjang bisa 5 meter, 10 meter, 15 meter. Udara disirkulasi kedalam tumpukan berlangsung secara alami. Karena udara dibutuhkan maka harus dipertimbangkan supply udara yang cukup. Pada sistem ini dibutuhkan pembalikan, pada periode-periode tertentu.

Aerated PileSistem ini hampir sama dengan Windrow System. Hanya sedikit "lebih

canggih" dari windrow system, karena dipasangi pipa-pipa berlobang untuk mengalirkan udara dengan menggunakan blower. Selain pipa-pipa ini untuk mengalirkan udara, dia juga berfungsi untuk pengaliran keluar, panas yang dihasilkan dari proses mikroorganisme dalam pengomposan. Karena udara sudah tersirkulasi dengan baik, proses pembalikan tidak diperlukan.

Vessel System

Page 5: kompos.docx

Pengomposan dengan sistem ini dilakukan dalam vessel, yang dapat berupa bak, kontainer, drum dan lain-lain. Sistem ini perlu diberi sistim aerasi yang memadai. Sistim aerasi seperti Aerated Pile System, dapat digunakan. Sehingga pembalikan tidak diperlukan. Tapi kalau tidak ada sistem aerasi, maka Anda harus melakukan pembalikan seperti pada Windrow System. Tapi ini akan merepotkan, karena tempat pengomposan terbatas dalam ruang kontainernya. Untuk lebih canggih lagi, dapat memasang batang pengaduk dengan mesin.

5. Tahapan pengomposan1. Pemilahan Sampah

Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah anorganik (barang lapak dan barang berbahaya). Pemilahan harus dilakukan dengan teliti karena akan menentukan kelancaran proses dan mutu kompos yang dihasilkan

2. Pengecil Ukuran Pengecil ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah,

sehingga sampah dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos3. Penyusunan Tumpukan

Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecil ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan. Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang dengan dimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x 1,75m. Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu (windrow) yang berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.

4. Pembalikan Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan,

memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.

5. Penyiraman Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang terlalu

kering (kelembapan kurang dari 50%). Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan. Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air, maka tumpukan sampah harus ditambahkan air. sedangkan jika sebelum diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu perlu dilakukan pembalikan.

6. Pematangan Setelah pengomposan berjalan 30 – 40 hari, suhu tumpukan akan semakin

menurun hingga mendekati suhu ruangan. Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.

7. Penyaringan Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos sesuai

dengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal proses. Bahan yang belum

Page 6: kompos.docx

terkomposkan dikembalikan ke dalam tumpukan yang baru, sedangkan bahan yang tidak terkomposkan dibuang sebagai residu.

8. Pengemasan dan Penyimpanan Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai dengan

kebutuhan pemasaran. Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari oleh bibit jamur dan benih gulma dan benih lain yang tidak diinginkan yang mungkin terbawa oleh angin.

Page 7: kompos.docx

Proses Pembuatan Kompos

Pembuatan Kompos dengan metode Takakura

Page 8: kompos.docx