konsentrasi klorofil pada berbagai variasi suhu

26
1 Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu Pengeringan Dengan Vacuum Drying Oven Pada Sup Krim Dari Rumput Laut (Caulerpa sp.) Tugas Akhir Disusun Oleh: Arisia Putri Sandy Mahendra 472014003 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

1

Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu Pengeringan Dengan

Vacuum Drying Oven Pada Sup Krim Dari Rumput Laut (Caulerpa sp.)

Tugas Akhir

Disusun Oleh:

Arisia Putri Sandy Mahendra

472014003

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019

Page 2: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu Pengeringan

Dengan Vacuum Drying Oven Pada Sup Krim Dari Rumput Laut

(Caulerpa sp.)

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana gizi

Disusun Oleh:

Arisia Putri Sandy Mahendra

472014003

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019

Page 3: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

3

Page 4: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

ii

Page 5: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

iii

Page 6: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

iv

Page 7: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

ini dengan baik dan lancar. Tugas akhir yang telah disusun ini diharapkan dapat

memberi manfaat bagi banyak pihak, terutama sebagai referensi bagi penelitian-

penelitian selanjutnya.

Terselesaikannya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,

sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat

penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang

telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Oleh karena itu penulis

ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen pembimbing

yang terhormat yang telah meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya untuk

membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini dalam penulisan tugas akhir ini masih

banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan yang penulis miliki dan penulisan

tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran

dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan semoga bermanfaat

bagi kita semua. Maka dari itu penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang

membangun untuk kebaikan bersama. Akhir kata penulis mengucapkan banyak

terima kasih.

Salatiga, 1 Agustus 2019

Penulis

Arisia Putri Sandy Mahendra

Page 8: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

vi

Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu Pengeringan

Dengan Vacuum Drying Oven Pada Sup Krim Dari Rumput Laut

(Caulerpa sp.)

Dhanang Puspita1, Windu Merdekawati1, Arisia Putri Sandy Mahendra2

1) Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen

Satya Wacana 2) Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya

Wacana

Email : [email protected]

Abstrak

Sup krim instan adalah produk makanan kering olahan dari tepung nabati dan hewani

dengan tambahan bahan pangan lain yang siap dikonsumsi setelah diseduh atau

dimasak dengan air mendidih menjadi larutan kental. Sup Krim instan berbasis

rumput laut Caulerpa sp. memiliki nilai lebih yaitu mengandung klorofil. Proses

pengeringan dilakukan dengan menggunakan vacuum drying oven, Vacuum drying

Oven merupakan alat yang menggabungkan metode pemanasan dengan tekanan.

Prinsip kerja vacuum drying oven yaitu menurunkan tekanan udara sehingga titik

didih air menurun. Vacuum drying oven bermanfaat untuk mengeringkan bahan pada

suhu yang tidak terlalu tinggi sehingga nilai gizi yang terkandung tidak hilang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi klorofil pada

berbagai variasi suhu pengeringan dengan vacuum drying oven pada krim soup dari

rumput laut (Caulerpa sp.). Penelitian ini dilakukan dengan metode pembuatan sup

krim menggunakan bahan baku Caulerpa sp. dan dianalisis dengan Isolasi dan

Analisis Klorofil untuk melihat jumlah kandungan klorofil pada sup krim. Total

klorofil variasi suhu konsentrasi didapat hasil suhu 60ºC = 39,52752 mg/gr, suhu

70ºC = 15,38951 mg/gr, suhu 80ºC = 16,17027 mg/gr. Yang memiliki kandungan

klorofil terbesar adalah suhu 60ºC. Konsentrasi klorofil pada berbagai variasi suhu

pengeringan dengan vacuum drying pada sup krim dari rumput laut (Caulerpa sp.).

Suhu yang banyak memiliki jumlah klorofil yang tinggi adalah suhu 60°C dengan

total klorofil 39,52752 mg/gr. Sehingga direkomendasikan untuk menggunakan suhu

pengeringan yang tepat yaitu 60°C. Dapat disimpulkan bahwa Caulerpa sp. dapat

dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan sup krim.

Kata kunci: Caulerpa sp., sup krim instan, klorofil

Page 9: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

vii

Abstract

Chlorophyll Concentration in Various Variations in Drying

Temperature with Vacuum Drying Oven on Cream Soup from

Seaweed (Caulerpa sp.)

Instant cream soup is a processed food product made from vegetable and animal

flour with additional food ingredients that are ready to be consumed after brewing or

cooking with boiling water into a thick solution. Instant Seaweed Soup based on

Caulerpa sp. has more value which is containing chlorophyll. The drying process is

carried out using a vacuum drying oven, Vacuum drying Oven is a tool that

combines the heating method with pressure. The working principle of a vacuum

drying oven is to reduce air pressure so that the boiling point of water decreases.

Vacuum drying oven is useful for drying the material at a temperature that is not too

high so that the nutritional value contained is not lost. The purpose of this study was

to determine the chlorophyll concentration in various variations of drying

temperature with a vacuum drying oven on cream soup from seaweed (Caulerpa sp.).

This research was conducted using the method of making cream soup using raw

materials Caulerpa sp. and analyzed by Isolation and Chlorophyll Analysis to see the

amount of chlorophyll content in cream soup. Total chlorophyll concentration

variations in temperature obtained results in a temperature of 60ºC = 39.52752 mg /

gr, temperature 70ºC = 15.38951 mg / gr, temperature 80ºC = 16,17027 mg / gr. The

biggest chlorophyll content is the temperature of 60ºC. Chlorophyll concentration in

various variations of vacuum drying temperature in cream soup from seaweed

(Caulerpa sp.). The temperature that has a high amount of chlorophyll is 60°C with

total chlorophyll 39.52752 mg / gr. So it is recommended to use the right drying

temperature of 60° C. It can be concluded that Caulerpa sp. can be used as raw

material for making cream soup.

Keywords: Caulerpa sp., instant cream soup, chlorophyll

Page 10: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

viii

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Tulis Tugas Akhir ..............................................i

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir ............................................ ii

Lembar Pengesahan ................................................................................................ iii

Kata Pengantar ......................................................................................................... iv

Daftar Isi ................................................................................................................... v

Daftar Tabel ............................................................................................................. vi

Daftar Lampiran......................................................................................................vii

Abstrak ..................................................................................................................... 1

Pendahuluan ............................................................................................................. 3

Metode ..................................................................................................................... 5

Hasil ......................................................................................................................... 6

Pembahasan .............................................................................................................. 8

Kesimpulan ............................................................................................................. 10

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 10

Lampiran ................................................................................................................ 13

Page 11: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variasi suhu konsentrasi klorofil ................................................................. 7

Page 12: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil produk sup krim.............................................................................. 6

Gambar 2. Profil klorofil pada sup krim .................................................................... 7

Page 13: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Pendahuluan

Sup krim instan adalah produk makanan kering olahan dari tepung nabati dan

hewani dengan tambahan bahan pangan lain yang siap dikonsumsi setelah diseduh atau

dimasak dengan air mendidih menjadi larutan kental (SNI 01-4967-1996). Pada

umumnya rumput laut dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sumber makanan yang dapat

langsung dikonsumsi misalnya sebagai sayuran atau lalapan, sehingga perlu adanya

pemanfaatan secara optimal menjadi sebuah produk. Perkembangan zaman

menyebabkan masyarakat menuntut segala sesuatu serba cepat dan praktis, demikian

pula masyarakat yang cenderung beralih menyukai produk makanan instan (Fellow dan

Ellis, 1992). Makanan instan merupakan istilah yang berarti kemudahan dalam

pengolahan makanan tersebut, hal ini biasanya mengacu pada produk berbasis bubuk

atau kering yang dapat larrut dengan cepat ketika ditambahkan air, salah satu contohnya

adalah sup krim. Pemilihan produk sup krim disesuaikan dengan gaya hidup masyarakat

saat ini, yang menginginkan segala sesuatunya cepat dan praktis. Melalui sebuah inovasi

produk masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan rumput laut mejadi suatu produk

yang bernilai tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

perkembangan produk sup krim instan berbasis rumput laut dan pemanfaatan Caulerpa

sp.

Proses pembuatan sup krim instan (100 gr) berdasarkan formula Inglett dimulai

dengan memanaskan bahan pertama yaitu susu skim, susu kental dan gula pada suhu

86,7 – 90,6º C. tahap berikutnya adalah menambahakan bahan kedua yaitu maizena dan

air pada adanonan pertama sampai tercampur rata. Tahap terakhir adalah menambahkan

bahan ketiga yaitu jamur, minyak jagung, garam, tepung lada, tepung bawang putih pada

adonan pertama dan kedua sampai tercampur rata (Sangadah,2006).

Sup krim instan berbasis rumput laut Caulerpa sp. memiliki kelebihan yaitu

mengandung klorofil. Klorofil adalah pigmen berwarna hijau yang terdapat pada

tanaman hijau, salah satu contohnya terdapat di rumput laut Caulerpa sp. Caulerpa sp.

merupakan salah satu jenis rumput laut dari kelas Chlorophyceae. Caulerpa sp.

mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, antara lain protein (10,7%) dan

karbohidrat (27,2%), sedangkan lemaknya bersifat fluktuatif yaitu sekitar 0,3%,

Page 14: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

kandungan air antara 16–20%, serta kandungan serat kasar berkisar antara 4,4–15,5%

(Kepel, 2001;Turangan, 2001).

Klorofil telah banyak dimanfaatkan, diantaranya pada industri makanan,

minuman, obat-obatan serta beberapa industri rumah tangga. Krorofil bermanfaat

sebagai makanan diyakini dapat membantu penyerapan nutrisi, menjaga keseimbangan

asam-basa tubuh, membersihkan sistem peredaran darah, mengurangi bau mulut serta

menjaga kesehatan sistem pencernaan. Klorofil juga bermanfaat sebagai peningkat daya

tahan tubuh, sumber energi, penguat dan penenang otak alami, pencegah konstipasi serta

peningkat sirkulasi organ tubuh. Klorofil dapat membantu perbaikan jaringan,

membersihkan darah, membantu hati dalam memproduksi sel darah merah dan

pembersih tubuh internal (Limantara & Rahayu, 2008). Klorofil juga diperlukan tubuh

untuk meningkatkan sistem imunitas, peredaran darah, pencernaan, serta respirasi.

Klorofil berkhasiat sebagai anti peradangan, anti kanker, antioksidan, memperbaiki

masalah gastrointernal, misalnya konstipasi (Chernomorsky & Segelman, 1999).

Klorofil diketahui dapat mengatasi anemia, radang kulit, kanker, radang pankreas, anti

bakteri, nyeri otot, hipertensi, jantung koroner, tukak lambung dan usus kecil, pengganti

sel-sel yang rusak, memperbaiki fungsi hati, serta menyembuhkan luka (Lila, 2004).

Klorofil juga berfungsi sebagai penambah darah, dapat meningkatkan daya tahan

tubuh karena selain dapat memicu pertumbuhan sel darah merah, klorofil juga dapat

merangsang produksi sel-sel darah putih yang berperan dalam melawan serangan

mikroorganisme penyebab penyakit. Klorofil juga berfungsi dalam regenerasi sel yang

membantu proses penutupan jaringan luka, pembersih dalam tubuh, mampu menurunkan

tekanan darah yang tinggi, memperbaiki radang organ pankreas dan mencegah

terjadinya atherosklerosis. Klorofil mencegah atherosklerosis dengan 3 macam cara,

yaitu: mencegah perbanyakan sel otot polos, meningkatkan fungsi hati untuk

menurunkan kadar kolesterol darah, serta menyerap kolesterol dari empedu dan

makanan dengan memanfaatkan kemampuan penyerapan dinding selnya. Klorofil juga

mampu mengatasi osteoporosis, mampu mensuplai vitamin K, mengatasi asam urat,

mampu membersihkan serta mengeluarkan racun dari dalam kelenjar getah

bening/kelenjar hormon (Limantara,2004). Klorofil dapat dengan mudah terdegradasi

akibat paparan panas (suhu), asam, basa, cahaya dan alcohol, dengan suhu yang tinggi

Page 15: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

kandungan klorofil adalah dengan menggunakan vacuum drying oven. Melalui proses

pengeringan, mampu direduksi dengan suhu yang tepat.

Vacuum drying Oven merupakan alat yang menggabungkan metode pemanasan

dengan tekanan pada proses. Prinsip kerja vacuum drying oven yaitu menurunkan

tekanan udara sehingga titik didih air menurun (Mujumdar, 2014). Penggunaan tekanan

yang rendah atau vakum memungkinkan untuk melakukan proses sangrai pada suhu

rendah. Oleh karena itu, metode ini tidak hanya dapat digunakan sebagai pengering,

namun juga sebagai alat sangrai. Metode sangrai ini memungkinkan untuk

menghasilkan aroma yang baik pada rumput laut tanpa merusak senyawa bioaktif dalam

jumlah besar (Anase,dkk., 2014).

Vacuum drying oven bermanfaat untuk pengeringan sayur dan produk lainnya

sesuai keinginan. Mesin ini digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain

mengeringkan sayuran atau produk lain pada suhu yang tidak terlalu tinggi sehingga

nilai gizi yang terkandung tidak hilang. Prinsip kerja mesin ini adalah memanaskan

produk pada suhu yang bisa diatur, disertai dengan penyedotan (pem-vacuum-an) uap air

dari produk yang dipanaskan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui konsentrasi klorofil pada berbagai variasi suhu pengeringan dengan vacuum

drying oven pada krim soup dari rumput laut (Caulerpa sp.).

Page 16: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Metode

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan UKSW. Tahapan

penlitian meliputi proses produksi krim sup instan, isolasi klorofil, dan analisis klorofil.

Bahan yang digunakan; Caulerpa sp, tepung terigu, tepung maizena, garam, bawang

merah, bawang putih, bawang bombai, aseton, dan aquades. Alat yang digunakan;

vacuum drying, blender, kain saring, mixer, loyang alumunium, penepung, ayakan 70

mesh, sentrifuge, spektrofotometer UV-Vis.

Proses Pembuatan Krim Soup

Sebanyak 100 gr Caulerpa sp dihaluskan menggunakan blender kemudian

disaring menggunakan kain saring untuk didapatkan ekstrak pigmennya. Ekstrak pigmen

kemudian ditambahkan aquades hingga dicapai volume 100 ml kemudian ditambahkan

tepung terigu 20 gr, tepung maizena 10 gr, bawang bombai 10 gr, bawang putih 5 gr,

bawang merah 5 gr, bawang bombai 10 gr, garam dan lada 1 gr lalu diaduk

menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi. Formulasi tersebut kemudian dipindahkan

dalam loyang alumunium dan diratakan dengan ketebalan 2 – 4 mm lalu dimasukan

dalam vacuum drying oven. Variabel suhu yang digunakan adalah 60, 70, dan 80ºC

selama 1,5 – 2 jam. Setelah kering kemudian dihalusklan dengan mesin penepung dan

setelah itu diayak dengan ayakan 70 mesh. Hasil krim sup kemudian disimpan dalam

botol kaca tertutup untuk selanjutnya di analisis.

Isolasi dan Analisis Klorofil

Sebanyak 1 gr ekstrak pigmen, produk krim sup instan (pengeringan suhu 60,

70, dan 80ºC) masing-masing dilarutkan dalam 10 ml aseton. Masing-masing larutan

kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 4.000 RPM selama 10 menit. Fraksi hasil

sentrifugasi kemudian dipisahkan antara supernatan dan pellet. Supernatan kemudian di

masukan dalam botol kedap cahaya. Sebanyak 4 ml supernatan dipindahkan dalam

tabung cuvet lalu di analisis dengan menggunakan spektrofotometer pada ƛ 662 nm dan

645 nm. Penghitungan klorofil dilakukan dengan dengan rumus.

Klorofil A : (11,75×A662) – (2,350×A645)

Klorofil B : (18,61×A645) – (3,960×A662)

Page 17: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Hasil

Gambar 1. Hasil produk krim soup (A - 60ºC, B - 70ºC, C - 80ºC, D-Kontrol)

Gambar 1 adalah tampilan dari berbagai variasi suhu pengeringan dalam bentuk

bubuk. Umumnya warna dari krim sup instan berwarna putih kekuning-kuningan.

Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat bahwa dengan adanya variasi suhu 60-70ºC dan

80ºC menujukkan perubahan warna. Hal ini disebabkan karena reaksi enzimatis pada

proses pengeringan menggunakan waktu yang terlalu lama akan mereduksi warna bahan

menjadi cokelat dan pahit, selain itu penggunaan suhu pengering vacuum drying yang

terlalu tinggi dan lama maka warna yang diperoleh semakin tidak bagus, penggunaan

suhu vacuum drying 50ºC lebih baik dari pada suhu 70ºC pada pengeringan lobak

(Astuti, 2007).

D C B A

Page 18: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Gambar 2. Profil klorofil pada krim soup (A - 60ºC, B - 70ºC, C - 80ºC, D - Kontrol)

Gambar 2 adalah profil klorofil pada sup krim. Terdapat pola spectro 2 peak

yaitu klorofil a dan klorofil b. Memiliki tingkat absorbansi yang berbeda pada lamda 470

dan 662 nm, artinya ada perbedaan konsentrasi klorofil.

Tabel 1. Variasi suhu konsentrasi klorofil

Parameter Suhu

K 60° 70° 80°

A645

1,442 0,553 0,533 2,578

1,446 0,553 0,532 2,585

1,447 0,551 0,531 2,574

A662

2,055 0,822 0,968 3,080

2,060 0,823 0,965 3,113

2,059 0,823 0,963 3,053

Klorofil a

20,75755 8,35895 10,12145 30,1317

20,8069 8,3707 10,08855 30,503

20,7928 8,3754 10,0674 29,82385

Rerata Klorofil

a 20,78575 8,36835 10,09247 30,15285

Standar Deviasi 0,025419 0,008473 0,027237 0,340069

Klorofil b

18,69782 7,03621 6,08585 35,77978

18,75246 7,03225 6,07912 35,77937

18,77503 6,99503 6,06843 35,81226

Rerata Klorofil

b 18,74177 7,021163 6,0778 35,79047

Standar Deviasi 0,0397 0,022719 0,008785 0,018872

Page 19: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Total Klorofil 39,52752 15,38951 16,17027 65,94332

Tabel 1. adalah hasil total klorofil variasi suhu konsentrasi didapat hasil suhu

60ºC = 39,52752 mg/gr, suhu 70ºC = 15,38951 mg/gr, suhu 80ºC = 16,17027 mg/gr.

Yang memiliki kandungan klorofil terbesar adalah suhu 60ºC. Klorofil A didapat hasil

dari suhu 60ºC = 20,78575 mg/gr, suhu 70ºC = 8,36835 mg/gr, suhu 80ºC = 10,09247

mg/gr. Klorofil B didapat hasil dari suhu 60ºC = 18,74177, suhu 70ºC = 7,021163

mg/gr, suhu 80ºC = 6,0778 mg/gr. Dari hasil diatas semakin tinggi suhu yang diberikan

maka jumlah klorofil akan semakin menurun.

Page 20: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Pembahasan

Sup Krim

Sup krim merupakan sup yang dikentalkan dengan bahan pengental dan

ditambahkan dengan susu atau krim. (SNI 01-4967-1996). Produk sup krim berbabsis

rumput laut memiliki rasa yang gurih, tidak berbau amis, tekstur lembut dan warna yang

tidak mencolok. Suhu yang diberikan melalui proses pengeringan dapat memengaruhi

tampilan warna, semakin tinggi suhu yang diberikan maka semakin tua warna yang

dihasilkan. Jika pada suhu tinggi proses pengeringan terlalu lama akan menyebabkan

adonan menjadi gosong dan memengaruhi rasa dari produk tersebut. Sehingga perlu

diberikan suhu yang tepat agar tidak merusak rasa, bau, dan juga warna, dan suhu yang

tepat adalah 60 dan 70ºC.

Pigmen alami dapat menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan ketahanan

dan kualitas pangan karena pigmen alami merupakan salah satu zat non gizi yang

mampu memberikan nutrisi bagi tubuh. Selain itu pigmen alami ditemukan sangat

melimpah pada sebagian besar sumber daya lokal Indonesia salah satunya adalah

Caulerpa sp. Pigmen alami juga terbukti aman, baik sebagai makanan maupun sebagai

pewarna makanan dibandingan dengan pewarna sintetik. Berdasarkan sumbernya, zat

pewarna untuk makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu pewarna alami dan sintetik

(Winarno, 1992).

Pewarna alami merupakan zat pewarna alami yang diperoleh dari tumbuhan,

hewan atau sumber-sumber mineral (Winarno, 1997). Tanaman memiliki warna yang

bisa digunakan sebagai pewarna alami pada makanan. Beberapa pewarna alami yang

berasal dari kunyit, paprika, dan bit digunakan sebagai pewarna pada bahan pangan yang

aman dikonsumsi (Cahyadi, 2009). Dari segi kesehatan pewarna sintetik dapat

menimbukan masalah kesehatan dan lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif

juga pada kesehatan konsumen seperti kanker mulut, kanker kulit, dan kerusakan otak

(Winarno dan Sulistyowati, 1994). Pewarna alami merupakan alternatif pewarna yang

tidak toksik, dapat diperbaharui (renewable), mudah terdegradasi dan ramah lingkungan.

(Yernisa, dkk., 2013).

Kadar air yang terkandung di dalam sup krim berbasis rumput laut adalah 20%.

Kadar air maksimal untuk sup instan adalah 8% (SNI 01-4967-1999). Kadar air

Page 21: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

merupakan salah satu karakteristik kimia yang penting karena kandungan air dalam

suatu produk dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur, dan cita rasa produk, terutama

untuk produk berbasis tepung seperti sup instan. Menurut hasil penelitian Kusumawati et

al (2012) dikatakan bahwa semakin tinggi suhu penyimpanannya, semakin besar panas

yang dibawa udara sehingga semakin banyak jumlah air yang diuapkan. Oleh karena itu,

kadar airnya akan semakin menurun seiring tingginya suhu penyimpanan.

Menurut penelitianya Rahayoe et al., (2008), kombinasi antara tekanan pompa

vacuum dan suhu pengering harus berbanding lurus dengan suhu yang digunakan,

semakin rendah tekanan vacuum maka suhu akan semakin turun yang mengakibatkan

penguapan air pada bahan juga akan semakin rendah Menurut Husna et al., (2012),

semakin tinggi suhu dan waktu pada proses pengeringan menggunakan vacuum dryer

kadar air bahan akan semakin rendah dibarengi dengan optimalisai suhu dan waktu

pengeringan. Menurut Fitriani (2008) suhu dan lama pengeringan serta interaksi antara

suhu dan lama pengeringan mempengaruhi kadar air.

Klorofil

Pada caulerpa sp hasil penelitian menunjukkan adanya komposisi pigmen pada

alga hijau yaitu klorofil a (26,817 %), klorofil b (12,906%), turunan klorofil a (11,206

%), turunan klorofil b (7,525%) (Kusumastuti, 2008). Seperti pada pigmen alami

lainnya, klorofil juga mudah terdegradasi, akibat paparan panas (suhu), cahaya, asam,

basa dan alkohol. Salah satunya adalah proses pembuatan sup krim dengan suhu panas

melalui pengeringan, tetapi mampu direduksi dengan suhu yang tepat yaitu 60, 70 dan

80ºC. Pada produk sup krim semakin tinggi suhu yang digunakan warna yang dihasilkan

akan semakin tua.

Kehadiran asam dapat mempengaruhi proses feofitinisasi pada klorofil.

Feofitinisasi merupakan proses pembentukan feofitin yang merupakan salah satu produk

degradasi dari klorofil yang kehilangan logam Mg pada cincin makrosiklik (Gross,

1991). Selama proses feofitinisasi, jenis dan jumlah asam yang ditambahkan

memberikan pengaruh terhadap perubahan pola spektrum dari klorofil. Jenis pelarut

mempunyai kontribusi yang nyata terhadap proses degradasi klorofil menjadi feofitin.

Kestabilan klorofil didalam pelarut metanol lebih rendah daripada klorofil yang

dilarutkan dalam aseton (Jeffrey, dkk., 1997). Pernyataan tersebut juga didukung oleh

Page 22: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Watanabe dan Kobayashi serta Fiedor bahwa klorofil yang terlarut dalam metanol

mempunyai nilai potensial oksidasi yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan

klorofil dalam aseton, sehingga proses degradasi klorofil dalam pelarut metanol menjadi

lebih besar (Watanabe, 1991), (Fiedor, dkk., 2002).

Page 23: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah konsentrasi klorofil pada

berbagai variasi suhu pengeringan dengan vacuum drying pada sup krim dari rumput

laut (Caulerpa sp.). Suhu yang banyak memiliki jumlah klorofil yang tinggi adalah suhu

60°C dengan total klorofil 39,52752 mg/gr. Sehingga direkomendasikan untuk

menggunakan suhu pengeringan yang tepat yaitu 60°C.

Saran

Dari penelitian ini masih perlu ditindak lanjuti yaitu dari segi serat, bisa

dilakukan pengukuran serat karena mungkin dapat menjadi mutu keunggulan penelitian.

Dapat juga dilakukan pengukuran kandungan gizi yang terkandung di dalam produk ini.

Page 24: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Daftar Pustaka

1. Anese, M., Nicoli, M. C., Verardo, G. C., Munari M., Bortolomeazzi, G. M.

R., Effect of vacuum roasting on acrylamide formation and reduction in coffee

beans, Food Chemistry, 145, (2014) 168—172

https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2013.08.047

2. Astuti,S.M. 2007. Teknik mempertahankan mutu lobak (Raphanus Sativus)

dengan menggunakan alat pengering vakum. Buletin Teknik Pertanian Vol. 12

No.1.

3. Chernomorsky, S., Segelman, A. and Porets, R. D. 1999. Effect of dietary

chlorophyll derivatives on mutagenesis and tumor cell growth. Teratog

Carcinog Mutagen, 19(5): 313–322.

4. Fellow P.Jan Ellis.1992. Food Processing Technology Principles and. Practice.

London : Ellis Hordwood. 563 halaman.

5. Fiedor, J., Fiedor, L., Kammhuber, N., Scherz, A., and Scheer, H., 2002,

Photochemistry and Photobiology, 2002, 76 (2), 145–152.

6. Gross, J., 1991, Pigments in Vegetables, Van Nostrand Reinhold, New York.

7. Jeffrey, S.W., Mantoura, R.F.C., and Wright, S.W., 1997, Escon. Bot.,

UNESCO Publishing, Paris Kephart, J., 9, 3-38.

8. Kepel, R. C. 2001. Kandungan nutrisi alga hijau Caulerpa racemosa (Forsskal)

J.agardh yang diambil dari perairan Tongkeina, Manado. Jurnal Fak.

Perikanan. Jurusan MSP–UNSRAT.

9. Kusumastuti, K. 2008. Pengaruh Pengeringan Terhadap Komposisi dan

Kandungan Pigmen Algae Hijau Caulerpa sp. Skripsi. Universitas

Diponegoro.Semarang.

10. Limantara, L. dan Rahayu, P. 2008. Sains dan teknologi pigmen alami.

Prosiding Seminar Nasional Pigmen 2007 MB UKSW, Salatiga. ISBN: 979-

1098-16-4

11. Limantara, L. 2004. Menambang klorofil, Si Emas Hijau. Prosiding Seminar

Nasional Aplikasi Sains dan Matematika dalam Industri, FSM UKSW.

12. Lila, M.A. 2004. Plant pigments and human health. In:Davis, Plant Pigments

Page 25: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

and Their Manipulation. CRC Press. London. p. 248–274.

13. Mujumdar , A. S., Handbook of Industrial Drying, Fourth Edition, CRC Press,

2014.

14. Reysa, E. 2013. Rahasia Mengetahui Makanan Berbahaya. Jakarta: Titik

Media Publisher.

15. Sangadah. (2006). Kajian Pengaruh Penambahan Tepung Daging-Tulang

Leher AyamPedaging Sebagai Sumber Protein Dan Kalsium Pada Sup Krim

Instan Jamur Shitake. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.

16. SNI [Standar Nasional Indonesia]. 1999. Syarat Sup Krim Instan. Bandung:

BPOM.

17. Watanabe, T. and Kobayashi, M., 1991, Electrochemistry of Chlorophylls, in

Chlorophylls, H. Scheer (Ed.), CRC Press, Boca Raton, 287-315.

18. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta. 253 Hlm.

19. Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

20. Winarno, F. G dan Rahayu. Titi Sulistyowati. 1994. Bahan Tambahan Untuk

Makanan dan Kontaminan. Jakarta: Gramedia.

21. Yernisa, Gumbira-Sa’id, E. dan Syamsu, K.2013. Aplikasi Pewarna Bubuk

Alami dari Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) pada Pewarnaan Sabun

Transparan. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 23 (3): 190-198.

Page 26: Konsentrasi Klorofil Pada Berbagai Variasi Suhu

Lampiran Prosiding Semnas