konsep pendidikan islam perspektif hos tjokroaminoto …

30
Danang Dwi Prasetyo 101 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018 Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto Alfian Nur Mustofa Kamil UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstract: This research is motivated by the fact that there are still many young people who still do not know the thought of HOS Tjokroaminoto in the field of Islamic education. Most people think that HOS Cokroaminoto is better known as a great agitator and politician, has no concept of Islamic education. Even more concerning again the young generation is now especially junior high school students who do not know the names of national heroes of Indonesia's movement. Meanwhile, some people also tend to think that HOS Cokroaminoto is only a political party figure, when he is a national hero who has been instrumental in laying the foundations on various national issues. But until now his capacity as an extraordinary figure is lacking the national spotlight. The younger generation recognizes the street name of HOS Cokroaminoto, the school name of Cokroaminoto but does not understand who exactly is HOS Cokroaminoto and how the footsteps of his struggle. From this research can be described that education and teaching desired by HOS Tjokroaminoto is, to form a true and virtuous and democratic Muslim man, competent and responsible for the welfare of Nusa and Bangsanya, so it becomes a source of mercy for the whole of nature. And in azaz program and tandhim program of Syarikat Islam mentioned that the matter of education should not be the nature and the despair of humankind. Education initiated by HOS Tjokroaminoto also should not separate general science and religion. This is conceived by the intention to form an academic and religious human who has the spirit of Islam, free- spirited and democratic and broad-minded and insightful love of the homeland. The principle of education is the feeling of nationalism of nationalism must remain preferred in terms of studying various types of knowledge. Not to happen after studying the various sciences, we are more west of the westerners themselves or more than the Arabs themselves. Keywords: Islamic education HOS Tjokroaminoto Pendahuluan Pendidikan dalam pengertian umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara 84. Pendidikan di Indonesia sebagaimana amanat UU nomor 20 tahun 2003 adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang 1945 84 Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sekjen Depdiknas, 2003), hlm. 6

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

101 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto Alfian Nur Mustofa Kamil

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Abstract: This research is motivated by the fact that there are still many young people who still do not know the thought of HOS Tjokroaminoto in the field of Islamic education. Most people think that HOS Cokroaminoto is better known as a great agitator and politician, has no concept of Islamic education. Even more concerning again the young generation is now especially junior high school students who do not know the names of national heroes of Indonesia's movement. Meanwhile, some people also tend to think that HOS Cokroaminoto is only a political party figure, when he is a national hero who has been instrumental in laying the foundations on various national issues. But until now his capacity as an extraordinary figure is lacking the national spotlight. The younger generation recognizes the street name of HOS Cokroaminoto, the school name of Cokroaminoto but does not understand who exactly is HOS Cokroaminoto and how the footsteps of his struggle.

From this research can be described that education and teaching desired by HOS Tjokroaminoto is, to form a true and virtuous and democratic Muslim man, competent and responsible for the welfare of Nusa and Bangsanya, so it becomes a source of mercy for the whole of nature. And in azaz program and tandhim program of Syarikat Islam mentioned that the matter of education should not be the nature and the despair of humankind. Education initiated by HOS Tjokroaminoto also should not separate general science and religion. This is conceived by the intention to form an academic and religious human who has the spirit of Islam, free-spirited and democratic and broad-minded and insightful love of the homeland. The principle of education is the feeling of nationalism of nationalism must remain preferred in terms of studying various types of knowledge. Not to happen after studying the various sciences, we are more west of the westerners themselves or more than the Arabs themselves.

Keywords: Islamic education – HOS Tjokroaminoto

Pendahuluan

Pendidikan dalam pengertian umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara84.

Pendidikan di Indonesia sebagaimana amanat UU nomor 20 tahun 2003 adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang 1945

84 Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sekjen Depdiknas, 2003), hlm. 6

Page 2: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

102

yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan zaman. Pelaksanaan pendidikan nasional di Indonesia dilaksanakan melalui sistem pendidikan nasional secara keseluruhan komponen melalui pendidikan yang saling terkait secara

terpadu untuk mencapai tujuan nasional85.

Hubungannya dengan pendidikan Islam, secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Oleh sebab itu, pendidikan Islam harus bersumber kepada Al-quran dan Hadis nabi . Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya akal dan hatinya rohani dan jasmaninya akhlak dan keterampilannya

Menurut Muhaimin pendidikan Islam intinya ada dua, yaitu; pertama, pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang sengaja diselenggarakan atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam. kedua, pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dikembangkan dari dan disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pengertian yang kedua ini pendidikan Islam bisa mencakup; 1) pendidik guru dosen kepala sekolah madrasah atau pimpinan perguruan tinggi dan atau tenaga kependidikan lainnya yang melakukan dan mengembangkan aktivitas ke pendidikannya disemangati atau dijiwai oleh dan atau berusaha mewujudkan ajaran dan nilai-nilai Islam. 2) lembaga pendidikan dan komponen-komponennya seperti tujuan materi bahan ajar sarana dan prasarana alat media sumber belajar metode proses pembelajaran evaluasi lingkungan konteks manajemen dan lain-lain yang disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam

atau yang berciri khas Islam86.

Dari kedua pengertian pendidikan Islam tersebut maka pengertian pertama lebih menekankan pada aspek kelembagaan dan program pendidikan Islam, dan yang kedua lebih menekankan pada aspek spirit Islam yang melekat pada setiap aktivitas pendidikan. Namun demikian inti dari kedua Pengertian tersebut pada dasarnya terletak pada substansinya yang hendak mengembangkan spirit Islam dalam aktivitas pendidikan, baik dalam prosesnya lembaganya guru dan peserta didiknya maupun dalam mencapai konteks lingkungan.

Pendidikan Islam yang digagas oleh HOS Tjokroaminoto melalui Syarikat Islam di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan keadaan bangsa Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda penjajahan Jepang masa kemerdekaan dan masa sekarang. Hal ini menjadi penting karena sesuai teori historis dari Crose yang menyatakan bahwa semua fakta adalah historikal dan semua interpretasi adalah filosofikal . Dengan demikian mengungkapkan faktor-faktor sejarah akan dapat menemukan sejarah dari faktor tersebut.

85 Ibid, hlm. 7 86 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 39-40

Page 3: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

103 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

Pandangan pemerintah Belanda pada saat itu terhadap pendidikan Islam sangat sinis, sebagaimana yang disampaikan oleh penasehat pemerintah Belanda, Snouck Haurgronje, yang mengatakan bahwa pendidikan Islam di Indonesia tidak akan mampu bersaing dengan pendidikan barat.

Penilaian seperti ini yang menimbulkan ide-ide bagi pelaksana pendidikan Islam di Indonesia pada waktu itu, di mana Sarekat Islam merupakan organisasi pergerakan nasional yang besar dan memperhatikan pendidikan Islam, walaupun tidak secara langsung terkecil pun dalam bidang pendidikan seperti Muhammadiyah, Taman Siswa pada saat itu. Namun secara politis Sarekat Islam begitu gigih menentang semua produk-produk peraturan tentang pendidikan yang sangat merugikan bangsa Indonesia

Perhatian Sarekat Islam Cokroaminoto terhadap pendidikan dikuatkan oleh hasil muktamar Sarekat Islam tahun 1978, mengamanahkan agar Sarekat Islam lebih serius dalam menangani masalah pendidikan, terutama sekolah-sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia

Pada tahun 1955, dibentuknya sebuah Yayasan dengan nama Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Cokroaminoto. Yayasan inilah yang bertugas untuk mengelola lembaga pendidikan Islam Sarekat Islam Cokroainoto secara nasional, untuk nama sekolah sekolah Cokroaminoto, menggunakan nama Cokroaminoto baik untuk tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan

tinggi87.

Ajaran Islam menurut Cokroaminoto mengatur kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara dengan lebih lengkap, lebih sempurna lebih bermanfaat dan lebih baik dari pendidikan barat. Karena pendidikan Syarikat Islam dilandasi dengan tauhid yang bersih. Dan semua yang ditetapkan sebagai tauhid itu kekal bersama dengan kekalnya kehidupan itu sendiri. Berdasar Keyakinan itu Cokroaminoto melalui Sarekat Islam yang dipimpinnya itu mencoba melebarkan kiprahnya dalam menghadapi lawan dan mengusirnya dari bumi Indonesia.

HOS Cokroaminoto tahu bahwa pendidikan yang ada tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam bahkan sangat merugikan agama Islam. Oleh karena itu adanya diskriminasi dalam dunia pendidikan, dengan dibiarkannya penduduk pribumi tetap bodoh, tidak mengerti baca tulis, tenaganya diperas untuk bekerja secara terpaksa dengan upah yang murah, maka Cokroaminoto melawan konsep pendidikan kolonial dengan kalimat yang sangat jitu "partai Sarekat Islam Indonesia melawan segala adat dan cara pendidikan yang sifat dan nafsunya akan merendahkan derajat

kemanusiaan"88. Baginya tujuan pendidikan adalah membentuk manusia

yang berpribadi muslim, melalui latihan otak, menanamkan benih

87 Harsono Tjokroaminoto, Mengikuti Jejak Ayahku, (Jakarta: Arnas, 1978), hlm. 27 88 HOS Tjokroaminoto, Tafsir Program Asaz dan Program Tandhim Partai Syarikat Islam

Indonesia (PSII), cet IX (Jakarta: Lajnah Tanfidziyah PSII, 1958), hlm. 87

Page 4: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

104

kemerdekaan dan keberanian yang luhur, berbuat baik serta membiasakan hidup sederhana.

Pendidikan Islam menurut Tjokroaminoto adalah pendidikan yang didalamnya diajarkan ilmu agama dan ilmu umum, walaupun pada hakekatnya semua ilmu itu sumbernya satu, tidak ada dikotomi. Hal ini dikandung maksud agar terbentuknya manusia yang akademis tetapi religius, dengan demikian dikotomi dalam pendidikan tidak akan terjadi. Fokus Kajian 1. Pemikiran Pendidikan Islam HOS Cokroaminoto

Pemikiran pendidikan Islam Cokroaminoto dilihat dari aspek historis sebetulnya sudah berawal dari sejak berdirinya organisasi ini, baik ketika masih bernama Syarikat Dagang Islam (SDI) maupun setelah berganti nama menjadi Sarekat Islam (1912).

Hal ini dapat dilihat dari tujuan organisasi tersebut, seperti yang tersebut pada tujuan no 4, terdapat tujuan yang berbunyi "memajukan agama dan sekolah-sekolah Islam".Kemudian dalam Muslim National Onderwijs secara tersirat terdapat pemikiran pendidikan yang bertujuan untuk pemberitahuan iman dan taqwa kepada Allah SWT, penanaman jiwa nasionalis yang mempunyai keseimbangan ilmu antara dunia dan akhirat, cerdas, berakhlak

mulia, sederhana, dan mandiri89.

Pemikiran pendidikan Islam Cokroaminoto dipengaruhi oleh kongres pendidikan di India yang bernama Society for the promotion of National Education, dimana Cokroaminoto menjadi peserta di kongres tersebut.

Dalam kongres tersebut menghasilkan rumusan sebagai berikut90 :

a. Pendidikan kebangsaan di India haruslah dilakukan dan diurus oleh orang-orang India

b. Cita-cita pentahbisan (toewijding), kebijaksanaan (wijsheid), kebatinan dan keutamaan ummat (bangsa) haruslah menjadi pedoman pengatur pendidikan.

c. Anak-anak yang diserahkan kepada sekolah-sekolah kebangsaan nasional institut haruslah senantiasa dimasuki dan diliputi oleh rasa cinta bangsa dan negeri tumpah darah, mempelajari tarikh sendiri, mempelajari kebesaran-kebesaran umat bangsa sendiri, pekerjaan besar-besar yang diperbuat oleh umat bangsa sendiri, perdagangan bangsa sendiri dan filosofi sendiri.

d. Pendidikan kebangsaan tidak boleh dipisahkan dari rumah bangsa tegasnya tidak boleh mengasingkan dan melupakan anak-anak dan adat-adat dalam kehidupan keluarga India dan pengaruh berbahagia yang timbul dari pada pergaulan yang baik dalam rumah.

89 Abdurrahman Sujadi, Muslim National Onderwijs, (Banjarnegara: YPI Cokroaminoto,

2002), hlm. 10 90 Amelz, H.O.S. Tjokroaminoto Hidup dan Perjuangannya, (Jakarta: Bulan Bintang,1952), hlm.

175

Page 5: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

105 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

e. Pendidikan kebangsaan haruslah didasarkan kepada pembukaan dan kecerdasan perasaan dan perangi kebangsaan.

Isi dari rumusan kongres pendidikan di India tersebut, berpengaruh pada pemikiran Cokroaminoto yang kemudian memunculkan gagasan tentang pendidikan bagi umat Islam.Pemikiran itu berjudul Muslim National Onderwijsatau pendidikan kebangsaan bagi orang Islam.Pemikiran tersebut dikemukakan Pada kongres partai Sarekat Islam di Yogyakarta pada tanggal 21-27 Agustus 1925. Isi dari konsep Cokroaminoto secara lengkap adalah :

Di mana asas-asas Islam itu adalah asas-asas yang menudju Democration dan Socialisme (socialisme sedjati jang berdasar Islam), dan asas-asas itu djuga menudju maksud akan mentjapai tjita-tjita kemerdekaan ummat dan kemerdekaan negeri tumpah darah, maka kalau kita kaum muslimin mendirikan sekolah-sekolah kita sendiri ta’ boleh tidak pengadjaran jang diberikan di dalamnja haruslah pengadjaran jang mengandung pendidikan akan mendjadikan muslim yang sedjati dan bersifat national dalam arti kata menudju maksud akan mencapai tjita-tjita kemerdekaan umat.

Begitulah pengadjaran jang diberikan di sekolah-sekolah kita selain mengadjarkan kepandaian ‘aqal haruslah djuga: a. Menanam benih kemerdekaan dan benih democratie jang telah mendjadi

tanda kebesaran dan tanda perbedaan ummat Islam besar pada zaman dulu.

b. Menanam benih keberanian yang luhur, penuh keikhlasan hati,kesetiaan dan ketjintaan kepada jang benar (haq) yang telah menjadi tabiat tiap-tiap orang dan tabi’at masjarakat Islam pada zaman dulu.

c. Menanam benih peri kebatinan jang halus, benih keutamaan budi dan kebaikan perangai, jang dulu telah menjebabkan orang Arab penduduk laut pasir itu djadi bangsatuan jang halus ‘adat lembaganja jang djadi penanam dan penjebar keadaban dan kesopanan.

d. Menanam benih kehidupan jang salih dan sederhana, sebagai jang dulu telah mendjadikan sebab masjhur nama ummat Islam.

Sepandjang pendapatan saja benih-benih seperti yang tersebut di atas ini

tidaklah bisa terdapat dengan lain daja upaja melainkan dengan mengadjarkan agama Islam jang sebenar-benarnja.

Sungguhpun tiap-tiap ummat mempunyai tjita-tjita adat dan riwajatnja sendiri-sendiri, anak-anak kita terutama sekali haruslah terdidik akan mendjadi muslimin sedjati. Teristimewanja sekali mengingat ketjelaan-ketjelaan dan kesalahan-kesalahan jang telah timbul dan melekat pada dunia muslimin kita pada dewasa ini, maka dalam pada pengadjaran dan pendidikan kita tidak boleh dipisahkan perkara kebendaan material dan kebatinan spiritual.

Meskipun selamanja ada ahli agama dan ahli duniawi tidak boleh diberikan pendidikan perbedaan antara ulama dan golongan orang banjak-banjak yang tidak alim.Tidak sekali-sekali boleh ditinggalkan tetap keadaan seperti jang ada sekarang ini orang banjak tidak tahu asas dan rukun-rukun

Page 6: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

106

Islam sedang ada suatu bagian kaum kita jang pekerjaannja terutama siang malam cuma mempelajari ilmu agama saja tanpa tidak mengerti seluk beluk ilmu duniawi teristimewa sekali urusan negeri dan keradjaan.

Kalau tinggal tetap begitu keadaannja maka pastilah tambah lama tambah puas dan tajam perpisahan antara orang banjak yang tidak mengerti dan golongan ulama yang terlalu ketjil sebagai juga adanja pada lain-lain umat di muka bumi.Kita menghendaki Islam sebagai jang diadjarkan dan diamalkan pada zaman permulaannja Islam tidak dengan tambahan barang baru tetapi Islam dalam kesuciannja jang semula.

Pengadjaran kita tidak boleh menerima pertjampuran dan pengaruh dari luar jang tidak muslim. Pengadjaran kita adalah nonkooperatif onderwijs. Selain jang telah saja uraikan diatas, maksud dan tujuan pengadjaran kita akan mendapat Pemuda Putra Muslimin dan Pemudi Putri Muslimat, jangberadab setuju dengan zaman baru modern, tetapi tetap tinggal muslimin dan muslimat sedjati, mengandung Islam jang sungguh-sungguh jang tjukup bekerja sebagai mubaligh Islam di dalam dan diluar kalangan sendiri. Janganlah hendaknja ditinggalkan terus seperti sekarang ini segala perkara keagamaan tjuma diserahkan dan dipertanjakan saja kepada ulama-ulama jang terlalu ketjil sekali golongannja itu.

Inilah tidak baik dan merugikan kepada ummat dan juga kepada Islam. Anakmuslim disuruh oleh orang tuanja sendiri menuntut pengajaran di sekolah-sekolah, dalam mana juga diberi pengadjaran dan pendidikan lain agama . Jangka maksud (skema) kita

Mula-mula sekali hendaklah didirikan suatu pusat jang udaranja penuh dengan roh Islam sedjati, sehingga anak-anak dan pemuda-pemuda jang ada didalamnja tidak tjuma diajar dan disidik melulu jadi orang yang terpeladjar dan beradab, tetapi terlebih lagi akan menjadi muslim sedjati jang terpeladjar dan beradab.

Sekolah kita hendaklah menjadi berhubungan atau tempat pertjampuran agama kita dan ilmu pengetahuan modern wetenschap sebagai jang dikehendaki oleh junjungan kita nabi Muhammad SAW. Ilmu pengetahuan adalah di dalam tangan kanan kita dan ilmu falsafah di dalam tangan kiri kita dan kepala kita akan menjadi mahkota “Lailahaillallah Muhammad Rasulullah”, kata seorang pujangga besar muslim di India. Makin lama kita harus tambah maju tetapi juga tambah-tambah menjadi muslim sedjati. Dasar leepan kita ialah memberi pengadjaran untuk mengerti kepada Al-quran dengan setjukup-tjukup nja. Langkah pertama-tama (lager onderwijs)

Lamanja pengajaran pada langkah ini 5, 6 atau 7 tahun, hendaklah ditetapkan oleh suatu commissie jang ahli. Selain pengadjaran modern duniawi jang harus diberikan pada langkah pertama tama, tentang keagamaan haruslah pertama-tama sekali dikasih pengadjaran tentang

Page 7: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

107 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

Alquran, bukan saja dalam lafadz Arab tetapi juga maknanja dalam bahasa Indonesia Melaju ataupun bahasa umat di tiap-tiap tempat atau negeri sendiri.

Pengadjaran bahasa Arab haruslah diberikan dengan tjara jang lebih langsung meer direct dan lebih setudju dengan tabiat meer natuurlijk anak-anak murid-murid sekedar perlunja supaja lebih mudah dan lebih tjepat akan mendapat pengertian jang pertama-tama tentang Alquran. Apabila seorang anak sudah mengenal huruf Arab dan huruf latin atau huruf bangsanja, haruslah diajarkan beberapa surat-surat pendek jang terakhir daripada Al-qur'an, bukan saja dalam bahasa Arab tapi juga maknanja dalam bahasa si anak. Dengan tjara jang demikian ndak lah diajarkan juga doa-doa dan segala utjapan lainnja dalam sembahjang, sehingga si anak jang baru-baru tahun umurnja sudah akan mengerti apa apa jang diutjapkannja dalam sembahjang itu.

Pengadjaran pada langkah pertama tama hendaklah dihabisi dengan umur anak 12 atau 13 tahun, dalam pada manapun dia bisa juga langkah pengadjaran pertama-tama tentang Al-quran dalam bahasa Arab bersama dengan bahasa si anak tadi.

Selama 3 tahun jang penghabisan daripada langkah pertama tama hendaklah pengajaran bahasa Arab dibikin sama lamanya seperti pengajaran bahasa Belanda. Boleh jadi sekali sih anak tidak bernafsu belajar bahasa Belanda pada umur jang sedemikian itu, tetapi pengadjaran kita harus bersifat mendidik perhatian dan kegembiraan. Langkah kedua (middlebaar onderwijs)

Lamanja pengadjaran pada langkah ini 4 atau 5 tahun, hendaklah diterapkan oleh commissie yang ahli.Selain mengerjakan modern duniawi yang harus diberikan pada Langkah kedua, hendaklah diberikan pengajaran lebih jauh dan dalam Alquran beserta beberapa hadits terpilih boleh-bolehnja dengan bahasa Arab saja.

Setelah si murid pada langkah pertama tama sudah juga mendapat pengajaran praktek dalam upacara ibadah dan lagi pengajaran dengan les-les tentang iman dan rukun rukun Islam berupa buku-buku dalam bahasa anak negeri jang berisi pola pengadjaran tentang tarikh Islam, tarif bangsa dan negara sendiri dan sebagainja. Maka pula langkah kedua itu pun bahasa Arab baru haruslah diadjarkan sebagai bahasa jang hidup, artinja si murid dapat menulis membikin karangan dan bitjara dengan tinggi deradjatnja sama dengan pengadjaran bahasa Belanda umpamanja mulai dari kelas jang tertinggi H.I.S atau Voorklas Mulo.

Lain daripada itu dimulailah pengadjaran ilmu Nahwu dan Sorf dengan cara jang sebaik-baiknja dengan mengingat bahwa terutama sekali jang dikehendaki ialah mendapat pengertian jang seharusnja tentang Al Quran dan bukannja bahasa Arab pada umumnja. Tetapi sungguhpun begitu haruslah juga diajarkan beberapa ratus ajat-ajat Al-Quran jang terpilih, dengan maksud supaja si murid mendapat pengertian dalam ilmu sji'ir Arab.

Page 8: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

108

Lagi pula haruslah diajarkan aqaid, fiqih tentang ibadah, akhlak, perjalanan nabi Saw dan keempat Khulafaur Rasyidin RA, dan lain sebagainja dengan tjara jang mudah bagi si murid, Janganlah dengan tjara membunuh akan pengertiannja bahasa anak negeri dengan tjara jang menjenangkan, supaja semuanja jang diadjarkan menimbulkan perasaan bagi si murid akan kepentingan dan keperluannja mempelajari semua itu. Tentang sirahhendaklah dikemukakan kejadian-kejadian jang penting daripada perjalanan Nabi SAW dan Khulafaur Rasyidin Ra, serta juga daripada tarikh Islam, bukan saja dengan maksud akan kasih permakluman dan keterangan jang perlu-perlu dan jang benar tentang kejadian itu, tetapi juga dengan maksud akan menanam pengertian kepada si murid, bahwa karena benar dan sehatnja kepertjajaan-kepertjajaan Islam karena menjalankannja dengan sungguh-sungguh, itulah terutama sekali jang menjebabkan tertjapainja bahagia besar oleh kaum muslimin pada zaman dahulu. Dan bahwasanja kalau kita menghendaki kembali kemuliaan muslim ini jang telah lenjap karena berperang kuat-kuat kepada kejakinan Islam dan karena mengikuti tjontoh-tjontoh Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin Ra.

Langkah kedua juga langkah penghabisan atau langkah universiteit (hooger onderwijs) haruslah aqoid, fiqih, dan Sirah diajarkan sebagai pengadjaran jang teristimewa dalam bahasa Arab dengan tjara jang semudah-mudahnja tetapi mentjukupi keperluannja.

Langkah universiteit (hooger onderwijs)

Pada hendaklah diadakan satu sekolah untuk pengadjaran dalam ilmu-ilmu Islam dalam mana pemuda-pemuda muslimin jang mendapat sebanjak pengadjaran modern duniawi sebagai atau hampir-hampir sebagai jang diajarkan pada suatu hoogeschoolbarat, harus meneruskan pengajaran tafsir, hadits dan fiqih dengan segala sesuatu jang perlu berhubungan dengan masing-masing itu.

Pengadjaran aqoid,kalam dan sirah serta tarikh Islam, sehingga pada penghabisan langkah ini, kurang lebih pada umur 20 atau 21 tahun, pemuda-pemuda muslimin tadi patutlah dikasih gelar guru agama atau kyai dan dalam pada itu pun patutlah mereka diakui mempunjai banjak keadaban dan ketjerdasan akal dalam arti kata modern sebagai jang ada pada tiap-tiap grade pada tiap-tiap Universitj Barat.

Demikianlah diuraikan dengan sesingkat-singkatnya tjita-tjita yang bertanda tangan jakni HOS Tjokroaminoto, pun akan menggabungkan pengadjaran agama dengan pengadjaran duniawi mulai dari pengadjaran rendah jang penggabungan itu pastilah akan berguna bagi kedua-duanja, sambil menjadi lantaran akan menghilangkan perasingan itu ialah kesempitan pengadjaran agama dan menjebabkan pengadjaran duniawi

bersifat tidak mempunjai ruh dan tidak bertuhan91.

91 Amelz, H.O.S. Tjokroaminoto Hidup dan Perjuangannya, (Jakarta: Bulan Bintang,1952), hlm.

176-180

Page 9: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

109 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam Cokroaminoto

Yang dimaksud dengan dasar pendidikan di sini adalah pandangan yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan,maupun pelaksanaan pendidikan. Pada dasarnya manusia adalah makhluk pedagogik, mka dasar pendidikan yang dimmaksudd tidaklain adalah nilai-nilai tertinggi yang dijadikan pandangan hidup suatu masayarakat atau bangsa di mana pendidikan itu berlaku. Karena yang dibicarakan adalah pendidikan Islam maka pendangan hidup yang mendasari seluruh pendidikan ini adalah pandangan hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang pada hakikatnya merupakan nilai-nilai luhur yang merupakan transenden, universal, dan eternal.

Oleh karena itu dalam kosep apapun selalu mengunakan dasar Islam sebagai dasar utama, sehingga dalam melaksanakan pendidikanya juga

berdasarkan sumber Islam itu yakni berupa al-Qur’an dan hadits92. Dalam

melaksanakan pendidikan Islam Cokroaminoto mengutip al-Qur’an surat al-Zumar:

Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Qur’an Surat al-Zumar: 9)

Adapun hadits yang dijadikan dasar dalam melaksanakan pendidikannya adalah sabda nabi SAW:

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi orang Islam laki-laki dan perempuan. (Ibnu Majah)

Cokroaminoto mengambil contoh, setelah Madinah menjadi wilyah Islam pada masa Rasulullah, banyak orang yang berdatangan dengan maksud mencari ilmu unntuk mndapatkan pengajaran atau pendidikan dari Rasul. Pengajaran dan pendidikan tersebut juga dikutip oleh Cokroaminoto antara lain:

Barang siapa menuntut ilmu padajalan Allah, sesunggunya iatelah melakukan peruatan kebajikan. Barang siapa membicarakan ilmu, ialah

92 Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Syarikat Islam, Jakarta: LTSI, 1996, hlm.

6

Page 10: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

110

memuji kepada Tuhan.Barang siapa menyiarkan ilmu, ialah memberi sadaqah. Barang siapa yang memberikan ilmu, ialah melakukan perbuatan ibadah kepada Allah.

Ilmu itulah menyebabkan orang yang mempunyai ilmu bisa membedakann apa yang terlarang dan apayang tidak terlarang. Ilmu adalah menneranngi jalan ke surga. Ilmu enjadi sahab dalam padang pasir, teman pergaulan dalamm kesunyian, sebagai kawan apabila ditinggalkan oleh sahabat. Ilmu adalah memimpin kepada kebahagiaan. Ilmu merupakan perhiasa di dalam pergaulan denan sahabat. Ilmu dapat digunakan terhadap musuh. Dengan ilmu, hamba Allah akan naik kepada ketinggian kebajikandan keadaan yang mulia, dapat berhubungan dengan raja-raja di dunia dan mencapai kesempurnnaan

kebahagiaan di akhirat.93

Ilmu harus diperoleh dengan setinggi-tingginya kemajuan akal (intellect) tetapitidak boleh dipisahkan dari pendidikan budi pekerti dan pendidikan rohani. Cokroaminoto mengakuibahwa Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan Hadits itulah yang menyebabkan timbulnya kemajuan berbagai macam ilmu. Oleh karena itu pendidika harus berdasartaua tidak

menyimpang dari sumber Islam94.

Dasar pendididkan Islam adalah identik dengan dasar ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu al-Qur’an dan Hadits. Kemudian dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam bentuk syar’i, ijma’ yang diakui,ijtihad dan tafsir yang benar dalam bentuk hasil pemikiran yang menyeluruh dan terpadu tentang jagat raya, manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan kemanusiaan dan akhlaq dengan merujuk kepada kedua sumbe asal (al-Qur’an dan Hadits) sebagai dasar atau sumber utama. Dasar yang menjadiacuan pendidikan Islam harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat enghantarkan pada aktivitas yang dicita-citakan. Nilai yang terkandung harus mencerminkan nilai universal yang dapat mengevaluasi kegiatan yang selama ini berjalan. Dalam pendidikan Islam mempunnyai dua segi, yakni dasar ideal dan dasar operasional. Adapun dasar idelnya antara lain: al-Qur’an, Sunah Nabi saw, kata-kata sahabat, kemasayarakatan umat (sosial), nilai-nilai dan adat kebiasaan masyarakat, hasil pemikiran para pemikir

Islam95.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dasar pendidikan Islam adalah al-Qur’adan Hadits, jadi kalau pendidikan itu diibaratkan bangnan maka isi al-Qur’an dan Hadits itu menjadi fundamennya. Al-Qur’an mencakup segala masalah baik yang mengenai peribadatan maupun

93 HOS Tjokroaminto, “Program Asaz dan Program Tandhim”, dalam Amelz, HOS

Tjokroaminoto Hidup dan Perjuangannya, Bulan Bintang, Jakarta 1952, hlm 47. 94 HOS Tjokroaminoto, Tarich Agama Islam – Riwayat dan Pemandangan atas Kehidupan

Nabi Muhammad SAW, Bulan Bintang, Jakarta: 1955, hlm 46 95 Muhaimin dan Abd Mujib, Pemikiran Pendidikann Islam Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar

Operasionalisasinya, (Bandung;Trigenda Karya, 1993, hlm 144-154)

Page 11: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

111 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

kemasyarakatan termasuk pendidikan96. Pendidikan mendapat tunntunan

yang jelas dalam al-Qur’an dan Hadits. Sebagaimana dalam Hadits dikatakan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat dari buaian sampai ke liang lahat. Dari kedua dasar bagi pendidikan Islam. Di samping itu ada nilai yang lain yakni tauhid, kamanusiaan,kesatuan umat Islam,

keseimangan dan rahmatan lil ‘alamin97.

Al-Qur’an adalah sumber kebenaran dalam Islam,yang kebenarannya tidak dapat diragukan lagi.sedangkan al-Hadits adalah perilaku, ajaran-ajaran dan taqrir atau penetepan rassulullah SAW sebagai pelaksanaan hokum yang terkandung dalam al-Qur’an. Dari kedua dasar atau sumber itulh menjadikann manusia selamat di dunia an akhirat, sehingga manusia dalam kehidupannya dapat berprilaku yang baik sehingga bila berkata juga diharapkan punya sifat kejujuan. Sejalan dengan sabda Nabi SAW yang artinya:

“Saya meninggalkan kepadamu sekalian dua barangnberharga, selama saudara berpedoman kepada keduanya maka sauaratidak akan sesat, yaitu

yang pertama al-Qur’an dan yang kedua Sunnnah rasul atau Hadits.” Kedua dasar atau sumber itu al-quran dan al-hadist merupakan dasar

atau sumber bagi semua orang yang beragama Islam, yang mempunyai tujuan sebagai sumber keteguhan, keyakinan agar jalan menuju tujuan dapat tegas terlihat, tidak mudah di samping kan oleh pengaruh pengaruh luar. Apabila semua manusia menjadikan kedua itu sebagai dasar atau sumbernya, maka di ibaratkan manusia sebagai bangunan, maka isi al-quran dan al-hadist lah yang menjadi dasarnya.

Hal itu juga dikatakan oleh Azyumardi Azra bahwa Islam merupakan ajaran yang menyeluruh dan terpadu.Al-quran dan al-hadist mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam urusan urusan keduniaan maupun hal-hal yang menyangkut keakhiratan.Pendidikan adalah bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Islam secara keseluruhan, pendidikan merupakan bagian terpadu dari aspek aspek ajaran Islam.Karena itu dasar atau sumber pendidikan Islam inheren dengan dasar atau sumber ajaran Islam itu sendiri.Jadi dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam harus merupakan dasar atau sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan pada aktivitas yang dicita-citakan. Nilai yang terkandung harus mencerminkan nilai universal yang dapat dikonsumsi kan untuk keseluruhan aspek kehidupan manusia, serta merupakan standar nilai yang

dapat mengevaluasi kegiatan yang selama ini berjalan98 . Secara singkat dapat

dikatakan bahwa dasar atau sumber pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

96 Mansyur, Diskursus Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001), hlm 63. 97 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 1993, hlm 56-

59.

98 Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1998), hlm. 79

Page 12: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

112

Pertama, Al-Qur’an yakni kalam Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW menjadi dasar atau sumber pendidikan Islam pertama dan utama. Dengan demikian segala kegiatan dan proses pendidikan Islam haruslah senantiasa berorientasi kepada prinsip dan nilai-nilai Al-Qur’an. Oleh karena itu Dasar atau sumber-sumber lain selalu dikembalikan kepada sumber Asal itu, kalau sesuai maka diterima kalau tidak ditolak. Jadi Al-Qur’an dijadikan dasar pendidikan Islam karena didalamnya terdapat beberapa keistimewaan antara lain: a) menghormati akal manusia, b) penggunaan cerita-cerita kisah-kisah untuk tujuan pendidikan, c) tidak menentang fitrah, d) bimbingan ilmiah, e) memelihara keperluan-keperluan sosial.

Kedua, sunnah nabi atau al-hadis, yakni segala yang dinukilkan dari Rasul saw baik berupa perkataan perbuatan maupun taqrir atau penetapan Rasul, pengajaran sifat kelakuan perjalanan hidup baik sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya. Barangkali ini pulalah yang menyebabkan ahli-ahli pendidikan Islam menganggap Sirah sejarah Rasulullah SAW merupakan hal yang paling penting untuk mengadakan pendidikan dalam rangka membentuk watak generasi muslim. Konsep dasar pendidikan yang dicetuskan dan dicontohkan Rasulullah SAW kepada umatnya memiliki corak sebagai berikut: a) disampaikan sebagai rahmatan lil alamin yang ruang lingkupnya tidak hanya sebatas manusia tetapi juga pada makhluk biotik dan abiotik. b) disampaikan secara universal. c) apa yang disampaikan merupakan kebenaran yang mutlak. d) kehadiran rasul sebagai evaluator yang mampu mengawasi dan terus bertanggung jawab atas aktivitas pendidikan. e) perilaku Rasul tercermin sebagai Uswatun Hasanah. f) masalah teknis praktis dalam pelaksanaan pendidikan Islam diserahkan

penuh pada umatnya99 .

Ketiga, kata-kata sahabat para sahabat yang bergaul dekat dengan Rasul banyak mengetahui sunnah yang menjadi sumber kedua pendidikan Islam. Merekalah yang menyaksikan muncul dan berkembangnya agama Islam dari zaman zaman awal.Merekalah yang turut mengalami pahit getirnya masa-masa perjuangan di zaman awal kebangkitan Rasul.Sudah barang tentu dengan demikian kata-kata dan perbuatan sahabat dapat dimasukkan sebagai dasar atau sumber pendidikan Islam.

Keempat, kemaslahatan masyarakat, mashalihul Mursalah.Yang dimaksud mashalihul Mursalah adalah menetapkan peraturan atau ketentuan undang-undang yang tidak disebutkan dalam al-qur'an dan al-hadits atas pertimbangan penarikan kebaikan dan penolakan kerusakan

dalam kehidupan masyarakat100 .Dapat dikatakan bahwa Mashalihul

Mursalah adalah yang dapat membawa manfaat dan menjauhkan mudhorot, yang tidak mempunyai batas ruang dan waktu, yang berkembang dan

99 Mansur, Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm

81 100 Ibid, hlm 81

Page 13: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

113 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

berubah dengan perubahan zaman dan berbeda menurut tempat tetapi haruslah yang membawa kemaslahatan masyarakat.Mashalihul Mursalah dapat juga diartikan menjaga manusia dari lima perkara yaitu menjaga agamanya, dirinya, akalnya, keturunannya dan harta bendanya. Hal itu memang sangat erat kaitanya dengan pendidikan terutama berkenaan dengan nilai-nilai. Jadi seluruh karya setiap muslim berorientasi pada terwujudnya rahmat bagi seluruh alam atau dengan perkataan lain diabdikan guna pembangunan masyarakat dan bangsa nya. Oleh karena itu ilmu apapun yang dikembangkan tidak dibenarkan terlepas dari nilai Ilahi.Dalam hal ini nilai rahmatan lil alamin merupakan nilai yang dapat mengendalikan ilmu pengetahuan sehingga senantiasa mendatangkan manfaat bagi kehidupan umat manusia dan kelestarian alam lingkungan.

Kelima, nilai-nilai adat istiadat dan kebiasaan sosial urf. Hal ini terkait dengan pandangan bahwa pendidikan adalah usaha pemeliharaan pengembangan dan pewarisan nilai-nilai budaya masyarakat yang positif.Jadi tidak semua nilai tradisi masyarakat dapat dijadikan dasar pendidikan Islam. Nilai itu dapat diterima setelah melalui seleksi terlebih dahulu misalnya: a) tidak bertentangan dengan ketentuan Nash baik Al-quran maupun Al Hadist. b) tradisi yang berlaku tidak bertentangan dengan akal sehat dan tabiat yang sejahtera, serta tidak mengakibatkan kedurhakaan kerusakan dan kemudharatan.

Keenam, hasil pemikir-pemikir Islam dalam hal ini pemikiran para filosof pemikir pemimpin dan intelektual muslim khususnya dalam bidang pendidikan dapat menjadi dasar atau referensi atau sumber pengembangan pendidikan Islam. Hasil pemikiran itu baik dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan fikih sosial budaya pendidikan dan sebagainya menyatu sehingga membentuk suatu pemikiran dan konsepsi komprehensif yang saling menunjang khususnya bagi pendidikan Islam.

Alquran adalah dasar atau sumber kebenaran dalam Islam, kebenarannya tidak dapat diragukan lagi.Demikian juga Al Hadits adalah perilaku ajaran-ajaran dan terkena perkenan-perkenan Rasulullah SAW sebagai pelaksanaan hukum-hukum yang terkandung dalam Al Quran.Dari kedua Dasar atau sumber itulah menjadikan manusia selamat di dunia dan akhirat, sehingga manusia dalam kehidupannya dapat berperilaku yang baik dan bila berkata juga diharapkan punya sifat kejujuran. Sejalan apa yang ada dalam sabda Nabi SAW yang artinya

Saya meninggalkan kepadamu sekalian dua barang yang berharga selama saudara-saudara berpedoman kepadaNya saudara-saudara tidak

akan sesat yaitu pertama kitab Al Quran dan yang kedua Sunnah Rasul101.

Kedua hal itu al-quran dan al-hadist merupakan sumber bagi semua orang Islam, sebagai sumber keteguhan keyakinan agar jalan menuju tujuan dapat tegas terlihat tidak mudah di samping kan oleh pengaruh pengaruh

101 Abdurrahman Sujadi, Muslim National Onderwijs, (Banjarnegara: YPI Cokroaminoto,

2002), hlm. 166

Page 14: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

114

luar. Apabila semua manusia menjadikan kedua itu sebagai sumbernya dibaratkan manusia sebagai bangunan maka isi al-quran dan al-hadist lah yang menjadi fundamennya.

3. Tujuan Pendidikan Islam Cokroaminoto

Tujuan pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan oleh Cokroaminoto adalah untuk menjadikan atau membentuk anak didik agar menjadi muslim yang sejati dan sekaligus menjadi seseorang yang bersifat nasionalis yang berjiwa besar dan penuh percaya kepada diri sendiri. Sebagai seorang muslim yang sejati dan sekaligus nationalist nggak punya mempunyai keseimbangan baik Ilmu modern duniawi maupun ilmu agama. Maka disamping mempunyai otak yang cerdas juga mempunyai budi pekerti yang utama hidup yang sederhana mempunyai keberanian dan kemandirian

serta mempunyai rasa cinta tanah air102 .

Terbentuknya kepribadian utama berdasarkan nilai-nilai dan ukuran Islam adalah salah satu tujuan pendidikan Islam, tetapi seperti pendidikan lainnya tentunya pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan-tujuan yang lebih bersifat operasional sehingga dapat dirumuskan tahap-tahap proses pendidikan Islam mencapai tujuan yang lebih jauh. Tujuan pendidikan Islam dimaksudkan adalah tujuan pertama-tama yang hendak dicapai dalam proses pendidikan itu. Adapun tujuan itu merupakan tujuan antara dalam mencapai tujuan akhir yang lebih jauh. Tujuan antara itu menyangkut perubahan yang diinginkan dalam proses pendidikan Islam, baik berkenaan dengan pribadi anak didik masyarakat maupun lingkungan tempat hidupnya. Tujuan antara itu perlu jelas sehingga pendidikan Islam dapat diukur keberhasilannya tahap demi tahap.

Menurut Omar Muhammad Al Tommy Al Syaibani bahwa tujuan antara dalam pendidikan Islam itu mencapai 3 tujuan yakni tujuan individual tujuan sosial dan tujuan profesional. Namun tujuan akhir pendidikan Islam tidak lepas dari tujuan hidup seorang muslim. Pendidikan Islam itu sendiri hanyalah suatu sarana untuk mencapai tujuan hidup muslim, bukanlah tujuan akhir. Tujuan hidup muslim sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT yang artinya:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu (QS Al-zariyat: 56)

Pendidikan Islam adalah bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam secara keseluruhan. Karena itu tujuan akhirnya harus selaras dengan tujuan hidup dalam Islam. Tujuan hidup muslim sebagaimana dijelaskan ayat al-quran di atas, juga menjadi tujuan akhir pendidikan Islam yakni untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Tuhan yang selalu bertakwa dan mengabdi kepadaNya. Sebagai hamba Allah yang bertakwa maka segala sesuatu yang

102 Ibid, hlm 167

Page 15: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

115 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

diperoleh dalam proses pendidikan islam itu tidak lain termasuk dalam bagian perwujudan pengabdian kepada Allah SWT.

Dalam rumusan yang paling umum dikatakan bahwa tujuan pendidikan haruslah sama dengan tujuan kehidupan itu sendiri dan karenanya tujuan pendidikan adalah sama dengan tujuan hidup seorang muslim. Namun hidup terdiri atas berbagai tingkatan Di mana orang mencoba menggapai tujuan-tujuan tertentu. Begitu pulalah halnya dengan pendidikan orang mendalami bidang kajian yang saling berbeda dan bahkan ketika menekuni bidang kajian yang sama dan orang bisa saja melakukannya dengan tujuan berbeda. Jadi tujuan pendidikan Islam adalah sejalan dengan tujuan misi Islam itu sendiri yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlakul karimah. Tujuan tersebut sama dan sebangun dengan target yang terkandung dalam tugas kenabian yang diemban oleh Rasul SAW yang terungkap dalam pernyataan beliau, innama buistu liutammima makarimal akhlak, yang artinya bahwa sesungguhnya aku diutus adalah untuk membimbing manusia mencapai Akhlak Yang Mulia. Allah karena itu sistem pendidikan Islam dirancang agar dapat merangkum tujuan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang pada hakekatnya tunduk pada hakikatnya penciptaannya. Pertama tujuan pendidikan Islam itu bersifat Fitrah yaitu membimbing perkembangan manusia sejalan dengan fitrah kejadiannya, ketua tujuan pendidikan Islam merentang dua dimensi yaitu tujuan akhir bagi keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Ketika tujuan pendidikan Islam mengandung nilai-nilai universal yang tak terbatas oleh ruang lingkup geografis dan paham-paham isme tertentu.

Senada dengan itu Hasan Langgulung merumuskan tujuan pendidikan Islam dalam suatu istilah untuk mencari Fadilah, sehingga kurikulum pendidikan Islam ndak nya berintikan Akhlak Yang Mulia dan mendidik jiwa. Adapun yang dimaksud dengan akhlak dan Fadilah adalah jika manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni kedudukan mulia yang diberikan oleh Allah SWT melebihi makhluk yang lain, iya diangkat menjadi khalifah. Jadi tujuan pendidikan Islam pada dasarnya adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, Oleh karena itu tugas pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia. Oleh karenanya diskursus pendidikan Islam harus melibatkan perbincangan tentang sifat-sifat asal manusia dalam pandangan Islam. Manusia menduduki posisi khalifah dan akan mampu mempertahankan kehalifahan nya jika ia dibekali dengan potensi-potensi yang membolehkannya berbuat demikian. Adapun potensi yang dimiliki oleh manusia adalah fitrah ruh kemauan dan akal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk pribadi khalifah bagi peserta didik yang memiliki fitrah ruh kemauan dan akal sehingga pendidikan bertugas untuk mengembangkan ke empat aspek tersebut agar ia eksis dalam kekhalifahan nya itu sebagai wujud pengabdian terhadap Tuhan. Adapun tujuan pendidikan Islam sebagaimana hasil dari konferensi dunia tentang pendidikan Islam tahun 1977 dirumuskan sebagai berikut:

Page 16: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

116

“Education should aim at the balanced growth of the total personality on man trhought the training of man’s spirit, intellect, the rational self, feelings and bodily senses. Education should therefore cater for the growth of man in all its aspects: spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientivic, linguistic, both individually and collectively and motivate all these aspects towards goodness and the attainment of perfection. The ultimate aim of muslim education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of the individual, the community and

humanity at lagre.103”

Jadi dalam Konferensi yang diadakan di Mekkah tahun 1977 itu disepakati bahwa pendidikan Islam seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui latihan semangat internasional diri perasaan dan kepekaan rasa tubuh karena itu pendidikan seharusnya memberikan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya secara spiritual intelektual imajinatif physical ilmiah linguistik baik secara individu maupun secara kolektif di samping memotivasi semua aspek tersebut ke arah kebaikan dan

kesempurnaan 104. Dalam rumusan itu dapat dilihat bahwa pemikiran

tentang pendidikan Islam sebagai yang dihasilkan oleh konferensi menunjukkan langkah maju. Paling tidak dapat dilihat dari ke dari munculnya kesadaran para tokoh pendidik dan ahli Didik muslim yang merancang konsep pendidikan Islam yang sama sekali baru. Kesadaran itu turut membangkitkan dunia islam agar mampu menyajikan konsep pendidikan yang murni Islam.

Dari beberapa rumusan tujuan pendidikan Islam tersebut pada hakikatnya pendidikan itu meliputi beberapa aspek. Pertama tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya berupa ibadah Abdullah dan tugas sebagai wakil Allah di muka bumi khalifatullah fil ardh. Kedua memperhatikan sifat sifat dasar manusia yaitu konsep tentang manusia bahwa ia diciptakan sebagai khalifah Allah dimuka bumi, serta untuk beribadah kepadanya. Penciptaan itu dibekali dengan berbagai macam Fitrah yang berkecenderungan padahal Hanif rindu akan kebenaran dari Tuhan berupa agama Islam sebatas kemampuan dan kapasitas ukuran yang ada. Ketika tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya, dalam mengantisipasi perkembangan dan tuntutan dunia modern. Ke empat dimensi dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan

103 Mansur, Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm

87 104 Ibid, hlm 88

Page 17: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

117 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

kesejahteraan hidup manusia di dunia, untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang lebih membahagiakan sehingga manusia dituntut agar tidak Terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang dimiliki. Namun demikian kemelaratan dan kemiskinan dunia harus diberantas sebab kemelaratan dunia bisa menjadikan ancaman yang menjerumuskan manusia pada kekufuran. Apabila beberapa rumusan itu dikaitkan dengan ayat Al-Qur’an maupun Al hadis sebagai tujuan pendidikan Islam adalah menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada Allah SWT menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada Allah SWT Membina dan memupuk Akhlak Yang Mulia menciptakan pemimpin-pemimpin bangsa yang selalu Amar ma'ruf nahi mungkar menumbuhkan kesadaran ilmiah melalui kegiatan penelitian baik terhadap kehidupan manusia alam maupun kehidupan makhluk alam semesta .

Dengan demikian Islam justru menganjurkan agar manusia mengubah dirinya kalau ia menginginkan Allah mengubah nasibnya. Tentu saja perubahan yang diinginkan ialah perubahan menuju yang lebih baik. Karena itulah usaha pendidikan dalam rangka mengubah dan mengembangkan manusia ke arah kesempurnaan keberadaannya dibimbing dan diarahkan sesuai dengan konsepsi Tuhan yang memiliki kebenaran dan kebaikan mutlak dan sesuai dengan fitrah manusia.

Islam memang adaptif terhadap perubahan zaman dan segala tantangannya tanpa mengorbankan nilai-nilai asasinya tergantung kemampuan kita untuk menginterpretasikan, memilih dan menetapkan kebijaksanaan yang paling tepat sesuai dengan situasi dan kondisi, tetapi tetap berpijak pada nilai-nilai dasar Islami. Dengan kata lain apa pun yang ingin dicapai tujuan pendidikan harus tetap mengacu pada tujuan tertinggi atau terakhir dan senantiasa dijiwai dengan akhlak yang mulia karena pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan Islam.

Tujuan itu sejalan dengan tujuan pendidikan dalam suatu negara yakni realisasi kebijaksanaan negara yang bersangkutan untuk meningkatkan masyarakat sebagai keseluruhan ke Taraf kesejahteraan yang dicita-citakan. Rumusan tujuan itu dapat dicapai dengan melalui Tiga Ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari aspek kognitif, yakni pengetahuan dan pemahaman semua peserta didik terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam, untuk selanjutnya menuju ke aspek afektif, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai-nilai agama ke dalam diri semua peserta didik, dalam artian menghayati dan meyakini nya, tahapan ini sangat erat dengan aspek kognitif, dalam artian bahwa Penghayatan dan keyakinan menjadi kokoh apabila dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran dan nilai-nilai agama Islam. Dengan demikian diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri semua peserta didik dan tergerak untuk mengamalkan dan mentaati ajaran agama Islam terhadap aspek psikomotorik yang telah diinternalisasikan

Page 18: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

118

dirinya dalam kehidupannya, sehingga akan terwujud lah apa yang telah dicita-citakan dalam pendidikan Islam. Dengan demikian maka akan menyadarkan manusia untuk terbentuknya manusia yang beriman bertaqwa cerdas dan berakhlak mulia.

4. Pendidikan Islam Cokroaminoto Dalam Konteks Pendidikan Nasional

Dalam konteks Pendidikan Nasional pendidikan Islam Sarekat Islam Cokroaminoto memberikan pengaruh dan andil pada masa sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan sampai sekarang.

Pada masa sebelum kemerdekaan, Peran yang dapat dilihat berdasarkan sejarah adalah bagaimana usaha dari Sarekat Islam Cokroaminoto menggunakan pendidikan itu untuk menyadarkan bangsa Indonesia akan arti pentingnya kemerdekaan. Hal ini dapat terlihat pada tujuan pendidikan berdasarkan Muslim National Onderwijs, yaitu: a. Menanam benih kemerdekaan dan demokratis b. Menanam benih keberanian yang luhur keikhlasan hati Kesetiaan dan

cinta kepada kebenaran. c. Menanam benih free kebatinan yang halus keutamaan Budi dan kebaikan

Perangai.

d. Menanam benih kehidupan yang sholeh dan sederhana105 .

Sasarannya adalah akan mendapatkan Pemuda Putra muslimin dan Pemudi Putri muslimat yang berada, setuju dengan zaman baru modern, tetapi tetap menjadi muslimin dan muslimat sejati, mengandung ruh Islam yang sungguh sungguh, cakap bekerja sebagai mubaligh Islam di luar dan di dalam kalangan sendiri.

Keadaan pada masa pra kemerdekaan memang hanya berkisar pada masalah Bagaimana menyadarkan bangsa Indonesia akan haknya dan menjadi muslim yang tidak terkontaminasi pengaruh barat akibat gencarnya

kristenisasi yang dibawa oleh penjajah106.

Implementasi dari hal tersebut, dalam catatan sejarah sangat dipengaruhi oleh situasi pada saat itu, karena tekanan pemerintah terhadap gerakan rakyat sangat kuat.Walaupun demikian Sarekat Islam Cokroaminoto pada waktu itu telah mampu memancing keinginan dari bangsa Indonesia terhadap kesadarannya untuk menjadi bangsa yang merdeka.

Sekolah formal yang didirikan oleh organisasi Sarekat Islam diantaranya adalah sekolah Sarekat rakyat yang didirikan oleh Sarekat Islam Semarang dibawah pimpinan Tan Malaka, tujuannya adalah: a. Memberi bekal yang cukup agar anak-anak dididik dapat mencari

penghidupannya dalam dunia kapitalis. b. Memberikan hak kepada murid-murid untuk bersuka ria c. Menunjukkan kewajibannya terhadap berjuta-juta kaum kromo.

105 Amelz, HOS Tjokroaminoto Hidup dan Perjuangannya,(Jakarta: Bulan Bintang) hlm. 174 106 Abdurrahman Sujadi, Muslim National Onderwijs, hlm 5

Page 19: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

119 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

Tujuan utama adalah membangun Hati Merdeka, pelajaran yang

diberikan adalah berhitung menulis membaca sejarah ilmu bumi bahasa Jawa

bahasa Melayu bahasa Belanda dan sebagainya107 .

Setelah masa kemerdekaan ada perubahan konteks pendidikan Sarekat

Islam Cokroaminoto yang semula bersifat non kooperatif menjadi

kooperatif.Hal ini sangat wajar karena cita-cita kemerdekaan Yang

disuarakan Pada masa ini menunjukkan sikap fleksibilitas dari Sarekat Islam

Cokroaminoto dalam menyesuaikan dengan perubahan. Dari sisi filosofis,

dasar dan tujuan pendidikan Islam Sarekat Islam Cokroaminoto

menyesuaikan dengan falsafah dan dasar pendidikan nasional meskipun

tetap mengutamakan muslim National onderwijs, dan pada implementasinya

tidak membedakan suku dan agama, walaupun yang diutamakan tetap

nasional muslim.

Implementasi dari pendidikan Syarikat Islam Cokroaminoto setelah

kemerdekaan berdasarkan Catatan sejarah adalah dengan didirikannya

Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto pada tahun 1955, yang mengelola

pendidikan mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi dan berdirinya

Universitas Cokroaminoto di Surakarta pada tanggal 28 Oktober 1955, yang

peresmiannya dilakukan oleh Presiden Soekarno.

Dalam perjalanannya perguruan tinggi ini pada tanggal 11 Maret 1976

bergabung dengan perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Sebelas Maret

UNS.

Peran yang tidak Terlupakan adalah ketika Harsono Tjokroaminoto di

tahun 1956 yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil perdana menteri dan

sebagai Menteri Pendidikan sebelum diserahkan kepada Mr Mohammad

Yamin. Dimasa Harsono inilah beliau menyempurnakan susunan dari

undang-undang pendidikan tahun 1954 menjadi sebuah undang-undang

pendidikan yang bersifat nasional.

Sekarang pendidikan Syarikat Islam Cokroaminoto sudah

menyesuaikan dengan UU nomor 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan

nasional dan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan

dengan demikian pelaksanaan pendidikan Syarikat Islam Cokroaminoto

sejalan dengan sistem pendidikan nasional, hanya dalam bidang agama Islam

diadakan pengembangan.

Sebagaimana disebutkan dalam prinsip-prinsip yang dikembangkan

dalam pemikiran tersebut, arahnya adalah untuk menjaga kemurnian tauhid,

menata pergaulan melalui siasah, serta memajukan pengetahuan dengan

mencari ilmu setinggi mungkin melalui pendidikan.

107 Basuki, Dinamika Pendidikan Islam Syarekat Islam di Jawa Tengah, (Desertasi Pascasarjana

UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm 76

Page 20: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

120

5. Sistem Kelembagaan Pendidikan Islam Cokroaminoto

Pembahasan tentang sistem kelembagaan pendidikan Islam Cokroaminoto dibahas dalam dua bagian, yaitu sistem kelembagaan pada masa pra kemerdekaan dan masa setelah kemerdekaan. a) Masa pra kemerdekaan

Walaupun organisasi ini bukan organisasi yang fokus kegiatannya pada masalah pendidikan, namun pada masa pra kemerdekaan sudah muncul beberapa lembaga pendidikan Islam yang disponsori oleh tokoh-tokoh Sarekat Islam pada waktu itu.

Dalam muslim National onderwijs yang dijadikan pedoman pelaksanaan pendidikan Islam Cokroaminoto di Jelaskan tentang sistem serta jenjang yang dilaksanakan dalam pendidikan dan pengajaran lembaga pendidikan Islam Cokroaminoto. Sistem pendidikan yang digariskan adalah bahwa dalam pendidikan dan pengajaran harus ada keseimbangan antara pendidikan agama dan pendidikan umum, sehingga ada upaya untuk menjadikan muslim sejati yang nasionalis.

Apabila dirumuskan dengan sistem pendidikan Islam Cokroaminoto yang berdasarkan muslim National onderwijs, program azas dan tandzim nya ada dua jenis pendidikan yaitu: a. Pendidikan non formal b. Pendidikan formal

Pendidikan non-formal dilakukan mulai dari keluarga sebagai awal penanaman iman dan taqwa kepada Allah SWT hingga dilakukan juga oleh lembaga lembaga dakwah Sarekat Islam yang ada kaitanya dengan kalangan pelajar Pemuda dan wanita sebagai sarana memperkenalkan organisasi.

Kelembagaan pada pendidikan formal yang harus ditempuh oleh peserta didik menurut muslim nasional onderwijs adalah: a. Lagger onderwijs (untuk tingkat awal) b. Middlebaar onderwijs (untuk tingkat menengah) c. Haager onderwijs (untuk tingkat perguruan tinggi)

Konsep tersebut dirinci pada kurikulum yang harus diberikan pada tingkatan tingkatan tersebut seperti: a. Pada tingkatan lager onderwijs lama belajar adalah 5-7 tahun dan

diakhiri pada usia anak 12 13 tahun. Kurikulumnya selain tentang wanita pelajar dan umum di Berikan pula pelajaran agama Islam, Alquran baik baca dan mahirnya, cara-cara sholat dan doa-doanya serta bahasa Arab.

b. Pada tingkatan kedua middlebaar onderwijs lama belajar adalah 4-5 tahun pada tingkatan ini diajarkan mata pelajaran umum dan agama yang ditekankan pada al-qur'an dan Hadist dengan bahasa Arab nahwu shorof fiqih tarikh Islam Tafsir al-quran dan syair Arab seperti aqoid.

Page 21: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

121 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

c. Pada tingkatan ketiga hager onderwijs pelaksanaannya sampai usia 20-21 tahun disampaikan pengetahuan umum disampaikan pengetahuan umum diajarkan pengetahuan agama yang menyangkut pengajaran Ilmu Tafsir hadits fiqih aqoid ilmu kalam dan Tarikh Islam.

Dengan sistem di atas diharapkan anak-anak yang dididik oleh pendidikan Islam Tjokroaminoto akan mempunyai keseimbangan antara pengetahuan duniawi dan ukhrawi sehingga mampu menjadi mubaligh atau guru agama sesuai tingkatan kecenderungan mereka.

Tercatat dalam sejarah pendidikan non-formal yang pernah ada dan dilaksanakan oleh tokoh-tokoh Sarekat Islam adalah: a. Lembaga pendidikan suffah, yang didirikan oleh Kartosuwiryo.

Lembaga ini merupakan pendidikan Islam dengan menggunakan prinsip jihad Syarikat Islam yang menanamkan kewajiban untuk memerangi kaum kafir.

b. Pondok pondok pesantren model Salafi yang hanya mengajarkan agama Islam

c. Gerakan dakwah untuk penanaman Islam dan perjuangan melawan penjajah.

2) Masa setelah kemerdekaan Setelah masa kemerdekaan segala hal yang berkaitan dengan

masalah pendidikan disesuaikan dengan pandangan dan falsafah negara yaitu Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideal sedangkan landasan struktural dan operasional adalah UU sistem pendidikan nasional dan standar nasional pendidikan.

Berdasarkan program kerja tahun 1980 1981 serta ADART Syarikat Islam dan program kerja tahun 1999 2004 disebutkan ada dua sistem kelembagaan pendidikan Islam Sarekat Islam Cokroaminoto yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal pelaksanaannya mengacu pada sistem pendidikan nasional yang berlaku di Indonesia, begitu pula dalam melaksanakan pendidikan non-formal bersifat fleksibel disesuaikan dengan kemampuan organisasi .Pelaksanaan sistem kelembagaan formal adalah melalui dua jenis kelembagaan pendidikan yaitu pendidikan umum dan keagamaan.

Bentuk dan sistem kelembagaan pendidikan yang ada pada saat ini adalah sama dengan bentuk dan sistem kelembagaan pendidikan di Indonesia, dengan jenis pendidikan mulai dari TK sampai dengan perguruan tinggi, baik yang bersifat umum maupun keagamaan dengan rincian sebagai berikut: 1. Lembaga pendidikan umum yang terdiri atas:

a. Taman kanak-kanak Cokroaminoto b. SD Cokroaminoto c. SMP Cokroaminoto d. SMK Cokroaminoto

Page 22: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

122

e. Universitas Cokroaminoto 2. Lembaga pendidikan keagamaan yang terdiri atas:

a. Darul Athfal Cokroaminoto b. MI Cokroaminoto c. Madrasah Diniyyah Cokroaminoto d. MTs Cokroaminoto e. MA Cokroaminoto f. Perguruan tinggi agama Islam

Untuk pendidikan non formal, organisasi yang menyelenggarakan dalam bentuk bentuk: a. Pondok pesantren model Salafiyah seperti yang terdapat di

Majalengka dan Banjarnegara b. Kursus kursus keterampilan seperti yang terdapat di Banjarnegara c. Pendidikan kaderisasi dan dakwah melalui pelajar Pemuda wanita

dan masyarakat. Pembinaan lembaga pendidikan formal Cokroaminoto adalah

dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam YPI Cokroaminoto, yang berkantor Pusat di Kota Surakarta. Untuk memudahkan alur koordinasi di setiap daerah tingkat 2 didirikan cabang-cabang YPI Cokroaminoto, yang bertugas membina sekolah-sekolah Cokroaminoto di semua tingkatan mulai dari TK DA sampai dengan perguruan tinggi.

Pembahasan tentang system kelembagaan pendidikan Islam Cokroaminoto dibahas dalam dua bagian, yaitu sistem kelembagaan

pada masa prakemerdekaan dan masa setelah kemerdekaan108.

Penelitian Terkait

Studi tentang pendidikan Sarekat Islam Cokroaminoto belum begitu banyak dilakukan. Di antara peneliti yang pernah melakukan studi tentang pendidikan Sarekat Islam Cokroaminoto adalah Amrullah Ahmad yaitu tentang identifikasi problem Serikat Islam sebagai organisasi dakwah. Pembahasannya hanya pada konsep teoritis tidak menyentuh sejarah, perkembangan pemikiran, dan perkembangan lembaga-lembaga pendidikan Syarikat Islam Cokroaminoto sampai saat ini. Penelitiannya ini disampaikan dalam pelatihan nasional sistem dan manajemen dakwah se-jawa pada

tanggal 14-18 Oktober 1997 di Banjarnegara Jawa Tengah109 .

Penelitian yang lain dilakukan oleh Rahma Rina yang membahas tentang pendekatan dakwah Sarekat Islam cabang Banjarnegara periode 1992 1997. Masalah tentang pemikiran pendidikan Islam Cokroaminoto dan sistem yang dikehendaki Cokroaminoto tidak dibahas sama sekali penelitian ini sebagai

108 Uraian tentang sistem ini ada pada isi lengkap dari pemikiran Tjokroaminoto tentang

pendidikan yang berjudul Moslem National Onderwijs, yang terdapat pada bab II, hlm 47-50. 109 Amrullah Ahmad, Identifikasi Problem Syarikat Islam Sebagai Organisasi Dakwah, (Makalah

yang disapaikan dalam Pelatihan Nasional Sistem dan Manajemen Dakwah Se-Jawa pada tanggal 14-18 Oktober 1997)

Page 23: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

123 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

bahan penyusunan skripsi yang hasilnya ialah membahas tentang pendekatan dan metode yang digunakan dalam pembangunan Syarikat Islam

di Banjarnegara serta usaha-usaha Sarekat Islam dalam berbagai bidang110 .

Gani MA, dalam tulisannya yang berjudul cerita dasar dan pola perjuangan Sarekat Islam, menjelaskan secara panjang lebar tentang dasar asas tujuan dari organisasi serta gerak dan langkah perjuangannya. Masalah pendidikan hanya dibahas tentang konsep Cokroaminoto yang berjudul Muslim Nasional Onderwijs yang dijadikan landasan pendidikan Syarikat Islam. Pembahasan mengenai kelembagaan maupun sistem pendidikan tidak dibahas di dalamnya.

Harsono Tjokroaminoto anak nomor tiga dari HOS Tjokroaminoto menulis buku yang berjudul mengikuti jejak Ayahku berkisah tentang biografi Tjokroaminoto serta dirinya, dan perkembangan SI sejak masa berdiri sampai masa fusi partai tahun 1975. Pembahasan buku tersebut banyak pada kegiatan organisasi dalam bidang politik tidak menyentuh kawasan pendidikan.

Dari beberapa studi atau penelitian dan tulisan di atas masih sangat kurang penelitian yang membahas tentang pendidikan Islam Syarikat Islam Cokroaminoto, bahkan belum ada yang membahas secara mendalam terhadap aktualisasi pemikiran pendidikan Islam Cokroaminoto khususnya di Banjarnegara yang merupakan objek penelitian penulis.

Data primer dalam penulisan tesis Ini adalah buku tafsir program asas dan program tanding partai Sarekat Islam Indonesia, karya HOS Cokroaminoto yang beliau tulis pada tahun 1917 dan buku karyanya juga yang berjudul Islam dan sosialisme yang beliau tulis pada tahun 1924, serta artikel beliau yang berjudul Muslim National Onderwijs yang ditulis pada tahun 1925.

Dalam buku program asas dan program tanding partai Sarekat Islam Indonesia antara lain berisi tentang konsep pendidikan Islam. HOS Tjokroaminoto berkata bahwa partai Sarekat Islam Indonesia melawan segala adat dan cara pendidikan yang sifat dan nafsunya merendahkan derajat kemanusiaan. Dalam buku tersebut dijelaskan pula bahwa derajat manusia itu adalah sama, hanya taqwa dan keimanan lah yang membedakan manusia dihadapan Tuhan. Beliau juga berkata partai Syarikat Islam Indonesia dengan sekuat kuat tenaganya mendirikan sekolah-sekolahnya sendiri yang cukup luas pengajarannya.

Disamping data primer tersebut penulis juga menggunakan buku-buku lain karya para ilmuwan yang membicarakan tentang Sarekat Islam atau HOS Cokroaminoto, dijadikan sebagai buku penunjang (sekunder) antara lain buku Cita Dasar Dan Pola Perjuangan Sarekat Islam karya dari MA Gani. Di dalam buku tersebut beliau menggambarkan bagaimana Serikat Islam pada

110 Rahmarina, Pendekatan Dakwah Sarekat Islam Cabang Banjarnegara Periode 1992 1997,

Skripsi, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1998)

Page 24: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

124

dasarnya berusaha keras untuk menjaga keseimbangan dalam mempertahankan dan memperjuangkan ketika cita-cita dasarnya di tengah-tengah perubahan sosial keagamaan dan politik masyarakat Indonesia yang demikian cepat sejak tahun 1920 sampai sekarang. Di sana dikatakan bahwa ide Tjokroaminoto tentang pendidikan tidak banyak diketahui orang atau

kalau ada jumlahnya pun terbatas111 . Kemudian buku yang lain adalah HOS

Tjokroaminoto Hidup dan Perjuangannya karya Amelz. Dan buku Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942, karya Deliar Noer serta buku-buku lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Hasil pengamatan penulis belum ada buku yang secara khusus membahas ide HOS Tjokroaminoto tentang pendidikan, oleh karenanya pula penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut melalui tesis ini

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif karena

penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh jawaban yang terkait dengan pendapat,tanggapan atau persepsi seseorang sehingga pembahasannya harus secara kualitatif atau menggunakan uraian kata-kata. “Penelitian deskriptif mencoba mencari deskripsi yang tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia”.

Penelitian kualitatif deskriptif mengenal berbagai bentuk yang dapat dikategorikanseperti survei, studi kasus, kajian, kausal-komparatif, kajian korelasi, dan sebagainya 2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis. Yaitu dengan meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai cacatan atau rekaman, seoerti peninggalan-peninggalan sejarah dan

kesaksian sengaja berupa catatan dan dokumen-dokumen112.

3. Sumber Data Data merupakan sumber informasi yang didapatkan oleh penulis

melalui penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh nantinya akan diolah sehingga menjadi informasi baru yang dapat dimanfaatkan oleh pembacanya. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui dua sumber yaitu data primer dan datasekunder. 4. Teknik pengumpulan data

a. Observasi

111 MA. Gani, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984),

hlm. 253 112 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009), hlm. 63

Page 25: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

125 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

Observasi diperlukan untuk mengetahui sesuatu yang sedang terjadi atau yang telah terjadi merasa perlu untuk melihat sendiri, mendengarkan sendiri, atau merasakan sendiri. Baik deskripsi maupun nondeskripsi, dan juga untuk melihat peristiwa aktual yang dipandang sebagai suatu proses. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi terlibat.

Tujuannya adalah untuk memperoleh dan mengetahui data tentang keadaan organisasi, manajemen, sarana, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam observasi, keakuratan pengamatan sangat penting karena dari pengamatan ini memungkinkan pembentukan pengetahuan yang dapat diketahui

bersama baik dari pihak peneliti maupun obyek 113.

b. Interview/Wawancara Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang

dilaksanakan dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara pewawancara dengan

yang diwawancarai sebagai sumber data114.

Dalam penelitian ini, interview digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara bertanya secara langsung kepada

responden guna mendapatkan informasi.115

Tujuannya adalah untuk cross check data dari hasil observasi serta untuk mendapatkan informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah penelitian. Interview ini akan dilakukan dengan mengambil sampel gabungan antara purposive sampling dan snowball sampling yaitu kepada: Ketua/pengurus Syarikat Islam, Ketua/pengurus YPI Cokroaminoto, tokoh-tokoh masyarakat, terutama tokoh Syarikat Islam.

c. Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini diperlukan untuk

pengumpulan data dan hal-hal lain melalui dokumen-dokumen yang

ada116 . Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:

1) Dokumen pribadi, yaitu catatan dari para tokoh-tokoh Syarikat Islam di daerah penelitian yang menyangkut masalah dan fokus penelitian.

2) Dokumen resmi, dari organisasi Syarikat Islam dan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Cokroaminoto di daerah penelitian.

113 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),

hlm 130 114 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan. Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta: Kencana,2013),

hlm. 263 115 Masri Sigarimbun dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1981),

hlm. 192 116 Ibid, hlm 145

Page 26: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

126

5. Teknik Analisis Data Analisis data adalah upaya yang dilakuakan dengan menganalisis data,

memilah data menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan data, menemukan yang penting dan apa yang dapat dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain117 . Miles dan Huberman membagi analisis data dalam penelitian

kualitatif ke dalam tiga tahap yaitu, kodifikasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Kodifikasi data merupakan tahap pengkodingan terhadap data. Peneliti memberikan kode interpretasinya terhadap penanggalan catatan lapangan/dokumen, dengan pemberian nama atau tema dari hasil penelitian. Penyajian data adalah sebuah tahap lanjutan analisis di mana peneliti menyajikan temuan penelitian berupa kategori atau pengelompokan. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu tahap lanjutan di mana

pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data118.

Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat diuraikan bahwa menurut HOS Cokroaminoto yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan ajaran ajaran Islam. Atau pendidikan yang didalamnya diajarkan ilmu agama dan ilmu umum walaupun pada hakekatnya semua ilmu itu sebenarnya satu tidak ada dikotomi. Hal ini dikandung maksud agar terbentuk manusia yang akademis tapi religius. Bahwa secara ringkas tujuan pendidikan Islam menurut HOS Cokroaminoto adalah membentuk manusia yang berpribadi muslim. Membentuk manusia Indonesia sejati, berjiwa merdeka dan bersifat demokratis serta berwawasan luas namun tetap religius dan berwawasan cinta tanah air. Prinsip pendidikannya adalah perasaan kebangsaan nasionalisme harus tetap diutamakan dalam hal mempelajari berbagai jenis ilmu pengetahuan. Jangan sampai terjadi setelah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, kita lebih barat dari orang barat itu sendiri atau lebih dari orang Arab itu sendiri.

Ilmu pengetahuan umum ilmu pengetahuan tentang keduniaan dan ilmu pengetahuan agama Islam berjalan paralel dan sebanding menurut ketentuan-ketentuan kurikuler yang diatur oleh para ahli di bidangnya masing-masing. Dengan sistem kurikuler yang sebanding ke arah tujuan ilmu pengetahuan yang hendak dicapai pada tingkatannya masing-masing, maka seorang anak didik setelah tamat pada tingkatannya masing-masing, ya tetap akan merupakan seorang muslim atau seorang muslimah yang tidak hanya menonjol dan terampil dalam bidang ilmu pengetahuan keduniaan, tetapi ia juga menonjol dan terampil dalam ilmu pengetahuan tentang agama Islam

117 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm,

274 118 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian

Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu), (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm 178-180

Page 27: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

127 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

Sistem pendidikan dan pengajaran yang harus dilaksanakan dalam lingkungan Serikat Islam menurut Cokroaminoto dapat dibagi dalam tiga tingkatan: a. Tingkat pertama terdiri dari sekolah dasar yang memerlukan waktu 6

sampai 7 Tahun Lamanya. Diperhitungkan pada usia 12 sampai 13 tahun seorang anak didik telah menamatkan sekolah dasar.

b. Tingkat kedua yaitu sekolah menengah yang memerlukan waktu belajar antara 4 sampai 5 tahun.

c. Tingkat terakhir yaitu tingkat perguruan tinggi atau universitas. Pada ketiga tingkatan itu ilmu pengetahuan umum ilmu pengetahuan

tentang keduniaan dan ilmu pengetahuan agama Islam berjalan paralel dan sebanding menurut ketentuan-ketentuan kurikuler yang diatur oleh para ahli di bidangnya masing-masing. Dengan sistem kurikuler yang sebanding ke arah tujuan ilmu pengetahuan yang hendak dicapai pada tingkatannya masing-masing, maka seorang anak didik setelah tamat pada tingkatannya masing-masing, ya tetap akan merupakan seorang muslim atau seorang muslimah yang tidak hanya menonjol dan terampil dalam bidang ilmu pengetahuan keduniaan, tetapi ia juga menonjol dan terampil dalam ilmu pengetahuan tentang agama Islam. Dengan Penghayatan dan Pengamalan terhadap prinsip-prinsip ajaran Islam yang telah dimiliki, maka jiwa raganya insya Allah akan selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Berkat iman dan taqwa kepada Tuhan yang mendasar dan mendalam sebagai seorang muslim atau muslimah yang sejati.

Ide atau cita-cita Pak Cokro itu tidak banyak diketahui orang atau kalau ada jumlahnya pun sangat terbatas. Dewasa ini ada beberapa Sekolah Islam yang telah memulainya pada tingkat sekolah dasar dan menengah tetapi jumlahnya masih sangat terbatas.

Menurut Pak Cokro Bahwa masalah kehidupan di dunia tidak dapat dipisahkan dari hubungan manusia dengan Tuhan. Karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang paling buas hasil ciptaan Allah SWT. Tanpa ikatan agama atau tanpa agama sebagai alat pengering bagi tingkah laku manusia makan manusia yang satu akan merupakan Serigala bagi manusia lainnya, dalam bahasa Latin sering disebutkan homo homini Lupus Banyak fakta membuktikan bahwa Conan justru yang paling banyak terjadi adalah di kalangan mereka yang tidak pernah atau paling sedikit mengenal agama.

Menurut Pak Cokro fungsi ilmu pengetahuan keduniaan adalah bertujuan untuk mencerdaskan otak manusia agar mereka mampu mengolah isi alam semesta untuk keperluan hidup di dunia, Sedangkan ilmu agama berfungsi menata dan mengatur tingkah laku manusia untuk menjadi manusia yang beradab, sopan dan penuh rasa kasih sayang terhadap sesama manusia lainnya dan Agama Islam memenuhi semua fungsi itu.

Dalam bidang pendidikan Sarekat Islam Cokroaminoto menempatkan agama Islam sebagai dasar falsafahnya di samping UUD 1945 dan Pancasila. Dan sebagai landasan operasional pemikiran pendidikan Cokroaminoto menempatkan Muslim Nasional Onderwijs, UU tentang sistem pendidikan

Page 28: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

128

nasional dan standar nasional pendidikan. Sebagai landasannya semua lembaga pendidikan Sarekat Islam Cokroaminoto penambah lembaga pendidikan Islam Cokroaminoto.

Pada pelaksanaan pendidikan Islam Cokroaminoto saat ini, falsafah tujuan sistem kelembagaan dan operasional kegiatan sekolah sudah menyesuaikan dengan sistem pendidikan nasional sebagaimana yang digariskan oleh undang-undang tentang pendidikan nasional dan standar nasional pendidikan.

Lembaga pendidikan yang dikelola oleh Sarekat Islam Cokroaminoto saat ini ada dua jenis sekolah yaitu yang bersifat umum tk-sd-smp SMA dan SMK dengan pembinaan dari kementerian pendidikan dan Kementerian Pendidikan Nasional dan sekolah keagamaan DA, MI, dan MTs dan MA dengan pembinaan di bawah Kementerian Agama dengan mengembangkan kurikulum agama Islam dan ke organisasian.

Kesimpulan

Sebagai penutup tesis ini penulis ingin mengemukakan beberapa pokok persoalan penting yang akan penulis sajikan dalam kesimpulan sebagai berikut:

Menurut HOS. Cokroaminoto yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan ajaran-ajaran Islam. Atau pendidikan yang di dalamnya diajarkan ilmu agama dan ilmu umum, walaupun pada hakikatnya semua ilmu itu sumbernya satu, tidak ada dikotomi. Hal ini dikandung maksud agar terbentuk manusia yang akademis tetapi religius. Bahwa secara ringkas tujuan pendidikan Islam menurut HOS. Cokroaminoto adalah membentuk manusia yang berpribadi muslim. membentuk manusia Indonesia sejati, berjiwa merdeka, bersifat demokratis dan berwawasan luas, namun tetap religius dan berwawasan cinta tanah air. Prinsip pendidikannya adalah Perasaan kebangsaan (nasionalisme) harus tetap diutamakan dalam hal mempelajari berbagai jenis ilmu pengetahuan. Jangan sampai terjadi setelah kita mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, kita lebih Barat dari orang Barat sendiri, atau lebih Arab dari orang Arab sendiri. 1. Prinsip-prinsip pemikira pendidikan Islam HOS Cokroamioto adalah:

a. Harus berprinsip itegrasi dan keseimbangan b. Harus Ditanamkan Budi Pekerti Utama Atau Akhlak c. Harus Ditanamkan Hidup Sederhana d. Harus Ditanamkan Rasa Cinta Tanah Air (Nasionalisme) e. Harus Ditanamkan Sifat Keberanian f. Akal Manusia Harus Dicerdaskan g. Harus Ditanamkan Sifat Kemandirian h. Harus Berprinsip Non Kooperatif

2. Kelembagaan pada pendidikan formal yang harus ditempuh oleh peserta didik menurut muslim nasional onderwijs adalah a. Lagger onderwijs (untuk tingkat awal) b. Middlebaar onderwijs (untuk tingkat menengah) c. Haager onderwijs (untuk tingkat perguruan tinggi)

Page 29: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

Danang Dwi Prasetyo

129 ŚALIĤA | Vol I No. 2, Juli 2018

Daftar Pustaka

Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 1993

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu), Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Ahmad, Amrullah, Identifikasi Problem Syarikat Islam Sebagai Organisasi

Dakwah, (Makalah yang disampaikan dalam Pelatihan Nasional Sistem dan Manajemen Dakwah Se-Jawa pada tanggal 14-18 Oktober 1997)

Amelz, H.O.S. Tjokroaminoto Hidup dan Perjuangannya, Jakarta: Bulan

Bintang,1952 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Syarikat Islam, Jakarta: LTSI,

1996 Azra, Azyumardi, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta:

Logos Wacana Ilmu, 1998 Basuki, Dinamika Pendidikan Islam Syarekat Islam di Jawa Tengah, Desertasi

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2008 Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang-undang Republik Indonesia No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sekjen Depdiknas, 2003

Gani, MA, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, Jakarta: Bulan

Bintang, 1984 J Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000 Mansur, Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, Jakarta: Pustaka Pelajar,

2004 Mansyur, Diskursus Pendidikan Islam, Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2011 Muhaimin, Pemikiran Pendidikann Islam Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar

Operasionalisasinya, Bandung: Trigenda Karya, 1993

Page 30: Konsep Pendidikan Islam Perspektif HOS Tjokroaminoto …

ŚALIĤA | Jurnal Agama Islam dan Ilmu Pendidikan

Pendidikan Hak Asasi Manusia

130

Rahmarina, Pendekatan Dakwah Sarekat Islam Cabang Banjarnegara Periode 1992

1997, Skripsi, Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1998 Sanjaya, Wina, Penelitian Pendidikan. Jenis, Metode dan Prosedur, Jakarta:

Kencana,2013 Sigarimbun dan Sofian Efendi, Masri, Metodologi Penelitian Survei Jakarta:

LP3ES, 1981 Sujadi, Abdurrahman, Muslim National Onderwijs, Banjarnegara: YPI

Cokroaminoto, 2002 Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009 Tjokroaminoto, Harsono, Mengikuti Jejak Ayahku, Jakarta: Arnas, 1978 Tjokroaminoto, HOS, Tafsir Program Asaz dan Program Tandhim Partai Syarikat

Islam Indonesia (PSII), cet IX, Jakarta: Lajnah Tanfidziyah PSII, 1958 Tjokroaminoto, HOS, Tarich Agama Islam – Riwayat dan Pemandangan atas

Kehidupan Nabi Muhammad SAW, Bulan Bintang, Jakarta: 1955