konsultasi publik kajian ... -...
TRANSCRIPT
KONSULTASI PUBLIK KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RAPERDA RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS PANTAI
UTARA JAKARTA
Tuty KusumawatiKepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta
Jakarta, 10 Maret 2017
1
ISI PAPARAN
2. Substansi Raperda RTR KS Pantura
1. Dasar Hukum dan Proses Penyusunan Raperda
4. Kondisi Lingkungan Pantai Utara Jakarta
5. Integrasi Substansi KLHS ke dalam Kebijakan, Rencana dan/atau Program
3. Dasar Penyusunan KLHS Raperda Pantura
6. Manfaat Reklamasi
GAGASAN REKLAMASI
• Degradasi kualitas lingkungankawasan Pantura Jakarta
• Keterbatasan lahan di Jakarta untukmenampung perkembangan kota
• Pengendalian perkembangan ke arahSelatan Jakarta yang berfungsisebagai kawasan resapan air
• Orientasi pembangunan di PanturaJakarta belum menuju water front development
• Mewujudkan Kawasan StrategisPantura Jakarta sebagai Water Front City melalui reklamasi danrevitalisasi
LATAR BELAKANG MASALAH GAGASAN
Dalam RTRW, salahsatu pengembanganJakarta ditetapkan ke
arah utara
• Meningkatkan kualitaslingkungan daratan (pantailama) Jakarta melalui skemaSubsidi Silang
PERJALANAN DASAR HUKUM PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS PANTURA
▪ Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta
▪ Perda No. 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan
Rencana Tata Ruang Kawasan Pantura Jakarta
▪ SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 1090 Tahun 1996 tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Badan Pengendali Reklamasi Pantura Jakarta
▪ Kepmeneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas No.
KEP.920/KET/10/1997 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan
Pantai Utara Jakarta
▪ SK. Gubernur KDKI Jakarta No. 220 Tahun 1998 tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Badan Pelaksana Reklamasi Pantura Jakarta (jo. SK. Gub. No.
972 Tahun 1995)
▪ Perda No. 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI
Jakarta
▪ SK. Gubenur KDKI Jakarta No. 138 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Reklamasi Pantai Utara Jakarta
▪ Perpres Nomor 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan
Jabodetabekpunjur
▪ Persetujuan KLHS Teluk Jakarta oleh Kementerian LH (Disepakati oleh 3
provinsi: DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten)
▪ Perda Nomor 1 tahun 2012 tentang RTRW 2030
▪ Pergub Nomor 121 tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan
Reklamasi Pantura Jakarta
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2008
2012
2011
4
RTRW
Jakarta 2030
1. Mengatur seluruh
wilayah Jakarta
2. Struktur Ruang:
skala Primer dan
Sekunder
3. Pola Ruang digit 2
dan 3
4. Ketentuan Umum
Peraturan Zonasi
5. Skala Peta 1:50.000
dan 1:20.000
1. Mengatur seluruh
wilayah adm Jakarta
kecuali reklamasi 17
Pulau Pantura
2. Struktur Ruang: skala
Tertier (Kelurahan dan
Kecamatan)
3. Pola Ruang digit 4
4. Detail Peraturan
Zonasi
5. Skala Peta: 1:5000
1. Mengatur kawasan reklamasi
17 Pulau, dari pantai lama
daratan Jakarta s.d
kedalaman laut – 8m
2. Struktur Ruang Primer dan
Sekunder
3. Pola Ruang digit 4
4. Detail Peraturan Zonasi
5. Skala peta 1:5.000 secara
kawasan dan per pulau
Reklamasi
RDTR dan
Peraturan Zonasi
RTR Kawasan Strategis
Pantura Jakarta
DOKUMEN PERENCANAAN RUANG UNTUK KAWASAN PESISIR JAKARTA
RZWP3K
1. Pembagian Alokasi
Ruang Perairan
2. Kebijakan, strategi
dan arahan
pengembangan
pada setiap zona
perairan
3. Kegiatan yang
diperbolehkan/tidak
diperbolehkan di
setiap zonasadasd
5
PROSES PENYUSUNAN RAPERDA RTR PANTURA JAKARTA DAN KLHS
Mulai Replanning Pantura:
• Penentuan Bentuk dan Koordinat Pulau-Pulau Reklamasi
• KLHS Teluk Jakarta disusun oleh MenLH
• Mengkomodir Kawasan Strategis Pantura Jakarta pada RTRW
2030
• Penyusunan Naskah Akademis untuk RTR Kawasan Strategis
Pantura Jakarta
2011
2012• Lanjutan penyusunan Naskah Akademis
• Penyusunan Konsep Struktur dan Pola Ruang untuk Raperda
RTR Kaw. Strategis Pantura
• Penetapan Kaw. Strategis Provinsi Pantura Jakarta pada RTRW
2030
• Penerbitan Pergub Nomor 121 Tahun 2012 sebagai bridging s.d
Raperda RTR Kawasan Strategis Pantura selesai disusun
2013• Koordinasi dengan pakar dan stakeholders terkait untuk
lanjutan penyusunan konsep struktur dan pola ruang
• Penyusunan konsep kelembagaan
• Penyusunan Legal Drafting Raperda RTR Kawasan
Strategis Pantura
2014 • Koordinasi dengan pakar dan stakeholders terkait untuk pemantapan
detail struktur dan pola ruang per pulau
• Penyesuaian struktur dan pola ruang dengan ketentuan yang berlaku
• Penggambaran peta skala 1:5000 dan tabel intensitas
• FGD dan Seminar untuk penjaringan
aspirasi dilaksanakan pada tanggal 22
/11, 29/11 dan 5/12
• Mengundang Pemprov, Pem. Pusat,
BUMN/BUMD, LSM, Perguruan Tinggi,
Pengembang, unsur Masyarakat terkait
• FGD dan Seminar untuk penjaringan
aspirasi tanggal 17/12 dan 19/12
• Mengundang Pemprov, Pem. Pusat,
BUMN/BUMD, LSM, Perguruan Tinggi,
Pengembang, Unsur Masyarakat terkait
• Sosialisasi Raperda kepada SKPD
dilaksanakan pada 23/12/2014
6
2015
• Lanjutan Koordinasi dengan pakar dan stakeholders
terkait untuk sosialisasi penyesuaian desain yang
dilakukan
• Finalisasi penggambaran peta skala 1:5000
• Finalisasi legal drafting dan seluruh lampiran tabel
dengan tingkat kedetailan rencana setara dengan
RDTR dan PZ daratan
• Konsultasi publik pada tanggal 22 Oktober 2015 dan
Koordinasi akhir dengan pakar dan stakeholder pada
tanggal 11 November 2015
• Penyampaian Raperda RTR KS Pantura
kepada DPRD Prov DKI Jakarta pada tanggal
16 November 2015
• Koordinasi dengan Prov. Jabar, Kab. Bekasi (5
Juni 2015), Prov Banten, dan Kab Tangerang
(17 November 2015).
• Tahap pertama BKPRN 12 Desember 2015 di
Kemenko Perekonomian dan pembahasan
teknis substansi 14 Desember 2015 di
Kementerian ATR
2016 • Pembahasan awal dengan Badan Informasi
Geospasial pada tanggal 12 Januari 2016 dan 10
Februari 2016
• Pembahasan raperda di Badan Legislatif Daerah
DPRD DKI Jakarta, direncanakan akan
diselenggarakan rapat paripurna persetujuan pada
tanggal 25 Februari 2016
• Pembahasan BKPRN dalam rangka persetujuan
substansi pada tanggal 1 Februari 2016.
• Pernah direncanakan Paripurna DPRD pada tanggal
25 Februari 2016 namun tidak terlaksana.
• Pada akhir bulan Maret 2016 pembahasan RTR KS
Pantura dihentikan.
• Pembentukan Komite Bersama reklamasi
dikoordinasikan oleh Kemenko Maritim pada bulan
April 2016.
• Pada bulan Mei keputusan Menteri LHK
nomor 354, 355, dan 356 tentang sanksi
administrasi penghentian sementara
reklamasi.
• Penyusunan KLHS Pantura diawali dengan
Konsultasi Publik Isu Strategis pada bulan
Juni 2016.
• KLHS selesai disusun pada Desember 2016
• Proses penjaminan kualitas KLHS dimulai
pada bulan Januari 2017 sampai sekarang
7
PROSES PENYUSUNAN RAPERDA RTR PANTURA JAKARTA DAN KLHS
ISI PAPARAN
2. Substansi Raperda RTR KS Pantura
1. Dasar Hukum dan Proses Penyusunan Raperda
4. Kondisi Lingkungan Pantai Utara Jakarta
5. Integrasi Substansi KLHS ke dalam Kebijakan, Rencana dan/atau Program
3. Dasar Penyusunan KLHS Raperda Pantura
6. Manfaat Reklamasi
ISI RAPERDA RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA
- Terdiri dari 20 Bab, 138 Pasal, lampiran peta dan tabel yang menjelaskan secara rinci
struktur dan pola ruang per pulau dan ketentuan pendukungnya
- Tingkat kedalaman adalah rencana detail yang setara dengan Perda Nomor 1 Tahun
2014 tentang RDTR dan Peraturan Zonasi
- Isi Bab sbb:
Bab I : Ketentuan Umum
Bab II : Wilayah Perencanaan
Bab III : Kebijakan, Tujuan, Strategi
Bab IV : Kedudukan dan Jangka Waktu
Bab V : Arahan Pengembangan
Bab VI : Rencana Struktur Ruang
Bab VII : Rencana Pola Ruang
Bab VIII : Rencana Pemanfaatan Ruang
Bab IX : Peraturan Zonasi
Bab X : Perizinan dan Rekomendasi
Bab XI : Insentif dan Disinsentif
Bab XII : Pembangunan dan
Kerjasama
Bab XIII : Hak, Kewajiban dan Peran
Masyarakat
Bab XIV : Hak Keberatan
Bab XV : Pembinaan dan Pengawasan
Bab XVI : Sanksi Administratif
Bab XVII : Penyidikan
Bab XVIII : Ketentuan Pidana
Bab XIX : Ketentuan Peralihan
Bab XX : Ketentuan Penutup
9
KEDUDUKAN RAPERDA RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA
10
1 Merupakan amanat Perda No. 1 Tahun 2012 tentang
RTRW DKI Jakarta 2030
2Berlakunya Perda RTR Kawasan Strategis Pantura akan
mencabut/menggantikan Perda No. 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan RTR Kawasan Pantura Jakarta
3Mengatur rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi
setiap pulau
(Perda No. 1 Tahun 2014 tentang RDTR dan Peraturan Zonasi
tidak mengatur pulau hasil reklamasi)
4Sebagai acuan dalam penyusunan Panduan Rancang Kota (PRK)/UDGL setiap pulau hasil reklamasi
PETA BENTUK PULAUKAWASAN STRATEGIS PANTURA
11
Sub Kawasan Tengah276
Ha 312
Ha 284
Ha
190
Ha161
Ha
63
Ha
405
Ha316
Ha
447
Ha
587
Ha
379
Ha
344
Ha
463
Ha
369
Ha
K
Berbatasan denganKab. Tangerang Berbatasan
dengan Kab. Bekasi
Sub Kawasan Barat
Sub Kawasan Timur
79
Ha
380
Ha
Terciptanya Kawasan Strategis Pantai UtaraJakarta yang berfungsi sebagai pusatperekonomian baru yang berbasis kegiatansektor jasa dan ekonomi kreatif berkelasdunia untuk mendorong pertumbuhanekonomi sekaligus menjaga keseimbanganekologis;
Terciptanya Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta yang pengembangannya berorientasipada konsep kota tepi laut (waterfront city) dengan fokus pada penyediaan fasilitas ruangpublik berkualitas prima;
Terwujudnya pembangunan danpengembangan Kawasan Strategis Pantai UtaraJakarta yang bersifat mandiri;
Terwujudnya penataan kembali daratan pantaiutara Jakarta dan pengembangan KawasanStrategis Pantai Utara Jakarta yang memperhatikan kualitas lingkungan; dan
Terciptanya sistem pengelolaan KawasanStrategis Pantai Utara Jakarta yang terintegrasidan berkelanjutan.
TUJUAN PEMBANGUNANKAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA
1
2
3
4
512
PUSAT PEREKONOMIAN BARU BERKELAS DUNIA DAN MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGIS : FUNGSI SUB-KAWASAN
Sub Kawasan Barat
Sub Kawasan Tengah
Sub Kawasan Timur
Fungsi Sub Kawasan Barat:perumahan horizontal danvertikal, didukung dengan
pengembangan perkantoran, perdagangan dan jasa, danpariwisata secara terbatas
KKOP Bandara Soetta, Kawasan Lindung (Suaka Margasatwa, Cagar Alam
dan Mangrove).
Fungsi Sub Kawasan Tengah:perkantoran, perdagangan dan jasa,
MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions), dan
pariwisata yang dikembangkandengan intensitas tinggi sertadidukung dengan penyediaan
perumahan horizontal dan vertikal
Pusat Kegiatan Primer (RTRW 2030), Terhubung dengan PK
Primer lainnya
Fungsi Sub Kawasan Timur:pelabuhan laut yang terintegrasi
dengan kawasan industri, logistik,utilitas, pergudangan,
didukung perumahan vertikal dan perkantoran, perdagangan, dan jasa
sebagai penunjang.
Pelabuhan Tanjung Priok, KES Marunda, dekat Kawasan Industri & Pergudangan
13
ISI PAPARAN
2. Substansi Raperda RTR KS Pantura
1. Dasar Hukum dan Proses Penyusunan Raperda
4. Kondisi Lingkungan Pantai Utara Jakarta
5. Integrasi Substansi KLHS ke dalam Kebijakan, Rencana dan/atau Program
3. Dasar Penyusunan KLHS Raperda Pantura
6. Manfaat Reklamasi
DASAR PENYUSUNAN KLHS RTR KS PANTURA
15
1 KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR SK.356/MENLHK/SETJEN/KUM.9/5/2016
2 PERATURAN PEMERINTAH NO 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KLHS
Pasal 2 Ayat (1)
“Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untukmemastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasardan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencanadan/atau program.”
Ayat (2)“KLHS wajib dilaksanakan dalam penyusunan atau evaluasi: Rencana tataruang wilayah beserta rencana rincinya, RPJP Nasional, SPJP daerah,RPJM Nasional dan RPJM Daerah.”
Penghentian Sementara Seluruh Kegiatan Pulau 2B (C), Pulau 2A (D), dan Pulau G serta Pembatalan rencana Reklamasi Pulau 1 (E) di Pantai Utara Jakarta
Menugaskan Gubernur Provinsi DKI Jakarta menerbitkan perubahan Izin Lingkunganberdasarkan perubahan Dokumen Lingkungan kegiatan reklamasi dan peruntukan diatasnya Pulau 2B (C), Pulau 2A (D) dan Pulau G, dan mengeluarkan rencana Pulau 1 (E)dari lingkup kajian, yang mencakup unsur –unsur antara lain: Integrasi KajianLingkungan Hidup Strategis (KLHS).
ALTERNATIF PENYEMPURNAAN
KRP
PROSES PENYUSUNAN KLHS
16
REKOMENDASI PERBAIKAN KRP
IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS LINGKUNGAN
KAJIAN PENGARUH KRP TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN HIDUP
WILAYAH
PROSES PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA
RUANG KS PANTURA (KRP)
KRP YANG MENGINTEGRASIKAN
PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
KLHS
ISI PAPARAN
2. Substansi Raperda RTR KS Pantura
1. Dasar Hukum dan Proses Penyusunan Raperda
4. Kondisi Lingkungan Pantai Utara Jakarta
5. Integrasi Substansi KLHS ke dalam Kebijakan, Rencana dan/atau Program
3. Dasar Penyusunan KLHS Raperda Pantura
6. Manfaat Reklamasi bagi Pemprov DKI Jakarta
Ekoregion Daratan
• Karakteristik daratanmemiliki kerawanan yang tinggi terhadap terjadinyabanjir/genangan karenatanahnya sulitmeresapkan air/jenuh air serta kerawanan terhadaprob.
• Ekoregion Pasang SurutBerlumpur karena masihdipengaruhi oleh pasangsurut air laut sebenarnyasangat sesuai untuktumbuh berkembangnyatanaman mangrove yang secara alami memilikifungsi sebagai pemecahombak atau menahanrob.
KONDISI LINGKUNGAN
19
Penurunan Muka Tanah (2000-2014)
• Faktor yang paling dominan dalampenurunan muka tanah di Jakarta adalah konsolidasialamiah batuan/ tanahsetempat dan konsolidasinon alamiah akibat bebanbangunan dan lainnya.
• Pengambilan air tanahmenjadi penyebab lainnyameskipun bukan kontribusiutama penyebabpenurunan tanah.
KONDISI LINGKUNGAN20
Ekosistem Lindung - Mangrove
• Vegetasi mangrove yang relatif masih cukup lebatditemukan di MuaraAngke, Pulau Rambut, Muara Gembong, Delta Cimanuk Karawang, beberapa lokasi sepanjangjalan tol Sedyatmo
• Adapun permasalahanyang menonjol sebagaipenyebab kerusakanmangrove di wilayah DKI Jakarta adalah abrasi danpencemaran air olehlemak dan minyak.
KONDISI LINGKUNGAN
21
Kondisi Kawasan Kumuh
Kab/Kota Berat Sedang Ringan Sangat Ringan Jumlah
Kep. Seribu 0 0 0 5 5
Jakarta Selatan 0 2 8 24 34
Jakarta Timur 2 3 9 18 32
Jakarta Pusat 0 8 26 8 42
Jakarta Barat 1 4 29 21 55
Jakarta Utara 2 7 23 21 55
Total 5 24 95 99 223
• Hampir semua kecamatandi wilayah pantai utaraJakarta memiliki daerahkumuh. Kel. Kalibaru, Sunter Jaya dan KebunBawang merupakan lokasidaerah kumuh paling besarpenduduknya.
• Jumlah bangunan yang adasementara di daerahkumuh sebanyak 21.302 unit rumah, dengandistribusi terbesar di desaSunter Agung, Sunter Jaya, dan Kalibaru.
• Jumlah rumah tangga di daerah kumuh daerahsebesar 24.482 RT atausekitar 97.932 orang.
Sumber: BPS Prov. DKI Jakarta, 2013
22
KONDISI LINGKUNGAN
Geologi Perairan (Blank Zone)
KONDISI LINGKUNGAN
23
• Hasil penafsiran rekamanseismic resolusi tinggi diTeluk Jakarta menunjukkanterdapat banyak zona-zonakosong atau blank zoneyang diperkirakanmerupakan sedimen sangatlunak (lanau lempungan –lanau) atau gas biogenicyang sudah tertimbun.
• Wilayah –wilayah blankzone ini perlu diperhatikandalam kaitannya denganrencana reklamasi karenazona-zona tersebut dapatmengakibatkan amblesanyang berbahaya untukpembangunan infrastruktur.
Boreholes1-1’
2’-2
Layer N SPT
1.1.1 & 1.1.2 < 2.0
2.1 2-6
2.2a/b 6-15
3.1.1 & 3.1.2 15-30
3.2 >30
Survei Lapisan Tanah Dasar Laut
KONDISI LINGKUNGAN
Sumber: Sawarendro, 2017
Lokasi Kampung Nelayan dan Sentra Perikanan
KONDISI LINGKUNGAN
25
NO KETERANGAN JUMLAH
1 Nelayan :
➢ DKI
➢ Non DKI
2.167 orang
23.041 orang
2 Kapal 0 – 5 GT
Kapal 6 – 10 GT
Kapal 11 – 30 GT
Kapal 31 – 60 GT
Kapal >60 GT
1.488 kapal
96 kapal
1.066 kapal
1.565 kapal
102 kapal
3 Tenaga Kerja
➢ DKI
➢ Non DKI
1.842 orang
1.542 orang
Sumber: DKPKP
Budidaya Keramba dan Kerang Hijau
• Komoditas Kerang Hijaumenjadi salah satukomoditas yang memilikinilai ekonomi yang sangattinggi dan telah menjadikomoditas terkemuka di pantai utara Jakarta.
• Area pembudidayaankerang hijau meliputiwilayah Cilincing, Marunda, dan Kalibaru dengan jumlahpembudidaya kerang hijausebanyak 1.556 orang meliputi 382 orang pemilikdan 1.194 orang pekerja.
• Budidaya kerang telahdilarang oleh PemerintahDKI Jakarta karena keranghijau yang dibudidayakansaat ini telah tercemar dantidak lagi aman untukdikonsumsi olehmasyarakat.
KONDISI LINGKUNGAN
27
Infrastruktur dan Bangunan Penting
• Fasilitas strategisyang ada di PantaiUtara Jakarta berupalokasi Pelabuhan(hingga skalainternasional), fasilitas pengelolaanikan, kantorpemerintahan sertapelayanan public lainnya.
• Selain itu terdapatbangunan cagarbudaya yang sudahditetapkan RTRW 2030 yaitu kawasanKota Tua dan Rumahsi Pitung. KawasanKota Tua mencakupkawasan SundaKelapa, Pasar Ikan, Luar Batang, Kali Besar, Taman Fatahilah danGlodok.
KONDISI LINGKUNGAN
28
ALUR PELAYARAN, JARINGAN PIPA DAN KABEL LAUT
Perairan teluk Jakarta memiliki berbagai fungsi antara lain:• Sebagai alur pelayaran kapal skala besar dari dan ke pelabuhan utama Tanjung Priok dan
pelabuhan pendukung lainnya• Sebagai alur pelayaran kapal nelayan yang bersandar di pesisir daratan DKI Jakarta • Jalur kabel dan pipa gas bawah laut
KONDISI LINGKUNGAN
Sumber Peta: Pushidros TNI-AL
29
ISI PAPARAN
2. Substansi Raperda RTR KS Pantura
1. Dasar Hukum dan Proses Penyusunan Raperda
4. Kondisi Lingkungan Pantai Utara Jakarta
5. Integrasi Substansi KLHS ke dalam Kebijakan, Rencana dan/atau Program
3. Dasar Penyusunan KLHS Raperda Pantura
6. Manfaat Reklamasi
MATERI MUATAN KLHS
31
Melakukan Review Kembali Bentuk, Luas, dan LetakPulau Reklamasi serta Lebar Kanal
Keppres 52 tahun 1995 Perda No 8 Tahun 1995
RTRW DKI Jakarta 2010Raperda RTR KS Pantura
Paramater yang menentukan bentuk, luas, dan letak pulau: alur kapal,ketentutan tentang batas kedalaman laut dan lebar kanal, instalasi pipadan kabel laut, sedimentasi 13 sungai, infrastruktur penting di pesisir
MATERI MUATAN KLHS
Integrasi NCICD dengan Reklamasi Pantura
32
Pemerintah pusat (Bappenas) sedang melakukan revisi konsep NCICD yang terintegrasidengan rencana Reklamasi Pantura.
Draft konsep integrasi tersebut membagi tahapan pengembangan NCICD menjadi 3 tahap,yaitu:a. Tahap Darurat (D), masa konstruksi 2017-2019, memberikan keamanan hingga tahun 2025;b.Tahap Menengah (M), masa konstruksi 2019-2025, memberikan keamanan jangka panjang
hingga 2040 jika upaya pencegahan penurunan tanah dapat dilakukan;c. Tahap Optimal (O), masa konstruksi 2030-2040, diperlukan hanya jika penurunan tanah
tidak dapat dihentikan.
Setiap tahap pengembangan di atas memiliki prakondisi yang harus terpenuhi.
Konsep pengintegrasian NCICD dengan Reklamasi ini belum mendapatkan keputusan danperlu dipaparkan di Rapat Terbatas Presiden.
Untuk itu, integrasi NCICD ke dalam rencana reklamasi yang dapat dilakukan saat ini terbatashanya pada Tanggul A NCICD yang telah terbit Keputusan Gubernur No.1685/2015 tentangTrace Indikatif Tanggul A NCICD. Konsep integrasi ini telah menjadi pertimbangan dalampenyusunan KLHS.
1
2
3
4
5
Tahang
6775 m
Kamal
980 m
Tanjungan
2059 m
PT KNI
3820 m
Cengkareng
7563 m
Angke/BKB/
Adem 8826
m
K. Ancol
1837 m
Cakung D.
12040 m
Blencong
4983 m
BKT
3413 m
PT KNI
2873 m
TIC
3837 m
DKI
362 m
Angke
446 m
BBWS CC
1800m
BBWS CC/
DKI 3058 m
PT PJA
7192 m
Bogasari
1082 m
TPCT
952 mTangerang
580m
PLN M. Karang
756 m
A. Podomoro
773 m
PT Intiland
1499 m
N. Zahman
1267 m
Pelindo SK
4541 m
Pelindo TP
5179 m
PT DKB
923 m
Port Kalibaru
434 m
M. Karang
1336 m PT PJA
1596 m
BBWS CC
2700 m
DKI
457m
KBN
3667m
Marunda Ctr
2857 m
PLN M Tawar
1267 m
Bekasi
6659 m
Tanggul Pesisir Tahap A NCICD berdasarkan Kepgub 1685 Tahun 2015
Tanggul Muara Sungai
Tanggul Laut
GARIS PANTAI MUARA SUNGAI PANJANG TANGGUL
(M) (M) (M)
19.145 37.285 56.430
a. WILAYAH DKI 11.906 30.510 42.416
b. WILAYAH BEKASI 6.659 - 6.659
c. WILAYAH TANGERANG 580 6.775 7.355
43.487 20.359 63.846
a. WILAYAH DKI 35.526 20.359 55.885
b. WILAYAH BEKASI 4.124 - 4.124
c. WILAYAH TANGERANG 3.837 - 3.837
TOTAL 62.632 57.644 120.276
2. SWASTA, BUMN/BUMD
STAKEHOLDER
1. PEMERINTAH (BBWS CC DAN DKI)
Keterangan:: tanggul di pantai publik: tanggul di pantai private: tanggul sungai trase publik: tanggul sungai trase private
PT KNI
11252 m
Tanggul Laut Panjang (m)
Total 62.632
Pemerintah (DKI & BWSCC) ± 25 % 15.658
Private ± 75 % 46.974
Hasil Perencanaan ± 30 % 19.145
Penanganan Tanggul Laut
Trace Indikatif
33
PENGARUHDapat menyebabkan kerusakan lingkungan di lokasipenambangan
INTEGRASI KE DALAM KRP
FAKTA Reklamasi Pantura membutuhkan material urugan denganvolume yang besar
MATERI MUATAN KLHSMelakukan Kajian Amdal Pada LokasiPengambilan Material Reklamasi
• Dalam persetujuan Prinsip reklamasi telah ditetapkan beberapa persyaratan mengenai AMDALyaitu salah satunya Amdal sumber material urugan. Pengembang yang akan mengambilmaterial urugan dari suatu lokasi penambangan harus menunjukkan dokumen perijinanpenambangan material (konsesi penambangan, Amdal, dll) sehingga dampak kerusakanlingkungan di lokasi penambangan dapat dimitigasi.
• Terkait dengan pengawasan, akan diatur dalam KRP yang menetapkan Tim Pemprov. DKIJakarta yang bertugas melakukan pengawasan terhadap Rencana Kawasan Strategis Panturatermasuk pelaksanaan Amdal, baik Amdal pulau reklamasi maupun amdal pengambilansumber material urugan.
34
Syarat di dalam
Persetujuan Prinsip
Reklamasi
Amdal di lokasi sumber
material urugan
MATERI MUATAN KLHS
36
Pengaturan Kembali Pola Ruang dan IntensitasBangunan (Isu Strategis Blank Zone)
Blank Zone memberikan indikasi perlunya kehati-hatian perencanaan
pembangunan pada level yang lebih mikro/ detail.
Peraturan Gubernur 146/2014 tentang Pedoman Teknis dan Pelayanan
Perizinan Prasarana Reklamasi Kawasan Strategis Pantai Utara
Jakarta
Penetapan pola ruang dan
intensitas bangunan pada
RTR KS Pantura Jakarta,
merupakan intensitas
maksimal yang
diperbolehkan.
PERTIMBANGAN 1. proyeksi jumlah
penduduk,
2. kebutuhan prasarana
minimal,
3. skyline bangunan, dll.
Selain Peraturan Gubernur 146/2014, serangkaian mekanisme asesmen dan perijinan pemerintah terhadap pola ruang dan intensitas bangunan dilakukan untuk menjamin
keamanannya.
PerGub DKI Jakarta No. 121/2012
BUMD / Mitra Pemegang Izin Reklamasi
Izin Prinsip
Kajian Hidrodinamika
Kajian Penanggulangan Banjir
Kajian Dampak Pemanasan Global
Kajian Material Reklamasi
Perancangan Teknis Reklamasi
Batas reklamasi Standar keamanan
Pengendalian banjir
Kajian AMDAL Reklamasi
Izin Membangun Prasarana Reklamasi
Izin Pelaksanaan Reklamasi
Perda DKI Jakarta tentang RTR KS Pantura Jakarta
Pusat Kegiatan Jaringan Transportasi Blok, Zona/Sub-Zona Prasarana dan Sarana Peraturan Zonasi
Perancangan UDGL Setiap Pulau Reklamasi
PerGub Panduan Rancang Kota (UDGL) Setiap Pulau
Kajian AMDAL Pemanfaatan Ruang Pulau
Izin Pemanfaatan Ruang Pulau
Izin Lingkungan Reklamasi
Izin Lingkungan Pemanfaatan Ruang Pulau
Pelaksanaan Kegiatan dan Aktifitas Reklamasi
Izin Trase
IPPT
KRK
GPA
IMB
INSTRUMEN PENGENDALIAN PARA PIHAK DAN KEWAJIBAN PERIZINAN
PerGub DKI Jakarta No. 146/2014
Rancangan Perda DKI Jakarta
tentang Rencana Tata Ruang KS Pantura Jakarta
KLHS
Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur, Fasilitas, Utilitas, Bangunan,
dan Gedung
Kajian AMDAL, UKL-UPL, atau RKL-RPL untuk
Rencana Pemanfaatan Lahan Sesuai Persyaratan PUU dan Peraturan Zonasi
Izin Lingkungan Kegiatan dan/atau Usaha Tertentu
36
Mekanisme Asesmen & Perijinan Pemanfaatan Reklamasi (Jenis Perijinan)
PerGub DKI Jakarta No. 121/2012
BUMD / Mitra Pemegang Izin Reklamasi
Izin Prinsip
Kajian Hidrodinamika
Kajian Penanggulangan Banjir
Kajian Dampak Pemanasan Global
Kajian Material Reklamasi
Perancangan Teknis Reklamasi
Batas reklamasi Standar keamanan
Pengendalian banjir
Kajian AMDAL Reklamasi
Izin Membangun Prasarana Reklamasi
Izin Pelaksanaan Reklamasi
Perda DKI Jakarta tentang RTR KS Pantura Jakarta
Pusat Kegiatan Jaringan Transportasi Blok, Zona/Sub-Zona Prasarana dan Sarana Peraturan Zonasi
Perancangan UDGL Setiap Pulau Reklamasi
PerGub Panduan Rancang Kota (UDGL) Setiap Pulau
Kajian AMDAL Pemanfaatan Ruang Pulau
Izin Pemanfaatan Ruang Pulau
Izin Lingkungan Reklamasi
Izin Lingkungan Pemanfaatan Ruang Pulau
Pelaksanaan Kegiatan dan Aktifitas Reklamasi
Izin Trase
IPPT
KRK
GPA
IMB
INSTRUMEN PENGENDALIAN PARA PIHAK DAN KEWAJIBAN PERIZINAN
PerGub DKI Jakarta No. 146/2014
Rancangan Perda DKI Jakarta
tentang Rencana Tata Ruang KS Pantura Jakarta
KLHS
Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur, Fasilitas, Utilitas, Bangunan,
dan Gedung
Kajian AMDAL, UKL-UPL, atau RKL-RPL untuk
Rencana Pemanfaatan Lahan Sesuai Persyaratan PUU dan Peraturan Zonasi
Izin Lingkungan Kegiatan dan/atau Usaha Tertentu
Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi DKI Jakarta
Dinas Sumber Daya Air
Provinsi DKI Jakarta
bersama tim Pakar
Koordinasi Monitoring dan Pengawasan
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Validasi oleh Kementrian Lingkungan
Hidup dan KehutananPenjaminan Kualitas oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi DKI Jakarta
Dina s Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi DKI Jakarta
DPMPTSP dan Dinas Cipta Karya, Agraria,
dan Tata Kota Provinsi DKI Jakarta
bersama Tim Arsitektur Bangunan dan Gedung
Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi DKI Jakarta
Koordinasi Monitoring dan Pengawasan
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Mekanisme Asesmen & Perijinan Pemanfaatan Reklamasi (Instansi Penanggung Jawab)
MATERI MUATAN KLHS
39
Pengelolaan Bersama Kebutuhan Utilitasdi Pulau Reklamasi
MATERI TEKNIS RAPERDA RTR KS PANTURA
Analisa kebutuhan prasarana minimal pulau dengan konsep yang mandiri tanpa membebani daratan Jakarta
RAPERDA RTR KS PANTURA
Mengatur bahwa pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan
prasarana utilitas tersebut menjadi kewajiban pemegang ijin
reklamasi secara mandiri atau bekerjasama dengan pihak lain.
Memberikan ketentuan umum terkait sumber air baku kebutuhan
pulau, pengelolaan sampah dan air limbah.
MATERI MUATAN KLHS
40
Pengembangan Jaringan Jalan Arteri danMenghindari Persimpangan Sebidang
MATERI TEKNIS RAPERDA RTR KS PANTURAN
Dalam analisa pada materi teknis, agar konsep “tidak membebani
daratan” terpenuhi, maka diperlukan adanya jalan arteri layang
penunjang kawasan reklamasi yang dibangun di daratan pesisir
sebagai akses dari/ke pulau reklamasi.
RAPERDA RTR KS PANTURA
Telah diatur adanya jalan arteri layang penunjang kawasan reklamasi
yang dibangun di daratan pesisir sebagai akses dari/ke pulau
reklamasi, sehingga tidak membebani secara langsung pada titik
pertemuan daratan dan pulau
Diatur mengenai penggunaan moda transportasi di pulau diarahkan
untuk didominasi oleh penggunaan angkutan umum massal (60%)
berbasis jalan raya dan kereta api, serta optimalisasi penggunaan non
kendaraan bermotor
MATERI MUATAN KLHSIntegrasi Sosial ke dalam Kebijakan, Rencanadan Program Reklamasi Pantura
RAPERDA RTR KS PANTURA
Sebagian besar wilayah pulau
memiliki fungsi publik
Kontribusi 5% Lahan Reklamasi
1 Tower/ Massa Bangunan RusunUmum pada tiapSub Zona Rumah
Susun
Kegiatan informal seperti PKL
dimungkinkan
RevitalisasiKawasan Daratan
Jakarta Utara
Pengembangan Reklamasi Tidak
Eksklusif
ISU PERMASALAHAN SOSIAL DI KAWASAN PESISIR
INTEGRASI DALAM KEBIJAKAN, RENCANA, DAN PROGRAM
KETERANGAN
Nelayan pesisir melaut lebih jauhke Laut Jawa
1. Menyediakan kapal nelayan ukuran yang lebihbesar sekaligus perlengkapannya agar para nelayan pesisir dapat menangkap ikan di lepasLaut Jawa dalam waktu yang lama.
2. Peningkatan pengetahuan dan skill nelayandalam penangkapan ikan.
3. Dukungan operasional penangkapan ikan bagipara nelayan.
4. Membuat artificial fishing ground.
5. Pembekalan alih profesi nelayan.6. Peningkatan fasilitas di pelabuhan pendaratan
ikan
1. Swasta
2. Pemerintah/ Swasta
3. Swasta
4. Pemerintah/ Swasta
5. Pemerintah6. Pemerintah/
Swasta
Banjir Rob di Kawasan Permukiman Nelayan
1. Pembuatan serta penguatan tanggul pesisir.
2. Pembangunan sistem pompa.
1. Pemerintah/ Swasta
2. Pemerintah/ Swasta
Penurunan muka tanah yang terjadidi kawasan pesisir belum teratasi
Monitoring dan pembatasan penggunaan air tanahserta perluasan cakupan pelayanan air bersih.
Pemerintah
Nelayan pesisir enggan direlokasike rumah susun yang jauh daripesisir.
Membangun kawasan permukiman khusus yang mendukung kegiatan nelayan di pesisir.
Pemerintah/ Swasta
PENJABARAN LEBIH LANJUT TERHADAP INTEGRASI SOSIAL KE DALAM KEBIJAKAN, RENCANA DAN PROGRAM REKLAMASI PANTURA
42
Sumber: Analisis terhadap survey SWECO, 2016
ISU PERMASALAHAN SOSIAL DI KAWASAN PESISIR
INTEGRASI DALAM KEBIJAKAN, RENCANA, DAN PROGRAM
KETERANGAN
Polutan yang berupa sampah padatdan limbah industri mencemari lautdi sekitar pesisir pantai hinggaberdampak pada berkurangnya titiktangkapan ikan di sekitar pesisir.
1. Menyusun program pengangkutan danpengerukan sampah di pesisir secara regular dandilengkapi dengan peralatan yang memadai.
2. Mepercepat dan memperluas cakupan layananpengelolaan air limbah di kawasan peisisir danhulu.
3. Memperketat pengawasan baku mutu limbahyang dibuang oleh industri.
4. Mengkaji potensi pemanfaatan daur ulanglimbah plastik dan padat.
5. Membangun prasarana penyaringan sampah di muara sungai.
1. Pemerintah/Swasta
2. Pemerintah
3. Pemerintah
4. Pemerintah
5. Pemerintah/Swasta
43
PENJABARAN LEBIH LANJUT TERHADAP INTEGRASI SOSIAL KE DALAM KEBIJAKAN, RENCANA DAN PROGRAM REKLAMASI PANTURA
Sumber: SWECO, 2016
Sumber: Analisis terhadap survey SWECO, 2016
ISI PAPARAN
2. Substansi Raperda RTR KS Pantura
1. Dasar Hukum dan Proses Penyusunan Raperda
4. Kondisi Lingkungan Pantai Utara Jakarta
6. Manfaat Reklamasi
5. Integrasi Substansi KLHS ke dalam Kebijakan, Rencana dan/atau Program
3. Dasar Penyusunan KLHS Raperda Pantura
MANFAAT/KOMPENSASI YANG DIPEROLEH DARI REKLAMASI DIGUNAKAN UNTUK RESTORASI DAN REVITALISASI DARATAN JAKARTA
1. Manfaat yang didapat Pemprov. DKI Jakarta dari Pengembangan Kawasan StrategisPantura Jakarta berupa:
a. Kewajibanb. Kontribusi Lahanc. Tambahan Kontribusi
2. Kewajiban terdiri dari:a. penyediaan prasarana, sarana dan utilitas dasar yang dibutuhkan untuk setiap pulau;b. penyediaan infrastruktur penghubung antar pulau; danc. pengerukan sedimentasi kanal lateral dan kanal vertikal sekitar pulau reklamasi
secara berkala3. Kontribusi berupa penyerahan lahan seluas 5% dari total luas lahan HPL yang
diperhitungkan secara gross to gross4. Kontribusi lahan merupakan satu kesatuan lahan yang utuh dan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:a. dilewati oleh jalur angkutan umum massal;b. berada pada Zona selain Zona sempadan pantai, Zona Terbuka Hijau, Zona Terbuka
Biru, dan Zona Pelayanan Umum dan Sosial5. Tambahan kontribusi adalah kontribusi yang ditetapkan dalam rangka:
a. penataan kembali kawasan Utara Jakarta; danb. penataan kembali daratan Jakarta secara umum
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran, mekanisme perhitungan, prosedurpembayaran, lokasi, dan jenis pengenaan kewajiban, kontribusi dan tambahan kontribusiserta tata cara penyerahannya diatur dengan Peraturan Gubernur
44
Pulau
Potensi Manfaat
Luas Lahan Pengembangan
Baru
Penyerapan Tenaga Kerja Saat Konstruksi
Tenaga Kerja Setelah Pulau Terbangun
Sumber PembiayaanPembangunan melalui Tambahan Kontribusi
Kontribusi Lahan Milik DKI
A, B 459 Ha
380.272 Lap. Pekerjaan (Sub Kawasan Barat) **)
± Rp 48,8 Triliun ***) 107,5 Ha ***)
C, D, E 872 Ha± 1000 orang , penduduk sekitar Kel. Kapuk Muara dan Kel. Kamal
Muara *)
F 190 Ha± 300 orang, penduduk sekitar
Kel. Pluit *)
G 161 Ha± 117 orang, berasal dari
penduduk sekitar *)
H 63 Ha± 300 orang, penduduk sekitar
Kel. Pluit *)
I 405 Ha± 687 orang, berasal dari penduduk di Kel. Ancol *)
565.865 Lap. Pekerjaan (Sub Kawasan Tengah) **)
J 316 Ha
K 32 Ha± 140 orang, berasal dari
penduduk sekitar *)
L, M 1.024 Ha
N, O, P, Q 1.587 Ha282.091 Lap. Pekerjaan (Sub Kawasan Timur) **) Perlu pengaturan khusus
Perlu pengaturan khusus
TOTAL 5.119 Ha 1.228.228 Lap. Pekerjaan
Sumber:*) Dokumen AMDAL**) Materi Teknis Raperda RTR Pantura Jakarta***) Simulasi Tim Raperda RTR Pantura dalam pembahasan bersama Balegda DPRD
POTENSI MANFAAT REKLAMASI
45
1 Dermaga2 Kolam Labuh3 Resto Apung4 Instalasi Air Laut Bersih
Pasar Grosir5
6 Kios Penunjang Pasar Grosir7 Ekosistem Mangrove8 Area Parkir dan Taman9 Rusun Tematik Muara Angke
Dermaga Barang
Docking Kapal Nelayan Kecil
Dermaga Nelayan Kecil
10
11
12
Rencana Jalan TembusJalan EksistingPeningkatan Jalan
Sumur Artesis
Sumur Artesis
Pembangunan UPI
Pembangunan UPI
Rehab PHPT
Rehab DermagaRESTO APUNG
1
2
3
5
4
6
7
8
9
11
12
10
13
13 Pembangunan Jalan
PENGEMBANGAN KAWASAN TERPADU MUARA ANGKE
46