kuliah jembatan
DESCRIPTION
FFFFFTRANSCRIPT
ARCH BRIDGE
Pendidikan Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Negeri Yogyakarta
Latar Belakang
Dampak dari krisis moneter yang terjadi akhir – akhir ini ternyata juga
membawa dampak negatif pada dunia konstruksi, yakni dengan naiknya
harga bahan – bahan konstruksi khususnya besi. Dalam hal ini terjadi
kenaikan harga satuan per-meter panjang jembatan gelagar besi yang
selama sebelumnya berkisar antara Rp. 2 juta sampai Rp. 3 juta berubah
mendekati Rp. 5 juta . Jika dipaksakan penggunaan jembatan gelagar
besi, maka dikhawatirkan dana Proyek Peningkatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (P3DT) akan tersedot habis hanya untuk membangun
jembatan. Berpijak kepada prinsip dasar P3DT dimana sedapat mungkin
dana tertinggal di daerah, maka pemilihan alternatif jembatan lengkung
(arch bridge) untuk kasus-kasus tertentu akan banyak menghemat biaya.
Pendahuluan
Kelebihan jembatan pelengkung menurut Constantino
Renan (2009) “Arch Bridge dalam perbandingan menggunakan
matrik data antara tipe jembatan Cable Stayed, jembatan
Truss, jembatan Suspension and jembatan Archm
berdasarkan struktur, constructability, maintenance and
inspection, contruction Schedule Impact, aesthetics and
cost mendapatkan nilai/ skor terbaik “.
Model dapat berukuran seperti aslinya maupun dengan skala perbandingan yang lebih kecil. Untuk permodelan pada perancangan jembatan busur ini, digunakan perbandingan 1:100. Bahan yang digunakan dalam pembuatan model adalah bahan yang berbeda dengan design yang sebenarnya. Sebagai contoh, untuk struktur pelengkung, digunakan bahan rotan untuk model dan beton untuk perancangan sebenarnya. Tentunya terdapat perbedaan antara perilaku jembatan yang sebenarnya dengan perilaku model. Berikut disajikan data mekanis dari beberapa material.
Permodelan
Material Berat Jenis
(BJ) kg/m3
Modulus
Elastisitas (MPa)
Kuat (MPa)
Leleh Ultimit
Serat Karbon 1760 150.350 - 5.650
Baja A 36 7850 200.000 250 400-500
Alumunium 2723 68.947 180 200
Besi Cor 7000 190.000 - 200
Bambu 400 18.575 - 60
Kayu 640 11.000 - 40
Beton 2200 21.000-33.000 - 20-50
Rotan (sampang) 527,8 2600 32,3 57,3
Data mekanis beberapa material
Untuk reaksi tumpuan pada pelengkung sederhana dengan tumpuan sendi-sendi terdapat 4 reaksi pada kedua sendi sehingga tidak dapat diselesaikan dengan 3 persamaan yaitu ∑FH=0; ∑FV=0; ∑M=0 sehingga disebut sebagai statis tak tentu.
Agar menjadi statis tertentu, ditambahkan sendi pada batang lengkung sehingga seakan-akan menjadi dua batang yang saling menumpu di sendi. Sehingga persamaan menjadi 4 yaitu ∑FH=0; ∑FV=0; ∑M=0; ∑Ms=0. Dengan begitu, struktur menjadi statis tertentu
Model I
Shear Force
(V2-2)
Defleksi Bending Momen
(M3-3)
Axial Force
11,34 N 0,284 mm 2886,38 Nmm 121,98 N
Shear Force
(V2-2)
Defleksi Bending Momen
(M3-3)
Axial Force
12,31 N 0,417 mm 3552,44 Nmm 224,81 N
Model II
Shear Force
(V2-2)
Defleksi Bending Momen
(M3-3)
Axial Force
10,63 N 0,314 mm 2931,39 Nmm 216,64 N
Model III
Model
nomor
Ultimate
Shear Force
(V2-2)
Ulimate
Displacemen
t
Ultimate Bending
Momen (M3-3)
Ultimate
Axial Force
1 11,34 N 0,284 mm 2886,38 Nmm 121,98 N
2 12,31 N 0,417 mm 3552,44 Nmm 224,81 N
3 10,63 N 0,314 mm 2931,39 Nmm 216,64 N
Model 1
Model 2
Model 3
Deformasi (mm)
Beb
an (
N)
Dari analisa struktur didapat defleksi yang terkecil dari ketiga model didapat displacement terkecil yaitu di model pertama dengan kabel menggantung horizontal dan pelengkung berjumlah 2 di samping dek.
Metode Perakitan
Jenis fondasi yang digunakan dalam kostruksi jembatan lengkung ini adalah bore pileBerikut tahapan pengerjaan fondasi bore pile:
•Excavator mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat yang lain bisa masuk.•Pekerjaan penulangan fondasi tiang bor.•Dilakukan pengeboran dengan menggunakan mesin bor. •Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. •Pembesaran pada bagian bawah fondasi•Penempatan tulangan fondasi•Pengecoran beton
Fondasi
Abutment
Pelaksanaan pembuatan abutment dilakukan
dalam tiga tahap, yaitu pembuatan bekisting,
pembesian, dan pengecoran. Setelah bekisting
selesai dikerjakan, dilakukan pekerjaan
pembesian yang meliputi pemasangan/ pengelasan
besi WF pengikat tiang pancang. Jika semuanya
tulangan terpasang, tahap berikutnya adalah
pekerjaan pengecoran.
DECK
Pada arch bridge yang kami
rancang, menggunakan deck baja
orthogonal yang difabrikasi di luar
lokasi.
Mesin Gantries bekerja
berpasangan untuk mengangkat dan
menyesuaikannya ke segmen deck
yang telah dipasang
ARCH
Berdasarkan hasil perancangan
kelompok kami, tipe jembatan lengkung
yang kami pakai, yaitu arch bridge
concrete dengan tipe bowstring. Pada tipe
ini, pelengkung berfungsi sebagai
penghubung utama bentang jembatan.
Perakitan Arch menggunakan Cable-stayed Cantilever method for bowstring type by means towers and ropes.
• Terdiri dalam konstruksi
simultan semi- arches.
• Arch dihubungkan dari
abutment menuju ke crown,
dan dengan menggunakan
hoisting system yang akan
menghubungkan bagian antar
pelengkung, sampai konstruksi
pelengkungnya selesai.
Cable Stayed
• Dalam metode konstruksi cable-
stayed cantilever, untaian tali
baja, tali spiral, untaian kawat,
dll, dapat digunakan sebagai
cable stayed dan back cable,
dengan mesin derek atau jack
hidrolik sebagai perangkat
yang digunakan untuk
mengatur gaya yang bekerja
pada kabel.
Hanger
Jenis hubungan antara ujung
hanger dengan clamp adalah sendi
bebas, yang dibentuk dengan
memberikan konstruksi spherical
bearing pada masing – masing
penghubung.
• dari hasil perancangan dan
desain arch bridge kelompok
kami, kami memakai hanger
yang dipasang secara diagonal
yang dapat menghasilkan
defleksi yang lebih kecil dan
dapat mengurangi momen
lentur pada arch dan deck.
TAMPAK SAMPINGA
A
132.0000
22.0000
12.0000
MODEL 1
Pemotongan hanger
Panjang acuan kabel yang
digunakan dalam proses
pemotongan, dibentuk dengan
mempertimbangkan posisi/ letak
arch
Prefabrication procedure